• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kelayakan investasi penambahan mesin vacuum frying untuk usaha kecil pengolahan kacang (Studi kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kelayakan investasi penambahan mesin vacuum frying untuk usaha kecil pengolahan kacang (Studi kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

FARIDA WIDIYANTHI A14104549

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

FARIDA WIDIYANTHI. Analisis Kelayakan Finansial Penambahan Mesin

Vacuum Frying Pada Usaha Pengolahan Kacang (Kasus di PD. Barokah Cikijing,

Majalengka Jawa Barat).Dibawah BimbinganAmzul Rifin.

Sektor Industri Kecil pada agribisnis pada kenyataannya mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian nasional. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa indus tri kecil di bidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan data ng namun penuh dengan tantangan.

Desa Rawa yang berada di Cikijing Majalengka merupakan salah satu industri kecil pengolahan makanan ringan berupa kue-kue kering, keripik dan kacang. Pada tahun 2006 jumlah usaha kecil makanan ringan yang terdaftar di Desa Rawa sebanyak 50 pengusaha dengan total kapasitas produksi usaha 9.000 ton /tahun. Banyaknya industri kecil yang bergerak didalam usaha yang sama dan dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan investasi pengembangan teknologi secara teknis, pasar dan finansial, (2) Menganalisis nilai

pengganti (switcing value) kondisi kelayakan investasi yang akan dilakukan, (3)

Menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha.

Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha

pengolahan kacang PD Barokah apabila terjadi penambahan mesin Vacuum frying

dilihat dari aspek teknis, pasar dan finansial. Aspek kelayakan finansial yang dilakukan adalah aspek finansial kelayakan usaha dan aspek finansial kelayakan

investasi penambahan mesin vacuum frying

Selain itu penelitian ini juga akan melihat keragaan usaha PD Barokah apabila dilihat dari aspek non-finansial yaitu aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan aspek pasar dari perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan investasi yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana tingkat kelayakan usaha pengolahan kacang PD Barokah. Dalam menganalisa suatu proyek, biasanya menghadapi ketidakpastian, untuk menghadapi faktor ketidakpastian ata u perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan, baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat,

maka perlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui seberapa besar

perubahan pada tingkat manfaat dan biaya yang dapat terjadi, sehingga masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi.

(3)

serta tidak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan. Dilihat dari aspek pemasaran dapat memenuhi permintaan kacang. Selain itu kualitas kacang menjadi dua, sehingga dapat mengisi pasar potensial. Secara finansial proyek

penambahan mesin vacuum frying pada usaha pengolahan kacang layak untuk

diusahakan hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha pengolahan kacang pada tingkat disko nto 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp1,405,678,570; Net B/C sebesar 1.98; IRR sebesar 32.22% dan

Payback period selama tiga tahun 10 bulan. Selain itu aspek finansial kelayakan

investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha lebih layak

lagi jika dibandingkan analisa kelayakan usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai

NPV sebesar Rp 553,843,037; Net B/C sebesar 2.76; IRR sebesar 47.70 persen

dan Payback period selama dua tahun enam bulan

Hasil analisis switching value diketahui perusahaan ini sensitif terhadap

perubahan harga jual untuk kacang yang diproduksi secara manual karena volume produksinya yang besar. Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang cukup sensitif mempengaruhi kelayakan usaha hal ini dapat dilihat kenaikan pada harga bahan baku kacang koro dan kacang polong. Sementara itu untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 113 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan untuk volume produksi tidak terlalu berpengaruh untuk masing-masing jenis kacang, namun untuk penurunan produksi untuk total produksi kualitas A dan Kualitass B penurunan maksimum adalah sebesar 43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup stabil. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya.

Selain itu dari hasil analisis switching value aspek finansial kelayakan

investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha sensitif

terhadap perubahan harga jual Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha hal ini dapat untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang polong dan kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 114.06 persen dan 266.36 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan pada volume produksi diatas penurunan volume produksi untuk masing-masing jenis kacang tidak berpengaruh pada kelayakan. Namun jika dilihat dari total semua jenis kacang dari kualitas A, diketahui bahwa maksimal penurunan volume produksi adalah sebesar 58.00 persen. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya.

PD. Barokah juga cukup sensitif terhadap perubahan harga jual disebabkan adanya persaingan usaha yang semakin ketat. Oleh karena itu, pengusaha dapat menetapkan harga jual yang bersaing dengan pengusaha kacang yang lain dengan perhitungan yang tepat dan menguntungkan.

(4)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PERTANIAN

Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Intitut Pertanian Bogor

Oleh:

FARIDA WIDIYANTHI A14104549

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat)

Nama : Farida Widiyanthi

NRP : A14104549

dapat diterima sebagai skripsi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui:

Dosen Pembimbing

Amzul Rifin S.P.,M.A.

NIP. 132 288 333

Mengetahui:

Dekan Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP. 131 124 019

(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG DIBUAT SEBENAR-BENARNYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2007

(7)

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 15 November

1983, putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Wawan Heriawan,

SE dan Ibu Metty Sophia. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1989

di SDN Sukarela 3, Kotamadya Bandung dan dilanjutkan ke SMPN 34 Bandung

Kotamadya Bandung pada tahun 1995. Setelah lulus SLTP pada tahun 1998

penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SMUN 12 Bandung Kotamadya

Bandung. Pada tahun 2001, penulis diterima pada Program Studi Diploma III

Manajemen Usaha Boga, Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya

Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana

Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis ini menikah pada awal tahun 2006 dan dikaruniai seorang putri yang

(8)

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan

berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa adanya halangan yang berarti. Skripsi dengan judul Analisis Kelayakan

Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan

Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat) ini adalah

prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama.

Bogor, Agustus 2007

(9)

Alhamdulillah atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat

selesai dan saya dapat sampai di penghujung masa studi ini. Saya menyadari

bahwa karya kecil ini tidak akan terwujud dan menyelesaikan studi ini tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak dan untuk itu, saya mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Amzul Rifin S.P.,M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar

dalam membimbing agar saya dapat berpikir logis dan analitik serta

memberi keluasan dalam mengerjakan skripsi yang baik, hal ini adalah

kebanggaan terendiri bagi saya.

2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, selaku dosen evaluator kolokium dengan

segala masukan yang berharga.

3. Muhammad Firdaus, Ph D, selaku dosen penguji atas segala masukannya.

4. Dra. Yusalina, MS, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas

saran-saran yang telah diberikan.

5. Bapak H. Jejen beserta istri yang bersedia membimbing saya dalam

penelitian ini di PD Barokah, Cikijing, Majalengka, Jawa Barat.

Terimakasih atas kesabaran dan pengetahua n baru yang telah diberikan

kepada saya selama penelitian ini.

6. Kedua orang tua saya tercinta yang telah memberikan curahan kasih

sayang, bimbingan, didikan dan teguran mulai dari lahir hingga beranjak

dewasa.

7. Adik saya Fauzi yang telah memberikan dukungan semangat.

8. Agus Salim, ST. suami tercinta yang selalu setia menemani dan membantu

pengerjaan skripsi saya.

9. Salma Az Zahra, buah cinta dan sumber inspirasiku

10.Bapak Drs. H. Barkil Chotif dan Tati Nurhayati, S.Ag atas segala bantuan

dan doanya.

