• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kebiasaan membaca al-Qur'an terhadap akhlak siswa pada madrasah diniyah as-salam joglo-Jakarta Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kebiasaan membaca al-Qur'an terhadap akhlak siswa pada madrasah diniyah as-salam joglo-Jakarta Barat"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN

TERHADAP AKHLAK SISWA

PADA MADRASAH DINIYYAH

AS-SALAM JOGLO - JAKARTA BARAT

Diajukan sebagai salah satu Syarat

Penulisan Skripsi

Oleh :

H. Ardaman Kusuma

NIM : 805011001485

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul : “ PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN TERHADAP AKHLAK SISWA PADA MADRASAH DINIYYAH AS-SALAM

JOGLO-JAKARTA BARAT” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosyah pada tanggal 4 Oktober 2007 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama.

Jakarta, 4 Oktober 2007

Panitia Ujian Munaqosyah

Ketua Program PTTM.

Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag.

NIP. 150 077 519 Penguji I

Dr. H. Abdul Majid Khon, MA.

NIP. 131 682 377 Penguji II

Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag.

NIP. 150 299 477

Tanggal

...

...

...

Tanda Tangan

...

...

...

Mengetahui : Dekan,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/Ketua Sidang

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.

NIP. 150 231 356

(3)

PADA MADRASAH DINIYYAH

AS-SALAM JOGLO - JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Madrasah Diniyyah

Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)

Oleh

H. Ardaman Kusuma

NIM : 805011001485

Di bawah bimbingan :

Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag.

NIP. 0150077519

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H/2007 H

KATA PENGANTAR

(4)

Syukur Alhamdulillah, penulis sanjungkan kehadirat Allah SWT. dengan segala rahmat dan hidayah-Nya, membukakan jalan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN TERHADAP AKHLAK SISWA PADA MADRASAH DINIYYAH

AS-SALAM JOGLO“. Sholawat dan salam penulis sampaikan keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW. beserta para keluarganya, sahabatnya sampai kepada kita selaku umatnya, dan semoga syafaat yang sangat didambakan umat manusia akan kita dapati pada hari yang sangat menentukan itu.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Strata I (S-1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam skripsi ini, baik yang berupa tulisan maupun hasil dari penelitian yang tertuang didalamnya. Ini semua karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.

Ada banyak bantuan dan peran dari semua pihak yang sangat berarti di dalam penulisan skripsi ini, karena peran serta dan bantuan mereka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka, dari itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag., Dosen Pembimbing Skripsi.

(5)

6. Seluruh Pengurus dan Staf Guru Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo yang telah membantu sehingga terlaksananya penelitian ini.

7. Orang Tua (Ibu Juriah) dan istri tercinta (Royanih) serta anak-anak (Fikri dan Zahra) yang telah memberikan dukungannya dan bantuannya sehingga dapat selesai penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.

8. Dan do’a untuk almarhum Musa bin Ridan (Bapak) semoga beliau mendapat ridho dan ampunan dari Allah SWT. Amin.

9. Kepada seluruh saudara, sahabat dan teman, khususnya teman seperjuangan Program Pendidikan Tenaga Teknis dan Masyarakat (PTTM), Program Guru Bidang Study tahun ajaran 2006-2007.

Harapan penulis semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuannya. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta, September 2007

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

(6)

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

A. Kebiasaan Membaca Al Qur’an ... 6

1. Pengertian Kebiasaan Membaca Al Qur’an ... 9

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Membaca Al Qur’an ... 10

3. Adab Membaca Al Qur’an ... 14

4. Manfaat Membaca Al Qur’an ... 18

B. Pembentukan Akhlak ... 21

1. Pengertian Akhlak ... 21

2. Proses Pembentukan Akhlaqul Karimah ... 23

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak ... 25

C. Kerangka Berfikir ... 26

D. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 32

F. Teknik Analisa Data ... 32

(7)

B. Gambaran Umum Madrasah Diniyyah

As-Salam Joglo ... 38

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo ... 38

2. Struktur Organisasi ... 40

3. Keadaan Personil Madrasah Diniyyah ... 41

4. Keadaan Siswa Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo ... 41

5. Sarana dan Prasarana Madrasah Diniyyah ... 42

C. Deskripsi dan Analisa Data ... 42

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V PENUTUP ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Variabel Penelitian ... 29

2. Tabel 2 Kisi-kisi Angket ... 31

3. Tabel 3 Penafsiran Presentase ... 34

4. Tabel 4 Interpretasi Data ... 36

5. Tabel 5 Pengucapan Huruf-huruf Al-Qur’an sesuai dengan Makhroj yang Benar ... 43

(8)

7. Tabel 7 Membaca Al-Qur’an dengan Qiro’ah yang benar ... 44

8. Tabel 8 Membaca Al-Qur’an satu kali setiap hari ... 45

9. Tabel 9 Selalu membaca Al-Qur’an, walaupun badan sedang sakit ... 45

10. Tabel 10 Membaca Al-Qur’an ketika lagi malas ... 46

11. Tabel 11 Membaca Al-Qur’an bila mau ... 46

12. Tabel 12 Selalu membaca Al-Qur’an walaupun sedang sibuk ... 47

13. Tabel 13 Membaca Al-Qur’an jika tidak ada orang ... 48

14. Tabel 14 Tidak membaca Al-Qur’an karena tidak ada pengaruh terhadap dirinya... 48

15. Tabel 15 Tidak membaca Al-Qur’an karena perasaan tidak senang ... 49

16. Tabel 16 Selalu membaca Al-Qur’an, karena jiwa menjadi tenang ... 50

17. Tabel 17 Selalu membaca Al-Qur’an, karena pikiran menjadi terang ... 50

18. Tabel 18 Setelah membaca Al-Qur’an, ingin selalu berbuat baik ... 51

19. Tabel 19 Selalu membaca Al-Qur’an, namun tetap berbohong ... 51

20. Tabel 20 Setelah membaca Al-Qur’an, tidak berani melawan orang tua ... 52

21. Tabel 21 Setelah terbiasa membaca Al-Qur’an, takut meninggalkan sholat lima waktu ... 53

22. Tabel 22 Setelah terbiasa membaca Al-Qur’an, sikap terhadap teman semakin baik... 53

23. Tabel 23 Walaupun selalu membaca Al-Qur’an, namun masih sering ingkar janji... 54

(9)

PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN

TERHADAP AKHLAK SISWA

PADA MADRASAH DINIYYAH

AS-SALAM JOGLO - JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Madrasah Diniyyah

Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)

Oleh

H. Ardaman Kusuma

NIM : 805011001485

Di bawah bimbingan :

Dra. Hj. Eri Rossatria, M.Ag.

NIP. 0150077519

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar

Belakang

Masalah

Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad SAW. yang terbesar, amat dicintai oleh kaum muslimin karena fashohah dan balaghohnya yang indah dan menarik, juga mempunyai daya tarik yang menakjubkan, sehingga mampu mempengaruhi jiwa orang yang goncang menjadi tenang.

Selain itu Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai salah satu rahmat yang tiada tara dan bandingannya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai dan mengamalkannya.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang paling penghabisan diturunkan Allah SWT sehingga isinya mencangkup segala pokok-pokok syari’at yang terdapat di dalam kitab-kitab suci sebelumnya, karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-Qur’an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajarinya dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya, bahkan setiap terdengar lantunan Al-Qur’an dibacakan, berusaha untuk mendengarkannya, agar rahmat-Nya sampai merata dirasakan dan dikecap oleh seluruh penghuni alam semesta.

Setiap orang Mukmin yakin, bahwa membaca dan mendengarkan Al-Qur’an akan mempengaruhi jiwa dan kepribadiannya, sehingga mampu merubah hati yang keras menjadi lunak, jiwa yang kasar menjadi lembut, akhlak yang buruk menjadi baik.

