• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor untuk Berkiprah di Bidang Kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor untuk Berkiprah di Bidang Kehutanan"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNTUK BERKIPRAH

DI BIDANG KEHUTANAN

RANDY DWI PRASETYA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persepsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor untuk Berkiprah di Bidang Kehutanan benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

(4)

ABSTRAK

RANDY DWI PRASETYA. Persepsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk Berkiprah di Bidang Kehutanan. Dibimbing oleh BAHRUNI.

Peningkatan peran sumber daya manusia (SDM) terdidik di bidang kehutanan sangat diharapkan dalam upaya mengatasi persoalan kemiskinan dan kerusakan sumberdaya hutan. Menurut data DPKHA IPB (2013), lulusan Fakultas Kehutanan tahun 2009-2011 yang bekerja bidang kehutanan adalah 64.11% dan hanya 2.8% yang mengembangkan wirausaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB berkiprah di bidang kehutanan dengan bekerja di institusi pemerintah, perusahaan swasta, atau berwirausaha. Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan responden yaitu mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB angkatan 2010-2012. Hasil penelitian menunjukkan 82% mahasiswa ingin berkiprah di bidang kehutanan dengan memilih sektor pemerintah dengan persentase tertinggi yaitu 65.26%; sedangkan, untuk pengembangan wirausaha kehutanan hanya dipilih oleh 10.64% responden. Kecenderungan mahasiswa untuk berkolaborasi dengan sesame lulusan kehutanan, pertanian lainnya, dan masyarakat dalam pengembangan wirausaha kehutanan tergolong tinggi dengan persentase di atas 90%.

Kata kunci: bekerja, kolaborasi, sumber daya manusia

ABSTRACT

RANDY DWI PRASETYA. Perceptions of Forestry Students of Bogor Agricultural University (IPB) to work in forestry sector. Supervised by BAHRUNI.

Increasing the role of educated human resource especially forestry is expected to overcome the problems of poverty and degradation of forest resources. According to data DPKHA IPB (2013), the percentage of Faculty of Forestry alumni who were graduate from 2009 to 2011, which work in forestry are 64.11% and only 2.8% who take part in developing entrepreneurship. This research aims to determine the tendency of students to take part in the Faculty of Forestry by working in government institutions, private companies, or entrepreneurship. Retrieval of data using questionnaires with respondents are students of the Faculty of Forestry IPB class of 2010 to 2012. Results showed 82% of students want to work in the forestry sector by choosing the government sector with the highest percentage of 65.26%; whereas, for the development of forestry entrepreneurs only chosen by 10.64% of respondents. The tendency of students to collaborate with forestry students, other agricultural and communities in the development of entrepreneurship is relatively high with percentage of requirement above 90%.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

PERSEPSI MAHASISWA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNTUK BERKIPRAH

DI BIDANG KEHUTANAN

RANDY DWI PRASETYA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi: Persepsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor untuk Berkiprah di Bidang Kehutanan

Nama : Randy Dwi Prasetya NIM : E14100015

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Dr Ir Ahmad Budiaman, MScFTrop Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 sampai Februari 2014 ini ialah persepsi, dengan judul Persepsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Bahruni, MS selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada para pihak yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, dan teman-teman Fahutan IPB terutama para sahabat dan teman seperjuangan di Manajemen Hutan 47 dan IFSA LC-IPB yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas segala bantuan dan dukungannya atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Kerangka pikir 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

METODE 3

Alat dan Bahan Penelitian 3

Pemilihan Daerah Contoh dan Jumlah Responden 3

Jenis Data yang Dikumpulkan 4

Pengolahan dan Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Karakteristik Responden 7

Pengetahuan Umum tentang Karir di Bidang Kehutanan 12 Kecenderungan Pemilihan Karir setelah Lulus 13 Kecenderungan Mahasiswa dalam Berkolaborasi di Perusahaan atau Institusi

bidang Kehutanan 19

Kecenderungan mahasiswa dalam pengembangan wirausaha kehutanan 21

SIMPULAN DAN SARAN 28

Simpulan 28

Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

(10)

DAFTAR TABEL

1 Tingkat reliabilitas metodeAlpha Cronbach 4 2 Skor pertanyaan tingkat minat dan kesanggupan dalam pengembangan

wirausaha kehutanan 5

3 Kategori tingkat minat dan kesanggupan dalam pengembangan

wirausaha kehutanan 5

4 Kategori tingkat pengetahuan umum tentang karir di bidang kehutanan 6 5 Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan menurut jenis

kelamin 10

6 Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan mahasiswa

menurut angkatan 10

7 Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan mahasiswa

menurut departemen 11

8 Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan mahasiswa

menurut daerah asal 11

9 Kebutuhan kolaborasi dengan masyarakat dalam berwirausaha

kehutanan 25

10 Jenis-jenis tantangan yang dihadapi dalam pengembangan usaha primer 27 11 Jenis-jenis tantangan yang dihadapi dalam pengembangan usaha

sekunder 27

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 2

2 Distribusi responden menurut departemen di Fakultas Kehutanan IPB 7 3 Distribusi responden menurut daerah asal mahasiswa 8 4 Tingkat pengetahuan umum tentang karir di bidang kehutanan menurut

jenis kelamin 8

5 Tingkat pengetahuan umum tentang karir di bidang kehutanan menurut

angkatan 9

6 Tingkat pemilihan jenis instansi atau badan usaha mahasiswa setelah

lulus 12

7 Tingkat pemilihan faktor-faktor internal pekerjaan dalam penentuan

pekerjaan menurut prioritas 13

8 Besaran nilai gaji pertama yang diharapkan mahasiswa saat bekerja 14 9 Tingkat pemilihan faktor-faktor eksternal pekerjaan dalam penentuan

pekerjaan menurut prioritas 15

10 Kebutuhan kolaborasi lulusan kehutanan pada perusahaan kehutanan 16 11 Kebutuhan kolaborasi lulusan pertanian lainnya pada perusahaan

kehutanan 16

12 Tingkat minat mahasiswa terhadap usaha primer kehutanan menurut

jenis kelamin 17

13 Tingkat minat mahasiswa terhadap usaha primer kehutanan menurut

angkatan 17

14 Tingkat minat mahasiswa terhadap usaha primer kehutanan menurut

(11)

15 Tingkat minat mahasiswa terhadap usaha sekunder kehutanan menurut

jenis kelamin 18

16 Tingkat minat mahasiswa terhadap usaha sekunder kehutanan menurut

angkatan 19

17 Tingkat minat mahasiswa terhadap usaha sekunder kehutanan menurut

departemen 19

18 Tingkat kesanggupan mahasiswa untuk berwirausaha kehutanan

menurut jenis kelamin 20

19 Tingkat kesanggupan mahasiswa untuk berwirausaha kehutanan

menurut angkatan 20

20 Kebutuhan kolaborasi dengan sesama lulusan kehutanan dan non

kehutanan dalam wirausaha kehutanan 21

21 Tingkat kebutuhan kolaborasi pada bidang-bidang pekerjaan dalam

usaha primer dan usaha sekunder 22

22 Sarjana kehutanan yang dibutuhkan untuk berkolaborasi dalam usaha

kehutanan 22

23 Sarjana pertanian lainnya dibutuhkan untuk berkolaborasi dalam usaha

kehutanan 23

24 Tingkat kesanggupan mahasiswa untuk berwirausaha dengan

berkolaborasi 23

25 Jenis-jenis usaha kehutanan yang menarik untuk dikembangkan dengan

berkolaborasi 24

26 Besaran penghasilan yang diperoleh dari wirausaha kehutanan 26

DAFTAR LAMPIRAN

1 Riwayat hidup penulis 30

2 Uji validitas dan reliabilitas pengetahuan umum tentang karir di bidang

kehutanan 31

3 Uji Chi-Kuadrat 32

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengelolaan hutan di Indonesia saat ini belum beranjak dari persoalan kemiskinan dan kerusakan sumber daya hutan. Dua persoalan ini saling pengaruh-memengaruhi, mengacu pada laporan studi Rositah (2006) dalam tingkat tertentu akan membentuk semacam lingkaran yang tidak berujung-pangkal dan sulit dipecahkan. Dalam Pasal 70 ayat 1 dan ayat 2 UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan memberikan amanat yang jelas bahwa masyarakat turut berperan serta dalam pembangunan kehutanan dan pemerintah wajib mendorong peran serta masyarakat melalui berbagai kegiatan di bidang kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna. Namun hingga saat ini keberhasilan dalam pengelolaan hutan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan.

Peran sumber daya manusia (SDM) terdidik di bidang kehutanan tentunya sangat diharapkan dalam menjawab segala persoalan pengelolaan sumberdaya hutan (SDH). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan minat dan peran SDM terdidik untuk turut berkontribusi dalam pembangunan kehutanan melalui program kementerian kehutanan sesuai dengan peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. P.30/Menhut-II/2013 tentang Bakti Sarjana Kehutanan dalam Pembangunan Kehutanan (BASARHUT). Program ini memberikan kesempatan dan pengalaman kerja di lapangan bagi lulusan sarjana dan diploma 4 kehutanan untuk berkontribusi dalam pembangunan kehutanan melalui instansi pemerintah dalam jangka waktu 5 tahun (Kementerian Kehutanan 2013). Waktu pendampingan yang cukup singkat ini tentunya belum dapat memberikan manfaat secara maksimal baik dalam pembangunan hutan ataupun peningkatan ekonomi masyarakat.

