ABSTRAK
MUKHLISH, C44070078. Efektivitas Bubu Lipat Modifikasi dengan Jenis
Umpan Berbeda pada Penangkapan Lobster di Perairan Pelabuhanratu. Dibimbing
oleh Mulyono S. Baskoro dan Zulkarnain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bubu lipat modifikasi dan
penggunaan umpan cacing tanah pada penangkapan lobster. Penelitian ini
dilaksanakan dengan metode uji coba penangkapan (experimental fishing).
Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor,
yaitu jenis bubu lipat dan jenis umpan dan jumlah ulangan sebanyak 20 trip
penangkapan.
Faktor jenis bubu lipat terdiri dari bubu lipat rajungan sebagai
bubu lipat satandar (S), bubu lipat modifikasi pintu samping satu pintu (PS), dan
bubu lipat pintu atas satu pintu (PA). Faktor umpan terdiri dari umpan ikan
tembang (Sardinella fimbriata) sebagai umpan standar dan cacing tanah
(Lumbricus rubellus) sebagai umpan alternatif. Hasil tangkapan terdiri dari hasil
tangkapan utama yaitu
spiny lobster
(Panulirus
spp.) dan hasil tangkapan
sampingan (by-catch). Komposisi hasil tangkapan secara total didominasi oleh
hasil tangkapan sampingan yaitu sekitar 67,35 %, hasil tangkapan utama sebesar
32,65 %. Hasil tangkapan sampingan didominasi oleh spesies rajungan sebanyak
37 ekor (37,75 %), sotong (Sepia
sp.) sebanyak 23 ekor (23,47 %), ikan sebanyak
5 ekor (5,10 %) dan udang mantis 1 ekor (1,02 %). Hasil tangkapan utama terdiri
dari 30 ekor (30.61 %)
Panulirus homarus, satu ekor (1.02 %)
Panulirus
versicolor, dan satu ekor (1.02 %)
Panulirus ornatus.
Perbandingan hasil
tangkapan dari kedua jenis umpan memiliki nilai yang tidak berbeda nyata dengan
taraf nyata 5 %.
Sedangkan dari tiga jenis bubu, hasil tangkapan bubu lipat
standar lebih baik dari bubu lipat pintu samping, dan bubu lipat pintu samping
lebih baik dari bubu lipat pintu atas (S > PS > PA).
ABSTRACT
MUKHLISH, C44070078. The Effectiveness of Modification Collapsible Pot
with Two Type Different Bite on Lobsters Catches in The of Pelabuhanratu.
Mentored by Mulyono s. Baskoro and Zulkarnain.
The purpose of this research is to find out the effectiveness the modified of
collapsible pot and the use of bait on catching lobsters. This research is conducted
by the experimental fishing method. Design research using the Completely
Randomize Design with two factors. The factors is collapsible pot type and type
of bait with the number of catching repeats as much as 20 trip.
Factors of
collapsible pot consists of the swimming crab pots as the standar of collapsible
pot (S) and two modified of collapsible pots. The modification is the pot that have
one funnel on aside (PS) and the pot that have one funnel on top (PA). The bait
factors consists of bait fish Fringescale sardinella (Sardinella fimbriata) as
standard bait and worm (Lumbricus rubellus) as an alternative bait. The catch is
consist of the main target catches is that the spiny lobster (Panulirus
spp.) and
sideline catches (by-catch) or total catch. The totally composition of catches
dominated by sideline catches (by-catch) about 67,35 %, and target catches about
32,65 %. The by-catch is dominated by species of swimming crabs about 37
(37,75 %), cuttlefish (Sepia
sp.) about 23 (23,47 %), fish about 5 (5.10 %) and
mantis shrimp (1.02 %).
The main target catches consist of scalloped spiny
lobsters (Panulirus homarus) about 30
(30.61 %), one painted rock lobster
(Panulirus versicolor) (1.02%), and one ornate rock lobster (Panulirus ornatus)
(1.02 %).
Comparison of two types of catches bait has a value that is not
significantly different (
= 5 %). Between three kinds of pots, catches standar
collapsible pot better than one funnel aside collapsible pot, and one funnel aside
collapsible pot better than one funnel on top collapsible pot (S > PS > PA).
1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sukabumi merupakan salah satu pusat konsentrasi nelayan, dimana di
sepanjang teluk Pelabuhanratu merupakan daerah operasi penangkapan ikan.
Sebagian besar nelayan merupakan nelayan kecil seperti nelayan buruh dan
nelayan tradisional yang menangkap ikan tidak jauh dari sekitar teluk, seperti
nelayan bubu, rawai layur, payang, pancing, jaring insang, jaring tiga lapis, bagan
dan lain-lain.
Nelayan-nelayan tersebut merupakan nelayan yang bekerja
mengikuti musim, berganti musim berganti pula pola, cara dan alat tangkap yang
digunakan.
Perikanan udang karang seperti lobster (spiny lobster) di Indonesia telah
lama dikenal tapi perkembangan alat dan metode penangkapannya sangat minim.
Lobster memiliki harga yang cukup tinggi dan memiliki permintaan yang tinggi,
baik lokal maupun ekspor. Kebanyakan nelayan teluk Pelabuhanratu menangkap
lobster dengan cara menyelam karena lebih mudah dilakukan, mereka hanya
membutuhkan kacamata selam untuk menyelam, tetapi hal ini hanya bisa
dilakukan di daerah dangkal dan sangat beresiko bagi penyelam itu sendiri, karena
karakteristik pantai selatan yang bergelombang yang akan menyeret penyelam dan
menghempaskannya ke batu karang.
Menurut Ayodhoya (1981), berhasilnya suatu usaha penagkapan ikan
banyak bergantung kepada pengetahuan mengenai tingkah laku ikan agar dapat
menemukan keberadaan ikan. Pengetahuan tingkah laku ikan sebagai individu
ataupun sebagai kelompok pada suatu saat tertentu ataupun pada suatu periode
musim, dan dalam keadaan alamiah ataupun dalam keadaan diberikan
perlakuan-perlakuan penangkapan (fishing). Oleh karena itu, dapat diterapkan metode dan
desain alat penangkap ikan yang sesuai. Pengetahuan tentang penyebaran ikan
merupakan pengetahuan yang tidak kecil artinya bagi perencanaan suatu alat
tangkap maupun metode penangkapan ikan yang dilakukan.
2
Bentuknya bermacam-macam, ada yang berbentuk silinder, lingkaran, empat
persegi panjang, segitiga memanjang dan sebagainya. Dalam pengoperasiannya
dapat menggunakan umpan atau tanpa umpan. Bubu dioperasikan dengan cara
dipasang secara tetap di dalam air untuk jangka waktu tertentu yang memudahkan
ikan masuk dan mempersulit keluarnya.
Beberapa nelayan sudah ada yang
menggunakan bubu lipat rajungan untuk menangkap lobster.
3
Salah satu faktor penting masuknya ikan kedalam perangkap adalah umpan.
Umpan merupakan salah satu bentuk rangsangan (stimulus) yang bersifat fisika
dan kimia yang dapat memberikan respons bagi ikan-ikan tertentu pada proses
penangkapan ikan. Umpan merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh
yang besar terhadap keberhasilan dalam usaha penangkapan, baik masalah jenis
umpan, sifat, dan cara pemasangan (Sadhori, 1985).
Menurut Martasuganda (2008), masuknya ikan ke dalam bubu karena
tertarik dengan umpan.
Sebagian besar nelayan menggunakan ikan sebagai
umpan, karena ikan mudah dibeli dari nelayan lainnya, tetapi dengan membeli
ikan berarti menambah modal.
Hal tersebut di atas melatar belakangi penulis untuk mengenalkan jenis
umpan alternatif yang mudah didapatkan bahkan bisa dikembangkan oleh nelayan
dengan mudah yaitu cacing tanah (Lumbricus rubellus). Cacing tanah mampu
tumbuh dan berkembang biak pada media yang miskin hara dan dalam jumlah
produksi besar yaitu 79 - 106 kokon/tahun, satu kokon berisi 2 - 20 telur dan akan
menetas setelah dua sampai lima minggu.
Cacing tanah mengandung protein
yang lebih tinggi dari kandungan protein yang ada pada mamalia dan ikan
(Kumolo, 2011).
Cacing
L. rubellus
telah dimanfaatkan secara luas seperti penghasil pupuk
organik, bahan pakan ternak, umpan pancing, bahan baku obat dan kosmetik,
makanan, dan minuman. Secara umum kandungan gizi pada cacing yaitu protein
(64
76 %), lemak (7
10 %), Ca (0,55 %), P (1 %) dan serat kasar (1,08 %)
(Palungkun, 1999). Komposisi asam amino cacing terdiri dari sembilan asam
amino esensial seperti arginin, histidin, leusin, metionin, fenilalanin, treonin, dan
valin, dan empat asam amino non esensial yaitu sistein, glisin, serin, dan tirosin
(Subandrio, 2004). Menurut Riyanto (2008) kandungan-kandungan tersebut di
atas diidentifikasi sebagai perangsang nafsu makan ikan.
Menurut pendapat
Hansen dan Reutter (2004) bahwa ikan predator (buas) yang memakan makanan
yang tidak hidup menggunakan sistem penciuman mereka untuk dapat
merangsang makan dan dapat membedakan stimuli asam amino.
4
penangkapan dan sekaligus dapat mencegah masalah kerusakan terumbu karang.
Beberapa ahli perikanan sependapat bahwa umpan merupakan alat bantu
perangsang yang mampu memikat sasaran penangkapan dan sangat beengaruh
untuk meningkatkan efektivitas alat tangkap (Yudha, 2006). Hal-hal tersebut di
atas menunjukkan bahwa dibutuhkan penelitian mengenai penggunaan bubu lipat
pintu samping dan pintu atas sebagai modifikasi dari bubu lipat rajungan dan
umpan alternatif yang efektif untuk menangkap lobster.
