• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL PALESTINA PASCA REFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL PALESTINA PASCA REFORMASI"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Konflik Israel-Palestina merupakan salah satu konflik dunia internasional

yang paling lama dan telah berlangsung lebih dari setengah abad yang melibatkan

banyak negara Arab dan negara Barat. Konflik tersebut terjadi berawal dari

keputusan PBB yang mengakhiri mandat pemerintahan Inggris di wilayah

Palestina dan kemudian membagi wilayah Palestina menjadi dua negara, yaitu

wilayah yang diperuntukkan bagi masyarakat Yahudi Israel dan Arab Palestina.

Keputusan PBB tersebut menimbulkan protes dari rakyat Palestina yang

sudah sejak lama menempati wilayah tersebut. Sementara itu, sikap arogansi

Israel yang ingin menguasai seluruh wilayah Palestina berubah manjadi kerusuhan

yang memicu terjadinya perang dalam skala yang lebih luas.

Peperangan yang berlansung sampai sekarang ini, telah menelan banyak

korban dan menimbulkan kesengsaraan yang berkepanjangan bagi rakyat

Palestina. Hal tersebut memicu konflik regional dikawasan Timur Tengah1.

Intervensi yang dilakukan oleh Israel tersebut memicu konflik yang semakin luas

yang melibatkan negara-negara tetangganya seperti Mesir, Yordania, Suriah, Irak,

Iran dan negara-negara dikawasan Timur Tengah lainnya.

Berdirinya negara Israel di wilayah Palestina tidak dicetuskan oleh suatu

perujangan antikolonial oleh rakyat untuk membela tanah airnya dan berperang

1

(2)

2

melawan penjajah asing sebagaimana yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia,

akan tetapi kemerdekaan Israel diperoleh dan diproklamasikan oleh komunitas

pendatang, bahkan proklamasi tersebut diawali dengan pengusiran dan

pembersihan etnis yang telah menempati Palestina sejak zaman prasejarah.

Keinginan bangsa Yahudi untuk mendirikan Negara Israel di Palestina

dilatarbelakangi oleh kalimat yang termaktub dalam Al-kitab sebagai “tanah yang

dijanjikan” dalam kitab kejadian 12: 1-4 yang berbunyi: “Berfirmanlah Tuhan

kepada Abraham: “pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari

rumah bapakmu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan

membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan memberkati engkau serta

membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan

memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang

yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka akan mendapat berkat.

“Lalu pergilah Abraham seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya, dan Lot pun

ikut bersama dengan dia, Abraham berumur tujuh puluh lima tahun, ketika dia

berangkat dari Harran.”2

Pernyataan tersebut diatas membuat bangsa Yahudi mulai mengklaim

tanah Palestina sebagai tanah leluhur yang dijanjikan kepada mereka sebagai

tanah air yang mereka impikan selama berabad-abad berada dalam pengasingan

di negara-negara pembuangan dan berpencar-pencar di berbagai pelosok belahan

dunia.

(3)

3

Dengan munculnya gerakan Zionism3 yang direalisaskan oleh Herzl pada

tahun 1860, memicu diadakannya kongres yahudi sedunia yang diadakan di Basel

Swiss pada tahun 1897 menghasilkan Basle Programe yang antara lain

memutuskan akan dibentuknya suatu negara Yahudi di Palestina. Sejak saat itulah

Zionisme menjadi gerakan politik. Sebelumnya istilah Zionisme pernah digunakan

untuk menyebutkan komunitas bangsa yahudi penganut Yudaisme yang

mengharapkan datangnya seorang juru selama t yang akan membawa mereka

kepada kerajaan Tuhan yang akan diputuskan ditempat terjadinya kisah-kisah

yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa4.

Konflik Israel Palestina adalah konflik yang diawali dari perebutan

wilayah namun meluas hingga menim bulkan sentimen-sentimen yang berwarna

“rasisme” antara Arab dan Yahudi. Sebab-sebab konflik meluas dari sekedar

perebutan wilayah kekuasaan antara Palestina dan Israel hingga akhirnya

menimbulkan konflik yang berkepanjangan karena masalahnya bukan lagi sekedar

perebutan wilayah tetapi pertahanan atas apa yang telah direbut dengan berbagai

cara sehingga pihak Israel melakukan aksi perluasan okupasi dengan alasan

melindungi diri dari serangan Palestina5.

Berbagai macam resulosi konflik berupaya untuk mencar i penyelesaian

yang jauh dari penggunaan kekerasan. Walaupun pada akhirnya tetap

3

Istilah Zionist Movement secara utuh dipopulerkan oleh bapak yahudi Dunia, Theodor Herze l di Vienna 1895. Kata Zion berasal dari na ma gunung di dekat Jerusalem dengan perke mbangan gerakan-gerakannya sebagai berikut. Perke mbangan pertama; d ideklarasikan secara tida k forma l di Rusia yang disebut dengan (Russian Jewish Movement). Perke mbangan kedua; me la kukan kegiatannya mu lai te rorganisasi yang berpusat di Ro man ia (Romanian Jewish Movemwnt).

Perke mbangan ketiga; mengala ma i masa kebangkitan sehubungan dengan dukungan dari Ratu Inggris yang berpusat di London dengan nama baru Zionist Movement. Perke mbangan keempat; masa pengakuan dunia terhadap Israel yang berpusat di Amerika Serikat.

4

Dra . Herma wati, M.A, Ibid., hlm 4.

(4)

4

membutuhkan aksi militer untuk menurunkan eskalasi konflik pada tahap awal

resolusi konflik. Setelah tercapainya keadaan ketiadaan kekerasan barulah dapat

dimulai proses panjang menuju rekonsiliasi antara pihak yang bertikai. Upaya

tersebut memiliki tujuan jangka panjang yang bukan sekedar menciptakan

keadaan tanpa perang tetapi menciptakan perdamaian yang positif6 antara Israel

dan Palestina.

Namun upaya tersebut tidaklah mudah. Walaupun konflik tersebut sudah

berlangsung selama kurang lebih dari enam puluhan tahun, hal tersebut belum

menampakkan tanda-tanda akan terjadinya proses perdamaian antara Israel dan

Palestina bahkan konflik tersebut menjadi konflik yang cukup akut yang menyita

perhatian masyarakat dunia. Apa yang pernah diprediksi Amerika melalui Menteri

Luar Negerinya Condoleezza Rice pada Konfrensi Perdamaian Timur Tengah

November 2008 lalu, sebagai pekerjaan sulit namun bukan berarti tidak dapat

ditempuh dengan kerja keras dan pengorbanan bagi penyelesaian konflik Israel

Palestina. Pasalnya, akhir 2008 yang diprediksi dunia Internasional sebagai

puncak penyelesaian konfik Israel Palestina justru menampakkan kondisi

sebaliknya. Agresi meliter Israel ke Jalur Gaza yang dilancarkan sebulan terakhir

ini semakin memperkuat keraguan banyak pihak atas keberhasilan konfrensi

tersebut7.

Dalam waktu sepekan serangan udara yang dilancarkan pasukan Israel ke

Jalur Gaza tercatat tidak kurang dari seribu lebih warga Palestina me njadi korban

6

Perda maian dimana terc ipta suatu sistem nilai bersa ma, norma-norma universal dari kesadaran dan kemauan untuk me maha mi piha k la wan dan me maafkannya sehingga menghilangkan trauma, ketakutan dan kebencian yang me mbuat proses rekonsiliasi akan sulit berlangsung. Lihat Novri Susan, 2010, Sosiologi Konflik & Isu-Isu Konflik Kontemporer, Jakarta, Kencana, hal. 131 7

(5)

5

jiwa dan lebih dari dua ribu korban yang mengalami luka. Tidak hanya sampai di

situ, Israel bahkan mulai melakukan serangan darat dengan dalih ingin melucuti

sisa-sisa roket yang dimiliki pejuang Hamas yang merupakan sebuah gerakan

perlawanan Islam di Palestina yang menjadi alasan penyerangan Israel ke wilayah

tersebut. Sulit dibayangkan, jika serangan udara Israel dalam waktu satu minggu

telah menelan demikian banyak korban, keadaannya tentu akan semakin parah

setelah Israel melancarkan serangan daratnya dan kondisi ini terbukti dengan

jatuhnya korban jiwa melibihi angka seribu dan ribuan korban luka lainnya8.

