• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anal isis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm di Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Anal isis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm di Bogor, Jawa Barat"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RISIKO DIVERSIFIKASI SAYURAN ORGANIK

PADA THE PINEWOOD

ORGANIC FARM

DI BOGOR, JAWA BARAT

DIAN FERMY SUKAMTO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK

CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm di Bogor, Jawa Barat” adalah karya sendiri dan belum di ajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau di kutip dari karya yang di terbitkan maupun tidak di terbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Dian Fermy Sukamto

(3)

ABSTRACT

DIAN FERMY SUKAMTO. Diversification Risk Analysis On The Pinewood Organic Vegetable Organic Farm. Guided by NUNUNG KUSNADI. Vegetables as one of the parts of the horticulture and have a business opportunity if managed properly. Vegetables is one of the organic agricultural products of environmental friendly nature and get closer to nature concept, so as to provide a good quality assurance compared to conventional vegetables. Besides having the advantages of environmentally friendly farming organic vegetables have a pretty big obstacle is the high level of risk, including the risk of production. The purpose of this study was to analyze the activities of specialization and develop alternative strategies commodity diversification by presenting the right combination to reduce the magnitude of the risk of farming in the specialization of activities. Meanwhile, the risk measure used include opportunities, expected return, variance, standard deviation, and coefficient of variation. The results of the analysis indicate that the specialization of activities Broccoli is a commodity with the lowest coefficient of variation is equal to 0.17. The combination of Broccoli and Carrots are the most diversified activities lower risk than other commodity combinations

Keywords : Horticulture , Organic , Risk , Diversification ABSTRAK

DIAN FERMY SUKAMTO. Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organik Farm. Dibimbing oleh NUNUNG KUSNADI.

Sayuran sebagai salah satu dari bagian dari hortikultura dan memiliki peluang usaha apabila dikelola dengan baik. Sayuran organik merupakan salah satu dari hasil pertanian organik yang bersifat ramah lingkugan dan lebih mendekatkan diri kepada konsep alam, sehingga mampu memberikan jaminan kualitas yang baik dibandingkan dengan sayuran konvensional. Selain memiliki keunggulan usahatani bersifat ramah lingkungan sayuran organik memiliki kendala yang cukup besar yaitu tingginya tingkat risiko yang dihadapi, diantaranya adalah risiko produksi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kegiatan spesialisasi dan menyusun alternatif strategi diversifikasi dengan menyajikan kombinasi komoditas yang tepat untuk mengurangi besarnya risiko usahatani pada kegiatan spesialisasi. Sedangkan, ukuran risiko yang digunakan meliputi peluang, ekspected return, varians, standar deviasi, dan koefisien variasi. Hasil analisis kegiatan spesialisasi menunjukkan bahwa Brokoli merupakan komoditas dengan koefisien variasi terendah yaitu sebesar 0,17. Kombinasi Brokoli dan Wortel merupakan kegiatan diversifikasi yang paling rendah risikonya dibandingkan kombinasi komoditas yang lain

(4)

ANALISIS RISIKO DIVE

RSIFIKASI SAYURAN ORGANIK

PADA THE PINEWOOD

ORGANIC FARM

DI BOGOR, JAWA BARAT

DIAN FERMY SUKAMTO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)
(6)

Judul Skripsi :Analisa Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm di Bogor, Jawa Barat

Nama : Dian Fermy Sukamto

NIM : H34086022

Menyetujui, Pembimbing

Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

Mengetahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr.Ir.Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis Risiko Diversifikasi Sayuran Organik Pada The Pinewood Organic Farm ini dapat diselesaikan. Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ini menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, Ms selaku dosen pembimbing, atas bimbingan, arahan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Anna Fariyanti, Ms selaku dosen evaluator pada kolokium dan selaku penguji pada ujian skripsi, atas arahan dan masukan yang telah diberikan kepada penulis.

3. Tintin Sariantin, SP, MM selaku penguji perwakilan dari program studi pada ujian skripsi atas arahan dan masukan yang telah diberikan kepada penulis. 4. Orang tua, adik-adik dan seluruh keluarga tercinta untuk setiap dukungan

cinta, kasih dan doa yang diberikan. Semoga skripsi ini menjadi persembahan yang terbaik.

5. Support terbaiknya hingga skripsi ini selesai, thanks too buat koko fery. 6. Pihak The Pinewood Organik Farm atas waktu, kesempatan, informasi dan

kerja sama yang diberikan.

7. Teman-teman Agribisnis penyelenggaaan khusus terutama Afriliadi Eko Wibowo,Walidatur Rosyidah dan Meli yang telah membantu dan memberikan semangat selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya

Semoga Skripsi ini bermanfaat

Jakarta, Januari 2014

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bekasi, Jawa Barat pada tanggal 02 Juli 1987. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersodara, dari pasangan Bapak Sukamto dan Ibu Nunuk.

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 7

kegunaan Penelitian 7

Ruang Lingkup Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 7 Sumber-Sumber Risiko 7 Strategi Pengolahan Risiko 9

Metode Analisa Risiko 10 KERANGKA PEMIKIRAN 10

Kerangka Pemikiran Teoritis 10

Konsep dan definisi Risiko 11 Sumber sumber risiko 12

Managemen Risiko 13

Kerangka Opersional 14

METODE PENELITIAN 15

Lokasi dan Waktu penelitian 15

Jenis Dan Sumber Data 15

Metode Pengolahan Data Dan Analisa Data 16

Definisi Operasional 20

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 20

Sejarah dan Perkembangan The Pinewood Organic Farm 20

Visi Dan Misi The Pinewood Organic Farm 20

Wilayah The Pinewood Organic Farm 21

Keadaan Tanaman Dan Produksi The Pinewood Organic farm 21

Organisasi Dan manjemen Perusahan 22

Sumber Daya Perusahaan 22

Teknik Dan Teknologi Produksi 23

Pola Tanam Usaha Tani 25

HASIL DAN PEMBAHASAN 26

Identifikasi Risiko Produksi 26

Analisa Risiko 29

Analisis Risiko Komoditas Tunggal 29

(10)

Alternatif Penanganan Risiko 32

SIMPULAN DAN SARAN 34

Simpulan 34

Saran 34

DAFTAR PUSTAKA 49 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan PDB Holtikutira Tahun 2006 - 2010 1 2 Konsumsi Sayuran Per kapita Tahun 2006 - 2007 2 3 Produksi Luas Panen dan Produktifitas Sayuran Di Indonesia Tahun

2005 - 2009 2

4 Produktivitas Berbagai Sayuran di Indonesia Peride Tahun 2004 –

Tahun 2009 3

5 Perbedaan Sistem Organik dan Anorganik 3

6 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 2011

Hingga Agustus 2012 5

7 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 2011

Hingga Agustus 2012 6

8 Metode Pengolahan dan Analisa Data 16

9 Tingkat Produktivitas Sayuran Organik Komoditas Brokoli, Caisim,

dan Wortel Pada The The Pinewood Organic Farm 17 10 Jumlah Tenaga Kerja di The Pinewood Organic Fram Berdasarkan

Jenis Kelamin Tahun 2009 22

11 Rata rata Produksi, Produktivitas dan Pendafatan PT The Finewood Organic farm pada Komoditas Brokoli,Caisin dan Wortel 26 12 Penilaian Expected Return Komoditas Brokoli, caisin danWortel

Pada The Pinewood Organic Farm 29

13 Penilain Risiko Pada Brokoli,Caisin dan Wortel 30 14 Penilaian Produksi Spesialis padaKomoditas Brokoli,Caisin dan

Wortel 30

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran Operasional 15

2 Ukuran Bedengan Sayuran Organik di The Pinewood Organic Farm 25

DAFTAR LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi The Pinewood Organic Farm

2. Data Produksi Brokoli Pada The Pinewood Organic Farm September 2011 Hingga Agustus 2013

(12)

4 Data Produksi Wortel Pada The Pinewood Organic Farm September 2011 Hingga Agustus 2013

5 Tiga komoditas Unggulan The Pinewood Organic Farm

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai macam komoditi pertanian. Pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional karena memiliki kontribusi besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan penyerapan tenaga kerja. Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDB sekitar 14,5 persen pada tahun 2009, menempati urutan kedua setelah sektor industri pengolahan1.

