• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persaingan industri PT.Pancanata Centralindo perspektif etika bisnis dalam islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persaingan industri PT.Pancanata Centralindo perspektif etika bisnis dalam islam"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.Sy )

Oleh :

MUHAMMAD SAMAN

NIM : 106046101664

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

MUHAMMAD SAMAN

NIM : 106046101664

Dibawah Bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Azizah, M.A Abdurrauf. M.A

NIP. 196701071997032001 NIP.197312152005011002

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1431 H / 2010 M

(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam) ” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 18 Juni 2010

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,

Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM.

NIP: 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

1. Ketua : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM. (……….)

NIP. 195505051982031012

2. Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H (……….)

NIP: 197407252001121001

3. Pembimbing I : DR. Azizah, M.A. (……….)

NIP. 196701071997032001

4. Pembimbing II : Abdurrauf, M.A. (……….)

NIP. 197312152005011002

5. Penguji I : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH, M.A (……….)

NIP.195003061976031001

6. Penguji II : Drs. Burhanudin Yusuf, MM (……….)

NIP. 195406181981031005

(5)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Rajab 1431 H 18 Juni 2010 M

Muhammad Saman

(6)

ABSTRAK

MUHAMMAD SAMAN. NIM 106046101664.

Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam). Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M. Isi : xiii + 81 halaman + 14 lampiran, 75 literatur (1954-2010).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis dalam Islam). Persaingan yang sehat harus sesuai dengan etika bisnis yang berlaku. Rasulullah saw adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggan mengeluh. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan, pelayanan yang unggul, kemampuan, efisiensi, transparan, persaingan yang sehat dan kompetitif. Persaingan yang positif dan kompetitif yang di lengkapi dengan daya saing yang tinggi seperti daya saing harga, daya saing kualitas, daya saing pemasaran, dan daya saing jaringan kerja menjadi pendorong bagi perindustrian yang sudah lama berdiri maupun yang baru bemunculan untuk menguasai pasar dan menjadi leader market.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan pada adalah analisis kualitatif yaitu suatu teknik analisis data dimana terdahulu dipaparkannya semua data yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber dalam bentuk kalimat-kalimat yaitu dengan menggunakan beberapa tahapan.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa etika atau perilaku yang ditanamkan PT. Pancanata Centralindo terhadap karyawannya tidak sepenuhnya dilaksanakan, ini terbukti masih ada karyawan yang menjual harga barang berbeda dengan harga yang telah diberlakukan oleh pemilik perusahaan. Dan adanya kesenjangan sosial antara pembeli dalam jumlah besar dengan pembeli dalam jumlah kecil dalam hal fasilitas layanan. Barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diinginkan dengan ukuran yang tidak sesuai dan barang yang dipesan lama sampainya dan ada barang yang rusak atau cacat. Adanya ketidak puasan terhadap harga barang yang disama ratakan untuk semua ukuran.

Kata kunci : Etika bisnis Islam PT. Pancanata Centralindo, daya saing pemasaran, daya saing jaringan kerja, daya saing harga, dan daya saing kualitas.

Pembimbing I : DR. Azizah, M.A.

NIP. 196701071997032001

Pembimbing II : Abdurrouf, M.A.

NIP. 197312152005011002

(7)

Puji serta syukur sepatutnya hanya kita panjatkan kehadirat pemilik Semesta

Alam, Sumber Segala Ilmu Pengatahuan, Allah SWT, atas segala limpahan karunia

dan rahmat-Nya yang tak terhingga, serta atas segala Ilmu dan hidayah sampai

kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat teriring salam senantiasa selalu penulis panjatkan kepada Da`i sejati

yang membawa umat manusia, sehingga saat ini dapat merasakan indahnya Islam

Rasulullah saw. berserta keluarga dan sahabatnya dengan tauladannya sehingga kita

dapat merasakan izzah dan besarnya Dien Islam. Semoga penulis tergolong dari ummatnya dengan turut serta dalam “gerbong kereta dakwah” ini melalui bidang

ekonomi Islam.

Dibalik terselesaikannya skripsi ini, tentunya tak lepas berkat pertolongan Allah

yang juga diberikan melalui hamba-hambaNya yang insyaAllah akan mendapat

ganjaran yang lebih utama dari-Nya, Penulis hanya mampu mengucapkan terimakasih

yang amat mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH,

selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat Ekonomi

Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

(8)

3. Ibu Dr. Azizah, M.A dan Bapak Abdurrauf, M.A selaku dosen pembimbing atas

segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis

hingga akhir penulisan skripsi ini.

4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat

dimanfaatkan dan diamalkan sebaik-baiknya. Pimpinan dan Staf Perpustakaan

Utama & Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian

5. Bapak H. Hamidi Shabri, selaku Pimpinan PT. Pancanata Centralindo dan seluruh

staff PT. Panacanata Centralindo lainnya, yang banyak membantu penulis dalam

memperoleh data untuk menyelesaikan skripsi serta bapak Aulia Rahman selaku

konsumen PT. Pancanata Centralindo yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk saya wawancarai..

6. Ayahanda Bapak H. Syahrani, abang dan kakak tercinta Dayat, Uci, Uyah, Ubay,

dan Oos serta tak lupa orang tua tercinta dan tersayang semoga Allah menjadikan

kuburnya taman-taman surga Hj. Zahro (alm) yang selalu memberikan aku

dorongan yang besar untuk melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi,

senantiasa memberiku semangat dan motivasi untuk tidak puas dengan ilmu telah

saya peroleh sehingga terselesaikannya skripsi ini

7. Teman-teman di jurusan Muamalat perbankan syariah, angkatan 2006, terutama

PSC 2006 wa bil khusus M. Ismail dan Hapid yang telah meluangkan tempat dan

waktunya dengan penuh ikhlas untuk penulis singgah, Mumu Muttaqin atas

dorongan moril dan sprituilnya, Defri, Syukron, Alan, Inayah, Marzuko dan

(9)

viii

Jakarta yang turut serta membantu penulis menimba ilmu dan menyelesaikan

skripsi penulis ini, Islah, Apis, Rizal, Opik, pimpinan Majelis Rasulullah SAW.

Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa, Habib Salim Al-Haddad, KH. Fudhail Salim

dan KH. Syafi’I Al-Mustawa.

Penulis

Ciputat, Rajab 1431 H 18Juni 2010 M

(10)

DAFTAR ISI

halaman

Lembar Pengesahan Pembimbing………ii

Lembar Pengesahan Panitia Ujian...………...iii

Lembar Pernyataan..………...iv

Abstrak...………..v

Kata Pengantar………vi

Daftar Isi……….ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah………1

B. Pembatasan dan perumusan masalah………...5

C. Tujuan dan kegunaan penelitian………..6

D. Metode penelitian dan teknik penulisan………..7

E. Studi review terdahulu……….10

F. Sistematika penulisan………..11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA BISNIS A. Persaingan Industri………..13

1. Pengertian persaingan industri………...13

2. Tujuan yang mendorong persaingan industri………...16

3. Dampak positif adanya persaingan industri………18

B. Etika Bisnis Dalam Islam………...20

1. Pengertian etika bisnis……….20

2. Dasar hukum etika bisnis……….31

3. Prinsip–prinsip etika bisnis………..35

(11)

x

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah dan tujuan berdiri PT. Pancanata Centralindo………..45

B. Visi dan misi perindustrian PT. Pancanata Centralindo………49

C. Proses produksi………..50

D. Aspek produksi………..51

E. Struktur organisasi PT. Pancanata Centralindo……….52

BAB IV ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PT. PANCANATA CENTRALINDO TERHADAP ETIKA BISNIS DALAM ISLAM A. Analisis penulis terhadap persaingan industri PT. Pancanata Centralindo dengan etika bisnis dalam Islam………56

B. Analisis penulis terhadap daya saing pemasaran dan jaringan kerja industri PT. Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan diantara industri yang telah ada lebih dahulu perspektif etika bisnis Islam………60

C. Analisis penulis daya saing harga dan kualitas industri PT. Pancanata Centralindo mempertahankan konsumen menghadapi masuknya pendatang baru dalam industri………...65

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………...69

B. Saran……….73

DAFTAR PUSTAKA………74

LAMPIRAN-LAMPIRAN : 1. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian………..79

2. Wawancara dengan Pimpinan PT. Pancanata Centralindo………80

3. Wawancara dengan Konsumen PT. Pancanata Centralindo……….87

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan masyarakat yang maju, hampir tidak akan kita temukan adanya

perindustrian yang hidup tanpa persaingan. Di Indonesia, keinginan dan kesungguhan

Negara untuk menciptakan iklim industri yang sehat telah dilakukan dengan membuat

suatu produk undang–undang tentang larangan praktek monopoli dan persaingan

industri tidak sehat yakni undang–undang no.5 tahun 1999 dikeluarkan pada tanggal

5 maret 1999 namun, baru berlaku efektif satu tahun kemudian.1 Dengan adanya

kenyataan semacam itu, maka dalam perniagaan terjadinya persaingan adalah hal

yang wajar.2 Kegiatan perniagaan dalam pandangan Islam merupakan kelaziman dan

tuntutan kehidupan. Disamping itu pula merupakan satu hal yang memiliki dimensi

ibadah.

