• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II STUDIO PROSES DESA JOROK, KECAMATAN UTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II STUDIO PROSES DESA JOROK, KECAMATAN UTAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEBIJAKAN

2.1 KEBIJAKAN KABUPATEN SUMBAWA

Dalam merencanakan pengembangan suatu wilayah tentu ada peraturan serta kebijakan dari pemerintah terkait. Untuk itu Perencanaan Pengembangan Kawasan di suatu daerah harus ada pedoman agar perencanaannya tidak salah perencanaannya. Untuk itu di Kabupaten Sumbawa terdapat RTRW, RPJP, dan RPJM untuk menjadi pedoman penyusunan laporan ini.

2.1.1 KEBIJAKAN RTRW KAB. SUMBAWA 2011-2031

A. POLA RUANG

Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Sumbawa merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Sumbawa berfungsi sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten. Rencana Pola Ruang wilayah Kabupaten Sumbawa dirumuskan berdasarkan kebijakan den strategi penataan ruang Kabupaten yaitu :

 Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

 Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun;

13 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM BAB II

(2)

 Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten;

 Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten;

 Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan

 Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Rencana pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria merujuk kepada rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Sumbawa beserta rencana rincinya;

 Mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di wilayah kabupaten bersangkutan;

 Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;

 Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya.

14 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM BAB II

(3)

15 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM BAB II

(4)
(5)

B. STRUKTUR RUANG

Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistim jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional. Kebijakan tata ruang wilayah provinsi NTB secara hierarki akan melandasi penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sumbawa, yaitu melalui kebijakan pengembangan struktur ruang dan kebijakan pola pemanfaatan ruang, berdasarkan RTRW Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2031 menyangkut tentang kepentingan Kabupaten Sumbawa.

Dalam rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Sumbawa terdapat tujuan dan rencana yang sudah ditetapkan. Adapun tujuan dan rencana struktur ruang tersebut adalah :

 Mewujudkan perkotaan Samawa Rea sebagai simpul pengembangan Kabupaten Sumbawa dan percepatan Pengembangan strategis:

 Menjadikan Kabupaten Sumbawa sebagai pusat kegiatan

pengembangan kegiatan pertanian dan hortilutura;

 Mengembangkan Kabupaten Sumbawa sebagai pusat penelitian dan pembinaan usaha agribisnis peternakan, kelautan dan perikanan;

 Menciptakan pengembangan kawasan wisata alam melalui penataan, promosi, dan jaringan perjalanan wisata di pulau Moyo;

 Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan

(6)
(7)
(8)

C. KEBIJAKAN DAN STRATEGI RTRW

(1) Kebijakan Strategi pengembangan kawasan yang berbasis pertanian tanaman pangan dan hortikultura meliputi:

a. Meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan serta hortikultura melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi lahan;

b. Mengembangkan usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikultura;

c. Mengembangkan kegiatan pengolahan hasil usaha tanaman pangan dan hortikultura;

d. Mengembangkan pusat penelitian dan pembinaan usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikultura;

e. Menekan pengurangan luasan lahan sawah beririgasi;

f. Menetapkan lahan sawah abadi/lahan sawah berkelanjutan;

g. Mengembangkan sawah baru pada kawasan potensial;

h. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pertanian lahan kering; dan

i. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang produksi dan pemasaran.

(2) Kebijakan Strategi pengembangan kawasan yang berbasis peternakan, kelautan dan perikanan, dan pulau pulau kecil meliputi:

a. Meningkatkan produksi dan produktifitas peternakan, kelautan dan perikanan melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi usaha peternakan dan kelautan dan perikanan yang ekonomis;

b. Melaksanakan penataan dan penyediaan lahan usaha pengembalaan ternak (lar atau ranch);

c. Melaksanakan penataan dan pengembangan budidaya perikanan laut, tambak, danau dan sungai;

(9)

e. Mengembangkan pusat penelitian dan pembinaan usaha agribisnis peternakan, kelautan dan perikanan;

f. Mengembangkan pulau-pulau kecil untuk kegiatan konservasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, budidaya laut, pariwisata, usaha perikanan dan industri perikanan secara lestari, pertanian organik dan atau peternakan; dan

g. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang produksi dan pemasaran.

