LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Mikrobiologi Ternak, yang berjudul “Pengenalan Alat-Alat
Laboratorium Mikrobiologi” disusun oleh:
Nama : Asrul
Nim : 60700112042
Kelompok : I (satu)
Jurusan : Ilmu Peternakan
Telah diperiksa dengan teliti oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima
sebagai laporan lengkap.
Gowa, 28 Juni 2013
Koordinator Asisten Asisten
( Andy, S.Pt ) ( Hikmawati ) Nip:19811006 200910 1 001 Nim:60700109015
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
10 Penjepit/gegep Untuk menjepit gelas objek atau kaca preparat.
11 Gelas ukur Untuk mengukur volume cairan yang tidak tetap.
12 Erlenmeyer Untuk mencampur atau mereaksikan suatu larutan.
13 Cawan petri Untuk menyimpan aquadest.
14 Corong Untuk memasukkan cairan kedalam botol yang
berukuran kecil.
17 Batang pengaduk Untuk mengaduk dan sebagai alat untuk memasukkan zat cair kedalam labu Erlenmeyer. 18 Tabung reaksi Sebagai tempat untuk
menyimpan bakteri.
Sumber: Hasil praktikum laboratorium Mikrobiologi STPP Gowa.
B. Pembahasan
8. Tabung reaksi
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan
mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi, dapat berupa
kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung
reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar)
dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang
kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak
terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena
memperbesar resiko kontaminasi.
Pipet tetes berfungsi sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak
diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan HCl atau NaOH saat mengatur
pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dan lain-lain.
12. Penjepit/gegep
Gegep (penjepit tabung) berfungsi untuk menjepit tabung khususnya tabung reaksi. Cara
menggunakannya adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian menjepit tabung dengan
lubang yang ada dtengah penjepit.
15. Batang pengaduk
Batang pengaduk berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah sedikit dan juga berfungsi
Untuk mengaduk dan sebagai alat untuk memasukkan zat cair kedalam labu Erlenmeyer. Batang
pengaduk bentuknya bulat panjang dan masing-masing ujungnya tipis. Batang pengduk ini
umumnya terbuat dari kaca/gelas.
16. Botol semprot
Botol semprot berfungsi Untuk menyimpan aquadest dan untuk membersihkan dinding
bejana. Botol semprot ini dapat juga digunakan untuk memasukkan cairan kedalam labu dalam
jumlah yang banyak. Bentuknya ada yang kayak kispry dan lain-lain.
17. Corong
Corong berfungsi untuk memasukkan suatu larutan ke dalam suatu tempat yang mempunyai
mulut yang kecil. Penggunaannya dengan cara menuangkan larutan langsung ke dalam mulut
corong, dimana sebelumnya ujung corong telah dimasukkan ke dalam mulut tabung.
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas
ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume
larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
19. Erlenmeyer
Labu erlemeyer terbuat dari kaca yang tahan panas dengan dinding yang tipis untuk
memudahkan pemindahan panas dan mengurangi tegangan. Labu erlenmeyer berfungsi untuk
menampung larutan, bahan atau cairan yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan
bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan
lain-lain.
http://asrultoosilajara.blogspot.co.id/2013/12/laporan-pengenalan-alat-alat.html
3.2 Cara kerja 3.2.1 Gelas Kimia
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Simpan larutan didalamnya.
3.2.2 Labu Erlenmeyer
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya.
3.2.3 Gelas Ukur
Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah.
3.2.4 Pipet
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kertas isap. Lalu celupkan ke dalam larutan. Tekan pilernya lalu longgarkan.
3.2.5 Buret
bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.
3.2.6 Tabung Reaksi
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3.2.7 Kaca Arloji
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan tissue atau lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut.
3.2.8 Corong
Letakkan corong di atas mulut Erlenmeyer atau buret, masukkan perlahan lahan ke dalam mulut corong.
3.2.9 Cawan
Masukkan bahan atau larutan yang akan diuapkan di atas cawan. Setelah itu panaskan atau uapkan ke dalam oven.
3.2.10 Mortar dan Pastle
Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang (mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (pastle).
3.2.11 Spatula
Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.
3.2.12 Batang pengaduk
Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati. 3.2.13 Kawat Kasa
3.2.14 Kaki Tiga
Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa. 3.2.15 Labu Ukur
Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dibersihkan dengan kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan.
3.2.16 Termometer
Cara menggunakannya yaitu termometer dimasukkan ke dalam suatu larutan lalu perhatikan suhu larutan atau perubahan suhu yang terjadi.
3.2.17 Rak Tabung Reaksi
Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil pengamatan
No Nama Fungsi
1 Gelas piala Tempat menyimpan larutan
Tempat untuk memanaskan larutan kimia,untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan 2 Erlenmeyer Tempat mereaksikan zat dan atau mencampur zat Digunakan sebagai tempat zat yang akan di titrasi 3 Labu ukur Tempat membuat larutan dan mengencerkan larutan
4 Petridish Tempat untuk membiakkan mikroba 5 Gelas ukur Untuk mengukur volume larutan 6 Kaca arloji Sebagai wadah untuk menimbang
