• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM USAHA EKONOMI MIKRO TERHADAP TINGKAT SOSIAL

EKONOMI KELUARGA DI KELURAHAN HARJOSARI II KECAMATAN MEDAN AMPLAS KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

Disusun Oleh: MIFTAH KHAIRUZA

NIM : 070902021

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Miftah Khairuza

NIM : 070902021

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : “Pengaruh Partisipasi Perempuan dalam Usaha Ekonomi Mikro terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan”

Medan, Juni 2011 PEMBIMBING

(Drs. Bengkel Ginting, M.Si) Nip : 19630103 198903 1 003 KETUA DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

(Hairani Siregar S.Sos, M.Sp) Nip : 19710927 199801 2 001

DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(Prof. Dr. Badaruddin, M.Si) Nip : 19680525 199203 1 002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir. Shalawat beriring salam juga tak henti-hentinya saya haturkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa pengetahuan di dunia yang fana ini sehingga sedikitnya saya bisa merasakan dan mengamalkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan guna menggapai kesempurnaan baik di dunia maupun akhirat kelak. Amiiin.

Banyak elemen yang sangat membantu di dalam penyusunan skripsi saya ini, dan dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibunda tersayang Hj. Munawarah, S.Ag, ribuan kata terima kasih dan segunung bongkahan emas tidak akan bisa menggantikan pengorbanan bunda selama ini yang telah mengandung selama 9 bulan, merawat itha hingga seperti sekarang. Maafin itha ya nda, itha gak bisa nyelesaiin skripsi ini secepat yang bunda mau, tapi itha berusaha sekuat mungkin untuk mempersembahkan yang terbaik buat bunda. Dan Ayahanda tersayang Taufik Hidayat, SE yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk masa depan itha. Skripsi yang itha persembahkan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan materil dan nonmateril yang telah buya berikan selama ini, kerja keras buya yang telah membuat itha seperti ini.

2. Adek- adek tersayang Rizqi Mauliza ( makasih ya dek atas dukungannya dan udah bantuin kakak ngetik, tetap semangat di PASPRAMSAT-nya ya dek) dan Mhd. Arief Hidayat (makasi ya dek udah capek-capek antar jemput kakak selama kuliah ini kalian motivasi kakak selama ini )

3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Bapak Drs. Bengkel Ginting, M.Si senang sekali pak mempunyai dosen pembimbing yang baik seperti bapak. Terima kasih pak atas pengetahuan yang telah bapak berikan dan kesabaran bapak dalam membimbing saya selama ini, bimbingan bapak tidak akan pernah saya lupakan dan semoga dapat membantu saya kedepannya.

(4)

6. Seluruh Staff Akademisi dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan selama perkuliahan dan dengan segala jasa-jasanya.

7. Bang Ria (Makasih banyak ya bang atas masukannya selama ini terutama masukan tentang metode penelitian saya), Kak Debby (makasih banyak ya kak dah banyak bantu miftah dalam hal administrasi selama ini,, gak nyangka ternyata kakak orang melayu juga.. hehe,,) Kak Zuraidah (makasih ya kak,, udah bantu miftah juga dalam hal administrasi selama kuliah di FISIP USU ini).

8. Spesial buat CNC, Wirda (wirda adalah teman pertama yang ta kenal saat kaki ini menginjak FISIP USU, dan wirda juga adalah teman seperjuangan di Komisariat, hingga akhirnya kita juga harus wisuda bareng berbeda dengan kawan2 CNC lainnya.. kita harus tetap semangat ya buk). Aink (aink mah.. aink mah.. kasian kali kawan awak ini jauh-jauh dari Jakarta ehhhh ngambil kessos hehe..). Malida (ta gak tau harus kasih berapa jempol buat buktikan bahwa ta benar2 salut dengan appreciate malida dalam mengartikan sahabat). Vien (ni lagi kawan awak sebiji ini, dah makan sebanyak apapun gak bisa gemuk-gemuk juga.. Hidup Melayu lah pokoknya ya vien jeleeek,, hehe..). Atika (tiiik... semangat ya buk bisnis kuenya..). Titik (Kegigihan titik sumber inspirasi bagi kami semua.. semangat ya tik.. semoga bisa jadi pengusaha besar). Ayu ( si energik yang itam manis semangat yah yuk..). Begitu banyak kenangan diantara kita, semoga kelak silaturrahmi kita tetap terjalin. 9. Spesial buat MOKONDO, Ferdi (Makasi ya di dah banyak bantu selama

ta kuliah di FISIP USU ini, keep struggle ya di.. banyak hal yang gak bisa ta tulis ntuk gambarkan kebersamaan kita selama ini.. pokoknya makasi yah), Amir (makasi ya mir kemaren bantuin ta copy dan ngeprint proposal, yang jelas kalo gak ada amir kemaren tu pasti seminar ta ditunda), Rholand (Walau karena sebuah amanah intensitas komunikasi kita jadi berkurang, yang jelas apapun kata mereka rholand tetaplah rholand yang ta kenal.. kapan kita maen kembang api lagi??? Hehe...), Fauzan (makasi banyak ya ojan yang sering ngingatin awak buat mamam, ojan yang lucu tapi memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, dan badan yang luar biasa juga hehe...), Ridho (hahaha,,, bawaannya kalo ingat ridho mau ketawa aja ta.. hahaha semangat ya do kuliahnya.. pokoknya ridho harus sampe kelar ya), Acong (katanya mau operasi gigi ya cong???), Boy (awak tunggu undangannya ya boy..), Ibrahim (semangat ya baim yang lagi nyusun juga.. pokoknya kita wisuda bareng la)

(5)

Dina, Ayak, Indra, Ika, Edo, Akbar, Kiki, Rini, Ara, Taufik, Tri, Wanda, Vira, Budi, Dedi, Ryan, Roji’, Opi, Arfeni, Nenda, Sari, Arif, Babe, Sheila) dan lainnya yang gak bisa disebut satu per-satu, makasi buat semuanya. Kita beranjak dari sini dari sebuah batu biasa yang akhirnya menjadi kristal yang menyilaukan dunia. Pernah berada disini adalah Anugrah terindah yang pernah ta rasakan.

11.Spesial buat “BALAP PESAWAT” HMI Komisariat FISIP USU (Aling {semangat terus ya nak di litbang.. maafkan mamak belum bisa kasih contoh yang baik buat aling.. yang jelas mamak ingin aling lebih baik lagi} Mia {kakak yakin adek udah tau bagaimana penyelesain dari masalah adek... hanya tinggal keyakinan dan semangat.. semangat ya sekum IMIKS hehehe..}Taupik, Fajri, Azhar, Devi, Amin, Ririn, Tama, Andre, Adit, Dini, Doni, Randa, Silvi, Fitri, Iskandar, Nora, Ipin, Satya, Ima dan lainnya yang gak bisa disebutkan satu persatu (Tetap Semangat, Istiqomah, dan Ikhlas dalam melanjutkan Proses ini) serta “KOSMIKS” (Raihana, Citra, Melly, Erviana, Molly, Eka, Teguh, Saddam, Frenky, Hamzah, Amri, Afgan, Said, Yudith, Anif, Heri, Dewi, Zulfa, Eren, Sandy dan lainnya yang gak bisa disebutkan satu persatu (Tetap semangat dalam melanjutkan proses)

12.Spesial buat Kepengurusan PEMERINTAHAN MAHASISWA FISIP USU 2010-2011 (Ferdi, Afdhal, Dika, Vero {Makasi kak ve udah jadi kawan cerita kakak di PEMA selama ini dan makasih juga atas dukungan dan semangatnya dan bantuannya pas kakak seminar, yang jelas jangan pernah ragu apa yang telah menjadi keyakinan hati dan pikiran kita, life must go on} Endika, Ridho, Christyan {Tetap semangat ya ketua kelas}Baim, Bella, Manuk, Syafrizal, Amel, Tere, Elsa, Nurdin, Ana, Fernandes, Paul, Icut, Corry dan lainnya yang gak bisa disebutkan satu persatu. Makasih ya.. kebersamaan kita telah memberi warna tersendiri selama miftah kuliah di FISIP USU. Maaf ta gak bisa sampai akhir.

