• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGESERAN KETOPRAK DOR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM MEMPERTAHANKAN INDENTITAS JAWA DELI DI DUSUN VII, DESA SEI MENCIRIM, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERGESERAN KETOPRAK DOR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM MEMPERTAHANKAN INDENTITAS JAWA DELI DI DUSUN VII, DESA SEI MENCIRIM, KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PERGESERAN KETOPRAK DOR SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS ETNIS JAWA DELI DI DUSUN VII DESA SEI MENCIRIM KECAMATAN SUNGGAL

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

LESTARI WULANDARI

3123122039

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Lestari Wulandari, NIM. 3123122039. Tahun 2016. Judul Skripsi: Pergeseran Ketoprak Dor Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Mempertahankan Indentitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Skripsi ini terdiri dari 5 bab dan 87 halaman, 4 daftar tabel dan 14 daftar gambar.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan pergeseran pada ketoprak dor sehingga menjadi salah satu upaya dalam mempertahankan identitas etnis Jawa Deli di Dusun VII Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, mengetahui sejarah ketoprak dor, menjelaskan proses pergeseran ketoprak dor dalam mempertahankan identitas etnis Jawa Deli, mengetahui peran dan fungsi ketopdak dor, serta mengetahui upaya yang telah dilakukan para seniman khususnya seniman Jawa Deli untuk mempertahankan ketoprak dor sebagai identitas etnis Jawa Deli.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, pendekatan

fenomenologi dengan analisis deskriptif. Penulis menggunakan penelitian lapangan (field research) dengan bentuk observasi non partisipan (non partisipan observer). Penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa: observasi untuk menghasilkan data yang sesuai dengan realitas dan untuk memperoleh data yang valid mengenai pergeseran ketoprak dor. Wawancara (interview) untuk mendapatkan informasi dari responden tentang ketoprak dor seperti sejarah ketoprak dor, fungsi dan peran serta upaya penggiat seniman dalam mempertahankan ketoprak dor. Dokumentasi untuk penambahan data berupa foto, rekaman dan video.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil

penelitian sebagai berikut: (1) Ketoprak merupakan kesenian tradisional etnis Jawa yang berasal kata tok dan prak. Namun ketika terjadi perpindahan suku Jawa pada tahun 1900-an ke Sumatera Timur dalam jumlah yang cukup besar dan menjadi buruh di Tanah Deli, etnis Jawa otomatis membawa tradisi daerah asalnya, seperti perilaku, sistem sosial, sistem budaya, dan kesenian. Salah satunya ialah ketoprak yang ketika di wilayah teritorial Tanah Deli ketoprak sering disebut ketoprak dor. (2) Pergeseran budaya yang terjadi pada kesenian ketoprak dor diantaranya ialah alat musik, pakaian/kostum, cerita, nyanyian/tembang, bahasa dan perubahan fungsi serta peran ketoprak dor. (3) Peran dan fungsi ketoprak dor sebagai hiburan, pengintegrasi masyarakat, pengungkap emosi dan penyampaian pesan. (4) Upaya yang dilakukan penggiat ketoprak dor ialah membuka sanggar ketoprak dor, mengajak kawula muda bermain dalam pertunjukan ketoprak dor, dan memberikan campuran bahasa dalam penyampaian cerita di pertunjukan ketoprak dor.

Kesimpulannya bahwa ketoprak dor telah mengalami berbagai pergeseran

budaya. Semua ini terjadi dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Meskipun demikian, pergeseran budaya yang terjadi pada ketoprak dor dimanfaatkan para penggiat ketoprak dor sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan identitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrohim

Alhamdulillah...Tidak pernah bosan penulis mengucapkan segala puji dan

syukur kepada Allah SWT atas izin, berkat, nikmat, dan petunjuk, pemberi kemudahan

dan kelancaran yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul : “Pergeseran Ketoprak Dor Sebagai Salah Satu Upaya Dalam

Mempertahankan Identitas Etnis Jawa Deli Di Dusun VII Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang”.

Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad

SAW berserta keluarga dan para sahabat.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan. Selama penyusunan skripsi ini penulis banyak sekali

mendapatkan ilmu yang bermanfaat, serta semangat, motivasi, bimbingan, dan

partisipasi dari berbagai pihak dalam penulisan ini. Oleh karenanya, pada kesempatan

ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS)

Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Antropologi,

(7)

berbagai motivasi kepada penulis serta memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan segala urusan perkuliahan yang berdampak positif bagi penulis.

