EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA MEDICAL PADA KARYAWAN PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION
REGION I MEDAN TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
SAURMA PANGARIBUAN 122101149
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan berkat dan kasih kepada penulis sehingga penulisdapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini berjudul “Evaluasi Penyusunan Anggaran Biaya Medical
Pada Karyawan PT Pertamina PerseroMarketing Operation Region (MOR) I Medan”,
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan akademik guna
menyelesaikan program studi pendidikan Diploma III Manajemen Keuangan pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari tanpa adanya doa,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan tugas akhir ini tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku Plt Rektor Universitas Sumatera Utara.
2.
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Manajemen Keuangan yang telah memberikan bimbingan dan nasihat yang sangat
membangun kepada penulis.
4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku dosen Pembimbing
Akademik yang selalu membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utarayang telah banyak memberikan bimbingan selama
6. Bapak Candra Budi Tupamahu selaku Unit Manager HR Sumbagutbeserta seluruh
pegawai yang telah bersedia memberikan tempat Praktek Kerja Lapangan,
sehingga menambah pengetahuan dalam menyusun Tugas Akhir ini
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua tercinta : Ayahanda P. Pangaribuan dan
Ibunda I. Silalahi yang senantiasa sabar dan bijaksana untuk memberikan motivasi
serta dorongan terlebih materi agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan di
Perguruan Tinggi.
8. Kepada adik penulis tersayang Dessy Rut Pangaribuan, yang selalu memberikan
semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Buat sahabat-sahabat penulis Rini, Endah, Junika dan Aulia Jamil yang telah
banyakmembantu dan memberikan dorongan, semangat, dan motivasi yang
memacu penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, semoga Tugas Akhir
ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan khususnya Program Studi D III
Manajemen Keuangan.
Medan, April 2015
DAFTAR ISI
2. Makna Logo, Visi Misi dan Tujuan PT Pertamina MOR I Medan... 9
B. Struktur Organisasi ………..….... 13
C. Uraian Kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan …..……...….. 15
D. Kinerja Terkini………...… 24
BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ………...….... 27
A. Pengertian, Tujuan Dan Manfaat Anggaran ….………..…. 27
1. Pengertian Anggaran ……….……….. 27
2. Tujuan Anggaran………..……... 29
3. Manfaat Anggaran……….……….……...…..30
B. Jenis – Jenis Anggaran ………..………... 31
C. Kelemahaan dan Fungsi Anggaran ………...……. 33
D. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional ………..……... 35
1. Pengertian Biaya Operasional ……….…….….. 35
2. Klasifikasi Biaya Operasional ……….…..….. 35
E. Jenis – Jenis Biaya Medical Pada Perusahaan... 37
F. Anggaran Biaya Medical Pada Perusahaan...….………. 38
G. Prosedur Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Biaya Medical pada PT Pertamina (Persero) MOR I ....…..……..…... 42
1. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Medical Perusahaan... 42
2. Pelaksanaan Anggaran Biaya Medical Perusahaan... 44
BAB IV KESIMPULAN ………..……… 48
A. Kesimpulan ……….………....……… 48
B. Saran ……….……….…..… 49
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
3.1 Jumlah Pekerja, Tanggungan Pekerja serta Pensiunan pada
PT Pertamina (Persero) MORI Medan ………...…...………38
3.2 Jumlah Pekerja yang Sakit pada PT Pertamina (Persero) MOR I
Medan………...………...………… 40
3.3 Laporan Anggaran Biaya Medical pada PT Pertamina (Persero) MOR I
Medan…...……….……... 41
3.4 Laporan Realisasi Anggaran Biaya Medical pada PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan………...………….………… 44
3.5 Persentase Realisasi dan Variance Anggaran Biaya Medical pada PT
Pertamina (Persero) MOR I Medan…...…….……... 46
3.6 Persentase Realisasi Anggaran Biaya Medical pada PT Pertamina (Persero)
MOR I Medan…...………... 47
3.7 Persentae Realisasi Variance Biaya Medical pada PT Pertamina (Persero)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2.1 Logo PT Pertamina (Persero) MOR I Medan ………....….….… 9
2.2 Struktur OrganisasiPT Pertamina (Persero) MOR I Medan ………....….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia ekonomi, semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dari
tahun ke tahun menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi dengan
perusahaan lain. Salah satu yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan
dalam persaingan yang ketat yaitu dengan memberikan jaminan kesehatan dan
keselamatan kerja. Karena dengan memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan tidak perlu khawatir dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya, sehingga ini dapat menjadi motivasi bagi karyawan dalam
mengoptimalkan dan meningkatkan produktivitas kerja perusahaan.
Secara umum setiap perusahaan, baik perusahan dagang, jasa maupun
industry memiliki tujuan dan sasaran yang hendak dicapai antara lain untuk
mendapatkan keuntungan (profit) agar kelangsungan hidup dari perusahaan dan
pertumbuhannya akan terus berlanjut sampai ke masa yang akan datang.
Atas dasar itu, perusahaan membuat suatu kebijakan atau prosedur. Salah satu
alat yang baik dalam perencanaan dan pengawasan adalah dengan menyusun
anggaran. Anggaran memberikan manajemen, proyeksi yang dapat dipercaya
Salah satu biaya yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya medical.