(3) Kebijakan Strategi peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agribisnis dan pariwisata meliputi:

a. Menetapkan wilayah agribisnis di Kecamatan Utan:

b. Menetapkan wilayah agroindustri di Kecamatan Sumbawa dan Kecamatan Utan;

c. Menetapkan wilayah pariwisata di Kecamatan Sumbawa, Kecamatan Utan, Kecamatan Tarano, Kecamatan Lunyuk, dan Kecamatan Moyo Hulu;

d. Mendorong percepatan pengembangan sentra industri menengah dan kecil yang memanfaatan sumber daya lokal, khususnya hasil pertanian, perkebunan, peternakan serta perikanan, termasuk untuk menunjang kegiatan wisata;

e. Mendorong percepatan pengembangan sentra industri menengah dan kecil berbasis kompetensi di kawasan perkotaan;

f. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penunjang kawasan Agribisnis, agroindustri, dan wisata; dan

(10)

(4) Kebijakan Strategi untuk pengembangan kawasan agropolitan meliputi :

a. Memberikan perluasan kawasan agropolitan Alas-Utan sebagai sebagai pusat agropolitan Kabupaten Sumbawa; dan

b. Meningkatakan sarana dan prasarana pendukung pertanian untuk meningkatakan kawasan Alas Utan sebagai kawasan pertanian.

(5) Kebijakan Strategi untuk pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tampung lahan dan aspek konservasi meliputi:

a. Mempertahankan luas kawasan lindung;

b. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;

c. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fungsi kawasan lindung;

d. Melestarikan sumber air dan mengembangkan sistem cadangan air untuk musim kemarau;

e. Memelihara kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; dan

f. Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

(5) Kebijakan Kawasan pertanian tanaman pangan dengan luas kurang lebih 300.81 Ha diarahkan untuk:

(11)

b. Pengembangan tanaman pangan dilengkapi dengan sistem irigasi teknis, beririgasi setengah teknis, beririgasi sederhana, dan tadah hujan;dan

c. Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

(6) Kebijakan Kawasan pertanian hortikultura dengan luas kurang lebih 300.81 diarahkan untuk:

a. pengembangan tanaman sayur-sayuran, buah-buahan serta biofarmaka dan tanaman hias;

(7) Kebijakan Kawasan perkebunan dengan luas 0,54 Ha diarahkan untuk :

a. pengembangan komoditi unggulan, kelapa,, kapuk, jambu mente,dan, kelapa;

b. tanaman unggulan kelapa, jambu mete di Kecamatan Sumbawa, Kecamatan Utan, Kecamatan Rhee dan Kecamatan Alas Barat;

c. tanaman unggulan kopi di Kecamatan Alas, Kecamatan Buer, Kecamatan Utan, Kecamatan Rhee, Kecamatan Batu Lanteh, dan Kecamatan Ropang;

d. tanaman pinang di Kecamatan Utan, Kecamatan Rhee, Kecamatan Batu Lanteh, Kecamatan Lape, Kecamatan Lopok, Kecamatan Ropang dan Kecamatan Lunyuk;

e. peningkatan kawasan kebun campur melalui pola pemanfaatan dengan penerapan sistem keragaman produk, sistem pergiliran di wilayah bagian timur Sumbawa dan bagian selatan Sumbawa;

(12)

Kecamatan Labangka, Kecamatan Batu Lanteh, Kecamatan Ropang, Kecamatan Lunyuk dan Kecamatan Labuhan Badas; dan

g. pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat kegiatan ekonomi, yang berlokasi di Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Labangka, Kecamatan Lenangguar dan Kecamatan Lunyuk.

(8) Kebijakan Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dengan luasan kurang lebih 0,21 Ha diarahkan untuk :

a. pengembangan sentra produksi peternakan atau kawasan ternak unggulan di Kecamatan Empang, Kecamatan Moyo Utara, Kecamatan Utan, Kecamatan Lopok, Kecamatan Utan dan Kecamatan Plampang;

b. pola pemeliharaan secara intensif dan semi intensif di wilayah sekitar kota dan kawasan barat dan kawasan timur Kabupaten Sumbawa; dan

c. pola pemeliharaan secara ekstensif dan pola kawasan dengan sistem lar di wilayah Kabupaten Sumbawa.