4. Ibu Dr. Nurjannah, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi, yang sangat

komunikatif terhadap penulis sehingga memberikan energi yang baik bagi penulis

agar terus bersemangat dalam menyelesaikan studi di Pendidikan Antropologi.

Beliau selalu bersedia meluangkan waktu kapanpun dan di mana saja bagi penulis

untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyempurnaan penulisan skripsi

ini. Selalu memberikan nasehat, semangat dan senantiasa mendoakan penulis agar

penelitian yang dilakukan berjalan lancar.

5. Bapak Drs. Waston Malau, MSP selaku penguji II yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk penulis dalam meminta arahan dan bimbingan.

6. Supsiloani, M.Si selaku penguji III yang memberikan saran dan masukan yang

bermanfaat dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh dosen pendidikan Antropologi terima kasih telah membimbing dan

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat serta nasehat dan semangat yang

diberikan kepada penulis, terkhusus kepada Mas Agung Suharyanto, M.Si yang

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan berbagai informasi terkait

penelitian penulis, membantu mendokumentasikan penelitian dan memberikan

informasi tentang judul-judul buku sebagai sumber referensi penulis.

8. Bapak Jumaidi selaku ketua sanggar Ketoprak Dor yang telah memberikan

informasi serta telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian. Beliau

(8)

informasi terkait penelitian yang penulis lakukan. Serta kepada para informan

yang memberikan penulis informasi-informasi berharga yang membantu penulis

dalam mengumpulkan data.

9. Mas Triwahjuono Harijadi selaku ketua komunitas Jawa Deli yang selalu

mengabari penulis ketika ada pertunjukkan ketoprak dor yang akan tampil.

10. Kedua orangtua penulis, Bapak (Riduan) dan Mamak (Yunarti), terima kasih

yang tak terhingga atas cinta kasih yang teramat sangat bapak, mamak berikan

kepada penulis. Terima kasih atas segala doa, dukungan moril dan materil serta

semangat kerja keras dan usaha bapak, mamak sehingga dapat menghantarkan

penulis sampai mencapai gelar sarjana. Semua yang bapak, mamak lakukan demi

penulis selama ini, menjadikan itu motivasi penulis. Semoga penulis bisa

menyenangkan bapak, mamak, menjadi bekerja keras yang penuh semangat

seperti orangtua penulis tercinta. Karena bagaimanapun penulis tidak akan ada

bisa membalas segala jasa dan pengorbanan yang bapak, mamak lakukan buat

penulis. Hanya untaian doa yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT

senantiasa kiranya selalu memberikan kesehatan, kekuatan dan selalu melindungi

orang tua penulis terkasih. Amin. Kalian teristimewa bagi penulis.

11. Teruntuk saudara-saudari penulis Yudi Triyoga (Abang) Beby Kesuma (Abang)

Suci Aswati (Kakak), Yusna Hara (Kakak Ipar) Syarial (Abang Ipar) terima kasih

penulis haturkan atas segala doa dan dukungannya. Terkhusus kepada Riki

Handoko (Abang), Licunli Juniarti (Kakak) dan Tri Intan Purnama Sari (Adek)

(9)

semangat serta doa yang selalu diberikan kepada penulis. Terima kasih kepada

keponakan penulis yang ganteng, cantik dan imut-imut Agung Prayoga, Gilang

Ramadhanu, Algojali, Eby, Syifa Handoko, Ihfazna Asyifa Handoko, Rafa

Handoko, dan Putri mereka yang selalu dirindukan penulis. Kalian adalah

saudara-saudaraku yang hebat dan luar biasa, yang sangat penting dan teramat

cinta penulis kepada kalian.

12. Abangda Nanda dan Delfi Adriansyah (Ako) yang pertama kali memberikan

semangat untuk terus melangkah mencapai pendidikan S-1, menemani penulis

ujian SBMPTN di UNIMED, dan selalu mendoakan penulis bahkan meluangkan

waktu untuk diskusi soal dunia perkuliahan. Semoga kiranya Allah SWT

melindungi dan mempermudah segala hal yang ingin ako dan abangda Nanda

capai. Amiin.

13. Oom Mariadi dan Ibu Sri Ulina Sembiring orangtua penulis di Patumbak yang

selalu memberikan dukungan, nasehat, doa, motivasi dan membantu penulis

selama kuliah. Abang Amri Maulana yang selalu kakak sayang. Sungguh, penulis

sangat sayang dan cinta pada kalian. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan

rezeki yang berlimpah, kebahagiaan serta kesehatan untuk keluarga Oom. Amiin.

