1
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VIII / Semester 2
Sub Materi Pokok : Gempa Bumi
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit (1 X TATAP MUKA)
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya.
1.1. Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2 Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya
2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan pengamatan,
percobaan, dan berdiskusi.
2.2. Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas
2
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
2.3. Menunjukkan perilaku bijaksana
dan bertanggung jawab dalam
aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam
memelihara lingkungan tempat
tinggal.
3. Memahami dan menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
3.1. Mendeskripsikan struktur lapisan
bumi serta pengaruhnya terhadap
ekosistem dan makhluk hidup di
sekitarnya.
3.2. Memahami alat ukur gempa bumi
dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari untuk
menjelaskan fenomena gempa
bumi yang sering terjadi di
Indonesia.
3.3. Memahami konsep getaran dan
gelombang serta penerapannya
dalam alat ukur gempa bumi.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar
dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang)
4.1. Menyajikan laporan hasil
pengamatan atau penelusuran
informasi tentang karakteristik
komponen gelombang gempa
bumi.
4.2. Melakukan pengamatan atau
3
sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
bandul sederhana sebagai prinsip
kerja dari alat ukur gempa bumi.
4.3. Membuat laporan hasil
penyelidikan tentang getaran pada
bandul sederhana sebagai prinsip
kerja dari alat ukur gempa bumi.
Indikator
1. Mengagumi struktur bumi sebagai ciptaan Tuhan YME
2. Memiliki rasa ingin tahu terhadap lapisan bumi sebagai ciptaan Tuhan
YME
3. Menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar dan bekerja
baik secara individu maupun berkelompok
4. Menjelaskan bagian – bagian bumi
5. Menjelaskan alat ukur gempa bumi serta gelombang gempa bumi
6. Menyajikan laporan sederhana hasil percobaan pengukuran getaran
4
GEMPA
BUMI
FISIKA
Alat Ukur Gempa Bumi
( Prinsip Getaran dan
Gelombang )
KIMIA
Klasifikasi Gempa Bumi
( Bahan Kimia yang terkandung dalam Litosfer
dan Gunung Berapi )
Biologi
Dampak Gempa Bumi
( Perubahan Ekosistem akibat adanya Gempa Bumi )
5
Prinsip Kerja Seismograf
GEMPA BUMI
Pengertian Gempa Bumi
Peny ebab Gempa Bumi
Klasifikasi Gempa Bumi
Gempa Bumi Tektonik
Gempa Batuan
Alat Ukur Gempa Bumi
Dampak Gempa Bumi
Kesetimbangan Ekosistem
Proses Terjadiny a Gempa Bumi
Gempa Bumi Vulkanik
A. Pengertian Gempa Bumi
Pengertian Gempa bumi adalah
getaran atau goncangan yang terjadi pada
permukaan bumi akibat dari pelepasan
energi dari dalam secara tiba-tiba dan
menciptakan gelombang seismik. Gempa
bumi biasanya disebabkan oleh
pergerakkan kerak atau lempeng bumi.
Bencana alam gempa bumi terjadi secara
tiba-tiba, berbeda dengan bencana alam
lainnya, seperti banjir misalnya, ada hujan deras dulu baru bisa banjir.
Indonesia sering dilanda gempa disebabkan karena Indonesia banyak gunung
berapi.
B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras
kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. O leh
karena itu, maka lempeng tektonik
ini bebas untuk bergerak dan saling
berinteraksi satu sama lain. Daerah
perbatasan lempeng-lempeng
tektonik, merupakan
tempat-tempat yang memiliki kondisi
tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan
pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi
dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan
Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir merupakan batuan yang relatif
7
lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan
ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku,
sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita
kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari
litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada
tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng
lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling
mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak
saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini
berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur
sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan
saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus
sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat
menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita
kenal sebagai gempa bumi.