(9) Kebijakan Kawasan peruntukan perikanan tangkap diarahkan untuk:

a. pengembangan perikanan tangkap Sumbawa Bagian Timur meliputi Kecamatan Tarano, Kecamatan Plampang, Kecamatan Maronge dan Kecamatan Lape dengan luasan kurang lebih 137.570 Ha;

b. Pengembangan perikanan tangkap Sumbawa Bagian Tengah meliputi Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Sumbawa, Kecamatan Rhee,matan Utan Kec Kecamatan Moyo Utara dan Kecamatan Moyo Hilir dengan luasan kurang lebih 49.715 Ha ;

c. Pengembangan perikanan tangkap Sumbawa Bagian Barat meliputi Kecamatan Alas Barat, Kecamatan Alas, Kecamatan Buer, dan Kecamatan Utan dengan luasan kurang lebih 77.375 Ha; dan

d. Pengembangan perikanan tangkap Sumbawa Bagian Selatan meliputi Kecamatan Labangka dan Kecamatan Lunyuk dengan luasan kurang lebih 96.800 Ha.

(13)

a. Kawasan Minapolitan Sumbawa Bagian Timur meliputi minapolitan Rumput Laut di Labuhan Aji Kecamatan Tarano dengan luasan kurang lebih 2.950 Ha, Labuhan Sangoro Kecamatan Maronge dengan luasan kurang lebih 1.343 Ha, Labuhan Kuris Kecamatan Lape dengan luasan kurang lebih 2.700 Ha. Minapolitan Budidaya Udang di Labuhan Bontong Kecamatan Tarano dengan luasan kurang lebih 500 Ha, Sepayung dan Teluk Santong Kecamatan Plampang dengan luasan kurang lebih 1.140 Ha, Labuhan Sangoro Kecamatan Maronge dengan luasan kurang lebih 1.175 Ha, Labuhan Kuris Kecamatan Lape dengan luasan kurang lebih 550 Ha;

b. Kawasan Minapolitan Sumbawa Bagian Tengah meliputi Minapolitan Rumput Laut di perairan Tanjung Bele Kecamatan Moyo Hilir dengan luasan kurang lebih 2.375 Ha dan Pulau Medang Kecamatan Labuhan Badas dengan luasan kurang lebih 1.550 Ha.Pengembangan minapolitan Udang terletak di kawasan tambak Penyaring Kecamatan Moyo Utara dengan luasan kurang lebih 625 Ha;

c. Kawasan Minapolitan Sumbawa Bagian Barat meliputi minapolitan Rumput Laut di perairan Labuhan Mapin Kecamatan Alas Barat dengan luasan kurang lebih 1.325 Ha dan minapolitan udang di Stowe Brang Kecamatan Utan dengan luasan kurang lebih 250 Ha;

d. Kawasan Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar di Pamulung Kecamatan Labuhan Badas dengan luasan kurang lebih 15,8 Ha dan di Desa Jorok Kecmatan Utan dengan luasan kurang lebih 2,01 Ha;

e. Kawasan Pengembangan Budidaya di perairan umum di Bendungan Batu Bulan Kecamatan Moyo Hulu dengan luasan kurang lebih 183 Ha, di Bendungan Mamak Kecamatan Lopok dengan luasan kurang lebih 60 Ha, di Bendungan Tiu Kulit Kecamatan Maronge dengan luasan kurang lebih 26 Ha dan di Bendungan Gapit Kecamatan Empang dengan luasan kurang lebih 30 Ha;

