• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancanaan Bisnis Pada”Kain Songket Palembang”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancanaan Bisnis Pada”Kain Songket Palembang”"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

PERANCANAAN BISNIS PADA”KAIN SONGKET PALEMBANG”

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

JUWITA ASWIRA MURNI 082101154

DIPLOMA III KEUANGAN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : JUWITA ASWIRA MURNI

NIM : 082101154

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS PADA

“KAIN SONGKET PALEMBANG”

Tanggal : ………..2011 Dosen pembimbing

(Syafrizal Helmi Situmorang, M.Si) NIP. 19760214 200501 1 002

Tanggal : ………..2011 Ketua Program Studi D III Keuagan

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP. 195912291 98903 1 002

Tanggal : ………..2011 Dekan

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : JUWITA ASWIRA MURNI

NIM : 082101154

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS PADA

“KAIN SONGKET PALEMBANG”

Medan, ……… 2011 Menyetujui

Pembimbing

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir yang berjudul “ PERENCANAAN BISNIS PADA KAIN SONGKET PALEMBANG “ ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dengan selesainya tugas akhir ini maka penulis ingin mengucapkan terima kasih pada kedua orangtuaku tercinta, Ayahku H.Syahrul Yatim Piliang dan Ibuku Hj.Mariati yang telah mendidik dan mengasuh Penulis dengan penuh kasih sayang, berkat doa, dan pengertian yang tak terhingga. Serta mengajar Penulis dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan sehingga Penulis dapat bertumbuh sampai sekarang ini. Dukungan moral dan moril yang diberikan untuk mendukung pendidikan Penulis sampai saat ini takkan pernah dapat Penulis balas sampai kapanpun. Terima kasih Ayah, terima kasih ibu Serta Penulis ingin mengucapakan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universita Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada Penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawainya yang banyak membantu Penulis selama menjalankan pendidikan di Fakultas Ekonomi Univeritas Sumatera Utara.

6. Buat Omku Marzaini Manday dan Saudara-saudaraku, kak mia, bang doni, bang berry, bang dolli, bang dasnal, kak dewi, dan adik-adikku dika, dea, ola dan dafa juga ponakanku tersayang kiki dan gege untuk semangat yang telah diberikan. 7. Buat teman-temanku tersayang ciput (Tri Utami Putri), depong (Devi Prasuciani

T), cute (Winda Rahmadany)dan nopet (Novi Susanti) buat partisipasi dan motivasi yang diberikan.

8. Buat teman-teman grup Stambuk 2008 buat semangat serta doa yang telah diberikan selama ini.

9. Buat teman-teman magang Penulis kelompok 1 (Dina, Enteria, Fitri, Shofina, Decka dan Indah) buat dua bulan yang menegangkan ini.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang Penulis dapatkan. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, Juli 2011 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 9

II. I Data Perusahaan ... 9

II.2.1 Data Pemilik ... 9

II.2.2 Stuktur Organisasi ... 11

II.3 Aspek Pasar Dan Pemasaran ... 13

II.3.1 Deskripsi Produk Yang Dihasilkan ... 15

II.3.2 Gambaran Pasar ... 17

II.3.3 Target atau Segmen Pasar yang Dituju ... 17

II.3.4 Proyeksi Penjualan ... 18

II.3.5 Strategi Pemasaran ... 19

II.3.5.a Pengembangan Produk ... 19

II.3.5.b Pengembangan Wilayah Pemasaran ... 19

II.3.5.c Kegiatan Promosi ... 19

II.3.5.d Strategi Penetapan Harga ... 19

II.4 Analisis Pesaing ... 19

II.4.1 Bahan Baku Dan Penggunaannya ... 21

(7)

II.4.2 Trend Perkembangan Pasar ... 24

II.5. Analisis Sumber Daya Manusia ... 25

II.6.Rencana Pengembangan Usaha ... 26

II.6.1 Tahap-Tahap Pengembangan Usaha ... 26

II.7.Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 26

II.7.1 Rencana Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 26

II.7.2 Rencana Pembelian Teknologi Informasi ... 27

II.8 Analisis Keuangan ... 27

II.8.1 Biaya Investasi Awal ... 27

II.8.2 Laporan Arus Kas 3 Bulan ... 28

II.8.3 Rencana Arus Kas Setahun ... 29

II.8.4 Laporan Laba Rugi ... 30

II.9.1 BEP (Break Even Point) ... 31

II.9.2 Analisis Resiko ... 32

a.Analisis Resiko Usaha ... 32

b. Antisipasi Resiko Usaha ... 35

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

1. Kesimpulan ... 31

2. Saran ... 32

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Daftar Kepemilikan Modal ... 12

Tabel 2.2 Deskripsi Variasi Songket ... 15

Tabel 2.3 Volume/ Target Penjualan Bulan I ... 18

Tabel 2.4 Proyeksi Penjualan ... 21

Tabel 2.5 Tahap-Tahap Pengembangan Usaha ... 25

Tabel 2.6 Rencana Pembelian Teknologi Informasi ... 26

Tabel 2.7 Biaya Investasi ... 26

Tabel 2.8 Proyeksi Laporan Arus Kas... 27

Tabel 2.9 Rencana Arus Kas Setahun ... 28

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kain tenun songket Palembang ini, sangat menarik, ditelusuri sejarahnya, maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan motif hiasnya yang indah, pastilah kita berkesimpulan bahwa songket ini dibuat dengan keterampilan, ketelatenan, kesabaran,dan daya kreasi tinggi.Marilah kita "melongok" bagaimana kain tersebut dibuat, sedikit sejarahnya dan tentang motif hiasnya.