(11)

أ

ﺮــ

ا

أ

ﺮـ

أ

ـ

ﺎ ـ ـ

ﺎ ـ

ا

م

ﺄـ

ــ

ﺈـ

ن

)

ا

اور

(

Artinya : “Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari Qiamat sebagai pembela kepada orang selalu mempelajari dan mentaatinya” (HR. Muslim)

Untuk itu bagi setiap Muslim harus sudah membiasakan diri membaca Al-Qur’an sejak usia dini, agar setelah dewasa nanti bahkan sampai usia lanjut terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari, sehingga Rahmat Allah SWT. dapat merata ke seluruh jiwa kaum Muslimin, hal ini telah dijelaskan Allah SWT didalam Al-Qur’an :

أ

ﺮــ

ا

ى

ﺮــ

ا

ذ

إ

و

و

ــ

ﻮ ــ ـ

ﺎـ

ن

أ

ن

ﺮـ

ﻜــ ـ ــ

اﻮــ ــ

)

ف

ار

ء ا

:

(

Artinya : “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah (baik-baik) dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat Rahmat” (Al-A’araf, 204)

Namun kenyataan yang ada, kebiasaan membaca Al-Qur’an bagi sebagian besar umat Islam, lebih-lebih bagi anak usia sekolah dasar belum merata. Ini disebabkan karena ketidakmampuan dalam membaca Al-Qur’an atau kurangnya motivasi dalam membaca Al-Qur’an.

Adapun kebiasaan membaca Al-Qur’an pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo sudah ditanamkan sejak kelas satu, yaitu lima belas menit sebelum pelajaran dimulai, walaupun ada mata pelajaran membaca Al-Qur’an, tajwid dan hafalan surat-surat pendek, dengan tujuan agar siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar serta terbiasa membacanya baik di sekolah maupun di rumah, sehingga perubahan akhlak siswa yang sangat diharapkan orang tua, guru dan masyarakat dapat terwujud.

Berdasarkan kenyataan di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian secara ilmiah, dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul :

“ Pengaruh Kebiasaan Membaca Al-Qur’an Terhadap Akhlak Siswa

Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo-Jakarta Barat”

B. Identifikasi

Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diungkapkan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an sehingga dapat merubah

tingkah laku siswa usia sekolah dasar menjadi lebih baik.

(12)

2. Bagaimana upaya guru memotivasi siswa, sehingga tumbuh keinginan untuk selalu membaca Al-Qur’an setiap saat.

3. Perubahan tingkah laku seperti apa yang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan membaca Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bagaimana kebiasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an dan keinginan untuk mendalami isi kandungan Al-Qur’an.

5. Adakah motivasi yang diberikan oleh orang tua yang cukup signifikan dalam mempengaruhi minat anak dalam membaca Al-Qur’an.

C.

Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian, penulis membatasi masalah yang diteliti, yaitu pada:

1. Bagaimana pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap akhlak siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo.

2. Bagaimana kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo.

3. Bagaimana akhlak siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo setelah terbiasa membaca Al-Qur’an.

D.

Perumusan Masalah

(13)

Apakah kebiasaan membaca Al-Qur’an mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap akhlak siswa.

E.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap akhlak siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo.

2. Untuk mengetahui kebiasaan membaca Al-Qur’an siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo.

3. Untuk mengetahui akhlak siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo setelah terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari.

F. Manfaat

Penelitian

a. Secara praktis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai hubungan kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap tingkah laku siswa. b. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperlengkap khazanah

(14)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kebiasaan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian

Sebelum membahas tentang pengertian kebiasaan membaca Al-Qur’an, penulis akan mengemukakan terlebih dahulu pengertian masing-masing kata.

a. Kebiasaan

Menurut Denis Child, “kebiasaan merupakan reaksi stimulus tertentu yang umumnya diperoleh dengan mengulang perbuatan tersebut secara berturut-turut“1.

Sedangkan Menurut Dali Gulo, kebiasaan adalah “tingkah laku yang diperoleh dan dimanifestasikan secara konsisten dan mapan serta relatif otomatis

1

(15)

melalui pengulangan yang terus menerus”2. Sedangkan menurut Witherington, arti “kebiasaan merupakan cara bertindak yang telah dikuasai dan bersifat tahan uji (persistent), seragam dan otomatis”3. Otomatis berarti “perbuatan yang dilakukan berlangsung sendirinya, seperti mesin”4.

Kebiasaan merupakan perbuatan yang konsisten, artinya dilakukan dengan pola yang sama. Tingkah laku ini menjadi mapan menyatu dalam diri karena sering dilakukan.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, maka yang dimaksud dengan kebiasaan adalah cara bertindak seseorang yang bersifat menetap secara otomatis dengan tanpa melakukan pemikiran terlebih dahulu dalam melakukannya. Hal ini disebabkan karena proses penyusutan kecenderungan dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Karena proses penyusutan inilah muncul suatu pola tingkah laku baru yang menetap dan otomatis.

Kebiasaan dapat timbul melalui dua cara, cara pertama adalah

kecenderungan pada setiap orang untuk mengikuti jalan dengan jumlah

rintangan terkecil. Cara yang kedua adalah dengan sengaja melakukan sesuatu

dalam cara tertentu, supaya dengan demikian terbentuklah semacam pola

sambutan otomatis. Cara kedua ini biasanya dipergunakan bila seseorang

berusaha membentuk suatu kebiasaan baru untuk menggantikan kebiasaan lama

yang harus dibuang.5

b. Pengertian Membaca Al-Qur’an

Menurut bahasa, kata membaca dalam bahasa Indonesia sama artinya dengan kata Qora’a (

ءاﺮ

)

dalam bahasa Arab. Kata membaca merupakan fi’il madhi dan masdarnya adalah Qira’ah (

ةءاﺮ

) yang berarti bacaan.

Menurut W. J. S. Purwadarminta, membaca adalah : “Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis”6. Jika dikaitkan dengan penggunaan kata

2

Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Penerbit Tonis, 1982) hlm.99 3

Witherington, Education of Psychology, Terjemahan oleh M. Buchori, (Jakarta, Angkasa Baru, 1983) hlm.15

4

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976) hlm.689D 5

H.C. Witherington, etal, Teknik-Teknik Belajar dan Mengajar (Bandung : Jemmars, 1994), hlm.13 6

(16)

membaca Al-Qur’an, maka arti membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.

Menurut Prof. Dr. T.M. Hasby Ash Shiddiqy, mentilawat (membaca) Al-Qur’an adalah : “Memahamkan makna-makna Al-Qur’an, mempelajari segala maknanya, supaya dapat mengambil pelajaran-pelajaran dan peringatan yang

lengkap daripadanya”.7

Sedangkan dalam buku sejarah dan pengantar ilmu Al-Qur’an/Tafsir, arti membaca Al-Qur’an adalah : “Perbedaan lafadz-lafadz wahyu mengenai huruf dan cara-cara membunyikannya, seperti tidak mentasydidkan, mentasydidkan dan lain sebagainya”.8

Para ulama dahulu dan sekarang, menaruh perhatian besar terhadap tilawah Qur’an (membaca Al-Qur’an) sehingga pengucapan lafadz-lafadz Qur’an menjadi baik dan benar. Cara membaca ini, dikalangan mereka dikenal dengan Tajwidul Qur’an, yang berarti : “memberikan kepada huruf-huruf akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan asalnya, serta menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan”.9

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pengertian membaca Al-Qur’an adalah suatu aktifitas lisan dalam melafadzkan konteks ayat Al-Al-Qur’an berdasarkan kaidah ilmu tajwid.

Bacaan Al-Qur’an mengandung kesan yang tersirat, tersurat, bahkan sampai kepada getaran jiwa yang mampu bangkit dari keterpurukan, berkata Amrubnul Ash :

أ

ﺮــ

ا

أ

ﺮــ

ن

ة

ﻮ ــ ا

ـ

ر

د

ا

ــ

ــ

ا

إ

ـ ــ ـ

ـ

إ

Barang siapa membaca Al-Qur’an, niscaya masuklah nubuwwah (kenabian)

diantara kedua lambungnya, hanya tidak diturunkan wahyu kepadanya.10

7

Hasby Ash-Shiddieqy, Al-Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1970) Cet.I, hlm. 533 8

Hasby Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsyir, (Jakarta, Bulan Bintang, 1977) Cet I, hlm. 23

9

Manna Kholil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terjemahan dari Mabahis fi Ulumil Qur’an, oleh Mudzakir AS (Bogor, Pustaka Litera Antar Nusa, 2004) Cet. 8, hlm. 265

10

Imam Al Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Singapura, Daru Sulaiman Maro’i, Juz I) hlm. 274

̃

(17)

c. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’anul Karim adalah mukjizat Islam yag kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan. Tujuan Allah SWT. menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. adalah untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus.

