• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi guru dalam perpektif alqur’an: tela’ah Surat An-Najm ayat 5-10

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kompetensi guru dalam perpektif alqur’an: tela’ah Surat An-Najm ayat 5-10"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Anggi Dwi Saputra : 109011000207

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi

Dia$ntan k€p#h Falarlhs

Ihu

Tarbiyah dan Kegunran

msnenuhi qaraf- sysrat m€rrcapai

Crclar Sarjana

Midiksr

Agama Islam

ot*:

Anqgi Dsi Saprrha

NIM: 1{X}011m0207

Dibqwah Bimbingan

Doffi kmbimbing S.ripsi

FAKT'LTAS

ILMU

TARBTYAH

I}AN KEGI]RUAN

JURUSAN PENDII}IKAI\T

AGAMA

ISI,AM

T]NIYERSTTAS

ISLA}I

NEGEru

SYARIT

IIDAYATT}LLAII

JAKARTA

1435

llflt0l4

M

(3)

Skripsi berjudul "Kompetensi

Guru

dalam

Per':spektif Al-Qur'an

(Tela'ah Surat An-Najm ayat -5-10' disusun oleh Anggi

Dwi

Saputra,

Nomor Induk Mahasiswa 109011000207, diajukan kepada Fakultas [lmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 26

September 2014 dihadapan dewan penguji. Karena

itu,

penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama

Islam

Jakarta 30 September 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

n\^.

Dr.H. Abdul Majid Khon, M.Ag

NIP. 19580707 198703 1 005

Sekretaris

€Af)

Marhamah Salelq l,c. MA

NrP. 19720313 200801 2 010

Penguji

I

(Dr. Sapiudin Shidik. M.Ae)

NrP. 19670328 200003 I 00r Penguji

II

(Pra. EIo.M.AIbueis. M.A)

NrP. 19560119 199403 2 001

Tanggal

o(-

lo-ltl

(.

w/t,,

'oiv

*l',!1

,Zr,bl+

Mengetahui: Dekan,

W

Dra. Nurlena Rifa'i. MA. Ph.D

NIP. 19591020 198603 2 001

_3/{+

-,

(4)

Nama

NIM

Tempat/Tgl lahir

Jurusan

Judul Skripsi

Dosen Pembimbing

Anggi Dwi Saputra

r0901rfi)0207

Bekasi, t3 April 1990

Pendidikan Agama Islam

Kompetensi Gunr Dalarn Perspe*:tif Al{uran Surat

An-Najm Ayat

5-10\.i'

hf,

Dr. H. Saknan Hanrn

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jau.ab socara ak&mis atas apa yang saya

tulis.

Jakarta, I0 September 2014

Anggi Dwi Sapufa

(5)

i 10

DosenPembimbing:Prof. Dr. H. Salman Harun

Kompetensi Gurumerupakankewenangan guruuntuk melaksanakanserangkaian

tugasnya dalam kegiatan relajar mengajar. Dan ini adalah salah satu kunci

keberhasilanpendidikan.Al-Qur’ansebagaikitabpetunjukbagiorang-orangyang

bertakwa,baiktersurat maupuntersirat telahbanyak memberikaninspirasi terkait

konsep pendidikan, tidak terkecuali ayat-ayat yang menjelaskan tentang

kompetensi guru khususnya surat an-Najm ayat

5-10. Sehingga dalam penulisan

skripsi ini telah dirumuskan berbagai masalah dengan rincian sebagai berikut :

Apakonsepal-Qur’antentangkompetensigurudalamSuratan-Najm ayat 5-10?

Skripsi ini merupakan kajian pustaka (library reasech) yang bersifat kualitatif

deskriptif,yakni metodeyangmemberikangambarandanpaparankonsepdengan

cara berpikir rasional dan reflektif. Dalam metode penafsiran al-Qur’an dikenal

dengan sebutan metode Maudhu’i yakni suatu metode yang berupaya menjelas

kan

kandungan ayat-ayat Al - Qur'an dari berbagai seginya dengan memperhatikan

runtutanayat-ayatAl-Qur'ansebagaimanayangtercantumdalammushaf.

KesimpulandaripenulisanskripsiiniadalahKompetensiyangharusdimilikiguru

menurut al-Qur’an surat an-Najm ayat 5-10 adalah memiliki kepribadian seperti

yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW., menguasai dan

memanfaatkanteknologi informasidankomuniikasi gunapengembangandiri dan

ilmupengetahuan danmemilki kemampuankaryatulis gunapengembanganilmu

pengetahuandanmediakomunikasidenganoranglain.AdapunKompetensi Guru

dalamSuratan-Najm ayat 5-10 yakni:

Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi

SosialdanKompetensiProfesional.

(6)

ii Thesis Supervisor:Prof. Dr. H. Salman Harun

The teacher is the authority of the teacher competence to carry out a series of duties in teaching and learning activities. And this is one of the key educational success. The Qur'an as a book of guidance for those who cautious, either express or implied has inspired many related concept of education, not least the verses that describe competence of teachers in particular an-Najm letter 5-10. So in writing This thesis has formulated various problems with the following details: What is the concept of the Koran on the competence of teachers in Surat an-Najm verses 5-10?

This thesis is a study of literature (library reasech) qualitative descriptive, ie, a method that gives an overview of the concepts and exposure rational thinking and reflective. In the method of interpretation of the Qur'an known Maudhu'i the method as a method that attempts to explain content of the verses of Al - Quran from a variety of its aspects with regard sequence of the verses of Al - Quran as stated in the codex.

The conclusion of this study is a must-have competency of teachers letters according to the Qur'an an-Najm verses 5-10 is to have a personality like which has been exemplified by the Prophet Muhammad., control and utilize information technology and self-development in order komuniikasi and science and have the ability to advancing the science papers communication and media knowledge with others. The Teacher Competence in Surat an Najm verses 5-10 are: Competence Personality, Pedagogic Competence, Competence Social and Professional Competence.