14. Keluarga besar Nenek Marina yang selalu memberikan nasehat dan selalu

mengajari penulis untuk menjadi perempuan yang soleha.

15. Evi Depari Sembiring (sepupu) yang selalu menemani penulis menyelesaikan

tugas kuliah, memberikan dukungan, nasehat, doakan bahkan menjadi teman

(10)

SWT selalu memberikan kelancaran dan kemudahan kita dalam berproses

mencapai semua yang kita cita-citakan. Amin.

16. Untuk keluarga besar Depari Sembiring yang senantiasa mendoakan dan

mendukung penulis serta memberikan nasehat pada penulis.

17. Untuk Oom Afdul Munif Lubis (Tobing) dan Ibu Nurla Manis Barasa yang selalu

meluangkan waktu untuk mengantar jemput penulis selama seminggu, waktu

penulis pertama kali masuk kuliah, memberikan nasehat, dukungan baik secara

moril ataupun materil kepada penulis. Hanya ucapan makasih yang dapat penulis

haturkan untuk semua yang kalian berikan pada penulis. Penulis sayang kalian.

18. Keluarga besar abangda Agus di Deli Tua membantu penulis mempersiapkan diri

saat ujian SBMPTN, memberikan dukungan, motivasi dan mengajari kiat-kiat

lulus ujian. Penulis sangat merindukan kalian.

19. Abangda Juhendri Chaniago yang tak pernah bosan menemani penulis melakukan

penelitian. Membimbing, memberikan saran, dukungan, semangat dan doa

kepada penulis. Serta teman berantam ketika diskusi. Terima kasih penulis

haturkan kepada abangda. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan,

kemudahan rezeki dan kelancar atas setiap perencanaan yang ingin dicapai.

20. Untuk keluarga kedua penulis di Medan Ibu (Rosmani), Ayah (Zulkarnaen

Chaniago) dan Kakak (Desmayenti Chaniago) yang selalu memberikan kasih

sayang, penuh perhatian, nasehat dan dukungan serta doa kepada penulis.

21. Kepada kak Wah yang sudah selalu memotivasi dan mendukung penulis.

(11)

22. Sahabatku Sri Nurjannah Saragih, Aulia Hidayah, Ricard Michael Sihombing,

Amanda Dean Sucia, Wiwik Pujiati, Purnama Sari, Juhairiah Utari, Surya Dirja

yang selalu memberikan dukungan semangat dan doa sehingga penulis tetap

semangat dalam penulisan ini. Semoga kita bisa menjadi orang-orang hebat dan

sukses di kemudian hari. Semoga persahabatanku dengan kalian selalu adem ayem

sampai anak cucu. Novalita Sandi, Raras Yudira, Nurtati Sianipar, Nonni Alfanita

Sarumaha, Sinta Gaarfa, Gadis Anastasya, Janwilson Sitanggang, yang selalu

memberikan semangat lewat BBM. Terima kasih untuk semua kawan-kawan

stambuk 2012 yang turut berperan atas pencapaian sarjana penulis. Semoga kita

kelak menjadi manusia yang berguna dan berhasil di masa yang akan datang.

Amin.

23. Kakanda Ayu Febriyani S.Pd selalu ringan tangan membantu penulis melengkapi

berkas-berkas yang dibutuhkan, selalu memberikan apresiasi atas usaha yang

dicapai penulis serta memberikan motivasi dan semangat. Dirinya menjadi

motivasi dan inspirasi penulis.

24. Abangda Agus Riyaf yang tak pernah bosan menyemangati, memotivasi, dan

menjadi inspirasi untuk semua mahasiswa Antropologi. Kebaikan hatinya,

kemudahan langkahnya untuk membantu penulis, dengan selesainya skripsi ini

penulis ucapkan terimakasih.

25. Kepada Abangda Iwan Lalang yang sudah berkenan membantu menghantarkan

(12)

26. Terim kasih kepada adik Sahat Nainggolan, Bohal, David, Hendra, Bangun, dan

Junita (2013) atas bantuan, dukungan dan doanya. Terima kasih juga penulis

ucapkan kepada alumni 2008, 2009, 2010, adik-adik 2012, 2013, dan 2014.