Islam adalah cara hidup yang seimbang dan koheren, dirancang untuk

kebahagiaan (falah) manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara

kebutuhan moral dan kebutuhan material manusia dan aktualisasi keadilan

sosio-ekonomi serta persaudaraan dalam masyarakat manusia. Oleh karena itu Islam juga

1

Gelhorn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada 2000), h.7

2

Adi Warsidi, Administrasi (Jakarta : Universitas Terbuka2 Gelhorn dan Gunawan, Seri Hukum Bisnis : Merger dalam Perspektif Monopoli (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada 2000), h.7

, 1999).

(13)

mempunyai konsep filosofis dalam mengatur kehidupan sosial ekonominya yang

dituangkan dalam konsep ekonomi Islam. Islam telah mengatur kehidupan seorang

muslim dengan ketentuan syariah (hukum Islam) yang bersumber pada Al Quran dan

Hadist Rasullullah saw Tujuannya untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan

manusia sesuai dengan perintah Allah swt. Tujuan syariah adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin kepercayaan, kehidupan,

kesejahteraan, kecerdasan dan keturunan. Prinsip syariah juga mengatur kehidupan

manusia dalam kehidupan bisnis (muamalah).

Dalam ajaran Islam, tujuan sesungguhnya dari wujud manusia sebagai khalifah

Allah swt. dipermukaan bumi adalah untuk menjalankan Iradah-Nya. Berbagai

sumber daya duniawi merupakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dan alat-alat yang

digunakan untuk melaksanakan misi ini. Sumber daya ini tidaklah dimaksudkan

sebagai tujuan itu sendiri, tetapi hanya sebagai alat, yaitu esensial. Karena itu hanya ada sedikit nilai dalam memasukkan sebuah rasa fanatik untuk menimbun kekayaan

didunia.3 Selain itu Agama Islam adalah risalah (pesan-pesan) yang diturunkan Tuhan kepada Muhammad saw. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara

kehidupan manusia yaitu mengatur hubungan manusia dengan manusia lainya,

hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan khaliqnya.4

3

Muh. Akram Kha, Ajaran Muhhammad saw Tentang Ekonomi : Kumpulan Hadits-Hadist pilihan Tentang Ekonomi (Jakarta : PT. BMI, 1996), h.17

4

(14)

3

Banyak ayat dalam AL-Qur’an yang mendorong perdagangan dan perniagaan,

dan Islam menyatakan sikap bahwa tidak boleh ada hambatan bagi perdagangan dan

bisnis yang jujur dan halal yang sesuai dengan etika bisnis dalam Islam, agar setiap

orang memperoleh penghasilan, menafkahi keluarga, dan memberi sedekah kepada

mereka yang kurang beruntung5. Sebagaimana Islam mengatur dan mempengaruhi

semua bidang kehidupan lainnya, demikian pula ia mengatur etika persaingan industri

dan pernigaan yang sesuai dengan Islam. Islam mewajibkan para pengindustri dan

pedagang untuk berbuat adil, jujur dan amanah demi terciptanya kebahagiaan

manusia (falah) dan kehidupan yang baik yang sangat menekankan aspek

persaudaraan, keadilan, sosioekonomi, dan pemenuhan kebutuhan spiritual umat

manusia.

Rasulullah saw adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian

bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggan mengeluh. Dia sering menjaga

janjinya dan menyerahkan barang–barang yang di pesan dengan tepat waktu.

Rasulullah saw pun senantiasa menunjukan rasa tanggung jawab yang besar dan

integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip

manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan, pelayanan yang unggul,

kemampuan, efisiensi, transparan, persaingan yang sehat dan kompetitif. Persaingan

yang positif dan kompetitif yang di lengkapi dengan daya saing yang tinggi seperti

daya saing harga, daya saing kualitas, daya saing pemasaran, dan daya saing jaringan

5

(15)

kerja menjadi pendorong bagi perindustrian yang sudah lama berdiri maupun yang

baru bemunculan untuk menguasai pasar dan menjadi leader market. Salah satunya PT. Pancanata Centralindo yang menjadi objek bahasan dalam penelitian ini. PT.

Pancanata Centralindo merupakan industri yang didirikan sekitar tahun 2006 oleh H.

Hamidi yang kegiatannya adalah memproduksi pakaian dan celana untuk semua

tingkatan baik anak kecil, remaja maupun dewasa. Industri ini berlokasi di jalan

Bumi Indah no.20 Jakarta Barat dan produksi di lakukan di jalan petamburan Jakarta

Pusat. Namun, Apakah persaingan industri PT. Pancanata Centralindo sesuai dengan

etika bisnis dalam Islam ? Bagaimana daya saing pemasaran dan jaringan kerja PT.

Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan diantara

perindustrian yang telah ada ? Bagaimana daya saing harga dan kualitas PT.

Pancanata Centaralindo mempertahankan konsumen menghadapi masuknya

pendatang baru ?

Dengan bertitik tolak pada pemaparan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk

mengkaji lebih dalam mengenai persaingan industri yang terjadi pada PT. Pancanata

Centralindo serta bagaimana sudut pandang ekonomi Islam yang dituangkan ke

dalam skripsi berjudul “PERSAINGAN INDUSTRI PT. PANCANATA

(16)

5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar skripsi ini fokus pada persoalan yang dimunculkan, maka penulis

membatasi kajian persaingan industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika

Bisnis dalam Islam) yaitu ;

1. Penelitian difokuskan hanya pada aspek persaingan bisnis PT. Pancanata

Centralindo sebagai objek penelitian.

2. Perspektif yang digunakan untuk menganalisis persaingan bisnis PT.

Pancanata Centralindo adalah etika bisnis dalam Islam.

3. Persaingan industri difokuskan pada daya saing bisnis PT. Pancanata

Centralindo merebut pangsa pasar, dan mempertahankan konsumen.

2. Perumusan Masalah

Persaingan antara perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu perlombaan dalam

mencapai sukses usaha, sehingga para pelaku bisnis akan selalu memacu diri untuk

berprestasi dalam rangka memenangkan perlombaan tersebut. Dalam suasana

persaingan seringkali ditemui beberapa perusahaan yang menggunakan berbagai cara

yang terkadang bersifat tidak sportif karena menyimpang dari etika bisnis.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis merinci perumusan masalah dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah persaingan bisnis PT. Pancanata Centralindo sesuai dengan etika

(17)

2. Bagaimana daya saing pemasaran dan jaringan kerja bisnis PT. Pancanata

Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan diantara

perindustrian yang telah ada ?

3. Bagaimana daya saing harga dan kualitas bisnis PT. Pancanata Centralindo

mempertahankan konsumen menghadapi masuknya pendatang dalam dunia

industri ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini, yaitu;

1. Mengetahui cara bersaingan industri PT. Pancanata Centralindo terhadap

industri lain ditinjau dari etika bisnis dalam Islam.

2. Mengetahui daya saing pemasaran dan jaringan kerja industri PT. Pancanata

Centralindo merebut pangsa pasar terhadap persaingan industri yang telah ada

lebih dahulu.

3. Mengetahui daya saing harga dan kualitas industri PT. Pancanata Centralindo

mempertahankan konsumen menghadapi masuknya pendatang baru dalam

industri.

Manfaat dari penelitian ini, yaitu;

1. Masyarakat Akademisi

Memberikan informasi mengenai keberadaan ilmu dan sistem ekonomi Islam

yang tidak terbatas pada perbankan syari’ah tetapi juga industri dalam

menghadapi persaingan yang berlaku dalam masyarakat yang tidak sesuai

(18)

7

masyarakat akademisi apabila ingin mengkaji lebih dalam masalah yang

terkait dengan judul tersebut .

