• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tepung Cangkang Telur dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap pH, Ketersediaan Hara P dan Ca Tanah Inseptisol dan Serapan P dan Ca pada Tanaman Jagung (Zea mays .L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tepung Cangkang Telur dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap pH, Ketersediaan Hara P dan Ca Tanah Inseptisol dan Serapan P dan Ca pada Tanaman Jagung (Zea mays .L)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Penelitian

(2)

Lampiran 2.Deskripsi varietas jagung (Zea mays . L) PIONEER 23

Umur : 95 hari (<600 m dpl) 118 hari (>600 m dpl) Tinggi Tanaman : 225 cm

Bobot 1000 biji : 301 g

Rata-rata hasil : ± 6,3 ton/ha pipilan kering Potensi hasil : ± 10,5 ton/ha pipilan kering

Ketahanan : - Tahan terhadap bercak daun, kelabu C. maydis dan busuk tongkol

- Cukup tahan terhadap busuk tongkol Giberella, hawar daun, H. turcicum, karat daun dan virus serta ketahanan sedang terhadap perkecambahan tongkol

- Agak rentan terhadap bulai dan rentan terhadap busuk batang bakteri

Keunggulan : Potensi hasil tinggi, kualitas bijinya baik dengan pengisian yang baik. Batangnya kokoh dan perakaran baik, tahan terhadap kerobohan.

(3)

Lampiran 3. Perhitungan kapur dengan Metode Al-dd

yang dibutuhkan untuk lahan 1 ha =

9

g/ 100g x 160 mg CaCO3 = 3,2 x 109mg CaCO3 = 3200 kg CaCO

/ha

3

Jika digunakanTepung Cangkang Telur :

/ha

Jika dosis kalsit :

(4)

Lampiran 4.Hasil analisis awal sampel tanah Inseptisol Kwala Bekala

No. Parameter Hasil Metode Analisis

1 pH H20 4.46 Electrometry *Sumber : Laboratorium Riset dan Teknologi USU dan laboratorium

kimia/kesuburuan tanah, 2015

Lampiran 5.Hasil analisis pupuk kandang ayam

No. Parameter Hasil Metode Analisis

1 pH H20 7.8 Electrometri

2 Kadar air (KA) 6.06 (%) Oven

3 P-tersedia 0,029 P2O5 (eks-Hcl)

4 C-Organik 10,28 (%) Walkley & Black titratio

5 N-total 2.12 (%) Kjeldahl

6 C/N 4,8

*Sumber : Laboratorium Riset dan Teknologi USU dan laboratorium kimia/kesuburuan tanah, 2015

Lampiran 6.Hasil analisis tepung cangkang telur

No. Parameter Hasil Metode Analisis

1 pH H20 8.45 Electrometri

3 Ca 5.14 (ppm) AAS

(5)

Lampiran 7. Data pengamatan pH tanah

Lampiran 7.1. Analisis Sidik Ragam pH tanah

SK DB JK KT F HIT 0.05

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

(6)

Lampiran 8. Data pengamatan C-organik (%) tanah

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2

Lampiran 8.1. Analisis Sidik Ragam C-Organik tanah

SK DB JK KT F HIT 0.05

Ulangan 1 0.015753 0.015753 1.548504tn 4.54 Perlakuan 15 2.131397 0.142093 13.9675* 2.40

A 3 2.029384 0.676461 66.49495* 3.29

T 3 0.008034 0.002678 0.263255tn 3.29

Interaksi 9 0.093978 0.010442 1.026431tn 2.59

Galat 15 0.15 0.010173

Total 31 2.30 0.074185

KK = 8,35%

Keterangan : tn : tidak nyata

(7)

Lampiran 9. Data pengamatan P-tersedia tanah (ppm)

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2

Lampiran 9.1. Analisis Sidik Ragam P-Tersedia Tanah

(8)

Lampiran 10. Data pengamatan Ca tanah (ppm)

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2

Lampiran 10.1. Analisis Sidik Ragam Ca Tanah

(9)

Lampiran 11. Data pengamatan Tinggi Tanaman (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2

Lampiran 11.1. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman

(10)

Lampiran 12. Data pengamatan Berat Kering Akar (g)

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2

Lampiran 12.1. Analisis Sidik Ragam Berat Kering Akar

(11)

Lampiran 13. Data pengamatan Berat Kering Tajuk (g)

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2

Lampiran 13.1. Analisis Sidik Ragam Berat Kering Tajuk

(12)

Lampiran 14. Data pengamatan serapan hara P tanaman (mgP/tanaman)

Lampiran 14.1. Analisis Sidik Ragam serapan hara P tanaman

SK DB JK KT F HIT 0.05

Ulangan 1 3.15005 3.15005 2.765782tn 4.54

Perlakuan 15 94.56169 6.304112 5.535086* 2.40

A 3 78.60514 26.20171 23.00542* 3.29

T 3 4.524363 1.508121 1.324148tn 3.29

Interaksi 9 11.43219 1.270243 1.115289tn 2.59

Galat 15 17.08 1.138937

Total 31 114.80 3.70309

KK = 20,91%

Keterangan : tn : tidak nyata

(13)

Lampiran 15. Data pengamatan serapan hara Ca tanaman (mgCa/tanaman)

Lampiran 15.1. Analisis Sidik Ragam serapan hara Ca tanaman

SK DB JK KT F HIT 0.05

Ulangan 1 3.857253 3.857253 1.566368tn 4.54

Perlakuan 15 238.5699 15.90466 6.458623* 2.40

A 3 195.7423 65.24744 26.49592* 3.29

T 3 15.49761 5.16587 2.097776tn 3.29

Interaksi 9 27.32995 3.036661 1.233139tn 2.59

Galat 15 36.94 2.462546

Total 31 279.37 9.011785

KK = 19,93%

Keterangan : tn : tidak nyata

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Andayani dan L. Sarido. 2013. Uji Empat Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Keriting. J.AGRIFOR. 12(1):

22-29.

Bangun, M. K. 1994. Perancangan Percobaan : Untuk Menganalisis Data. Bagian Biometri : Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara,

Medan.

BPS. 2012. Produksi jagung menurut Kabupaten/Kota tahun 2012. Diakses pada situs

Cahyono, B. 1998 . Beternak Domba dan Kambing. Kanisius, Yogyakarta.

Hakim, N. 2006 . Pengelolaan Kesuburan Tanah Masam dengan teknologi Pengapuran Terpadu. Andalas University Press, Padang.

Haki, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis., S.G. Nugroho, M.R. Saul., Diha., G.B. H ong., dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Negeri Lampung Press, Lampung.

Damanik, M.M.B., B.E. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, H. Hanum. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.