Bahan baku kain songket Palembang ini adalah berbagai jenis benang, seperti benang kapas, atau yang lebih lembut dari bahan benang sutera. Untuk membuat kain songket yang bagus, bahan bakunya berupa benang putih yang diimpor dari India, Cina atau Thailand. Sebelum ditenun, bahan baku diberi warna dengan jalan dicelup dengan bahan warna yang dikehendaki. Warna dominan dari tenun songket

Namun, saat ini penenun dari Palembang ini sudah menggunakan berbagai warna, yaitu warna yang biasa digunakan untuk tekstil, kain songket tradisional dicelup dengan warna - warna yang didapat dari alam, dan teknik ini diteruskan Warna biru didapat dari indigo, warna kuning didapat dari dari kunyit.Untuk mendapatkan warna sekunder seperti hijau, oranye dan ungu, dilakukan percampuran cat dari warna primer merah,biru dan kuning. Untuk mencegah agar warna tidak luntur atau pudar pada waktu pencelupan ditambahkantawas

(11)

vertikal disebut lungsi, benang yang ditempatkan melebar atau horizontal disebut benang pakan. Hasil persilangan kedua jenis benang ini terangkai menjadi kain. Untuk

mendapatkan motif songket berbenang emas, ditambahkan benang emas yang sudah dihitung dan ditenunkan di antara hasil tenunan tadi.

Karena rumitnya proses bertenun ini, sehelai kain dapat diselesaikan dalam waktu ber bulan - bulan. Apalagi di masa lalu, menenun dikerjakan oleh para ibu pada waktu senggang ketika pekerjaan mengurus rumah tangga atau bertani telah selesai. Tenun songket biasanya diberi motif berwarna emas. Benang emas yang dipakai ada tiga jenis, yaitu benang emas cabutan, benang emas Sartibi dan benang emas Bangkok.enang emas cabutan didapat dari kain songket antik yang sebagian kainnya sudah rusak, yang diurai kembali. Benang emas cabutan masih kuat karena dibuat dari benang katun yang dicelupkan ke dalam cairan emas 24 karat

Pengerjaaan yang rumit dengan mengurai kembali benang yang sudah ditenun ini menghasilkan kain songket yang baru yang berkesan antik. Dengan pembuatan dan pengerjaan yang harus sangat telaten ini wajarlah harga kain songket bisa berlipat ganda. Jenis yang kedua, benang emas Sartibi. yaitu benang emas sintetis dari pabrik benang di Jepang. Benang ini halus, dan tidak mengkilap, hasil tenunannya lebih halus dan ringan. Jenis benang emas yang ketiga yaitu benang Bangkok yang mengkilap dan memang didatangkan dari Bangkok

(12)

emasnya dengan kualitas tinggi didatangkan dari China. Kadangkala benang emas ini diambil dari kain songket yang sudah sangat tua (ratusan tahun) karena kainnya menjadi rapuh, benang emas disulam kembali kekain yang baru. Kualitas jenis songket lepus merupakan kualitas yang tertinggi dan termahal harganya.

Limar adalah kain sonket yang menurut sejarawan dan budayawan inggris R.O Windstedt yang menekuni kehidupan di nusantara pada zaman kolonial, yaitu: its colours are rich blend of reds,yellows,and greens .the shape of the pattern. If closely inspected, bearing a distinct resemblance to the “lime“ (limau) from which it has acquired its name.

Pendapat lain percaya bahwa nama limar timbul karena banyak nya bulatan 2 kecil dan percikan yang membentuk sebuah motif yang menyerupai tetesan air jeruk yang diperas. Menurut Mubin Sheppard: that kain limar is often in correctly spelt limau, with which it has no connexion. Sedangkan di Palembang limar itu lebih diartikan sebagai suatu teknik, is known as a process of dyeing threads.

Rumpak ( bumpak ) adalah kain songket untuk pria, motif pada kain tersebut tidak penuh seperti pada songket untuk wanita,kepala kain atau tumpal pada rumpak disaat pemakaiannya berada di belakang badan ( pinggul ke bawah sampai dibawah dengkul)

Motif kain songket amat beragam, apalagi pada saat ini dimana kreasi-kreasi baru para pengrajin sangat imaginatif. Akan tetapi motif utama songket adalah:

(13)

4.Bunga Cina 5.Bunga Paciek.

Sumber lain mengatakan bahwa Motif hias songket biasanya berbentuk geometris atau hasil stilisasi dari flora dan fauna, yang masing-masing mempunyai arti perlambangan yang baik. Misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati dan bunga mawar yang wangi yang melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki. Motif benang emas yang rapat dan mendominasi permukaan kain disebut LEPUS, Kain tiga negeri Kain ini dari tiga bagian warna yaitu biru, hijau dan merah. Di bagian tepi motif tumpal berwarna merah, di tengahnya kain limar bermotif bunga tabung. Di bagian paling tengah berwarna hijau bermotif bunga bintang berantai. Kekayaan alam Palembang sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias dengan pola-pola yang mengagumkan. Sekali pun ragam hiasnya tercipta dari alat yang sederhana, namun tenunannya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya. Jadi, songket bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya. Motif-motif ragam songket Palembang pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: motif tumbuh-tumbuhan (terutama bentuk stilisasi bunga-bungaan), motif geometris dan motif campuran antara tumbuh-tumbuhan dan geometris.