27. Kepada teman-teman PPL (Lusiana Anjulina Tanjung, Titi Wahyuni, Sri Devi

Hariyati, Mentari Nur Sa’adah, Yohana, Suri Khairunisa, Zerni Siregar, Nurjanah,

Yeyen, Abang Muhammad Tasnim, Togar Kevin Sihite, Izom Hulala,

Wildansyah, dan Dilpan) yang sangat pengertian dan berbaik hati membantu

penulis selama PPL. Terkhusus kepada Elfy Syahfitri liliputku tercinta dan Siska

Ranti adek jilbab besarku. Makasih teramat sangat untuk semua yang udah kita

lakukan bersama-sama selama 3 bulan.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan semoga

segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini kelak dapat bermanfaat bagi seluruh

pihak. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di sana-sini dalam

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, segala macam kritik dan saran yang membangun

penulis terima sebagai sebuah bentuk perbaikan. Semoga Allah SWT meridhoi tulisan

ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin ya Rabbal’alamin

Medan, 20 Januari 2016

Penulis

Lestari Wulandari

(13)

DAFTAR ISI

BAB II TINJUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Kerangka Teori ... 9

2.1.1 Teori Perubahan Sosial Budaya ... 9

2.1.2 Teori Identitas Etnis ... 12

2.3 Kerangka Konseptual ... 14

2.3.1 Etnis Jawa Deli ... 14

2.3.2 Pergeseran Ketoprak Dor... 16

2.3.3 Ketoprak Dor Sebagai Identitas Etnis ... 20

(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 26

3.3.1 Subjek Penelitian ... 26

3.3.2 Objek Penelitian ... 27

3.5.1 Mengelompokan Hasil Data ... 33

3.5.2 Menginterpretasi Data ... 33

3.5.3 Menganalisis Data ... 33

3.5.4 Membuat Kesimpulan ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Masyarakat Jawa Deli di Sumatera... 35

4.2 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 36

4.2.1 Sejarah Desa Sei Mencirim ... 36

4.2.2 Letak Geografis dan Wilayah Dusun VII Desa Sei Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang ... 38

4.2.3 Keadaan Demografi Dusun VII ... 40

(15)

4.2.5 Mata Pencaharian ... 43

4.2.6 Kehidupan Sosial dan Budaya Dusun VII ... 45

4.3 Sejarah Ketoprak Dor Di Dusun VII Desa Sei Mencirim ... 45

4.4 Pergeseran dan perubahan Budaya Pada Ketoprak Dor ... 48

4.4.1 Alat Musik ... 49

4.4.2 Pakaian/Kostum ... 54

4.4.3 Nyanyian/Tembang ... 56

4.4.4 Bahasa Dalam Ketoprak Dor ... 58

4.5 Deskripsi Pertunjukan Ketoprak Dor ... 58

4.6 Peran dan Fungsi Ketoprak Dor ... 69

4.7 Karakteristik Ketoprak Dor ... 71

4.8 Upaya Seniman Ketoprak Dor Mempertahankan Ketoprak Dor Sebagai Identitas Jawa Deli. ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1Kesimpulan ... 80

5.2 Saran ... 82

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Nama Kepala Dusun di Desa Sei Mencirim ... 38

Tabel 2. Jumlah Penduduk Dengan Tingkat Pendidikan Formal ... 43

Tabel 3. Komposisi Mata Pencaharian di Dusun VII ... 44

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 22

Gambar 2. Dusun VII Dalam Peta Desa Sei Mencirim ... 41

Gambar 3. Jidor dan Keprak ... 51

Gambar 4. Keprak ... 52

Gambar 5. Kendang Jawa ... 53

Gambar 6. Keyboard ... 54

Gambar 7. Drum dan Bas ... 55

Gambar 8. Pakaian/kostum pemain ketoprak dor ... 57

Gambar 9. Arena depan panggung dengan penonton yang menggunakan microphone dan salah seorang penarik ulur microphone ... 62

Gambar 10. Arena belakang panggung di saat tata rias ... 62

Gambar 11. Adegan Patih Bertarung Dengan Raja ... 65

Gambar 12. Adegan Lawakan ... 66

Gambar 13. Tokoh pelawak dengan berbagai asessoris ... 67

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Ketoprak merupakan teater rakyat yang paling populer di Jawa Tengah, namun

terdapat juga di Jawa Timur. Masyarakat Jawa Tengah/Timur umumnya sangat

mengenal ketoprak. Ketoprak berasal dari kata tok dan prak yaitu bunyi dari kentongan

dan keprak. Dua alat musik yang terbuat dari bambu dan dipakai dalam teater rakyat

tersebut. Kentongan yang bila dipukul berbunyi tok sedangkan keprak bagian samping

kanan kirinya dipecahkan, sehingga ketika dipukul berbunyi prak.

