Oleh:
FARIDA WIDIYANTHI A14104549
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
FARIDA WIDIYANTHI. Analisis Kelayakan Finansial Penambahan Mesin
Vacuum Frying Pada Usaha Pengolahan Kacang (Kasus di PD. Barokah Cikijing,
Majalengka Jawa Barat).Dibawah BimbinganAmzul Rifin.
Sektor Industri Kecil pada agribisnis pada kenyataannya mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian nasional. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa indus tri kecil di bidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan data ng namun penuh dengan tantangan.
Desa Rawa yang berada di Cikijing Majalengka merupakan salah satu industri kecil pengolahan makanan ringan berupa kue-kue kering, keripik dan kacang. Pada tahun 2006 jumlah usaha kecil makanan ringan yang terdaftar di Desa Rawa sebanyak 50 pengusaha dengan total kapasitas produksi usaha 9.000 ton /tahun. Banyaknya industri kecil yang bergerak didalam usaha yang sama dan dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan investasi pengembangan teknologi secara teknis, pasar dan finansial, (2) Menganalisis nilai
pengganti (switcing value) kondisi kelayakan investasi yang akan dilakukan, (3)
Menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha.
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha
pengolahan kacang PD Barokah apabila terjadi penambahan mesin Vacuum frying
dilihat dari aspek teknis, pasar dan finansial. Aspek kelayakan finansial yang dilakukan adalah aspek finansial kelayakan usaha dan aspek finansial kelayakan
investasi penambahan mesin vacuum frying
Selain itu penelitian ini juga akan melihat keragaan usaha PD Barokah apabila dilihat dari aspek non-finansial yaitu aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan aspek pasar dari perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan investasi yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana tingkat kelayakan usaha pengolahan kacang PD Barokah. Dalam menganalisa suatu proyek, biasanya menghadapi ketidakpastian, untuk menghadapi faktor ketidakpastian ata u perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan, baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat,
maka perlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui seberapa besar
perubahan pada tingkat manfaat dan biaya yang dapat terjadi, sehingga masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi.
serta tidak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan. Dilihat dari aspek pemasaran dapat memenuhi permintaan kacang. Selain itu kualitas kacang menjadi dua, sehingga dapat mengisi pasar potensial. Secara finansial proyek
penambahan mesin vacuum frying pada usaha pengolahan kacang layak untuk
diusahakan hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha pengolahan kacang pada tingkat disko nto 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp1,405,678,570; Net B/C sebesar 1.98; IRR sebesar 32.22% dan
Payback period selama tiga tahun 10 bulan. Selain itu aspek finansial kelayakan
investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha lebih layak
lagi jika dibandingkan analisa kelayakan usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai
NPV sebesar Rp 553,843,037; Net B/C sebesar 2.76; IRR sebesar 47.70 persen
dan Payback period selama dua tahun enam bulan
Hasil analisis switching value diketahui perusahaan ini sensitif terhadap
perubahan harga jual untuk kacang yang diproduksi secara manual karena volume produksinya yang besar. Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang cukup sensitif mempengaruhi kelayakan usaha hal ini dapat dilihat kenaikan pada harga bahan baku kacang koro dan kacang polong. Sementara itu untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 113 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan untuk volume produksi tidak terlalu berpengaruh untuk masing-masing jenis kacang, namun untuk penurunan produksi untuk total produksi kualitas A dan Kualitass B penurunan maksimum adalah sebesar 43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup stabil. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya.
Selain itu dari hasil analisis switching value aspek finansial kelayakan
investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha sensitif
terhadap perubahan harga jual Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha hal ini dapat untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang polong dan kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 114.06 persen dan 266.36 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan pada volume produksi diatas penurunan volume produksi untuk masing-masing jenis kacang tidak berpengaruh pada kelayakan. Namun jika dilihat dari total semua jenis kacang dari kualitas A, diketahui bahwa maksimal penurunan volume produksi adalah sebesar 58.00 persen. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya.
PD. Barokah juga cukup sensitif terhadap perubahan harga jual disebabkan adanya persaingan usaha yang semakin ketat. Oleh karena itu, pengusaha dapat menetapkan harga jual yang bersaing dengan pengusaha kacang yang lain dengan perhitungan yang tepat dan menguntungkan.
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA PERTANIAN
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Intitut Pertanian Bogor
Oleh:
FARIDA WIDIYANTHI A14104549
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat)
Nama : Farida Widiyanthi
NRP : A14104549
dapat diterima sebagai skripsi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui:
Dosen Pembimbing
Amzul Rifin S.P.,M.A.
NIP. 132 288 333
Mengetahui:
Dekan Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG DIBUAT SEBENAR-BENARNYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Agustus 2007
Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 15 November
1983, putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Wawan Heriawan,
SE dan Ibu Metty Sophia. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1989
di SDN Sukarela 3, Kotamadya Bandung dan dilanjutkan ke SMPN 34 Bandung
Kotamadya Bandung pada tahun 1995. Setelah lulus SLTP pada tahun 1998
penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SMUN 12 Bandung Kotamadya
Bandung. Pada tahun 2001, penulis diterima pada Program Studi Diploma III
Manajemen Usaha Boga, Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana
Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis ini menikah pada awal tahun 2006 dan dikaruniai seorang putri yang
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan
berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
tanpa adanya halangan yang berarti. Skripsi dengan judul Analisis Kelayakan
Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan
Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat) ini adalah
prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama.
Bogor, Agustus 2007
Alhamdulillah atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat
selesai dan saya dapat sampai di penghujung masa studi ini. Saya menyadari
bahwa karya kecil ini tidak akan terwujud dan menyelesaikan studi ini tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak dan untuk itu, saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Amzul Rifin S.P.,M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar
dalam membimbing agar saya dapat berpikir logis dan analitik serta
memberi keluasan dalam mengerjakan skripsi yang baik, hal ini adalah
kebanggaan terendiri bagi saya.
2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, selaku dosen evaluator kolokium dengan
segala masukan yang berharga.
3. Muhammad Firdaus, Ph D, selaku dosen penguji atas segala masukannya.
4. Dra. Yusalina, MS, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas
saran-saran yang telah diberikan.
5. Bapak H. Jejen beserta istri yang bersedia membimbing saya dalam
penelitian ini di PD Barokah, Cikijing, Majalengka, Jawa Barat.
Terimakasih atas kesabaran dan pengetahua n baru yang telah diberikan
kepada saya selama penelitian ini.
6. Kedua orang tua saya tercinta yang telah memberikan curahan kasih
sayang, bimbingan, didikan dan teguran mulai dari lahir hingga beranjak
dewasa.
7. Adik saya Fauzi yang telah memberikan dukungan semangat.
8. Agus Salim, ST. suami tercinta yang selalu setia menemani dan membantu
pengerjaan skripsi saya.
9. Salma Az Zahra, buah cinta dan sumber inspirasiku
10.Bapak Drs. H. Barkil Chotif dan Tati Nurhayati, S.Ag atas segala bantuan
dan doanya.