(6)

14. Terkhusus buat seseorang yang tiada henti-hentinya memberikan semangat, dukungan, perhatian (makasi yah dah banyak bantu dalam proses pembuatan skripsi ini, mulai dari laptop yang sering awak pinjam, modemnya, bimbingannya, wisata kulinernya, bubur ayamnya, es kelapa mudanya, gak terasa lama juga perjalanan kita, mulai dari departemen litbang, waseklit, sampai akhirnya kita sama-sama di PEMA. Konsolidasi kita “benar-benar” berhasil. Semoga Allah swt memberikan yang terbaik untuk kita. Amiin. Makasi lah ya pokoknya,, tetap semangat nyusun skripsinya. Oiya, makasi juga buat The Power Thunder Blue 3349 PU yang udah nganterin awak kemana-mana, awas masuk angin aja).

Akhirnya, Saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Namun Demikian, skripsi ini tentunya jauh dari sempurna untuk itu dengan segala kerendahan hati saya mohon maaf atas ketidaksempurnaan tersebut.

Medan, Juni 2011

Hormat saya,

(7)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

ABSTRAK

Pengaruh Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 107 halaman, 44 tabel, 2 bagan, 5 lampiran serta 18 kepustakaan dan 13 sumber lain yang berasal dari internet, karya ilmiah, jurnal dan lembaran negara)

Adapun alasan yang paling sering muncul ketika seorang perempuan berpartisipasi pada sektor usaha ekonomi mikro ini yaitu terkait masalah kehidupan yang sulit dalam ekonomi keluarga. Dengan berpartisipasinya perempuan dalam usaha ekonomi mikro ini tentu saja berpengaruh terhadap kehidupan keluarganya, khususnya pada kondisi sosial ekonomi keluarga. Hal ini juga dikuatkan oleh pra-penelitian yang telah dilakukan.

Masalah yang ingin diangkat adalah “Bagaimana Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Usaha Ekonomi Mikro terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro terhadap tingkat sosial ekonomi keluarga. Dimana usaha mikro yang dimaksud adalah hanya terbatas pada industri rumah tangga dan perdagangan. Metode penelitian ini menggunakan tipe deskripsi yaitu menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian ini dilakukan Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan dengan jumlah sampel sebanyak 30 jiwa. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner kepada perempuan yang ikut berpartisipasi dalam usaha ekonomi mikro. Data yang didapat ditabulasikan kedalam tabel selanjutnya dianalisa dan mengolah data kuantitatif melalui analisis korelasi product moment.

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pengaruh partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan adalah memiliki hubungan positif yang rendah dengan nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,203. Nilai taraf signifikan 5% didapat nilai r tabel 0,174. Nilai r hitung>dari r tabel sehingga Ha diterima. Artinya ada hubungan antara partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro terhadap sosial ekonomi keluarga.

(8)

UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE

ABSTRACT

Effect of Participation of Women in Micro Economic Enterprises Againts Family Socio Economic II Sub The Village Harjosari Medan Medan Sandpaper

(This thesis is composed of 6 chapters, 107 pages, 44 tables, 2 charts, 5 appendix and 18

literature and other sources from the internet, scientific labour, journalist and sheet of

state)

The reason most often arises when a woman participates in this micro-economic

sector that is related to a difficult problem in the economic life of family. By participates

of women in micro-economic enterprises is of course the effect on family life, especially

in socio-economic conditions of the family. This is also corroborated by pre-study has

been done. The problem is how to influence women’s participation in this

micro-economic enterprises of socio-micro-economic families. This study aims to determine how to

influence women’s participation in micro-economic enterprises of the socio economic

families. Where micro-enterprise in question is confined to the domestic industry and

trade. This research method uses the type description which accurately describe the

properties of a state subject or object. This research was conducted Harjosari II District

Kelurahan Medan Medan Sandpaper with a total sample of 30 people. Techniques of data

collection via questionnairs to women who participated in the micro economic enterprises.

The data tabulated into tables were analyzed and quantitative data processing through

product moment correlation analysis.

Based on these data have been collected and analyzed can be concluded that the

influence of women’s participation in micro-economic enterprises in Sub Harjosari II

District Sandpaper Medan Medan is to have a low positive correlation with correlation

coefficient (rxy) equal to 0.204. Value significant level of 5% obtained r value table 0.202.

value of r count> from r table so Ha is received. This means that rhere is a relationship of

education level and socioeconomic couples of childbearing age participation in family

planning programs.

Keywords: Participation of women, micro economy business, family socio

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ...9

1.3 Pembatasan Penelitian ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

I.5 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Partisipasi ... 13

2.1.1 Pengertian Partisipasi ... 13

2.1.2 Partisipasi Perempuan dalam Ekonomi Keluarga ... 14

2.2 Keluarga ... 17

2.2.1 Fungsi Keluarga ... 18

2.3 Sosial Ekonomi ... 20

2.4 Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ... 23

(10)

2.5.1. Pengertian Usaha Ekonomi Mikro ... 25

2.5.2 Karakteristik Usaha Ekonomi Mikro ... 25

2.5.3 Manfaat Usaha Ekonomi Mikro...28

2.6 Kesejahteraan Sosial ... 29

2.6.1 Defenisi Kesejahteraan Sosial ... 29

2.6.2 Usaha Kesejahteraan Sosial ... 33

2.7 Kerangka Pemikiran... 33

2.8 Hipotesis ... 35

2.9 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional ... 38

2.9.1 Defenisi Konsep ... 38

2.9.2 Defenisi Operasional ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 43

3.2 Lokasi Penelitian ... 43

3.3 Populasi dan Sampel ... 44

3.3.1 Populasi ... 44

3.3.2 Sampel ... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.5 Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Harjosari II ... 49

(11)

4.1.2 Penduduk Menurut usia dan Jenis Kel ... 51

4.1.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 53

4.1.4 Penduduk Perempuan Menurut Mata Pencarian ... 54

4.1.5 Penduduk Menurut Agama ... 55

4.2 Sarana dan Prasarana ... 56

4.2.1 Sarana Pendidikan ... 56

4.2.2 Sarana Peribadatan ... 57

4.2.3 Sarana Olahraga ... 57

4.2.4 Sarana Kesehatan ... 58

4.2.5. Sarana Transportasi ... 59

4.3 Kegiatan Sosial Yang Dilakukan Penduduk ... 59

BAB V ANALISA DATA 5.1 Data Identitas Responden ... 63

5.1.1 Umur ... 63

5.1.2 Agama ... 64

5.1.3 Suku ... 65

5.1.4 Pendidikan ... 66

5.1.5 Status Kependudukan ... 67

(12)

5.2 Gambaran Variabel

Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro (Variabel X)

