• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK RELAKSASI KESADARAN INDERA DAN SELF TALK UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN DITINGGALKAN PASANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TEKNIK RELAKSASI KESADARAN INDERA DAN SELF TALK UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN DITINGGALKAN PASANGAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai permasalahan yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaannya, apabila permasalahan yang dihadapi dirasakan oleh dirinya merupakan sesuatu yang berat, hal ini akan berdampak pada kondisi yang akan mempengaruhi keseimbangan jiwanya (Purwaningtyas, 2010). Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan stressor dan respon yang paling umum terhadap suatu stressor adalah kecemasan.

Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini biasanya terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan, orang merasa cemas, ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujian berlangsung, dan masih banyak lagi. Kecemasan yang dimiliki seseorang seperti di atas adalah normal bahkan kecemasan ini perlu dimiliki oleh manusia. Akan tetapi kecemasan berubah menjadi abnormal ketika kecemasan yang ada dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya.

(2)

disebabkan karena atau perceraian merupakan pengalaman paling menghancurkan dan meremukkan hati yang paling dalam. Kehilangan orang yang dicintai menimbulkan rasa sakit dan kesedihan. Perasaan sedih menyebabkan seseorang menjadi lupa diri. Dihadapan siapapun yang ia jumpai menangis dan lupa merawat diri karena terlalu banyak menangis dan tak terurus. Ada juga yang sampai jatuh pingsan atau kemarahan, dan mengalami kecemasan karena takut hal ini terjadi pada individu tersebut.

Jika dilihat dari hasil Survey terkini, dimana di Amerika terdapat 15-33% pasien yang berobat ke dokter merupakan pasien dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Sehingga saat ini kecemasan merupakan penyakit yang mulai menjadi perhatian di bidang kesehatan masyarakat. Dibanding laki-laki wanita lebih sering mengalami gangguan kecemasan. Prevalensi kecemasan pada wanita 30,5% lebih tinggi dari laki-laki 19,2%, 25% tidak menikah, lebih dari 35% memerlukan perawatan dan sekitar 10% melakukan bunuh diri (Dugue, 2002).

(3)

Kecemasan disini mempunyai tiga komponen, yaitu emosional, kognitif, dan fisiologis. Dalam komponen emosional, individu mengalami perasaan takut yang intens dan disadari. Dalam komponen kognitif, peningkatan rasa takut akan mengacaukan kemampuan individu untuk berpikir jernih. Dalam komponen fisiologis, tubuh merespon ketakutan dengan memobilisasi diri untuk bertindak, baik dikehendaki ataupun tidak. Respon fisiologis ini merupakan hasil kerja sistem saraf otonom yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh (Turangan, 2011).

Respon fisiologis ketika terjadi kecemasan antara lain detak jantung meningkat, irama napas lebih cepat, pupil mata melebar, proses pencernaan terhenti, pembuluh darah menyempit, tekanan darah naik, kelenjar adrenalin dalam darah meningkat. Itu semua menyebabkan individu menjadi tegang dan siap melakukan tindakan menyerang atau melarikan diri dari situasi yang ada (Turangan, 2011).

Seperti fenomena yang ada dimana subyek bercerita dan mengeluhkan kondisi yang dirasakan sangat mengganggu akhir-akhir ini. Subyek merasakan adanya debaran jantung yang kencang, susah untuk memulai tidur, bahkan susah untuk kembali tidur ketika terbangun. Subyek merasakan ketakutan, gelisah, gugup dan kebingungan yang luar biasa. Subyek tidak mampu untuk mengontrol dirinya ketika itu yang ia rasakan adanya ketakutan dan kecemasan yang luar biasa.

(4)
(5)

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, diketahui subyek mengalami kondisi kecemasan ditinggalkan pasangan. Setiap situasi yang ada selalu ditanggapi dengan kecemasan sehingga mengganggu aktivitasnya dalam beberapa bulan terakhir. Individu yang mengalami kondisi seperti ini bisa dikatakan mengalami ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Subyek memiliki ketakutan jika ditinggalkan suaminya, takut mati karena suami akan meninggalkannya dan menikah dengan wanita lain sama seperti yang dilakukan ayah subyek. Disisi lain, pemikiran subyek mengenai bentuk tubuh yang kurang ideal membuat suami lebih mudah untuk meninggalkannya. Adanya topik pembicaraan mengenai mantan pacar suami semakin memperparah kondisi subyek dengan memunculkan reaksi kecemasan karena didukung dengan tingkat keyakinan subyek mengenai distorsi kognitifnya.

