• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Antena Mikrostrip Segiempat Dual Band Dengan Menggunakan Teknik Pencatuan Proximity Coupled

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Antena Mikrostrip Segiempat Dual Band Dengan Menggunakan Teknik Pencatuan Proximity Coupled"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Rancang Bangun Antena Mikrostrip Segiempat

Dual Band

Dengan Menggunakan Teknik Pencatuan

Proximity

Coupled

Riska Resti Khoirun Nisa 1, Andik Atmaja 2, Herma Nugroho3

1, 2, 3 Teknik Telekomunikasi, Politeknik Kota Malang

Jln Tlogowaru II no 3 Malang, Jawa Timur, Indonesia

1riskaresti35@gmail.com, 2andikatmaja@gmail.com, 3hnugroho81@gmail.com ABSTRAK

Teknologi wireless adalah salah satu teknologi komunikasi yang telah berkembang saat ini. Teknologi wireless menawarkan teknologi wireless fidelity (Wi-Fi) dan Long Term

Evolution (LTE). Kedua teknologi terseb t melayani kebutuhan manusia secara

bergantian. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah perangkat yang mampu menggabungkan kedua teknologi tersebut. Antena yang mampu mengembangkan teknologi ini adalah antena dual band . Ketika dua frekuensi kerja terpisah jarak yang cukup jauh, sebuah struktur patch dual band dapat dirancang untuk menghindari penggunaan antena yang terpisah. Antena mikrostrip adalah salah satu antena yang dapat digunakan untuk antena dual band karena mudah dikoneksi dengan perangkat lain. Pada penelitian ini akan dibuat antena mikrostrip segiempat dual band dengan menggunakan teknik pencatuan proximity coupled yang bekerja pada frekuensi 1.8 GHz dan 2.4 Ghz untuk meningkatkan sinyal Wi-Fi dan LTE dan melebarkan bandwidth. Hasil pengukuran antena mikrostrip segiempat dual band dapat bekerja optimal di frekuensi 1.840 dan 2.420 GHz, dengan nilai return loss dan VSWR untuk frekuensi 1.840 GHz yaitu -10.510 dB dan 1.827. Sedangkan, frekuensi 2.420 Ghz nilai return loss

dan VSWR yaitu -41.07 dB dan 1.015 dengan pola radiasi directional. Nilai kecepatan sinyal saat LOS -51 dBm dengan persentase upload 37% lebih tinggi dibanding dengan antena referensi dan persentase download 47% lebih tinggi dibanding dengan antena referensi. Nilai kecepatan sinyal saat NLOS -53 dBm dengan persentase upload 5% lebih tinggi daripada antena uji dan kecepatan download lebih tinggi 44% dari antena uji. Untuk jarak jangkauan antena uji mampu menerima sampai jarak 75 meter dengan persentase 8% lebih baik dari antena referensi.

Kata Kunci: teknologi wireless;antena dual band; antena mikrostrip;teknik pencatu

proximity coupled.

ABSTRACT

Wireless technology is one of the communication technologies which has been developing now. Wireless technology offers wireless fidelity (Wi-Fi) and Long Term Evolution (LTE).

Both technologies serve human needs in turn. Therefore, it needs a device that can

combine both technologies. The antenna which can develop these technologies is a dual

band antenna. When two working frequencies separate in a considerable distance, a dual

band patch structure can be designed to avoid the use of separate antennas. Microstrip

antenna is one of antennas that can be used for dual band antenna because it is easily connected to other devices. In this final project, it will be made rectangular microstrip dual band antenna using a proximity coupled feeder technique that works on 1.8 GHz and 2.4 Ghz frequencies to increase Wi-Fi and LTE signals and to widen bandwidth. Measurement results of dual band microstrip antenna can work optimally at frequencies 1.840 and 2.420 GHz, with return loss and VSWR values for frequency 1.840 GHz are

(2)

-10.510 dB and 1.827. Meanwhile , at frequency 2.420 GHz, the return loss and VSWR

values are -41.07 dB and 1.066 with directional radiation pattern.The speed value of the

signal when LOS-51 dBm with percentage of upload is 37% higher and also percentage of download 47% higher from reference antenna. The value of the speed of the signal when the NLOS-53 dBm with percentage of upload 5% higher and also percentage of download 44% higher from test antenna. For antenna test range is able to receive up to a distance of 75 meters with a percentage of 8% better than the reference antenna.