1.2
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1)
Membandingkan efektivitas penangkapan bubu lipat modifikasi, yaitu bubu
modifikasi pintu atas dan bubu modifikasi pintu samping dengan bubu lipat
standar di Desa Kertajaya.
2)
Mengetahui pengaruh umpan cacing terhadap hasil tangkapan lobster
dibandingkan dengan umpan ikan tembang.
1.3
Manfaat
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Deskripsi
Spiny Lobster
(Panulirus
spp.)
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi
Tubuh lobster diselubungi dengan kerangka kulit yang keras dan
mengandung zat kapur serta terdapat duri duri Gambar
Pada kerangka
terdapat warna warna yang indah Duri duri besar dan kecil yang kuat serta tajam
mulai dari ujung sungut kedua
kepala bagian belakang
badannya
✁ ✂✄ ☎✆ ✝✞✟ ✠dan lembaran ekornya Subani
Sumber
✡http
✡ ☛ ☛www
☞breef org
Desember
Gambar
Morfologi
Menurut Holthuis
lobster yang terkait dengan Genus
diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom
✌Animalia
Phylum
✌Arthropoda
Kelas
✌Crustacea
Ordo
✌Decapoda
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Deskripsi
Spiny Lobster
(Panulirus
spp.)
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi
Tubuh lobster diselubungi dengan kerangka kulit yang keras dan
mengandung zat kapur serta terdapat duri duri
✁Gambar
✍✠✎Pada kerangka
terdapat warna warna yang indah
✎Duri duri besar dan kecil yang kuat serta tajam
mulai dari ujung sungut kedua
✁ ✏ ✞✑✆ ✟ ☎ ✂✟✒ ✞✟✟ ✂✠✓kepala
✓bagian belakang
badannya
dan lembaran ekornya
✁Subani
✓ ✍✔✕ ✖ ✠✎Sumber http www breef
☞org
✗✘ ✘Desember
✘✙✚✚ ✛☞Gambar
✍Morfologi
✏✜✢✟✣✤✆✄ ✏✒ ✞✥✎Menurut Holthuis
✁✍✔✔✍✠✓lobster yang terkait dengan Genus
diklasifikasikan sebagai berikut
✌Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Kelas Crustacea
Ordo Decapoda
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Deskripsi
Spiny Lobster
(Panulirus
spp.)
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi
Tubuh lobster diselubungi dengan kerangka kulit yang keras dan
mengandung zat kapur serta terdapat duri duri Gambar
Pada kerangka
terdapat warna warna yang indah Duri duri besar dan kecil yang kuat serta tajam
mulai dari ujung sungut kedua
kepala bagian belakang
badannya
dan lembaran ekornya Subani
Sumber http www breef org
Desember
Gambar
Morfologi
Menurut Holthuis
lobster yang terkait dengan Genus
✦✂✟✧✤✢ ✥✧✏ ✓diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
★
Sub Ordo
✩Macrura Reptantia
Super Family
✩Palinuroidea
Family
✩Palinuridae
Genus
✩✪✫✬ ✭✮✯✰ ✭ ✱Menurut Ritonga
✲✳ ✴ ✴★ ✵lobster memiliki morfologi tubuh yang terbagi dua
✶yaitu bagian depan dan
belakang
✷Bagian depan yaitu kepala yang bersatu
dengan dada disebut
✸✹✺ ✻✫✮ ✼✽ ✻✼✰✫ ✾ ✲karapas
✵dan bagian belakang disebut
✫✿ ❀✼❁✹✬✲ekor
✵yaitu dari perut hingga ekor
✷Ciri
❂ciri morfologi lobster adalah sebagai berikut
✩❃✵
Badan besar dan dilindungi kulit keras yang mengandung zat kapur
❄
Spesies
✩ ✪.
✫✰❅✭✱
✪❆✹✸ ✻✯✬ ✫✽✭✱
✪❆❅✭ ✽t
✫✽✭✱
✪❆✯✬❇✮✫ ✽✭ ✱
✪❆❈✫✺✼✬ ✯✸✫ ✱
✪❆✮ ✼✬❅✯✺ ✹ ✱✲Milne Edwards
❃❉★ ❉✵
✪❆ ✼✰ ✬✫ ✽✭ ✱✲Fabricius
❃❊❋ ❉✵
✪❆✺✹✬ ✯✸✯✮✮✫✽✭✱✲Olivier
❃❊❋❃✵
✪❆●✹✰ ✱✯✸ ✼✮ ✼✰✲Latreille
❃❉✴❍✵
✪❆ ✱✽✯❁✺✱ ✼✬ ✯
✪.
✸❅✬✭✱y
✪.
❅✰ ✫✸✯✮✯ ✱
✪.
✻✼❁✫ ✰ ✭ ✱✲Linnaeus
❃❊■❉✵
✪.
✯✬ ✽✹✰ ✰✭ ✺✽✭✱
✪❆✮✫✹v
✯✸✫ ✭❀✫
✪❆ ❁✫✰❅✯✬ ✫✽✭✱
✪❆✺✫✱✸✭ ✹✬ ✱✯ ✱❑
▲▼
Mempunyai duri
◆duri keras dan tajam
❖terutama di bagian atas kepala dan
antena atau sungut
P◗▼
Pasangan kaki jalan tidak punya
❘❙ ❚❯❱atau capit
❖kecuali pasangan kaki
kelima pada betina
P❲▼
Dalam periode pertumbuhan lobster selalu berganti kulit
❳❨❩ ❬❯❭❪ ❫t
▼P❴▼
Memiliki warna bermacam
◆macam yaitu
❖ungu
❖hijau
❖merah
❖dan abu
◆abu
❖serta membentuk pola yang indah
P❵▼
Antena tumbuh baik
❖ ❛erutama antena kedua yang melebihi panjang tubuhnya
❜2.1.2 Jenis lobster di pantai selatan Jawa dan sebarannya di dunia
Perairan Indonesia termasuk daerah penyebaran lobster
❜Penyebarannya
sangat luas diperkirakan mencapai
❵❜❑ ❝ ❝❜❞ ❞❞km
❡
yang tersebar di
▲❢provinsi
❜Provinsi
◆provinsi yang produktif adalah Sumatra Utara
❖Sumatra Selatan
❖Bengkulu
❖Jawa Tengah
❖Jawa Barat
❖Jawa Timur
❖Bali
❖Kalimantan Timur
❖dan
Sulawesi Selatan
❜Perairan wilayah Indonesia bagian barat meliputi perairan barat
Sumatra
❖sebagian selatan Bengkulu
❖perairan selatan Jawa
❖dan perairan Bali
❜Penyebaran lobster di perairan selatan Jawa meliputi Pangandaran
❖Pamengpeuk
❖dan Pelabuhanratu
❳Permatasari
❖ ▲ ❞❞❵▼❜Menurut
❣illiams
❳❢❝❤ ❵▼❖jenis
◆jenis
✐❥❭❪❦ ❯❩❧ ✐♠❚♥yang tertangkap di
perairan selatan Jawa adalah
♦ ❢▼Lobster hijau pasir
❳♣❱❪❬❯❭♥❬✐ ❙❩ ❨❱♥❬✐▼P ▲▼Lobster bunga
❳♣❱ ❪ ❬❯❭♥❬✐ ❯❩ ❪ ❫❭❥❚✐▼P ◗▼Lobster mutiara
❳♣❱ ❪ ❬❯❭♥❬✐ ❩♥❪❱♠❬✐▼P ❲▼Lobster batu
❳♣ ❱❪❬❯❭♥❬✐ ❥❚❪❭❘❭❯❯❱♠❬✐▼❖ ❴▼❜Lobster bambu coklat
❳♣ ❱❪❬❯❭♥❬✐ ❥❩❯❥❙❱❫❬✐y
▼Pdan
❵▼Lobster hijau bambu
❳♣❱ ❪ ❬❯❭♥❬✐q❚♥ ✐❭❘❩ ❯❩♥▼❜Ciri
◆ciri khusus lobsteryang hidup di seluruh perairan pantai di Indonesia
adalah
❳Moosa dan Aswandy
❢ ❝❤❲PHolthuis
❢ ❝❝ ❢▼ ♦❢▼ ♣❱ ❪ ❬❯❭♥❬✐❙❩ ❨❱♥❬✐
Linnaeus
❳❢❑ ❴❤▼hidup berkoloni
✉Lobster mendiami perairan dangkal antara
m kebanyakan
berada pada kedalaman
m dan tinggal diantara batu batu di daerah
berombak
✈kadang
✇kadang di air agak keruh Lobster muda mempunyai toleransi
yang cukup besar terhadap kekeruhan sedangkan lobster dewasa lebih menyukai
perairan yang jernih dan bersih
Sumber
①Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Linnaeus
Penyebaran secara geografis lobster ini berada di Indo Pasifik barat Afrika
Timur ke Jepang
✈Indonesia Australia dan Kaledonia Baru
Penyebaran lobster
ini di wilayah perairan pulau Jawa adalah di perairan teluk Pelabuhanratu
Pameungpeuk
✈ ②acitan Tanjung Panaitan
n Kepulauan Seribu Gambar
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan
①daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan derah sebaran
lobster
u u
u
di seluruh dunia
Gambar
③Penyebaran geografis lobster hijau pas
Linnaeus
hidup berkoloni Lobster mendiami perairan dangkal antara
④ ✇⑤⑥m kebanyakan
berada pada kedalaman
④ ✇ ⑦m dan tinggal diantara batu
✇batu di daerah
berombak kadang kadang di air agak keruh
✉Lobster muda mempunyai toleransi
yang cukup besar terhadap kekeruhan
✈sedangkan lobster dewasa lebih menyukai
perairan yang jernih dan bersih
✉Sumber Moosa dan Aswandi
⑧⑨ ⑩❶ ❷❸Holthuis
⑨⑩⑩⑨ ❹Gambar
❺ ❻❼ ❽❾ ❿➀➁❾ ➂➃ ➄➅❼ ➁❾ ➂Linnaeus
➆ ④➇ ⑦➈➉ ✉Penyebaran secara geografis lobster ini berada di Indo
✇Pasifik barat Afrika
Timur ke Jepang Indonesia
✈Australia dan Kaledonia Baru
✉Penyebaran lobster
ini di wilayah perairan pulau Jawa adalah di perairan teluk Pelabuhanratu
Pameungpeuk
acitan
✈Tanjung Panaitan
✈ ➊➋n Kepulauan Seribu
➆Gambar
Sumber
①Moosa dan Aswandi
⑧⑨ ⑩❶ ❷❸Holthuis
⑨⑩⑩⑨ ❹Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan derah sebaran
lobster
➌ ➍ ➎u
➏ ➐ ➑u
➒➓ ➔→➍➑u
➒di seluruh dunia
❹Gambar
Penyebaran geografis lobster hijau pas
➀➁➣❻❼❽❾❿➀➁❾ ➂Linnaeus
✈④➇ ⑦➈➉ ✉➈
hidup berkoloni Lobster mendiami perairan dangkal antara
⑥m
✈kebanyakan
berada pada kedalaman
m dan tinggal diantara batu
✇batu
✈di daerah
berombak kadang kadang di air agak keruh Lobster muda mempunyai toleransi
yang cukup besar terhadap kekeruhan sedangkan lobster dewasa lebih menyukai