Agresi meliter Israel ke Jalur Gaza beberapa waktu terakhir benar-benar

menarik perhatian banyak pihak, tidak saja dari kalangan masyarakat muslim

melainkan hampir seluruh masyarakat dunia. Keprihatinan dan simpati

masyarakat dunia akan kondisi Palestina yang menjadi korban keganasan agresi

meliter Israel diungkapkan dalam berbagai bentuk solidaritas, mulai dari aksi

kecamanan, kutukan dan penolakan terhadap tindakan Israel hingga pengiriman

bantuan kemanusiaan dalam berbagai bentuk, seperti tenaga medis, makanan serta

obat-obatan9. Salah satunya adalah negara Indonesia yang turut berjuang untuk

menciptakan perdamaian di Palestina. Hal tersebut merupakan salah satu wujud

implementasi dari politik luar negeri indonesia dalam kancah perpolitikan dunia

untuk menciptakan perdamaian dan penolakan terhadap wujud penjajahan di

dunia.

8

Eko Prihtianto, Peranan Mer-C Indonesia dalam Penangan Konflik Gaza di Palestinaselama 2008-2009, dalam http://www.scribd.co m/doc/51090344/Peranan -Merc i-Proposal diakses pada tanggal 28 April 2014

9

(6)

6

Banyak hal yang sudah dilakukan Negara Indonesia untuk turut serta

dalam menciptakan perdamaian di Palestina. Hal tersebut tercermin dari beberapa

kebijakan yang telah diambil oleh para Presiden Republik Indonesia pada masa

kepemimpinannya. Contohnya, pada masa Presiden Soekarno, Indonesia aktif

dalam forum KAA (Konferensi Asia Afrika) dan OKI (Organisasi Konferensi

Islam) untuk memimpin dalam upaya mendukung kemerdekaan Palestina serta

dengan tegas tidak mengakui eksistensi Israel di bumi Palestina. Hal tersebut

tercermin dengan munculnya kebijakan anti Israel pada bulan Juni tahun 1952

dalam kantor berita Antara yang melaporkan bahwa pemerintah Indonesia tidak

berniat mengakui Israel karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.

Sikap tersebut semakin terlihat pada tahun 1953 ketika Sukarno mulai

mengorganisir sebuah konferensi negara-negara Asia-Afrika yang terselenggara di

Bandung pada 1955 tanpa partisipasi Israel10.

Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden Soeharto. Pada masa

kepemimpinannya, Presiden Soeharto juga menerima kunjungan pimpinan PLO,

Yasser Arafat terkait permintaan dukungan indonesia terhadap pendirian negara

Palestina, sehingga pada tahun 1990 hubungan diplomatik Indonesia dengan

Palestina mulai akrab ditandai dengan berdirinya Kedutaan Besar Palestina di

Jakarta. Selain itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Ali Alatas juga menyatakan

tidak akan pernah mengakui Israel sebagai negara selama Israel tidak

menyelesaikan permasalahannya dengan negara-negara di Timur Tengah.

Walaupun hubungan diplomatik Indonesia dengan Palestina mulai akrab, namun

Presiden Soeharto pernah menerima kunjungan tidak resmi Perdana Menteri

10

(7)

7

Yitzhak Rabin di kediamannya dengan tujuan meminta jasa baik Indonesia

sebagai pemimpin Gerakan Non-Blok untuk menjembatani konflik

Israel-Palestina pada bulan Oktober 199211. Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden

Abdurrahman Wahid dengan menjalin hubungan dagang dan mencoba untuk

membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, tekanan bottom-up dari

opini publik dan sosial menjadi pertimbangan sikap Indonesia selanjutnya terkait

isu hubungan diplomatik dengan Israel. Terdapat penentangan terhadap Israel dari

penduduk muslim Indonesia. Hal ini terkait dengan perjuangan Palestina melawan

Israel di mana muslim Indonesia merasa isu ini merupakan perjuangan Islam

melawan kekuatan Barat12.

Itulah salah satu wujud kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik

Israel-Palestina. Ada yang secara tegas mendukung kemerdekaan palestina dan

mengecam keberadaan Israel, adapula yang lunak dalam menaggapi konflik

Israel-Palestina, namun perlu diketahui bahwa d ukungan tersebut tidak terlepas

dari misi yang diembannya sesuai dengan apa yang tercantum dalam pembukaan

UUD 1945 serta penerapan politik luar negeri Indonesia yang babas dan aktif.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan keterangan diatas, maka pokok permasalahan yang akan

penulis analisa adalah: bagaimana implementasi kebijakan luar negeri Indonesia

terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi?

11

M. Ibrahim Ha mdani, Peran Gus Dur Dalam Misi Perdamaian Israel-Palestina, dalam Jurnal NU On line, hlm 1

(8)

8 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui implementasi kebijakan luar negeri Indonesia terhadap

konflik Israel-Palestina pasca reformasi.

2. Mengetahui pola kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik

Israel-Palestina pasca reformasi.

3. Mengetahui pengaruh kebijakan luar negeri Indonesia dalam konflik

Israel-Palestina terhadap politik domestik, politik internasional dan

Israel-Palestina.

1.4.1 Kerangka Pe mikiran 1.4.1 Penelitian Terdahulu

Konflik Israel-Palestina merupakan konflik yang cukup lama dan menyita

banyak perhatian dari masyarakat dunia. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh

perebutan wilayah yang didalamnya terdapat unsur- unsur politik dan keagamaan.

Dalam hal ini, banyak lembaga- lembaga baik lembaga negara ataupun non- negara

yang merasa prihatin atas terjadinya konflik tersebut, sehingga muncullah banyak

penelitian, buku-buku, jurnal dan kebijakan-kebijakan yang menyoroti hal

tersebut. Salah satunya adalah dengan ditulisnya skripsi ini dengan judul:

Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina Pasca

Reformasi, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 secara khusus serta

untuk mengetahui kebijakan-kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik

(9)

9

Penulisan skripsi ini mengambil penelitian terdahulu dengan judul:

Komunikasi Internasional Indonesia Dalam Upaya Mendukung Palestina Sebagai

Negara yang Berdaulat13 yang ditulis oleh Ica Wulansari M.Si. sebagai studi

terdahulu yang berfungsi sebagai pembanding terhadap skripsi yang dibuat oleh

penulis. Secara umum, Ica Wulansari menyebutkan bagaimana komunikasi

internasional Negara Indonesia dalam upaya mendukung Pale stina sebagai negara

yang berdaulat. Komunikasi tersebut dilakukan dengan cara diplomasi maupun

dengan menggunakan media massa. Komunikasi internasional yang dilakukan

oleh Indonesia untuk memberikan solusi perdamaian bagi konflik Israel-Palestina

dengan aktif dalam forum internasional. Dalam kancah regional di tingkat

ASEAN, di kawasan Asian dan Afrika hingga di tingkat PBB, Indonesia konsisten

menyuarakan perdamaian dan penggalangan dukungan terhadap Palestina sebagai

negara yang merdeka. Komunikasi internasional yang dijalankan Indonesia dalam

menyuarakan perdamaian bagi Palestina bersifat konsisten seiring penolakan

Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Penulis juga mengambil penelitian terdahulu dengan judul Peran Dewan

Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Konflik Israel-Palestina, Studi

Kasus Konflik Jalur Gaza Tahun 2007-200914yang ditulis oleh Ali Muhtar Arifin.