Keywords: wireless technology; dual band antenna; microstrip antenn;, proximity

coupled feeder technique.

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan kebutuhan manusia akan sistem komunikasi yang berkecepatan tinggi, efisien, handal dan berkualitas akan meningkat pula. Salah satu teknologi komunikasi yang berkembang saat ini adalah teknologi komunikasi tanpa kabel (wireless) yang telah menawarkan teknologi komunikasi

wireless fidelity (Wi-Fi) dan long term

evolution (LTE).Wi-Fi sendiri banyak

ditemui di berbagai tempat, yang dipasang perorangan di daerah perkantoran,sekolah- sekolah maupun di tempat-tempat wisata. LTE menggunakan radio yang berbeda, namun tetap menggunakan dasar jaringan GSM / EDGE dan UMTS / HSPA. Wi-Fi juga mempunyai kekurangan, yang sering dikeluhkan oleh masyarakat seperti jarak jangkauan yang terbatas, penggunaan akses yang juga terbatas, kecepatan akses yang lemot, dan lain-lain.

Walaupun kedua teknologi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tetapi kedua teknologi itu akan melayani kebutuhan manusia secara simultan. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan sebuah peralatan yang mampu mengakomodasi kedua jaringan tersebut dalam satu perangkat khususnya antena. Agar kedua sistem hanya menggunakan sebuah antena saja, maka dibutuhkan sebuah antena yang bersifat dual band. Antena dual

band mampu bekerja pada dua

daerah frekuensi sekaligus. Antena jenis ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan efisiensi perangkat pada penggunaan kanal frekuensi yang berbeda

Dengan berpedoman pada masalah diatas, akan dibuat “ Rancang Bangun Antena Mikrostrip Segiempat Dual Band dengan Menggunakan Teknik Pencatuan Proximity Coupled ”. Pemilihan menggunakan antena mikrostrip sebagai pemecahan masalah diatas karena antena mikrostrip mempunyai kelebihan mudah dikoneksi dan di integrasikan dengan perangkat elektronik lain, mudah direalisasikan dan tidak memakan biaya yang begitu besar. Adapun bentuk patch yang digunakan berbentuk segi empat yang meskipun sederhana tetapi mampu memberikan performansi yang lebih optimal dibandingkan bentuk yang lain. Alat ini menggunakan teknik pencatuan

proximitycoupled yang mempunyai

kelebihan mampu melebarkan bandwith antena.

KAJIAN PUSTAKA 1. Antena Mikrostrip

Antena mikrostrip adalah suatu konduktor metal yang menempel diatas groundplane yang diantaranya terdapat bahan dielektrik seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Antena mikrostrip merupakan antena yang memiliki masa ringan, mudah difabrikasi, dengan sifatnya yang konformal sehingga dapat

(3)

ditempatkan pada hampir semua jenis permukaan dan ukurannya kecil jika dibandingkan dengan antena jenis lain.

Karena sifat yang dimilikinya, antena mikrostrip sangat sesuai dengan kebutuhan saat ini sehingga dapat diintegrasikan dengan peralatan telekomunikasi lain yang berukuran kecil, akan tetapi antena mikrostrip juga memiliki beberapa kekurangan yaitu: bandwidth yang sempit, gain dan directivity yang kecil, serta efisiensi yang rendah.

2. Parameter-Parameter Antena Kinerja dan daya guna suatu antena dapat dilihat dari nilai parameter-parameter antena tersebut dimana parameter tersebut saling berhubungan. Parameter ini biasanya digunakan untuk menganalisa suatu antena. Adapun parameter antena tersebut diantaranya[2]:

1. Pola Radiasi

Merupakan besaran yang menentukan ke arah sudut mana sebuah antena memancarkan energinya.

2. Directivitas

Merupakan besaran yang menyatakan perbandingan antara kerapatan daya maksimal dengan kerapatan rata-rata.

3. Gain

Gain menentukan seberapa besar sebuah antena memfokuskan energi pancarnya. Untuk mendapatkan nilai gain, kita dapat mengalikan besar direktivitas dengan efesiensi antena.

