• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Kerja Pembuka/Penutup Pintu Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroler AT89s51 Dengan Phototransistor IC TSOP 1738 Sebagai Penerima Gelombang Inframerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prinsip Kerja Pembuka/Penutup Pintu Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroler AT89s51 Dengan Phototransistor IC TSOP 1738 Sebagai Penerima Gelombang Inframerah"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP KERJA PEMBUKA/PENUTUP PINTU JARAK JAUH

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN

PHOTOTRANSISTOR IC TSOP 1738 SEBAGAI

PENERIMA GELOMBANG INFRAMERAH

TUGAS AKHIR

NETTY DAMAIYANTI PAKPAHAN

052408020

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PRINSIP KERJA PEMBUKA/PENUTUP PINTU JARAK JAUH

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN

PHOTOTRANSISTOR IC TSOP 1738 SEBAGAI

PENERIMA GELOMBANG INFRAMERAH

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

NETTY DAMAIYANTI PAKPAHAN

052408020

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PRINSIP KERJA PEMBUKA/PENUTUP PINTU JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN

PHOTOTRANSISTOR IC TSOP 1738 SEBAGAI PENERIMA GELOMBANG INFRAMERAH

Kategori : LAPORAN TUGAS AKHIR

Nama : NETTY DAMAIYANTI PAKPAHAN Nim : 052408020

Prog. studi : D3 FISIKA INSTRUMENTASI Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2008

Diketahui

Ketua Program Studi Pembimbing D3 Fisika Instrumentasi

(4)

PERNYATAAN

PRINSIP KERJA PEMBUKA/PENUTUP PINTU JARAK JAUH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN PHOTOTRANSISTOR

IC TSOP 1738 SEBAGAI PENERIMA GELOMBANG INFRAMERAH

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya

Medan, Juli 2007

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Kasih dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat, materi dan berupa sumbangan pikiran. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih teristimewa kepada Ayahanda tercinta Hrs. Pakpahan dan Ibunda tersayang T br Simanjuntak yang tetap setia dan sabar di dalam memperjuangkan penulis hingga sampai saat ini. Biarlah Tuhan Yang Maha Pengasih yang melihat semua tangisan suka dan duka mereka dalam memperjuangkan penulis. Dan semoga anakmu ini berguna bagi nusa dan bangsa. Serta saudara-saudara (B’Tonny, K’Sonti, B’Berman, K’Melati, D’mida dan D’jamot) yang telah banyak memberikan doa dan motivasi kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada:

1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan FMIPA Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Syahrul Humaidi, M.Sc, selaku ketua Program Studi D3 Fisika Instrumentasi

3. Bapak Drs. Wilfried Lubis, M.Sc, selaku dosen pembimbing pada penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, yang telah memberikan panduan dan perhatian kepada penulis untuk menyempurnakan laporan tugas akhir ini. 4. Staff pengajar dan pegawai pada jurusan Fisika Instumentasi

5. Teman-teman penulis khusus stambuk 2005 yang banyak memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

6. B’Briyan Fisika ’03 yang banyak memberikan bantuan serta masukan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Personil Kelompok ”AGAPE” (K’Rika, Lionna, Nuri, Maria, Ruth) dan sahabatku Serta dan Steffi, yang setia menemani penulis dalam suka dan duka dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk Kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang selalu siap membantu dalam meyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

ABSTRAK

(7)

DAFTAR ISI

1.5 Sistematika Penulisan 3

BAB 2 LANDASAN TEORI PEMBUKA/PENUTUP PINTU JARAK JAUH 5 2.1 Prinsip kerja pembuka/penutup pintu 5

2.2 Sinar Infra Merah 6

2.2.1 Phototransistor (IC TSOP 1738) 9

2.3 Mikrokontroller AT89S51 11

2.3.1 Kontruksi AT89S51 13 3.1 Perancangan Power Supply (PSA) 29 3.2 Perancangan Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 30 3.3 Perancangan Rangkaian Penerima Infra Merah 31 3.4 Perancangan Rangkaian Driver Motor Stepper 33

3.5 Diagram alir Program 34

3.6 Perancangan Program 35

(8)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 46

5.1 Kesimpulan 46

5.2 Saran 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Diagram Blok Sistem pembuka/penutup pintu jarak jauh 5 Gambar 2.2 Spektrum Elektromagnetik 7

Gambar 2.3 Carrier pada data 8

Gambar 2.4 Inti Elektron Dalam Atom 10 Gambar 2.5 Bentuk Fisik Fototransistor dan Simbol phototransistor 11 Gambar 2.6 IC Mikrokontroler AT89S51 15 Gambar 2.7 (a) Bentuk Pulsa Keluaran dari Driver Motor Stepper 18 Gambar 2.7. (b) Penerapan Pulsa Driver Pada Motor Stepper dan Arah

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

(11)

ABSTRAK

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pengendali jarak jauh (remote control sudah banyak dibuat dan digunakan

oarang, misalnya untuk menghidupkan mematikan TV, AC, dll. Prinsip seperti ini

ingin digunakan untuk membuka/menutup pintu dari jarak relatif jauh.

Untuk ini ingin dibuat satu prototipe pembuka/penutup pintu yang diharapkan

dapat bekerja dalam jarak maksimal 30meter dari pengendali, yang akan

memancarkan sinar pengendali. Namun dalam hal ini, yang akan dibahas adalah

bagian penerima sinar kendali, sampai proses kerja motor yang akan

membuka/menutup pintu

Alasan mengapa orang menggunakan alat ini adalah, user friendly. Dengan

demikian pengguna tidak perlu susah-susah membuka/menutup pintu lagi. Tetapi

dalam hal keamanan adakalanya setiap orang membutuhkan sebuah kamar/ruangan

pribadi, dimana dalam kamar/ruangan tersebut disimpan peralatan-peralatan,

benda-benda atau apapun yang pemilik tidak ingin orang lain melihat atau mengambilnya.

