LAMPIRAN I
DAFTAR JURNAL EIGENFACTOR
Keterangan : INFORMATION SYSTEM RESEARCH JOURNAL Issn :1047-7047
Isi Category :NU,PC Group: Ss
Total Article (5 Yrs) : 228 Publisher : I-N-F-O-R-M-S First Published : 1990 Price : $ 365
LAMPIRAN II
Gambar 1. Tampilan jurnal yang diindeks dan diperingkat Scimago
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek. Edisi revisi 5, cet. 12. Jakarta: Rineka Cipta,
---.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bergstrom, C.2007.Eigenfactor : Measuring the value and prestige of scholarly journals.Collage & Research Libraries News,68 (5).
<http://www.ala.org/ala/acrlpubs/crlnews/backissues2007/may07/eigenfact or.cfm>
Cameron.2005. Trends in the Usage of ISI Bibliometric Data: Uses, Abuse, and Implication,Portal: Libraries and Aacademy, 5,105-125
Chen,Frances L. 2001. Electronic Journal Access: How to Does it Affect the Print Subcription Price?. Arizona,USA.
Eigenfactor. About eigenmetric.<http://eigenfactor.org/about.php>
Elita, R. Funny Mustikasari. 2008. Pendekatan Bibliometrik dalam Komunikasi Ilmiah. <http://funnymustikasari.wordpress.com/page/6/>.
Falagas, ME; Kouranos, VD; Arencibia-Jorge, R. & Karageorgopoulos, DE Perbandingan peringkat jurnal SCImago Indikator dengan faktor dampak jurnal. FASEB J., 22 (8): 2623-8, 2008a
Garfield, E. 2003. The meaning of the impact factor. Int. J. Clin. Health Psychol. 3(2): 363-369.
---. 2006. The history and meaning of the journal impact factor. JAMA-Journal ofthe American Medical Association, 295(1), 90-93.
Hakim. 2012. Penyusunan KaryaTulis Ilmiah.
http://aminawm.wordpress.com/pengertian- jurnal-ilmiah/. Diaksespada 28 Agustus 2015
Hartinah, Sri. 2002. AnalisisSitiran (Citattion Analysis). Makalah .Depok: Masyarakat Informatika Indonesia (kursusbibliometrika).
Hasugian, Jonner. 2005. “Analisis Sitiran terhadap Disertasi program Doktor(S-3) Ilmu Kedokteran sekolah pascasarjana Universitas Sumatera Utara”. Jurnal studi ilmu perpustakaan dan informasi Vol. 1 No.2 . Medan: USU.
High Beam TM Research. 2005. Encyclopedia. <http://www.encyclopedia.com> Diakses tanggal 29 Agustus 2015
Koswara, Jajah. 2000. Pedoman Penerbitan Jurnal Ilmiah : Perguruan Tinggi AgamaIslam.
<http://www.ditpertais.net/regulasi/jurnal/jur3.asp> . Diakses 27 Agustus 2015
Kumar, Shailendra;Singh,Manisha.2011.Structure and Functions of Citation Index. Delhi: International CALIBER
Lasa Hs.1994. Pengelolaan Terbitan Berseri.Yogyakarta: Kanisius
Levine-Clark, M., & Gil, E. L. 2009. A comparative citation analysis of Web of Science, Scopus, and GoogleScholar. Journal of Business and Finance Librarianship, 14(1), 32-46.
<http://dx.doi.org/10.1080/08963560802176348>
LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). 2005. Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 01/E/ 2005 tentang Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Jakarta: LIPI
Mirmani,Anon. 2009. EvakuasiHasilPenelitianbidangHumaniora yang DiterbitkanpadaJurnalWacanaFakultasIlmuPengetahuanBudaya:
SuatuKajianBibliometrik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Murray R. 2009. Writing for academic journals, 2nd edition, Berkshire,England: Open University Press.
Nisonger,T.E .(2004). “The benefits and drawbacks of impact factor for journal collection managent in libraries”. Serials Librarian,vol.47,pp.57-75
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Terbitan Berkala Ilmiah
Prawira, Donni Yudha. 2005. Analisis sitiran terhadap disertasi program doktor (S3) ilmu hukum program pascasarjana universitas sumatera utara. Skripsi program studi ilmu perpustakaan dan informasi USU.