Bogor, Agustus 2007 Farida Widiyanthi
DAFTAR ISI
2.1 Industri Kecil Menengah (IKM)... 7
2.2 Analisis Proyek... 9
2.3 Studi Kelayakan Investasi... 10
2.3.1. Aspek Teknis dan Produksi... 13
2.3.2. Aspek Pasar... 16
2.3.3. Aspek Sosial dan Ekonomi ... 17
2.3.4. Aspek Finansial... 18
2.4 Umur Proyek... 18
2.5 Penelitian Terdahulu... 19
III. KERANGKA PEMIKIRAN... 22
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis... 22
3.1.1. Analisis Biaya Manfaat... 23
3.1.2. Analisis Kelayakan Finansial……… 25
3.1.3. Analisis Sensitivitas………... 28
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional... 29
IV. METODE PENELITIAN... 32
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 32
4.2 Jenis dan Sumber Data... 32
4.3 Metode Analisis Data ... 32
4.3.1. Analisis Finansial... 33
Oleh:
FARIDA WIDIYANTHI A14104549
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
FARIDA WIDIYANTHI. Analisis Kelayakan Finansial Penambahan Mesin
Vacuum Frying Pada Usaha Pengolahan Kacang (Kasus di PD. Barokah Cikijing,
Majalengka Jawa Barat).Dibawah BimbinganAmzul Rifin.
Sektor Industri Kecil pada agribisnis pada kenyataannya mampu menunjukkan kinerja yang lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada perekonomian nasional. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa indus tri kecil di bidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan data ng namun penuh dengan tantangan.
Desa Rawa yang berada di Cikijing Majalengka merupakan salah satu industri kecil pengolahan makanan ringan berupa kue-kue kering, keripik dan kacang. Pada tahun 2006 jumlah usaha kecil makanan ringan yang terdaftar di Desa Rawa sebanyak 50 pengusaha dengan total kapasitas produksi usaha 9.000 ton /tahun. Banyaknya industri kecil yang bergerak didalam usaha yang sama dan dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis kelayakan investasi pengembangan teknologi secara teknis, pasar dan finansial, (2) Menganalisis nilai
pengganti (switcing value) kondisi kelayakan investasi yang akan dilakukan, (3)
Menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha.
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha
pengolahan kacang PD Barokah apabila terjadi penambahan mesin Vacuum frying
dilihat dari aspek teknis, pasar dan finansial. Aspek kelayakan finansial yang dilakukan adalah aspek finansial kelayakan usaha dan aspek finansial kelayakan
investasi penambahan mesin vacuum frying
Selain itu penelitian ini juga akan melihat keragaan usaha PD Barokah apabila dilihat dari aspek non-finansial yaitu aspek manajemen, aspek sosial ekonomi dan aspek pasar dari perusahaan tersebut. Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui beberapa kriteria kelayakan investasi yang bertujuan untuk menganalisa sejauh mana tingkat kelayakan usaha pengolahan kacang PD Barokah. Dalam menganalisa suatu proyek, biasanya menghadapi ketidakpastian, untuk menghadapi faktor ketidakpastian ata u perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diperkirakan. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan, baik dari arus biaya maupun dari arus manfaat,
maka perlu dilakukan analisis switching value untuk mengetahui seberapa besar
perubahan pada tingkat manfaat dan biaya yang dapat terjadi, sehingga masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi.
serta tidak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan. Dilihat dari aspek pemasaran dapat memenuhi permintaan kacang. Selain itu kualitas kacang menjadi dua, sehingga dapat mengisi pasar potensial. Secara finansial proyek
penambahan mesin vacuum frying pada usaha pengolahan kacang layak untuk
diusahakan hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha pengolahan kacang pada tingkat disko nto 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp1,405,678,570; Net B/C sebesar 1.98; IRR sebesar 32.22% dan
Payback period selama tiga tahun 10 bulan. Selain itu aspek finansial kelayakan
investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha lebih layak
lagi jika dibandingkan analisa kelayakan usaha. Hal ini dapat dilihat dari nilai
NPV sebesar Rp 553,843,037; Net B/C sebesar 2.76; IRR sebesar 47.70 persen
dan Payback period selama dua tahun enam bulan
Hasil analisis switching value diketahui perusahaan ini sensitif terhadap
perubahan harga jual untuk kacang yang diproduksi secara manual karena volume produksinya yang besar. Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang cukup sensitif mempengaruhi kelayakan usaha hal ini dapat dilihat kenaikan pada harga bahan baku kacang koro dan kacang polong. Sementara itu untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 113 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan untuk volume produksi tidak terlalu berpengaruh untuk masing-masing jenis kacang, namun untuk penurunan produksi untuk total produksi kualitas A dan Kualitass B penurunan maksimum adalah sebesar 43 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cukup stabil. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya.
Selain itu dari hasil analisis switching value aspek finansial kelayakan
investasi penambahan mesin vacuum frying menunjukan bahwa usaha sensitif
terhadap perubahan harga jual Berbeda dengan perubahan kenaikan bahan baku masing-masing kacang tidak terlalu berpengaruh terhadap kelayakan usaha hal ini dapat untuk perubahan kenaikan bahan baku kacang polong dan kacang mersi kenaikan maksimal harga adalah sampai 114.06 persen dan 266.36 persen, usaha cukup stabil meski dengan kenaikan harga yang ekstrim sekalipun. Sedangkan pada volume produksi diatas penurunan volume produksi untuk masing-masing jenis kacang tidak berpengaruh pada kelayakan. Namun jika dilihat dari total semua jenis kacang dari kualitas A, diketahui bahwa maksimal penurunan volume produksi adalah sebesar 58.00 persen. Dengan demikian proyek layak untuk dilaksanakan namun terdapat resiko dalam menjalankan usahanya.
PD. Barokah juga cukup sensitif terhadap perubahan harga jual disebabkan adanya persaingan usaha yang semakin ketat. Oleh karena itu, pengusaha dapat menetapkan harga jual yang bersaing dengan pengusaha kacang yang lain dengan perhitungan yang tepat dan menguntungkan.
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA PERTANIAN
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian
Intitut Pertanian Bogor
Oleh:
FARIDA WIDIYANTHI A14104549
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat)
Nama : Farida Widiyanthi
NRP : A14104549
dapat diterima sebagai skripsi pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui:
Dosen Pembimbing
Amzul Rifin S.P.,M.A.
NIP. 132 288 333
Mengetahui:
Dekan Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENAMBAHAN MESIN VACUUM FRYING UNTUK USAHA KECIL PENGOLAHAN KACANG ( STUDI KASUS DI PD. BAROKAH CIKIJING MAJALENGKA JAWA BARAT) ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG DIBUAT SEBENAR-BENARNYA DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Agustus 2007
Penulis dilahirkan di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 15 November
1983, putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Wawan Heriawan,
SE dan Ibu Metty Sophia. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1989
di SDN Sukarela 3, Kotamadya Bandung dan dilanjutkan ke SMPN 34 Bandung
Kotamadya Bandung pada tahun 1995. Setelah lulus SLTP pada tahun 1998
penulis kemudian melanjutkan pendidikannya di SMUN 12 Bandung Kotamadya
Bandung. Pada tahun 2001, penulis diterima pada Program Studi Diploma III
Manajemen Usaha Boga, Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Program Sarjana
Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama melanjutkan pendidikan di Program Sarjana Ekstensi Manajemen
Agribisnis ini menikah pada awal tahun 2006 dan dikaruniai seorang putri yang
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan
berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini
tanpa adanya halangan yang berarti. Skripsi dengan judul Analisis Kelayakan
Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying untuk Usaha Kecil Pengolahan
Kacang ( Studi Kasus di PD. Barokah Cikijing Majalengka Jawa Barat) ini adalah
prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama.
Bogor, Agustus 2007
Alhamdulillah atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat
selesai dan saya dapat sampai di penghujung masa studi ini. Saya menyadari
bahwa karya kecil ini tidak akan terwujud dan menyelesaikan studi ini tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak dan untuk itu, saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Amzul Rifin S.P.,M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar
dalam membimbing agar saya dapat berpikir logis dan analitik serta
memberi keluasan dalam mengerjakan skripsi yang baik, hal ini adalah
kebanggaan terendiri bagi saya.
2. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS, selaku dosen evaluator kolokium dengan
segala masukan yang berharga.
3. Muhammad Firdaus, Ph D, selaku dosen penguji atas segala masukannya.
4. Dra. Yusalina, MS, selaku dosen penguji dari komisi pendidikan atas
saran-saran yang telah diberikan.
5. Bapak H. Jejen beserta istri yang bersedia membimbing saya dalam
penelitian ini di PD Barokah, Cikijing, Majalengka, Jawa Barat.
Terimakasih atas kesabaran dan pengetahua n baru yang telah diberikan
kepada saya selama penelitian ini.
6. Kedua orang tua saya tercinta yang telah memberikan curahan kasih
sayang, bimbingan, didikan dan teguran mulai dari lahir hingga beranjak
dewasa.
7. Adik saya Fauzi yang telah memberikan dukungan semangat.
8. Agus Salim, ST. suami tercinta yang selalu setia menemani dan membantu
pengerjaan skripsi saya.
9. Salma Az Zahra, buah cinta dan sumber inspirasiku
10.Bapak Drs. H. Barkil Chotif dan Tati Nurhayati, S.Ag atas segala bantuan
dan doanya.
Bogor, Agustus 2007 Farida Widiyanthi
DAFTAR ISI
2.1 Industri Kecil Menengah (IKM)... 7
2.2 Analisis Proyek... 9
2.3 Studi Kelayakan Investasi... 10
2.3.1. Aspek Teknis dan Produksi... 13
2.3.2. Aspek Pasar... 16
2.3.3. Aspek Sosial dan Ekonomi ... 17
2.3.4. Aspek Finansial... 18
2.4 Umur Proyek... 18
2.5 Penelitian Terdahulu... 19
III. KERANGKA PEMIKIRAN... 22
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis... 22
3.1.1. Analisis Biaya Manfaat... 23
3.1.2. Analisis Kelayakan Finansial……… 25
3.1.3. Analisis Sensitivitas………... 28
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional... 29
IV. METODE PENELITIAN... 32
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 32
4.2 Jenis dan Sumber Data... 32
4.3 Metode Analisis Data ... 32
4.3.1. Analisis Finansial... 33
Halaman
V. GAMBARAN UMUM USAHA KECIL PENGOLAHAN
KACANG………..…… 37
6.3. Identifikasi Kebutuhan Mesin... 43
6.4. Kebutuhan Mesin... 43
6.5 Spesifikasi Mesin... 45
6.6. Rencana Ruang dan Lay Out Proses Produksi... 48
VII. ASPEK PEMASARAN... 50
VIII. ASPEK FINANSIAL... 54
8.1. Aspek Finansial Kelayakan Usaha... 55
8.1.1. Arus Tunai... 55
8.1.2. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial... 62
8.1.3. Analisis Switching Value... 65
8.2. Aspek Finansial Kelayakan Investasi Penambahan Mesin Vacuum Frying... 71
8.2.1. Arus Tunai... 71
8.2.2. Analisis Kriteria Kelayakan Finansial... 77
8.2.3. Analisis Switching Value... 79
IX. KESIMPULAN DAN SARAN... 84
9.1. Kesimpulan... 84
9.2. Saran... 86
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Jumlah Produksi Perminggu Berdasarkan Jenis Produk... 2 2.Jumlah Potensi Permintaan Perminggu untuk Kacang Kualitas
Lebih Baik Berdasarkan Daerah Pemasaran... 3 3. Penggolongan Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 7
4. Keuntungan dan Kerugian dari Dua Alternatif... 44 5. Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Rata-rata
Bank Umum Periode Januari 2006-Desember 2006... 54
6. Total Produksi Usaha Pengolahan Kacang Selama Setahun
Kelayakan Usaha...………. 57 7. Nilai Sisa Usaha Pengolahan Kacang Kelayakan Usaha... 58
8. Rincian Biaya Investasi Kelayakan Usaha………. 59 9. Biaya Operasional Usaha Pengolahan Kacang Per Tahun
Kelayakan Usaha...………… 61 10. Tarif Pajak Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan
Bentuk Usaha Tetap... 62
11. Hasil Kelayakan Finansial Kelayakan Usaha
Pengolahan Kacang... 63
12. Analisis Switching Value Terhadap Kelayakan Usaha
Pengolahan Kacang... 64 13. Total Produksi Usaha Pengolahan Kacang Selama Setahun
Kelayakan Investasi...………. 55 14. Nilai Sisa Usaha Pengolahan Kacang
Kelayakan Investasi ... 73
16. Biaya Operasional Usaha Pengolahan Kacang Per Tahun
Kelayakan Investasi……...…… 76 17. Hasil Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Kacang
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Grafik Populasi Tenaga Kerja Bidang Agribisnis
Usia 15 tahun Keatas pada Tahun 2001 sampai 2005... 1
2. Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga... 27 3. Diagram Alir Pemikiran Operasional... 31
4. Diagram Proses Pengolahan Kacang... 42 5. Mesin Vacuum Frying……….. 47
6. Mesin Spinner………..……….. 47 7. Floor plant Lay out... 48 8. Saluran Pemasaran Kacang……… 50
9. Persentase Jumlah Permintaan Kacang……… 51 10.Potensi Perbedaan Kacang berdasarkan Daerah Pemasaran... 52
11.Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga
Kelayakan Usaha Pengolahan Kacang... 45
12.Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)... 72
2. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas A... 73
3. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Polong Kualitas A... 74 4. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Mersi Kualitas A... 75 5. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas B... 76
6. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Koro Kualitas B... 77 7. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Polong Kualitas B... 78 8. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Penurunan Penjualan Untuk Kacang Mersi Kualitas B... 79
9. Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Kenaikan Harga Bahan Baku Kacang Koro... 80
10.Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
Batas Nilai Kenaikan Harga Bahan Baku Kacang Polong... 81 11.Cash Flow Usaha Pengolahan Kacang PD. Barokah (r = 12 Persen)
1.1.Latar Belakang
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2007 diukur dari
kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 2,0 persen
dibandingkan triwulan IV tahun 2006. Pulau Jawa merupakan penyumbang
terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia sebesar 60,2 persen. Dominasi
pertumbuhan terbesar pada sektor agribisnis sebesar 4,2 persen1.
Sektor Industri Kecil pada agribisnis mampu menunjukkan kinerja yang
lebih tangguh dan mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada
perekonomian nasional. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah
tenaga kerja di bidang agribisnis pada tahun 2007 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Kecenderungan peningkatan tenaga kerja menandakan bahwa
industri kecil di bidang agribisnis akan semakin berkembang pada tahun yang
akan datang. Artinya industri tersebut menguntungkan untuk tetap dilaksanakan
dan berpotensi untuk berkembang dimasa yang akan datang namun penuh dengan
tantangan. Peningkatan tenaga kerja dapat dilihat pada Gambar 12.
38,000,000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Jumlah Pekerja
Gambar 1. Grafik Populasi Tenaga Kerja Bidang Agribisnis Usia 15 Tahun keatas pada Tahun 2001 sampai 2007
1
BPS, 2007. Pertumbuhan Ekonomi 2007. www. bps.go.id. 15 Agustus
2
Desa Rawa yang berada di Cikijing Majalengka merupakan salah satu
industri kecil pengolahan makanan ringan berupa kue-kue kering, keripik dan
kacang. Pada tahun 2006 jumlah usaha kecil makanan ringan yang terdaftar di
Desa Rawa sebanyak 50 pengusaha dengan total kapasitas produksi usaha 9.000
ton /tahun. Banyaknya industri kecil yang bergerak didalam usaha yang sama dan
dalam lokasi usaha yang sama maka terjadi persaingan yang cukup ketat.