perairan yang jernih dan bersih
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Linnaeus
Penyebaran secara geografis lobster ini berada di Indo Pasifik barat
✈Afrika
Timur ke Jepang Indonesia Australia dan Kaledonia Baru
Penyebaran lobster
ini di wilayah perairan pulau Jawa adalah di perairan teluk Pelabuhanratu
✈Pameungpeuk
acitan Tanjung Panaitan
n Kepulauan Seribu
➆Gambar
③➉ ✉Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan derah sebaran
lobster
u u
u
di seluruh dunia
↔↕➙➛ ➜➝ ➞➟➠ ➝ ➡➞➢ ➜➤➟➥ ➦➡
Milne Edwards
Lobster ini disebut
Inggris atau lobster bunga
➧Indonesia
↕ ➧Gambar
Lobster ini berwarna dasar kecoklatan dengan warna
kebiruan pada ruas
A
berbintik bintik putih
Kaki jalan
berbintik
➨bintik putih dengan warna pucat memanjang pada tiap tiap ruas kaki
Ukuran panjang tubuh maksimum adalah
cm dengan rata rata panjang tubuh
antara
↔➩ ➨ ↔➫cm
➭dan maksimum panjang karapas
cm dengan rata rata
panjang karapas antara
cm
mendiami tempat yang
sedikit terlindung dan menyukai perairan yang bersifat oseanik Lobsterini tinggal
di dalam lubang batu atau karang dan pada malam hari naik ke tubir untuk
mencari makan
➯Lobster hidup di air yang jernih atau sedikit keruh pada
kedalaman antara
➲ ➨m meskipun ditemukan juga pada kedalaman perairan
➲↔↔m
↕di daerah berbatu dan terumbu karang aktif di malam hari dan hidup
soliter
➯Sumber
➳Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Milne Edwards
Penyebaran geografis lobster ini berada di Indo Pasifik barat Afrika timur
ke Jepang dan Polinesia
Dua sub spesies yang dikenali sebagai
.
adalah lobster wilayah barat yang mendiami Afrika timur ke Thailand Taiwan
Filipina dan Indonesia sedangkan lobster wilayah timur yang dikenali dengan
sub
➨spesies
➙.
➵➦➸➢mendiami Jepang Maluku Papua New Guinea
Australia timur
➭Kaledonia baru dan Polinesia Penyebaran lobster ini di wilayah
perairan pulau Jawa adalah di perairan Pangandaran dan Situbondo Gambar
➡
Milne Edwards
➧➲ ➺ ➻➺ ↕Lobster ini disebut
➼ ➢➜ ➤➞➦➤ ➤➦➽ ➡➥➟ ➜➾ ➞➢➚ ➡➪ ➦➠ ➧Inggris
↕atau lobster bunga
Indonesia
Gambar
➶↕➯Lobster ini berwarna dasar kecoklatan dengan warna
kebiruan pada ruas
➛ ➜➪ ➦➜➜➛ ➹A
➚➽➢➸➦➜berbintik
➨bintik putih
Kaki jalan
berbintik bintik putih dengan warna pucat memanjang pada tiap tiap ruas kaki
Ukuran panjang tubuh maksimum adalah
➘➩cm dengan rata
➨rata panjang tubuh
antara
cm
➭dan maksimum panjang karapas
➲ ↔cm dengan rata rata
panjang karapas antara
➺ ➨ ➲➩cm
➯ ➙➛ ➜➝ ➞➟➠ ➝➡ ➞➢ ➜➤➟➥ ➦➡mendiami tempat yang
sedikit terlindung dan menyukai perairan yang bersifat oseanik
➯Lobsterini tinggal
di dalam lubang batu atau karang dan pada malam hari naik ke tubir untuk
mencari makan
Lobster hidup di air yang jernih atau sedikit keruh pada
kedalaman antara
➨ ➲ ➺m
➧meskipun ditemukan juga pada kedalaman perairan
m di daerah berbatu dan terumbu karang
➭aktif di malam hari dan hidup
soliter
Sumber Moosa dan Aswandi
➴➷ ➬➮ ➱✃Holthuis
➷➬➬➷ ❐Gambar
➶ ➙➛➜➝➞➟➠ ➝ ➡➞➢ ➜➤➟➥ ➦➡Milne Edwards
➧➲ ➺ ➻Penyebaran geografis lobster ini berada di Indo
➨Pasifik barat Afrika timur
ke Jepang dan Polinesia
➯Dua sub
➨spesies yang dikenali sebagai
.
adalah lobster wilayah barat yang mendiami Afrika timur ke Thailand Taiwan
Filipina dan Indonesia
➭sedangkan lobster wilayah timur yang dikenali dengan
sub spesies
.
➠ ➟ ➡➪➠➟ ➤➛mendiami Jepang
➭Maluku
➭Papua New Guinea
Australia timur Kaledonia baru dan Polinesia
➯Penyebaran lobster ini di wilayah
perairan pulau Jawa adalah di perairan Pangandaran dan Situbondo Gambar
❒
Milne Edwards
Lobster ini disebut
Inggris atau lobster bunga
Indonesia
Gambar
Lobster ini berwarna dasar kecoklatan dengan warna
kebiruan pada ruas
A
berbintik bintik putih
➯Kaki jalan
berbintik bintik putih dengan warna pucat memanjang pada tiap
➨tiap ruas kaki
➯Ukuran panjang tubuh maksimum adalah
cm dengan rata rata panjang tubuh
antara
cm dan maksimum panjang karapas
cm dengan rata
➨rata
panjang karapas antara
cm
mendiami tempat yang
sedikit terlindung dan menyukai perairan yang bersifat oseanik Lobsterini tinggal
di dalam lubang batu atau karang dan pada malam hari naik ke tubir untuk
mencari makan
Lobster hidup di air yang jernih atau sedikit keruh pada
kedalaman antara
m meskipun ditemukan juga pada kedalaman perairan
m di daerah berbatu dan terumbu karang aktif di malam hari dan hidup
soliter
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Milne Edwards
➺↕ ➯Sumber
❮Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan
❮daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan derah sebaran
lobster
u u
di seluruh dunia
Gambar
❰Penyebaran geografis lobster bunga
Milne
Edwards
ÏÐÑÒ ÓÔ ÕÖ× Ô ØÙ× ÓÒ ÚÔØ
Fabricius
Lobster ini disebut
Inggris atau lobster mutiara
ÛIndonesia
Ð ÛGambar
Memiliki warna dasar biru kehijauan sampai biru
kekuningan
Ü Ý Þßà Þberwarna kegelapan pada bagian tengah dan
bagian sisi mempunyai bercak putih Kaki memiliki bercak bercak putih Lobster
ini mendiami perairan dangkal di pantai antara
m yang kadang kadang
sedikit keruh
átetapi juga ditemukan pada kedalaman lebih dari
m
Hidup di
substrat beasir dan berlumpur kadang kadang di bawah batu dan terumbu karang
Lobster ini memiliki ukuran panjang maksimum hingga
cm tetapi biasanya
ukurannya jauh lebih kecil yaitu antara
cm
Sumber
❮Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Fabricius
Sumber Moosa dan Aswandi
âã äå æçHolthuis
ãääã èKeterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan derah sebaran
lobster
é ê ëu
ì í îu
ï ì ð ëñí òó ïdi seluruh dunia
èGambar
Penyebaran geografis lobster bunga
Û ÑÒÓÔÕÖ×ÔØÕÙÓßMilne
Edwards
á ô õö õÐÜFabricius
Ûô ÷ ø õÐLobster ini disebut
ù× ÓÒ ÚÞ ØúÖ Óû ÕÙü ØÚÞ× ÛInggris
Ðatau lobster mutiara
Indonesia
Gambar
ö ÐÜMemiliki warna dasar biru kehijauan sampai biru
kekuningan
ÞÓ ÒüýÙà ÞÓberwarna kegelapan pada bagian tengah dan
bagian sisi mempunyai bercak putih
ÜKaki memiliki bercak
þbercak putih Lobster
ini mendiami perairan dangkal di pantai antara
ô þ õm yang kadang kadang
sedikit keruh tetapi juga ditemukan pada kedalaman lebih dari
❰m
Hidup di
substrat beasir dan berlumpur
ákadang
þkadang di bawah batu dan terumbu karang
Lobster ini memiliki ukuran panjang maksimum hingga
❰ÿcm
átetapi biasanya
ukurannya jauh lebih kecil
áyaitu antara
ÏÿþÏ❰cm
ÜSumber Moosa dan Aswandi
âã äå æçHolthuis
ãääã èGambar
ö ÑÒ ÓÔ ÕÖ× Ô ØÙ× ÓÒÚÔ ØFabricius
Ûô÷øõÐÜôÿ
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan derah sebaran
lobster
u u
di seluruh dunia
Gambar
Penyebaran geografis lobster bunga
ÓßÖúÞØMilne
Edwards
Fabricius
Lobster ini disebut
Inggris atau lobster mutiara
Indonesia
Gambar
Memiliki warna dasar biru kehijauan sampai biru
kekuningan
berwarna kegelapan pada bagian tengah dan
bagian sisi mempunyai bercak putih Kaki memiliki bercak bercak putih
ÜLobster
ini mendiami perairan dangkal di pantai antara
m yang kadang
þkadang
sedikit keruh tetapi juga ditemukan pada kedalaman lebih dari
❰ÿm
ÜHidup di
substrat beasir dan berlumpur kadang kadang di bawah batu dan terumbu karang
ÜLobster ini memiliki ukuran panjang maksimum hingga
cm
átetapi biasanya