Gary D, Butcher DVM dan Richard Miles. (2009). Ilmu Unggas, Jasa Ekstensi Koperasi, Lembaga Ilmu Pangandan Pertanian Universitas

Florida,Gainesville.

Hardjowigeno,S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Penerbit Akademik Presindo, Jakarta.

Hanafiah, A.S., T. Sabrina, H. Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah. Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hartatik, W dan L.R. Widowati. 2009. Pupuk Kandang. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian Tanah. Diakses pada: http//balittanah.litbang.deptan.go.id

Isron. 2009. Respon Inceptisol Terhadap Pupuk Guano dan Pupuk P serta Pengaruhnya Terhadap Serapan P Tanaman Kacang Tanah. Universitas Tadulako.Sulawesi Tengah 16(1):40-44.

Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisius, Yogyakarta.

Lahuddin., H. Guchi., B. Sitorus., dan R.A Yanti. 2010. Interaksi Kompos dan Dolomit : Efek Interaksi Perlakuan Kompos dan Dolomit pada Tanah Sangat asamterhadap Ca-dd, Al-dd, dan P-Bray II dalam tanah. Jurnal Ilmu Pertanian KULTIVAR. (4)2:1-6.

(15)

Menegristek. 2010. Jagung (Zea mays L.). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan, Jakarta.

Mukhlis, Sarifuddin, dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah: Teori dan Aplikasi. USU Press, Medan.

_______,. 2007. Analisis Tanah dan Tanaman. USU Press, Medan.

Nasution, M.S. 2011. Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays sacharata Sturt.) pada Berbagai Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Nursiam, Intan. 2011. Uji Kualitas Telur. Diakses pada situs: uji-kualitas –telur//.15 Desember 2014.

Nurjayanti, D.Zulfita dan D.Raharjo.2012. Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur Sebagai Substitusi Kapur Dan Kompos Keladi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Merah Pada Tanah Aluvial. J.Sains Mahasiswa Pertanian Vol 1: 16-21.

Nyakpa, M. Y., A. M. Lubis., M. A. Pulung., A. G. Amrah., A. Munawar., Go Bang Hong dan N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik Permasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius, Yogyakarta

Pickett, R.E.Olla. 2014. Permaculture Research Institute. Diakses pada situs: http://permeculturenews.org/.

Syam, Z. Z. 2014. Pengaruh Serbuk Cangkang Telur Ayam Terhadap inggi Tanaman Kamboja Jepang. J.Jipbiol. Vol 3:9-15.

(16)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut, dimulai pada bulan Maret sampai dengan September 2015. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia/Kesuburan Tanah, Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas pertanian USU Medan, Laboratorium Socfindo Indonesia dan Balai Penelitian Tanah Bogor.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah Inseptisol yang berasal dari Kwala Bekala seberat 5 kg Tanah Kering Oven (TKO) per polibag sebagai media tanam, benih jagung varitas Pioneer 23 sebagai tanaman indikator, pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur sebagai bahan perlakuan, pupuk urea dan KCl sebagai pupuk dasar dan bahan kimia untuk keperluan analisis.

Alat yang di gunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk pengambilan contoh tanah, goni untuk wadah contoh tanah, parang, meteran untuk keperluan pengamatan, handsprayer, pacak sampel, polybag sebagai wadah tanaman, kalkulator untuk menghitung kebutuhan unsur, timbangan untuk menimbang tanah dan pupuk, penggaris, buku tulis, gembor untuk menyiram tanaman, dan alat lainnya yang mendukung penelitian.

Metode Penelitian

(17)

taraf, faktor perlakuan II adalah tepung cangkang telur (T) dengan 4 taraf , dengan 2 ulangan sehigga di peroleh 4 x 4 x 2 = 32 unit percobaan

Faktor perlakuan pupuk kandang ayam (A):

A0 = 0 ton/ha (0 g / 5 Kg tanah) A1 = 7,5 ton/ha (18,75 g / 5 Kg tanah) A2 = 15 ton/ha (37,5 g / 5 Kg tanah) A3 = 22,5 ton/ha (56,25 g / 5 Kg tanah) Faktor perlakuan tepung cangkang telur (T): T0 = Tanpa tepung cangkang telur

T1 = Penetapan kebutuhan kapur menurut 0,5 x Al-dd setara dengan 4,00 g/ polibag T2 = Penetapan kebutuhan kapur menurut 1 x Al-dd setara dengan 8,00 g/ polibag T3 = Penetapan kebutuhan kapur menurut 1,5 x Al-dd setara dengan 12,00 g/ polibag Sehingga di peroleh kombinasi perlakuan yaitu:

A0T0 A1T0 A2T0 A3T0

A0T1 A1T1 A2T1 A3T1

A0T2 A1T2 A2T2 A3T2

A0T3 A1T3 A2T3 A3T3

Data hasil penelitian di analisis menggunakan sidik ragam berdasarkan model linier berikut:

Yijk = µ + βi + Aj + Dk+ (AD)jk + Eijk

Keterangan :

Yijk = Hasil pengamatan pada ulangan ke-i,pemberian pupuk kandang ayam ke-j dan pemberian tepung cangkang telur ke-k

(18)

βi = Pengaruh ulangan ke-i

Aj = Pengaruh pupuk kandang ayam ke-j Dk = Pengaruh tepung cangkang telur ke-k

(AD)jk = Pengaruh interaksi antara pupuk kandang ayam pada taraf ke-j dengan pemberian tepung cangkang telur pada taraf ke-

Eijk = Galat perlakuan

Untuk lanjutan bagi perlakuan yang nyata dilakukan dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% (Bangun, 1994)

Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan dan Persiapan Contoh Tanah

Tanah Inseptisol Kwala Bekala di ambil dari daerah Kampus Baru USU di Kwala Bekala, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, diambil pada kedalaman sekitar 0-20 cm lapisan permukaan. Kemudian tanah dikering udarakan dan diayak dengan ayakan 10 mesh. Lalu dimasukkan ke dalam polibag setara 5 kg berat tanah kering oven (BTKO).

Analisis Awal Tanah

(19)

Persiapan Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang ayam diambil dari peternakan ayam, kemudian dikeringudarakan lalu diayak dengan ayakan 10 mesh. Setelah itu dilakukan analisis awal meliputi pH, C-organik (%), N-total dan P-tersedia.

Persiapan Tepung Cangkang telur

Cangkang telur ayam diambil dari limbah pabrik roti, kemudian dihaluskan lalu diayak dengan ayakan 20 mesh. Setelah itu dilakukan analisis awal meliputi pH dan hara Ca.

Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Tepung Cangkang Telur

Tanah dimasukkan ke dalam polibag sebanyak 5 kg, pupuk kandang ayam diaplikasikan sesuai dengan taraf perlakuan yang ditentukan dan tepung cangkang telur berdasarkan kebutuhan kapur menurut Al-dd, kemudian dicampurkan bersamaan dengan tanah, lalu diinkubasi selama 2 minggu dan dipertahankan agar kondisi tanah dalam keadaan lembab.

