• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM acara 1 dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM acara 1 dan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI AKUATIK

Disusun Oleh: KELOMPOK 4

Niken Ayu S (L1A017004) Farakh Aura A (L1A017017) Davi Pratama (L1A017018) Amar Noor H (L1A017049)

Asisten: Siti Khumaeroh

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

(2)
(3)

ACARA I

PENGENALAN ALAT DAN PERSIAPAN

DisusunOleh: KELOMPOK 4

Niken Ayu S (L1A017004) Farakh Aura A (L1A017017) Davi Pratama (L1A017018) Amar Noor H (L1A017049)

Asisten: Siti Khumaeroh

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

(4)

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).

Alat – alat yangigunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003). Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan kepada semua orang yang bekerja didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian baku yang memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium, adanya ventilasi dan perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan bahan kimia dan peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan limbah laboratorium (Day & Underwood, 1998).

(5)

Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph (Rohman, 1998).

Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Rohman,1998).

I.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Mengenal dan mengetahui cara menggunakan alat-alat laboratorium dalam praktikum Mikrobiologi Industri.

(6)

II. MATERI DAN METODE II.1. Materi

II.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Inkubator, gelas ukur, autoclave, oven, tabung reaksi, inkubator shaker, rak tabung reaksi, vortex, kompor elektrik, mikroskop binokuler, timbangan digital, api bunsen, alumuniumfoil, spatula, wrap, gelas beker, pipet tetes,

Erlenmeyer dan mikropipet.

II.2. Metode 2.2.1 Cara kerja

Setiap alat yang disediakan diperhatikan, Jarum ose, petridish , tabung reaksi, dan lampu

bunsen caba digunakan.Petridish dibungkus dengan kertas paying sesuai cara yang akan

ditunjukan asisten.Kemampuan pada asisten ditunjukanPetridish dimasukan pada autoclave dan

tutup autoclave ( asisten akan menjelaskan bagian-bagian dari autoclave).Autoclave diletakan

diatas kompor.Kompor dinyalakan dan diamati udara yang akan keluar dari katup.Katup ditutup

ketika sudah banyak air yang keluar dan diamati jarum putunjuk temperatur.Nayala api kompor dikecilkan saat jarum menunjukan temperature 121℃ sehingga temperaur setabil pada posisi

(7)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil

Tabel 1.Nama Alat

No. Nama Alat Gambar

1

Inkubaator

2

Oven

3

Inkubater Shaker

4

(8)

5

Mikroskop Binokuler

6

Pinset

7

Jarum Ose

8

(9)

9

Mikrotube

10

Bunsen

11

Spatula

12

(10)

13

Erlenmeyer

14

Gelas Ukur

15

Tabung Reaksi

16

(11)

17

Kompor Elektrik

18

Timbangan Digital

19

Alumunium Foil

20

(12)

21

Pipet Tetes

22

Mikropipet

23

Autoclave

3.2. Pembahasan 1. Inkubator

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu

biakan. Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk mikroorganisme

bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur suhu, sehingga

(13)

panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan disediakan dengan

memberikan air di dalam inkubator selama periode pertumbuhan mikroba. Lingkungan

yang basah memperlambat dehidrasi pada medium sehingga menghindari kondisi

lingkungan yang bias (Cappuccino & Sherman, 2001).

Inkubator memiliki banyak tipe, misalnya inkubator statis, inkubator kocok, dan inkubator waterbath shaker. Inkubator statis adalah jenis inkubator yang digunakan untuk mengerami mikroba pada medium padat. Sementara itu, inkubator kocok dan inkubator waterbath shaker digunakan untuk mengerami mikroba pada medium cair. Pengocokan pada inkubator kocok dilakukan untuk memberikan pengaruh terhadap temperatur dan beberapa aspek metabolisme mikroba (Patching & Rose, 1970). Adanya prosedur pengocokan pada proses inkubasi mikroba sangat bermanfaat pada mikroba yang dikultur di medium cair, seperti meningkatkan kontak antara mikroba dan medium. Penggunaan inkubator waterbath shaker memiliki keuntungan dibandingkan dengan jenis inkubator yang lain. Keuntungannya adalah penghantaran panas lebih cepat dan merata kepada kultur mikroba, karena penghantaran panas melalui air. Agitasi atau pergolakan air juga akan meningkatkan aerasi. Namun, inkubator waterbath shaker juga memiliki kekurangan, yaitu hanya dapat menginkubasi mikroba pada medium cair (Cappuccino & Sherman, 2001).