Pada awalnya kesenian ketoprak hanya dipentaskan di lingkungan keraton saja,

sehingga kesenian ini kurang dikenal masyarakat. Menurut para ahli sejarah, kesenian

ketoprak ini mulai ada pada tahun 1922, yaitu pada masa kerajaan Mangkunegara di

Surakarta.Setelah itu seni ketoprak kemudian berkembang dan dapat dimainkan oleh

masyarakat umum dan dipentaskan di luar keraton. Ketoprak dapat dikatakan sebagai

salah satu wujud kebudayaan yang ada di masyarakat Jawa sebagai penguatan identitas

budaya. Kemudian adanya penegasan ide-ide dan norma-norma dalam teater ketoprak

itu sendiri.

Berkaitan dengan kesenian ketoprak yang dinyatakan di atas maka ketoprak dor

tidak lagi murni kesenian Jawa. Hal ini jika dikaji secara antropologi tentunya tidak

terlepas dari adanya pengaruh kebudayaan, letak wilayah dan masyarakat sekitar. Seni

pertunjukan ketoprak dor di Tanah Deli telah menjadi akuturasi kesenian.Hal ini karena

(19)

Pencampuran budaya ini dapat dilihat dari bahasa, lakon, kostum musik dan lain

sebagainya. Penekanan bunyi DOR pada ketoprak dor merupakan makna suatu petanda

adanya adegan kelucuan. Bunyi “DOR” memiliki arti penting, sebab setiap kali bunyi

“DOR!” maka disaat itulah penonton tertawa.

Pertunjukan teater ketoprak dor ini seringkali diselenggarakan dalam kegiatan

penting di masyarakat, seperti pesta pernikahan, khitanan, menjelang bulan Ramadhan

serta dalam kegiatan sosial lainnya. Adapun tujuannya adalah sebagai upaya

memperkenalkan dan mempertahankan identitas Jawa, khususnya Jawa Deli. Selain

berfungsi sebagai simbol etnis, ketoprak dor juga merupakan bagian dari kehidupan

masyarakat yang berfungsi sebagai salah satu media dalam menyampaikan pesan-pesan

tertentu di tengah masyarakat umum.

Seiring dengan perubahan sosial dan budaya di masyarakat, ketoprak dor juga

turut mengalami pergeseran dan perubahan yang cukup drastis. Ketoprak dor tidak lagi

menjadi pertunjukan teater yang sering diselenggarakan di tengah kehidupan sosial

masyarakat sebagaimana mestinya. Pertunjukan ketoprak dor khususnya yang terdapat

di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang mulai

tergantikan dengan kesenian modern seperti keyboard, ngeband, dan seni modern

lainnya. Biasanya yang tetap bertahan dan menyaksikan teater ketoprak dor ialah orang

yang sudah lanjut usia, minim kaum muda, sebab ketoprak dor dianggap kuno oleh

sebagian kaum muda.

Melihat kenyataan bahwa kesenian ketoprak dor di Dusun VII, Desa Sei

(20)

penulis melihat kenyataan yang ada di lapanganbahwa komunitas seni ketoprak dor, di

Tanah Deli kurang lebih tinggal lima komunitas lagi, dan pemain-pemainnya juga

tinggal sedikit, bisa dilihat saat pemain yang satu ikut dipementasan komunitas lain,

karena begitu langkanya. Hal lainnya ialah ketoprak dor tidak lagi sama dengan

ketoprak pada umumnya, sebab pada ketoprak dor terjadinya beberapa pergeseran

budaya dan perubahan sosial yang dijadikan para penggiat ketoprak dor untuk

mempertahankan ketoprak dor sebagai identitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei

Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas dan analisa kenyataan yang ada,

penulis tertarik melakukan penelitian tentang kesenian wong cilik dengan judul:

Pergeseran Ketoprak Dor Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Mempertahankan Indentitas

Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim,Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

(21)

1.2. Identifikasi Masalah

Merujuk pada uraian dari latar belakang masalah, maka masalah yang

teridentifikasi dalam penelitian ini yaitu:

1. Sejarah kesenian ketoprak dor di Tanah Deli (Sumatera Utara) khususnnya

di Dusun VII, Desa Sei Mencirim,Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

Serdang.

2. Pergeseran dan perubahan sosial budaya pada ketoprak dor yang terdapat di

Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

Serdang.