5.2.1 Tanggapan Responden Perempuan Yang Bekerja ... 69

5.2.2 Pemahaman Responden Mengenai Usaha Ekonomi Mikro ... 70

5.2.3 Kurun Waktu Responden Berpartisipasi ... 71

5.2.4 Lamanya Responden Berpartisipasi /Harinya ... 72

5.2.5 Modal yang dibutuhkan Responden ... 73

5.2.6 Sumber Modal ... 74

5.2.7 Peran Suami dan Anak ... 75

Sosial Ekonomi Keluarga (Variabel Y) 5.2.2.1 Pendidikan...76

Jawaban Responden mengenai Pernah Tidaknya Mengikuti Pendidikan Khusus...76

Jawaban Responden akan Pengaruh Responden Berpartisipasi terhadap Prestasi Belajar Anak... 77

Jawaban Responden Mengenai Pernah Tidaknya Anak Mengikuti Kursus/Les...79

Jawaban Responden Mengenai Pernah Tidaknya Suami dan Anak Mengeluh Akan Kesibukan Responden………….80

(13)

5.2.2.2 Pekerjaan... 81

Pernah Tidaknya Suami Responden Memiliki Pekerjaan Tetap ... 81

Pekerjaan Suami Responden………82

Tanggapan Responden Mengenai Dukungan Suami Terhadap Usaha Yang Dijalankan……….83

Lamanya Suami Responden Bekerja /Hari………...84

Tanggapan Apakah Usaha Responden Mempengaruhi Pekerjaan Suami …………...85

Alasan Responden Berpartisipasi Dalam Usaha Ekonomi Mikro………..86

5.2.2.3 Perumahan ...87

Tipe Bangunan Rumah Responden...….87

Status Kepemilikan Rumah...88

Tanggapan mengenai Cukup Tidaknya Pendapatan Responden Untuk Pembiayaan Rumah/Bulan………...89

5.2.2.4 Penghasilan ...90

Jumlah Penghasilan Responden/ Bulan...90

Jumlah Penghasilan Suami...92

Jumlah Tanggungan ...93

(14)

Cukup Tidaknya Penghasilan Responden Ditambah Penghasilan Suami Untuk Memenuhi Kebutuhan

Sehari-hari ...95 Sering Tidaknya Responden Menyisihkan

Penghasilan ...96 Jumlah Penghasilan Yang Disisihkan...97

Kontribusi Yang Diberikan Responden Dari Hasil

Usaha Ekonomi Mikro ...98 5.3 Uji Hipotesis...100 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan...103 6.2 Saran...105

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL JUDUL HALAMAN

Tabel 1 Luas Wilayah Kelurahan Harjosari II ... 50

Tabel 2 Distribusi Penduduk Menurut Umur ... 51

Tabel 3 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 52

Tabel 4 Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan ... 53

Tabel 5 Distribusi Penduduk Perempuan Menurut Mata Pencarian ... 54

Tabel 6 Distribusi Penduduk Menurut Agama ... 55

Tabel 7 Distribusi Sarana Pendidikan ... 56

Tabel 8 Distribusi Sarana Peribadatan ... 57

Tabel 9 Distribusi Sarana Olahraga ... 57

Tabel 10 Distribusi Sarana Kesehatan ... 58

Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 63

Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Agama ... 64

Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Suku ... 65

Tabel 14 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir...66

Tabel 15 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kependudukan ... 67

Tabel 16 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usaha Mikro...68

Tabel 17 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Mengenai Perempuan Yang Bekerja Di Sektor Informal...69

(16)

Tabel 19 Distribusi Responden Berdasarkan Kurun Waktu

Berpartisipasi...71

Tabel 20 Distribusi Responden Lamanya Berpartisipasi...72

Tabel 21 Distribusi Responden Berdasarkan Modal Responden...73

Tabel 22 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal...74

Tabel 23 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Serta Suami Dan Anak...75

Tabel 24 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Menerima Pendidikan Khusus...76

Tabel 25 Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Prestasi Anak Di Sekolah...77

Tabel 26 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Anak Mengikuti Kursus/Les...78

Tabel 27 Distribusi Responden Berdasarkan Sering Tidaknya Suami Dan Anak Mengeluh...80

Tabel 28 Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Suami Responden Memiliki Pekerjaan Tetap...81

Tabel 29 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami...82

Tabel 30 Distribusi Responden Berdasarkan Suami Mendukung Tidaknya Suami...83

Tabel 31 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Suami Bekerja Per-Hari...84

(17)

Tabel 33 Distribusi Responden Alasan Berpartisipasi...86 Tabel 34 Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Bangunan Rumah....87 Tabel 35 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan

Rumah...88 Tabel 36 Distribusi Responden Berdasarkan Cukup Tidaknya

Pendapatan Untuk Pembiayaan Rumah...89 Tabel 37 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Penghasilan Responden...90 Tabel 38 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Penghasilan Suami...92 Tabel 39 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah

Tanggungan Keluarga………..93 Tabel 40 Distribusi Responden Berdasarkan Cukup Tidaknya

Penghasilan Suami Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari...94 Tabel 41 Distribusi Responden Berdasarkan Cukup Tidaknya

Penghasilan Suami Ditambah Dengan Penghasilan

Responden Untuk Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari...95 Tabel 42 Distribusi Responden Berdasarkan Sering Tidaknya

Responden Menyisihkan Penghasilan...96 Tabel 43 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan

Yang Disisihkan Responden...97 Tabel 44 Distribusi Responden Berdasarkan Kontribusi Yang

(18)

DAFTAR BAGAN

(19)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

ABSTRAK

Pengaruh Partisipasi Perempuan Dalam Usaha Ekonomi Mikro Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 107 halaman, 44 tabel, 2 bagan, 5 lampiran serta 18 kepustakaan dan 13 sumber lain yang berasal dari internet, karya ilmiah, jurnal dan lembaran negara)

Adapun alasan yang paling sering muncul ketika seorang perempuan berpartisipasi pada sektor usaha ekonomi mikro ini yaitu terkait masalah kehidupan yang sulit dalam ekonomi keluarga. Dengan berpartisipasinya perempuan dalam usaha ekonomi mikro ini tentu saja berpengaruh terhadap kehidupan keluarganya, khususnya pada kondisi sosial ekonomi keluarga. Hal ini juga dikuatkan oleh pra-penelitian yang telah dilakukan.

Masalah yang ingin diangkat adalah “Bagaimana Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Usaha Ekonomi Mikro terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro terhadap tingkat sosial ekonomi keluarga. Dimana usaha mikro yang dimaksud adalah hanya terbatas pada industri rumah tangga dan perdagangan. Metode penelitian ini menggunakan tipe deskripsi yaitu menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian ini dilakukan Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan dengan jumlah sampel sebanyak 30 jiwa. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner kepada perempuan yang ikut berpartisipasi dalam usaha ekonomi mikro. Data yang didapat ditabulasikan kedalam tabel selanjutnya dianalisa dan mengolah data kuantitatif melalui analisis korelasi product moment.

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa pengaruh partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan adalah memiliki hubungan positif yang rendah dengan nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,203. Nilai taraf signifikan 5% didapat nilai r tabel 0,174. Nilai r hitung>dari r tabel sehingga Ha diterima. Artinya ada hubungan antara partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro terhadap sosial ekonomi keluarga.