2. Fakultas

Memberikan sumbangsih hasil pengamatan tentang ekonomi mikro Islam

khususnya pada aspek persaingan dalam industri (perspektif etika bisnis

Islam) guna memperkaya khazanah pengamatan dan aplikasi persaingan

industri dalam ekonomi Islam di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, serta menambah literatur kepustakaan khususnya

mengenai pengamatan dan aplikasi persaingan industri (perspektif etika bisnis

dalam Islam) pada PT. Pancanata Centralindo yang berlaku di masyarakat.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam karya tulis ilmiah memiliki arti yang sangat penting.

Karena hal itu yang membedakan karya tulis ilmiah dalam hal ini adalah skripsi

dengan yang karya tulis yang lain. Penelitian sebuah metode untuk menemukan

kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking) penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan

hipotesis atas jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya

mengadakan pengujian yang hati-hati atas hipotesis.6

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Secara keseluruhan jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan

6

(19)

matematis, statistik dan lain sebagainya, melainkan menggunakan pendekatan ilmiah

atau penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari

kuantifikasi.

Keseluruhan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah pendekatan normatif yaitu penelitian ekonomi yang berdasarkan norma–norma

atau ketentuan–ketentuan yang berlaku dalam penulisan. Dan menggunakan metode

penelitian deskriptif analitis, yang bertujuan untuk menguraikan tentang sifat-sifat

dari suatu keadaan dan sekedar memaparkan uraian (data dan informasi) yang

berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan. 7 Sedangkan arti deskriptif adalah

penelitian yang mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya,

sehingga hanya penyingkapan fakta.8 Terhadap objek yang diteliti dalam hal ini

adalah PT. Pancanata Centralindo. Bila terdapat data-data empiris, maka hal itu hanya

untuk mempertajam analisa dan menguatkan argumen penelitian.

2. Data Penelitian

Data yang penulis gunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer pada

skripsi ini merujuk pada penelitian langsung ke objek penelitian. Sedangkan untuk

data sekunder adalah literatur yang berhubungan dengan ekonomi Islam secara umum

7

J. Supranto, Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) h.38

8

(20)

9

atau literatur lain yang dapat memberikan informasi tambahan pada judul yang

diangkat dalam skripsi ini,yaitu; buku, majalah, jurnal, artikel dan lain sebagainya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah

wawancara pada pimpinan PT. Pancanata Centralindo, dimana percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu,9 observasi pada PT.

Pancanata Centralindo dan Studi Dokumentasi (studi pustaka), yaitu pengumpulan

data dengan cara mengkaji buku-buku ilmiah, literatur, media cetak dan atau semua

bahan tertulis lainnya, termasuk karya tulis lainnya yang di akses dari internet dan

data observasi pada PT. Pancanata Centralindo.

3. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada skripsi ini adalah analisis kualitatif

yaitu suatu teknik analisis data dimana terdahulu dipaparkannya semua data yang

diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber

dalam bentuk kalimat-kalimat yaitu dengan menggunakan beberapa tahapan.10

Pedoman penulisan skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Penulisan Skripsi tahun

2007” yang diterbitkan oleh fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

9

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2002) h.135

10

(21)

E. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan hasil penelusuran yang saya lakukan bahwa Judul skripsi yang penulis

angkat yaitu Persaingan Industri PT. Pancanata Centralindo (Perspektif Etika Bisnis

dalam Islam) merupakan review studi terdahulu yang telah dilakukan oleh :

1. Siti Yuliani tahun 2003 dengan judul skripsi “Etika Promosi dalam Perspektif

Hukum Islam” dengan menitik beratkan pembahasan pada masalah bagaimana

etika promosi dalam tinjauan hukum Islam.

2. Serly Maria tahun 2003 dengan judul skripsi “Etika Usahawan dalam perspektif

Ekonomi Islam” dengan menitik beratkan pembahasan pada masalah apa

perbedaan antara etika usahawan dalam ekonomi Islam dan ekonomi konvesional

serta mengapa etika sangat diperlukan dalam kegiatan usaha (bisnis) para

usahawan.

3. Badiatul Luthfiani tahun 2004 dengan judul skripsi “Konsep Etika Bisnis

Perdagangan Global dalam Pandangan Syariah” dengan menitik beratkan

pembahasan pada masalah apa yang yang dimaksud dengan etika bisnis

perdagangan global serta bagaimana seharusnya sikap seorang muslim dalam

menjalankan usahanya dan bagaimana sikap pelaku bisnis muslim menghadapi

persaingan dalam perdagangan global agar tidak keluar dari kaidah–kaidah

syariah.

4. Ahmad Khoirul Ikhwan tahun 2006 dengan judul “Hubungan Tingkat Persaingan

(22)

11

Tangerang dalam mengahapi Persaingan Usaha” lebih menekankan pada

bagaimana para pedagang muslim dalam menghadapi persaingan tidak mencakup

pedagang non muslim. Dengan tempat dan waktu berbeda maka penulis tertarik

untuk mengkaji judul tersebut.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Yaitu meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA

BISNIS

Yaitu membahas tentang persaingan industri meliputi : pengertian persaingan

industri, tujuan yang mendorong persaingan industri, pengaruh positif adanya

persaingan industri. Dan etika bisnis dalam Islam yang meliputi : pengertian etika

bisnis, dasar hukum etika bisnis dalam Islam, prinsip-prinsip etika bisnis dalam

Islam, fungsi dan tujuan etika bisnis dalam Islam.

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Yaitu membahas tentang sejarah dan tujuan berdiri PT.Tiga Sekawan, visi dan misi

PT. Pancanata Centralindo, proses produksi, aspek produksi dan struktur organisasi

PT. Pancanata Centralindo.

BAB IV ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PT.TIGA SEKAWAN

(23)

Yaitu membahas tentang Analisis persaingan industri PT. Pancanata Centralindo

dengan etika bisnis dalam Islam, Analisis daya saing pemasaran dan jaringan kerja

industri PT. Pancanata Centralindo merebut pangsa pasar dalam menghadapi

persaingan diantara industri yang telah ada lebih dahulu, dan analisis daya saing

harga dan kualitas industri PT. Pancanata Centralindo mempertahankan konsumen

menghadapi masuknya pendatang baru dalam industri.

BAB V PENUTUP

(24)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERSAINGAN INDUSTRI DAN ETIKA

BISNIS

A. Persaingan Industri

1. Pengertian Persaingan Industri

Persaingan berasal dari bahasa Inggris yaitu competition, yang artinya persaingan itu sendiri atau kegiatan bersaing, pertandingan, dan kompetisi, sedangkan dalam

kamus manajemen, persaingan adalah usaha-usaha dari dua pihak/lebih perusahaan

yang masing-masing bergiat “memperoleh pesanan” dengan menawarkan

harga/syarat yang paling menguntungkan persaingan ini dapat terdiri dari beberapa

bentuk pemotongan harga, iklan/promosi, variasi dan kualitas, kemasan, desain, dan

segmentasi pasar.1

Dalam kamus manajemen persaingan usaha atau bisnis terdiri dari :

1. Persaingan sehat (healthy competition) yaitu persaingan antara perusahaan-perusahaan atau pelaku bisnis yang diyakini tidak akan menuruti atau

melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan

etika-etika bisnis.

2. Persaingan gorok leher (cut throat competition) persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair dimana terjadi perebutan pasar

diantara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada praktek

1

B. N. Maribun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003), h.276

(25)

menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan bisnis sehingga salah satu

tersingkir dari pasar salah satunya dengan menjual barang dibawah harga

yang berlaku di pasar.

Ada tiga (3) unsur yang perlu dicermati dalam membahas persaingan bisnis dalam

Islam :

1. Pihak-pihak yang bersaing

Manusia merupakan perilaku dan pusat pengendalian bisnis. Bagi seorang

muslim bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka memperoleh dan

mengembangkan harta yang dimilikinya. Harta yang diperolehnya merupakan

rizki yang dikaruniakan Allah swt. Tugas manusia adalah berusaha

sebaik-baiknya salah satunya dengan jalan bisnis. Tidak ada anggapan rizki yang

diberikannya diambil oleh pesaing karena Allah swt. Telah mengatur hak

masing-masing sesuai usahanya. Keyakinan ini dijadikan landasan sikap

tawakal setelah manusia berusaha sekuat tenaga. Dalam hal kerja, Islam

memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan

landasan ini persaingan tidak lagi diartikan sebagai usaha mematikan pesaing

lainnya, tapi dilakukan untuk memberikan sesuatu melalui mutu produk,

harga yang bersaing dan pelayanan total.