3. Faktor-faktor perubahan sosial dan budaya di masyarakat yang berpengaruh

terhadap seni teater ketoprak dor, sehingga kurang diminati kaum muda

khususnya pada etnis Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim,

Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

4. Peran dan Fungsi Teater ketoprak dor sebagai kesenian tradisional Jawa Deli

di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

Serdang.

5. Upaya seniman mempertahankan kesenian ketoprak dor di Dusun VII, Desa

Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

6. Proses pelaksanaan Teater ketoprak dor dalam kegiatan sosial masyarakat di

Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

(22)

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang ada, maka dalam penelitian ini perlu

adanya pembatasan masalah yaitu Pergeseran Ketoprak Dor Sebagai Salah Satu Upaya

Dalam Mempertahankan Indentitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim,

Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah secara rinci sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah kesenian ketoprak dor di Tanah Deli (Sumatera Utara)

khususnnya di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal,

Kabupaten Deli Serdang.

2. Bagaimana proses pergeseran dan perubahan sosial budaya pada ketoprak

dor yang terdapat di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal,

Kabupaten Deli Serdang.

3. Seperti apakah peran dan fungsi ketoprak dor di Dusun VII, Desa Sei

Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

4. Bagaimana upaya penggiat ketoprak dor mempertahankan kesenian ketoprak

dor sebagai identitas masyarakat Jawa Delidi Dusun VII, Desa Sei

(23)

1.5. Tujuan Penelitian

Secara terperinci penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui sejarah ketoprak dor di Tanah Deli khususnnya di Dusun

VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk menjelaskan proses pergeseran ketoprak dor dalam mempertahankan

Identitas Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal,

Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk mengungkapkan peran dan fungsi ketoprak dordi Dusun VII, Desa Sei

Mencirim, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

4. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan penggiat ketoprak dor

dalam mempertahankan ketoprak dor sebagai identitas Jawa Delidi Dusun

(24)

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, tentunya memberikan manfaat.

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan ialah:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini mendeksripsikan tradisi, kesinambungan

dan proses pergeseran budaya pada ketoprak dor sebagai salah satu upaya

dalam mempertahankan identitas budaya Jawa Deli. Dengan demikian dapat

menambah pengetahuan penulis dan pembaca.

2. Dapat memperkaya literatur Antropologi dalam kajian Identitas Budaya.

3. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

wawasan untukpenggiat ketoprak dor dalam mengatasi fenomena kurangnya

perhatian dan kecenderungan masyarakat meninggalkan kesenian tradisional

ketoprak dor. Sehingga dapat ditingkatkan upaya pelestarian budaya ini

sebagai salah satu cara mempertahankan identitas budaya di tengah-tengah

masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Deli di Dusun VII, Desa Sei

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan

jenis penelitian yang bersifat kualitatif, pendekatan fenomenologi dengan analisis deskriptif

didukung oleh hasil observasi dan wawancara dengan subjek yang mengetahui dan

memahami tentang pergeseran ketoprak dor sebagai salah satu upaya dalam

mempertahankan identitas etnis Jawa Deli yang ada di Dusun VII, Desa Sei Mencirim,

Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, maka peneliti merumuskan beberapa

kesimpulan, diantaranya:

1. Ketika terjadi perpindahan suku Jawa pada tahun 1900-an ke Sumatera Timur

dalam jumlah yang cukup besar dan menjadi buruh di Tanah Deli, etnis Jawa

otomatis membawa tradisi daerah asalnya, seperti perilaku, sistem sosial, sistem

budaya, dan kesenian. Salah satunya ialah ketoprak yang ketika di wilayah

teritorial Tanah Deli ketoprak disebut ketoprak dor.Ketoprak sendiri berasal dari

kata tok dan prakyaitu bunyi dari kentongan dan keprak.Dua alat musik yang

terbuat dari bambu dan dipakai dalam teater rakyat tersebut.Kentongan yang bila

dipukul berbunyi tok sedangkan keprak bagian samping kanan kirinya

(26)

tersebut tok dan prak itu disebut ketoprak. Kemudian ditambah dengan tembang

(nyanyian) yang dilakukan bersama orang desa yang sedang menghibur diri dan

akhirnya ditambah dengan gendang dan suling, maka lahirlah kesenian ketoprak.