Selanjutnya, timbul masalah khusus mengenai inkubasi terhadap bakteri anaerob. Hal tersebut disebabkan bakteri anaerob akan terbunuh jika terpapar dengan oksigen. Inkubasi bakteri anaerob dapat dilakukan pada alat khusus yang mencegah kondisi lingkungan yang kaya oksigen, yaitu alat yang disebut anaerobic jar. Anaerobic jar mempunyai banyak tipe, salah satunya adalah yang memanfaatkan teknik GasPak system (Cappuccino & Sherman, 2001).

(14)

Untuk mengecek alat anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak, dapat menggunakan indikator biologi dan kimia. Indikator biologi yang dapat digunakan seperti Pseudomonas aeruginosa dan Clostridium welchii. Indikator biologi dapat digunakan untuk melihat kecukupan prosedur anaerob yang terjadi pada alat anaerob jar. Namun, pengecekan dengan indikator biologi memerlukan waktu yang lama (harus menunggu tahap inkubasi sampai selesai) dan hasilnya bergantung juga pada medium yang digunakan (Watt dkk., 1976). Sementara itu, indikator kimia yang sering digunakan adalah metilen biru. Metilen biru akan menjadi berkurang warnanya pada kondisi yang kehilangan oksigen (Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003; Tortora dkk., 2010).

1. Gelas Ukur

Gelas ukur adalah gelas yang berfungsi untuk mengukur volume larutan 10 hingga 2000 mL. Gelas ukur dapat digunakan untuk mengukur volume segala benda, baik benda cair maupun benda padat pada berbagai ukuran volume. Bagian gelas ukur yaitu tabung yang dilengkapi dengan bibir tuang dan kaki yang berbentuk heksagonal, memiliki skala. Cara menggunakan gelas ukur yaitu gelas ukur dibersihkan dengan aquadest sebanyak tiga kali lalu masukkan larutan kimia kedalamnya dengan pipet sebanyak 10ml. Cara sterilisasinya di dalam autoklaf, ditutup dengan kertas lalu diikat dengan benang godam.

2. Autoclave

Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi dengan memanfaatkan panas uap air di bawah tekanan. Temperatur panas uap air pada tekanan atmosfer hanya mencapai 100 °C. Akan tetapi, temperatur akan meningkat dengan adanya tekanan, misalnya pada tekanan 1 bar (kira-kira 15 lb/in2) temperatur menjadi 121°C. Bakteri akan dibunuh pada temperatur tersebut kurang lebih selama 15-20 menit (Collins & Lyne, 2004; Black, 2008). Autoklaf dapat digunakan untuk sterilisasi kultur media, jarum suntik, dan larutan yang termostabil (Cappuccino & Sherman, 2001).

Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf memiliki kisaran tekanan, waktu dan temperatur, tergantung material yang akan disterilisasi. Tekanan yang dipakai pada alat autoklaf berkisar antara 15-20 lb, temperatur yang diizinkan berkisar antara 121-125 °C (250-256 °F), dan waktu yang dibutuhkan berkisar antara 15-45 menit, tergantung bahan atau material yang akan dimuat (Morello dkk., 2003). Udara juga merupakan faktor penting yang memengaruhi keefektifan alat autoklaf. Kehadiran udara pada muatan autoklaf akan memberi pengaruh kurang baik terhadap penetrasi panas uap air ke kultur media (Collins & Lyne, 2004).

