SANWACANA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan dan nabi akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarganya, para sahabatnya, dan kita selaku umatnya sampai akhir zaman.
Skripsi berjudul ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Seksual
pada Ibu Menopause di Kelurahan Kampung Baru” ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik, dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.
4. dr. Evi Kurniawaty, M. Sc selaku Pembimbing Kedua atas semua bantuan, saran, bimbingan, pengarahan, dan waktu dalam penyusunan skripsi ini. 5. dr. H. M. Masykur Berawi, Sp. A selaku pembahas yang telah memberikan
banyak masukan dan nasihat selama penyelesaian skripsi ini.
6. Staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, atas segala ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek, motivasi serta saran dan nasihat yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikannya.
7. Staf Tata Usaha di Fakultas Kedokteran atas bantuannya sehingga memberikan kemudahan kepada penulis.
8. Kepada Bapak Lurah dan Ibu-ibu responden Kampung Baru yang telah meluangkan waktunya untuk penelitian ini.
9. Bapak (H. M. Yunan Batubara, S. Sos) tersayang, Umak (Hj. Zuraidah Dalimunthe, AmaPd) tersayang, terima kasih untuk kesabarannya selama ini, untuk setiap doa, perhatian, motivasi, dukungan, kiriman makanan yang dipaketkan dari kampung langsung, dan terlebih kepercayaan untuk bisa menyelesaikan ini.
11. Keponakan-keponakan tercinta, Basyral, Kanza, Icha, Khumairah, Naylah yang selalu mendoakan serta memberikan keceriaan disaat jenuh dalam mengerjakan skripsi ini.
12. Saudara-saudara sepupu tersayang, hotni, ummi, bang arman, aisyah, rival, baginda, dina, salwan, ansari, lana, kak ris, yusril, kodri, khairil, alya terima kasih atas keceriaan yang kalian berikan.
13. Terima Kasih kepada Edy Timanta Tarigan yang dengan sabar mengajariku skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, semoga suatu saat kita akan menjadi dokter yang profesional.
14. Terima Kasih kepada teman-teman sekostan “wisma jumita” martia, erin, noni (barbie), made (jasmine), febe (cinderella), Mas johan, mbak Tum, dek Rio, Erika, Kak fany, Hani (ibu peri) yang selalu memberikan kenyamanan, keceriaan dan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.
15. Sahabat-sahabat terbaikku, Lina, Linda, Iid, Elfi, Haryani, suhel, jhon, pahala, Nikcy, dewi terima kasih atas keakraban dan persahabatan yang telah kalian berikan.
16. Kakak-kakak tingkatku, kak tina terima kasih setiap motivasi dan nasihat-nasihatnya, kak rini terima kasih contoh skripsinya, kak chery terima kasih motivasinya, kak resy terima kasih perhatiannya, kak july terima kasih doa nya.
berikan.
19. Teman-teman dekatku Riko, Nasrul, bang Majid terima kasih untuk motivasi dan selalu setia mendengar semua cerita-ceritaku disaat galau, sukses selalu buat kita semua.
20. Sahabat-sahabatku, Yanti, Dian, Leli, Irun, Lena, Nita, Cici, Wahyu terima kasih atas motivasi, keceriaan yang telah kalian berikan.
21. Teman-teman FK 08 yang selalu mendorong dan memotivasi untuk cepat selesai skripsi Reisha, Anna, Indah, Raden, Rifkie, Aris, Topan, Okta, dan teman-teman lainnya yang selalu bersama dalam suka duka kuliah dan tutorial FK 08.
22. Teman-teman Kedokteran 2008, teman seperjuangan selama menuntut ilmu di FK UNILA. SATU KEDOKTERAN SATU!!!
23. Seluruh Civitas Akademika FK UNILA yang tidak dapat disebutkan satu– persatu.
Akhir kata, Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga berdoa semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.
Bandar Lampung, Januari 2013
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Aek Libung, kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 24 Februari 1990, putri kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak H. M. Yunan Batubara, S.Sos dan Ibu Hj. Zuraidah Dalimunthe, AmaPd.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 146936 Aek Libung tahun 1996-2002. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) Negeri 2 Sayur Matinggi pada tahun 2002-2005. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Padang Sidimpuan pada tahun 2005-2008.
Nama Mahasiswa : Reski Yanti Batubara Nomor Pokok Mahasiswa : 0818011039
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing
Dr. Sutyarso, M. Biomed dr. Evi Kurniawaty, M. Sc
NIP. 195704241987031001 NIP. 197601202003122001
2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Dengan rasa bahagia dan syukur pada Ilahi Robbi,
Kupersembahkan Skripsi ini untuk orang yang selalu kusayangi
dan menyayangiku...
Untuk Bapak, Umak, kak yus, Bang anda, Bang
Basri, Bang Faisal, Iparku Bang wawan, Kak Miska,
Kak Tika, dan keponakanku Basyral, Kanza, Icha,
Khumairah, Naylah yang selalu mendukung,
memberikan semangat dan senantiasa mendoakan
untuk kelancaran dan keberhasilanku.. Kalian
adalah motivasi terbesar yang membuat hidupku
kerjakan (QS. Al-Mujadalah : 11)
Ilmu itu seperti hewan buru an, maka dari itu
ikatlah buruanmu sekuat-kuatnya dan pengikat
ilmu adalah tulisan
Masa lalu untuk mengambil pelajaran, masa kini
untuk hidup dan berjuang, masa depan untuk
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Dr. Sutyarso, M. Biomed
Sekretaris :dr. Evi Kurniawaty, M. Sc
Penguji
Bukan Pembimbing :dr. H. M. Masykur Berawi, Sp. A
2. Dekan Fakultas Kedokteran
Dr. Sutyarso, M. Biomed NIP. 195704241987031001
Oleh
RESKI YANTI BATUBARA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perubahan Fisiologi Aktivitas Seksual ...11
2. Definisi Operasional…...36
3. Variabel Independen ...42
4. Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Menarche Ibu Menopause
dengan Fungsi seksual ...44
5. Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pekerjaan Ibu Menopause
dengan Fungsi Seksual...45
6. Distibusi Frekuensi Hubungan Antara Jumlah Anak Ibu Menopause
dengan Fungsi Seksual...45
7. Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Usia Melahirkan Ibu
Menopause dengan Fungsi Seksual ...46
8. Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Alat Kontrasepsi Ibu
Menopause dengan Fungsi Seksual ...47
9. Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Konsumsi Alkohol Ibu Menopause dengan Fungsi Seksual ...48 10. Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Merokok Ibu Menopause
dengan Fungsi Seksual………49
11. Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Riwayat Penyakit Ibu
Aqila, Smart, 2010. Bahagia di Usia Menopause, Yogyakarta: A Plus Books. Andira, Dita, 2010. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: A
Plus Books.