ukurannya jauh lebih kecil yaitu antara
cm
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Penyebaran geografis lobster ini berada di Indo Pasifik barat dari Laut
Merah dan Afrika timur ke selatan Jepang Kepulauan Solomon Papua New
Guinea Australia Kaledonia Baru dan Fiji Tahun
lobster ini ditemukan di
pantai timur Israel di Mediterania
Penyebaran lobsterini di wilayah perairan
selatan pulau Jawa adalah di perairan teluk Pelabuhanratu
ameungpeuk Tanjung
Panaitan
n kepulauan Seribu Gambar
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan daerah sebaran
lobster
u u
tu
di seluruh dunia
Gambar
Penyebaran geografis lobster mutiara
Fabricius
Olivier
Lobster ini disebut
Inggris atau lobster batu
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Olivier
Penyebaran geografis berada di Indo Pasifik barat dan Pasifik timur yaitu
Laut Merah
✁timur Afrika ke Jepang Hawaii Samoa dan Kepulauan Tuamotu dan
lebih ke timur ke pulau pulau lepas pantai barat Amerika Pulau Clipperton
Kepulauan Revillagigedo Pulau Cocos Kepulauan Galapagos dan di beberapa
daerah dekat pantai Meksiko Sinaloa Nayarit dan Guerrero
Penyebaran
lobsterini di wilayah perairan selatan pulau Jawa adalah di perairan teluk
Pelabuhanratu
✁ ✂ameungpeuk
acitan
n Tanjung Panaitan Gambar
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan daerah sebaran
lobster
✄☎ ✆u u
tu
di seluruh dunia
Gambar
✝Penyebaran geografis lobster batu
Olivier
✞✟✠✡ ☛☞ ✌✍✎ ☞ ✏✑✒ ✌
y
✑✓✡ ✔Herbst
Lobster ini disebut
Inggris atau lobster bambu coklat
✕Indonesia
✟ ✕Gambar
Lobster ini memiliki warna dasar hijau muda kebiruan
dengan garis putih melintang terdapat pada setiap segmen Kaki memiliki bercak
Sumber Moosa dan Aswandi
✖✗ ✘✙ ✚✛Holthuis
✗✘✘✗ ✜Gambar
✢ ✠✡ ☛☞ ✌✍✎ ☞ ✏✑✣☛✍✤✍ ✌✌✡✥☞ ✏Olivier
✕✦ ✧✝✦✟★Penyebaran geografis berada di Indo
✩Pasifik barat dan Pasifik timur yaitu
Laut Merah timur Afrika ke Jepang
✁Hawaii
✁Samoa dan Kepulauan Tuamotu dan
lebih ke timur ke pulau
✩pulau lepas pantai barat Amerika
✕Pulau Clipperton
Kepulauan Revillagigedo
✁Pulau Cocos
✁Kepulauan Galapagos
✟dan di beberapa
daerah dekat pantai Meksiko
✕Sinaloa
✁Nayarit dan Guerrero
✟Penyebaran
lobsterini di wilayah perairan selatan pulau Jawa adalah di perairan teluk
Pelabuhanratu
ameungpeuk
✁ ✂acitan
✁✪ ✫n Tanjung Panaitan
✕Gambar
Sumber Moosa dan Aswandi
✖✗ ✘✙ ✚✛Holthuis
✗✘✘✗ ✜Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan daerah sebaran
lobster
☎✆u
✬ ✭✮✯u
✰ ✱ ✆✭✲ ✭ ✬ ✬☎tu
✯di seluruh dunia
✜Gambar
Penyebaran geografis lobster batu
✕✠✡☛☞ ✌✍✎ ☞ ✏✑✣☛Olivier
✁ ✦ ✧✝✦✟★y
✔☞✏Herbst
✕✦ ✧✝✳✟Lobster ini disebut
✴☞✵ ✏ ✑✍ ☛✶ ✌✒✷✏✥✣✎ ✕Inggris
✟atau lobster bambu coklat
Indonesia
Gambar
✦ ✸✟★Lobster ini memiliki warna dasar hijau muda kebiruan
dengan garis putih melintang terdapat pada setiap segmen
★Kaki memiliki bercak
✦✹
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Olivier
Penyebaran geografis berada di Indo Pasifik barat dan Pasifik timur yaitu
Laut Merah timur Afrika ke Jepang Hawaii Samoa dan Kepulauan Tuamotu dan
lebih ke timur ke pulau pulau lepas pantai barat Amerika Pulau Clipperton
✁Kepulauan Revillagigedo Pulau Cocos Kepulauan Galapagos dan di beberapa
daerah dekat pantai Meksiko Sinaloa Nayarit dan Guerrero
✟★Penyebaran
lobsterini di wilayah perairan selatan pulau Jawa adalah di perairan teluk
Pelabuhanratu
ameungpeuk
acitan
n Tanjung Panaitan Gambar
✝✟★Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan daerah sebaran
lobster
u u
tu
di seluruh dunia
Gambar
Penyebaran geografis lobster batu
☛✍✤✍ ✌✌✡✥☞ ✏Olivier
y
Herbst
bercak putih
✺ ✻ ✼✽ ✾✿y
mendiami perairan yang keruh dan sering
ditemukan hidup pada dasar laut yang berlumpur dengan kisaran kedalaman
perairan antara
❀❁ ❂ ❃m tapi biasanya pada kedalaman di bawah
m Panjang
tubuh maksimum dapat mencapai
cm dengan rata rata panjang tubuh antara
❁ ❄ ❅cm
✺Penyebaran geografis berada di Indo Pasifik barat mulai dari pantai
Pakistan dan India hingga Vietnam Filipina Indonesia barat laut Australia dan
teluk Papua
✺Penyebaran lobsterini di wilayah perairan selatan pulau Jawa adalah
di perairan teluk Pelabuhanratu Pameungpeuk dan Tanjung Panaitan Gambar
❆❆❇ ✺Sumber
❈Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
y
Herbst
Sumber
❈Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan
❈daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan daerah sebaran
lobster
❉❊ ❋u u
u
di seluruh dunia
Gambar
❆ ❆Penyebaran geografis lobster bambu coklat
y
Herbst
bercak putih
✿●❍ ✾■ ❏❑✿y
❏▲ ✼▼ ✾■mendiami perairan yang keruh dan sering
ditemukan hidup pada dasar laut yang berlumpur dengan kisaran kedalaman
perairan antara
❃m
◆tapi biasanya pada kedalaman di bawah
m Panjang
tubuh maksimum dapat mencapai
❖ ❃cm dengan rata
❁rata panjang tubuh antara
cm
Penyebaran geografis berada di Indo
❁Pasifik barat
◆mulai dari pantai
Pakistan dan India hingga Vietnam
◆Filipina
◆Indonesia
◆barat laut Australia dan
teluk Papua Penyebaran lobsterini di wilayah perairan selatan pulau Jawa adalah
di perairan teluk Pelabuhanratu
◆Pameungpeuk
◆dan Tanjung Panaitan Gambar
Sumber Moosa dan Aswandi
P◗ ❘❙ ❚❯Holthuis
◗❘❘◗ ❱Gambar
❆❃ ✻✼✽✾✿●❍ ✾■ ❏❑ ✿y
❏ ▲✼ ▼✾■Herbst
❲ ❆❳❂❀❇✺Sumber Moosa dan Aswandi
P◗ ❘❙ ❚❯Holthuis
◗❘❘◗ ❱Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan daerah sebaran
lobster
❊❋u
❨ ❩❬❭u
❪ ❫ ❨❴❪ ❵❊❛u
❭di seluruh dunia
❱Gambar
Penyebaran geografis lobster bambu coklat
❲✻✼✽✾✿y
Herbst
◆❆❳ ❂ ❀ ❇✺❆ ❀
bercak putih
y
mendiami perairan yang keruh dan sering
ditemukan hidup pada dasar laut yang berlumpur dengan kisaran kedalaman
perairan antara
m tapi biasanya pada kedalaman di bawah
❖❃m
✺Panjang
tubuh maksimum dapat mencapai
cm dengan rata rata panjang tubuh antara
❄❃cm
Penyebaran geografis berada di Indo Pasifik barat mulai dari pantai
Pakistan dan India hingga Vietnam Filipina Indonesia barat laut Australia dan
teluk Papua Penyebaran lobsterini di wilayah perairan selatan pulau Jawa adalah
di perairan teluk Pelabuhanratu Pameungpeuk dan Tanjung Panaitan
❲Gambar
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
y
Herbst
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan daerah sebaran
lobster
u u
u
di seluruh dunia
❜❝❞❡ ❢❣ ❤✐❥ ❣ ❦❧♠❥ ❦✐♥♦ ❤♦
Latreille
Lobster ini disebut
Inggris atau lobster hijau bambu
♣Indonesia
❝ ♣gambar
qLobster ini memiliki warna warni yang indah
A
berwarna merah jambu di bagian dasarnya dan warna yang serupa juga terlihat
pada bagian sisi karapas
arna dasar lobsteradalah hijau terang dengan garis
putih melintang yang diapit oleh garis hitam
Pada lobsteryang masih muda
warna dasarnya adalah kebiruan atau keunguan
v
mendiami
perairan dangkal dari sublitoral hingga ke kedalaman
m di daerah terumbu
karang
rdi perairan yang jernih dan daerah
Lobster ini aktif pada malam
hari dan hidup soliter Panjang tubuh maksimum dapat mencapai
cm dan rata
rata panjang tubuh adalah kurang dari
cm
Sumber
sMoosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Latreille
Penyebaran geografis berada di Indo Pasifik barat mulai dari Laut Merah
dan seluruh pantai timur Afrika ke selatan Jepang Mikronesia Melanesia