(14)

Beberapa nama ragam hias atau motif tenun songket Palembang antara lain adalah: lepus piham, lepus polos, lepus puler lurus, lepus puler ombak-ombak, lepus bintang, lepus naga besaung, lepus bungo jatuh, lepus berantai, lepus lemas kandang, tetes meder, bungo cino, bungo melati, bungo inten, bungo pacik, bungo suku hijau, bungo bertabur, bungo mawar, biji pare, jando berhias, limas berantai, dasar limai, pucuk rebung, tigo negeri dan emas jantung Selain sebagai sesuatu yang berfungsi memperindah tenunan (songket), ragam hias juga mempunyai makna.

Salah satu contohnya adalah bentuk ragam hias yang tekenal yaitu “naga besaung” (naga bertarung). Dalam hal ini naga dianggap sebagai binatang yang melambangkan kemakmuran dan kejayaan. Orang yang memakai tenun songket motif nago besaung tentulah mengharapkan akan mendapatkan kemakmuran dan kejayaan dalam hidupnya. Motif ini diambil dari salah satu unsur kebudayaan Cina yang menganggap naga sebagai suatu hewan mitologi yang dapat mendatangkan kemakmuran.

(15)

Sumber: http://kainsongket.net/tentang-songket-palembang

Kami memilih usaha ini karena kami percaya usaha ini memiliki prospek jangka panjang yang baik, karena songket Palembang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan. Diantaranya adalah acara-acara pernikahan, acara adat, dan sebagai pasangan dari kain kebaya sehingga kain songket banyak digemari oleh kaum hawa. Songket Palembang yang kami produksi tidak menggunakan mesin seperti kebanyakan produsen lain sehingga memiliki tingkat ketelitian yang tinggi yang memungkinkannya jauh dari kecacatan. Penenun yang trampil dan berbakat yang telah lama mengerjakan kegiatan inilah yang akan kami pekerjakan dan benang terbaiklah yang akan kami pakai sehingga songket yang kami produksi berkualitas.

Usaha ini memiliki potensi dan peluang bisnis yang baik dimasa depan. Melihat banyaknya jumlah kaum hawa di Indonesia dan masyarakat usia produktif yang menjadi pasar utama kami dalam bisnis ini. Kaum hawa dipilih karena adanya nilai estetika dari wanita yang memakai songket sehingga sampai saat ini wanita tetap memilih untuk memakai songket sebagai pasangan kebaya pada acara-acara pertemuan mereka.

Adapun masyarakat usia produktif dipilih karena mereka pasti akan menikah dan sebagai pakaian pengantinnya kami menyarankan agar mereka menggunakan songket Palembang yang kami produksi. Keunggulan dari songket ini ringan dan tidak luntur sehingga nyaman dipakai oleh para pengantin yang memiliki kegiatan padat disepanjang acara pernikahan. Kami juga memilih keluarga yang memiliki sofa sebagai target pasar kami.

(16)

menambah kesan mewah, unik dan menambah nilai kebudayaan diruang tamu. Adapun pesaing yang kami hadapi dalam usaha ini adalah para produsen songket lain. Baik songket Palembang maupun songket lainnya seperti songket Batu Bara dan Kalimantan juga para agen yang sudah lama bekerja dibidang ini dan memiliki pelanggan tetap. Akan tetapi hal tersebut tidak akan membuat kami resah karena kami aka terus mengembangkan inovasi baru agar songket kami dapat bertahan bahkan berhasil diterima oleh masyarakat Indonesia.

Kami membutuhkan dana sebesar Rp 14.232.000 sebagai tahap awal membuka bisnis ini. Dengan perincian total biaya sewa gedung, biaya gaji penenun dan penjahit, biaya bahan baku, serta biaya alat pembuatan songket dan keperluan lainnya. Dan dana yang kami miliki saat ini adalah sebesar Rp 23.000.000. Dengan penerimaan penjualan sebesar Rp 12.900.000 pada bulan pertama yang akan terus mengalami perubahan sesuai dengan keadaan pasar. Dan

kami memperkirakan dana yang kami investasikan akan kembali pada bulan ke- 8. Susunan kepemilikan modal telah kami sajikan pada bab berikutnya.

Dalam kegiatan ini kami terdiri dari 3 (tiga) orang yang bekerja pada bidang masing-masing, yaitu penulis sendiri sebagai pengurus operasional, Mia Andriani sebagai pengurus keuangan, dan Doni Aulia Rizal SE sebagai pengurus pemasaran. Tiap-tiap bidang dipilih berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing pengurus sehingga resiko yang dihadapi dapat diminimkan.

(17)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

II.I Data Perusahaan

a. Nama Perusahaan : UniQue Songket b. Bidang Usaha : Tekstil Tradisional c. Jenis Produk : Songket khas Palembang

d. Alamat Perusahaan : Jl. Bajak IV Timur Gg. Musollah No.2 e. No. Telepon : 085261354417/085762689797

f. No. Fax : -

g. Alamat e-mail : wita.mbotz@gmail.com h. Mulai berdiri : 2011

i. Lokasi dan fasilitas : Kami akan menyewa sebuah gedung lantai 2 yang terletak di jalan Perniagaan (Pajak ikan) Medan sebagai tempat kegiatan produksi di lantai 2 dan penjualan di lantai 1.