Subsektor utama dari pertanian yang cukup berpotensi adalah hortikultura. Secara umum tanaman hortikultura terdiri atas komoditas tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan (biofarmaka). Besarnya kontribusi hortikultura terhadap PDB nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Nilai kontribusi subsektor hortikultura terhadap PDB nasional terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Hal ini mengindikasikan bahwa subsektor hortikultura merupakan subsektor yang prospektif dan berperan penting di masa yang akan datang.

Tabel 1 Perkembangan PDB Hortikulutura Tahun 2006 – 2010

Komoditas Nilai PDB (Milyar Rp.)

2008 % 2009 % 2010 %

Sumber: Direktorat Jendral Hortikultura (2011) (diolah)

Tabel 1 memperlihatkan bahwa sumbangan PDB dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka untuk subsektor hortikultura terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Sayuran menempati urutan kedua penyumbang terbesar PDB dalam hortikultura. Sayuran mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan 2010 secara kuantitas dan secara proporsi pertumbuhannya mengalami peningkatan (persentase). Hal ini menunjukkan bahwa peluang usaha yang cukup baik untuk dikembangkan lebih lanjut.

(14)

Tabel 2 Konsumsi Sayuran Per Kapita Tahun 2006-2007

Komoditas Konsumsi Per Kapita (Kg/tahun)

2003 2004 2005 2006 2007

Sayuran 34,52 33,49 35,33 33,78 39,39

Buah-buahan 29,44 27,19 25,17 23,56 34,06

Jumlah 63,96 60,68 60,50 57,34 73,45

Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2009)

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa konsumsi sayuran memiliki trend meningkat, mengingat kesadaran masyarakat akan kesehatan yang semakin meningkat pula. Dalam memenuhi permintaan penduduk akan konsumsi sayuran, maka di Indonesia produksi dan produktivitas terus ditingkatkan. Produksi sayur-sayuran di Indonesia akan terus mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pangan yang merupakan dampak dari peningkatan populasi penduduk setiap tahun. Tabel 3 memperlihatkan produksi, luas panen dan produktivitas sayuran di Indonesia tahun 2005 sampai dengan 2009.

Tabel 3 Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Sayuran di Indonesia tahun 2005-2009

Tahun Produksi (ton) Luas Lahan (Ha) Produktivitas (ton/Ha)

2005 9.101.987 944.695 9.63

2006 9.527.463 1.007.839 9.45

2007 9.455.464 1.001.606 9.44

2008 10.035.094 1.026.991 9.77

2009 10.510.054 1.071.119 9.81

Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2010)

Hal ini menunjukkan adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat dengan cara peningkatan produksi sayuran. dilihat pada Tabel 4 produktivitas berbagai sayuran di indonesia perode tahun 2005 hingga tahun 2009.

(15)

Tabel 4 Produktivitas Berbagai Sayuran di Indonesia Peride Tahun 2004 – Tahun 2099

Komoditi Produktivitas (Ton/Ha) Standar Coefisien 2005 2006 2007 2008 2009 Deviasi Variation

Sumber : Dirjen Hortikultura (2014) (diolah)

Kesadaran akan bahaya zat-zat kimia yang terkandung pada komoditi pertanian yang dikonsumsi, membuat masyarakat saat ini mencari produk-produk makanan yang aman dari zat-zat kimia yang berasal dari pestisida dan zat pembantu tumbuh lain.

Melihat adanya dampak negatif penggunaan pestisida kimia dan pupuk buatan pabrik pada saat revolusi hijau, masyarakat pun kemudian berusaha mencari teknik bertanam secara aman, baik untuk lingkungan maupun untuk kesehatan. Hal tersebut kemudian melahirkan teknik bertanam secara organik atau pertanian organik. Adanya perhatian yang besar terhadap pemenuhan kebutuhan manusia dalam janngka panjang dan kelestarian lingkungan berkelanjutan, juga menjadi dasar peralihan sistem pertanian yang ada saat ini dari sistem pertanian konvensional menjadi sistem pertanian organik. Perbedaan pertanian organik dengan pertanian konvensional dapat dilihat Tabel 5.

Tabel 5 Perbedaan Sistem Organik dan Anorganik

Proses Organik Anorganik

Persiapan Benih Berasal dari pertumbuhan tanaman alami Persemaian Pertumbuhn bibit secara

alami

Sumber air bebas residu Sumber air dari mana saja

Pemupukan Pupuk organik Pupuk kimia

Pengendalian Hama, Penyakit dan gulma

(16)

Sumber : Pracaya (2006)

Sejauh ini masih sulitnya untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai luas area, produsen dan produk yang telah di sertifikasi. Menurut Aliansi Organik Indonesia (AOI) (2009), luas area pertanian organik yang disertifikasi lembaga sertifikasi cukup tinggi. Tidak terdokumentasikannya data ini menyebabkan perkembangan pertanian organik di Indonesia tidak dapat terukur secara menyeluruh. Begitu juga dengan data ekspor dan impor produk organik. Sampai saat ini data tersebut masih belum dipisahkan dengan produk lain (konvensional). AOI mengharapkan kedepan pemerintah mulai memberikan kode khusus bagi produk organik yang berbeda dengan produk konvensional.

Sayuran organik merupakan salah satu dari hasil pertanian organik. Sayuran organik sangat disukai oleh masyarakat karena cita rasanya yang alami walaupun bentuknya tampak kurang menarik. Namun harga sayuran organik lebih mahal bahkan bisa mencapai empat kali lipat jika dibandingkan dengan harga sayuran yang dibudidayakan secara konvensional.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kandungan gizi pangan organik memang lebih tinggi dari pada pangan non-organik. Contohnya, dibandingkan dengan sayur dan buah non-organik, sayur organik mempunyai kandungan yang lebih tinggi 27 persen vitamin C, 29 persen Fe (zat Besi), dan 14 persen Fosfor. Penelitian di Amerika menunjukkan kandungan mineral sayuran buncis, kol, selada dan bayam organik memiliki kandungan mineral lebih tinggi dari pada sayuran konvensional sejenis. Kadar senyawa berbahaya berbahaya, seperti nitrat, oksalat, dan asam amino bebas, pada produk pangan sangat rendah dibandingkan dengan produk pangan non-organik sehingga baik untuk kesehatan. Menurut Internasional Federation of Organik Agriculture Movement, (IFOAM) tujuan yang hendak dicapai dengan penggunaan sistem pertanian organik antara lain: (1) medorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usahatani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta hewan; (2) memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan (3) memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan

Disamping keunggulan dan keistimewaan karakter fisik sayuran organik, namun terdapat pula risiko-risiko yang terkait dalam pengusahaan sayuran organik. Risiko rentan yang terdapat dalam budidaya sayuran organik adalah risiko produksi yang disebabkan oleh kondisi cuaca dan serangan penyakit. Risiko lain dalam pertanian sayuran organik adalah risiko pemasaran dan risiko harga. Indikasi risiko produksi yang terjadi pada perusahaan akan menyebabkan penurunan penerimaan.

Jawa barat merupakan salah satu sentra sayuran di indonesia karena didukung oleh iklim, cuaca, dan kondisi tanahnya. Pada saat ini pertanian organik sudah semakin meningkat ditandai dengan semakin banyaknya produsen baru dalam pertanian organik seperti Permata hati Organic farm, The Pinewood

(17)

Perumusan Masalah

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan kepedulian terhadap lingkungan yang semakin tinggi, maka sebagian masyarakat sudah mulai menghindari mengkonsumsi sayuran yang menggunakan pupuk sintesis dan memilih sayuran yang bebas pestisida kimia.