Sehingga dengan demikian pemilik tidak menginginkan satu orang pun selain dia

(13)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka dalam laporan

Tugas akhir ini akan dibuat sebuah prototipe pembuka pintu jarak jauh yang dapat

dibuka dengan menggunakan Phototransistor sebagai sensor infra merah, jika ada

orang yang akan keluar/masuk melalui pintu tersebut, maka orang tersebut harus

menekan tombol pemancar terlebih dahulu untuk dapat membuka pintu, sehingga

hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memasuki ruangan tersebut.

Pada alat ini akan digunakan sebuah mikrokontroler AT89S51, sebuah motor,

sebuah rangkaian pemancar infra merah dan sebuah rangkaian penerima infa merah.

Mikrokontroler AT89S51 sebagai otak dari system yang berfungsi menerima sinyal

dari pemancar dan menggerakkan motor untuk membuka/menutup pintu. Motor yang

akan digunakan adalah motor stepper yang dapat diatur perputarannya (dapat berputar

kekanan/kekiri) sehingga dapat mengendalikan pergerakan pintu (membuka dan

menutup). Pintu akan terbuka secara otomatis apabila ada penekanan tombol untuk

mengirimkan data melalui infra merah

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami prinsip kerja phototransistor (IC TSOP 1738) sebagai penerima

sinar infra merah.

2. Memahami prinsip kerja Mikrokontroller AT89S51 sebagai tempat

pemprosesan data dari pemancar ke penerima.

(14)

1.4 Batasan Masalah

Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dibatasi pada:

1. Studi cara kerja rangkaian penerima yang meliputi diagram blok dan

menguraikan secara umum fungsi dari masing-masing komponen utama dalam

blok tersebut.

2. Penerima yang digunakan adalah phototransistor atau IC TSOP 1738.

3. Mikrokontroler yang digunakan yaitu AT89S51, jadi hanya mikrokontroler ini

yang akan diuaraikan cara kerjanya dan cara pemogramannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari rangkaian penerima,

maka penulis menulis laporan ini sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah maksud dan tujuan

dari penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB 2. LANDASAN TEORI SISTEM PENERIMA

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian.Teori pendukung itu

antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 (hardware dan software),

bahasa program yang digunakan, serta cara kerja dari rangkaian

(15)

BAB 3. PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Dalam bab ini meliputi perancangan rangkaian penerima infra merah

dan program penerima yang digunakan.

BAB 4. PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkian penerima dan

cara kerja dari rangkaian.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan yang

didapat setelah merakit proyek ini dan saran yang diberikan demi

kesempurnaan dan pengembangan proyek ini pada masa yang akan

(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI PEMBUKA/PENUTUP PINTU JARAK JAUH

2.1 Prinsip kerja pembuka/penutup pintu

Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu bagaimana

cara merancang alat yang akan di buat sesuai dasar teori. Sebelum merancang suatu

sistem atau rangkaian terlebih dahulu membuat blok diagramnya.

pintu Motor stepper Driver stepper motor

A T 8 9 S 5 1 Penerima Infra Merah

Sinar infra merah

Gambar 2.1 Diagram Blok Sistem pembuka/penutup pintu jarak jauh

Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk

menjelaskan cara kerja dari suatu sistem dan memudahkan untuk melokalisir kesalahan

(17)

Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkian dan merancang

hardware yang akan dibuat secara umum. Diagram merupakan pernyataan hubungan

yang berurutan dari suatu atau lebih komponen yang memiliki kesatuan kerja tersendiri,

dan setiap blok komponen mempengaruhi komponen lainya.

2.2 Sinar Infra Merah

Inframerah adalah

Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang

gelombang antar

berarti “bawah merah”, berasal dari bahasa latin infra yang berarti bawah. Memiliki

panjang gelombang lebih dari cahaya nampak dan kurang dari mikrogelombang, yaitu

diantara 0,75 mikrometer dan 1000 mikrometer. Gelombang inframerah dan milimeter

dapat digunakan dengan meluas sebagai saluran komunikasi jarak dekat seperti

penggunaan alat kawalan jarak jauh (remote control) bagi televisi, radio dan sebagainya.

Infrared merupakan sebuah cahaya pada panjang gelombang yang titik puncaknya berada

di luar respon mata manusia adalah merupakan cahaya yang mempunyai banyak

Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan

rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan

spectrum dari berbagai panjang gelombang. Sinar infra merah mempunyai panjang

(18)

Spektrum sinar matahari terdiri dari sinar tampak dan sinar tidak tampak. Dimana

sinar tampak meliputi: merah, orange, kuning, hijau, biru, dan ungu. Sinar yang tidak

tampak antara lain: sinar ultraviolet, sinar – X, sinar gamma, sinar kosmik, microwave,

gelombang listrik dan sinar inframerah. Gelombang elektromagnetik diantara sinar

tampak dan sinar microwave dinamakan sinar inframerah, dengan karakteristik adalah

tidak kasat mata atau tidak terlihat, bersifat linier atau menyebar, refraktif atau dapat

dipantulkan dan dapat diserap oleh beberapa obyek. Dibawah ini terdapat gambar

berdasarkan pembagian panjang gelombang, yaitu:

Gambar 2.2 Spektrum Elektromagnetik

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah panjang

gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah

infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 μm – 50 μm atau pada

(19)

Gelombang elektromagnetik diantara sinar tampak dan sinar microwave

dinamakan sinar inframerah, dengan karakteristik adalah tidak kasat mata atau tidak

terlihat, bersifat linier atau menyebar, refraktif atau dapat dipantulkan dan dapat diserap

oleh beberapa obyek.

Pada dasarnya, data yang dikirimkan oleh suatu remote disertai dengan carriernya

hal ini dimaksudkan supaya data dapat ditransmisikan untuk mencapai jarak yang lebih

jauh, pada 38 KHz. Sinyal high yang dikirimkan oleh remote control ditumpangkan pada

Carrier sebesar 38 KHz sehingga sebetulnya di dalam pulsa high tersebut terdapat

pulsa-pulsa kecil dengan frekuensi yang lebih tinggi.