Australia utara dan Polinesia
Penyebaran lobsterini di wilayah perairan pulau
Jawa adalah di perairan teluk Pelabuhanratu Pameungpeuk Tanjung Panaitan
kepulauan Seribu
r t ✉n Situbondo Gambar
♦ ❥
Latreille
♣q✈✇ ①❝Lobster ini disebut
②❡✐ ❢③ ♠④ ❦ ②✐ ❢⑤ ❤♦ ⑥ ❦③ ♠❥ ♣Inggris
❝atau lobster hijau bambu
Indonesia
gambar
q⑦❝ ⑧Lobster ini memiliki warna
⑨warni yang indah
A
berwarna merah jambu di bagian dasarnya dan warna yang serupa juga terlihat
pada bagian sisi karapas
⑧ ⑩arna dasar lobsteradalah hijau terang dengan garis
putih melintang yang diapit oleh garis hitam
⑧Pada lobsteryang masih muda
warna dasarnya adalah kebiruan atau keunguan
⑧ ❞❡ ❢❣ ❤✐❥ ❣❦v
♠❥ ❦✐♥mendiami
perairan dangkal dari sublitoral hingga ke kedalaman
q❶m
rdi daerah terumbu
karang di perairan yang jernih dan daerah
❦❣ ❥ ❷✐ ❢❸⑧Lobster ini aktif pada malam
hari dan hidup soliter
⑧Panjang tubuh maksimum dapat mencapai
cm dan rata
rata panjang tubuh adalah kurang dari
❹✇cm
⑧Sumber Moosa dan Aswandi
❺❻ ❼❽ ❾❿Holthuis
❻❼❼❻ ➀Gambar
q⑦ ❞❡ ❢❣ ❤✐❥ ❣ ❦❧♠❥ ❦✐♥♦ ❤♦ ❥Latreille
♣q ✈✇①❝⑧Penyebaran geografis berada di Indo
⑨Pasifik barat
rmulai dari Laut Merah
dan seluruh pantai timur Afrika
rke selatan Jepang
rMikronesia Melanesia
Australia utara dan Polinesia
⑧Penyebaran lobsterini di wilayah perairan pulau
Jawa adalah di perairan teluk Pelabuhanratu
rPameungpeuk
rTanjung Panaitan
kepulauan Seribu
n Situbondo
♣Gambar
q❹ ❝⑧q ①
Latreille
Lobster ini disebut
Inggris atau lobster hijau bambu
Indonesia
gambar
Lobster ini memiliki warna warni yang indah
⑧A
❢③ ♠❢❢❡berwarna merah jambu di bagian dasarnya dan warna yang serupa juga terlihat
pada bagian sisi karapas
arna dasar lobsteradalah hijau terang dengan garis
putih melintang yang diapit oleh garis hitam
Pada lobsteryang masih muda
warna dasarnya adalah kebiruan atau keunguan
v
♥♦❤♦❥mendiami
perairan dangkal dari sublitoral hingga ke kedalaman
m di daerah terumbu
karang di perairan yang jernih dan daerah
Lobster ini aktif pada malam
hari dan hidup soliter Panjang tubuh maksimum dapat mencapai
①✇cm dan rata
⑨rata panjang tubuh adalah kurang dari
cm
Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Gambar
Latreille
⑧Sumber Moosa dan Aswandi
Holthuis
Keterangan daerah yang diarsir dengan warna merah pada gambar merupakan daerah sebaran
lobster
u u
v
di seluruh dunia
Gambar
Penyebaran geografis lobster hijau bambu
Latreille
2.1.3 Indera lobster
Lobster dapat merespon bubu atau umpan dengan panca inderanya Lobster
mempunyai indera penglihatan dan penciuman yang sangat tajam Permatasari
alaupun penglihatan secara tidak langsung tidak penting untuk
pergerakan lobster akan tetapi sebagai tambahan untuk pergerakannya pada jarak
yang pendek Cobb Phillips
Cobb and Phillips
menjelaskan beberapa alat indera lobster yang
dipakai untuk mencari makan
antaranya
Penglihatan
Mata lobster merupakan
t
ty
yang secara khusus ditemukan
pada arthropoda dewasa yang aktif pada malam hari atau hidup di dasar laut
Mata ini terbuka hanya untuk intensitas cahaya yang rendah Mata lobster bekerja
sangat baik untuk mengamati objek dibawah intensitas cahaya yang rendah
Penerimaan bayangan objek pada mata lobster sangat mungkin diperkirakan
Mata lobster ini beradaptasi dengan baik untuk menangkap adanya gerakan
Kemoreseptor
➁➂
2.1.4 Makanan dan cara makan
Menurut Moosa dan Aswandy
➃➁➄➅ ➆➇ ➈lobster merupakan hewan nokturnal
yang aktif pada malam hari
➉Binatang ini keluar atau meninggalkan tempat
persembunyiannya untuk mencari makan
➈beijah
➈atau bertelur yang umumnya
dilakukan pada waktu terjadi perubahan kekeruhan air
➉Lobster memangsa organisme dasar
➈yaitu binatang
➊binatang kecil
➈seperti
krustasea kecil
➈ikan
➈cacing
➈gastropoda
➈dan bangkai binatang yang sangat
tergantung pada kondisi perairan
➉Makanan lainnya adalah ikan dan sejenis hewan
lain yang mengandung protein dan lemak
➉Lobster menggunakan kukunya yang
lancip untuk mencengkram mangsanya dan kemudian dimasukkan ke dalam mulut
➃Subani
➈➁➄➋➅➇➉Mata bertangkai lobster digunakan hanya untuk melihat jarak
➊jarak pendek
➈karena keruhnya daerah pinggiran pantai yang mengakibatkan mata tidak bisa
berfungsi secara penuh dan sangat mempengaruhi jarak pandang
➃Cobb and
Phillips
➈ ➁➄➅ ➌➇➉Shelton dan Laverack
➃➁➄➋➌ ➇dalam Cobb and Phillips
➃➁➄➅ ➌➇menerangkan tingkah laku lobster saat pertama kali mendeteksi zat terlarut yang
terbawa oleh arus
➈yaitu menyatukan
➍➎ ➏➐➎ ➎ ➑➒ ➍➐-nya secara cepat
➃perilaku ini
bertujuan untuk memperjelas reseptor dan membukanya terhadap volume air yang
lebih besar
➈serta mempertinggi respon dari sel kemoreseptor
➇➉Diikuti dengan
gerakan
➓➍➔→➒➒→➣➐↔ ➃tungkai maksila yang berfungsi sebagai alat bantu makan
➇dengan penuh semangat saat konsentrasi kimia dari makanan yang dideteksi
meningkat
➉Respon terbesar dari lobster adalah ketika menerima bermacam
➊macam gabungan bau organik
➉2.1.5 Habitat
spiny lobster
secara umum
➟➠
perairan yang lebih dangkal sampai kedalaman
➟meter untuk mencari makan
➡Direktorat Jendral Perikanan
➢ ➟➤ ➥➤ ➦➧Umumnya lobster tidak menyukai tempat
➨tempat terbuka dan perairan yang
arusnya kuat
➧Tempat yang disukai lobster adalah perairan yang tenang
➢tempat
➨tempat yang terlindung dari arus dan gelombang yang kuat
➢serta memiliki dasar
berupa pasir atau pasir berkarang
➡Budiharjo
➢ ➟➤➥➟dalam Ritonga
➢➩ ➫ ➫➭➦➧2.2
Alat Tangkap
➮➱
dioperasikannya di daerah dasar perairan
✃bubu diberi pemberat secukupnya agar
tenggelam dan tidak mudah teengaruh arus
❐Bubu apung adalah bubu yang
dioperasikan di atas permukaan air
✃bubu dapat mengapung karena diberi
pelampung atau berupa rakit dari bambu
✃dan disesuaikan supaya tidak hanyut
❐Bubu hanyut
✃prinsipnya sama seperti bubu apung
✃hanya saja bubu ini dibiarkan
hanyut mengikuti arus
❐Menurut Mallawa dan Sudirman
❒ ❮❰❰ Ï Ð✃bubu terdiri dari
tiga bagian utama yaitu
✃badan bubu
✃lubang tempat mengeluarkan hasil
tangkapan
✃ ÑÒn mulut bubu
❐Bubu biasanya digunakan oleh nelayan untuk menangkap dan
mempertahankan kualitas target tangkapan yang diinginkan yaitu lobster dan jenis
krustasea lainnya yang juga target yang baik
✃seperti halnya ikan bersirip
✃gastropoda dan moluska
❒Miller
✃ ➮Ó Ó❰dalam Zulkarnain,
❮❰ ➮ ➮Ð❐Selain itu bubu
adalah alat tangkap yang selektif
✃hasil tangkapan yang tidak layak atau di bawah
ukuran ekonomis bisa dilepaskan kembali ke alam tanpa melukainya
✃sedikit hasil
tangkapan sampingan atau
Ô Õ-
Ö×ØÖÙdan mempunyai dampak minimum terhadap
kerusakan dasar perairan
❐ÜÝ
Menurut Zulkarnain
Þ ßàÜ Üáefektivitas pada alat tangkap adalah suatu
kemampuan alat tangkap untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimum
sesuai dengan tujuan penangkapan
âTujuan tersebut dimaksudkan harus
mempertimbangkan adanya upaya menjaga keberlangsungan sumber daya
perikanan
ãyaitu penggunaan teknologi alat tangkap yang ramah lingkungan yang
sesuai dengan
C
äå æäçC
äèå é êt
çäëìæí î äèíïðñ æòïíó æë ïæí ÞCCRF
áâ2.2.1 Hasil tangkapan
Hasil tangkapan utama bubu umumnya terdiri dari jenis
ôjenis ikan
ãdan
udang kualitas baik
ãseperti kwe
ÞC
õëõèöspp
âáãbaronang