Bogor, Agustus 2007 Farida Widiyanthi

(10)

DAFTAR ISI

2.1 Industri Kecil Menengah (IKM)... 7

2.2 Analisis Proyek... 9

2.3 Studi Kelayakan Investasi... 10

2.3.1. Aspek Teknis dan Produksi... 13

2.3.2. Aspek Pasar... 16

2.3.3. Aspek Sosial dan Ekonomi ... 17

2.3.4. Aspek Finansial... 18

2.4 Umur Proyek... 18

2.5 Penelitian Terdahulu... 19

III. KERANGKA PEMIKIRAN... 22

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis... 22

3.1.1. Analisis Biaya Manfaat... 23

3.1.2. Analisis Kelayakan Finansial……… 25

3.1.3. Analisis Sensitivitas………... 28

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional... 29

IV. METODE PENELITIAN... 32

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 32

4.2 Jenis dan Sumber Data... 32

4.3 Metode Analisis Data ... 32

4.3.1. Analisis Finansial... 33

(11)

Oleh:

FARIDA WIDIYANTHI A14104549

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

FARIDA WIDIYANTHI. Analisis Kelayakan Finansial Penambahan Mesin

Vacuum Frying Pada Usaha Pengolahan Kacang (Kasus di PD. Barokah Cikijing,

Majalengka Jawa Barat).Dibawah BimbinganAmzul Rifin.

Sektor Industri Kecil pada agribisnis pada kenyataannya mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian nasional. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa indus tri kecil di bidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan data ng namun penuh dengan tantangan.

Desa Rawa yang berada di Cikijing Majalengka merupakan salah satu industri kecil pengolahan makanan ringan berupa kue-kue kering, keripik dan kacang. Pada tahun 2006 jumlah usaha kecil makanan ringan yang terdaftar di Desa Rawa sebanyak 50 pengusaha dengan total kapasitas produksi usaha 9.000 ton /tahun. Banyaknya industri kecil yang bergerak didalam usaha yang sama dan dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan investasi pengembangan teknologi secara teknis, pasar dan finansial, (2) Menganalisis nilai

pengganti (switcing value) kondisi kelayakan investasi yang akan dilakukan, (3)

Menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha.

Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha

pengolahan kacang PD Barokah apabila terjadi penambahan mesin Vacuum frying

dilihat dari aspek teknis, pasar dan finansial. Aspek kelayakan finansial yang dilakukan adalah aspek finansial kelayakan usaha dan aspek finansial kelayakan

investasi penambahan mesin vacuum frying

Selain itu penelitian ini juga akan melihat keragaan usaha PD Barokah apabila dilihat dari aspek non-finansial yaitu aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan aspek pasar dari perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan investasi yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana tingkat kelayakan usaha pengolahan kacang PD Barokah. Dalam menganalisa suatu proyek, biasanya menghadapi ketidakpastian, untuk menghadapi faktor ketidakpastian ata u perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan, baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat,

maka perlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui seberapa besar

perubahan pada tingkat manfaat dan biaya yang dapat terjadi, sehingga masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi.

(13)

serta tidak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan. Dilihat dari aspek pemasaran dapat memenuhi permintaan kacang. Selain itu kualitas kacang menjadi dua, sehingga dapat mengisi pasar potensial. Secara finansial proyek

penambahan mesin vacuum frying pada usaha pengolahan kacang layak untuk

diusahakan hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha pengolahan kacang pada tingkat disko nto 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp1,405,678,570; Net B/C sebesar 1.98; IRR sebesar 32.22% dan

Payback period selama tiga tahun 10 bulan. Selain itu aspek finansial kelayakan

investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha lebih layak

lagi jika dibandingkan analisa kelayakan usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai

NPV sebesar Rp 553,843,037; Net B/C sebesar 2.76; IRR sebesar 47.70 persen

dan Payback period selama dua tahun enam bulan

Hasil analisis switching value diketahui perusahaan ini sensitif terhadap

perubahan harga jual untuk kacang yang diproduksi secara manual karena volume produksinya yang besar. Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang cukup sensitif mempengaruhi kelayakan usaha hal ini dapat dilihat kenaikan pada harga bahan baku kacang koro dan kacang polong. Sementara itu untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 113 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan untuk volume produksi tidak terlalu berpengaruh untuk masing-masing jenis kacang, namun untuk penurunan produksi untuk total produksi kualitas A dan Kualitass B penurunan maksimum adalah sebesar 43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup stabil. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya.

Selain itu dari hasil analisis switching value aspek finansial kelayakan

investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha sensitif

terhadap perubahan harga jual Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha hal ini dapat untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang polong dan kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 114.06 persen dan 266.36 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan pada volume produksi diatas penurunan volume produksi untuk masing-masing jenis kacang tidak berpengaruh pada kelayakan. Namun jika dilihat dari total semua jenis kacang dari kualitas A, diketahui bahwa maksimal penurunan volume produksi adalah sebesar 58.00 persen. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya.

PD. Barokah juga cukup sensitif terhadap perubahan harga jual disebabkan adanya persaingan usaha yang semakin ketat. Oleh karena itu, pengusaha dapat menetapkan harga jual yang bersaing dengan pengusaha kacang yang lain dengan perhitungan yang tepat dan menguntungkan.

(14)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PERTANIAN

Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Intitut Pertanian Bogor

Oleh:

FARIDA WIDIYANTHI A14104549

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(15)

Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat)

Nama : Farida Widiyanthi

NRP : A14104549

dapat diterima sebagai skripsi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui:

Dosen Pembimbing

Amzul Rifin S.P.,M.A.

NIP. 132 288 333

Mengetahui:

Dekan Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP. 131 124 019

(16)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG DIBUAT SEBENAR-BENARNYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Agustus 2007

(17)

Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 15 November

1983, putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Wawan Heriawan,

SE dan Ibu Metty Sophia. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1989

di SDN Sukarela 3, Kotamadya Bandung dan dilanjutkan ke SMPN 34 Bandung

Kotamadya Bandung pada tahun 1995. Setelah lulus SLTP pada tahun 1998

penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SMUN 12 Bandung Kotamadya

Bandung. Pada tahun 2001, penulis diterima pada Program Studi Diploma III

Manajemen Usaha Boga, Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya

Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana

Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis ini menikah pada awal tahun 2006 dan dikaruniai seorang putri yang

(18)

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan

berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

tanpa adanya halangan yang berarti. Skripsi dengan judul Analisis Kelayakan

Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan

Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat) ini adalah

prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama.

Bogor, Agustus 2007

(19)

Alhamdulillah atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat

selesai dan saya dapat sampai di penghujung masa studi ini. Saya menyadari

bahwa karya kecil ini tidak akan terwujud dan menyelesaikan studi ini tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak dan untuk itu, saya mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Amzul Rifin S.P.,M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar

dalam membimbing agar saya dapat berpikir logis dan analitik serta

memberi keluasan dalam mengerjakan skripsi yang baik, hal ini adalah

kebanggaan terendiri bagi saya.

2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, selaku dosen evaluator kolokium dengan

segala masukan yang berharga.

3. Muhammad Firdaus, Ph D, selaku dosen penguji atas segala masukannya.

4. Dra. Yusalina, MS, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas

saran-saran yang telah diberikan.

5. Bapak H. Jejen beserta istri yang bersedia membimbing saya dalam

penelitian ini di PD Barokah, Cikijing, Majalengka, Jawa Barat.

Terimakasih atas kesabaran dan pengetahua n baru yang telah diberikan

kepada saya selama penelitian ini.