Analisis Tanah Setelah Akhir Masa Inkubasi

Akhir masa inkubasi setiap perlakuan diambil contoh tanah dari masing- masing polibag untuk dianalisis di Laboratorium Kimia/Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian USU Medan. Parameter yang diukur antara lain pH tanah, C-organik (%), Ca dan P-tersedia .

Penanaman dan Pemeliharaan

(20)

akan diteliti. Pemeliharaan dilakukan dengan pemberian air setiap hari dan pembersihan gulma yang tumbuh disekitar tanaman .

Panen

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 7 minggu atau sampai pada akhir masa vegetatif tanaman. Bagian tajuk dan bagian akar tanaman dipanen dipotong lalu dibersihkan dan dikeringudarakan selanjutnya di ovenkan, dan ditimbang berat kering tajuk dan berat kering akarnya.

Parameter yang Di ukur

Adapun parameter yang diukur meliputi analisis tanah dan tanaman yaitu: 1. Tanah Setelah Akhir Masa Inkubasi

- pH diukur dengan metode elektrometri pH (H2

- C-organik tanah (%) diukur dengan menggunakan metode Walkley and Black. O) menggunakan pH meter.

- Ca tanah dengan metode AAS.

- P-tersedia tanah (ppm) diukur dengan menggunakan metode Bray -II. 2. Tanaman Setelah Akhir Masa Vegetatif

- Tinggi tanaman jagung (cm) diukur dengan menggunakan meteran.

- Bobot kering tajuk dan akar tanaman jagung (g) ditimbang beratnya, setelah dikeringovenkan

- Serapan hara P dan Ca tanaman (mg/tanaman) ditetapkan dengan menggunakan metode destruksi basah dengan terlebih dahulu tajuk tanaman digiling dan dianalisis.

Perhitungan kadar hara tanaman:

(21)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

pH tanah

Hasil sidik ragam pada (Lampiran 7) menunjukkan aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah, tetapi aplikasi tepung cangkang telur dan interaksinya tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH tanah. Hasil uji beda rataan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap pH tanah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap pH tanah

Perlakuan

Tepung Cangkang Telur

Pupuk Kandang Ayam (ton/ha)

Rataan A0 (0) A1 (7.5) A2 (15) A3 (22,5)

T0 (tanpa TCT) 4.65 5.69 6.64 6.44 5.85

T1 (0.5 x Al-dd) 5.24 5.95 6.14 6.45 5.94

T2 ( 1 x Al-dd) 5.34 6.23 6.07 6.66 6.07

T3 (1.5 x Al-dd) 5.57 6.30 6.42 6.50 6.19

Rataan 5.20c 6.04b 6.31ab 6.51a 6.02

Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti nyata menurut uji DMRT taraf 5%.

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7.5 ton/ha,15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha nyata meningkatkan pH tanah. Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 22,5 ton/ha paling tinggi meningkatkan pH tanah dari pH 5,20 menjadi 6,51, namun tidak berbeda nyata dengan penggunaan 15 ton/ha.

C-Organik Tanah

(22)

C-organik tanah. Hasil uji beda rataan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap C-organik tanah dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap C-organik tanah (%).

Perlakuan

Tepung Cangkang Telur

Pupuk Kandang Ayam (ton/ha)

Rataan A0 (0) A1 (7.5) A2 (15) A3 (22,5)

T0 (tanpa TCT) 0.86 1.11 1.38 1.48 1.21

T1 (0.5 x Al-dd) 0.82 1.05 1.58 1.42 1.21

T2 ( 1 x Al-dd) 0.84 1.22 1.38 1.48 1.23

T3 (1.5 x Al-dd) 0.82 1.14 1.36 1.42 1.18

Rataan 0.83c 1.13b 1.42a 1.45a 1.21

Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti nyata menurut uji DMRT taraf 5%.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7,5 ton/ha, 15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha nyata meningkatkan C-organik tanah. Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 22,5 ton/ha paling tinggi meningkatkan C-organik tanah dari 0,83 % menjadi 1,45%, namun tidak berbeda nyata dengan penggunaan 15 ton/ha.

P-Tersedia Tanah

(23)

Tabel 3. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap P-tersedia tanah (ppm) (Transformasi logaritma)

Perlakuan

Tepung Cangkang Telur

Pupuk Kandang Ayam (ton/ha)

Rataan A0 (0) A1 (7.5) A2 (15) A3 (22,5)

T0 (tanpa TCT) 1.09 2.41 3.30 4.34 2.78

T1 (0.5 x Al-dd) 1.21 2.60 3.57 4.16 2.89

T2 ( 1 x Al-dd) 1.37 2.84 3.16 3.68 2.76

T3 (1.5 x Al-dd) 1.20 2.10 3.26 3.73 2.57

Rataan 1.21c 2.49b 3.32ab 3.97a 2.75 Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti nyata

menurut uji DMRT taraf 5%.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7,5 ton/ha,15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha nyata meningkatkan P-tersedia tanah. Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 22,5 ton/ha paling tinggi meningkatkan P-tersedia tanah dari 1.21 ppm menjadi 3.97 ppm, namun tidak berbeda nyata dengan penggunaan 15 ton/ha.

Ca Tanah

(24)

Tabel 4. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap Ca tanah (ppm).

Perlakuan

Tepung Cangkang Telur

Pupuk Kandang Ayam ton/ha

Rataan

Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti nyata menurut uji DMRT taraf 5%.

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7,5 ton/ha,15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha dan tepung cangkang telur pada dosis 0,5 x al-dd, 1 x al-dd dan 1,5 x al-dd memberikan pengaruh tidak nyata meningkatkan Ca tanah .

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam pada (Lampiran 11) menunjukkan aplikasi pupuk kandang ayam dan interaksi keduanya berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman, tetapi aplikasi tepung cangkang telur tidak berpengaruh nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap tinggi tanaman (cm)

Perlakuan

Tepung Cangkang Telur

Pupuk Kandang Ayam (ton/ha)

(25)

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7,5 ton/ha,15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha nyata meningkatkan tinggi tanaman. Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 22,5 ton/ha paling tinggi meningkatkan tinggi tanaman dari 119,13cm menjadi 169,46cm, namun tidak berbeda nyata dengan penggunaan 15 ton/ha.

Berat Kering Akar

Hasil sidik ragam pada (Lampiran 12) menunjukkan aplikasi pupuk kandang ayam nyata meningkatkan berat kering akar , tetapi aplikasi tepung cangkang telur dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata meningkatkan berat kering akar. Hasil uji beda rataan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap berat kering akar dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap berat kering akar (g).