(7)

iii

Alhamdulillah, tidak ada ungkapan yang maha dahsyat, yang lebih indah, untuk

diungkapkan selain rasa syukur yang sedalamnya-dalamnya kepada Allah SWT, sang pemilik takdir. Yang memberikan nikmat dan hidayahNya Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Allahumma Shalli „ala Muhammad, shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan mulia Nabi Muhammad saw. seorang inspirator, kreator, proklamator panji-panji Islam, sang pemimpin, sang pencerah bagi umat Islam. Bermimpi bertemu dengannya adalah impian bagi kita umatnya.

Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan skripsi ini, namun berkat doa, kesungguhan hati, kerja keras, dorongan dan juga bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Hambatan dan kesulitan tersebut tidak ada yang tidak berguna (sia-sia), penulis akui semua itu menjadi pelajaran yang berharga.

Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas namun, dengan adanya bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya lepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, kepada yang semua yang tercinta dan tersayang:

1. Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

(8)

iv

5. Prof. Dr. H. Salman Harun, sebagai Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan

waktunya dan membimbing serta mengajarkan kepada penulis dengan sabar, tenang, dan teliti terhadap penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan

Ilmu yang berguna bagi diri pribadi selama perkuliahan.

7. Untuk Ibuku Bunda Siti Halyati, engkau selamanya perumpuan yang paling aku

hormati dan engkaulah yang membuat semua cita-citaku ini akan menjadi kenyataan, dari air matamulah aku belajar jadi orang lebih giat lagi dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta Ayahanda Ali Munandar yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta Kakak Juliandri, terimakasih atas segala motifasinya buat penulis.

8. Teristimewa untuk kakekku (alm) KH. Abdul Qosim, your inspiring my life

nenekku Hj. Ina Mutmainnah, paman-pamanku, Ust. Sahrul Sahnan Qosim yang

selalu memberikan support kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teristimewa, Widia Rafika, terimakasih atas segala support yang telah diberikan

kepada penulis.

10. Amir Slamet Fauzi, Arif Budiman, S.Pd.I, yang selalu membantu penulis dalam

mengajarkan penelitian ini dan memotivasi penulis agar selalu tetap semangat mengerjakan skripsi ini.

11. Untuk teman seperjuangan Ari, Burhan, Solah, Erik, Hariri, Fuad dan

(9)

v

Penulis berharap semoga Allah memberikan kebaikan kepada kita semua Aamiin dan semoga skripsi dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.

Jakarta, September 2014 Penulis

(10)

TransliterasiArab-Latinyangdigunakandalamskripsiiniberpedomanpada

buku―PedomanPenulisanKaryaIlmiah(Skripsi,TesisdanDisertasi) yang

diterbitkanolehCEQDA(CenterforQualityDevelopmentandAssurance)UIN

SyarifHidayatullahJakartatahun2007.

v

HurufArab HurufLatin Keterangan

ا ث د ج خ د ذ ر س ش ص ض ط ظ ع ف ق ل b t ts j h kh d dz r z s sy s d t z c gh f q k l tidakdilambangkan be te

tedanes

je

hdengangarisbawah

kadanha

de

dedanzet

er

zet

es

esdanye

esdengangarisdibawah

dedengangarisdibawah

tedengangarisdibawah

zetdengangarisdibawah

komaterbalikdiatashadap

gedanha

f

ki

ka

el

(11)

م ن و هـ ء ٌ

n

w

h

i

y

en

we

ha

if

ye

vi

TandaVokalArab TandaVokalLatin Keterangan

و

a

i

u

fathah

kasrah

dammah

TandaVokalArab TandaVokalLatin Keterangan

ـــا ــ ــّ

â î û

adengantopidiatas

idengantopidiatas

udengantopidiatas

TandaVokalArab TandaVokalLatin Keterangan

ٌــــ Âi adani

(12)

(lihatcontoh3). لا

سلا لا و

:al

:al-sy

:waal

VI.KataSandang

KatasandangyangdalamsistemaksaraArabdilambangkandenganhuruf,

yaitu ا,dialihaksarakanmenjadihuruf/I/,baikdiikutihurufsyamsiyyah

maupunhurufqamariyyahi.Contoh:al-Rijâlbukanar-Rijâl.

VII.Syaddah(tasydîd)

SyaddahatautasydîdyangdalamsistemtulisanArabdilambangkandengan

sebuahtanda( ),dalamalihaksarainidilambangkandenganhuruf, yaitudengan

menggandakanhurufyangdiberitandaSyaddahitu.Akantetapi,halinitidak

berlakujikahurufyangmenerimatandaSyaddahituterletaksetelahkatasandang

diikutiolehhuruf-hurufsyamsiyyah.