C. Klasifikasi Gempa
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses
terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
1. Gempa Tektonik
Kita sering mendengar informasi tentang terjadinya gempa di satu tempat di
muka bumi ini. Kadang, pada saat yang bersamaan terjadi pula peristiwa tanah
longsor, tanah amblas, dan berita lin yang berhubungan dengan bentuk
permukaan bumi. Peristiwa-peristiwa tersebut menandakan bahwa
permukaan bumi tidak statis. Bentuk permukaan akan selalu mengalami
perubahan meskipun secara perlahan dan dalam jangka waktu yang sangat
lama.
Gempa Tektonik adalah gempa yang terjadi akibat pergeseran kerak bumi.
peristiwa tektonik mengakibatkan dislokasi pada suatu permukaan bumi.
Dislokasi adalah patahan, berasal dari kata dis = terpisah ; locus = tempat. Pergeseran kerak bumi disepanjang bidang patahan menimbulkan getaran
dan goncangan yang kemudian merambat ke segala arah melalui
materi-materi penyusun bumi. Gempa tektonik merupakan gempa yang paling
dahsyat dan sering terjadi. Sekitar 93% dari semua gempa di dunia termasuk
dalam gempa tektonik. Kulit bumi terdiri atas lapisan batuan yang dapat
mengalami pergaseran akibat energi potensial dari dalam bumi. Lapisan bumi
dapat bergeser secara vertikal dan horizontal. Pada saat lapisan kulit bumi
tersebut bergeser akan terjadi getaran yang kita namakan gempa tektonik.
Litosfer sendiri adalah lapisan kulit bumi yang
paling atas. Lapisan ini pada umumnya terjadi
dari senyawa kimia yang kaya akan . Itulah
sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan
lapisan silikat. Lapisan ini memiliki ketebalan
sampai 70 km. Menurut Klarke dan
W ashington, batuan di permukaan bumi hampir
75% terdiri atas Silikon O ksida dan Aluminium
oksida. Dengan demikian, lapisan litosfer
dinamakan juga lapisan batuan.
Litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima.
Lapisan Sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk dan . Pada lapisan sial
(silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit,
andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua. Lapisan Sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang
tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa dan
karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan
batuan basalt.
Pergerakan litosfer dapat mengakibatkan berbagai bentuk patahan pada
permukaan bumi. Jenis patahan dapat dibedakan menjadi 3 tipe dasar
menurut arah gerakan lempeng, yaitu normal fault, reserve fault, dan strike slip fault.
1.Normal fault adalah patahan yang gerakan lempeng batuannya ke bawah menurut bidang miring patahan mengikuti arah gaya beratnya.
2.Reserve fault adalah patahan yang gerakan lempeng batuannya ke atas bidang patahan dan berlawanan arah dengan gaya berat.
10
Unsur - unsur yang terdapat dalam kerak dan kulit bumi :
NAMA UNSUR BANYAKNYA (%)
O ksigenSilikonAluminium
Gempa vulkanis adalah gempa bumi yang disebabkan karena akibat
dari peristiwa vulkanisme, baik sebelum, sedang atau sesudah letusan gunung
berapi. Magma yang keluar dari pipa-pia gunung berapi bergeser bersama
dengan batuan, dan getarannya diteruskan melalui materi-materi penyusun
kerak bumi. H al ini terjadi ketika gunung berapi akan meletus, sehingga
gempa vulkanis dapat menandakan aktivitas dari gunung berapi. Saat gunung
meletus maka akan mengeluarkan material dari dalam gunung berupa batuan,
gas, cair maupun padat akan menimbulkan getaran disekitar gunung berapi
yang sedang meletus. Pada umumnya gempa vulkanis tidak begitu besar dan
daerah yang terkena gempa hanya di sekitar gunung saja. Di dunia hanya 7%
gempa yang terjadi akibat gempa vulkanis.