PD Barokah sebagai salah satu usaha kecil di desa Rawa dapat bertahan
dan berkembang, salah satunya karena karakternya yang fleksibel yaitu produksi
akan ditambah dan dikurangi sesuai dengan permintaan dari konsumen. Saat ini
PD Barokah masih menggunakan indigenous technology, yaitu teknologi yang
telah dikembangkan secara turun temurun. Akan tetapi, dengan tidak adanya
standardisasi formula dan proses seringkali membuat kualitas produknya tidak
konsisten.
1.2.Perumusan Masalah
Saat ini PD Barokah masih menggunakan teknologi yang telah
dikembangkan secara turun temurun. Hal ini menyebabkan tidak adanya
standardisasi formula dan proses seringkali membuat kualitas produknya tidak
konsisten. Produk yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis kacang, yaitu kacang
polong, kacang koro dan kacang mersi. Perbandingan produksi permi nggu dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Produksi Perminggu Berdasarkan Jenis Produk
No Jenis Produk Jumlah Produksi Per Minggu
1. Kacang Koro 5.000 kg
2. Kacang Polong 4.000 kg
3. Kacang Mersi 1.000 kg
Usaha kecil pengolahan kacang dapat berkembang pada kondisi pemintaan
pasar lebih besar daripada output yang dihasilkan. Potensi pasar tersebut ada
untuk kualitas yang lebih baik dari kualitas kacang yang saat ini diproduksi.
Kualitas kacang yang lebih baik itu memiliki kadar minyak yang rendah dan
keseragaman dalam kematangan. Potensi permintaan kacang dengan kualitas yang
lebih baik ini berasal dari daerah Jakarta, Bandung dan Malang, sedangkan untuk
pasar yang berada di daerah Cirebon dan Bogor permintaan masih sedikit. Jumlah
permintaan kacang dengan kualitas yang lebih baik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Potensi Permintaan Perminggu untuk Kacang Kualitas Lebih Baik Berdasarkan Daerah Pemasaran
No Daerah Pemasaran Jumlah Permintaan Per Minggu
1. Cirebon 300 kg
Agar dapat melayani permintaan pasar, maka PD Barokah harus
meningkatkan kemampuan proses produksi. Peningkatan kemampuan proses
produksi dilakukan dengan menambah kapasitas mesin produksi dan juga
peningkatan kualitas output produksinya. Peningkatan kapasitas dan kualitas
produksi dilakukan dengan penambahan mesin tanpa harus mengurangi dan
mengganggu proses produksi yang sedang dilakukan pada saat ini.
Penambahan kapasitas seringkali tidak dapat dilakukan sepenuhnya karena
adanya hambatan-hambatan yang berasal dari karakteristik bahan, proses produksi
penambahan kapasitas proses dilakukan dengan pertimbangan ekonomis. Jika
hambatan tersebut dapat diatasi sepenuhnya, maka usaha kecil dapat berkembang
menjadi usaha besar. Jika atas dasar pertimbangan ekonomis kesempatan tersebut
lebih menguntungkan dikerjakan di lokasi usaha kecil yang telah ada, maka aka n
muncul beberapa usaha kecil di lokasi yang sama. Munculnya beberapa usaha
kecil yang bergerak di bidang dan lokasi yang sama akan menyebabkan
persaingan semakin ketat.
Persaingan yang semakin ketat menyebabkan pengembangan teknologi
pada usaha kecil mau tidak mau harus dilakukan. Dengan adanya penambahan
mesin Vacuum Frying diharapkan PD Barokah dapat melakukan inovasi secara
cepat, meningkatkan daya tahan produk untuk menghasilkan produk dengan
kualitas yang konsisten melalui standardisasi formula dan proses, dapat mengikuti
trend yang berkembang di pasar, dapat mengembangkan proses yang lebih efisien
sehingga dapat menekan biaya produksi, mengurangi limbah dengan
memanfaatkannya menjadi produk lain, memperpanjang masa umur simpan
produk, sehingga dapat meningkatkan jangkauan pemasaran.
Untuk pengambangan teknologi pada usaha kecil, dalam hal ini berupa
penambahan mesin Vacuum Frying, bertujuan untuk mengatasi kekurangan
kapasitas produksi dan peningkatkan kualitas produk. Dengan demikian, produk
yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding produk yang telah
ada saat ini. Hal ini akan berdampak pada peningkatan daya saing dan
peningkatan keuntungan bagi pengusaha. Akan tetapi untuk penerapan teknologi
Dengan demikian, studi kelayakan investasi sangat diperlukan agar dapat
memperkirakan apakah penambahan mesin tersebut layak direalisasikan dilihat
dari aspek yang mempengaruhi. Diantara aspek-aspek tersebut, yang terutama
akan dibahas adalah aspek teknis, pasar dan aspek finansial.
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana kelayakan investasi penambahan mesin Vacuum Frying,
apakah sesuai dengan kebutuhan berdasarkan data teknis, pasar dan
finansial?
2. Bagaimana kepekaan kondisi kelayakan investasi usaha tersebut terhadap
perubahan harga input dan output?
3. Bagaimana menyusun saran keputusan investasi bagi pengusaha?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1. Menganalisis kelayakan investasi pengembangan teknologi secara teknis,
pasar dan finansial
2. Menganalisis sensitivitas kondisi kelayakan investasi yang akan dilakukan
1.4.Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak yang
berkepentingan antara lain:
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah didapatkan selama kuliah.
2. Bagi pengusaha, diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan
masukan dalam mengambil langkah yang tepat dalam berusaha.
3. Bagi calon investor, memberikan gambaran dan informasi jika ingin
menanamkan modalnya.
4. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan referensi untuk melaksanakan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Industri Kecil Menengah(IKM)
Dalam struktur perindustrian dikenal adanya empat sub sektor, yaitu: (1)
Industri Rumah Tangga, (2) Industri Kecil, (3) Industri Sedang atau Menengah,
dan (4) Industri Besar. Perbedaan keempat subsektor industri tersebut didasarkan
atas besar kecilnya modal yang diguna kan, jumlah tenaga kerja yang digunakan,
teknologi dan jenis produk yang dihasilkan.
Menurut BPS (2003), Industri kecil adalah industri yang menggunakan
tenaga kerja lima sampai dengan 19 orang. Penggolongan sektor industri tersebut
didasarkan padajumlah tenaga kerja yang digunakan, tanpa memperhatikan
penggunaan mesin dan besarnya modal. Penggolongan ind ustri dapat dilihat pada
Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Penggolongan Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Golongan Industri Jumlah Tenaga Kerja
Besar 100 orang atau lebih
Sedang 20 s/d 99 orang
Kecil 5 s/d 19 orang
Rumah Tangga 1 s/d 4 orang
Sumber: BPS, 2003
Deperindag (2004), menyatakan terdapat perbedaan antara industri kecil
dan industri menengah. Industri kecil sesuai dengan Undang-Undang No 9 Tahun
1995 tentang usaha kecil. Definisi usaha kecil termasuk industri dan dagang kecil
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan
paling banyak RP. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
inpres No. 10 Tahun 1999 tentang pemberdayaan usaha menengah adalah yang
memiliki kekayaan lebih besar dari Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).
Baswir dalam Tara (2001), mengidentifikasi usaha kecil dengan ciri-ciri
antara lain: (a) kegiatannya cenderung tidak formal dan jarang memiliki rencana
usaha; (b) struktur organisasi sederhana; (c)jumlah tenaga kerja terbatas dengan
pembagian kerja yang longgar; (d) kebanyakan tidak memiliki pemisahan antara
kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan; (e) sistem manajemen dan
akuntansi kurang baik; (f) skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan
biaya; (g) pemasaran yang terbatas; (h) marjin keuntungan sangat tipis.