(15)

digunakan adalah endospora Bacillus stearothermophilus. Spora bakteri tersebut dipakai karena sporanya dapat resistan terhadap panas. Apabila setelah sterilisasi masih ditemukan spora bakteri tersebut, berarti alat autoklaf sedang bermasalah. Cara pengecekan dimulai dengan menaruh strip yang mengandung spora bakteri dengan material yang disterilisasi pada autoklaf. Setelah proses sterilisasi selesai, tiap strip ditempatkan di dalam medium cair. Apabila terjadi perubahan warna pH indikator pada medium cair, berarti proses sterilisasi tidak berjalan sukses (Morello dkk., 2003).

3. Oven

Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan secara elektrik. Barang-barang yang disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek metal (Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan tergores dan rusak apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002).

Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan sterilisasi pada oven, berkisar antara 160-170 °C. Apabila lebih dari 180 °C, barang yang disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002).

4. Tabung Reaksi

Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan. Bagian tabung reaksi terdiri dari panjang jari-seperti kaca atau tabung plastik bening, terbuka di bagian atas, biasanya dengan bulat berbentuk U bawah. Cara menggunakan tabung reaksi adalah dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua DM setelah itu lap dengan kain lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Lingkungan steril pada tabung reaksi dipertahankan dengan adanya sumbat. Sumbat yang kita gunakan disini adalah sumbat kapas. Pemasangan sumbat kapas pada tabung reaksi harus benar. Apabila terdengar bunyi blub pada saat melepaskan sumbat maka sumbat itu telah benar. Alat ini dapat disterilisasikan dengan dibungkus terlebih dahulu dengan kertas saring bagian atasnya lalu dibungkus dengan kertas dan diikat, lalu dimasukkan ke dalam autoclave. (Rohman, 1998)

(16)

Shaker adalah alat yang digunakan untuk menghomogenkan dan menginkubasi mikroba. Bagian inkubator shaker alat dilengkapi dengan pengaturan kecepatan pengadukan dan lama waktu pengadukan serta timer. Prinsip kerjanya yaitu mengagitasi pertumbuhan mikroba dengan kecepatan yang bisa diatur atau menghomogenkan isolat-isolat dalam medium cair.

6. Rak Tabung Reaksi

Rak tabung ini bentuknya persegi panjang dengan permukaan papannya berlubang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan tabung reaksi agar posisi tabung tetap tegak. Prinsip kerjanya yaitu meletakkan tabung reaksi tegak lurus dalam jumlah banyak.

7. Vortex

Vorteks merupakan alat yang digunakan untuk mencampur sejumlah bahan dalam suatu botol. Prinsip kerja dari vorteks adalah dengan memberikan putaran atau guncangan pada botol sehingga berbagai campuran bahan yang ada di dalam botol tersebut menjadi tercampur secara merata. Proses pencampuran bahan pada vorteks harus dilakukan di ruangan mikrobiological safety cabinet untuk mencegah terjadinya kontaminasi (Collin & Lyne, 2004).

8. Kompor Elektrik

Dalam penggunaannya di laboratorium kompor listrik ini berfungsi untuk memanaskan larutan atau zat-zat kimia dengan aquadest agar zat kimia cepat larut dalam aquadest. Cara kerja kompor listrik yaitu bila suatu tahanan R dihubungkan dengan sumber tegangan V seperti yang ditunjukkan pada gambar, arus I akan mengalir melalui tahanan tersebut. Sifat tahanan adalah apabila dialiri arus listrik maka tahanan tersebut akan melepaskan panas

9. Mikroskop Binokuler

Mikroskop adalah alat optis yang digunakan untuk memperbesar bayangan objek yang kecil. Ada dua macam mikroskop, yaitu mikroskop sederhana atau tunggal yang hanya terdiri dari satu lensa serta mikroskop majemuk yang berisi 2 lensa. Mikroskop terbagi atas 2 bagian besar yaitu bagian mekanik dan bagian optik. Bagian mekanik terdiri dari tubus dan pengaturnya (kasar dan halus), revolver, pengatur kondensor dan penggerak objek. Bagian optik terdiri dari lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan sumber cahaya. Selain kedua bagian tadi, pada mikroskop juga dikenal adanya kondensor, dimana alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mikroskop. Prinsip kerjanya yaitu, meletakkan objek/preparat yang akan diamati di atas meja sediaan dengan menggunakan kaca objek.