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai institusi yang setiap tahunnya meluluskan SDM terdidik dengan kompetensi kehutanan tentunya turut mengambil peran dalam pendidikan SDM kehutanan di Indonesia. Menurut data Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (DPKHA) IPB (2012), persentase alumni Fakultas Kehutanan IPB yang lulus pada tahun 2009-2011 dan memiliki pekerjaan sesuai dengan bidang pendidikan kehutanan adalah 64.11% dengan status bekerja di perusahaan swasta, instansi pemerintah, BUMN, LSM, dan lainnya, sedangkan yang bekerja di sektor kewirausahaan hanya sekitar 2.8% dari jumlah lulusan.

(14)

2

Kajian mengenai kecenderungan mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB untuk berkiprah di bidang kehutanan dapat dikembangkan dengan mengkaji kemungkinan adanya kolaborasi calon lulusan kehutanan dengan calon lulusan pertanian lainnya untuk berkiprah dalam pengembangan bisnis kehutanan serta kecenderungan untuk bekerja sama dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat melalui wirausaha kehutanan.

Kerangka Pikir

Kajian mengenai persepsi mahasiswa kehutanan terhadap pemilihan bidang karir ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kecenderungan mahasiswa tersebut untuk bekerja di kehutanan. Informasi ini penting untuk menemukan solusi permasalahan kecenderungan minat lulusan terhadap pilihan karir setelah lulus dari fakultas kehutanan. Selain itu, dapat juga diketahui tingkat minat untuk pengamalan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kehutanan bersama masyarakat demi kelangsungan hutan dan kehutanan di masa mendatang. Kerangka pemikiran penelitian persepsi mahasiswa kehutanan IPB untuk berkiprah di bidang kehutanan disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Pendidikan SDM Kehutanan

Kajian Kecenderungan Mahasiswa Kehutanan untuk Berkiprah di Kehutanan

Kecenderungan Kolaborasi Mahasiswa Kehutanan

Pertanian Lainnya

• Preferensi Orientasi Kerja • Kebutuhan IPTEK untuk

Orientasi Kerja

• Kebutuhan Kolaborasi antar SDM Terdidik

Masyarakat Desa Sekitar Hutan • Kebutuhan

Pengembangan Kapasitas • Peran SDM Terdidik

dalam Pengembangan Kapasitas

Pendayagunaan SDM Terdidik, Kolaborasi Para Pihak, dan Kapasitas SDM

(15)

3

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengkaji kecenderungan sumber daya manusia (SDM) terdidik di bidang kehutanan untuk berkiprah di bidang kehutanan.

2. Mengkaji kecenderungan sinergi SDM terdidik di bidang kehutanan dengan pertanian lainnya terutama dalam bisnis atau usaha kehutanan.

3. Mengkaji kecenderungan sinergi SDM terdidik baik di kehutanan maupun pertanian lainnya dengan masyarakat dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kecenderungan mahasiswa kehutanan untuk berkiprah di dunia kehutanan, kecenderungan kolaborasi dengan sesama lulusan kehutanan, pertanian lainnya, dan masyarakat dalam upaya pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan khususnya melalui wirausaha kehutanan. Selain itu hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kompetensi apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk berkiprah dalam bidang kehutanan atau pertanian lainnya.

METODE

Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan alat tulis untuk pengumpulan data. Pengolahan data menggunakan kalkulator, laptop, program komputer pengolah angka, dan perangkat lunak pengolah data statistik untuk ilmu sosial.

Pemilihan Daerah Contoh dan Jumlah Responden

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 hingga Februari 2014 di Fakultas Kehutanan IPB. Pemilihan responden dilakukan secarastratified sampling. Sasaran penelitian ini yaitu mahasiswa Departemen Manajemen Hutan (MNH), Teknologi Hasil Hutan (THH), Konservasi Sumber daya Hutan dan Ekowisata (KSHE), dan Silvikultur (SVK) angkatan 2010-2012. Jumlah responden yang diteliti secara keseluruhan dihitung menurut metode Solvin (Sevillaet al.2007) dengan rumus:

N Keterangan:

n= n : Jumlah sampel

1 +Ne2 N : Jumlah populasi

(16)

4

Jumlah responden penelitian yang digunakan berdasarkan metode tersebut dari populasi mahasiswa aktif 1136 orang adalah sebanyak 91.91 atau digenapkan menjadi 100 orang. Jumlah responden dari setiap angkatan 2010, 2011, dan 2012 masing-masing adalah 48 orang, 32 orang, dan 20 orang. Sebaran responden pada tiap departemen untuk angkatan 2010, 2011, dan 2012 adalah masing-masing 12 orang, 8 orang, dan 5 orang.

Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang diambil untuk mengetahui persepsi mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB untuk berkiprah di bidang kehutanan antara lain :

1. Data primer menggunakan kuesioner, terdiri dari data identitas responden seperti nama, jenis kelamin, angkatan, dan departemen serta data yang berkaitan dengan informasi yang ingin diperoleh pada penelitian ini.

2. Data sekunder, terdiri dari data yang dikumpulkan dengan mengutip data dari literatur atau data yang tersedia dari fakultas dan departemen serta data pendukung lainnya.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan menjadi beberapa tahapan yaitu:

1. Uji validitas dan reliabilitas

Uji validitas menurut Riduwan dan Sunarto (2011) menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur hal yang akan diukur yaitu menggunakan korelasiCorrected Item-Total Correlation dan Bivariate Pearson. Apabila nilai korelasi yang diperoleh lebih besar daripada angka pada tabel korelasi nilai r, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Bila nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka pertanyaan tersebut valid atau signifikan. Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan program pengolah data statistik.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana suatu kuesioner yang digunakan dapat digunakan secara berulang dan akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach menggunakan program pengolah data statistik. Menurut Sarwono (2006), menyatakan bahwa koefisien Alpha Cronbach berada diantara 0 dan 1. Semakin mendekati angka 1 maka semakin baik kekonsistenan instrumen yang diuji. Tingkat reliabilitas hasil pengujian disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Tingkat reliabilitas metodeAlpha Cronbach Alpha Tingkat Reliabilitas 0.00–0.20 Kurang reliabel > 0.20–0.40 Agak reliabel

(17)

5 2. Minat dan kesanggupan mahasiswa dalam pengembangan wirausaha kehutanan Minat dan kesanggupan mahasiswa dalam pengembangan wirausaha kehutanan diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial yaitu variabel penelitian. Sedangkan untuk pertanyan lainnya diukur dan dianalisis secara deskriptif yang hasilnya disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik. Interval tingkat kecukupan kompetensi diukur menggunakan rumus yang terdapat pada Supranto (2000) yaitu dengan cara:

C =

x

x

K

Keterangan : C = interval

Xn = nilai observasi terbesar (jumlah pertanyaan dikalikan skor

terbesar di Tabel 2)

Xi = nilai observasi terkecil (jumlah pertanyaan dikalikan skor

terkecil di Tabel 2) K = jumlah kelas/kategori

Tabel 2 Skor pertanyaan tingkat minat dan kesanggupan dalam pengembangan wirausaha kehutanan

Hasil penghitungan kemudian digunakan sebagai nilai interval kategori yang dimulai dengan skor minimal kemudian dilanjutkan dengan interval sebesar 0.8 dan hasilnya disajikan pada kategori pada Tabel 3.

Tabel 3 Kategori tingkat minat dan kesanggupan mahasiswa dalam pengembangan wirausaha kehutanan

No Kategori Skor

1 Sangat Tinggi 5

2 Tinggi 4

3 Sedang 3

4 Rendah 2

5 Sangat rendah 1

No Kategori Skor

1 Sangat tinggi 4.2≤ X< 5.0

2 Tinggi 3.4≤ X< 4.2

3 Sedang 2.6≤ X< 3.4

4 Rendah 1.8≤ X< 2.6

(18)

6

3. Pengetahuan umum tentang karir di bidang kehutanan

Pengetahuan umum tentang karir di bidang kehutanan diukur menurut jumlah skor 5 pertanyaan dari kuesioner dengan menggunakan skala likert dan penghitungan interval. Skor kemudian dihitung dari kategori sangat kurang yaitu dengan skor 5. Minimal skor didapatkan dari perhitungan jumlah pertanyaan yaitu 5 dikalikan dengan skor terkecil pada Tabel 1 yaitu 1. Selanjutnya ditentukan nilai setiap kategori dimulai dari nilai minimum hingga kategori pada nilai maksimum. Kategori pengetahuan umum tentang karir disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Kategori tingkat pengetahuan umum tentang karir di bidang kehutanan

4. Kecenderungan pemilihan karir setelah lulus

Data mengenai kecenderungan pemilihan karir setelah lulus diukur dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabulasi dan grafik yaitu frekuensi yang meliputi data pemilihan karir pada bidang kehutanan dan non kehutanan, spesifikasi dalam pemilihan instansi atau badan usaha, faktor internal dan eksternal pekerjaan, penghasilan pertama yang diinginkan saat bekerja serta tingkat pengaruh dari faktor internal dan eksternal pekerjaan terhadap pemilihan bidang pekerjaan.