desikator
9 Mortal Untuk menghaluskan zat yang masih bersifat padat atau kristal
10 Krush Terbuat dari porselein,bersifat inert.
Digunakan untuk memanaskan logam logam,misalnya kandungan abu suatun logam dan bahan lain
11 Pipet tetes Untuk meneteskan atau mengambil larutan dalam jumlah kecil karena adanya perbedaan massa jenis,biasanya digunakan pada proses ekstraksi
17 Desikator Untuk menyimpan bahan bahan yang harus bebas dari air dean mengeringkan zat zat dalam laboratorium,desikator ada 2 jenis yakni desikator biasa bdan desikator vakum 18 Buret Digunakan untuk titrasi .dan pada kadar tertentu dapat
juga digunakanuntuk mengukur volume suatu larutan 19 Corong Untuk memasukkan atau memindahkan larutan dari suatu
tempat ketempat lain dan juga digunakan untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saring pada bagian atas 20 Rak tabung reaksi Untuk menempatkan tabung reaksi
21 Penjepit tabung reaksi Menjepit tabung reaksi
22 Statif dan klem Menjepit soklet pada proses ekstraksi Menjepit buret pada proses titrasi
Menjepit kondensor pada proses destilasi
23 Sikat tabung reaksi Untuk menyikat tabung reaksi ketika mencucinya 24 Segitiga Untuk meletakkan gelas piala /erlenmeyer ketika untuk sterillisasi dalam suatu proses
28 Kaki tiga Untuk penyangga pembakar spritus 29 Botol semprot Tempat meletakkan aquades
pemanasan ,menggunakan pemanas spritus atau pemanas bunsen
31 Klem utilitas Untuk menjepit alat alat gelas seperti,erlenmeyer,gelas piala,dll.
32 Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan ,dan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah
33 Tanur Menentukan kadar abu
34 Hot plate Sebagai pemanas
35 Timbangan analitis Untuk menimbang zat
BAB V PEMBAHASAN 4.2 Pembahasan
1. Gelas kimia
Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan cairan. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Simpan larutan didalamnya.
2. Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil penyaringan, dan menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi. 3. Labu ukur
dengan kain lap. Kemudian dimasukkan larutan yang akan diencerkan atau masukkan zat dengan bantuan kertas isap, agar zat tidak menempel pada dinding diatas batas atas. Lalu dimasukkan aquadest untuk melarutkannya. Lalu paskan dengan batas bawah. Tutup lalu homogenkan.
4.Petridish
Tempat untuk membiakkan mikroba 5.Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.
6. Kaca arloji
Terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran berfungsi sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu dengan tissue atau lap, kemudian letakkan di atas gelas kimia jika akan digunakan sebagai tutup gelas kimia, atau letakkan bahan kimia yang akan ditimbang di atas kaca arloji tersebut.
7. Tabung reaksi
Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan aqua dm setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
8. Cawan
Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan. Cara menggunakannya yaitu masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam lumpang (Mortar) dan gerus hingga halus menggunakan alu (Pastle).
10.Krush
Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam. 11.Pipet tetes
Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil 12. Pipet volum
Untuk mengukur volume larutan
13. Pipet gondok
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas, berfungsi untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat ( pipet seukuran), mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk mengambil cairan dalam skala kecil ( pipet tetes ). Cara menggunakannya yaitu larutan dimasukkan kedalam gelas ukur. Sesuaikan dengan volume yang diperlukan. Baca ketepatan volume dengan melihat meniscus ke bawah.
14. Batang pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia dalam gelas kimia. Aduk larutan yang ada di dalam gelas kimia dengan batang pengaduk, lalu amati.
15. Sudip/Spatula
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat daristainless steel atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan. Ambil bahan atau zat yang berupa padatan dengan spatula, kemudian letakkan di tempat menyimpan bahan seperti kaca arloji.
16. Corong pisah
17.desikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
18 Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi. Cara menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan batang pengaduk yang ditutupi dengan kertas isap. Periksa keadaan kerannya dan tetesannya apakah bocor atau tidak. Lalu dikalibrasi dengan larutan yang akan dimasukkan ke dalam buret, periksa apakah ada gelembung atau tidak. Buka keran perlahan untuk mengeluarkan larutannya.
19. Corong
Digunakan untuk memasukan atau memidahkan larutan penyaringan setelah diberikertas saring
20 Rak tabung reaksi
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang seukuran tabung reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunakannya yaitu letakkan tabung reaksi kedalam lubang – lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.
21.Penjepit tabung reaksi
Untuk menjepit tabung reaksi. 22.Statif dan klem
Sebagai penjepit, misalnya:
- Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi - Menjepit buret dalam proses titrasi
- Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi 23 Sikat tabung reaksi
Untuk membersihkan tabung reaksi setelah digunakan untuk praktikum. 24.Segitiga
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.
Untuk menghisap larutan yang akan dipindahkan dari botol larutan 26.Lampu spritus
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.
27.Bunsen
untuk memanaskan larutan,dan dapat juga digunakan untuk sterillisasi dalam suatu proses 28. Kaki tiga
Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Cara menggunakannya yaitu diletakkan di antara bunsen dan kawat kasa.
29.Botol semprot
Tempat meletakkan aquades 30. Kawat kasa
Kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas bunsen dengan disangga kaki tiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan
31.Klem utilitas
Untuk menjepit alat alat gelas seperti,erlenmeyer,gelas piala,dll. 32.Oven
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
33.Tanur
Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °c. 34.Hot plate
Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar. 35. Timbangan analitis
Untuk menimbang zat 36. Termometer
37. Tabung sentrifuse
Tabung sentrifuse terbuat dari kaca, sama seperti tabung reaksi. Namun pada ujung bawahnya agak mengecil. Tabung sentrifuse berfungsi sebagai tabung/perantara untuk memisahkan larutan dan endapan. Cara menggunkannya yaitu larutan yang akan disentrifuga dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse. Lalu dimasukkan kea lat sentifugase.