Sayuran organik sebagai salah satu produk yang dihasilkan dari pertanian yang bersifat ramah lingkungan dan lebih mendekatkan diri kepada konsep alam, sehingga mampu memberikan jaminan kualitas yang relatif lebih baik dibandingkan dengan sayuran konvensional. Hal tersebut menimbulkan daya tarik tersendiri bagi konsumen kelas tertentu yang kemudian mengubah pola konsumsi sayurannya dari sayuran yang dibudidaya secara Anorganik kepada sayuran yang Organik. Disebabkan dengan meningkatnya tingkat pendapatan dan pengetahuan pentingnya makanan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan permintaan terhadap sayuran organik pada khusunya.

Selain memiliki keunggulan usahatani bersifat ramah lingkungan, pertanian organik juga memiliki kendala yang cukup besar yaitu tingginya tingkat risiko yang dihadapi. Risiko yang ada antara lain risiko produksi, risiko persaingan, dan risiko pemasaran. Keberadaan risiko tersebut dapat menyebabkan variasi penerimaan yang diperoleh perusahaan, dimana variasi ini menunjukkan adanya risiko. Apabila dikaitkan dengan penerimaan pendapatan kerugian yang mungkin terjadi timbul karena produksi.

The Pinewood Organic Farm adalah salah satu perusahaan agribisnis yang bergerak dalam bidang pertanian organik. Perusahaan mengusahakan sayuran tersebut karena pertanian organik merupakan salah satu usaha yang cukup prospektif, The Pinewood Organic Farm mengusahakan sayuran organik secara keseluruhan. Tetapi tidak semua jenis sayuran di tanam bersamaan dalam waktu

(18)

Tabel 7 Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 2011 Hingga

Sumber : The Pinewood Organic Farm

Berdasarkan tabel 5 dan 6 dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi jumlah produksi pada Brokoli, Caisim dan Wortel. Hal ini menandakan The Pinewood Organic Farm memiliki risiko produksi. The Pinewood Organik Farm Dalam mengembangkan usahanya mempunyai risiko produksi. Risiko produksi dapat disebabkan oleh kondisi cuaca yaitu curah hujan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman, serangan hama penyakit yaitu tanaman berlubang, kerdil dan layu. Selain itu, hal yang mempengaruhi risiko produksi adalah teknologi yang digunakan yaitu lahan terbuka dan greenhouse yang digunakan oleh perusahaan. Salah satu manajemen risiko yang dilakukan perusahaan untuk sayuran organik adalah penggunaan greenhouse. Penggunaan

greenhouse memberikan keuntungan melindungi tanaman dari risiko terpaan hujan dan membantu memperpendek waktu penumbuhan tanaman.

The Pinewood Organic Farm melakukan diversifikasi produk yaitu dengan mengusahakan berbagai jenis tanaman. Hal ini merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi risiko produksi dan harus secara maksimal dilaksanakan. The Pinewood Organic Farm melakukan di versifikasi dengan menanam brokoli, caisim dan wortel pada satu lahan. Selain untuk mengurangi risiko diversifikasi juga untuk memenuhi permintaan pasar.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di rumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana risiko produksi yang dihadapi oleh The Pinewood Organic Farm?

(19)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mempelajari sumber-sumber risiko yang dihadapi oleh Perusahaan.

2. Mempelajari diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan risiko.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam meminimalisir risiko, terutama memilih komoditi yang dapat meminimalkan risiko dalam kegiatan produksi.

2. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya 3. Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan

Ruang Lingkup Kegiatan

1. Produk yang dikaji dan diteliti pada penelitian ini adalah Sayuran Brokoli,Caisim dan Wortel yang diusahakan oleh PT Saung Mirwan. 2. Data yang digunakan merupakan data primer berupa hasil wawancara dan

diskusi langsung kepada perusahaan dan data sekunder berupa data penjualan, harga jual dan data produksi.

3. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai analisis manajemen risiko dikaitkan dengan diversifikasi yang diterapkan oleh The Pinewood Organic Farm pada usaha sayuran organik Brokoli, Caisim dan Wortel

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber-Sumber Risiko

Sumber-sumber penyebab risiko pada pertanian sebagian besar disebabkan faktor-faktor seperti hama dan penyakit, perubahan suhu, penggunakan input serta kesalahan teknis dari tenaga kerja.

Hasil penelitian Wisdya (2009) tentang Risiko Produksi Anggrek

(20)

biasanya terjadi karena kesalahn handling atau penanganan oleh manusia maupun serangan hama penyakit. Risiko produksi ini menyebabkan persentase keberhasilan produksi tanaman anggrek menjadi rendah sehingga pendapatan perusahaan akan semakin kecil. Penelitian ini menjelaskan juga bahwa kondisi tingkat persentase keberhasilan produksi yang diperoleh perusahaan dalam mengusahakan tanaman anggrek dengan teknik seedling dan mericlone lebih sering memperoleh persentase keberhasilan produksi normal dibandingkan dengan persentase keberhasilan produksi tertinggi dan terendah.

Demikian juga dengan hasil penelitian dari Utami (2009) tentang risiko produksi dan perilaku penawaran bawang merah di kabupaten Brebes menyebutkan bahwa dalam kegiatan produksi pertanian atau usahatani ketidakpastian itu berasal dari faktor alam dan lingkungan. Selain itu, risiko dalam kegiatan produksi pertanian juga dipengaruhi oleh ketidakpastian harga output dan input produksi. Didalam penelitiannya ini Utami menjelaskan bahwa yang menjadi sumber risiko didalam risiko produksi nya adalah faktor iklim dan cuaca. Hal ini disebabkan karena perubahan cuaca sulit diprediksi secara pasti. Sama seperti yang di utarakan oleh Wisdya (2009) bahwa Ketidakpastian iklim dan cuaca yang tidak sesuai dengan siklus normalnya ini sangat mempengaruhi pertumbuhan produksi. Hal ini menyebabkan produksi bawang merah mengalami penurunan produksi karena iklim dan curah hujan tersebut menyebabkan bawang merah terserang hama dan penyakit. Untuk sumber risiko produksi yang lain yang menyebabkan risiko produksi mengalami penurunan hasil bawang merah adalah hama penyakit tanaman. Hama penyakit tanaman akan menyerang dari akar, umbi, batang, daun dan bahkan ujung daun. Hama dan penyakit ini tidak hanya menyerang tanaman bawang merah ketika dilahan tetapi juga dapat menyerang hingga tempat penyimpanan. Yang membedakan penelitian Utami (2009) dengan Wisdya (2009) ini yang menyebabkan risiko produksi adalah tingkat kesuburan lahan. Lahan merupakan faktor produksi yang sangat penting didalam produksi bawang merah. Dan pada saat ini lahan merupakan faktor produksi yang langka sehingga pemanfaatannya harus seefisien mungkin. Salah satu bagian dari daya dukung lahan tersebut adalah tingkat kesuburan lahan. Karena lahan yang subur akan menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang kurang subur.