6. Kedua orang tua saya tercinta yang telah memberikan curahan kasih

sayang, bimbingan, didikan dan teguran mulai dari lahir hingga beranjak

dewasa.

7. Adik saya Fauzi yang telah memberikan dukungan semangat.

8. Agus Salim, ST. suami tercinta yang selalu setia menemani dan membantu

pengerjaan skripsi saya.

9. Salma Az Zahra, buah cinta dan sumber inspirasiku

10.Bapak Drs. H. Barkil Chotif dan Tati Nurhayati, S.Ag atas segala bantuan

dan doanya.

Bogor, Agustus 2007 Farida Widiyanthi

(20)

DAFTAR ISI

2.1 Industri Kecil Menengah (IKM)... 7

2.2 Analisis Proyek... 9

2.3 Studi Kelayakan Investasi... 10

2.3.1. Aspek Teknis dan Produksi... 13

2.3.2. Aspek Pasar... 16

2.3.3. Aspek Sosial dan Ekonomi ... 17

2.3.4. Aspek Finansial... 18

2.4 Umur Proyek... 18

2.5 Penelitian Terdahulu... 19

III. KERANGKA PEMIKIRAN... 22

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis... 22

3.1.1. Analisis Biaya Manfaat... 23

3.1.2. Analisis Kelayakan Finansial……… 25

3.1.3. Analisis Sensitivitas………... 28

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional... 29

IV. METODE PENELITIAN... 32

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 32

4.2 Jenis dan Sumber Data... 32

4.3 Metode Analisis Data ... 32

4.3.1. Analisis Finansial... 33

(21)

Halaman

V. GAMBARAN UMUM USAHA KECIL PENGOLAHAN

KACANG………..…… 37

6.3. Identifikasi Kebutuhan Mesin... 43

6.4. Kebutuhan Mesin... 43

6.5 Spesifikasi Mesin... 45

6.6. Rencana Ruang dan Lay Out Proses Produksi... 48

VII. ASPEK PEMASARAN... 50

VIII. ASPEK FINANSIAL... 54

8.1. Aspek Finansial Kelayakan Usaha... 55

8.1.1. Arus Tunai... 55

8.1.2. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial... 62

8.1.3. Analisis Switching Value... 65

8.2. Aspek Finansial Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying... 71

8.2.1. Arus Tunai... 71

8.2.2. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial... 77

8.2.3. Analisis Switching Value... 79

IX. KESIMPULAN DAN SARAN... 84

9.1. Kesimpulan... 84

9.2. Saran... 86

(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Produksi Perminggu Berdasarkan Jenis Produk... 2 2.Jumlah Potensi Permintaan Perminggu untuk Kacang Kualitas

Lebih Baik Berdasarkan Daerah Pemasaran... 3 3. Penggolongan Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 7

4. Keuntungan dan Kerugian dari Dua Alternatif... 44 5. Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Rata-rata

Bank Umum Periode Januari 2006-Desember 2006... 54

6. Total Produksi Usaha Pengolahan Kacang Selama Setahun

Kelayakan Usaha...………. 57 7. Nilai Sisa Usaha Pengolahan Kacang Kelayakan Usaha... 58

8. Rincian Biaya Investasi Kelayakan Usaha………. 59 9. Biaya Operasional Usaha Pengolahan Kacang Per Tahun

Kelayakan Usaha...………… 61 10. Tarif Pajak Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan

Bentuk Usaha Tetap... 62

11. Hasil Kelayakan Finansial Kelayakan Usaha

Pengolahan Kacang... 63

12. Analisis Switching Value Terhadap Kelayakan Usaha

Pengolahan Kacang... 64 13. Total Produksi Usaha Pengolahan Kacang Selama Setahun

Kelayakan Investasi...………. 55 14. Nilai Sisa Usaha Pengolahan Kacang

Kelayakan Investasi ... 73

(23)

16. Biaya Operasional Usaha Pengolahan Kacang Per Tahun

Kelayakan Investasi……...…… 76 17. Hasil Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Kacang

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Grafik Populasi Tenaga Kerja Bidang Agribisnis

Usia 15 tahun Keatas pada Tahun 2001 sampai 2005... 1

2. Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga... 27 3. Diagram Alir Pemikiran Operasional... 31

4. Diagram Proses Pengolahan Kacang... 42 5. Mesin Vacuum Frying……….. 47

6. Mesin Spinner………..……….. 47 7. Floor plant Lay out... 48 8. Saluran Pemasaran Kacang……… 50

9. Persentase Jumlah Permintaan Kacang……… 51 10.Potensi Perbedaan Kacang berdasarkan Daerah Pemasaran... 52

11.Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga

Kelayakan Usaha Pengolahan Kacang... 45

12.Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)... 72

2. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas A... 73

3. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Polong Kualitas A... 74 4. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Mersi Kualitas A... 75 5. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas B... 76

6. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas B... 77 7. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Polong Kualitas B... 78 8. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Mersi Kualitas B... 79

9. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Kenaikan Harga Bahan Baku Kacang Koro... 80

10.Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

Batas Nilai Kenaikan Harga Bahan Baku Kacang Polong... 81 11.Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)

(26)

1.1.Latar Belakang

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2007 diukur dari

kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 2,0 persen

dibandingkan triwulan IV tahun 2006. Pulau Jawa merupakan penyumbang

terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia sebesar 60,2 persen. Dominasi

pertumbuhan terbesar pada sektor agribisnis sebesar 4,2 persen1.

Sektor Industri Kecil pada agribisnis mampu menunjukkan kinerja yang

lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada

perekonomian nasional. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah

tenaga kerja di bidang agribisnis pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa

industri kecil di bidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang

akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan

dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan datang namun penuh dengan

tantangan. Peningkatan tenaga kerja dapat dilihat pada Gambar 12.

38,000,000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Jumlah Pekerja

Gambar 1. Grafik Populasi Tenaga Kerja Bidang Agribisnis Usia 15 Tahun keatas pada Tahun 2001 sampai 2007

1

BPS, 2007. Pertumbuhan Ekonomi 2007. www. bps.go.id. 15 Agustus

2

(27)

Desa Rawa yang berada di Cikijing Majalengka merupakan salah satu

industri kecil pengolahan makanan ringan berupa kue-kue kering, keripik dan

kacang. Pada tahun 2006 jumlah usaha kecil makanan ringan yang terdaftar di

Desa Rawa sebanyak 50 pengusaha dengan total kapasitas produksi usaha 9.000

ton /tahun. Banyaknya industri kecil yang bergerak didalam usaha yang sama dan

dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat.

PD Barokah sebagai salah satu usaha kecil di desa Rawa dapat bertahan

dan berkembang, salah satunya karena karakternya yang fleksibel yaitu produksi

akan ditambah dan dikurangi sesuai dengan permintaan dari konsumen. Saat ini

PD Barokah masih menggunakan indigenous technology, yaitu teknologi yang

telah dikembangkan secara turun temurun. Akan tetapi, dengan tidak adanya

standardisasi formula dan proses seringkali membuat kualitas produknya tidak

konsisten.