Dalam skripsinya Ali menegaskan bahwa Dewan Keamanan Perserikatan

Bangsa-Bangsa (DK PBB) mempunyai peranan penting dalam penyelesaian konflik

Israel-Palestina. Dalam hal ini adalah konflik yang terjadi di jalur Gaza pada

13

Ica Wulansari, M.Si, Komunikasi Internasional Indonesia Dalam Upaya Mendukung Palestina Sebagai Negara yang Berdaulat, dalam; http://www.academia.edu/ 4964281/Ko munikasi_ Internasional_Indonesia_Dalam_ Upaya_Mendukung_Palestina_Sebagai_Negara_yang_Berdaulat _Tema_Ko munikasi_Internasional_Indonesia_Dala m_Kancah_ Global dia kses pada 28 April 2014 14

(10)

10

tahun 2007-2009. Namun DK PBB dianggap gagal dalam menyelesaikan konflik

tersebut. Hal ini ditandai dengan ketidakberhasilan DK PBB sebagai mediator

serta lambannya dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Selain itu

lambannya penyelesaian konflik tersebut menambah daftar kegagalan peran PBB

dalam penanganan konflik Israel-Palestina. Disisi lain, penolakan yang dilakukan

oleh Israel dan Hamas terhadap resolusi No. 1860 DK PBB terjadi karena DK

PBB tidak mampu bersifat adil dalam penyelesaian konflik tersebut.

Selain itu, penulis juga mengambil penelitian terdahulu dalam bentuk

skripsi yang ditulis oleh Amanda Varina yang berudul: Kebijakan Luar Negeri

Amerika Serikat Pada Masa Pemerintahan George Walker Bush Dan

Implikasinya Terhadap Proses Penyelesaian Konflik Israel-Palestina15. Dalam

skripsinya, Amanda menjelaskan tentang kebijakan luar negeri Amerika Serikat

pada masa pemerintahan Bush serta dampaknya terhadap proses perundingan

perdamaian antara Israel Palestina. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat

cenderung mendukung Israel dan merugikan pihak Palestina. Hal tersebut ditandai

dengan tidak adanya kesepahaman antara Israel-Palestina. Peta Jalan Damai yang

diprediksikan dapat menyelesaikan konflik Israel-Palestina diragukan

keberhasilannya dalam menciptakan perdamaian di Pales tina, sehingga proses

penyelesaian konflik Israel-Palestina membutuhkan proposal perdamaian yang

baru.

Penulis juga mengambil penelitian terdahulu dari M. Hamli dengan judul:

Konflik Israel Palestina, Kajian Historis Atas Perebutan Tanah Antara Israel dan

15

(11)

11 Palestina (1920-1993)16. Dalam skripsinya, M. Hamli menjelaskan tentang

lamanya konflik Israel-Palestina yang telah banyak memakan korban, baik dari

pihak Israel maupun Palestina. Tercatat 7978 korban dari pihak Palestina dan

1503 korban dari pihak Israel dari tahun 1987-2011. Selain itu, faktor yang

menonjol dari konflik tersebut adalah faktor teologis (agama) dimana Israel

menganggap bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi mereka,

sedangkan Palestina menganggap bahwa tanah tersebut adalah tanah s uci umat

Islam, dimana terdapat banyak sejarah Islam dan Nabi yang berasal dari tanah

Palestina. Disisi lain, faktor penyebab tidak terselesaikannya konflik Israel

Palestina adalah politik dan ekonomi (hegemoni Barat), dimana AS dan sekutunya

selalu berada dibarisan terdepan dalam konflik ataupun perdamaian antara Israel

dan Palestina. Hal tersebut dikarenakan secara konstelasi politik, AS mempunyai

tempat strategis dikawasan Timur Tengah untuk memudahkan pengaruh mereka

di Timur Tengah.

Selain itu, penulis juga mengambil penelitian terdahulu dari Rentha

Natallia Pardade dengan judul: Penerapan Hukum Internasional Dalam

Menyelesaikan Konflik Internasional Israel Dan Palestina17. Dalam skripsinya,

Rentha menjelaskan bahwa pada dasarnya hukum internasional melarang

penggunaan kekerasan oleh negara-negara dalam rangka menjaga perdamaian dan

keamanan dunia. Hukum internasional lebih menganjurkan negara yang

berkonflik untuk meyelesaikan konflik tersebut dengan cara-cara damai.

16

M. Ha mli, 2013, Konflik Israel Palestina, Kajian Historis Atas Perebutan Tanah Antara Israel dan Palestina (1920-1993), Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fa kultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Isla m Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarya.

17

(12)

12

Faktanya, hingga detik ini konflik Israel-Palestina belum dapat terselesaikan

secara keseluruhan. Hal tersebut dipengaruhi oleh lemahnya hukum internasional

dalam memberikan sangsi bagi negara yang melanggar ketentuan hukum

internasional. Selain itu, hukum internasional lemah dalam hal suatu negara yang

tidak meratifikasi perjanjian internasional yang telah dijadikan ketetapan hukum

internasional oleh negara-negara dalam rangka pergaulan internasional, sehingga

tidak ada kewajiban bagi negara tersebut untuk tunduk dan patuh pada ketentuan

hukum internasional.

Karya tersebut diatas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis yaitu dalam hal konflik Israel-Palestina, namun yang

membedakan adalah mengenai unit eksplanasinya. Dalam skripsi ini, penulis

mencoba untuk menjelaskan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik

Israel Palestina pasca reformasi. Secara umum Indonesia menerapkan politik luar

negerinya dengan bebas dan aktif. Dalam hal ini politik luar negeri Indonesia

yang bersifat bebas dan aktif dikaitkan dengan penyele saian konflik

Israel-Palestina. Indonesia senantiasa berperan aktif ikut serta dalam menyelesaikan

konflik Israel-Palestina serta mendukung kemerdekaan Palestina. Tentunya dalam

implementasi kebijakan luar negeri tiap rezimnya berbeda-beda dalam

memandang konflik Israel-Palestina. Ada yang dengan tegas mendukung

kemerdekaan dan perdamaian Palestina, ada juga yang lunak. Hal ini tentunya

dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perpolitikan pada masa tersebut serta peran

(13)

13 Table 1.1 Posisi Peneliti

No Nama dan Judul Metodologi dan

(14)
(15)
(16)
(17)

17

dan aktif. Dalam hal ini politik luar negeri

Berdasarkan rumusan masalah diatas, terkait kebijakan luar negeri

Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi, dimana kebijakan

politik luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina mempunyai

penerapan yang beragam tiap rezimya, maka penulis menggunakan teori- teori

(18)

18 1.4.2.1 Politik Luar Negeri

Hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain, tentu saja

tidak bisa dilepaskan dari politik luar negeri suatu negara termasuk Indonesia.

Suatu definisi yang standar menyatakan bahwa politik luar negeri itu adalah

politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala kekuasaan

dan kemampuan yang ada18. Definisi tersebut diatas belum memberikan jawaban

terhadap banyak pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dibelakang putusan dari

pelaksanaan politik luar negeri. Kita juga perlu mengetahui apakah terdapat

unsur-unsur konflik atau kerjasama dalam politik luar negeri tersebut, apa hubungan

politik luar negeri dengan politik dalam negeri, yakni apakah peristiwa-peristiwa

didalam negeri mempunyai konsekwensi-konsekwensi internasional, atau

sebaliknya politik luar negeri itu mempunyai dampak-dampak domestik?

Selanjutnya siapa yang menentukan dan menetapkan politik luar negeri dan siapa

pula yang melaksanakannya?

Di negara-negara demokratik terdapat apa yang disebut interest groups

dan pressure groups. Struktur politik dan ekonomi serta kepribadian nasional

suatu bangsa, kebudayaan, idiologi, sejarah masa lampau dan lokasi geografiknya

mempunyai peranan dalam penentuan politik luar negeri. Apalagi bila suatu

bangsa mendapat tantangan dari luar, maka hal ini pasti mempunyai pengaruh

dalam menyusun politik luar negeri suatu negara. Memang banyak pertanyaan

yang perlu dijawab terlebih dahulu dalam kita menganalisis politik luar negeri

suatu negara, yakni apakah posisi negara itu dalam adanya pertikaian dan

persaingan di dunia, mempunyai sifat ofensif, defensif, imperialis, isolasionis,

18 Suffri Yusuf, S.H., 1989, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri Sebuah Analisis

(19)

19

intervensionis, aligned (terikat), non aligned (non-blok), netral dan sebagainya.