2. Segi cara bersaing

Berbisnis adalah bagian dari muamalah, karenanya bisnis tidak terlepas

dari hukum-hukum yang mengatur masalah muamalah. Dalam berbisnis

(26)

15

pesaing bisnis. Seorang pembisnis harus selalu berupaya memberikan

pelayanan yang terbaik bagi mitra bisnisnya. Namun bukan berarti dapat

menghalalkan segala cara, seperti pemberian siap untuk mempermudah proses

negoisasi. Akad bisnis yang dijalankan juga harus sesuai dengan akad syariah

tanpa manipulasi atau berbuat curang.

3. Objek yang dipersaingkan

Bebarapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk meningkatkan

daya saing adalah sebagai berikut :

a. Produk. Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik barang ataupun jasa

harus halal. Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang diharapkan

konsumen untuk menghindari penipuan kualitasnya terjamin dan bersaing

b. Harga. Bila ingin memenangkan persaingan harga produk harus

kompetitif dalam hal ini, tidak diperkenankan membanting harga dengan

tujuan menjauhkan pesaing.

c. Tempat. Tempat usaha harus baik, sehat, bersih dan nyaman. Dan tempat

juga harus dihindarkan terhadap hal-hal yang diharamkan seperti

barang-barang yang dianggap sakti untuk menarik pengunjung.

d. Pelayanan. Pelayanan harus diberikan dengan ramah, tapi tidak boleh

(27)

e. Layanan purna jual merupakan servis yang akan melanggengkan. Akan

tetapi, ini diberikan dengan cuma-cuma atau sesuai dengan akad.2

Persaingan adalah keadaan ketika organisasi berperang atau berlomba untuk

mencapai tujuan yang diinginkan seperti konsumen, pangsa pasar, peringkat survei,

atau sumberdaya yang dibutuhkan.3 Perusahaan industri adalah perusahaan yang

kegiatannya mengolah bahan-bahan baku menjadi barang jadi. Perusahaan industri

menarik (membeli) barang dari pasar factor produksi, misalnya bahan baku,

kemudian mengolahnya dan mengeluarkannya (menjual) ke pasar dengan bentuk

yang lain telah menjadi barang yang siap untuk dijual.4

Jadi, persaingan industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bersaing/bertanding

diantara pengusaha/pembisnis yang satu dengan pengusaha/pembisnis lainnya

didalam memenangkan pangsa pasar/share market, dalam upaya melakukan, menawarkan produk barang dan jasa kepada konsumen dengan berbagai strategi

pemasaran yang diterapkan.

2. Tujuan yang Mendorong Persaingan Industri

Persaingan merupakan kondisi real yang dihadapi setiap orang di masa sekarang.

Kompetisi dan persaingan tersebut bisa dihadapi secara positif atau negatif,

bergantung kepada sikap dan mental persepsi kita dalam memaknai persaingan

2

Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Menggangas Bisnis Islami, (Jakarta : Gema Insani Press,2002) h. 96-97

3

Mudrajad Kuncoro, Strategi bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif ( Jakarta : Erlangga, 2005) h. 86

4

(28)

17

tersebut. Hampir tiada hal yang tanpa kompetisi/persaingan, kompetisi/persaingan

dalam berprestasi, dunia usaha bahkan dalam proses belajar. Beberapa perusahaan

besar memasuki industri tertentu dengan maksud mendukung bisnis utamanya. Untuk

itu mereka tidak segan–segan mengorbankan rentabilitas dari anak perusahaan. Bila

para perusahaan di industri yang bersangkutan memiliki tujuan dan strategi yang

sama, tingkat persaingan akan lebih rendah karena masing–masing perusahaan

memiliki pandangan yang sama mengenai pesaingnya. Keadaan yang sebaliknya akan

menciptakan persaingan yang tinggi. Keragaman pesaing tidak hanya terjadi di antara

sesama produsen lokal, tetapi juga dari perusahaan–perusahaan luar negeri (asing)

sebagai tempat pelemparan produk mereka yang dihasilkan dari kelebihan kapasitas.

Selain itu juga persaingan merupakan semacam upaya untuk menduduki posisi yang

lebih baik di industri yang bersangkutan. Bila jumlah pesaing cukup banyak dan

seimbang, persaingan akan tinggi sekali karena masing–masing perusahaan memiliki

sumber daya yang relatif sama. Bila jumlah pesaing sama tetapi terdapat perbedaan

sumber daya, di pasar akan jelas sekali terlihat siapa yang menjadi market leader, dan perusahaan mana yang merupakan pengikut.5

Dan persaingan dalam dunia bisnis adalah pesaing kekuatan modal. Pelaku bisnis

dengan modal besar berusaha memperbesar jangkauan bisnisnya sehingga para

5

(29)

pengusaha kecil (pemodal kecil) semakin terseret.6 Pertumbuhan industri yang

lamban akan merupakan ajang perebutan pangsa pasar (market share) untuk perusahan yang mengadakan ekspansi. Dan juga praktek bisnis bertujuan mencapai

laba sebesar–besarnya dalam situasi persaingan bebas.7 Dalam bisnis, sasaran

terhadap keuntungan yang wajar adalah sangat penting. Hanya dengan membuat

keuntungan yang wajarlah, suatu suasana bisa berkembang dan memperbesar

pelayanannya terhadap orang banyak.8 Keuntungan di atas normal yang diperoleh

oleh perusahaan di dalam industri akan menarik pemain–pemain baru untuk masuk ke

dalam industri.

3. Dampak Positif Adanya Persaingan Industri

Kompetisi merupakan persaingan yang menunjuk kepada kata sifat siap bersaing

dalam kondisi nyata dari setiap hal atau aktivitas yang dijalani. Ketika kita bersikap

kompetitif, maka berarti kita memiliki sikap siap serta berani bersaing dengan orang

lain. Dalam arti yang positif dan optimis, kompetisi bisa diarahkan kepada kesiapan

dan kemampuan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan kita sebagai umat

manusia. Kompetisi seperti ini merupakan motivasi diri sekaligus faktor penggali dan

pengembang potensi diri dalam menghadapi bentuk-bentuk kompetisi, sehingga

kompetisi tidak semata-mata diarahkan untuk mendapatkan kemenangan dan

6

Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis (Jakarta : Salemba Diniyah, 2002), h.2.

7

Ibid., h.65

8

As. Mahmoeddin, Etika Bisnis dan Perbankan (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1994) cet. Ke-1, h.17

(30)

19

mengalahkan lawan.9 Dengan memaknai kompetisi seperti itu, kita menganggap

kompetitor lain sebagai partner (bukan lawan) yang memotivasi diri untuk meraih

prestasi. Inilah bentuk kompetisi yang dilandasi sifat sehat dan tidak mengarah

kepada timbulnya permusuhan atau konflik, sehingga tidak bersifat deskruktif dan

membahayakan kelangsungan dan keharmonisan kehidupan kita.

Tuntutan dunia bisnis dan manajemen yang semakin tinggi dan keras

mensyaratkan sikap dan pola kerja yang professional. Persaingan yang semakin ketat

juga seakan mengharuskan orang–orang bisnis untuk bersungguh–sungguh menjadi

professional bila mereka ingin sukses dalam profesinya.10 Persaingan dalam dunia

bisnis mendorong pembisnis meningkatkan efisiensi dan kualitas produk untuk dapat

bersaing dengan perusahaan lain dan pelanggan merasa puas dengan produk tersebut.

Selain itu, persaingan industri memiliki pengaruh positif terhadap pengembangan

kreatifitas sumber daya manusia untuk menggunakan sumber daya yang ada secara

optimal dan menghasilkan barang–barang yang bernilai tinggi dengan harga yang

kompetitif. Persaingan membantu pemerintah menangulanggi kemiskinan akibat

krisis moneter yang mendera masyarakat Indonesia sejak tahun 1997 sampai

sekarang. Dengan bermunculan industri–industri baru dapat menyerap tenaga kerja

9

Nia Hidayati, “Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persaingan”, artikel diakses pada tanggal 19April 2010 dari http://persaingan.com/2010/02/28/ Bagaimana Menghadapi Kompetisi dan Persainagan.html.

