• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanggung Jawab Produsen Obat Generik Terhadap Kerugian Konsumen (Studi Di Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tanggung Jawab Produsen Obat Generik Terhadap Kerugian Konsumen (Studi Di Kota Medan)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB PRODUSEN OBAT GENERIK

TERHADAP KERUGIAN KONSUMEN

(STUDI DI KOTA MEDAN)

TESIS

Oleh :

(2)

TANGGUNG JAWAB PRODUSEN OBAT GENERIK TERHADAP KERUGIAN KONSUMEN melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat pengadaan obat sangat penting, hal ini sejalan dengan ketentuan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Obat sebagai salah satu alat penyembuh sangat dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, karena selain menjadi salah s a t u me d i a d i an t a r a a l t e rn a t if te h no log i ya n g ad a , ob a t jug a m e r up a k an intervensi yang paling banyak digunakan untuk menyembuhkan kebanyakan penyakit, bahkan sering merupakan terapi yang tepat dan lebih murah. Obat generik yang termasuk dalam golongan obat babas terbatas merupakan salah satu jenis obat dari beberapa jenis obat yang beredar di Indonesia. Dalam pelaksanaan pendistribusian obat generik untuk sampainya obat generik dari tangan produsen/pabrikan kepada konsumen tidak langsung bisa terjadi, melainkan harus melalui beberapa jalur yang antara lain adalah agen dan atau apotek selaku pelaku usaha lainnya. Hal tersebut tidak tertutup kemungkinan dapat menimbulkan cacat pada produk (obat generik) yang akhirnya ketika dikonsumsi oleh konsumen akan menimbulkan kerugian bagi konsumen. Secara umum masalah tanggung jawab produk (product liability) telah diatur dalarn U n d a n g - u n d a n g P e r l i n d u n g a n K o n s u m e n , y a n g m e n g i g i n k a n a g a r produsen/pelaku usaha memeperhatikan mutu dan kualitas produknya sebelum dipasarkan kepada konsumen, hal ini guna memberikan jaminan/perlindungan kepada konsumen. Namun sayangnya dalam perakteknya ketika terjadi kerugian kepada konsumen yang diakibatkan oleh suatu produk masih terdapat kesulitan yang dialamu oleh konsumen dalam meminta ganti kerugian, mengingat panjangnya jalur distribusi yang ada sehingga tidak diketahui secara pasti kepada pelaku usaha mana konsumen yang dirugikan tersebut menuntut ganti kerugian, dan hal itu belum diatur secara jelas.

Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang bersifat deskriptis analitis, yang lokasi penelitiannya di Kota Medan dan responden ditetapkan secara purposive yaitu 1 (satu) perusahaan Farmasi (PT.Kimia Farma) 10 (sepuluh) apotek dan 20 (duapuluh) konsumen obat generik. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan baik itu terhadap bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tertier, sedangkan data primer diperoleh melalui wawancara dengan produsen, apotek

(3)

dan konsumen obat generik serta dilengkapi dengan hasil wawancara dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), Lembaga Advokasi Konsumen Indonesia (LAKI) serta Dinas Kesehatan Kota Medan.

H a s i l p e n e l i t i a n d i p e r o l e h g a m b a r a n , b a h w a d a l a m p e l a k s a n a a n p e m b a g i a n t a n g g u n g j a w a b a n t a r a s a t u p e l a k u u s a h a d e n g a n p e l a k u u s a h a lainnya terhadap kerugian konsumen secara khusus memang belum ada diatur d a l a m s u a t u p e r u n d a n g - u n d a n g a n . N a m u n d e n g a n a d a n y a U n d a n g - u n d a n g Perlindungan Konsumen maka pengaturan perlindungan konsumen dibidang obat generik juga tunduk dalam Undang-undang tersebut. Agen dan apotek juga bertanggung jawab dalam terjadinya kerugian yang diaiami oleh konsumen yang diakibatkan obat generik namun tanggung jawab agen hany a sebatas sebagai penerima kuasa yang bertindak untuk dan atas nama produsen/pabrikan yang hanya dapat digugat dan bertanggung jawab secara tanggung renteng dengan produsen. Apotek yang menjadi media untuk sampainya obat generik kepada konsumen juga mempunyai tanggung jawab tersendiri terhadap kerugian yang dialami oleh konsumen. Tanggung jawab mana dapat berupa tanggung jawab secara pribadi, yakni jika apotek tidak menjalankan kewajibannya sebagaimana m e s t i n y a a t a u k a r e n a a p o t e k m e l a k u k a n k e s a l a h a n a t a u k e l a l a i a n d e n g a n menjual obat generik yang sudah kadaluarsa. Apotek juga dapat bertanggung j a w a b s e c a r a r e n t e n g d e n g a n p r o s u s e n a p a b i l a k e r u g i a n y a n g d i a l a m i o l e h konsumen menurut hasil pemeriksaa (dapat dibuktikan) bukan karena kesalahan atau kelalaian apotek, melainkan semata-mata karena kesalahan produk (obat generik).Perlindungan hukum bagi konsumen yang menggunakan obat generik yang diberikan produsen sampai saat ini berupa jaminan ganti kerugian akibat kesalahan atau kelalaian yang telah dilakukan oleh produsen atau pelaku usaha. Jaminan tersebut sesuai dengan UUPK tepatnya Pasal 19 serta peraturan atau kebijakan lain yang ada dalam perusahaan farmasi.