(17)

Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Timbangan digital tersusun atas 3 bagian utama, yaitu load cell, weight transmitter, weight indicator (display), dan catu daya (power supply). Fungsinya setiap bagian bagian timbangan tersebut saling melengkapi sehingga bisa mengukur massa dengan tepat. Prinsip kerjanya yaitu meletakkan bahan pada timbangan tersebut kemudian melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang.

11. Api Bunsen

Bunsen yaitu alat sterilisasi yang berbentuk botol pendek dengan badan yang bundar. Dilengkapi dengan sumbu dan menggunakan spiritus sebagai bahan bakar. Digunakan untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose. Cara menggunakannya yaitu menyalakan Bunsen lalu memanaskan alat-alat tersebut di atas api sampai pijar. Alat ini juga digunakan dalam pengerjaan secara aseptik yaitu dengan mendekatkan di sekitar tempat pengerjaan mikrobia untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan pijaran api kecil.

12. Alumuniumfoil

Aluminium foil digunakan sebagai penutup erlenmeyer atau tabung reaksi. Cara menggunakannya adalah ambil aluminium foil secukupnya, letakkan pada bibir erlenmeyer maupun tabung reaksi kemudian rekatkan sampai tertutup rapat

13. Spatula

Spatula berfungsi untuk mengaduk bahan kimia atau menghomogenkan medium yang akan dibuat. Bagian spatula terdiri dari batang dan alas pengaduk. Prinsip kerjanya yaitu menghomogenkan dengan cara mengaduk larutan tersebut dengan menggunakan batang pengaduk.

14. Wrap

Wrap berfungsi untuk mencegah kontaminasi bakteri setelah dilakukanya suatu kerja.

15. Gelas Beker

(18)

tinggi. Gelas beker adalah sebuah wadah yang menyerupai tabung, terbuat dari kaca atau pyrex, bentuknya tinggi dengan bibir tuang dan memiliki kapasitas 50, 100, 150, 250, 400, 600, 1000, dan 2000 ml. Prinsip kerjanya yaitu apabila ingin mencampurkan suatu senyawa misal 1000 ml, maka kita pakai gelas kimia yang skala 1000 ml. Kita hanya tinggal memasukkan senyawa yang akan dicampur.

16. Pipet Tetes

Pipet digunakan untuk mengambil dan memindahkan larutan yang akan digunakan dan dikeluarkan tetes per tetes. Pipet tetes terbuat dari pipa kaca dan bagian ujungnya meruncing, dan dibagian atas terdapat karet yang fungsinya untuk menghisap larutan yang akan diambil. Cara kerjanya dengan cara menekan karet dibagian atas, kemudian masukkan ujung pipet kedalam larutan yang akan diambil, lepaskan karet penghisap dibagian atas saat ujung pipet sudah berada di dalam larutan.

17. Erlenmeyer

Labu erlenmeyer berfungsi untuk menyimpan medium, menyimpan larutan sisa, atau larutan yang akan dipergunakan, dan tempat untuk menyimpan medium yang akan disterilkan. Labu erlenmeyer ini memiliki bentuk kerucut dengan mulut sempit, memiliki kapasitas 50, 100, 250, 500, 1000, dan 2000 ml. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan benda cair dengan jumlah besar dan berskala yaitu dengan menyiapkan erlenmeyer yang sudah dibersihkan lalu diisi dengan larutan yang akan di gunakan. Cara mensterilkan labu erlenmeyer hampir sama dengan dengan tabung reaksi, yaitu menutupnya dengan kapas sampai rapat, kemudian dilapisi dengan aluminium foil. Kemudian dimasukkan ke dalam oven

18. Mikropipet

(19)

mikropipet yaitu harus tetap dikalibrasi, karena dengan dikalibrasi akan menjamin keakuratannya.