BAB VIII DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Alat – Alat Kimia beseta Fungsinya. www.sholeh-alamak.blogspot.com. diakses 25 Oktober 2013
Anonim. 2013. Alat – alat Pratikum Kimia. www.scribd.com . diakses 25 Oktober 2013 Braddy, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta
http://apriansyaabdullah.blogspot.co.id/2014/03/contoh-laporan-praktikum-pengenalan.html
Success is My Life
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM 1.1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas serta fungsinya dalam praktikum kimia.
1.1.2 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, antara lain ditemukannya bahan kimia yang bermanfaat dan sangat penting. Dalam kehidupan kita sehari-hari, makanan minuman, sampai ke produk kosmetik yang kita pakai pun sebagian besar berasal dari produk kimia. Oleh karena itu, kita harus mengenal bahan-bahan kimia dan alat-alat untuk menggunakannya didalam laboratorium.
teliti. Pengukuran dengan alat-alat tersebut akan mempengaruhi hasil praktikum secara kuantitatif.
Selain itu kebersihan dari alat dapat mempengaruhi hasil praktikum. Apabila alat yang akan digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya pada alat tersebut masih tersisa zat kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam praktikum. Tentunya mengenal dan memahami alat laboratorium sangatlah penting bagi praktikan agar praktikum berjalan lancar.
1.2 DASAR TEORI
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan gram sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang dengan kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri, 1994 : 4).
dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk. Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 : 3).
Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini : A. Persiapan
Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan persiapkan hal-hal berikut ini :
1. Jas laboratorium 2. Kacamata laboratorium 3. Sarung tangan laboratorium 4. Kertas kerja
B Materi Praktikum
Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih dahulu. Praktikan harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan bahan yang diperlukan, cara kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya yang mungkin terjadi.
C. Keselamatan di Laboratorium
Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban, keselamatan diri dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya mencampurkan bahan kimia yang tidak anda pahami dengan baik, apalagi diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap kecelakaan yang terjadi kepada dosen atau guru pembimbing.
D. Beberapa Petunjuk atau Larangan
Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus diperhatikan setiap kali melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum dan petunjuk khusus pada setiap percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains.
Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains sebagai produk ini.
(Wahyudi, 2011).
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN
1.
1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1.4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 hasil pengamatan alat-alat laboratorium
No Gambar Keterangan
1 Gelas erlenmeyer, sebagai
tempat zat sementara dan untuk wadah titrasi.
2 Gelas ukur, sebagai tempat
untuk mengukur volume.
3 Tabung reaksi, tempat
mereaksikan zat-zatkimia dalam jumlah kecil.
4 Pipet tetes, untuk mengambil
larutan dalam jumlah sedikit.
5 Gelas beker/gelas piala,
pempat memanaskan dan menyimpan zat sementara.
6 Gelas arloji, untuk tempat
menimbang zat berbentuk kristal atau padatan.
7 Pipet gondok, untuk
mengambil volume larutan secara tepat.
volume dengan lebih tepat.
9 Labu takar, untuk membuat
larutan standar, juga bisa digunakan untuk pengenceran larutan.
10 Pinggan poerselin, untuk
menguaplkan cairan sehingga lebih pekat.
11 Kertas saring, untuk
menyaring endapan.
12 Gegep, untuk pengambilan
alat-alat yang tidak bisa diambil dengan tangan.
13 Botol semprot, untuk
menyimpan akuades dalam jumlah terbatas.
14 Statif, tempat untuk
menggantung buret.
15 Kasa, sebagai alat perat panas
sehingga pemanasan zat dalam gelas piala akan menyeluruh.
16 Spritus, untuk pembakaran
17 Piknometer, untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida ada juga yang sekaligus pengukur suhu.
18 Buret untuk mengeluarkan
larutan dengan volume tertentu dalam proses titrasi.
19 Termometer, digunakan untuk
mengukur suhu suatu zat.
20 Kali tiga, digunakan sebagai
tungku.
21 Rak tabung reaksi, untuk
22 Propipet, digunakan ubtuk menghisap cairan agar masuk ke dalam pipet.
23 Labu didih, digunakan untuk
mendidihkan atau untuk memanaskan larutan.
24 Pengaduk, untuk mengaduk
dan membantu penuangan larutan.
25 Neraca analitik (4 angka),
26 Oven, digunakan untuk memanaskan zat kimia pada suhu tertentu.
27 Botol gelap untuk menyimpan
zat yang tidak tahan terhadap cahaya dan oksidasi.
28 Corong pisah, untuk
memisahkan larutan dan endapan berdasar berat jenis.
29 Desikator, digunakan untuk
30 pH me ter, digunakan untuk mengukur pH suatu larutan.
31 Botol terang, tempat
menyimpan zat yang tahan cahaya.
32 Sentrifuge, digunakan untuk
memisahkan partikel berdasarkan berat jenis pada larutan.
33 Labu leher tiga, digunakan
untuk mendidihkan atau untuk memanaskan larutan.
34 Kompor listrik, digunakan
35 Soxhlet, untuk memisahkan ekstak padatan suatu bahan dengan pelarut organik dan digunakan pada proses ekstraksi.
36 Corong, untuk memindahkan
bahan ketempat yang mediumnya lebih kecil.
1.4.2 Pembahasan
1.4.2.1 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium
Dari hasil data pengamatan tersebut setiap praktikan harus mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan dan perbedaan berbagai macam alat yang ada di laboratorium. Sebelum menggunakan alat laboratorium terlebih dahulu harus dicuci agar steril. Alat-alat laboratorium dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : alat gelas, alat pemanas dan alat lainnya seperti gelas arloji, pengaduk gelas, corong dan botol semprot. Alat-alat seperti statif digunakan untuk menyangga buret, propipet untuk menyedot cairan pada pipet.
