• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN KATALIS Fe3O4 DENGAN METODE SOL-GEL DAN UJI AKTIVITASNYA UNTUK REAKSI KONVERSI CO2 MENJADI METANOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN KATALIS Fe3O4 DENGAN METODE SOL-GEL DAN UJI AKTIVITASNYA UNTUK REAKSI KONVERSI CO2 MENJADI METANOL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PEMBUATAN KATALIS Fe3O4 DENGAN METODE SOL-GEL DAN UJI AKTIVITASNYA UNTUK REAKSI KONVERSI CO2 MENJADI

METANOL Oleh

Sarah Aliana

Seiring dengan semakin meningkatnya pemanasan global sebagai akibat dari efek reumah kaca, mendorong pengembangan teknologi untuk mengurangi kadar gas CO2 di udara. Salah satu cara yang menjanjikan adalah dengan reaksi

konversi gas CO2 menjadi metanol. untuk mendukung reaksi konversi tersebut,

berbagai jenis katalis telah dikembangkan. Maka pada kesempatan ini dilakukan pembuatan katalis dengan logam aktif Fe dalam bentuk oksidanya dengan metode sol-gel

Metode pembuatan Fe3O4 yang dilakukan pada penelitian ini merupakan

pengembangan dari dua metode penelitian sebelumnya, diawali dengan pembuatan katalis Fe2O3 dengan metode sol-gel kemudian disertakan perlakuan

reduksi untuk mengkonversinya menjadi Fe3O4. Katalis yang telah dibuat

dikarakterisasi dengan Spektrofotometer Infra Merah (IR) untuk mengevaluasi keasaman katalis, untuk melihat struktur kristal dan analisis fasa katalis dianalisis menggunakan X-Ray Difraktometer (XRD), untuk melihat morfologi permukaan dan analisis komposisi unsur permukaan sampel katalis menggunakan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray Spectrometer (SEM-EDX), serta hasil uji aktivitas katalis diukur dengan menggunakan Kromatografi Gas.

Hasil analisis difraktogram sinar-X menunjukkan bahwa katalis Fe2O3

secara optimal terkonversi menjadi katalis Fe3O4 dengan asupan gas H2 sebesar

1,8L/jam. Menggunakan EDX diketahui hasil pencapaian Fe3O4 sebesar 64,74%

dan sisanya adalah Fe sebesar 35,24%. Katalis Fe3O4 memiliki keasaman sebesar

1,116 mmol piridin/gram katalis dengan situs asam Brønsted-Lowry sebagai situs yang lebih dominan. Hasil analisis morfologi permukaan menunjukkan bahwa Fe3O4 membentuk kelompok-kelompok (cluster) dengan struktur polimorf (tidak

homogen) dengan bentuk agak bulat memanjang dan ada yang agak bulat hampir membentuk struktur kubik. Uji aktivitas yang dilakukan yang dilakukan menunjukkan bahwa katalis tidak memiliki aktivitas terhadap pembentukan metanol. Meskipun gagal menghasilkan metanol, dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa katalis yang dibuat mampu mengkonversi gas CO2 menjadi

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, masalah lingkungan hidup seperti

pemanasan global telah menjadi pusat perhatian masyarakat dunia karena

dampak negatif yang ditimbulkan bersifat global. Seiring dengan semakin

meningkatnya pemanasan global sebagai akibat dari efek rumah kaca,

mendorong pengembangan teknologi untuk mengurangi kadar gas CO2 di

udara. Salah satu cara yang menjanjikan adalah dengan reaksi konversi gas

CO2 menjadi metanol dan senyawa hidrokarbon lain seperti etanol, alkana,

alkena, dan asam karboksilat. Reaksi konversi sangat menjanjikan karena

tidak hanya dapat mengurangi dampak buruk keberadaan gas CO2, tetapi juga

karena metanol merupakan bahan baku utama untuk menghasilkan beberapa

senyawa organik seperti formaldehida, alkilhalida, dan asam asetat. Proses

konversi tersebut membutuhkan katalis. Oleh karena itu, untuk mendukung

reaksi konversi tersebut, berbagai jenis katalis telah dikembangkan (Joep et

al., 2004).

Secara umum diketahui bahwa karakteristik suatu katalis sangat ditentukan

oleh tiga faktor, yakni jenis logam, penyangga katalis, dan metode preparasi.

Berdasarkan faktor tersebut, beberapa jenis logam telah diteliti untuk

(3)

2

logam Ni dengan konversi gas CO2 menjadi metanol mencapai 84% pada

temperatur 500oC (Kim et al., 1994).

Berdasarkan fakta tersebut, maka pada kesempatan ini dilakukan pembuatan

katalis dengan logam aktif Fe dalam bentuk oksidanya dengan metode sol-gel.

Katalis Fe diketahui telah digunakan secara luas karena dapat lebih

meningkatkan produksi metanol (Haider et al., 2009). Berdasarkan

mekanisme reaksi Fischer-Tropsch dengan Fe sebagai logam aktif (Blanchard

et al., 1982), tingkat oksidasi logam Fe mempengaruhi aktivasi logam Fe

dalam reaksi tersebut. Selain itu, diketahui bahwa logam Fe dalam bentuk

Fe3O4 lebih aktif bila dibandingkan dengan logam Fe pada keadaan tingkat

oksidasinya +2.

Pembuatan katalis dengan metode sol-gel mempunyai beberapa keunggulan,

yaitu distribusi situs aktif akan tersebar secara merata sehingga dihasilkan

katalis yang bersifat homogen, kemudian tekstur porinya memberikan

kemudahan difusi dari reaktan untuk masuk ke dalam situs aktif (Lecloux and

Pirard., 1998). Atas dasar beberapa keunggulan tersebut, maka metode yang

dipilih untuk pembuatan katalis Fe3O4 pada penelitian kali ini adalah metode

sol-gel.