Sedangkan karakteristik industri kecil menurut Sajogyo dan Tambunan
(1992) antara lain:
1. Pembiayaan usaha kecil biasanya dibayar dengan modal atau uang sendiri.
2. Dalam proses produksi pada umunya pada umumnya masih menggunakan
peralatan yang sederhana dan bersifat manual.
3. Dalam pelaksanaannnya industri kecil terkonsentrasi pada pembuatan satu
jenis hasil produksi.
Selanjutnya mereka, mengatakan bahwa mayoritas industri kecil dan
rumah tangga merupakan usaha milik keluarga, kontrol kualitas produksi masih
rendah dan prangkat usaha yang layak seperti kepekaan bisnis juga belum tumbuh
dikalangan pemiliknya. Derajat ketahanan dan perkembangan industri kecil ini
sangat tergantung pada pengolahan internal dan eksternal, karena itu perlu
2.2. Analisis Proyek
Proyek adalah keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber
untuk mendapatkan manfaat (benefit), atau aktivitas dimana dikeluarkan uang
dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) di waktu mendatang, dapat
direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah et al, 1999).
Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek
yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan dan analisis penilaian,
pelaksanaan dan evaluasi (Gittinger, 1986). Evaluasi adalah alat yang paling
penting dalam suatu proyek yang sedang berjalan dan dapat dilakukan dalam
beberapakali selama pelaksaan proyek tersebut. Penilaian terhadap suatu proyek
pada dasarnya untuk mengetahui apakah suatu proyek tersebut layak untuk
dilaksanakan atau dipertahankan.
Tujuan dari analisis proyek adalah untuk memperbaiki pemilihan investasi
karena sumber-sumber yang tersedia terbatas, sehingga dapat dipilih alternatif
proyek yang paling menguntungkan dan menentukan prioritas investasi.
Kesalahan dalam pemilihan tersebut mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu,
sebelum proyek dilaksanakan perlu diperhitungkan biaya dan manfaat (benefit)
yang diharapkan dari proyek tersebut (Khusnul et al, 2002). Menurut Gittinger
(1986) untuk mendapatkan dan menganalisis proyek yang efektif, maka harus
mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama -sama menentukan
bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu.
Aspek-aspek tersebut adalah aspek teknis, aspek organisasi, aspek
2.3. Studi Kelayakan Investasi
Menurut Kadariah et al (1999), proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas
yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat atau suatu
aktivitas dimana dikeluarkan uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil di
waktu yang akan data ng, dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai
unit. Proyek investasi merupakan gabungan suatu aktivitas yang memerlukan
penggunaan sumberdaya dan modal dengan harapan memperoleh manfaat yang
dapat berarti produk. Suatu proyek investasi pada umumnya memerlukan dana
dan modal yang cukup besar dan mempunyai jangka waktu umur ekonomis yang
panjang.
Studi kelayakan investasi menurut Husnan dan Suwarsono (1997) adalah
penelitian tentang dapat tidaknya proyek investasi dapat dilaksanakan dengan
berhasil. Sebuah studi kelayakan dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan
mengenai peluang usaha cukup ekonomis dan menjanjikan keuntungan yang
layak apabila dilaksanakan. Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan,
maka semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Dalam
studi kelayakan perlu diperhatikan ruang lingkup kegiatan proyek, cara kegiatan
proyek dilakukan, evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya
seluruh proyek, sarana yang diperlukan oleh proyek, hasil kegiatan proyek
tersebut.
Jika dipandang dari sudut perusahaan saja, minimal ada tiga penyebab
mengapa kegiatan studi kelayakan investasi yang dilaksanakan menjadi faktor
pertimbangan yang cukup penting dalam pengambilan keputusan (Anggoro,
1. Investasi umumnya menyangkut pengeluaran modal yang besar.
2. Pengeluaran modal mempunyai konsekuensi jangka panjang. Salah satu
contoh yang mudah dilihat adalah apabila sebagian besar modal investasi
didapatkan dari pinjaman bank konvensional, maka pihak pengusaha harus
tetap mengembalikan modal yang dipinjam berikut bunganya baik itu
investasi sukses maupun tidak.
3. Komitmen pengeluaran modal adalah keputusan yang sulit untuk diubah,
karena jika dipertengahan dirasa usaha tidak akan berjalan lancar maka
modal yang telah ditanamkan sulit ditarik kembali.
Studi kelayakan investasi tujuannya adalah agar modal yang ditanamkan
dapat dimanfaatkan dan menghindari penanaman modal yang terlalu besar untuk
bagian yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan proyek memerlukan
biaya, tetapi biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil apabila dibandingkan
dengan resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah
yang besar (Anggoro, 2004).
Umumnya tahap-tahap untuk melakukan proyek investasi adalah
identifikasi untuk memperkirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut,
perumusan untuk menerjemahkan kesempatan investasi kedalam suatu rencana
proyek yang konkret, penilaian untuk menganalisis dan menilai aspek pasar,
teknik, keuangan dan perekonomian, pemilihan untuk mengingat segala
keterbatasan dan tujuan yang akan dicapai serta tahap implementasi yaitu
menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran. Untuk
melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek yang
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta aspek finansial. Menurut Kadariah et
al (1999), analisa proyek dapat dilakukan dengan dua pendekatan umum yaitu
analisis finansial dan ekonomi.
Suatu investasi bisnis membawa implikasi terhadap banyak pihak. Dengan
demikian, dalam studi kelayakan yang dilaksanakan harus mempertimbangkan
berbagai aspek yang berkaitan dengan pihak-pihak yang membutuhkan,
diantaranya investor, kreditor/bank, dan pemerintah. Investor sebagai pihak yang
akan menanamkan dananya dalam suatu investasi, tentulah akan memberikan
perhatian penuh terhadap hasil studi kelayakan investasi yang bersangkutan.
Karena dari studi ini, mereka dapat melihat prospek modal yang mereka tanamkan
dalam menghasilkan keuntungan serta seberapa besar resiko yang akan
dihadapinya. Hasil studi kelayakan ini akan menjadi salah satu faktor
pertimbangan utama dalam memutuskan untuk tetap menanamkan modalnya atau
tidak.
Mengingat jumlah modal investasi yang dibutuhkan biasanya cukup besar,
pihak investor biasanya membutuhkan pinjaman dari pihak kreditor seperti bank.
Pihak kreditor akan mempertimbangkan hasil dari studi kelayakan investasi untuk
memutuskan apakah mereka akan memberikan pinjaman modal atau tidak. Karena
dalam laporan studi kelayakan ini akan terlihat perkiraan pola aliran kas selama
periode pinjaman. Dari sinilah kreditor memperkirakan kesanggupan usaha
tersebut dalam mengembalikan angsuran pokok berikut interest dari pinjaman
Pemerintah berkepentingan terhadap suatu investasi terutama dalam
kaitannya dengan seberapa besar prospek investasi itu bagi perkembangan
perekonomian nasional. Misalnya, berapa besar prospek itu dalam menghemat
atau menambah devisa negara, juga kemungkinan terbukanya peluang kerja bagi
masyarakat di sekitarnya.
2.3.1. Aspek Teknis dan Produksi
Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan) dan
output (produksi) berupa barang dan jasa. Analisis ini menguji hubungan teknis
dalam suatu proyek pertanian yang meliputi keadaan tanah, di daerah proyek dan
potensinya bagi pembangunan pertanian, ketersediaan air, varietas benih tanaman
dan bibit ternak yang cocok dengan areal proyek, pengadaan produksi, potensi
dan keinginan penggunaan mekanisasi, pemupukan areal dan alat-alat kontrol
yang diperlukan (Gittinger, 1986).