1.4.2.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan
begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu benda.
1.4.2.3 Penyaringan
Penyaringan pada percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali kedalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3 berwarna putih.
1.4.2.4 Pembacaan Miniskus
Miniskus adalah suatu larutan yang dimasukkan kedalam buret dan membentuk cekungan. Antara pembacaan lqrutan yang berwarna dan tidak berwarna misalnya aquadest untuk ukurannya maka bagian bawah miniskus yang dibaca. Sedangkan untuk membaca volume larutan yang berwarna misalnya KMnO4 maka dilihat adalah miniskus bagian atas.
1.4.2.5 Pengenceran
Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu ukur, dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu. Tujuan pengenceran adalah untuk memperkecil konsentrasi dan memperbesar volume suatu larutan.
1.5 PENUTUP
1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Dalam penggunaan alat-alat dilaboratorium harus sesuai dengan petunjuk seperti cara penggunaan alat, meletakan dan juga cara menggunakan alat dari listrik.
3. Alat-alat gelas mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi dibandingkan alat-alat lainnya, karena alat-alat gelas terbuat dari bahan kaca yang mudah pecah.
4. Pastikan alat-alat yang digunakan bersih dan steril.
5. Pada proses penyaringan berguna untuk menyaring endapan atau zat hasil dari suatu percampuran larutan.
6. Pada proses penimbangan berguna untuk menimbang bahan kimia dengan benar menggunakan neraca analitis.
7. Pada proses pengenceran berguna untuk mengencerkan berbagai bahan kimia dengan benar. 8. Pada proses titrasi, apabila larutan berwarna gelap maka yang dibaca adalah miniskus atas, dan
apabila larutan berwarna bening maka yang dibaca adalah miniskus bawah.
1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah setiap praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium. Praktikan juga diharapkan bekerja dengan teliti. Ketika percobaan berlangsung praktikan harus bisa menjaga keselamatan kelompok, jangan egois, serta sesama praktikan tidak boleh bercanda ketika percobaan sedang berlngsung.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. “Pengajaran Sains di Laboratorium”. http://www.yudhiart.blogspot.com
Diakses pada 16 Oktober 2012.
Walton. 1998. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium”. http://www.wordpress.co.id
Diakses pada 2 Oktober 2012.
Lampiran
1. Diketahui = CaCO3 3 gram Aquadest 25 ml
Kertas saring = 0,37 gram Cawan porselin = 65,08 gram
Cawan porselin + Kertas saring + Endapan = 68,40 gram
Ditanyakan = Massa CaCO3?
= (Cawan porselin + Kertas saring + Endapan) - (Kertas saring + Cawan porselin)
= 68,40 - (0,37+65,08) = 68,40 - 65,45
= 2,95 gram
LAPORAN PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM KIMIA
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM dan KEGUNAANNYA
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membicarakan tentang alat dan bahan laboratorium akan selalu menjadi buah bibir yang menyenangkan bagimahasiswa jurusan mipa. Karena dari semua sisi akan diutungkan.Baik bagi si pembicara atauhanya sekedar mendengarkan. Berbicara tentang alat-alat laboratorium secara ilmiah tidaklah mudah, karena harus membuka bermacam referensi. Bahkan tidak menutupkemungkinan kita tidak menemukan referensi yang kita harapkan Pada zaman modern ini kita mengenal alat-alat dan bahan yang sangat berguna atau menghiasi laboratorium sebagian besar gelas ukur, tabung reaksi, gelas, gelas piala, Hcl, Nacl dan lain-lain. (Anonim 1998) laboratorium bagaikan sebuah dapur yang dilengkapi berbagai alat dan bahan yang banyak menghiasi laboratorium adalah alat dan bahan tidak sembarang karena apabila salah pemakaian dan penggunaakan berakibat buruk.
1.2 Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui jenis-jenis alat, nama masing-masing alat, prinsip kerja alat, fungsi alat yang baik dan benar. Agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan kesalahan.
1.3 Prinsip Percobaan
Berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Gelas kimia, (2) Labu erlemeyer, (3) Gelas ukur, (4) Pipet, (5) Buret, (6) Tabung reaksi, (7) Kaca arloji, (8) Corong, (9) Cawan, (10) Mortar dan pastle, (11) Spatula, batang pengaduk, (12) Kawat kasa, (13) Kaki tiga, (14) Labu ukur, (15) Botol semprot, (16) Pipa U, (17) Pipet volimetrik, (18) Plat tetes, (19) Rak tabung reaksi, (20) Klem, (21) Statif, (22) Tabung sentrifuge.
2.1 Gelas Kimia
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 C. Ukuran alat ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Fungsinya untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan, media pemanasan cairan.
2.2 Labu Erlemeyer
Erlenmeyer terbuat dari Bahan gelas borosilikat.Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya, ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L, bedanya dengan gelas kimia adalah bentuknya yang mempunyai mulut yang sempit. Fungsinya untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampun filtrate hasil penyaringan, menampung titran pada proses titrasi.
Berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya.Terbuat dari kaca atau plastic yang tidak tahan panas.Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Fungsinya untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlha tertentu.
2.4 Pipet
Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. 2.5 Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki keran di ujungnya.Ukurannya mulai dari 5 dan 10 ml(mikroburet) dengan sekala 0,01 ml, dan 25 dan50 ml dengan sekala 0,05 ml. fungsinya untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
2.6 Tabung Reaksi
Berupa tabung yang kadang di lengkapi dengan tutup.Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdidri dari berbagai ukuran.Fungsinya sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.