Al-Qur’an secara harfiah berarti “bacaan yang sempurna”11. “Qur’an” menurut pendapat yang lebih kuat seperti yang dikemukakan oleh Dr. Subhi Al-Salih berarti “bacaan”, asal kata qara’a. Kata Al-Qur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru yang berarti dibaca12. Al-Qur’an merupakan suatu nama pilihan Allah SWT. yang sangat tepat, karena tiada ada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’anul Karim.

Sedangkan arti Al-Qur’an menurut Terminologi adalah kalam Allah SWT. yang merupakan mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. dan ditulis di mushaf, diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah13.

Al-Qur’an layaknya sebuah permata yang mancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Tiada bacaan seperti Al-Qur’an yang diatur tata cara membacanya, mana yang dipendekkan dan mana yang dipanjangkan, dipertebal, atau diperhalus ucapannya, dimana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya sampai kepada etika membacanya.

d. Pengertian Kebiasaan Membaca Al-Qur’an

Dari penjelasan yang dikemukakan di atas, maka yang dimaksud dengan kebiasaan membaca Al-Qur’an adalah cara atau teknik yang sering dilakukan oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an. Teknik atau cara yang dilakukan tersebut

11

Manna’ Kholil Al-Qattan, Study ..., hlm.1 12

Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Departemen Agama Republik Indonesia,1971) hlm.16 13

(18)

bersifat otomatis, menyatu dalam diri dan sering tidak disadari. Kebiasaan membaca Al-Qur’an yang dilakukan siswa menguasai perilakunya pada setiap kali perbuatan tersebut dilakukan.

Kebiasaan berhubungan dengan kesenangan yang bersifat individual, artinya cara yang disenangi seseorang berbeda dengan yang disenangi oleh orang lain. Karena berhubungan dengan kesenangan, maka dalam melakukannya akan cenderung diulangi lagi, akhirnya akan menyatu pada dirinya.

Kebiasaan membaca Al-Qur’an seperti yang diuraikan di atas dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa secara konsisten dalam upaya memahami isi kandungan Al-Qur’an. Setiap siswa yang telah berusaha membiasakan dirinya untuk membaca Al-Qur’an, akan mengalami perubahan tingkah laku. Menurut Brudghardt (1973), “kebiasaan itu timbul karena penyusutan kecendrungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang”14. Pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan, karena proses penyusutan atau pengurangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Membaca Al-Qur’an

Untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an secara teratur memerlukan keinginan yang kuat. Banyak kendala yang dapat mengganggu usaha ini. Kendala itu ada yang berasal dari dalam diri sendiri dan adapula yang berasal dari luar diri sendiri.

Adapun kendala yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi faktor fisik dan psikis.

14

(19)

A. Faktor Fisik

Fisik atau tubuh manusia merupakan “sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan”15. Keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik. Kondisi organ-organ khusus siswa seperti tingkat kesehatan, indera pendengar dan indera penglihatan juga sangat mempengaruhi kebiasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an.

Seseorang siswa yang sering sakit biasanya mengalami kesulitan dalam membaca Al-Qur’an, misalnya cepat lelah, tidak bisa konsentrasi dan merasa malas.

B. Faktor Psikis

Kata psikis berasal dari bahasa Yunani Kuno, psyche yang berarti jiwa. Apa yang dimaksud dengan jiwa tidak seorang pun tahu dengan sesungguhnya. “Jiwa adalah sangat abstrak dan tidak dapat diikuti oleh panca indera”.16

Adapun faktor kendala kebiasaan membaca Al-Qur’an yang termasuk psikis adalah :

1. Minat

Yang dimaksud dengan minat adalah “ motif pokok dari semua makhluk, bagi manusia tidak semata-mata merupakan keinginan, untuk tetap hidup (tidak sakit atau mati), tetapi merupakan juga keinginan untuk hidup dalam hubungannya yang aktif dengan lingkungannya”.17

Sikap dan minat merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi kebiasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an.

Dalam hal ini sikap yang menunjang kebiasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an ialah sikap positif (menerima atau suka) terhadap bahan pelajaran Al-Qur’an, terhadap guru dan lingkungan tempat ia belajar. Bila sikap dan

15

Syamsu Yusuf, Psikolgi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya) Cet. 4, Maret 2004, hlm. 101

16

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Cet. 21, hlm. 65 17

(20)

minat tidak dimiliki oleh siswa dalam membaca Al-Qur’an, maka ia akan bermalas-malasan dan sulit untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an. 2. Motivasi

Yang dimaksud dengan motivasi adalah “segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”.18

Motivasi sangat berperan dalam segala hal. Dengan motivasi inilah siswa tekun membaca Al-Qur’an, dan dengan motivasi ini pulalah kebiasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an dapat terwujud.

Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa19. Kekurangan atau ketiadaan motivasi dalam membaca Al-Qur’an akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa untuk membiasakan dirinya dalam membaca Al-Qur’an baik di sekolah maupun di rumah.

3. Disiplin

Disiplin adalah “langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan”.20

Seseorang siswa yang ingin terbiasa membaca Al-Qur’an harus berusaha secara teratur, mulai dari waktu, kegiatan dan istirahat. Oleh karena itu pembagian waktu sangat penting untuk di atur sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi pembagian waktu secara percuma.

Banyak siswa yang mengeluh karena kekurangan waktu untuk membaca Al-Qur’an, tetapi sebenarnya mereka tidak kekurangan waktu melainkan tidak dapat mengatur waktu atau menyia-nyiakan waktu yang tersedia.

Disiplin dalam membiasakan diri membaca Al-Qur’an sangat diperlukan. siswa yang dapat mendisiplinkan diri maka ia akan hidup teratur dan dapat mengerjakan semua tugas tepat pada waktunya sehingga tidak akan mengalami kesulitan-kesulitan yang berarti ketika dihadapkan pada suatu permasalahan.

18

Ngalim Purwanto, Psikologi ..., hlm. 65 19

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2000) Cet. I, hlm. 45

20

(21)

Dalam menumbuhkan kebiasaan membaca Al-Qur’an terdapat pula kendala-kendala, kendala-kendala tersebut ada yang berasal dari dalam diri anak seperti : kecenderungan bermalas-malasan, keluh kesah dan kebiasaan melamun, hal ini hanya dapat diatasi oleh sikap disiplin oleh sikap disiplin siswa itu sendiri.

Adapun kendala-kendala yang menghambat dari luar diri siswa meliputi : 1. Faktor keluarga

Keluarga merupakan “lingkungan pertama dan utama bagi anak. Oleh karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah dominan”.21

Karena faktor keluarga ini sangat luas, maka dibagi dalam beberapa aspek, yaitu :

a. Aspek orang tua

Orang tua merupakan “pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan”.22

Yang dimaksud faktor orang tua adalah cara orang tua mendidik anaknya tidak mapan, hubungan antara orang tua dengan anaknya yang tidak lancar, dan contoh sikap orang tua yang kurang baik. Hal tersebut dapat mempengaruhi kebiasaan anak-anak dalam membaca Al-Qur’an.

b. Suasana rumah

Suasana rumah yang ramai, selalu tegang, sering cekcok dan sebagainya akan dapat mengganggu kebiasaan anak membaca Al-Qur’an.

c. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga yang kurang dapat mempengaruhi kebiasaan anak membaca Al-Qur’an, seperti tidak adanya kitab suci Al-Qur’an, tempat membaca Al-Qur’an, dan lampu penerang yang

21

Syamsu Yusuf, Psikolgi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. 4, hlm. 138

22

(22)

memadai, akan menjadi penyebab anak kurang bersemangat untuk membaca Al-Qur’an.

3. Adab Membaca Al-Qur’an

Sebagaimana dimaklumi bahwa Al-Qur’an adalah “Kitab Suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta”23. Sehubungan dengan itu, Dr. Subhi Al-Salih merumuskan bahwa Al-Qur’an adalah “Firman Allah yang bersifat atau berfungsi sebagai mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad SAW.) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf yang diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dipandang beribadah membacanya”.24

Oleh karena itu membaca Al-Qur’an mempunyai adab-adab tertentu. Menurut Imam Al Ghozali dalam bukunya Ihya Ulumuddin, adab membaca Al-Qur’an itu terbagi dua, yaitu adab secara bathin dan adab secara zhohir.25

Adapun adab membaca Al-Qur’an secara bathin dapat disimpulkan menjadi : 1. Memahami asal kalimat, yang ada di dalam Al-Qur’an

2. Cara hati membesarkan kalimat Allah

3. Menghadirkan hati dikala membaca sampai ketingkat memperluas, memperluas perasaan dan membersihkan jiwa.26

Dengan demikian kandungan Al-Qur’an yang dibaca dengan perantaraan lidah, dapat bersemi ke dalam jiwa dan meresap ke dalam hati sanubari. Kesemua ini adalah adab yang berhubungan dengan bathin, yaitu dengan hati dan jiwa.

