• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nano-Enkapsulasi Β-Glukan Dari Ekstrak Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Dengan Metode Ultrasonik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nano-Enkapsulasi Β-Glukan Dari Ekstrak Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Dengan Metode Ultrasonik"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

NANO-ENKAPSULASI β-GLUKAN DARI EKSTRAK

JAMUR TIRAM PUTIH (

Pleurotus ostreatus

) DENGAN

METODE ULTRASONIK

MASITOH

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Nano-Enkapsulasi -Glukan Dari Ekstrak Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Metode Ultrasonik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

MASITOH. Nano-Enkapsulasi -Glukan Dari Ekstrak Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Metode Ultrasonik. Dibimbing oleh IRZAMAN dan MERSI KURNIATI.

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sekitar 57.6-81.8% berat kering. Karbohidrat terbanyak dalam jamur adalah karbohidrat tak tercernakan yang tahan terhadap enzim manusia dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber zat gizi. Diantaranya, oligosakarida seperti trehalose dan polisakarida seperti kitin, -glukan dan manan, dimana kandungan -glukan sekitar >80% berat kering. Jamur tiram yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil penelitian sebelumnya (yang didapat dari petani Desa Situ Udik-Bogor. Hasil -glukan dari ekstrak jamur tiram kemudian dijadikan nano-enkapsulasi, dimana nano-enkapsulasi drug delivery yang memiliki sifat fisikokemikal meliputi ukuran partikel yang kecil dan luas permukaan areanya semakin besar, sehingga secara signifikan meningkatkan bioavailabilitas obat dan meminimalkan toksisitas obat. Secara normal rentang nanomedis 600≤250 nm berdasarkan sifat konsekuensi fisiologi dan anatomi dalam penelitian ini proses nano-enkapsulasi menggukan metode ultrasonikasi. Untuk memperbaiki serta meningkatkan sifat bioaktif dari nano-enkapsulasi perlu dilakukan perlakuan dengan menggabungkan bersama polisakarida aktif seperti kitosan dan penambahan Tween 80 agar tidak terjadi penggumpalan pada proses pembuatan nano-enkapsulasi.

Tahapan penelitian ini meliputi pembuatan serbuk jamur tiram putih, pengekstrakan jamur tiram, pelapisan kitosan dan emulsifier (Tween), analisis gugus fungsi dengan FTIR, analisis ukuran partikel meggunakan PSA, analisis morfologi nanopartikel menggunkan SEM, analisis -glukan menggunakan

megazyme, uji anti oksidan dengan DPPH, serta analisis data.

Proses ekstraksi menggunakan pelarut air dan maserasi alkohol mengakibatkan adanya pergeseran gugus fungsi glukosa dari panjang gelombang 2362.43cm-1 yang merupakan vibrasi ulur menjadi vibrasi tekuk pada panjang gelombang 1653.89 cm-1, selain itu gugus lemak sudah tidak ada dan muncul

gugus fungsi α-glukan sedangkan gugus fungsi -glukan muncul pada sebelum dan sesudah ekstraksi ini menunjukan bahwa proses ekstraksi tidak merusak

(5)

semakin tinggi maka % penangkapan juga semakin tinggi dari hasil analisis statistik sedangkan ukuran partikel memberikan pengaruh dimana semakin besar ukuran partikelnya maka % penangkapan antioksidan semakin tinggi pula dimana ukuran partikel 517.5 nm menghasilkan % penangkapan antioksidan sebesar 24.029%.

Semakin lama waktu sonikasi ukuran partikel semakin kecil dan kehomogenan larutan semakin baik dengan waktu optimum 60 menit, semakin tinggi konsentrasi Tween 80 larutan semakin homogen. Konsentrasi pemberian kitosan memberikan pengaruh dimana pada kitosan 5 gram terdapat kitosan yang

(6)

SUMMARY

MASITOH. Nano-Encapsulation of -Glucan From Extract White Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus) With Ultrasonic Method. Supervised by IRZAMAN and MERSI KURNIATI.

Oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) has a high carbohydrate content of about 57.6-81.8% dry weight. Most carbohydrates in mushrooms is not digested carbohydrates that are resistant to the human enzyme and can be used as a source of nutrients. Among them, such as trehalose oligosaccharides and polysaccharides

such as chitin, -glucan and manan, where -glucan content of about > 80% dry weight. Oyster mushrooms are used in this study is the result of a previous study (obtained from farmers Desa Situ Udik-Bogor. The results of -glucans from yeast extract oyster is then used as nano-encapsulation, in which nano-enkapsulasi drug delivery which has properties fisiokemikal include small particle size and the area the greater the surface area, thereby significantly increasing the bioavailability of the drug and minimize drug toxicity. Normally nanomedis range 600≤β50 nm based on the nature of the consequences of physiology and anatomy in the study of nano-encapsulation process using ultrasonikasi method. To improve and enhance the bioactive properties of nano-enkapsulasi need to be treated by combining together the active polysaccharides such as chitosan and adding Tween 80 to prevent clumping in the process of making nano-encapsulation.

Stages of the study include the manufacture of powder white oyster mushrooms, extracting oyster mushrooms, coating of chitosan and emulsifiers (Tween), FTIR analysis, particle size analysis using PSA, the analysis of the morphology of nanoparticles using the SEM, analysis of -glucan using megazyme, test anti-oxidants with DPPH, as well as data analysis.

Solvent extraction process using water and alcohol maceration resulted in a shift in glucose puncture group of wavelengths 2362.43cm-1 which is stretching vibration into vibration buckling at a wavelength of 1653.89 cm-1, in addition to

the group of fat is not there and appear functional groups α-glucans while the -glucan functional groups appearing before and after extraction shows that the extraction process does not damaged the function of -glucan group. The smallest particle size obtained in sonication time of 90 minutes with the size partkel 472.28 nm, with a PDI value of the smallest in 60 minutes at 0.009317 on providing tween concentration of 3%, which is supported by the results of statistical analysis using SAS 9.1.3 (2008). High-power ultrasonic waves resulting in emulsification and generates a cavity that causes growth, detonation bubbles resulting fragmented particles and collide. Judging from the morphology administration of chitosan 3 grams of the encapsulated form is better than the chitosan 5 grams whereas the concentration of tween 2% and 3% less visible effect on the morphology of the nano-encapsulation of -glucan. The

(7)

higher the wherein the particle size of 517.5 nm produces % arrests amounting to 24.029% antioxidant.