II.2.1 Data Pemilik

a. Nama : Juwita Aswira Murni

b. Jabatan : Pemilik/Pengurus operasional c. Tempat dan tanggal lahir: Medan, 5 Juni 1990

d. Alamat Rumah : Jl. Bajak IV Timur Gg. Musollah No.2 e. No. Telepon : 085261354417/085762689797

f. No. Fax : -

(18)

Anggota 1

a. Nama : Mia Andriani b. Jabatan : Pengurus keuangan

c. Tempat dan tanggal lahir: Medan, 10 Oktober 1985 d. Alamat Rumah : Jl. Selamat No.32

e. No. Telepon : 081376166266

g. Alamat e-mail : Mia_Sky78@yahoo.com

Anggota 2

(19)

II.2.2 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Job Description :

• Pengurus Operasional

Pengurus Operasional bertindak sebagai ketua pelaksana yang mengkoordinir usaha tersebut. Memantau jalannya usaha dan langsung terjun dalam pembelian benang maupun kebutuhan lainnya dalam produksi ini. Bagian juga akan melihat perkembangan pasar atau tren yang ada untuk produksi dan penjualan songket Palembang ini sehingga songket yang kami hasilkan tidak akan ketinggalan jaman.

• Pengurus Keuangan

Dalam hal ini bagian keuangan bertindak mengatur jumlah modal yang ada dan membaginya dalam kegiatan produksi. Mencari dana tambahan dan mengatur pendapatan agar dapat dikelola kembali dalam kegiatan produksi maupun pemasarannya.

Juwita Aswira Murni

(20)

• Pengurus Pemasaran

Dalam hal ini bagian pemasaran berfungsi sebagai motor penggerak jalannya produk yang kami hasilkan. Dimana dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah berbagai promosi ke daerah-daerah lain baik dengan menyebar brosur maupun menyiarkannya lewat radio, internet, dan berbagai akses yang dapat dijangkau masyarakat Indonesia.

Tabel 2.1

DAFTAR KEPEMILIKAN MODAL

NAMA

JUMLAH MODAL (Rp)

Juwita Aswira Murni

9.000.000

Mia Andriani 7.000.000

Doni Aulia Rizal SE 7.000.000

(21)

II. 3. Aspek Pasar dan Pemasaran

II. 3.1. Deskripsi Produk Yang Dihasilkan

Songket Palembang dibuat dari benang emas dan benang bordir sama seperti bahan pembuatan songket yang lain, namun corak dan cara pembuatannya berbeda. Setiap songket masing-masing daerah memiliki corak yang berbeda, misalnya saja songket dari Tapanuli yang sering disebut Ulos. Corak dan warna yang biasanya dipakai adalah warna coklat tua dengan corak khas suku batak. Dan saat inipun alat yang digunakan untuk menenun songket bukan lagi dari tenaga kerja manusia akan tetapi mesin sehingga mengurangi lapangan kerja bagi para penenun songket yang ada di daerah tersebut.

Dalam hal ini kami sebagai pengusaha bertujuan untuk memperkenalkan songket Palembang kepada masyarakat Indonesia sebagai songket nasional sehingga budaya Indonesia tidak akan pernah mati walaupun sudah banyak ditiru dan dicuri bangsa lain.

Hal ini juga diharapkan dapat membangkitkan kembali produktivitas pembuatan dan penjualan songket Palembang yang sempat terhenti akibat kurangnya modal bagi para pengusaha sehingga lapangan kerja bagi para penenun songket terbatas. Harga yang terjangkau dan tingkat kerapian tinggi akan menjadi komitmen kami dalam menjalankan usaha ini. Adapun hal lain yang menjadi keunggulan produk kami adalah variasi produk songket berdasarkan motif dan kualitas songket tersebut serta adanya berbagai jenis kerajinan lainnya dari songket tersebut seperti dasi dan sarung bantal sofa.

(22)

Kristal Tigo Negeri Ungu

Gambar KW I ( Kristal Tigo Negeri Ungu) Sumber:

http://www.google.co.id/search?q=songket+palembang&hl=id&client=firefox-

a&hs=Nv6&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=s&biw=1024&bih=574&prmd=ivns&tbm=isch&tbo=u&s ource=univ&sa=X&ei=ZC0ITvvFMIKIrAeK38CRDA&ved=0CC4QsAQ Merah Motif Emas

(23)

Sumber:http://www.google.co.id/search?q=songket+palembang&hl=id&client=f

irefox-a&hs=Nv6&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=s&biw=1024&bih=574&prmd=ivns&tbm=isch&tbo=u&s ource=univ&sa=X&ei=ZC0ITvvFMIKIrAeK38CRDA&ved=0CC4QsAQ

Gambar KW III (Songket Lepus) Sumber:

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com/_b0YCo5sB0J8/TDK dNfVayEI/AAAAAAAAAAM/WhoimU8rDtU/s1600/DSC01381.JPG&imgrefurl=http:

//ekatitimjayasongket.blogspot.com/2010/07/songket-palembang_05.html&usg=__Hz1TGFoIpmSyItZOqDwc62XZb0E=&h=1200&w=1600 &sz=599&hl=id&start=15&zoom=1&tbnid=spYgZab456nSoM:&tbnh=124&tbnw=16 5&ei=Zy0ITuvAA4mIrAfD3dGsDA&prev=/search%3Fq%3Dsongket%2Bpalembang

%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-

a%26hs%3DNGm%26sa%3DX%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26biw%3D1024%26bih%3D574%26tbm%3Disch&itbs =1&iact=hc&vpx=235&vpy=266&dur=392&hovh=124&hovw=165&tx=127&ty=97&