Sementara itu Firmansyah (2009) dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayur organik pada perusahaan Permata Hati Organik Farm mengungkapkan ketidkpastian pesanan merupakan sumbr utama risiko pasar yang dihadapi oleh perusahaan.Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Sari (2009) yang meneliti tentang risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia. Hasil analisis risiko harga pada kedua komoditas tersebut menunjukkan bahwa fluktuasi harga tidak terlepas dari pengaruh permintaan dan penawaran di pasar. Harga cabai merah biasanya naik pada akhir tahun dimana banyak perayaan hari-hari besar keagamaan sepert lebaran, natal dan tahun baru. Harga rendah terjadi pada bulan-bulan Mei hingga Agustus dimana pada saat tersebut terjadi

(21)

Strategi pengelolaan Risiko

Strategi pengelolaan risiko perlu dilakukan untuk menekan dampak yang ditimbulkan risiko. Adapun strategi yang dilakukan untuk menghadapi risiko (Kountur, 2006) antara lain 1) mencegah timbulnya risiko ( strategi pencegahan) misalnya mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya, 2) mengurangi kerugian akibat risiko (strategi pengurangan risiko) misalnya mengurangi kerugian akibat risiko untuk meminimalkan akibatnya, 3) mengalihkan risiko kepihak lain (strategi pengalihan) misalnya sebisa mungkin mengalihkan risiko ke pihak lain 4) mendanai risiko (strategi pendanaan) misalnya mendanai risiko sekiranya terjadi.

Strategi penanganan risiko yang dilakukan didalam penelitian Wisdya (2009) mengenai produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT Eka Karya Graha Flora yaitu dengan dilakukannya pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada. Alternatif untuk menangani risiko produksi dapat dilakukan dengan diversifikasi (portofolio) pada lahan yang berbeda dan secara tumpang sari tetapi dalam waktu yang sama. Dengan adanya diversivikasi maka akan menutupi kegiatan produksi yang mengalami penurunan sehingga dapat mengatasi kegagalan atau risiko produksi yang terjadi. Alternatif lain untuk meminimalkan risiko produksi adalah kerjasama penyediaan bibit dengan konsumen. Bentuk kerja sama yang dapat yang dapat dilakukan oleh PT Eka Karya Graha Flora yaitu melakukan kerjasama dengan para pelanggan yang memiliki bibit dalam botol yang telah di akui kualitasnya. Dimana PT Eka Karya Graha Flora melakukan pembesaran, hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat menutupi jumlah permintaan untuk anggrek tertentu yang tidak tersedia di perusahaan.

Berbeda halnya denga Firmansyah (2009) yang meneliti risiko portofolio pemasaran sayuran organik. Strategi pengelolaan risiko portofolio pemasaran sayuran organik adalah menjaga kestabilan pesanan produk agar berada pada kondisi penjualan normal atau bahkan tinggi yaitu dengan cara memperbanyak agen atau distributor. Selain itu perusahaan bisa menjalin kerjasama dengan supermarket-supermarket yang ada atau toko-toko khusus yang menjual sayuran organik agar penjualan produk konstan dan kontinyu.

(22)

Metode Analisis Risiko

Pengukuran risiko dapat dilakukan dengan menggunakan metode nilai standar dan Value at Risk untuk menghitung probabilitas dan dampak risiko, sedangkan identifikasi sumber-sumber risiko menggunakan analisis deskriptif pada aspek teknis dan ekonomi. Pada penelitian Wisdya (2009) metode analisis yang digunakan yaitu koefisien variasi (coeffisient variation), ragam (variance)

dan simpangan baku (standard deviation) pada penelitiannya tentang Analisis Risiko Anggrek Phalaenopsis pada PT Ekakarya Graha Flora di cikampek Jawa Barat. Hal yang sama dilakukan ole Sembiring (2010) meneliti tentang Risiko Produksi Sayuran Organik pada The Pinewood Organic Farm yaitu dengan menggunakan analisis Variance, Standard Deviation dan Coeffisient Variation.

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian Utami (2009) tentang Analisis Risiko Produksi Bawang Merah di Kabupaten Brebes, Jawa tengah sama dengan yang dilakukan oleh wisdya mengunakan Variance, Standard Deviation

dan coeffisient Variance. Utami menambah alat analisis pada penelitiannya yaitu mempergunakan analisis regresi linier berganda yang digunkana untuk menganalisis penawaran.

Metode analisis risiko yang digunakan oleh Firmansyah (2009) dalam penelitiannya tentang risiko portofolio pemasaran sayuran organik menggunakan

single-index portofolio dengan bantuan software SPSS. Berbeda halnya dengan metode analisis risiko yang digunakan Sari (2009) yang meneliti risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar. Metode analisis risiko yang digunakan adalah model ARCH GARCH dan perhitungan VaR (Value at Risk). Terdapat persamaan dan perbedaan metode analisis pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Metode analisis risiko yang dipergunakan pada penelitian Ginting (2009), Wisdya (2009) dan Utami (2009) dengan menggunakan

Variance, Coefficient Variance, dan Coefficient Variance juga digunakan dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga menggunakan metode analisis risiko dengan menggunakan portofolio.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pertanian oganik yang seperti kita kenal adalah pertanian secara konvensional yang tidak menggunakan bahan kimia di dalam pengusahaannya. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida, hormon pertumbuhan dan sebagainya. Prinsip pertanian organik yaitu ramah lingkungan, tidak mencemarkan dan tidak merusak lingkungan hidup.

(23)

Berkembangnya suatu sistem, dalam hal ini sistem budidaya, tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan apabila dibandingkan dengan sistem yang lain. Demikian pula sistem pertanian organik mempunyai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan sistem pertanian non-organik. Hal ini lah yang membedakan pertanian organik dan anorganik. Sehingga pertanian organik lebiih mberisiko dibandingkan dengan anorganik.

Adapun kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini, akan dijelaskan pada sub sub bab berikut:

Konsep dan Definisi Risiko

Manusia selalu dihadap kan dengan risiko sehingga risiko menjadi bagian dari manusia. Begitu juga dengan perusahaan, perusahaan akan selalu berhadapan dengan risiko, ketidakmampuan perusahaan dalam menangani berbagai risiko yang dihadapi nya maka akan menimbulkan kerugikan bagi perusahaan. Risiko adalah sebuah ketidakpastian yang sering ditimbulkan oleh perusahaan. Bisa saja akan menjadi merugikan dan bisa saja justru akan menimbulkan keuntungan. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Kountur (2004) bahwa risiko adalah ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi. Ketidakpastian ini dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan

(Opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut risiko. Oleh sebab itu risiko adalah sebagai suatu keadaan yang tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang merugikan.

Sementara Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diukur dan didasarkan pada pengalaman. Ketidakpastian (uncertanty) adalah peluang suatu kejadian yang tidak bisa diramalkan.

Masih menurut Kountur (2008) risiko itu berhubungan dengan suatu kejadian, dimana kejadian tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak terjadi dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang timbulkan. Disini Kountur juga menyebutkan ada tiga unsur penting dari suatu risiko yang dianggap menimbulkan risiko yaitu:

1. Merupakan suatu kejadian.

2. Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, jadi bisa saja terjadi bisa tidak terjadi.

3. Jika sampai terjadi akan menimbilkan kerugian.

(24)

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, maka risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadi akibat buruk (kerugian) yang tidak di inginkn atau

tidak terduga. Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian. Ketidakpastian merupaka kondisi yang menyebabkan timbulnya risiko. Ketidakpastian itu muncul karena berbagai sebab, karena keterbatasan informasi yang diperlukan maupun keterbatasan pengambil keputusan dan lain sebagainya.

Sumber-sumber Risiko

Penentuan sumber risiko sangat penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Darmawi (2006) menjelaskan bahwa sumber penyebab risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Risiko Sosial berkaitan dengan lingkungan masyarakat sekitar. Sumber risiko sosial mialnya karena ada kecemburuan sosial yag bisa mengakibatkan timbulnya kejahatan oleh lingkungan masyarakat sekitar. Citra yang buruk dari masyarakat sekitar terhadap usaha yang dijalankan juga dapat menjadi sumber risiko sosial. Citra yang buruk tersebut dapat mengakibatkan hilangnya rasa aman, nyaman, dan ketenangan dalam menjalankan usaha.