4. Polarisasi

Menyatakan arah dan orientasi dari medan listrik dalam perambatannya dari antena pemancar.

5. Return Loss

Return loss adalah perbandingan

antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss dapat

terjadi karena adanya

diskontinuitas diantara saluran transmisi dengan impedansi masukan beban (antena).

5. Impedansi

Impedansi input suatu antena

adalah impedansi pada

terminalnya. Impedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek-obyek yang dekat dengannya.

6. Bandwidth

Merupakan lebar pita frekuensi, di interval ini kinerja antena masih sesuai dengan data- data yang diberikan.

3. Antena Mikrostrip Dualband

Antena mikrostrip dual-band

merupakan suatu jenis antena mikrostrip yang dapat bekerja pada dua buah frekuensi yang berbeda. Terdapat tiga jenis teknik untuk mendapatkan antena mikrostrip dual-band, yaitu :

a.

Orthogonal mode dual-frequency

patch antennas

b.

Multi-patch dual-frequency

antennas

Gambar 1 Struktur Antena Mikrostrip \

(4)

c.

Reactively-loaded dual-frequency patch antennas

Orthogonal mode

dual-frequency patch antennas adalah satu

jenis antena mikrostrip yang dicatu oleh dua mode dominan yang orthogonal satu dengan lainnya. Sedangkan Multi-patch

dual-frequency antennas adalah satu jenis

antena mikrostrip yang

mempergunakan lebih dari satu elemen antena dimana masing- masing elemen mempunyai frekuensi resonansi yang berbeda – beda. Adapaun jenis yang ketiga adalah Reactively-loaded

dual-frequency patch antennas, yaitu satu

jenis antena mikrostrip yang diberi beban reaktif tambahan sehingga secara keseluruhan antena tersebut akan beresonansi pada dua frekuensi yang berbeda.[1]

4. Dimensi Patch Antena Mikrostrip Segiempat.

Dimensi patch berbentuk segi empat berupa lebar (W) dan panjang (L) dapat diperoleh dari persamaan-persamaan berikut :[1] W = (1) L = – 2 ΔL (2) = (3) ΔL = 0.412 h ( (4) = (5) Dimana : W = lebar patch (mm) = frekuensi resonansi (Hz) = konstanta dielektrik C = kecepatan cahaya (m/s)

= Pertambahan panjang dari L

h = Tebal substrat

= Konstanta dielektrik relatif = panjang patch efektif (mm) 5. Dimensi Saluran Pencatu Antena Mikrostrip

Adapun rumus untuk

menghitung lebar saluran mikrostrip ditulis dengan persamaan 6

[3]

(6) dengan :

Wo = lebar saluran transmisi

(mm)

h = ketebalan substrat (mm)

Z0 = impedansi karakteristik (Ω)

r

ε

= konstanta dielektrik bahan (F/m)

Untuk menghitung panjang saluran transmisi dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

(7)

Dimana :

Persamaan untuk mencari panjang gelombang diruang bebas (λ0).

r

f

c

λ

0

(8)

, maka panjang gelombang pada saluran transmisi mikrostrip (λd) dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : r d

ε

λ

λ

0 (9) dengan :

L

o = panjang saluran transmisi (mm)

= panjang gelombang saluran transmisi

λ0 = panjang gelombang diruang bebas (mm)

(5)

Gambar 2Skema Pencatuan

Proximity Coupled[1]

6. Teknik Pencatuan Proximity Coupled

Proximity coupled seperti yang

terlihat pada Gambar 2.2 merupakan teknik pencatuan yang memiliki keunggulan pada bandwidth yang dihasilkan paling besar dan radiasi tambahan (spurious radiation) yang kecil, dikarenakan oleh kenaikan keseluruhan ketebalan mikrostrip antena patch. Skema ini juga menyediakan pilihan antara dua bahan media dielektrik yang berbeda, satu untuk patch dan satu untuk saluran untuk mengoptimalkan performa individu.[3]

7.Wi-Fi

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity yaitu sebuah media penghantar komunikasi data tanpa kabel yang bisa digunakan untuk komunikasi atau mentransfer program dan data dengan kemampuan yang sangat cepat. Standar yang digunakan untuk jaringan tanpa kabel yang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Awalnya Wi-Fi ditunjukkan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan

Local Area Network (LAN), namun

saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinkan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel

(wireless card) atau personal digital

assistant (PDA) untuk terhubung

dengan internet dengan

menggunakan titik akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat. [3]

Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. sekaran2.5 g ini ada empat varian dari 802.11, yaitu :

Tabel 1 Spesifikasi Wi-Fi Spesifikas i Kecepatan Frekuensi 802.11b 11Mb/s 2.4 GHz 802.11a 54Mb/s 5 GHz 802.11g 54Mb/s 5 GHz 802.11n 100Mb/s 2.4 GHz 8. LTE

Long Term Evolution (LTE)

didefinisikan dalam standar 3GPP

(Third Generation Partnership Project)

Release 8 dan juga merupakan evolusi

teknologi 1xEV-DO sebagai bagian dari roadmap standar 3GPP-2. Teknologi ini dirancang untuk menyediakan efisiensi spektrum yang lebih baik, peningkatan kapasitas radio, latency dan biaya operasional yang rendah bagi operator serta layanan mobile broadband kualitas tinggi untuk para pengguna. Oleh karena itu, untuk merealisasikannya

perlu dilakukan perancangan

jaringan. LTE mendukung kecepatan

hingga 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink pada channel

bandwidth20 MHz.

LTE biasa disebut sebagai tipe layanan nirkabel Fourth Generation

(4G). LTE menawarkan layanan

mobile broadband yang superior

dengan menggunakan femtocells dan

picocells, dalam koordinasi dengan

jaringan inti. Sistem LTE memiliki standar bandwidth mulai dari 1.4 MHz hingga 20 MHz dan dapat beroperasi baik pada frekuensi standar IMT-2000 (850 MHz, 1800 MHz, 1900 MHz,

(6)

2100 MHz) maupun frekuensi baru seperti 700 MHz dan 2.5 GHz .

Pada teknologi pra-generasi keempat, terjadi perubahan yang signifikan dari

segi konfigurasi jaringan akses. Terdapat beberapa elemen jaringan yang digunakan

pada teknologi generasi ketiga tapi tidak lagi digunakan di teknologi pra-generasi

keempat atau fungsinya disatukan dengan komponen lain.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

1. Deskripsi Umum

Antena mikrostrip merupakan

salah satu antena yang

perkembangannya semakin pesat, perkembangan antena ini tidak lain karena perkembangan di dunia teknologi, khususnya telekomunikasi. Dengan bentuk yang sederhana namun spesifikasi tidak kalah dengan antena jenis lainnya, membuat antena mikrostrip banyak diminati oleh masyarakat.

Antena mikrostrip dual-band

merupakan suatu jenis antena mikrostrip yang dapat bekerja pada dua buah frekuensi yang berbeda. Antena jenis ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan efisiensi perangkat pada penggunaan kanal frekuensi yang berbeda.

Rancang Bangun Antena Mikrostrip Segiempat Dual Band

dengan Menggunakan Teknik Pencatuan Proximity Coupled. Alat ini menggunakan bentuk patch yang digunakan adalah berbentuk segi empat yang meskipun sederhana

tetapi mampu memberikan

performansi yang lebih optimal dibandingkan bentuk yang lain. Alat ini menggunakan teknik pencatuan

proximity coupled yaitu untuk

melebarkan bandwith antena. Alat ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan diatas dan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah antena dan propagasi.

2. Perhitungan Rancangan Antena Perhitungan berfungsi untuk menentukan dimensi atau ukuran antena, dimana dimensi atau ukuran antena ini sangat menentukan baik tidaknya antena tersebut dalam bekerja sesuai yang diinginkan diketahui :

Frekuensi kerja ( ) = 1.8 GHz dan 2.4 GHz

Konstanta dielektrik ( ) = 4.4 Ketebalan lapisan dielektik ( ) = 0.0016 m = 1.6 mm

Ketebalan bahan konduktor ( ) = 0.025 mm

Kecepatan udara ( ) = 3 x 108 m/s 3. Desain Antena Hasil Perhitungan

Tabel 3.1 Desain Antena Hasil

Perhitungan A=50,713 mm B =4 1 ,5 5 3 mm E=41,6 mm C= 38,0313 mm D =2 9 ,4 2 2 m m F=156,05 mm G =6 ,5 m m