BKKBN, 2006.Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta: BKKBN.
Blackburn, & Davidson, 1990. Terapi kognitif untuk depresi &kecemasan suatu petunjuk bagi praktisi.Semarang, IKIP Semarang.
Clarisa R. Gracia, Ellen W. Freeman, 2007. Hormon dan Seksualitas selama transisi untuk menopause, Journal of American Collage of Obstetricians dan Ginekologi Vol. 109, No. 4.
Departemen Kesehatan RI, 2007. Tips Mempersiapkan Menopause. http://www.depkes.go.id/index.php?option=com
content&task=view&id=265&Itemid=34, diakses 13 Oktober 2008. Dennerstein L, Koochaki PE Barton I, Graziottin A, 2006. Hypoactive gangguan
hasrat seksual pada wanita menopause, journal of sexual Medicine.
Graziottin A. Leiblum SR, 2005, Biologi dan Psikososial Patofisiologi Disfungsi Seksual Wanita Selama Transisi Menopause, The Journal of Sexual Medicine.
Handayani, S., 2008.Menopause Dini, http:/mimi-breastrfriend,
Blogspot.Com/2008/01/menopause-dini.html, diakses 21 januari 2009. James A. Simon, MD, 2012. Menuju Pemahaman dan masalah Fungsi Seksual
pada Wanita Menopause,Jurnal Kedokteran Menopause Vol. 20, No. 4. Kasdu, D, 2002. Kiat dan Bahagia di Usia Menopause Sehat. Cetakan pertama,
Penerbit Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta.
Kumalaningsih, S, 2008. Sehat dan Bahagia di Usia Menopause, Tiara Aksa, Surabaya.
Kurniawati, PS, 2006. Jurnal Hubungan Karakteristik Wanita Dengan Perilaku Pada Masa Premenopause dikota Bengkulu.
Kunjoro, Z, 2002.Menopause, dikutip 20 januari 2012, http://www.e.psikologi.com/dewasa.
Llewellyn , Derek, & Jones, 1997.Setiap Wanita.Delapratasa Jakarta.
Lorraine Dennerstein, phD, Philippe Lehert, phD, Henry G. Burger MD, 2007. Menopause, The journal of the American Society Menopause Vol. 14. No. 1.
Manuaba, IBG, 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Penerbit Arcan, Jakarta.
Manuaba, 2008.Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Mahayuni Dwi P, Soenarnatalina Melaniani, 2007. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Seksual pada Wanita Perimenopause,The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 3, No.3.
Nirmala, 2003. Hidup Sehat dengan Menopause, Jakarta: Buku Populer Nirmala. Notoatmodjo, S, 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta. Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono, 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rosen R, Brown C, Heiman J, Leiblum S, Meston C, Shabsigh R, 2000. the female sexual function index (FSFI): a multidimensional self-report instrument for the assement of female sexual function. Journal of Sex & Marital Therapy
Rahayu, R, 2009. Tingkat Pengetahuan Ibu Pramenopause Tentang Perubahan Pada Masa Menopause di Desa Melati, Dusun II, Kecamatan Serdang Bedagai Kota Medan Tahun 2009. KTI D-IV Kebidanan Universitas Sumatera Utara.
Reitz, R, 1993.Menopause Suatu Pendekatan Positif,Bumi Aksara, Jakarta. Rustam, 2005.Sinopsis ObstetriJilid I. Jakarta : EGC
Saifudin, 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Simanjuntak R, Erniyati, 2007. Adaptasi Psikososial Wanita Menopause Pekerja
dan bukan Pekerja, Jurnal Keperawatan Rufiah Sumatra Utara, Vol. 2 No. 2.
Septiana Dwi Ayu Pratiwi, dr. Dharminto, Cahya Tri Purnami, 2012. Hubungan Aktivitas Fisik dan Upaya Pengobatan dengan Tingkat Keluhan Klimakterium pada wanita Menopause, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 1, No. 2.
Suwarna Madhukumar, Vaishali gaikwad, 2012. Persepsi tentang Gejala Menopause dan Kualitas Hidup Perempuan Menopause,Journal of Health Sciences Vol. 2 No. 3.
