LAMPIRAN
1. Lampiran Seluruh Perhitungan
A. Kadar Minyak PKE
Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A2
Kadar Minyak = A – B
Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)
B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)
Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A3
Kadar Minyak = A – B
Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)
B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)
Rata-rata kadar minyak PKE =
3 7,40 + 7,42 + 7,50
B. Kadar Minyak COPEX
Sampel COPEX (Copra Expeller), Untuk kode sampel B2
Kadar Minyak = A – B
Berat Sampel x 100 %
= 110,46 - 109,82
10,37
X 100%
= 6,17 %
Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)
B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)
Sampel COPEX (Copra Expeller), Untuk kode sampel B3
Kadar Minyak = A – B
Berat Sampel x 100 %
= 110,40 - 109,75
10,45
X 100%
= 6,22 %
Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)
B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)
Rata-rata kadar minyak COPEX =
3
6,23 + 6,17 + 6,22
C. Kadar Air PKE
Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A2
Kadar Air = A – B
Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)
B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)
Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A3
Kadar Air = A – B
Sampel COPEX(Copra Expeller ), Untuk kode sampel B2
Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)
B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)
Sampel COPEX (Copra Expeller ), Untuk kode sampel B3
Kadar Air = A – B
Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)
B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)
Rata-rata kadar air COPEX =
\3 9.04 + 9,00 + 9,18
= 9,0845 %
E. Penentuan ALB PKE, untuk kode sampel A2
ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %
Penentuan ALB PKE, untuk kode sampel A3
= 4,23 %
F. Penentuan ALB COPEX, untuk kode sampel B2
ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %
Berat Sampel X 1000
= 200 x 0,09 x 1,90
0,51 x 1000
x 100%
= 7,02 %
Penentuan ALB COPEX, untuk kode sampel B3
ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %
Berat Sampel X 1000
= 200 x 0,093 x 1,93
0,50 x 1000
x 100%
= 7,26 %
Rata-rata ALB COPEX =
3
7,23 + 7,02 + 7,26
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY.
Bailey, 1950. Diambil dari Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Cheristie, W.W. 1982. Lipid Analysis. New York: Permanor Press Oxford.
Eckey, 1995. Diambil dari Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Fauzi, Y., Widyastuti, Y.E., Satyawibawa, I., dan Hartono, R. 2007. Budi Daya Pemanfaatan Hasil Dan Limbah Analisis Usaha Dan Pemasaran Kelapa
Sawit.Cetakan 21. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. 1989. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hart, H. 1990. Kimia Organik. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 265, 272-273.
Lawson, W. H. 1985. Standart For Oil and Fat. Wespport: The Avi Publishing Company.
Naibaho, P. M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Mangoensoekarjo, S. 2003, Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Sudarmadji, Slamet, Suhardi, dan Haryono, B. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberti.
Suhardikono, L. 1988, Tanaman Kelapa. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Thieme, J. G. 1968. Diambil dari Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI Press
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.1.2. Bahan
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
Palm Kernel Expeller (PKE) PT. Palmcoco Laboratories
Copra Expeller (COPEX) PT. Palmcoco laboratories
Metanol (aq) p.a. E’Merck
n-heksan (aq) p.a. E’Merck
Indikator phenolpthalein (aq)
Indikator timol blue (aq)
Asam Oksalat (s) p.a. E’Merck
NaOH (s) p.a. E’Merck
Alkohol netral (aq)
3.2. Prosedur Penelitian
3.2.1. Penentuan Kadar Minyak dalam PKE dan COPEX
- ditimbang sampel ke dalam penyaring timbal sebanyak 10 gram dan tutup
permukaan penyaring timbal dengan kapas yang bersih.
- ditimbang berat Erlenmeyer Asa kosong yang akan digunakan.
- dimasukkan 200 ml n-heksan kedalam Erlenmeyer Asa.
- dimasukkan penyaring timbal ke dalam soklet dan tambahkan n-heksan sampai
¾ bagian soklet.
- dirangkai alat soklet lengkap dengan pendingin bola yang dialiri air pendingin
- diekstraksi selama 4 jam.
- dipisahkan n-heksan dari hasil ekstraksi secara destilasi pada suhu 60 – 70 ⁰C.
- dimasukkan Erlenmeyer Asa yang berisi minyak kedalam oven pada suhu 60 –
70⁰C selama 1 jam .
- dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit.
- ditimbang berat minyak yang dihasilkan
3.2.2. Penentuan kadar Air dalam PKE dan COPEX
- ditimbang sampel sebanyak ±10 gram ke dalam cawan petri yang telah diketahui beratnya
- dimasukkan cawan petri yang berisi sampel tersebut ke dalam oven
- dipanaskan pada suhu 105⁰C selama 3 jam
- didinginkan sampel selama 30 menit di dalam desikator
- ditimbang cawan petri yang berisi sampel tersebut
- dicatat hasilnya
3.2.3. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N
- dikeringkan kristal H2C2O4 secukupnya dalam oven selama 1 jam - didinginkan dalam desikator selama 30 menit
- ditimbang Kristal H2C2O4 sebanyak 0,63 gram kedalam beaker glass
- dilarutkan dalam aquadest
- dimasukkan dalam labu takar 100 ml kemudian diencerkan dengan aquades
sampai garis tanda
- dihomogenkan dengan magnetic stirrer diatas hot plate stirrer
- dimasukkan kedalam botol kaca tertutup.
3.2.4. Pembuatan Larutan NaOH 0,1N
- ditimbang 4 gram Kristal NaOH kemudian dimasukkan kedalam beaker glass 50 ml
- dilarutkan dengan aquades
- dimasukkan dalam labu takar 1000 ml kemudian diencerkan dengan aquades
sampai garis batas
- dihomogenkan dengan magnetic stirrer diatas hot plate stirrer
3.2.5. Standarisasi Larutan NaOH 0,1N
- dipipet 5 ml larutan H2C2O4 0,1N kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 ml
- ditambahkan 3 tetes indikator phenolphthalein 1%
- dititrasi dengan larutan NaOH sampai terbentuk larutan berwarna merah rose
- dicatat volume NaOH yang digunakan.
3.2.6. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
- ditimbang 0,5 g sampel minyak hasil ekstraksi PKE dan COPEX dalam Erlenmeyer 100 ml
- ditambahkan 10 ml n-heksan dan 25 ml alkohol netral
- ditambahkan 3 tetes indikator Timol Blue 1 % kemudian dititrasi dengan
larutan NaOH 0.09 N sampai terbentuk lapisan warna hijau muda
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE dan COPEX
Ekstraksi PKE dan COPEX dilakukan dengan metode sokletasi selama 4 jam
dengan menggunakan pelarut n-heksan. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada
tabel 4.1. dan 4.2. berikut ini.
Tabel 4.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE
Kode
Tabel 4.2. Hasil Penentuan Kadar Minyak COPEX
4.1.2. Penentuan Kadar Air PKE dan COPEX
Penentuan kadar air PKE dan COPEX dilakukan dengan metode penguapan pada
suhu 105⁰C selama 3 jam dan didinginkan selama 30 menit di dalam desikator.
Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3. dan 4.4. berikut ini.
Tabel 4.3. Hasil Penentuan Kadar Air PKE
Kode
Tabel 4.4. Hasil Penentuan Kadar Air COPEX
Kode
4.1.3. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) PKE dan COPEX
Penentuan kadar Asam lemak Bebas (ALB) dilakukan dengna metode titrasi
warna hijau muda. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.5. dan 4.6.
berikut ini.
Tabel 4.5. Hasil Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) PKE
Kode
Tabel 4.6. Hasil Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) COPEX
Kode
4.1.4.1. Perhitungan Kadar Minyak
Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A1
Kadar Minyak = A – B
B = Berat Erlenmeyer
Sampel COPEX (Copra Expeller), Untuk kode sampel B1
Kadar Minyak = A – B
Keterangan: A = Berat Erlenmeyer + minyak setelah ekstraksi
B = Berat Erlenmeyer
4.1.4.2. Perhitungan Kadar Air
Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A1
Kadar Air = A – B
Keterangan: A = Berat Erlenmeyer + minyak setelah ekstraksi
B = Berat Erlenmeyer
Sampel COPEX (Copra Expeller ), Untuk kode sampel B1
Kadar Air = A – B
Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)
4.1.4.3. Perhitungan Asam Lemak Bebas
Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N = Massa H2C2O4.2HO x
MR. H2C2O4.2HO V.Pelarut
Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N = Massa NaOH x
MR. NaOH V.Pelarut
V2 = Volume Asam oksalat (ml) N2 = Normalitas Asam Oksalat
(N)
Penentuan Asam Lemak bebas (ALB).
ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %
Berat Sampel X 1000
Penentuan ALB PKE, untuk kode sampel A1
ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %
Berat Sampel X 1000
= 200 x 0,09 x 2,24
1,00 x 1000
Penentuan ALB COPEX, untuk kode sampel B1
ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %
Berat Sampel X 1000
= 200 x 0,09 x 1,94
0,50 x 1000
x 100%
= 7,23 %
4.2. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan di PT. Palmcoco Laboratories untuk
menentukan kadar minyak dari Palm kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller
(COPEX) adalah 7,46% dan 6,23% hal ini menunjukkan bahwa sampel PKE dan
COPEX yang telah diekstraksi dengan menggunakan pengepresan masih
mengandung minyak. Proses pengambilan minyak dari PKE dan COPEX
dilakukan dengan proses ekstraksi sokletasi dengan menggunakan pelarut
n-heksan.
Dari hasil percobaan dalam penentuan kadar air yang terdapat didalam
sampel PKE dan COPEX di PT. Palmcoco Laboratories didapatkan hasil 6,48%
dan 9,08%, hal ini menunjukkan bahwa sampel yang dicobakan mengandung
kadar air yang tinggi.
Dari hasil percobaan dalam penentuan kadar asam lemak bebas yang
terdapat didalam sampel PKE dan COPEX di PT. Palmcoco Laboratories
didapatkan hasil 4,23% dan 7,17%. Untuk sampel PKE masih dapat digunakan
untuk proses industri karena masih memenuhi Standar Nasional Industri (SNI)
nomor 01-2901-2006 yaitu kadar maksimal 5%, sedangkan untuk kopra sudah
tidak dapat digunakan untuk proses industri karena sudah tidak memenuhi Standar
Peningkatan kadar air dan kadar asam lemak bebas dipengaruhi oleh lama
penyimpanan, tempat penyimpanan, dan waktu panen.Semakin lama
penyimpanan, tempat penyimpanan yang lembab, dan waktu panen yang telah
lewat batas akan mempercepat reaksi hidrolisa sehingga mengubah terigliserida
menjadi asam-asam lemaknya. Kadar air dan kadar asam lemak bebas akan
mempengaruhi mutu dari minyak tersebut, semakin rendah kadar air dan kadar
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil Penelitian kadar minyak pada PKE dan COPEX di PT. Palmcoco
Laboratories didapatkan sebesar 7,45 % dan 6,23 %, untuk kadar air pada PKE
dan COPEX didapatkan sebesar 6,48 % dan 9,18 %,
Penentuan kadar asam lemak bebas dari sampel PKE dan COPEX di PT.
Palmcoco Laboratories didapatkan sebesar 4,23% dan 7,17%, yang menunjukkan
bahwa minyak dari sampel PKE bisa digunakan untuk proses industri karena
masih dalam batas Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 01-2901-2006,
sedangkan untuk COPEX tidak dapat digunakan lagi, karena telah melewati batas
SNI.
5.2. Saran
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih lanjut
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol yang berarti triester dari
gliserol (Fessenden, 1989). Suatu lemak tertentu biasanya mengandung campuran
dari trigliserida yang berbeda panjang dan derajat ketidakjenuhan asam-asam
lemaknya (Cheristie, 1982).
Lemak dan minyak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, sebagai
berikut:
1. Bersumber dari hewani:
a. Susu hewan peliharaan: Lemak susu
b. Daging hewan peliharaan: lemak sapi dan turunan oleostearin, oleo oil
dari oleostock, lemak babi, dan mutton tallow.
c. Hasil laut: Minyak ikan sardin, menhaden dan sejenisnya, dan minyak
ikan paus.
2. Bersumber dari tanaman:
a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, rape seed,
wijen, kedele, bunga matahari
b. Kulit buah tanaman tahunan: kelapa, coklat, kelapa sawit, babassu,
cohune, dan sejenisnya (Hart, 1990).
Perbedaan umum antara lemak nabati dengan hewani dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perbedaan Umum Antara Lemak Nabati Dengan Hewani
Lemak hewani Lemak nabati
Mengandung kolesterol Mengandung filtosterol
Kadar asam lemak jenuh lebih kecil Kadar asam lemak jenuh lebih besar
Mempunyai bilangan Reichert-meissl
lebih besar
Mempunyai bilangan polenske lebih
besar
Lemak yang lazim meliputi mentega, lemak hewan, dan bagian berlemak
dari daging, sedangkan minyak terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan termasuk
jagung, biji kapas, zaitun, kacang, dan minyak kedelai (Hart,1990).
Lemak dan minyak dapat dibedakan dari titik lelehnya dimana pada suhu
kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair (Wilbraham,
1992). Meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya
memiliki struktur organik dasar yang sama (Hart, 1990). Lemak dan minyak pada
dasarnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam beberapa pelarut organik seperti
karbon tetraklorida, petroluem eter, dietil eter, n-heksan (Lawson, 1985).
Kelarutan minyak atau lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat
polaritas asam lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam
pelarut polar, sedangkan asam lemak non polar larut dalam pelarut non polar.
Sifat dan daya kelarutan ini digunakan sebagai dasar pada praktek
pengujian-pengujian analitis dan ekstraksi minyak dengan pelarut. Sifat minyak dan lemak
yang larut dalam pelarut tertentu digunakan dalam pengolahan minyak secara
komersial melalui ekstraksi pelarut.
Daya kelarutan asam lemak biasanya lebih tinggi dari komponen
trigliseridanya, dan dapat larut dalam pelarut organik yang bersifat polar dan non
polar. Semakin panjang rantai atom karbon maka minyak dan lemak tersebut akan
bersifat non polar, sehingga semakin sukar larut dalam pelarut polar dan
sebaliknya. Minyak atau lemak yang tidak jenuh lebih mudah larut dalam pelarut
sama. Minyak atau lemak yang asam lemak dengan derajat ketidakjenuhannya
tinggi akan lebih mudah larut daripada asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan
rendah.
Salah satu dari beberapa tanaman golongan nabati yang menghasilkan
minyak adalah dari bahan kepala sawit, minyak dihasilkan berasal dari inti kelapa
sawit yang dinamakan miyak inti sawit (Palm Kernel Oil) (Ketaren, 2005).
2.2. Inti Sawit
Minyak inti sawti yang baik adalah minyak inti sawit berkadar asam lemak bebas
yang rendah dan berwarna kuning terang, serta mudah dipucatkan. Bungkil inti
sawit yang diinginkan berwarna relatif terang dan nilai gizi serta kandungan asam
aminonya tidak berubah.Komposisi rata-rata inti sawit ditunjukkan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Komposisi Rata-Rata Inti Sawit ( Bailey, 1950)
Komponen Jumlah (%)
Minyak 47-52
Bahan ekstraksi tidak mengandung nitrogen 23-24
Protein 7,5-9,0
Air 6-8
Selulosa 5
Abu 2
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% inti sawit
yang dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40%.
Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai kompoisis yang
tetap. Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dengan minyak inti
Tabel 2.3. Komposisi Asam Lemak Minyak Inti Sawit (Eckey, 1995)
Nama Asam Lemak Rumus Molekul Persentase Asam Lemak (%)
Asam kaproat C6H12O2 0,0 - 0,8
Asam kaprilat C8H16O2 3,0 - 4,0
Asam kaprat C10H20O2 3,0 – 7,0
Asam laurat C12H24O2 46,0 - 52,0
Asam miristat C14H28O2 14,0 - 17,0
Asam palmitat C16H32O2 6,5 – 9,0
Asam stearat C18H36O2 1,0 – 2,5
Asam oleat C18H34O2 13,0 - 19,0
Asam linoleat C18H32O2 0,5 - 2,0
Standar mutu dari minyak inti sawit yang ditetapkan dalam industri
dengan berdasarkan standar industri Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.4. berikut
ini.
Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak Inti Sawit
No. Karakteristik Mutu A Mutu B Mutu C
1 Kadar air, % (b/b), maks 5 5 5
2 Kadar minyak, % (b/b), min 65 60 <60
3 Kadar asam lemak bebas, % (b/b), maks 5 5 >5
2.3. Kopra
Kopra dibuat dari bahan baku daging buah kelapa. Buah kelapa berbentuk oval
atau hampir bundar. Untuk memperoleh daging buah kelapa biasanya ditempuh
dengan jalan memisahkan sabut yang merupakan pembungkus daging buah kelapa
paling luar yang mempunyai ketebalan 5 – 10 cm. Didalam sabut terdapat
tempurung tebalnya 3-5 mm. Didalam tempurung terdapat daging buah, diantara
daging buah dan tempurung terdapat selaput tipis berwarna coklat yang disebut
testa. Pada waktu daging buah dikeringkan dan dipisahkan dari tempurungnya
Cara pembuatan kopra adalah dengan beberapa tahapan yaitu pengupasan
sabut, pembelahan kelapa butiran, dan pengeringan. Pengeringan daging buah
kelapa ditujukan untuk penurunkan kadar air yang terdapat didalam kelapa yaitu
sekitar 50-55 % menjadi 5-6 %, ada beberapa teknik pengeringan kelapa yang
sering digunakan, yaitu teknik pengeringan dengan menggunakan sinar matahari,
pengeringan dengan pemanasan langsung, dan pengeringan dengan pemanasan
tidak langsung. Sebelum dilakukan pengolahan kopra, buah kelapa yang dipetik
disimpan terlebih dahulu selama beberapa hari dengan tujuan untuk pengupasan
sabut menjadi lebih mudah, daging buah kelapa menjadi lebih keras, dan
tempurung menjadi lebih kering.
Buah kelapa mengadung sekitar 28% daging buah, dan yang lainnya
merupakan sabut, tempurung, dan air buah, selain itu komposisi dari asam lemak
yang terkandung dalam minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2.5. berikut ini.
Tabel 2.5. Komposisi Asam Lemak Copra
Nama Asam Lemak Rumus Molekul Persentase Asam Lemak (%)
Asam kaproat C6H12O2 0,0 - 0,8
Asam kaprilat C8H16O2 5,5 - 9,5
Asam kaprat C10H20O2 4,5 - 9,5
Asam laurat C12H24O2 44,0 - 52,0
Asam miristat C14H28O2 13,0 - 19,0
Asam palmitat C16H32O2 7,5 - 10,5
Asam Palmitoleat C16H30O2 0,0 - 1,3
Asam stearat C18H36O2 1,0 - 3,0
Asam oleat C18H34O2 5,0 - 8,0
Standar mutu dari kopra yang ditetapkan dalam industri dengan
berdasarkan standar industri Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.6. berikut ini.
Tabel 2.6. Standar Mutu Kopra
No. Karakteristik Mutu A Mutu B Mutu C
1 Kadar air, % (b/b), maks 5 5 5
2 Kadar minyak, % (b/b), min 65 60 <60
3 Kadar asam lemak bebas, % (b/b), maks 5 5 >5
2.4. Penentuan Kualiatas Minyak
Untuk menentukan kualitas suatu minyak diperlukakn beberapa analisa terhadap
minyak tersebut, dimana analisa yang paling sering digunakan adalah penentuan
kadar air, penentuan kadar minyak, dan penentuan kadar asam lemak bebas (ALB)
yang terkandung didalam sampel yang berisi minyak.
2.4.1. Kadar Air
Air dalam sampel yang mengandung minyak yang fresh hanya berjumlah kecil,
hal-hal yang membuat kadar air meningkat dapat terjadi karena proses alami
sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang
terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat
pengeringan dengna menggunakan rumus berikut.
�������� =
������������������������ − �����������������ℎ������
������������������������ �100%
(Naibaho, 1996)
2.4.2. Kadar Minyak
Ekstraksi adalah suatu cara mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini
bermacam-macam, yaitu rendering, pengepresan mekanik, ekstraksi dengan pelarut.
2.4.2.1. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua
rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik yang bertujuan untuk
menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan memecahkan dinding sel
tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di
dalamnya.
2.4.2.2. Pengepresan Mekanik
Pengepresan mekanik merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian, cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi. Proses ini
diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyik atau lemak dipisahkan dari
bijinya yang mencakup pembuatan serpih, perajangan, dan penggilingan serta
pemasakkan.
Teknik pengepresan mekanik ini memisahkan minyak atau lemak dari
bahan yang mengandung biji-bijian, seperti inti kelapa sawit dan kopra.
Pengepresan ini akan menghasilkan minyak dan ampas atau expeller, sehingga
apabila inti kelapa sawit dilakukan pengepresan mekanik akan menghasilkan
Palm Kernel Oil dan Palm Kernel Expeller, begitu juga untuk kopra apabila
dilakukan pengepresan mekanik akan menghasilkan Copra Oil dan Copra
Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengepresan mekanik, yaitu
pengepresan hidraulik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir
(Expeller pressing).
2.4.2.2.1. Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing)
Pada cara pengepresan hidrulik, bahan di pres dengan tekanan sekitar
2000 pound/inch2 (140,6 Kg/Cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang
dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang
dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan banyaknya
minyak yang tersedia pada bungkil bervariasi sekitar 4 sampai 6 persen,
tergantung dari lamanya bungkil dibawah tekanan hidraulik.
Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara
pengepresan mekanis dapat dilihat pada gambar 2.1.
Copra & Palm Kernel Perajangan Penggilingan
Pemasakan / Pemanasan Pengepresan
Minyak
COPEX & PKE
Gambar 2.1. Skema Cara Memperoleh Minyak, PKE, dan COPEX
2.4.2.2.1. Pengepresan Berulir (Expeller Pressing)
Cara pengepresan berulir memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari
proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada
temperature 240oF (115oC) dengan tekanan sekitar 15 - 20 ton/nch2. Kadar
minyak atau lemak yang dihasilakan sekitar 2,5 – 3,5 persen, sedangkan bungkil
yang dihasilakn msih mengandung minyak sekitar 4-5 persen.
Cara lain untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering
dengan pengepresan mekanik atau dengan sentrifusi.
2.4.2.3. Ekstraksi dengan Pelarut
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut
minyak atau lemak, pelarut minyak atau lemak yang biasa dipergunakan dalam
metode ini petroleum eter, benzena, karbon tetraklorida, dan n-heksan. (Ketaren,
2005).
2.4.3. Asam Lemak Bebas
Penentuan kadar asam lemak bebas bertujuan untuk mengindikasikan perlakuan
yang harus dilakukan untuk tahap proses, dimana kadar asam lemak bebas sangat
menentukan kualitas dari suatu minyak atau lemak yang masih segar.
Kadar ALB terbentuk akibat adanya reaksi hidrolisis otokatalitik dan
lipolisis oleh enzim lipolitik dalam inti maupun oleh jamur yang lipolitik yang
akan mengubah trigliserida menjadi asam-asamnya. Untuk yang terakhir ini suhu
optimum pertumbuhannya adalah 42-45° C. Ini dapat terjadi pada tumpukan inti
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kelapa yang juga disebut pohon kehidupan, merupakan tanaman serba guna,
karena dari setiap bagian tanaman dapat diambil hasilnya untuk memenuhi sebagian
kebutuhan hidup manusia. Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi
Negara-negara Asia dan Pasifik. Kelapa disamping dapat memberikan devisa bagi
negara juga merupakan mata pencarian jutaan petani (Suhardikono, 1988).
Salah produk dari pemanfaatan tanaman kelapa adalah kopra, dimana
prosesnya adalah dengan mengeringkan daging buah kelapa. Dalam proses
pembuatan kopra menghasilkan produk samping, salah satunya merupakan bungkil
kopra / Copra Expeller (COPEX), dimana Copra Expeller (COPEX) didapatkan dari
kopra yang telah diambil minyaknya dengan proses pemerasan mekanis.
Kelapa sawit adalah tanaman yang tumbuh dengan baik didaerah beriklim
tropik,. Sejak tahun 1977-1978 pemerintah Indonesia bertekad mengubah situasi
tersebut dengan mengembangkan pola perkebunan rakyat. Produk kelapa sawit dapat
dimanfaatkan dari daging buahnya dan juga dari inti sawitnya, dari daging buah sawit
menghasilkan Crude Palm Oil (CPO), sedangkan dari inti sawit menghasilkan Palm
Kernel Oil (PKO). Salah satu produk samping dari Palm Kernel Oil adalah Palm
Kernel Expeller (PKE) yang dihasilkan dari inti sawit yang telah dipisahkan
minyaknya dan dikeringkan (Ketaren, 1986).
Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller (COPEX) masih
mengandung minyak yang dapat dipisahkan kembali, tetapi jumlahnya sangat
sedikit, selain dapat dipisahkan kembali dengan minyaknya, Palm Kernel Expeller
Penentuan kadar minyak suatu bahan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sokletasi. Cara ini dapat juga digunakan untuk ekstraksi
minyak dari suatu bahan yang mengandung minyak. Ekstraksi dengan alat alat
sokletasi merupakan cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut
yang dipergunakan dapat diperoleh kembali. Bahan dalam bentuk padat umumnya
membutuhkan waktu ekstraksi yang lebih lama, karena itu dibutuhkan pelarut
yang lebih banyak dan penentuan kadar minyak yang diuji harus cukup kering
(Ketaren, 1986).
Air merupakan zat atau materi yang penting bagi makhluk hidup karena
air diperlukan untuk biokimiawi organisme hidup, sehingga didalam suatu bahan
yang berasal dari makhluk hidup tentunya terdapat kandungan air (Sudarmaji, S.
1989).
Untuk menentukan banyaknya kandungan air dari suatu bahan yang
berasal dari makhluk hidup dengan metode yang relatif mudah dan murah adalah
dengan menggunakan metode thermogravimetri, dengan prinsip menguapkan air
dari dalam bahan dengan pemanasan menggunakan oven pada suhu 105oC selama
waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengeluarkan sampel dari bahan tersebut,
kemudian ditimbang bahan tersebut hingga konstan. Perbedaan antara berat
sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air bahan tersebut (Astuti, 2010).
Adapun yang menentukan standar mutu untuk minyak ini adalah asam
lemak bebas. meningkatnya kadar asam lemak bebas dapat menurunkan kualitas
minyak. Meningkatnya kadar asam lemak bebas disebabkan oleh adanya reaksi
hidrolisa minyak, sehingga mutu minyak inti kelapa sawit yang rendah akan
mepengaruhi kualitas dari minyak. Asam lemak bebas yang tinggi tidak
diinginkan dalam minyak karena dapat berpengaruh dalam proses
penyimpanannya. Selain asam lemak bebas, kadar air juga dapat mempengaruhi
setandar mutu dari minyak inti kelapa sawit. Apabila kandungan airnya terlalu
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah
dengan menentukan kadar minyak dan kadar air pada Palm Kernel Expeller (PKE)
dan Copra Expeller (COPEX).
1.2. Permasalahan
Berapakah kadar minyak dari hasil metode sokletasi dan kadar air dari
hasil metode penguapan pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller
(COPEX) di Palmcoco Laboratories, serta penentuan kualitas minyak dengan
menentukan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) melalui metode titrasi asam-basa.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kadar minyak dari hasil metode ekstraksi sokletasi dan
kadar air dari hasil metode penguapan pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan
Copra Expeller (COPEX) di PT. Palmcoco Laboratories, serta penentuan kualitas
minyak untuk proses industri berdasarkan angka Asam Lemak Bebas (ALB).
1.4. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi mengenai kadar minyak dari hasil metode sokletasi
dan kadar air dari hasil metode penguapan pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan
Copra Expeller (COPEX) di Palmcoco Laboratories, serta penentuan kualitas
ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kadar minyak dan kadar air dari Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller (COPEX) di PT. Palmcoco Laboratories. Penentuan kadar minyak digunakan metode ekstraksi sokletasi selama 4 jam dan penentuan kadar air digunakan metode pemanasan pada suhu 105oC. Didapatkan kadar minyak untuk PKE dan COPEX adalah 7,44 % dan 6,20 %, sedangkan kadar air untuk PKE dan COPEX didapatkan 6,45 % dan 9,07 %.
Untuk menentukan kualitaas dari suatu minyak salah satu parameternya merupakan penentuan kadar asam lemak bebas. Selanjutnya diukur kadar asam lemak bebas dari PKE dan COPEX dengan metode titrasi asam basa. Diperoleh hasil kadar asam lemak untuk PKE dan COPEX adalah 4,23 % dan 7,17 %. Dari penentuan kadar asam lemak bebas didapatkan PKE masih memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), sedangkan COPEX sudah tidak memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), dimana syarat kadar asam lemak bebas pada Standar Nasional Indonesia (SNI)nomor 01-2901-2006 adalah 5%.
DETERMINATION OF OIL CONTENT AND MOISTURE IN PALM KERNEL EXPELLER (PKE) AND COPRA EXPELLER (COPEX)
ABSTRACT
The determination of oil content and moisture in Palm Kernel Expeller (PKE) and Copra Expeller (COPEX) at Palmcoco Laboratories. Had been done the determination of oil content with soxhlet method for 4 hours and the determination of moisture with heating method at 105oC temperature and gotten result the determination of oil content in PKE and COPEX were 7,44 % and 6,20 %, while the determination of moisture in PKE and COPEX were 6,45 % and 9,07 %.
PENENTUAN KADAR MINYAK DAN KADAR AIR PADA
PALM KERNEL EXPELLER (PKE) DAN
COPRA EXPELLER (COPEX)
TUGAS AKHIR
DORLI HUTAGALUNG
102401035
PROGRAM STUDI D3 KIMIA ANALIS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENENTUAN KADAR MINYAK DAN KADAR AIR PADA
PALM KERNEL EXPELLER (PKE) DAN
COPRA EXPELLER (COPEX)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
DORLI HUTAGALUNG
102401035
PROGRAM STUDI D3 KIMIA ANALIS
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PERSETUJUAN
Judul : Penentuan Kadar Minyak dan Kadar Air pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller
(COPEX)
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Dorli Hutagalung
Nomor Induk Mahasiswa : 100243035 Program Studi : D3 Kimia Analis
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juli 2013
Komisi Pembimbing :
Ketua Program Studi D3 Kimia Analis Pembimbing
Dra. Emma Zaidar Nasution, M.Si Dr. Darwin Yunus Nasution, M.S.
NIP : 195512181987012001 NIP : 195508101981031006
Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR MINYAK DAN KADAR AIR PADA
PALM KERNEL EXPELLER (PKE) DAN COPRA EXPELLER (COPEX)
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2013
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini adapun judul yang diambil penulis dalam kerya ilmiah ini adalah penentuan kadar minyak dan kadar air pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller (COPEX) yang merupakan dalah satu syarat kelulusan program Diploma 3 Kimia Analis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera utara.
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda tercinta, Bapak P. Hutagalung dan ibunda tercinta R. Br Tampubolon serta kakak-kakak terkasih yang selalu memberikan dukungan moril maupun material kepada penulis.
2. Bapak Dr. Darwin Yunus Nasution, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, M.S. selaku ketua jurusan Departement Kimia FMIPA, USU.
4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nasution, M.Si selaku koordinator program studi Diploma 3,
FMIPA, USU.
5. Bapak / Ibu dosen dan seluruh staff pengajar di Jurusan Kimia FMIPA, USU yang selalu memberikan ilmu kepada penulis.
6. Bapak Zul Alkaf, B.Sc serta staff pegawai di PT. Palmcoco Laboratories yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan masa praktek kerja lapangan 7. Kakanda tersayang Ronald William Samuel, S.Si yang telah memberikan
dukungan, bantuan, maupun motivasi kepada penulis
8. Teman-teman seperjuangan, Anita, Ira, Farman, dan angkatan 2010, 2011.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih mempunya banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan berguna di masa yang akan datang.
ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kadar minyak dan kadar air dari Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller (COPEX) di PT. Palmcoco Laboratories. Penentuan kadar minyak digunakan metode ekstraksi sokletasi selama 4 jam dan penentuan kadar air digunakan metode pemanasan pada suhu 105oC. Didapatkan kadar minyak untuk PKE dan COPEX adalah 7,44 % dan 6,20 %, sedangkan kadar air untuk PKE dan COPEX didapatkan 6,45 % dan 9,07 %.
Untuk menentukan kualitaas dari suatu minyak salah satu parameternya merupakan penentuan kadar asam lemak bebas. Selanjutnya diukur kadar asam lemak bebas dari PKE dan COPEX dengan metode titrasi asam basa. Diperoleh hasil kadar asam lemak untuk PKE dan COPEX adalah 4,23 % dan 7,17 %. Dari penentuan kadar asam lemak bebas didapatkan PKE masih memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), sedangkan COPEX sudah tidak memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), dimana syarat kadar asam lemak bebas pada Standar Nasional Indonesia (SNI)nomor 01-2901-2006 adalah 5%.
DETERMINATION OF OIL CONTENT AND MOISTURE IN PALM KERNEL EXPELLER (PKE) AND COPRA EXPELLER (COPEX)
ABSTRACT
The determination of oil content and moisture in Palm Kernel Expeller (PKE) and Copra Expeller (COPEX) at Palmcoco Laboratories. Had been done the determination of oil content with soxhlet method for 4 hours and the determination of moisture with heating method at 105oC temperature and gotten result the determination of oil content in PKE and COPEX were 7,44 % and 6,20 %, while the determination of moisture in PKE and COPEX were 6,45 % and 9,07 %.
DAFTAR ISI
2.4.2.1. Rendering 10
2.4.2.2. Pengepresan Mekanik 10
2.4.2.2.1. Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing) 11 2.4.2.2.1. Pengepresan Berulir (Expeller Pressing) 12
2.4.2.3. Ekstraksi Dengan Pelarut 12
2.4.3. Asam Lemak Bebas 12
BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 13
3.1. Alat dan Bahan 13
3.1.1. Alat 13
3.1.2. Bahan 14
3.2. Prosedur Penelitian 14
3.2.1. Penentuan Kadar Minyak dalam PKE dan COPEX 14 3.2.2. Penetuan Kadar Air dalam PKE dan COPEX 15 3.2.3. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N 15
3.2.4. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N 15
3.2.5. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N 16
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 17
4.1. Hasil Penelitian 17
4.1.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE dan COPEX 17 4.1.2. Penentuan Kadar Air PKE dan COPEX 18 4.1.3. Penentuan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) PKE 18
dan COPEX
4.1.4. Perhitungan 19
4.1.4.1. Perhitungan Kadar Minyak 20
4.1.4.2. Perhitungan Kadar Air 20
4.1.4.3. Perhitungan Asam Lemak Bebas 21
4.2. Pembahasan 22
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 24
5.1. Kesimpulan 24
5.2. Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbedaan Umum Antara Lemak Nabati dengan Hewani 5
Tabel 2.2. Komposisi Rata-Rata Inti Sawit 6
Tabel 2.3. Komposisi Asam Lemak Minyak Inti Sawit 7
Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak Inti Sawit 7
Tabel 2.5. Komposisi Asam Lemak Kopra 8
Tabel 2.6. Standar Mutu Kopra 9
Tabel 4.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE 7
Tabel 4.2. Hasil Penentuan Kadar Minyak COPE 17
Tabel 4.3. Hasil Penentuan Kadar Air PKE 18
Tabel 4.4. Hasil Penentuan Kadar Air COPEX 18
Tabel 4.5. Hasil Penentuan Kadar Asam lemak Bebas (ALB) PKE 19
DAFTAR GAMBAR
Halaman