(7)

F=156,05 mm G =6 ,5 m m A=50,713 mm B =4 1 ,5 5 3 mm E=41,6 mm C= 38,0313 mm D =2 9 ,4 2 2 m m I=1 9 ,7 9 m mH=5,7458 mm I=19,79 mm H=5,7458 mm M=19,79 mm L=4,0632 mm M= 19,7 9 mm L= 4,0632 mm J=5,7458 mm K=14,902 mm J=5 ,7458 mm K=14,902 mm I=19,79 mm H=5,7458 mm

Gambar 4 Tampak Substrat 2 4. Diagram Blok

Gambar 5 Diagram Blok Alat Pada gambar dijelaskan bahwa sinyal wifi ditransmisikan dari router wifi yang berada di suatu tempat. Sinyal transmisi ditangkap oleh antena mikrostrip dual band 2.4 GHz hasil yang dibuat dalam penelitian.

Antena ini memiliki

keunggulan karena bisa bekerja dalam 2 frekuensi sekaligus ataupun satu frekuensi. Antena dual band ini menggunakan teknik pencatu

proximity coupled yang memiliki

keunggulan pada bandwidth yang dihasilkan paling besar dan radiasi tambahan (spurious radiation) yang kecil, dikarenakan oleh kenaikan keseluruhan ketebalan mikrostrip antena patch.Pada penelitian ini dilakukan pengujian parameter antena yang meliputi bandwidth,

return loss, gain, VSWR, dan pola

radiasi menggunakan alat ukur yang bernama network analyzer untuk frekuensi 2,4 Ghz sedangkan untuk frekuensi 1.8 Ghz yang diuji VSWR

dan return loss. Hasil pengujiannya

akan di bandingkan dengan hasil

simulasi menggunakan software CST 2014.

5. Spesifikasi Pembuatan Antena Setelah dilakukan perhitungan, langkah selanjutnya simulasi di software CST Studio Suite 2016 dan untuk menyesuaikan dengan range frekuensi 1,8 GHz dan 2,4 GHz. Tabel 3 Spesifikasi Antena

ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Fabrikasi

Setelah perancangan antena mikrostrip dual band patch (1.8 Ghz dan 2.4 Ghz) berbentuk segiempat secara perhitungan dan simulasi, telah didapatkan hasil dari parameter-parameter sudah memenuhi kriteria spesifikasi antena yang telah ditentukan maka langkah selanjutnya yaitu antena akan direalisasikan dengan proses

fotoetching, sesuai dengan ukuran

pada simulasi antena mikrostrip dual

band patch (1.8 Ghz dan 2.4 Ghz)

berbentuk segiempat, ukuran antena dapat dilihat pada tabel 3 dan bentuk antena mikrostrip segiempat dual

band patch (1.8 Ghz dan 2.4 Ghz)

dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7.

(8)

Gambar 6 dan gambar 7 bentuk antenna mikrostrip 4.2 Hasil Pengukuran

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan pada parameter-parameter antena yang meliputi pengukuran return loss, VSWR,

bandwidth, gain, dan pola radiasi

antena uji didapatkan karakteristik antena sebagai berikut:

Tabel 4 Hasil Pengukuran Parameter-Parameter Antena Mikrostrip Segiempat Dualband

Dari tabel 4 menunjukkan nilai parameter-parameter antena mikrostrip segiempat dualband. Nilai frekuensi hasil optimasi dan hasil fabrikasi berbeda. Pada frekuensi 1.8 GHz rata-rata return loss dan VSWR hasil optimasi di aplikasi CST dan hasil fabrikasi berbeda, pada frekuensi 1.8 GHz nilai return loss dan VSWR di simulasi adalah -21.82 dan 1.1763 sedangkan padahasil fabrikasi 1,835 GHz nilai return loss dan VSWR adalah -10.510 dan 1.827. Nilai return loss dan VSWR pada hasil fabrikasi frekuensi 1.835 GHz sudah memenuhi nilai parameter return loss dan VSWR