Perlakuan Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) Rataan A0 (0) A1(7,5) A2 (15) A3 (22,5)

T0 (tanpa TCT) 5.89 12.99 18.32 22.18 14.84 T1 (0.5 x Al-dd) 6.52 13.66 22.24 24.51 16.73 T2 ( 1 x Al-dd) 7.03 13.59 25.04 28.69 18.59 T3 (1.5 x Al-dd) 8.04 14.63 15.00 26.45 16.03 Rataan 6.87d 13.71c 20.15b 25.45a 16.55 Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti nyata

menurut uji DMRT taraf 5%.

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7,5 ton/ha,15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha nyata meningkatkan berat kering akar. Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 22,5 ton/ha paling tinggi meningkatkan berat kering akar dari 6,87 g menjadi 25,45 g.

Berat Kering Tajuk

(26)

cangkang telur dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata meningkatkan berat kering tajuk. Hasil uji beda rataan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap berat kering tajuk dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap berat kering tajuk (g).

Perlakuan Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) Rataan A0 (0) A1 (7,5) A2 (15) A3 (22,5)

T0 (tanpa TCT) 6.13 19.18 23.76 23.86 18.23 T1 (0.5 x Al-dd) 9.04 20.58 24.93 24.10 19.66 T2 ( 1 x Al-dd) 9.87 20.76 20.13 26.98 19.43 T3 (1.5 x Al-dd) 9.45 17.83 21.58 24.99 18.46 Rataan 8.62d 19.59c 22.60b 24.98a 18.95

Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti nyata menurut uji DMRT taraf 5%.

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7,5 ton/ha,15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha nyata meningkatkan berat kering tajuk. Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 22,5 ton/ha paling tinggi meningkatkan berat kering tajuk dari 8,62 g menjadi 24,98 g.

Serapan Hara P Tanaman

(27)

Tabel 8. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap serapan hara P tanaman (mg P/tanaman).

Perlakuan Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) Rataan A0 (0) A1(7,5) A2 (15) A3 (22,5)

Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama berarti nyata menurut uji DMRT taraf 5%.

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7,5 ton/ha,15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha nyata meningkatkan serapan hara P tanaman. Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 22,5 ton/ha paling tinggi meningkatkan serapan hara P tanaman dari 2,58 mg menjadi 6,75 mg, namun tidak berbeda nyata dengan penggunaan 15 ton/ha.

Serapan Hara Ca Tanaman

Hasil sidik ragam pada (Lampiran 15) menunjukkan aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata meningkatkan serapan hara Ca tanaman, tetapi aplikasi tepung cangkang telur dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata meningkatkan serapan hara Ca tanaman. Hasil uji beda rataan pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap serapan hara Ca tanaman dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap serapan hara Ca tanaman (mgCa/tanaman).

(28)

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 7,5 ton/ha,15 ton/ha, dan 22,5 ton/ha nyata meningkatkan serapan hara Ca tanaman. Aplikasi pupuk kandang ayam pada dosis 22,5 ton/ha paling tinggi meningkatkan serapan hara Ca tanaman dari 3,97 mg menjadi 10,82 mg, namun tidak berbeda nyata dengan penggunaan 7,5 ton/ha.

Pembahasan

Pengaruh Aplikasi Pupuk Kandang Ayam

Pengaruh aplikasi pupuk kandang ayam nyata dalam meningkatkan pH, C-organik, P tersedia. Hasil penelitian juga menunjukkan semakin tinggi dosis pupuk kandang ayam diikuti dengan meningkatnya pH, C-organik, P-tersedia. Kondisi ini diharapkan juga ikut memperbaiki kadar Al di dalam tanah dengan penambahan bahan organik yang mengandung asam-asam organik yaitu asam humat yang mampu mengikat ion-ion logam yang berlebih di tanah sehingga jumlahnya menjadi sedikit didalam larutan tanah. Peningkatan pH akibat dari penambahan bahan organik juga dapat meningkatkan ketersediaan P di tanah dengan melepaskan Al, Fe dan Mn yang berikatan dengan P pada kondisi masam. Hal ini didukung oleh Hakim dkk,(1988) bahan organik memperbesar ketersediaan P tanah melalui dekomposisi yang menghasilkan asam-asam organik seperti : asam sitrat, oksalat, tartarat, malat dan asam malanat. Asam-asam tersebut menghasilkan ion yang dapat memutuskan ikatan antara P dan unsur-unsur Al, Fe dan Mn sehingga P menjadi tersedia.

(29)

Sebagian mikroba yang hidup di dalam tanah dengan mensekresikan enzim yang diperlukan untuk mendekomposisi senyawa-senyawa sederhana yang sebagian digunakan bakteri dan jamur berupa energy, unsur hara, dan C yang dibebaskan untuk pertumbuhan mereka. Peningkatan C-organik disebabkan adanya ketersediaan bahan organik dalam tanah yang cukup bagi tanaman. Hal ini didukung oleh Andayani La Sarido (2013) Pupuk kandang tidak hanya mengandung unsur makro, namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu dan Mo yang dibutuhkan tanaman serta berperan meningkatkan kandungan bahan organik dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah.

Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata dalam meningkatkan serapan hara P dan Ca serta pertumbuhan tanaman jagung. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan pH,C-organik, P-tersedia dan Ca tanah dengan meningkatnya unsur hara P dan Ca akan menyumbangkan unsur hara yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Cahyono (1998) menyatakan bahwa peranan zat hara fosfat pada tanaman adalah untuk pertumbuhan akar, pembentukan bunga, buah dan biji, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit daun, meningkatkan hasil dan mutu. Apabila tanaman kekuragan unsur P menyebabkan system perakaran tidak berkembang baik sehingga tanaman tidak mampu menyerap unsur hara.

Pengaruh Aplikasi Tepung Cangkang Telur

(30)

padat sangat lambat untuk terurai di dalam tanah. Pickett (2014) menyatakan cangkang telur dalam bentuk padat sangat lambat untuk terurai kebentuk tersedia bagi tanaman, akan lebih baik mengubahnya dalam bentuk larutan.

Aplikasi tepung cangkang telur berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan , serapan P dan Ca serta pertumbuhan tanaman jagung. Hal ini diduga karena pemberian tepung cangkang telur yang kurang dari dosis perlakuan yang berkaitan dengan tidak tersedianya jumlah unsur P dan Ca di dalam cangkang telur yang menyebabkan defisiensi Ca pada sel apikal akar, perubahan ini akan menimbulkan penyimpangan fungsi metabolisme dalam sel ujung akar yang selanjutnya dapat menghambat pemanjangan akar yang mengakibatkan pengangkutan hara ke tanaman dalam mendukung peningkatan serapan hara Ca tanaman berkurang. Nyakpa dkk(1988) Faktor yang mempengaruhi ketersediaan kalsium dan magnesium yaitu; jumlah kalsium dan magnesium yang dapat ditukar, derajat kejenuhan unsur tersebut, tipe koloid liat tanah dan sifat ion komplementer yang dijerap oleh liat.