(20)

UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE

ABSTRACT

Effect of Participation of Women in Micro Economic Enterprises Againts Family Socio Economic II Sub The Village Harjosari Medan Medan Sandpaper

(This thesis is composed of 6 chapters, 107 pages, 44 tables, 2 charts, 5 appendix and 18

literature and other sources from the internet, scientific labour, journalist and sheet of

state)

The reason most often arises when a woman participates in this micro-economic

sector that is related to a difficult problem in the economic life of family. By participates

of women in micro-economic enterprises is of course the effect on family life, especially

in socio-economic conditions of the family. This is also corroborated by pre-study has

been done. The problem is how to influence women’s participation in this

micro-economic enterprises of socio-micro-economic families. This study aims to determine how to

influence women’s participation in micro-economic enterprises of the socio economic

families. Where micro-enterprise in question is confined to the domestic industry and

trade. This research method uses the type description which accurately describe the

properties of a state subject or object. This research was conducted Harjosari II District

Kelurahan Medan Medan Sandpaper with a total sample of 30 people. Techniques of data

collection via questionnairs to women who participated in the micro economic enterprises.

The data tabulated into tables were analyzed and quantitative data processing through

product moment correlation analysis.

Based on these data have been collected and analyzed can be concluded that the

influence of women’s participation in micro-economic enterprises in Sub Harjosari II

District Sandpaper Medan Medan is to have a low positive correlation with correlation

coefficient (rxy) equal to 0.204. Value significant level of 5% obtained r value table 0.202.

value of r count> from r table so Ha is received. This means that rhere is a relationship of

education level and socioeconomic couples of childbearing age participation in family

planning programs.

Keywords: Participation of women, micro economy business, family socio

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

“Emplek-emplek menir ketepu, wong lanang goleke kayu wong wadon sing adang nutu”. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; “Balada kue putu, lelaki

carilah kayu perempuan yang menumbuk padi”, tersebut memperlihatkan

konsepsi pembagian kerja (division of labour) berdasarkan jenis kelamin. Bila diperluas, maka syair tersebut menunjukkan tentang peran yang ‘harus’ diemban laki-laki dan perempuan dalam proses dan struktur sosial. Lelaki lebih tepat bekerja di sektor publik, menjadi pedagang atau pegawai kantoran, sementara perempuan dianjurkan untuk bekerja di sektor domestik, mengatur rumah tangga, mengasuh dan menyusui anak, serta mengurus suami. Hanya kaum lelaki yang pantas berdasi dan memperoleh gaji, perempuan cukup berdaster atau berkebaya, perempuan tidak perlu keluar rumah, bekerja dan mendapat upah (Soehartono,1997:51).

Pembagian kerja secara seksual ini telah berlangsung berabad-abad dan cenderung dipandang sebagai sesuatu yang kodrati, alamiah, tidak bisa dan tidak perlu diubah. Pembagian kerja yang didasarkan atas perbedaaan jenis kelamin tersebut kemudian melahirkan mitos gender. Mitos yang mentasbihkan ‘keunggulan lelaki’ dan ‘subordinasi perempuan’ (Suhartono,1997:52).

(22)

saja merugikan bagi kaum perempuan itu sendiri, melainkan pula pada proses dan keberhasilan pembangunan secara menyeluruh. Oleh karena itu, partisipasi perempuan dalam pembangunan perlu terus diperluas dan ditingkatkan karena:

1. Sumbangan perempuan dalam pembangunan ekonomi cukup besar; satu diantara empat karyawan industri, dan empat diantara sepuluh pekerja di bidang pertanian dan jasa adalah perempuan;

2. Perempuan memberikan 66% dari jam kerjanya, akan tetapi hanya mendapatkan 10% dari upahnya. Perempuan bertanggungjawab terhadap 50% produksi pangan dunia, akan tetapi hanya menguasai 1% dari barang-barang material yang ada;

3. Perempuan menikmati lebih sedikit dari pada laki-laki sebagai hasil kontribusinya pada produksi nasional: rata-rata upah per jamnya lebih rendah daripada laki-laki, perempuan terbatas pada buruh kasar dengan bayaran rendah, akses kepada sumber-sumber produksi lebih kecil dari pada pria (World Survey on Women in Development, Tjokrowinoto,1996:60).

(23)

Untuk meningkatkan IPM dan kualitas hidup perempuan, ada 3 variabel yang perlu diperhatikan yaitu variabel di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dibidang pendidikan, perlu peningkatan partisipasi perempuan pada pendidikan yang paling rendah pada tingkat Sekolah Lanjutan Atas (SLTA), sehingga partisipasi mereka berlangsung jangka panjang; pendidikan massal di tingkat Lanjutan Atas maupun Perguruan Tinggi dan memberikan perhatian khusus bagi perempuan, misalnya melalui pemberian beasiswa untuk Lanjutan Atas maupun Mahasiswa. Di bidang kesehatan, usia kaum perempuan dewasa ini lebih panjang dari kaum laki-laki. Hal ini kemungkinan besar disebabkan semakin baiknya kondisi kesehatan kaum perempuan. Upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses kehamilan, melahirkan dan pasca persalinan kaum ibu atau perempuan melalui peran serta masyarakat dan meningkatkan aksesnya terhadap pelayanan kesehatan reproduksi.

Di bidang ekonomi permasalahan perempuan tidak terlepas dari kemiskinan. Untuk itu, memberi kesempatan kepada kaum perempuan untuk

berpartisipasi dalam usaha ekonomi produktif dan memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada perempuan merupakan solusi dari hal tersebut, yang mana perempuan bisa tetap bekerja diluar rumah sehingga mempunyai kontribusi positif terhadap pendapatan keluarga. Hal ini mengingat tingkat kesejahteraan keluarga- keluarga Indonesia sebagian besar masih berada di garis kemiskinan.

(24)

Tenaga kerja Perempuan di sektor informal pun ternyata mencakup tujuh puluh persen dari keseluruhan tenaga kerja perempuan. Misalnya kaum perempuan yang bekerja di sektor informal memunculkan dua indikasi. Pertama, adanya keterbatasan akses kaum perempuan untuk masuk kedalam sektor formal karena adanya keterbatasan pada aspek pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Kedua, kaum perempuan sendiri yang memilih masuk ke sektor informal dengan pertimbangan adanya kemudahan, keleluasaan dan fleksibilitas kerja disektor informal yang tidak mungkin diperoleh ketika bekerja di sektor formal (Media Perempuan, Edisi ke-V, 2010).

Usaha mikro tergolong jenis usaha marginal, ditandai dengan penggunaan teknologi yang relatif sederhana, tingkat modal dan akses terhadap kredit yang rendah, serta cenderung berorientasi pada pasar lokal. Sejumlah kajian di beberapa negara menunjukkan usaha mikro berperanan cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja melalui penciptaan lapangan pekerjaan, menyediakan barang dan jasa dengan harga murah, serta mengatasi masalah kemiskinan. Disamping itu, usaha mikro juga merupakan salah satu komponen utama pengembangan ekonomi lokal, dan berpotensi meningkatkan posisi tawar (bargaining position) perempuan dalam keluarga (Sugiarto, 2007:203).

(25)

tenaga kerja yang diserap sektor perindustrian nasional. Pada tahun yang sama sumbangan usaha kecil terhadap total PDB mencapai 39,93% (BPS,2009).

Usaha mikro juga mampu bertahan menghadapi goncangan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Indikatornya antara lain, serapan tenaga kerja antara kurun waktu sebelum krisis dan ketika krisis berlangsung tidak banyak berubah, dan pengaruh negatif krisis terhadap pertumbuhan jumlah usaha mikro dan kecil lebih rendah dibanding pengaruhnya pada usaha menengah dan besar. Lebih jauh lagi, usaha mikro dan usaha kecil telah berperan sebagai penyangga (buffer) dan katup pengaman (safety valve) dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menyediakan alternatif lapangan pekerjaan bagi para pekerja sektor formal yang terkena dampak krisis.