1.2.Perumusan Masalah

Saat ini PD Barokah masih menggunakan teknologi yang telah

dikembangkan secara turun temurun. Hal ini menyebabkan tidak adanya

standardisasi formula dan proses seringkali membuat kualitas produknya tidak

konsisten. Produk yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis kacang, yaitu kacang

polong, kacang koro dan kacang mersi. Perbandingan produksi permi nggu dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Produksi Perminggu Berdasarkan Jenis Produk

No Jenis Produk Jumlah Produksi Per Minggu

1. Kacang Koro 5.000 kg

2. Kacang Polong 4.000 kg

3. Kacang Mersi 1.000 kg

(28)

Usaha kecil pengolahan kacang dapat berkembang pada kondisi pemintaan

pasar lebih besar daripada output yang dihasilkan. Potensi pasar tersebut ada

untuk kualitas yang lebih baik dari kualitas kacang yang saat ini diproduksi.

Kualitas kacang yang lebih baik itu memiliki kadar minyak yang rendah dan

keseragaman dalam kematangan. Potensi permintaan kacang dengan kualitas yang

lebih baik ini berasal dari daerah Jakarta, Bandung dan Malang, sedangkan untuk

pasar yang berada di daerah Cirebon dan Bogor permintaan masih sedikit. Jumlah

permintaan kacang dengan kualitas yang lebih baik dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Potensi Permintaan Perminggu untuk Kacang Kualitas Lebih Baik Berdasarkan Daerah Pemasaran

No Daerah Pemasaran Jumlah Permintaan Per Minggu

1. Cirebon 300 kg

Agar dapat melayani permintaan pasar, maka PD Barokah harus

meningkatkan kemampuan proses produksi. Peningkatan kemampuan proses

produksi dilakukan dengan menambah kapasitas mesin produksi dan juga

peningkatan kualitas output produksinya. Peningkatan kapasitas dan kualitas

produksi dilakukan dengan penambahan mesin tanpa harus mengurangi dan

mengganggu proses produksi yang sedang dilakukan pada saat ini.

Penambahan kapasitas seringkali tidak dapat dilakukan sepenuhnya karena

adanya hambatan-hambatan yang berasal dari karakteristik bahan, proses produksi

(29)

penambahan kapasitas proses dilakukan dengan pertimbangan ekonomis. Jika

hambatan tersebut dapat diatasi sepenuhnya, maka usaha kecil dapat berkembang

menjadi usaha besar. Jika atas dasar pertimbangan ekonomis kesempatan tersebut

lebih menguntungkan dikerjakan di lokasi usaha kecil yang telah ada, maka aka n

muncul beberapa usaha kecil di lokasi yang sama. Munculnya beberapa usaha

kecil yang bergerak di bidang dan lokasi yang sama akan menyebabkan

persaingan semakin ketat.

Persaingan yang semakin ketat menyebabkan pengembangan teknologi

pada usaha kecil mau tidak mau harus dilakukan. Dengan adanya penambahan

mesin Vacuum Frying diharapkan PD Barokah dapat melakukan inovasi secara

cepat, meningkatkan daya tahan produk untuk menghasilkan produk dengan

kualitas yang konsisten melalui standardisasi formula dan proses, dapat mengikuti

trend yang berkembang di pasar, dapat mengembangkan proses yang lebih efisien

sehingga dapat menekan biaya produksi, mengurangi limbah dengan

memanfaatkannya menjadi produk lain, memperpanjang masa umur simpan

produk, sehingga dapat meningkatkan jangkauan pemasaran.

Untuk pengambangan teknologi pada usaha kecil, dalam hal ini berupa

penambahan mesin Vacuum Frying, bertujuan untuk mengatasi kekurangan

kapasitas produksi dan peningkatkan kualitas produk. Dengan demikian, produk

yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding produk yang telah

ada saat ini. Hal ini akan berdampak pada peningkatan daya saing dan

peningkatan keuntungan bagi pengusaha. Akan tetapi untuk penerapan teknologi

(30)

Dengan demikian, studi kelayakan investasi sangat diperlukan agar dapat

memperkirakan apakah penambahan mesin tersebut layak direalisasikan dilihat

dari aspek yang mempengaruhi. Diantara aspek-aspek tersebut, yang terutama

akan dibahas adalah aspek teknis, pasar dan aspek finansial.

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimana kelayakan investasi penambahan mesin Vacuum Frying,

apakah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan data teknis, pasar dan

finansial?

2. Bagaimana kepekaan kondisi kelayakan investasi usaha tersebut terhadap

perubahan harga input dan output?

3. Bagaimana menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah:

1. Menganalisis kelayakan investasi pengembangan teknologi secara teknis,

pasar dan finansial

2. Menganalisis sensitivitas kondisi kelayakan investasi yang akan dilakukan

(31)

1.4.Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak yang

berkepentingan antara lain:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu

yang telah didapatkan selama kuliah.

2. Bagi pengusaha, diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan

masukan dalam mengambil langkah yang tepat dalam berusaha.

3. Bagi calon investor, memberikan gambaran dan informasi jika ingin

menanamkan modalnya.

4. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan referensi untuk melaksanakan

(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Industri Kecil Menengah(IKM)

Dalam struktur perindustrian dikenal adanya empat sub sektor, yaitu: (1)

Industri Rumah Tangga, (2) Industri Kecil, (3) Industri Sedang atau Menengah,

dan (4) Industri Besar. Perbedaan keempat subsektor industri tersebut didasarkan

atas besar kecilnya modal yang diguna kan, jumlah tenaga kerja yang digunakan,

teknologi dan jenis produk yang dihasilkan.

Menurut BPS (2003), Industri kecil adalah industri yang menggunakan

tenaga kerja lima sampai dengan 19 orang. Penggolongan sektor industri tersebut

didasarkan padajumlah tenaga kerja yang digunakan, tanpa memperhatikan

penggunaan mesin dan besarnya modal. Penggolongan ind ustri dapat dilihat pada

Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Penggolongan Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Golongan Industri Jumlah Tenaga Kerja

Besar 100 orang atau lebih

Sedang 20 s/d 99 orang

Kecil 5 s/d 19 orang

Rumah Tangga 1 s/d 4 orang

Sumber: BPS, 2003

Deperindag (2004), menyatakan terdapat perbedaan antara industri kecil

dan industri menengah. Industri kecil sesuai dengan Undang-Undang No 9 Tahun

1995 tentang usaha kecil. Definisi usaha kecil termasuk industri dan dagang kecil

adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan

paling banyak RP. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha, atau; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

(33)

inpres No. 10 Tahun 1999 tentang pemberdayaan usaha menengah adalah yang

memiliki kekayaan lebih besar dari Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).

Baswir dalam Tara (2001), mengidentifikasi usaha kecil dengan ciri-ciri

antara lain: (a) kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang memiliki rencana

usaha; (b) struktur organisasi sederhana; (c)jumlah tenaga kerja terbatas dengan

pembagian kerja yang longgar; (d) kebanyakan tidak memiliki pemisahan antara

kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan; (e) sistem manajemen dan

akuntansi kurang baik; (f) skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan

biaya; (g) pemasaran yang terbatas; (h) marjin keuntungan sangat tipis.

Sedangkan karakteristik industri kecil menurut Sajogyo dan Tambunan

(1992) antara lain:

1. Pembiayaan usaha kecil biasanya dibayar dengan modal atau uang sendiri.

2. Dalam proses produksi pada umunya pada umumnya masih menggunakan

peralatan yang sederhana dan bersifat manual.

3. Dalam pelaksanaannnya industri kecil terkonsentrasi pada pembuatan satu

jenis hasil produksi.

