Merk pesawat : Philips
Type : Essenta DR Compact Produksi : Germany
Kapasitas :150 kV-400 mA Tegangan input : 400-480 Volt
Additional Filter : 0 AL, 2 AL+0,2 Cu, 1AL+0,1 Cu
Pesawat rontgen ini memiliki filter inherent tersendiri jadi tidak perlu tambahan filter, dalam penelitian ini penulis menggunakan filter inherent 0 AL
Gambar 4.1 Pesawat Diagnostik X-ray Essenta DR Compact (sumber : RSUD Cibinong)
b. Alat processing Automatic prosesing c. Alat dan bahan
Gambar 4.2. Densitometer
(sumber : Lab Poltekes Kemenkes Jakarta II) b. Step wedge
c. Kaset d. Apron 2. Faktor eksposi
Tabel 4.1. faktor eksposi ( Sumber : RSUD Cibinong )
Kv mAs
66 8
66 8
3. Teknik Radiografi Proyeksi AP Erect dengan Anoda atas, Katoda bawah
a. Posisi Pasien
Pasien dalam posisi supine di atas meja pemeriksaan b. Posisi Objek
Pusatkan paha yang diperiksa ke garis tengah film c. Central ray
Tegak lurus terhadap bagian tengah kaset d. Struktur Gambaran
Gambaran hasil akan menunjukan sebuah proyeksi AP tulang paha, mencakup persendian atau pinggul.
e. Kriteria Evaluasi
Gambar 4.3. Hasil Femur
Teknik Radiografi Proyeksi AP Erect dengan Anoda kiri Katoda kanan
a. Posisi Pasien
Pasien dalam posisi supine di atas meja pemeriksaan b. Posisi objek
Pusatkan paha yang diperiksa ke garis tengah film c. Central Ray
Tegak lurus terhadap bagian tengah kaset d. Struktur Gambaran
Gambaran hasil akan menunjukan sebuah proyeksi AP tulang paha, menckup persendian atau pinggul.
e. Kriteria Evaluasi
Gambar 4.4. Hasil Femur
Untuk mengetahui pengaruh heel effect pada kualitas gambar digunakan perhitungan secara objektif Perhitungan objektif adalah objek yang bisa diukur dan dinilai, seperti kontras dan densitas dengan menggunakan alat densitometer.
1. Perhitungan secara objektif.
Dibawah ini adalah tabel nilai densitas yang diukur secara objektif pada femur dengan menggunakan Densitometer. Tabel 4.2. Nilai kontras
= 1,35
Film 2 = Dmax-Dmin = 1,48-0,13 = 1,35
Film 3 = Dmax-Dmin = 1,44-0,14 = 1,3
Tabel 4.3. Nilai kontras Nomo
= 2,32-0,13 = 2,19
Film 2 = Dmax-Dmin = 2,45-0,13 = 2,32
Film 3 = Dmax-Dmin = 1,54-0,13 =1,41
B. Pembahasan
Pada penelitian yang saya lakukan di RSUD Cibinong, pemeriksaan Os femur dilakukan dengan menggunakan proyeksi AP posisi pasien supine di meja pemeriksaan atur kolimasi pada pemeriksaan os femur dengan proyeksi AP setelah itu atur kV 66 mAs 8. Dilakukan dengan 2 metode yakni menggunakan step wedge dan tanpa menggunakan step wedge. Pada pemeriksaan os femur dengan menggunakan step wedge sebelum pemeriksaan dilakukan terlebih dahulu atur wedge filter pada kolimator penggunaan wedge filter pada penelitian ini tujuannya untuk melihat pengaruh heel efect pada kualitas gambar. Sedangkan proyeksi yang digunakan tanpa wedge filter bertujuan untuk melihat kualitas gambarnya apakah sama tanpa menggunakan wedge filter setelah di ekpose film yang menggunakan wedge filter dan tanpa wedge filter diukur densitas kontras nya dengan mengunakan densitometer yang diukur secara acak sebanyak 16 di 3 titik yang sama selesai dihitung menggunakan densitometer dihitung hasil keseluruhan titik sehingga mendapatkan hasil yang baik dan optimal.