2.7 Kaca Arloji
Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter. Fungsinya untuk penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
2.8 Corong
Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut. Fungsinya untuk mnyaring campuran kimia.
2.9 Cawan
Terbuat terbuat dari porselen. Funsinya untuk menguapkan larutan. 2.10 Mortar dan Pastle
Terbuat dari porselen, kaca atau batu granit. Fungsinya untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan.
2.11 Spatula
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunnium. Fungsinya untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan di pakai untuk mengaduk larutan.
2.12 Batang Pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas. Fungsinya di gunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia
2.13 Kawat Kasa
Kawat yang di lapisi dengan asbes. Funginya sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
2.14 Kaki Tiga
Besi yang menyangga ring.Digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. 2.15 Labu Ukur
Labu dengan leher yang panjang dan bertutup terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 ml hingga 2 L. Fungsinya untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
2.16 Botol Penyemprotan
2.17 Pipet Volumetri
Untuk mengukur volume zat atau larutan dengan ketelitan tertentu. 2.18 Plat Tetes
Bentuknya persegi panjang dan terdapat 8 lubang kecil.Fungsinya untuk tempat mereaksikan larutan.
2.19 Rak Tabung Reaksi
Reaksi terbuat dari kayu yang berbentuk persegi danterdapat lubang-lubang sebagai tempat meletakan tabung reaksi.
2.20 Klem
Klem terbuat dari logam berupa besi dan lapisi oleh karet untuk menjaga atau agar buret tidak terlepas pada saat dijepit. Klem buret ini berfungsi supaya buret seimbang dan tidak jatuh pada saat melakukan praktikum titrasi.
2.21 Statif
Statif terbuat dari logam berupa besi yang biasanya digunakan sebagaitempat atau batang klem.Statis ini berfungsi sebagai tiang penyangga untuk destilasi, titrasi dan penyarinan, hal ini dikarenakan tabung buret yang pajang sehingga tidak mungkin untuk dipegang oleh prakrikan pada saat akan menitrasi atau destilasi.
2.22 Tabung Sentrifuge
Tabung ini brfungsi untuk memisahkan antara larutan dan endapan dengan sendirinya.
III ALAT DAN METODE
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Alat-alat yang digunakan dan (2) Metode yang digunakan
3.1 Alat – alat yang digunakan
Cawan Penguap, Labu Takar, Penjepit Tabung Reaksi, Statis, Buret, Klem Buret, Tabung Sentrifuge, Kasa Asbes, Kaki Tiga, Botol Penimbang, Corong, Pipa Kapiler, Pembakar Bunsen, Erlenmeyer, Tabung Ukur, Pipet Tetes, Botol Penyemprot, Tabung Reaksi, Gelas Kimia, Pipet Filter.
3.1 Metode yang digunakan
Metode yang digunakan pada pengenalan alat ini adalah memperlihatkanalat-alat yang ada satu persatu dan dijelaskan fungsi dan cara kerjanya sertaaplikasi alat-alat tersebut di bidang pangan. 3.1.1 Cawan Penguap
Cawan penguap mengendapkan larutan atau zat yang telahdipanaskan sehingga membentuk kristal atau mengendap.
3.1.2 Labu Takar
Labu Takar itu untuk membuat larutan dengan mencampurkan bahan-bahan atau zat-zat yang akan direaksikan dengan zat lain.
3.1.3 Penjepit Tabung Reaksi
Alat ini digunakan untuk menjepit tabung reaksi yang sedangdipanaskan sehingga tabung reaksi tidak langsung bersentuhan dengantangan praktikan.
3.1.4 Statis
Statis ini srbagai tiang penyangga untuk destilasi, titrasi danpenyarinan, hal ini dikarenakan tabung buret yang pajang sehinggatidak mungkin untuk dipengang oleh prakrikan pada saat akan menitrasiatau destilasi.
Buret ini untuk tempat menyimapan penitrasi pada saa akanmelakulan titrasi. Buret ini di jepit oleh klem buret biar seimbang dantidak jatuh,dan supaya bias melaukan percobaan.
3.1.6 Klem Buret
Klem buret ini berfungsi supaya buret seimbang dan ditadak jatuhpada saat melakukan praktikum titrasi.
3.1.7 Tabung sentrifuge
Tabung ini brfungsi untuk memisahkan antara larutan dan endapandengan sendirinya. 3.1.8 Kawat Kassa
Kawat kassa ini sangt penting untuk proses pembakaran karnakalau tidak ada kawat kassa tabung akan mudah pecah, dan kawat aasa juga untuk memudahkan pembakaran berlangsung.
3.1.9 Kaki Tiga
Kaki tiga digunakan untuk mejadi penompang untuk kawat kassayang dibawahnya ada pembakar Bunsen.
3.1.10 Corong
Sering digunakan untuk memasukan larutan kedalam tabung yang lubangnya kecil. 3.1.11 Pipa Kapiler
Pipa kapiler banyak digunakan untuk menghubungkan gas supayagas tidak bocor. 3.1.12 Erlenmeyer
Erlenmeyer sering digunakan untuk mengyimpan larutan ataumereaksikan larutan contohnya pada proses titrasi, Erlenmeyer dirunakan untuk menyimpan larutan yang akan dititrasi dan digoyang-goyangkan.
3.1.13 Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur larutan yang akan direaksikan dan juga dapat untuk menyimpan larutan atau zat.
3.1.14 Tabung Reaksi
Tabung reaksi biasa digunakan untuk mereaksikan zat atau larutandan juga bias dipanaskan dan digoyang-goyangkan.