19. Spreader

Spreader merupakan alat kaca yang berfungsi untuk menyebar medium atau mikrobia pada cawan petri. spreader terdiri dari dua bagian yaitu batang panjang silindris dan alas pengaduk berbentuk segitiga pada ujung batangnya. Prinsip kerjanya yaitu, medium atau mikrobia yang berada pada cawan petri diratakan dengan menggunakan alat ini secara perlahan.

20. Petridish

Petridish yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Bagian petridish terdiri dari wadah bulat dangkal yang terbuat dari kaca atau plastik yang memiliki tutup. Cara kerjanya yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup cawan. Cara mensterilkan petridish adalah dengan membungkusnya dalam kertas sampul coklat dengan posisi tutup cawan berada di atas agar uap air tidak dapat masuk melalui celah antara cawan petri. Kemudian cawan petri diletakkan dalam oven. Apabila cawan akan digunakan dalam suatu pengkulturan, maka mulut cawan petri harus dibakar terlebih dahulu dengan memutarnya di dekat api bunsen.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :.

1. Dalam praktikum mikrobiologi terdapat berbagai alat yang berbeda-beda fungsinya, oleh karena itu praktikan harus mengenal dan mengetahui fungsi dan cara menggunakannya, agar dapat melakukan praktikum dengan lancer dan benar.

(20)

4.2. Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan dapat empelajari terlebih dahulu kegunaan dan cara menggunakan alat agar ketika praktikum praktikan dapa bekerja dengan mudah dan sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino & Sherman, 2001. Mikrobiologi pangan. Media Puustaka . Jakarta Collins & Lyne. 2004.Microbiological Method Eighth edition. Patterson.London

Day & Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta

Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

(21)

Patching & Rose, 1970. Pentunjuk Mikrobiologi. Erlangga . Jakarta

Rohman, Taifiqur. 1998. Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia Serta

Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru

Tortra, dkk. 2010. Microbiology an Introduction .Addison Wesley.Canada Watt.1976. Dasar-dasar Mikrobiologi. Gajah tunggal. Malang

ACARA II

(22)

DisusunOleh: KELOMPOK 4

Niken Ayu S (L1A017004) Farakh Aura A (L1A017017) Davi Pratama (L1A017018) Amar Noor H (L1A017049)

Asisten: Siti Khumaeroh

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

2018

(23)

Makhluk hidup yang ada dibumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihan dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang berdampak positif maupun negatif bagi kehidupan manusia (Kusnadi,2003). Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri patogen tanaman. Selain itu menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba (Khaeruni dan Satrah, 2014).

Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008).

Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimianya, sifat wujudnya dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :

1. Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik 2. Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organik

3. Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba

4. Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba (Sutedjo,1996).

Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya 1. Media cair yaitu media yang berbentuk cair

2. Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga berupa bahan anorganik misalnya silica gel

(24)

Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme,atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba.Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikroba dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya (Irianto, 2006).

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya, sangat membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun pertumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagisn sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokimia angat dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).

1.2. TujuanTujuan praktikum kali ini adalah :

1. Mengetahui beberapa jenis media untuk kultivasi mikro organisme.

2. Mengetahui cara menyiapkan media sebelum digunakan untuk kultivikasi Mikro organ.

II. MATERI DAN METODE

2.1. Materi 2.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah timbamgan digital, erlenmeye, kompor listrik, tabung reaksi, autoclave , dan petridish

(25)

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah media TSA (Trypticase Soy Agar), garam, aquades 50 mL, TCBSA (Thiosulfate Citrate Bilesalt Sucrose), PDA (Potato Dextrose Agar), GSP ( Gelatin Soy Agar), TSB (Trypticase Soy Broth)