(24)

**Keterangan Gambar Pada Tabel di Bawah: Tabel 2.2

Deskripsi Variasi Songket NO JENIS

PRODUK BAHAN BAKU KELEBIHAN KEKURANGAN 1 KW I a) Benang Sutra

b) Benang Emas c) Benang Tenun d) Benang Bordir

a) Motif lebih indah dan menarik. b) Lebih ringan. c) Memberikan c) Dapat luntur

akibat penggunaan benang sutra. 2 KW II a) Benang Emas

b) Benang Tenun c) Benang Bordir

a) Motif lebih

b) Benang Tenun c) Benang Bordir

a) Proses b) Harga sangat

terjangkau. c) Produk lebih

cocok untuk d) Tidak luntur.

a) Motif yang sangat sederhana. b) Motif sangat

banyak ditemukan. c) Produk lebih

(25)

3.2. Gambaran Pasar

Ditinjau dari banyaknya jumlah masyarakat Indonesia yang produktif, dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi akan barang-barang sekunder maka kami yakin bahwa penjualan terhadap songket Palembang akan diminati oleh masyarakat. Karena songket yang kami hasilkan terdiri dari beberapa jenis dengan tingkat kualitas yang berbeda sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas.

II.3. 3. Target atau Segmen Pasar yang Dituju

Pasar sasaran dari usaha ini adalah para wanita dan pria yang berumur 20 tahun ke atas, para keluarga yang memiliki sofa agar menambah kesan mewah dan unik pada interior ruang tamu. Unsur suku juga merupakan dasar dari pasar usaha kami, yaitu suku melayu yang menjadi ciri khas dari songket Palembang.

Dimana setiap pria atau wanita yang berumur 20 tahun ke atas sudah dewasa dan dapat menikah sehingga dapat menggunakan songket Palembang sebagai pakaian dalam pernikahan mereka.

Dewasa ini, interior ruang tamu keluarga sering diambil dari negara luar akibatnya budaya Indonesia tidak lagi kelihatan di masyarakat Indonesia.Oleh sebab itulah kami mengolah sebuah songket Palembang menjadi sarung batal sofa agar warga negara Indonesia tetap dalam merasakan nuansa adatg Indonesia di rumah. Selain

(26)

menambah kesan mewah pada ruanan songket Palembang akan menambah kecintaan masyarakat Indonesia untuk terhadap budaya Indonesia. Unsur suku menjadi pilihan kami dikarenakan suku Melayu akan tetap menggunakan songket Palembang dalam berbagai kegiatan, seperti kegiatan Adat, tari Melayu dan berbagai pertemuan lainnya.

Saat inipun telah diwajibkan setiap masyarakat Palembang agar mengenakan songket Palembang sebagai pakaian yang di gunakan dalam acara adat . Sehingga akan menaikkan volume penjualan produsen songket Palembang seperti yang akan kami lakukan.

II. 3. 4. Proyeksi Penjualan

Kami merencanakan penjualan sebanyak 30 buah produk pada bulan pertama. Dengan perincian masing-masing 10 buah untuk KW I,7 buah untuk KW II, dan 3 buah KW III, 5 buah dasi, dan 5 buah sarung bantal sofa. Lama proses produksi untuk mengerjakan 1 buah songket dan selendang adalah 2-3 hari. 1 buah songket KW III dapat menghasilkan masing-masing 5 buah dasi dan 3 buah sarung bantal sofa. Dan rencana penjualan kami dalam 1 bulan kami sajikan dalam tabel berikut

Tabel 2.3

Volume/Target Penjualan Bulan I

Jenis Produk Unit @ (Rp) Total Nilai (Rp)

KW I 10 buah 800.000 8.000.000

KW II 7 buah 500.000 3.500.000

KW III 3 buah 300.000 900.000

Dasi 5 buah 50.000 250.000

Sarung bantal sofa 5 buah 50.000 250.000

(27)

II. 3. 5. Strategi Pemasaran II.3.5.a Pengembangan Produk

1. Strategi pengembangan produk kami adalah dengan memberi kemasan yang

unik serta free 50% ongkos kirim bagi pembelian diatas 20 unit bagi seluruh konsumen di wilayah Sumatera Utara.

2. Menyediakan pelayanan agar konsumen dapat memilih sendiri motif yang

mereka inginkan atapun membuat motif sendiri pada songket pesanan mereka.

3. Mengadakan sosialisasi ke daerah-daerah dan mengikuti pameran-pameran

kebudayaan untuk memperkenalkan Songket Palembang pada masyarakat Indonesia.

II.3.5.b Pengembangan Wilayah Pemasaran

Strategi Distribusi, lokasi penjualan produk ini adalah di Jalan Perniagaan (Pajak Ikan)dimana daerah ini dekat dengan pelabuhan, rumah-rumah makan, tempat-tempat peristirahatan kendaraan(Stasiun), perumahan, juga perusahaan-perusahaan swasta dan kantor Pegawai Negeri Sipil. Kami juga akan memasarkannya di biro-biro perjalanan (travel) dan airport serta akan menjual produk kami di tempat-tempat kegiatan adat suku melayu.

II.3.5.c Kegiatan Promosi

(28)

II.3.5.d Strategi Penetapan Harga

Harga yang kami gunakan adalah harga pokok produksi + keuntungan jadi harga yang diberikan kepada konsumen tidak tinggi.