10

(31)

yang cukup banyak sehingga masyarakat memiliki penghasilan untuk memenuhi

kehidupan sehari–hari.

B. Etika Bisnis Dalam Islam

1. Pengertian Etika Bisnis dalam Islam

Banyak sekali literatur yang menerangkan arti dari etika namun semuanya

memiliki pengertian yang sama yaitu perilaku. Istilah etika berasal dari bahasa

Yunani kuno. Kata Yunani ethos, yang dalam bentuk tunggal memiliki banyak arti yaitu adat, kebiasaan, akhlak, watak, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk jamak ta etha artinya adab kebiasaan.11 Etika dalam bahasa arab al–khuluq. Khuluq dari kata dasar khaluqa–khuluqan, yang berarti, tabiat, budi pekerti, kebiasaan, kesatria, keprawiraan.12 Kata khuluq ini kemudian lebih dikenal dengan term akhlak, atau al– falsafah al–adabiyah. Menurut Ahmad Amin akhlak adalah ilmu yamg menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia

kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam

perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus

diperbuat.13 Marshall Saskhim dan William C. Morris (1987) dalam bukunya

Expriencing Management, Addison Wesley Publising Company, USA, menyatakan:

11

K. Bertens, Etika ( Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997) cet. ke-3 h.4

12

Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis, h.37

13

(32)

21

Ethnic represents a code of behaviour. Value define what is right and what is wrong behaviour.

Artinya, etika merupakan suatu kode perilaku, yakni nilai perilaku yang

membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tentu saja nilai salah dan benar

tersebut merujuk kepada moral yang ditentukan oleh agama.14 Adapun moral yang

ditentukan dalam Islam itu bersumber dari Allah swt. Dan dipraktikkan oleh

Rasulullah saw. Sebagaimana yang diterangkan dalam kitab Akhlaq Libanin bahwa Rasulullah di utus ke dunia untuk menyempurnakan akhlaq dan dengan akhlaq pula

manusia akan memperoleh kebahagian dunia dan akhirat serta dicintai oleh manusia

lain dan juga Allah swt.15

Kita ketahui semakin maju peradaban dan kebudayaan manusia maka akan

semakin banyak pula kreasi dan hasil daya cipta manusia dalam berbagai bentuk

kreasi dan daya cipta itu dikembangkan untuk membantu memenuhi segala

kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Maka diciptakanlah alat–alat pertanian,

perindustrian, mesin–mesin dan sebagainya, yang hingga saat ini masih terus

disempurnakan. Disisi lain, ada pihak yang menikmati hasil karya cipta barang/benda

tersebut, umumnya saat ini mereka disebut konsumen, pengguna atau pemakai.

14

Drs. Suyadi Prawirosentono, Pengantar Bisnis Modern (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2002) h, 2.

15

(33)

Selanjutnya terjadilah proses saling memenuhi kebutuhan yang disebut perdagangan,

perniagaan, atau bisnis.16

Kata bisnis dalam Al–Qur’an biasanya yang digunakan al- tijarah, al–ba’i, tadayantum, dan isytara. Tetapi seringkali kata yang digunakan yaitu al–tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha, berasal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang. Menurut ar–Raghib al–Asfahani dalam al–Mufradat fi gharib al–Qur’an, at–tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari keuntungan.17 Demikian pula menurut Ibnu Arabi, yang dikutip ar–Raghib, fulanun tajirun bi kadza, berarti seseorang yang mahir dan cakap yang mengetahui arah dan tujuan yang diupayakan dalam usahanya.18

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, bisnis di artikan sebagai usaha dagang, usaha

komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha. Skinner (1992), mendefinisikan

bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau

memberi manfaat. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner (1994), bisnis tak lain

adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan

barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.19

Bisnis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk

16

Pamoentjak, K.ST dan Ichsan, Achmad, Seluk – Beluk dan Teknik perniagaan, (Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1981), cet. Ke- 21 h.1

17

Drs. Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi al – Qur’an : tentang Etika dan Bisnis, h.30.

18

Ibid. h,. 30

19

(34)

23

menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat.20

Adapun bisnis Islami dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam

berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas), kepemilikan hartanya

(barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan

pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram). Islam mengkombinasikan

nilai–nilai spiritual dan material dalam kesatuan yang seimbang dengan tujuan

menjadikan manusia hidup bahagia di dunia dan di akhirat.21 Dari uraian di atas, di

ini dapatlah kita mendefinisikan etika bisnis Islam sebagai seperangkat nilai tentang

baik, buruk, benar dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip–prinsip

moralitas dan juga al–qur’an dan hadits yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw.

Adapun menurut Prof. Dr. Amin Suma SH, MM. yang dimaksud etika bisnis Islam

ialah konsep tentang usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik

dan buruk serta benar dan salah menurut standar akhlak Islam.22 Oleh karena itu

dalam ekonomi Islam yang berlandasan ketuhanan, maka tujuan akhir penciptaannya

adalah ridho Allah swt dengan memegang syariat Islam dalam segala aktivitasnya

20

Buchari Alma, Penghantar Bisnis (Bandung : Alfabeta, 1998), h.21

21

Drs. Faisal Badroen, dkk, Etika Bisnis dalam Islam, h.3

22

(35)

begitu pula dalam aktivitas ekonomi yang tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai etika

ke Islaman.23

Oleh karena itu agar mendapatkan suatu cakrawala yang luas dan mendalam akan

dipaparkan aksioma-aksioma etika bisnis yang harus melandasi suatu bisnis yang

berperspektif al–Qur’an yaitu :

1. Kesatuan

Kesatuan di sini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep

tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam

bidang ekonomi, politik, sosial, menjadi suatu “homogeneous whole” atau keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan

yang menyeluruh. Dari konsepsi ini, maka Islam menawarkan keterpaduan agama,

ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka

etika dan ekonomi atau etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal,

membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam yang homogen

yang tidak mengenal kekusutan dan keterputusan.

Islam menempatkan integritas sebagai nilai tertinggi yang memandu seluruh

perilakunya. Islam juga menilai perlunya kemampuan, kompetensi dan kualifikasi

tertentu untuk melaksanakan suatu kewajiban. Dalam konteks prinsip tauhid yang

bertujuan untuk mencari ridho Allah swt. dan cara-caranya yang tidak bertentangan

23

(36)

25

dengan syari’at Islam.24 Akan logis kiranya jika manusia berperilaku baik dengan

mematuhi segala ketentuan-Nya, hal itu harus ditunjukkan manusia sebagai khalifah

dibumi ini. Dan hal itu pulalah yang harus tercermin dalam sifat-sifat terpuji Allah

swt. yang terkandung dalam Asmaul Husna seperti sifat, ihsan, bijak, rahman, adil dan lainnya yang patut ditiru oleh manusia dalam mengelola bisnisnya, dalam

pandangan seorang muslim sifat-sifat Allah swt. itu adalah standar etika dalam

berperilaku.25

2. Kesetimbangan ( Keadilan)

Kesetimbangan atau keadilan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam

yang berhubungan dengan keseluruhan harmonis pada alam semesta. Hukum dan

tatanan yang kita lihat pada alam semesta mencerminkan kesetimbangan yang

harmonis. Tatanan ini pula yang dikenal dengan sunatullah. Definisi adil menurut Islam adalah “tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi” atau dengan kata lain

bahwasannya setiap orang mendapatkan haknya dan tidak mengambil bagian orang

lain.26 Adapun konsep keadilan dalam bisnis adalah mengharuskan setiap orang

mendapatkan haknya dan tidak mengambil hak atau bagian orang lain.27 Perilaku

24

Yusuf Qardhawi, Peran Nialai dan Moral dalam Perekonomian Islam, ( Jakarta : Rabbani Press,2001), h.25

25

Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2003), cet.ke-2, h. 22

26

Muh. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Teori dan Praktek (Jakarta : Gema Insani Press. 2001) cet. Ke-1 h.15

27

(37)

kesetimbangan dan keadilan dalam bisnis secara tegas dijelaskan dalam konteks

perbendaharaan bisnis (klasik) agar pengusaha muslim menyempurnakan takaran bila

menakar dan menimbang dengan neraca yang benar, karena hal itu merupakan

perilaku yang terbaik dan membawa akibat yang terbaik pula. Pelaku bisnis harus

berbuat adil, dilarang berlaku zhalim atau perbuatan merugikan orang lain seperti :

mengurangi timbangan, takaran dan ukuran. Sebagimana firman Allah swt. dalam

surat al-Anam ayat 152 yang berbunyi sebagai berikut :