Struktur politik dan bentuk demokrasi yang ada di suatu negara memang sangat

menentukan cara mengambil keputusan dalam politik luar negeri negara

tersebut19.

Menguraikan politik luar negeri suatu negara dapat dilakukan melalui

abstraksi-abstraksi, generalisasi, klasifikasi, perband ingan dan evaluasi serta

mencari sebab-sebab dari fenomena politik luar negeri tersebut. Cara lain ialah

menangani tiap-tiap isu dan kebijaksanaan sebagaimana adanya, sesuai dengan

peraturan dan dinamika hal ihwal tersebut. Penentuan putusan dalam poltik luar

negeri tergantung dari idiologi dan dari bentuk demokrasi dari suatu negara,

dimana penting untuk diperhatikan kepribadian, tugas dan kewajiban pimpinan

nasionalnya dan peranan pressure groups di negara itu yang mempunyai daya

tekanan secara psikis terhadap mereka yang berkuasa.

Dalam kaitan ini, Indonesia berdasarkan kapasitasnya sebagai negara

dengan penduduk muslim terbesar di dunia telah mengambil upaya-upaya untuk

menengahi konflik Arab-Israel, khususnya konflik Israel-Palestina. Posisi

Indonesia sejak lama mendukung terus berlanjutnya proses penyelesaian damai

Timur Tengah serta menyatakan komitmenya bagi kemerdekaan Palestina dan

pembentukan negara Palestina yang berdaulat dan langgeng serta hidup

berdampingan secara damai dengan Israel. Kebijakan Indonesia terhadap konflik

Israel-Palestina telah konsisten untuk memperjuangkan terwujudnya perdamaian

di Timur Tengah. Hal tersebut tidak lepas dari kepribadian nasional, kebudayaan,

(20)

20

idiologi, sejarah masa lampau, lokasi geografik negara Indonesia yang

mempunyai peranan dalam penentuan politik luar negerinya.

1.4.2.2 Kebijakan Luar Negeri

Sering kali kita tertukar dalam penggunaan terminologi politik luar negeri

dan kebijakan luar negeri, walaupun didalam literatur hubungan internasional,

perbedaan istilah ini memang tidak dikenal, namun yang dikenal adalah

terminologi foreign policy (kebijakan luar negeri), bukan foreign politics (politik

luar negeri), sebenarnya dua terminologi tersebut mempunyai perbedaan yang

cukup mendasar.20

Politik luar negeri adalah paradigma besar yang dianut sebuah negara

tentang cara pandang negara tersebut terhadap dunia. Oleh sebab itu, politik luar

negeri sebuah negara menentukan arah, warna dan pola pergaulan negara dalam

kancah regional maupun global. Pembentukan paradigma tentang dunia ini

dipengaruhi oleh sejarah, kondisi sosial, geografis, maupun nilai- nilai sosial dan

agama yang mendasari sistem di negara tersebut21.

Sementara itu kebijakan luar negeri adalah strategi implementasi yang

diterapkan dengan variasi yang bergantung pada pendekatan, gaya, dan keinginan

pemerintahan terpilih. Kebijakan luar negeri suatu negara dapat berbeda-beda

dari satu pemerintahan dengan pemerintahan lain yang menggantikannya.

Kebijakan luar negeri suatu negara dipengaruhi juga oleh faktor- faktor seperti

kondisi ekonomi, politik, sosial maupun keamanan dalam negeri, sehingga tidak

seperti politik luar negeri yang cenderung tetap, kebijakan luar negeri bersifat

20 http://64.203.71.11/ ko mpas -cetak/0509/ 19/opini/ 2054757.ht m o leh Cecep Za karia, Politik Luar

(21)

21

temporer sesuai dengan kondisi-kondisi tersebut, sehingga kebijakan luar negeri

merupakan bagian (instrument) dari politik luar negeri22.

Di samping itu, terdapat pula faktor politik domestik dan ekternal

internasional yang menurut Rosenau, terdapat pula variabel individu

decision-maker seperti Kepala Negaral Pemerintahan, khususnya mengenai image,

persepsi, dan karakteristik pribadinya yang menentukan corak politik luar

negerinya. Variabel individu ini biasanya terlihat pada gaya kepemimpinan yang

khas dari decision-maker tersebut yang umumnya sangat bersifat personal.

Sebagai contoh, pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, kebijakan politik

luar negeri Indonesia dengan tegas mendukung kemerdekaan Palestina dan

mengecam keberadaan Israel. Berbeda dengan masa kepemimpinan Presiden

Soeharto dan Abdurrahman Wahid yang relatif lebih lunak terhadap Israel. Hal

tersebut ditandai dengan adanya komunikasi Presiden Soeharto dan Abdurrahman

Wahid terhadap Israel. Keberagaman kebijakan tersebut tentunya di pengaruhi

oleh gaya kepemimpinan Presiden pada masa tersebut sebagai bagian dari

individu decision-maker

Menurut James N. Rosenau, terdapat lima sumber yang mempengaruhi

kebijakan luar negeri suatu negara, diantaranya adalah23;

1. Idiosinkretik, karakteristik individu dari pembuat keputusan.

2. Govermental, faktor pemerintahan.

3. Societal, faktor masyarakat.

4. Peran dari pembuat keputusan tersebut.

5. Sistemik

22Ibid,.

23 Coulou mbis, T. A., & Wolfe , J. H, 1990, Pengantar Hubungan Internasional: Keadilan dan

(22)

22

Menganalisis politik luar negeri merupakan suatu usaha untuk menyelidiki

suatu fenomena kompleks dan luas yang kurang lebih melibatkan kehidupan

internal (aspirasi, atribut, budaya, konflik, kapabilitas, institusi dan rutinitas) dan

eksternal dari sekelompok masyarakat yang berusaha sedemikian rupa untuk

memperoleh dan menjaga identitas sosial, hukum dan geografis, sebagai sebuah

bangsa.

Menurut William D.Coplin, kebijakan luar negeri merupakan sebuah

keputusan yang didahuli oleh sebuah proses di mana ada tuntutan dari domestic

politics, serta dengan melihat kemampuan dari kekuatan ekonomi dan militer24.

Faktor-faktor tersebut kemudian mempengaruhi para pembuat kebijakan, yang

kemudian meramunya menjadi sebuah kebijakan luar negeri dalam merespon

stuasi internasional.

William D. Coplin juga menyebutkan bahwa terdapat empat issue yang

mempengaruhi kebijakan luar negeri (policy influencers) suatu negara, antara

lain25:

1. Keamanan nasional

2. Kepentingan ekonomi

3. Ideologis dan histories

4. Sarana dan prosedur politik luar negeri

Apabila kita akan menganalisa kebijakan luar negeri suatu negara, maka

kita harus mempertanyakan keberadaan para pemimpin negara tersebut dalam

membuat kebijakan luar negerinya. Salah besar jika menganggap para pemimpin

negara bertindak tanpa adanya suatu pertimbangan (konsiderasi). Tetapi

24

Willia m D. Coplin, 1992, Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis. Bandung, CV Sinar Ba ru, hlm 30

(23)

23

sebaliknya, tindakan luar negeri tersebut dipandang sebagai akibat dari

konsiderasi yang mempengaruhi para pengambil kebijakan luar negeri tersebut.

1.4.2.3 Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif

Politik luar negeri suatu negara merupakan suatu pola atau skema dari cara

dan tujuan secara terbuka dan tersembunyi dalam aksi negara tertentu terhadap

negara lain ataupun sekelompok negara lain, yang merupakan perpaduan dari

tujuan dan kepentingan nasional suatu negara. Politik luar negeri merupakan

strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan

negara-negara lain, atau dalam arti lebih luas politik luar negeri merupakan pola

perilaku yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan

negara-negara lain. Politik luar negeri juga berhubungan dengan proses pembuatan

keputusan untuk menentukan pilihan tertentu.