<http://purnomowati.blogspot.com/2006/10/pola-kepengarangan-dan-pola-sitiran_31.html (diakses pada 25 Agustus 2015)
---.2008. Impact factor: Kriteria jurnal internasional <http://pdii.lipi.go.id/impact-faktor-kriteria-jurnalinternasional.html. [Diaskses pada 28 Agustus 2015]
Ramsoy TZ, Skov M. 2014. Brand preference affects the treshold for perceptual awareness, Journal of Consumer Behaviour 13:1-8.
Rousseau, Ronald and STIMULATE 8 Group. 2009. On the relation between the WoS impact factor, the Eigenfactor, the SCImago Journal Rank, the Article Influence Score and the journal h-index. Conference proceedings. Nanjing University
SCImago.. Description of ScimagoJournal Rank Indicator. <http://scimagojr.com/SCImagoJournalRank.pdf.>
Seglen,P.O. 1997. Why the impact factor of journasl should not be used for evaluating research. British Medical Jurnal, 314 (7079),498-502. http://dx.doi.org/10.1136/bmj.314.7079.497
Sophia, Sulastri.2002.”Petunjuk Sitasi Serta Cantuman Daftar Pustaka Bahan Pustaka Online”.Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
<http://pustaka-deptan-go.id/librarian/juknis25.pdf>
Stranack,Kevin. 2008. Starting a New Scholary Journal in Africa. Public Knowledge Project.
Zen, Zulfikar. 2009. Manajemen Terbitan Berseri.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian ilmiah merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2002, 234) penelitian deskriptif adalah “penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
Menurut Azwar (2005, 6) menyatakan bahwa:
Metode deskriptif adalah melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Adapun tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta serta karkteristik mengenai populasi. Data yang dikumpulkan hanya untuk bersifat deskriptif.
Selain itu, Goro (2010) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif dapat
bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan tertentu”. Penelitian ini bersifat komparatif karena membandingkan pemeringkatan Scimago Journal & Country Ranking dan Eigenfactor.
3.2 Unit Analisis
dengan analisis, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya. Berawal dari pendapat tersebut, maka penulismengambil subjek penelitian atau unit analisis dalam penelitian ini adalah pemeringkatan jurnal dan sebagai objek yaitu bidang Library and Information Science.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006, 149) metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data. Metode pengumpulan data ada bermacam-macam antara lain: wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi, yang kesemuanya merupakan bagian dari metode pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dokumentasi, Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Adapun teknik dokumentasi yang peneliti lakukan adalah dengan melakukan browsing / penelusuran ke situs http://www.scimagojr.com/ dan http://eigenfactor.org
Penggunaan teknik ini dilakukan dengan mengamati sumberdata jurnal berdasarkan database dan indikator pemeringkatan.
3. Studi Literatur, Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian. Studi literatur bisa didapatdari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka.
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2002, 136) menyatakan bahwa:
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti yang mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.
Sedangkan, Instrumen pengumpul data menurut Suryabrata (2008) adalah “alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan
dan aktivitas atribut-atribut psikologis”. Atribut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa “untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah
pertanyaan. Sebaliknya untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan”.
Untuk menganalisa data, penulis menggunakan ialah menggunakan cross checking atau yang dikenal dengan check list. Instrumen ini terdiri dari daftar
check list data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan
3.5 Daftar Check List
Daftar check list (√) disusun beberapa indikator. Daftar dibuat untuk mengontrol dan memudahkan pengoreksian. Daftar check list dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Daftar Check List
No. Karakteristik Pembanding
(Indicator rank)
Scimago(SJR) Eigenfactor
(EF) Keterangan Ada Tidak Ada Tidak
1. Kutipan diri (self-citation)
2. Kutipan non-citableitem
3. Item citable
4. Algoritma pemeringkatan
5. Bias Bahasa
3.6 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan prosedur kegiatan sebagai berikut: 1. Melakukan pengumpulan dan penilaian jumlah publikasi pada
Scimago Journal & Country Rank (http://www.scimagojr.com/) dan Eigenfactor (http://www.eigenfactor.org) periode tahun 2013
2. Pengumpulan dan penilaian jumlah publikasi yang digunakan kembali atau dikutip oleh pengguna database Scopus dan Web of Science.