yaitu -10 dB dan 1 < VSWR < 2 agar dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Pada frekuensi 2,4 GHz rata-rata return loss dan VSWR hasil optimasi di aplikasi CST dan hasil fabrikasi berbeda, pada frekuensi GHz nilai return loss dan VSWR di simulasi adalah -20,426 dan 1,2104 sedangkan pada hasil fabrikasi 2,420 GHz nilai return loss dan VSWR adalah -41,07 dan 1,015. Nilai return loss dan VSWR pada hasil optimasi dan fabrikasi frekuensi 2,420 GHz sudah memenuhi nilai parameter return loss dan VSWR yaitu -10 dB dan 1 < VSWR < 2. Rata-rata nilai bandwidth

antena hasil simulasi adalah0,079602 dB, sedangkan hasil pengukuran nilai bandwidth antena hasil fabrikasi pada frekuensi 2,420 GHz adalah 1,928 dB. Tujuan dari pengujian bandwidth ini adalah untuk mengetahui berapa besar nilai bandwidth yang dimilki oleh antena, dimana untuk antena Wi-Fi ini, nilai bandwidth sangat mempengaruhi banyaknya channel

yang ditangkap oleh antena, semakin lebar nilai bandwidth, semakin banyak

channel yang ditangkap oleh antena.

3 Pengujian Signal Daya

Pengujian antena dual band

dengan frekuensi 2.4 GHz dilakukan di Lab. antena dan propagasi Politeknik Kota Malang. Pengujian antena ini dilakukan agar nantinya antena dapat bekerja secara maksimal, karena untuk mengetahui antena dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Antena ini diujikan menggunakan Softwar speed test dan

(9)

Tabel 5 Hasil Pengujian Signal Daya

Dari Tabel 5 hasil pengujian

signal daya dapat dilihat perbedaan

nilai signal daya saat menggunakan antena referensi, antena uji dan antena adapter wireless laptop. Dari pengujian signal daya yang dilakukan sebanyak 5 kali di Lab. Antena Propagasi Politeknik Kota Malang didapatkan nilai rata-rata signal daya antena referensi -59,4 dBm , antena uji -47,4 dBm dan antena adapter

wireless laptop -71,8 dBm.

Perhitungan rata-rata bertujuan untuk mengetahui perbandingan menggunakan antena mana yang lebih baik kecepatan signal. Setalah dihitung rata-rata maka dicari selisih

signal daya untuk mengetahui selisih

nilai antara antena referensi dengan antena uji dan antena uji dengan antena adapter wireless laptop. Selisih nilai signal daya antena referensi dengan antena uji sebesar -12 dBm dan antena uji dengan antena adapter

wireless laptop sebesar -24,4 dBm.

Dari data diatas dapat disimpulkan antena uji atau antena mikrostrip segiempatdualband frekuensi 2,4 GHz 25% lebih tinggi daripada antena referensi dalam hal kecepatan signal

penerima Wi-Fi. 4. Pengujian LOS

Berikut ini adalah hasil pengujian LOS (Line Of Sight) antena mikrostrip segiempat dual band frekuensi 2.4 GHz di Gazebo Gedung A Politeknik Kota Malang pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil Pengujian LOS (Line Of

Sight)

Dari Tabel 6 hasil pengujian

LOS (Line Of Sight) antena mikrostrip

segiempat dualband dengan frekuensi 2.4 GHz dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kekuatan sinyal, kecepatan upload dan download saat menggunakan antena adapter wireless

laptop, antena referensi ( antena TL-WN 722N) dan antena uji atau antena mikrostrip segiempat dualband

dengan frekuensi 2.4 GHz. Dari tabel pengujian rata-rata data kekuatan sinyal, kecepatan upload dan

download antena adapter wireless

laptop yaitu sinyal -60.6 dBm, upload

20.682 dBm dan download 21.404 dBm. Dari tabel pengujian rata-rata data kekuatan sinyal, kecepatan

upload dan download antena

referensi (TLWN722N) yaitu sinyal -57 dBm, upload 19.464 dBm dan

download 10.744 dBm. Dari tabel

pengujian rata- kekuatan sinyal, kecepatan upload dan download

antena uji atau antena mikrostrip segiempat dualband dengan frekuensi 2.4 GHz yaitu sinyal -51 dBm, upload 26.63 dBm dan download 21.174 dBm. . Kecepatan upload antena uji lebih tinggi 37% dari antena referensi dan kecepatan download lebih tinggi 47% dari antena referensi.