Selanjutnya mereka, mengatakan bahwa mayoritas industri kecil dan

rumah tangga merupakan usaha milik keluarga, kontrol kualitas produksi masih

rendah dan prangkat usaha yang layak seperti kepekaan bisnis juga belum tumbuh

dikalangan pemiliknya. Derajat ketahanan dan perkembangan industri kecil ini

sangat tergantung pada pengolahan internal dan eksternal, karena itu perlu

(34)

2.2. Analisis Proyek

Proyek adalah keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber

untuk mendapatkan manfaat (benefit), atau aktivitas dimana dikeluarkan uang

dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) di waktu mendatang, dapat

direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah et al, 1999).

Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek

yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan dan analisis penilaian,

pelaksanaan dan evaluasi (Gittinger, 1986). Evaluasi adalah alat yang paling

penting dalam suatu proyek yang sedang berjalan dan dapat dilakukan dalam

beberapakali selama pelaksaan proyek tersebut. Penilaian terhadap suatu proyek

pada dasarnya untuk mengetahui apakah suatu proyek tersebut layak untuk

dilaksanakan atau dipertahankan.

Tujuan dari analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi

karena sumber-sumber yang tersedia terbatas, sehingga dapat dipilih alternatif

proyek yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi.

Kesalahan dalam pemilihan tersebut mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu,

sebelum proyek dilaksanakan perlu diperhitungkan biaya dan manfaat (benefit)

yang diharapkan dari proyek tersebut (Khusnul et al, 2002). Menurut Gittinger

(1986) untuk mendapatkan dan menganalisis proyek yang efektif, maka harus

mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama -sama menentukan

bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu.

Aspek-aspek tersebut adalah aspek teknis, aspek organisasi, aspek

(35)

2.3. Studi Kelayakan Investasi

Menurut Kadariah et al (1999), proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas

yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat atau suatu

aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil di

waktu yang akan data ng, dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai

unit. Proyek investasi merupakan gabungan suatu aktivitas yang memerlukan

penggunaan sumberdaya dan modal dengan harapan memperoleh manfaat yang

dapat berarti produk. Suatu proyek investasi pada umumnya memerlukan dana

dan modal yang cukup besar dan mempunyai jangka waktu umur ekonomis yang

panjang.

Studi kelayakan investasi menurut Husnan dan Suwarsono (1997) adalah

penelitian tentang dapat tidaknya proyek investasi dapat dilaksanakan dengan

berhasil. Sebuah studi kelayakan dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan

mengenai peluang usaha cukup ekonomis dan menjanjikan keuntungan yang

layak apabila dilaksanakan. Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan,

maka semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Dalam

studi kelayakan perlu diperhatikan ruang lingkup kegiatan proyek, cara kegiatan

proyek dilakukan, evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya

seluruh proyek, sarana yang diperlukan oleh proyek, hasil kegiatan proyek

tersebut.

Jika dipandang dari sudut perusahaan saja, minimal ada tiga penyebab

mengapa kegiatan studi kelayakan investasi yang dilaksanakan menjadi faktor

pertimbangan yang cukup penting dalam pengambilan keputusan (Anggoro,

(36)

1. Investasi umumnya menyangkut pengeluaran modal yang besar.

2. Pengeluaran modal mempunyai konsekuensi jangka panjang. Salah satu

contoh yang mudah dilihat adalah apabila sebagian besar modal investasi

didapatkan dari pinjaman bank konvensional, maka pihak pengusaha harus

tetap mengembalikan modal yang dipinjam berikut bunganya baik itu

investasi sukses maupun tidak.

3. Komitmen pengeluaran modal adalah keputusan yang sulit untuk diubah,

karena jika dipertengahan dirasa usaha tidak akan berjalan lancar maka

modal yang telah ditanamkan sulit ditarik kembali.

Studi kelayakan investasi tujuannya adalah agar modal yang ditanamkan

dapat dimanfaatkan dan menghindari penanaman modal yang terlalu besar untuk

bagian yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan proyek memerlukan

biaya, tetapi biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil apabila dibandingkan

dengan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah

yang besar (Anggoro, 2004).

Umumnya tahap-tahap untuk melakukan proyek investasi adalah

identifikasi untuk memperkirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut,

perumusan untuk menerjemahkan kesempatan investasi kedalam suatu rencana

proyek yang konkret, penilaian untuk menganalisis dan menilai aspek pasar,

teknik, keuangan dan perekonomian, pemilihan untuk mengingat segala

keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai serta tahap implementasi yaitu

menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran. Untuk

melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek yang

(37)

aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta aspek finansial. Menurut Kadariah et

al (1999), analisa proyek dapat dilakukan dengan dua pendekatan umum yaitu

analisis finansial dan ekonomi.

Suatu investasi bisnis membawa implikasi terhadap banyak pihak. Dengan

demikian, dalam studi kelayakan yang dilaksanakan harus mempertimbangkan

berbagai aspek yang berkaitan dengan pihak-pihak yang membutuhkan,

diantaranya investor, kreditor/bank, dan pemerintah. Investor sebagai pihak yang

akan menanamkan dananya dalam suatu investasi, tentulah akan memberikan

perhatian penuh terhadap hasil studi kelayakan investasi yang bersangkutan.

Karena dari studi ini, mereka dapat melihat prospek modal yang mereka tanamkan

dalam menghasilkan keuntungan serta seberapa besar resiko yang akan

dihadapinya. Hasil studi kelayakan ini akan menjadi salah satu faktor

pertimbangan utama dalam memutuskan untuk tetap menanamkan modalnya atau

tidak.

Mengingat jumlah modal investasi yang dibutuhkan biasanya cukup besar,

pihak investor biasanya membutuhkan pinjaman dari pihak kreditor seperti bank.

Pihak kreditor akan mempertimbangkan hasil dari studi kelayakan investasi untuk

memutuskan apakah mereka akan memberikan pinjaman modal atau tidak. Karena

dalam laporan studi kelayakan ini akan terlihat perkiraan pola aliran kas selama

periode pinjaman. Dari sinilah kreditor memperkirakan kesanggupan usaha

tersebut dalam mengembalikan angsuran pokok berikut interest dari pinjaman

(38)

Pemerintah berkepentingan terhadap suatu investasi terutama dalam

kaitannya dengan seberapa besar prospek investasi itu bagi perkembangan

perekonomian nasional. Misalnya, berapa besar prospek itu dalam menghemat

atau menambah devisa negara, juga kemungkinan terbukanya peluang kerja bagi

masyarakat di sekitarnya.

2.3.1. Aspek Teknis dan Produksi

Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan

output (produksi) berupa barang dan jasa. Analisis ini menguji hubungan teknis

dalam suatu proyek pertanian yang meliputi keadaan tanah, di daerah proyek dan

potensinya bagi pembangunan pertanian, ketersediaan air, varietas benih tanaman

dan bibit ternak yang cocok dengan areal proyek, pengadaan produksi, potensi

dan keinginan penggunaan mekanisasi, pemupukan areal dan alat-alat kontrol

yang diperlukan (Gittinger, 1986).

Menurut Blank dalam Anggoro (2004) beberapa faktor utama yang akan

ditinjau dalam aspek teknis ini adalah:

1. Pemilihan strategi dan perencanaan produk

Dari analisa terhadap aspek pasar, didapatkan jenis produk yang diharapkan

akan dapat diterima oleh calon konsumen. Pertimbangan akan produk yang

hendak dibuat, selain berdasarkan pada keinginan dan kemampuan pasar, juga

disesuaikan dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki oleh

perusahaan. Dalam memilih strategi dan perencanaan terhadap produk ini,

(39)

• Penentuan ide dan seleksi ide

• Pembuatan desain awal produk

• Pembuatan prototif dan pengujian

• Implementasi

2. Rencana Kualitas

Dimensi kualitas suatu produk terdiri dari:

Performance : Menyangkut aspek fungsional suatu produk yang

merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam

membeli produk yang bersangkutan.

Feature : Adalah aspek yang berguna untuk menambah fungsi dasar, yang

berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangan.

Realibility : Kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji

yang ditawarkan.

Conformance : Berkaitan dengan tingkat spesifikasi yang telah ditetapkan

sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Aspek ini merefleksikan

ketepatan antara produk dan standar yang telah ditetapkan.

Durability : Refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan dan masa

pakai barang.

Serviceability : karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan komponen,

kemudahan dan akurasi dalam pelayanan.

Aesthetics : adalah karakteristik yang bersifat subjektif mengenai

nilai-nilai estetika yang disajikan dalam produk.

Fit and Finish : sifat subjektif berkaitan dengan perasaan pelanggan

(40)

3. Rencana Proses Produksi

Proses produksi yang dipilih, disesuaikan dengan produk yang akan

dibuat. Selain itu, proses yang dipilih juga harus mempertimbangkan faktor-faktor

kualitas. Misalnya, untuk produk makanan atau obat-obatan, maka proses

produksi harus sangat memperhatikan faktor kebersihan dan higienitas, sebagai

contoh dalam industri farmasi ada peraturan yang disebut dengan CPOB (Cara

Pembuatan Obat yang Baik). Selain itu proses produksi juga harus memperhatikan

faktor efektivitas dan efisiensi. sehingga akan dapat menyampaikan produk sesuai

dengan keinginan konsumen, yaitu secara cepat dan tepat juga

mempertimbangkan efisiensi sumberdaya perusahaan.

4. Pemilihan Mesin dan Peralatan

Dalam merencanakan pemilihan terhadap mesin dan peralatan, harus

disesuaikan dengan produk yang akan dibuat, kapasitas produksi, proses produksi,

bahan yang akan digunakan, kemampuan tenaga kerja, sistem antrian,

kemungkinan pengembangan proses juga terhadap perkembangan teknologi

lanjutan.

5. Rencana Kapasitas

Kapasitas produksi direncanakan berdasarkan perkiraan permintaan

terhadap produk juga analisa terhadap kemampuan sumberdaya yang dimiliki

perusahaan. Perencanaan kapasitas akan berpengaruh langsung terhadap level

pemesanan bahan baku dan inventori yang berhubungan dengan biaya-biaya

seperti pemesanan maupun biaya inventori serta menghadapi resiko rusak atau

kadaluarsa, khususnya untuk produk-produk yang berumur pendek seperti

(41)

6. Rencana Ruang dan Lay Out

Dalam merencanakan sebuah usaha, juga harus dipertimbangkan apakah

luas lahan akan mencukupi luas ruangan-ruangan yang dibutuhkan. Juga

pengaturan lay out yang diharapkan apakah akan mungkin dilaksanakan, dan

dengan mempertimbangkan rencana-rencana pengembangan yang mungkin terjadi

dikemudian hari. Luas dan lay out ruangan akan tergantung pada proses produksi

yang diinginkan. Ada dua tipe lay out yang selama ini umum digunakan di

Industri, yaitu:

1. Lay out proses, pada lay out tipe ini, mesin dan peralatan ditempatkan

berdasarakan proses yang memiliki fungsi yang sama.

2. Lay out Produk, dalamm lay out ini, mesin dan peralatan disususn

berurutan sesuai dengan proses produksi.

2.3.2. Aspek Pasar

Analisis aspek-aspek komersial (pasar) ini terdiri dari rencana pemasaran

output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang

dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger, 1986). Dari

sisi output, analisis pasar hasil proyek penting untuk meyakinkan bahwa terdapat

suatu permintaan yang efe ktif pada harga yang menguntungkan. Dari sisi input,

rencana-rencana harus dibuat diantaranya untuk meyakinkan adanya input,

saluran distribusi, kapasitas, kontinuitas, dan tingkat harga.

Inti dan tujuan dari aspek pemasaran adalah dapat memperkirakan juml ah

permintaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh usaha yang akan

dibangun ini. Karena dari perkiraan ini akan didapatkan perkiraan pendapatan

(42)

2.3.3. Aspek Sosial dan Ekonomi

Analisis aspek sosial dilakukan untuk menentukan apakah suatu proyek

yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial (Gittinger, 1986). Analisis sosial

berkaitan dengan pengaruh proyek terhadap kondisi sosial diantaranya seperti

kesempatan kerja, peningkatan kesejahteraan petani, dan dampaknya terhadap

lingkungan.

Analisis aspek ekonomi akan sangat bermanfaat dalam menilai kontribusi

usaha terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan dalam

penggunaan sumber-sumber daya yang dibutuhkan. Pada dasarnya analisis

kelayakan usaha dilakukan melalui dua pendekatan yaitu analisis finansial dan

analisis ekonomi. Analisis finansial meninjau dari sudut peserta proyek secara

individu sedangkan analisis ekonomi dari sudut masyarakat. Menurut Gittinger

(1986) terdapat tiga perbedaan penting yang harus diingat antara kedua analisis

tersebut, yaitu:

1. Dalam analisis ekonomi , pajak, dan subsidi dipelukan sebagai pembayaran

transfer, sedang dalam analisis finansial pajak dianggap sebagai biaya dan

subsidi sebagai hasil.

2. Dalam analisis finansial harga yang biasanya digunakan adalah harga

pasar dengan memperhatikan pajak dan subsidi, akan tetapi dalam analisis

ekonomi harga yang digunakan disesuaikan sehingga lebih mencerminkan

secara tetap nilai-nilai sosial dan ekonomi yang disebut sebagai harga

(43)

Pada analisis ekonomi, bunga modal tidak dikurangkan dari hasil bruto

karena merupakan bagian dari hasil terhadap modal yang tersedia untuk

masyarakat. Dalam analisis finansial, bunga yang dibayar kepada pihak penyedia

dana dari luar dikurangkan dari hasil bruto sehingga diperoleh gambaran arus

manfaat yang tersedia bagi pemilik modal

2.3.4. Aspek Finansial

Menurut Gittinger (1986) aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis

proyek menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek diusulkan

terhadap peserta. Dalam proyek-proyek pertanian, para peserta terdiri dari petani,

perusahaan swasta, koperasi, dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan utama dari

analisis finansial adalah menentukan insentif bagi orang-orang yang terlibat dalam

pelaksanaan proyek.

2.4. Umur Proyek

Pedoman untuk menentukan panjangnya umur proyek, antara lain:

1. Sebagai ukuran umum dapat diambil satu periode (jangka waktu) yang

kira-kira sama dengan umur ekonomis dari proyek. Yang dimaksudkan

dengan umur ekonomis suatu aset adalah jumlah tahun selama pemakaian

aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunannya.

2. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar sekali,

lebih mudah untuk menggunakan umur teknis daripada umur-umur pokok

investasi. Untuk proyek-proyek tertentu umur teknis dari unsur-unsur

pokok investasi adalah lama, tetapi umur ekonomisnya dapat jauh lebih

pendek karena ketinggalan jaman akibat penemuan teknologi baru yang

(44)

3. Untuk proyek-proyek yang umurnya lebih lama dari 25 tahun dapat

diambil 25 tahun, karena nilai-nilai sesudah itu jika di discount dengan

discount rate sebesar 10 persen keatas, maka persent value-nya sudah

kecil sekali (Kadariah et al, 1999).