The longer the time of sonication smaller particle size and homogeneity of the better solution with the optimum time of 60 minutes, is higher concentration of Tween 80 solution is increasingly homogenous. The concentration of chitosan influence on chitosan which contained 5 grams of chitosan coating the -glucan, while giving tween concentration effect is not too look different on the morphology of nano-encapsulation. The concentration and coating efficiency of

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Biofisika

NANO-ENKAPSULASI β-GLUKAN DARI EKSTRAK

JAMUR TIRAM PUTIH (

Pleurotus ostreatus

) DENGAN

METODE ULTRASONIK

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(10)
(11)

Judul Tesis : Nano-Enkapsulasi -Glukan Dari Ekstrak Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Metode Ultrasonik

Nama : Masitoh NIM : G751140111

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Ir Irzaman, MSi Ketua

Dr Mersi Kurniati, SSi MSi Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Biofisika

Dr Mersi Kurniati, SSi MSi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(12)
(13)

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini. Penelitian ini berjudul “ Nano-Enkapsulasi -Glukan Dari Ekstrak Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Metode Ultrasonik”. Penelitian ini berlangsung selama 7 bulan, yaitu Februari 2016 sampai Agustus 2016.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan atas izin Allah dengan perantara bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr Ir Irzaman, M.Si dan Ibu Dr Mersi Kurniati, S.Si M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan arahan selama penelitian dan penulisan. Penulis juga ucapkan terima kasih kepada sebagai penguji luar komisi yang telah memberikan saran dalam penulisan. Selanjutnya terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Maya Risanti, S.P dan ayah Asril yang selalu membantu dalam penelitian. Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas dana penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayahanda, Alm. Ibu, Kakak, Keluarga Besar Bp. Mustar, Catatan Hutang (Mursyidah, Epa Rosidah, Made Dirgantara, Yunus P.), Mba Susi Nurohmi, serta teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas segala dukungan, kesabaran, doa dan kasih sayangnya.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2016

(14)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat dan Kebaruan Penelitian 2

2 METODE 2

Waktu dan Tempat 3

Bahan 3

Alat 3

Prosedur 3

Analisis Data 6

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Identifikasi Kualitatif -Glukan Jamur Tiram Menggunakan FTIR

(Fouerier Transform Infrared) 6

Pengaruh Waktu Sonikasi Terhadap Ukuran Partikel Dan Kehomogenan

Nano-Enkapsulasi -Glukan Jamur Tiram 9

Analisis Morfologi Nano-Enkapsulasi -Glukan Jamur Tiram

Dengan SEM (Scanning Electron Microscopy) 10

Analisis -Glukan Jamur Tiram Dengan Metode Megazyme 12 Analisis Antioksidan Nano-Enkapsulasi -Glukan Jamur Tiram

Dengan Metode Dpph (Diphenyl Picryl Hydrazy) 15

Analisis Stastik 16

4 SIMPULAN DAN SARAN 18

Simpulan 18

Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

LAMPIRAN 24

(15)

DAFTAR TABEL

1 Pendekatan bilangan gelombang gugus fungsi -glukan 7

2 Bobobt total glukan 13

3 Bobot α-glukan 14

4 Bobot -glukan 14

5 Efisiensi Nano-enkapsulasi yang tersalut kitosan 15 6 Pengaruh konsentrasi nano-enkapsulasi -glukan terhadap

%penangkapan kadar antioksidan 15

7 Analisis pengaruh waktu sonikasi terhadap ukuran partikel dan

kehomogenan larutan 17

8 Pengaruh konsentrasi tween dan kitosan terhadap kehomogenan larutan 17

9 Analisis pengaruh ukuran partikel terhadap %penangkapan kadar

antioksidan 17

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir proses ekstraksi -glukan 4

2 -glukan dari ekstrak jamur tiram 4

3 Set up ultrasonik spesifikasi 130 W, 20 KHz 5 4 Grafik FTIR Jamur Tiram dan Ekstrak Jamur Tiram 8 5 Pengaruh waktu sonikasi terhadap ukuran partikel 9 6 Pengaruh waktu sonikasi dan konsentrasi tween terhadap PDI 10 7 SEM nano-enkapsulasi -glukan jamur tiram (A) formulasi 3 gram

kitosan, 2% tween, (B) formulasi 3 gram kitosan, 3% tween, (C) formulasi 5 gram kitosan, 3% tween, dengan perbesaran 2000 kali 11 8 A. enkapsulasi sebelum mengalami higroskopi B.

Nano-enkapsulasi sesudah mengalami higroskopi 12

9 Grafik pengaruh konsentrasi nano-enkapsulasi -glukan terhadap

%penangkapan kadar antioksidan 16

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alir penelitian 24

2 Persamaan rancang acak faktorial 25

3 Sintak SAS pengaruh waktu sonikasi dan konsentrasi tween terhadap

ukuran partikel dan kehomogenan 25

4 Sintak SAS pengaruh ukuran partikel, konsentrasi tween dan kitosan

terhadap kandungan antioksidan 27

(16)
(17)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) populer untuk dikonsumsi hampir di seluruh dunia karena rasanya yang enak, tinggi nilai gizi dan kandungan obatnya (Krishnamoorthy dan Sankaran 2014; Peter dan Cheung 2013). Jamur tiram putih memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sekitar 57.6-81.8% berat kering. Karbohidrat terbanyak dalam jamur adalah karbohidrat tak tercernakan yang tahan terhadap enzim manusia dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber zat gizi. Diantaranya, oligosakarida seperti trehalose dan polisakarida seperti kitin,

-glukan dan manan. Kandungan -glukan pada polisakarida jamur tiram sangat tinggi sekitar >80% berat kering (Piyathida et al. 2014). Jamur tiram yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil penelitian sebelumnya (Kharis et al.

2014; Rey et al. 2014; Rofiqul et al. 2014) yang didapat dari petani Desa Situ Udik-Bogor.

-glukan sebagai obat memiliki efek biofarmakologi yang bermanfaat bagi kesehatan (Piyathida et al. 2014) sebagai bahan imunologi (Andriy et al. 2009; Oloke dan Adebayo 2015; Christopher 2005) seperti antidiabetik, antibakterial, antibiotik (Daneshmand et al. 2012), antikolestrol, antiarthritik, antioksidan (Arbaayah dan Umi 2013; Pornariya dan Kanok-Orn 2009), antikanker, kesehatan mata, aktivitas antiviral (Krishnamoorthy dan Sankaran 2014; Xinkui et al. 2015; Emanuel 2012), dan dapat mereduksi konsentrasi gula darah (Juraj et al. 2012).