Þ ÷ïø õèéíspp
âáãkerapu
ÞE
îïèæîóæñé íspp
âáãkakap
Þùúõèéít
u
spp
âáãkakatua
Þ ÷êõëéíspp
âáãekor kuning
ÞC
õæíïäspp
âáãikan kaji
Þû ïõøëõüüõspp
âáãlencam
Þù æt
ñ ë ïíèéíspp
âáãudang
paneid
ãudang barong
Þlobster
áãdan lain
ôlain
ÞSubani dan Barus
ãÜÝ ýÝáâIkan
ôikan
yang menjadi target utama penangkapan biasanya ikan
ôikan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi seperti
ãrajungan
ãlobster
ãkerapu
ÞE
îïèæîóæñé íspp
âáãkakap
Þùu
t
úõèéíspp
âádan lain
ôlain
âIkan
ôikan tersebut memiliki harga yang tinggi
ãpermintaan yang banyak karena rasanya yang enak
âPermintaan hasil tangkapan
yang segar dan bahkan masih hidup merupakan tantangan yang besar bagi
nelayan
âBubu adalah salah satu alat tangkap yang ideal untuk memenuhi
permintaan tersebut
ãkarena ikan
ôikan yang tertangkap pada bubu
ãtidak
mengalami kerusakan atau kecacatan
ãþ ÿbagian besar masih hidup
â✁
Menurut Gasperz
✂ ✄☎☎ ✆mutu adalah totalitas keistimewaan dan
karakteristik suatu produk atau jasa yang berhubungan dengan kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan tertentu
✝Mutu adalah hal yang
berkaitan dengan kepuasan konsumen
✝Jika mutu bagus konsumen tidak akan
takut untuk mengeluarkan biaya yang mahal untuk mendapatkannya
✝2.3
Umpan
Salah satu faktor penting masuknya ikan kedalam perangkap adalah umpan
✝Umpan merupakan salah satu bentuk rangsangan
✂stimulus
✆yang bersifat fisika
dan kimia yang dapat memberikan respons bagi ikan
✞ikan tertentu pada proses
penangkapan ikan
✝Umpan merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh
yang besar terhadap keberhasilan dalam usaha penangkapan
✟baik masalah jenis
umpan
✟ ✠ ✡fat
✟ ☛☞n cara pemasangan
✂Sadhori
✟ ✄☎✌ ✍✆✝Menurut Martasuganda
✂ ✁ ✁✌✆✟proses teerangkapnya ikan
✟udang dan
kepiting ke dalam bubu antara lain dikarenakan oleh faktor sebagai berikut
✎✄ ✆
Biota perairan mencari makan atau dalam perjalanan beindah tempat
✟mencium bau umpan
✟mendekati atau menuju ke arah datangnya bau umpan
✟menyentuh bubu
✟mencari jalan untuk memasuki bubu
✟menemukan pintu
masukkemudian memasuki bubu
✂teerangkap
✆✏✆
Biota perairan dalam perjalanan beindah tempat
✟ ✑emudian menemukan bubu
✟ ✒ ✓✔✕ ✖✗ ✘✙✚✛ ✜t
menemukan pintu masuk kemudian memasuki bubu
✏✢✆
Dalam perjalanan beindah tempat
✟kemudian menemukan bubu
✟t
✣ ✙✤ ✥✚ ✓✗ ✦ ✙✒ ✜menemukan pintu masuk kemudian memasuki bubu
✏✧ ✆
Dalam perjalanan beindah tempat
✟kemudian menemukan bubu
✟menemukan
pintu masuk kemudian memasuki bubu dijadikan tempat berlindung
✏✍✆
Dalam perjalanan beindah tempat
✟kemudian menemukan bubu
✟menemukan
pintu masuk kemudian memasuki bubu dijadikan sebagai
✒ ✣★✩t
★✪ ✫Menurut Leksono
✂ ✄☎✌ ✢✆diacu dalam Riyanto
✂ ✁✁ ✌✆✟beberapa
pertimbangan dalam menentukan alternatif umpan yaitu
✎✄ ✆
Umpan harus dapat digunakan pada alat tangkap yang telah ada
✏✬✭
✮✯
Lokasi sumberdaya relatif dekat serta mudah dalam penanganannya
✰dan
✱✯Biaya Pengadaan relatif murah
✲Djatikusumo
✳✭ ✴✵✱✯diacu dalam Riyanto
✳✬✶ ✶✷✯menyatakan bahwa umpan
yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut
✸✭ ✯
Tahan lama
✳tidak cepat busuk
✯ ✰✬✯
Mempunyai warna yang mengkilap sehingga mudah terlihat dan menarik bagi
ikan yang menjadi tujuan penangkapan
✰✹✯
Mempunyai bau yang spesifik untuk merangsang ikan datang
✰ ✮✯Harga terjangkau
✰✱✯
Mempunyai ukuran memadai
✰dan
✺✯
Disenangi oleh ikan yang menjadi tujuan penangkapan
✲Umpan yang biasa digunakan dalam pengoperasian krendet berupa
potongan
✻potongan ikan rucah
✼jenis moluska
✼✽✾✿✾❀y
✽❁❂ ❃ ✼kekerangan
✼bulu babi
✼teripang
✼dan jenis hewan lain yang banyak mengandung protein
✼lemak
✼dan kitin
✳❀❄❅❅❆✾t
✯✲Ada juga yang menggunakan bau dari kelapa yang dibakar untuk
menarik lobster atau ikan
✻ikan untuk memasuki perangkap
✳Febrianti
✼ ✬ ✶✶ ✶✯✲Menurut Ryanto
✳✬✶ ✶✷✯kandungan alanin
✼glisin
✼prolin
✼tirosin
✼phenilalanin
✼lisin
✼dan histidin serta triptophan dan valin pada asam amino
✼diidentifikasi
sebagai perangsang nafsu makan ikan
✲2.3.1 Umpan ikan tembang (Sardinella fimbriata)
Sumber www fishbase us
Gambar
Ikan tembang
Tabel
Komposisi kimia ikan tembang Sardinella fimbriata per
gr
Komposis
Jumlah
Energi
Air
Protein
Lemak
Kalsium
❍Ca
■Fosfor
❍P
■Besi
❍Fe
■❏❑ ▲
Kal
▼ ◆gr
❖◆gr
❖▼gr
❏❑mg
❏❑❑mg
❏
mg
Sumber Hardiansyah
Berikut klasifikasi ikan tembang menurut Saanin
Pilum Chordata
Sub Filum Vertebrata
Kelas Pisces
Sub kelas Teleostei
Ordo Malacopterygii
Sub ordo Clupeiformes
Genus
Spesies
2.3.2 Umpan alternatif cacing tanah (Lumbricus rubellus)
Cacing tanah menjadi umpan alternatif karena cacing tanah memiliki
kandungan asam amino paling lengkap dan protein yang merupakan kandungan
kimia yang merangsang napsu makan ikan
Cacing tanah
bagian ventral pipih panjang tubuh
cm warna tubuh bagian punggung
dorsal coklat cerah sampai ungu kemerahan warna tubuh bagian ventral krem
dan bagian ekor kekuningan jumlah segmen
klitelum berbentuk sadel
dan menonjol jumlah segmen pada klitelum antara
segmen yang berada
pada segmen ke
lubang kelamin jantan terdapat pada segmen ke
dan
lubang kelamin betina pada segmen ke
bergerak kurang aktif dan kadar air
berkisar antara
% Rukmana
Sumber Kumolo
Hal
Gambar
Anatomi cacing tanah
Secara umum cacing tanah memiliki sifat hermafrodit biparental nocturnal
peka terhadap cahaya sentuhan dan getaran
Tidak memiliki klitelum tidak
memiliki gigi dan rentan terhadap berbagai jenis minyak dan deterjen Palungkun
Hagner dan Engemann
mengklasifikasikan cacing tanah
.
sebagai berikut
Kingdong Animalia
Divisi Vermes
Filum Annelida
Kelas Oligochaeta
Ordo Opisthopora
Family Lumbricidae
Genus
P◗
Cacing
❘.
❙ ❚❯ ❱❲❲ ❚❳telah dimanfaatkan secara luas untuk berbagai
keperluan
❨seperti
❩penghasil pupuk organik
❬bahan pakan ternak dan ikan
❬umpan
pancing
❬bahan baku obat dan kosmetik
❬dan bahan baku makanan dan minuman
❭Cacing dapat dijadikan bahan baku untuk pakan ternak dan ikan sehubungan
dengan kandungan protein yang tinggi
❪ ❫◗ ❴❵ ❫%
❛❭Kandungan gizi lainnya yaitu
mengandung lemak
❪ ❵ ❴ ❜ ❝%
❛❨Ca
❪ ❝❨❞❞%
❛❨P
❪❜%
❛❨dan serat kasar
❪❜❨❝❡%
❛ ❪Palungkun
❨ ❜❢ ❢❢❛❭Kandungan gizi yang terkandung dalam cacing tanah
❪ ❘❚❣❯❙ ❤✐❚ ❳❙ ❚❯❱❲❲ ❚ ❳❛sebagai berikut tersaji dalam Tabel
P❭Tabel
PTabel kandungan gizi cacing tanah
❪❘❚❣❯❙ ❤✐❚ ❳❙ ❚❯❱❲❲ ❚ ❳❛Zat Gizi
Komposisi (%)
Protein
❥❦❧♠ ❥Asam amino esensial
Arginin
❦♥ ♦♣Histidin
♦♥q❥Isoleusin
r♥qsLisin
❦♥s ❦Leusin
❦♥♣ ♣Sumber
tPalungkun
♥♦✉✉ ✉ ✈Menurut Kumolo
❪ P ❝❜ ❜❛berkat kandungannya tersebut cacing tanah dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas
❨ikan
❨udang
❨dan kodok
❭Sedangkan menurut penelitian para ahli
❨cacing tanah bisa dijadikan bahan pangan
ternak dan ikan
❭Kandungan protein cacing tanah lebih tinggi dari tepung ikan
❭Kandungan asam aminonya juga paling lengkap
❨tidak berlemak
❨mudah dicerna
❨dan tidak bertulang sehingga seluruh jasadnya dipakai
❭Penelitian sebelumnya
Asam amino esensial
Metionin
r♥♦sFenilalanin
r♥ rqTreonin
r♥ ✉qValin
♣♥♦✇Asam amino nonesensial
Sistin
r♥ r✉Glisin
r♥ ✉rSerin
r♥ ssTirosin
♦♥ ♣ ❥Lemak
✇♠❧Oct
Serat kasar
♦♥✇sFosfor
①P
② ♦♥✇✇③④
menunjukkan bahwa ekstrak cacing
⑤.