2. Risiko fisik bisa disebabkan karena fenomena alam dan bisa karena kesalahan manusia. Contoh sumber fisik diantaranya adalah kebakaran, baik yang disebabkan oleh alam seperti petir maupunkarena kesalahan manusia. Saat musim hujan, suhu udara menjadi dingin, udara sangat lembab, banyak terdapat genangan air, dan berpotensi mendatangkan banjir serta tanah longsor. Sebaliknya di musim kemarau, suhu udara menjadi panas, penguapan meningkat, dan kekeringan pun tidak bisa dihindari.

3. Risiko Ekonomi contohnya adalah inflasi, adanya fluktuasi harga, perubahan tingkat suku bunga, dan sebagainya. Adanya inflasi bisa menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Hal ini tentu saja sangat merugikan para produsen barang dan jasa sehingga output yang dihasilkan tidak bisa terserap oleh pasar. Fluktuasi harga dan perubahan tingkat suku bungajuga dapat mengakibatkan kerugian bagi para pelaku usaha.

Sementara menurut harwood et al.1999 sumber risiko yag dihadapi oleh petani diantaranya adalah:

1) Yield risk (risiko produksi)

Sumber-sumber risiko produksi antara lain curah hujan yang kurang atau berlebih, suhu ekstrim, serangga, dan penyakit.

2) Market risk (risiko pasar)

Penyebab risiko pasar adalah adanya fluktuasi harga output atau input 3) Institutional risk (risiko institusional)

Sumber risiko institutional adalah perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang bersifat merugikan bagi pelaku usaha.

4) Personal risk (risiko individu)

Risiko individu disebabkan adanya kematian, perceraian, luka-luka. 5) Financial risk (risiko keuangan)

Sumber risiko keuangan adalah adanya fluktuasi tingkat suku bunga pinjaman, nilai tukar mata uang.

(25)

ketidakcukupan proses internal, manusia serta interaksi teknologi. Keberhasilan produksi suatu komoditas agribisnis tergantung pada pendapatan yang diharapkan akan terjadi. Variasi pendapatan berada pada mereka yang berani menanggung risiko untuk keberhasilan pendapatan dimasa depan. Risiko produksi nmenggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil pertanian.

Agar risiko dapat dikelola dengan baik, seharusnya dinyatakan berdasarkan kejadiannya. Hanya dengan menyatakan risiko berdasarkan kejadian, baru dapat diketahui cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko tersebut. Sangat sulit mengelola risiko dinyakatan berdasarkan aktivitas karena aktivitas masih sangat bersifat umum. Dalam suatu aktivitas masih terdapat bermacam-macam kejadian, kejadian yang berbeda membutuhkan penanganan yang berbeda.

Manajemen Risiko

Menurut Darmawi (2008), manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu dipahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen tersebut.

Menurut Kountur (2004), manajemen risiko adalah cara-cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik segala kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat meminimalkan sehingga biaya menjadi lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Ada empat cara menangani risiko yaitu dengan cara mengindari dengan tidak mengambil risiko, mencegah timbulnya risiko untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi kerugian akibat risiko untuk meminimalkan akibatnya, mengalihkan risiko kepihak lain. Suatu risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan konekuensinya juga besar maka cara yang terbaik untuk menangani risiko tersebut adalah menghindar. Jika tidak dapat menghindar dan harus menghadapi risiko maka cara yang bisa dilakukan adalah mencegah,membuat kemungkinan terjadinya risiko sekecil mungkin.

Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian ada beberapa cara yaitu dengan diversifikasi usaah, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Salah satu penanganan risiko dalam penelitian ini adalah diversifikasi.

(26)

untuk mengoptimalisasikan profit adalah dengan mengintegrasikanmanajemen risiko kedalam proses bisnis perusahaan.

Berdasarkan pemahaman manajemen risiko diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.

Kerangka Operasional

The Pinewood Organic Farm mengusahakan sayuran organik diatas lahan seluas 2 Ha dan memproduksi berbagai macam komoditas sayuran organik, tetapi pada penelitian ini yang akan dikaji berdasarkan komoditas unggulan karena banyaknya permintaan dan besarnya penerimaan yang diterima oleh perusahaan yaitu Brokoli, bayam hijau dan tomat.

Sayuran organik merupakan salah satu komoditas yang baik untuk dikembangkan karena memiliki peluang yang cukup prospektif. Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka masyarakat memiliki kesadaran untuk peduli terhadap kesehatan dam adanya keinginan untuk kembali ke alam (back to nature) yaitu dengan mengkonsumsisayuran yang bersifat organik.

Peusahaan dalam mengusahakan sayuran organik menghadapi kendala dalam kegiatan budidayanya yaitu risiko produksi, hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca dan serangan hama penyakit. Dengan adanya risiko produksi, akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas yang akan berdampak pada pendapatan yang diperoleh The Pinewood Organic Farm. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis risiko produksi yang tepat untuk diterapkan pada Perusahaan.

(27)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan The Pinewood Organic Farm

yang berlokasi dijalan Gandamanah, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan secara sengaja dengan mempertimbangkan bahwa The Pinewood Organic Farm adalah perusahaan agribisnis yang menghasilakan komoditi pertanian dengan sistem organik. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah ketersediaan data dan kesediaan pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2012.

Jenis dan Sumber Data

(28)

Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, artikel, skripsi serta data-data instansi terkait yang mendukung penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Internet dan literatur yang relevan. Data-data tersebut berupa informasi seputar The Pinewood Organic Farm dengan kegiatan budidaya sayuran organik yang dilakukan dan mendukung penelitian.

Metode Pengolahan Data dan Analisi Data

Data dan Informasi yang telah terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel windows XP dan kalkulator. Analisis data penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitas dilakukan melalui pendekatan deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui keadaan umum lokasi penelitian manajemen risiko yang diterapkan oleh perusahaan, baik risiko operasional maupin risiko pasar yang diterapkan oleh The Pinewood Organic farm. Analisis kuantitatif terdiri dari yang digunakan meliputi variance, standard deviation, dan coefficient variation. Penentuan nilai peluang darisetiap kondisi kejadian (hasil produksiatau produktivitas) dilakukan dengan menggunakan asumsi berdasarkan pendekatan faktual di lokasi penelitian.

Metode pengolahan data merupakan kegiatan menganalisis data, yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, seperti pata Tabel 8.

Tabel 8 Metode Pengolahan dan Analisis data

Tujuan Penelitian Jenis Data Sumber Data Metode

Analisis

Menganalisis risiko produksi sayur organik yang dihadapi oleh The Pinewood Organic Farm

Kuantitatif Analisis pendapatan, analisispada kegiatan untuk mengatasi risiko produksi sayuran organik di The Pinewood Organik Farm

Kualitatif Hasil wawancara Analisis

deskriptif

1. Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisasi

Pengukuran peluang (P) pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung dan secara sistematis dapat dituliskan:

P = Keterangan:

f = frekuensi kejadian (kondisi tertinggi, normal dan rendah) T = periode waktu proses produksi

(29)

ditetapkan The Pinewood Organic Farm untuk komoditas sayuran organik yang diusahakan dapat dilihat pada Tabel

Tabel 9 Tingkat Produktivitas Sayuran Organik Komoditas Brokoli, Caisim, dan Wortel Pada The The Pinewood Organic Farm

No Kondisi Produktivitas Produktivitas (Kg/m2)

1 Tinggi >80

2 Sedang 65 – 80

3 Rendah < 65

Sumber : The Pinewood Organik Farm

Pengukuran peluang (P) pada setiap kondisi diperoleh dari frekuensi kejadian setiap kondisi yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung. Total peluang dari beberapa kejadian berjumlah satu dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan Expected return. Expected return adalah jumlah dari nilai-nilai yang diharapkan terjadi peluang masing-masing dari suatu kegiatan tidak pasti. Secara matematis dapat dituliskan sebagi berikut:

Keterangan:

E(Ri) = Expected return

Pi = Peluang pada kondisi tertinggi, normal dan rendah Ri = Return (Produktivitas dan Pendapatan)

Untuk mengukur sejauh mana risiko yang dihadapi dalam menjalankan usaha terhadap hasil atau pendapatan yang diperoleh perusahaan digunakan pendekatan sebagai berikut:

1) Variance

Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995).