Dalam sejarah bangsa Indonesia, sejak tanggal 2 September 1948,

PemerintahIndonesia mengambil haluan bebas aktif untuk politik luar negerinya.

Dalam sidangBadan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Wakil

Presiden RI pertama Drs. Moh. Hatta mencetuskan gagasannya mengenai prinsip

politik luar negeri Indonesia bebas aktif. Bebas berarti tidak terikat oleh suatu

ideologi atau oleh politik negara asing atau blok negara-negara tertentu, atu

negara-negara adikuasa. Aktif artinya dengan sumbangan realitas giat

mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerja sama internasional dengan

menghormati kedaulatan negara lain26.

(24)

24

Setelah Perang Dingin berakhir, prinsip bebas aktif politik luar negeri

Indonesia sudah kehilangan konteksnya. Namun demikian, pemaknaan prinsip

tersebut lebih pada bagaimana Indonesia menjadi negara yang mandiri dan

mampu memerankan peranan penting dalam pergulatan dunia internasional. Hal

ini sebenarnya seperti apa yang ditafsirkan sendiri oleh Moh. Hatta;

Politik luar negeri Indonesia harus ditentukan oleh kepentingan kita

sendiri dan dijalankan sesuai dengan kondisi dan kenyataan yang kita hadapi…

politik Indonesia tidak dapat ditentukan oleh politik negara lain yang diputuskan

berdasarkan atas kepentingan negara tersebut27.

Dari tafsiran diatas, Indonesia juga harus mampu cermat dalam

memanfaatkan setiap kesempatan yang dapat menguntungkan kepentingan

nasionalnya. Drs. Moh. Hatta juga mengatakan, bahwa tujuan politik luar negeri

Indonesia adalah sebagai berikut28:

1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.

2. Memperoleh barang-barang dari luar untuk memperbesar kemakmuran

rakyat, apabila barang-barang itu tidak atau belum dapat dihasilkan

sendiri.

3. Meningkatkan perdamaian internasional, karena hanya dalam keadaan

damai Indonesia dapat membangun dan syarat-syarat yang diperlukan

untuk memperbesar kemakmuran rakyat.

4. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai cita-cita yang tersimpul

dalam Pancasila, dasar dan falsafah negara Indonesia.

27

Pandu Utama Manggala, “Penyesuaian Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Dinamika

Dunia Internasional di Awal Abad 21: Penggunaan Identitas Islam Moderat”, Jurnal Polit ik Internasional: GLOBA L Vo l.9 No.2Desember 2007-Mei 2008,hlm.211.

(25)

25

Corak politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam

pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada

dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam

Pancasila. Aktif berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar

negerinya, Indonesia tidak bersikap pasif atas kejadian atau peristiwa yang terjadi

di dunia internasional, tetapi aktif dalam mengambil peranan di dalamnya.

Dengan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia mendudukkan d irinya

sebagai subjek dalam hubungan luar negerinya, dan tidak sebagai objek. Hal ini

menyebabkan Indonesia tidak dapat dikendalikan oleh haluan politik negara lain

yang berdasarkan pada kepentingan nasional negara itu sendiri. Rumusan yang

ada pada alinea I dan alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar hukum

yang sangat kuat bagi politik luar negeri RI. Namun dari rumusan tersebut, kita

belum mendapatkan gambaran mengenai makna politik luar negeri yang bebas

aktif.

Mochtar Kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut: Bebas,

dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang

pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan

dalam Pancasila. Aktif, berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar

negerinya, Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian

internasionalnya, melainkan bersifat aktif.

Apabila kita simpulkan dari uraian di atas, maka tujuan politik luar negeri

Indonesia bebas aktif adalah sebagai berikut29;

29 Soe madi D.M. Brotodiningrat, Perjalanan Politik Luar Negeri Indonesia di Kancah Global:

(26)

26

1. Untuk menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan kemerdekaan

bangsa

2. Ikut serta menciptakan perdamaian dunia internasional, sebab hanya dalam

keadaan damai kita dapat memenuhi kesejahteraan rakyat

3. Menggalang persaudaraan antarbangsa sebagai realisasi dari semangat

Pancasila.

Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa Indonseia

menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut30:

1. Negara Indonesia menjalankan politik damai, dalam arti bangsa Indonesia

bersama-sama dengan masyarakat bangsa-bangsa lain di dunia ingin

menegakkan perdamaian dunia

2. Negara Indonesia ingin bersahabat dengan negara-negara lain atas dasar

saling menghargai dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara

lain. Indonesia menjalankan politik bertetangga baik dengan semua negara

di dunia.

3. Negara Indonesia menjunjung tinggi sendi-sendi hukum internasional

4. Indonesia membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan

berpedoman kepada Piagam PBB.

Dalam kaitan ini politik luar negeri Indonesia selalu memberikan

dukungan terhadap Palestina yang dipastikan memberikan nuansa positif dan

signifikan bagi kinerja politik luar negeri Indonesia yang mulai pro aktif dan high

profile dalam turut membantu menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan

amanat UUD 1945. Indonesia selalu menyambut baik upaya perdamaian yang

(27)

27

sejalan dengan resolusi-resolusi yang telah dikeluarkan oleh baik PBB maupun

OKI, termasuk diantaranya Konferensi Perdamaian Madrid (1991), Oslo (1993),

Sharm Al Sheikh (1999), Inisiatif Perdamaian Liga Arab (2002) serta Peta Jalan

Perdamaian (Road-Map 2003) gagasan quarter AS, Russia, PBB dan Uni Eropa

yang diharapkan dapat kembali dilaksanakan untuk menciptakan perdamaian

antara Israel dan Palestina31.

1.5.1 Metode Penelitian 1.5.1 Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Penelitian deskriptif disebut juga penelitian taksomonik yang dimaksudkan untuk

mengeksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial,

dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berke naan dengan masalah

dan unit yang diteliti32. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

secara tepat mengenai kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik

Israel-Palestina pasca reformasi dimana kebijakan politik luar negeri Indonesia

mengalami pola yang berbeda-beda tiap rezimnya dalam memandang dan

menjalankan politik luar negerinya terhadap konflik israel-Palestina. Hal tersebut

tentu dipengaruhi oleh beragam faktor dalam pengambilan keputusan, baik faktor

internal maupun eksternal. Dengan me ngumpulkan berbagai macam fakta maka

penulis bisa melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai masalah yang diteliti.

31

Moenir Ari Soenanda , Kepentingan Nasional Indonesia di Dunia Internasional dalam http://ditpolko m.bappenas.go.id/?page=news&id=31d iakses pada 17 Ju li 2014

(28)

28 1.5.2 Jenis Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berasal dari literatur- literatur yang didapatkan dari berbagai sumber seperti

perpustakaan dan internet yang mencakup berbagai dokumen yang berkaitan

dengan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca

reformasi

1.5.3 Teknik Analisa Data

Dalam studi hubungan internasional kita perlu mengidentifikasi tingkat

kejelasan atau eksplanasi demi memperjelas proses pembentukan teori. Unit

eksplanasi yaitu unit yang dianggap variabel independen dan perilakunya hendak

diamati sedangkan variabel dependen adalah variabel yang tingkah lakunya akan

dianalisa dan diprediksi oleh variabel independen.