Dalam hal ini digunakan IC TSOP 1738 sebagai penerima infra merah dari

remote control. Akan tetapi tentu saja memerlukan piranti lain supaya data yang

dikirimkan dapat diterima oleh mikrokontroller sebagai suatu data digital Untuk itu,

sebelum data tersebut diterima oleh mikrokontroller maka carriernya harus dihilangkan,

supaya data dapat diolah dengan baik, selain itu tentunya sinyal juga harus dikuatkan

(20)

diterima oleh TSOP 1738 kemudian dilewatkan ke sebuah High Pass Filter (HPF) yang

dibentuk di mana frekuensi yang dilewatkan oleh HPF. Hal ini memenuhi rumus :

RC

π

2 1

Fo =

Lalu sinyal yang cukup kuat tersebut difilter oleh sebuah Low Pass Filter (LPF) yang

dibentuk oleh resistor dan capasitor di mana frekuensi yang dilewatkan oleh LPF

(dengan rumus yang sama) ini sekitar 38 KHz kebawah.

Jadi sinyal carrier yang dibawa oleh data tersebut sudah hilang. Sebab, dengan

sebuah HPF dan LPF akan terbentuk suatu Band Pass Filter dengan range frekuensi yang

dilewatkan adalah 40 Hz – 38 KHz, sehingga untuk frekuensi yang berada di atas dan di

bawah renge frekuensi tersebut tidak akan dilewatkan.

2.2.1 Phototransistor (IC TSOP 1738)

Daerah N pada saat dibias maju Selama perubahan energi ini, elektron akan

dibangkitkan, sebagian akan diserap oleh bahan semikonduktor dan sebagian lagi akan

dipancarkan sebagai energi cahaya. Tingkatan energi dari elektron dalam atom

dinyatakan dengan persamaan dibawah ini:

Eg =

λ

hc

dimana:

Eg adalah energi dalam elektron volt

c adalah kecepatan cahaya

λ adalah panjang gelombang

(21)

Teori pita energi dapat menerangkan sifat konduksi listrik suatu bahan. Pita energi terdiri

atas dua jenis yaitu:

1. Pita valensi (terisi penuh oleh 2N elektron di mana N adalah jumlah atom suatu

bahan)

2. Pita konduksi (terisi sebagian elektron atau kosong)

Di antara pita valensi dan pita konduksi terdapat celah energi yang layak tidak boleh

terisi elektron. Hal ini dapat dilihat pada gambar

Pita valensi Pita konduksi

Eg = energi gav celah energi

Gambar 2.4 Inti Elektron Dalam Atom

Phototransistor adalah merupakan sebuah transistor yang akan saturasi pada saat

menerima sinar infrared dan cut off pada saat tidak ada sinar infrared. IR Module adalah

sebuah rangkaian yang terdiri dari sebuah phototransistor dan filter yang terbentuk dalam

satu modul di mana collector dari phototransistor adalah merupakan output dari modul

ini. Pada saat phototransistor cut off maka tidak terjadi aliran arus dari collector menuju

ke emitter sehingga collector yang merupakan output dari IR Module akan berkondisi high. Apabila phototransistor saturasi maka arus mengalir dari collector ke emitter dan

output dari IR Module akan berkondisi low.

Simbol suatu photo transistor, terlihat bahwa basis dalam keadaan terbuka. Ini

(22)

sensitivitas cahayanya dapatdikendalikan melalui tahanan basis yang variabel (basereturn

transistor), tetapi basis biasanya dibiarkan terbukauntuk mendapatkan sensitivitas yang

maksimum untukdiberi cahaya. Makin tinggi sensitivitas dari suatu photo transistor,

kecepatannya makin rendah.

Bentuk fisik fototransistor simbol fototransistor

Gambar 2.5 bentuk Fisik Fototransistor dan simbol phototransistor

Rangkaian ini berfungsi sebagai sensor penerima cahaya infra merah yang

dipancarka oleh rangkaian sumber cahaya infra merah. Rangkaian ini mempunyai

komponen utama adalah foto transistor sebagai penerima cahaya dari LED infra merah.

Foto transistor ini sudah dilengkapi dengan rangkaian band pass filter yang hanya

melewatkan frekuensi antar 30 kHz sampai 50 kHz saja.

2.3 Mikrokontroler AT89S51

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program

aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka, dan lain sebagainya), Microcontroller

hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada

perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan

ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang

(23)

ROM yang kecil. Sedangkan Pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya

yang besar artinya program control disimpan dalam ROM yang ukurannya relatif lebih

besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sederhana sementara,

termasuk register-register yang digunakan pada Microcontroller yang bersangkutan.

Microcontroller AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran

Atmel. Jenis Microcontroller ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data

per bit ataupun data 8 bit secara bersamaan.

Pada prinsipnya program pada Microcontroller dijalankan bertahap, jadi pada

program itu sendiri terdapat beberapa set instruksi dan tiap instruksi itu dijalankan secara

bertahap atau berurutan.

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh microcontroller AT89S51 adalah sebagai

berikut :

Sebuah Central Processing Unit 8 bit

Osilatc : internal dan rangkaian pewaktu

RAM internal 128 byte

Flash memori 4 Kbyte

Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi internal)

Empat buah programable port I/O yang masing-masing terdiri dari delapan buah jalur

I/O

Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART

Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmatika dan operasi logika

Kecepatan dalam melaksanakan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12

(24)

2.3.1 Kontruksi AT89S51

Mikrokontroller AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

kristal serta catu daya 5 volt. Kapasitor 10 micro-fard dan resistor 10 kilo Ohm dipakai

untuk membentuk rangkaian riset. Dengan adanya rangkaian riset ini AT89C4051

otomatis diriset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi

maksimum 24MHz dan kapasitor 30 mikro-farad dipakai untuk melengkapi rangkaian

oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja Microcontroller. Memori

merupakan bagian yang sangat penting pada Microcontroller. Microcontroller memiliki

dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan

catu daya. Sesuai dengan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan

program ini dinamakan sebagai memori program. Ada berbagai jenis ROM. Untuk

Microcontroller dengan program yang sudah baku dan diproduksi secara massal, program

diisikan kedalam ROM pada saat IC Microcontroller dicetak dipabrik IC. Untuk

keperluan tertentu Microcontroller menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau

Programble-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PROM (PEROM). Dulu banyak

UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal

dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Random Access Memory (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu

daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai

(25)

Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah flash

PEROM, program untuk mengendalikan Microcontroller diisikan ke memori itu lewat

bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89C4051 flash PEROM Programmer. Memori

data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 kilo byte meskipun hanya kecil

saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.