VIII.TaMarbûtah

Berkaitandenganalihaksaraini,jikahuruftamarbûtahterdapatpadakata

yangberdirisendiri,makahuruftersebutdialihaksarakanmenjadihuruf/h/(lihat

contoh1dibawah).Halyangsamajugaberlakujikatamarbûtahtersebutdiikuti

olehkatasifat(na‘at)(lihatcontoh2).Namun,jikahuruftamarbûtahtersebut

diikutikatabenda(isim),makahuruftersebutdialihaksarakanmenjadihuruf/t/

No KataArab AlihAksara

1 ةقيةط Tarîqah

2 ةيماسأا ةعما لا al-Jâmi‘ahal-Islâmiyyah

3 دوجولا ةدحو Wahdatal-Wujûd

(13)

viii

………

Transliterasi Arab-Latin………. v

Daftar Isi………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Identifikasi Masalah,Pembatasan dan Perumusan Masalah……….4

C. Tujuan Penelitian……….5

D. Manfaat Penelitian……….. 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Al-Qur’an……….…. 7

B. Fungsi Al-Qur’an……….…... 7

C. Pengertian Kompetensi Guru……….... 10

D. Beberapa Teori Kompetensi Guru……….... 13

E. Macam-Macam Kompetensi Guru……….18

F. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangkan Kompetensi……….. 20

G. Karakteristik Kompetensi Guru……… 21

H. Manfaaat Kompetensi Guru……….. 24

(14)

ix

An-Najm Ayat ... 28

B. Penjelasan Kata……….. 29

C. Asbabunnuzul Ayat 5-10 Surat An-Najm ………. 29

D. Tafsir Surat An-Najm ayat 5-10………..30

E. Kompetensi Guru dalam Surah An-Najm Ayat 5-10……….. 37

1. Kompetensi Pedagogik……… ..39

2. Kompetensi Profesional……….... 45

3. Kompetensi Kepribadian………...50

4. Kompetensi Sosial………. 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………... 62

B. Saran……….… 63

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan bangsa harus mendapat perhatian yang serius dari semua pihak, terutama pihak-pihak yang ada dalam bidang pendidikan. Kemajuan pendidikan merupakan cerminan kemajuan suatu bangsa dan negara. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dilihat dari segi aktualisasinya, pendidikan merupakan proses interaksi antara guru dengan peserta didik untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan. Pendidik,

peserta didik dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan1.

Kemudian didalam proses pembelajaran, guru adalah orang yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pembelajaran. Dalam mentranfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan atau kecakapan serta keterampilan sebagai guru, sebab tanpa ini semua tidak mungkin proses tersebut dapat berjalan secara kondusif. Oleh karena inilah kompetensi dalam arti kemampuan, mutlak diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

1

NanaSyaodihSukmadinata, PengembanganKurikulum TeoridanPraktik,(Bandung:

(16)

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataanya masih terdapat hal-hal tersebut diluar bidang kependidikan. Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional.

Profesi guru saat ini masih banyak dibicarakan orang baik dikalangan para pakar pendidikan maupun diluar pakar pendidikan. Bahkan selama dasawarsa ini banyak media yang cetak maupun elektronik yang memberitakan tentang guru. Ironisnya berita-berita tersebut banyak yang cenderung melecehkan posisi guru, baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum maupun yang sifatnya pribadi.

Sikap dan prilaku masyarakat tersebut memang bukan tampa alasan, karena memang ada sebagian oknum guru yang melanggar/menyimpang dari kode etiknya. Anehnya lagi alasan sekecil apapun yang diperbuat guru mengundang reaksi yang begitu hebat di masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena dengan adanya sikap demikian menunjukan bahwa guru memang seharusnya menjadi

panutan dimasyrakat disekitarnya.2

Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yakni kelemahan yang terdapat pada guru itu sendri, seperti rendahya tingkat kompetensi profesionalisme mereka, penguasaan guru terhadap materi dan

metode pengajaran yang masih dibawah standar.3 Dari kenyataan-kenyataan ini

walaupun pahit bagi guru, sudah saatnya kompetensi guru harus ditingkatkan.

Selanjutnya tingginya kedudukan tenaga yang professional dibidang pendidikan, seorang guru disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan

2 Moh. Uzer Usman,

Menjadi guru Profesional, (bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,1989)h.1. 3

(17)

konseptual, harus juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis.4

Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi ajaran dari Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan dan pengatahuan itu tidak dapat dicari dengan sendirinya tetapi hasil dari belajar mengajar yang menjadi subjeknya adalah guru sebagai pengajar dan guru yang baik adalah guru

yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedomanya.

Diantara kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah pengendali dan pengaruh proses, serta pembimbing arah perkembangan dan pertumbuhan manusia didik bagi kehidupannya dimasa depan. Dan pendidik harus memahami dan pandai menggunakan berbagai macam metode yang berdaya guna dalam proses kependidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan mereka yang bersifat kognitif, konatif (kemauan) dan emosianal atau afektif serta

psikomotorik manusia didik dalam rangka fitrah masing-masing.5

Selanjutnya dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, Bab IV telah dijelaskan tentang kompetensi Guru, pasal 10 berbunyi :

1. Bahwa kompetensi guru yang dimaksud dalam pasal 8 meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

2. Ketententuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Pemerintah.6

Dan penjelasan dari pasal 10 ayat (1) bahwa dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

4 Sardiman A.M.,

Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. (Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada. 2001) h. 161. 5

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 1996), h. 143

6 Tim Redaksi Sinar Grafika

, Undang-undang Guru dan Dosen(UU RI No, 14 Tahun

(18)

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi berinteraksi secara efektif dan efisien dengann peserta didik, sesama guru, orang tua wali murid dan masyarakat sekitar. Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru

diatur dengan peraturan pemerintah.7

Kompetensi seorang guru atau pendidik dalam melaksanakan tugas mendidik harus susuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya dan harus disertai dengan perilaku rasional yang dapat dipertanggung jawabkan serta layak sebagai bagian dari seorang guru.

Kemudian jika macam-macam kompetensi tersebut dilihat dari sundut

pandang Al-Qur’an yang menjadi salah satu sumber Ilmu pengetahuan dan yang

telah banyak memberikan inspirasi edukatif, dengan cara mengintrodusir

konsep-konsep Al-Qur’an tentang kependidikan, misalnya ayat-ayat yang menjelaskan

tentang kompetensi guru.