Dari uraian diatas, dalam judul Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap

Konflik Israel-Palestina Pasca Reformasi dapat diidentifikasikan variabel- variabel

dalam ilmu hubungan internasional atau tingkat eksplanasinya. Judul di atas

terbagi menjadi dua variabel yaitu; Variabel independennya adalah Kebijakan

Luar Negeri Indonesia Pasca Reformasi yang mencerminkan kebijakan bagi

sebuah negara, sedangkan Variabel dependennya adalah Konflik Israel-Palestina

yang mencerminkan konflik negara bangsa sehingga dalam penelitian ini bersifat

(29)

29 1.5.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian

kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mencari data mengenai hal- hal atau

variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar,jurnal, website dan lain

sebagainya yang diterbitkan oleh berbagai lembaga atau instansi yang berkaitan

dengan topik yang peneliti teliti. Data mengenai penelitian ini sendiri peneliti

dapatkan dari perpustakan pusat Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM),

perpustakaan AR. Fachrudin (UMM), Lab HI UMM, perpustakaan Kota Malang,

dan website yang terkait dengan topik yang penulis teliti.

1.5.5 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.5.1Ruang Lingkup Materi

Materi yang akan di bahas pada penelitian ini terkait dengan kebijakan luar

negeri Indonesia terhadap konflik israel-palestina pasca reformasi. Pada dasarnya

politik luar negeri indonesia bersifat bebas dan aktif, akan tetapi dalam

implementasi kebijakan tersebut berbeda dari rezim ke rezim. Dari sini peneliti

ingin menjelaskan kebijakan luar negeri indonesia tiap rezimnya serta

pengambilan kebijakan politik luar negeri indonesia terhadap konflik israel

palestina pasca reformasi.

1.5.5.2Ruang Lingkup Waktu

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi waktu penelitian, yaitu pasca

reformasi Negara Indonesia pada tahun 1999 sampai 2014 dimana pada masa

(30)

30

konflik Israel palestina. Walaupun negara indonesia menjalankan politik luar

negeri yang bersifat bebas dan aktif, namun implementasi kebijakan tersebut

berbeda-beda tiap rezimnya.

1.5.5.3Argumen Pokok

Secara umum, kebijakan Indonesia bagi Palestina dipastikan memberikan

nuansa positif dan signifikan bagi kinerja politik luar negeri Indonesia yang mulai

pro aktif dan high profile dalam turut membantu menciptakan perdamaian dunia

sesuai dengan amanat UUD 1945. Sekalipun Indones ia menyadari bahwa dalam

melaksanakan peran aktif Indonesia sebagai mediator dalam proses perdamaian

Timur Tengah sulit diwujudkan karena masih terkendala baik oleh faktor

kapasitas internal maupun dominasi eksternal yang sulit dilepaskan dari tangan

Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara super power di dunia yang

mempunyai hubungan baik dengan Israel-Palestina.

Selama ini kebijakan Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina telah

konsisten untuk memperjuangkan terwujudnya perdamaian di Timur Tengah.

Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina berdasarkan

Resolusi DK-PBB No. 242 tahun 1967 dan No. 338 tahun 1973, yang

menyebutkan pengembalian tanpa syarat semua wilayah Arab yang diduduki

Israel dan pengakuan atas hal- hak sah rakyat Palestina untuk menentukan

nasibnya sendiri, mendirikan negara diatas tanah airnya sendiri dengan Al-Quds

As-Sharif (Jerussalem) sebagai ibukotanya serta prinsip “land for peace”

Indonesia selalu menyambut baik upaya perdamaian yang sejalan dengan

(31)

31

diantaranya Konferensi Perdamaian Madrid (1991), Oslo (1993), Sharm Al

Sheikh (1999), Inisiatif Perdamaian Liga Arab (2002) serta Peta Jalan Perdamaian

(Road-Map 2003) gagasan quarter AS, Russia, PBB dan Uni Eropa yang

diharapkan dapat kembali dilaksanakan untuk menciptakan perdamaian antara

Israel dan Palestina.

Dalam menjalankan politik luar negerinya, Indonesia berpegang pada

prinsip bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak

pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian

bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. Aktif berarti bahwa di dalam

menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersikap pasif atas

kejadian atau peristiwa yang terjadi di dunia internasional, tetapi aktif dalam

mengambil peranan di dalamnya, termasuk pera nan Indonesia terhadap konflik

Israel-Palestina. Walaupun politik luar negeri Indonesia bersifat bebas dan aktif,

namum penerapan kebijakan tersebut dari masa ke masa berubah-ubah

pemaknaannya sejalan dengan pergantian penguasa. Hal ini dikarenakan

masing-masing pemerintahan mengalami situasi, kondisi dan tantangan yang berbeda

sehingga mengharuskan perubahan dalam menentukan sikap.

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 4 bab, dimana kesinambungan dan keterkaitan

dalam tiap bab diperjelas oleh sub-sub bab, sehingga pada akhirnya akan

(32)

32

BAB I : Bab ini berupa Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka

Pemikiran, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Bab ini akan menjelaskan tentang sejarah konflik Israel Palestina

serta prespektif negara Indonesia dalam memandang konflik

Israel-Palestina:

2.1 Gambaran Umum Konflik Israel-Palestina

2.2 Sejarah Konflik Israel Palestina

2.3Konflik Israel-Palestina Dalam Prespektif Negara Indonesia

BAB III : Bab ini akan menjelaskan implementasi kebijakan luar negeri

Indonesia terhadap konflik Israel-palestina pasca reformasi:

3.1Gambaran Umum Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap

konflik Israel-Palestina.

3.2Kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap Konflik

Israel-Palestina Pasca Reformasi:

3.2.1 Pada Masa Presiden BJ Habibie

3.2.2 Pada Masa Presiden Abdurrahman Wahid

3.2.3 Pada Masa Presiden Megawati Soekarnoputri

3.2.4 Pada Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

BAB IV : Bab terakhir akan memberikan kesimpulan dan rangkuman dari

(33)

i

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

TERHADAP KONFLIK ISRAEL PALESTINA PASCA

REFORMASI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

FUAD HASAN ASY’ARI

07260082

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(34)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Fuad Hasan Asy’ari

NIM : 07260082

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA

REFORMASI

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Gonda Yumitro, M.A M. Syaprin Zahidi, M.A

Mengetahui

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan

(35)

iii

Dr. Asep Nurjaman, M.Si Gonda Yumitro, M.A

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fuad Hasan Asy’ari

NIM : 07260082

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA

REFORMASI

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari Selasa

Tanggal 15 Juli 2014

Tempat: Ruang Dosen FISIP Lt 6 GKB I UMM

Mengesahkan

Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji:

1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si Penguji I ( )

2. Havidz Ageng P, MA Penguji II ( )

(36)

iv

4. M. Syaprin Zahidi, M.A Penguji IV ( )

PERNYATAAN ORISINALITAS

Nama : Fuad Hasan Asy’ari

NIM : 07260082

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA

REFORMASI

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (Sripsi) dengan judul:

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA REFORMASI

Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian

maupun keseluruhan, kecuali bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari dalam pernyataan ini, saya bersedia

menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 02 Juli 2014

Yang menyatakan

(37)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Fuad Hasan Asy’ari

NIM : 07260082

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA

REFORMASI

Pembimbing : 1. Gonda Yumitro, M.A

2. M. Syaprin Zahidi, M.A

Kronologi Bimbingan:

Tanggal Paraf Pemb I Tanggal Paraf Pemb II Keterangan

05-05-14 05-05-14 Pengajuan Skripsi

12-05-14 12-05-14 ACC Judul

31-05-14 31-05-14 Seminar Proposal

09-06-14 09-06-14 Revisi BAB I,

Pengajuan BAB II

16-05-14 16-05-14 ACC BAB II,

Pengajuan BAB III

23-06-14 23-06-14 ACC BAB III,

Pengajuan BAB IV

(38)

vi

ABSTRAK

Fuad Hasan Asy’ari, 2014. “Implementasi Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel Palestina Pasca Reformasi”.

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim, Indonesia mempunyai peranan penting dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Dengan berlandaskan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memberikan dukungan bagi Palestina dengan nuansa positif dan signifikan bagi kinerja politik luar negeri Indonesia yang mulai pro aktif dan high profile dalam turut membantu menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan amanat UUD 1945

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam mengeksplorasi dan mengklasifikasi suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara tepat mengenai implementasi kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi dimana kebijakan politik luar negeri Indonesia mengalami pola yang berbeda-beda tiap rezimnya dalam memandang dan menjalankan politik luar negerinya terhadap konflik israel-Palestina, baik yang bersifat high profile maupun low profile. Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh beragam faktor dalam pengambilan keputusan, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan mengumpulkan berbagai macam fakta maka penulis bisa melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai masalah yang diteliti.