AT89S51 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver/Transmiter) yang

biasa dipakai untuk komunikasi data secara seri. Jalur untuk komunikasi data seri (RXD

dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P1.0 dan P1.1. pada kaki nomor 2 dan 3,

sehingga kalau sarana input/output bekerja menurut fungsi waktu. Clock penggerak

untaian pencacah ini bisa berasal dari oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar

lewat T0 dan T1/T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5

tidak bisa dipakai untuk jalur input/output paralel kalau T0 dan T1 dipakai.

AT89S51 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya adalah

sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini berhimpitan

dangan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai sebagai jalur input/output paralel kalau

INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.

Port1 dan 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan yang secara

(26)

2.3.2 Pin-Pin pada Microcontroller AT89S51 Deskripsi pin-pin pada Microcontroller AT89S51 :

Gambar 2.6 IC Mikrokontroler AT89S51

VCC (Pin 40) Suplai tegangan

GND (Pin 20 ) Ground

Port 0 (Pin 39-Pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun

penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port

ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah

sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.

Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, por ini akan mempunyai

internal pull up.

Pada saat flash progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat

verifikasi program.

(27)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat

mengaksememori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan

mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull

up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini

dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.

5. Port 3 (Pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut

Tabel 2.1 Fungsi Masing-masing Pin pada Port 3 Mikrokontroler

Nama Pin Fungsi Alternatif

P3.0 (pin 10) RXD Untuk menerima data port serial P3.1 (pin 11) TXD Untuk mengirim data port serial

P3.2 (pin 12) INT0 Interupsi Eksternal waktu pencacah 0

P3.3 (pin 13) INT1 Interupsi Eksternal waktu pencacah 1

P3.4 (pin 14) T0 Input Eksternal waktu pencacah 0 P3.5 (pin 15) T1 Input Eksternal waktu pencacah 1

P3.6 (pin 16) WR Jalur menulis memori data eksternal

P3.7 (pin 17 ) RD Jalur membaca memori data eksternal

6. RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

7. ALE/PROG (pin 30)

Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat

selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG)

selama memprogam Flash.

(28)

Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal

9. EA (pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan

menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika

kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada memori

internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt.

10. XTAL1 (pin 19)

Input untuk clock internal

11. XTAL2 (pin 18)

Output dari osilator

2.4 Driver Motor stepper

Motor stepper yang digunakan pada contoh ini bertipe hibrid unipolar, memiliki empat

fasa dan panjang langkah sebesar 1,80 per langkahi. Motor diharapkan dapat berputar

dalam dua arah dan memiliki dua kecepatan. Karena itu diperlukan pengendali motor

stepper yang memiliki empat keluaran pulsa dengan kemampuan dua arah perputaran dan

dua macam frekuensi pulsa guna mengatur kecepatan motor.

(29)

Gambar 2.7 (a) bentuk pulsa keluaran dari driver motor stepper (b) penerapan pulsa driver pada motor stepper dan arah putaran yang bersesuaian

Arah putaran motor dapat diatur dengan mengatur kondisi logika masukan pada

pena 13 dari IC 74LS86. Jika diterapkan logika 0, maka motor akan berputar berlawanan

dengan arah jarum jam (counter clock wise) sedangkan jika diterapkan logika 1, maka

motor akan berputar dengan arah sesuai dengan ajah jarum jam (clockwise).

Kecepatan motor ditentukan oleh frekuensi masukan clock yang berbentuk

gelombang persegi empat. Pulsa clock ini dibangkitkan oleh rangkaian osilator

pembangkit pulsa berbasis IC timer 555.

Gambar 2.8 bentuk gelombang keluaran rangkaian pembangkit pulsa

Pulsa di atas memiliki frekuensi dan periode yang konstan. Periode dari satu gelombang

penuh adalah Tt (Time total). Th (Time high) adalah periode sinyal positif atau tinggi

sedangkan Tl (Time low) adalah periode sinyal nol atau rendah. Periode gelombang

keluaran tersebut ditentukan oleh VR1, VR2, R1, R2 dan C1. Kapasitor C2 hanya

berfungsi sebagai penstabil rangkaian. Untuk menghitung Periode keluaran, dapat

dilakukan dengan rumus berikut ini:

Th = 0,693 × C1 × (VR1 + R1 + R2)

(30)

Tt = Th + T

Jadi periode gelombang (Tt) adalah:

f =

Tt

1

dimana f adalah frekunsi (Hz)

Tt adalah time total ( sekon )

Karena motor yang digunakan terdiri atas 4 phase dan memiliki kecepatan sudut

1,80 per langkah, maka:

v = × f

dimana : v adalah kecepatan motor ( rpm )

f adalah frekuensi (Hz )

digunakan transistor bipolar (BJT) tipe TIP31 yang disusun sebagai open collector

switch. Transistor TIP31 adalah tergolong transistor daya menengah yang mampu

mengalirkan arus puncak hingga 5 A. Transistor-transistor ini harus dilengkapi oleh

lempengan pendingin dari aluminium untuk mengurangi panas yang terjadi akibat

besarnya arus yang mengalir. L1 - L4 adalah lilitan (wound) dalam motor stepper. Dioda

D1 - D4 berfungsi sebagai pelindung rangkaian dari tegangan tinggi (back EMF) yang

mungkin timbul dari lilitan motor setepper.