Kita sering menyaksikan adanya gunung yang mengeluarkan cairan
panas yang disebut magma. Yang dimaksud dengan vulkanisme adalah
peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.
mencapai ribuan derajat celcius. Magma merupakan persenyawaan dari
berbagai unsur, terutama silikat, air, dan berbagai macam gas. Apabila
tekanan gas-gas tersebut bertambah hingga mencapai tingkat tertentu, magma
menjadi aktif dan akan bergerak naik menerobos lapisan kulit bumi. H al
itulah yang menyebabkan terjadinya peristiwa plutonisme dan vulkanisme.
Plutoisme atau instrusi magma adalah pergerakan magma yang tidak
sampai keluar bumi. Namun, pergerakan magma juga ada yang sampai keluar
ke permukaan bumi yang disebut vulkanisme atau ekstruksi magma. Magma
tersebut terdapat di sebuah tempat di dalam bumi yang dinamakan dapur
magma. Letak dapur magma jauh di dalam bumi. O leh karena itu, jarak
dapur magma dengan permukaan bumi berpengaruh terhadap besarnya
tenaga instrusi dan ekstrusi magma. Apabila dapur magma terletak jauh di
dalam bumi, magma tersebut memiliki cukup tenaga untuk dapat menerobos
hingga keluar ke permukaan bumi. Proses keluarnya magma hingga ke
permukaan bumi yang disebut letusan atau vulkanisme. Peristiwa tersebut
juga disebut sebagai erupsi magma. Erupsi magma dapat terjadi melalui dua
cara yaitu erupsi efusif dan erupsi eksplosif.
Bahan – bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi, antara lain :
1. Efflata (Benda Padat).
12
ukuran, efflata dibedakan atas : bom yaitu batu2an besar, lapili yaitu
batu2an sebesar kacang/kerikil, pasir, debu, dan batu apung.
2. Bahan Cair.
Terdiri atas :
a. Lava, yaitu magma yang telah sampai di luar.
b. Lahar Panas, berupa lumpur panas mengalir yang terjadi dari
magma yang bercampur air.
c. Lahar Dingin, yaitu lumpur magma yang telah mendingin.
3. Ekshalasi (Bahan Gas)
Terdiri atas :
a. Solfatar, yaitu gas belerang (H2S) yang keluar dari dalam lubang.
b. Fumarol, yaitu uap air.
c. Mofet, yaitu gas asam arang (CO2)
3. Gempa Batuan
Gempa batuan adalah getaran bumi yang terjadi akibat adanya aktivitas
manusia di permukaan bumi. Gempa bumi batuan juga disebut gempa bumi
runtuhan, terjadi karena runtuh atau retaknya tanah. Gempa ini bersifat
kecil, daerah yang dipengaruhi hanya sekitar 1-100 meter. Contoh peledakan
batuan pada saat penambangan atau pembangunan tambang yang berbentuk
terowongan, pegunungan kapur atau lubang di bawah tanah, karena batuan di
dalamnya di eksplotasi sehingga mengakibatkan munculnya rongga bawah
tanah.
4. Episentrum dan H iposentrum
Ada dua istilah dalam gempa, yaitu episentrum dan hiposentrum (pusat
gempa). Episentrum adalah titik di permukaan bumi yang terletaknya tepat di
atas pusat gempa. Sementara hiposentrum adalah pusat gempa yang
merupakan titik awal gempa muncul, lalu merambat ke atas mencapai
bisa berbelok jika terkena lapisan bebatuan. Selain itu juga bisa dipantulkan
kembali ke dalam tanah ketika mencapai permukaan.
D. ALAT PENGUKUR GEMPA BUMI ( SEISMO GRAF )
Seismograf juga sering disebut dengan sebutan
sismometer. Sismometer berasal dari bahasa Yunani:
seismos gempa bumi dan metero. Secara umum seismograf adalah alat atau sensor getaran, yang biasa
digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau
getaran pada permukaan tanah. H asil rekaman dari
alat ini disebut seismogram.
Sebuah seismograf dapat mencatat gempa
berbentuk vertical dan gempa berbentuk horizontal.