Hasil -glukan dari ekstrak jamur tiram kemudian dijadikan nano-enkapsulasi, dimana nano-enkapsulasi sudah banyak digunakan pada

berbagai aplikasi mencakup drug delivery yang memiliki sifat fisikokimia meliputi ukuran partikel yang kecil dan luas permukaan areanya semakin besar, sehingga secara signifikan meningkatkan bioavailabilitas obat dan meminimalkan toksisitas obat (Das 2016). Teknologi enkapsulasi efektif melindungi senyawa sensitif dari degradasi, menutupi rasa tidak enak senyawa tertentu, mengurangi kerugian akibat penguapan, mencegah pengikatan atau interaksi dengan komponen matriks makanan lainnya, atau memfasilitasi pelepasan terkontrol di bawah kondisi yang diinginkan (Yadav et al. 2014). Secara normal rentang nanomedis ≥250 nm berdasarkan sifat konsekuensi fisiologi dan anatomi (Archana et al. 2012, Raghvendra et al. 2010) dalam penelitian ini proses nano-enkapsulasi menggukan metode ultrasonikasi.

(18)

2

dilakukan perlakuan dengan menggabungkan bersama polisakarida aktif seperti kitosan dan penambahan Tween 80 agar tidak terjadi penggumpalan pada proses pembuatan nano-enkapsulasi.

Kitosan merupakan biopolimer alami yang dihasilkan dari hidrolisis senyawa kitin yang terkandung dalam cangkang suku Crustaceae seperti udang, lobster, kepiting, dan sebagainya (Kavitha et al 2011; Mohanraj and Chen 2011) yang biodegradable, nontoxic, dan non-allergenic (Herremansa et al 2011). Kitosan dapat meningkatakan bioaktif transport melewati sel membran (Kavitha et al 2011; Mohanraj and Chen 2011), sebagai antikoagulan (Mohanraj and Chen 2011), sebagai pelapis, pembawa dan dapat memperpanjang peluruhan obat (Mia Säkkinen 2003). Tween 80 merupakan nama dagang dari poluxyethylene sorbitanmonooleat (poly sorbat 80) yang bersifat tidak beracun dengan kekentalan seperti minyak cair. Fungsi Tween 80 sebagai emulsifier berbagai makanan dan suplemen. Emulsifier adalah zat yang diguanakan untuk mempermudah membentuk emulsi dan meningkatkan kesetabilan emulsi. Emulsifier juga membuat unsur-unsur tercampur lebih baik dan memisahkan antara subtansi makanan dengan zat-zat aditif (Susiana dan Vincentius 2005).

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh waktu ultrasonikasi terhadap ukuran partikel, pemberian variasi kitosan dan emulsifier Tween 80 terhadap kehomogenan larutan. Menganalisis morfologi nano-enkapsulasi ekstrak -glukan jamur tiram, menganalisis kandungan glukan ekstrak jamur tiram dan yang ternano-enkapsulasi serta menganalisis pengaruh ukuran partikel terhadap bahan aktif nano-enkapsulasi -glukan jamur tiram

Manfaat dan Kebaruan Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diperoleh adalah menginformasikan kandungan pada Jamur tiram, waktu optimum sonikasi pembuatan nano-enkapsulasi -glukan jamur tiram, formulasi kitosan dan tween terbaik untuk pembuatan nano-enkapsulasi -glukan jamur tiram.

Penelitian ini menghasilkan kebaruan berupa sumber -glukan dari jamur tiram dan formulasi pembuatan nano-enkapsulasi -glukan jamur tiram.

2

METODE

Tahapan penelitian ini meliputi pembuatan serbuk jamur tiram putih, proses ekstraksi jamur tiram, proses pelapisan dengan formula kitosan, emulsifier

(19)

3

Microscopy), analisis -glukan menggunakan megazyme kit, uji anti oksidan dengan metode DPPH (diphenyl picryl hydrazy), serta analisis data menggunakan SAS 9.1.3 (2008) seperti pada lampiran 1.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Agustus 2016 di Laboratorium Biofisika Material dan Laboratorium Analisis Bahan, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Pilot Plan SEAFAST IPB, Laboratotium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Laboratorium Biofarmaka IPB dan Laboratorium Nanotech herbal Indonesia balai inkubator teknologi Puspitek Serpong.

Bahan

Bahan dalam peneliitian ini adalah jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dari Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, kitosan 90%, Tween 80, aquades, etanol 80%, TPP (Tripolyphosphate) 1% (g/v), dan asam asetat 2% (v/v).

Alat

Alat yang digunakan FTIR, PSA, Megazyme, Ultrasonic Prosesor, DPPH kit, oven, blender, timbangan, desikator, magnetik stirrer, buret, kertas saring,

Spray dryer, dan breaker glass.

Prosedur

Pembuatan Tepung Jamur Tiram

Jamur tiram segar dibersihkan dan ditimbang, kemudian dicacah, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 50oC hingga kering lalu digiling dan diayak dengan ukuran 100 mesh.

Ekstrak β–glukan Jamur Tiram

Metode ekstraksi -glukan ditunjukan pada gambar 1, menggunakan metode solven air yakni tepung jamur tiram (100 g/L) dipanaskan pada suhu 100oC selama 2 jam dengan kecepatan pengadukan 300 rpm, kemudian disaring untuk memisahkan larutan dari residu, kemudian dilakukan proses maserasi dengan etanol 80% selama 24 jam untuk memisahkan ekstrak dengan partikulat lain, hingga didapatkan hasil ekstrak seperti pada gambar 2. Pemilihan solven

(20)

4

Gambar 2 -glukan dari ekstrak jamur tiram Perajangan dan

pengeringan

Penyaringan Maserasi

Penyaringan

Gambar 1 Diagram alir proses ekstraksi -glukan Ekstraksi Air

Tepung Jamur

(21)

5

Pembuatan Nano-enkapsulasi β-glukan Jamur Tiram

Sebanyak 2 gram kitosan dilarutkan dalam 500 mL asam asetat 2% larut air. Campuran diaduk dengan magnetic stirrer untuk mempercepat pelarutan kitosan, kemudian larutan disonikasi selama 60 menit (Kurniati et al. 2013). Kemudian buat larutan kitosan dengan 3 dan 5 gram/500 mL asam asetat dengan prosedur yang sama.

Setiap larutan kitosan ditambahkan dengan 2:1 (v/v) (Sipoli et al. 2015)

ekstrak –glukan jamur tiram yang telah dicampur Tween 80 (2% (v/v) dan 3% (v/v)) kemudian tambahkan TPP 1% (g/v) menggunakan buret dengan kecepatan tetes 0.75 ml/menit. Larutan kemudian disonikasi dengan Ultrasonic Prosesor pada frekuensi 20 KHz sambil dipanaskan pada suhu 50oC (Kurniati et al. 2013) denga variasi waktu 30, 60 dan 90 menit. Larutan kemudian diliofilisasi untuk mperoleh bentuk keringnya. Liofilisasi dilakukan dengan metode pengeringan semprot (spray dryer) untuk mengetahui bentuk kitosan kering yang dapat dikarakterisasi.