5. Kebutuhan kolaborasi dalam berkarir di instansi atau perusahaan kehutanan Data mengenai kebutuhan kolaborasi dalam bekerja di perusahaan atau instansi kehutanan diukur dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabulasi dan grafik. Kebutuhan kolaborasi diukur menggunakan skala Guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten dengan dua pilihan jawaban (Riduwan dan Sunarto 2011).

6. Kebutuhan kolaborasi dalam berkarir di wirausaha atau bisnis kehutanan Data mengenai kebutuhan kolaborasi dalam berkarir di wirausaha atau bisnis kehutanan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabulasi dan grafik. Sedangkan pertanyaan mengenai lokasi usaha dan kolaborasi dengan masyarakat diukur menggunakan skala Guttman. Pertanyaan mengenai prioritas sarjana yang dapat berkolaborasi dalam wirausaha atau bisnis, dan jenis usaha yang dipilih diurutkan menurut ranking prioritas pilihan responden. 7. Uji Chi- Kuadrat (X2)

Pengujian ini digunakan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan dari sampel apakah terdapat

No Kategori Skor

1 Sangat baik 21≤ X< 25

2 Baik 17≤ X< 21

3 Cukup 13≤ X< 17

4 Kurang 9≤ X< 13

(19)

hubungan atau per pada penelitian ini Hipotesis yang di perbedaan yang sig yang signifikan ant X2 tabel dan nil diterima atau Ha di maka Ha diterima (

Departemen

Responden pa Kehutanan Institut P (MNH), Teknologi H Ekowisata (KSHE) se 2010, 2011, dan 2012. perempuan berjumla disajikan pada Gamba

Gambar 2 Distribusi r

Daerah Asal Mahasi

Responden be menurut empat kelom Sulawesi, Bali, dan N berasal dari Pulau Jaw daerah asal disajikan pa

0

perbedaan yang signifikan atau tidak. Penguji n ini menggunakan perangkat lunak pengolah

digunakan ada dua yaitu Ha yang menya g signifikan dan Ho yang menyatakan tidak terda

antara faktor yang diuji. Apabila nilai X2hitung nilai Assymptom signifikansi lebih besar dari

ditolak dan sebaliknya jika X2hitung lebih besa a (Riduwan dan Sunarto 2011).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

pada penelitian ini adalah 100 orang maha Pertanian Bogor (IPB) dari departemen Ma i Hasil Hutan (THH), Konservasi Sumberda ) serta Silvikultur (SVK) yang mendaftar di I 2012. Responden laki-laki berjumlah 47 orang

lah 53 orang. Distribusi responden menu bar 2.

busi responden menurut departemen di Fakultas K

asiswa

berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang kelompok daerah kepulauan yaitu Pulau Ja

Nusa Tenggara. Responden didominasi oleh m Jawa yaitu sebanyak 79 orang. Distribusi responde n pada Gambar 3.

H THH KSHE SVK

Departemen

7 ujian Chi-Kuadrat olah data statistik. nyatakan terdapat erdapat perbedaan ung lebih kecil dari dari 0.05 maka Ho besar dari X2tabel

ahasiswa Fakultas Manajemen Hutan rdaya Hutan dan di IPB pada tahun ng dan responden nurut departemen

s Kehutanan IPB

ng dikelompokkan Jawa, Sumatera, h mahasiswa yang esponden menurut

(20)

8

Gambar 3 Distribusi

Pengetahuan u

Pengetahuan menurut untuk memahami dan m pengalaman, sehingga bisa pertimbangan dalam penga kehutanan merupakan sala dalam memilih pekerjaan menurut jenis kelamin disaj

Gambar 4 Tingkat penge kehutanan menur Pengetahuan umum menurut jenis kelamin term Dilihat menurut tiap jenis ke tinggi dibandingkan dengan m pengetahuan yang sama, se dan perempuan tidak memi bidang kehutanan.

0

ibusi responden menurut daerah asal mahasiswa

umum tentang karir di bidang kehutanan

nurut Sunaryo dan Joshi (2003) adalah kapasita menginterpretasikan baik hasil pengamatan bisa digunakan untuk meramalkan ataupun seba engambilan keputusan. Pengetahuan karir di

alah satu faktor yang dapat memengaruhi m n khususnya di bidang kehutanan. Pengetahu sajikan pada Gambar 4.

ngetahuan umum mahasiswa tentang karir di enurut jenis kelamin

um mahasiswa terhadap karir di bidang rmasuk dalam kategori baik dengan skor rata-r s kelamin, nilai pengetahuan mahasiswa perempua gan mahasiswa laki-laki namun masih berada pa

sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasisw miliki perbedaan dalam hal pengetahuan tentan

Jawa Sulawesi Bali dan N Tengga Daerah asal mahasiswa

Laki-Perem

Baik Cukup Kurang Sangat Laki Pere swa

an

sitas manusia tan maupun sebagai dasar di bidang uhi mahasiswa tahuan karir

r di bidang

kehutanan a-rata 17.23. mpuan lebih pada tingkat swa laki-laki ntang karir di

(21)

Berdasarkan menyatakan salah sat karir adalah faktor be waktu dalam menempuh telah menempuh wakt dan 2012. Hasil pe memiliki skor rata-rat tinggi jika dibandingk 16.91 dan angkatan simpulan Dariyo (2004) memperoleh proses pengalaman yang lebi di bidang kehutanan m

Gambar 5 Tingkat kehutana Uji Chi-Kuadr yang signifikan ant pengetahuan umum m (terlampir) menunjukka hitung lebih kecil dar 0.05 sehingga dapat di memiliki perbedaan pe signifikan. Hasil yan menghasilkan nilai X2 bahwa terdapat perbe hasilnya sesuai dengan s

Pengujian val pengetahuan umum digunakan untuk me teknikBivariate Pearson r hitung lebih besar dinyatakan valid untuk Sedangkan uji reliabil

0

n hasil penelitian Dariyo (2004) dalam A satu faktor yang memengaruhi pengetahuan se or belajar. Perbedaan angkatan tentunya mem

mpuh studi atau belajar. Angkatan 2010 merupa aktu belajar lebih lama dibandingkan dengan penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa -rata pengetahuan 17.92 yang merupakan skor ngkan dengan mahasiswa angkatan 2011 denga n 2012 dengan skor rata-rata 16.15. Hal ini 2004) dalam Aprilyan (2011) yang menyatakan

s belajar lebih lama cenderung memiliki pe ebih baik.Tingkat pengetahuan umum mahasisw n menurut angkatan disajikan pada Gambar 5.

t pengetahuan umum mahasiswa tentang ka anan menurut angkatan

uadrat dilakukan untuk mengetahui apakah terda ntara karakteristik jenis kelamin dan ang mahasiswa tentang karir di bidang kehutanan. ukkan bahwa karakteristik jenis kelamin mengh dari X2 tabel dan nilaiAssymptom signifikansi

t disimpulkan bahwa mahasiswa laki-laki dan pe n pengetahuan umum tentang karir di bidang yang berbeda ditunjukkan dari karakteristik X2hitung lebih besar dari X2tabel sehingga da rbedaan pengetahuan yang nyata antara ketiga gan skor rata-rata kompetensi.

validitas dan reliabilitas dilakukan pada kue tentang karir di bidang kehutanan serta p mengukur tingkat pengetahuan. Uji validitas

arsondanCorrected Item-Total Correlationm sar dari 0.195 sehingga semua pertanyaan untuk menduga pengetahuan tentang karir di bida

bilitas menghasilkan nilai Alpha sebesar 0.774 baik Baik Cukup Kurang Sang

9 Aprilyan (2011) seseorang tentang emiliki perbedaan erupakan angkatan an angkatan 2011 a angkatan 2010 skor rata-rata paling gan skor rata-rata ini sesuai dengan kan individu yang pengetahuan dan siswa tentang karir

.

karir di bidang

erdapat perbedaan ngkatan terhadap n. Hasil pengujian ghasilkan nilai X2 nsi lebih besar dari n perempuan tidak g kehutanan yang ik angkatan yang dapat disimpulkan tiga angkatan dan kuesioner tingkat pertanyaan yang ditas menggunakan memberikan hasil n pada kuesioner bidang kehutanan. 774 sehingga dapat

(22)

10

disimpulkan bahwa pertanyaan penduga pengetahuan yang digunakan reliabel atau dapat digunakan secara berulang dengan menghasilkan data yang sama.

