BAB II PROFIL PERUSAHAAN
II. I Data Perusahaan
II.8 Analisis Keuangan
Tabel 2.7 Biaya Investasi Awal
NO ITEM JUMLAH BIAYA
1 Pembelian Asset (Peralatan) 3.000.000
2 Pembelian Staling 1.600.000
3 Pembelian Patung 10 unit 500.000
4 Pembelian Meja 200.000
5 Pembelian Kipas 400.000
6 Biaya Sewa Gedung 1.000.000
7 Alat Tulis Kantor 100.000
II.8.2. Analisis Keuangan
Tabel 2.8
PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS [UniQue Songket]
TAHUN 2011
Bulan I Bulan II Bulan III A
. PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan 12.900.000 9.400.000 9.500.000
Penerimaan Pinjaman 0 0 0
Penerimaan lain-lain 0 0 0
Sub Total Penerimaan 12.900.000 9.400.000 9.500.000
B.PENGELUARAN (sesuai dengan kebutuhan)
Pembelian Asset (Peralatan) 3.000.000 0 0
Pembelian Staling 1.600.000 0 0
Pembelian Patung 10 unit 500.000 0 0
Pembelian Meja 200.000 0 0
Pembelian Kipas 400.000 0 0
Biaya Sewa Gedung 2.000.000 2.000.000 2000.000 Upah Tenaga kerja 2.400.000 2.400.000 2.400.000
Biaya Pemasaran 200.000 200.000 200.000
Alat Tulis Kantor 100.000 0 0
Biaya Transportasi 200.000 100.000 100.000
Biaya Listrik & Air 200.000 200.000 200.000
Sub Total Pengeluaran 10.800.000 4.900.000 4.900.000
C. SELISIH KAS -600 -2.300.000 -1.600.000
D
. SALDO KAS AWAL 23.000.000 20.700.000 19.100.000 E. SALDO KAS AKHIR 22.400.000 18.400.000 17.500.000
Tabel 2.9
RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah)
[UniQue SONGKET]UNTUK TAHUN 2011
Bln I Bln II Bln III Bln IV Bln V Bln VI Bln VII Bln VIII Bln IX Bln X Bln XI Bln XII
A. PEN ERI M AAN
Penerimaan Penjualan 12.900 9.400 9.500 9.100 11.200 10.000 12.300 28.100 15.950 15.150 18.250 20.800
Penerimaan Pinjaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total Penerimaan 12.900 9.400 9.500 9.100 11.200 10.000 12.300 28.100 15.950 15.150 18.250 20.800
B. PEN GELU ARAN
Pembelian Asset
(Peralatan) 3.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Staling 1.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Patung 10 unit 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Meja 200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Kipas Angin 400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Biaya Sewa Gedung 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Pembelian Bahan Baku 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532 2.532
Upah tenaga kerja 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400 2.400
Biaya pemasaran 200 200 200 200 200 200 200 0 0 0 0 0
Al t t li k t 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
II.8.4 Analisis Keuangan
Tabel 2.10
PROYEKSI LAPORAN LABA RUGI [UniQue Songket]
TAHUN 2011
A
. PENERIMAAN
Pendapatan atas Penjualan 172.650.000
Sub Total Penerimaan 172.650.000
B.PENGELUARAN (sesuai dengan kebutuhan)
Pembelian Asset (Peralatan) 3.000.000
Pembelian Perlengkapan 2.700.000
Biaya Sewa Gedung 24.000.000
Upah Tenaga Kerja 28.800.000
Biaya Pemasaran 1.400.000
Alat Tulis Kantor 100.000
Biaya Transportasi 1.300.000
Biaya Listrik & Air 2.400.000
Sub Total Pengeluaran 63.700.000
II.9.1 BEP ( Break Even Point )
Break Even Point merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang dikeluarkan akan kembali.
Untuk mengetahui berapa lama modal usaha Songket ini akan kembali maka perhitungan BEP nya adalah :
Rumusnya:
Total Pendapatan = Total Pengeluaran
(Harga Jual x Qty) = (Biaya tetap + biaya variabel)
Estimasi dalam 1 bulan:
Qty 1 bulan = 30 Harga = 12.900.00 Biaya Variabel = Rp 5.000.000 Biaya Tetap = Rp 63.700.000 Estimasi BEP = Rp 63.700.000 Rp 12.900.000-Rp 5.000.000 = + 8,0 Bulan
II.9.2 Analisis Resiko
Resiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap sesuatu hal dimasa depan atau kelemahan seseorang/ perusahaan atau institusi dalam memprediksi masa depan perusahaannya. Ketidakpastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu :
1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang deisebabkan oleh kejadian-kejadisn yang timbul akibat gejolak ekonomi disuatu negara, misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti kenaikan harga BBM, dan perubahan perilaku konsumen.