Menurut Blank dalam Anggoro (2004) beberapa faktor utama yang akan
ditinjau dalam aspek teknis ini adalah:
1. Pemilihan strategi dan perencanaan produk
Dari analisa terhadap aspek pasar, didapatkan jenis produk yang diharapkan
akan dapat diterima oleh calon konsumen. Pertimbangan akan produk yang
hendak dibuat, selain berdasarkan pada keinginan dan kemampuan pasar, juga
disesuaikan dengan kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki oleh
perusahaan. Dalam memilih strategi dan perencanaan terhadap produk ini,
• Penentuan ide dan seleksi ide
• Pembuatan desain awal produk
• Pembuatan prototif dan pengujian
• Implementasi
2. Rencana Kualitas
Dimensi kualitas suatu produk terdiri dari:
• Performance : Menyangkut aspek fungsional suatu produk yang
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam
membeli produk yang bersangkutan.
• Feature : Adalah aspek yang berguna untuk menambah fungsi dasar, yang
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangan.
• Realibility : Kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji
yang ditawarkan.
• Conformance : Berkaitan dengan tingkat spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Aspek ini merefleksikan
ketepatan antara produk dan standar yang telah ditetapkan.
• Durability : Refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan dan masa
pakai barang.
• Serviceability : karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan komponen,
kemudahan dan akurasi dalam pelayanan.
• Aesthetics : adalah karakteristik yang bersifat subjektif mengenai
nilai-nilai estetika yang disajikan dalam produk.
• Fit and Finish : sifat subjektif berkaitan dengan perasaan pelanggan
3. Rencana Proses Produksi
Proses produksi yang dipilih, disesuaikan dengan produk yang akan
dibuat. Selain itu, proses yang dipilih juga harus mempertimbangkan faktor-faktor
kualitas. Misalnya, untuk produk makanan atau obat-obatan, maka proses
produksi harus sangat memperhatikan faktor kebersihan dan higienitas, sebagai
contoh dalam industri farmasi ada peraturan yang disebut dengan CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik). Selain itu proses produksi juga harus memperhatikan
faktor efektivitas dan efisiensi. sehingga akan dapat menyampaikan produk sesuai
dengan keinginan konsumen, yaitu secara cepat dan tepat juga
mempertimbangkan efisiensi sumberdaya perusahaan.
4. Pemilihan Mesin dan Peralatan
Dalam merencanakan pemilihan terhadap mesin dan peralatan, harus
disesuaikan dengan produk yang akan dibuat, kapasitas produksi, proses produksi,
bahan yang akan digunakan, kemampuan tenaga kerja, sistem antrian,
kemungkinan pengembangan proses juga terhadap perkembangan teknologi
lanjutan.
5. Rencana Kapasitas
Kapasitas produksi direncanakan berdasarkan perkiraan permintaan
terhadap produk juga analisa terhadap kemampuan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan. Perencanaan kapasitas akan berpengaruh langsung terhadap level
pemesanan bahan baku dan inventori yang berhubungan dengan biaya-biaya
seperti pemesanan maupun biaya inventori serta menghadapi resiko rusak atau
kadaluarsa, khususnya untuk produk-produk yang berumur pendek seperti
6. Rencana Ruang dan Lay Out
Dalam merencanakan sebuah usaha, juga harus dipertimbangkan apakah
luas lahan akan mencukupi luas ruangan-ruangan yang dibutuhkan. Juga
pengaturan lay out yang diharapkan apakah akan mungkin dilaksanakan, dan
dengan mempertimbangkan rencana-rencana pengembangan yang mungkin terjadi
dikemudian hari. Luas dan lay out ruangan akan tergantung pada proses produksi
yang diinginkan. Ada dua tipe lay out yang selama ini umum digunakan di
Industri, yaitu:
1. Lay out proses, pada lay out tipe ini, mesin dan peralatan ditempatkan
berdasarakan proses yang memiliki fungsi yang sama.
2. Lay out Produk, dalamm lay out ini, mesin dan peralatan disususn
berurutan sesuai dengan proses produksi.
2.3.2. Aspek Pasar
Analisis aspek-aspek komersial (pasar) ini terdiri dari rencana pemasaran
output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang
dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger, 1986). Dari
sisi output, analisis pasar hasil proyek penting untuk meyakinkan bahwa terdapat
suatu permintaan yang efe ktif pada harga yang menguntungkan. Dari sisi input,
rencana-rencana harus dibuat diantaranya untuk meyakinkan adanya input,
saluran distribusi, kapasitas, kontinuitas, dan tingkat harga.
Inti dan tujuan dari aspek pemasaran adalah dapat memperkirakan juml ah
permintaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh usaha yang akan
dibangun ini. Karena dari perkiraan ini akan didapatkan perkiraan pendapatan
2.3.3. Aspek Sosial dan Ekonomi
Analisis aspek sosial dilakukan untuk menentukan apakah suatu proyek
yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial (Gittinger, 1986). Analisis sosial
berkaitan dengan pengaruh proyek terhadap kondisi sosial diantaranya seperti
kesempatan kerja, peningkatan kesejahteraan petani, dan dampaknya terhadap
lingkungan.
Analisis aspek ekonomi akan sangat bermanfaat dalam menilai kontribusi
usaha terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan dalam
penggunaan sumber-sumber daya yang dibutuhkan. Pada dasarnya analisis
kelayakan usaha dilakukan melalui dua pendekatan yaitu analisis finansial dan
analisis ekonomi. Analisis finansial meninjau dari sudut peserta proyek secara
individu sedangkan analisis ekonomi dari sudut masyarakat. Menurut Gittinger
(1986) terdapat tiga perbedaan penting yang harus diingat antara kedua analisis
tersebut, yaitu:
1. Dalam analisis ekonomi , pajak, dan subsidi dipelukan sebagai pembayaran
transfer, sedang dalam analisis finansial pajak dianggap sebagai biaya dan
subsidi sebagai hasil.
2. Dalam analisis finansial harga yang biasanya digunakan adalah harga
pasar dengan memperhatikan pajak dan subsidi, akan tetapi dalam analisis
ekonomi harga yang digunakan disesuaikan sehingga lebih mencerminkan
secara tetap nilai-nilai sosial dan ekonomi yang disebut sebagai harga
Pada analisis ekonomi, bunga modal tidak dikurangkan dari hasil bruto
karena merupakan bagian dari hasil terhadap modal yang tersedia untuk
masyarakat. Dalam analisis finansial, bunga yang dibayar kepada pihak penyedia
dana dari luar dikurangkan dari hasil bruto sehingga diperoleh gambaran arus
manfaat yang tersedia bagi pemilik modal
2.3.4. Aspek Finansial
Menurut Gittinger (1986) aspek-aspek finansial dari persiapan dan analisis
proyek menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek diusulkan
terhadap peserta. Dalam proyek-proyek pertanian, para peserta terdiri dari petani,
perusahaan swasta, koperasi, dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan utama dari
analisis finansial adalah menentukan insentif bagi orang-orang yang terlibat dalam
pelaksanaan proyek.
2.4. Umur Proyek
Pedoman untuk menentukan panjangnya umur proyek, antara lain:
1. Sebagai ukuran umum dapat diambil satu periode (jangka waktu) yang
kira-kira sama dengan umur ekonomis dari proyek. Yang dimaksudkan
dengan umur ekonomis suatu aset adalah jumlah tahun selama pemakaian
aset tersebut dapat meminimumkan biaya tahunannya.