Kecenderungan pemilihan karir setelah lulus

Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan

Pemilihan karir menurut hasil penelitian Setyawardani (2009) dalam Aprilyan (2011) merupakan suatu proses dari individu sebagai usaha mempersiapkan dirinya untuk memasuki tahapan yang berhubungan dengan pekerjaan. Pemilihan karir seseorang yang berada pada tingkatan mahasiswa dengan rentang usia 18-24 tahun menurut Teori Ginzberg (1984)dalam Aprilyan (2011) adalah masa realistik dimana seseorang akan melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya berkaitan dengan tuntutan sebenarnya, sebagai syarat untuk memasuki lapangan pekerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian Dariyo (2004) dalam Aprilyan (2011) menunjukkan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang memengaruhi dalam pemilihan karir. Sedangkan menurut Yendrawati (2007) dalam penelitian persepsi mahasiswa akuntansi menyatakan tidak terdapat hubungan antara perbedaan jenis kelamin dengan pemilihan karir. Pada penelitian ini dilakukan pengelompokan pilihan bidang karir kehutanan dan non kehutanan menurut jenis kelamin dan angkatan yang disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5 Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan mahasiswa menurut jenis kelamin

Bidang Laki-laki Perempuan

orang % orang %

Kehutanan 36 76.6 46 86.8

Non Kehutanan 11 23.4 7 13.2

Total 47 100.0 53 100.0

Tabel 6 Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan mahasiswa menurut angkatan

Bidang Ak. 2010 Ak. 2011 Ak. 2012

orang % orang % orang %

Kehutanan 42 87.5 23 71.9 17 85.0

Non Kehutanan 6 12.5 9 28.1 3 15.0

Total 48 100.0 32 100.0 20 100.0

(23)

11 Mahasiswa angkatan 2010 memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang karir di bidang kehutanan sehingga kemungkinan untuk pemilihan karir di bidang kehutanan lebih tinggi. Pemilihan karir juga dikelompokkan menurut departemen dan daerah asal yang hasilnya disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7 Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan mahasiswa menurut departemen

Bidang MNH THH KSHE SVK

orang % orang % orang % orang %

Kehutanan 22 88 22 88 17 68 21 84

Non Kehutanan 3 12 3 12 8 32 4 16

Total 25 100 25 100 25 100 25 100

Tabel 8 Pemilihan karir di bidang kehutanan dan non kehutanan mahasiswa menurut daerah asal

Bidang

Sumatera Jawa Sulawesi

Bali dan Nusa Tenggara

orang % orang % orang % orang %

Kehutanan 15 83 64 81 1 100 2 100

Non Kehutanan 3 17 15 19 0 0 0 0

Total 18 100 79 100 1 100 2 100

Berdasarkan Tabel 7, mahasiswa dari empat departemen secara umum memilih untuk berkiprah di bidang kehutanan. Mahasiswa departemen KSHE merupakan pemilih bidang kehutanan dengan persentase terendah yaitu 68%. Menurut daerah asal, mahasiswa secara umum memilih bidang kehutanan dengan persentase lebih dari 80%.

Uji Chi-Kuadrat dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara keempat karakteristik terhadap pilihan karir. Hasil pengujian (terlampir) menunjukkan untuk keempat karakteristik yang digunakan memiliki nilai X2 hitung lebih besar dari X2 tabel dan nilai Assymptom signifikansi lebih kecil dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan pemilihan karir mahasiswa tidak berbeda secara signifikan.

(24)

12

Spesifikasi dalam pemilih

Spesifikasi menurut tahapan lanjutan dalam pe denganorientasi minat, kapa masa yang akan datang. pemilihan instansi atau bada Instansi atau badan usaha tertinggi sebagai prioritas pe kehutanan dengan jumlah pe responden. Mahasiswa pere dinas kehutanan tertinggi de memilih kementerian atau keilmuan adalah pertimbanga tunjangan lainnya yang cukup dipilih mahasiswa disajikan pa

Gambar 6 Tingkat pemil mahasiswa unt Distribusi instansi a sektor usaha yaitu: (1) pe kehutanan, kementerian ling dan perhutani atau inhutani

0 Pengolahan Hasil Hutan Perkebunan

ilihan karir di bidang kehutanan dan non keh

nurut Widyasari 2010 dalam Andersen 2012 m pemilihan karir yaitu memilih pekerjaan di apasitas, dan nilai dalam memilih arah dan tujua g. Spesifikasi pada penelitian ini dimaksudka badan usaha di bidang kehutanan dan di luar k

ha yang memiliki tingkat pemilih dengan pe s pertama untuk bekerja adalah kementerian a h pemilih sebanyak 36.17% atau setara dengan erempuan merupakan pemilih instansi kement ggi dengan jumlah pemilih 32 orang. Pertimbang

tau dinas kehutanan selain kesesuaian denga bangan hak dan jaminan baik penghasilan, keseh ukup menarik. Distribusi instansi atau badan usa kan pada Gambar 6.

ilihan instansi atau badan usaha yang dipi untuk berkarir setelah lulus

nsi atau badan usaha kemudian dikategorikan be pemerintah, yang terdiri dari kementerian a lingkungan hidup, lembaga penelitian dan pe ani; (2) privat atau swasta, terdiri dari IUPHHK

0 10 20 30

istribusi tingkat pemilihan instansi atau badan us

kehutanan

merupakan disesuaikan ujuan karir di ksudkan pada r kehutanan. n persentase n atau dinas an 51 orang enterian atau bangan dalam ngan bidang sehatan serta n usaha yang

dipilih oleh

n berdasarkan n atau dinas n pendidikan, HK-HA dan

(25)

HT, industri pengol pertambangan, dan ju kategori tersebut dipe 65.26%, privat atau sw Hal ini menunjukkan masih cukup tinggi di

Pengaruh faktor inte

Pemilihan bida internal pekerjaan. F faktor-faktor yang be langsung dengan pek yang digunakan anta pekerjaan, jenjang kar bekerja. Distribusi ting disajikan pada Gamba

Gambar 7 Tingkat pem penentuan pe Penghargaan f dalam memilih pekerj responden merupakan tarik utama untuk m finansial atau gaji me yang dipertimbangka penghasilan atau gaji diharapkan oleh maha pada Gambar 8.

Jenjang Ka

ngolahan hasil hutan, konsultan, perkebuna n jurnalistik; dan (3) wirausaha atau bisnis. Ber diperoleh bahwa total tingkat pemilih sektor pem

u swasta 21.29%, dan wirausaha atau bisnis kehut ukkan bahwa ketertarikan mahasiswa terhadap sekt

dibandingkan dengan sektor lainnya.

nternal dalam pertimbangan pemilihan bidan

bidang pekerjaan dapat dipengaruhi oleh moti Faktor internal pekerjaan menurut Alma (2010) berasal dari dalam atau berasal dari pekerjaan pekerjaan. Pada penelitian ini, faktor-faktor int ntara lain penghargaan finansial (gaji), tem karir atau jabatan, serta fasilitas penunjang yan tingkat pemilihan faktor-faktor internal pekerja

bar 7.

pemilihan faktor-faktor internal pekerjaan dalam uan pekerjaan

n finansial atau gaji merupakan pertimbangan ut kerjaan. Penghargaan finansial atau gaji yang dip kan penghargaan atas prestasi dari pekerjaan yan memberikan kepuasan kepada karyawanny menurut Alma (2010) dikategorikan sebagai f gkan oleh mahasiswa dalam memilih pr gaji pertama jika bekerja sebagai pegawai atau ahasiswa setelah lulus sesuai dilihat menurut a

Penghasilan sektor pemerintah

dang pekerjaan

otivasi dari faktor (2010) merupakan an yang berkaitan internal pekerjaan mpat atau lokasi ang diperoleh saat kerjaan yang dipilih

lam pertimbangan

n utama responden diperoleh menurut yang menjadi daya nya. Penghargaan i faktor motivator profesi. Besaran au karyawan yang ut angkatan tertera

(26)

14

Gambar 8 Besaran nilai ga Besaran gaji pertam mahasiswa dari ketiga angka perhitungan standar deviasi diharapkan oleh angkatan 2010 kisaran tertinggi. Pertimbanga saat bekerja sebagai karyaw kompetensi yang dimiliki kebutuhan hidup sehari-ha sarjana Strata-1(15%), ting lokasi dan resiko pekerjaan

Faktor- faktor lain penunjang pekerjaan yang hygiene yaitu faktor ling melakukan pekerjaan. Fakt output secara langsung, t kegairahan kerja yang renda

Pengaruh faktor eksternal

Pilihan karir menur hasil dari proses belajar t Faktor eksternal pekerjaa pekerjaan adalah keluarga, kontrak atau ikatan dinas, lainnya. Tingkat pemiliha pertimbangan dalam pemiliha

0

i gaji pertama yang diharapkan mahasiswa saat be tama saat bekerja yang paling banyak diinginka

gkatan adalah Rp5 000 000 - Rp7 499 000. Be asi (terlampir), diperoleh nilai besaran penghasi n 2010 pada kisaran terendah dan angkatan 201 bangan dalam menentukan besaran penghasila yawan atau pegawai adalah kesesuaian nilai ga ki oleh mahasiswa saat lulus (49%), pemenuha

-hari (23%), nilai rata-rata yang wajar untuk tingkat kesulitan pekerjaan yang dihadapi (7

an yang cukup tinggi (6%).

ain seperti lokasi kerja, jenjang karir, dan ng diberikan menurut Alma (2010) merupaka ingkungan yang memengaruhi ketidakpuasa aktor ini tidak ada hubungannya dengan pe sung, tetapi hanya mencegah timbulnya kerugia

ndah.

nal dalam pertimbangan pemilihan bidang p

nurut Wijayanti (2001) dalam Ikbal (2011) m r terhadap lingkungan atau faktor eksternal p

jaan yang menjadi pertimbangan dalam ga, teman atau rekan, donatur beasiswa pendidika nas, serta rekomendasi dari universitas atau m

ihan faktor-faktor eksternal pekerjaan yang ilihan pekerjaan tertera pada Gambar 9.