Kegiatan usaha mikro dan usaha kecil tidak lepas dari peran kaum perempuan. Usaha mikro banyak diminati perempuan dengan pertimbangan bahwa usaha ini dapat menopang kehidupan rumah tangga dan dapat memenuhi kebutuhan pengembangan diri (Sumampouw, 2000). Meskipun sulit untuk memisahkan peran perempuan dan laki-laki dalam usaha mikro, dan belum ada angka pasti mengenai tingkat keterlibatan perempuan dalam usaha mikro, diperkirakan porsinya cukup besar dan sebanding dengan porsi perempuan dalam usaha kecil, yaitu sekitar 40%.

(26)

berubah dan pendapat mereka mulai diperhitungkan dalam setiap proses pengambilan keputusan dalam rumah tangga.

Partisipasi perempuan merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan. Upaya pengembangan usaha mikro yang dilakukan perempuan menjadi penting, karena perempuan berhadapan dengan kendala-kendala tertentu yang dikenal dengan istilah “tripple burden of women”, yaitu ketika mereka ‘diminta’ menjalankan fungsi reproduksi, produksi, sekaligus fungsi sosial di masyarakat pada saat yang bersamaan. Hal tersebut menyebabkan kesempatan perempuan untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang ada menjadi sangat terbatas. Sebagian besar perempuan masih berkiprah di sektor informal atau pekerjaan yang tidak memerlukan kualitas pengetahuan dan ketrampilan spesifik. Pekerjaan-pekerjaan ini biasanya kurang memberikan jaminan perlindungan secara hukum dan jaminan kesejahteraan yang memadai, disamping kondisi kerja yang memprihatinkan serta pendapatan yang rendah. Beberapa studi mengindikasikan upah perempuan lebih rendah dari laki-laki. Salah satu studi menunjukkan bahwa upah perempuan sekitar 70% dari upah laki-laki. Dilihat dari akses terhadap kredit, pengusaha perempuan diperkirakan mempunyai akses yang lebih kecil, 11% dibandingkan laki-laki, 14% (Lembaga Penelitian SMERU: 1 : 2003).

Usaha mikro yang paling banyak diminati kaum perempuan diantaranya adalah di bidang industri rumah tangga dan perdagangan. Di bidang industri rumah tangga misalnya saja adalah pembuatan kripik dan makanan sejenisnya

(27)

perdagangan, yaitu dagang yang modalnya < Rp. 10.000.000 misalnya dagang

makanan sehari-hari/warung nasi, kedai sampah, gorengan dan lain sebagainya.

Penelitian dilakukan di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi di daerah ini dikarenakan lokasi ini merupakan salah satu gerbang awal memasuki Kota Medan, sehingga banyak masyarakat yang memanfaatkan dearah ini pada sektor perdagangan dan industri rumah tangga khususnya perempuan. Menurut data BPS Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 bahwa Kecamatan Medan Amplas pada Kelurahan Harjosari II merupakan Kelurahan yang memiliki penduduk yang terpadat keempat dari beberapa Kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Amplas. Selain itu, Kelurahan ini juga memiliki 665 Pedagang Besar dan Eceran, 418 bangunan untuk usaha, dan 10 Industri Rumah Tangga. Karena itu, daerah ini banyak dimanfaatkan penduduk sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi guna mempertahankan kelangsungan hidup.

(28)

suami yang rata-rata sebagai buruh bangunan, tukang becak, dan pegawai tidak tetap memaksa sang istripun untuk ikut berpartisipasi. Adapun 8 isteri yang berpartisipasi dalam usaha ekonomi mikro tersebut mengakui bahwa dengan pekerjaan yang dilakukan sangat membantu perekonomian keluarga. Misalnya semenjak si isteri ikut bekerja, keluarga tersebut sudah mampu membeli sepeda motor walaupun dengan cara pembayaran secara kredit, sudah mampu memasukkan anak pada sekolah-sekolah informal atau les bahasa inggris dan mata pelajaran lainnya, membantu membayar uang SPP dan buku pelajaran anak, menabung untuk pendidikan anak di masa mendatang, ataupun untuk hal yang lainnya. Dengan demikian dari pra-survey ini dapat diketahui bahwa dengan berpartisipasinya perempuan dalam usaha ekonomi mikro ini secara langsung memiliki pengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi keluarga di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

(29)

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan dalam latar belakang, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian adalah : “Bagaimana Tingkat Pengaruh Partisipasi Perempuan dalam Usaha Ekonomi Mikro terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan”.

1.3Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas, maka penulis perlu membuat pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasannya ialah pada :

a. Perempuan dalam objek penelitian ini adalah seorang isteri dari suatu keluarga yang bekerja di bidang industri (industri rumah tangga; produksi keripik, sapu, dan roti) dan dagang (dagang makanan seperti bubur, gorengan, warteg, kedai sampah).

(30)

1.4Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Tingkat Partisipasi Perempuan dalam Usaha Ekonomi Mikro terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini ialah :

a. Bagi Penulis, dapat mempertajam kemampuan penulis dalam penulisan karya ilmiah, menambah pengetahuan dan mengasah kemampuan berpikir penulis dalam menyikapi dan menganalisis masalah-masalah sosial, khususnya masalah pemberdayaan perempuan dalam sektor informal terhadap peningkatan sosial ekonomi keluarga.

b. Bagi Fakultas, dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap keilmuan yang dikembangkan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya, serta dapat bermanfaat dalam upaya pengembangan masyarakat.

(31)

1.5Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian teori yang berkaitan dengan penelitian yaitu Pengaruh Partisipasi Perempuan dalam Usaha Ekonomi Mikro terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang tipe penelitian yang digunakan, lokasi penelitian dan alasan pemilihan lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

(32)

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Partisipasi

2.1.1 Pengertian Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan.

Menurut Keith Davis partisipasi didefenisikan sebagai berikut: “Partisipation is defined as a mental and emotional involved at a person in a group situasion which encourager then contribut to group goal and share

responsibility in them”. (Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental dan

emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya). Dalam defenisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi.

(34)

Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan, merupakan unsur terpenting yang sering terlupakan. Sebab tujuan pembangunan adalah untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat banyak sehingga pemerataan hasil pembangunan merupakan tujuan utama. Di samping itu, pemanfaaatan hasil pembangunan akan merangsang kemauan dan kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program pembangunan yang akan datang

2.1.2 Partisipasi Perempuan dalam Ekonomi Keluarga

Keadaan suatu masyarakat sebahagian besar ditentukan orang-orang yang ada dalam masyarakat itu. Mengingat keluarga merupakan satuan masyarakat terkecil, maka keluarga berperan penting dalam menentukan keadaan masyarakat. Keluarga sejahtera memberikan pengaruh positif terhadap angota-anggotanya, dan menjadi wadah pembentukan kader penerus yang baik. Inilah dan harapan setiap anggota keluarga. Dalam hal ini suami bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Selain suami yang notabene sebagai kepala rumah tangga, isteri juga merupakan salah satu unsur penting dan berperan dalam menjalankan kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu perempuan dalam keluarga merupakan dua pengertian yang saling berkaitan. Dalam hal ini kesatuan keluarga merupakan dasar yang signifikan dan relevan untuk memahami partisipasi perempuan dalam keluarga maupun masyarakat.

(35)

banyak hal baik bersifat reproduksi yang tidak menghasilkan materi maupun bekerja mencari nafkah yang langsung menghasilkan (income earning work) guna kelangsungan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga.