2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian politik yang timbul disuatu negara yang menyebabkan kerusuhan, perang atau kudeta militer.
3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam.
a. Analisis Resiko Usaha
Dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan pengembangan usaha tentunya akan menghadapi beberapa resiko yang dapat mempengaruhi hasil usahanya yang apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya. Diantara resiko usaha tersebut dapat bersumber dari faktor internal maupun eksternal perusahaan.
Dalam menjalankan usaha setiap perusahaan memerlukan perangkat untuk mendukung jalannya usaha tersebut diantaranya adalah sumberdaya berupa modal dan personil yang handal sesuai dengan kebutuhan. Selain itu juga diperlukan peraturan baku (SOP) yang memuat kewajiban dan hak-hak karyawan, sehingga dapat mengantisipasi peluang terjadinya kesalah pahaman antara pihak manajemen perusahaan dengan para karyawannya.
2. Resiko Eksternal Usaha
a) Resiko Buyer/supplier
Dalam melakukan pemasaran hasil produksi perusahaan harus lebih berkonsentrasi kepada kwalitas layanan dan selalu melakukan kegiatan peningkatan kualitas dan kontinuitas kepada buyer potensial yang menjadi pelanggan perusahaan.
c) Resiko Perekonomian
Faktor resiko yang berasal dari luar kegiatan usaha antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi, sosial dan politik baik lokal, nasional maupun internasional dapat berakibat kurang baik terhadap dunia usaha pada umumnya. Memburuknya kondisi perekonomian akan dapat mengakibatkan daya beli masyarakat menurun, disamping kondisi ekonomi makro juga cukup berpengaruh terhadap volume kegiatan usaha
Kemajuan teknologi yang pesat dapat membantu pihak pengelola dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas produksi. Selain masalah produksi, maka masalah ketepatan waktu pasokan dan kecepatan pelayanan dapat memberi kepuasan bagi para konsumen. Apabila pihak produsen kurang memanfaatkan perkembangan teknologi, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi, yang pada akhirnya akan kalah dalam bersaing di pemasaran.
d) Resiko persaingan usaha
Setiap usaha tidak terlepas dari persaingan bisnis dengan lainnya yang bergerak pada bidang yang sama. Dalam hal ini kami harus lebih mempertimbangkan masalah kualitas atau standar produk yang ditawarkan, ketepatan waktu supplier dan tingkat harga yang ditawarkan dipasaran.
e) Resiko Perubahan Peraturan dan Kebijakan Pemerintah
Berhubungan dengan konsumen dan produsen yang mensupplai kebutuhan usahanya. Dalam menjaga hubungan itu pemerintah mengatur melalui berbagai peraturan. Kegagalan bisnis dalam mengantisipasi peraturan-peraturan baru yang ditetapkan oleh pemerintah dapat mempengaruhi pelaksanaan kegiatan produksi dan pemasarannya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja bisnis.
Disamping itu, perubahan peraturan atau kebijakan pemerintah yang secara langsung maupun tak langsung berkaitan bidang usaha bagi konsumen akhir dapat mempengaruhi kegiatan usaha bisnis yang pada akhirnya akan mempengaruhi pendapatan.
f) Resiko Tidak Tercapainya Target Proyeksi
Bila proyeksi produksi dan penerimaan yang dibuat tidak tercapai, maka akan berakibat pada keuangan bisnis yang dijalankan.
b. Antisipasi Resiko Usaha
1. Dalam mengatasi banyak pesaing usaha kita harus meningkatkan kualtas hasil produksi kita
2. Dengan modal dan cadangan modal yang besar akan dapat mengatasi ketika perekonomian tidak stabil.
3. Dalam mengatasi penurunan aya beli masyarakat kita melakukan promosi lebih sfesifik
4. Dengan antipasi dalam menghadapi ketidakpastiaan alam dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
5. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen akan mencari inovasi dalam mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang inovatif.
6. Dalam mengantisipasi kebijakan pemerintah, kita dapat mentaati peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.
BAB III