Ketika terjadi gempa, getaran yang terekam adalah
gelombang primer, karena kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh
rekaman gelombang sekunder yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari
gelombang primer. Gelombang permukaan datangnya paling akhir karena
dan kecepatan rambat gempa bumi dalam bentuk seismogram. Alat ini sangat
sensitif terhadap gelombang seismik yang ditimbulkan karena gempa bumi,
ledakan nuklir dan sumber gelombang seismik lainnya.
Ada beberapa skala yang digunakan untuk
mengukur kekuatan gempa bumi. Skala Mercalli,
O mori, Cancani, dan skala Richter, namun skala
Richter adalah yang paling popular untuk mengukur
kekuatan gempa bumi yang disebut dengan
magnitude (M).
Prinsip Kerja Seismograf
Prinsip kerja dari alat ini yaitu mengembangkan kerja dari bandul sederhana.
Ketika mendapatkan usikan atau gangguan dari luar seperti gelombang seismik
maka bandul akan bergetar dan merekam datanya seperti grafik.
Pada bandul yang di maksud dengan satu getaran yaitu bandu berayun secara
periodic dari titik B – A – C – A – B ( gerak bolak balik melalui titik
kesetimbangan sebanyak satu kali )
Sedangkan jarak terjauh dari titik keseimbangan disebut amplitudo yaitu dari
Periode Getaran
Periode getaran merupakan waktu yang diperlukan untuk menempuh satu
getaran.
Periode getaran di rumuskan dengan
T = Periode getaran ( sekon )
t = waktu ( sekon )
n = Jumlah getaran
Frekuensi Getaran
Frekuensi getaran merupakan banyaknya getaran tiap sekon
Frekuensi getaran dirumuskan dengan
F = Frekuensi getaran ( H z )
n = Jumlah getaran
t = waktu ( sekon )
E. DAMPAK GEMPA BUMI
1. Longsor
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan
endogen. H entakan gempa dan
bergoyangnya tanah menyebabkan
keluarnya tanah dan massa batuan
yang menyebabkan tanah longsor,
lumpur, dan longsornya batuan di
atasnya. Semua ini mendorong
terjadinya kerusakan dan kerugian
pada kehidupan di muka bumi ini.
2. Perubahan struktur tanah dan batuan
Dengan adanya getaran serta gerakan yang disebabkan oleh tenaga endogen
3. H ilangnya makhluk hidup dan munculnya penyakit
Bencana gempa dan tsunami
menghilangkan nyawa manusia tumbuhan
dan hewan akibat tertimpa runtuhan serta
tersapu oleh gelombang air yang besar.
Beberapa jenis keanekaragaman hayati
terancam akan menyebabkan perubahan
pada komposisi dan penyebaran geografis ekosistem.
Setiap individu harus beradaptasi pada perubahan yang terjadi, sedangkan
habitatnya akan terdegradasi. Spesis yang tidak dapat beradaptasi akan terancam
punah. Pada wilayah pantai rusaknya ekosistem pantai seperti terumbu karang,
serta hutan bakau bahkan usaha tambak nelayan dan pemukiman. Rusaknya
lahan pertanian akan menyebabkan kerawanan pangan, kemiskinan dan penyakit.
Timbulnya penyakit adalah hal yang paling di khawatirkan, terutama di negara
berkembang dan negara miskin. H al itu disebabkan karena tidak memadainya air,
sanitasi dan fasilitas kesehatan. Dengan demikian, penyakit dan infeksi akan
Pengertian Gempa Bumi
Pengertian Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi
pada permukaan bumi akibat dari pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba
dan menciptakan gelombang seismik.
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi karena gerakan-gerakan lempeng pada bumi yang
bergerak akibat konveksi panas bumi.
Klasifikasi Gempa Bumi
1. Gempa Tektonik: gempa yang terjadi akibat pergeseran kerak bumi. 2. Gempa Vulkanik: gempa bumi yang disebabkan karena akibat dari
peristiwa vulkanisme, baik sebelum, sedang atau sesudah letusan gunung berapi.