Keterangan:

= Variance dari return

Pij = Peluang pada kondisi tertinggi, normal dan rendah Rij = Return

(30)

Dari nilai variance dapat ditunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance

maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut.

2) Standard Deviation

Standard Deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga semakin kecil nilai Standard Deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus Standard Deviation adalah sebagai berikut:

Keterangan : = Variance

= Standard deviation

3) Coefficient Variation

Coefficient variation diukur dari rasio standard deviation dengan return

yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai

coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus

coefficient variation adalah:

Keterangan:

CV = Coefficient variation

= Standard deviation

Ři = Expected return

2. Analisis Risiko Diversifikasi

Kegiatan usaha diversifikasi juga tidak terlepas dari risiko usaha seperti halnya kegiatan spesialisasi. Risiko yang terdapat dalam kegiatan diversifikasi dinamakan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Jika adenium digunakan untuk dua varietas maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber, 1995):

Keterangan:

= Variance portofolio untuk komoditas i dan j

σi = Standard Deviation komoditas i

σj = Standard Deviation komoditas j

σij = Covariance komoditas i dan j

α = Fraction portofolio pada komoditas i

(1- α) = Fraction portofolio pada komoditas j

Covariance antara kedua investasi i dan j dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Elton dan Gruber 1995):

Dimana:

(31)

Nilai koefisien korelasi investasi komoditas i dan j ( ) mempunyai nilai maksimum positif satu(+1) dan minimum negatif (-1). Beberapa kemungkinan korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Nilai koefisien korelasi positif satu (+1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari komoditas i dan j selalu bergerak bersama-sama

2. Nilai koefisiensi korelasi negatif satu (-1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua komoditas 1 dan j selalu bergerak berlawanan arah 3. Nilai koefisiensi korelasi sama dengan nol (0) mempunyai arti bahwa

kombinasi dari dua komoditas i dan j tidak ada hubungn satu dengan yang lain.

Menurut Diether (2009) jika terdapat 3 aset yaitu A, B dan C. Bobot untuk ketiga asset adalah wa, wb dan wc dimana jumlah ketiga bobot adalah satu (wa + wb + wc = 1). Maka besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditas dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009):

E(rp) = wa E(ra) + wbE(rb) + wcE(rc )

Besarnya variance gabungan ketiga asset dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009):

σ2(rp) = wa2 σ2(ra) + wb2 σ2(rb)+ wc2 σ2(rc) +2wawb covar (ra, rb)+ 2wawc covar (ra,

rc) + 2wbwc covar (rb, rc)

Definisi Operasional

1. Pendapatan yang diperoleh dari penerimaan perusahaan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan selama masa periode masa tanam berlangsung 2. Peluang (P) merupakan frekuensi kejadian setiap kondisi dibagi dengan

periode waktu selama kegiatan produksi tanaman hias

3. Expected return adalah jumlah dari pendapatan yang diharapkan

4. Variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan Expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian.

5. Return yang digunakan berdasarkan produktivitas dan pendapatan bersih yang diterima perusahaan.

6. Standard deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance.

7. Coefficient variation diukur dari rasio Standard deviation dengan return

(32)

8. Covarince nerupakan hasil perkalian nilai korelasi antara dua aset dengan stanar deviasi masing-masing aset.

9. Diversifikasi merupakan suatu kebijakan untuk menyalurkan modal kearah berbagai macam investasi dengan tujuan menekan resiko dan menjamin tingkat pendapatan seaman mungkin.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah dan Perkembangan The Pinewood Organic Farm

The Pinewood Organic Farm adalah perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis pangan tepatnya sebagai produsen penghasil sayuran organik. Pada awalnya perusahaan ini didirikan ketika Bapak dan Ibu Lie berinisiatif untuk mecari suatu tempat yang yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kota jakarta tetapi tempat atau lingkungan tersebut dapat me-refresh jasmani mereka.

Berawal dari keinginan tersebut kemudian pada tahun 1992-akhir, Bapak dan Ibu Lie memutuskan membeli lahan didaerah Cisarua-Puncak dengan Luasan 4.500 m2. Pada tahun 1993 dilahan tersebut mulai dibangun tempat istirahat yang sederhana. Kemudian memasuki tahun 1994 Bapak dan ibu Lie mulai hobi akan pertanian, sehingga dilahan tersebut turut diupayakan pembudidayaan tanaman sayuran dalam kapasitas kecil, karena pada waktu itu masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri.

Walaupun usaha pertanian tersebut dalam kapasitas kecil dan dikelola secara konvensional, tetapi dalam teknik budidayanya sudah menggunakan input luar yang tinggi yaitu masih menggunakan bahan – bahan non organik. Misalnya saja dalam pembukaan lahan sudah menggunakan herbisida, ditambah lagi teknik budidaya ditambah lagi dalam teknik budidayanya menggunakan asupan pupuk kimia dan dalam melakukan pengendalian hama juga dengan cara kimiawi.

Pengetahuan sekilas mengenai pertanian organik dan non oranik memang sudah diketahui oleh keluarga bapak dan ibu Lie pada era tahun 1990-an, salah satunya yaitu dengan membaca majalah Trubus dan majalah pertanian Luar Negeri. Kemudian dari kejadian kejadian tersebut dan adanya informasi mengenai pertanian organik melalui seminar-seminar yang diikuti, maka tercetuslah ide untuk mencoba mengusahakan pertanian mereka secara organik dan jamur pangan organik pada tahun 1999.

Visi dan Misi The Pinewood Organic Farm

Dalam menyalurkan hobi terhadap pertanian, Bapak dan Ibu Lie berupaya mengelola pertaniannya dengan sangat baik. Selain menambah pengetahuan seputar pertnian organik melalui bahan bacaan, mengikuti beberapa seminar pertanian dan juga berkunjung kebebrapa pameran hasil pertanian seperti Agro Expo 2000 dan 2006 di Mandala Wahanabakti Jakarta.

(33)

lingkungan, sehingga dapat memberikan kesehatan yang alami pada kehidpuan masyarakat dan sekaligus mampu meningkatkan ekonomi pertanian yang berdaya saing tinggi, sedangkan misinya yaitu menghasilkan produk pertanianyang bebas bahan kimia, aman untuk dikonsumsi manusia, dan sesuai dengan pola hidup sehat. Dalam pengembangan usaha dibidang pertanian The Pinewood Organic

Farm menggunakan “ Save The Earth, Go Organic 2010” yang dapat diartikan

dalam arti luas bahwa The Pinewood Organic Farm berusaha mengembangkan pertanian Organiknya.

Wilayah The Pinewood Organic Farm

Kegiatan penelitian ini dilakuan di The Pinewood terletak dijalan Gandamanah. Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua – Puncak, kabupaten Bogor, Jawa Barat. Daerah tersebut mempunyai elevasi wilayah 1150m diatas permukaan air laut. Bentuk wilayahnya berbukit dengan vegetasi Adapun lokasi The Pinewood Organic Farm tepatnya berbatasan dengan beberapa lokasi, diantaranya disebelah timur berbatasan dengan milik bpak martono yang mengusahakan lahannya dengan membeudidayaan komoditas bunga, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan villa milik bapak alex dan sedelah utara berbatasan dengan rose farm yang juga mengusahakan budidaya bunga, kemudian disebelah selatan berbatasan dengan villa milik Bapak Yakin dan Bapak H. Yusuf. Keadaan iklim di Pinewood cenderung dingin yang dikarenakan letak ketinggian lokai dari permukaan air laut 1150m. Memasuki musim penghujan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai dengan bulan April, suhu rata-rata mencapai 19°C – 23°C, sedangkan dimusim kemarau yang berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan September suhu rata-rata mencapai 24°C-27°C. Untuk curah hujan berkisar antara 200 mm – 400 mm perbulan.