Berdasarkan pemikiran tersebut penulis terinspirasi untuk menumpahkanya

dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul “Kompetensi Guru dalam Perpektif

Al-Qur’an( Tela’ah Surat An-Najm 5 -10)

B. Identifikasi,Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan judul yang dibahas dalam tulisan ini yaitu :

a. Banyaknya guru belum memiliki kompetensi guru yang telah

disebutkan UU nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, Bab IV menjelaskan tentang kompetensi Guru

b. Banyaknya guru belum memiliki kode etik guru

c. Banyak ayat-ayat yang berbicara tentang kompetensi guru

7

(19)

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan penenelitian ini lebih terarah dan lebih fokus pada penelitian itu sendiri maka penulis membatasi masalah ini pada :

1. Yang di maksud dengan tafsir surat an-Najm ayat 5-10

adalah penjelasan tentang kandungan makna surat an-Najm ayat 5-10 yang ada dalam tafsir Al-Misbah, Tafsir

Ibnu qoyim, Al-Maraghi dan Tafsir adwa’ul bayan dan

Tafsir Al- Qurthubi.

2. Yang di maksud kompetensi guru adalah meliputi

kompentensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi prefesional, didalam surat An-Najm Ayat 5-10.

3. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut diatas, maka perumusan

masalahnya adalah “Apa saja Kompetensi Guru dalam Perspektif

Al-Qur’an Surat An-Najm Ayat 5-10.”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka penulisan ini bertujuan Untuk mengetahui

kompetensi guru yang terdapat didalam al-Qur’an surat an-Najm ayat

5-10.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan pertimbangan terhadap guru agar meningkatkan

mutu pengajaranya dengan menanamkan kompetensi yang ada

pada dirinya dengan ajaran Al-Qur’an di dalam Surat an-Najm ayat

(20)
(21)

7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Al-Qur’an

Al-qur’an berasal dari kata (Qoro’a)

أة

ق

yang berarti

mengumpulkan atau menghimpun, dan Qiro’ah berarti menghimpun

huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi.

Menurut bahasa, Qur’an berarti bacaan, pengertian seperti ini

dikemukakan didalam Al-Qur’an sendiri yakni didalam surat Al

-Qiyamah, Ayat 17-18:







Sesungguhnya Mengumpulkan Al-Qur’an (didalam dadamu) dan (menetapkan) bacaanya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan

kami. (karena itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu

ikut bacaannya (Q.S. Al-Qiyamah:17-18)

Beberapa kalangan ulama mendefinisikannya menurut

Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy Al-Qur’an adalah kalam yang tiada

tandingannya (mukzizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad, penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, dan ditulis didalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita

secara mutawatir serta mempelajarinya dinilai sebagai ibadah.1

B. Fungsi Al-Qur’an

1

(22)

Sebagaimana tersurat didalam nama-nama-Nya, maka fungsi

Al-Qur’an adalah sebagai berikut:2

1. Al-Huda (petujuk) didalam Al-qur’an terdapat kategori tentang

posisi Al-Qur’an sebagai petunjuk, pertama , petunjuk manusia

sebagai keseluruhan. Allah berfirman :























”(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan

yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah

kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu

mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,

supaya kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqoroh :185)

Kedua, Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi orang-orang bertaqwa.

Allah berfirman :

2

Atang Abdul Hakim-Jaih Mubarok, Metodelogi Studi Islam,

(23)











”Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi

mereka yang bertaqwa.” (Q.S) Al-Baqoroh :2)

Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman, Allah berfirman :

















“Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak

dijelaskan ayat-ayatnya?" apakah (patut Al Quran) dalam bahasa

asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu

adalah petunjuk dan penawar bagi orang mukmin. dan

orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan,

sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka mereka itu adalah

(seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".(Q.S.Fushilat :44) .

2. Al-Furqon (pemisah), didalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia

adalah pemisah antara hak dan yang bathil, seperti firman Allah QS. Al-Baqoroh ayat 185.

(24)









3. Al-Syifa (obat), dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa ia

berfungsi sebagai obat penyakit dalam dada atau penyakit psikologis. Allah berfirman :

















Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.(Q.S. Yunus : 57)

4. Al-Mauidhah (nasehat). Didalam Al-Qur’an dikatakan bahwa

ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang yang bertaqwa. Allah berfirman :













“(Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”(Q.S. Ali Imran :138)

C. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi dalam bahasa Inggris adalah competency atau

competenceyang berarti “kemampuan, wewenang atau kecakapan”.3

3 Jhon M. Echokols, et. all. Kamus

Inggris-Indonesia, (Jakarta : Gramedia

(25)

Menurut kamus besar bahasa Indonesia karangan WJS. Purwadarminta dan juga dikutip oleh Uzer Usman “kompetensi berarti (kewenangan), kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Seperti juga yang dikutip oleh Uzer Usman

dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional”.4

Istilah kompetensi memiiki banyak pengertian dikemukakan sebagai berikut :

a. Menurut Broke dan Stone “Competenci is descriptive of

aucitativenature of teacher behavior appears to be

entirely meaningful”. Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dan prilaku guru yang sangat berarti.

Dan juga menurut Charles E. Jhonson : “Kompetensi

merupakan prilaku rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.5

b. Dalam konsep pelatihan yang berbasis kompetensi

(competency based training) dijelaskan bahwa

kompetensi itu adalah gabungan antara keterampilan,

pengetahuan dan sikap.6

c. Menurut A. Sahertian yang dimaksud “kompetensi

adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang

diperoleh melalui pendidikan dan latihan”.7 Pengertian

ini masih global karena masih bisa mencakup kompetensi siswa yang sedang melakukan pendidikan formal dan bisa juga kompetensi dalam suatu bidang pekerjaan keahlian yang bisa didapat setelah melakukan pelatihan-pelatihan. Sebagaimana E. Mulyasa yang

4 J.S Badudu. Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1996)cet. Ke 3 h. 704

5

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 1996), Cet. VIII, h. 19 6 Indra Jati Sidi,

Menuju Masyarakat Belajar, (Jakarta : logos, 2001) Cet. I,

h. 123.