Perusahaan mengeluarkan biaya ini merundut dari aturan pemerintah yang dituangkan
dalam UU No. I Tahun 1970, UU No. 21 Tahun 2003 yang meratifikasi Konvensi
ILO No. 81, dan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara jelas diatur
mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pemerintah mewajibkan kepada
perusahaan untuk memberikan hak bagi karyawan, akan tersedianya jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja selama karyawan tersebut menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, sehingga karyawan dapat maksimal tanpa adanya kekhawatiran
pada kesehatan dan keselamatan. Biaya tersebut memerlukan pengawasan dari pihak
manajemen, dengan membandingkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dengan
anggaran yang telah disusun, dengan melakukan perbandingan tersebut akan dilihat
perbedaannya atau penyimpangan yang dapat terjadi.
PT. Pertamina (Persero) yang dahulu bernama Perusahaan Perkembangan
Minyak dan Gas Bumi Negara adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara
( BUMN ) yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di
Indonesia.
Dalam meningkatkan kemampuan dan kinerja PT Pertamina (Persero) MOR I
Medan harus membuat suatu perencanaan kerja yaitu mengenai biaya medical yang
harus disertai juga dengan pengawasan. Perencanaan harus diikuti dengan
pengawasan untuk menjamin aktivitas yang dilaksanakandapat berjalan sesuai dengan
mana prinsip efisiensi telah tercapai. Untuk itu dibuat suatu anggaran yang dapat
digunakan sebagai alat dalam melakukan pengawasan yaitu dengan cara
membandingkan aktualisasi dengan yang telah dianggarkan. Dari perbandingan ini
dapat ditentukan apakah ada penyimpangan – penyimpangan yang terjadi
Untuk menyediakan rencana mengenai aktivitas biaya medical pada
PT Pertamina Persero Marketing Operation Region (MOR) I Medan dengan maksud
mengurangi ketidakpastian dan memberi pengarahan yang jelas dalam uapay
mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui lebih banyak
dan merasa tertarik untuk menyajikan suatu tulisan ilmiah mengenai “Evaluasi
Penyusutan Anggaran Biaya Medical Pada Karyawan PT Pertamina Persero Marketing Operation Region ( MOR ) I Medan” .
B. Rumusan Masalah
Perencanaan dan pengawasan yang cermat dalam mengelolah Biaya Medical
pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan akan sangat membantu manajemen
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan efektik dan efisien.
Selanjutnya, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Bagaimana PT Pertamina (Persero) MOR I Medan khususnya Unit Health and Safety
yang menangani kesehatan karyawan untuk merencanakan dan menyusun anggaran
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Menganalisis proses penyusunan anggaran biaya medical administrasi yang
dibuat oleh PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
2) Menganalisis proses perencanaan dan pengendalian biaya Medicalnya yang
telah disusun dari 2012 sampai dengan 2014.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai
cara perusahaan melakukan penyusunan anggaran biaya Medical juga
sebagai pengaplikasian ilmu pengetahuan yang telah didapat selama masa
studi di D III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan - masukan
kepada perusahaan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan dalam dalam
c. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan bahan
pustaka yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penyusunan
anggaran biaya Medical suatu perusahaan, serta sebagai bahan pertimbangan
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan
1. Sejarah PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
Berdirinya PT. Pertamina awalnya dikarenakan perebutan kembali lapangan
minyak Sumatera Utara oleh para pejuang dari pihak Jepang pada bulan September
1985. Perebutan itu menyebabkan seluruh tambang minyak yang berada di Pangkalan
Berandan maupun yang ada di Rantau, Kuala Simpang, Aceh Timur, dikuasai oleh
Indonesia. Kemudian dalam waktu yang hampir bersamaan, didirikanlah perusahaan
minyak nasional pertama yang diberi nama Perusahaan Tambang Minyak Negara
Republik Indonesia (PTMNRI).
Segera sesudah terjadinya serah-terima, karyawan-karyawan perminyakan di
tempat itu segera melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan produksi yang
sempat turun. Tetapi tidak berapa lama pada tanggal 13 Agustus 1947, tiga minggu
setelah Belanda melancarkan agresinya yang pertama tempat tersebut dibumi
hanguskan. Pada tanggal 22 Juli 1957, pemerintah memutuskan untuk menyerahkan
lapangan minyak Sumatera Utara kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD)
yang pengusahaannya diserahkan kepada PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera
lengkap setelah Menteri Perdagangan dan Industri mengeluarkan keputusan tanggal
15 Oktober 1957 yang mengesahkan pembentukan PT. ETMSU.
Untuk menegaskan bahwa minyak adalah milik nasional dan bahwa perusahaan
yang baru dibentuk itu bukan perusahaan daerah dan tidak bersifat kedaerahan, maka
diadakan pergantian nama. Maka sejak tanggal 10 Desember 1957, PT. Eksploitasi
Tambang Minyak Sumatera Utara dirubah menjadi PT Perusahaan Milik Nasional
(PT Permina) yang kemudian diubah lagi menjadi PN Permina dalam tahun 1957 itu
adalah lapangan minyak tempat Shell memulai usahanya lebih kurang 70 tahun
sebelumnya, lapangan dan fasilitas yang telah dihancurkan oleh sekutu selama perang
dunia kedua. Tahun 1961, terdapat perusahaan minyak dan gas milik negara : PN
PERMINA (ex PT. PERMINA), PN PERATAMIN dan PN PERTAMIGAN.