Keluaran dari rangkain pengendali motor stepper (phase1 - phase4) dihubungkan

ke masukan dari empat transistor tersebut melalui R1 - R2. Jika masukan bernilai sinyal

rendah, maka transistor akan berada pada keadaan cut-off sehingga arus dalam lilitan

motor stepper tidak mengalir. Jika masukan bernilai tinggi (diatas tegangan ambang

(31)

(VCE

Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa

elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan

pulsa yang diberikan kepada motor. Karena itu, untuk menggerakkan motor stepper

diperlukan pengendali motor stepper yang membangkitkan pulsa-pulsa periodik. Sudut

rotasi motor proporsional dengan pulsa masukan sehingga lebih mudah diatur

Stepper motor adalah salah satu tipe motor yang sangat populer digunakan

sebagai peralatan penggerak/pemutar (movement unit/actuator) dalam sistem kontrol

otomatis di industri, instrumentasi, bahan printer yang sering kita pakai sehari-hari

) turun dan arus dapat mengalir ke tanah (ground). Dengan begitu motor stepper

berputar. Jika sinyal keluaran dari pengendali motor stepper berbentuk seperti L4 akan

dialiri arus secara berurutan. Dengan begitu rotor dari motor stepper akan berputar sesuai

dengan arah urutan.

2.5 Motor Stepper

Pada dasarnya, prinsip kerja stepper motor ini sama DC Motor, yaitu

pembangkitan medan magnit untuk memperoleh gaya tarik ataupun gaya lawan dengan

menggunakan catu tegangan DC pada lilitan/kumparannya. Perbedaanya terletak pada

gaya yang digunakan. Bila DC Motor menggunakan gaya lawan untuk ”melawan” atau

mendorong ”fisik kutub magnet” yang dihasilkan maka stepper motor justru

menggunakan gaya tarik untuk menarik ”fisik kutub magnet yang berlawanan” sedekat

mungkin ke posisi kutub magnet dihasilkan oleh kumparan.Oleh karena itu, pada DC

Motor, putaranya relatif tidak terkendal, jarak tolakannya sangat relatif, tergantung pada

(32)

terkendali karena begitu kutub yang berlawanan tadi sudah tarik-menarik dalam posisi

yang paling dekat, gerakan akan berhenti dan direm.

Bila kumparan mendapat tegangan dengan analogi mendapat logika 1, maka akan

dibangkitkan kutub magnet yang berlawanan dengan kutub magnet tetap pada rotor.

Dengan demikian, posisi kutub magnet rotor akan ditarik mendekati lilitan yang

menghasilkan kutub magnet tetap pada rotor itu akan berpinda posisi menuju kutub

magnet lilitan yang dihasilkan sekarang. Berarti, telah terjadi gerakan 1 step. Bila langkah

ini diulang terus-menerus, dengan memberikan tegangan secara bergantian ke

lilitan-lilitan yang bersebelahan, rotor akan berputar.

Logika perputaran rotor tersebut dapat dianalogikan secara langsung dengan data

0 atau 1 yang diberikan secara serentak terhadap semua lilitan stator moto. Hal ini sangat

memudahkan bagi sistem designer dalammencibtakan putaran-putaran stepper motor

secara bebas dengan hanya mempermainkan bit-bit pada data yang dikirimkan ke

rangkaian interface stepper motor tersebut.

Untuk stepper motor 4 fase, pada prinsipnya ada dua macam cara kerja, yaitu full

stef dan Half stef . Penjabatan formasi logika dalam tabel ini adalah untuk mewakili

putaran 360° relatif terhadap fase dari motor.

Stepper Motor yang dijumpai di pasaran sebagian besar melipatgandakan jumlah

kutub magnit kumparannya dengan memperbanyak kumparan stator sejenis melingkar

berurutan dalam konfigurasi penuh 360° rill terhadap poros rotor ( dengan jumlah fase

tetap). Hal ini dilakukan untuk memperoleh efek rill ” putaran 1 stef” yang lebih presisi,

(33)

Untuk memperoleh efek ” cekraman ” yang lebih kuat, modus data yang diberikan

pada mode full wave dapa dimanipulasi dengan memberikan double aktive bits pada

setiap formasi. Dengan cara ini, torsi yang dihasilkan akan lebih besar. Namun demikian,

penggunaan arus akan berlipat dua karena pada saat yang bersamaan dua lilitan

mendapatkan arus kemudi. Dalam aplikasinya, sumber daya yang tersedia perlu

diperhatikan.

Tabel 2.2 Formasi tegangan/logika pada Stepper Motor

Stef ke full stef Half stef

Berulang ke stef 1

0 0 1 0

6 0 0 1 1

7 0 0 0 1

8 1 0 0 1

Berulang ke stef 1

Tabel 2.3 Formasi double active bit untuk mode putaran full step

Stef ke Full step

1 1 1 0 0

2 0 1 1 0

3 0 0 1 1

4 1 0 0 1

Pada full step, suatu titik pada sebuah kutub magnet dirotor akan kembali

mendapat tarikan medan magnet stator pada lilitan yang sama setelah step 4. Berikutnya,

(34)

rotor akan kembali mendapatkan tarikan dari medan magnet lilitan yang sama setelah

step 8. Berikutnya mulai step 1.

Melihat bahwa pergerakan stepper motor adalah berdasarkan perubahan logika

pada input lilitan-lilitanya maka menjadi mudah bagi programer untuk mengubah arah

gerakan dan kedudukan rotor pada posisi yang akurat. Ini adalah salah satu keuntungan

dari penggunaan stepper motor. Untuk membuat gerakan yang lebih presisi, biasanya

jumah batang magnet di rotor di perbanyak dan lilitan dibuat berpasangan sesuai posisi

kutub magnet rotor. Cara lain adalah menggunakan sistem gear pada poros rotor tanpa

mengubah karakteristik stepper motornya.