Kata Kunci: Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, Konflik Israel-Palestina, Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Dan Aktif.

Pembimbing I Pembimbing II

(39)

vii

ABSTRACT

Fuad Hasan Asy’ari. 2014. " Implementation of Indonesian Foreign Policy Towards Israel Palestinian Conflict Post-Reformation".

As a Muslim-majority country, Indonesia has an important role in the resolution of the Israel-Palestinian conflict. With a foreign policy based on free and active, Indonesia provides support for Palestine with shades positive and significant for the performance of Indonesia's foreign policy began to be pro-active and high profile helped to create peace in the world according to the 1945 Constitution.

This study is qualitative descriptive approach in exploring and classifying a phenomenon or social reality, with a number of variables that describe the path with respect to the problem and the unit under study. This study aims to accurately describe the implementation of Indonesia's foreign policy towards the Israel-Palestinian conflict in which the post-reform Indonesia's foreign policy experience a different pattern for each regime in looking and running its foreign policy toward the Israeli-Palestinian conflict, both high profile and low profile. It is certainly influenced by a variety of factors in decision-making, both internal and external factors. By collecting a wide range of facts, the author could have done the exploration and clarification of the issues.

Keywords: Foreign Politics, Foreign Policy, Israel-Palestinian Conflict, Indonesian Foreign Policy Free And Active.

Advisor I Advisor II

(40)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Rabb semesta alam yang telah memberikan

nikmat, rahmat dan hidayah serta memberikan kemudahan dalam penyusunan

karya ilmiah ini. Rasa syukur senantiasa tercurahkan atas tercapainya tugas akhir

yang menutup perkuliahan Strata-1 sehingga tercapai gelar sarjana. Shalawat dan

salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

para sahabat, yang membawa risalah kemurnian tauhid ditengah kejahiliyahan

umat.

Dalam penulisan karya ilmiah ini bukan berarti tanpa kendala. Banyak sekali

rintangan yang menghambat dan memperlambat penyelesaian skripsi ini.

Hambatan yang paling susah dihindarkan yaitu rasa malas, namun dengan tekad

dan kesungguhan serta dukungan dari keluarga, sahabat dan dosen sehingga bisa

terselesaikan juga skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan serta

saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

3. Bapak Gonda Yumitro, M.A, selaku ketua jurusan Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(41)

ix

bimbingan dan masukan serta nasehat yang sangat berarti dalam penulisan

skripsi dan dalam menyongsomg kehidupan saya.

4. Bapak M. Syaprin Zahidi, M.A, selaku dosen pembimbing II. Atas waktu,

bimbingan dan saran-saran mengenai penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Jurusan Hubungan Internasional yang senantiasa

memberikan ilmu dan pengetahuan sehingga saya memperoleh

pengetahuan terhadap Ilmu Hubungan Internasional, terutama kepada

Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si, yang memberikan kepercayaan

kepada saya.

6. Ayah dan Ibu serta adik-adikku (H. Jawari, Hj. Umi Salamah (Alm), Ibu

Kulsum, Kholilurrohman, Miftahul Wafiq, Salman Al Farisi, Krisna

Kusuma Atmaja) yang telah memberikan dukungan moral, finansial serta

doa kepada penulis. Begitu pula senantiasa memberikan motivasi serta

dukungan untuk menuntut ilmu.

7. Ibu Mertua dan Kakak Iparku (Ibu Qonitun, Habib Shoim, Sholahuddin Al

Anshori, Nasrullah Syifauddin beserta keluarga) yang telah memberikan

dukungan moral serta doa kepada penulis

8. Istri dan Anakku tercinta (Nurul Afiyah Hikmatul Mutmainah, S.Sy dan

Bintang Ayudya Najah), teman istimewa di hati penulis, yang selalu

mendukung dan menjadi motivator bagi penulis. Senantiasa mendampingi

serta membawakan obor penyemangat bagi penulis dalam penyusunan

karya ilmiah khususnya, dan selalu mendukung untuk terus maju.

9. Saudara seperjuangan HI UMM 2007 yang sudah lulus mendahuluiku

(42)

x

Adim Pradana, Dion Maulana, Ilham Virgo, A. Hunaipi, Devi Fitriyani,

Shofie Ananta Rastia, Lady Afisca, A. Aziz), Silmi Al Faira, Romandika,

Abi-Sean Ghufron (Lab HI), Amir Rifa’i (MKDU), Fika Andriani (Lab

Bhs Arab), Zia (PSIF), Sofie (AIK), Khairil Anwar dkk (Ta’mir Masjid

AR Fahruddin) dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu. Terimakasih atas dukungan dan bantuan kalian dalam

terselesaikan tugas akhir ini.

10. Ibu-ibu AIK (Ibu Muhtadawati, Ibu Sulistyowati, Ibu Siti Nurwati) yang

senantiasa mendukung dan menjadi motivator dalam penyelesaian karya

ilmiah ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Akhir kata, tiada satu karya manusia yang sempurna karena kesempurnaan

hanyalah milik Allah SWT semata dan semoga karya ini menjadi bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Malang, 02 Juli 2014

Penulis,

(43)

xi

MOTTO

"

َ َ َ َ َ ْ َ

"

“Barang siapa yang bersungguh

-sungguh,

(44)

xii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:

Allah SWT dengan mengharap segala ridlo dan hidayahNya.

Kedua Orang Tua, Bapak H. Jawari dan Ibu Hj. Umi Salamah (alm) serta Ibu

Kulsum yang telah memberikan dukungan doa dan finansial, serta senantiasa

menjadi motivator bagi penulis

Istri dan Anakku tercinta

Nurul Afiyah HM, S.Sy dan Bintang Ayudya Najah yang Senantiasa mendukung

(45)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Persetujuan ... i

Lembar pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Abstrak ... v

Abstrct ... vi

Kata pengantar ... vii

Motto ... x

Halaman Persembahan ... xi

Daftar Isi ... xii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kerangka Pemikiran ... 8

1.4.1 Penelitian Terdahulu ... 8

1.4.2 Teori dan Konsep ... 17

1.4.2.1 Politik Luar Negeri ... 18

1.4.2.2 Kebijakan Luar Negeri ... 20

1.4.2.3 Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif ... 23

1.5 Metode Penelitian ... 27

1.5.1 Tipe Penelitian ... 27

1.5.2 Jenis Sumber Data ... 28

1.5.3 Teknik Analisa Data ... 28

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

1.5.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 29

1.5.5.1 Ruang Lingkup Materi ... 29

1.5.5.2 Ruang Lingkup Waktu ... 29

1.5.5.3 Argumen Pokok ... 30

1.6 Sistematika Penulisan ... 31

BAB II: KONFLIK ISRAEL-PALESTINA ... 33

2.1 Gambaran Umum Konflik Israel-Palestina ... 33

(46)

xiv

2.2.1 Penduduk Palestina dan Israel ... 35

2.2.2 Teritorial ... 41

2.2.3 Latar Belakang Konflik Israel-Palestina ... 46

2.2.4 Perkembangan Proyek Zionis ... 47

2.2.5 Pergerakan Nasional Palestina ... 48

2.2.6 Revolusi Palestina Al Qubro 1936-1939... 48

2.2.7 Perkembangan Politis 1939-1947 1 ... 49

2.2.8 Perang 1948 dan Reperkusinya ... 49

2.2.9 Persoalan Palestina 1949-1967 ... 51

2.2.10 Arab dan Palestina ... 51

2.2.11 Aksi Nasional Palestina... 52

2.2.12 Lahirnya Gerakan Fatah ... 53

2.2.13 Organisasi Pembebasan Palestina ... 53

2.2.14 Perang Arab Israel dan Reperkusinya ... 54

2.2.15 Kelahiran Identitas Palestina ... 54

2.2.16 Negara Arab dan Persoalan Palestina ... 55

2.2.17 Kronologi dan Anatomi Konflik Israel-Palestina ... 56

2.3 Konflik Israel-Palestina Dalam Prespektif Negara Indonesia ... 59

BAB III: ANALISA KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA ... 64

3.1 Gambaran Umum Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap 3.1 Konflik Israel-Palestina ... 64

3.2 Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina 3.2 Pasca Reformasi ... 71