II.4 Analisis Pesaing

Adapun pesaing yang akan kami hadapi dalam industri ini adalah para produsen Songket Palembang lainnya dan produsen songket dari berbagai daerah lain seperti Songket Batu Bara, Tapanuli, dan Kalimantan. Karena produsen yang lain mungkin juga akan memberikan penawaran dengan harga yang terjangkau. Selain itu, pesaing dalam industri ini adalah para agen songket Palembang yang sudah ada dimana mereka telah memiliki pelanggan tetap dalam pemesanan songket Palembang sehingga akan sulit bagi kami untuk mencari pelanggan baru Pesaing merupakan faktor yang penting dalam menyusun keberhasilan pemasaran. Menurut pakar manajemen strategi mengidentifikasi 5 ( lima ) kekuatan persaingan yakni masuknya pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pemasok, serta persaingan konvensional di antara para pesaing yang ada. Kelima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan kemampuan laba dalam industri, dan kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan serta menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang perumusan strategi.

a. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

(29)

b. Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang Ada

Persaingan ada yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan strategi-strategi seperti persaingan harga, promosi dan sebagainya. Untuk usaha songket ini tingkat rivalitas yang ada di sekitar jl.perniagan (pajak ikan lama) sangat tinggi, adanya pesaing yang berbeda-beda dapat menyebabkan turunnya permintaan akan produk ini.

c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Dalam usaha songket ini yang menentukan harga berada di tangan usaha songket, ini disebabkan usaha ini hadir untuk pertama kalinya di Medan dan belum ada pesaing yang memiliki ciri-ciri dan konsep yang sama dengan yang ditawarkan oleh usaha ini.

d. Saluran Distribusi

(30)

II.4.1. Bahan Baku Dan Penggunaannya

Diharapkan perusahaan kami dapat memproduksi 24 buah songket dalam sebulan yang terdiri dari 4 buah KW I, 4 buah KW II dan 3 buah KW III. 6 buah dasi dan 7 buah sarung bantal sofa.

BAHAN BAKU KEBUTUHAN

RATA-RATA PER BULAN

SUMBER

Songket KW I 10 Palembang

Songket KW II 7 Palembang

Songket KW III 3 Palembang

Dasi 5 Palembang

(31)

Tabel 2.4

(32)

** Keterangan Pada Tabel:

- Harga KW I = Rp.800.000

- Harga KW II = Rp.500.000

- Harga KW III = Rp.300.000 - Harga Dasi = Rp.50.000

(33)

II.4.2 Trend Perkembangan Pasar

Masyarakat Indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat ini. Penulis sangat yakin ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia yang cukup baik dan selera masyarakat untuk mencoba suatu produk yang unik.

Dari analisis perkembangan pasar yang penulis lakukan pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat suku bunga mempengaruhi dari trend perkembangan pasar ini. Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena dengan tingkat pendapatan yang baik maka masyarakat akan tinggi pula untuk mengkonsumsi suatu produk. Keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi suatu produk maka akan tinggi pula hasrat masyarakat untuk mengkonsumsi produk dari usaha penulis. Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan usaha penulis. Dikarenakan ketika inflasi tinggi maka akan berimbas pada bahan baku dan akan mempengaruhi biaya operasional usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku serta gaji para karyawan yang akan berimbas pada harga produk usaha songket ini. Namun, ketika inflasi turun maka bahan baku penolong juga akan turun sehingga berimbas pula pada harga produk usaha songket ini.

(34)

terpengaruh akan naik atau turunnya tingkat suku bunga. Dengan modal sendiri ini kami sangat yakin akan dapat mengembangkan usaha ini menjadi perusahaan yang besar.

II.5 Analisis Sumber Daya Manusia ( SDM )

Tenaga kerja yang dibutuhkan setiap perusahaan sangatlah berbeda tergantung pada besar/kecilnya suatu perusahaan.Perusahaan besar biasanya membutuhkan tukang yang berkualitas berdasarkan keahlian yang dimilikinya serta dapat memenuhi persyaratannya yang diminta dari perusahaan sedangkan usaha kecil/usaha pemula membutuhkan tukang yang sedikit karena baru mendirikan usahanya

Usaha yang akan kita jalankan tidak terlepas dari orang-orang yang menjalankan/bekerja di uniQue songket ini. Oleh kaarena itu maju mundurnya usaha yang kita jalankan tergantung para pekerjanya.kebanyakan karyawan bersikap loyal dan kerja keras,tetapi mereka mengalami kekurangan dalam keahlian untuk mengikuti perubahaan pasar.

(35)

II.6. Rencana Pengembangan Usaha

II.6.1 Tahap – Tahap Pengembangan Usaha

Tabel 2.5

Tahap – Tahap Pengembangan Usaha

Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 1. Restrukturisasi Manajemen dan Organisasi

2. Perekrutan Tenaga Kerja 3. Pelatihan Tenaga Kerja 4. Proses Produksi

5. Proses Penjualan

6. Penjajakan perluasan wilayah pemasaran 7. Pengendalian sistem keuangan

II.7 Pemanfaatan Informasi dan Teknologi

II.7.1 Rencana Pemanfaatan Teknologi Informasi Pemasaran

- Melakukan promosi melalui media jejaring sosial.

(36)

Produksi

- Pembuatan sistem manajemen produksi ( daftar bahan baku, peralatan, barang jadi, dan daftar persediaan ).