Diantara puing-puing dan reruntuhan yang menjadi modal permulaan usaha
perminyakan nasional itu ialah kilang minyak di Pangkalan Berandan, yang dibangun
oleh perusahaan Belanda pada tahun 1982, terletak ±83 km di barat laut Medan,
fasilitas pangkapalan di Pangkalan Susu ±25 km di sebelah utara Pangkalan
Berandan, lapangan minyak Rantau di daerah Aceh ±55 km dari Pangkalan Berandan
yang diproduksi untuk pertama kalinya pada tahun 1929 dan beberapa lapangan
lainnya di dekat Rantau. Tahun 1966 PN PERMIGAN dilikuidasi. Tahun 1968 PN
Pada Maret 1966, menteri migas menetapkan lima daerah eksplorasi dan produksi
PN Pertamina, yaitu :
a. Unit I meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh dengan kantor pusat I
Pangkalan Berandan.
b. Unit II meliputi daerah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Jambi
dengan kantor pusat di Plaju.
c. Unit III meliputi daerah Jawa dan Madura dengan kantor pusat di Jakarta.
d. Unit IV meliputi daerah Kalimantan, termasuk Tarakan dan Bunyu dengan
kantor pusat di Balik Papan.
e. Unit V meliputi daerah Irian Jaya, Sulawesi, dan Nusa Tenggara dengan
kantor pusat di Sorong.
Daerah eksplorasi dan produksi tersebut kemudian bertambah lagi dengan
Unit VI yang meliputi Sumatera Tengah. Sejalan dengan perkembangan dan
tuntutan kebutuhan organisasi yang menyangkut kegiatan operasi perminyakan
dipisahkan antara kegiatan hulu dan hilir. Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1971 PN
PERTAMINA berubah menjadi PERTAMINA (Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara).
Tahun 1995 melalui Surat Keputusan Direktur Utama Pertamina nomor
kpts-Perusahaan nomor 1589-Cooooo-1995-So tanggal 28 Desember 1995 pemasaran
dilaksanakan oleh Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri I (UPPDN I)
yang berkedudukan di Medan. Berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001
PERTAMINA berubah menjadi PT. Pertamina (Persero) pada tanggal 17
September 2003.
Dan melalui Surat Keputusan Direksi nomor Kpts-P076-Cooooo-2001-So
tanggal 25 Juni 2001 sebelum UPPDN I diubah menjadi Unit Pemasaran I
(Upms-I).Sehingga sebutan lengkapnya adalah PT. Pertamina (Persero) Upms-I Medan atau
PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I. Pada 10 Desember 2005 PERTAMINA
dengan logo baru dan semangat baru yang “Selalu hadir Melayani”.
2. Makna Logo, Visi, Misi dan Tujuan
Gambar 2.1 Logo Pertamina
Elemen logo membentuk huruf “P”, yang secara keseluruhan merupakan representasi bantuk panah menggambarkan Pertamina yang bergerak maju dan
progresif.
Warna merah, mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai berbagai macam kesulitan.
Warna biru, mencerminkan andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi : Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia
Misi : Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan
terbarukan serta terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip
komersial yang kuat.
Maksud dan Tujuan Perusahaan
Maksud dan tujuan Perusahaan sesuai Akta Perubahan Anggaran Dasar PT
Pertamina (Persero) No. 1 tanggal 1 Agustus 2012 adalah:
1. Melakukan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan
terbarukan, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang
terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu minyak dan gas
bumi, energi baru dan terbarukan.
2. Pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
3. Meraih keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Tata Nilai Perusahaan
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi
pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan perusahaan.
Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah (6C), sebagai berikut:
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asastata kelola korporasi yang baik.
2. Confidence (Percaya diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
3. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
4. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
5. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelangan.
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan
B. Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab dan
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan
pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat berjalan kearah tujuan yang diinginkan.
PT Pertamina (Persero) MOR I menyusun struktur organisasinya sedemikian rupa
sehingga terlihat jelas pembagian tugas dan wewenangnya serta pertanggungjawaban
atas tugas yang didelegasikan dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan ini berbentuk garis
dan staff (struktur terlampir), artinya disamping pucuk pimpinan yang mempunyai
wewenang komando, juga diperlukan staff atau pejabat yang dapat memberikan
C. Uraian Tugas (Job Description)
Berikut ini adalah deskripsi jabatan dari struktur organisasi PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan, dan setiap bagiannya memiliki tugas:
1. GM Marketing Operation Region I Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinasi kegiatan pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi di
wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
b. Mengkoordinasi kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan, pengangkutan,
penimbunan, penyaluran, dan menjaga mutu produk yang dijual.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kerja operasi di wilayah kerja
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
d. Mengkoordinasi kegiatan administrasi penunjang serta pembinaan Sumber
Daya Manusia sehubungan dengan kegiatan pemasaran BBM agar terwujud suatu
sistem kerja yang produktif, efektif, dan efisien.
e. Mengkoordinasi hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar sehubungan
dengan operasi wilayah kerja PT Pertamina (Persero) MOR I Medan.
2. Fuel Retail Marketing Region I Manager
Memiliki tugas antara lain:
a.Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi,
dan BBK di wilayah Marketing Operation Region I.
b.Mengkoordinir perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM Subsidi,
c.Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d.Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM subsidi
dan BBK.