Perempuan atau isteri terlibat dalam pekerjaan adalah didorong oleh pendapatan suami yang rendah, sehingga mereka bekerja sebagai petani, pedagang kecil, pembantu rumah tangga, buruh, karyawan dan lain sebagainya. Dari uraian tersebut tersirat bahwa kondisi ekonomi suami yang rendah mendorong isteri untuk berpartisipasi mencari penghasilan dengan merubah perannya dari sektor domestik (dalam rumah tangga) ke sektor publik (diluar rumah tangga) (Munandar, 1985:47).

Keterlibatan perempuan dalam sektor publik secara garis besar didorong oleh beberapa hal. Pertama dan yang terbesar didorong oleh tekanan ekonomi rumah tangga. Hal ini disebabkan pemenuhan kebutuhan pada keluarga dan masyarakat semakin lama semakin kompleks. Dengan kata lain, pengeluaran untuk rumah tangga tidak hanya terbatas pada kebutuhan pangan dan sandang, tetapi telah mengalami penambahan seperti pendidikan, kesehatan, organisasi (perkumpulan), rekreasi dan lain-lain. Dalam kondisi seperti ini semakin besar kemungkinan muncul realita dimana suami tidak mampu menanggung sendiri beban ekonomi keluarga. Kedua adalah didorong keinginan untuk meningkatkan harga diri, persamaan hak yang biasanya terdapat pada perempuan berpendidikan dan perempuan perkotaan.

(36)

faktor. Akan tetapi secara umum dapat dijelaskan, faktor yang mempengaruhi adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, profesionalisme, pengalaman kerja yang pada dasarnya menentukan besar kecilnya penghasilan suami (Sajogyo,1985:132).

Disamping perempuan penting dalam mendukung ekonomi keluarga, juga mendukung pemerintah. Di dalam ketetapan MPR. RI. Nomor IV/MPR/1999 GBHN Tahun 1999-2004 dijelaskan Mengenai Kedudukan dan Peranan Perempuan yaitu bahwa:

a. Meningkatkan kedudukan dan Peranan Perempuan dalam Kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan dan gender.

b. Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan serta nilai historis perjuangan kaum perempuan, dalam rangka melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi berpartisipasinya isteri dalam ekonomi keluarga, dari segi pendidikan, sosio-kultural, sosio-psikologis, sosio-phisik dan lain sebagainya. Dalam hal ini dapat dirumuskan dengan rinci motivasi perempuan untuk bekerja di luar rumah tangga meliputi : (Munandar, 1983: 47)

1. Untuk menambah penghasilan keluarga.

(37)

3. Untuk menghindari rasa kebosanan dan mengisi waktu kosong. 4. Karena ketidakpuasan dalam perkawinan.

5. Karena mempunyai minat dan keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan.

6. Untuk memperoleh status. 7. Untuk mengembangkan diri.

Jadi jelaslah bahwa partisipasi perempuan pada sektor publik selain menguntungkan secara ekonomi, perempuan juga mendapat pengalaman yang berguna untuk membina rumah tangga. Dengan demikian kedudukan dan peranan perempuan dalam keluarga, masyarakat semakin nyata.

2.2 Keluarga

Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Pada dasarnya keluarga merupakan suatu kelompok yang terdiri dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan orang tua dan pemeliharaan anak. Jadi, keluarga dalam bentuk murni merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari suami isteri, dan anak-anak(Ahmadi, 2003:239).

Menurut Iver dan Page (dalam Ahmadi,2003:240) ciri-ciri umum keluarga meliputi:

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

(38)

c. Suatu sistem tata norma, termasuk garis perhitungan keturunan.

d. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.

e. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.

2.2.1 Fungsi Keluarga

Suatu pekerjaaan atau tugas yang dilakukan disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut. Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga dapat digolongkan ke dalam beberapa fungsi yaitu:

1. Fungsi Biologis

Dalam fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan, akan terjadi proses kelangsungan keturunan. Dengan persiapan yang cukup matang ini mewujudkan suatu bentuk kehidupan rumah tangga yang baik dan harmonis.

2. Fungsi Pemeliharaan

Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat berlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut:

(39)

b. Gangguan penyakit dengan berusaha menyediakan obat-obatan;

c. Gangguan bahaya dengan berusaha menyediakan senjata, pagar, tembok dan lainnya.

Bila fungsi ini telah dijalankan keluarga dengan sebaik-baiknya tentu akan membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat.

3. Fungsi Ekonomi

Berusaha memenuhi kebutuhan pokok manusia, yaitu:

a. Kebutuhan makan dan minum.

b. Kebutuhan pakaian untuk menutupi tubuhnya. c. Kebutuhan tempat tinggal.

Untuk melengkapi fungsi kebutuhan ini maka orangtua harus berupaya keras agar setiap anggota keluarga dapat mencukupi makan, minum, cukup pakaian serta tempat tinggal. Sehubungan dengan fungsi ini, keluarga juga berusaha melengkapi kebutuhan jasmani dimana keluarga diwajibkan berusaha agar anggotanya mendapat perlengkapan hidup jasmaniah baik yang bersifat umum maupun yang bersifat individual.

4. Fungsi Keagamaan

(40)

menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Fungsi Sosial

Dengan fungsi sosial, keluarga berusaha mempersiapkan anak-anaknya bekal yang selengkap mungkin dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan agar didalam keluarga selalu terjadi pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan yang diwariskan adalah kebudayaan yang telah dimiliki generasi tua yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik buruknya perbuatan dan lain-lain. Fungsi ini juga menyangkut pendidikan anak-anak dalam keluarga.

Disfungsi keluarga merupakan satu hal yang kerap kali menjadi masalah. Disfungsi keluarga adalah dimana keluarga tidak lagi berfungsi dengan baik sebagaimana yang diharapkan dengan fungsi keluarga yang ada. Pengaruh-pengaruh negatif dari fungsi keluarga ini juga sangat berPengaruh-pengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan individu yang menjadi anggota keluarga tersebut (Wangsanegara dalam Ahmadi, 2009:91).

2.3 Sosial Ekonomi

(41)

dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggotanya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai sosial ekonomi yang diikuti masyarakat ketika itu.

Kata sosial berasal dari kata “socious” yang artinya kawan, teman. Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman kerja, teman sekampung dan sebagainya. Dalam hal ini kawan adalah mereka (orang-orang) yang ada disekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain (Mahadi, 1993: 5).

Kata sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut makhluk sosial yang artinya bahwa manusia itu tidak dapat hidup dengan wajar tanpa orang lain disekitarnya. Hal ini dapat kita lihat dari pernyataan Soedjono Soekanto:

“ Dalam menghadapi sekelilingnya, manusia harus hidup berkawan dengan manusia-manusia lain dan pergaulannya tadi akan mendatangkan kepuasan baginya, bila manusia hidup sendiri misalnya dikurung dalam suatu ruangan tertutup sehingga tidak mendengar suara orang lain, maka jiwanya akan rusak”.

(42)

maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status (Koentjaraningrat, 1990: 35). Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaaan, pendidikan dan investasi.

Menurut Melly G. Tan bahwa bahwa kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh Mahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi dititikberatkan pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehat yang didukung oleh pekerjaan yang layak

(43)

2.4 Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga

Melly G. Tan mengatakan untuk melihat tingkat sosial ekonomi keluarga itu dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Berdasarkan hal ini maka keluarga atau kelompok masyarakat itu dapat digolongkan memiliki tingkat sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi (Tan dalam Koentjaraningrat, 1981 : 35).