2.6 Perangkat lunak

2.6.1 Bahasa Assembly MCS-51

Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89C4051 adalah

bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa ini

hanya ada 51 instruksi, antara lain yaitu :

1. Instruksi MOV

Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register

tertentu. Pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.

Contoh pengisian nilai secara langsung

MOV R0,#20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).

Tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai.

Contoh pengisian nilai secara tidak langsung

(35)

... ... MOV R0,20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20 Heksadesimal

ke register 0 (R0).

Tanpa tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah

alamat.

2. Instruksi DJNZ

Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk mengurangi

nilai register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil pengurangannya belum nol.

Contoh ,

R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan meneruskan

ke perintah pada baris berikutnya.

3. Instruksi ACALL

Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :

...

Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin

(36)

ACALL TUNDA

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu. Contoh,

Loop:

... ... JMP Loop

6. Instruksi JB (Jump if bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang

dimaksud berlogika high (1). Contoh,

Loop:

JB P1.0,Loop

...

7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang

dimaksud berlogika Low (0). Contoh,

Loop:

JNB P1.0,Loop ...

8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)

Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register dengan

suatu nilai tertentu. Contoh,

Loop:

...

(37)

Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin Loop.

Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan instruksi

selanjutnya.

9. Instruksi DEC (Decreament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang dimaksud

dengan 1. Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h ...

DEC R0 R0 = R0 – 1 ...

10. Instruksi INC (Increament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang

dimaksud dengan 1. Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h

...

INC R0 R0 = R0 + 1

(38)

2.6.2 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly tersebut dituliskan pada sebuah

editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator. Tampilannya seperti di bawah ini.

Gambar 2.9 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator

Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-Assemble

(di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika masih

ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan perintah atau

ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu sampai tidak ada

pesan kesalahan lagi.

Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke

dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an.

(39)

2.6.3 Software Downloader

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroller digunakan

software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet. Tampilannya

seperti gambar di bawah ini

Gambar 2.10 ISP- Flash Programmer

Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file

heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk mengisikan hasil

kompilasi tersebut ke mikrokontroller

(40)

Vreg

RANCANG BANGUN DAN PROGRAM

3.1 Perancangan Power Supplay (PSA)

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.

Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt,

keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian,

sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke motor stepper.

Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini :

Gambar 3.1 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan

tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan

disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan

diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan

agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan

(41)

5V

TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada

rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika

rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari

keluaran 2 buah dioda penyearah.

3.2. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada. Kompoen

utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S51. Pada IC inilah semua

program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.

Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar berikut ini:

(42)

Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3.

Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit. Pin 1 sampai 8

adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3 Pin

40 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 20 dihubungkan ke ground.

Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 12 MHz sebagai

sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler

dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.

Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke

positip dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen

ini berfungsi agar program pada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah

power aktip. Lamanya waktu antara aktipnya power pada IC mikrokontroler dan

aktipnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. Jika

dihitung maka lama waktunya adalah :

10 10 1 det

t= =ΩR x C K =x µF m ik

Jadi 1 mili detik setelah power aktip pada IC kemudian program aktip.

3.3 Perancangan Rangkaian Penerima Infra Merah

IC yang digunakan sebagai penerima infra merah adalah IC TSOP 1738. IC ini sering

digunakan sebagai penerima/receiver remote control dari TV atau VCD.

(43)

P3.7 ( AT89S51) 5V

VCC

100฀

10uF

i _1

0 i

i _1 i

TSOP1738

Gambar 3.3 Rangkaian Penerima Infra Merah

Pada rangkaian diatas digunakan resistor 100 ohm untuk membatasi arus yang masuk

pada rangkaian, sedangkan kapasitor 10 μF digunakan agar arus yang masuk ke IC

TSOP 1738 lebih stabil.

IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high (1) atau

tegangan ± 4,5 volt pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar infra

merah dengan frekuensi antara 38 – 40 KHz, dan IC ini akan megeluarkan sinyal low

(0) atau tegangan ± 0,109 volt jika pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara

38 – 40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200 μs,

setelah itu outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan

sebagai pengiriman data.

Output dari IC ini dihubungkan ke P3.7 pada mikrokontroler, sehingga setiap

kali IC ini mengeluarkan logika low atau hing pada outputnya, maka mikrokontroller

(44)

3.4 Perancangan Rangkaian Driver Motor Stepper

Untuk mengendalikan perputaran motor stepper dibutuhkan sebuah driver. Driver ini

berfungsi untuk memutar motor stepper searah dengan jarum jam atau berlawanan

arah dengan jarum jam. Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat

masukan dan empat keluaran, dimana masing-masing masukan dihubungkan dengan

mikrokontroler AT89S51 dan keluarannya dihubungkan ke motor stepper. Rangkaian

ini akan bekerja memutar motor stepper jika diberi sinyal high (1) secara bergantian

pada ke-4 masukannya. Rangkaiannya seperti gambar di bawah :

Gambar 3.4 Rangkaian Driver Motor Stepper

Rangkaian ini terdairi dari 4 buah transistor NPN TIP 122. Masing-masing

transistor dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3 pada mikrokontroler AT89S51.

Basis dari masing-masing transistor diberi tahanan 10 Kohm untuk membatasi arus

yang masuk ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan kumparan yang terdapat pada

(45)

motor stepper, kemudian kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan 12 volt.dan

emitor dihubungkan ke ground.

Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122

mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktip. Hal ini akan menyebabkan

terhubungnya kolektor dengan emitor, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt

dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke

kumparan, sehingga kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini

akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan

yang memiliki medan magnet tesebut.

Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktip

dan tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet

pada kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang

terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih

kearah kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut. Seterusnya jika logika high

diberikan secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper

akan berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.