(14)

sekitar pulau Tengar, Ketapang ,Dompo dan perairan Labuhan Sangoro dengan luasan lebih kurang 140 Ha, di sekitar perairan pulau Meriam, Pulau Lipan dan perairan Teluk Santong Kecamatan Plampang dengan luasan kurang lebih 200 Ha, di sekitar pulau Dangar Besar, pulau Ngali dan pulau Liang Kecamatan Lape dengan luasan kurang lebih 250 Ha, di sekitar perairan Prajak Kecamatan Moyo Hilir dengan luasan kurang lebih 50 Ha, di sekitar perairan Kecamatan Alas Barat dengan luasan kurang lebih 100 Ha, di sekitar perairan Kecamatan Alas dan Buer dengan luasan kurang lebih 150 Ha, kawasan sekitar Kecamatan Utan dan Kecamatan Rhee dengan luasan kurang lebih 50 Ha; dan

g. Kawasan pengembangan Budidaya Mutiara di sekitar Pulau Rakit Kecamatan tarano dengan luasan kurang lebih 500 Ha, di sekitar perairan pulau Meriam, Pulau Lipan dan perairan Teluk Santong Kecamatan Plampang dengan luasan kurang lebih 700 Ha, di sekitar pulau Dangar Besar, pulau Ngali dan Pulau Liang Kecamatan Lape dengan luasan kurang lebih 500 Ha, di sekitar perairan Prajak Kecamatan Moyo Hilir dengan luasan kurang lebih 500 Ha, di sekitar perairan Limung Kecamatan Moyo Utara dengan luasan kurang lebih 300 Ha, di sekitar perairan Brang Kua Kecamatan Labuhan Badas dengan luasan kurang lebih 500 Ha, di sekitar perairan Kecamatan Alas Barat dengan luasan kurang lebih 1.000 Ha, di sekitar perairan Kecamatan Alas dan Buer dengan luasan kurang lebih 200 Ha, kawasan sekitar Kecamatan Utan dan Kecamatan Rhee dengan luasan kurang lebih 1.200 Ha, kawasan sekitar Kecamatan Labangka dengan luasan kurang lebih 300 Ha.

(11) Kebijakan Kawasan Pengolahan ikan diarahkan untuk:

a. Pengembangan Kawasan Wisata Kuliner Pantai Goa terdapat di Kecamatan Labuhan Badas dengan luasan kurang lebih 2 Ha;

(15)

c. Pengembangan kawasan pengolahan masin di Desa Jotang Kecamatan Empang dengan luasan kurang lebih 2 Ha;

d. Pengembangan kawasan pengolahan kerupuk ikan di desa Empang atas Kecamatan Empang dengan luasan kurang lebih 1 Ha;

e. Pengembangan kawasan pengolahan rumput laut di Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir dengan luasan kurang lebih 1 Ha;

f. pengembangan kawasan kerajinan kulit kerang mutiara di Desa Pulau Kaung Kecamatan Buer dengan luasan kurang lebih 1 Ha; dan

g. pengembangan pengolahan ikan pada kawasan Pusat Pelelangan Ikan (PPI) di Teluk Santong, Tanjung Pengamas, Labuhan Mapin, Pulau Bungin, Pulau Kaung, Labuhan Jambu, Labuhan Buak, Prajak, Labuhan Terata, Labuhan Sengoro, Pidang, dan Lunyuk dengan luasan kurang lebih 11,50 Ha.

(5) (12) Kebijakan Kawasan pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:

a. Mengembangkan Kawasan pesisir yang ada di Kecamatan Utan

b. Pulau-pulau berpenghuni diprioritaskan untuk pengembangan budidaya laut dan pariwisata; dan

c. Pulau-pulau tidak berpenghuni diprioritaskan untuk pengembangan kawasan budidaya laut, pariwisata dan kawasan konservasi.

(13) Kebijakan Kawasan peruntukan permukiman yaitu mengembangakan kawasan di daerah yang datar sampai bergelombang dengan kelerengan lahan 0% - 15%, bukan lahan irigasi teknis, bukan kawasan lindung, bukan kawasan rawan bencana, aksesibilitas baik dan tersedia air bersih yang cukup.

(16)

a. permukiman perkotaan dengan kepadatan sedang sampai tinggi yang dilengkapi diantaranya dengan sistem transportasi umum; dan

b. permukiman perdesaan dengan kepadatan rendah sampai menengah yang dilengkapi diantaranya dengan sarana dan prasarana produksi.

(15) Kebijakan Kawasan peruntukan lainnya yaitu kawasan perdagangan dan jasa, dan kawasan pertahanan keamanan.

(16) Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di kembangkan berdasarkan skala pelayanan.