3. Industrial Marketing Region I Manager
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Nonsubsidi ke agen BBM Industri, Costumer Industri, dan perkapalan termasuk
SPBB.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Nonsubsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan kea gen BBM
Industri, Costumer Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM Nonsubsidi dan BBK oleh agen BBM Industri, Costumer
Industri, dan perkapalan termasuk SPBB.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM
Nonsubsidi dan BBK.
4. Petrochemical Marketing Area Manager
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan
produk-produk Petrochemical.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan
produk-produk Petrochemical.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan
produk-produk Petrochemical.
5. Domestic Gas Region Manager I Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan LPG
Subsidi dan Nonsubsidi.
b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan LPG
Subsidi dan Nonsubsidi.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan LPG
Subsidi dan Nonsubsidi.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan LPG Subsidi
dan Nonsubsidi.
6. Aviation Area Manager Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk
Avtur dan Avigas.
b. Mengkoordinasi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan produk
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan produk
Avtur dan Avigas.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan produk
Avtur dan Avigas.
7. Technical Services Region Manager I Memiliki tugas antara lain:
a. Menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan pembangunan baru dan
pemeliharaan seluruh sarana distribusi dan pemasaran di Pertamina Marketing
Operation Region I.
b. Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan pembangunan
baru dan pemeliharaan distribusi dan pemasaran di Pertamina Marketing
Operation Region I.
c. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan administrasi teknis.
d. Melaksanakan proses lelang dan pengawasan proyek pengadaan pemeliharaan
dan pembangunan di wilayah Marketing Operation Region I.
8. HSSE Area Manager Sumbagut
Memiliki tugas antara lain:
a. Menyelenggarakan perencanaan, pengawasan, evaluasi, dan penyuluhan dalam
b. Menyelenggarakan perencanaan, pengembangan, dan evaluasi sarana dan
fasilitas di Terminal BBM, depot filling plant LPG, dan DPPU yang berkaitan
dengan HSSE.
c. Menyelenggarakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
d. Menyelenggarakan pengarahan dan penyuluhan pencegahan terhadap bahaya
kecelakaan kerja.
9. Marketing Branch Manager NAD
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK di wilayah Nangroe Aceh Darusalam.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga
penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM subsidi
10. Marketing Branch Manager Sumbar
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK di wilayah Sumatera Barat.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga
penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM
Subsidi dan BBK.
11. Marketing Branch Manager Riau
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK di wilayah Riau.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga
penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaran administrasi penjualan BBM Subsidi
dan BBK.
12. Marketing Branch Manager Kepri
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir perencanaan dan pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK di wilayah Kepulauan Riau.
b. Mengkoordinasi perencanaan, pengawasan pelaksanaan penjualan BBM
Subsidi dan BBK, dan pengawasan mutu BBM yang disalurkan ke lembaga
penyalur.
c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan
pemasaran BBM Subsidi dan BBK oleh lembaga penyalur.
d. Mengkoordinasi kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM
Subsidi dan BBK.
13. Finance Marketion Operation Region I
Memiliki tugas antara lain:
a. Menyelenggarakan penyusunan dan pengawasan pemakaian anggaran PT
Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I.
b. Menyelenggarakan kegiatan perbendaharaan PT Pertamina (Persero) Marketing
c. Menyelenggarakan kegiatan Akuntansi PT Pertamina (Persero) Marketing
Operation Region I.
d. Menyelenggarakan pengendalian keuangan PT Pertamina (Persero) Marketing
Operation Region I.
14. Unit Manager Human Resources Sumbagut
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinir kegiatan pembinaan perawatan Sumber Daya Manusia,
penelitian dan usul perbaikan norma-norma dan syarat-syarat kerja serta
mengadakan material untuk kebutuhan kantor dan rumah tangga.
b. Mengkoordinir kegiatan pelayanan jasa perawatan kesehatan pekerja dan
pengaturan fasilitas pekerja dan keluarganya.
c. Mengkoordinir kegiatan jasa konsultasi manajemen antara lain mengenai sistem
dan tata kerja organisasi dan evaluasi jabatan maupun tatalaksananya.
15. IT Region Sumatera Region
Memiliki tugas antara lain:
a. Menerima, memprioritaskan, dan menyelesaikan permintaan bantuan IT.
b. Instalasi, perawatan, dan penyediaan dukungan harian baik untuk hardware dan
software, peralatan termasuk printer, scanner, tinta, dan lain-lain.
d. Maintain dan perawatan komputer.
e. Memperbaiki berbagai masalah seputar hardware, software, dan konektivitas,
termasuk di dalamnya akses pengguna dan konfigurasi komponen.
f. Bertanggung jawab untuk administrasi dan pemeliharaan teknis yang
menyangkut perusahaan dalam pembagian sistem database.
16. S&D Region Manager I
Memiliki tugas antara lain:
a. Mengkoordinasi kegiatan pengadaan, penyimpanan, penerimaan, dan
pembekalan BBM/NBBM serta pengaturan layanan dan transportasi.
b. Mengkoordinasi kegiatan penerimaan, penimbunan BBM dan NBBM untuk
penyaluran ke depot dan konsumen.
c. Menyusun rencana dan melakukan pengawasan distribusi BBM dan NBBM
serta gas untuk kebutuhan di wilayah kerja Pertamina MOR I.
D. Kinerja Terkini PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan
1. ROPER EMAS. Area Kamojang berhasil tiga kali berturut-turut
mempertahankan peringkat emas dalam Program Penilaian Kinerja
Perusahaan (PROPER) Periode 2011, 2012 dan 2013 dari Kementerian
2. Penghargaan Energi Pratama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia untuk Area Kamojang yang telah berhasil
dalam melakukan efisiensi energi.