(4)

THE RESPONSIBILITY OF GENERIC DRUGS PRODUCER FOR CONSUMER LOSS

Basicly, the governor realize at all the very important meaning of health reaching perfect human resources, thus to execute society health service, preparation for stock of drugs is the important things, as according to the law No.23 1992 about health. Being one of healer units, drugs is needed for health service for people, 'cause besides being one of medium alternative existing, drugs is the most intervention used for healing disease, sometimes it's the most precise and cheaper. Generic drugs are classified as free limited drugs circulated in Indonesia. In distribution process, distribution drugs from producer / factory to the customer is not allowance to be direct process, but it must be keeping by agent or apotek for other effort. Thus, possibility its could be made defect for it (generic drugs) at least using it will take the consumer loss. Generally, product liability problem have been arranged in consumer laws protection, in which needs the producer taking care off quality of product before used by consumer, its needed to give protection to consumer, but, reality, consumer finding difficulties to asking fir indemnation for their loosing, it is caused by distribution channel is too long, so that consumer didn't know where the drugs getting damage, and this case haven't arranged obviously.

To answer the case above, Descriptive analysis research, locating in Medan, and respondent for this research specified with purposive method, that is one of Pharmacy factory (PT. KIMIA FARMA), 10 apotic and 20 consumer odd generic drugs. Second data taken from librarian research include primer law materials, second law materials or tertier, and the primer data taken from interview with producer, apotic, and consumer of generic drugs and completed by result of interview with Medicine food and health observatory Institution ( BPOM ) Consumer Dispute Solving Institution ( BPSK ), Indonesian Consumer Advocate Institution, and Medan Health Institution.

(5)

as private responsibility if they didn't do their obligation properly or they make, trouble or negligence selling used up period generic drugs. Aphotec also responsible account to related to consumer if they could prove that consumer loss caused by the drugs it self. Law protection for consumer using generic drugs this moment is in the form of indemnation for producer's trouble and negligence. The guarantee as according to UUPK, section 19 and also other policy or regulation existing in Pharmacy Company.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional dan pemberdayaan psikologis terhadap kinerja karyawan dengan kreativitas

Untuk merakit varietas unggul baru dari set ge- notipe yang digunakan dalam penelitian ini genotipe- genotipe yang berasal dari gerombol I, II, III, IV, dan VII

Apakah ada pengaruh yang signifikan penerapan manajemen risiko dengan indikator rasio keuangan CAR, ROA, NPL, BOPO, dan LDR secara simultan terhadap kinerja laba

eksperimental yang menggunakan pre dan post test dengan 15 orang dewasa untuk kelompok kontrol dan 15 orang dewasa untuk kelompok eksperimen, yang bertujuan menentukan

A vizsgált mutatók alapján a telepeket rangsoroltuk az SRD (Sum of Ranking Difference) módszerrel.. Az SRD módszert Héberger (2010) fejlesztette ki, és a módszer

Bagaimana mengembangkan aplikasi berdasarkan kebutuhan layanan informasi masyarakat akan lokasi dan rute terdekat menuju rumah sakit berasuransi Jamsostek dan Askes

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi berbasis mobile untuk mencari lokasi gereja dan informasi-informasi gereja seperti jadwal ibadah, jenis ibadah,

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahman rahim-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Aplikasi Model Amtsilati dalam Pembelajaran Kitab