7

(26)

mengutip Mc. Ahsan mengemukakan bahwa:

“competency is a knowledge, skill and ability can a

person achieves, qick become part of his or her being to

the extend can satisfactorily perform particular

cognitive, affective, and psychomotor behavior”.8 Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sendiri sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku berdasarkan dari kognitif, afektif dan psikomotor yang sebaik-baiknya. Hal ini menjelaskan bahwa seseorang yang berkompetensi bukan hanya berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan keterampilan serta melakukan pelatihan, tapi juga membutuhkan aspek-aspek lain dalam individu yang akan menjadi kesatuan yang baik. Secara keseluruhan kompetensi bukan hanya pemilikan pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan sebagai tugas seseorang tetapi juga merupakan pengusaan dalam diri seseorang yang mencakup prilaku rasional sebagai wujud dari pengetahan keterampilan yang dimiliki seseorang.

d. Mengenai kompetensi guru agama, Zakiah Daradjat

mengatakan bahwa “kompetensi guru adalah kewenangan untuk menentukan pendidikan agama yang diajarkan pada jenjang tertentu disekolah tempat guru itu

mengajar”.9

e. Kompetensi guru menurut Departemen Pendidikan

Nasional diartikan sebagai : “pengetahuan, keterampilan

8 E. Mulyasa,

Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosda

Karya, 2002)

9 Zakiah Daradjat,

Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta

(27)

dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan

berfikir dan bertindak”.10 Dalam pengertian kompetensi

diarahkan untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam suatu profesi dalam pekerjaan.

Meskipun para ahli berbeda dalam merumuskan definisi dari kompetensi, namun pada dasarnya kalau dilihat dari esensi dan tujuannya akan terdapat pada titik temu yang sama. Dengan kata lain kompetensi guru tidak terlepas dari kualitas, wewenang dan tindakan professional guru itu sendiri dalam profesinya.

Dengan demikian, “kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibanya secara tanggung jawab dan layak.

D. Beberapa Teori Kompetensi Guru

Ada 3 kompetensi yang sering disinggung oleh ahli pendidikan yaitu :

1. Kompetensi Pribadi.

2. Kompetensi sosial, dan

3. Kompetensi Profesional.

Dalam pengistilahan kompetensi pribadi sering juga disebut dengan istilah kompetensi personal yaitu :

1. Nana Sudjana menggunakan kompetensi pribadi

dengan istilah kompetensi sikap dan prilaku, dalam banyak analisis tentang kompetensi keguruan aspek kompetensi pribadi dan sosial umumya disatukan.

2. Samana menyebutkan dalam bukunya

“Profesionalisme Keguruan” yang mengutip dari

(28)

Cordi Zabal dkk.11 Hal ini wajar karena menurutnya sosialitas manusia (termasuk guru) dapat dipandang pengejawantahkan pribadinya.

3. Uzer Usman membagi jenis-jenis kompetensi

keguruan dalam ”Menjadi Guru Profesional“. Hanya

ada 2 kompetensi pribadi dan professional :

a. Kompetensi pribadi

Kemampuan pribadi ini meliputi hal-hal berikut :

a) Mengembangkan kepribadian

1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Berperan dalam masyarakat sebagai warga

Negara berjiwa Pancasila.

3) Mengimbangkan sifat-sifat terpuji yang

dipersyaratkan

b) Berinteraksi dan berkomunikasi

1) Berinteraksi dengan sejawat untuk

meningkatkan kemampuan professional.

2) Berinterinteraksi dengan masyarakat

untuk penunaian misi pendidikan.

c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

1) Membimbing siswa yang mengalami

kesulitan pengajar.

2) Melaksanakan kegiatan administrasi

sekolah.

b. Kompetensi professional

Kemampuan professional ini meliputi hal-hal berikut :

a) Menguasai landasan pendidikan

11 A. Samana

, Profesionalisme Keguruan,(Jakarta: Kanisius, 1990) cet. I

(29)

1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional

2) Mengenal prinsip-prinsip psikologi

pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

3) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

b) Mengusai bahan pengajaran

1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum

pendidikan dasar dan menengah

2) Menguasai bahan pengayaan

c) Menyusun program pengajaran

1) Menetapkankan tujuan pembelajaran

2) Memilih dan mengembangkan bahan

pengajaran

3) Memilih dan mengembangkan strategi

belajar mengajar

4) Memilih dan mengembangkan media

pengajaran yang sesuai.

5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.

d) Melaksanakan program pengajaran

1) Menciptakan iklim belajar megajar yang

tepat.

2) Mengatur ruangan belajar.

3) Mengelola interaksi belajar mengajar.

e) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan

1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan

(30)

2) Menilai proses belajar mengajar yang telah

dilaksanakan.12

Namun demikian nampaknya Uzer Usman hanya memberikan gambaran global dan sederhana dari masing-masing point tersebut sehingga diperlukan penafsiran yang lebih rinci lagi.