1. Golongan berpenghasilan rendah

Yaitu keluarga yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain karena tuntutan kehidupan yang keras, perkembangan anak dari keluarga itupun menjadi agresif. Sementara itu orangtua yang sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap perilaku anaknya.

2. Golongan berpenghasilan sedang

Yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.

3. Golongan berpenghasilan tinggi

(44)

Para ahli filsafat dan analisis sosial telah melihat bahwa masyarakat adalah struktur yang terdiri dari keluarga dan bahwa keanehan-keanehan suatu masyarakat tertentu dapat digambarkan dengan menjelaskan hubungan kekeluargaan yang berlangsung di dalamnya. Karya etika dan moral tertua menerangkan bahwa masyarakat kehilangan kekuatannya jika anggotanya gagal dalam melaksanakan tanggung jawab keluarganya. Dalam hubungan ekonomi keluarga perlu mengkonsumsi pangan sandang dan papan untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu seorang ayah atau seorang kepala rumah tangga perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, itu biasanya disebut dengan keluarga kecil dan jika keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek dan nenek itu biasanya di sebut dengan keluarga besar. Anggota tersebut semuanya membutuhkan makan sehingga sebagai kepala keluarga yang baik berkewajiban untuk memenuhi kebutuhannya, disamping itu kadang-kadang banyak kepala keluarga yang belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga tadi sehingga istripun rela untuk membantu suami untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi di dalam keluarga.

Adapun Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi keluarga yaitu:

a. Penghasilan

(45)

d. Kemampuan untuk mencari sumber pendapatan lain (http://en.wikipedia.org/wiki/tingkat-ekonomi-keluarga.html).

2.5 Usaha Ekonomi Mikro

2.5.1 Pengertian Usaha Ekonomi Mikro

Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

Usaha Ekonomi Mikro atau yang sering disebut dengan UKM merupakan sektor usaha yang bersentuhan langsung dengan aktifitas ekonomi rakyat sehari-hari. Dalam skala usahanya yang kecil, bahkan sangat kecil sehingga disebut mikro, UKM tidak jarang harus hidup dengan cara gali lubang tutup lubang. Sangat minim bahkan ada yang sama sekali tidak pernah mengalami sentuhan manajemen usaha, segala seuatunya berjalan begitu saja, sebagai suatu wujud komitmen untuk menghidupi keluarga, melayani sesama, memberikan pekerjaan kepada saudara atau tetangga. Tak heran sektor ini paling sering dikelompokkan sebagai yang tidak bankable (tidak memenuhi syarat untuk dilayani kredit perbankan)

(46)

Adapun karakteristik atau ciri-ciri dari usaha ekonomi mikro adalah sebagai berikut:

a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti.

b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat. c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak

memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

d. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai.

e. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.

f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.

g. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP (http//id.wikipedia.org.wiki/ekonomi_mikro.html).

Contoh usaha ekonomi mikro antara lain:

a. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya.

b. Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat.

c. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll; Peternakan ayam, itik dan perikanan.

(47)

e. Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha ekonomi mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain : - Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang.

f. Tidak sensitif terhadap suku bunga.

g. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter.

h. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha ekonomi mikro yang sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha ekonomi mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.

Secara umum beberapa karakteristik usaha mikro yang dapat diamati di Lapangan adalah :

a. Bersifat informal dan tidak berbadan hukum;

(48)

usaha mikro yang sifatnya tenaga kerja lepas. Omset usaha mikro yang relatif stabil terjadi di sektor perdagangan, terutama usaha warungan, karena yang dijual umumnya adalah kebutuhan sehari-hari yang permintaannya tidak dipengaruhi musim.

c. Tanpa atau hanya menggunakan teknologin sederhana. Teknologi yang relatif tinggi yang digunakan dalam usaha mikro antara lain mesin jahit dan mesin bubut logam.

d. Pelaku usaha mikro relatif mudah berganti jenis usaha, keluar masuknya usaha mikro relatif mudah karena usaha ini tidak memerlukan perizinan formal, modal usaha yang dibutuhkan relatif kecil, serta tidak memerlukan keahlian khusus (Lembaga Penelitian SMERU, 2003 : 30).

2.5.3 Manfaat Usaha Ekonomi Mikro

Usaha ekonomi mikro memiliki kontribusi yang besar bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun sosial. beberapa manfaat usaha mikro antara lain :

a. Usaha mikro dianggap dapat meredakan gejala sosial, karena jenis usaha ini mudah dimasuki masyarakat kecil, terutama sejak krisis banyak pabrik menutup usahanya atau mengurangi karyawannya. Dalam hal ini, usaha mikro menjadi alternatif pilihan sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.

(49)

c. Meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat khususnya rumah tangga pelaku usaha ekonomi mikro. Dampak usaha ini diindikasikan dengan semakin membaiknya kondisi fisik rumah tangga para pengusaha mikro/kecil, serta bertambahnya kepemilikan kendaraan. Selain itu pendapatan usaha mikro juga dapat digunakan untuk menyekolahkan anak, berobat, dan berbagai kebutuhan rumah tangga lainnya (Sugiarto, 2007: 13).

2.6 Kesejahteraan Sosial

2.6.1 Defenisi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang baik (Isbandi, 1994:3).

Secara yuridis konsepsional, pengertian kesejahteraan sosial termuat dalam UU No.11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut:

“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.

Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial tersebut dilaksanakan berbagai upaya, program dan kegiatan yang disebut “Usaha Kesejahteraan Sosial” baik yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat. UU. No. 11 Tahun 2009 Bagian II pasal 25 juga menjelaskan secara tegas tugas serta tanggung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial yang meliputi:

(50)

2. Menyediakan akses penyelengaraan kesejahteraan sosial;

3. Melaksanakan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

4. Memberikan bantuan sosial sebagai stimulan kepada masyarakat yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial;

5. Mendorong dan memfasilitasi masyarakat serta dunia usaha dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya;

6. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia di bidang kesejahteraan sosial;

7. Menetapkan standar pelayanan, registrasi, akreditasi, dan sertifikasi pelayanan kesejahteraan sosial;

8. Melaksanakan analisis dan audit dampak sosial terhadap kebijakan dan aktivitas pembangunan

9. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesejahteraan sosial; 10.Melakukan pembinaan dan pengawasan serta pemantauan dan evaluasi

terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

11.Mengembangkan jaringan kerja dan koordinasi lintas pelaku penyelenggaraan kesejahteraan sosial tingkat nasional dan internasional;

12.Memelihara taman makam pahlawan dan makam pahlawan nasional; 13.Melestarikan nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan

(51)

14.Mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Walter A. Friedlander, mengutarakan bahwa konsep dan istilah kesejahteraan sosial dalam pengertian program yang ilmiah baru saja dikembangkan sehubungan dengan masalah sosial dari pada masyarakat kita yang industrial. Kemiskinan, kesehatan yang buruk, penderitaan dan disorganisasi sosial telah ada dalam sejarah kehidupan umat manusia, namun masyarakat yang industrial dari abad ke 19 dan 20 ini menghadapi begitu banyak masalah sosial sehingga lembaga-lembaga insani yang sama seperti keluarga, ketetanggaan, gereja, dan masyarakat setempat tidak mampu lagi mengatasinya secara memadai.

Berikut ini beberapa defenisi yang menjelaskan arti kesejahteraan sosial, W.A Friedlander mendefenisikan:

“Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan serta untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan-kemampuannya secara penuh untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat”(Muhaidin, 1984: 1-2).