(31)

perubahan dalam peningkatan unsur hara. Sehingga, interaksi dari perlakuan yang diberi tidak menunjukan pengaruh yang nyata dalam peningkatan sifat kimia tanah.

(32)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Aplikasi pupuk kandang ayam berpengaruh nyata meningkatkan pH , C-organik P-tersedia tanah dan serapan P , Ca serta pertumbuhan tanaman jagung yaitu berat kering tajuk, berat kering akar, dan tinggi tanaman.

2. Aplikasi tepung cangkang telur tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH, C-organik, P-tersedia, Ca tanah dan serapan P, Ca serta pertumbuhan tanaman jagung.

3. Interaksi pupuk kandang ayam dengan tepung cangkang telur berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman, tetapi tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH, C-organik, P-tersedia, Ca tanah, berat kering tajuk, berat kering akar serta serapan P dan Ca tanaman.

Saran

Dari hasil penelitian terlihat bahwa pengaruh tepung cangkang telur tidak berpengaruh nyata. Oeh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan dosis tepung cangkang telur yang lebih tinggi dan bahan organik lainnya.

(33)

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inseptisol

Inseptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang dari pada Entisol (inceptum, permulaan). Umumnya mempunyai horison kambik, karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. Tanah ini dulu termasuk alluvial, regosol, gleihumus, latosol dan lain-lain. Kisaran kadar C- organik dan kapasitas tukar kation (KTK) tanah Inceptisol dapat terbentuk hampir disemua tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub hingga tropika. Warna tanah Inseptisol beranekaragam yaitu warna kelabu bahan induknya dari endapan sungai, warna coklat ke merahan mengalami proses reduksi, warna hitam mengandung bahan organik yang tinggi (Hardjowigeno, 2003).

Sifat fisik dan kimia tanah Inseptisol antara lain; bobot jenis 1,0 g/cm3, kalsium karbonat kurang dari 40 %, pH mendekati netral atau lebih (pH < 4 tanah bermasalah), kejenuhan basa kurang dari 50 % pada kedalaman 1,8 m, nilai porositas 68 % sampai 85 %, air yang tersedia cukup banyak antara 0,1 – 1 atm (Isron, 2009).

(34)

Kemasaman Tanah (pH)

Nilai pH tanah merupakan faktor penting dalam mempengaruhi kelarutan unsur yang cenderung berseimbang dengan fase padat. Kelarutan Fe-fosfat, Al-fosfat dan Ca-Fosfat amat bergantung pada pH, ion P yang terikat dengan Fe, Al semua kelarutannya meningkat jika pH tanah meningkat. pH juga mengendalikan kelarutan-karbonat,reaksi redoks,aktifitas kebanyakan jasad renik dan menentukan pula jenis fosfat di dalam kelarutan tanah (Damanik dkk, 2011).

Bentuk kemasaman tanah berdasarkan dengan mudah tidaknya dinetralkan terbagi empat yaitu, (1) kemasaman aktif, (2) kemasaman dapat dipertukarkan, (3) kemasaman residual dan (4) kemasaman potensial. Kemasaman aktif atau kemasaman aktual adalah kemasaman yang berhubungan dengan aktivitas ion H+ dilarutan tanah. Kemasaman dapat dipertukarkan atau kemasaman yang dapat digantikan garam adalah kemasaman yang berhubungan dengan ion H+, Al3+, dan Fe3+ yang teradsorpsi dipermukaan koloid tanah. Kemasaman residual atau disebut juga kemasaman yang tidak dapat dipertukarkan oleh kation Al3+, Fe3+, dan H+

(35)

mengikat pupuk fosfat dengan membentuk senyawa-senyawa P, Fe, dan Al yang terlarut. Oleh karena itu, pemakaian fosfat hendaknya sering dilakukan dengan jumlah cukup untuk diserap tanaman. Pada kondisi netral , Fe dan Al jauh kurang terlarut, dan banyak fosfat bergabung dengan Ca dalam bentuk lebih tersedia (Kuswandi, 1993).

Tepung Cangkang Telur

Kulit telur merupakan bagian yang sangat penting terutama sebagai pelindung dari isi telur. Kulit telur tersusun oleh bahan organik 95,1% , protein 3,3% dan air 1,6%. Di samping itu cangkang telur mengandung kalsium (Ca) sebanyak 98%. Karena itu cangkang telur bisa digunakan untuk meningkatkan kandungan kalsium kompos atau pupuk (Butcher dan Miles, 1990).

Cangkang telur terdiri dari 98% CaCO3, cangkang telur adalah sumber

kalsium yang belum dimanfaatkan dibidang pertanian. Cangkang telur sangat lambat terurai ke bentuk tersedia bagi tanaman dalam bentuk bentuk padat. Untuk mengubahnya ke bentuk larutan kita membutuhkan Asam asetat untuk mengurai CaCo3

Berdasarkan penelitian Nurjayanti (2012 ) pemberian tepung cangkang telur dengan dosis 2,98 g/polybag menunjukkan hasil yang rendah terhadap variabel volume akar tanaman cabai merah dibandingkan dengan pemberian dolomit yang menghasilkan volume akar tertinggi. Hal ini karena tepung cangkang telur yang diberikan selain mengandung unsur Ca dan Mg juga mengandung unsur lain seperti seng, besi, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai.

(36)

Perlakuan serbuk cangkang telur ayam dapat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi kamboja jepang (Adenium obesum) oleh karenanya limbah cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk mendapatkan unsur kalsium dan menetralkan kadar kemasaman tanah (Syam, 2014).

Pemberian bahan kapur yang dikombinasikan dengan bahan organik dapat memperbaiki beberapa sifat kimia tanah. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan lahuddin dkk, (2010) menyatakan bahwa peningkatan taraf dolomit pada tanah dapat dengan cepat mengurangi kandungan aluminium dalam tanah, meningkatkan kandungan Ca dalam tanah sehingga peningkatan pH tanah dan P-tersedia yang cukup signifikan dalam tanah akibat pemberian kompos dan dolomit. Peranaan dolomit terjadi pada tanah dengan dikombinasikan dengan bahan kompos atau bahan organik lainnya.

Pupuk Kandang Ayam

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine) seperti sapi, kambing, ayam dan jangkrik. Pupuk kandang tidak hanya mengandung unsur makro, namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu dan Mo yang dibutuhkan tanaman serta berperan meningkatkan kandungan bahan organik dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah (Andayani dan La Sarido, 2013).