Sementara itu Samana memperinci kompetensi personal-sosial dengan uraian begitu panjang. Pendapatnya di ilhami oleh A.S Cordi Zabar dkk. Namun penulis meringkasnya dengan mengambil yang terpenting saja sebagai berikut:

a. Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup

(termasuk dengan moral dan keimanan). Dengan kata lain guru hendaknya memiliki keyakinan (keimanan)

b. Guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab

c. Guru hendaknya mampu berperan sebagai pemimpin

d. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi

dengan siapapun demi tujuan yang baik

e. Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan

pengembangan budaya masyarakat

f. Dalam bersahabat dengan siapapun guru tidak

kehilangan prinsip-prinsip serta nilai-nilai hidup yang diyakininya

g. Guru bersedia ikut berperan dalam berbagai kegiatan

sosial, baik dalam lingkungan kesejawatan dalam kehiduan masyarakat pada umumnya

h. Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil

i. Guru tampil secara pantas dan rapih

j. Guru tampil berbuat kreatif dengan penuh perhitungan

k. Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesinya guru

hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas-tugasnya.

l. Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya (di

luar tuntutan tugas keguruan) secara bijaksana dan produktif. .13

12

Moh. Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional (Bandung, PT. Remaja Rosada Karya, 1996)Cet. VII,Hal 16-19

13

[image:30.595.126.516.176.686.2]
(31)

Para ahli pendidikan muslimin berusaha merumuskan kompetensi pendidik/guru ini dengan rumusan yang

bermacam-macam, hanya saja dalam literature yang penulis temukan, mereka

tidak menggunakan kompetensi guru tetapi menggunakan sifat pendidik/guru. Hal ini dapat dimaklumi karena kompetensi berasal dari bahasa asing kalaupun mau dilihat persamaannya kompetensi yang harus dimiliki guru sama dengan sifat yang seharusnya dimiliki guru. Ini bisa dilihat dengan pendapat para ahli pendidikan yang menjadikan agama sebagai paradigma berpikirnya.

Yang kemudian dibuktikan dengan firman Allah SWT dalam Surat Luqman (31) ayat 13









Artinya “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah

kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan

(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"

Dalam ayat tersebut, luqman menasehati anaknya di ibaratkan seorang guru menasehati seorang muridnya agar tidak menyekutukan Allah dengan apapun.

Al-Abrasyi misalnya, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Tafsir bahwa guru dalam Islam sebaiknya, memiliki sifat.

1. Zuhud, tidak mengutamakan materi, mengajar di lakukan

(32)

2. Bersih tubuhnya, jadi penampilan lahiriahnya menyenangkan.

3. Bersih jiwanya, tidak mempunyai dosa besar

4. Tidak ria-ria akan menghilangkan keikhlasan.

5. Tidak memendam rasa dengki dan iri hati.

6. Tidak menyenangi permusuhan.

7. Ikhlas dalam melaksanakan tugas.

8. Sesuai perbuatan dengan perkataan.

9. Tidak malu mengakui ketidaktahuan.

10.Bijaksana.

11.Tegas dalam perkataan dan perbuatan tetapi tidak kasar.

12.Rendah hati.

13.lemah lembut.

14.Pemaaf.

15.Sabar.

16.Berkepribadian.

17.Tidak merasa rendah diri.

18.Mengetahui karakter murid, mencakup pembawaan,

kebiasaan, perasaan, dan pemikiran6.

E. Macam-macam kompetensi Guru

Dalam dunia pendidikan, macam-macam kompetensi guru menurut beberapa para ahli berbeda-beda. Menurut Nana Sudjana sebagaimana yang dikutip A. Samana membagi kompetensi menjadi tiga, yakni :

a. Kompetensi kognitif, yaitu kemampuan intelektual, seperti

penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara belajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,

6Ahmad Tafsir

, Ilmu Pendidikan dalam Perpektif Al-Qur’an, (Bandung :

(33)

pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, dan pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya.

b. Kompetensi bidang sikap, adalah kesiapan dan kesediaan

guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesi.

c. Kompetensi prilaku, performance, menyangkut keterampilan

mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu belajar siswa, keterampilan menyusun atau perencanaan mengajar, keterampilan melakukan administrasi kelas dan

sebagainya.14

Dalam undang-undang No. 14 tahun 2005. Macam-macam kompetensi adalah :

a. Bahwa pembangunan nasional dalam bidang

pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dalam mewujudkan masyarakat maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar Negara Republik Indonesia.

b. Bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan

akses, peningkatan mutu dan relavansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntanbilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan guru dan dosen secara terencana, terarah dan bersekinambungan. Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3

14 A. Samana,

(34)

desebutkan bahwa seorang pendidik ataupun pengajar harus memiliki 4 kompetensi yaitu :

a) Kompentensi pedagogik, yaitu kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b) Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa menjdi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

c) Kompetensi professional, adalah kemampuan

penguasaan materi pembelajaran yang luas dasn mendalam dapat memungkinkan membimbing peseta didik memenuhi stadar kompetensi yang

ditetapkan dalam SNP.15

Dari beberapa definisi tersebut, penulis meyimpulkan bahwa kompetensi seorang guru dalam melakukan tugasnya mendidik haruslah sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya serta diikuti oleh prilaku rasional yang bertanggung jawab dan layak sebagai bagian dari seorang guru.

F. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengembangakan Kompetensi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kwalitas guru, antara lain :

a. Penguasaaan guru atas bidang studi.

b. Penguasaan guru atas metode pembelajaran

c. Kwalitas pendidikan guru

(35)

d. Rekruitmen guru

e. Status guru dimasyarakat

f. Manajemen sekolah

g. Dukungan masyarakat dan

h. Dukungan pemerintah

Penguasaan guru atas bidang studi yang diajarkan kepada para peserta didik merupakan sesuatu yang mutlak sifatnya, sebab, dengan materi bidang studi tidak saja guru akan mentranformasikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu,

mengembangkan critical thinking, mendorong kemampuan untuk

belajar lebih lanjut dan yang tidak kalah pentingya adalah menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan

itu sendiri pada diri peserta dididk sebagai dari karakter.16

G. Karakteristik Kompetensi Guru

Karakteristik dapat ditinjau dari berbagai segi tanggung jawab guru, fungsi dan peranan guru, tujuan pendidikan sekolah, dan peranan guru dalam proses belajar mengajar.

a. Fungsi, peranan guru dan kompetensinya.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa professional guru mengandung pengertian yang mengandung unsur-unsur kepribadian, keilmuan dan keterampilan. Dengan demikian dapat diartikan, bahwa kompetensi profesioanal guru tentu saja akan meliputi tiga unsur walaupun tekanan yang lebih besar terletak pada unsur keterampilan sesuai dengan peranan yang dipekerjakan.