2.2. Metode

A. Simulasi menuangkan agar ke cawan

Usahakan semuanya dalam keadaan aseptis, nyalakan api bunsen, bakar bagian pinggir cawan . Usahakan dalam menuang media langsung dituangkan dan tidak menenpel antara mulut labu erlenmeyer dengan cawan, agar bakteri dari mulut labu erlenmeyer tidak masuk dan posisi menuangkan dilakukan dibelakang api bunsen agar tidak terkontaminasi bakteri. Usahakan posisi cawan tidak murni dan dalam menuangkan agar ke dalam cawan petri diusahakan penuh sampai tidak kelihatan permukaan cawannya lagi. Cawan petri yang telah berisi agar dibakar kembali beserta bagian pinggirnya, letakkan cawan petri dengan posisi tidak miring.

(26)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil

Tabel 1. Hasil N

o

(27)

1 TCBSA (Thiosulfate Citrate

Bilesalt Sucrose)

Media spesifik untuk menumbuhkan

bakteri, Untuk mengisolasi.

2 PDA (Potato Dextrose Agar) Media untuk me numbuhkan fungi 3 GSP ( Gelatin Soy Agar) Media umtuk menumbuhkkan

aeromonas

4 TSB (Trypticase Soy Broth) Untuk isolasi dan untuk pertumbuhan

bermacam mikroorganisme. 5 TSA (Trypticase Soy Agar) Mengamati morfologi koloni,

mengemangkan kultus murni, dan untuk

penghitungan jumlah bakteri

3.2. Pembahasan 3.2.1. Komposisi Media

(28)

harus mengandung sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, vitamin atau bahan-bahan yang dapat mendorong pertumbuhan bakteri seperti ekstrak daging atau ragi. Ekstrak daging mengandung pepton atau protein terhidrolisi yang banyak mengandung senyawa nitrogen sederhana. Selain pepton, keberadaan elemen mikro seperti Ca, Mn, Na, Mg, Zn, Co, Fe, Cu juga dibutuhkan (Collin & Lyne, 2004).

PDA merupakan media komplek dan media diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga sering digunakan sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan menumbuhkan mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat dan dihitung (Fardiaz, 1993). Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga digunakan untuk pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan makanan dan bahan lainnya. Komposisi medianya adalah 20% Kentang,Agar, 1 liter Aquades ,2% Peptone (Stanier, 2001)

Media ini digunakan untuk menumbuhkan jenis bakteri Vibrio sp. Contoh-contoh bakteri yang dapat tumbuh dalam media TCBSA serta ciri khas bakterinya antara lain, Vibrio cholerae (koloni bewarna kuning), Vibrio parahaemolticus (koloni bewarna hijau dengan pusat biru), Vibrio mimicus dan Vibrio damsela (koloni bewarna hijau), Vibrio vulnificus (hijau: 85% atau kuning: 15%), Vibrio hollisae (hijau) komposisinya Yeast extract = 5 gram, Bacteriological Peptone = 10 gram, Sodium thiosulphate = 10 gram, Sodium Citrate = 10 gram,Ox bile = 8 gram, Sucrose = 20 gram, Sodium Chloride = 10 gram ,Broom Thymol Blue = 0,04 gram ,Thymol Blue = 0,04 gram, Agar = 14 gram.Aquadest = 1000mL,PH = 8,6 (Schlegel, 1994).

(29)

mikroorganisme. Dextrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan Ph (Peristiwati ,2003).