Gambar 3 Set up ultrasonik spesifikasi 130 W, 20 KHz

(22)

6

Analisis Data

Analisis grafik FTIR, PSA, analisi morfologi SEM, analisis kandungan -glukan menggunakan megazyme kit, dan uji kandungan anti oksidan dengan metode DPPH. Pada penelitian ini analisis data menggunakan Rancang Acak Faktorial (persamaan terlampir padaa lampiran 2) menggunakan program SAS 9.1.3 (2008) dimana data didapat dari hasil uji PSA dan DPPH dengan variasi perlakuan waktu sonikasi (30, 60, 90 menit), konsentrasi kitosan (2, 3 dan 5 gram/500 mL larut asam asetat 2% (v/v)) dan penambahan Tween (2% (v/v) dan 3% (v/v)) dengan ulangan 3 kali.

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Kualitatif β-Glukan Jamur Tiram Menggunakan FTIR (Fouerier Transform Infrared)

-glukan merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat diisolasi dari tanaman, kelompok cendawan dan mikroorganisme. Kelompok cendawan yang digunakan dalam penelitian adalah jamur tiram (Pleurotus ostreatus). -glukan merupakan homopolimer glukosa yang diikat melalui ikatan -(1,3) dan

-(1,6)-glukosida dan banyak ditemukan pada dinding sel (Widiyastuti et al.

2011). Produksi -glukan didapat dengan mengekstraksi jamur tiram menggunakan metode ekstraksi solven air. Pemilihan solven didasarkan pada sifat kelarutan beta-D-glucan yang memiliki sifat larut dalam air pada rantai pendek (Widiyastuti et al. 2011; Marleta dan Duenas 2010). Pada penelitian ini identifikasi gugus-gugus fungsi -glukan menggunakan spektroskopi inframerah.

Metode spektroskopi inframerah secara sederhana yaitu dengan pengukuran serapan dari perbedaan frekuensi inframerah pada sampel yang ditempatkan pada sampel yang ditempatkan pada sebuah beam inframerah. Tujuan utama analisa spektroskopi inframerah adalah menentukan gugus-gugus fungsi molekul (Baker et al. 2008; Ranjani et al. 2014). Jika sampel senyawa organik disinari dengan sinar inframerah yang mempunyai frekuensi tertentu, maka akan didapatkan beberapa frekuensi diserap oleh senyawa. Berapa banyak

frekuensi yang melewati senyawa diukur sebagai “presentasi transmitansi”

(Tasnim et al. 2014). Sebuah molekul hanya menyerap frekuensi (energi) radiasi inframerah tertentu. Setiap molekul memiliki energi tertentu. Bila suatu senyawa menyerap energi dari sinar inframerah, maka tingkatan energi di dalam molekul itu akan tereksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi. Sesuai dengan tingkatan energi yang diserap, maka yang akan terjadi pada molekul itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan energi rotasi (Jatmiko dan Sofian 2008).

(23)

7 rantai pendek ( -1,3-glukan). Tabel 1 menunjukan pendekatan hasil uji FTIR dari hasil penelitian ini dengan standar -glukan Barley dan hasil penelitian Widyastuti

et al. (2011) yang emenunjukan bahwa hasil penilitian ini mendekati hasil uji FTIR keduannya.

Tabel 1 Pendekatan bilangan gelombang gugus fungsi -glukan

Bilangan

3425.58 3302.13 3414.93 3391.34 Alkohol dan hidroksil (OH) 2891.30 2924.09 2940.99 2987.52 CH alkana

1161.15 1153.43 1099.98 1067.18 -C-O-C- (eter) (aWidiyastuti 2011)

(24)

8

Gambar 4 Grafik FTIR jamur tiram dan ekstrak jamur tiram

Pengaruh Waktu Sonikasi Terhadap Ukuran Partikel Dan Kehomogenan Nano-Enkapsulasi β-Glukan Jamur Tiram

(25)

9 fisika seperti kenaikan suhu, gelombang kejut, turbulensi, gaya geser, peningkatan energi dan tekanan dengan durasi sangat cepat yang mengakibatkan partikel terpecah dan saling bertumbukan sehingga mengasilkan ukuran partikel yang lebih kecil (Zhang et al. 2016)

Gambar 5 Pengaruh waktu sonikasi terhadap ukuran partikel

Pemberian emulsifier tween memberikan pengaruh terhadap nilai PDI (Polydispersitas index) atau nilai ketidak homogenan <1 seperti ditunjukan pada gambar 6, dimana konsentrasi 3% menghasilkan nilai PDI yang lebih kecil dibandungkan konsentrasi 2%. Hal dikarenakan penambahan emulsifier (agen pengemulsi) menjadikan dua aliran bercampur (misalnya air dan minyak) dengan bantuan sonikasi untuk terjadinya emulsifikasi. Emulsifier adalah zat yang diguanakan untuk mempermudah membentuk emulsi, meningkatkan kesetabilan emulsi juga membuat unsur-unsur tercampur lebih baik (Susiana dan Vincentius 2005). Nilai keseimbangan hidrofilik-lipofilik (HLB), berdasarkan struktur kimia dan sifat surfaktan, merupakan parameter penting untuk memilih Emulsifier agar larutan teremulsi dengan baik. Tween 80 memiliki nilai HLB 15 yang memiliki sifat emulsifikasi. Emulsi itu sendiri adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan yang tersalut dalam cairan yang lain atau terenkapsulasi (Lin et al. 2016).

Selain memperkecil ukuran partikel, sonikasi juga menghomogenkan larutan karena memiliki efek fisika emulsifikasi (Zhang et al. 2016; Kauer et al.

(26)

10

Gambar 6 Pengaruh waktu sonikasi dan konsentrasi tween terhadap PDI

Analisis Morfologi Nano-Enkapsulasi β-Glukan Jamur Tiram Dengan SEM (Scanning Electron Microscopy)

Nano-enkapsulasi adalah sistem vesikular di mana obat ini dibatasi oleh rongga yang terdiri dari bagian dalam inti berminyak yang dikelilingi oleh dinding polimer. Dengan demikian, zat aktif biasanya larut ke dalam inti berminyak, tetapi juga mungkin teradsorpsi pada permukaan kapsul (Tabaldi et al. 2016) seperti pada Gambar 7 yang menunjukkan bahwa morfologi beberapa partikel nano-enkapsulasi -glukan jamur tiram terenkapsulasi telah berbentuk bulat dan kecenderungan aglomerasi antar partikel cukup tinggi. Hal ini disebabkan kadar

(27)

11

Gambar 7 SEM nano-enkapsulasi -glukan jamur tiram (A) formulasi 3 gram kitosan, 2% tween, (B) formulasi 3 gram kitosan, 3% tween, (C) formulasi 5 gram kitosan, 3% tween, dengan perbesaran 2000 kali

A

B

(28)

12

Gambar 8 A. enkapsulasi sebelum mengalami higroskopi B. Nano-enkapsulasi sesudah mengalami higroskopi

Gambar 7 A hasil uji SEM dengan konsentrasi kitosan 3 gram dan tween 2%, gambar 7 B dengan konsentrasi kitosan 3 gram dan tween 3%, dan gambar 7 C dengan konsentrasi kitosan 5 gram dan tween 3%. Pada Gambar 7 B menunjukan bahwa kosentrasi kitosan 3 gram menyalut -glukan dengan baik dibandingkan kitosan 5 gram pada Gambar 7 C yang masih terdapat butir kitosan yang tidak menyalut -glukan. Pemberian pengaruh konsentrasi tween yang ditunjukan pada Gambar 7 A dan 7 B. Gambar 7 A dengan konsentrasi tween 2% terlihat lebih menggumpal dibandingkan gambar 7 B dengan konsentrasi tween 3%.