Jenis tanah umumnya Regosol dan Andosol coklat kekuning-kuningan, dengan kedalaman top soil 20 cm – 30 cm dan pH tanah berkisar 6-6,5. Sifat fisik tanahnya adalah geluh lempung dengan wana coklat kehitaman dan ada juga beberapa yang berwarna coklat kekuningan. Drainase tanah cukup baik, diikuti juga dengan ketersediaan sumber air yang cukup untuk kebutuhan tanaman yang dibudidayakan (adanya instalasi irigasi dengan (springkle).

Keadaan Tanaman dan produksi The Pinewood Organic Farm

Tanaman sayuran yang diusahakan di The Pinewood sangat bervariasi, yaitu ±62 jenis sayuran yang dibudidayakan dalam 2 hektarnya. Sistem tanman yang dilakukan adalah dengan sistem gilir tanam (rotasi tanaman) secara konvensional dan juga disertai dengan penanganan pasca panen yang baik. Hal ini dilakukan guna mengendalikan tingkat seranngan hama penyakit, menjaga kualitas produk agar tetap segar, bersih, dan tentunya aman untuk dikonsumsi. Selain itu, untuk mengontrol jumlah produksi agar tetep stabil yang disesuaikan dengan tingkat permintaan konsumen.

(34)

dan menerapkan suatu aturan bahwa dalam kemitraan tersebut, perlakuan terhadap aspek budidaya menjadi perhatian khusus yaitu harus mempunyai sistem yang sama dnegan The Pinewood Organic Farm, berdasarkan hasil survey dari unit konsumen claim, bahwa rata-rata(sebagian besar) konsumen puas dengan produk yang dihasilkan oleh The Pinewood Organic Farm.

Organisasi dan manajemen Perusahaan

Organisasi merupakan mekanisme dan struktur yang membantu manusia untuk mencapai tujuannya secara efektif. Sedangkan struktur organisasi merupakan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Kegiatan atau aktivasi yang dilakukan dalam suatu perusahaan memerlukan suatu pengorganisasian yang baik. Hal ini perlu dilakukan agar setiap orang yangterlibat didalam suatu organisasi dapat bekerja lebih terarah, terencana dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

Perusahaan dalam menjalankan kegiatan setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diberkan. Untuk menjalankan segala perencanaan tersebut, haruslah disusun suatu struktur organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi tersebut , diharapkan semua sumberdaya manusia yang dimiiki dapat digunakan secara efektif dan efisien. Struktur organisasi The Pinewood Organic Farm Dapat dilihat pada Lampiran.

Sumber Daya Perusahaan

Perusahaan memiliki sumerdaya fisik dan sumberdaya finansial dalam menjalankan usahanya. Sumberdaya fisik berupa lahan, peralatan serta kualitas tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Sumberdaya finansial merupakan modal yang dimiliki oleh The Pinewood Organik Farm dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Dalam menjalankan sebuah usaha, aspek sumberdaya manusia memegang peranan yang sangat penting agar tujuan untuk mencapai keberhasilan dapat diperoleh perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja di The Pinewood Organic Farm terdiri dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan, saat ini The Pinewood Organik Farm memiliki tenaga kerja berjumlah 18 orang. Status karyawan juga beragam yaitu mulai dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Data tenaga kerja di The Pinewood Organik Farm berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel.6

Tabel 10 Jumlah Tenaga Kerja di The Pinewood Organik Fdrm

Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009

Jenis Kelamin Tenaga Kerja (orang) Persentase (%)

Laki-laki 8 44,44

Perempuan 10 55,56

Jumlah 18 100

(35)

Berdasarkan Tabel, dapat diketahui bahwa tenaga kerja dalam memproduksi sayuran organic di The Pinewood Organik Farm pada umumnya didominasi oleh perempuan yang memiliki proporsi 55,56 persen dari jumlah tenaga kerja, hal ini disebabkan karena tenaga kerja perempuan m empunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga keija laki-laki. Sedangkan tenaga kerja laki-laki hanya memiliki proporsi 44,44 persen dari jumlah tenaga kerja.

Tingkat pendidikan yang dimiliki setiap tenaga kerja beragam mulai dari pendidikan tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tingkat pendidikan tenaga kerja sebagian besar (sebanyak 80 persen) adalah SD dari jumlah tenaga kerja. Sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah yang melanjutkan ke tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu 20 persen dari jumlah tenaga kerja.

Setiap bidang pekerjaan di The Pinewood Organic Farm dibantu oleh karyawan yang bekerja setiap hari. Jam kerja untuk setiap harinya berlaku mulai pukul 07.00-16.00 WIB, sedangakan waktu istirahat dari pukul 12.00-13.00 WIB. Setiap karyawan diberikan satu hari untuk libur dalam setiap minggunya. Waktu libur antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya berbeda-beda. Hal ini dikarenakan agar kegiatan proses produksi sayuran organik tetap berjalan setiap hari.

Pembagian kerja antara staf dan karyawan lapangan memiliki sistem yang berbeda. Karyawan lapangan menerima gaji setiap satu minggu sekali, sedangkan staf menerima gaji setiap satu bulan sekali yaitu pada awal bulan. Perusahaan juga menyediakan fasilitas seperti mess untuk karyawan.

The Pinewood Organic Farm memiliki sarana dan prasarana dalam kegiatan produksi. Adapun fasilitas sarana yang dimiliki antara lain; peralatan sarana dan produksi pertanian, tempat pembenihan/persemaian, green house, gudang penyimpanan sarana produksi, tempat pembuatan pupuk kompos, tempat packing dan sortir atau tempat penyimpanan pasca panen, mess untuk karyawan tetap, instalasi pengairan yang baik, kantor pemasaran dan mobil yang mempunyai AC sebagai alat transportasi untuk mendistribusikan hasil panen ke tangan konsumen secara langsung.

Teknis dan Teknologi Produksi

Kegiatan usaha sayuran organik di The Pinewood Organic Farm dapat berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan wilayahnya yang cocok untuk kegiatan budidaya sayuran organik. Keadaan iklim di The Pinewood Organic Farm cenderung dingin, karena ketinggian lokasi 1150 m dpi. Memasuki musim penghujan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai dengan April, suhu rata- rata mencapai 24°C-27°C.

(36)

peralatan inventaris perusahaan juga memerlukan input berupa peralatan pengemasan yang berupa input peralatan secara kontinu seperti plastik untuk wrapping, plastik sayur dan sebagainya. Untuk memperoleh peralatan tersebut biasanya perusahaan membelinya di pasar atau tempat penjualan sarana pertanian lain yang berada di daerah Bogor.

Proses produksi yang t erdapat di The Pinewood Organic Farm

menggunakan sistem pertanian organik, di mana dalam proses tersebut tidak digunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya. Akan tetapi, proses produksi untuk sayuran organik ini tidak jauh berbeda dengan sistem pertanian konvensional. Kegiatan penanaman diawali dengan persiapan bedengan sebagai media tanam. Tanah di gali sampai kedalam an kurang lebih 30 -40 cm untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap dan memperbaiki tata udara tanah yang dapat dipergunakan untuk perkembangan cacing-cacing. Setelah itu tanah dibiarkan selama 3 hari agar terkena sinar matahari yang berfungsi untuk membunuh hama dan penyakit serta pertukaran udara. Selanjutnya, tanah (topsoil)

dicampur dengan berbagai m acam tanaman dan kot oran t ernak unt uk meningkatkan kandungan bahan -bahan organik. Hal ini berfungsi untuk membantu memperbaiki keadaan fisik tanah, menyediakan zat-zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, dan untuk perkembangan organisme tanah. Sebelum pengolahan tanah dimulai, terlebih dahulu dibuat jalan kebun dan

drainase agar curah hujan dan lalu lintas tenaga kerja tidak merusak bidang olah. Pada pengusahaan sayuran organik di The Pinewood Organic Farm

menggunakan bedengan terbuka dan tertutup. Lebar setiap bedengan adalah 1 m, tinggi bedeng 20 cm, dan panjang setiap beden2an adalah 5 m. Jara k tanam sayuran yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, contoh bedengan dapat dilihat pada Gambar.