Verney, 2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC. Hal : 36-39
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... i
DAFTAR GAMBAR... iii
I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Kerangka Penelitian ... 6
1. Kerangka Teori... 7
2. Kerangka Konsep ... 8
F. Hipotesis ... 9
II . TINJAUAN PUSTAKA A. Seksualitas... 10
1. Tujuan Seksualitas………... 10
2. Perubahan fisiologik aktivitas seksual………... 11
3. Fungsi Seksualitas………... 13
B. Respon seksual wanita ... 13
1. Tahap istirahat……….... 13
2. Tahap rangsangan………... 13
3. Tahap plateu………... 14
4. Tahap orgasme………... 14
C. Disfungsi Seksual Pada Wanita... 15
1. Pengertian………... 15
2. Prevalensi disfungsi seksual………... 16
3. Macam-macam disfungsi seksual……….. 16
D. Menopause ... 20
1. Periode menopause………... 20
2. Jenis-jenis menopause……….... 22
3. Kelainan jadwal menopause………... 24
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi usia menopause.. .... 25
5. Tanda-tanda dan gejala menopause………... 27
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33
C. Populasi dan Sampel ... 34
1. Populasi Penelitian ... 34
2. Sampel Penelitian ... 34
D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi... 35
1. Kriteria Inklusi ... 35
2. Kriteria Eksklusi ... 35
E. Variabel Penelitian ... 35
1. Variabel Bebas ... 35
2. Variabel Terikat ... 35
F. Definisi Operasional... 36
G. Pengumpulan Data ... 38
1. Jenis Data ... 38
2. Alat dan Instrumen Penelitian ... 38
3. Cara Pengambilan Data ... 38
H. Pengolahan dan Analisis Data... 39
1. Pengolahan Data... 39
vi
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 41
1. Analisis Univariat... 42
2. Analisis Bivariat ... 43
B. Pembahasan ... 50
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61
B. Saran... 62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori ... 7
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI SEKSUAL PADA IBU MENOPAUSE DI KELURAHAN KAMPUNG BARU
(SKRIPSI )
Oleh
RESKI YANTI BATUBARA 0818011039
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat yang bersamaan ( point time) (Notoatmodjo, 2010).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober–November 2012.
2. Tempat Penelitian
34
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang berusia 45-55 tahun yang bertempat tinggal di wilayah kelurahan Kampung Baru kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung, dengan jumlah wanita usia 45-55 tahun yaitu 861 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Menurut Notoatmodjo (2010), sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili. Besar sampel diperoleh dengan rumus :
Besar sampel diperoleh dengan rumus :
n = N
1 + N (d2) Keterangan :
n= Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi
d = tingkat ketepatan. (Notoatmojo,2003) N = Populasi penelitian : 861 orang n = N
1+ N (d2) n = 861
Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 90 orang.
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. Wanita menopause.
b. Wanita berusia 45-55 tahun. c. Wanita yang memiliki pasangan.
2. Kriteria Eksklusi
a. Wanita yang tidak bersedia menjadi subjek penelitian
E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi seksual pada menopause.
2. Variabel terikat
36
F. Defenisi Operasional
Tabel 2 .Definisi Operasional Variabel Definisi
Operasianal
meninggal
Kuisioner Wawancara 0 :≤40 tahun
Kuisioner Wawancara 0 : tidak mengkon
Kuisioner Wawancara 0 : tidak merokok
38
G. Pengumpulan Data
1. Jenis Data a. Data Primer
Yaitu data yang yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan alat ukur kuisioner. Tekhnik pengumpulan data secara angket dan wawancara terbimbing.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh langsung dari data kantor kelurahan Kampung Baru kecamatn Kedaton kota Bandar Lampung
2. Alat dan Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan menggunakan tekhnik angket terbimbing. Pengukurannya dilakukan dengan pengelompokkan masing-masing jawaban.
3. Cara Pengambilan Data
H. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah menggunakan alat bantu perangkat komputersoftware SPSS for windows versi17.
Proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah:
a. Editing, merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan kembali kelengkapan, kejelasan, relevansi dan konsistensi isian formulir atau kuesioner.
b. Coding, merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan koding ini adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data.
c. Processing, setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar,dan juga sudah melewati perkodean maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara meng entry data dari kuesioner ke paket program komputer.
40
2. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan meliputi : a. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan presentasi, hasil dari setiap variabel ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, sehingga dapat mengetahui karakteristik atau gambaran dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2002).
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis dua variabel. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square, dengan derajat kemaknaan (taraf signifikansi) yang dipakai adalah (α=0,1), sehingga bila p<α maka hasil perhitungan statistik bermakna dan bila p>α
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Seksualitas
Perilaku seksual adalah manifestasi aktivitas seksual yang mencakup baik hubungan seksual (intercouse ; coitus) maupun masturbasi. Dorongan/nafsu seksual adalah minat/niat seseorang untuk memulai atau mengadakan hubungan intim (sexual relationship). Kegairahan seksual (Seksual excitement) adalah respon tubuh terhadap rangsangan seksual. Ada dua respons yang mendasar yaitu myotonia (ketegangan otot yang meninggi) dan vasocongestion (bertambahnya aliran darah ke daerah genital) (chandra, 2005).
Seks menurut Inggrid dalam rizkina (2009) mempunyai arti jenis kelamin, sesuatu yang dapat dilihat dan dapat ditunjuk. Jenis kelamin ini memberi kita pengertian tentang suatu sifat atau ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan secara biologis. Seksualitas merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan manusia, dimulai dari saat manusia lahir sebagai bayi hingga secara fisik menjadi mandiri, lepas dari ibunya dan akan berakhir ketika seseorang meninggal dunia.
1. Tujuan Seksualitas
11
1. Prokreasi, yaitu menciptakan atau meneruskan keturunan 2. Rekreasi, yaitu memperoleh kenikmatan biologis atau seksual
Menurut Ingrid & Rizkiana (2009) Seksualitas menyangkut dimensi biologis, psikologis, social dan kultural. Dilihat dari dimensi biologis, seksualitas berkaitan dengan reproduksi, termasuk bagaimana menjaga kesehatan organ reproduksi menggunakan secara optimal sebagai 16 alat untuk berprokreasi (bereproduksi) dan berkaitan dalam mengekspresikan dorongan seksual. Dari dimensi psikologis, seksualitas berhubungan erat dengan identitas peran jenis, perasaan terhadap seksualitas sendiri dan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual. Dan dari dimensi social berkaitan dengan bagaimana lingkungan berpengaruh dalam pembentukan mengenai seksualitas dan pilihan perilaku seks. Sedangkan dari dimensi kultural menunjukkan bagaimana perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat.
