LAMPIRAN :Keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup
NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995
TENTANG : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
TANGGAL : 21 Desember 1995
PARAMETER KADAR MAKSIMUM
FISIKA
SUHU <300C
KIMIA
PH 6-9
BOD 30 mg/l
COD 80 mg/l
TSS 30 mg/l
NH3 Bebas 0,1 mg/l
PO4 2 mg/l
MIKROBIOLOGIK
MPN-Kuman Golongan Koloni/100 ml 10.000 RADIOAKTIFITAS
32
P 7x102 Bq/L
35
S 2x103 Bq/L
45
Ca 3x102 Bq/L
51
Cr 7x104 Bq/L
67
Ga 1x103 Bq/L
85
Sr 4x103 Bq/L
99
Mo 7x103 Bq/L
113
Sn 3x103 Bq/L
125
I 1x104 Bq/L
131
192
Ir 1x104 Bq/L
201
[image:2.595.101.512.52.736.2]TI 1x105 Bq/L
Grafik Chemical Oxygen Demand (COD) Inlet Y VS X
(nilai COD vs minggu)
Tabel nilaiChemical Oxygen Demand(COD)
X Y
1 333,58 2 305,36 3 354,58 4 543,42 5 535,21
0 100 200 300 400 500 600
0 1 2 3 4 5 6
[image:2.595.112.516.412.688.2]N il a i C O D Minggu
Grafik Chemical Oxygen Demand(COD) Outlet Y VS X
(nilai COD vs minggu)
Tabel nilai Chemical Oxygen Demand(COD)
X Y
1 52,33 2 63,62 3 68,42 4 58,43 5 46,54
0 10 20 30 40 50 60 70 80
0 1 2 3 4 5 6
N
ilai
C
OD
DAFTAR PUSTAKA
Agusnar, H. 2008. Analisa Pencemaran dan Pengendalian Lingkungan. Medan: USU Press
Alaerts, G. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: usaha nasional. 149-154
Asmadi. Dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air limbah. Cetakan pertama. Yogyakarta: Gosyan publishing. 4-5
Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. Penerbit buku Kedokteran. 135-203
Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius.14-16
Greenberg, A. E. 1917. Standard Method For The Examanition Of Water and wastewater. Sixteenth Edition. New York: American Public Health Assciation Press
Greenberg, A.E.,Clesceri, L.S., Eaton, A.D. 1992. Standard Method For TheExamination Of Water and Waste Water. 18th Edition. Washington DC: American Public Health Association
Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC. 809-813
BAB 3
METODE DAN BAHAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. alat
a. Buret vakum 10 mL pyrex
b. Test tube
c. COD thermoreactor spektroquant TR 620
d. Erlenmeyer 100 mL pyrex
e. Pipet ukur 5 mL,10 mL pyrex
f. Bola karet
g. Tissue
h. Botol aquadest
3.1.2. Bahan
a. Sampel air limbah rumah sakit (inlet dan outlet)
b. aquades
c. Indikator phenantrolin d. H2SO4(p) yang mengandung Ag2SO4
e. K2Cr2O7 0,01M
3.1.3. Prosedur Percobaan
Sampel limbah rumah sakit sebelum melalui proses pengolaan diambil sebanyak 2,5ml dimasukkan kedalam tabung tes kemudian ditambahkan 1,5ml larutan K2Cr2O70,01M , 3,5ml H2SO4(p) yang mengandung Ag2SO4 (dalam 1 l
H2SO4(P) ditambahkan 10g Ag2SO4) direfluks selama 2 jam pada suhu 148C0
didalam COD thermoreactor. Setelah selesai didinginkan sampai temperatur kamar, kemudian pindahkan sampel kedalam labu Erlenmeyer 100ml dan tambahkan 2 tetes indikator phenantrolin kemudian dititrasi dengan ferro ammonium sulfat 0,1N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan, volume titrannya dicatat.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Percobaa
Hasil analisa chemical oxygen demand (COD) yang telah dilakukan pada air limbah rumah sakit sebelum melalui proses pengolaan (inlet) dan air limbah rumah sakit sesudah melalui proses pengolaan (outlet) ditabulasikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 : Data hasil analisa chemical oxygen demand (COD) Minggu Konsentrasi mg/l
Inlet Outlet
1. 333,58 52,33
2. 305,36 63,62
3. 354,58 68,42
4. 543,42 58,43
4.2. Perhitungan
Kadar chemical oxygen demand (COD) pada air limbah rumah sakit dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Aleart,1984).