Adapun cara hati membesarkan kalimat Allah, ialah bagi pembaca Al-Qur’an ketika dia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran Allah SWT. yang mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia harus yakin di dalam hatinya, bahwa yang dibacanya itu bukanlah kalam manusia tetapi Kalam Allah SWT. Yang Maha Mulia dan Tinggi tidak ada kalam yang lebih tinggi dari

23

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen ..., hlm 121 24

Masyfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur’an, (Surabaya, PT Bina Ilmu, 1980) hlm. 1 25

Imam Al-Ghazali, Menghidupkan kembali Ilmu-Ilmu Agama, Terjemahan dari Ihya Ulumuddin, Jilid II, oleh Isma’il Ya’kub, (Surabaya, CV. Fauzan, 1989) Cet. V, hlm. 223

26

(23)

kalamNya, itulah keagungan Kalam Allah dan keistimewaannya dibandingkan dengan kalam-kalam makhluk lain.

Sedangkan adab membaca Al-Qur’an secara zhohir menurut Imam Al Ghozali dapat disimpulkan menjadi :

1. Disunatkan berwudhu sebelum membaca Al-Qur’an, karena yang dibacanya ialah kitab suci, Kalam Allah SWT dan wahyuNya Yang Suci dan Mulia.

2. Disunatkan di tempat yang bersih dalam membacanya, seperti di masjid, mushala, rumah, dan tempat lain yang dianggap bersih.

3. Membacanya menghadap kiblat, dengan penuh perhatian, khusyu, dan tenang serta berpakaian yang rapi dan sopan.

4. Mulut dan gigi sebaiknya dibersihkan, sebelum membaca Al-Qur’an.

5. Di dalam membaca Al-Qur’an, disunatkan membaca ta’awwudz terlebih dahulu, kemudian diiringi bacaan basmalah dan diakhiri dengan membaca :

ﺪــ

ـﻈـ ــ ا

ﷲا

ق

.Disamping berdoa yang telah kami uraikan di atas.

6. Disunatkan membacanya dengan tartil, yakni dengan membaca yang pelan-pelan dan tenang. Sebagaimana Firman Allah SWT. di dalam surat Al-Muzammil ayat 4 :

ـ ـ

ﺮـ

ن

أ

ﺮـ ــ ا

ــ

رو

ـ ـ

د

ز

و

أ

Artinya : “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan tartil.”(Al-Muzammil,4)

7. Membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya dan bagi yang sudah mengerti arti dan maksudnya, sangat dianjurkan untuk merenungkan dan memikirkan akan hikmah dan rahasia pada ayat-ayat yang dibacanya, yaitu dengan lidahnya bergerak membaca, hatinya turut memperhatikan arti dan maksud serta hikmah dan rahasia yang dikandungnya. 8. Dilarang dalam membaca Al-Qur’an dengan bermain-main dan tertawa-tawa

serta yang semacamnya. Karena perbuatan yang semacam itu tidak layak dilakukan sewaktu membaca kitab suci yang sangat mulia dan agung yang datang dari Allah Yang Maha Suci.

Menurut Manna Kholil Al Qottan dalam buku Mabahis fi Ulumil Qur’an yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Mudzakir AS menyempurnakan adab membaca Al-Qur’an menjadi :

1. Membacanya dengan khusyu’, tenang dan penuh hormat

(24)

2. Membaguskan suaranya, karena Al-Qur’an hiasan bagi suara dan suara yang bagus lagi merdu akan lebih berpengaruh dan meresap ke dalam jiwa. Dalam sebuah Hadits Rosulullah SAW bersabda :

ﺎــ

ن

أ

ﺮــ

ا

اﻮــ ــ

ز

ﻜـ

اﻮ

)

آ

ﺎ ا

اور

(

“ Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu yang merdu” (Hadits Al-Hakim)27

3. Mengeraskan bacaan Al-Qur’an, karena membacanya dengan suara jahar

lebih utama, karena dapat membangkitkan semangat dan gelora jiwa untuk

lebih banyak beraktifitas, memalingkan pendengaran kepada bacaan

Al-Qur’an, dan membawa manfaat bagi para pendengar serta

mengkosentrasikan segenap perasaan untuk lebih jauh memikirkan,

memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat yang dibaca itu. Tetapi bila

dengan suara jahar itu dikhawatirkan timbul rasa riya, atau akan

mengganggu orang lain, seperti mengganggu orang yang sedang sholat,

maka membaca Al-Qur’an dengan suara indah adalah lebih utama.28

Sedangkan di dalam tafsir Al-Qur’an dan terjemahannya milik Departemen Agama Republik Indonesia menjelaskan tentang adab membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut : membaca ta’awwudz, yang berbunyi

ــ

ذ

ا

ــ

ﺮ ا

ن

ﺎــﻄـ ـــ

ـ

.

Sesudah itu barulah dibaca ـ ـ ﺮـ ا ـ ـ ﺮـ اﷲا ــ Maksudnya diminta lebih dahulu perlindungan Allah SWT, supaya terjauh dari tipu daya syetan, sehingga hati dan pikiran tetap tenang di waktu membaca Al-Qur’an. Dan biasa juga sebelum atau sesudah membaca ta’awwudz berdo’a kepada Allah SWT agar hatinya menjadi tenang. Do’a itu berbunyi :

ﺎـ ــ ـ ـ

ﺮـ ــ

او

ﻚــ ـ ـﻜ

ﺎــ ـ

ـ ــ ا

ﻬــ

ا

.

ــ

ر

ـ

ﻚـ

ـ ـ

ر

نء

ﺰــ

ﺮ ا

ر

ا

ﻚـ

ا

ـ

“Ya Allah, bukakanlah kiranya kepada kami hikmat-Mu dan taburkankanlah

kepada kami rahmat dari khazanah-Mu, Ya Allah Yang Maha Pengasih Lagi

Maha Penyayang”29

27

Manna Kholil Al-Qattan, Study Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terjemahan dari Mabahis fi Ulumil Qur’an oleh Mudzakir AS (Bogor, Pustaka Litera Antar Nusa, 2004) Cet. 8, hlm. 273

28

Manna Kholil Al-Qattan, Study ..., hlm. 274 29

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen ..., hlm. 126

̃

(25)

Itulah adab-adab membaca Al-Qur’an yang harus di jaga dan diperhatikan serta diamalkan, sehingga dengan demikian keagungan, kemuliaan, dan kesucian Al-Qur’an dapat terpelihara dengan sebaik-baiknya serta akan lebih berkesan ke dalam jiwa bagi yang membaca dan mendengarkannya.

4. Manfaat Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an bagi setiap orang mukmin hendaklah sudah menjadi kebiasaannya sehari-hari, baik diwaktu malam maupun diwaktu siang, dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira maupun dikala sedih, dikala luas maupun dikala sempit. Pokoknya setiap saat dan waktu, kapan dan dimana saja hendaknya setiap orang-orang mukmin membiasakan dirinya untuk membaca Al-Qur’an, walaupun hanya beberapa ayat, karena dengan membaca Al-Qur’an akan mendatangkan rahmat, petunjuk dan ketenangan. Sebagaimana dinyatakan Allah SWT didalam FirmanNya :

ﺬـه

ن

إ

أ

ﺮـ

اا

ـ

اﺮــ و

م

ﻮـ

ا

ه

ﻰ ــ

ى

ﺪـﻬ

ن

اﺮ ــ ــآ

اﺮـ ا

ﻬـ

ن

ا

ـ ـ ا

ن

ﻮ ـ ـ

ﺬــ ا

)

ءاﺮ

ا

:

(

Artinya : “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar bagi orang-orang mukmin yang mengerjakan amal

saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Surat Al-Isra’: 2)

ء ـ

و

ـﻜــ

ر

ـ

ﺔــﻈ

ـﻜـ

ء

ﺪـ

سﺎــ اﺎـﻬ

رو

ﺪـ ا

ﺎ ــ

ﺔـ رو

ى

ﺪـه

و

ـ

ـ ـ

ﺆ ــ

)

:

(

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) didalam dada dan

petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Surat Yunus : 57).