Analisis β-Glukan Jamur Tiram Dengan Metode Megazyme

Tabel 2 menunjukan hasil pengukuran bobot glukan total dari -glukan dari ekstrak jamur tiram dan nano-enkapsulasi -glukan dari hasil perhitunngan dengan persamaan 1 didapat rataan glukan masing-masing 1.160 w/w dan 0.469 w/w penurunan massa ini disebabkan adanya penyalut pada nano-enkapsulasi -glukan sehingga pada proses pendeteksian menggunakan Uv-Vis pada panjang gelombang 510 nm absorbansi yang terukur hanya pada -glukan yag tidak tersalut. Pengukuran bobot glukan menggunakan megazyme kit dimana

megazyme mendeteksi -D-glukan yang memiliki bentuk ikatan 13, 14, dan 16 yang diurai oleh enzim -glucanase menjadi D-glukan (Megazyme International Ireland 2015).

A

(29)

13 Glukan adalah polisakarida yang terbentuk dari rantai molekul glukosa. Sedangkan alpha (α) dan beta ( ) adalah sebutan dari posisi sterik dari group hidroksil glukosa yang termasuk dalam formasi rantai tersebut. -1,3 D-glukan dan -1,6 D-glukan adalah struktur yang biasa terbentuk. Sedangkan penomoran 1,3 dan 1,6 adalah berdasarkan posisi molekul glukosa yang terangkai bersama rantainya. -glukan merupakan homopolimer glukosa yang diikat melalui ikatan -(1,γ) dan -(1,6) glukosida. Struktut tersier bervariasi terhadap tingkat ikatannya. -glukan dengan sedikit atau tidak ada ikatan -(1,6) merupakan ikatan heliks tunggal sedangkan -glukan dengan derajat obligasi lebih tinggi dengan ikatan -(1,6) struktur tersiernya merupakan tripel heliks. Struktur heliks serta bobot molekul tinggi, positif mempengaruhi aktivitas biologis (Nitschke et al.

2011).

Bobot α-glukan pada Tabel 3 sekitar 0.1266 w/w pada ekstrak jamur tiram dan 0.1220 w/w pada nano-enkapsulasi -glukan. Jika dibandingkan dengan kandungan -glukan pada Tabel 4 yaitu 1.0338 w/w pada ekstrak jamur tiram dan 0.3473w/w pada nano-enkapsulasi -glukan, kandungan α-glukan lebih sedikit pada kedua sampel. Hal ini dikarenakan kandungan glukan terbanyak pada karbohidrat ialah 1,3- -glukan (48%), 1,3-α-glukan (18-28%), meskipun juga berisi beberapa 1,6- -glukan (2%). α-glukan memiliki manfaat yang sama dengan -glukan seperti aktivitas antitumor (Choma et al. 2013), aktivitas imunologi dan antioksidan (Wiater et al. 2012). Menurut Wiater et al. (2012) aktivitas antioksidan pada glukan tidak dipengaruhi oleh tipe ikatatan maupun berat molekul tapi dipengaruhi oleh komposisi monosakarida pada polimer dimana

α-glukan dan -glukan memiliki komposisi monosakarida yang sama namun tipe ikatan berbeda.

Tipe ikatan yang berbeda antara α-glukan dan -glukan mempengaruhi terhadap ketersalutan dengan kitosan seperti ditunjukan pada Tabel 5 dimana nilai efisiensi ketersalutan kitosan lebih besar pada -glukan dibandingkan α-glukan yaitu 66.406% dan 3.633% dari bobot awal. Hal ini dikarenakan -glukan lebih mudah terikat dengan kitosan (Menurut Abdel-Mohsen et al. 2016).

(30)
(31)

15

Tabel 5 Efisiensi Nano-enkapsulasi yang tersalut kitosan Ekstrak Jamur Tiram Tersalut Kitosan 0.6911 0.0046 0.6865 Persen tersalut (%) 59.5417 3.6335 66.4055

Persamaan 4:

%Tersalut kitosan = �

� 100%

(Abdel-Mohsen et al. 2016)

Analisis Antioksidan Nano-Enkapsulasi β-GlukanJamur Tiram Dengan Metode Dpph (Diphenyl Picryl Hydrazy)

Gambar 9 dan Tabel 6 menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi

nano-enkapsulasi -glukan maka semakin tinggi pula %penangkapan kadar antioksidannya dengan formulasi terbaik pada tween 3% dengan konsentrasi kitosan 3g dan waktu sonikasi 60 menit. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sha et al. (2015) yang menyatakan bahwa aktivitas antioksidan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi dosis dan aktivitas antioksidan, -glukan juga dapat membantu penghambatan sel kanker.

(32)

16

Gambar 9 Grafik pengaruh konsentrasi nano-enkapsulasi -glukan terhadap %penangkapan kadar antioksidan

Analisis Stastik

Tabel 7 hasil analisis statistik pengaruh waktun sonikasi terhadap ukuran partikel dan kehimigenan larutan menggunakan program SAS 1.9.3 dengan sintaks terlampir pada Lampiran 3. Menurut Rashid et al. (2015) waktu lamanya sonikasi memberikan pengaruh terhadap ukuran partikel dalam larutan, begitupun pada penilitian ini waktu sonikasi pada proses nano-enkapsulasi memberikan pengaruh pada ukuran partikel yang dihasilkan, ditunjukan dengan nilai-p (0.0257) < 5%. Pemberian pengaruh waktu pada 30 menit berbeda nyata dengan pemberian pengaruh waktu 60 dan 90 menit, tetapi pemberian pengaruh waktu 60 menit tidak berbeda nyata dengan pemberian pengaruh waktu 90 menit. Waktu sonikasi juga berpengaruh terhadap kehomogenan larutan yang ditujukan dengan nilai PDI yang < 1, dimana waktu sonikasi selama 60 menit memiliki nilai PDI terkecil dibandingkan dengan waktu sonikasi 30 dan 90 menit yaitu 0.009317, 0.17283, dan 0.15983. Hal ini menunjukan bahwa waktu optimum pada proses pembuatan nano-enkapsulasi -glukan pada waktu 60 menit dimana ukuran partikelnya 503.44 nm dengan nilai ketidak homogenan yang sangat kecil yaitu 0.009317.