3.5 Diagram Alir Program

Program diawali dengan start, kemudian program akan menunggu atau mengecek

sinyal yang diinputkan oleh tombol. Jika tidak ada sinyal maka program akan terus

menunggu sinyal input. Jika ada sinyal maka program membandingkan apakah sinyal

(46)

sinyal buka pintu maka program akan memerintahkan motor untuk membuka pintu.

Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini:

start

Gambar 3.5 Diagram Alir Program

3.5 Perancangan Program

Adapun program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51 pada Perancangan sistem

penerima infra merah adalah sebagai berikut ;

(47)
(48)

Vreg

LM7805CT

IN OUT

TIP32C

100ohm

100uF

330ohm 220V 50Hz 0Deg

TS_PQ4_12

2200uF 1uF 1N5392GP

1N5392GP

12 Volt

5 Volt

BAB 4

ANALISA RANGKAIAN DAN PROGRAM

4.1 Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA)

Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt,

keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian, sedangkan

keluaran 12 volt digunakan untuk menghidupkan motor stepper. Rangkaian tampak

seperti gambar di bawah ini,

Gambar 4.1 Rangkaian Power Supplay (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan

tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan

disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan

(49)

P1.0

agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan

masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP

TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada

rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika

rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari

keluaran 2 buah dioda. Tegangan ini digunakan untuk mensupplay tegangan ke yang

butuh tegangan 12 volt.

4.2 Pengujian Rangkaian minimum AT89S51

Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan pada gambar 4.2 berikut

ini :

(50)

Pengujian rangkaian mikrokontroler dilakukan dengan menghubungkan

rangkaian ini dengan sebuah transistor A733 yang dihubungkan dengan sebuah LED

indikator, dimana transistor disini berfungsi sebagai saklar untuk mengendalikan

hidup/mati LED. Dengan demikian LED akan menyala jika transistor aktip dan

sebaliknya LED akan mati jika transistor tidak aktip. Tipe transistor yang digunakan

adalah PNP A733, dimana transistor ini akan aktip (saturasi) jika pada basis diberi

tegangan 0 volt (logika low) dan transistor ini akan tidak aktip jika pada basis diberi

tegangan 5 volt (logika high). Basis transistor ini dihubungkan ke pin I/O

mikrokontroler yaitu pada kaki 28 (P2.7). Langkah selanjutnya adalah mengisikan

program sederhana ke mikrokontroler AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut :

Loop:

Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P2.7 selama selang

waktu tunda. Jika logika pada P2.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian jiga

sebaliknya jika logika pada P2.7 low maka akan diubah ke high, demikian seterusnya.

Logika low akan mengaktipkan transistor sehingga LED akan menyala dan

logika high akan menonaktipkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian

(51)

terus menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka rangkaian

mikrokontroler telah berfungsi dengan baik.

4.3Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper

Setelah mendapatkan data startbit, maka mikrokontroler akan mengambil 3 data

setelah data startbit tersebut, yang merupakan data dari nilai yang dikirimkan oleh

pemancar.

Rangkaian driver motor stepper ini terdiri dari empat masukan dan empat

keluaran, dimana masing-masing masukan dihubungkan dengan mikrokontroler

AT89S51 dan keluarannya dihubungkan ke motor stepper. Rangkaian ini akan bekerja

memutar motor stepper jika diberi sinyal high (1) secara bergantian pada ke-4

masukannya. Rangkaiannya seperti gambar di bawah :

Gambar Rangkaian Driver Motor Stepper

(52)

Rangkaian ini terdairi dari 4 buah transistor NPN TIP 122. Masing-masing transistor

dihubungkan ke P0.0, P0.1, P0.2 dan P0.3 pada mikrokontroler AT89S51. Basis dari

masing-masing transistor diberi tahanan 10 Kohm untuk membatasi arus yang masuk

ke transistor. Kolektor dihubungkan dengan kumparan yang terdapat pada motor

stepper, kemudian kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan 12 volt.dan

emitor dihubungkan ke ground.

Jika P0.0 diberi logika high (1), yang berarti basis pada transistor TIP 122

mendapat tegangan 5 volt, maka transistor akan aktip. Hal ini akan menyebabkan

terhubungnya kolektor dengan emitor, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt

dari ground. Hal ini menyebabkan arus akan mengalir dari sumber tegangan 12 volt ke

kumparan, sehingga kumparan akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini

akan menarik logam yang ada pada motor, sehingga motor mengarah pada kumparan

yang memiliki medan magnet tesebut.

Jika kemudian P0.0 di beri logika low (0), yang berarti transistor tidak aktip

dan tidak ada arus yang mengair pada kumparan, sehingga tidak ada medan magnet

pada kumparan. Dan disisi lain P0.1 diberi logika high (1), sehingga kumparan yang

terhubung ke P0.1 akan menghasilkan medan magnet. Maka motor akan beralih

kearah kumparan yang terhubung ke P0.1 tersebut. Seterusnya jika logika high

diberikan secara bergantian pada input dari driver motor stepper, maka motor stepper

akan berputar sesuai dengan arah logika high (1) yang diberikan pada inputnya.

Untuk memutar dengan arah yang berlawanan dengan arah yang sebelumnya,

maka logika high (1) pada input driver motor stepper harus diberikan secara

(53)

Program yang diberikan pada driver motor stepper untuk memutar motor

stepper adalah sebagai berikut :

mov a,#11h

putar:

mov P0,a

acall tunda

Rl a

jmp putar

Program diawali dengan memberikan nilai 11h pada pada accumulator (a), kemudian

program akan memasuki rutin buka pintu. Nilai a diisikan ke port 0, sehingga

sekarang nilai port 0 adalah 11h. ini berarti P0.0 dan P0.4 mendapatkan logika high

sedangkan yang lainnya mendapatkan logika low, seperti table di bawah ini,

P0.7 P0.6 P0.5 P0.4 P0.3 P0.2 P0.1 P0.0

P0 0 0 0 1 0 0 0 1

Program dilanjutkan dengan memanggil rutin tunda. Lamanya tunda akan

mempengaruhi kecepatan perputaran motor. Semakin lama maka tunda, maka

perputaran motor akan semakin lambat. Perintah berikutnya adalah Rl a,perintah

ini akan memutar nilai yang ada pada accumulator (a), seperti tampak pada table di

bawah ini,

a 0 0 0 1 0 0 0 1

Rl

Nilai pada accumulator (a) yang awalnya 11h, setelah mendapat perintah Rl a,

maka nilai pada accumulator (a) akan merubah menjadi 22h. Kemudian program akan

(54)

high (1). Nilai yang ada pada accumulator (a), akan kembali diisikan ke port 0, maka

nilai di port 0 akan berubah menjadi 22h, ini berarti P0.1 dan P0.5 mendapatkan

logika high sedangkan yang lainnya mendapatkan logika low.