Sebutan ketoprak dor di Tanah Deli dikarenakanadanya penekanan bunyi DOR,

bunyi DOR tersebut berasal dari salah satu alat musik yang digunakan dalam

pertunjukan ketoprak dor, alat musik tersebut ialah Jidor. Bunyi Dor sendiri

pada ketoprak dor menjadi ciri khas ketoprak dor di Tanah Deli, bunyi DOR

merupakan makna suatu petanda adanya adegan kelucuan. Bunyi “DOR”

memiliki arti penting, sebab setiap kali bunyi “DOR!” maka disaat itulah

penonton tertawa. Ketoprak dor mulai banyak diminati masyarakat pada masa

itu, maka terbentuk grup-grup ketoprak dor. Adapun faktor yang mempengaruhi

munculnya grup-grup ketoprak dor ialah sebagai eksistensi dan identitas etnis

Jawa.

2. Pergeseran budaya yang terjadi pada kesenian pada ketoprak dor dapat dilihat

dari alat musiknya, pakaian atau kostum, tema cerita, tembang, bahasa dan lain

sebagainya. Perubahan ini terjadi sebab adanya pengaruh budaya dan

lingkungan sosial dari etnis lainnya. Sedangkan perubahan sosial yang terjadi

pada ketoprak dor dapat dilihat dari peran dan fungsi ketoprak dor di masyarakat

(27)

3. Peran dan fungsi ketoprak dor sekarang ini tidak lagi sebagai media ritual untuk

memanjatkan doa pada Sang Maha Kuasa, ketoprak dor hanya berperan dan

berfungsi sebagai media hiburan, pengintegrasian masyarakat,pengungkapan

emosional dan sebagai penyampaian pesan.

4. Adapun upaya yang telah dilakukan para penggiat ketoprak dor dalam

mempertahan ketoprak dor sebagai identitas etnis Jawa Deli ialah membuka

sanggar ketoprak dor, mengajak kawula muda menjadi pemain dalam

pertunjukan ketoprak dor, memberikan campuran bahasa pada ketoprak dor, dan

memanajemen waktu untuk tampil pada pertunjukan ketoprak dor.

5.2.Saran

Kesenian yang ada dalam masyarakat Jawa di Sumatera Utara khususnya ketoprak dor

sedikit demi sedikit sudah mengalami kemunduran dan dilupakan oleh generasi mudanya.

Hal ini terjadi karena perubahan jaman dan gaya hidup dari masyarakat pendukungnya juga

berubah. Dengan demikian akan ada kekhawatiran bahwa ketoprak dor tersebut akan hilang

secara perlahan-lahan tanpa sempat ditulis jika kita tidak memberikan perhatian dan tidak

mempertahankannya mulai dari sekarang. Oleh sebab itu melalui hasil penelitian yang

dilakukan penulis menyarankan:

1. Bagi para penggiat ketoprak dor perlu diadakan pembinaan keseluruhan unsur dari

kesenian ketoprak dor baik seni ketoprak itu sendiri maupun seniman-seniman yang

(28)

mengimbangi kemajuan teknologi yang ada. Pembinaan ini meliputi cara bermain

yang professional, teknik lighting serta manajemen organisasi perkumpulan

ketoprak dor yang baik dan sebagainya yang menyangkut tentang pertunjukannya.

Karena kesempurnaan sebuah pertunjukan akan meninggalkan kesan yang baik bagi

para penonton atau penikmatnya.

2. Untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan pertunjukan atau tontonan

modern lainnya diperlukan pengembangan seni ketoprak dor. Pengembangan ini

meliputi upaya pembaharuan-pembaharuan terhadap seni pertunjukan ketoprak dor.

Pembaharuan ini merupakan dorongan kegairahan kreativitas, sedangkan kreativitas

dapat memacu lahirnya berbagai alternatif dalam mempertahankan ketoprak dor.

Sehingga ketoprak dor akan semakin kaya dengan gaya dan ragam, luwes dalam

menghadapi dan mengikuti kemajuan zaman. Apabila tidak, maka di khawatirkan

akan berkurang bahkan kehilangan penggemarnya dan malah akan punah. Sebagai

contoh perkembangan-perkembangan itu antara lain menggunakan bahasa yang

dapat dimengerti oleh masyarakat umum, selain itu dapat pula dengan cara

memanfaatkan berbagai fasillitas teknologi modern misalnya televisi.

3. Untuk para penonton agar selalu berkenan ikut mempertahankan kesenian ketoprak

dor dengan turut menjadi pemain, terkhusus kepada kaula muda etnis Jawa Deli.

(29)

4. Kepada Pemerintah kota Deli Serdang, diharapkan memberikan perhatian lebih

terhadap kesenian ketoprak dor. Berkenan memberikan sumbangsih materi dan

moril. Selain itu sangat diharapkan agar ketoprak dor ini bisa menjadi salah satu

pertunjukan rutin disetiap tahunnya dan menampilkan ketoprak dor di setiap event

yang diadakan.