(33)

17 kehomogenan larutan yang ditunjukan dari taraf uji nilai-p (0.2002) > 5% yang artinya tidak ada interaksi kitosan yang mempengaruhi kehomogenan larutan.

Tabel 7 Analisis pengaruh waktu sonikasi terhadap ukuran partikel dan kehomogenan larutan

Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan)

Tabel 8 Pengaruh konsentrasi tween dan kitosan terhadap

Tabel 9 Analisis pengaruh ukuran partikel terhadap %penangkapan kadar antioksidan

Perlakuan Rataan Penangkapan (%) Nilai-p Konsentrasi (PPM)

(34)

18

Tabel 9 hasil analisis statistik pengaruh konsentrasi tween dan kitosan terhadap nilai PDI dengan sintaks terlampir pada lampiran 4, yang menunjukan bahwa pemberian variasi konsenrasi tween berpengaruh dan berbedan yata pada taraf 5% dengan nilai-p 0.0001, dimana semakin tinggi konsentrasi pemberian nano-enkapsulasi -glukan maka semakin besar %penangkapannya yang berarti semakin tinggi kandungan antioksidannya. Tabel 8 juga menunjukan bahwa ukuran partikel memberikan pengaruh dan berbeda nyata dimana semakin besar ukuran partikel semakin tinggi kandungan antioksidannya, ini mengindikasi

bahwa pada partikel yang lebih besar mengandung lebih banyak -glukan, sehingga didapat formulasi terbaik pada 3% (v/v) tween, 3 gram kitosan dengan waktu sonikasi 90 menit dengan ukuran 472 nm dilihat dari hasil uji antioksidannya. Dimana konsentrasi tween 2% dan kitosan 3 gram memiliki ukuran partikel 517.5 nm. Tween 3%, kitosan 2 gram memiliki ukuran partikel 375.4 nm. Tween 3%, kitosan 3 gram memiliki ukuran partikel 427 nm. Tween 3%, kitosan 5 gram memiliki ukuran partikel 174.6 nm.

4 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Semakin lama waktu sonikasi ukuran partikel semakin kecil dan kehomogenan larutan semakin baik dengan waktu optimum 60 menit, semkin tinggi konsentrasi Tween 80 larutan semakin homogen. Konsentrasi pemberian kitosan memberikan pengaruh dimana pada kitosan 5 gram terdapat kitosan yang

tidak menyalut -glukan, sedangkan pemberian konsentrasi tween pengaruhnya tidak terlalu terlihat berbeda pada morfologi nano-enkapsulasi. Konsentrasi dan

efisiensi penyalutan -glukan pada jamur tiram lebih tinggi dari α-glukan, dimana semakin tinggi konsentrasi nano-enkapsulasi -glukan antioksidan semakin tinggi. Ukuran partikel memberikan pengaruh dimana ukuran partikel yang lebih besar memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi.

Saran

Perlu dilakukan proses lanjutan berupa pemurnian -glukan untuk

(35)

19

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Mohsen AMJ, Jancar D, Massoud Z,Fohlerova H, Elhadidy Z, Spotz A, Hebeish. Novel chitin/chitosan-glucan wound dressing: Isolation, characterization, antibacterial activity and wound healing properties.

International Journal of Pharmaceutics. 510(1): 86-99.

Andriy S, Katerˇina M, Alla S, Ivan J, Jirˇí S, Vladimír E, Eliška K, Jana C. β009.

Glucans from fruit bodies of cultivated mushrooms Pleurotus ostreatus and

Pleurotus eryngii: Structure and potential prebiotic activity. Carbohydrate Polymers. 76: 548–556.

Nanostructure Science and Technology. 2: 9-29.

Baker MJ, Gazi E, Brown MD, Shanks JH, Gardner P, Clarke NW. 2008. FTIR based spectroscopic analysis in the identification of clinically aggressive prostate cancer. British Journal of Cancer. 99 (11):1859-1866.

Choma A, Wiater A, Komaniecka I, Paduch R, Pleszczyn´skab M, Szczodra J. 2013. Chemical characterization of a water insoluble (1 → 3)-α-d-glucan from an alkaline extract of Aspergillus wentii. Carbohydrate Polymers 91:603

–608.

Christopher H. 2005. Medicinal Mushrooms for Cellular Defense, Immunity and Longevity. University of California press, California.

Daneshmand A, Sadeghi GH, Karimi A. 2012. The Effects of a Combination of Garlic, Oyster Mushroom and Propolis Extract in Comparison to Antibiotic on Growth Performance, Some Blood Parameters and Nutrients Digestibility of Male Broilers.Brazilian Journal of Poultry Science. 14(2): 71-158.

Das J, Samadder A, Mondala J, Abraham SK, Khuda-Bukhsh AR. 2016.

Nano-encapsulated chlorophyllin significantly delays progression oflung cancer

both in in vitro and in vivo models through activation ofmitochondrial signaling cascades and drug-DNA interaction. Environmental Toxicology and Pharmacology (46): 147–157

(36)

20 transform infrared) untuk penentuan kualitas susu sapi. Jurnal Fisika Teori, Eksperimen, dan Fisika Aplikasinya. 11(1):23-28.

Juraj JB, Mária H, Dušan B. β01β. Beta-1,3/1,6-D-Glucan From Oyster Mushroom To Purified Polysaccharide. Chem. Listy. 106: 1148-1149.

Kauer M, Belova-Magri V, Cairós C, Schreier HJ, Mettin R. 2016. Visualization and optimization of cavitation activity at a solid surface in high frequency ultrasound fields. Ultrasonics Sonochemistry. 34: 474-483

Kavitha K, Keerthi TS, Mani TT. 2011. Chitosan Polymer Used As Carrier In Various Pharmaceutical Formulations: Brief Review. International Journal of Applied Biology and Pharmaceutical Technology 2(2).

Kenneth SS, Gareth JP. 1999. Applications Of Ultrasound To Materials Chemistry. Annu. Rev. Mater. Sci. 29: 295–326.

Kharis MS, Nofitri, Ryan S, Setiawa HS, Habiburahmat, Yulwan, Irzaman. 2014. Analisis Energi Termal dari Tungku Berbahan Bakar Baglog Jamur Tiram, Sekam Padi, Dan Campuran 50% Baglog Jamur Tiram Dan 50% Sekam Padi.

Semirata : 72-77.

Kim DG,et al. 2006. Preparation and characterization of retinol-encapsulated chitosan nanoparticle. J. App. Chem. 10:65-68.