2. Perubahan fisiologik aktivitas seksual
Tabel 1. Perubahan fisiologi dari aktivitas seksual menurut Kaplan
Fase tanggapan seksual
Pada wanita Usila Pada pria Usila
tentang harga diri. Desire pada lansia wanita mungkin
menurun dengan makin lanjutnya usia, tetapi hal ini bisa bervariasi.
kemampuan seks dan masalah hubungan antara pasangan. Mulai usia 55 th testosteron menurun bertahap yang akan mempengaruhi libido.
Fase arousal Pembesaran payudara ber-kurang, semburat panas dikulit menurun; elastisitas dinding vagina menurun; iritasi uretra dan kandung kemih menigkat; otot-otot yang menegang pada fase ini menurun. 40 th;elevasi testis ke perinium lebih lambat dan sedikit; penguasaan atas ejakulasi biasanya membaik. Fase orgasmik (fase
muskular)
13
3. Fungsi Seksualitas
Untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangan.
B. Respon seksual wanita (Sexual Response Cycle-SRC)
Hal-hal yang terjadi saat seseorang mengalami bangkitan/rangsang seksual (bergairah secara seksual) dan berperilaku seksual secara umum melibatkan tahap-tahap sebagai berikut (berlaku untuk segala umur) (Masters & Johnson, 1996) : a. Tahap istirahat (tidak terangsang)
Dalam keadaan tidak terangsang, vagina dalam keadaan kering dan kendur juga.
b. Tahap rangsangan (excitement) melibatkan stimuli sensori
Pada saat minat seksual timbul, karena stimuli/rangsangan psikologis atau fisik, mulailah tahap rangsangan/exitement. Pada pria maupun wanita ditandai dengan vasokongesti (bertambahnya aliran darah ke genitalia rongga panggul) dan myotonia (meningkatnya ketegangan/tonus otot, terutama juga didaerah genitalia) (Halstead and Reiss, 2006).
c. Tahapplateu(pendataran)
Jika kegairahan meningkat, orang akan masuk tahap plateu yaitu vasokongesti dan myotonia mendatar tetapi minat seksual tahap tinggi. Fase plateu dapat singkat atau lama tergantung rangsangan dan dorongan seksual individu, latihan sosial dan konstitusi/tubuh orang itu. Sebagian orang menginginkan orgasme secepatnya, orang lain dapat mengendalikannya, yang lain lagi menginginkan plateu yang lama sekali (Chandra, 2005). Saat wanita mencapai fase plateu, lapisan ketiga terluar dari vagina membengkak akibat aliran darah dan distensi, klitoris mengalami retraksi dan “sex flush”yang merupakan suatu ruam seperti campak, dapat menyebar dari payudara ke semua bagian tubuh (Hendersons, 2006).
d. Tahap orgasme ; melibatkan ejakulasi, kontraksi otot
15
e. Tahap resolusi (mencakup pasca senggama)
Sesudah orgasme, pria biasanya segera memasuki fase resolusi menjadi pasif dan tidak responsif, penis mengalami detumescence, sering pria tertidur dalam fase ini. Sebagian wanita juga mengalami seperti itu, tetapi sebagian besar umumnya masih responsif secara seksual, bergairah dan masuk kedalam fase plateu lagi, orgasme lagi sehingga terjadi orgasme multiple. Sesudah orgasme, baik pria maupun wanita kembali (mengalami resolusi) ke fase istirahat. Keduanya mengalami relaksasi mental dan fisik, merasa sejahtera. Banyak pria dan wanita merasakan kepuasan psikoligis atau relaksasi tanpa mencapai orgasme yang lain merasa kecewa bila tanpa orgasme (Chandra, 2005).
C. Disfungsi Seksual pada Wanita
I. Pengertian
Disfungsi seksual adalah gangguan respon fungsi seksual.
Pada pria : kegagalan yang menetap atau berulang, sebagian atau keseluruhan, untuk memperoleh dan atau mempertahankan ereksi sampai terselesaikannya akifitas seksual.
II. Prevalensi Disfungsi Seksual
Sudah lama diketahui gangguan fungsi seksual kaum wanita dalam suatu masyarakat relatif beragam, bergantung pada umur, kejiwaan, keharmomisan rumah tangga, budaya, agama, dan pendidikan (Hayes, 2006). Karena itu angka kejadian disfungsi seksual wanita disetiap negara bisa berbeda-beda. Di Turki misalnya, rerata prevalensi disfungsi seksual wanita berdasarkan skor FSFI (Female Sexual Function Index) adalah 48,3%, dengan kecenderungan meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Kategori disfungsi hasrat (48,2%), disfungsi bangkitan seksual (35,9%), disfungsi lubrikasi (40,9%), kesulitan orgasme (42,7%), tidak mencapai kepuasan (45%), dan disfungsi nyeri pada vagina (42,9%) (Costabile, 2006).
III. Macam-macam disfungsi seksual
Disfungsi seksual wanita secara tradisional terbagi menjadi gangguan minat/keinginan seksual atau libido, gangguan birahi, nyeri/rasa tidak nyaman dan hambatan mencapai puncak atau orgasme, Pada DSM IV dari American Phychiatric Assocation, dan ICD-10 (International dari WHO, disfungsi
seksual wanita ini dibagi menjadi empat kategori yaitu :
a. Gangguan minat/keinginan seksual (desire disorders) Ditandai dengan kurang atau hilangnya keinginan/hasrat seksual
b. Gangguan birahi (arousal disorder) Ditandai dengan kesulitan mencapai atau menpertahankan keterangsangan saat melakukan aktivitasnya seksual c. Gangguan orgasme (orgasmic disorder) Ditandai dengan tertundanya atau
17
Menurut Glaiser and Gebbie (2005) adapun beberapa gangguan seksual yaitu: a. Hilangnya kenikmatan
Seorang wanita mungkin melakukan hubungan intim, tetapi gagal merasakan kenikmatan dan kesenangan yang biasanya ia rasakan. Apabila ia tidak terangsang, maka pelumasan normal vagina dan pembengkakan vulva tidak terjadi dan hubungan intim pervagina dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau bahkan nyeri, yang semakin menghambat dirinya menikmati hubungan tersebut.