Kadar COD
(
mg/
l) =
(��−��)��������������� �
Keterangan: Vb = Volume titrasi Blanko (mL) Vs = Volume titrasi Sampel (mL)
NFAS = Normalitas Ferro Ammonium Sulfat (N)
BE O2 = 8
gram
/molek
V = Volume Sampel (mL)
Limbah minggu : 1 inlet
Kadar COD (mg/l) =3,60−2,58
2,5
× 0,1022 × 8000
=333,58 mg/l
Limbah minggu : 1 outlet
Kadar COD (mg/l)
=
3,60−3,442,5
× 0,1022 × 8000
4.3. Pembahasan
masyarakat sekitar. Oleh karena itu air limbah tersebut harus perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang kesaluran umum.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap air limbah rumah sakit dengan parameter chemical oxygen demand(COD) diperoleh hasil pada minggu pertama yaitu 52,33 mg/l, hasil analisa pada minggu kedua yaitu 63,62 mg/l, hasil analisa pada minggu ketiga yaitu 68,42 mg/l, hasil analisa pada minggu keempat yaitu 58,43 mg/l, hasil analisa pada minggu kelima 46,54 mg/l, Kadar chemical oxygen demand (COD) yang diperoleh dapat menunjukkan bahwa air limbah rumah sakit tersebut masi memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh KEP-58/MENLH/12/1995 tentang baku mutu air limbah rumah sakit.
5.2. Saran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Limbah
2.1.1. Pengertian Air limbah
Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah caiaran buangan yang berasal dari rumah tangga, industri dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan (Chandra, 2006).
2.1.2. Sumber Air Limbah
Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain :
a. Rumah tangga
Limbah cair rumah tangga adalah buangan hasil sisa dari suatu kegiatan dirumah tangga yang sebagian besar mengandung bahan-bahan organik sehingga memudahkan dalam pengelolaannya. Contoh air limbah rumah tangga : air bekas cucian, air bekas memasak,air bekas mandi,dan sebagainya.
b. Perkotaan
c. Industri
Limbah cair industri adalah buangan hasil dari proses/sisa dari suatu kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempat tidak dikehendaki lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga cenderung untuk dibuang.Contoh air limbah industri: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan dari pabrik karet.
Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik sehingga memudahkan didalam pengolahannya.Sebaliknya limbah industri lebih sulit pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organik lainnya yang barsifat toksik (Chandra, 2006).
2.1.3. Dampak Buruk Air Limbah
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya.Beberapa dampak buruk tesebut adalah sebagai berikut (Mulia, 2005).
1.Gangguan kesehatan
2.Penurunan kualitas lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya : sungai dan danau dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Air limbah juga dapat merembes kedalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah
3.Gangguan terhadap keindahan
Air limba mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan.Contohnya yang sederhana adalah air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut
4.Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat
mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor lainnya.
2.2. Limbah Rumah Sakit
menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit (infeksi nosokomial). Oleh karena itu pengolahan limbah rumah sakit perlu mendapatkan perhatian yang serius dan memadai agar dampak negatif yang terjadi dapat dihindari atau dikurangi (Chandra,2006)
2.2.1. Jenis Limbah Rumah Sakit
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan dirumah sakit dapat dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut :
1. Adapun yang meliputi limbah medis antara lain : a. Limbah padat
Limbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien.Termasuk dalam kegiatan tersebut juga kegiatan medis diruang poliklinik, perawatan, bedah dan ruangan laboratorium.
b. Limbah cair
Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun seperti bahan-bahan kimia anorganik. Zat-zat organik yang berasal dari air bilasan ruang bedah dan otopsi apabila tidak dikelola dengan baik atau langsung dibuang kesaluran pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta mencemari lingkungan.