3. Gempa Batuan: getaran bumi yang terjadi akibat adanya aktivitas manusia di permukaan bumi.
Episentrum: titik di permukaan bumi yang terletaknya tepat di atas pusat gempa.
H iposentrum: pusat gempa yang merupakan titik awal gempa muncul, lalu merambat ke atas mencapai permukaan tanah (episentrum).
Seismograf: alat atau sensor getaran, yang biasa digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah.
Periode Getaran: waktu yang diperlukan untuk menempuh satu getaran.
Frekuensi Getaran: banyaknya getaran tiap detik.
Dampak Gempa Bumi: longsor, perubahan struktur tanah batuan, H ilangnya
19
1. Apa perbedaan gempa tektonik dan gempa vulkanik ?
2. Senyawa kimia apa saja yang banyak terkandung di dalam litosfer ?
3. Jika ayunan sederhana bergetar sebanyak 80 kali dalam waktu 20 sekon, maka
tentukan periode getaran dan frekuensi ayunan !
4. Sebuah bandul selama 4 sekon bergetar sebanya 20 getaran, berapa periode
getaran dan frekuensi getaran bandul tersebut ?
KEGIATAN SISW A (LAB MINI)
I . Tuj uan
a. Menj elaskan amplit ude, f r ekuensi dan per iode
b. Menj elaskan hubungan ant ar a panj ang t ali dengan per iode
c. Menj elaskan hubungan ant ar a massa bebani dengan per iode
d. Menj elaskan hubungan f r ekuensi dan per iode
I I . Alat dan Bahan
3. Simpangkan bandul ayunan ke kanan sej auh ( = 30°), kemudian lepaskan
4. Cat at lah wakt u yang dibut uhkan unt uk 10x get ar an
5. Ulangi langkah 1-4 unt uk panj ang t ali 20 cm dan 30 cm
6. Ulangi langkah 1-5 unt uk beban ber beda(m1,m2)
7. Masukkan hasil pengamat an ke dalam t abel
No. Panj ang t ali (l) (cm) J umlah ayunan
1. Apakah yang dimaksud dengan amplit ude, f r ekuensi dan get ar an?
2. Adakah pengar uh panj ang t ali t er hadap get ar an ?j elaskan!
21
MEDIA PEMBELAJARAN
• Video
• Powerpoint materi
• Perlengkapan Lab Mini (getaran pada bandul sederhana)
SK ENARIO PEMBELAJ ARAN
TAHAPAN KEGIATAN PENANGGUNG
J AWAB
PENDAHULUAN
(1 m enit)
1. Penyampaian garis besar tujuan pembelajaran
Cholifatur
Rosidah
2. Pemusatan perhatian dan pemotivasian, menjelaskan fenomena gempa bumi
yang terjadi di Indonesia
KEGIATAN
INTI
(3 menit)
1.Guru memberikan demonstrasi tentang
peristiwa terjadinya gempa bumi
melalui video.
Cholifatur
Rosidah
(3 menit)
2.Guru menunjuk beberapa siswa untuk
memberikan komentar tentang proses
terjadinya gempa bumi dari video yang
siswa yang memberikan komentar dan
memberikan penjelasan melalui
kegiatan ceramah tentang klasifikasi
gempa, alat ukur gempa bumi, dan
Sinta Kiki Aprilia
dan Firdha
Choirun Nisa
22
dampak gempa bumi.
(10 menit)
4.Kegiatan Lab mini, tentang Getaran
untuk mengetahui amplitude, frekuensi dan periode pada percobaan bandul sederhana. Dengan melakukan percobaan tentang bandul sederhana,
kelas di bagi menjadi dua kelompok
besar yaitu kelompok A dan B,
Kemudian siswa diminta untuk
melakukan praktikum dalam kelompok
besar sesuai langkah kerja yang telah
dijelaskan.