2.5. Penelitian Terdahulu

Kurniawan (2004) dalam penelitiannya tentang Kajian Manajemen

Teknologi dalam industri gula sebagai upaya menciptakan efisiensi dan daya

saing di pabrik gula Redjosarie Magetan, Jawa Timur menunjukkan bahwa

penerapan teknologi belum mengalami perubahan yang berarti sejak dahulu

sampai sekarang. Mesin yang digunakan sudah berumur lebih dari 30 tahun dan

struktur organisasi tidak mengalami penyesuaian dengan kondisi saat ini.

Kemampuan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan berada pada posisi dibawah

rata-rata perusahaan di Indonesia dan indikator transformasi yang dimiliki oleh

perusahaan tidak berpengaruh terhadap indikator kemampuan teknologi Pabrik

Gula Redjosarie. Hasil penilaian indikator-indikator dalam manajemen teknologi

dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensi pabrik relatif rendah. Hal yang sama juga

dapat dikatakan pada daya saingnya.

Romadona (2003), mengenai analisis biaya manfaat industri rumah tangga

pengolahan ayam pedaging di desa Kertawinangun kecamatan Cirebon Barat

menjelaskan bahwa biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh supplier

dan IRT hampir sama. Biaya tetapnya yaitu: sewa kandang/tempat, peralatan dan

penyusutan peralatan. Biaya variabel supplier meliputi pembelian ayam, bumbu,

bahan bakar, minyak goreng, pembungkus, tusuk sate dan tenaga kerja. Manfaat

(45)

IRT diperoleh dari penjualan ayam olahan siap konsumsi yang telah dipotong

secara komersial. Berdasarkan analisis finansial dan analisis sensitivitas dengan

tingkat suku bunga sebesar 12 persen, usaha supplier dan IRT pengolahan ayam

pedaging baik skala kecil, sedang maupun besar layak untuk dikembangkan.

Penelitian Sidauruk (2005) tentang perbandingan efektivitas biaya dan

kelayakan finansial industri kecil tahu di kota bogor. Berdasarkan hasil

perhitungan analisis finansial industri kecil tahu Bandung “Selaeman” dan tahu

Sumedang “Kelana Jaya” untuk skenario satu dan skenario dua dengan

menggunakan dua tingkat diskonto yaitu 14,67 persen dan 17,48 persen layak

untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai NPV, Net B/C dan IRR yang

diperoleh memenuhi syarat kelayakan usaha.

Hasil analisis sensitivitas pada industri kecil tahu Bandung :Sulaeman”

dan tahu Sumedang “Kelana Jaya” menunjukkan bahwa kedua usaha tersebut

tidak peka terhadap adanya perubahan pada peningkatan harga input kedelai 10,5

persen maupun penurunan jumlah produksi sebesar 20 persen. Artinya apabila

terjadi penurunan harga input sebesar 10,5 persen dan terjadi penurunan produksi

sebesar 20 persen kedua usaha tahu tersebut tetap layak untuk dilakukan dengan

tingkat diskonto 14,67 persen dan 17,48 persen.

Penelitan Sidauruk memberikan gambaran mengenai perincian biaya yang

digunakan dalam analisa finansial pada penelitian penulis yang membandingkan

antara perincian biaya dengan penggunaan teknologi yang digunakan saat ini

dengan perincian biaya bila dilakukan penambahan teknologi berupa penambahan

(46)

Perkasa (2007), dalam penelitiannya mengenai pengaruh ketersediaan dan

fluktuasi harga bahan baku terhadap alokasi sumberdaya dan produksi kacang

garing PT. Garudafood, Cimahi Bandung menunjukkan bahwa fluktuasi dan

perubahan harga bahan baku dalam penelitiannya terlihat berpengaruh terhadap

biaya produksi dan menyebabkan keuntungan akan berubah tetapi belum dapat

mempengaruhi alokasi sumberdaya produksi lainnya.

Kondisi optimal perubahan harga bahan baku hanya berpengaruh terhadap

pendapatan keuntungan perusahaan akan tetapi belum dapat mempengaruhi

alokasi sumberdaya produksi dan pilihan produksinya. Akan tetapi alokasi

sumberdaya produksi dan pilihan produksi tersebut sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan bahan baku kacang tanah yang didapatkan perusahaan dan akan

berpengaruh juga pada pendapatan keuntungan yang akan diterima oleh

perusahaan.

Penelitian yang penulis lakukan pada usaha kecil pengolahan kacang

adalah melihat segi kelayakan secara teknis, pasar dan finansial. Penelitian

mengenai kelayakan ini dilakukan karena adanya penambahan mesin Vacuum

Frying untuk menambah kekurangan kapasitas produksi yang dilakukan oleh PD.

Barokah tanpa mengganggu proses pengolahan yang sedang berlangsung pada

(47)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Biaya Manfaat

Tujuan dari analisis biaya manfaat adalah untuk memilih proyek yang

memberikan nilai tambah terhadap kebutuhan masyarakat luas, dengan

meningkatkan kemampuan untuk mengkonsumsi dan memberikan pandangan

yang lebih baik dari sebelumnya dalam menilai kegunaan suatu barang. Analisa

biaya manfaat memilih yang terbaik (lebih efisien) suatu proyek dari beberapa

alternatif yang ada (Hanley, 1993).

Tujuan analisis dalam analisis proyek harus disertai dengan

definisi-definisi mengenai biaya dan manfaat. Secara sederhana biaya adalah sesuatu yang

membantu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya yang umumnya dimasukkan dalam

analisis usaha pertanian adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh langsung

terhadap suatu investasi, antara lain seperti biaya investasi dan biaya operasional.

Biaya investasi berupa untuk pengeluaran untuk pembangunan, kendaraan

operasional, pembelian mesin, peralatan dan biaya untuk menggantikannya. Biaya

operasinal merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan perusahaan

meliputi baiay bahan baku, upah tenaga kerja langsung, pemeliharaan, serta pajak.

Dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek yang dilaksanakan

digunakan kriteria investasi. Dasar penilain investasi adalah perbandingan antara

jumlah nilai yang akan diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan

manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa

tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek

(48)

Menurut Gittinger (1986), analisis biaya manfaat merupakan suatu analisis

yang ditujukan untuk melihat besarnya biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang

akan diterima pada suatu kegiatan ekonomi dalam proyek atau program. Analisis

ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan mengenai pengalokasian

sumberdaya yang langka. Ma nfaat suatu program adalah nilai tambah hasil dari

barang-barang ataupun jasa dan biaya proyek adalah nilai tambah sumberdaya riil

yang dimanfaatkan proyek. Secara sederhana suatu biaya diartikan sebagai segala

sesuatu yang mengurangi suatu tujuan sedangkan manfaat adalah segala sesua tu

membantu tujuan.

Biaya (Cost)

Biaya proyek adalah apa saja yang mengurangi persediaan barang-barang

atau jasa-jasa konsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung sehubungan

dengan proyek. Biaya yang dimasukkan dalam perhitungan umumnya biaya-biaya

yang dapat dikuantifikasi. Biaya proyek terdiri dari biaya investasi dan biaya

operasional. Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal

kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya operasional merupakan

biaya yang dikeluarkan secara rutin dalam setiap tahun selama umur proyek.

Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

Menurut Boediono (2003), biaya mencakup suatu pengukuran nilai

sumberdaya yang harus dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas yang bertujuan

mencari keuntungan. Berdasarkan volume kegiatan biaya dibedakan atas biaya

tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (Fixed cost) adalah banyaknya biaya yang

dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tetap pada volume

(49)

Komponen biaya tetap meliputi sewa, peyusutan, pajak dan sebagainya.

Biaya jenis ini selamanya sama atau tidak berubah dalam hubungannya dengan

jumlah satuan yang diproduksi. Komponen biaya variabel meliputi biaya-biaya

sepeti bahan baku, tenaga kerja langsung dan sebagainya. Jenis biaya ini

jumlahnya bertambah sesuai dengan bertambahnya volume produksi sehingga

biaya-biaya persatuannya cenderung berubah pula.

Manfaat atau Penerimaan (Benefit)

Secara ekonomis, manfaat atau benefit diartikan sebagai hasil kali total

kualitas output dari suatu proses produksi dengan harga yang dibentuk di pasar

yang dinyatakan dalam satuan mata uang tertentu (Sukirno,2003). Menurut

Boediono (2003), penerimaan (revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil

penjualan outputnya. Adapun konsep revenue yang paling penting adalah sebagai

berikut: (1) Total Revenue yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan

outputnya, (2) Average Revenue yaitu penerimaan produsen per unit output yang

dijual dan (3) Marginal Revenue yaitu kenaikan dari total revenue yang

disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output.

Menurut Gittinger dalam Maryanto (2006) manfaat proyek dapat dibagi ke

dalam tiga bagian yaitu:

1. Direct benefit, dapat berupa kenaikan dalam output fisik atau kenaikan nilai

output yang disebabkan diantaranya oleh adanya perbaikan kualitas, perubahan

lokasi, perubahan dalam waktu penjualan, dan penurunan kerugian, selain itu juga

berupa penurunan biaya.

2. Indirect benefits atau secondary benefits suatu proyek adalah benefit yang

(50)

3. Intangible benefits, yaitu benefit yang sulit dinilai dengan uang, diantaranya

adalah seperti perbaikan hidup, perbaikan pemandangan karena adanya suatu

taman, perbaikan distribusi pendapatan, integrasi nasional, dan pertahanan

nasional.

3.1.2. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial adalah suatu analisis yang membandingkan

antara biaya-biaya dengan manfaat (benefit) untuk menentukan apakah suatu

proyek akan me nguntungkan selama umur proyek. Mengingat waktu

mempengaruhi nilai uang, maka untuk membandingkan nilai uang yang berbeda

waktu keluarannya dan penerimaannya perlu dilakukan penyamaan nilai uang

melalui pemotongan (discounting), metode ini disebut metode arus tunai

terpotong atau discount cash flow, menurut Gittinger (1986) diskonto merupakan

suatu teknik yang dapat “me nurunkan” manfaat yang diperoleh di masa yang akan

datang dan arus biaya menjadi “nilai biaya pada masa sekarang”.

Sehubungan dengan metode discounted cash flow, terdapat beberapa

kriteria penilaian suatu investasi, yaitu:

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan nilai sekarang dari arus tambahan

manfaat bagi pelaksanaan proyek, dihitung berdasarkan tingkat diskonto. NPV

dari suatu proyek merupakan nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak

dikurangi dengan pengeluaran awal.

Suatu proyek dikatakan layak atau bermanfaat untuk dilaksanakan jika

NPV proyek tersebut lebih besar atau samadengan nol (NPV > 0). Jika nilai NPV

(51)

hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan). Jika nilai NPV lebih kecil

daripada nol (NPV < 0 ), maka proyek tersebut tidak dapat menghasilkan senilai

biaya yang dipergunakan hal tersebut menunjukkan bahwa proyek tersebut tidak

layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, sumberdaya yang digunakan dalam

proyek tersebut sebaiknya dialokasikan pada kegiatan atau proyek lain yang lebih

menguntungkan.

2. Internal rate of return (IRR)

Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat suku bunga yang

menjadikan manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Tingkat suku bunga

tersebut merupakan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh

proyek untuk sumber daya yang digunakan. Tujuan perhitungan IRR adalah untuk

mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan

menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman.

Suatu proyek dikatakan layak jika nilai IRR yang diperoleh proyek

tersebut lebih besar dari tingkat diskonto. Sedangkan jika nilai IRR yang

diperoleh lebih kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk

dilaksanakan. Penerapan metode ini lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan

penerapan metode NPV, karena dalam hal tertentu terdapat kemungkinan

dihasilkannnya nilai IRR yang lebih dari satu yang dapat membuat nilai NPV

(52)

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga

3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio) merupakan angka perbandingan

nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Perhitungan

ini digunakan untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang akan diperoleh dari

biaya yang dikeluarkan.

Nilai Net B/C yang lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), menunjukkan

bahwa manfaat yang akan diperoleh dari suatu proyek lebih kecil dibandingkan

dengan biaya yang dikeluarkan. Proyek semacam ini tidak layak untuk

dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai Net B/C lebih besar atau sama dengan satu

(Net B/C > 1) berarti proyek tersebut layak untuk dijalankan atau menguntungkan

untuk diusahakan

4 . Pengembalian Investasi (Payback Period )

Payback Period (PBP), merupakan kriteria tambahan dalam analisis

kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh

pengeluaran investasi. Masa pengembalian investasi diartikan sebagai waktu yang

dibutuhkan agar jumlah penerimaan sama dengan jumlah investasi atau biaya. Suku Bunga (%)

NPV (Rp)

0

(53)

Pada awal pelaksanaan proyek, umumnya pendapatan yang diterima oleh

pelaksana proyek masih menunjukkan nilai yang negatif, karena pada awal

pelaksanaan suatu proyek biasanya dilakukan investasi yang memerlukan biaya

yang cukup besar. Maka, perlu dilakukan suatu analisis untuk melihat jangka

waktu dalam pelaksanaan proyek yang dapat menutupi nilai negatif pada awal

proyek tersebut.

3.1.3. Analisis Sensitivitas

Tujuan dari analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi

dengan hasil analisis proyek jika ada kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar

perhitungan biaya atau manfaat. Dalam analisis kepekaan setiap kemungkinan

harus dicoba, yang berarti bahwa setiap kali harus diadakan analisis kembali. Hal

ini diperlukan karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang

mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang terjadi di waktu yang akan

dating. Pada proyek-proyek pertanian, perubahan-perubahan yang perlu mendapat

perhatian adalah: (1) Perubahan harga jual produk; (2) Keterlambatan pelaksanaan

proyek; (3) Kenaikan biaya dan (4) Perubahan volume poduksi.

Variabel harga jual produk dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan

tetap setiap tahunnya. Walaupun dalam keadaan nyata kedua variabel tersebut

dapat berubah sejalan dengan pertambahan waktu. Analisis sensitivitas dilakukan

untuk melihat sampai berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang

terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi, yaitu dari layak

Gambar

Tabel 1. Jumlah Produksi Perminggu Berdasarkan Jenis Produk
Tabel 2. Jumlah Potensi Permintaan Perminggu untuk Kacang Kualitas Lebih Baik Berdasarkan Daerah Pemasaran
Tabel 3. Penggolongan Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Gambar 2. Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga
+7

Referensi

Dokumen terkait