2. Untuk proyek-proyek yang mempunyai investasi modal yang besar sekali,
lebih mudah untuk menggunakan umur teknis daripada umur-umur pokok
investasi. Untuk proyek-proyek tertentu umur teknis dari unsur-unsur
pokok investasi adalah lama, tetapi umur ekonomisnya dapat jauh lebih
pendek karena ketinggalan jaman akibat penemuan teknologi baru yang
3. Untuk proyek-proyek yang umurnya lebih lama dari 25 tahun dapat
diambil 25 tahun, karena nilai-nilai sesudah itu jika di discount dengan
discount rate sebesar 10 persen keatas, maka persent value-nya sudah
kecil sekali (Kadariah et al, 1999).
2.5. Penelitian Terdahulu
Kurniawan (2004) dalam penelitiannya tentang Kajian Manajemen
Teknologi dalam industri gula sebagai upaya menciptakan efisiensi dan daya
saing di pabrik gula Redjosarie Magetan, Jawa Timur menunjukkan bahwa
penerapan teknologi belum mengalami perubahan yang berarti sejak dahulu
sampai sekarang. Mesin yang digunakan sudah berumur lebih dari 30 tahun dan
struktur organisasi tidak mengalami penyesuaian dengan kondisi saat ini.
Kemampuan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan berada pada posisi dibawah
rata-rata perusahaan di Indonesia dan indikator transformasi yang dimiliki oleh
perusahaan tidak berpengaruh terhadap indikator kemampuan teknologi Pabrik
Gula Redjosarie. Hasil penilaian indikator-indikator dalam manajemen teknologi
dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensi pabrik relatif rendah. Hal yang sama juga
dapat dikatakan pada daya saingnya.
Romadona (2003), mengenai analisis biaya manfaat industri rumah tangga
pengolahan ayam pedaging di desa Kertawinangun kecamatan Cirebon Barat
menjelaskan bahwa biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh supplier
dan IRT hampir sama. Biaya tetapnya yaitu: sewa kandang/tempat, peralatan dan
penyusutan peralatan. Biaya variabel supplier meliputi pembelian ayam, bumbu,
bahan bakar, minyak goreng, pembungkus, tusuk sate dan tenaga kerja. Manfaat
IRT diperoleh dari penjualan ayam olahan siap konsumsi yang telah dipotong
secara komersial. Berdasarkan analisis finansial dan analisis sensitivitas dengan
tingkat suku bunga sebesar 12 persen, usaha supplier dan IRT pengolahan ayam
pedaging baik skala kecil, sedang maupun besar layak untuk dikembangkan.
Penelitian Sidauruk (2005) tentang perbandingan efektivitas biaya dan
kelayakan finansial industri kecil tahu di kota bogor. Berdasarkan hasil
perhitungan analisis finansial industri kecil tahu Bandung “Selaeman” dan tahu
Sumedang “Kelana Jaya” untuk skenario satu dan skenario dua dengan
menggunakan dua tingkat diskonto yaitu 14,67 persen dan 17,48 persen layak
untuk diusahakan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai NPV, Net B/C dan IRR yang
diperoleh memenuhi syarat kelayakan usaha.
Hasil analisis sensitivitas pada industri kecil tahu Bandung :Sulaeman”
dan tahu Sumedang “Kelana Jaya” menunjukkan bahwa kedua usaha tersebut
tidak peka terhadap adanya perubahan pada peningkatan harga input kedelai 10,5
persen maupun penurunan jumlah produksi sebesar 20 persen. Artinya apabila
terjadi penurunan harga input sebesar 10,5 persen dan terjadi penurunan produksi
sebesar 20 persen kedua usaha tahu tersebut tetap layak untuk dilakukan dengan
tingkat diskonto 14,67 persen dan 17,48 persen.
Penelitan Sidauruk memberikan gambaran mengenai perincian biaya yang
digunakan dalam analisa finansial pada penelitian penulis yang membandingkan
antara perincian biaya dengan penggunaan teknologi yang digunakan saat ini
dengan perincian biaya bila dilakukan penambahan teknologi berupa penambahan
Perkasa (2007), dalam penelitiannya mengenai pengaruh ketersediaan dan
fluktuasi harga bahan baku terhadap alokasi sumberdaya dan produksi kacang
garing PT. Garudafood, Cimahi Bandung menunjukkan bahwa fluktuasi dan
perubahan harga bahan baku dalam penelitiannya terlihat berpengaruh terhadap
biaya produksi dan menyebabkan keuntungan akan berubah tetapi belum dapat
mempengaruhi alokasi sumberdaya produksi lainnya.
Kondisi optimal perubahan harga bahan baku hanya berpengaruh terhadap
pendapatan keuntungan perusahaan akan tetapi belum dapat mempengaruhi
alokasi sumberdaya produksi dan pilihan produksinya. Akan tetapi alokasi
sumberdaya produksi dan pilihan produksi tersebut sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan bahan baku kacang tanah yang didapatkan perusahaan dan akan
berpengaruh juga pada pendapatan keuntungan yang akan diterima oleh
perusahaan.
Penelitian yang penulis lakukan pada usaha kecil pengolahan kacang
adalah melihat segi kelayakan secara teknis, pasar dan finansial. Penelitian
mengenai kelayakan ini dilakukan karena adanya penambahan mesin Vacuum
Frying untuk menambah kekurangan kapasitas produksi yang dilakukan oleh PD.
Barokah tanpa mengganggu proses pengolahan yang sedang berlangsung pada
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Biaya Manfaat
Tujuan dari analisis biaya manfaat adalah untuk memilih proyek yang
memberikan nilai tambah terhadap kebutuhan masyarakat luas, dengan
meningkatkan kemampuan untuk mengkonsumsi dan memberikan pandangan
yang lebih baik dari sebelumnya dalam menilai kegunaan suatu barang. Analisa
biaya manfaat memilih yang terbaik (lebih efisien) suatu proyek dari beberapa
alternatif yang ada (Hanley, 1993).
Tujuan analisis dalam analisis proyek harus disertai dengan
definisi-definisi mengenai biaya dan manfaat. Secara sederhana biaya adalah sesuatu yang
membantu tujuan (Gittinger, 1986). Biaya yang umumnya dimasukkan dalam
analisis usaha pertanian adalah biaya-biaya yang langsung berpengaruh langsung
terhadap suatu investasi, antara lain seperti biaya investasi dan biaya operasional.
Biaya investasi berupa untuk pengeluaran untuk pembangunan, kendaraan
operasional, pembelian mesin, peralatan dan biaya untuk menggantikannya. Biaya
operasinal merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan perusahaan
meliputi baiay bahan baku, upah tenaga kerja langsung, pemeliharaan, serta pajak.
Dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek yang dilaksanakan
digunakan kriteria investasi. Dasar penilain investasi adalah perbandingan antara
jumlah nilai yang akan diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan
manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaannya adalah berupa
tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek
Menurut Gittinger (1986), analisis biaya manfaat merupakan suatu analisis
yang ditujukan untuk melihat besarnya biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang
akan diterima pada suatu kegiatan ekonomi dalam proyek atau program. Analisis
ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan mengenai pengalokasian
sumberdaya yang langka. Ma nfaat suatu program adalah nilai tambah hasil dari
barang-barang ataupun jasa dan biaya proyek adalah nilai tambah sumberdaya riil
yang dimanfaatkan proyek. Secara sederhana suatu biaya diartikan sebagai segala
sesuatu yang mengurangi suatu tujuan sedangkan manfaat adalah segala sesua tu
membantu tujuan.