3.1.15 Pipet Volumetri
Untuk mengukur volume zat atau larutan dengan ketelitan tertentu. 3.1.16 Tang Kus
Tang kus berguna pada saat cawan penguap sedang dipanaskanlalu dijepit dengan tang kru untuk memindahkan cawan penguap.
3.1.17 Plat Tetes
Plat tetes diletakan lalu masukan larutan yang akan direaksikan dantunggu beberpa saat warnanya akan berubah.
3.1.18 Rak Tabung Reaksi
Rak ini tempat menyimpan tabung reaksi dan bisa juga untuk menyimpan tabung yang sudah direaksikan.
3.1.19 Botol Penyemprot
Botol ini digunakan untuk menyemprot alat-alat untuk diseterilkan. 3.1.20 Pipet Filler
Pipet ini diletakan diatas pipet volumetri untuk memnyedot larutan. 3.1.21 Gelas Kimia
3.1.22 Kaca Arloji
Untuk penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
3.1.23 Mortar dan Pastle
Untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan.
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengenalan Alat
No Nama dan Gambar
Alat Metode Alat Fungsi Alat
1. atas kaki tiga lalu panaskan juga pembakar spirtus.
5. diuji pada bulatan yang ada di plat tetes. tabung sentrifuge kocok terlebih dahulu.
Untuk memisahkan endapan dan larutan.
10. Simpan tabung reaksi dilubang rak tabung reaksi. Untuk menyimpan tabungreaksi
11.
12. Masukan suatu larutan lalu
24.
30.
Sumber : (Puspita Yuni Anggorowati, Meja 12, 2012)
V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran 5.1 Kesimpulan
Alat merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan laboratorium dimana sifatnya bisa digunakan berulang-ulang. Alat-alat yang ada dilaboratorium sangatlah berguna untuk membantu praktikan dalam kelancaran bekerja pada saat melakukan praktikum.
5.2 Saran
Dalam penggunaan alat pada saat melakukan praktikum di Laboratorium haruslah berhati-hati karena akan berakibat fatal jika kita menggunakan sembarang alat tanpa mengetahui nama alat, prinsip kerja alat dan fungsi alat. Kita harus mengenal nama alat, prinsip kerja alat, dan fungsi masing-masing alat. Agar pada saat praktikum praktikan melakukan dengan baik dan benar tanpa melakukan kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. H. (1993). Penentuan Dasar Praktikan Kimia. Depdikbud : ITB. Bandung.
Anonim. 1998. Alat dan Bahan di Laboratorium. http://wikipedia.com/. Diakses 23/09/2012. Arief. 2012. Alat-alat laboratorium. http://ariefrvi.blogspot.com/. Diakses 18/10/12
Holand. L, N. V. (1969). General Laboratory Apparatus. Graha Ilmu,Yogyakarta.
Marham. S, Ani. S. (2012). Laboratorium Kimia Pengelolaan dan Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Sutrisno, E. T dan Ina S. N. 2012. Penuntun Pratikum Kimia Dasar, UNPAS Bandung.
http://adesazaliana.blogspot.co.id/2013/09/laporan-pengenalan-alat-alat-praktikum.html
NO. Nama Alat dan Kegunaan
Menampung dan mencampur larutan kimia.
2 Tabung Reaksi
Menampung larutan dalam jumlah yang sedikit
3. Beker Gelas
Menampung bahan kimia atau larutan dalam jumlah yang banyak 4 Gelas Ukur
Mengukur volume larutan
Mengukur volume larutan
6 Penjepit Tabung Reaksi
Menjepit tabung reaksi selama melakukan proses pemanasan
7 Pipet Tetes
Memindahkan beberapa tetes zat cair
8 Mortar dan Alu
Menggerus dan menghaluskan suatu zat
menyimpan aquadest dan digunakan untuk mencuci atau membilas alat-alat dan bahan
10 Cawan Porselin
Wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi
11 Kawat Nikrom
Mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala
12 Erlenmeyer
Menyimpan dan memanaskan larutan dan menampung filtrate hasil penyaringan.
13 Pembakar Spirtus
Membakar zat atau memanaskan larutan
Mengaduk larutan
15 Kaca Arloji
Penutup gelas kimia , tempat menimbang bahan
16 Klem Buret
Memegang buret yang digunakan untuk titrasi
17 Statif
Menegakkkan corong, buret
Menyaring larutan
19 Rak Tabung Reaksi
Tempat tabung reaksi
20 Bola Hisap
Menghisap larutan yang akan diukur
21 Corong
Menyaring cairan kimia
22 Kawat kasa
Sebagai alas penyebaran panas
Mengeluarkan larutan dengan volume tertentu
24 Pipet gondok
Dipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu
25 Plat Tetes
Tempat untuk mereaksikan zat dalam jumlah kecil
26 Lemari Asam
Menyimpan larutan yang bersifat asam
Mengeringkan peralatan yang akan digunakan
28 Neraca
Mengukur jumlah zat yang diperlukan
29 Bunsen
Keperluan penggunaan api
30 Kertas indikator
Menentukan pH larutan
Memisahkan dan mengendapkan padatan dari larutan
32 Eksikator
Mendinginkan zat
33 Corong Pisah
Memisahkan larutan dan gas
34 Mikropipet
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah di dalam laboratorium
mikrobiologi alat-alat yang digunakan diantaranya alat-alat yang terbuat dari gelas seperti gelas
objek, cawan petri, tabung reaksi, Erlenmeyer, ose, pipet tetes, batang pengaduk, corong dan
gelas ukur, alat-alat sterilisasi seperti coloni counter, oven, inkobator, autoklaf dan laminator air
flow/lemari asam, alat-alat lainnya seperti mikroskop, neraca analitik, penjepit/gegep, bunsen,
botol semprot.