3.2.1 Pada Masa Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie ... 73

3.2.2 Pada Masa Presiden Abdurrahman Wahid ... 75

3.2.3 Pada Masa Presiden Megawati Soekarnoputri ... 78

3.2.4 Pada Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ... 84

BAB IV: PENUTUP ... 96

4.1 Kesimpulan ... 96

4.2 Saran ... 98

4.2.1 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 98

4.2.2 Rekomendasi Akademis ... 98

(47)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abd. Rahman Mustafha, 2002, Jejak-jejak Juang Palestina dari Oslo hingga

Intifadah Al-Aqsha, Jakarta, Buku Kompas

Ahmad Syalaby, Perbandingan Agama: Agama Yahudi,Surabaya, Bina Ilmu.

Ali Muhtar Arifin, Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam

Konflik Israel-Palestina, Studi Kasus Konflik Jalur Gaza Tahun

2007-2009, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta 2010.

Amanda Varina, Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa

Pemerintahan George Walker Bush Dan Implikasinya Terhadap

Proses Penyelesaian Konflik Israel-Palestina. Universitas Negeri

Pasundan. Bandung 2010

Bacharuddin Jusuf Habibie, 2006, Detik-Detik Yang Menentukan: Jalan Panjang

Indonesia Menuju Demokrasi, Jakarta, THC Mandiri

Couloumbis, T. A., & Wolfe, J. H, 1990, Pengantar Hubungan Internasional:

Keadilan dan Power. Bandung, Abardin

Dra. Hermawati, M.A, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2005.

Drs, A. W. Widjaja, 1986, Indonesia, Asia Afrika, Non Blok: Politik Bebas Aktif.

Jakarta, Bina Aksara.

Dr. Dino patti Djalal , 2008, Harus Bisa: Seni memimpin ala SBY, Jakarta, Red

& White Pub

Ganewati Wuryandari, 2008, Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran

Politik Domestik, Jakarta, Pustaka Pelajar

George Lencezowski, 1993, Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia, terjemahan

Asgar Bixsy, Bandung, Sinar Baru Algesindo.

Kencana Syafiie, Inu, Azhari. 2005, Sistem Politik Indonesia. Bandung, PT.

Refika Aditama

Labib, Muhsin dan Irman Abdurrahman, 2009, Gelegar Gaza Denyut Perlawanan

(48)

xvi

Loekito Santoso , Orde perdamaian memecahkan masalah perang: (penjelajahan

polemologik), Jakarta, Universitas Indonesia

Lesmana M.A., Prof. Dr. Tjipta , 2009, Dari Soekarno Sampai SBY : Intrik & lobi

Politik Para Penguasa.Jakarta,Gramedia

Mohtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta, LP3ES

Muhsin Muhammad Saleh, 2002, Palestina : Sejarah, Perkembangan , dan

Konspirasi, Jakarta, Gema Insani Pers

Mustafha Abd.Rahman, 2002, Jejak-jejak Juang Palestina dari Oslo hingga

Intifadah Al-Aqsa, Jakarta, Kompas

Novri Susan, 2010, Sosiologi Konflik & Isu-Isu Konflik Kontemporer, Jakarta,

Kencana.

Suffri Yusuf, S.H., 1989, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri

Sebuah Analisis Teoretis dan Uraian Tentang Pelaksanaannya,

Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

Sanapiah, Faisal.2003, Format-format Penelitian Sosial Cetakan keenam, Jakarta,

PT.Raja Grafindo Persada

William D. Coplin, 1992, Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis.

Bandung, CV Sinar Baru

Jurnal dan Artikel

Elvira Dewi Ginting, SH, M.Hum., Konflik Israel-Palestina Ditinjau Dari Hukum

Internasional, dalam Jurnal Saintech Vol. 05-No.01-Maret 2013,

ISSN No. 2086-9681

Pandu Utama Manggala, “Penyesuaian Politik Luar Negeri Indonesia terhadap

Dinamika Dunia Internasional di Awal Abad 21: Penggunaan

Identitas Islam Moderat”, Jurnal Politik Internasional: GLOBAL

Vol.9 No.2Desember 2007-Mei 2008

Soemadi D.M. Brotodiningrat, Perjalanan Politik Luar Negeri Indonesia di

Kancah Global: Sebuah Refleksi, Jurnal Diplomasi Volume 4 No. 1,

(49)

xvii

Website

Anak Agung Banyu Perwita, State-society relationship: assessing Islam in

Indonesia's foreign policy Toward the Muslim world under Suharto

dalam http:// ehlt.flinders.edu.au/projects/counterpoints/PDF/A1.Pdf

www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8864/1738/

diaksespada 17 Juli 2014

Askan Krisna, RI Diharapkan Berperan dalam Perdamainan Timteng, dalam

www.Harian Pelita.com, http://116.213.48.92//artikel/18431.shtml

diakses pada tanggal 17 Juni 2014

Ahmed Zakot, Dubes: Indonesia Selalu Ada untuk Palestina dalam

www.republika.co.id diakses pada 03 Juni 2014

Eko Prihtianto, Peranan Mer-C Indonesia dalam Penangan Konflik Gaza di

Palestina selama 2008-2009, dalam http://www.scribd.com/ doc/

51090344/ Peranan-Merci-Proposal diakses pada tanggal 28 April

2014

Ensiklopedia Indonesia, 2002, Seri Geografi Asia, Deplu, dalam

http://books.google.co.id/ diakses pada 17 Juni 2014

Greg Barton and Colin Rubenstein, Indonesia And Israel: A Relationship In

Waiting. Jewish Political Studies Review 17:1-2. Spring 2005 dalam

www.husnulmurtadlo-fisip11, Aspek Agama Dalam Konflik Israel

Palestina Dan Sikap Indonesia, diakses pada 17 Juni 2014

http://politik.kompasiana.com/2012/03/03/perkembangan-politik-luar-negeri-indonesia-439864.html, di akses tanggal 18 Juni 2014

Ica Wulansari, M.Si, Komunikasi Internasional Indonesia Dalam Upaya

Mendukung Palestina Sebagai Negara yang Berdaulat, dalam

http://www. academia. edu/4964281/ Komunikasi Internasional

_Indonesia_Dalam_Upaya_Mendukung_ Palestina_Sebagai_Negara

_yang_Berdaulat_Tema_Komunikasi_Internasional_Indonesia_Dalam

_Kancah_Global diakses pada 28 April 2014

Indonesian foreign policy and the muslim warld in the changing global

Gambar

Table 1.1 Posisi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh dari kesegeraan feedback bias implisit terhadap stigma ekplisit dan tidak ditemukan korelasi yang

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Korelasi Penguasaan Konsep Prasyarat dengan Skor Postes 1 Siswa Kelompok Eksperimen

Bangsa Indonesia masih tertinggal dalam memajukan literasi.Kemampuan literasi Indonesia secara global di peringkat ke-60 dari 61 negara yang dinilai.Peraturan Menteri Pendidikan

Berdasarkan data yang terkumpul, dapat dikatakan bahwa semua responden mendukung diperlukan suatu perbaikan sistem tata kelola lembaga pendidikan Katolik. Lebih lanjut,

[r]

Ketepatan pelayanan fisioterapi pasien peserta jaminan kesehatan nasional di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Jatinom Klaten Sebagian besar tingkat ketepatan pelayanan

Pearson Education Limited, 2007), p.. dynamic process which showed how Islam so attentively. Step by step that had passed by the institution showed that knowledge got

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester