• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Minyak dan Kadar Air pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kadar Minyak dan Kadar Air pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

1. Lampiran Seluruh Perhitungan

A. Kadar Minyak PKE

Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A2

Kadar Minyak = A – B

Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)

B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)

Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A3

Kadar Minyak = A – B

Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)

B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)

Rata-rata kadar minyak PKE =

3 7,40 + 7,42 + 7,50

(2)

B. Kadar Minyak COPEX

Sampel COPEX (Copra Expeller), Untuk kode sampel B2

Kadar Minyak = A – B

Berat Sampel x 100 %

= 110,46 - 109,82

10,37

X 100%

= 6,17 %

Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)

B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)

Sampel COPEX (Copra Expeller), Untuk kode sampel B3

Kadar Minyak = A – B

Berat Sampel x 100 %

= 110,40 - 109,75

10,45

X 100%

= 6,22 %

Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)

B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)

Rata-rata kadar minyak COPEX =

3

6,23 + 6,17 + 6,22

(3)

C. Kadar Air PKE

Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A2

Kadar Air = A – B

Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)

B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)

Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A3

Kadar Air = A – B

Sampel COPEX(Copra Expeller ), Untuk kode sampel B2

(4)

Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)

B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)

Sampel COPEX (Copra Expeller ), Untuk kode sampel B3

Kadar Air = A – B

Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)

B= Berat cawan + sampel setelah pemanasan (g)

Rata-rata kadar air COPEX =

\3 9.04 + 9,00 + 9,18

= 9,0845 %

E. Penentuan ALB PKE, untuk kode sampel A2

ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %

Penentuan ALB PKE, untuk kode sampel A3

(5)

= 4,23 %

F. Penentuan ALB COPEX, untuk kode sampel B2

ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %

Berat Sampel X 1000

= 200 x 0,09 x 1,90

0,51 x 1000

x 100%

= 7,02 %

Penentuan ALB COPEX, untuk kode sampel B3

ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %

Berat Sampel X 1000

= 200 x 0,093 x 1,93

0,50 x 1000

x 100%

= 7,26 %

Rata-rata ALB COPEX =

3

7,23 + 7,02 + 7,26

(6)
(7)

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY.

Bailey, 1950. Diambil dari Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Cheristie, W.W. 1982. Lipid Analysis. New York: Permanor Press Oxford.

Eckey, 1995. Diambil dari Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Fauzi, Y., Widyastuti, Y.E., Satyawibawa, I., dan Hartono, R. 2007. Budi Daya Pemanfaatan Hasil Dan Limbah Analisis Usaha Dan Pemasaran Kelapa

Sawit.Cetakan 21. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. 1989. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Hart, H. 1990. Kimia Organik. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Halaman 265, 272-273.

Lawson, W. H. 1985. Standart For Oil and Fat. Wespport: The Avi Publishing Company.

Naibaho, P. M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Mangoensoekarjo, S. 2003, Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Sudarmadji, Slamet, Suhardi, dan Haryono, B. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberti.

Suhardikono, L. 1988, Tanaman Kelapa. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Thieme, J. G. 1968. Diambil dari Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI Press

(8)
(9)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(10)

3.1.2. Bahan

Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Palm Kernel Expeller (PKE) PT. Palmcoco Laboratories

Copra Expeller (COPEX) PT. Palmcoco laboratories

Metanol (aq) p.a. E’Merck

n-heksan (aq) p.a. E’Merck

Indikator phenolpthalein (aq)

Indikator timol blue (aq)

Asam Oksalat (s) p.a. E’Merck

NaOH (s) p.a. E’Merck

Alkohol netral (aq)

3.2. Prosedur Penelitian

3.2.1. Penentuan Kadar Minyak dalam PKE dan COPEX

- ditimbang sampel ke dalam penyaring timbal sebanyak 10 gram dan tutup

permukaan penyaring timbal dengan kapas yang bersih.

- ditimbang berat Erlenmeyer Asa kosong yang akan digunakan.

- dimasukkan 200 ml n-heksan kedalam Erlenmeyer Asa.

- dimasukkan penyaring timbal ke dalam soklet dan tambahkan n-heksan sampai

¾ bagian soklet.

- dirangkai alat soklet lengkap dengan pendingin bola yang dialiri air pendingin

- diekstraksi selama 4 jam.

- dipisahkan n-heksan dari hasil ekstraksi secara destilasi pada suhu 60 – 70 ⁰C.

- dimasukkan Erlenmeyer Asa yang berisi minyak kedalam oven pada suhu 60 –

70⁰C selama 1 jam .

- dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit.

- ditimbang berat minyak yang dihasilkan

(11)

3.2.2. Penentuan kadar Air dalam PKE dan COPEX

- ditimbang sampel sebanyak ±10 gram ke dalam cawan petri yang telah diketahui beratnya

- dimasukkan cawan petri yang berisi sampel tersebut ke dalam oven

- dipanaskan pada suhu 105⁰C selama 3 jam

- didinginkan sampel selama 30 menit di dalam desikator

- ditimbang cawan petri yang berisi sampel tersebut

- dicatat hasilnya

3.2.3. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N

- dikeringkan kristal H2C2O4 secukupnya dalam oven selama 1 jam - didinginkan dalam desikator selama 30 menit

- ditimbang Kristal H2C2O4 sebanyak 0,63 gram kedalam beaker glass

- dilarutkan dalam aquadest

- dimasukkan dalam labu takar 100 ml kemudian diencerkan dengan aquades

sampai garis tanda

- dihomogenkan dengan magnetic stirrer diatas hot plate stirrer

- dimasukkan kedalam botol kaca tertutup.

3.2.4. Pembuatan Larutan NaOH 0,1N

- ditimbang 4 gram Kristal NaOH kemudian dimasukkan kedalam beaker glass 50 ml

- dilarutkan dengan aquades

- dimasukkan dalam labu takar 1000 ml kemudian diencerkan dengan aquades

sampai garis batas

- dihomogenkan dengan magnetic stirrer diatas hot plate stirrer

(12)

3.2.5. Standarisasi Larutan NaOH 0,1N

- dipipet 5 ml larutan H2C2O4 0,1N kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 ml

- ditambahkan 3 tetes indikator phenolphthalein 1%

- dititrasi dengan larutan NaOH sampai terbentuk larutan berwarna merah rose

- dicatat volume NaOH yang digunakan.

3.2.6. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas

- ditimbang 0,5 g sampel minyak hasil ekstraksi PKE dan COPEX dalam Erlenmeyer 100 ml

- ditambahkan 10 ml n-heksan dan 25 ml alkohol netral

- ditambahkan 3 tetes indikator Timol Blue 1 % kemudian dititrasi dengan

larutan NaOH 0.09 N sampai terbentuk lapisan warna hijau muda

(13)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE dan COPEX

Ekstraksi PKE dan COPEX dilakukan dengan metode sokletasi selama 4 jam

dengan menggunakan pelarut n-heksan. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada

tabel 4.1. dan 4.2. berikut ini.

Tabel 4.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE

Kode

Tabel 4.2. Hasil Penentuan Kadar Minyak COPEX

(14)

4.1.2. Penentuan Kadar Air PKE dan COPEX

Penentuan kadar air PKE dan COPEX dilakukan dengan metode penguapan pada

suhu 105⁰C selama 3 jam dan didinginkan selama 30 menit di dalam desikator.

Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3. dan 4.4. berikut ini.

Tabel 4.3. Hasil Penentuan Kadar Air PKE

Kode

Tabel 4.4. Hasil Penentuan Kadar Air COPEX

Kode

4.1.3. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) PKE dan COPEX

Penentuan kadar Asam lemak Bebas (ALB) dilakukan dengna metode titrasi

(15)

warna hijau muda. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.5. dan 4.6.

berikut ini.

Tabel 4.5. Hasil Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) PKE

Kode

Tabel 4.6. Hasil Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) COPEX

Kode

4.1.4.1. Perhitungan Kadar Minyak

Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A1

Kadar Minyak = A – B

(16)

B = Berat Erlenmeyer

Sampel COPEX (Copra Expeller), Untuk kode sampel B1

Kadar Minyak = A – B

Keterangan: A = Berat Erlenmeyer + minyak setelah ekstraksi

B = Berat Erlenmeyer

4.1.4.2. Perhitungan Kadar Air

Sampel PKE ( Palm Kernel Expeller ), Untuk kode sampel A1

Kadar Air = A – B

Keterangan: A = Berat Erlenmeyer + minyak setelah ekstraksi

B = Berat Erlenmeyer

Sampel COPEX (Copra Expeller ), Untuk kode sampel B1

Kadar Air = A – B

Keterangan: A= Berat cawan + sampel sebelum pemanasan (g)

(17)

4.1.4.3. Perhitungan Asam Lemak Bebas

Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N = Massa H2C2O4.2HO x

MR. H2C2O4.2HO V.Pelarut

Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N = Massa NaOH x

MR. NaOH V.Pelarut

V2 = Volume Asam oksalat (ml) N2 = Normalitas Asam Oksalat

(N)

Penentuan Asam Lemak bebas (ALB).

ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %

Berat Sampel X 1000

Penentuan ALB PKE, untuk kode sampel A1

ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %

Berat Sampel X 1000

= 200 x 0,09 x 2,24

1,00 x 1000

(18)

Penentuan ALB COPEX, untuk kode sampel B1

ALB = BM x N. NaOH x V.NaOH X 100 %

Berat Sampel X 1000

= 200 x 0,09 x 1,94

0,50 x 1000

x 100%

= 7,23 %

4.2. Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan di PT. Palmcoco Laboratories untuk

menentukan kadar minyak dari Palm kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller

(COPEX) adalah 7,46% dan 6,23% hal ini menunjukkan bahwa sampel PKE dan

COPEX yang telah diekstraksi dengan menggunakan pengepresan masih

mengandung minyak. Proses pengambilan minyak dari PKE dan COPEX

dilakukan dengan proses ekstraksi sokletasi dengan menggunakan pelarut

n-heksan.

Dari hasil percobaan dalam penentuan kadar air yang terdapat didalam

sampel PKE dan COPEX di PT. Palmcoco Laboratories didapatkan hasil 6,48%

dan 9,08%, hal ini menunjukkan bahwa sampel yang dicobakan mengandung

kadar air yang tinggi.

Dari hasil percobaan dalam penentuan kadar asam lemak bebas yang

terdapat didalam sampel PKE dan COPEX di PT. Palmcoco Laboratories

didapatkan hasil 4,23% dan 7,17%. Untuk sampel PKE masih dapat digunakan

untuk proses industri karena masih memenuhi Standar Nasional Industri (SNI)

nomor 01-2901-2006 yaitu kadar maksimal 5%, sedangkan untuk kopra sudah

tidak dapat digunakan untuk proses industri karena sudah tidak memenuhi Standar

(19)

Peningkatan kadar air dan kadar asam lemak bebas dipengaruhi oleh lama

penyimpanan, tempat penyimpanan, dan waktu panen.Semakin lama

penyimpanan, tempat penyimpanan yang lembab, dan waktu panen yang telah

lewat batas akan mempercepat reaksi hidrolisa sehingga mengubah terigliserida

menjadi asam-asam lemaknya. Kadar air dan kadar asam lemak bebas akan

mempengaruhi mutu dari minyak tersebut, semakin rendah kadar air dan kadar

(20)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil Penelitian kadar minyak pada PKE dan COPEX di PT. Palmcoco

Laboratories didapatkan sebesar 7,45 % dan 6,23 %, untuk kadar air pada PKE

dan COPEX didapatkan sebesar 6,48 % dan 9,18 %,

Penentuan kadar asam lemak bebas dari sampel PKE dan COPEX di PT.

Palmcoco Laboratories didapatkan sebesar 4,23% dan 7,17%, yang menunjukkan

bahwa minyak dari sampel PKE bisa digunakan untuk proses industri karena

masih dalam batas Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 01-2901-2006,

sedangkan untuk COPEX tidak dapat digunakan lagi, karena telah melewati batas

SNI.

5.2. Saran

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih lanjut

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lemak dan Minyak

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol yang berarti triester dari

gliserol (Fessenden, 1989). Suatu lemak tertentu biasanya mengandung campuran

dari trigliserida yang berbeda panjang dan derajat ketidakjenuhan asam-asam

lemaknya (Cheristie, 1982).

Lemak dan minyak dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, sebagai

berikut:

1. Bersumber dari hewani:

a. Susu hewan peliharaan: Lemak susu

b. Daging hewan peliharaan: lemak sapi dan turunan oleostearin, oleo oil

dari oleostock, lemak babi, dan mutton tallow.

c. Hasil laut: Minyak ikan sardin, menhaden dan sejenisnya, dan minyak

ikan paus.

2. Bersumber dari tanaman:

a. Biji-bijian palawija: minyak jagung, biji kapas, kacang, rape seed,

wijen, kedele, bunga matahari

b. Kulit buah tanaman tahunan: kelapa, coklat, kelapa sawit, babassu,

cohune, dan sejenisnya (Hart, 1990).

Perbedaan umum antara lemak nabati dengan hewani dapat dilihat pada tabel 2.1.

(22)

Tabel 2.1. Perbedaan Umum Antara Lemak Nabati Dengan Hewani

Lemak hewani Lemak nabati

Mengandung kolesterol Mengandung filtosterol

Kadar asam lemak jenuh lebih kecil Kadar asam lemak jenuh lebih besar

Mempunyai bilangan Reichert-meissl

lebih besar

Mempunyai bilangan polenske lebih

besar

Lemak yang lazim meliputi mentega, lemak hewan, dan bagian berlemak

dari daging, sedangkan minyak terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan termasuk

jagung, biji kapas, zaitun, kacang, dan minyak kedelai (Hart,1990).

Lemak dan minyak dapat dibedakan dari titik lelehnya dimana pada suhu

kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair (Wilbraham,

1992). Meskipun lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, keduanya

memiliki struktur organik dasar yang sama (Hart, 1990). Lemak dan minyak pada

dasarnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam beberapa pelarut organik seperti

karbon tetraklorida, petroluem eter, dietil eter, n-heksan (Lawson, 1985).

Kelarutan minyak atau lemak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat

polaritas asam lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam

pelarut polar, sedangkan asam lemak non polar larut dalam pelarut non polar.

Sifat dan daya kelarutan ini digunakan sebagai dasar pada praktek

pengujian-pengujian analitis dan ekstraksi minyak dengan pelarut. Sifat minyak dan lemak

yang larut dalam pelarut tertentu digunakan dalam pengolahan minyak secara

komersial melalui ekstraksi pelarut.

Daya kelarutan asam lemak biasanya lebih tinggi dari komponen

trigliseridanya, dan dapat larut dalam pelarut organik yang bersifat polar dan non

polar. Semakin panjang rantai atom karbon maka minyak dan lemak tersebut akan

bersifat non polar, sehingga semakin sukar larut dalam pelarut polar dan

sebaliknya. Minyak atau lemak yang tidak jenuh lebih mudah larut dalam pelarut

(23)

sama. Minyak atau lemak yang asam lemak dengan derajat ketidakjenuhannya

tinggi akan lebih mudah larut daripada asam lemak dengan derajat ketidakjenuhan

rendah.

Salah satu dari beberapa tanaman golongan nabati yang menghasilkan

minyak adalah dari bahan kepala sawit, minyak dihasilkan berasal dari inti kelapa

sawit yang dinamakan miyak inti sawit (Palm Kernel Oil) (Ketaren, 2005).

2.2. Inti Sawit

Minyak inti sawti yang baik adalah minyak inti sawit berkadar asam lemak bebas

yang rendah dan berwarna kuning terang, serta mudah dipucatkan. Bungkil inti

sawit yang diinginkan berwarna relatif terang dan nilai gizi serta kandungan asam

aminonya tidak berubah.Komposisi rata-rata inti sawit ditunjukkan pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Komposisi Rata-Rata Inti Sawit ( Bailey, 1950)

Komponen Jumlah (%)

Minyak 47-52

Bahan ekstraksi tidak mengandung nitrogen 23-24

Protein 7,5-9,0

Air 6-8

Selulosa 5

Abu 2

Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% inti sawit

yang dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40%.

Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai kompoisis yang

tetap. Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dengan minyak inti

(24)

Tabel 2.3. Komposisi Asam Lemak Minyak Inti Sawit (Eckey, 1995)

Nama Asam Lemak Rumus Molekul Persentase Asam Lemak (%)

Asam kaproat C6H12O2 0,0 - 0,8

Asam kaprilat C8H16O2 3,0 - 4,0

Asam kaprat C10H20O2 3,0 – 7,0

Asam laurat C12H24O2 46,0 - 52,0

Asam miristat C14H28O2 14,0 - 17,0

Asam palmitat C16H32O2 6,5 – 9,0

Asam stearat C18H36O2 1,0 – 2,5

Asam oleat C18H34O2 13,0 - 19,0

Asam linoleat C18H32O2 0,5 - 2,0

Standar mutu dari minyak inti sawit yang ditetapkan dalam industri

dengan berdasarkan standar industri Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.4. berikut

ini.

Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak Inti Sawit

No. Karakteristik Mutu A Mutu B Mutu C

1 Kadar air, % (b/b), maks 5 5 5

2 Kadar minyak, % (b/b), min 65 60 <60

3 Kadar asam lemak bebas, % (b/b), maks 5 5 >5

2.3. Kopra

Kopra dibuat dari bahan baku daging buah kelapa. Buah kelapa berbentuk oval

atau hampir bundar. Untuk memperoleh daging buah kelapa biasanya ditempuh

dengan jalan memisahkan sabut yang merupakan pembungkus daging buah kelapa

paling luar yang mempunyai ketebalan 5 – 10 cm. Didalam sabut terdapat

tempurung tebalnya 3-5 mm. Didalam tempurung terdapat daging buah, diantara

daging buah dan tempurung terdapat selaput tipis berwarna coklat yang disebut

testa. Pada waktu daging buah dikeringkan dan dipisahkan dari tempurungnya

(25)

Cara pembuatan kopra adalah dengan beberapa tahapan yaitu pengupasan

sabut, pembelahan kelapa butiran, dan pengeringan. Pengeringan daging buah

kelapa ditujukan untuk penurunkan kadar air yang terdapat didalam kelapa yaitu

sekitar 50-55 % menjadi 5-6 %, ada beberapa teknik pengeringan kelapa yang

sering digunakan, yaitu teknik pengeringan dengan menggunakan sinar matahari,

pengeringan dengan pemanasan langsung, dan pengeringan dengan pemanasan

tidak langsung. Sebelum dilakukan pengolahan kopra, buah kelapa yang dipetik

disimpan terlebih dahulu selama beberapa hari dengan tujuan untuk pengupasan

sabut menjadi lebih mudah, daging buah kelapa menjadi lebih keras, dan

tempurung menjadi lebih kering.

Buah kelapa mengadung sekitar 28% daging buah, dan yang lainnya

merupakan sabut, tempurung, dan air buah, selain itu komposisi dari asam lemak

yang terkandung dalam minyak kelapa dapat dilihat pada tabel 2.5. berikut ini.

Tabel 2.5. Komposisi Asam Lemak Copra

Nama Asam Lemak Rumus Molekul Persentase Asam Lemak (%)

Asam kaproat C6H12O2 0,0 - 0,8

Asam kaprilat C8H16O2 5,5 - 9,5

Asam kaprat C10H20O2 4,5 - 9,5

Asam laurat C12H24O2 44,0 - 52,0

Asam miristat C14H28O2 13,0 - 19,0

Asam palmitat C16H32O2 7,5 - 10,5

Asam Palmitoleat C16H30O2 0,0 - 1,3

Asam stearat C18H36O2 1,0 - 3,0

Asam oleat C18H34O2 5,0 - 8,0

(26)

Standar mutu dari kopra yang ditetapkan dalam industri dengan

berdasarkan standar industri Indonesia dapat dilihat pada tabel 2.6. berikut ini.

Tabel 2.6. Standar Mutu Kopra

No. Karakteristik Mutu A Mutu B Mutu C

1 Kadar air, % (b/b), maks 5 5 5

2 Kadar minyak, % (b/b), min 65 60 <60

3 Kadar asam lemak bebas, % (b/b), maks 5 5 >5

2.4. Penentuan Kualiatas Minyak

Untuk menentukan kualitas suatu minyak diperlukakn beberapa analisa terhadap

minyak tersebut, dimana analisa yang paling sering digunakan adalah penentuan

kadar air, penentuan kadar minyak, dan penentuan kadar asam lemak bebas (ALB)

yang terkandung didalam sampel yang berisi minyak.

2.4.1. Kadar Air

Air dalam sampel yang mengandung minyak yang fresh hanya berjumlah kecil,

hal-hal yang membuat kadar air meningkat dapat terjadi karena proses alami

sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta penimbunan. Air yang

terdapat dalam minyak dapat ditentukan dengan cara penguapan dalam alat

pengeringan dengna menggunakan rumus berikut.

�������� =

������������������������ − �����������������ℎ������

������������������������ �100%

(Naibaho, 1996)

2.4.2. Kadar Minyak

(27)

Ekstraksi adalah suatu cara mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang

diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini

bermacam-macam, yaitu rendering, pengepresan mekanik, ekstraksi dengan pelarut.

2.4.2.1. Rendering

Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang

diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua

rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik yang bertujuan untuk

menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan memecahkan dinding sel

tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di

dalamnya.

2.4.2.2. Pengepresan Mekanik

Pengepresan mekanik merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,

terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian, cara ini dilakukan untuk

memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi. Proses ini

diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyik atau lemak dipisahkan dari

bijinya yang mencakup pembuatan serpih, perajangan, dan penggilingan serta

pemasakkan.

Teknik pengepresan mekanik ini memisahkan minyak atau lemak dari

bahan yang mengandung biji-bijian, seperti inti kelapa sawit dan kopra.

Pengepresan ini akan menghasilkan minyak dan ampas atau expeller, sehingga

apabila inti kelapa sawit dilakukan pengepresan mekanik akan menghasilkan

Palm Kernel Oil dan Palm Kernel Expeller, begitu juga untuk kopra apabila

dilakukan pengepresan mekanik akan menghasilkan Copra Oil dan Copra

(28)

Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengepresan mekanik, yaitu

pengepresan hidraulik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir

(Expeller pressing).

2.4.2.2.1. Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing)

Pada cara pengepresan hidrulik, bahan di pres dengan tekanan sekitar

2000 pound/inch2 (140,6 Kg/Cm = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang

dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang

dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan banyaknya

minyak yang tersedia pada bungkil bervariasi sekitar 4 sampai 6 persen,

tergantung dari lamanya bungkil dibawah tekanan hidraulik.

Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses pemisahan minyak dengan cara

pengepresan mekanis dapat dilihat pada gambar 2.1.

Copra & Palm Kernel Perajangan Penggilingan

Pemasakan / Pemanasan Pengepresan

Minyak

COPEX & PKE

Gambar 2.1. Skema Cara Memperoleh Minyak, PKE, dan COPEX

(29)

2.4.2.2.1. Pengepresan Berulir (Expeller Pressing)

Cara pengepresan berulir memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari

proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan berlangsung pada

temperature 240oF (115oC) dengan tekanan sekitar 15 - 20 ton/nch2. Kadar

minyak atau lemak yang dihasilakan sekitar 2,5 – 3,5 persen, sedangkan bungkil

yang dihasilakn msih mengandung minyak sekitar 4-5 persen.

Cara lain untuk mengekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga

mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering

dengan pengepresan mekanik atau dengan sentrifusi.

2.4.2.3. Ekstraksi dengan Pelarut

Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut

minyak atau lemak, pelarut minyak atau lemak yang biasa dipergunakan dalam

metode ini petroleum eter, benzena, karbon tetraklorida, dan n-heksan. (Ketaren,

2005).

2.4.3. Asam Lemak Bebas

Penentuan kadar asam lemak bebas bertujuan untuk mengindikasikan perlakuan

yang harus dilakukan untuk tahap proses, dimana kadar asam lemak bebas sangat

menentukan kualitas dari suatu minyak atau lemak yang masih segar.

Kadar ALB terbentuk akibat adanya reaksi hidrolisis otokatalitik dan

lipolisis oleh enzim lipolitik dalam inti maupun oleh jamur yang lipolitik yang

akan mengubah trigliserida menjadi asam-asamnya. Untuk yang terakhir ini suhu

optimum pertumbuhannya adalah 42-45° C. Ini dapat terjadi pada tumpukan inti

(30)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa yang juga disebut pohon kehidupan, merupakan tanaman serba guna,

karena dari setiap bagian tanaman dapat diambil hasilnya untuk memenuhi sebagian

kebutuhan hidup manusia. Kelapa merupakan tanaman tropis yang penting bagi

Negara-negara Asia dan Pasifik. Kelapa disamping dapat memberikan devisa bagi

negara juga merupakan mata pencarian jutaan petani (Suhardikono, 1988).

Salah produk dari pemanfaatan tanaman kelapa adalah kopra, dimana

prosesnya adalah dengan mengeringkan daging buah kelapa. Dalam proses

pembuatan kopra menghasilkan produk samping, salah satunya merupakan bungkil

kopra / Copra Expeller (COPEX), dimana Copra Expeller (COPEX) didapatkan dari

kopra yang telah diambil minyaknya dengan proses pemerasan mekanis.

Kelapa sawit adalah tanaman yang tumbuh dengan baik didaerah beriklim

tropik,. Sejak tahun 1977-1978 pemerintah Indonesia bertekad mengubah situasi

tersebut dengan mengembangkan pola perkebunan rakyat. Produk kelapa sawit dapat

dimanfaatkan dari daging buahnya dan juga dari inti sawitnya, dari daging buah sawit

menghasilkan Crude Palm Oil (CPO), sedangkan dari inti sawit menghasilkan Palm

Kernel Oil (PKO). Salah satu produk samping dari Palm Kernel Oil adalah Palm

Kernel Expeller (PKE) yang dihasilkan dari inti sawit yang telah dipisahkan

minyaknya dan dikeringkan (Ketaren, 1986).

Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller (COPEX) masih

mengandung minyak yang dapat dipisahkan kembali, tetapi jumlahnya sangat

sedikit, selain dapat dipisahkan kembali dengan minyaknya, Palm Kernel Expeller

(31)

Penentuan kadar minyak suatu bahan dapat dilakukan dengan

menggunakan alat sokletasi. Cara ini dapat juga digunakan untuk ekstraksi

minyak dari suatu bahan yang mengandung minyak. Ekstraksi dengan alat alat

sokletasi merupakan cara ekstraksi yang efisien karena dengan alat ini pelarut

yang dipergunakan dapat diperoleh kembali. Bahan dalam bentuk padat umumnya

membutuhkan waktu ekstraksi yang lebih lama, karena itu dibutuhkan pelarut

yang lebih banyak dan penentuan kadar minyak yang diuji harus cukup kering

(Ketaren, 1986).

Air merupakan zat atau materi yang penting bagi makhluk hidup karena

air diperlukan untuk biokimiawi organisme hidup, sehingga didalam suatu bahan

yang berasal dari makhluk hidup tentunya terdapat kandungan air (Sudarmaji, S.

1989).

Untuk menentukan banyaknya kandungan air dari suatu bahan yang

berasal dari makhluk hidup dengan metode yang relatif mudah dan murah adalah

dengan menggunakan metode thermogravimetri, dengan prinsip menguapkan air

dari dalam bahan dengan pemanasan menggunakan oven pada suhu 105oC selama

waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengeluarkan sampel dari bahan tersebut,

kemudian ditimbang bahan tersebut hingga konstan. Perbedaan antara berat

sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air bahan tersebut (Astuti, 2010).

Adapun yang menentukan standar mutu untuk minyak ini adalah asam

lemak bebas. meningkatnya kadar asam lemak bebas dapat menurunkan kualitas

minyak. Meningkatnya kadar asam lemak bebas disebabkan oleh adanya reaksi

hidrolisa minyak, sehingga mutu minyak inti kelapa sawit yang rendah akan

mepengaruhi kualitas dari minyak. Asam lemak bebas yang tinggi tidak

diinginkan dalam minyak karena dapat berpengaruh dalam proses

penyimpanannya. Selain asam lemak bebas, kadar air juga dapat mempengaruhi

setandar mutu dari minyak inti kelapa sawit. Apabila kandungan airnya terlalu

(32)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah

dengan menentukan kadar minyak dan kadar air pada Palm Kernel Expeller (PKE)

dan Copra Expeller (COPEX).

1.2. Permasalahan

Berapakah kadar minyak dari hasil metode sokletasi dan kadar air dari

hasil metode penguapan pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller

(COPEX) di Palmcoco Laboratories, serta penentuan kualitas minyak dengan

menentukan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) melalui metode titrasi asam-basa.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kadar minyak dari hasil metode ekstraksi sokletasi dan

kadar air dari hasil metode penguapan pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan

Copra Expeller (COPEX) di PT. Palmcoco Laboratories, serta penentuan kualitas

minyak untuk proses industri berdasarkan angka Asam Lemak Bebas (ALB).

1.4. Manfaat Penelitian

Memberikan informasi mengenai kadar minyak dari hasil metode sokletasi

dan kadar air dari hasil metode penguapan pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan

Copra Expeller (COPEX) di Palmcoco Laboratories, serta penentuan kualitas

(33)

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar minyak dan kadar air dari Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller (COPEX) di PT. Palmcoco Laboratories. Penentuan kadar minyak digunakan metode ekstraksi sokletasi selama 4 jam dan penentuan kadar air digunakan metode pemanasan pada suhu 105oC. Didapatkan kadar minyak untuk PKE dan COPEX adalah 7,44 % dan 6,20 %, sedangkan kadar air untuk PKE dan COPEX didapatkan 6,45 % dan 9,07 %.

Untuk menentukan kualitaas dari suatu minyak salah satu parameternya merupakan penentuan kadar asam lemak bebas. Selanjutnya diukur kadar asam lemak bebas dari PKE dan COPEX dengan metode titrasi asam basa. Diperoleh hasil kadar asam lemak untuk PKE dan COPEX adalah 4,23 % dan 7,17 %. Dari penentuan kadar asam lemak bebas didapatkan PKE masih memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), sedangkan COPEX sudah tidak memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), dimana syarat kadar asam lemak bebas pada Standar Nasional Indonesia (SNI)nomor 01-2901-2006 adalah 5%.

(34)

DETERMINATION OF OIL CONTENT AND MOISTURE IN PALM KERNEL EXPELLER (PKE) AND COPRA EXPELLER (COPEX)

ABSTRACT

The determination of oil content and moisture in Palm Kernel Expeller (PKE) and Copra Expeller (COPEX) at Palmcoco Laboratories. Had been done the determination of oil content with soxhlet method for 4 hours and the determination of moisture with heating method at 105oC temperature and gotten result the determination of oil content in PKE and COPEX were 7,44 % and 6,20 %, while the determination of moisture in PKE and COPEX were 6,45 % and 9,07 %.

(35)

PENENTUAN KADAR MINYAK DAN KADAR AIR PADA

PALM KERNEL EXPELLER (PKE) DAN

COPRA EXPELLER (COPEX)

TUGAS AKHIR

DORLI HUTAGALUNG

102401035

PROGRAM STUDI D3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(36)

PENENTUAN KADAR MINYAK DAN KADAR AIR PADA

PALM KERNEL EXPELLER (PKE) DAN

COPRA EXPELLER (COPEX)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

DORLI HUTAGALUNG

102401035

PROGRAM STUDI D3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

(37)

PERSETUJUAN

Judul : Penentuan Kadar Minyak dan Kadar Air pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller

(COPEX)

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Dorli Hutagalung

Nomor Induk Mahasiswa : 100243035 Program Studi : D3 Kimia Analis

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2013

Komisi Pembimbing :

Ketua Program Studi D3 Kimia Analis Pembimbing

Dra. Emma Zaidar Nasution, M.Si Dr. Darwin Yunus Nasution, M.S.

NIP : 195512181987012001 NIP : 195508101981031006

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(38)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR MINYAK DAN KADAR AIR PADA

PALM KERNEL EXPELLER (PKE) DAN COPRA EXPELLER (COPEX)

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

(39)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya yang besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini adapun judul yang diambil penulis dalam kerya ilmiah ini adalah penentuan kadar minyak dan kadar air pada Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller (COPEX) yang merupakan dalah satu syarat kelulusan program Diploma 3 Kimia Analis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera utara.

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda tercinta, Bapak P. Hutagalung dan ibunda tercinta R. Br Tampubolon serta kakak-kakak terkasih yang selalu memberikan dukungan moril maupun material kepada penulis.

2. Bapak Dr. Darwin Yunus Nasution, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah

3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, M.S. selaku ketua jurusan Departement Kimia FMIPA, USU.

4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nasution, M.Si selaku koordinator program studi Diploma 3,

FMIPA, USU.

5. Bapak / Ibu dosen dan seluruh staff pengajar di Jurusan Kimia FMIPA, USU yang selalu memberikan ilmu kepada penulis.

6. Bapak Zul Alkaf, B.Sc serta staff pegawai di PT. Palmcoco Laboratories yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan masa praktek kerja lapangan 7. Kakanda tersayang Ronald William Samuel, S.Si yang telah memberikan

dukungan, bantuan, maupun motivasi kepada penulis

8. Teman-teman seperjuangan, Anita, Ira, Farman, dan angkatan 2010, 2011.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih mempunya banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan berguna di masa yang akan datang.

(40)

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar minyak dan kadar air dari Palm Kernel Expeller (PKE) dan Copra Expeller (COPEX) di PT. Palmcoco Laboratories. Penentuan kadar minyak digunakan metode ekstraksi sokletasi selama 4 jam dan penentuan kadar air digunakan metode pemanasan pada suhu 105oC. Didapatkan kadar minyak untuk PKE dan COPEX adalah 7,44 % dan 6,20 %, sedangkan kadar air untuk PKE dan COPEX didapatkan 6,45 % dan 9,07 %.

Untuk menentukan kualitaas dari suatu minyak salah satu parameternya merupakan penentuan kadar asam lemak bebas. Selanjutnya diukur kadar asam lemak bebas dari PKE dan COPEX dengan metode titrasi asam basa. Diperoleh hasil kadar asam lemak untuk PKE dan COPEX adalah 4,23 % dan 7,17 %. Dari penentuan kadar asam lemak bebas didapatkan PKE masih memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), sedangkan COPEX sudah tidak memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI), dimana syarat kadar asam lemak bebas pada Standar Nasional Indonesia (SNI)nomor 01-2901-2006 adalah 5%.

(41)

DETERMINATION OF OIL CONTENT AND MOISTURE IN PALM KERNEL EXPELLER (PKE) AND COPRA EXPELLER (COPEX)

ABSTRACT

The determination of oil content and moisture in Palm Kernel Expeller (PKE) and Copra Expeller (COPEX) at Palmcoco Laboratories. Had been done the determination of oil content with soxhlet method for 4 hours and the determination of moisture with heating method at 105oC temperature and gotten result the determination of oil content in PKE and COPEX were 7,44 % and 6,20 %, while the determination of moisture in PKE and COPEX were 6,45 % and 9,07 %.

(42)

DAFTAR ISI

2.4.2.1. Rendering 10

2.4.2.2. Pengepresan Mekanik 10

2.4.2.2.1. Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing) 11 2.4.2.2.1. Pengepresan Berulir (Expeller Pressing) 12

2.4.2.3. Ekstraksi Dengan Pelarut 12

2.4.3. Asam Lemak Bebas 12

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN 13

3.1. Alat dan Bahan 13

3.1.1. Alat 13

3.1.2. Bahan 14

3.2. Prosedur Penelitian 14

3.2.1. Penentuan Kadar Minyak dalam PKE dan COPEX 14 3.2.2. Penetuan Kadar Air dalam PKE dan COPEX 15 3.2.3. Pembuatan Larutan Asam Oksalat 0,1 N 15

3.2.4. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N 15

3.2.5. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N 16

(43)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 17

4.1. Hasil Penelitian 17

4.1.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE dan COPEX 17 4.1.2. Penentuan Kadar Air PKE dan COPEX 18 4.1.3. Penentuan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) PKE 18

dan COPEX

4.1.4. Perhitungan 19

4.1.4.1. Perhitungan Kadar Minyak 20

4.1.4.2. Perhitungan Kadar Air 20

4.1.4.3. Perhitungan Asam Lemak Bebas 21

4.2. Pembahasan 22

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 24

5.1. Kesimpulan 24

5.2. Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25

(44)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Umum Antara Lemak Nabati dengan Hewani 5

Tabel 2.2. Komposisi Rata-Rata Inti Sawit 6

Tabel 2.3. Komposisi Asam Lemak Minyak Inti Sawit 7

Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak Inti Sawit 7

Tabel 2.5. Komposisi Asam Lemak Kopra 8

Tabel 2.6. Standar Mutu Kopra 9

Tabel 4.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE 7

Tabel 4.2. Hasil Penentuan Kadar Minyak COPE 17

Tabel 4.3. Hasil Penentuan Kadar Air PKE 18

Tabel 4.4. Hasil Penentuan Kadar Air COPEX 18

Tabel 4.5. Hasil Penentuan Kadar Asam lemak Bebas (ALB) PKE 19

(45)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Penentuan Kadar Minyak PKE
Tabel 4.3. Hasil Penentuan Kadar Air PKE
Tabel 4.5. Hasil Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) PKE
Tabel 2.1. Perbedaan Umum Antara Lemak Nabati Dengan Hewani
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan segenap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

Berdasarkan dari fenomena diatas masih kurang atau jarang penelitian yang berfokus pada refleksi massage therapy (terapi pijat bagian kaki) maka dari itu

Langkah ketiga , adalah melibatkan masyarakat (stakeholders) dan menyelaraskan rencana pembangunan yang dihasilkan masing-masing jenjang pemerintahan melalui

Disisi lain perkembangan pinjaman, simpanan masyarakat serta nisbah pinjaman terhadap masyarakat pada BRI Udes, LDKP dan Bank pasar dalam kurun waktu terakhir menunjukkan

terdapat kesesuaian / kecocokan antara fisik ukuran dan jenis kayu di lapangan dengan dokumen angkutan serta pada saat observasi dokumen dan lapangan CV. MIRAI ALAM

Kebijakan Travel Ban yang dibentuk oleh Trump Administration dianggap memiliki pengaruh gelombang islamofobia karena menargetkan 8 negara mayoritas Muslim sebagai

Kewenangan yang dimiliki oleh perusahaan inti terintegrasi mulai dari perencanaan, pembuat aturan dan pengambilan keputusan sementara peternak hanya menjadi pihak pelaksana

a) Manusia: Penyebab sulitnya menentukan program sertifikasi yang tepat untuk dipilih, yaitu karena kurangnya pengetahuan para peserta mengenai kriteria uji sertifikasi