Pengembangan Produk

- Pengembangan motif songket.  Keuangan

- Pencatatan sistem keuangan dan pengelolaan data keuangan dengan program komputerisasi

II.7.2 Rencana Pembelian Teknologi Informasi

Tabel 2.6

Rencana Pembelian Teknologi Informasi

Jenis Jumlah

Komputer 1 buah

Printer 1 buah

(37)

II.8 Analisis Keuangan II.8.1 Biaya Investasi Awal

Tabel 2.7 Biaya Investasi Awal

NO ITEM JUMLAH BIAYA

1 Pembelian Asset (Peralatan) 3.000.000

2 Pembelian Staling 1.600.000

3 Pembelian Patung 10 unit 500.000

4 Pembelian Meja 200.000

5 Pembelian Kipas 400.000

6 Biaya Sewa Gedung 1.000.000

7 Alat Tulis Kantor 100.000

(38)

II.8.2. Analisis Keuangan

Tabel 2.8

PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS [UniQue Songket]

TAHUN 2011

Bulan I Bulan II Bulan III A

. PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan 12.900.000 9.400.000 9.500.000

Penerimaan Pinjaman 0 0 0

Penerimaan lain-lain 0 0 0

Sub Total Penerimaan 12.900.000 9.400.000 9.500.000

B.PENGELUARAN (sesuai dengan kebutuhan)

Pembelian Asset (Peralatan) 3.000.000 0 0

Pembelian Staling 1.600.000 0 0

Pembelian Patung 10 unit 500.000 0 0

Pembelian Meja 200.000 0 0

Pembelian Kipas 400.000 0 0

Biaya Sewa Gedung 2.000.000 2.000.000 2000.000 Upah Tenaga kerja 2.400.000 2.400.000 2.400.000

Biaya Pemasaran 200.000 200.000 200.000

Alat Tulis Kantor 100.000 0 0

Biaya Transportasi 200.000 100.000 100.000

Biaya Listrik & Air 200.000 200.000 200.000

(39)

Tabel 2.9

RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah)

[UniQue SONGKET]

UNTUK TAHUN 2011

Bln I Bln II Bln III Bln IV Bln V Bln VI Bln VII Bln VIII Bln IX Bln X Bln XI Bln XII

A. PEN ERI M AAN

Penerimaan Penjualan 12.900 9.400 9.500 9.100 11.200 10.000 12.300 28.100 15.950 15.150 18.250 20.800

Penerimaan Pinjaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total Penerimaan 12.900 9.400 9.500 9.100 11.200 10.000 12.300 28.100 15.950 15.150 18.250 20.800

B. PEN GELU ARAN

Pembelian Asset

(Peralatan) 3.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pembelian Staling 1.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pembelian Patung 10 unit 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pembelian Meja 200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pembelian Kipas Angin 400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya Sewa Gedung 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000

Pembelian Bahan Baku 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532

Upah tenaga kerja 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400

Biaya pemasaran 200 200 200 200 200 200 200 0 0 0 0 0

Al t t li k t 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(40)

II.8.4 Analisis Keuangan

Tabel 2.10

PROYEKSI LAPORAN LABA RUGI [UniQue Songket]

TAHUN 2011

A

. PENERIMAAN

Pendapatan atas Penjualan 172.650.000

Sub Total Penerimaan 172.650.000

B.PENGELUARAN (sesuai dengan kebutuhan)

Pembelian Asset (Peralatan) 3.000.000

Pembelian Perlengkapan 2.700.000

Biaya Sewa Gedung 24.000.000

Upah Tenaga Kerja 28.800.000

Biaya Pemasaran 1.400.000

Alat Tulis Kantor 100.000

Biaya Transportasi 1.300.000

Biaya Listrik & Air 2.400.000

Sub Total Pengeluaran 63.700.000

(41)

II.9.1 BEP ( Break Even Point )

Break Even Point merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang dikeluarkan akan kembali.

Untuk mengetahui berapa lama modal usaha Songket ini akan kembali maka perhitungan BEP nya adalah :

Rumusnya:

Total Pendapatan = Total Pengeluaran

(Harga Jual x Qty) = (Biaya tetap + biaya variabel)

Estimasi dalam 1 bulan:

Qty 1 bulan = 30

Harga = 12.900.00

Biaya Variabel = Rp 5.000.000

Biaya Tetap = Rp 63.700.000

Estimasi BEP

= Rp 63.700.000

Rp 12.900.000-Rp 5.000.000

(42)

II.9.2 Analisis Resiko

Resiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap sesuatu hal dimasa depan atau kelemahan seseorang/ perusahaan atau institusi dalam memprediksi masa depan perusahaannya. Ketidakpastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu :

1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang deisebabkan oleh kejadian-kejadisn yang timbul akibat gejolak ekonomi disuatu negara, misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti kenaikan harga BBM, dan perubahan perilaku konsumen.

2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian politik yang timbul disuatu negara yang menyebabkan kerusuhan, perang atau kudeta militer.

3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam.

a. Analisis Resiko Usaha

Dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan pengembangan usaha tentunya akan menghadapi beberapa resiko yang dapat mempengaruhi hasil usahanya yang apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya. Diantara resiko usaha tersebut dapat bersumber dari faktor internal maupun eksternal perusahaan.

(43)

Dalam menjalankan usaha setiap perusahaan memerlukan perangkat untuk mendukung jalannya usaha tersebut diantaranya adalah sumberdaya berupa modal dan personil yang handal sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga diperlukan peraturan baku (SOP) yang memuat kewajiban dan hak-hak karyawan, sehingga dapat mengantisipasi peluang terjadinya kesalah pahaman antara pihak manajemen perusahaan dengan para karyawannya.