Demikianlah diantara hikmah-hikmah bagi orang yang mau membaca Al-Qur’an dan mengamalkan segala isi kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari. Kaum Mukminin sejak dari zaman Rasulullah SAW. sampai zaman yang modern ini bahkan sampai hari Qiamat, tetapi akan selalu membaca, mempelajari dan menghapal kitab sucinya serta mengamalkan di dalam kehidupannya sehari-hari akan segala isi kandungannya.

̃

(26)

Setiap orang mukmin yakin bahwa membaca Al-Qur’an adalah suatu perbuatan yang sangat mulia dan akan mendapat ganjaran dari Allah SWT. dengan ganjaran yang berlipat ganda serta akan mendapat rahmat dan petunjuk bagi yang membaca. Itulah sebabnya Al-Qur’an adalah sebaik-baiknya bacaan dan pelajaran bagi setiap orang mukmin.

Oleh sebab itu hendaknya Al-Qur’an harus ada ditiap-tiap hati orang mukmin. Rasulullah SAW. sangat sangat mencela orang yang dihatinya kosong dari ayat-ayat suci Al-Qur’anul Karim, dengan sabdanya :

لﺎـ

ﺎ ﻬـ

ﷲا

ر

س

ا

و

:

ـ ـ و

ـ ـ

ﷲا

ﻰـ

ﷲا

ل

ﻮ ر

لﺎـ

:

ىﺬـ ا

ن

إ

ب

ﺮـ

ا

ـ ـ

ﺎـآ

ن

أ

ﺮـ

ا

ــ

ﻰـ

)

يﺬ

ﺮ ا

اور

(

Artinya : Ibnu Abbas ra berkata : Bersabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya seseorang yang di dalam hatinya (dadanya) tidak ada Al-Qur’an adalah bagaikan

rumah yang rusak lagi kosong”30. (HR. Attirmidzi)

Dan Rasulullah SAW. sangat memuliakan bagi orang-orang yang selalu membaca dan mempelajari serta mengajarkan Al-Qur’an, sebagaimana beliau bersabda :

ل

ﺎـ

ـ

ﷲا

ر

ن

ﺎـ ـ

ا

ن

ﺎ ــﺜـ

و

:

ﷲا

ل

ر

ل

ﺎـ

ـ ـ و

ـ ـ

ﷲا

ﻰـ

:

ـآ

ﺮ ـ

ـ ــ ـ

و

ن

أ

ﺮـ

ا

ـ ـ ــ

) اور يرﺎ ا (

Artinya : Usman ra berkata : Bersabda Rasulullah SAW : “Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”31 (HR. Bukhari)

Jadi belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya adalah tugas pokok dan kewajiban yang suci dan mulia bagi setiap orang mukmin. Adalah kewajiban bagi orang yang berilmu untuk memberitahukan kepada orang yang belum berilmu dan kewajiban bagi orang yang belum tahu belajar kepada orang yang sudah tahu, agar ilmu pengetahuan dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia. Oleh karena itu tidak ada alasan, bagi orang yang belum pandai membaca Al-Qur’an, untuk belajar agar pandai membaca Al-Qur’an dan kewajiban orang tua-lah untuk mendidik anaknya agar pandai membaca Al-Qur’an. Dan kewajiban setiap orang mukminlah untuk belajar dan mengajar Al-Qur’an, agar tidak ada diantara umat Islam yang tidak

30

Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An Nawawy, Taman Orang-orang yang Sholeh, Terjemahan dari Riyadhus Sholihn Jilid II, oleh Salim Bahreisy (Bandung, PT. Al-Ma’arif, 1979) Cet. V, hlm. 126

31

Imam Abu Zakariya, Riyadhus ..., Jilid II, hlm. 123

ء

̃

(27)

pandai membaca Al-Qur’an, apalagi yang buta akan huruf Al-Qur’an, karena membaca Al-Qur’an bagi setiap orang mukmin adalah suatu perbuatan yang sangat mulia lagi agung dan akan mendapat ganjaran atau pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, disamping itu akan menambah ilmu pengetahuannya.

Dalam rangka mendorong orang untuk membaca, mempelajari dan menghapal

Al-Qur’an, maka kepadanya diberikan kedudukan yang baik dan posisi yang

penting, seperti menjadi mufti. Seseorang yang hapal Al-Qur’an diberi gelar Qurro,

karena mereka itu membaca Al-Qur’an dan tahu persis ayat-ayat yang nasikh dan

mansukh, ayat-ayat yang mengenai Muhkam dan lain sebagainya, serta mengerti

pula akan maksud dan arti tiap-tiap kata, kalimat serta ayat. Hal ini tidak

mengherankan, karena bangsa Arab sebelum Islam adalah kebanyakan bangsa

yang buta huruf, tidak tahu tulis baca. Maka setelah Islam datang, menganjurkan

mereka giat belajar membaca, menulis, mempelajari syari’at Islam dan menggali

hukum agama dari Al-Qur’an. Selanjutnya mereka merumuskan

hukum-hukum fiqh Islam dan pelajaran “Qurro” tadi diganti dengan nama Fuqoha dan

‘Ulama.32

Al-Qur’an adalah jiwanya kaum Muslimin karena Al-Qur’an adalah pokok perjuangannya dalam arti kata yang luas, dan keadaan orang Islam yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan membacanya pada tiap waktu, dikatakan “Liwa’ul Islam”, yaitu panji-panj Islam.33

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa Al-Qur’an adalah bacaan dan pelajaran yang sebaik-baiknya bagi setiap orang Mukmin dan hendaknya pada tiap-tiap rumah orang Mukmin ada menyimpan sebuah atau beberapa buah Kitab Suci Al-Qur’an, untuk dibaca pada setiap saat dan waktu. Dan hendaknya seluruh keluarga dan masyarakat Islam tidak ada yang tidak pandai membaca Al-Qur’an dan kewajiban orang tualah untuk menjadikan anggota keluarganya yang demikian, agar rahmat Al-Qur’an tersebar secara merata pada setiap orang Islam.

32

Muhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terjemah, Bustami A. Gani Djohar Bahry L.I.S., (Bulan Bintang, 1969) hlm. 64

33

(28)

B. Pembentukan

Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Perkataan akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk ( ), kata khuluk ( ) di dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.34

Di dalam Dairatul Ma’arif yang dikutip oleh Asmaran AS kata akhlak berarti :

ق

ـ

ا

ـ

د

ا

ن

ﺎ ـ

ا

ت

ﺎـ

ه

ﺔ ـ

Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik.35

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa oleh manusia sejak lahir, yang tertanam di dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlakul karimah atau perbuatan buruk, disebut akhlakul mazmumah.

Adapun pengertian akhlak secara Terminologi adalah suatu daya yang telah bersemi dalam jiwa seseorang sehingga dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa pikir dan direnungkan lagi.36 Tentang akhlak terpuji ada empat sendi yang cukup mendasar dan menjadi induk seluruh akhlak, induk-induk akhlak yang baik itu seperti disebut oleh Imam Al-Ghazali, adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan ilmu wujudnya adalah hikmah (kebijaksanaan), yaitu keadaan jiwa yang dapat menemukan hal-hal yang benar diantara yang salah dalam urusan ikhtiaria (perbuatan yang dilaksanakan dengan pikiran dan kemauan sendiri). b. Kekuatan marah wujudnya adalah syaja’ah (berani), yaitu keadaan marah yang

tunduk kepada akal pada waktu dilakukan atau dikekang.

c. Kekuatan nafsu syahwat wujudnya adalah iffah (perwira), yaitu keadaan syahwat yang terdidik oleh akal dan syari’at agama.

d. Kekuatan keseimbangan diantara kekuatan yang tiga diatas, wujudnya adalah adil, yaitu kekuatan jiwa yang dapat menuntun amarah dan syahwat sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hikmah.

34

Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid (Bairut, Al-Maktabah Al-Katulikiyah, t.t) hlm.194 35 Asmaran AS.,

Pengantar Study Akhlak, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1994) cet.2 hlm.1 36

(29)

Dari empat sendi akhlak yang terpuji itu, akan lahirlah perbuatan-perbuatan baik seperti: jujur, suka memberi kepada sesama, tawadhu, tabah, tinggi cita-cita,

pemaaf, kasih sayang terhadap sesama, berani dalam kebenaran, menghormati orang lain, sabar, malu, pemurah, memelihara rahasia, qonaah, dan sebagainya.