(37)

sedangkan kotoran ayam mengandung N = 15%, P = 1,3% dan K = 0,8%. Kandungan unsur hara P dari pupuk kandang ayam yang paling tinggi dari hewan ternak lainnya.

Tujuan penggunaan pupuk kandang ayam yang mengandung superfosfat adalah:

1. Menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk amoniak,

2. Meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan kandungan hara berimbang.

3. Meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat oleh tanaman, karena pada umumnya koloid tanah mengikat kuat fofat yang diberikan dalam bentuk pupuk (Sutanto, 2002).

Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan organik memperbesar ketersediaan P tanah melalui dekomposisi yang menghasilkan asam-asam organik seperti : asam sitrat, oksalat, tartarat, malat dan asam malanat. Asam-asam tersebut menghasilkan ion yang dapat memutuskan ikatan antara P dan unsur-unsur Al,Fe dan Mn sehingga P menjadi tersedia (Hakim dkk,1988).

Bahan organik salah satunya bertujuan untuk meningkatkan mikroorganisme di tanah. Sebagian mikroba yang hidup di dalam tanah dengan mensekresikan enzim yang diperlukan untuk mendekomposisi senyawa-senyawa sederhana yang sebagian digunakan bakteri dan jamur berupa energy, unsur hara, dan C yang dibebaskan untuk pertumbuhan mereka (Hanafiah dkk, 2009).

P (Fosfor)

(38)

orthofosfat yakni: H2PO4-, HPO42-, dan PO43- dimana jumlah dari masing-masing

bentuk tersebut sangat tergantung kepada pH tanah. Pada tanah yang bereaksi masam lebih banyak dijumpai bentuk H2PO4- dan pada tanah alkalis adalah

bentuk PO4

3-Ketersediaan fosfat anorganik tanah sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : pH tanah, ion Al, Fe dan Mn larut. Adanya mineral yang mengandung Fe,Al dan Mn akan mempengaruhi terhadap jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik di dalam tanah (Hakim dkk, 1986).

(Damanik dkk, 2011).

Peranan zat hara fosfat pada tanaman adalah untuk pertumbuhan akar, pembentukan bunga, buah dan biji, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit daun, meningkatkan hasil dan mutu. Apabila tanaman kekuragan unsur P menyebabkan system perakaran tidak berkembang baik sehingga tanaman tidak mampu menyerap unsur hara (Cahyono, 1998).

Jelas terlihat bahwa bentuk P yang mungkin tersedia di tanah hanya H2PO4- dan H3PO42- karena pH tanah yang mungkin hanya 3,7 hingga 10.

Dimana pada tanah yang asam bentuk P didominasi oleh H2PO4-, sedangkan pada

tanah yang basa didominasi oleh HPO42-, dan bentuk H3PO4 dan PO4

3-Kalsium (Ca)

boleh dikatakan tidak ditemukan di tanah karena tidak ditemukan tanah yang ber-pH sekitar < 2,5 dan tanah yang ber-pH > 11,5 (Mukhlis dkk, 2011).

(39)

tanaman padi-padian dan biji tanaman, membantu menetralkan asam organik yang bersifat meracuni (Pusri (2007) dalam Syam, 2014) .

Kalsium dan magnesium tanah diserap oleh tanaman masing-masing sebagai Ca2+ dan Mg2+

Kalsium dibutuhkan oleh semua tanaman tingkat tinggi, diserap dalam bentuk ion Ca

yang berasal dari bentuk dapat dipertukarkan dan bentuk larut air. Seperti kation lain, kedua bentuk tersebut di dalam tanah selalu dalam keseimbangan dinamis. Jika bentuk larut air berkurang, misalnya karena pencucian atau penyerapan oleh tanaman, maka ia akan digantikan oleh bentuk dapat ditukar. Faktor yang mempengaruhi ketersediaan kalsium dan magnesium yaitu; jumlah kalsium dan magnesium yang dapat ditukar, derajat kejenuhan unsur tersebut, tipe koloid liat tanah dan sifat ion komplementer yang dijerap oleh liat (Nyakpa dkk, 1988).

2+

Tanaman Jagung (Zea mays L.)

, terdapat dalam jumlah tinggi pada bagian daun dan pada beberapa spesies tanaman mengendap sebagai Ca-oksalat di dalam sel. Kekurangan Ca pada tanaman dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan pucuk tanaman dan ujung akar, sehingga dengan kedua fenomena tersebut pertumbuhan tanaman dapat terhenti (Nyakpa dkk, 1988)

(40)

Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik (Menigristek, 2010).

Tanaman jagung sangat memerlukan unsur hara P. Hal ini sesuai dengan pernyataan Warisno (1998) yang menyatakan bahwa:

a. Unsur hara P yang dibutuhkan oleh tanaman jagung lebih banyak dibandingkan dengan yang dibutuhkan oleh tanaman seralia yang lain.

b. Setelah berbunga dan selama pemasakan biji, unsur hara P paling banyak diserap oleh tanaman jagung dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-.

c. Pada waktu biji masak, 75% dari P yang dibutuhkan terdapat pada biji.

Masalah utama penanaman jagung di lahan masam adalah kondisi tanah memiliki pH dan unsur hara yang rendah. Kekurangan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dapat ditanggulangi dengan cara pemupukan. Pemupukan yang tepat, berbeda-beda tergantung dari tingkat kesuburan dan jenis tanah. Kesuburan tanah memberikan kontribusi 55% terhadap produksi tanaman (Lokasari, 2009).

(41)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Inseptisol merupakan ordo tanah yang belum berkembang lanjut dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya yang belum matang (immature). Ciri Inseptisol yaitu perkembangan profil lebih lemah, bersolum tebal antara 1.5-10 meter di atas bahan induk, bereaksi masam sampai agak masam (pH 4.5-6), kandungan bahan organik dan kejenuhan basa rendah sampai sedang (Hardjowegeno, 2003) .

Inseptisol memiliki cukup potensi untuk pengembangan tanaman jagung, namun Inseptisol memiliki masalah kemasaman tanah antara lain keracunan Al dan Fe yang mengakibatkan ketersediaan fosfor di dalam tanah relatif rendah, tetapi masih dapat diupayakan dengan penanganan dan teknologi yang tepat.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah masam adalah dengan pemberian kapur yaitu menurunkan kemasaman tanah dan pemberian pupuk untuk menambah unsur hara di dalam tanah. Pengadaan kapur dan pupuk membutuhkan dana untuk pengadaannya, sementara tersedia alternatif yang dapat dilakukan untuk mengganti kapur dan pupuk yaitu dengan menggunakan limbah pengolahan makanan seperti cangkang telur.