⑥ ⑦⑧ ⑨⑩⑩⑦❶mengandung berbagai jenis enzim
pada substrat tertentu antara lain yaitu
❷protease
❷ ❸amilase
❷lipase
❷amiloglukosidase
❷❹❺tinase
❷❻ ❼n selulase
❽Subandrio
❷③❾❾ ❿ ➀➁2.3
Analisis Statistika
Transformasi akar kuadrat biasanya digunakan untuk data yang
mengandung semua nilai
❸nilai yang kecil
❷misalnya data yang diperoleh melalui
penghitungan kejadian
❸kejadian yang jarang
➁Untuk data ini
❷ragam cenderung
menjadi proporsional terhadap nilai tengah
➁Transformasi ini juga cocok
digunakan untuk data persentase dengan wilayah data berkisar antara
❾ ➂ ➃❾%
➁Jika sebagian besar data bernilai kecil
❷khususnya bernilai nol
❷maka transormasi
yang digunakan adalah
❽➄➅➆ ➀➇ ➈➉
O
m
2011
2011,
,
,
,
.
ish
in
g
,
,
,
,
.
3 .
,
16 .
30
20
.
:
, 2012.
1
.
-
u
n l
19 .
.
4
27
➋➌➍➎➏
1
➐➏➌ ➑➒➌➓➍➌ ➔➌➓→➎➓ ➎➏➣ ➑➣➌➓↔↕ ➙➛➜➝➞➜ ➟➠➜ ➡➜ ➟ ➢ ➤ ➥➦➧➨ ➧➩➜ ➦➧ ➫➥➭➯➟➜ ➜➟
1
➲➥➳➜ ➡➯ ➲ ➜➟ ➵➜ ➟ ➭8,5
➸,
➞➥➤➝ ➡40
➺➸,
➛ ➥➠➜➳90
➺ ➸.
➻➥➞ ➧➜➜ ➟ ➭➩ ➯➝➞ ➜➟ ➝ ➳➜➟ ➦➤ ↕➳➝ ➜ ➦➧➤➥➟ ➥➛ ➧➝ ➧➜➟
2
➙➛➜➝➝➜ ➟ ➭➩➜➤➠➯➠➯➛ ➧➤ ➜➝18
➠➯➜ ➡: 6
➠➯ ➜ ➡➠➯ ➠➯➛ ➧➤➜ ➝ ➳➜ ➵➯➟➭➜➟➦➥➠➜ ➭➜ ➧➠➯ ➠➯➢ ➼➢ ➝➜➟ ➞➜➳ ➽, 6
➠➯➜➡➠➯ ➠➯➲ ➢ ➼➲➧➟ ➝➯➢➜ ➸➤ ➧➟➭➽➞ ➜➟6
➠➯➜ ➡ ➠➯ ➠➯➲ ➙➼➲➧➟➝ ➯➙➝➜➦➽.
➲ ➜➟ ➵➜ ➟ ➭
60
➺➸,
➛ ➥➠➜➳45
➺➸,
➞ ➜➟➝ ➧➟ ➭ ➭➧30
➺ ➸.
➾➚ ➪➶r
➠ ➥➦➧➭➜ ➛ ➹➜➟ ➧ ➦➞➧➜➸ ➥➝ ➥➳6
➸➸.
➘o
v
➶r n
➶t
➲ ➴➪➶sh
siz
➶1,5
➧➟ ➺ ➧210
➷➬ ➮8.
➲➥➟ ➭➜ ➸ ➠➧ ➛➜➟➞➜➝ ➜➡➜ ➦➧ ➛ ➝ ➜➟ ➭➩➜➤ ➜➟
3
➱ ➥➸ ➠➜ ➟ ➭➼ ➦➥➭➜➳ ➽3-4
➥➩ ↕➳➤ ➜➞ ➜➸➜ ➦➧➟➭ -➸➜ ➦➧➟➭➠➯ ➠➯✃➸➤➜ ➟➦➝ ➜➟ ➞➜➳
4
❐➜➺ ➧➟ ➭➝ ➜➟➜➡➼ ➡ ➧➞ ➯➤➽ ❒➥➳➜ ➝± 50
➭➳/
➩ ➜➟➝ ↕➟➭/
➠➯ ➠➯ ✃➸➤➜ ➟➜ ➛➝ ➥➳➟ ➜➝ ➧➨5
➫➜➟➝ ↕ ➟ ➭➯➸➤ ➜➟ ➫➜ ❮➜ ➝➩➜ ➦➜ ➻➥➟ ➥➸➤ ➜➝ ➩➜ ➟➯ ➸➤➜➟ ➤ ➜➞➜ ➠➯ ➠➯6
➲➥➛➜➸➤➯ ➟➝ ➜➟ ➞➜ ➲➛➜ ➦➝ ➧➩➞ ➧➜ ➸➥➝ ➥➳30
➺ ➸➞➜➟20
➺➸➲➥➟➜➟ ➞➜➛↕ ➩➜ ➦➧ ➤➥➳ ➥➟➞ ➜➸➜➟➠➯ ➠➯
7
➱ ➜➸ ➠➜ ➟ ➭ ➱ ➜ ➛ ➧➤➥➛➜➸➤➯ ➟ ➭50
➸➞➜ ➟20
➸,
➝➜➛➧➯ ➝ ➜➸➜154
➸,
➞➜➟➝ ➜ ➛ ➧ ➺➜➠➜➟➭3
➸➦➥➠➜➟❰➜➩18.
➻➥➳➜➟ ➭➩➜ ➧➩➜ ➟➠➯ ➠➯ ➞ ➜ ➛➜ ➸
sys
Ï➶m
lo
n
g
lin
➶8
➱ ➧➸➠➜➟➭➜➟ ➫➜➤ ➜ ➦➧➝ ➜ ➦2
➩ ➭➞➜ ➟5
➩ ➭ ➲➥➟ ➭➯ ➩➯ ➳➜➟➠ ➥➳➜➝ ➼ ➭➳➜ ➸➽➡➜ ➦➧ ➛➝ ➜➟➭➩➜ ➤➜➟9
➲➥➟ ➭➭➜➳ ➧ ➦➞ ➜➟➵➜ ➟ ➭➩ ➜➦↕ ➳↕ ➟ ➭ ➢ ➩➜ ➛➜30
➺➸➞ ➜➟20
➺➸ ➲➥➟ ➭➯ ➩➯ ➳➜➟➤ ➜➟ ➵➜ ➟ ➭ ➩➜➳➜ ➤➜ ➦,
➤➜ ➟ ➵➜➟ ➭➝ ↕➝ ➜ ➛ ➡➜ ➦➧ ➛➝ ➜➟➭➩➜ ➤➜ ➟10
➲➥➳➩➜➩ ➜ ➦ ➱ ➜➟➭,
➤➧ ➦➜➯,
➭➯ ➟➝ ➧➟➭,
➺↕ ➠➜➟,
➵➜➳➯ ➸➞➜ ➟➛➜ ➧➟-
➛➜ ➧➟➻➥➸➤ ➥➳ ➠➜ ➧➩ ➧➜ ➛➜➝❰➜➟ ➭ ➳➯ ➦➜ ➩
11
➙➛➜➝➝ ➯ ➛ ➧ ➦ ➢ ➤ ➧➞ ↕ ➛Ð➤ ➯ ➛➤ ➥➟,
➩ ➥➳➝➜➦ÑÒ➢ ➞ ➜➟➛➜ ➧➟-
➛➜ ➧➟.
➻➥➟➺➜➝ ➜➝➞ ➜➝ ➜➡➜➦➧ ➛ ➝ ➜➟ ➭➩➜➤ ➜➟❰➜➟➭ ➞➧➠➯➝ ➯ ➡➩ ➜➟
12
➫➜➸ ➥➳➜➞ ➧ ➭➧➝ ➜ ➛10
➻➲ ➷↕➩ ➯➸ ➥➟➝ ➜ ➦➧➩ ➥ ➭➧➜➝ ➜➟13
Ó➜ ➤➝ ↕➤/
➲❐ ➻➥➟❰➧➸➤ ➜➟➞➜➟➸ ➥➟➭↕ ➛➜➡➞ ➜➝ ➜
➋➌➍➎➏
2
Ô→ ➎Õ➣Ö➣×➌Õ➣➍Ø➍Ø➏➣→➌ ➑ÙÚ➒➣Ö➣×➌Õ➣→ ➣➓ ➑ØÕ➌Ù→➣➓Û ↔↕.