5 Pengujian NLOS

Berikut ini adalah hasil pengujian NLOS (Non Line Of Sight)

(10)

antena mikrostrip segiempat dual band frekuensi 2.4 GHz di Lab. Pengukuran Lantai 2 Politeknik Kota Malang pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil Pengujian NLOS (Non

Line Of Sight)

Dari Tabel 7 hasil pengujian NLOS (Non Line Of Sight) antena mikrostrip segiempat dualband

dengan frekuensi 2.4 GHz dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kekuatan sinyal, kecepatan upload

dan download saat menggunakan

antena bawaan laptop, antena referensi ( antena TL-WN 722N) dan antena uji atau antena mikrostrip segiempat dualband dengan frekuensi 2.4 GHz. Dari tabel pengujian rata-rata kekuatan sinyal, kecepatan upload

dan download antena bawaan laptop

yaitu sinyal -75.6 dBm, upload 3.546 dBm dan download 3.13 dBm. Dari tabel pengujian rata-rata kekuatan sinyal, kecepatan upload dan

download antena referensi

(TL-WN722N) yaitu nilai sinyal -59 dBm,

upload 8.018 dBm dan download

6.332 dBm. Dari tabel pengujian rata rata kekuatan sinyal, kecepatan

upload dan downloa antena uji atau

antena mikrostrip segiempat

dualband dengan frekuensi 2.4 GHz

yaitu -53 dBm, upload 7.6 dBm dan

download 4.386 dBm. Dari tabel

pengujian dapat di ketahui antena uji mengalami peningkatan secara signifikan pada segi sinyal dibandingkan dengan antena bawaan

laptop dan antena dari TL-WN722 . Kecepatan upload antena referensi lebih tinggi 5% dari antena uji dan kecepatan download antena referensi lebih tinggi 44% antena uji.

6. Pengujian Jarak

Berikut adalah tabel hasil pengujian jarak Wi-Fi LOS di Gedung A Lantai 1 Politeknik Kota Malang :

Tabel 8 Hasil Pengujian Jarak Wi-Fi LOS Antena Mikrostrip Segiempat

Dualband Frekuensi 2.4 GHz

Tabel 9 Hasil Pengujian Jarak Wi-Fi LOS Antena Adapter Wireless Laptop

Pengujian jarak yang dilakukan untuk menguji sampai berapa meter antena mikrostrip segiempat

(11)

dualband frekuensi 2.4 GHz dan antena adapter wireless laptop dilakukan dengan mencoba mengakses dan dipantau dengan

Wi-Fi analyzer dan pins domain google

Wi-Fi Analyzer, yang dilakukan di

Gedung A - Lapangan Politeknik Kota Malang. Pengukuran antena mikrostrip segiempat dualband

frekuensi 2.4 GHz dimulai pada jarak 5 meter dengan akumulasi pertambahan 5 meter pada tiap jarak pengujian. Pengujian pertama dilakukan untuk menguji Pada jarak 5 meter kekuatan sinyal adalah -47 dBm dan dapat mengakses website. Setiap pertambahan pengukuran jarak 5 meter kekuatan sinyal stabil dan masih dapat mengakses website. Ketika pengukuran jarak sudah sampai 75 meter kekuatan sinyal adalah -73 dBm dan masih bisa megakses website, tetapi pada jarak 80 meter sudah dalam keadaan losess

dan tidak dapat mengakses website.

Pengukuran antena adapter

wireless laptop dimulai pada jarak 5

meter dengan akumulasi

pertambahan 5 meter pada tiap jarak pengujian. Pengujian pertama dilakukan untuk menguji Pada jarak 5 meter kekuatan sinyal adalah -51 dBm dan dapat mengakses website. Setiap pertambahan pengukuran jarak 5 meter kekuatan sinyal tidak stabil dan masih dapat mengakses

website. Ketika pengukuran jarak

sudah sampai 70 meter kekuatan sinyal adalah -75 dBm dan masih bisa megakses website, tetapi pada jarak 75 meter sudah dalam keadaan losess

dan tidak dapat mengakses website.