Cangkang telur secara umum terdiri atas : air (1,6%) dan bahan kering (98,4%). Dari total bahan kering yang ada, dalam cangkang telur terkandung unsur mineral (95,1%) dan protein (3,3%) (Nursiam, 2011).

(42)

ayam adalah paling tinggi dari hewan ternak lainnya. Kadar hara ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang diberikan (Pinus Lingga (1991) dalam Nasution , 2011)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik meneliti pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan kotoran ayam terhadap pH, ketersediaan hara P , Ca tanah dan serapan P , Ca pada tanaman jagung (Zea mays L.).

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh tepung cangkang telur dan pupuk kandang ayam terhadap peningkatan pH, ketersediaan hara P , Ca tanah Inseptisol dan serapan P dan Ca pada tanaman jagung (Zea mays L.).

Hipotesis Penelitian

- Aplikasi tepung cangkang telur meningkatkan pH dan ketersediaan unsur Ca pada tanah Inseptisol Kwala Bekala dan serapan Ca tanaman jagung

(Zea mays L.).

- Aplikasi pupuk kandang ayam meningkatkan ketersediaan P pada tanah Inseptisol Kwala Bekala dan serapan P tanaman jagung (Zea mays L.). - Interaksi tepung cangkang telur dengan kotoran ayam meningkatkan pH, P-

tersedia dan Ca pada tanah Inseptisol Kwala Bekala dan serapan P dan Ca tanaman jagung (Zea mays L.).

Kegunaan Penelitian

(43)

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung cangkang telur dan pupuk kandang ayam terhadap peningkatan pH, ketersediaan hara P dan Ca Tanah Inseptisol serta serapan P dan Ca pada tanaman jagung (Zea mays L.). Dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2015 di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 2 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam masing-masing 0, 18,75, 37,5, dan 56,25 g /5 Kg tanah dan faktor kedua adalah dosis tepung cangkang telur masing-masing 0, 4, 8, dan 12 g /5 Kg (polibag).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam memberikan pengaruh nyata meningkatkan pH , C-organik P-tersedia tanah , serapan P dan Ca serta pertumbuhan tanaman jagung. Aplikasi tepung cangkang telur berpengaruh tidak nyata meningkatkan pH , C-organik P-tersedia,Ca tanah , serapan P dan Ca serta pertumbuhan tanaman jagung. Interaksi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur berpengaruh nyata meningkatkan , tinggi tanaman , tetapi tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH, C-organik, P-tersedia,Ca tanah, berat kering tajuk dan berat kering akar serta serapan P dan Ca tanaman.

(44)

ABSTRACT

This study was to know the effect of eggshell flour and manure in increasing soil pH, P- availability and Ca of inceptisol with P-absorption and Ca-absorption of corn (Zea mays L.). The research had been conducted from march to september 2015 at screen hoise faculty of agriculture,USU.

The experimental design used was Randomized Block Design with 2 factors and 2 replications. The first factor was dosage of manure 0, 18,75, 37,5 and 56,25g /5 Kg soil and the second factor was dosage of chicken eggshell flour 0, 4, 8, 12g/5 Kg (polibag).

The result showed that application manure was significant effects to increasing soil pH, C-organic, P-availability and P-absorption, Ca-absorption with growth of corn. Application chicken eggshell flour not significant effects to increasing pH, C-organic, P-availability, soil Ca, and P-absorption, Ca-absorption with growth of corn. Interaction manure and chicken eggshell flour was significant effects on plant high, but not significant effects in increasing soil pH, C-organic, P-availibility, soil Ca,and P-absorption and Ca-absorption with growth of corn.

(45)

PENGARUH TEPUNG CANGKANG TELUR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP pH , KETERSEDIAAN HARA P DAN Ca TANAH INSEPTISOL

DAN SERAPAN P DAN Ca PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays . L)

SKRIPSI

OLEH :

DESI SIMANJUNTAK 110301002

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(46)

PENGARUH TEPUNG CANGKANG TELUR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP pH , KETERSEDIAAN HARA P DAN Ca TANAH INSEPTISOL

DAN SERAPAN P DAN Ca PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays . L)

SKRIPSI

OLEH:

DESI SIMANJUNTAK 110301002

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(47)

Judul Skripsi : Pengaruh Tepung Cangkang Telur dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap pH, Ketersediaan Hara P dan Ca Tanah Inseptisol dan Serapan P dan Ca pada Tanaman Jagung (Zea mays .L).

Nama : Desi Simanjuntak NIM : 110301002 Program Studi : Agroteknologi Minat : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ir.M.Madjid B.Damanik, M.Sc.

Ketua Anggota

Mengetahui,

(48)

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung cangkang telur dan pupuk kandang ayam terhadap peningkatan pH, ketersediaan hara P dan Ca Tanah Inseptisol serta serapan P dan Ca pada tanaman jagung (Zea mays L.). Dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2015 di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan 2 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang ayam masing-masing 0, 18,75, 37,5, dan 56,25 g /5 Kg tanah dan faktor kedua adalah dosis tepung cangkang telur masing-masing 0, 4, 8, dan 12 g /5 Kg (polibag).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam memberikan pengaruh nyata meningkatkan pH , C-organik P-tersedia tanah , serapan P dan Ca serta pertumbuhan tanaman jagung. Aplikasi tepung cangkang telur berpengaruh tidak nyata meningkatkan pH , C-organik P-tersedia,Ca tanah , serapan P dan Ca serta pertumbuhan tanaman jagung. Interaksi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur berpengaruh nyata meningkatkan , tinggi tanaman , tetapi tidak berpengaruh nyata meningkatkan pH, C-organik, P-tersedia,Ca tanah, berat kering tajuk dan berat kering akar serta serapan P dan Ca tanaman.

(49)

ABSTRACT

This study was to know the effect of eggshell flour and manure in increasing soil pH, P- availability and Ca of inceptisol with P-absorption and Ca-absorption of corn (Zea mays L.). The research had been conducted from march to september 2015 at screen hoise faculty of agriculture,USU.

The experimental design used was Randomized Block Design with 2 factors and 2 replications. The first factor was dosage of manure 0, 18,75, 37,5 and 56,25g /5 Kg soil and the second factor was dosage of chicken eggshell flour 0, 4, 8, 12g/5 Kg (polibag).

The result showed that application manure was significant effects to increasing soil pH, C-organic, P-availability and P-absorption, Ca-absorption with growth of corn. Application chicken eggshell flour not significant effects to increasing pH, C-organic, P-availability, soil Ca, and P-absorption, Ca-absorption with growth of corn. Interaction manure and chicken eggshell flour was significant effects on plant high, but not significant effects in increasing soil pH, C-organic, P-availibility, soil Ca,and P-absorption and Ca-absorption with growth of corn.