2. Proses Pembentukan Akhlakul Karimah

Pembentukan akhlak yang mulia adalah jiwa Pendidikan Islam dari sinilah Al-Ghazali menyarankan agar murid sebagai langkah pertama dalam belajarnya mensucikan jiwa dari perilaku buruk dan jahat.

Al-Qur’an adalah akhlaknya Rasulullah demikian penjelasan Siti Aisyah RA ketika ditanya, bagaimana akhlak Rasulullah SAW. maka beliau menjawab bahwa akhlaknya Rasulullah SAW. adalah Al-Qur’an, maka dengan Al-Qur’an tercantum petunjuk dan pedoman untuk membentuk akhlakul karimah.

Bacaan Al-Qur’an adalah bacaan yang mengandung kekuatan yang sangat dahsyat untuk membentuk pribadi seseorang, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 21.

ـ

ن

أ

ﺮـ

ا

ﺬـه

ﺎ ـ

ﺰـ

أ

ﻮـ

ـ أ

ﺮـ

ـ ــ ـ

ﺎـ

ــ

ﷲا

ﺔـ ـ

ـ ﺎ ﺪ

ا

ﻚــ ـ و

ـ ـ

ﻬــ ـ ـ

سﺎـ

ﺎﻬ

ﺮـ ـ

ل

ﺎـ

ن

و

ﺮــﻜــ ـ

)

ا

( :

Artinya : Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.

Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka

berpikir.(QS. Al-Hasyr ; 21)

Karena kehebatan dan kedahsyatan bacaan Al-Qur’an, sehingga jin pun terpesona dan takjub kemudian mereka beriman. Setelah mereka mendengar Al-Qur’an dibaca oleh Nabi Muhammad SAW, mula-mula mereka takjub, merasa heran, dan tercengang, sehingga tidak ada jalan buat membantah dan menolak maka kami pun beriman kepadaNya, kata sekelompok jin. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Jin ayat 1 dan 2.

أ

ـ

إ

و

أ

ـ

ـ ا

ـ

ـ

ا

ـ ﺮــ ـ

ـ

.

ـ ﺎـ ـ

أ

ﺮـ

ﺎ ـ ـ

ﺎـ

إ

اﻮ

ﺮ ا

ﻰـ

إ

ىﺪـﻬ

ﺎ ـ

ﺄـ

ﺪـ

ـ

ك

ﺮ ـ

ـ

و

ــ

ﺎـ ـ

اﺪ ا

ﺎ ــ

)

ا

( :

Katakanlah : telah diwahyukan kepadaku bahwasanya telah mendengar

sekumpulan dari jin, lalu mereka berkata ; “sesungguhnya kami tlah mendengar

Al-Qur’an yang menakjubkan itu.” Memberi petunjuk kepada jalan yang bijaksana,

̃

̃

(30)

-maka kami pun berimanlah kepadaNya, dan sekali-kali tidak kami akan

mempersekutukan sesuatupun dengan Tuhan kami. (QS. Al-Jin; 1-2)

Mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik, dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah, dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk. Itulah yng dimaksud dengan Rahmat yang diberikan kepada orang yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik. Demikian besar mukjizat Al-Qur’an sebagai wahyu Ilahi, yang tak bosan-bosan orang membaca dan mendengarkannya. Malahan semakin sering orang membaca dan mendengarkannya, maka semakin terpikat hatinya kepada Al-Qur’an, bila Al-Qur’an dibaca dengan lidah yang fasih, dengan suara yang baik dan merdu akan lebih memberi pengaruh kepada jiwa orang yang mendengarkannya dan bertambah imannya. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 2, sebagai berikut :

ا

ﺎـ ـ إ

ذ

إ

و

ـﻬ

ﻮـ ـ

ـ ـ و

ﷲا

ﺮآ

ذ

ا

ذ

إ

ﺬــ ا

نﻮ

ـ

ا

ﻬ ـ

ـ ـ

ـ

أ

ر

ﻰ ـ

و

ﺎـ

إ

ﻬــ

د

از

ــ

ﻬـ

ن

ﻮـ ــآ

ﻮـ

ـ

)

لﺎ ا

( :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka

ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenaNya) dan kepada Tuhanlah

mereka bertawakal.(QS. Al-Anfal ayat 2)

Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa bacaan Al-Qur’an dapat berpengaruh dalam diri dan jiwa seseorang termasuk siswa. Anak yang sering membaca Al-Qur’an maka tyingkah laku dan akhlaknya lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak membaca Al-Qur’an. Begitu pula anak yang suka mendengarkan bacaan Al-Qur’an akan lebih baik budi pekertinya dibandingkan dengan anak yang hanya lebih suka mendengarkan musik dan lagu-lagu.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlakul Karimah

Bacaan Al-Qur’an akan dapat mempengaruhi pembentukan akhlakul karimah pada siswa jika telah memenuhi empat faktor :

a. Mempunyai perhatian yang besar terhadap Al-Qur’an

(31)

meskipun hal-hal lain menarik perhatiannya, agar perhatian seseorang mencapai hasil yang optimal ada tiga hal yang perlu diperhatikan :

1. Segala ransangan yang tidak ada hubungannya dengan objek yang kita perhatikan harus kita kesampingkan. Inhibisi yaitu membatasi atau melingkungi aktivitas kejiwaan.

2. Objek yang kita perhatikan itu ada hubungannya atau dihubungkan dengan sesuatu yang pernah kita ketahui, maka perhatian kita akan berlangsung lebih baik.

3. Harus ada penyesuaian diri dengan objek yang kita perhatikan.37

b. Adanya kesenangan untuk membaca Al-Qur’an

Anak akan senang dan selalu membaca Al-Qur’an bila ia mampu membacanya dan ia semakin cinta kepada Al-Qur’an kalau selalu membacanya karena Al-Qur’an semakin sering dibaca akan semakin terasa manfaat dan pengaruh bagi dirinya.

c. Selalu ingin membaca dan mempelajari Al-Qur’an

Keinginan itu datangnya dari dorongan atau nafsu. Apabila yang dituju itu sesuatu yang nyata atau kongkrit maka nafsu itu disebut keinginan. Dengan demikian dapat diartikan sebagai dorongan atau nafsu yang tertuju pada suatu benda tertentu atau kepada sesuatu yang kongkrit. Lawan dari keinginan adalah kesenangan atau kebencian. Anak yang berminat untuk membaca Al-Qur’an, terbukti dari keinginannya untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

d. Adanya kemauan untuk membaca Al-Qur’an

Kemauan adalah kekuatan yang sadar dan hidup pada diri seseorang untuk berbuat atau menciptakan sesuatu berdasarkan perasaan dan pikiran. Kemauan ini jelasnya adalah merupakan dorongan atau gejala kehendak yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dikendalikan oleh akal dan budi.38

37

M. Alisuf Jabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1997) cet.2 hlm.43-44

38

(32)

Anak yang berminat biasanya selalu membaca Al-Qur’an dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan anak yang tidak berminat, begitu juga dengan pelajaran-pelajaran yang mendukung dalam pembelajaran Al-Qur’an seperti tajwid dan qiraah.

C. Kerangka Berfikir

Pada dasarnya kebiasaan membaca Al-Qur’an mampu memberikan pengaruh dalam membentuk tingkah laku dan kepribadian anak menjadi akhlakul karimah, hal ini disebabkan kehebatan dan kedahsyatan daya tarik Al-Qur’an yang merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW.

Salah satu hal penting yang menimbulkan masalah adalah masih banyak anak yang belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, sehingga terasa berat bagi mereka untuk membiasakan diri membaca Al-Qur’an, akhirnya Al-Qur’an hanya merupakan hiasan belaka yang kurang berpengaruh dalam diri dan jiwa mereka, disinilah peranan guru dan orang tua sangat dibutuhkan. Ini dapat terjadi, jika siswa terbiasa membaca Al-Qur’an setiap hari, dengan menerapkan adab membaca Al-Qur’an, baik secara zahir maupun bathin, serta didukung dengan keluarga yang sakinah, lingkungan yang baik dan sekolah yang agamis.