2. Adapun yang meliputi limbah non medis antara lain : a. Limbah padat
b. Limbah cair
Limbah cair non medis merupakan limbah rumah sakit yang berupa:
1.Kotoran manusia seperti tinja, dan air kemih yang berasal dari kloset didalam kamar mandi atau toilet
2.Air bekas cucian yang berasal dari lavatory, kitchen sink, atau floor drain dari ruangan-ruangan dirumah sakit.
2.2.2. Sistem Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Sistem pengolahan limbah cair dirumah sakit terdiri dari tiga jenis yaitu: tangki septik, biologi aerobik, dan biologi anaerobik (Chandra,2006).
A. Sistem tangki septik
Tangki septik digunakan untuk menampung dan mengola air limbah yang berasal dari wc, kamar mandi, ruang bersalin, ruang perawatan, dan lain-lain. Sebaiknya limbah cair medis dan limbah cair non medis dipisahkan dengan menggunakan sewerage system untuk memudahkan pengelolaannya dan agar tidak mencemari lingkungan.
B. Sistem biologi aerobik
Sistem biologi aerobic yang dapat digunakan untuk limbah rumah sakit adalah sistem waste oxidation ditch treatment (kolam oksidasi air limbah). Sistem ini digunakan untuk mengolah air limbah dari rumah sakit yang terletak di tengah kota karena tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasinya sendiri dibuat bulat atau elips.
pengendapan benda-benda padat atau lumpur lainnya.Air yang sudah tampak jernih dialirkan ke bak klorinasi sebelum dibuang ke dalam sungai atau badan air lainnya.Lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan pada sludge drying bed.
Ada beberapa komponen didalam sistem kolam oksidasi ini, antara lain pump (pompa air kotor), oxidation ditch (kolam oksidasi), sedimentation tank (bak pengendapan), chlorination tank (bak klorinasi), sludge drying bed (tempat mengeringkan lumpur, biasanya 1-2 petak), dan control room (ruang pengendali). C. Sistem biologi anaerobik
Terdapat dua sistem biologi anaerobik yang dapat digunakan untuk membuang atau memusnakan limbah rumah sakit, antara lain :
a. Waste stabilization pond system
Sistem ini memerlukan lahan luas dan biasanya dianjurkan untuk rumah sakit diluar kota yang masih memiliki lahan yang luas. Sistem kolam stabilisasi air limbah terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana, yaitu : sum pump, stabilization pond (biasanya 2), bak klorinasi, control room, inlet, interconnection antara 2 kolam stabilisasi, dan outlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi.
b. Anaerobik filter treatment system
bak klorinasi, efluent ditampung dahulu dalam bak stabilisasi untuk memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut diatas, sehingga jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi berkurang.
2.3. Chemical Oxygen Demand(COD)
2.3.1. Pengertian Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical oxyegen demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk megoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 l sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7 digunakan
sebagai sumber oksigen. Persamaan reaksi :
CaHbOc + Cr2O72- + H+ CO2 + H2O + Cr3+
Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan fero ammonium sulfat
(FAS) dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :
6 Fe2+ + Cr2O72- + 14 H+ 6 Fe3+ + 2Cr3+ + 7 H2O
Angka chemical oxygen demand(COD) merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
2.3.2. Keuntungan Analisa Chimical Oxygen Demand(COD) Keuntungan dari analisa COD dibandingkan dengan analisa BOD
b. Untuk menganalisa COD antara 50-800 mg/l tidak dibutuhkan pengenceran sampel sedangkan pada umumnya analisa BOD selalu membutuhkan pengenceran
c. Ketelitian dan ketepatan tes COD adalah 2-3 kali lebih tinggi dari tes BOD d. Gangguan dari zat yang bersifat racun terhadap mikroorganisme pada tes
BOD tidak menjadi soal pada tes COD
2.3.3. Kekurangan Analisa Chemical Oxygen Demand(COD)
Analisa COD hanya merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu reaksi oksidasi kimia yang merupakan oksidasi biologis (yang sebenarnya terjadi di alam) sehingga merupakan pendekatan saja. Karena hal tersebut maka tes COD tidak dapat membedakan antara zat-zat yang sebenarnya tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat yang teroksidasi secara biologis
2.3.4. Gangguan Analisa Chemical Oxygen Demand(COD)
Ada beberapa hal yang dapat mengganggu proses dalam suatu analisa Chemical oxygen demand (COD) diantara lainnya sebagai berikut (Aleart,1984).