B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah sebaiknya para
praktikan harus bekerja semua dalam laboratorium, sehingga semua praktikan biar mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi. http://validator.w3 .org/ check/referer. Diakses pada tanggal 29 mei 2013.
Anonim. Pengenalan Alat Mikrobiologi, http://www.blogger.com/blog-this.g. Diakses pada tanggal 29 Mei 2013
Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta. 1998
Dwidjoseputro, D. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. 2003
Ginting, Tjurmin. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Fakultas Pertanian. 2000 Khasani. Prosedur alat-alat Kimia.Yogyakarta : liberty. 1990
Lay, W. B. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. 1994
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuanuntuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, olehkarena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapatmemahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada
dasarnyasetiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau prosesyang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkannamanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata
meterseperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai
dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph
(Moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat
menggambarkan mengenaikegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada
alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan
untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyakdig unakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008).
Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaantersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam
Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruandalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa macam alatgelas yang dipakai di laboratorium, antara lain: gelas piala (beker gelas), erlenmeyer, gelasukur, botol, pipet, corong, tabung reaksi, gelas objek dan gelas
penutup, cawan petri dankamar hitung.Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:Alat-alat yang teliti
(kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alatyang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yangtidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya baikanalisa maupun sintesa, sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akanselalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja danfungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna,kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangatmempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).
Maka, dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, dalam
pelaksanaannya diharapkan kitadapat melakukan percobaan dengan baik, dimana selain memperkenalkan alat dan fungsinyakita juga harus
mengetahui cara kerja dan sistematika penggunaan alat-alat tersebut secaratepat dan akurat, karena dengan mengetahui sistematika atau
langkah-langkah penggunaanalat akan membuat praktikan tahu bagaimana mengatasi kesalahan-kesalahan yang dapatterjadi pada alat saat kita
melakukan percobaan dilaboratorium (Mardani, 2007).
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerjaserta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan
dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing al at, praktikan dapatmelaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakitatau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasakhawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif,dan efesien (Khasani, 1990
).Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas.Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut
dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang sering digunakandalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu
nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaanalat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik(Setiawati, 2002).
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan.Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan
terhadap panas, dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh se bab itu, penggunaan alatdan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuatdengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat
spesifk.Kebanyakan peralatan untuk percobaan –
percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas.Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alatuntuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas ataumembuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imamkhasani, 2000).
Dalam melakukan percobaan dilaboratorium atau bekerja dalam
laboratoriumterutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan bagidiri sendiri, orang lain maupun
BAB VPEMBAHASAN5.1 Pembahasan
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang
berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratoriu m ini adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagaialat yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi
dilaboratorium.Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akandiuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkankemampuan yang dimiliki alat-alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan
dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan terdiri atas pembakar gas, p embakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas beke r, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri ata s labu ukur, labu erlemeyer, pipet gondok,gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dancorong. Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak
teliti (kualitatif). Untuk alat-alatyang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yangtidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya.
5.1.1 Peralatan Gelas Alat
–
alat gelas yang ada dilaboratorium adalah :Gelas piala atau yang sering disebut gelas bekker. Gelas tersebut berfungsi sebagaitempat larutan dan dipakai juga pada saat pemanasan larutan dan penguapan pelarut
untukmemekatkan.Selain gelas piala, ada suatu alat gelas yang bernama gelas ukur. Gelas ukur digunakanuntuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Gelas ini berskala dan bermacamukuran.Erlenmeyer adalah alat yang dipakai sebagai tempat zat
–
zat yang dititrasi dan dipakai juga untuk memanaskan larutan. Setelah cairan diisi ke erlenmeyer, erlenmeyer digoyang
–
goyangkan agar larutan tercampur sampai titik akhir tercapai.Pipet gondok sebagai alat pengambil larutan terbuat dari gelas dan bagian
berbagaiukuran diameter. Kaca arloji berfungsi untuk mengeringkan padatan dalam desikator, sebagaitempat saat menimbang bahan kimia dan sebagai penutup gelas kimia saat memanaskansampel.
5.1.2 Peralatan non Gelas Alat
–
alat non gelas yang ada dilaboratorium adalah :Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang
–
lubang seukuran tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. Cara menggunak annya yaitu letakkantabung reaksi kedalam lubang
–
lubang yang ada dalam rak tabung reaksi.Kaki Tiga adalah Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan. Cara
menggunakannya yaitu diletakkan di antara Bunsen dan kawat kasa.Kawat Kasa yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panasyang berasal dari suatu pembatas. Letakkan kawat kasa di atas Bunsen dengan disangga kakitiga. Lalu diletakkan alat gelas yang terdapat larutan yang akan dipanaskan.Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel
atau alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakaiuntuk mengaduk larutan.Bola Hisap Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selainair sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.Oven Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan
untukmengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.Hot Plate Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah
terbakar.Timbangan analitis sebagai tempat untuk menimbang zat-zat yang akan ditimbangdalam skala kecil.Tanur Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C. dan untukmenentukan kadar abu
5.2 Teknik Dasar Laboratorium5.2.1 Penyaringan
Endapan atau zat yang tidak larut dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan danuntuk menyaring digunakan corong dan kertas saring corong dipasang pada tempat corongatau dengan klem statif.Di bawah corong diletakkan gelas kimia hingga ujung tangkai corongmenyentuh dinding gelas.corong yang digunakan adalah corong bersudut 60
derajat.dankertas saring yang digunakan berdiameter 9 atau 11 centimeter. 5.2.2 Pengukuran VolumeGelas ukur
digunakan untuk mengukur volume larutan dan memiliki
mempunyai volume 1,2,5, dan 10 mL.hanya digunakan mengambil
larutanyang sesuai volume pipet volume dan bola hisap digunakan sebagai alat bantu menyedotlarutan ke dalam pipet.