3. Juara umum dalam ajang Upstream Improvement and Innovation
(UII)Award di Bandung. Empat kategori berhasil diraih yang ditampilkan
oleh GKM Lokomotif, SS Panas Bumi, SS Motor Winch, serta booth
terbaik kedua.
4. Penghargaan Indonesia Suistainability Reporting Award 2012 sebagai
Winner Best Susitainability Report 2011 Group B kategori “Natural
Resources”.
5. Direktorat Keuangan PGE berhasil meraih sertifikat ISO 9001:2008 dari
Badan Sertifikat PT. TUV Rheinland Indonesia yang menyatakan telah
memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu dalam bidang Keuangan.
6. Area Lahendong berhasil meraih ISO 14001:2004 dari Badan Sertifikasi
PT. TUV Rheinland Indonesia atas keberhasilan menerapkan Sistem
Manajemen Lingkungan.
7. Best Completion of Audited Financial Statement Award 2011 pada ajang
Annual Pertamina Subsidiary Award (APSA) 2012, PT. Pertamina
(Persero).
8. Nominasi untuk Best Community Involvement and Development
Implementation 2011 pada ajang Annual Pertamina Subsidiary Award
9. Nominasi untuk Best Annual Report 2011 pada ajang Annual Pertamina
Subsidiary Award (APSA) 2012, PT. Pertamina (Persero).
10.GKM IMTAQ dan SS Husni Mubarok meraih Predikat 3-Stars dan 2-Stars
dalam International Convention on Quality Control Circle (ICQCC) di
Kuala Lumpur.
11.Annual Pertamina Quality Award PGE meraih 2 medali Gold untuk GKM
Lokomotif dan SS Motorwinch dan 3 medali Silver untuk GKM Piranha
Imut, GKM Superman dan SS ey IPanas Bumi.
12.Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XVI dan
International Quality and Productivity Convention, PGE meraih predikat
Platinum melalui SS Motorwinch dan meraih 2 Gold melalui GKM
Lokomotif dan GKM Superman.
13.Sertifikasi ISO 9001:2008 Learn Wirehouse Gudang Logistik untuk Area
Kamojang dan Lahendong.
14.Keberhasilan Area Kamojang dalam melakukan Resertifikasi Integrasi 3
sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 dari Badan
Sertifikasi PT. TUV Rheinland Indonesia.
15.Area Geothermal Kamojang sebagai Department of The Year 2012 hasil
BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Pengertian, Tujuan, dan Manfaat Anggaran
1. Pengertian Anggaran
Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat bertindak secara efektif,
efisien dan mengambil keputusan atas dasar rencana yang diteliti di dalam
menghadapi faktor ketidakpastian yang selalu ada dalam dunia usaha.
Pengendalian secara terus menerus diperlukan agar pelaksanaan dapat terkendali
atau berjalan dengan baik ke arah tujuannya. Dalam hal ini, anggaran merupakan
alat bantu atau alat pengendali yang baik.
Di bawah ini, penulis akan menguraikan beberapa pengertian anggaran.
Anggaran adalah pernyataan tertulis mengenai rencana manajemen yang dapat
dikuantifikasi. Anggaran (budget) adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis, yag meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang (Munandar, 2001 ; 1). Adisaputro dan Asri (2003 ; 6) mendefinisikan
anggaran “Sebagai pendekatan formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung
jawab dan manajemen dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
Menurut M. Nafarin (2008 ; 11), “Anggaran (budget) merupakan rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif
dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/ jasa. Berdasarkan pengertian dan
penjelasan di atas maka terdapat empat tahapan dalam penyusunan anggaran,
yakni :
Tahap I: Penentuan Pedoman Anggaran
Anggaran yang dibuat untuk tahun mendatang hendaknya disiapkan
beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai.dengan demikian,
anggaran yang dibuat dapat digunakanpada awal tahun anggaran. Tahun anggaran
biasanya dari tangggal 1 Januari suatu tahun sampai 31 Desember suatu tahun.
Tahap II : Persiapan Anggaran
Manajer Pemasaran sebelum menyusun anggaran jualan (sales budget)
hendaknya terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan (sales forescast). Setelah
menyusun ramaln jualan Manajer Pemasaran bekerja sama dengan Manajer
Keuangan dan Manajer Umum untuk menyusun anggaran biaya.
Tahap III : Penentuan Anggaran
Pada tahap ini, diadakan rapat dengen semua manajer beserta Direksi
(Direktur) yang meliputi kegiatan : (1) perundingan untuk menyesuaikan rencana
akhir setiap komponen anggaran, (2) mengoordinasikan dan menelaah komponen
angggaran, serta (3) pengesahan dan pendistribusian anggaran.
Untuk kepentingan pengawasan, setiap manajer wajib membuat laporan
realisasi anggaran. Setelah dianalisi kemudian laporan realisasi anggran
disampaikan kepada direksi.