Adanya ketakutan tersebut merupakan pemikiran tidak rasional dalam diri individu. Kecemasan atau anxietas ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri individu. Misalnya menghambat untuk menjalin hubungan akrab antar individu maupun kelompoknya. Kondisi seperti ini mengganggu stabilitas kehidupan pribadi dan sosial subyek, sehingga kondisi seperti ini dibutuhkan suatu penanganan untuk membantu subyek mengatasi atau mengurangi simtom kecemasan dan adanya ketakutan tidak rasional yang dialaminya. Karena jika tidak segera diatasi, akan dikhawatirkan membawa dampak negatif pada subyek dan semakin mengganggu kehidupan subyek.

(6)

Respon yang ditimbulkan oleh kecemasan dapat dimanifestasikan oleh aktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis). Respon simpatis akan menyebabkan pelepasan epineprin, adanya peningkatan epineprin mengakibatkan denyut jantung cepat, pernafasan cepat dan dangkal, tekanan pada arteri meningkat. Kecemasan juga berdampak negatif pada fisiologi tubuh manusia antara lain dampak pada kardiovaskuler, sistem respirasi, gastro intestinal, neuromuskular, traktus urinarius, kulit, dampak pada perilaku, kognitif dan afektif. Sampai kepada dampak terhadap sistem respirasi dan kardiovaskuler yang dapat menyebabkan kesulitan bernafas, nafas cepat dan dangkal, rasa tertekan pada dada dan peningkatan tekanan darah (Stuart dan Sundeen, 1995).

(7)

anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan, seperti pada pertemuan penting, wawancara dan sebagainya.

Melihat kondisi subyek yang mengalami kecemasan ditinggal pasangan dengan memunculkan reaksi fisiologis dan emosi, serta subyek memiliki riwayat gangguan pernafasan sehingga dilakukan relaksasi dengan menggunakan relaksasi kesadaran indera. Teknik relaksasi kesadaran indera sangat efektif digunakan bagi penderita yang mengalami kecemasan khususnya kesulitan pernafasan. Karena dasar dari teknik ini adalah dengan membayangkan indera dan menggunakan pernafasan, walau menyerupai meditasi namun pada relaksasi kesadaran indera ini individu diberikan stimulus berupa pertanyaan (Judyth, 2008). Sehingga teknik relaksasi kesadaran ini dirasa cukup mampu mereduksi kecemasan.

(8)

mengurangi pemikiran negatif disertakan juga terapi self talk agar lebih komprehensif dalam mereduksi kecemasan.

Menurut Prawitasari (dalam Subandi, 2002) berbagai teknik relaksasi, seperti kesadaran indera dapat menurunkan keluhan-keluhan fisik yang biasa terjadi dalam keadaan cemas atau stres. Teknik relaksasi kesadaran indera ini telah diketahui efektif menurunkan kecemasan untuk perawatan dan pencegahan gangguan

pernafasan, hiperventilasi, nafas pendek. Karena menurunkan ketegangan dan

perubahan kesadaran (Judyth, 2008).

Relaksasi kesadaran indera ini dikembangkan oleh Golfried yang dipelajarinya dari Weitzman (Gordfried & Davison, 1976). Relaksasi kesadaran indera ini memfokuskan individu untuk bisa merasakan tubuhnya sendiri khususnya panca indera sehingga individu bisa merasakan ketenangan. Dalam teknik ini individu diberi satu seri pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami individu pada waktu instruksi diberikan.

(9)

keyakinan-keyakinan yang awalnya negatif menjadi positif sehingga bisa berfikir lebih rasional.

Menurut Luciani (2001), self talk merupakan teknik untuk meyakinkan diri sendiri dari pemikiran negatif dan tidak aman sehingga menjadi alternatif yang sehat bagi individu. Individu akan membangun keyakinan diri dengan memilih untuk menghilangkan pemikiran negatif dengan lebih obyektif, memilih rencana yang lebih baik dengan berfikir rasional. Self talk dikategorikan menjadi dua jenis yaitu positif dan negatif. Self talkyang positif dapat meningkatkan rasa percaya diri, kebahagiaan, dan memotivasi diri seseorang. Sedangkan self talkyang negatif dapat membuat seseorang putus asa, ketakutan, cemas, dan sedih.