Dari kedua tabel dapat disimpulkan 8% kekuatan sinyal antena mikrostrip segiempat dualband lebih stabil dan lebih jauh jarak jangkaunya dari pada antena adapter wireless laptop.

KESIMPULAN

1. Dalam perancangan antena mikrostrip segiempat dualband

frekuensi 1.8 GHz dan 2.4 GHz dengan menggunakan teknik pencatuan proximity coupled dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tabel 10 Desain Antena Fabrikasi

2. Analisa perbandingan hasil simulasi dan

Hasil pengukuran parameter-parameter antena miksrostrip segiempat dualband .

Tabel 11 Analisa Perbandingan Hasil Simulasi dan Pengukuran Parameter Antena Mikrostrip Segiempat Dualband.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan nilai antara hasil simulasi software CST Studio

Suite 2016 dan hasil pengujian. Nilai

VSWR, retrun loss, bandwidth pada hasil pengujian lebih baik dari pada hasil simulasi. Tetapi terjadi

(12)

ketidaksesuaian frekuensi antara hasil simulasi dan hasil fabrikasi.

3. Didapatkan perbandingan

pengujian LOS dan NLOS, saat kondisi NLOS kekuatan sinyal melemah karena banyaknya

infrastruktur bangunan yang menghalangi gelombang yang dipancarkan sehingga daya yang diterima lebih jelek dibandingkan hasil LOS diantaranya:

Tabel 12 Perbandingan pengujian LOS dan

NLOS

DAFTAR PUSTAKA

[1] Deriko, F. (2015). Rancang Bangun Antena Mikrostrip Array Patch Segiempat Dual-Band (2,3 Ghz DAN 3,3 Ghz) Dengan Pencatuan

Proximity Coupled. Medan:

Universitas Sumatera Utara. [2] A'yuni, N. A. (2018). Rancang

Bangun Antena Mikrostrip Circural Patch Metode Array 4 Elemen

Sebagai Penerima TV UHF. Malang:

Politeknik Kota Malang.

[3] Ramadhana, P. A. (2017). Rancang

Bangun Antena Mikrostrip

Rectangular Patch Sebagai Antena

Penerima Wifi Menggunakan

Metode Array 4 Elemen. Malang:

Politeknik Kota Malang.

[4] Samsul, M. S. (2015). Perancangan Antena Mikrostrip Pada Frekuensi 2,3 Ghz Untuk Aplikasi Lte (Long

Term Evolution) . Jakarta:

Gambar

Tabel 3.1 Desain Antena Hasil  Perhitungan A=50,713 mm B=41,553 mm E=41,6 mm    C= 38,0313 mm D=29,422 mmF=156,05 mmG=6,5 mm
Gambar 6 dan gambar 7 bentuk  antenna mikrostrip  4.2  Hasil Pengukuran
Tabel 7 Hasil Pengujian NLOS (Non
Tabel 11  Analisa  Perbandingan  Hasil  Simulasi  dan  Pengukuran  Parameter  Antena  Mikrostrip  Segiempat Dualband
+2

Referensi

Dokumen terkait

Distosia bahu adalah suatu kondisi kegawatdaruratan obstetri pada persalinan pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara spontan setelah lahirnya kepala

g. Menyiapkan isntrumen penilaian berupa lembar observasi untuk mengetahui hasil belajar kemampuan berhitung anak saat proses pembelajaran berlangsung. Pada tindakan siklus

Tesis Wacana santri perempuan tentang..... ADLN Perpustakaan

Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan.. Bagian tabung reaksi

Metode penelitian dengan eksperimen. Variabel penelitian ini yaitu metode latihan el rondo dan circle passing drill sebagai variabel bebas dan ketepatan passing

Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mencoba untuk membahas permasalahan “Apakah Sistem Pengendalian Internal Penggajian Pegawai yang Diterapkan Kantor Wilayah

Variabel bebas pada penelitian ini adalah penentuan komponen senyawa metabolit sekunder pada fraksi N-heksan buah Limonia acidissima L yang akan digunakan pada

PLN pusat, yang nantinya diharapkan dapat memberikan kemudahan komunikasi antara user dengan teknisi. Dalam pembuatan aplikasi berbasis web ini akan digunakan bahasa