Wanita yang mengalami hambatan nafsu seksual mungkin tidak menginginkan atau tidak menikmati seksual. Tetapi dia mengijinkan pasangannya untuk bersenggama dengannya, sebagai suatu kewajiban. Wanita yang lain mungkin sangat cemas dengan gagasan bersenggama sehingga menolak atau membuat alasan menghindarinya.
b. Hilangnya minat seksual
wanita lain. Tetapi mereka yang biasanya merasa murung sebelum menstruasi biasanya kehilangan minat seksual pada saat tersebut. Dan mendapati bahwa fase pasca menstruasi secara seksual merupakan saat yang terbaik bagi mereka.
Pada beberapa wanita yang mengalami perubahan nyata dalam emosional pada saat menstruasi, kapasitas mereka untuk terangsang menjadi terbatas sampai setelah menstruasi, dan tidak jarang kapasitas ini malah akhirnya hilang sama sekali. Konflik yang tidak terpecahkan atau kemarahan dalam hubungan dapat merupakan hal yang mendasari hilangnya kenikmatan dan minat seksual. Wanita yang menghadapi bentuk-bentuk kanker yang mengancam nyawa, misalnya kanker payudara atau ginekologis, dapat bereaksi secara psikologis terhadap stres penyakit dan dampak terapi. Faktor-faktor fisik juga mungkin memiliki peran langsung. Hilangnya minat seksual adalah hal yang wajar dalam keadaan sakit dan hal ini mungkin secara spesifik disebabkan oleh kelainan status hormon. Testosteron tampaknya penting untuk gairah seksual pada banyak wanita, seperti halnya pada pria. Penurunan substansial testosteron, seperti terjadi setelah ovariektomi atau bentuk lain kegagalan atau supresi ovarium, dapat menyebabkan hilangnya gairah.
c. Keengganan seksual
19
penyebabnya sering dapat diidentifikasi dari pengalaman traumatik sebelumnya, tetapi kadang-kadang pangkal masalahnya tetap tidak jelas.
d. Disfungsi orgasme
Sebagian wanita secara spesifik mengalami kesulitan mencapai orgasme, baik dengan kehadiran pasangannya atau pada semua situasi. Hal ini mungkin merupakan bagian dari hilangnya kenikmatan seksual secara umum, atau relatif spesifik, yaitu manusia masih dapat terangsang dan menikmati seksual tetapi gagal mencapai orgasme. Walaupun obat tertentu dapat menghambat orgasme pada wanita, namun pada sebagian kasus faktor psikologis tampaknya menjadi penyebab.
e. Vaginismus
f. Dispareunia
Nyeri saat melakukan hubungan intim sering terjadi dan umumnya dapat disembuhkan. Apabila menjadi masalah yang berulang, maka antisipasi nyeri dapat dengan mudah menyebabkan hambatan timbulnya respons seksual normal vagina terganggu. Nyeri atau rasa tidak nyaman dapat dirasakan di introitus vagina, akibat spasme otot-otot perivagina atau peradangan atau nyeri di introitus yang dapat ditimbulkan oleh episiotomi atau robekan perineum.
Kista atau abses Bartholin dapat menyebabkan nyeri hanya oleh rangsangan seksual, karena kecenderungan kelenjar ini mengeluarkan sekresi sebagai respons terhadap stimulasi seksual (Kusuma, 1999).
D. Menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu katamenyang berarti bulan dan peuseis yang berarti penghentian sementara. Sebenarnya, secara linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya menstruasi. Dalam pandangan medis, menopause didefinisikan sebagai masa penghentian haid untuk selamanya. Biasanya menopause terjadi pada wanita mulai usia 45-55 tahun. Masa menopause ini tidak bisa serta merta diketahui, tetapi biasanya akan diketahui setelah setahun berlalu (Dita Andira, 2010).
a. Periode Menopause
21
1) Klimakterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause. Klimakterium mulai kira-kira 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah 11 menopause. Dengan demikian lama klimakterium lebih kurang 13 tahun. Masa ini terjadi antara usia 40-65 tahun. Klimakterium terdiri dari beberapa fase (Dita Andira, 2010) yaitu :
a) Pra-menopause Masa 4-5 tahun sebelum menopause biasanya pada umur 35-45 tahun. Pada fase ini terdapat berbagai keluhan klimakterik (masa peralihan sebelum menopause) terjadi, seperti perdarahan yang tidak teratur, suasana hati berubah-ubah, gejolak panas selama waktu haid (Nirmala, 2003)
b) Menopause Masa berhentinya menstruasi secara permanen. Diagnosis ini dibuat bila telah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun. Pada umumnya menopause terjadi pada usia 45-50 tahun. Kadar FSH serum lebih dari 30 i.u/l digunakan sebagai diagnosis menopause (Aqila, 2010)
c) Pasca Menopause Masa yang terjadi 3 hingga 5 tahun setelah menopause atau tahap dimana sebagian besar penderitaan akibat menopause telah menghilang
2) Menopause Yaitu masa berhentinya menstruasi terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis ini dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun.
3) Senium Periode sesudah pascamenopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik. Yang mencolok dalam masa ini ialah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik, sebagai proses menjadi tua. Dalam masa senium terjadi pula osteoporosis dengan intensitas berbeda pada masing-masing wanita. Walaupun sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalam hal ini (Sarwono, 2007).
b. Jenis Menopause
Ada dua jenis menopause (Nadine, 2009) yaitu :
a. Menopause alami, Menopause yang disebabkan menurunnya produksi hormon kelamin wanita, estrogen dan progesteron oleh ovarium. Ini adalah proses perlahan-lahan yang biasanya terjadi selama beberapa tahun. Rata-rata wanita untuk mencapai menopause alami atau berhentinya haid adalah 50 tahun (Nirmala, 2003)
23
agen kimiawi untuk merawat berbagai jenis penyakit, khususnya kanker) bisa juga menyebabkan menopause karena sebab tertentu.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya pada fase klimakterium menunjukan bahwa jenis keluhan yang banyak menyerang wanita klimakterium yaitu keluhan muskuluskeletal sebesar 35% dan vasomotorik sebesar 33,3%. Keluhan vasomotorik paling banyak dirasakan adalah sakit kepala sebesar 66,7%, keluhan muskuluskeletal yaitu rasa sakit/linu pada sendi sebesar 61,7%, keluhan urogenital yaitu keputihan sebesar 13.3% dan nyeri bersenggama sebesar 11,7%, keluhan psikologis yaitu cepat lelah/capek sebesar 56,7%. Wanita klimakterium yang mengalami keluhan yang terbanyak adalah pada masa premenopause. Sedangkan disebutkan dalam penelitian Dame, 2009 menyebutkan bahwa sebanyak 194 responden 92,4 % mengalami keluhan klimakterik dan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi keluhannya hanya 44,3 % 7).
c. Kelainan Jadwal Menopause
Menurut Sarwono P (2007) ada dua jenis kelainan pada jadwal menopause, yaitu :
1) Menopause prematur, menopause prematur disebut juga dengan menopause dini. Seperti yang telah diuraikan, umumnya batas terendah terjadinya menopause ialah umur 44 tahun. Menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun dapat dikatakan menopause prematur, biasanya pada umur 35-40 tahun sudah berhenti haid, ditandai rasa sakit di kepala, haid tidak teratur, dan kemudian berhenti sama sekali kondisi ini dinamakan “perimenopause”. Faktor-faktor yang menyebabkan menopause prematur ialah herediter, gangguan gizi yang cukup berat, penyakit-penyakit menahun, dan penyakit- penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Selain itu bisa disebabkan karena polusi lingkungan seperti gas kendaraan bermotor, asap rokok, asap limbah industri (radikal bebas) (Kumalaningsih).
25
ovarium, tetapi sebagian kecil dibuat di bagian tubuh lain termasuk sel-sel lemak (Rebecca and Pam, 2007).
d. Faktor- faktor yang mempengaruhi usia Menopause
Kebanyakan wanita mengalami menopause antara 4555 tahun. Faktor -faktor yang mempengaruhi menopause (Nadine, 2009) diantaranya : 1) Usiamenarche
Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin lambat menarcheterjadi, makin cepat menopause timbul.
Pada abad ini umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang (Sarwono, 2007).
2) Pekerjaan
Wanita yang bekerja akan mengalami menopause lebih cepat dibanding wanita tidak bekerja, hal ini berpengaruh perkembangan psikis seorang wanita (Yatim, 2001).
3) Jumlah anak
Makin sering seorang wanita melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan juga memperlambat penuaan tubuh.
4) Usia melahirkan
memperlambat sistem kerja organ reproduksi bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh (Kasdu, 2002)
5) Pemakaian kontrasepsi
Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause. Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur.
6) Kebiasaan merokok
Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok kemungkinan mengalami menopause sekitar satu setengah hingga dua tahun lebih awal. 7) Alkohol
Wanita yang mengkonsumsi alkohol akan lebih mudah memasuki usia menopause dibandingkan dengan wanita yang tidak mengkonsumsi (Yatim, 2001).
8) Penyakit
27
e. Tanda dan Gejala Menopause
Menopause merupakan bagian dari perkembangan manusia (wanita) yang tentu saja melibatkan berbagai macam aspek termasuk di dalamnya fisiologis manusia. Tentu saja menghadirkan tanda dan gejala tersendiri. Tanda dan gejala dilihat dari aspek fisik dan psikologisnya (Aqila, 2010). 1) Gejala Fisik
a) Perdarahan
Perdarahan yang terjadi pada saat menopause tidak seperti menopause. Siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur. Perdarahan ini terjadi terutama di awal menopause.
Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala peralihan.
b) Rasa panas (hot flush) dan keringat malam
Keluhan ini diduga berasal dari hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH. Dimungkinkan disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen, seperti diketahui pada masa menopause kadar hormon estrogen dalam darah menurun drastis sehingga mempengaruhi beberapa fungsi tubuh. Beberapa hal lain yang biasanya muncul berhubungan dengan panas, seperti cuaca panas, lembab, ruang sempit, kafein, alkohol, atau makanan pedas. Keluhan hot flush mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25% penderita masih mengeluhkan hal ini lebih dari 5 tahun. Pemberian estrogen eksogen dalam bentuk terapi efektif dalam meredakan keluhan hot flush pada 90% kasus.
c) Vagina menjadi kering dan kurang elastis
Penurunan kadar estrogen menyebabkan vagina menjadi kering dan kurang elastis. Oleh karena itu sebagian wanita menopause akan merasakan sakit saat berhubungan seksual. Biasanya wanita menopause juga akan merasakan gatal pada daerah vagina. Kondisi tersebut menyebabkan wanita menopause rentan terhadap infeksi vagina.
d) Saluran uretra mengering, menipis, dan kurang elastis
29
rentan terkena infeksi saluran kencing yang terkadang ditampakkan dengan rasa selalu ingin kencing dan ngompol yang biasa disebut denganinkontinensia.
e) Perubahan fisik (lebih gemuk)
Memasuki masa menopause tubuh wanita juga terjadi perubahan distribusi lemak. Lemak tubuh akan menumpuk pada bagian pinggul dan perut. Tekstur kulit pun mengalami perubahan. Kulit menjadi berkerut dan terkadang disertai dengan jerawat. Perubahan fisik ini diperburuk dengan pola hidup yang tidak sehat. Seperti olahraga tidak teratur, makan sembarangan dengan porsi berlebih membuat kegemukan sangat mungkin terjadi.
f) Kurang tidur (Insomnia)
Mengalami insomnia merupakan hal yang wajar pada saat menopause. Kemungkinan ini sejalan dengan rasa tegang yang dialami wanita akibat berkeringat di malam hari, rasa panas, wajah memerah, hal ini menjadikan tidur terasa tidak nyaman. Maka akan timbul rasa cemas dan detak jantung yang lebih cepat. Oleh karena itu, biasanya beberapa wanita menopause mengalami kurang tidur. g) Gangguan punggung dan tulang
Tubuh mengatasi masalah ini dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang. Akibatnya, tulang menjadi keropos dan rapuh.
h) Linu dan nyeri sendi
Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan kurangnya penyerapan kalsium. Berdasarkan literatur yang ada diketahui bahwa kita kehilangan sekitar 1 % tulang dalam setahun akibat proses penuaan. Tetapi setelah menopause, terkadang wanita akan kehilangan 2% pertahun.
i) Perubahan pada indera perasa
Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indera pengecapnya. Gigi dan gusi juga akan cepat tanggal, terutama pada wanita yang memiliki penyakit gigi maupun gusi. j) Gejala lain
31
2) Gejala psikologis
Gejala ini merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek psikologis maupun kognitif wanita (Dita Andira, 2010) diantaranya : a) Perubahan Emosi
Perubahan emosi disini tampak pada kelelahan mental,menjadi lekas marah, dan perubahan suasana hati yang begitu cepat. Biasanya perubahan yang terjadi tidak disadari oleh wanita tersebut. Tak jarang orang disekitarnya dibuat bingung akan perubahan ini. Maka diperlukan pendekatan khusus seperti obrolan ringan dengan sahabat atu siapa saja yang pernah mengalami hal yang sama seringkali dapat menjadi dukungan emosi terbaik.
b) Perubahan kognitif
Memasuki masa menopause daya ingat wanita menurun. Terkadang, sesuatu yang harus dia ingat, harus diulang-ulang terlebih dahulu. Selain itu, kemampuan berpikirnya pun mengalami penurunan. c) Depresi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertambahan jumlah wanita Indonesia menopause dalam kurun waktu tahun 1995-2005 sekitar 14 juta jiwa. Menurut proyeksi penduduk Indonesia oleh badan statistik, jumlah penduduk perempuan berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang, dan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 60 juta perempuan menopause (Rachmawati, 2006).
Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya haid. Fase ini terjadi karena ia tidak lagi menghasilkan esterogen yang cukup untuk mempertahankan jaringan yang responsive dalam suatu cara yang fisiologi. Akibat dari kadar hormon esterogen, progesteron dan hormon ovarium yang berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang menurun pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001).
Masa ini umumnya terjadi pada usia 50-an tahun. Masa ini mengingatkan wanita terhadap proses menjadi tua yang disebabkan oleh organ reproduksinya yang tidak berfungsi lagi. Menopause terjadi dalam masa klimakterium, sebuah masa dimana terjadi peralihan dari fase reproduktif ke fase non-reproduktif. Datangnya menopause sendiri sangat individual (variatif) sifatnya, namun umumnya berkisar pada umur 45-55 tahun (Diputra, 2006).
Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30 juta atau 11,5% dari total penduduk. Lebih lanjut ditegaskan, berdasarkan perhitungan statistik, diperkirakan di tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause adalah sekitar 30,3 juta jiwa dan jumlah laki-laki, di usia andropause akan mencapai 24,7 juta jiwa (Depkes RI, 2005).
3
faktor kultural, sosial ekonomi, gaya hidup, kebutuhan terhadap kehidupan seksual, dan sebagainya (Achadiat, 2007).
Studi yang dilakukan oleh (Duke, 1999) University AS, menunjukkan bahwa tidak semua perempuan menopause mengalami penurunan hasrat seksual, 39% wanita berusia 61-65 tahun memiliki aktivitas seksual tidak sama seperti 27% wanita berumur 66-71 tahun, 13% wanita menopause mempunyai hasrat lebih tinggi dibandingkan ketika masih muda (Rachmawati, 2006).
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi seksual pada ibu menopause aktivitas di kelurahan kampung baru, Bandar Lampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dan mengingat masih adanya kecemasan maupun anggapan yang salah tentang seksualitas pada masa menopause maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi seksual pada ibu menopause dikelurahan Kampung Baru, Bandar Lampung.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi seksual pada ibu menopause di kelurahan Kampung Baru, Bandar Lampung
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah menarche berpengaruh terhadap fungsi seksual pada ibu menopause
2. Untuk mengetahui apakah beban pekerjaan berpengaruh terhadap fungsi seksual pada ibu menopause
3. Untuk mengetahui apakah jumlah anak berpengaruh terhadap fungsi seksual pada ibu menopause
5
5. Untuk mengetahui apakah pemakaian alat kontrasepsi berpengaruh terhadap fungsi seksual pada ibu menopause
6. Untuk mengetahui apakah merokok berpengaruh terhadap fungsi seksual pada ibu menopause
7. Untuk mengetahui apakah mengkonsumsi alkohol berpengaruh terhadap fungsi seksual pada ibu menopause
8. Untuk mengetahui apakah riwayat penyakit berpengaruh terhadap fungsi seksual pada ibu menopause.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu Menopause
Dapat memberikan pemahaman dan dapat di gunakan untuk mengetahui berbagai masalah yang dialami ibu masa menopause dalam aktivitas seksualnya.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan kepada masyarakat bahwa mitos yang beredar tentang seksualitas pada masa menopause yang ada di masyarakat selama ini tidak benar .