Metode pembuatan Fe3O4 yang dilakukan pada penelitian ini merupakan

pengembangan dari dua penelitian sebelumnnya. Pada penelitian yang

dilakukan Cao et al., (1997), Fe2O3 dapat dikonversi menjadi Fe3O4 dengan

memanaskan sampel amorf Fe2O3 yang dialiri gas N2 atau dalam keadaan

(4)

senyawa Fe(CO)5. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Akbar et al.,

(2004), pembuatan katalis nanopartikel Fe2O3 dilakukan dengan metode

sol-gel menggunakan senyawa Fe(NO3)3.9H2O. Oleh karena itu, pada

penelitian ini dilakukan pembuatan katalis Fe2O3 menggunakan senyawa

Fe(NO3)3.9H2O dengan metode sol-gel seperti pada penelitian yang dilakukan

oleh Akbar et al., (2004) dan disertakan perlakuan seperti pada penelitian Cao

et al., (1997), tetapi gas yang digunakan untuk mengkonversi Fe2O3 menjadi

Fe3O4 adalah gas H2.

Aspek lain yang terkait dengan pemanfaatan katalis adalah adanya hubungan

antara unjuk kerja dan karakteristiknya. Atas dasar ini, katalis yang dibuat

dikarakterisasi dengan beberapa metode untuk merumuskan hubungan antara

reaktivitas dan karakteristik katalis. Katalis yang telah dibuat dikarakterisasi

dengan Spektrofotometer Infra merah (IR) untuk mengevaluasi keasaman

katalis, untuk melihat struktur kristal dan analisis fasa katalis dianalisis

menggunakan X-Ray Difraktometer (XRD), untuk melihat morfologi permukaan dan analisis komposisi unsur permukaan sampel katalis

menggunakan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray

Spectrometer (SEM-EDX), serta hasil uji aktivitas katalis diukur dengan

menggunakan Kromatografi Gas.

Berdasarkan paparan di atas, maka pada kesempatan ini dipelajari pembuatan

katalis Fe3O4 dengan metode sol-gel dan aplikasinya dalam mengkonversi

CO2 menjadi metanol, untuk menjawab beberapa masalah, meliputi (1)

apakah Fe2O3 yang dibuat dari senyawa Fe(NO3)3.9H2O dengan metode

(5)

4

mereduksinya menggunakan gas H2, (2) apakah Fe3O4 yang dihasilkan

memiliki unjuk kerja terhadap konversi gas CO2 menjadi metanol.

B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini

dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari perilaku katalis Fe3O4 dengan

metode sol-gel, dan untuk mengetahui aktivitasnya pada proses konversi gas

CO2 menjadi metanol pada temperatur 100, 200, 300, dan 400 oC.

C. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh pengetahuan tentang pembuatan

katalis Fe3O4 dengan metode sol-gel terhadap karakteristiknya dalam

konversi gas CO2 menjadi metanol dan memberikan masukan untuk riset

(6)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

simpulan sebagai berikut:

1. Dengan metode yang digunakan, katalis Fe2O3 dapat tereduksi menjadi

Fe3O4 dengan tingkat capaian persen konversi sebesar 64,74% dan

sisanya adalah Fe dengan tingkat capaian persen konversi sebesar

35,24% pada saat diberi asupan gas H2 dengan laju alir sebesar 1,8

L/jam.

2. Situs asam dari katalis Fe3O4 terdiri dari asam Brønsted-Lowry dan

asam Lewis, dengan situs asam Brønsted-Lowry lebih mendominasi.

3. Uji aktivitas katalis menunjukkan konversi gas CO2 menjadi metanol

tidak dapat dicapai dengan katalis yang dibuat.

4. Meskipun gagal menghasilkan metanol, dari data penelitian dapat

disimpulkan bahwa katalis yang dibuat mampu mengkonversi gas CO2

menjadi gas CO.

5. Reaksi yang dominan terjadi pada uji aktivitas adalah reaksi reduksi,

(7)

54

B. Saran

Pada penelitian lebih lanjut disarankan untuk:

1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan metode sintesis lain untuk

mendapatkan katalis Fe3O4 dengan pencapaian tingkat konversi dan

karakteristik katalis yang lebih baik.

2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan promotor

dan/atau pengemban untuk mendukung kinerja katalis dalam

mengkonversi gas CO2 menjadi metanol.

3. Melakukan analisis produk-produk lain yang mungkin terbentuk,

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian variasi jenis susu, yaitu susu kental manis, susu kedelai, dan susu skim ke dalam kopi susu tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada

pembuatan Stay Assy LHS (Left Hand Short). Biaya penyimpanan per unit didapatkan dari total biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya gedung dibagi dengan jumlah permintaan

Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan dalam debit banjir adalah hujan yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) pada waktu yang sama (Sosrodarsono dan Takeda,

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menyimak berita pada siswa kelas VIII C setelah

JESKIEL SIPAYUNG : Analisis Vegetasi Tumbuhan Bawah Pada Areal Lahan Bekas Tambang Emas Rakyat di Kecamatan Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal.. Di

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis adakan di sanggar LAC Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara yang berjudul tari Pelebat. Tari Pelebat merupakan tari yang

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan Pelabuhan: adalah lingkungan kerja dan tempat berlabuh bagi kapal-kapal dan kendaraan air lainnya untuk

Keda- laman pusat tekanan yang menimbulkan pergeseran titik pantau pada kala tersebut relatif berada pada kedalaman yang sama, yaitu -3,0 sampai -3,2 km (Gambar 11),