ﺎ و

اﻮ ﺮْ

لﺎ

ْا

ﺎ إ

ه

ْ أ

ْ

ﺪﺷأ

اﻮ ْوأو

ْﻜْا

ناﺰ ْاو

ْ ْﺎ

ﺎ ْ

ﺎ إ

ﺎﻬ ْ و

اذإو

ْ ْ

اﻮ ﺪْ ﺎ

ْﻮ و

نﺎآ

اذ

ﻰ ْﺮ

ﺪْﻬ و

ا

ْوأ

اﻮ

ْ ﻜ ذ

ْ آﺎ و

ْ ﻜ

نوﺮآﺬ

Artinya : Dan jaganlah kamu hampiri harta anak yatim, kecuali dengan jalan yang terbaik, hingga ia sampai dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan keadilan. Tiadalah kami berati diri, melaikan sekedar tenaganya, dan apabila kamu berkata hendaklah berlaku adil, walaupun terhadap karib-karibmu sendiri, dan tepatilah janji Allah. Demikianlah Allah berwasiat kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan. (Q.S. al-Anam : 152)

Berbuat curang dalam berbisnis sangat dibenci Allah swt. Bahkan curang dalam

berbisnis justru pertanda kehancuran terhadap bisnis itu sendiri. Islam mengarahkan

dan mengajarkan manusia untuk hidup secara seimbang/adil. Baik terhadap diri

sendiri/individu, maupun dengan sesama (sosial). Dalam ayat Al–Qur’an, Allah swt.

memerintahkan manusia untuk berbuat adil.28 Sesuai dengan firman Allah swt. dalam

surat al-Maidah ayat 8 yang berbunyi sebagai berikut :

28

(38)

27

ﺎﻬ أ

ﺬ ا

اﻮ

اﻮ ﻮآ

اﻮ

ءاﺪﻬﺷ

ْ ْﺎ

ﺎ و

ْ ﻜ ﺮْﺠ

ن ﺷ

مْﻮ

ﺎ أ

اﻮ ﺪْ

اﻮ ﺪْ ا

ﻮه

بﺮْ أ

ىﻮْ

اﻮ او

ا

نإ

ا

ﺮ ﺧ

نﻮ ْ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat dngan taqwa dan takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Maidah : 8)

Al-Qur’an telah memerintahkan penganutnya untuk mengambil keputusan

dengan berpegang pada kesamaan derajat, keutuhan, dan keterbukaan. Maka,

keadilan adalah ideal untuk diterapkan dalam hubungan dengan sesama.29

Relevansinya terhadap pemanfaatan sumber daya, maka seyogianya diarahkan untuk

kesejahteraan manusia supaya ikut merasakan manfaatnya secara adil.

3. Kehendak Bebas

Kehendak bebas merupakan kontribusi Islam yang paling orisinal dalam filsafat

sosial tentang konsep manusia “ bebas”. Hanya Tuhan yang bebas, namun dalam

batas–batas skema penciptaan-Nya manusia juga secara relatif mempunyai

kebebasan. Manusia sebagai khalifah di muka bumi sampai batas–batas tertentu

mempunyai kehendak bebas untuk mengarahkan kehidupannya kepada tujuan

pencapaian kesucian diri. Manusia dianugerahi kehendak bebas untuk membimbing

kehidupannya sebagai khalifah. Berdasarkan kehendak bebas ini, dalam bisnis.

manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjia termasuk menepati

29

(39)

atau mengingkarinya. Seorang muslim yang percaya pada kehendak Allah swt, akan

memuliakan semua janji yang dibuatnya. Segaimana firman Allah swt. dalam surat

al-Maidah ayat 1 yang berbunyi :

ﺎﻬ أ

ﺬ ا

اﻮ

اﻮ ْوأ

دﻮ ْﺎ

ْ أ

ْ ﻜ

ﺔ ﻬ

مﺎ ْﺄْا

ﺎ إ

ﻰ ْ

ْ ﻜْ

ﺮْ

ﺪْ ا

ْ ْأو

مﺮ

نإ

ا

ﻜْ

ﺪ ﺮ

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, tepatilah segala janjimu. Telah dihalalkan bagimu (memakan) hewan ternak (unta, sapi, kerbau, dan kambing), kecuali barang yang dibacakan kepadamu, tiada dihalalkan memburu binatang, sedang kamu tengah ihram (mengerjakan haji). Sesungguhnya Allah menetapkan apa-apa yang dikehendakinya. (Q.S. al-Maidah : 1)

Ia merupakan bagian kolektif dari masyarakat dan mengakui bahwa Allah

meliputi kehidupan individual dan sosial. Islam sangat memberikan keleluasaan

terhadap manusia untuk menggunakan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki.

Demikian juga kemerdekaan manusia, karena Islam sangat memberikan kelonggaran

dalam berkreasi, melakukan transaksi atau melaksanakan kegiatan bisnis/investasi.

Kebebasan individu dalam melaksakan semua kegiatannya adalah hal yang mutlak

selama itu tidak melanggar aturan dalam Islam. Bagi para pelaku bisnis, kebebasan

dalam menciptakan mekanisme pasar memang diharuskan dalam Islam dengan syarat

sebagai berikut :30

a. Tidak ada distorsi yaitu proses penzaliman.

b. Tidak ada MAGHRIB (maysir, gharar, dan riba).

4. Pertanggungjawaban

30

(40)

29

Dalam dunia bisnis, pertanggungjawaban dilakukan kepada dua sisi yakni sisi

vertikal (kepada Allah swt). Seorang Muslim harus meyakini bahwa Allah selalu

mengamati semua perilakunya dan dia akan mempertanggungjawabkan semua

tingkah lakunya kepada Allah nanti di hari akhirat baik tingkah laku yang kecil

ataupun yang besar.31 Sisi horizontal kepada masyarakat luas/para konsumen dan

sebagainya. Tanggungjawab dalam bisnis harus ditampilkan secara transparan

(keterbukaan), kejujuran, pelayanan yang optimal dan berbuat yang terbaik dalam

segala urusan.

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia

karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. Tanggung

jawab merupakan suatu prinsip dinamis yang berhubungan dengan perilaku manusia.

Bahkan merupakan kekuatan dinamis individu untuk mempertahankan kualitas

kesetimbangan dalam masyarakat.

Tanggungjawab bisnis ditampilkan dalam transparansi, egaliter (seseorang yang

percaya bahwa semua orang sederajat), kejujuran, pelayanan yang optimal dan

berbuat terbaik dalam segala usaha. 32Dalam bidang ekonomi dan bisnis, aksioma ini

dijabarkan menjadi suatu pola perilaku tertentu. Karena manusia telah menyerahkan

suatu tanggung jawab yang tegas untuk memperbaik kualitas lingkungan ekonomi

dan sosial, maka perilaku konsumsi seseorang tidak sepenuhnya bergantung kepada

31

Sofyan Syafri Harahap, Auditing Dalam perspektif Islam, (Jakarta : Pustaka Quantum, 2008), h. 25

32

(41)

penghasilannya sendiri ia juga harus menyadari tingkat penghasilan dan konsumsi

berbagai anggota masyarakat yang lain. Konsepsi tamggung jawab dalam Islam

mempunyai sifat berlapis ganda dan terfokus baik pada tingkat mikro (individual)

maupun tingkat makro (organisasi dan sosial), yang kedua–duanya harus dilakukan

secara bersama.

5. Kebenaran: Kebajikan dan Kejujuran

Kebenaran adalah nilai yang dianjurkan dan tidak bertentangan dengan ajaran

Islam. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku

yang benar, yang meliputi, proses akad (transaksi), proses mencari atau memperoleh

komoditas, proses pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau

menetapkan margin keuntungan (laba). Kebajikan adalah sikap ihsan, beneviolence

yang merupakan tindakan yang memberi keuntungan bagi orang lain. Dalam

pandangan Islam sikap ini sangat dianjurkan.

Kejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa

adanya penipuan sedikitpun. Sikap ini dalam khazanah Islam dapat dimaknai dengan

amanah. Dari sikap kebenaran, kebajikan (sukarela) dan kejujuran demikian maka

suatu bisnis secara otomatis akan melahirkan persaudaraan. Persaudaraan, kemitraan

antara pihak yang berkepentingan dalam bisnis yang saling menguntungkan, tanpa

adanya kerugian dan penyesalan sedikitpun. Bukan melahirkan situasi dan kondisi

permusuhan dan perselisihan yang diwarnai dengan kecurangan. Dengan demikian

kebenaran, kebajikan, dan kejujuran dalam semua proses bisnis akan dilakukan pula

(42)

31

tidak dilakukan dengan cara–cara yang mengandung kebatilan, kerusakan, dan

kezaliman, sebaliknya harus dilakukan dengan kesadaran dan sukarela. Sebagaimana

firman Allah swt. dalam surat an-Nisa ayat 29 yang berbunyi :

ﺎﻬ أ

ﺬ ا

اﻮ

اﻮ آْﺄ

ْ ﻜ اﻮْ أ

ْ ﻜ ْ

ﺎ ْﺎ

ﺎ إ

ْنأ

نﻮﻜ

ةرﺎﺠ

ْ

ضاﺮ

ْ ﻜْ

ﺎ و

اﻮ ْ

ْ ﻜ ْأ

نإ

ا

نﺎآ

ْ ﻜ

ﺎ ر

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Janganlah kamu bunuh dirimu (saudaramu). Sesungguhnya Allah penyayang kepadamu.” (Q.S. an-Nisa : 29)

2. Dasar Hukum Etika Bisnis dalam Islam

Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya

karena manusia akan selalu berusaha untuk memperoleh harta kekayaan tersebut

salah satunya dengan bekerja, dan bagian bekerja adalah dengan berbisnis. Dalam

mencari rizki dengan bekerja, Islam sangat memperhatikan aspek kehalalan dan

kebaikan (halalan thoyyibah) baik dari sisi perolehanya maupun dari sisi

pembelanjaannya.

Sehingga bisnis yang Islami dapat diartikan sebagai serangkaian aktifitas bisnis

dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan

hartanya (barang dan jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan

dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).33

Etika dalam bisnis Islam mengacu pada dua sumber utama, yaitu AL-Qur’an dan

sunnah Nabi. Dua sumber ini merupakan sumber dari segala sumber yang ada. Yang

33

(43)

membimbing dan mengarahkan semua perilaku individu/kelompok dalam

menjalankan ibadah, perbuatan atau aktifitas umat Islam. Maka etika bisnis dalam

Islam menyangkut norma dan tuntutan/ajaran yang menyangkut sistem kehidupan

individu dan atau institusi masyarakat dalam menjalankan kegitan usaha atau bisnis,

dimana selalu mengikuti aturan yang ditetapkan dalam Islam sebagaiman yang tertera

pada dua sumber tersebut.

Islam, atau syariat, yang bersumber dari Al–Qur’an dan teladan Nabi Muhammad

saw, mengatur semua aspek kehidupan, etika, dan sosial dan meliputi perkara–

perkara pidana maupun perdata. Syariat bersifat komprehensif, mencakup seluruh

aktivitas manusia, menentukan hubungan manusia dengan Tuhan dan dengan sesama

manusia.34 Dan aktifitas bisnis menurut Islam harus dipandang sebagai suatu karya

atau kerja manusia dalam menjalankan kegiatan “produksi.” Dan Islam telah secara

jelas menganjurkan umatnya untuk berusaha mencari rizki dimuka bumi ini sebagai

bekal hidupnya didunia dalam rangka menopang ibadahnya kepada Allah swt. Segala

sumber daya alam yang tersedia didunia terdiri atas tanah yang subur dengan segala

kandungan yang ada didalamnya seperti : air, barang tambang, mineral, batu bara, gas

bumi dan sebagainya semata-mata Allah swt ciptakan supaya manusia mengelola dan

memanfatkannya demi mencapai kesejahteraan lahir batin. Hal ini sejalan dengan

firman Allah yang berbunyi :

34

(44)

33

Artinya: Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setekepada-Nya-lah) dibangkitkan. (Q.S : Al –Mulk : 15)

Surat al-Anam ayat 152 yang berbunyi sebagai berikut :

ﺎ و

اﻮ ﺮْ

لﺎ

ْا

ﺎ إ

ه

ْ أ

ْ

ﺪﺷأ

اﻮ ْوأو

ْﻜْا

ناﺰ ْاو

ْ ْﺎ

ﺎ ْ

ﺎ إ

ﺎﻬ ْ و

اذإو

ْ ْ

اﻮ ﺪْ ﺎ

ْﻮ و

نﺎآ

اذ

ﻰ ْﺮ

ﺪْﻬ و

ا

ْوأ

اﻮ

ْ ﻜ ذ

ْ آﺎ و

ْ ﻜ

نوﺮآﺬ

Artinya : Dan jaganlah kamu hampiri harta anak yatim, kecuali dengan jalan yang terbaik, hingga ia sampai dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan keadilan. Tiadalah kami berati diri, melaikan sekedar tenaganya, dan apabila kamu berkata hendaklah berlaku adil, walaupun terhadap karib-karibmu sendiri, dan tepatilah janji Allah. Demikianlah Allah berwasiat kepadamu, mudah-mudahan kamu mendapat peringatan. (Q.S. al-Anam : 152)

Surat al-Maidah ayat 8 yang berbunyi sebagai berikut :

ﺎﻬ أ

ﺬ ا

اﻮ

اﻮ ﻮآ

اﻮ

ءاﺪﻬﺷ

ْ ْﺎ

ﺎ و

ْ ﻜ ﺮْﺠ

ن ﺷ

مْﻮ

ﺎ أ

اﻮ ﺪْ

اﻮ ﺪْ ا

ﻮه

بﺮْ أ

ىﻮْ

اﻮ او

ا

نإ

ا

ﺮ ﺧ

نﻮ ْ

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat dengan taqwa dan takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Maidah : 8)

Surat al-Maidah ayat 1 yang berbunyi :

ﺎﻬ أ

ﺬ ا

اﻮ

اﻮ ْوأ

دﻮ ْﺎ

ْ أ

ْ ﻜ

ﺔ ﻬ

مﺎ ْﺄْا

ﺎ إ

ﻰ ْ

ْ ﻜْ

ﺮْ

ﺪْ ا

ْ ْأو

مﺮ

نإ

ا

ﻜْ

ﺪ ﺮ

(45)

Surat al-Maidah ayat 48 yang berbunyi :

Artinya : “Kami telah menurunkan kitab kepada engkau (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran yang membenarkan kitab yang dihadapkannya serta mengawasinya, sebab itu hukumlah antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau turut hawa nafsu mereka, (dan berpaling) dari kebenaran yang telah datang kepada engkau. Kami adakan untuk tiap-tiap umat diantara kamu satu syariat (peraturan) dan satu jalan. Kalau Allah menghendaki, niscaya ia jadikan kamu umat yang satu, tetapi ia hendak mencobai kamu tentang apa yang diberikannya kepadamu, sebab itu berlomba-lombalah kamu (memperbuat) kebaikan. Kepada Allah tempat kembalimu sekalian, lalu Allah mengabarkan kepadamu, tentang apa-apa yang telah kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah : 48)

Surat an-Nisa ayat 29 yang berbunyi :

ﺎﻬ أ

ﺬ ا

اﻮ

اﻮ آْﺄ

ْ ﻜ اﻮْ أ

ْ ﻜ ْ

ﺎ ْﺎ

ﺎ إ

ْنأ

نﻮﻜ

ةرﺎﺠ

ْ

ضاﺮ

ْ ﻜْ

ﺎ و

اﻮ ْ

ْ ﻜ ْأ

نإ

ا

نﺎآ

ْ ﻜ

ﺎ ر

(46)