Sinta Kiki Aprilia
dan Firdha
Choirun Nisa
PENUTUP
(5 menit)
Tiap – tiap perwakilan kelompok
diminta untuk melakukan presentasi,
menjelaskan prosedur serta analisis data
praktikum (model sharing). Guru memberikan apresiasi terhadap segala
kegitan pembelajaran yang telah
dilakukan oleh siswa. Dan pada tahap
akhir, siswa diminta untuk me review
singkat tentang peristiwa gempa bumi,
prinsip kerja alat ukur gempa bumi dan
dampak gempa bumi terhadap
ekosistem, agar mampu meningkatkan rasa syukurnya kepada Tuhan YME atas
diberikannya alam yang senantiasa
harus di jaga.
Cholifatur
23
Sistem penilaian dilakukan bertahap mulai dari kegiatan awal atau pendahuluan,
proses hingga penutup. Pada pendahuluan, siswa di ajak mengamati fenomena
litosfer dan keterkaitannya terhadap gempa bumi melalui video. Bagaimana
sikap seorang observan terhadap tindakan ini agar target yang diinginkan dapat
tercapai?
1. Point 0-30
Siswa melihat proses pemutaran video dari awal hingga akhir.
2. Point 31-60
Siswa dapat mengerti dan memahami maksud dari video yang telah
diputar.
3. Point 61-90
Siswa dapat mengerti, memahami dan menganalisis serta memberikan
komentar dari video yang telah diputar.
Kegiatan kedua dilakukan praktikum Bandul Sederhana. Dimana aspek
penilaian meliputi aspek Kognitif, Psikomotor, dan Afektif, yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
ASPEK
1. Mendeskripsikan Tujuan umum pembelajaran
2. Pemahaman konsep dan materi pembelajaran
3. Mengaitkan berbagai macam kajian studi dalam menganalisis
alat ukur gempa bumi
4. Mengenali bagian-bagian bumi 5. Menerapkan terori dalam
praktikum sederhana (menganalisis getaran pada bandul sederhana)
PSIKO MOTOR
1. Kemampuan merangkai alat dalam lab mini
2. Kemampuan mengoperasikan alat
3. Mendeskripsikan kesimpulan dan analisis dalam lab mini
AFEKTI F
1. Sikap Ilmiah
2. Kepemimpinan & Inisiatif 3. Kreatifitas & Keaktifan 4. Kerjasama (sosial) 5. Tanggung Jawab
Pada penilaian test dilakukan pemberian soal pada siswa. Skor penilaian latihan
25
Arthur. N, Strahler dan Alan H. Strahler, 1973, Enviromental Geoscience; Interaction between Natural System and Man, Canada, Hamilton Publishing Company.
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Geologi Dan Sumber Daya Mineral. Gempa Bumi dan Tsunami. Bandung: Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Mulyo, Agung. (2004). Pengantar Ilmu Kebumian. Bandung : CV Pustaka Setia.
Munir, Moch. 1996. Geologi dan Mineralogi Tanah. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya.
Samadi. 2008. Geografi. Jakarta : Yudhistira.
Tim Editor Atlas dan Geografi. 2007. Bencana Alam Di Indonesia : Gempa Bumi. Jakarta : Erlangga.
Rachman, Basuni. Konsep Dasar Bumi Antariksa Untuk SD. Dari:
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/KONSEP_DASAR_BUMI_ANTARIKSA_UNTUK_SD/BBM_11 .pdf di akses tanggal 26 Mei 2014
Sugito, Nanin T,. 2008. Tsunami. Dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/19830403200
8012-NANIN_TRIANA_SUGITO/TSUNAMI.pdf diakases tanggal 29 Mei
2014
Afdal. Siklus Karbon dan Karbon Dioksida di Atmosfer dan Samudera. Oseana, Volume XXXII, Nomor 2, Tahun 2007 : 29 -41. Dari:
http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxxii%282%2929-41.pdf di akses tanggal 26 Mei 2014