(10)

Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwasanya teknik relaksasi kesadaran indera dapat menurunkan simptom emosional dan terlebih lagi fisik, namun demikian kecemasan yang dimiliki seseorang ketika takut ditinggalkan pasangan akan lebih sempurna jika diberikan terapi dengan teknik self talkkarena ketika seseorang tidak mampu berfikir rasional yang mempengaruhi kognitif dan mengkondisikan dirinya pada simtom-simtom kecemasan yang muncul seperti reaksi fisiologis dan emosi tersebut, diharapkan teknik ini mampu mereduksi kecemasan. Maka dengan pemberian intervensi teknik relaksasi kesadaran indera yang disertai dengan self talk diharapkan dapat membantu subyek dalam menurunkan kecemasan serta dapat mengontrol pemikiran yang tidak rasional. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui Teknik Relaksasi Kesadaran Indera dan Self Talk Dalam Mereduksi Kecemasan ditinggalkan pasangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu, apakah teknik relaksasi kesadaran indera danself talkdapat mereduksi kecemasan ditinggalkan pasangan.

C. Tujuan Penelitian

(11)

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada subyek, agar subyek mampu mengatasi kecemasannya, juga untuk membantu subyek dalam mengatasi ketakutan yang dirasakanya.

2. Diharapkan dari penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan psikologi klinis, terutama terkait dengan penerapan psikoterapi dalam menangani kasus-kasus klinis.

(12)

TEKNIK RELAKSASI KESADARAN INDERA DAN

SELF TALK

UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN

DITINGGALKAN PASANGAN

Untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Profesi Psikologi

Diajukan oleh:

Shofi Mirwani

NIM 09820024

PROGRAM PASCASARJANA

(13)

ii Shofi mirwani Nim: 09820024

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 27 Januari 2012

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

Ketua : Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, Psi

Sekretaris : M. Salis Yuniardi, M.Psi

Penguji I : Dr. Diah Karmiyati, M.Si, Psi

(14)

iii

Yang diajukan oleh :

Shofi Mirwani

Nim : 09820024

Telah disetujui

Tanggal, 1 Februari 2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, Psi M. Salis Yuniardi, M.Psi

Direktur

Program Pascasarjana

Ketua Program Studi Magister Profesi Psikologi

(15)

iv

Nama : Shofi Mirwani

NIM : 09820024

Program Studi : Magister Profesi Psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tesis dengan judul TEKNIK RELAKSASI KESADARAN INDERA DAN SELF

TALKUNTUK MEREDUKSI KECEMASAN

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akedemik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia Tesis ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dikadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTY NON EKSLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 18 Januari 2012 Yang menyatakan

(16)

v

Alhamdulillahi Robil’ Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad, Taufik, Hidayah dan dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan tulis akhir berupa Tesis yang berjudul ”TEKNIK RELAKSASI KESADARAN INDERA DAN SELF TALK UNTUK MEREDUKSI KECEMASAN DITINGGALKAN PASANGAN”.

Tesis ini guna memperoleh Gelar Strata 2 (S2) Magister Profesi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pada kesempatan kali ini, tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih yang setulusnya atas terselesaikannya tugas akhir kepada :

1. Yudi Suharsono, M.Psi, selaku ketua Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi masukan mengenai proses dalam melakukan Tesis, terima kasih atas masukannya sehingga penulis bisa menyelesaikan dengan baik.

2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, memberi petunjuk dan saran sehingga tesis ini dapat tersusun dengan baik dan terima kasih atas kesabarannya. 3. M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi, selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak membantu dalam kegiatan penulisan tesis dan atas bimbingan serta pengarahan kepada penulis sehingga dapat membuka fikiran dan wawasan penulis dalam penyusunan tesis hingga selesai.

4. Subyek GM yang telah membantu kelancaran tesis ini dengan turut berpartisipasi dalam penelitian ini, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

(17)

vi

7. Anton yang selalu memberi dukungan, terima kasih atas pengertian serta kasih sayangnya juga semangat serta doa yang selalu diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan baik. Serta Bapak, Ibu dan Ivi, terima kasih atas dukungan dan perhatiannya serta telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Teman-teman “Mapro 09’ yang selalu menjadi motivasi dan tempat mengeluarkan semua perasaan baik dari awal kita bertemu, saat mengerjakan tugas, ketika PKL bahkan saat melakukan Tesis. Mari kita wujudkan untuk menjadi ‘Magister’.

9. Teman-teman FF 1 (Sonah, Mba Ambo, Sude, Andre, Paung), terima kasih karena kalian selalu menjadi tempat pelampiasan, tempat tertawa serta doa kalian yang selalu menjadi motivasi penulis.

10. Mba Vita dan keluarga di Nganjuk, yang sudah bersedia mengijinkan penulis untuk tinggal bersama kalian selama penelitian. Terima kasih sebesar-besarnya.

Dengan segala kerendahan hati penulis, menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini tidak lepas dari adanya kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Pada kesempatan ini penulis meminta maaf karena “tidak ada yang sempurna di dunia ini melainkan Allah SWT”.