1. Kadar klorida (Cl-) sampai 2000 mg/l didalam sampel dapat mengganggu bekerjanya katalisator Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi
oieh dikromat. Gangguan ini dihilangkan dengan penambahan merkuri sulfat (HgSO4) pada sampel, sebelum penambahan reagan lainnya. Ion
merkurik bergabung dengan ion klorida membentuk merkuri klorida, sesuai reaksi di bawah :
Dengan adanya ion Hg2+ ini, konsentrasi ion Cl- menjadi sangat kecil dan tidak mengganggu oksidasi zat organis dalam analisa COD.
2. Nitrit NO2- juga teroksidasi menjadi nitrat NO3-.Bila konsentrasi NO2-> 2
mg/l maka periu penambahan 10 mg asam sulfamat per mg NO2-, baik
dalam sampel maupun blanko.
2.4. Metode Penentuan Chemical oxygen demand (COD)
Adapun metode yang dapat digunakan dalam menentukan chemical oxygen demand(COD) diantaranya adalah (Greenberg,1917)
a.Metode refluks terbuka
Kebanyakan bahan-bahan organik yang telah teroksidasi oleh suatu campuran dari pemanasan kromat dan asam sulfat yang mendidih.Suatu sampel merupakan larutan asam kuat yang diketahui jumlah potasium dikromatnya. Setelah mengalami proses pencampuran sisa K2Cr2O7 yang dipakai atau dipergunakan.
Banyaknya bahan organik yang dioksidasi dihitung sebagai oksigen yang setara dengan kalium dikromat yang terikat. Untuk menjaga agar volume dan kekuatan reagen agar tetap konstan maka volume sampel lain berkurang dari pada 50 ml dari yang diperlukan. Standar waktu yang dipergunakan agar boleh mereduksi selama 2 jam jika ingin mendapatkan waktu dan juga menghasilkan hasil yang sama.
b.Metode refluks tertutup
digunakan 25x150 mm ukuran tabung untuk suatu sampel dengan kadar COD yang umum karena volume sampel yang dipergunakn banyak.
2.5. Analisa titrimetri
Istilah analisa titrimetri mengacu pada analisa kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketehui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut larutan standar. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap disebut titrasi dan zat yang ditetapkan disebut di titrasi. Titik pada saat reaksi itu lengkap di sebut titik ekuivalen.Lengkapnya titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh suatu perubahan yang tidak dapat salah dilihat oleh mata yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri atau lebih lazim lagi oleh penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal sebagai indikator dan titik pada saat dimana ini terjadi di sebut titik akhir titrasi.
Pada analisa titrimetri, suatu reaksi harus memenuhi kondisi-kondisi berikut :
1. Harus ada suatu reaksi yang sederhana yang dapat dinyatakan dengan persamaan kimia, zat yang akan ditetapkan harus bereaksi dengan lengkap dan reagensia dalam proporsi yang stokiometrik atau ekiuvalen
2. Reaksi harus praktis berlangsung dalam sekejap atau berjalan dengan cepat menaikkan kecepatan reaksi tersebut
sifat-sifat fisika (warna atau pembentukkan endapan), harus dengan tajam menetapkan titik akhir raksi.