Penulis menyakini eksistensi ketoprak dor di masa yang akan datang akan menjadi

lebih baik lagi dari masa kini mengingat banyak sekali pada masa kini media cetak yang

meliput bahkan banyak penulis memberikan sumbangsih pemikiran terhadap pertunjukan

ketoprak dor dalam bentuk opini. Seperti tulisan Fadmin Prihatin Malau mantan sekertaris

majelis kebudayaan (Waspada dan Analisa), Tommy Simatupang mahasiswa medan

(Tribun) dan Mohammad Hilmi Faiq wartawan kompas (Kompas). Selain itu dari

penonton penulis mendapatkan pengakuan merasa terhibur dan menimbulkan rasa

(30)

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:

Black, James A. Dan Dean J. Champion. 2009. Metode dan Masalah Penelitian Sosial.

Bandung: PT. Refika Aditama

Dewi, Heristina. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studi Kultura,

Fakultas Sastra.

Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Donggeng, dan Lain-lain.

Jakarta: Grafiti.

Edraswara, Suwardi. 2013. Ilmu Jiwa Jawa: Estetika dan Citarasa Jiwa Jawa,

Yogyakarta : Narasi

Hariadi, Selamat. 2015. Studi Deskriptif Ketoprak Dor Oleh Sanggar Langen Setio

Budi Lestari Pada Upacara Adat Perkawinan Jawa Di Kelurahan Jati Makmur

Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Skripsi. Jurusan Etnomusikologi USU

Jenks, Chris. 1993. Culture : Study Kebudayaan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jhonson, Doyle Paul. 2008. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid I, Jakarta :

Gramedia

Koentjaraningrat. 1980. Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta : Universitas Indonesia

(UI-Press).

. 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta : Balai Pustaka

. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia

. 2003. Kamus Istilah Antropologi, Jakarta : Progres

(31)

. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta

Kuntowijoyo. 1999. Budaya dan Masyarakat, Yogyakarta : Tiarawacana

Lisbijanto, Herry, 2013. Ketoprak, Yogyakarta: Graha ilmu.

Moleong L.J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Murgianto, Sal dkk.2003. Mencermati Seni Pertunjukan 1 Perspektif Kebudayaan,

Ritual, Hukum. Jakarta: The Ford Foundation.

Oepen, Manfred. 1988. Media Rakyat: Komunikasi Pengembangan Masyarakat,

Jakarta : P3M

Peacock, James L. 2005. Ritus Modernisasi : Aspek Sosial dan Simbolik Teater Rakyat

Indonesia, Jakarta: Desantara.

Pelly, Usman dan Asih Menanti. 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta: Direktoral

Jendral Pendidikan Tinggi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Rahoyo, Stefanus. 2010. Dilema Tionghoa Miskin, Yogyakarta : Tiarawacana

R.M. Soedarsono. 1998. Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi.Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan.

Said, Muhammad. 1990. Koeli Koentrak Tempo Doeloe: dengan Derita dan

Kemarahannya. Medan: Harian Waspada

(32)

. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah,

Jakarta : Rajawali Pres

Simanjuntak,B.A. 2009. Metode Penelitian Sosial, Medan : Bina Media Perintis

Soemardjan,Selo. 1988. Streotip Etnik, Asimilasi, Integrasi Sosial, Jakarta : Pustaka

Grafika.

Soekanto, Soejono. 1979. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: UI-Press

Sugiarti, Tutiek. 1989. Ketoprak Dor :Perkembangan, Fungsi dan Tantangannya Di

Sumatera Utara (1920-1985). Skripsi. Jurusan Sejarah USU.

Suroso, Panji. 2012. Ketoprak Dor di Helvetia, Medan, : Unimed Pres.

Sukatman. 2009. Butir-Butir Tradisi Lisan Indonesia: Pengantar Teori dan

Pembelajarannya, Yogyakarta: LaksBang

T.O.Ihromi. 1994. Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Sumber Internet:

Kisawa,Wisnu. 2005. Kethoprak, Drama Tradisional Jawa. Available at

http://geocenties:.com Diakses 21 Oktober 2015

Hilmi, Mohammad (2015). Lakon Joko Bodo Pantang Menyerah. Available at

Gambar

Tabel 1. Daftar Nama Kepala Dusun di Desa Sei Mencirim ......................................
 Grafika. Soekanto, Soejono. 1979. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: UI-Press

Referensi

Dokumen terkait