❒➜ ➭ ➧➜ ➟➫↕ ➟ ➦➝ ➳➯➩➦➧ ➢ ➤ ➥➦➧➨ ➧➩➜ ➦➧1
↔➜ ➸➜:
❒➯ ➠➯Ó➧➤ ➜➝➻↕➞➧➨ ➧➩➜➦➧➲➧➟ ➝ ➯➢ ➜➸➤➧➟➭➼➲ ➢ ➽2
❒➥➟ ➝➯ ➩➠➯ ➠➯ ➲➥➳ ➦➥➭➧➤ ➜➟ ➵➜ ➟ ➭➼ Üo
x typ
➶ ➽3
✃➩ ➯➳➜➟➠➯ ➠➯60
➺➸Ý45
➺ ➸Ý30
➺➸➼➤Ý➛Ý➝ ➽4
Þ➯ ➸ ➛➜➡➤➧➟➝ ➯➸➜ ➦➯➩1
➤ ➧➟➝ ➯;
➤➧➟ ➝ ➯➦➜ ➸➤ ➧➟ ➭5
Þ➥➟ ➧ ➦➻↕ ➞ ➧➨ ➧➩➜ ➦➧ß-
✃➩➯ ➳➜➟➠➯ ➠➯➛ ➥➠ ➧ ➡➠ ➥➦➜➳➞ ➧ ➠➜➟ ➞ ➧➟ ➭➠➯➠➯❰➜ ➟ ➭➠ ➧➜ ➦➜ ➞➧↕ ➤ ➥➳➜ ➦➧➩➜➟➟ ➥➛➜❰➜➟;
-
àlo
p
➶n
➶t
➼ ➦➯➞➯ ➝➩ ➥➸ ➧➳ ➧➟ ➭➜➟➤ ➧➟➝ ➯➸➜ ➦➯ ➩ ➽➜ ➝➜ ➦➞➜➟➠➜❮➜ ➡:
22,5
á;
-
✃➩ ➯➳➜ ➟➤➧➟ ➝ ➯➸➜➦➯➩➺➯➩ ➯➤➛ ➥➠➜➳;
-
➱ ➥➳➞➜➤ ➜➝➸↕➞➧➨ ➧➩ ➜ ➦➧➠ ➥➳➯➤ ➜➤➛➜➦➝ ➧➩➠➥➳ ➠ ➥➟➝ ➯ ➩➩➧➦ ➧-
➩ ➧ ➦➧➤➜➞ ➜ ➤➧➟ ➝➯➸➜ ➦➯➩➠➯ ➠➯❰➜➟➭➛ ➥➠ ➧ ➡➸ ➥➟❰➯➛➧➝ ➩➜ ➟➡➜➦➧ ➛➝➜ ➟ ➭➩➜➤ ➜➟ ➯ ➟➝ ➯➩➛↕➛↕ ➦;
-
➢ ➯➸ ➠➯➛➧➤ ➜➝➜ ➟➠➯ ➠➯➝ ➥➳ ➛ ➥➝ ➜➩20
➺➸➞ ➜➳ ➧➠➜➭➧➜➟➞➥➤ ➜➟➠➯ ➠➯;
-
â ➯➜➟➭➞ ➜ ➛➜➸➠➯ ➠➯➛ ➥➠ ➧➡➠➥ ➦➜➳.
6
❒➧➟ ➭➩➜ ➧➼ ãä➚➪➶ ➽ ❒➥➦➧➭➜➛➹➜➟ ➧ ➦,
➞ ➧➜ ➸➥➝ ➥➳6
➸➸7
❒➜➞ ➜➟➵➜➳ ➧➟ ➭➼➺ ↕ ➹➥➳n
➶t
➽ ➲➴➪➶sh
siz
➶1,5
➧➟➺➧Ð210
➷➬ ➮8
28
2
.
3
æ ç.
è éêë éìíçì îïðñ ò îë ó ôõ îë öë òé îë
1
æé÷é:
èñøñùë ôé ïú çûë öë òéîëüë ì ïñýïé îþüýÿ2
èõìïñòøñøñ ð éôõ îë ñ÷þ✁✂r
p
✄zo
☎✆ ✂l
✁yp
✄ ÿ3
✝òñð éìøñøñ60
✞÷✟45
✞÷✟30
✞ ÷þô✟✠✟ïÿ4
✡ñ÷✠é☛ôë ì ïñ÷éîñ ò1
ôëìïñ;
ôë ì ïñéï éî5
✡õ ìë îú çûë öë òéîë☞-
✝òñð éìøñøñ✠õøë ☛øõîéðûëøéìûë ì êøñøñ✌éìêøë é îé ûëçôõð éîë òéììõ✠é✌éì;
-
✍lo
p
✄n
✄t
þîñûñ ïòõ÷ëðë ìêéìôë ìïñ÷é îñ òÿ: 70
✎;
-
✝òñð éìôëìïñ÷é îñ ò✞ñòñ ô✠õøéð;
-
õðûéô éï÷ çûë öë ò éîëøõ ðñ ôéô✠éîïë òøõðøõì ïñ òòë îë -òë îëôéûéôë ì ïñ÷é îñ òøñøñ✌éì ê✠õøë ☛÷õ ì✌ñ✠ë ï ò éì ☛ éîë✠ï éìêòéô éìñìïñ ò✠ ç✠ çî;
-
óñ÷øñ✠ë ô éï éìøñøñïõð✠õ ï é ò15
✞÷þ✏✄n
✑✄r
ÿûéðë øéêë éìûõ ôéìøñøñ;
-
✒ñéìêûé✠é÷øñøñ✠õøë☛øõîéð.
6
èë ì ê òéëþ✓✔✂✕✄ ÿ èõîëêé✠✖ éìë î,
ûë é÷õ ïõð6
÷÷7
è éûéì✗ éðë ì êþ✏✄o
v
r n
✄t
ÿ ü✘✕✄sh
siz
✄1,5
ë ì✞ë ✙210
✚✛✜8
:
, 2012
29
4
-
u
n l
x rimn
t
ish
in
g
.
12
in
g
,
ttin
g
16.30
,
in
g
07.00
.
lo
n
g
li
154
,
-
8
,
3
.
-5 ,
,
20
50
.
-
,
,
-,
30
✢✣✤✥✥ ✦ ✤✧ ✧✤ ✦★✩ ✧✤ ✪ ✫✥ ✦✤ ✧✬✧✤ ✭✣✮✦✬✦✩✤✯✧
,
✩✧✪✧ ✩✣✤✣✰✫✱✫✧✤ ✫✤✫ ✪✫✥ ✦ ✤✧✬✧✤ ✭✣✲✧✤✯✧✬✬✦✳✧✤✥✰✣✲✫✴50
✥✳✧★✮✧✮ ✫✤✥✩✣✳✬✧✤✱✵✤✥ ✦ ★✩✧✤✶ ✷✣★✦✪ ✫✧✤✬✧✸✧✱✬✧✭✧ ✱✣✳✭✣✲✦✱✪✫✱✦✭✦✬✬✧✤✩✧✪✧✲✣✭ ✫✯✧✤✥✪✫✥ ✦ ✤✧✬✧✤✦✤✱✦✬ ✩✣★✧✭✧✤✥ ✧✤✦★✩ ✧✤✶ ✹✳✦✱✧✤ ✩✣✤✣★✩ ✧✱✧✤✲✦✲✦✯✧✤✥✪✫✳✧✤✥✬✧✫✬✧✤✩ ✧✪✧✱✧✰✫✦✱✧★✧,
✪ ✫✱✣★✩ ✧✱✬✧✤✩ ✧✪✧✩✵✭ ✫✭ ✫✤✯✧ ✪✣✤✥✧✤ ✮✧✳✧✩✣✤✥✦✤✪ ✫✧✤✺ ✬✣★✦✪ ✫✧✤✪✫✧★✲✫✰ ✭✧✱✦ ✩✣✳✭✧✱✦ ✪✧✤✪✫✱✣★✩✧✱✬✧✤ ✭✣✭✦ ✧✫ ✦✳✦✱✧✤ ✧✤✥✬✧ ✤✵★✵✳ ✦✳✦✱ ★ ✦✰✧✫ ✪✧✳✫ ✤✵★✵ ✳1
✴✫✤✥ ✥ ✧18.
✻✣✰✣✤✥✬✧✩✤✯✧ ✪✧✩✧✱ ✪✫✰✫✴✧✱✩✧✪✧✼✧✲✣✰6
✲✣✳✫✬✦✱.
✼✧✲✣✰
4
✹✳✦✱✧✤✪✧✤✩✣✤✣ ★✩✧✱✧✤✲✦✲✦✩ ✧✪✧✱✧✰✫✦✱✧★✧✽✾
.
✿❀❁ ❂ ❃✾ ❄❅❆❁ ❇❁ ❈❅ ❉❊ ❋✿●❍ ■ ❉1
❏2
❑■❑❊ ❉▲2
▼❏4
❑■❑❊ ❉▲3
❏4
❑■❑❊ ❉▲4
▼◆6
❑■❑❊ ❉▲5
▼❏6
❑■❑❊ ❉▲6
▼❏1
❊ ❖ ■❉7
❏5
❊ ❖ ■❉8
▼❏3
❊ ❖ ■❉9
▼◆3
❊ ❖ ■❉10
❏1
❊ ❖ ■❉11
▼◆4
❑■❑❊ ❉▲12
▼❏2
❑■❑❊ ❉▲13
❏3
❊ ❖ ■❉14
▼◆2
❑■❑❊ ❉▲15
▼◆1
❊ ❖ ■❉16
▼❏5
❊ ❖ ■❉17
▼◆5
❊ ❖ ■❉18
❏6
❑■❑❊ ❉▲❃❅ ❂❅❀ ■ ❉▲ ■ ❉
:
❏P❈❅ ❉❊ ❋❇❁❇ ❁❋❂■ ❉❄■❀;
▼❏P❈❅ ❉❊ ❋❇ ❁❇ ❁●✾❄❊ ◗❊ ❖ ■❋❊❍ ❊ ❉❂❁❋■●❍❊ ❉▲
;
▼◆P❘ ❅ ❉❊ ❋❇ ❁❇ ❁●✾❄❊ ◗❊ ❖ ■❋❊❍ ❊ ❉❂❁■ ❂■ ❋.
31
5
.
m
x rimn
t ish
in
g
.
l
20
,
:
1
h
.