Reaksi yang digunakan dalam analisis titrimetri dibagi dalam empat golongan utama :
1. Reaksi penetralan atau asidimetri dan alkalimetri : ini melibatkan titrasi basa bebas atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu asam standart (asidimetri) dan titrasi asam bebas, atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu basa standrat (alkalimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan bersenyawaannya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air
2. Reaksi pembentukkan kompleks : reaksi ini bergantung pada bersenyawaannya ion-ion yang bukan ion hidrogen atau ion hidroksida untuk membentuk suatu ion atau senyawa yang dapat larut atau sedikit terdisosiasi seperti titrasi larutan sianida dengan perak nitrat. Asam etilen diamin tetra aseta, sebagian besar garam dinatriumnya, EDTA merupakan reagenesia yang sangat penting untuk pembentukan kompleks.
4. Reaksi oksidasi-reduksi : dalam golongan ini termasuk semua reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi atau pemindahan elektron. Larutan standarnya adalah zat pengoksid ataupun zat pereduksi. Zat pengoksid yang utama adalah kalium permanganat, kalium dikromat, serium(IV)sulfat, iod, kalium iodat dan kalium bromat. Zat pereduksi yang sering di gunakan adalah senyawa besi(II) dan timah(II), natrium tiosulfat, dll (Vogel, 1994).
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahluk hidup. Oleh Karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus pada segenap pengguna air (Effendi, 2003).
Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran.Gejala pencemaran dapat dilihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu dengan melihat.Kondisi air, mikroorganisme, unsur hara, dan nilai estetika mengalami perubahan yang cukup menyedihkan (Agusnar, 2008).
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya, limbah rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk sekitar rumah sakit dan dapat menimbulkan masalah kesehatan, hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam, cholera, disentris dan hepatitis. Limbah rumah sakit harus diolah dengan sangat baik dan sesuai standar sehingga sebelum dibuang kebadan air tidak mencemari lingkungan (Asmadi, 2012)
Untuk mengetahui apakah limbah tersebut layak dibuang kebadan perairan maka dilakukan analisa menggunakan metode Chemical oxygen demand (COD) yaitu jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 liter sampel air. Dilakukan dengan cara penambahan kalium dikromat (K2Cr2O7) sebagai sumber oksigen(oksidator). Selanjutnya
kelebihan kalium dikromat dititrasi dengan reagen ferro ammonium sulfat (FAS). Dengan demikian kalium dikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung(Aleart,1984).
yang diharapkan.Analisa dilakukan dengan peralatan tertutup bertujuan agar reagen yang mudah menguap tidak keluar dari peralatan ketika dipanaskan sehingga hasil analisalebih akurat (Greenberg, 1992).
Berdasarkan hal tersebut maka dibuat karya ilmiah analisa kadar chemical oxygen demand (COD) pada air limbah rumah sakit dengan metode titrimetri refluks tertutup yang dilakukan dilaboratorium sucofindo Medan.
1.2 Permasalahan
Adanya kegiatan rumah sakit dapat menghasilkan air limbah medis maupun non medis, biasanya air limbah tersebut telah diolah dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan disekitarnya.Apakah kadar chemical oxygen demand (COD) dalam air limbah rumah sakit yang telah dilakukan proses pengolahan telah memenuhi standar baku mutu sesuai peraturan menteri lingkungan hidup No.KEP-58/MENLH/12/1995.
1.3 Tujuan
1.4Manfaat
1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kadar chemical oxygen demand (COD) air limbah rumah sakit yang sesuai dengan peraturan Menteri Lingkungan Hidup untuk layak dibuang kebadan air tanpa melakukan pencemaran pada peraiaran disekitar lingkungan.
ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE
TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI
LABORATORIUM SUCOFINDO
ABSTRAK
CONTENT ANALYSIS OF CHEMICHAL OXYGEN DEMAND
(COD) WASTEWATER IN HOSPITAL WITH REFLUXS
TITRIMETRIC METHOD CLOSED IN
LABORATORY SUCOFINDO
ABSTRACT
ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE
TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI
LABORATORIUM SUCOFINDO
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD FAHMI SAHAB
122401127
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA
DAPERTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE
TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI
LABORATORIUM SUCOFINDO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ahli madya
MUHAMMAD FAHMI SAHAB
122401127
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA
DAPERTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : Analisa Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Limbah Rumah Sakit Dengan Metode Titrimetri Refluks Tertutup Di Laboratorium Sucofindo
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Muhammad Fahmi Sahab
Nomor Induk Mahasiswa : 122401127
Program studi : Diploma Tiga (D-3) Kimia
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juni 2015
Disetujui Oleh
Program Studi D-3 Kimia Pembimbing, Ketua,
Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si Dr.Andriayani,S.pd Msi
NIP. 195512181987012001 NIP. 196903051999032001
Disetujui Oleh
Departemen KimiaFMIPA USU Ketua,
PERNYATAAN
ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE
TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI
LABORATORIUM SUCOFINDO
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri.Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2015
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atassegala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini tepat pada waktunya dengan judul Analisa Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Air Limbah Rumah Sakit Dengan Metode Titrimetri Refluks Tertutup Di Laboratorium Sucofindo.
Tugas akhir ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D-3 Kimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak menemukan kendala. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat mengatasi berbagai kendala tersebut dengan baik.
Maka pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abdul halim dan Ibunda jamila. 2. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU.
3. Ibu Dr. Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU.
4. Ibu Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si selaku Ketua Program Studi D-3 Kimia FMIPA USU.
5. Ibu Dr.Andriyani,S.pd M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulisan tugas akhir ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan FMIPA USU yang telah memberikan ilmu dan bantuannya kapada penulis
8. Teman-teman seperjuangan D-3 Kimia stambuk 2012 dan seluruh pihak yang tidak dapt penulis sebutkan satu persatu yang turut andil dalam membantu penulis sehingga selesainya tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa isi dan cara penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk tambahan pengetahuan dan kesempurnaan tugas akhir ini. Segala bentuk masukan yang diberikan akan penulis terima dengan senang hati dan penulis ucapkan terima kasih. Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Medan, juni 2015
ANALISA KADAR CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
PADA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN METODE
TITRIMETRI REFLUKS TERTUTUP DI
LABORATORIUM SUCOFINDO
ABSTRAK
CONTENT ANALYSIS OF CHEMICHAL OXYGEN DEMAND
(COD) WASTEWATER IN HOSPITAL WITH REFLUXS
TITRIMETRIC METHOD CLOSED IN
LABORATORY SUCOFINDO
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Pengharggan iii
Abstrak v
Abstract vi
Daftar Isi vii
BAB 1 Pendahuluan 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Permasalahan 3
1.3.Tujuan 3
1.4.Manfaat 4
BAB II Tinjauan Pustaka 5
2.1.Limbah 5
2.1.1.Pengertian limbah 5
2.1.2.Sumber Air Limbah 5
2.1.3.Dampak Buruk Air Limbah 6
2.2.Limbah Rumah Sakit 7
2.2.1.Jenis Limbah Rumah Sakit 8
2.2.2.Sistem Pengelolahan Limbah cair Rumah Sakit 9
2.3.Chemical Oxygen Demand 11
2.3.1.Pengertian COD 11
2.3.2.Keuntungan COD 11
2.3.3.Kekurangan COD 12
2.3.4.Gangguan COD 12
2.4.Metode Penentuan COD 13
2.5.Analisa Titrimetri 14
BAB III Metodologi 17
3.1.Alat-Alat 17
3.2.bahan-Bahan 17
3.3.Prosedur percobaan 18
BAB IV Hasil Dan Pembahasan 19
4.1.Data Hasil Percobaan 19
4.2.Perhitungan 20
4.3.Pembahasan 21
BAB V Kesimpulan Dan Saran 22
5.1.Kesimpulan 22
Daftar Pustaka 23
Lampiran 24