Defenisi di atas menjelaskan:

(52)

2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya. 3. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara, meningkatkan

“kemampuan individu” baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam memenuhi kebutuhannya.

Dalam Kamus Ilmu Kesejahteraan Sosial disebutkan pula :

“Kesejahteraan Sosial merupakan keadaan sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial tertentu saja. Bonnum Commune atau Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat, sosial yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam memperkembangkan kepribadiannya secara sempurna” (Suparlan, 1989 : 53).

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tentang latar belakang informasi mengenai konsep dan istilah yang digunakan dalam statistik Kesejahteraan Sosial diantaranya adalah kondisi rumah tangga, luas lantai, daerah perkotaan atau pedesaan, probabilitas bayi mati sebelum mencapai usia satu tahun, keluhan masyarakat terhadap kesehatan, imunisasi, pasien rawat inap, status gizi, narapidana, aksi dan korban kejahatan, luas lantai, mendengarkan radio, membaca koran atau surat kabar, serta menonton televisi. Dari kelompok terssebut BPS melakukan pengelompokan menjadi empat indikator dalam pengukuran kesejahteraan sosial, yaitu :

1. Pendapatan. 2. Kesehatan.

3. Perumahan, dan 4. Gizi.

(53)

Dalam Undang-Undang RI No. 11 tahun 2009, tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial disebutkan bahwa usaha kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan, dan mengembangkan kesejahteraan sosial. Dalam pernyataan tersebut terkandung pengertian bahwa usaha-usaha kesejahteraan sosial merupakan upaya ditujukan kepada manusia baik individu, kelompok maupun masyarakat.

2.7 Kerangka Pemikiran

Jumlah penduduk Indonesia dewasa ini kurang lebih sebesar 220 juta jiwa, dimana jumlah kaum perempuannya kurang lebih sekitar 49,8 % dari total jumlah penduduk Indonesia dan mereka merupakan separuh pemanfaat dan pelaku pembangunan. Kalau kualitas perempuan terus merosot, Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pun akan terus memprihatinkan. Namun apabila kualitas hidup perempuan dapat ditingkatkan maka IPM pun akan meningkat. Untuk meningkatkan IPM dan kualitas hidup perempuan, ada 3 variabel yang perlu diperhatikan yaitu variabel pendidikan, ekonomi (Pekerjaan dan Penghasilan) serta Kesehatan.

(54)

Tenaga kerja Perempuan di sektor informal pun ternyata mencakup tujuh puluh persen dari keseluruhan tenaga kerja perempuan. Misalnya kaum perempuan yang bekerja di sektor informal memunculkan dua indikasi. Pertama, adanya keterbatasan akses kaum perempuan untuk masuk kedalam sektor formal karena keterbatasan pada aspek pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Kedua, kaum perempuan sendiri yang memilih masuk ke sektor informal dengan pertimbangan adanya kemudahan, keleluasaan dan fleksibilitas kerja disektor informal yang tidak mungkin diperoleh ketika bekerja di sektor formal. Dimana salah satu sektor usaha informal yang paling signifikan yaitu usaha ekonomi mikro.

Di Indonesia, usaha mikro dan usaha kecil telah memberikan kontribusi yang signifikan kepada perekonomian nasional. Sebagai gambaran, pada tahun 2000-2008, tenaga kerja yang diserap industri rumah tangga (salah satu bagian dari usaha mikro sektor perindustrian) dan industri kecil mencapai 65,38% dari tenaga kerja yang diserap sektor perindustrian nasional. Pada tahun yang sama sumbangan usaha kecil terhadap total PDB mencapai 39,93% (BPS,2009).

Usaha mikro dan usaha kecil telah berperan sebagai penyangga (buffer) dan katup pengaman (safety valve) dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menyediakan alternatif lapangan pekerjaan bagi para pekerja sektor formal yang terkena dampak krisis.

Usaha mikro yang paling banyak diminati kaum perempuan diantaranya adalah di bidang industri rumah tangga dan perdagangan. Di bidang industri rumah tangga misalnya saja adalah pembuatan kripik dan makanan sejenisnya

(55)

perdagangan, yaitu dagang yang modalnya < Rp. 10.000.000 misalnya dagang

makanan sehari-hari/warung nasi, kedai sampah, gorengan dan lain sebagainya.

Ada beberapa hal penyebab berpartisipasinya perempuan dalam ekonomi rumah tangga, yaitu : berkembangnya teknologi sehingga membuka kesempatan kerja bagi perempuan, majunya pendidikan membuka wawasan pengetahuan wanita. Tetapi masalah kehidupan yang sulit dalam ekonomi keluarga mendorong lebih banyak perempuan untuk bekerja mencari nafkah (Sajogyo, 1985 :3).

Adapun alasan yang paling sering muncul ketika seorang perempuan bekerja pada sektor usaha ekonomi mikro ini yaitu terkait masalah kehidupan yang sulit dalam ekonomi keluarga seperti yang dikutip dari Pudjiwati Sajogyo

diatas. Dengan berpartisipasinya perempuan dalam usaha ekonomi mikro ini tentu saja berpengaruh terhadap kehidupan keluarganya, khususnya pada kondisi sosial ekonomi keluarga. Hal ini juga dikuatkan oleh pra-penelitian yang telah dilakukan. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana pengaruh tingkat partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro ini dalam meningkatkan sosial ekonomi keluarga. Sehingga dapat disimpulkan nantinya apakah pengaruh tingkat partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro terhadap tingkat sosial ekonomi keluarga ini dapat dikatakan sangat baik, baik, atau bahkan kurang baik.

2.8 Hipotesis

(56)

sama sekali terhadap penelitian yang dilakukan. Hipotesa tidak diterima dan tidak pula ditolak dan biasa disebut sebagai hipotesa nol (Ho).

Adapun hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ha : Terdapat hubungan atau pengaruh tingkat partisipasi perempuan dalam usaha ekonomi mikro terhadap tingkat sosial ekonomi keluarga di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.

(57)

Bagan 1

Bagan Kerangka Pemikiran

Tingkat Partisipasi Perempuan dalam usaha ekonomi mikro

Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga

Pendidikan

Perumahan Pekerjaan Penghasilan

Kurang Baik

Baik Sangat Baik

(58)

2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.7.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defensi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009:112).

Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Pengaruh adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi yang menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu.

2. Partisipasi adalah pandangan, pengetahuan, keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaaan lahiriahnya.

3. Partisipasi Perempuan terhadap Ekonomi Keluarga adalah terlibat atau ikut berperannya seorang perempuan/isteri untuk mencari nafkah diluar rumah tangga sehingga isteri mempunyai penghasilan berupa material.

4. Usaha Ekonomi Mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.

Gambar

TABEL 1
TABEL 2
TABEL 3
TABEL 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

hipertensi dengan tekanan darah rata-rata pasien di Poliklinik Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah tingkat

Setelah melihat hasil dari pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ke enam variabel bebas yaitu ukuran perusahaan,

Ketentuan perundang-undangan Indonesia memiliki pengertian yang mendasar mengenai capital gains yang dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d Undang-undang Nomor

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah Sampai

[r]

Abstrak : Pada dunia retail keberadaan internet pada saat ini sangat bermanfaat, selain sebagai media promosi juga dapat digunakan untuk sarana transaksi belanja

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah diunggah. dalam

To save data in the Local Storage with Sencha Touch, you will have to implement a client proxy to your model or store with the type localstorage. When this proxy is used in a