Al-Qur’an adalah Kitab Suci umat Islam yang harus dibaca, dipelajari, dikaji, dan diamalkan agar pancaran Rahmat dan Hidayah Allah merata sampai kepada setiap orang mukmin, maka seharusnya tidak boleh ada lagi anak yang tidak mampu membaca Al-Qur’an. Disinilah kewajiban kita bersama, termasuk pemerintah. Pelajaran membaca Al-Qur’an sangat penting, terutama pada materi tajwid, sebagai landasan dasar agar siswa mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setelah siswa mengerti dan bisa menerapkan cara membaca Al-qur’an dengan baik dan benar, maka siswa akan rajin untuk selalu membaca Al-Qur’an setiap hari.

Berdasarkan teori dan konsep yang telah diuraikan, bahwa bacaan Al-Qur’an memberi pengaruh dalam membentuk akhlakul karimah, maka setelah siswa membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an dengan baik dan khusyu, ada perubahan tingkah laku dan kepribadian yang baik. Setelah siswa rajin membaca Al-Qur’an, menyenangi, membiasakan dan mengulang-ngulangnya setiap saat, serta dilakukan secara istiqomah, maka siswa akan terbiasa bahkan dapat memahami isi kandungan Al-Qur’an yang pada akhirnya dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Hipotesis

(33)

Ha : Ada (terdapat) pengaruh positif yang signifikan antara kebiasaan membaca Al-Qur’an dengan tingkah laku atau kepribadian siswa (akhlakul karimah).

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada sekolah Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo Jakarta Barat. Tepatnya jalan Masjid As-Salam, RT 002/04 Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat 11640. Alasan memilih lokasi pada sekolah ini, karena tempatnya sangat strategis dan sangat menunjang terlaksananya penelitian, karena peneliti adalah salah seorang guru pada sekolah tersebut serta mendapat tugas untuk membina siswa agar mempunyai akhlak yang mulia, sehingga penelitian ini sangat berguna bagi penulis dan umumnya bagi mereka yang membutuhkan.

B.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan39. Dalam buku “Pengantar Metodologi Penelitian” yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang memilki karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian40.

Populasi dalam penelitian ini yang digunakan oleh penulis adalah siswa kelas tiga, empat dan lima pada sekolah Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo Tahun ajaran 2006/2007 dengan jumlah populasi 40 orang. Dengan demikian seluruh populasi menjadi responden penelitian.

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis melalui penelitian lapangan (Field Reaserch). Metode ini dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran dan analisis secara objektid tentang pengaruh bacaan Al-Qur’an dalam

39 S. Margono,

Metodologi Penenlitian Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2004) cet.IV hlm.118 40

(35)

membentuk akhlakul karimah pada siswa di Madrasah Diniyyah As-Salam, Joglo, Jakarta Barat ; khususnya pada siswa kelas III, IV, DAN V.

D. Variabel Penelitian

[image:35.612.93.515.189.717.2]

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang dijadikan acuan pengamalan. Pertama adalah variabel bebas, yaitu kebiasaan membaca Al-Qur’an. Dan yang kedua adalah variabel terikat yaitu akhlakul karimah pada siswa.

TABEL 1

VARIABEL PENELITIAN

NO VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

1. Kebiasaan Membaca Al-Qur’an

1. Pemahaman tentang membaca Al-Qur’an

4.Faktor pendorong untuk selalu membaca Al-Qur’an

a. Membaca dengan tajwid b. Membaca

dengan lagu/Qiro’ah c. Kebiasaan

membaca Al-Qur’an

a.Kondisi fisik dan psikis yang sehat b.Adanya minat

dan motivasi yang kuat c.Terciptanya

(36)

3. Faktor penghambat untuk selalu membaca Al-Qur’an tenang a.Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang memadai b. Tidak mengetahui manfaat membaca Al-Qur’an c. Tidak dapat

membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar 2. Akhlakul Karimah 1. Membentuk

kepribadian menjadi akhlak yang mulia

a. Membentuk pribadi yang jujur

[image:36.612.90.504.55.729.2]

b.Berbakti kepada orang tua c. Taat beribadah

TABEL 2

KISI-KISI ANGKET

NO VARIABEL INDIKATOR Jumlah

Item

No.

Item

1. Pemahaman tentang membaca

Al-Qur’an

a. Membaca dengan tajwid b. Membaca dengan

lagu/Qiro’ah

(37)

Qur’an

2. Faktor-faktor pendorong untuk selalu membaca Al-Qur’an

a. Kondisi fisik dan psikis yang sehat

b.Adanya minat dan motivasi yang kuat c. Terciptanya situasi dan

kondisi yang 2 1 1 5 7 8 6

3. Faktor penghambat untuk selalu

membaca Al-Qur’an

a. Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang memadai

b. Tidak mengetahui manfaat membaca Al-Qur’an

c. Tidak dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar 1 1 9 10 11

4. Hubungan

kebiasaan membaca Al-Qur’an dengan akhlak siswa

a. Memberikan ketenangan jiwa

b.Menerangkan pikiran yang gelap

c. Mendorong untuk berbuat baik 1 1 1 12 13 14

5. Akhlakul Karimah a. Membentuk pribadi yang jujur

b.Berbakti kepada orang 1

1

15

(38)

tua

c. Ta’at beribadah 1 17

6 Sikap Siswa a. Perhatian pada Al-Qur’an

b.Respon siswa terhadap Al-Qur’an

c. Mengetahui manfaat membaca Al-Qur’an

1

1

1

18

19

20

C.

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Untuk memperoleh data-data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a) Library Research (penelitian kepustakaan), yaitu mengadakan kajian dengan mencari dan membaca buku-buku untuk mendalami teori yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

b) Field Research (penelitian lapangan), yaitu penulis mengadakan penelitian dengan data langsung ke lapangan/objek penelitian di Madrasah Diniyyah As-Salam jalan Masjid As-As-Salam, RT 002/04 Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat 11640.

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data antara lain : a) Observasi

Dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk mengamati kondisi sekolah, keadaan siswa, guru dan karyawan.

b) Angket atau Kuisioner

(39)

c) Wawancara

Tanya jawab dengan beberapa siswa kelas III, IV dan V untuk memperkuat data yang dikumpulkan melalui angket serta wawancara dengan guru kelas dan kepala sekolah untuk mendapatkan informasi tentang gambaran umum lokasi penelitian serta tentang tingkah laku anak.

D.

Teknik Analisa Data

Data yang diuji adalah data yang akan diperoleh dari hasil angket, pengujian pada angket adalah dengan cara mengklarifikasikan seluruh jawaban yang telah diberikan oleh responden, yaitu oleh siswa Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo kelas III, IV, dan V sehingga jawaban itu akan menunjukkan perbedaan dalam hal frekuensinya. Pengolahan data angket ini menggunakan tabel teknik deskriftif presentase sebagai berikut :

P =

Keterangan : P adalah presentase

F adalah frekuensi yang dihasilkan

N adalah jumlah populasi yang ada (responden)

Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel yang didalamnya langsung dibuat frekuensi dan presentase.

[image:39.612.89.528.135.525.2]

Adapun ketentuan skala presentase yang digunakan adalah sebagai berikut :

TABEL 3

Penafsiran presentase

No Prosentase Penafsiran

(40)

01 0 – 25 % Wajar

02 26 – 50 % Perlu dapat perhatian

03 51 – 75 % Sangat perlu dapat perhatian 04 76 – 100 % Perlu dapat perhatian khusus

Berdasarkan sifat dan jenis data dalam penelitian ini, maka penulis menganalisa data dengan menggunakan teknik analisa korelasional. Teknik analisa korelasional adalah teknik analisa statistik mengenai hubungan antara dua variabel.41

Adapun rumus yang digunakan oleh penulis untuk menganalisa data yang telah didapat adalah rumus product moment secara operasional analisis dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1) Mencari angka korelasi dengan mempergunakan rumus :

N

xy – (

x) (

y)

{N

x

2

– (

x)

2

} {N

y

2

– (

y)

2

}

Keterangan :

r

xy : Angka indeks korelasi “r” product moment

N

: Jumlah responden

xy

: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

x

: Jumlah skor x

y

: Jumlah skor y

x

2 : Jumlah kuadrat seluruh skor x

y

2 : Jumlah kuadrat seluruh skor y42

2) Memberikan interpretasi terhadap rxy angka indeks korelasi “r” Product

Moment dengan cara kasar (sederhana).