5.2.3 Menggunakan neraca
Ada tiga jenis neraca,yaitu:-Neraca palang tiga mempunyai ketelitian 0,1-0,01 gram.-Neraca beban mempunyai ketelitian 0,1-0,01 gram -0,1 mgram-Neraca analitis mempunyai ketelitian 0,001 gram-0,01 mgram.
5.2.4 Teknik menggunakan Buret untuk titrasi
Buret adalah sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memilkigaris ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.Buret
digunakan untuk meneteskansejumlah reagen cair dalam eksperimen yang melakukan presisi,seperti pada eksperimentitrasi.Oleh karena presisi buret yang tinggi,kehati-hatian pengukuran volume dengan buretsangatlah penting untuk menghindari galat sistematik.ketika membaca buret,mata harus tegaklurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat
paralaks.Kaidah yang umunnyadigunakan adalh dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniscus
menyentuh bagian bawah garis ukur.Oleh karena presisinya yang tinggi,satu tetes cairan yangmenggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima,biasanya dengan menyentuhtetesan itu ke sisi labu dan
membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.
Pengenalan Alat-Alat Laboratorium 1. Plat Tetes
Alat ini terbuat dari porselin. 2. Alu dan Lumpang
Alat ini dapat disebut juga dengan mortal dan pestle terbuat dari porselin, kaca atau batu granit.
3. Kaca Arloji
Alat ini terbuat dari kaca bening yang terdiri dari berbagai ukuran, diameter. 4. Cawan Petri
Cawan petri atau telepa petri merupakan sebuah alat yang berbentuk seperti gelas kimia yang berbanding sangat rendah yang terbuat dari kaca
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan
tutupnya. Cawan petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877 yaitu Julius Richard Petri (1852-1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman. 5. Penjepit besi
Alat ini terbuat dari besi atau baja 6. Sendok
Sendok merupakan sebuah alat yang terbuat dari porselin. Alat ini bukan sendok yang digunakan kita dalam sehari-hari, tetapi digunakan khusus untuk melakukan kegiatan selama di dalam laboratorium.
7. Cawan Porselin
Cawan porselin terbuat dari porselin yang berbentuk bundar 8. Corong
Corong bisa terbuat dari plastik ataupun kaca tahan panas, dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai yang terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek
9. Pipet tetes
Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi dengan karet
10. Tang Krusibel
Alat ini terbuat dari besi dan baja 11. Penjepit Kayu
Penjepit kayu terbuat dari kayu 12. Spatula
Benda ini berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless atau alumunium
13. Gelas Ukur
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai 10 ml
14. Labu Ukur
Labu ukur berupa labu dengan leher yang panjang dan tertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 ml sampai 5 L. Alat ini biasanya juga digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai
sampel dengan menggunakan pipet. Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca asah atau polirtilena, tudung ulir atau tudung cungkil plastik (snap caps).
15. Batang pengaduk
Batang pengaduk terbuat dari kaca tahan panas 16. Termometer
Termometer merupakan sebuah alat yang terbuat dari kaca yang tahan panas
17. Gelas kimia
Gelas kimia (beaker) atau disebut juga dengan gelas piala merupakan sebuah alat yang berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200o C. Ukuran alat ini ada yang 50 ml, 100 ml, dan 2 L 18. Labu Bundar Berleher Pendek
Alat ini berupa labu dengan leher pendek dan tertutup. Terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena akan memuai, ukuran dari 1 ml sampai 2 ml
19. Labu Bundar Berleher Panjang
Alat ini berupa labu dengan bentuk leher panjang. Alasnya ada yang bundar dan ada juga yang rata. Alat ini terbuat dari kaca yang tahan panas pada suhu 120oC-300oC. Ukurannya mulai dari 250 ml sampai 2000 ml
Tabung reaksi yaitu berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Alat ini terbuat dari kaca borosilikat tahan panas dan terdiri dari berbagai ukuran
21. Rak Tabung Reaksi
Alat ini terbuat dari kayu 22. Erlenmeyer Penghisap
Erlenmeyer penghisap berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin mengecil. Ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang kepompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya dari 100 ml sampai 2 L
23. Erlenmeyer
Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 ml sampai 2 L 24. Kaki Tiga
Alat ini terbuat dari besi yang digunakan untuk menyangga alat-alat pada saat dipanaskan
25. Kasa Asbes
Kasa asbesyaitu kawat kasa yang dilapisi asbes 26. Botol Reagen
Alat initerbuat dari jenis kaca yang cukup tebal 27. Sel volta
Alat ini berupa magnet 28. Corong Buchner
Corong buchner biasanya terbuat dari porselin. Namun kadang ada juga yang terbuat dari kaca dan plastik. Dibagian atasnya terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori-pori.
Botol semprot atu botol cucia merupakan botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Setiap praktikan hendaknya mempunyai botol cuci dengan kapasitas yang sesuai yang dapat mengalirkan air suling dari dalam ujung paruh yang disambung kebagian utama botol itu. Botol cuci digunakan bila diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah, seperti bila membilas dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya tetesan larutan sampel yang hilang.
30. Pembakar spiritus
Alat ini disebut juga dengan burner yang terbuat dari kaca