(17) Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa diarahkan pada:

a. pengembangan perdagangan dan jasa eceran skala lingkungan tersebar di pusat-pusat permukiman penduduk;

b. pengembangan perdagangan dan Jasa eceran skala kecamatan tersebar di pusat-pusat pelayanan lingkungan dan atau pusat pelayanan kawasan;

c. pengembangan perdagangan dan jasa eceran skala kabupaten tersebar di jalan utama pusat kegiatan lokal dan pusat kegiatan wilayah;

d. pengembangan perdagangan dan jasa grosir dan pusat niaga diarahkan di Sumbawa Besar;

e. pengembangan perdagangan dan jasa khusus agropolitan diarahkan di Alas, Empang, Lenangguar dan Labangka;

f. pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dimaksud pada huruf (b), (c), (d), dan (e) dilengkapi dengan lahan parkir kendaraan bermotor roda empat dan dua sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku; dan

g. penetapan skenario ekonomi wilayah yang menunjukkan kemudahan dalam berinvestasi dan penjelasan tentang kepastian hukum yang menunjang investasi.

(18) Kebijakan kawasan perdagangan dan jasa, startegi pengembangan kawasan adalah:

(17)

b. Mengembangkan diversifikasi usaha perdagangan

c. Mengembangkan sentra komersial skala internasional, nasional maupun wilayah

d. Meningkatkan aksesibilitas kawasan perdagangan dan jasa

e. Mengembangkan aktivitas perdagangan dan jasa baru dipusat-pusat

i. Meminimalisasi penetrasi kegiatan perdagangan pada kawasan permukiman

j. Menyediakan sarana prasarana listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase dan persampahan yang memadai pada kawasan pusat-pusat perdagangan

k. Menyediakan sarana-prasarana memadai bagi para pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor di kawasan-kawasan perdagangan dan jasa (19) Kebijakan kawasan permukiman, startegi pengembangan kawasan

permukiman adalah:

a. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman perkotaan dan perdesaan

b. Mengembangkan kawasan-kawasan permukiman baru di sekitar pusat-pusat kawasan yang ada di luar Kota Sumbawa Besar

c. Penataan kawasan kumuh ( slum area) di wilayah perkotaan d. Pengembangan sarana prasarana permukiman

(18)

f. Meningkatkan aksesibilitas kawasan permukiman dengan lokasi tempat kerja, tempat berbelanja dan tempat rekreasi diperkotaan maupun perdesaan

g. Membatasi perkembangan pola permukiman linier dan mengembangkan pola permukiman memusat untuk menghindari pemanfaatan ruanng secara parsial

h. Menghindari pemanfaatan ruang terbuka hijau yang berada di kawasan perbatasan maupun luar pusat kota untuk lahan permukiman

i. Menyediakan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan kaedah-kaedah penataan ruang pada kawasan-kawasan permukiman

j. Mengembangkan fasilitas public di setiap kawasan permukiman k. Mengembangkan wisata kampung nelayan

l. Menerapkan ketentuan-ketentuan teknis pembangunan perumahan terutama menyangkut sempadan sungai dan sempadan pantai

m. Mengembangkan bangunan superblock pada kawasan padat dengan aktivitas tinggi

(20) Kebijakan infrastruktur wilayah, startegi pengembangan infrastruktur, sebagai berikut:

a. Meningkatkan aksesibilitas inter dan antar kawasan

b. Melakukan rekayasa transportasi pada kawasan-kawasan rawan kemacetan lalu lintas di pusat Kota Sumbawa Besar

c. Melakukan regenerasi angkutan umum perkotaan secara periodic d. Mengembangkan distribusi jalur kendaraan angkutan umum bermotor e. Melakukan penataan jalur kendaraan angkutan umum tidak bermotor agar

tidak terjadi tumpang tindih dengan jalur angkutan umum kendaraan bermotor

f. Menyediakan prasarana yang memadai bagi pejalan kaki

(19)

h. Membangun jalan-jalan baru berupa jalan lingkar, poros tengah maupun jalan lingkungan

2.1.2 KEBIJAKAN RPJP KAB. SUMBAWA 2005-2025

Rumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Sumbawa didasarkan dengan mempertimbangkan kondisi, analisis dan prediksi faktor strategis yang dimiliki daerah dari aspek geomorfologi, lingkungan hidup, demografi, ekonomi, sumberdaya alam, sosial budaya, politik, prasarana dan sarana serta pemerintahan.