2. Resiko Eksternal Usaha

a) Resiko Buyer/supplier

Dalam melakukan pemasaran hasil produksi perusahaan harus lebih berkonsentrasi kepada kwalitas layanan dan selalu melakukan kegiatan peningkatan kualitas dan kontinuitas kepada buyer potensial yang menjadi pelanggan perusahaan.

c) Resiko Perekonomian

Faktor resiko yang berasal dari luar kegiatan usaha antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi, sosial dan politik baik lokal, nasional maupun internasional dapat berakibat kurang baik terhadap dunia usaha pada umumnya. Memburuknya kondisi perekonomian akan dapat mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, disamping kondisi ekonomi makro juga cukup berpengaruh terhadap volume kegiatan usaha

(44)

Kemajuan teknologi yang pesat dapat membantu pihak pengelola dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas produksi. Selain masalah produksi, maka masalah ketepatan waktu pasokan dan kecepatan pelayanan dapat memberi kepuasan bagi para konsumen. Apabila pihak produsen kurang memanfaatkan perkembangan teknologi, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, yang pada akhirnya akan kalah dalam bersaing di pemasaran.

d) Resiko persaingan usaha

Setiap usaha tidak terlepas dari persaingan bisnis dengan lainnya yang bergerak pada bidang yang sama. Dalam hal ini kami harus lebih mempertimbangkan masalah kualitas atau standar produk yang ditawarkan, ketepatan waktu supplier dan tingkat harga yang ditawarkan dipasaran.

e) Resiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah

(45)

Disamping itu, perubahan peraturan atau kebijakan pemerintah yang secara langsung maupun tak langsung berkaitan bidang usaha bagi konsumen akhir dapat mempengaruhi kegiatan usaha bisnis yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan.

f) Resiko Tidak Tercapainya Target Proyeksi

Bila proyeksi produksi dan penerimaan yang dibuat tidak tercapai, maka akan berakibat pada keuangan bisnis yang dijalankan.

b. Antisipasi Resiko Usaha

1. Dalam mengatasi banyak pesaing usaha kita harus meningkatkan kualtas hasil produksi kita

2. Dengan modal dan cadangan modal yang besar akan dapat mengatasi ketika perekonomian tidak stabil.

3. Dalam mengatasi penurunan aya beli masyarakat kita melakukan promosi lebih sfesifik

4. Dengan antipasi dalam menghadapi ketidakpastiaan alam dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

5. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen akan mencari inovasi dalam mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang inovatif.

(46)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Kekayaan alam Palembang sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias dengan pola-pola yang mengagumkan. Sekali pun ragam hiasnya tercipta dari alat yang sederhana, namun tenunannya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya. Jadi, songket bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya. Motif-motif ragam songket Palembang pada umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: motif tumbuh-tumbuhan (terutama bentuk stilisasi bunga-bungaan), motif geometris dan motif campuran antara tumbuh-tumbuhan dan geometris. Kain tenun songket Palembang ini, sangat menarik, ditelusuri sejarahnya, maknanya, dan teknik pembuatannya. Kalau kita menilik warnanya yang khas, dan motif hiasnya yang indah, pastilah kita berkesimpulan bahwa songket ini dibuat dengan keterampilan, ketelatenan, kesabaran,dan daya kreasi yang tinggi.Marilah kita "melongok" bagaimana kain tersebut dibuat, sedikit sejarahnya dan tentang motif hiasnya.

(47)

Usaha ini memiliki potensi dan peluang bisnis yang baik dimasa depan. Melihat banyaknya jumlah kaum hawa di Indonesia dan masyarakat usia produktif yang menjadi pasar utama kami dalam bisnis ini. Kaum hawa dipilih karena adanya nilai estetika dari wanita yang memakai songket sehingga sampai saat ini wanita tetap memilih untuk memakai songket sebagai pasangan kebaya pada acara-acara pertemuan mereka.

Saran

(a) Masyarkat indonesia harus melestarikan yang namanya Songket walaupun Songket bermacam-macam tapi Songket Palembang memiliki ciri khas tersendiri maka dari itu kita akan memperkenalkan kepada masyarakat asing agar Songket lebih di kenal karena keunikan dan kekhasannya,Sehingga masyarakat luar lebih tahu bahwa Songket berasal dari Indonesia.

(b) Sebaiknya lokasi produksi dan penjualan songket tetap dan tidak berpindah- pindah dalam jangka panjang agar masyarakat indonesia mudah menemukan dan mengenal bisnis ini lebih dalam.

(c) Sebaiknya modal usaha ditambah agar produksi lebih banyak sehingga penjual pun meningkat

(d) Menginovasi songket menjadi bentuk-bentuk lainnya akan membuat pembeli tidak bosan terhadap bisnis ini

(48)
(49)

DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, Raja Bongsu, dkk, 2010. Kewirausahaan, USU Press, Medan. Swastha, Basu, 1993.

Sumber: http://kainsongket.net/tentang-songket-palembang

http://www.google.co.id/search?q=songket+palembang&hl=id&client=fire

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi
Tabel 2.1 DAFTAR KEPEMILIKAN MODAL
Gambar KW I ( Kristal Tigo Negeri Ungu)
Gambar KW III (Songket Lepus)
+7

Referensi

Dokumen terkait