35

Dalam berbisnis, Islam memberikan pedoman berupa norma-norma/etika untuk

menjalankan bisnis agar para pelaku bisnis benar-benar konsisten dan memiliki rasa

responsibility yang tinggi. Maka dengan adanya norma-norma/etika spiritual yang tinggi iman dan akhlaq yang mulia tersebut, merupakan “kekayaan” yang tidak akan

habis dan sebagai “pusaka” yang tidak akan pernah sirna.35

3. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis dalam Islam

Harus diakui, Nabi Muhammad saw. telah menerapkan bisnis modern dalam

menjalankan bisnisnya. Jauh sebelum para pakar ekonomi dan manajemen Barat

mengangkat prinsip manajemen sebagai satu disiplin ilmu khusus, Nabi Muhammad

saw. adalah pembisnis yang memiliki gelar al-amin justru sudah lebih dulu

mengimplementasikan nilai–nilai manejemen dalam kehidupan dan praktek

bisnisnya. Rasulullah saw telah dengan sangat baik mengelola proses transaksi, dan

hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak–pihak yang terlihat

didalamnya. Dasar–dasar etika dan manajemen bisnis itu, lalu mendapat legitimasi

keagamaan setelah nabi Muhammad saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin mendapat pembenaran akademis di

penghujung abad ke- 20 atau awal abad ke- 21. Prinsip bisnis modern, seperti

costumer satisfaction (tujuan pelanggan dan kepuasan konsumen), service excellence

(pelayanan yang unggul), kompetensi, efisiesi, transparansi, persaingan yang sehat

35

(47)

dan kompetitif. Semuanya itu telah menjadi gambaran pribadi, etika bisnis

Muhammad saw ketika Beliau masih muda.36

Dengan merujuk pada ayat al–Qur’an dan al-Hadits serta contoh nyata dari

teladan Rasulullah saw., sebagai landasan operasional, dapat kita ketahui

prinsip-prinsip dan rambu-rambu etika bisnis yang harus diimplementasikan serta diamalkan

oleh kita semua dalam kehidupan sehari–hari. Terutama bagi para pelaku bisnis yang

menjadi lahan penghidupan. yaitu:

a. Prinsip Otonom

Hak otonom ini adalah hak kebebasan untuk mencapai keinginan.37 Seorang

pebisnis haruslah mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak

berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan dan

bertanggung jawab atas keputusan yang diambil dengan segala risiko ataupun akibat

yang timbul bagi dirinya, perusahaannya dan juga bagi orang lain.

Pebisnis yang otonom adalah pebisnis yang sadar akan kewajibannya dalam dunia

bisnis untuk dapat bertindak otonom diperlukan adanya kebebasan untuk mengambil

keputusan dan bertindak sesuai dengan keputusan tersebut. Keputusan yang diambil

jika tidak dilanjutkan dengan implementasinya akan menjadi bumerang tersendiri

36

M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Khutbah Jum’at Ekonomi Syari’ah, ( Jakarta : PKES, 2008), h.10

37

(48)

37

bagi keberlangsungan bisnisnya. Dalam hal ini adalah kepercayaan relasi maupun

konsumen akan berkurang.38

b. Prinsip Kejujuran

Kejujuran merupakan syarat yang fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah

saw sangat menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Banyak ayat Al–Qur’an

memerintahkan kita dengan tegas untuk berbuat jujur dalam segala hal, termasuk juga

dalam berbisnis. Sebagian dari bentuk kejujuran adalah seorang pengusaha senantiasa

terbuka dan transparan dalam jual–belinya. Tidak hanya menampakkan yang baik

seraya menyembuyikan cacat atau bagian yang buruk dari barang–barang yan

diperdagangkan.39

Dapat dimengerti betapa besar pahala yang dijanjikan oleh Allah swt. Untuk para

pengusaha yang jujur karena memang hanya dengan jujurnya para pengusaha dunia

usaha akan maju dan berkembang dengan baik. 40Memang memiliki sifat jujur sangat

sulit dan berat. Terlebih lagi di masa kini, ketika kehidupan materialistis relatif lebih

mendominasi.sehingga dalam dunia bisnis pada umumnya mumgkin sulit untuk

mendapatkan kejujuran yang sebenarnya.

c. Prinsip saling menguntungkan

38

Ibid, h.78-79

39

M. Nadratuzzaman Hosen, dkk, Khutbah Jum’at Ekonomi Syari’ah, h.29

40

(49)

Prinsip ini berhubungan dengan dunia persaingan bisnis yang harus menghasilkan

suatu win win situation.41 Prinsip ini menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak

berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini sangatlah

mengakomodasikan hakikat dan tujuan bisnis. Pengusaha sebagai pebisnis ingin

mendapatkan laba dan pembeli sebagai konsumen juga ingin mendapatkan barang

ataupun jasa yang memuaskan dan menguntungkan dalam bentuk harga dan kualitas

produk. Disisi lain bisnis haruslah dilakukan dan dijalankan sedemikian rupa agar

masing-masing pihak yang melakukan transaksi sama-sama meraih keuntungan.

d. Prinsip integrasi moral

Pembisnis haruslah selalu menjaga nama baik perusahaannya dalam setiap

melakukan hubungan bisnis. Ada sebuah imperative (kepentingan) moral yang

berlaku bagi sendirinya untuk berbisnis sedemikian rupa agar dipercaya tetap paling

unggul dan tetap yang terbaik dalam kualitas dan kuantitas.

e. Amanah dan Memenuhi Janji

Allah swt. dan Rasul-nya memerintahkan kepada setiap muslim untuk

menunaikan amanah. Allah swt. Memerintahkan agar selalu menunaikan amanah

dalam segala bentuknya, baik amanat perorangan maupun amanat perusahaan, amanat

rakyat dan umat, seperti yang dipikul oleh seorang pemimpin Islam. Seorang manajer

perusahaan adalah pemegang amanat dari pemegang sahamnya, yang wajib

mengelola perusahaan dengan baik, sehingga menguntungkan pemegang saham dan

41

(50)

39

memuaskan konsumennya. Sebaliknya orang-orang yang menyalahgunakan amanat

(berkhianat) adalah berdosa di sisi Allah swt. Dan dapat dihukum didunia dan akhirat.

Ajaran Islam mengharuskan seorang pembisnis muslim mempunyai hati yang

tanggap, dengan menjaga dan memenuhi hak–hak Allah swt serta manusia, dan

menjaga muamalahnya dari unsur yang melampaui batas atau khianat. Seorang

pembisnis muslim adalah sosok yang dapat dipercaya, sehingga ia tidak menzholimi

kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sifat ini juga merupakan syarat untuk meraih

kesuksesan dunia dan akhirat. Memiliki sifat amanah dan menepati janji merupakan

ciri sekaligus juga bukti dari keimanan yang dimiliki, dan dengan demikian,

insyaAllah akan mengeluarkan orang dari kemunafikan.42

f. Harus Halal dan Saling Ridho

Tidak diragukan lagi, ajaran Islam yang suci mengharuskan umatnya untuk

berperilaku halal, dan meninggalkan yang haram dalam seluruh aspek kehidupan,

mulai dari cara memperoleh rizki, mengkonsumsi dan memanfaatkannya.

Dengan demikian, barang atau produk atau jasa yang diperdagangkan juga

haruslah yang halal, jangan yang haram. Memperdagangkan atau melakukan transaksi

yang haram, misalnya babi, khamar, dan lain–lain. Kegiatan bisnis dan perdagangan

harus dijalankan atas dasar suka sama suka, saling meridhoi. Tidak boleh dengan

paksaan, tipu daya, kezaliman, menguntungkan satu pihak

Referensi

Dokumen terkait

layout terhadap keputusan pembelian konsumen pada Migros di Kecamatan Baturiti tahun 2014 baik secara simultan maupun parsial serta untuk mengetahui variabel

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah- Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul” Analisis Pengaruh Citra Toko terhadap Keputusan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh likuiditas, fixed asset intensity, market to book ratio, dan ukuran perusahaan terhadap keputusan perusahaan melakukan

Permasalahan yang terjadi saat implementasi kebijakan publik dalam Program Kartu Jakarta Sehat adalah pada tataran teknis, dimana masyarakat yang mengalami euforia untuk

Berdasarkan tahapan SDLC yang dilakukan dengan penekanan pengembangan SIMPONI UAJY pada fitur-fitur yang belum ada pada SIMPONI UAJY versi terdahulu dan sistem

Pedagang kreatif lapangan atau pedagang kaki lima yang selanjutnya disebut PKL adalah pedagang yang didalam usahanya mempergunakan sarana dan perlengkapan yang mudah

Grafik-grafik diatas merupakan penggambaran dari hasil minimum bending radius dan maximum tension pada flexible riser sebagai akibat dari sistem spread mooring

hanya pasrah. Padahal saat itu beliau baru saja menjalani operasi kanker rahim. Penyakit-penyakit tersebut tidak lantas membuat beliau menyerah, tetapi justru beliau semakin