2.5-4.9 5 -7.49 7.5-9.9 ≥ 10 saran penghasilan (juta rupiah/bulan)

AK AK AK

aat bekerja nginkan oleh

Berdasarkan hasilan yang n 2012 pada silan pertama gaji dengan nuhan biaya untuk lulusan (7%), serta dan fasilitas upakan faktor kpuasan dalam peningkatan gian karena

g pekerjaan

(27)

Gambar 9 Tingkat pertimba Faktor ekstern paling banyak pada pr dari keluarga meliput dukungan keluarga kecenderungan untuk bekerja apabila menda Faktor-faktor baik faktor internal pe kemampuan memeng menunjukkan bahwa m eksternal pekerjaan a memberikan kesimpul responden akan me kepentingan yang sam

Kecenderungan mah

Tajudin (2000) diambil oleh semua pi pihak yang terlibat. K perusahaan atau indust produksi untuk bahan usaha sekunder yaitu i kayu dan bukan kayu.

kat pemilihan faktor-faktor eksternal pe mbangan pemilihan pekerjaan

ernal pekerjaan khususnya keluarga merupaka da prioritas pertama dengan persentase 68.70%

iputi profesi dari orangtua atau anggota kelua ga terhadap pekerjaan yang akan dipilih untuk tidak berada jauh dari keluarga serta keny

ndapat dukungan dari keluarga.

or yang memengaruhi pemilihan bidang atau pekerjaan maupun faktor eksternal pekerjaan m engaruhi dalam pengambilan keputusan. H

a mahasiswa menyatakan tingkat pengaruh fakt n adalah sama, yang dipilih oleh 52% respond

pulan dalam menentukan bidang atau je mempertimbangkan kedua faktor tersebut sama.

ahasiswa dalam berkolaborasi di perusahaa bidang kehutanan

2000) mendefinisikan kolaborasi sebagai suatu ua pihak guna menghasilkan tindakan yang me

. Kolaborasi dalam bekerja sebagai karyawan ndustri kehutanan dengan spesialisasi usaha prim

han baku produk kehutanan kayu dan bukan tu industri yang bergerak dalam bidang pengola ayu. Kebutuhan kolaborasi dengan sesama lul usaha primer dan sekunder kehutanan disajika Keluar

pekerjaan dalam

upakan faktor yang 68.70%. Pertimbangan keluarga lain serta ih setelah lulus, kenyamanan dalam au jenis pekerjaan n memiliki tingkat n. Hasil penelitian aktor internal atau sponden sehingga u jenis pekerjaan, but dengan tingkat

aan atau institusi

suatu tindakan yang emuaskan semua n atau pegawai di primer yaitu usaha n kayu atau pada olahan hasil hutan lulusan kehutanan ikan pada Gambar uarga

(28)

16

Gambar 10 Kebutuhan kol perusahaan ke Hasil di atas menunj kolaborasi dengan sesama perusahaan yang mengem lulusan sarjana kehutanan pertimbangan seperti terda khusus (57%), keterbatasa pekerjaan (14%) dan mema sesama lulusan kehutanan da usaha sekunder kehutanan berkolaborasi dengan sesam adalah terdapat bidang atau keterampilan khusus pada (13.19%), keterbatasan kom produk yang dihasilkan (7.69

Kolaborasi dalam p bidang kehutanan juga da Kebutuhan kolaborasi deng yang bergerak di bidang us Gambar 11.

Gambar 11 Kebutuhan kol perusahaan ke

kolaborasi dengan sesama lulusan kehuta n kehutanan

nunjukkan bahwa seluruh responden menyataka ma lulusan kehutanan dibutuhkan saat beke gembangkan usaha primer kehutanan. Kolabor an pada usaha primer ini dibutuhkan dengan

dapat bidang atau bagian yang membutuhkan asan kompetensi yang dimiliki (21%), mem maksimalkan kinerja (8%). Kebutuhan kolabora

n dalam bekerja di perusahaan yang bergerak nan juga dibutuhkan. Pertimbangan mahasisw

ama lulusan kehutanan pada perusahaan usaha au bagian yang membutuhkan keahlian khusus da bidang produksi (9.89%), mempermudah ompetensi yang dimiliki (11%) dan peningkata 7.69%).

perusahaan baik pada usaha primer dan se dapat dilakukan dengan sarjana pertanian

ngan sesama lulusan pertanian lainnya pada pe usaha primer dan sekunder kehutanan disaj

kolaborasi dengan lulusan pertanian lainn n kehutanan

Butuh Tidak Butuh

Usaha pri Usaha sekunde

utuh Tidak butuh

Usaha prime Usaha sekunde

hutanan pada

(29)

Hasil di atas m kolaborasi dengan lul mengembangkan usa sesama lulusan pert dibutuhkan dengan be tidak dipelajari oleh sa (67.11%), keterbatasa perusahaan (9.21%).

Kecenderungan m

Minat dalam pengem

Pengertian mi suatu kecenderungan ataupun mencoba akt Aprilyan (2011), m pengambilan keputusa Pemilihan karir untuk dipengaruhi oleh mina primer kehutanan di departemen yang hasi

Gambar 12 Tingkat m jenis kel

Gambar 13 Tingkat m angkatan

s menunjukkan bahwa secara umum responden lulusan pertanian lainnya saat bekerja pada p usaha primer dan sekunder kehutanan. Kol pertanian lainnya pada usaha primer dan usa n berbagai pertimbangan seperti terdapat bidang

h sarjana kehutanan namun sangat dibutuhkan ol asan kemampuan teknis (13%), dan memaksim

).

mahasiswa dalam pengembangan wirausah

gembangan wirausaha kehutanan

minat menurut Sandjaja (2006) dalam Ikbal gan yang menyebabkan seseorang berusaha

aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Alm menyatakan bahwa minat dapat meme putusan pemilihan karir seseorang pada usia

untuk berwirausaha di bidang kehutanan tentun inat mahasiswa. Tingkat minat usaha primer

dikelompokkan menurut jenis kelamin, hasilnya disajikan pada Gambar 12, Gambar 13, d

t minat mahasiswa terhadap usaha primer kehut s kelamin

t minat mahasiswa terhadap usaha primer kehut tan

tinggi Tinggi Sedang Rendah Sang

inggi Tinggi Sedang Rendah Sanga

17 sponden membutuhkan perusahaan yang olaborasi dengan usaha sekunder ng pekerjaan yang n oleh perusahaan ksimalkan kinerja di

saha kehutanan

bal (2011) adalah ha untuk mencari lma (2010) dalam engaruhi dalam usia 18-24 tahun. ntunya juga dapat er terhadap usaha , angkatan, dan 13, dan Gambar 14.

kehutanan menurut

(30)

18

Gambar 14 Tingkat minat departemen Minat mahasiswa ke jenis kelamin termasuk dal mahasiswa kehutanan terha umum termasuk dalam ka mahasiswa kehutanan ter departemen termasuk dal Departemen KSHE memiliki tinggi dan departemen THH kehutanan terendah yaitu 3.04 pa

Hasil pengujian C karakteristik jenis kelamin, primer kehutanan menghasi Assymptom signifikansi le menurut ketiga karakteristi usaha tidak berbeda secara tingkat minat terhadap pe menurut karakteristik jenis disajikan pada Gambar 15,

Gambar 15 Tingkat minat m jenis kelamin

Sangat tinggi T

Jum

nat mahasiswa terhadap usaha primer kehutanan

kehutanan terhadap usaha primer kehutanan dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 3.29. rhadap usaha primer kehutanan menurut angka

kategori sedang dengan skor rata-rata 3.34. terhadap usaha primer kehutanan dilihat dalam kategori sedang dengan skor rata-r iliki nilai rata-rata skor tertinggi yaitu 3.68 pada

H memiliki nilai skor minat rata-rata pada usa 3.04 pada kategori sedang.

Chi-Kuadrat (terlampir) menunjukkan bahw in, angkatan, dan departemen terhadap mi asilkan nilai X2 hitung lebih kecil dari X2tabe lebih besar dari 0.05. Hal ini menunjukka

stik tersebut, kecenderungan minat mahasiswa ra signifikan. Selain pada pengembangan usah pengembangan usaha sekunder kehutanan jug nis kelamin, angkatan, dan departemen yang 5, Gambar 16, dan Gambar 17.

t mahasiswa terhadap usaha sekunder kehutana Tinggi Sedang Rendah Sangat renda

MNH KSHE

Tinggi Sedang Rendah Sangat r Laki Pere

nan menurut

nan menurut 3.29. Minat katan secara 3.34. Minat hat menurut a-rata 3.34. pada kategori usaha primer bahwa untuk minat usaha bel dan nilai ukkan bahwa swa terhadap usaha primer, juga dikaji ang hasilnya

(31)

Gambar 16 Tingkat m angkatan

Gambar 17 Tingkat m departeme Minat mahasi kehutanan menurut je rata-rata 3.52. Minat sekunder menurut a 3.51. Sedangkan mina minat tertinggi pada tinggi. Menurut skor dibandingkan dengan cenderung lebih berm pengembangan produk permintaan akan produk