• Biaya (Cost)
Biaya proyek adalah apa saja yang mengurangi persediaan barang-barang
atau jasa-jasa konsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung sehubungan
dengan proyek. Biaya yang dimasukkan dalam perhitungan umumnya biaya-biaya
yang dapat dikuantifikasi. Biaya proyek terdiri dari biaya investasi dan biaya
operasional. Biaya investasi adalah biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal
kegiatan proyek dalam jumlah yang cukup besar. Biaya operasional merupakan
biaya yang dikeluarkan secara rutin dalam setiap tahun selama umur proyek.
Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Menurut Boediono (2003), biaya mencakup suatu pengukuran nilai
sumberdaya yang harus dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas yang bertujuan
mencari keuntungan. Berdasarkan volume kegiatan biaya dibedakan atas biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (Fixed cost) adalah banyaknya biaya yang
dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tetap pada volume
Komponen biaya tetap meliputi sewa, peyusutan, pajak dan sebagainya.
Biaya jenis ini selamanya sama atau tidak berubah dalam hubungannya dengan
jumlah satuan yang diproduksi. Komponen biaya variabel meliputi biaya-biaya
sepeti bahan baku, tenaga kerja langsung dan sebagainya. Jenis biaya ini
jumlahnya bertambah sesuai dengan bertambahnya volume produksi sehingga
biaya-biaya persatuannya cenderung berubah pula.
• Manfaat atau Penerimaan (Benefit)
Secara ekonomis, manfaat atau benefit diartikan sebagai hasil kali total
kualitas output dari suatu proses produksi dengan harga yang dibentuk di pasar
yang dinyatakan dalam satuan mata uang tertentu (Sukirno,2003). Menurut
Boediono (2003), penerimaan (revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil
penjualan outputnya. Adapun konsep revenue yang paling penting adalah sebagai
berikut: (1) Total Revenue yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan
outputnya, (2) Average Revenue yaitu penerimaan produsen per unit output yang
dijual dan (3) Marginal Revenue yaitu kenaikan dari total revenue yang
disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output.
Menurut Gittinger dalam Maryanto (2006) manfaat proyek dapat dibagi ke
dalam tiga bagian yaitu:
1. Direct benefit, dapat berupa kenaikan dalam output fisik atau kenaikan nilai
output yang disebabkan diantaranya oleh adanya perbaikan kualitas, perubahan
lokasi, perubahan dalam waktu penjualan, dan penurunan kerugian, selain itu juga
berupa penurunan biaya.
2. Indirect benefits atau secondary benefits suatu proyek adalah benefit yang
3. Intangible benefits, yaitu benefit yang sulit dinilai dengan uang, diantaranya
adalah seperti perbaikan hidup, perbaikan pemandangan karena adanya suatu
taman, perbaikan distribusi pendapatan, integrasi nasional, dan pertahanan
nasional.
3.1.2. Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial adalah suatu analisis yang membandingkan
antara biaya-biaya dengan manfaat (benefit) untuk menentukan apakah suatu
proyek akan me nguntungkan selama umur proyek. Mengingat waktu
mempengaruhi nilai uang, maka untuk membandingkan nilai uang yang berbeda
waktu keluarannya dan penerimaannya perlu dilakukan penyamaan nilai uang
melalui pemotongan (discounting), metode ini disebut metode arus tunai
terpotong atau discount cash flow, menurut Gittinger (1986) diskonto merupakan
suatu teknik yang dapat “me nurunkan” manfaat yang diperoleh di masa yang akan
datang dan arus biaya menjadi “nilai biaya pada masa sekarang”.
Sehubungan dengan metode discounted cash flow, terdapat beberapa
kriteria penilaian suatu investasi, yaitu:
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) merupakan nilai sekarang dari arus tambahan
manfaat bagi pelaksanaan proyek, dihitung berdasarkan tingkat diskonto. NPV
dari suatu proyek merupakan nilai bersih sekarang arus kas tahunan setelah pajak
dikurangi dengan pengeluaran awal.
Suatu proyek dikatakan layak atau bermanfaat untuk dilaksanakan jika
NPV proyek tersebut lebih besar atau samadengan nol (NPV > 0). Jika nilai NPV
hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan). Jika nilai NPV lebih kecil
daripada nol (NPV < 0 ), maka proyek tersebut tidak dapat menghasilkan senilai
biaya yang dipergunakan hal tersebut menunjukkan bahwa proyek tersebut tidak
layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, sumberdaya yang digunakan dalam
proyek tersebut sebaiknya dialokasikan pada kegiatan atau proyek lain yang lebih
menguntungkan.
2. Internal rate of return (IRR)
Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat suku bunga yang
menjadikan manfaat bersih sekarang sama dengan nol. Tingkat suku bunga
tersebut merupakan tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh
proyek untuk sumber daya yang digunakan. Tujuan perhitungan IRR adalah untuk
mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya dan
menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman.
Suatu proyek dikatakan layak jika nilai IRR yang diperoleh proyek
tersebut lebih besar dari tingkat diskonto. Sedangkan jika nilai IRR yang
diperoleh lebih kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan. Penerapan metode ini lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan
penerapan metode NPV, karena dalam hal tertentu terdapat kemungkinan
dihasilkannnya nilai IRR yang lebih dari satu yang dapat membuat nilai NPV
Gambar 2. Grafik Hubungan Antara NPV dan Tingkat Suku Bunga
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio)
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio) merupakan angka perbandingan
nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Perhitungan
ini digunakan untuk melihat berapa kali lipat manfaat yang akan diperoleh dari
biaya yang dikeluarkan.
Nilai Net B/C yang lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), menunjukkan
bahwa manfaat yang akan diperoleh dari suatu proyek lebih kecil dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan. Proyek semacam ini tidak layak untuk
dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai Net B/C lebih besar atau sama dengan satu
(Net B/C > 1) berarti proyek tersebut layak untuk dijalankan atau menguntungkan
untuk diusahakan
4 . Pengembalian Investasi (Payback Period )
Payback Period (PBP), merupakan kriteria tambahan dalam analisis
kelayakan untuk melihat periode waktu yang diperlukan dalam melunasi seluruh
pengeluaran investasi. Masa pengembalian investasi diartikan sebagai waktu yang
dibutuhkan agar jumlah penerimaan sama dengan jumlah investasi atau biaya. Suku Bunga (%)
NPV (Rp)
0
Pada awal pelaksanaan proyek, umumnya pendapatan yang diterima oleh
pelaksana proyek masih menunjukkan nilai yang negatif, karena pada awal
pelaksanaan suatu proyek biasanya dilakukan investasi yang memerlukan biaya
yang cukup besar. Maka, perlu dilakukan suatu analisis untuk melihat jangka
waktu dalam pelaksanaan proyek yang dapat menutupi nilai negatif pada awal
proyek tersebut.
3.1.3. Analisis Sensitivitas
Tujuan dari analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi
dengan hasil analisis proyek jika ada kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan biaya atau manfaat. Dalam analisis kepekaan setiap kemungkinan
harus dicoba, yang berarti bahwa setiap kali harus diadakan analisis kembali. Hal
ini diperlukan karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang
mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang terjadi di waktu yang akan
dating. Pada proyek-proyek pertanian, perubahan-perubahan yang perlu mendapat
perhatian adalah: (1) Perubahan harga jual produk; (2) Keterlambatan pelaksanaan
proyek; (3) Kenaikan biaya dan (4) Perubahan volume poduksi.
Variabel harga jual produk dan biaya dalam analisis finansial diasumsikan
tetap setiap tahunnya. Walaupun dalam keadaan nyata kedua variabel tersebut
dapat berubah sejalan dengan pertambahan waktu. Analisis sensitivitas dilakukan
untuk melihat sampai berapa persen penurunan harga atau kenaikan biaya yang
terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi, yaitu dari layak