Gelatin Phoshare Salt (GPS) agar adalah karbohidrat gelatin yang kompleks, dan ditambahkan ke kaldu LB (kaldu Lysogeny, kaldu Luria, kaldu Lennox, atau media Luria-Bertani), untuk membentuk gel bagi bakteri untuk tumbuh. LB Broth adalah media yang kaya nutrisi yang paling banyak digunakan, untuk kultur dan pertumbuhan bakteri. Ada beberapa formulasi berbeda dari kaldu Lb, tetapi komposisinya pada umumnya sama dengan peptida dan kasein, elemen, mineral dan vitamin (Schlegel, 1994)

3.2.2. Preparasi Media

Pembuatan media TSA (Tryptone Soya Agar)

Sebanyak 40 gr TSA dilarutkan dalam 1 liter aquades lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Lalu media disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit. Kemudian sebagian media dituang ke tabung reaksi (media agar miring) dan dalam cawan petri (agar petri). Setelah mengeras, media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 36oC, untuk agar petri diinkubasi secara terbalik (Hidayat,2006).

Pembuatan media TSB (Tryptone Soya Broth)

Melarutkan 30gr TSB ke dalam 1 liter aquades lalu masukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian media didiamkan dan tidak boleh dihomogenkan, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5ml. Lalu menyeterilkan media di autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit. Setelah itu menginkubasi media dalam suhu ruang sampai saatnya digunakan (Hidayat,2006).

Pembuatan media TCBS (Thiosulfate Citrate Bilesalt Sucrose)

(30)

Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar)

Buang kulit kentang, cuci, lalu potong-potong kecil. Rebus dengan 1 L air sampai kentang matang, tetapi jangan terlalu lama memasaknya. Saring air rebusan kentang menggunakan kain saring atau penyaring teh/santan, dan tambahkan air sampai 1 L. Tambahkan 20 g dextrose dan 15 g agar-agar, aduk-aduk, masukkan ke dalam penangas air mendidih, ditutup, sambil sering diaduk-aduk selama 30 menit sampai semua agar-agar larut. Ukur 10 mL media agar-agar dalam keadaan panas, masukkan ke dalam tabung reaksi steril dan tutup dengan kapas. Pengukuran dengan gelas ukur cukup 1 kali saja, selanjutnya samakan tinggi media dalam tabung reaksi. Ikat kuat-kuat tabung reaksi dengan menggunakan beberapa karet dan tutup kertas, lalu beri label nama media. Sterilkan menggunakan autoklaf, suhu 121 C selama 15 menit. Untuk membuka tutup⁰ autoklaf, tunggu sampai tekanan menunjukkan angka nol. Apabila tidak ada autoklaf, bisa diganti dengan pressure cooker (alat presto) (Singleton, 2001).

Pembuatan media GSP

Agar GSP ditimbang sebanyak 18,21 g, lalu dituangkan kedalam erlenmeyer, ditambahkan akuades sebanyak 250 ml, kemuudia dipanaskan kedalam autoclave sambil diaduk sampai larut selama 15 menit pada suhu 45-50 C.

3.2.3. Spesifikasi Media

TSA merupakan media kultur universal , hampir semua jenis bakteri bisa tumbuh pada media ini. Tryticase Soy Agar digunakan untuk mengamati morfologi koloni, pengembangan kultur murni , pertumbuhan untuk tes biokimia. TSA juga digunakan untuk perhitungan jumlah bakteri (Kusnadi,2003)

TSB (Trypticase Soy Broth) adalah media brothdiperkaya untuk tujuan umum, untuk isplasi, dan pertumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolaso bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam aminodan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya mejadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dektrosa adalah sumber energi natrium klorida mempertahankan keseimbngan osmotik. Dikalium fosfatditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan Ph (Hadioetomo, 1990).

(31)

untuk isplasi V. Cholerae dan V. Parahaemolyticus serta Vibrio lainnya. Penghambatan bakteri gram positif dicapai oleh penggabungan empedu sapi, yang merupakan zat alami yang mengandung campuran gram empedu , dankolat natrium , murni gram empedu. Tiosulfat sodium berfungsi sebagai belerang sumber dan dalam kombinasi dengan besi sitrat , mendeteksi hidrogen sulfida produksi. Sukrosa disertakan sebagai difermentasi karbohidrat untuk metabolisme vibrio(Stanier, 2001).

Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang baik digunakan untuk memiakkan suatu mikroorganisme , baik itu berupa candawan/fungsi , bakteri , maupun sel makhluk hidup. Media PDA merupakkan jenis media biakkan dan memiliki bentuk/ konsistensi padat (solid) yang sesuai untuk menumbuhkan bakteri. PDA berfungsi sebagai media kapang (jamur) dan khamir. Selain itu media PDA digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan (Ratna,1993).

Media GSP digunakan sebagai media kultur penghitungan bakteri patogen. Cara pembuatan media GSP adalah sebagai berikut : agar GSP ditimbang sebanyak 18,21 g, lalu dituangkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan akuades sebanyak 250 ml, kemudian dipanaskan ke dalam autoclaf sambil diaduk sampai larut Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Hartini, et al. (2013) 195 selama 15 menit pada suhu 45-50oC. Selanjutnya agar dituangkan ke dalam cawan hingga agar mengeras (Suriawiria,1986).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

Dari praktikm kali ini dapat disimpulkan bahwa :

(32)

Sucrose) Untuk mengisolasi. PDA (Potato Dextrose Aga) Untuk mengisolasi. PDA (Potato Dextrose Agar) Menstimulasi pertumbuhan fungi dan media GSP (Gelatin Phoshare Salt) .

2. Cara menyiapkan media sebelum digunakan untuk kultivasi untuk mikroorganisme adalah dengan menyiapkan cawan terlebih dahulu disterilkan cawan yang akan digunakan lalu tahap selanjutnya adalah memasak agar yang akan dijadikan medianya , menuangkan agar yang sudah siap kedalam cawan dan terakhir mengautoclave media agar yang sudah jadi.

4.2. Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah agar praktikan menaati peraturan yang ada

didalam laboratorium agar memudahkan jalannya praktikum.

DAFTAR PUSTAKA Cabel . 2008. Pengenalan alat dan Bahan. Erlangga. Jakarta

Collins & Lyne. 2004.Microbiological Method Eighth edition. Patterson.London

Fardiaz, S. 1993. AnalisisMikrobiologi Pangan Edisi Pertama Cetakan Pertama. Raja Grafindo.

(33)

Hadioetomo, R.S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.

Hidayat, Nur dkk. 2006. Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: Andi Offset.

Irianto. 2006. Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. Gramedia . Jakarta

Khaeruni & Sarah. 2014. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan. Erlangga . Jakarta

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.

Natsir, Djide dan Sartini, 2006. Mikrobiologi Farmasi Dasar.Universitas Hasanuddin, Makassar.

Peristiwati dkk, 2003. Mikrobiologi. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ratna, 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia, Jakarta.

Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.

Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi,

3rd Edition

Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World, terj. Jogjakarta : UGM Press

Referensi

Dokumen terkait

Jika satu sendok serbuk seng dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan HCl ternyata terjadi gelembung gas dan dasar gelas kimia terasa panas,

Setelah pemberian aquades dan larutan KCNS 10 % terlihat perubahan warna pada masing – masing tabung reaksi, pada tabung reaksi dengan volume NH4Fe(SO4)2 1 ml warna

Labu ukur berfungsi Sebagai tempat/wadah untuk mencampur larutan kimia dalam jumlah yang tertentu; b). Gelas ukur berfungsi untuk mengukur larutan; c). Pipet tetes berfungsi

Alat : Penangas air, Erlenmeyer, Tabung reaksi, pipet tetes, pipet ukur, gelas kimia, gelas ukur, labu semprot, batang pengaduk, kertas saring, corong Büchner Bahan

Pada tabung reaksi ke-1 tambah 2 tetes BTB. Perhatikan warna larutan. Berdasarkan hasil pengamatan, tentukanlah, apakah tanah yang diperiksa bersifat asam, netral atau basa.

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum isolat protein adalah erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk, tabung reaksi, sentrifuse, kertas

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan

pada setiap tabung reaksi tersebut, hal ini di tandai dengan tidak saling bercampurnya kedua larutan dikarenakan larutan CCl4 merupakan senyawa yang