Jarak Tanam

Gambar 3 Ukuran Bedengan Sayuran Organik di The Pinewood Organic Farm

Tahun 2009

(37)

Dalam proses penanaman, ada komoditi yang dapat langsung ditanam dan ada yang harus disemai terlebih dahulu. Adapun tanaman yang harus disemai terlebih dahulu adalah beet, brokoli, cabe kriting merah, pare, sawi putih, selada kriting hijau, sledri, siomak, terong ungu, timun local, tomat, wansui, dan lain-lain. Sedangkan tanaman yang dapat langsung ditanam adalah bayam hijau, bayam horenzo, buncis, caisin, daun bawang, edamame, jagung manis, kacang merah, kacang panjang, kalian, kucai, labu siam, lobak, wortel, kapri dan lain sebagainya.

Setelah penanaman dilakukan, kemudian dilakukan pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dibuat sendiri. Seluruh pupuk yang digunakan dalam proses produksi dibuat sendiri dengan membeli bahan -bahan pupuk yang masih mentah (pupuk kandang), maupun menggunakan sisa -sisa sayuran dari hasil produksi. Setelah pemupukan, kemudian dilakukan pemeliharaan terhadap tanaman yang bertujuan agar dapat memberikan hasil yang diharapkan. Perlakuan yang baik sangat diperlukan untuk menjaga kualitas dari tanaman yang akan dihasilkan. Pemeliharaan sayuran meliputi penyulaman, penyiangan dan penyiraman.

Pemanena dilakukan jika tanaman sudah mencapai umur panen dan layak untuk dipanen. Brokoli dapat dilakukan pemanenan setelah berumur 74 hari, Caisin dilkukan pemanenan setelah 42 hari, Sawi Putih dilakukan pemanenan setelah 42 hari dan Tomat dilalcukan pemanean setelah 90 hari, kemudian setelah itu dapat dipanen sebanyak 7 kali.

Panen dilakukan dengan cara memetik langsung sayuran yang sudah cukup umur panennya. Setelah itu sayuran dimasukan ke dalam keranjang untuk dibawa ke tempat pencucian sayuran. Pencucian sayuran dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir langsung dari pegunungan. Sayur-sayuran yang tidak terpakai atau tidak layak untuk jual, dikumpulkan dan kemudian di komposkan untuk digunakan sebagai pupuk.

Pasca panen dilakukan dengan cara memilah sayuran sesuai dengan keinginan konsumen yang telah memesan sebelum panen melalui telepon atau fax. Setelah proses pencucian sayuran selesai, barulah dilakukan proses pengemasan. Pengemasan (packing) sayuran organik dilakukan dengan menggunakan plastik putih dengan berbagai ukuran, hal ini dilakukan karena

The Pinewood Organic Farm langsung memasarkan komoditinya kepada konsumen yang berada di daerah Jakarta, dan pembelian minimal untuk satu rumah tangga sebesar Rp 50.000.

Pola Tanam Usahatani

Pengaturan terhadap lahan dengan sistem pola tanam dilakukan agar perusahaan dapat berproduksi dalam periode waktu tertentu, dengan kualitas dan kuantitas sayur organik yang diinginkan. Pengaturan pola tanam dilakukan berdasarkan pertimbangan dari kontinuitas produk. Kemampuan perusahaan untuk menjaga kontinuitas dalam kegiatan produksi merupakan nilai tambah bagi perusahaan.

(38)

yang diusahakan dapat menghasilkan lebih dari satu tanaman sayuran. Salah satu tujuan perusahaan melakukan penanaman dengan komoditas yang berbeda adalah untuk mengatasi adanya kegagalan atau risiko produksi.

Penerapan pola tanam yang dilakukan The Pinewood Organic Farm

mengikuti prinsip teknik budidaya tanaman yaitu lahan yang sudah ditanami dengan brokoli, caisin dan sawi putih maka pada musim berikutnya sebaiknya lahan tersebut tidak boleh ditanami kembali dengan komoditas yang termasuk dalam satu famili Brassicaceae. Demikian juga dengan tanaman tomat yang tidak boleh ditanami kembali dengan komoditas yang teiniasuk dalam satu famili Solanaceae.

Perlakuan tersebut didasarkan pada alasan bahwa lahan yang ditanami dengan komoditas yang termasuk famili Brassicaceae dan Solanaceae secara berturut-turut setiap musim tanam maka siklus hidup hama dan penyakit tanaman tidak akan terputus. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan dengan menerapkan pola tanam dengan menanam komoditas lain pada musim berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Risiko Produksi

Risiko Produksi merupakan salah satu risiko yang biasa dihadapi oleh setiap usaha, salah satunya usaha dibidang pertanian. Hal ini disebabkan adanya sumber risiko yang mempengaruhi produksi suatu komoditi sehingga menyebabkan komoditi tersebut mengalami fluktuasi hasil produksi. Fluktuasi hasil produksi dan produktifitas akan mempengaruhi penerimaan perusahaan. Dimana, semakin tinggi risiko produksi yang dihadapi perusahaan maka tingkat penerimaan akan semakin kecil.

Risiko pengusahaan sayuran yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan Pada tiga komoditas yang diusahakan yaitu Brokoli, Caisim dan wortel. Penentuan risiko produksi pada penelitian ini didasarkan pada penilaian varians, standar deviasi, dan koefisien variasi yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian. Peluang terjadinya suatu kejadian dapat dilihat dari kondisi tertinggi, normal, dan terendah dari rata-rata produktivitas yang dihasilkan oleh masing-masing komoditas.

Tabel 11 Rata-rata Produksi, Produktivitas dan Pendapatan The Pinewood Organic Farm pada Komoditas Brokoli, Caisim dan Wortel

Komoditas Rata-Rata Penerimaan

(Rp) Kondisi Peluang Produks (Kg) Poduktifitas (Kg/m2)

Gambar

Tabel 1 Perkembangan PDB Hortikulutura Tahun 2006 – 2010
Tabel 2  Konsumsi Sayuran Per Kapita Tahun 2006-2007
Tabel 5  Perbedaan Sistem Organik dan Anorganik
Tabel 6  Data Produksi The Pinewood Organic Fam September 2011 Hingga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pupuk dilakukan sesuai dengan perlakuan yang ada. Pemberian pupuk pada perlakuan diberikan secara bertahap, yaitu. berupa pemberian pupuk dasar dan

a) Nama perniagaan dan syarikat sudah didaftarkan di Bahagian Pendaftaran Nama Perniagaan dan Penubuhan Syarikat (ROCBN), Kementerian Kewangan. b) Memastikan

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan

Hasil penelitian ini menunjukkan strategi programming Delta FM Surabaya selaku network JDFI berlandaskan pada tujuan perusahaan yaitu menjadi radio siaran bagi pendengar

Subjek memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam mentato tubuhnya, ada yang mempunyai motivasi spiritual yang memandang tato sebagai doa dan harapan, ada yang

Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau

Based on the mean of students’ score in Pre-Test, Post-Test I, and Post-Test II that can be seen in the following table, the researcher concluded that the students’ speaking

Hasil pengujian pengaruh tidak langsung Variabel Makroekonomi BI Rate, Inflasi, dan Kurs Rupiah terhadap jumlah Dana Pihak Ketiga DPK pada Bank Umum Syariah BUS dengan