Akhir kata, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, Januari 2012

(18)

vii

Mereduksi Kecemasan Ditinggalkan Pasangan. Tesis, Magister Profesi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Pembimbing: (1) Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, ; (2) M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi.

Kata kunci: Kecemasan, Relaksasi Kesadaran Indera, Self Talk

Kecemasan merupakan suatu respon emosi normal dimiliki seseorang ketika menghadapi situasi tertentu, namun banyak pemicu munculnya kecemasan dan salah satunya ketika seseorang berfikir pasangan akan meninggalkannya. Jika seseorang dihadapkan pada kecemasan dan memberikan respon secara berlebihan maka akan berubah menjadi abnormal karena melebihi dari kapasitas umumnya. Jika dilihat pada tiga komponen dari kecemasan yaitu kognitif, emosional dan fisiologis, maka ketika pemikiran negatif muncul dengan adanya ketakutan berlebihan akan ditinggalkan pasangan menyebabkan seseorang menjadi lupa diri hingga ada yang jatuh pingsan atau marah, dan mengalami beberapa reaksi fisik seperti mual, pusing serta berkeringat dingin dan akhirnya akan menimbulkan kecemasan. Oleh karena itu peneliti ingin melihat apakah teknik relaksasi kesadaran indera dan self talk dapat mereduksi kecemasan ditinggalkan pasangan yang dirasakan subyek.

Penelitian ini menggunakan single case dengan rancangan penelitian case study. Adapun subyek dalam penelitian ini seorang wanita mengalami kecemasan dengan memunculkan reaksi fisik dan emosi karena memiliki keyakinan yang kuat mengenai pemikiran negatifnya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara semi terstrukstur, observasi dan self monitoring yang dilakukan pada pra terapi, selama proses terapi, setelah proses terapi, dan tindak lanjut atau follow up.

(19)

viii

Reduce Leaving by Partner Anxiety. Tesis. Master of Psychology Profession. University of Muhammadiyah Malang

Advisors: (1) Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, ; (2) M. Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi.

Keywords: anxiety, relaxation, senses awareness, Self Talk

Relaxation is a normal emotion response provides by someone when facing certain situation. However, there are many factors triggered the anxiety, and one of them is when someone think the partner will leave her. If someone faces anxiety and give too many response, it would be abnormal since it’s more than its general capacity. Viewed from three components of anxiety, which are cognitive,emotional, and physiology, when the negative thought appears by extreme fear to be left by partner, will make someone become unconscious, so that they can pass out or angry, and experiences some physical reaction like nausea, dizzy, and sweating and finally caused anxiety. That’s why the researcher eager to know whether senses awareness relaxation technique and self talk would be able to reduce leaving by partner anxiety felt by subject

The research uses single case with case study research. Subject in this research is, a woman, has anxiety with physical and emotional reaction because she has strong belief about her negative thought. Data collection technique used is semi-structured interview, observation, and self-monitoring done in pre therapy, along therapy process, post therapy process, and follow up.

(20)
(21)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

(22)

xi

3.1 Self monitorning, kecemasan (Diary Form)... 45

3.2 Rancangan Pelaksanaan Relaksasi Kesadaran Indera dan Self Talk... 49

4.1 Identitas Subyek... 56

4.2 Hasil Asesmen Pra Terapi... 59

4.3 Pemikiran Negatif Subyek... 60

4.4 Hasil Pemikiran Negatif Subyek... 77

4.5 Hasil Penurunan Tingkat Kecemasan Subyek (SUDs)... 80

4.6 Hasil Penurunan Tingkat Kecemasan Subyek (TMAS)... 82

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berfikir... 32

Gambar 4.1 SUDs (Subjective Units of Disorder Scale)... 61

(23)

xii

2. Ketentuan dan norma penelitian... 99

3. Lembar Persetujuan Partisipan... 100

Lampiran B 1. Daftar Riwayat Hidup... 101

2. Pedoman Wawancara Pra Terapi... 103

3. Pedoman Wawancara Selama Terapi... 104

4. Pedoman Wawancara Pasca Terapi... 105

5. Pedoman Wawancara Follow Up... 106

6. Pedoman Observasi... 107

7. Hasil Try Out... 108

8. Instruksi Latihan Relaksasi Kesadaran Indera... 110

9. Instruksi Latihan Self Talk... 114

Lampiran C 1. Tabel Kegiatan Pelaksanaan Relaksasi Kesadaran Indera dan Self Talk... 115