1) Guru sebagai pendidik dan pengajar

Peranan ini akan dapat dilaksanakan bila guru memenuhi syarat-syarat kepribadian dan penguasaan ilmu. Guru

16

(36)

akan mampu mendidik dan mengajar apabila dia mempunyai kestabilan emosi, memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk memajukan anak didik, bersikap realistis, bersikap jujur, serta bersikap terbuka dan peka terhadap perkembangan, terutama terhadap inovasi pendidikan.

2) Guru sebagai anggota masyarakat

Guru melaksakan peranan ini, guru harus memenuhi syarat-syarat kepribadian dan syarat penguasaan ilmu tertentu, guru harus bersikap terbuka, tidak bertindak secara otoriter, tidak bersikap angkuh, bersikap ramah tamah.

3) Guru sebagai pimpinan

Peranan kepemimpinan akan berhasil apabila guru memiliki kepribadian, seperti kondisi fisik yang sehat, percaya diri sendiri, memiliki daya kerja yang besar dan antusiasme, dan dapat mengambil keputusan, bersikap objektif dasn mampu menguasai emosi serta bertindak adil (Sondang P. Siagian, 1978). Selain dari itu, guru harus menguasai ilmu tentang teori kepemimpinan dan dinamika kelompok, menguasai prinsip-prinsip hubungan massyarakat, menguasai teknik berkomunikasi, dan

menguasai semua aspek kegiatan organisasi

persekolahan.

4) Guru sebagai pelaksana administrasi ringan

(37)

penyimpanan arsip dan ekspedisi, dan administrasi

pendidikan.17

b. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar

Berdasarkan studi literature terhadapa pandangan Adams &

Dickey dalam bukunya Basic Principles of Student Teaching,

dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak dapat terdapat 13 peranan guru dalam kelas (dalam situasi belajar mengajar). Tiap peranan menuntut berbagai kompetensi atau keterampilan diantaranya :

1) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan,

perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas.

2) Guru sebagai pimpinan kelas, perlu memiliki

keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok murid.

3) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan

cara mengarahkan dan mendorong sebgai kegiatan siswa.

4) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki

keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.

5) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan

menyelidiki sumber-sumber massyarakat yang akan digunakan.

6) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan

cara memilih dan meramu bahan pembelajaran secara professional.

7) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan

mendorong motivasi belajar kelas.

17 Omar Hamalik,

Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,

(38)

8) Guru sebagai pengajar, perlu memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan kepada anak-anak yang berprestasi.

9) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara

menilai anak-anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif.

10) Guru sebagai konselor, perlu miliki keterampilan cara

membantu anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.18

H. Manfaat Kompetensi Guru

Walaupun menjadi tugas yang cukup berat bagi para guru untuk bisa disebut sebagai guru professional, namun mana kala guru dalam memenuhi persyaratan berkenaan dengan kompetensi yang harus dimiliki, maka ada beberapa manfaat untuk kepentingan yang meliputi :

Pertama, standar kompetensi guru diperlukan oleh lenbaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk meningkatkan mutu guru melalui inservice training, sementara lembaga pendidikan sekola memerlukannya untuk pembinaan intern dalam proses pendidikan.

Kedua, standar kompetensi guru digunakan sebagai dasar untuk penyusunan intrumen skill audit yang harus diikuti oleh para guru. Oleh karenanya, guru harus memiliki kompetensi pada tingkat dasar dsalam jangka waktu tertentu harus mengikuti diklat untuk memperoleh yang lebih tinggi.

Ketiga, standar kompetensi guru digunakan untuk menjadi salah satu dasar penting untuk kegiatan penilaian guru. Misalnya memberikan penilaian terhadap kinerja guru guru berprestasi.

18

(39)

Keempat, standar kompetensi guru juga amat terkait dengan system akreditasi guru.

Kelima, standar kompetensi guru digunakan sebagai dasar pembinaan guru, dengan standar kompetensi guru, maka pendidikan dan pelatihan dapat dilaksanakan secara afektif, sehingga pelaksanaan diklat menjadi lebih efektif dan efisien, karena yang

harus mengikutinya adalah yang benar-benar membutuhkanya.19

19

Suparlan, Guru Sebagai Profesi,(Yogyakarta :HIKAYAT Publishing,

(40)

26 BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian

Metodelogi penelitian dalam skripsi ini adalah bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kajian ini melalui studi

kepustakaan (Library Research).yaitu dengan membaca, meneliti, dan mengkaji

buku-buku, hasil tulisan yang berhubungan dengan topik dan pokok masalah. 1. Jenis penelitian

Penelitian ini bercorak pure library research (penelitian kepustakaan

murni). Dengan mempelajari kitab-kitab tafsir seperti tafsir

Al-Misbah, Tafsir Ibnu qoyim, Al-Maraghi dan Tafsir adwa’ul bayan dan

Tafsir Al- Qurthubi. Sumber Data

Semua sumber datanya berasal dari bahan-bahan tertulis yang

berkaitan topik yang dibahas. Karena studi ini menyangkut Al-Qur’an

maka sumber yang paling utama adalah Al-Qur’an. Dan sumber

-sumber buku lainya yang berhubungan dengan tafsir-tafsir tentang kompetensi guru dan propesionalisme guru.

2. Analisis Data

Adapun analis yang digunakan dalam skripsi adalah analisis metode

tafsir tematik (maudu’iy), langkah-langkah metode tafsir maudlu’i

diantara adalah sebagai berikut :

a. Memilih dan menetapkan masalah Al-Qur’an yang dikaji

secara maudlu’i (Tematik).

b. Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang terkait dengan

masalah yang telah ditetapkan, baik ayat-ayat makiyah atau ayat-ayat Madaniyah.

c. Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologis

(41)

d. Mengetahui korelasi ayat-ayat tersebut didalam masing-masing suratnya.

e. Menyusun tema pembahasan didalam kerangka yang sesuai,

sistematis dan sempurna.

f. Melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadis bila

dipandang perlu, sehingga pembahasan semakin sempurna.

g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh

dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengkompromikan Antara pengetian yang

am dan yang khas antara yang mutlak dan muqoyyad,

mensingkronkan ayat-ayat yang lahir tampak kontradiktif,

menjelaskan ayat nasikh dan mansukh, sehingga semua ayat

tersebut bertemu dalam satu muara tanpa perbedaan atau tindakankan pemaksaan terhadap sebagian ayat yang

sebenarnya tidak tepat.1

3. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada buku pedoman akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2013

1

(42)

28















Artinya:

5. Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.

6. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan

rupa yang asli.

7. Sedang dia berada di ufuk yang Tinggi.

8. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi.

9. Maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau

lebih dekat (lagi).

10. Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang Telah Allah

(43)

B. Penjelasan Kata

= Syadidul Quwa: yang amat kuat, maksudnya ialah Jibris as.

قلا ي ش

ةرماو = Dzumirrotin : yang mempunyai akal yang cerdas dan berakal cemerlang

تسا

= istawa: dia menampakan diri dalam rupa yang asli, sebagaimana Allah

menciptkan dengan rupa tersebut, yaitu ketika nabi berada di gua hira.

لعاا قفا ب هو = Wahua bil ufuqil a’la : dia berada pada arah yang tertinggi dilangit yang ada dihadapan Nabi Muhammad

= tsumma dana : kemudian dia mendekat

ند مث

= fatadalla: lalu turun

ل تف

= al-qob:ukuran panjang antara pegangan dengan ujungnya.

قلا

= au adna: atau lebih dekat lagi dari situ1

نداوا

C. Asbabunnuzul (Latar Belakang Turunnya Ayat)

Surat ini berada dalam deretan surat ke 53 yang merupakan Surat Makiyyah. Safiyyurohman Al-Mubarrokfuri mengatakan sepeti yang telah dikutip Iyus Kurnia,

dkk. Bahwasanya Imam Bukhori pernah meriwayatkan hadis dari Ibnu Mas’ud RA.

Bahwa sesungguhnya ketika Nabi Muhammad SAW. Membaca Surat An-Najm, lalu bersujud, tidak seorangpun kafir Quraisy yang tidak bersujud. Salah seorang laki-laki dari mereka kemudian mengambil segenggam batu kerikil atau tanah pasir dan

mengusapkannya seraya berkata, “Ini sudah cukup bagiku.”Ibnu Mas’ud

1

Ahmad Musthopa al-Maraghi,TafsirAl-Maraghi(Terj).(Semarang:PT.Karya

(44)

berkata,”setelah itu kulihat laki-laki itu mati dalam keadaan kafir.“2 didalam tafsir al-

Qurthubi dijelaskan laki-laki itu bernama bernama Umaiyah bin Khalaf.3

Surat an-Najm diturunkan untuk meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya untuk pergi hijrah karena banyak para pengikut Nabi yang disiksa dikota Mekah sehingga beliau memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah kesuatu Negeri yang bernama Habasyah. Beliau ingin meyakinkan bahwasanya Rosul selalu diajarkan oleh malaikat Jibril yang mulia bahkan didalam surat An-Najm menyebutkan bahwa Rosul bertemu dengan Malaikat Jibril dengan rupanya yang asli dengan sayap yang lebarnya daru ujung barat sampai keujung timur dunia ini. Rosul seperti ingin memberitahukan kepada pengikutnya kala itu bahwa walaupun dia ummi (tidak bisa membaca dan menulis) tetapi dia diajarkan oleh guru yang maha dahsyat yakni malaikat Jibril A.S. sehingga Rosul selalu cerdas dimata para pengikutnya maupun para musuh-musuhnya yang banyak menyiksa kaumnya dimasa

Rosul sedang menyebarkan agama Islam rahmatan lil a’lamin.

D. Tafsir Surat An-Najm Ayat 5-10

1. Q.S an-Najm Ayat 5

“Dia diajar oleh (Jibril) yang sangat kuat.”

Menurut Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah Kata )

هملع

( a’llamahu/

diajarkan kepadanya bukan berarti bahwa wahyu tersebut tersumber dari malaikat

Jibril. Didalam ayat lain Allah berfirman dalam surat asy-Syu’araa ayat 192-194

2Iyuz Kurnia, dkk.

Al-Qur.an Cordoba, Amazing : 33 Tuntunan Al-qur’an untuk hidup anda (Bandung : Cordoba,2012)h.526

3

Syeikh Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi (Terj). (Jakarta: Pustaka Azzam,2009) cet.I,

(45)





















Artinya”Dan sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar diturunkan oleh Tuhan

semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril), kedalam hatimu

(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi

peringatan.”( asy-Syu’araa ayat 192-194)

Malaikat Jibril hanya menyampaikan dan mengajarkan saja kepada Nabi saw, didalam surat thaaha ayat 114 dijelaskan

“dan janganlah kamu tergesa-gesa m

Gambar

gambaran global dan sederhana dari masing-masing point tersebut

Referensi

Dokumen terkait