Hasil penguji karakteristik jenis kel dari X2 tabel dan nila dilihat menurut keem usaha tidak berbeda

t minat mahasiswa terhadap usaha sekunder kehut n

t minat mahasiswa terhadap usaha sekunder kehut men

hasiswa kehutanan terhadap pengembangan us ut jenis kelamin termasuk dalam kategori tingg

nat atau ketertarikan mahasiswa keseluruhan ut angkatan adalah pada kategori tinggi denga

inat mahasiswa menurut departemen THH mem da usaha sekunder dengan skor rata-rata 3.84 skor rata-rata keseluruhan, usaha sekunder

an usaha primer. Hal yang menjadi pertimban rminat untuk mengembangkan usaha sekunder oduk pengolahan hasil hutan saat ini lebih

oduk hasil hutan baik kayu dan non kayu cukup t ujian Chi-Kuadrat (terlampir) menunjukkan kelamin dan departemen memiliki nilai X2 hitung nilaiAssymptom signifikansi lebih besar dari 0.05

empat karakteristik tersebut, kecenderungan da secara signifikan. Hasil yang berbeda di istik angkatan yang menunjukkan bahwa nilai

l dan Assymptom signifikansi lebih kecil dar tinggi Tinggi Sedang Rendah S

t tinggi Tinggi Sedang Rendah S MN inggi dengan skor an terhadap usaha gan skor rata-rata emiliki nilai skor 3.84 pada kategori er lebih diminati bangan mahasiswa kunder adalah peluang bih berpotensi dan ukup tinggi.

ukkan bahwa untuk hitung lebih kecil 0.05 sehingga bila n minat terhadap ditunjukkan dari ai X2 hitung lebih dari 0.05 sehingga

(32)

20

dapat disimpulkan berdasarka secara signifikan. Mahasisw usaha sekunder kehutanan peluang usaha kehutanan ya (50%), kompetensi dasar lapangan kerja bagi masyar tinggi (10%) serta kesiapan da

Kesanggupan mahasiswa d

Kesanggupan menur kesempurnaan individu da dihadapinya, sehingga hal i itu memang ada dan berbeda berwirausaha merupakan Kesanggupan ini penting unt kesesuaian antara minat m kesanggupannya. Kesangg kehutanan dikelompokkan Gambar 18 dan 19.

Gambar 18 Tingkat kesa menurut jenis ke

Gambar 19 Tingkat kesa menurut angka

sarkan angkatan, minat usaha sekuder mahasisw iswa berminat untuk mengembangkan usaha pr nan dipengaruhi oleh berbagai pertimbanga

yang cukup menjanjikan dengan potensi pasar ar wirausaha yang dimiliki (13.3%),dapat yarakat (16.7%), keuntungan wirausaha kehutana

an dalam berwirausaha (10%).

a dalam pengembangan wirausaha kehutan

nurut Winardi (2009) merupakan suatu kece du dalam memecahkan berbagai permasalah

l itu memperkuat asumsi bahwa kemampuan kom beda-beda pada setiap orang. Keputusan seseor

n hal yang dapat dipengaruhi oleh kesa ng untuk dikaji terutama untuk mengetahui apaka

t mahasiswa dalam pengembangan wurausaha ggupan mahasiswa dalam pengembangan an menurut jenis kelamin dan angkatan disaj

sanggupan mahasiswa terhadap wirausaha nis kelamin

sanggupan mahasiswa terhadap wirausaha ngkatan

Tinggi Sedang Rendah Sang renda

Laki Pere

Tinggi Sedang Rendah Sangat re Ak. ar yang baik t membuka hutanan cukup

tanan

cepatan dan lahan yang kompetensi orang untuk kesanggupan. kah terdapat usaha dengan wirausaha sajikan pada

ha kehutanan

(33)

Kesanggupan kehutanan menurut je rata-rata 3.41. Mahasi dibandingkan laki-la Kesanggupan mahasi berwirausaha termasuk 2011 memiliki rata-kehutanan dalam m berbagai pertimbanga tentang wirausaha ke (12.28 %), potensi da banyak (5.26%).

Hasil pengujia terhadap kesanggupan tabel dan nilaiAssympt bila dilihat jenis kelam pengembangan usaha berbeda ditunjukkan menghasilkan nilai X2 lebih kecil dari 0.05, pada setiap angkatan da

Kolaborasi antar l kehutanan

Kolaborasi da strategi pengembanga bidang pekerjaan yang dengan sesama lulusa primer dan usaha sekund

Gambar 20 Kebutuha kehutana Kebutuhan kol sekunder kehutanan m

0

an mahasiswa kehutanan terhadap pengemban ut jenis kelamin termasuk ke dalam kategori tingg

hasiswa perempuan memiliki kesanggupan ya -laki dengan skor rata-rata 3.55 dengan ka hasiswa kehutanan angkatan 2010, 2011, da

suk pada kategori sedang dengan skor rata-rata ta-rata skor tertinggi yaitu 3.68. Kesanggupa

mengembangkan wirausaha kehutanan dipe ngan yaitu memliki dasar ilmu kehutanan da kehutanan (71.93%), pengalaman berwirausa dan peluang cukup baik (10.53%) dan memi ujian Chi-Kuadrat (terlampir) untuk karakteristi upan wirausaha menghasilkan nilai X2hitung lebi ssymptomsignifikansi lebih besar dari 0.05. Hal ini

lamin, kesanggupan mahasiswa laki-laki dan pe usaha kehutanan tidak berbeda secara signifik ukkan oleh hasil pengujian karakteristik a

X2hitung lebih besar dari X2tabel danAssympt 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kesanggupa

n dalam pengembangan usaha berbeda secara si

ar lulusan dalam berkiprah di wirausah

dalam wirausaha di bidang kehutanan merup ngan usaha. Kebutuhan kolaborasi terdapat ang mendukung keberhasilan wirausaha. Kebut usan kehutanan dan non kehutanan dalam penge sekunder kehutanan tertera pada Gambar 20.

uhan kolaborasi dengan sesama lulusan kehut anan dalam pengembangan wirausaha kehutana

kolaborasi dalam pengembangan usaha prim n memiliki skor rata-rata masing-masing 4.10 t tinggi Tinggi Sedang Rendah S

Usa Usa

21 bangan wirausaha tinggi dengan skor yang lebih tinggi kategori tinggi. dan 2012 untuk ata 3.45. Angkatan ggupan mahasiswa dipengaruhi oleh n dan pengetahuan usaha saat kuliah miliki relasi yang istik jenis kelamin lebih kecil dari X2 l ini menunjukkan n perempuan dalam fikan. Hasil yang

upakan salah satu at pada beberapa butuhan kolaborasi gembangan usaha

kehutanan dan non nan

primer dan usaha 4.10 dan 3.96 yang

(34)

22

termasuk pada kategori tingg terdapat bidang-bidang peke baik pada usaha primer maupun Bidang pekerjaan perenc kebutuhan kolaborasi paling konsep perencanaan usaha, serta personil yang dapat pokok-pokok perencanan y Bidang pekerjaan selain pe kolaborasi yang hampir sa Adapun sarjana kehutana berkolaborasi dalam wirausa

Gambar 21 Tingkat kebutuha usaha primer d

Gambar 22 Sarjana dari fakul dalam usaha kehut

Pemas

inggi. Kebutuhan kolaborasi yang tinggi ini di pekerjaan dengan spesialisasi dan kompetensi

aupun sekunder seperti yang disajikan pada G ncanaan merupakan bidang yang memiliki ing tinggi yaitu 18.34%. Alma (2007) menyatak ha, partner yang akan diajak kerjasama atau kol at dipercaya untuk menjalankan perusahaan m n yang harus dipersiapkan sebelum menjalanka

perencanaan secara umum memiliki tingkat ke sama yaitu dengan persentase 11.07% hingga anan dan non kehutanan yang dibutuhka usaha kehutanan disajikan pada Gambar 21 dan

utuhan kolaborasi pada bidang-bidang pekerja r dan sekunder

fakultas kehutanan yang dibutuhkan untuk berkol kehutanan iliki tingkat takan dalam u kolaborasi n merupakan nkan usaha. t kebutuhan ngga 12.80%. uhkan untuk

dan 22.

rjaan dalam

(35)

Gambar 23 Sarjana pe usaha kehut Sarjana lulusan secara umum dibutuhka Sedangkan sarjana d dalam usaha kehuta Ekonomi, Ekonomi S Penyakit Tanaman, merupakan strategi da diharapkan dapat m berwirausaha kehutana dengan berkolaborasi

Gambar 24 Tingka berkola

pertanian lainnya yang dibutuhkan untuk berkol kehutanan

usan kehutanan dari departemen MNH, THH, K butuhkan dalam berkolaborasi di semua bida

dari luar bidang pertanian lainnya yang pal hutanan adalah sarjana dari Agribisnis, Ma i Sumberdaya Lingkungan, Agronomi dan Hor n, dan Teknik Industri Pertanian. Kolabora i dalam pengembangan usaha dan dengan ada

meningkatkan kesanggupan kompetensi ma hutanan. Tingkat kesanggupan mahasiswa untuk

si disajikan pada Gambar 24.

kat kesanggupan mahasiswa untuk berwir kolaborasi

t tinggi Tinggi Sedang Rendah Sang

23

berkolaborasi dalam

, KSHE, dan SVK bidang pekerjaan. paling dibutuhkan Manajemen, Ilmu ortikultura, Hama borasi antarlulusan adanya kolaborasi mahasiswa dalam untuk berwirausaha

(36)

24

Tingkat kesanggupa 2012 untuk berwirausaha dengan skor rata-rata 3.59. dalam berwirausaha cenderun Menurut kesanggupan dan m usaha yang menarik dan i Gambar 25.