(50)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 24 Desember 1992 dari Orangtua Bapak Halomoan Simanjuntak dan Ibu Dameati Siagian, Penulis adalah anak kedua dari 4 orang Bersaudara.

Pada tahun 2011 Penulis lulus dari MAN 3 Medan dan melanjutkan pendidikan pada tahun 2011 di Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, pada Fakultas Pertanian, Program Studi Agroteknologi minat Ilmu Tanah, melalui jalur Undangan.

Selama perkuliahan, Penulis aktif pada kegiatan akademik sebagai Asisten Praktikum Dasar Ilmu Tanah Hutan (2013-2015), Mikrobiolog Pertanian (2014), Pertanian Organik (2013-2015), Biotek Pertanian (2013-2014), Ekologi dan Biologi Tanah (2015) dan Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Pada organisasi kampus, sebagai Anggota ikatan mahasiswa ilmu tanah (Imilta), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK).

(51)

KATA PENGATAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pemberian Tepung Cangkang Telur dan Kotoran Ayam terhadap pH, Ketersediaan Hara P dan Ca Tanah Inseptisol dan Serapan P dan Ca Tanaman Jagung (Zea mays . L)”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Kedua Orang tua penulis atas kasih sayang baik moril, materil dan do’a yang

telah diberikan kepada penulis, kepada Ketua Komisi Pembimbing Bapak Ir. M.M.B. Damanik, M.Sc dan Anggota Komisi Pembimbing Ibu Ir. Bintang Sitorus, MP yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan Skripsi ini. Disamping itu ,penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh staff pengajar dan pegawai di Program Studi Agroekoteknologi, Laboratorium Biologi Tanah,Laboran Biologi Tanah Kak Rosneli serta kepada teman-teman mahasiswa pertanian angkatan 2011, 2012, 2013, dan 2014 yang telah memberikan bantuan dan dukungannya selama penelitian.

Ahkir kata Penulis mengucapkan terima kasih, semoga Skripsi ini berguna kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Oktober 2015

(52)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesa Penelitian ... 2

Kegunaan Penulisan... 2

TINJAUAN PUSTAKA Tanah Inceptisol... 3

Kemasaman Tanah (pH) ... 4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 11

Bahan dan Alat ... 11

Metode Penelitian ... 11

Pelaksanaan Penelitian... 13

Pengambilan dan Persiapan Sampel Tanah ... 13

Analisis Awal Tanah Inceptisol kwala bekala ... 13

Persiapan Pupuk Kandang Ayam ... 14

Persiapan Tepung Cangkang Telur ... 14

Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Tepung Cangkang Telur ... 14

Analisis Tanah Ahkir Masa Inkubasi perlakuan ... 14

Penanaman dan Pemeliharaan ... 14

Pemanenan ... 15

(53)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ... 16

Pembahasan ... 23

Pengaruh Aplikasi Pupuk Kandang Ayam ... 23

Pengaruh Aplikasi Tepung Cangkang Telur ... 24

Interaksi Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Tepung Cangkang Telur .. 25

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 27

Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA

(54)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

1. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap pH

19 2. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur

terhadap C-Organik tanah (%)

20 3.

4.

Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap P-tersedia tanah (ppm)

Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap Ca tanah

21 22 5. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur

terhadap tinggi tanaman (cm)

23 6. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur

terhadap berat kering akar (g)

24 7. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur

terhadap berat kering tajuk (g)

25 7. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur

terhadap serapan hara P tanaman (mg/tanaman)

26 8. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur

terhadap serapan hara Ca tanaman (mg/tanaman)

(55)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hlm

1. Bagan Penelitian 30

2. Deskripsi varietas tanaman jagung(Zea mays L.) 31

3. Penetapan kebutuhan kapur 32

4. Hasil analisis awal sampel tanah Inceptisol Kwala Bekala 33 5. Hasil analisis awal pupuk kandang ayam 33 6. Hasil analisis awal tepung cangkang telur 33 7.

8.

Data pengamatan pH akhir masa inkubasi perlakuan Analisis sidik ragam pH

34 34 9. Data pengamatan C-organik tanah (%) akhir masa inkubasi perlakuan 35

10. Analisis sidik ragam C-organik tanah 35

11.

Data pengamatan P- tanah (ppm) akhir masa inkubasi perlakuan Analisis sidik ragam P- tanah

Data pengamatan Ca- tanah (ppm) akhir masa inkubasi perlakuan Analisis sidik ragam Ca- tanah

Data pengamatan tinggi tanaman (cm) akhir masa inkubasi perlakuan Analisis sidik ragam tinggi tanaman

36

Data pengamatan berat kering akar (g) akhir masa vegetatif tanaman Analisis sidik ragam berat kering akar

Data pengamatan berat kering tajuk (g) akhir masa vegetatif tanaman Analisis sidik ragam berat kering tajuk

Data pengamatan serapan P (mg/tanaman) ahkir vegetatif tanaman Analisis sidik ragam P tanaman

Data pengamatan serapan Ca (mg/tanaman) akhir vegetative tanaman Analisis sidik ragam Ca tanaman

Gambar

Tabel 1. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap pH tanah
Tabel 2. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap C-organik tanah (%)
Tabel 3. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap P-tersedia tanah (ppm) (Transformasi logaritma)
Tabel 4. Nilai rataan aplikasi pupuk kandang ayam dan tepung cangkang telur terhadap Ca tanah (ppm)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dual fuel system pada mesin diesel kapal nelayan tradisional bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan bakar dual fuel terhadap kinerja mesin

Abstrak: Teori belah bambu suatu teori yang sering kita dengar di dalam perpolitikan. Guru besar UIN Ar-Raniry Syahrizal Abbas menempatkan teori ini dalam

Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa kondisi yang sama terjadi pada semua bahan tambah yang digunakan, di mana sei- ring dengan penambahan lama pembakaran

Di sisi lain, teori Ibn Khald ū n menjadi dasar keberlakuan hukum sebagai alat rekayasa sosial, yang kemudian dipopulerkan dengan social engineering oleh

Orang-orang yang beriman selalu dapat mengambil pelajaran dari materi yang diimani. Dalam hal beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt., pelajaran yang dapat dipetik antara

Data kapasitas kendaraan dan data lokasi pelanggan menjadi langkah awal untuk menentukan perancangan jadwal pengiriman, selain itu di dukung juga oleh data ketersediaan

Penggunaan alat pelindung diri seperti pelindung kaki yang paling baik dan benar untuk mencegah kecelakaan kerja sebaiknya adalah.. Bahan kulit dilapisi metal dengan sol

Untuk mengetahui kapasitas daya listrik yang dihasilkan oleh turbin kaplan. Untuk menghitung daya dan efisiensi turbin kaplan