3. Bagi Peneliti.
4. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya untuk permasalahan yang sama.
5. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharafkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi institusi pendidikan terutama didalam ilmu kedokteran.
E. Kerangka Penelitian
7
1. Kerangka Teori
Skema Kerangka Teori
Sumber ; Green dan Kreuter, health program planing tahun 2005 Faktor predisposisi
1. Menarche 2. Beban kerja 3. Jumlah anak usia
melahirkan 4. Pemakaian alat
kontrasepsi 5. Merokok
mengkonsumsi alkohol
Faktor penguat/pendorong 1. Keluarga/suami 2. Petugas kesehatan 3. Masyarakat
4. Tokoh masyarakat
Faktor pemungkin dan pendukung
1. Ketersediaan fasilitas 2. Ketersediaan tempat
rujukan
2. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep yang diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2002). Sebagai acuan dalam membuat suatu kerangka konsep penelitian penulis menggunakan perubahan perilaku ibu menopause akan menimbulkan stres yang berlebihan, sebaliknya apabila mengerti terhadap proses fisiologis yang menyebabkan perubahan menstruasi ini akan memberikan kekuatan kesehatan untuk sehat, sehingga perempuan dapat berperilaku normal dalam menghadapi menopause, perilaku perempuan menopause dapat dipengaruhi beberapa faktor yang tergambar dalam skema dibawah ini :
Skema Kerangka Konsep
Variabel Terikat
Variabel bebas Faktor predisposisi :
1. Menarche 2. Pekerjaan 3. Jumlah anak 4. Usia melahirkan 5. Pemakaian alat
kontrasepsi 6. Merokok 7. Mengkonsumsi
alkohol
8. Riwayat penyakit
9
F. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini :
a. Ada hubungan antara menarche wanita menopause dengan fungsi seksual di kelurahan kampung baru
b. Ada hubungan antara pekerjaan wanita menopause dengan fungsi seksual di kelurahan kampung baru
c. Ada hubungan antara jumlah anak wanita menopause dengan fungsi seksual di kelurahan kampung baru
d. Ada hubungan antara usia melahirkan wanita menopause dengan fungsi seksual dikelurahan kampung baru
e. Ada hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi wanita menopause dengan fungsi seksual dikelurahan kampung baru
f. Ada hubungan antara konsumsi alkohol wanita menopause dengan fungsi seksual dikelurahan kampung baru
g. Ada hubungan antara merokok wanita menopause dengan fungsi seksual dikelurahan kampung baru
Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan hidup seorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan bertambahnya usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi seksual pada ibu menopause di kelurahan Kampung Baru, Bandar Lampung.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang berusia 45-55 tahun yang bertempat tinggal di wilayah kelurahan Kampung Baru kecamatan Kedaton kota Bandar Lampung, dengan jumlah wanita usia 45-55 tahun yaitu 861 orang. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 90 responden dengan teknik pengambilan sampel secara Accidental Sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel menarche sebagian besar ibu menarche kurang dari 15 tahun yaitu 63,3%, variabel pekerjaan menunjukkan sebagian besar ibu tidak bekerja yaitu 62,2%, variabel jumlah anak sebagian besar ibu mempunyai jumlah anak 4 orang yaitu 52,2%, variabel usia melahirkan sebagian besar ibu melahirkan pada usia kurang dari 40 tahun yaitu 38,9%, variabel penggunaan alat kontrasepsi sebagian ibu menggunakan alat kontrasepsi yaitu 91,1%, variabel mengkonsumsi alkohol semua ibu tidak mengkonsumsi alkohol yaitu 100%, variabel merokok sebanyak 97,8% dan variabel riwayat penyakit sebanyak 65,6%.
Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara menarche dengan fungsi seksual pada ibu menopause (p=0,035), tidak ada hubungan antara pekerjaan (p=0,815), jumlah anak (p=0,947), usia melahirkan (p=0,736), alat kontrasepsi (p=0,629), variabel konsumsi alkohol 100% merokok (p=0,490), riwayat penyakit (p=0,490).
ABSTRACT
AFFECTING FACTORS A SEXUAL FUNCTION IN WOMEN MENOPAUSE IN KAMPUNG BARU
Menopause is a time that certainly encountered in the course of a woman’s life
and a natural process with age. This study aims to determine the factors that affect sexual function in women menopause in Kelurahan Kampung Baru, Bandar Lampung.
This study use descriptive analytic methode with cross sectional approach. The population in this study were all women aged 45-55 years residing in Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Kedaton, Bandar Lampung City with a number of women aged 45-55 years there are 861 people. Number of sample used by 90 respondents with sampling techniques Accidental Sampling. The data in the analysis univariat and bivariat.
The result showed that variable most mothers menarche less than 15 years is 63,3%., variable work shows most mothers did not work is 62,2%, variable number of children most mothers have a total of 4 people, namely childen 52,2%, variable bearing age most mothers giving birth at the age les than 40 years, namely 38,9%, variable contraceptive use some mothers use ontraception is 91,1%, variable drink alcohol all mothers not consuming alcohol are 100%, variable smoking by 97,8% and variable history of the disease by 65,6%.
Bivariat analysis showed no association between menarche to menopause sexual function in women (p=0,035), there is no relationship between job (p=0,815), number of children (p=0,947), birth age (p=0,736), contraceptives (p=0,629), variable alcohol 100% smoke (p=0,490), history of the disease (p=0,490).