2. Self MonitoringSelama Terapi... 116

3. Penentuan Subyek Penelitian... 118

4. Hasil Asesmen Pra Terapi... 119

5. Hasil Asesmen, observasi dan pengukuran sesi 1... 121

6. Hasil Asesmen, observasi dan pengukuran sesi 2... 122

7. Hasil Asesmen, observasi dan pengukuran sesi 3... 123

8. Hasil Asesmen, observasi dan pengukuran sesi 4... 125

9. Hasil Pasca Terapi... 126

(24)

92 Publishers, Inc

Davison, G.C & Neale, K.(2006). Psikologi abnormal. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Daradjat,Z. (2000). Kesehatan mental cetakan 16. Jakarta: Haji Masagung

Hawari, D. (2000). Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI

Dugue, M. dan Neugroschi, J. (2002) Anxiety disorder: Helping patiens regain stability and calm, Geriatrics,57(August):27-31

Dodi. (2010). The poser of self talk. diakses 29 September 2011 dari http://the-power-of-self-talk.htm/

Duran, V.M., & Barlow, D.H. (2006). Psikologi abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Emmelkamp, V., & Kamphuis. (2007). Handbook of evidence-based psychotherapies:a guide for research and practice. Edited by C.Freeman& M.Power.John Wiley & Son,Ltd.

Gordfried & Davison (1976). Clinical behavior therapy. Holt, Rinehart & Winstor: USA

Hartini, N. (2005). pengaruh pelatihan dan evaluasi self talk terhadap penurunan tingkat body dissatisfaction pengaruh pelatihan dan evaluasi self talk terhadap penurunan tingkat body-dissatisfaction. vol. 7 - no. 3 / august-2005. artikel media insan media psikologi

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan; Suatu pendekatan rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta: Erlangga

(25)

93 Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara

Kerlinger, Fred N. 1990 Asas-asas penelitian behavioural. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Martin, G., & Pear, J. (2003). Behavior modification principle and procedures. Wodsword: USA

Moleong. (2002). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Nevid, J.S., Rathus, S.A., Green, E.B. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-dimensi riset ilmiah. Malang: UMM Press

Purwaningtyas, l. a. (2010). Pengaruh relaksasi progresif terhadap tingkat kecemasan pada pasien skizofrenia di rumah sakit jiwa daerah Surakarta. (Skripsi). Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rahayu, T (2004). Observasi dan wawancara. Jawa Timur: Bayumedia Publishing

Romadhon, Y.A. (2002). Gambaran klinik psikofarmaka pada penderita gangguan kecemasan. Cermin dunia kedokteran. 135.

Stuart, & Sudeen. (1995). Principles & practice of psychiatric nursing. 5th ed. Publisher: Mosby, Incorporated.

Steketee, G & Neziroglu, F. (2003). Assesment of obsesive compulsive disorder and spectrum disorder. Brief treatment and crisis intervention. Vol. 3 No.2 169-185

Subandi, M.A (Ed). (2002). Psikoterapi pendekatan konvensional dan kontemporer. Pustaka pelajar: Yogyakarta

Sutardjo,A. W. Prof. (2004). Pengantar psikologi klinis. Bandung: PT. Refika Aditama

(26)

94

http://www.preventionindonesia.com/.

Trull, T.J., & Phares, J.E. (2001). Clinical psychology concepts, methods,and profession. Sixth Edition.Wadsworth Thompson Learning : USA.

Gambar

Gambar  2.1Kerangka Berfikir................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paparan mengenai dampak yang dirasakan mitra binaan dan masyarakat sasaran bina lingkungan, penulis melihat bahwa PT Madubaru telah memberikan

Variabel kepercayaan responden pada berbagai kebi- asaan lokal terkait diare diukur dengan 6 indikator yang meliputi: kepercayaan bahwa diare merupakan: (1) tan- da

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis juvenil udang di perairan Morosari; mengetahui kelimpahan juvenil udang, mengetahui keterkaitan antara kelimpahan dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh guided discovery learning disertai feedback terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMA Panca Bhakti

Dengan adanya masalah tersebut maka akan dibuat sistem yang dapat dapat memudahkan penyampaian semua informasi produk terbaru kepada customer secara cepat, mempermudah

Gambar 3. Diagram bentuk kerah bagian depan Dari diagram batang diatas dapat diketahui bahwa hasil jadi vest dengan kerah setali ditinjau dari indikator bentuk kerah bagian

Hal ini sesuai dengan fenomena yang terjadi pada aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat pinggiran sungai siak di Kecamatan Lima Puluh Kelurahan Tanjung Rhu RW

Makalah-makalah tersebut membahas pemanfaatan limbah ilmenite sebagai bahan magnet, kajian film tipis zirconia, simulasi dan perhitungan lebar pita energi lapisan