Gambar 25 Jenis-jenis usaha mahasiswa denga Usaha pengolahan ha paling diminati oleh maha mahasiswa cenderung berm produk pengolahan hasil hut produk hasil hutan baik kay

Kolaborasi dengan masyar

Peningkatan kesejaht bisnis atau wirausaha seba menjadi lahan pekerjaan penghasilan. Bisnis kehutana ilmu dan pengetahuan denga hutan. Pemberdayaan mas meningkatkan kesejahteraa berbagai program yang difa (HKm), Hutan Desa, dan K Program-program tersebut t dari masyarakat sekitar hut ekonomi memiliki kerentana

Pengolaha

upan mahasiswa kehutanan angkatan 2010, 2011, ha dengan berkolaborasi termasuk pada kate

9. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan m erung meningkat apabila dilakukan dengan berkol n minat yang dimiliki oleh mahasiswa, jenis-jeni n ingin dikembangkan oleh mahasiswa disaj

usaha kehutanan yang menarik untuk dikembang dengan berkolaborasi

n hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan usa ahasiswa. Hal yang menjadi pertimbangan at

rminat ke usaha sekunder adalah peluang penge l hutan saat ini lebih berpotensi dan permint

ayu dan non kayu cukup tinggi.

yarakat dalam pengembangan wirausaha ke

jahteraan masyarakat tidak terlepas dari penga sebagai penggerak utama sektor ekonomi. Bisni

n bagi masyarakat untuk bekerja dan me tanan dapat menjadi wadah untuk mengimplem dengan turut memberdayakan masyarakat de

asyarakat desa sekitar hutan yang bertujua raan masyarakat sekitar hutan telah dilakuka

ifasilitasi oleh pemerintah seperti Hutan Kemas Kemitraan telah berjalan di Indonesia sejak ta ut ternyata masih belum berhasil dikarenakan se hutan tergolong sebagai masyarakat miskin ya

anan cukup tinggi dan bantuan nyata (Santoso 201 Pengolahan ategori baik n mahasiswa erkolaborasi. -jenis bidang sajikan pada

bangkan oleh

n usaha yang n atau alasan ngembangan intaan akan

a kehutanan

garuh dunia Bisnis dapat endapatkan plementasikan desa sekitar ujuan untuk kukan melalui asyarakatan k tahun 2007. n sekitar 15% n yang secara oso 2010).

(37)

25 Pengembangan wirausaha kehutanan dengan berkolaborasi merupakan salah satu upaya dalam membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Kolaborasi dengan masyarakat dalam pengembangan wirausaha kehutanan secara umum dibutuhkan seperti yang disajikan pada Tabel 9 yang menunjukkan bahwa seluruh responden membutuhkan kolaborasi pada saat menjalankan wirausaha kehutanan khususnya sebagai pemilik usaha. Kolaborasi ini dibutuhkan karena dalam pengembangan usaha diharapkan tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan diri sendiri melainkan juga turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan turut menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendukung kelancaran operasionalisasi usaha.

Tabel 9 Kebutuhan kolaborasi dengan masyarakat dalam wirausaha di bidang kehutanan

Kategori kolaborasi Kepemilikan usaha

Lulusan kehutanan Masyarakat

Ya (%) 100 98

Tidak (%) 0 2

Masyarakat yang memiliki usaha kehutanan juga dapat berkolaborasi dengan lulusan kehutanan dalam pengembangan usaha tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas yang menunjukkan bahwa hampir seluruh responden (98%) menyatakan kesediaannya untuk menjadi mitra masyarakat dalam mendukung pengembangan wirausaha kehutanan. Bentuk kolaborasi yang dilakukan adalah dengan memberikan kesempatan kepada lulusan kehutanan untuk mengkolaborasikan ilmu yang dimiliki untuk dapat diterapkan pada usaha masyarakat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat. Kesempatan ini juga dapat menjadi wujud pengamalan IPTEK lulusan kehutanan dan pertanian lainnya kepada masyarakat.

Lokasi pengembangan usaha kehutanan

Lokasi pengembangan usaha merupakan salah satu pokok pikiran yang harus ada pada perencanaan usaha yang meliputi lokasi perusahaan atau industri. Menurut hasil yang diperoleh, sebanyak 53 responden (53%) memilih untuk mengembangkan usaha di Pulau Jawa dan 47 responden (47%) memilih lokasi di luar Pulau Jawa. Mahasiswa memilih lokasi di Pulau Jawa dikarenakan jumlah penduduk yang cukup banyak berpotensi sebagai SDM dalam mengembangkan usaha dan berpeluang sebagai konsumen (30%), infrastruktur lengkap dan aksesibilitas mudah (12%), pasar dan persaingan yang baik (22%), dekat dengan keluarga (14%), pengembangan hutan rakyat yang baik karena tanah yang subur (8%). Pemilihan lokasi diluar Pulau Jawa dengan berbagai pertimbangan seperti ketersedian lahan yang cukup (61.36%), turut meningkatkan perekonomian daerah (15.91%), potensi keanekaragaman hayati (11.36 %), dan sumber bahan baku berkualitas tinggi (11.36 %).

Penghasilan yang diharapkan dari wirausaha kehutanan

(38)

26

yang lebih besar jika menge pengembangan usaha prim penghasilan yang diharapka kehutanan seperti yang disa

Gambar 26 Besaran nilai pe Besaran nilai pengha wirausaha kehutanan memil 33, mahasiswa angkatan minimal per bulan dari wi dengan persentase tertinggi secara umum mengharapkan yaitu≥ Rp20 000 000 deng keseluruahan, besaran nila besar dibandingkan penghasi pertimbangan yang mendasa diharapkan seperti modal keuntungan usaha (29.17% kompetensi yang dimiliki (8.33 kesulitan wirausaha (4.17%

Tantangan dalam pengem

Pengembangan wira tentunya tidak terlepas dar menjadi pertimbangan sese kehutanan. Tantangan dalam pada Tabel 10 dan Tabel 11

0

engembangkan wirausaha menjadi pertimbang imer maupun usaha sekunder kehutanan. Besa pkan mahasiswa jika menjadi mengembangkan

isajikan pada Gambar 26.

i penghasilan yang diharapkan dari wirausaha k ghasilan yang diharapkan oleh mahasiswa dar miliki perbedaan untuk setiap angkatan. Menurut

n 2010 paling banyak memilih besaran pe wirausaha dengan nilai Rp10 000 000 - Rp12 ggi yaitu 35.42%. Mahasiswa angkatan 2011 kan besaran penghasilan dari wirausaha yang l ngan persentase masing-masing 37.5% dan 35 ilai penghasilan yang diharapkan dari wirausa ghasilan bekerja sebagai karyawan atau pegawai.

dasari besarnya nilai penghasilan sebagai wirau al yang harus dibutuhkan dan resiko besar

%), peluang dan potensi pengembangan baik ki (8.33%), biaya dan kebutuhan hidup (8.3%) da

%).

gembangan wirausaha kehutanan

irausaha kehutanan baik usaha primer maupun dari adanya tantangan. Tantangan inilah yang seseorang dalam berwirausaha termasuk pada

lam pengembangan usaha primer dan sekunder 11.

ar penghasilan (juta rupiah/bulan)

A A A

bangan dalam esaran nilai g lebih besar 35%. Secara ausaha lebih ai. Berbagai ausaha yang r (29.17%), ik (20.83%), ) dan tingkat

upun sekunder ng biasanya pada bidang kunder disajikan

(39)

27 Tabel 10 Jenis-jenis tantangan yang dihadapi dalam pengembangan usaha primer

No. Jenis tantangan Jumlah responden (%)

1 Modal yang besar 35

2 Birokrasi 12

3 Keterbatasan SDM Ahli 10

4 Ancaman pencurian 9

5 Waktu pengusahaan 9

6 Ketersediaan lahan 8

7 Pengetahuan wirausaha 7

8 Kondisi alam 6

9 Lain-lain 4

Tabel 11 Jenis-jenis tantangan yang dihadapi dalam pengembangan usaha sekunder

No. Jenis tantangan Jumlah responden (%)

1 Modal yang besar 35

2 Ketersediaan bahan 25

3 Pasar dan persaingan 12

4 Teknologi 8

5 Manajemen usaha 8

6 Birokrasi dalam perizinan 4

7 Keterampilan SDM 3

8 Pengetahuan wirausaha 3

9 Lain-lain 2

Tantangan dalam pengembangan usaha primer dan usaha sekunder dengan persentase tertinggi adalah modal yang besar. Winardi (2009) menyatakan bahwa kesulitan mendapatkan modal yang diperlukan merupakan kendala yang seringkali muncul dalam dunia kewirausahaan. Hal ini terutama dihadapi oleh para wirausahan yang baru saja mendirikan usaha. Selain itu, menurut responden, usaha primer kehutanan memiliki risiko dan ketidakpastian tinggi sehingga sulit mendapat bantuan modal dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Untuk usaha sekunder kehutanan yang bergerak dalam industri pengolahan hasil hutan kayu dan bukan kayu juga tidak terlepas dari tantangan lain seperti ketersediaan bahan baku dan persaingan.