41

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1994) Cet. 5, hlm. 178

42

Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Dasar Aplikasi, (Jakarta, Rajawali Press, 1992) Cet. 2 hlm. 236

(41)

Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil penelitian dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti di bawah ini :43

TABEL 4

Interpretasi Data

Besarnya “r”

Product Moment

Interpretasi

0,00 – 0,20

0,20 – 0,40

0,40 – 0,70

0,70 – 0,90

0,90 – 1,00

Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga pengaruh itu diabaikan.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah dan rendah.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang dan cukup.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat dan tinggi.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat.

3) Memberi interpretasi terhadap angka indeks “r” Product Moment, dengan jalan berkonsultasi pada Tabel Nilai “r” Product Moment.

Untuk memudahkan penulis dalam pemberian interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Moment, prosedurnya adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan Hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis nihil (Ho).

43

[image:41.612.123.508.145.563.2]
(42)

b. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah penulis ajukan, dengan jalan membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang

tercantum dalam tabel nilai (rt) baik pada taraf signifikasi 1% maupun

pada taraf signifikasi 5% dengan terlebih dahulu mencari derajat bebas (db) atau Degrees of Freedom-nya (df) dengan rumus sebagai berikut :

Df = N – nr

Keterangan : df = Degrees of Freedom

N = Number of Cases

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Jika “ro” sama dengan atau lebih besar dari pada “rt”, maka Hipotesis alternatif

(Ha) disetujui atau terbukti kebenarannya. Sebaliknya, Hipotesis nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak terbuki kebenarannya, ini berarti bahwa Hipotesis nihil yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y itu salah.

Jika “ro” kurang dari “rt”, maka Hipotesis nihil disetujui atau diterima atau

(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah berdirinya Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo

Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo, berdiri sejak tahun 1978. Pada awalnya sekolah ini baru merupakan pengajian biasa, tanpa kurikulum dan belum menggunakan sistem klasikal, sehingga siswa yang masuk pada pengajian ini tidak melalui seleksi umur. Tujuan didirikannya pengajian ini pada awalnya adalah hanya untuk memberi kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang ketika itu masih banyak anak-anak bahkan orang tua yang belum mampu membaca Al-Qur’an apalagi menulisnya. Materi pelajaran yang diajarkan pada waktu itu hanya membaca Al-Qur’an dan do’a sehari-hari.

Pada tahun 1979 didirikanlah Masjid As-Salam di lokasi pengajian itu berada, sambil membangun masjid, pengajian itu pun tetap berjalan sebagaimana biasa. Dua tahun kemudian selesailah masjid itu dibangun, tepatnya pada tahun 1981. Maka pada tahun itu pula pengajian pindah ke Masjid As-Salam, kemudian dikenal dengan pengajian As-Salam.

(44)

Pada tahun 1990 Madrasah Diniyyah As-Salam mendaftarkan diri sebagai salah satu sekolah di bawah bimbingan Sekolah Pendidikan Islam Al-Azhar (PIA) yang berpusat di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Mulai saat itulah Kurikulum Madrasah Diniyyah As-Salam mengikuti Kurikulum Pendidikan Islam Al-Azhar, yang meliputi :

1. Ejaan Al-Qur’an 2. Tajwid

3. Tadarus Al-Qur’an 4. Ibadah/Fiqh

5. Keimanan/Aqidah 6. Akhlak

7. Tarikh Islam/Sejarah Islam 8. Hafalan Surat Pendek 9. Hafalan Do’a-do’a 10.Khot/Menulis Arab 11.Bahasa Arab

12.Arab Indonesia/Arab Melayu 13.Praktek Ibadah

Setelah ini siswa yang masuk pada Madrasah Diniyyah As-Salam di seleksi umur dan kemampuannya membaca dan menulis Al-Qur’an, bagi siswa yang belum mampu membaca dan menulis Al-Qur’an dikelompokkan di kelas I (satu) sedangkan bagi siswa yang sudah mampu membaca dan menulis Al-Qur’an dikelompokkan di kelas II (dua). Mulai tahun 1988 Madrasah Diniyyah As-Salam mempunyai lima kelas, sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada pada Sekolah Pendidikan Islam Al-Azhar.

2. Struktur Organisasi Madrasah Diniyyah As-Salam

(45)

a) Ketua Seksi Pendidikan Madrasah Diniyyah As-Salam

Yayasan As-Salam mempunyai beberapa seksi pendidikan yaitu : 1. Seksi Pendidikan Taman Kanak-kanak/TK

2. Seksi Taman Pendidikan Al-Qur’an/TPA

3. Seksi Pendidikan Madrasah Diniyyah As-Salam/MDA b) Kepala Sekolah

Kepala Sekolah Madrasah Diniyyah As-Salam bertanggung jawab terhadap jalannya pendidikan dan pengajaran setiap hari

c) Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah bertugas mendampingi Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya, agar pendidikan dan pengajaran tetap berjalan lancar walaupun Kepala Sekolah tidak ada

d) Bendahara Sekolah

Tugas bendahara sekolah adalah bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan dan pengeluaran serta biaya yang diperlukan

e) Tata Usaha

Tata Usaha bertanggung jawab atas kelancaran jalannya administrasi sekolah f) Guru

Tugas Guru disamping mendidik dan mengajar anak didik, juga bertanggung jawab atas terlaksananya tata tertib sekolah dan memberikan bimbingan serta penyuluhan terhadap anak didiknya.

3. Keadaan Personil Madrasah Diniyyah As-Salam

No Nama Personil L/

P

Pendidikan

Terakhir

Jabatan

1 Hj. Lusfinah Ibrohim P SMEA 1969 Ka. Seksi 2 H. Wahyudin Lathief L PGA 1975 Kepala Sekolah 3 H. Ardaman Kusuma L Sarmud IAIN 1984 Wakil Kepala

(46)

4 Prayitno L D2-PAI 2004 Guru Kelas II/TU

5 Dahlia P PGA 1990 Guru Kelas I 6 Syamsunisa P Aliyah 2003 Guru Kelas III 7 Maryam P D1 1995 Guru Kelas IV 8 Hj. Suprapti

Bambang

P SPG 1970 Bendahara

4. Keadaan Siswa

Keadaan Siswa Madrasah Diniyyah As-Salam 8 tahun terakhir

No Th. Akademik Kls

I

Kls

II

Kls

III

Kls

IV

Kls

V

Jumlah

1 2000 - 2001 17 21 20 18 11 87 2 2001 – 2002 18 20 20 17 10 85 3 2002 – 2003 14 20 18 17 11 80 4 2003 – 2004 15 21 20 18 10 84 5 2004 – 2005 16 20 20 17 13 86 6 2005 – 2006 15 20 20 18 15 88 7 2006 – 2007 11 20 20 17 10 78 8 2007 - 2008 8 21 16 15 9 68

Perkembangan Madrasah Diniyyah As-Salam tidak begitu pesat, namun kepercayaan masyarakat cukup tinggi, terbukti dengan banyak siswa yang mendaftarkan diri dari luar wilayah Joglo. Ini disebabkan telah banyak bermunculan Taman Pendidikan Al-Qur’an di sekitar Masjid As-Salam.

5. Sarana dan Prasarana

(47)

No Ruangan Jumlah 1 Ruang Guru 1 lokal

2 Ruang Kelas 5 kelas 3 Tempat Wudhu/WC Putra 1 lokal 4 Tempat Wudhu/WC Putri 1 lokal 5 Tempat Sholat/Ruang Praktek 1 lokal

6 Halaman Bermain Halaman Masjid/sekolah

B. Deskripsi dan Analisa Data

Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan angket untuk memperoleh data tentang pengaruh kebiasaan membaca Al-Qur’an terhadap akhlak siswa pada Madrasah Diniyyah As-Salam Joglo.

[image:47.612.96.511.62.293.2]

Adapun pembahasan mengenai hasil angket dengan menggunakan tabulasi yang merupakan proses mengubah data dari instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel angka (prosentase) dapat dilihat pada tabel berikut :

Mengenai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 5

Pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an sesuai dengan makhroj yang benar

No Item Alternatif Jawaban

Gambar

TABEL 1 VARIABEL PENELITIAN
TABEL 2 KISI-KISI ANGKET
TABEL 3
 TABEL 4 Interpretasi Data
+7

Referensi

Dokumen terkait