2. Tujuan Anggaran
Anggaran diperlukan karena ada tujuan dan manfaatnya. Anggaran
merupakan alat manajemen yang sangat bermanfaat bagi manajemen dalam
melaksanakan dan mengendalikan organisasi agar tujuan organisasi tercapai
secara efektif dan efisien. Menurut M. Nafarin (2008 ; 19), terdapat beberapat
tujuan disusunnya anggaran , antara lain:
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.
b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan.
d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran
menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.
f. Menampung dan menganalisis sertamemutuskan setiap usulan kkyang
3. Manfaat Anggaran
Menurut M.Nafarin (2008 ; 19), anggaran mempunyai banyak manfaat,
antara lain:
a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Anggaran dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
karyawan.
c. Anggaran dapat memotivasi karyawan.
d. Anggaran dapat menimbulkan tanggung jawab tertu pada karyawan.
e. Anggaran dapat menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang
perlu.
f. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Anggaran digunakan sebagai alat pendidikan bagi para manjer.
B. Jenis – Jenis Anggaran
Dengan mengelompokkan anggaran maka akan lebih mudah dalam
menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan.
Menurut M.Nafarin (2008 ; 31), anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa
segi, antara lain :
1. Segi Dasar Penyusunan, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun
intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
tingkat aktivitas yang berbeda.
b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan
suatu tingkat kapasitas tertentu.
2. Segi Cara Penyusunan, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk
suatu periode tertentu.
b. Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk
mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat.
3. Segi Jangka Waktu, anggaran terdiri atas :
a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang
dibuat dalam jangka watu lebih dari satu tahun.
4. Segi Bidang, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk
menyusun anggaran laba- rugi.
b. Anggaran kuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun
5. Segi Kemampuan Menyusun, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari
berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara
tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran
tertentu saja.
6. Segi Fungsi, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang
diperuntukan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk
manfaat lain.
b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun
berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi
(perusahaan).
7. Segi Metode Penentuan Harga Pokok Produk, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional
(conventional budget) adalah anggaran yang terdiri atas anggaran berdasar
fungsional dan anggaran sifat.
b. Anggaran Berdasar Kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang
dibuat dengan menggunakan metode pengehargapokokkan berdasar
kegiatan (activity based costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran
C. Kelemahan Anggaran dan Fungsi Anggaran
1. Kelemahan Anggaran
Anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun juga
mempunyai beberapa kelemahan (M. Nafari, 2008 ; 20), antara lain:
a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga
mengandung unsur ketidakpastian.
b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga
yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun
anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran
tidak akan efektif.
2. Fungsi Anggaran
Anggaran merupakan hasil akhir dari perencanaan perusahaan yang akan
dilaksanakan dimasa yang akan datang. Dengan anggaran ini akan meningkatkan
komunikasi antar bagian-bagian yang ada di perusahaan untuk mewujudkan
tujuan perusahaan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Anggaran tersebut juga akan berfungsi sebagai alat pengawasan, karena menjadi
tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil kegiatan operasional
Menurut Adisaputro dan Asri (2003 ; 10), “Fungsi anggaran terbagi dalam tiga
bagian, yaitu”:
a. Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang
teliti dan memberi gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.
Dalam anggaran, rencana laba setinggi-tingginya dirumuskan teliti dan
nyata, yaitu dinyatakan secara kuantitatif.
b. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
pekerjaan dapat dilaksanajan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).
Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan atau mengkoordinasikan
setiap bagian kegiatan.
c. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti
mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara :
a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).
b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila
D. Pengertian dan Klasifikasi Biaya Operasional
1. Pengertian Biaya Operasional
“Biaya operasi adalah seluruh pengeluaran yang terjadi dalam suatu
organisasi guna pelaksanaan aktivitas serta pencapaian tujuan yang telah
ditentukan”. (Herman, 2006 ; 371)
2. Klasifikasi Biaya Operasional
Biaya operasional dapat diklasifikasikan dalam dua golongan besar, yaitu
biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum.
a. Biaya Penjualan, adalah biaya yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk
utama, dan elemen – elemennya terdiri dari :
1. Biaya penjualan variabel, seperti : biaya komisi penjualan, biaya angkut
penjualan.
2. Biaya penjualan semi variabel, seperti : biaya supplies penjualan, biaya
promosi penjualan.
3. Biaya penjualan tetap, seperti : biaya depresiasi alat penjualan, biaya
penghapusan piutang, biaya gaji pegawai tetap bagian penjualan.
b. Biaya Administrasi dan Umum, adalah biaya yang umumnya terjadi pada
bagian personalia, bagian keuangan dan bagian umum, yang terdiri dari :
2. Biaya kesejahteraan karyawan, seperti : pengobatan karyawan (biaya
medical), rekreasi dan olahraga, pendidikan dan perpustakaan
3. Biaya depresiasi peralatan kantor
4. Biaya supplies kantor
5. Biaya pemeliharaan kantor
6. Biaya – biaya umum, seperti : biaya telepon, biaya air, biaya listrik, biaya
sumbangan, dan biaya konsultan.
E. Jenis – Jenis Biaya Medical PT Pertamina (Pesero) MOR I Medan
1. Medical Check Up (MCU)
Yaitu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menghindari kekecewaan
dan kerugian yang disebabkan oleh gangguan kesehatan baik secara
berkala maupununtuk satu tahun sekali.
2. Medical Treatments (Doctor, Medicine, Hospital and Maternity)
Yaitu biaya perobatan mengenai biaya upah dokter, obat – obatan, rawat
inap, rawat jalan, di Rumah Sakit Pertamina dan rumah sakit yang
bekerjasama dengan PT Pertamina.