(40)

28

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB yang memilih untuk berkiprah di bidang kehutanan setelah lulus adalah 82% dari keseluruhan responden. Instansi atau yang menjadi prioritas pertama untuk berkiprah adalah kementerian kehutanan atau dinas kehutanan dengan persentase 36%. Faktor internal pekerjaan yang menjadi pertimbangan dengan prioritas pertama dalam memilih bidang pekerjaan adalah penghargaan finansial atau gaji dan faktor eksternal pekerjaan yang menjadi pertimbangan dengan prioritas pertama dalah keluarga. Mahasiswa cenderung membutuhkan adanya kolaborasi dengan sesama lulusan kehutanan dan lulusan pertanian lainnya dalam bekerja sebagai pegawai atau karyawan maupun dalam pengembangan wirausaha kehutanan. Minat mahasiswa dalam pengembangan usaha sekunder kehutanan lebih tinggi dibandingkan dengan usaha primer kehutanan. Kesanggupan mahasiswa dalam berwirausaha kehutanan termasuk pada kategori tinggi. Kebutuhan kolaborasi dalam mengembangkan usaha dengan sesama lulusan kehutanan, pertanian lainnya, dan masyarakat termasuk dalam kategori tinggi. Bidang pekerjaan yang memiliki kebutuhan kolaborasi tertinggi adalah bidang perencanaan dengan jenis usaha yang paling diminati untuk dikembangkan adalah pengolahan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Lokasi pengembangan usaha di Pulau Jawa menjadi lokasi yang paling banyak dipilih oleh mahasiswa. Tantangan utama dalam pengembangan usaha primer maupun usaha sekunder kehutanan adalah modal awal yang besar untuk membangun usaha.

Saran

(41)

29

DAFTAR PUSTAKA

Alma B. 2007.Pengantar Bisnis. Bandung (ID): CV Alfabeta. Alma B. 2010.Kewirausahaan.Bandung (ID): CV Alfabeta

Andersen W. 2012. Analisi Persepsi Mahasiswa Akuntansi dalam Memilih Profesi sebagai Akuntan [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Aprilyan LA. 2011. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Mahasiswa Akuntansi

dalam Pemilihan Karir menjadi Akuntan Publik [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

[DPKHA IPB] Direktorat Pengembangan Karir dan Himpunan Alumni, Institut Pertanian Bogor. 2012.Tracer StudyHimpunan Alumni 2012 [Internet]. [diunduh pada 15 Mei 2014]. Tersedia pada:

http://issuu.com/cdaipb2/docs/tracer-study-alumni ipb2012?e=8606985/3790456

Ikbal M. 2011. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan PPAk [skripsi]. Semarang (ID): Program Sarjana, Universitas Diponegoro.

[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2013. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 20 Tahun 2013 tentang Bakti Sarjana Kehutanan dalam Pembangunan Kehutanan. Jakarta (ID): Kementerian Kehutanan.

Muhammad F. 1992. Industrialisasi dan Wiraswasta. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Riduwan, Sunarto. 2011. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung (ID): CV Alfabeta. Rositah. 2006. Kemiskinan Masyarakat Desa Sekitar Hutan dan Penanggulannya

(Governance Brief). Bogor (ID): CIFOR (Center for International Forestry Research).

Santoso H. 2011. Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa: Tafsir Setengah Hati Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat Versi Kementerian Kehutanan RI. Jurnal Kehutanan Masyarakat. Volume (3): 1. Bogor (ID): Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM).

Sarwono J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Bandung (ID): Andi Media.

Sevilla, Consuelo G. 2007.Research Methods. Quezon City (PH): Rex Printing Company.

Sunaryo, Joshi L. 2003. Peranan Pengetahuan Ekologi dalam Sistem Agroforestri. Bogor (ID): World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Office.

Supranto J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid 1 Edisi 6. Jakarta (ID): Erlangga.

Tadjudin D. 2000.Manajemen Kolaborasi. Bogor (ID): Pustaka Latin.

Winardi. 2009. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.

(42)

30

Lampiran 1 Riwayat Hidup Penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 01 Desember 1991 dari ayah Sudiono, SE dan ibu Siti Maisarah Harahap. Penulis adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2010 penulis lulus dari SMAN 1 Kota Medan dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima pada Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi pengurus IFSA-LC IPB pada tahun 2013-2014. Selain itu penulis juga pernah melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Pangandaran-Gunung Sawal, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, dan Praktek Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK-HA PT Timberdana Kalimantan Timur. Penulis juga aktif sebagai asisten mata kuliah Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan Wilayah dan Inventarisasi Sumberdaya Hutan (ISDH).

(43)

31 Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Pengetahuan umum tentang karir

Uji Validitas Pengetahuan umum tentang karir denganbivariate pearson

Correlations

Correlation 1 .429

**

.357** .391** .295**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003

N 100 100 100 100 100

Pengetahuan kondisi pengelolaan hutan di Indonesia

Pearson

Correlation .429

**

1 .460** .394** .235*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .019

N 100 100 100 100 100

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100

Pengetahuan peluang karir di kehutanan

Pearson

Correlation .391

**

.394** .610** 1 .459**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100

Pengetahuan tentang peluang bisnis di kehutanan

Pearson

Correlation .295

**

.235* .490** .459** 1

Sig. (2-tailed) .003 .019 .000 .000

N 100 100 100 100 100

(44)

Uji validitas pengetahuan umum tentang karir dengancorrected item-correlation

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

Pengetahuan karir kehutanan 30.9800 23.252 .576 .767

Pengetahuan kondisi pengelolaan hutan di

Indonesia 31.0500 23.220 .586 .766

Pengetahuan peran sarjana

kehutanan indonesia 30.9800 21.838 .747 .740

Pengetahuan peluang karir di

kehutanan 31.0500 21.664 .728 .739

Pengetahuan tentang peluang

bisnis di kehutanan 31.1000 21.586 .624 .747

Total_skor_pengetahuan 17.2400 6.811 1.000 .774

Uji reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.786 .865 6

Uji Chi-Kuadrat (X2)

Pengetahuan umum tentang karir di bidang kehutanan

Ha : Para mahasiswa memiliki pengetahuan yang berbeda tentang karir di bidang kehutanan

Ho : Para mahasiswa memiliki pengetahuan yang sama tentang karir di bidang kehutanan

Karakteristik Hasil pengujian

df X2hitung X2tabel Assymp.sign Kesimpulan Jenis kelamin 13 21.261 22.362 0.068 Ho diterima Angkatan 8 17.035 15.507 0.030 Ha diterima Departemen 39 40.037 52.557 0.470 Ho diterima

(45)

Pemilihan karir setelah lulus

Ha : Para mahasiswa memiliki kecenderungan yang berbeda tentang karir di bidang kehutanan

Ho : Para mahasiswa memiliki kecenderungan yang sama tentang karir di bidang kehutanan

Karakteristik Hasil pengujian

df X2hitung X2tabel Assymp.sign Kesimpulan Jenis kelamin 1 3.408 3.841 0.068 Ho diterima Angkatan 2 3.328 5.991 0.189 Ho diterima Departemen 3 4.607 7.815 0.203 Ho diterima Daerah asal 3 0.732 7.815 0.866 Ho diterima

Minat usaha primer

Ha : Para mahasiswa memiliki minat yang berbeda terhadap usaha primer kehutanan Ho : Para mahasiswa memiliki minat yang sama terhadap usaha primer kehutanan

Karakteristik Hasil pengujian

df X2hitung X2tabel Assymp.sign Kesimpulan Jenis kelamin 4 1.809 9.488 0.771 Ho diterima Angkatan 8 9.241 15.507 0.380 Ho diterima Departemen 12 18.234 21.026 0.109 Ho diterima

Minat usaha sekunder

Ha : Para mahasiswa memiliki minat yang berbeda terhadap usaha sekunder kehutanan Ho : Para mahasiswa memiliki minat yang sama terhadap usaha sekunder kehutanan

Karakteristik Hasil pengujian

df X2hitung X2tabel Assymp.sign Kesimpulan Jenis kelamin 4 3.973 9.488 0.310 Ho diterima Angkatan 8 16.697 15.507 0.020 Ha diterima Departemen 12 13.135 21.026 0.359 Ho diterima

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 3 Distribusiibusi responden menurut daerah asal mahasiswa
Gambar 6 Tingkat pemililihan instansi atau badan usaha yang dipi
Gambar 7 Tingkat pempemilihan faktor-faktor internal pekerjaan dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 286 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

(DATA CENTER TECHNICAL SUPPORT JUNIOR) IT ADMINISTRATIVE ASSISTANT ENTERPRISE RESOURCE MANAGEMENT BUSINESS ANALYST ENTERPRISE ARCHITECT CHANGE CONTROL SUPERVISOR

Pendek kata, perbandingan data merentas bahasa, penyetaraan pengalaman pendidikan dengan rakan sebaya semasa mereka berusaha untuk memahami topik yang serupa, dan penggunaan

Untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri suatu negara perlu hubungan dengan negara lain. Karena tidak semua negara dapat memproduksi semua barang dan jasa yang dibutuhkan

Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik dari segi moral

Manajemen berharap bahwa biaya yang ditanggung, yaitu dalam bentuk underpricing tersebut dapat tertutupi pada saat perusahaan melakukan PSS dimana saham perusahaan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Implementasi Peraturan Daerah Kota Banjar Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan oleh Satuan Polisi

Hasil penelitian yang dianalisis dengan metode Regresi Linier Berganda (Model Cobb Douglas), menunjukkan bahwa hipotesis yang mengatakan produktivitas kepuasan