Krishnamoorthy D, Sankaran M. 2014. Pleurotus ostreatus: an oyster mushroom with nutritional and medicinal properties. J Biochem Tech. 5(2): 718-726. Kurniati M, Kencana AL,Juansah J, Maddu A. 2009. Perlakuan Sonikasi

Terhadap Kitosan: Viskositas dan Bobot Molekul Kitosan. Prosiding Seminar Nasional Sains II: 293-301.

Kurniati M, Wulandary T, Ambarsari L, Kadarusman LK. 2013. Sintesis Nanopartikel Ekstrak Temulawak Berbasis Polimer Kitosan - TPP dengan metode Emulsi. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains: 146-149.

Lin BJ, Chen WH, Budzianowski WM, Hsieh CT, Lin PH. 2016. Emulsification analysis of bio-oil and diesel under various combinations of emulsifiers.

Applied Energy. 178:746–757.

Marieta C,Dueñas MT. 2010. Study of a 2-branched (1→γ)- -D-glucan from Lactobacillus suebicus CUPV221 as observed by Tapping mode Atomic Force Microscopy. Microscopy: Science, Technology, Applications and Education.

1:537-545.

Masoomi MY, Morsali A, Junk PC. 2016. Ultrasonic assisted synthesis of two new coordination polymers and their applications as precursors for preparation of nano-materials. Ultrasonics Sonochemistry. 34: 984-992. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS

dan MINITAB. IPBPRESS. Bogor.

Megazyme International Ireland. 2015. Megazyme – Mixed-linkage Beta-glukan.

(37)

21 Mia S. 2003. Biopharmaceutical Evaluation of Microcrystalline Chitosan as Release-Rate-Controlling Hydrophilic Polymer in Granules for Gastro-Retentive Drug Delivery [disertasi]. Helsinki (FD).University of Helsinki. Mohanraj VJ, Chen Y. 2006. Nanoparticles – A Review. Tropical Journal of

Pharmaceutical Research.5(1): 561-573.

Molyneux P. 2004. The use of the stable free radical iphenylpicrylhydrazyl (DPPH)for estimating antioxidant activity. Sci. Technol. 26(2) : 211-219. Netty W, Sri I. 2011. Optimasi Proses Pengeringan Tepung Jamur Tiram Putih

(Pleurotus ostreatus). P3 Teknologi Bioindustri – BPPT. 1-5.

Netty W, Teguh B, Reni G, Henky I, Priyo W, Donowati. 2011. Analisa Kandungan Β-glukan Larut Air Dan Larut Alkali Dari Tubuh Buah Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Dan Shiitake (Lentinus Edodes). Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 13(3): 182-191.

Nitschke J, Modick H, Busch E, Rekowski RW, Altenbach HJ, Mölleken H. A new colorimetric method to quantify b-1,3-1,6-glucans in comparison with total b-1,3-glucans in edible mushrooms. Food Chemistry. 127:791–796. Oloke JK, Adebayo EA. 2015. Effectiveness of immunotherapies from oyster

mushroom (Pleurotus species) in the management of immunocompromised patients. International Journal of Immunology. 3(2-1): 8-20.

Pamungkas RA, Santosa RSS, Warsito S. 2013. Effect Of Level Ethanol And Maceration Period Quail Egg Yolk On Total Cholesterol, HDL, AND LDL.

Jurnal Ilmiah Peternakan. 1(3): 1136 -1142.

Peter CK, Cheung. 2013. Mini-review on edible mushrooms as source of

dietary fiber: Preparation and health benefits. Food Science and Human Wellness. 2(1): 162–166.

Piyathida J, Decha S, Kusumarn N, Nongporn HT, Rapepun W. β014. -glucan containing polysaccharide extract from the grey oyster mushroom [Pleurotus sajor-caju (Fr.) Sing.] stimulates glucose uptake by the L6 myotubes.

International Food Research Journal. 21(2): 779-784.

Pornariya C, Kanok-Orn I. 2009. Amino acids and antioxidant properties of the oystermushrooms, Pleurotus ostreatus and Pleurotus sajor-caju. ScienceAsia.

35: 326–331.

Raditya Iswandana, E. Vonora A, Mahdi J. 2013. Formulasi Nanopartikel Verapamil Hidroklorida dari Kitosan dan Natrium Tripolifosfat dengan Metode Gelasi Ionik. Jurnal Farmasi Indonesia. 6(4): 201-210.

Raghvendra, Satyanand T, Pramod Y, Sunanda S. 2010. Clinical Applications Of Nanomedicines: A Review. IJABPT. 1(2): 660-665.

Ranjani M, Rajan S, Murugesan AG, Thamilmarai S. 2014. Cultivication of medicinal mushroom (pleurotus spp) using paddy straw. World journal of pharmacy and pharmaceutical sciences. 3(3): 2033-2041.

Rashid R, Kim DW, Din FU, Mustapha O, Yousaf AM, Park JH, Kim JO, Yong CS, Choi HG. 2015. Effect of hydroxypropylcellulose and Tween 80 on physicochemical properties and bioavailability of ezetimibe-loaded solid dispersion. Charbohidrate Polymers. 1-25.

(38)

22

Rey FI, Rofiqul U, Nofitri, Maya R, Irzaman, Irmansyah.2014. Pemodelan Ikatan Kimia Pada Baglog Miselium Dan Jamur Tiram Putih Menggunakan Konstanta Pegas dan frekuensi Vibrasi. Semirata: 114-122.

Rofiqul U, Rey FI, Nofitri, Maya R, Ardian A, Irzaman.2014. Kajian Konstanta Pegas Dan Frekuensi Vibrasi Baglog Miselium Dan Jamur Tiram Putih Menggunakan Metode Fourier Transform Infra Red (FTIR).Semirata: 123-133.

Shah A, Masoodi F.A, Gani A, Ashwar B.A. β015. Effect of -irradiation on

antioxidant and antiproliferative properties of oat -glucan. Radiation Physics and Chemistry. 117: 120–127.

Sipoli CC, Radaic A, Santana N, Jesus MB, Torre LG. 2015. Chitosan nanoparticles produced with the gradual temperature decrease technique for sustained gene delivery. Biochemical Engineering Journa. 1-27.

Sood G, Sharma S, Kapoor S, Khanna PK. 2013. Optimization of extraction and characterization of polysaccharides from medicinal mushroom Ganodermalucidum using response surface methodology.Journal of Medicinal Plants Research. 7(31):2323-2329.

Sugita P, Napthaleni, Kurniati M, Wukirsari T. Enkapsulasi Ketoprofen Dengan Kitosan-Alginat Berdasarkan Jenis Dan Ragam Konsentrasi Tween 80 Dan Span 80. Makara Sains. 14(2): 107-112.