3. Purchasing Spectacles
Yaitu pembelian kaca mata untuk staff.
4. Chronic Diseases (Penyakit Kronis)
Yaitu penyakit atau kondisi kesehatan manusia yang persisten atau tahan
laam di alam. Istilah kronis ini biasanya diterapkan ketika perjalanan
penyakit berlangsung lebih dari tiga bulan. Penyakit kronis yang
Serta penyakit yang diakibatkan penggunaan peralatan kerja, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja yang membahayakan para
pekerja.
F. Anggaran Biaya Medical Pada Perusahaan
1. Perhitungan Anggaran Perkapita Keseluruhan
Tabel 3.1
Jumlah Pekerja dan Tanggungan Pekerja serta Pensiunan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
Tahun 2012 - 2014
No. Keterangan Jumlah
1 Pekerja 546 orang
2 Tanggungan Pekerja 1.371 orang
3 Pensiunan 690 orang
Total 2.607 orang
Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, penyusunan anggaran
sangat di butuhkan untuk mengetahui kualitas kinerja suatu organisasi atau instasi.
Dimana di dalam anggaran tersebut bisa terlihat kemampuan suatau instansi
dalam menjalankan tugas – tugasnya. Dalam evaluasi penyusunan anggaran biaya
medical pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan dapat dilihat dari jumlah
karyawan yang sakit setiap tahunnya dari tahun 2012 sampai dengan 2014. Total
karyawan PT Pertamina (Persero) MOR I Medan yang sakit merupakan
penjumlah untuk karyawan Rawat Jalan maupun Rawat Inap.
Pada tahun 2012 total karyawan yang sakit dari bulan Januari sampai
dengan bulan Desember sebanyak 1.021 orang. Pada tahun berikutnya, yakni
tahun 2013 total karyawan yang sakit mengalami kenaikan yaitu sebanyak 1.127
orang, yang disebabkan oleh musim pancaroba yang berlangsung lama pada tahun
itu sehingga kondisi daya tahan tubuh karyawan pun banyak yang terganngu.
Sedang pada tahun 2014 total karyawan yang sakit sebayak 1.015 orang,
sebab pada bulan Januari jumlah karyawan yang sakit ialah sebanyak 81 orang,
yang merupakan jumlah karyawan yang paling sedikit yang sakit tahun 2013.
Setelah diketahui berapa total karyawan yang sakit dari 2012 sampai dengan 2014
maka, pada tahun 2013 total karyawan yang sakit meningkat dari tahun 2012 dan
kemudian menurun kembali pada tahun 2014. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah karyawan yang sakit pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 setiap
Tabel 3.2
Jumlah Pekerja yang Sakit pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
Tahun 2012 - 2014
Bulan 2012 2013 2014
Januari 84 orang 90 orang 81 orang
Februari 89 orang 100 orang 83 orang
Maret 93 orang 93 orang 91 orang
April 85 orang 91 orang 87 orang
Mei 84 orang 94 orang 84 orang
Juni 80 orang 95 orang 85 orang
Juli 80 orang 92 orang 79 orang
Agustus 87 orang 98 orang 85 orang
September 89 orang 97 orang 86 orang
Oktober 82 orang 95 orang 84 orang
November 87 orang 92 orang 87 orang
Desember 81 orang 90 orang 83 orang
Total 1.021 orang 1.127 orang 1.015 orang
2. laporan Anggran Biaya Medical
Tabel 3.3
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan Anggaran Biaya Medical
G. Prosedur Penyusunan dan Pelaksanaan Anggaran Biaya Medical Pada PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
1. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Medical PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
3.3.1 Skema Penysunan Anggaran
Level IV
Sistem Budgeting Direktur
(Financial Control)
Skema Proses Penyusunan Anggaran Biaya
Medical PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
Level I Level III
Unit Health Manager
& Safety MOR - I Pusat
Level II
Sumber : PT Pertamina (Persero) MOR I Medan (diolah)
Level I Unit Health & Safety MOR I
Pada level ini Unit Health & Safety MOR I mengusulkan anggaran ke
pusat yang kemudian di akan di terima oleh Manager Pusat.
Level II Manager Pusat
Pada level ini Manager Pusat menerima usulan dan melakukan
penyesuian.
Ada dua tahap penyusuaian yang dilakukan pada level ini, yakni
(1) Kewajaran Rencana Kerja, meliputi Harga usul anggaran, (2) ada
keputusan dari Manager Pusat VP
Level III Direktur
Di level ini Direktur menerima anggaran dari manager pusat yang dimana
para manager harus mempersentasikan besarnya anggaran untuk dapat
dipertimbangkan dan pada akhirnya akan di setujui.