2.1.2.1 VISI RPJP KABUPATEN SUMBAWA 2005-2025

1. Terwujudnya Kabupaten Sumbawa sebagai Daerah Agribisnis berdaya saing menuju masyarakat sejahtera.

2.1.2.2 MISI RPJP KABUPATEN SUMBAWA 2005-2025

1. Mewujudkan masyarakat beriman, berbuadaya, rukun dan berkesadaran hukum;

2. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan; 3. Mewujudkan daerah yang berdaya saing;

4. Mewujudkan daerah asri dan lestari; dan

5. Mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera.

2.1.2.3 ARAHAN PEMBANGUNAN RPJP KABUPATEN SUMBAWA 2005-2025

1. Mewujudkan masyarakat maju dan sejahtera;

2. Mewujudkan dan meningkatakan Kabupaten Sumbawa yang berdaya saing serta berkelanjutan; dan

(20)

2.1.3 KEBIJAKAN RPJM KAB. SUMBAWA 2011-2015

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa tahun 2011-2015 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025. Pada tahap lima tahunan ke dua ini diperlukan perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun juga mengantisipasi perubahan yang muncul dimasa mendatang.

2.1.3.1 VISI RPJM KABUPATEN SUMBAWA 2011-2015

1. Mewujudkan masyarakat sumbawa berdaya saing dalam memantapkan samawa mampis rungan.

2.1.3.2 MISI RPJM KABUPATEN SUMBAWA 2011-2015

1. Mengembangakan masyarakat yang religius, berbudaya, menghargai kesetaraan gender yang berlandaskan hukum ;

2. Menyelenggarakan pelayanan dasar yang lebih berkulitas dan terjangkau dibidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial;

3. Meningkatkan pelayanan publik dan penyelanggaraan tata pemerintah daerah yang baik (good governonce) ;

4. Mempercepat pengembangan ekonomi daerah berbasis ekonomi, infrastruktur pengembangan kawasan strtegis, penguatan kelembagaan ekonomi dan peningkatan investasi.

2.1.3.3 ARAHAN PEMBANGUNAN RPJM KABUPATEN SUMBAWA 2011-2015

1. Mewujudkan Kabupaten Sumbawa sebagai daerah yang mandiri, sejahtera, dan aman;

2. Meningkatakan pelayanan, pembinaan, dan pemberdayaan komunitas adat terpencil dan penyandang masalah, kesejateraan sosial; dan

Referensi

Dokumen terkait

Faktor Risiko Diabetes Mellitus pada Penduduk Pulau Gili Ketapang, Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo (Analisis Data Deteksi Dini Penyakit Tidak

Faktor Risiko Diabetes Mellitus pada Penduduk Pulau Gili Ketapang, Desa Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo (Analisis Data Deteksi Dini Penyakit Tidak

Leptospirosis di Lingkungan IV Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan karena masyarakat masih kurang berusaha mencari berbagai sumber informasi tentang

Dari tabel persamaan variasi leksikal bahasa Melayu yang dipakai di Kecamatan Pulau Merbau dapat dilihat untuk merealisasikan makna ‘adik’, pada Desa Teluk Ketapang menggunakan kata

Waktu yang diperlukan untuk dapat tiba di desa ini dari ibukota kecamatan sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan umum (bus) dan biaya yang harus dikeluarkan

Perairan Pulau Bintan Kecamatan Tanjungpinang Kota dan Teluk Bintan Ekosistem alami Menghasilkan fosfor Meningkatkan konsentrasi ortofosfat Penelitian/ pengujian/ analisis Profil

Perairan Pulau Bintan Kecamatan Tanjungpinang Kota dan Teluk Bintan Ekosistem alami Menghasilkan fosfor Meningkatkan konsentrasi ortofosfat Penelitian/ pengujian/ analisis Profil

Desa Clapar merupakan salah satu desa di kecamatan Karanggayam.Jarak dari kantor kecamatan Karanggayam sekitar 6 km dan dari kota Kecamatan Karanganyar kearah utara kurang lebih 15