Suseno JE, Firdausi KS. 2008. Rancang Bangun Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared) untuk Penentuan Kualitas Susu Sapi. Berkala Fisika. 11(1): 23-28.

Susiana PS, Vincentius. 2005. Pengaruh Penambahan Tween 80, Dekstrin, dan Minyak Kelapa pada Pembuatan Kopi Instan Menggunakan Pengering Busa.

Jurnal teknik kimia Indonesia.4(3): 256-303.

Synytsya A, Mickova K, Synytsya A, Jablonsky I, Spevacek I, Erban V, Kovarikova E, Copikova J. 2008. Glucans from fruit bodies of cultivated mushrooms pleurotusostreatus and pleurotuseryngii: structure and potential prebiotic activity. Carbohydrate Polymers. 76:548-556.

Tebaldi ML, Belardi RM, Montoro SR. 2016. Encapsulated Nanoparticles For Treatment Of Cancer Cells. Design and Applications of Nanostructured Polymer Blends and Nanocomposite System. 9:171-186.

Tasnim N, Shaikh, Agrawal SA. 2014. Qualitative and quantitative characterization of textile material by fourier transform infra-red.

international journal of innovative research in science, engineering and technology (IJIRSET). 3(1): 8496-8502.

Tomi BW, Suryadi, Nurul TR. 2013. Pembuatan Partikel Nano Fe2O3 Dengan Kombinasi Ball-Milling Dan Ultrasonic-Milling. Prosiding Pertemuan Ilmiah:

48-51.

Wang ZM, Peng X Lee KLD, Tang JC, Cheung PCK, Wu JY. 2011. Structural characterisation and immunomodulatory property of an acidic polysaccharide from mycelial culture of Cordyceps sinensis fungus Cs-HK1. Food Chemistry. 125: 637–643.

(39)

23 Widyastuti N, Baruji T, Giarni R, IsnawanH, Wahyudi P, Donowati. Analisa Kandungan Β-glukan Larut Air Dan Larut Alkali Dari Tubuh Buah Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Dan Shiitake (Lentinus Edodes). Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 13(3): 182-191.

Xinkui L, Lin W, Chunmei Z, Hongmin W, Xiaohong Z, Yuexia L. 2015. Structure characterization and antitumor activity of a polysaccharide from the alkaline extract of king oyster mushroom. Carbohydrate Polymers. 118: 101–106.

Yadav SK, Kumari A, Singla R, Guliani A. 2014.Review article:

Nanoencapsulation For Drug Delivery. EXCLI Journal 13: 265-286.

Zhang C, Chen X. 2016. Different effects of sonication pretreatment on carbon nanomaterials under low hydrogen peroxide concentrations. Ultrasonics Sonochemistry. 34: 19-26.

(40)

24

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Nano partikel -glukan berbasis kitosan Oven 50oC, 24 jam,

dihaluskan 100 mesh

Sonikasi (30, 60, 90 menit)

Larrutan kitosan(2, 3, 5 gram) + Tween (variasi konsentrasi 2% dan 3% + TPP 1%)

PSA SEM

Megazyme DPPH

Analisis Data dan Penyusunan Tesis Selesai

Filtrat

Maserasi Etanol 80% 3xvol Inkubasi 40 C, 24 jam

Ekstrak -glukan Jamur Tiram

Perajangan dan pengeringan

Tepung Jamur

Stirer V=1:10 v/v T=1100C t=2 jam v=300rpm Air

Filtrasi FTIR

(41)

25 Lampiran 2 Persamaan rancang acak faktorial

= �+ + + + +� + + � + � + � +

Dimana Yijk: nilai respon, μ: rataan umum, α: pengaruh konsentrasi Tween,

: pengaruh konsentrasi Kitosan, δ : komponen acak perlakuan, ω : perlakuan waktu, : komponen acak waktu perlakuan, : komponen acak interaksi waktu dan perlakuan (Mattjik 2006).

Lampiran 3 Sintak SAS pengaruh waktu sonikasi dan konsentrasi tween terhadap ukuran partikel dan kehomogenan

Pengaruh waktu pada kitosan 3 gram terhadap ukuran partikel

Data Kito3;

Title 'Tabel ANOVA untuk Kitosan = 3'; proc glm data = Kito3;

Class Twin Waktu r;

Model Respon = Twin r(Twin) Waktu r(Waktu) Twin*Waktu; Means Twin/duncan;

(42)

26

Title 'Tabel ANOVA untuk PDI Kitosan = 3'; proc glm data = PDIKito3;

Class Twin Waktu r;

Model Respon = Twin r(Twin) Waktu r(Waktu) Twin*Waktu; Means Twin/duncan;

Means Waktu/Duncan; Run;

Pengaruh variasi konsentrasi kitosan pada waktu 90 menit terhadap PDI larutan

Title 'Tabel ANOVA untuk Waktu = 90'; proc glm data = Waktu90PDI;

Class kitosan;

(43)

27 Lampiran 4 Sintak SAS pengaruh ukuran partikel, konsentrasi tween dan kitosan

terhadap kandungan antioksidan Data Dpph3;

input ppm ukuran r tween kitosan respon; cards;

Class ppm ukuran r tween kitosan;

(44)

28

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1  Diagram alir proses ekstraksi �-glukan
Gambar 3  Set up ultrasonik spesifikasi 130 W, 20 KHz
Gambar 4  Grafik FTIR jamur tiram dan ekstrak jamur tiram
Gambar 5  Pengaruh waktu sonikasi terhadap ukuran partikel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rerata produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan media tambahan limbah tongkol jagung (Zea mays L) paling tinggi pada perlakuan penambahan limbah tongkol

Dari hasil penelitian rerata produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dengan media tambahan serabut kelapa paling tinggi pada perlakuan penambahan serabut

Hasil uji kandungan protein terlarut tepung jamur tiram putih (JTP) pada suhu dan konsentrasi perendaman CaCO 3 yang

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEPUNG JAMUR TIRAM PUTIH ( Pleurotus ostreatus ) DENGAN PERENDAMAN KONSENTRASI CaCO3.. DAN SUHU

Alasan membuat dan mengkon-sumsi bubuk dalam kapsul jamur tiram diantaranya adalah : ukuran dosis bisa tepat tidak perlu ditimbang, mudah diserap sebab jamur

Pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa semakin tinggi rasio otak sapi maka meningkatkan cooking loss sosis campuran jamur tiram dan otak sapi.. Cooking loss dipengaruhi oleh

Kadar air nugget dapat dipengaruhi oleh serat dalam jamur tiram karena serat memiliki daya serap air yang tinggi, semakin tinggi kadar serat yang terkandung didalam

Penerimaan usahatani jamur tiram putih adalah nilai produk total dari usahatani jamur tiram yang diterima oleh petani, penerimaan dihitung dengan mengalikan jumlah produksi jamur tiram