Sebelumnya telah dibahas bahwa P0.0, P0.1, P0.2, dan P0.3 dihubungkan ke

masukan driver motor stepper, dengan program di atas maka P0.0, P0.1, P0.2, dan

P0.3 akan mendapatkan nilai high (1) secara bergantian. Hal ini menyebabkan motor

stepper akan berputar membuka pintu.Hal yang sama juga berlaku ketika motor

berputar kaearah sebaliknya, perbedaannya hanya pada perintah rotate. Jika pada

perintah berlawanan arah jarum jam digunakan rotate left ( Rl ), maka pada perintah

searah jarum jam digunakan perintah rotate right ( Rr). Perputaran perintah Rr

diperlihatkan pada table berikut,

a 1 0 0 0 1 0 0 0

R r

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel data motor stepper dibawah ini:

Tabel 4.1 Data Motor Stepper Untuk membuka dan Menutup

(55)

4.4 Pengujian Rangkaian Penerima Infra Merah

Pada rangkaian diatas digunakan resistor 100 ohm untuk membatasi arus yang masuk

pada rangkaian, sedangkan kapasitor 10 μF digunakan agar arus yang masuk ke IC

TSOP 1738 lebih stabil.

IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high (1) atau

tegangan ± 4,5 volt pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar infra

merah dengan frekuensi antara 38 – 40 KHz, dan IC ini akan megeluarkan sinyal low

(0) atau tegangan ± 0,109 volt jika pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara

38 – 40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200 μs,

setelah itu outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan

sebagai pengiriman data.

Output dari IC ini dihubungkan ke P3.7 pada mikrokontroler, sehingga setiap

kali IC ini mengeluarkan logika low atau hing pada outputnya, maka mikrokontroller

dapat langsung mendeteksinya. Programnya sebagai berikut :

(56)

Awalnya mikrokontroler akan memasukkan nilai 0 pada alamat 60h, kemudian

menunggu sinyal low dari P3.7 yang terhubung ke output dari IC TSOP 1738. Jika ada

sinyal low, itu berarti ada data yang akan dikirim oleh pemancar, kemudian

mikrokontroler akan mengabaikan sinyal low tersebut sampai datang sinyal high,

sinyal high inilah yang dihitung oleh mikrokontroller sebagai data yang masuk. Data

yang masuk akan dibagikan dengan nilai 10. Hal ini dilakukan karena lebar data

pengirim 10 kali lebih besar daripada lebar data penerima, sehingga harus dibagi

dengan 10. Kemudian hasilnya akan dikurangi dengan 1, hal ini karena pada saat

pengiriman, setiap data telah ditambah dengan nilai satu. Selanjutnya lebar data akan

dibandingkan, apakah sama dengan 10 atau tidak, jika sama dengan 10 maka data ini

merupakan data startbit, dengan demikian 3 data setelah ini adalah merupakan data

untuk membuka atau menutup pintu, dan akan diambil untuk diproses.. Namun jika

data tersebut tidak sama dengan 10, maka data ini bukan merupakan data startbit,

(57)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis

dapat menarik kesimpulan, antara lain:

1. Sistem penerima pada Pembuka pintu jarak jauh ini menggunakan

Mikrokontroler AT89S51 sebagai tempat pemproses data dari sistem yang

berfungsi untuk menerima sinyal dari pemancar ke penerima serta

menggerakkan motor untuk membuka dan menutup pintu.

2. Phototransistor (IC TSOP 1738) berperan sebagai penerima data dari

pemancar yang ditumpangkan melalui gelombang infra merah, yang berupa

pulsa dengan frekuensi 38KHz - 40KHz.

3. Rangkaian penerima dapat berfungsi dengan baik dan menerima sinyal dari

(58)

5.2. Saran

Setelah melakukan penulisan ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran

untuk dapat dilakukan perancangan lebih lanjut, yaitu

Sistem penerima pada pintu jarak jauh ini menggunakan mikrokontroler AT89S51,

bagaimana kalau dikembangkan dengan menggunakan mikrokontroler jenis lain,

misalnya ATmega 8535

Alat pembuka pintu jarak jauh ini masih berupa prototipe,untuk itu hendaknya lebih

dikembangkan lagi ke alat yang sebenarnya, supaya dapat langsung

diaplikasikan.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto. 2004. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Gava Media

Andi. 2003. Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler

AT89C51. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Malvino, Albert paul. 2003. Prinsip-prinsip Elektronika. Jilid 1 & 2. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Teknika.

Petruzella, Frank D. 2001. Elektronik Industri. Terjemahan sumanto. Edisi kedua. Yogyakarta: Andi

Pitowarno, Endra. 2005. Mikroprosesor & Interfacing. Yogyakarta: Andi

WWW. Elektronika – elektronika : blogspot. Com

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Blok Sistem pembuka/penutup pintu jarak jauh
Gambar 2.2 Spektrum Elektromagnetik
Gambar 2.4  Inti Elektron Dalam Atom
Gambar  2.5  bentuk Fisik Fototransistor  dan simbol phototransistor
+7

Referensi

Dokumen terkait