Level IV Sistem Budgeting (Financial Controling)
Sistem budgeting ini merupakan bagian untuk mengendalikan anggaran
2. Pelaksanaan Anggaran Biaya Medical PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
Tabel 3.4
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
Laporan Realisasi Anggaran Biaya Medical
Tahun 2012 - 2014
(Dalam jutaan rupiah)
Tahun ANGGARAN / TAHUN REALISASI VARIANCE
2012 41.099 41.036 63
2013 44.033 39.820 4.213
2014 40.786 40.348 438
TOTAL 125.918 121.204 4.714
Sumber : PT Pertamina (Persero) MOR I Medan (diolah)
Penyusunan anggaran Biaya Medical PT Pertamina (Persero) MOR I
Medan dilakukan dalam setiap tiga bulan sekali atau disebut dengan Perquartely,
dimana penyusunan rencana anggaran disusun satu tahun ada tiga kali, yaitu pada
dan Desember disebut dengan antisipasi anggaran yang kemudian akan masuk
perhitungan anggarannya pada bulan Maret tahun berikutnya, walaupun begitu
anggaran yang disusun sedemikian rupa menjadi anggaran tahunan seperti
biasanya, hanya saja proses penyusunan anggaran Biaya Medical PT Pertamina
(Persero) MOR I Medan menggunakan beberapa dasar dalam penyusunan
anggaran, yaitu
1. Anggaran tahun lalu
Salah satu pertimbangan di dalam penyusunan anggaran tahun yang akan
datang adalah anggaran tahun – tahun yang sudah lewat. Dalam hal ini
yang menjadi perhatian adalah jumlah dari data – data tiga tahun terakhir.
2. Realisasi tahun berjalan
Realisasi tahun berjalan meruoakan hal yang paling penting diperhatiakn
dalam menyusun anggaran, karena jumlah dari realisasi ini merupakan
data yang akurat/nyata.
3. Ramalan untuk tahun yang akan datang
Ramalan yang dimaksud adalah hal – hal yang mungkin terjadi pada masa
yang akan datang dan diseuaikan, hal ini agar anggaran yang disusun dapat
mendekati realisasi tahun yang akan datang.
Dalam rapat anggaran biaya medical di PT Pertamina (Persero) MOR I
Medan setiap unit memberikan usulan dan tanggapan untuk kemudian
Tabel 3.5
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan
Persentase Realisasi dan Variance Anggaran Biaya Medical Tahu 2012 – 2014
(Dalam jutaan rupiah)
KETERANGAN 2012 2013 2014
ANGGARAN 41.099 44.036 40.786
REALISASI 41.039 39.820 40.348
VARIANCE 63 4.213 438
PERSENTASE REALISASI ANGGARAN
99,854% 90,426% 98,926%
PERSENTASE
REALISASI VARIANCE 0,153% 9,567% 1,073%
Tabel 3.6
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan Persentase Realisasi Anggaran Biaya Medical
Tahun 2012 – 2014
Sumber : PT Pertamina (Persero) MOR I Medan (diolah)
Tabel 3.7
PT Pertamina (Persero) MOR I Medan Persentase Variance Anggaran Biaya Medical
Tahun 2012 – 2014
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai
“Evaluasi Penyusunan Anggaran Biaya Medical pada Karyawan PT Pertamina
Persero Marketing Operation Region (MOR) I Medan” maka diambil beberapa
kesimpulan :
1. Proses penyusunan anggaran pada PT Pertamina menggunakan
pendekatan campuran (top down & bottom up) yang dimulai dari usulan
setiap unit usaha, dievaluasi oleh komisi anggaran untuk disahkan dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
2. Pengawasan biaya medical melalui anggaran belum berjalan dengan
efektif, karena :
a. Sistem penganggaran perusahaan belum dapat menghasilkan
anggaran yang dapat dipakai sebagai alat pengawasan biaya
medical yang efektif, sehingga banyak terjadi penyimpangan –
penyimpangan pada biaya medical perusahaan.
b. Seluruh biaya medical dan data yang berhubungan dengan
pengobatan akan langsung diserahkan ke medical pusat, sehingga
terkadang memerlukan waktu yang sedikit lebih lama dalam
c. Pelaksanaan pengawasan anggaran masih menghadapi kendala
keterbatasan penguasaan teknologi informasi.
d. Dalam pengawasan biaya medical, revisi anggaran tidak
diperkenankan, padahal salah satu syarat keberhasilan dari
pengawasan adalah adanya prinsip fleksibilitas, suatau kebijakan
yang memperbolehkan untuk melakukan sedikit perubahan guna
mengantisipasi perubahan lingkungan perusahaan yang dinamis.
B. Saran
Berikut ini saran – saran yang diharapkan dapat berguna bagi PT
Pertamina (Persero) MOR I Medan, sehubungan dengan anggaran
1. Proses penyusunan anggaran sebaiknya menggunakan model –
model simulasi anggaran yang memanfaatkan metoda kuantitatif
dan biaya standar untuk penghitungan besar anggaran.
2. Pemanfaatan teknologi informasi melalui sistem yang terintegrasi
secara on line pada setiap unit usaha semestinya lebih diperketat
pengaksesannya untuk mengantisipasi terhadap penyimpangan
anggaran yang terjadi.
3. Semestinya pertamina pusat memberikan kepercayaan untuk
mengambil keputusan terkait biaya medical dan seluruh data yang
berhubungan dengan pengobatan sehingga pasien tidak .perlu
4. Agar penyusunan maupun pengawasan anggaran lebih efektif,
pendekatan anggaran yang berbasis aktivitas (activity – based
budgeting) dapat digunakan, dan memperbolehkan dilakukannya
revisi anggaran untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang
bersifat dinamis, sehingga memenuhi beban kerja yang diramalkan,
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan, Asri, Marwan, 2003, Anggaran Perusahaan, Buku I, BPFE, Yogyakarta.
Herman, Edi, 2006, Penganggaran Korporasi: Suatu Pendekatan
Terintegratif. Edisi Satu, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Munandar, M, 2001, Budgeting: Perencanaan, Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja, Edisi Satu, BPFE, Yogyakarta.