3. Membandingkan pemeringkatan dariScimago journal&country Rank
(http://www.scimagojr.com/) dan Eigenfactor (http://eigenfactor.org) kategori bidang Library and Information Science periode tahun 2013.
Tabel 2. Daftar Perbandingan Pemeringkatan Scimago dan Eigenfactor Tahun 2013 bidang Library and Information Science
No. Jurnal
2013
Scimago Journal Rank
2013 Eigenfactor Skor Rank
Total Kutipan
3 y
h-indeks Rank Skor
Article Influence
1. 2.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan cara memperoleh data, jenis dan sumber data penelitian dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Data Primer, yaitu hasil dari penelusuran (searching)Website perpustakaan, yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan seluruh panca indera dengan cara merekam kejadian, menghitung, mengukur, mencatat, dan menganalisisnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang perbandingan pemeringkatan pada SCImago Journal Rank dan Eigenfactor studi kasus bidang Library and Information Science menghasilkan analisis sebagai berikut:
4.1 Pengukuran Jurnal
Pengukuran jurnal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengukur kinerja atau dampak dari jurnal ilmiah berdasarkan analisis sitiran. Setiap pengukuran memiliki indikator atau fitur khusus tersendiri, tetapi secara umum bertujuan untuk menyediakan peringkat dan ruang lingkup kinerja jurnal yang memudahkan peneliti dalam membandingkan suatu indeks database dan pengambilan keputusan. Berhubungan dengan banyaknya jurnal dihasilkan berbagai bidang ilmu di seluruh dunia ini maka diperlukan sebuah “indexs
database” dan “journal metric” yang bertujuan untuk memberikan peringkat dan
memberikan penilaian terhadap kualitas dari jurnal yang bersangkutan. Hal ini sangat penting untuk menentukan bobot atau kualitas dari hasil penelitian dan juga kredibilitas dari seorang peneliti. Seorang peneliti akan semakin diakui atau dipercayai secara mendunia apabila karya ilmaiah bisa dimuat pada jurnal dengan peringkat level atas.
menganggap karya ilmiah atau jurnal tersebut penting. Sitiran jurnal juga dapat dihitung, sehingga menunjukkan betapa pentingnya sebuah jurnal tertentu untuk komunitasnya serta dibandingkan dengan jurnal lainnya. Penggunaan sitiran/kutipan dalam penilaian penelitian menunjukkan bahwa artikel berkualitas tinggi cenderung lebih sering dikutip
Pengukuran jurnal menggunakan metodologi yang berbeda dan tentunya sumber data berbeda pula, sehingga menawarkan perspektif yang berbeda pada lingkup penerbitan ilmiah, dan bibliometricians menggunakan pengukuran yang berbeda tergantung pada fitur apa yang mereka ingin di pelajari. Hal ini telah menjadi perhatian banyak peneliti yang ingin mengetahui dan menguji dampak dari sejumlah jurnal baik bidang sain maupun sosial. Dengan menggunakan berbagai metode untuk menganalisis dan menguji suatu indikator pemringkatan. Terlihat juga pada beberapa pemeringkatan jurnal yang saat ini berkembang dan direalisasikan dalam pemeringkatan SCImago Journal Rank dan Eigenfactor.
4.2 Perbandingan Karakteristik Informasi Scimago dan Eigenfactor 4.2.1 Karakteristik Informasi SCImago
sumber dengan Scimago relatif tinggi bernilai lebih dari kutipan dari sumber dengan Scimago rendah.
Satu kekurangan dengan ukuran ISI Journal Impact Factor adalah bahwa hal itu tidak melakukan diskriminasi kualitas dari sumber mengutip. Untuk mengatasi kekurangan ini, database alternatif jurnal metrik kutipan itu dikembangkan oleh para peneliti di Spanyol bernama SCImago Jounal Ranking (www.scimagojr.com). SCImago mengungkapkan jumlah rata-rata bobot dari kutipan yang diterima di tahun dipilih oleh dokumen yang diterbitkan dalam jurnal selama tiga tahun sebelumnya. Menawarkan perbaikan penting atas database ISI Impact Factor (Falagas et al, 2008).
Scimago dapat digambarkan sebagai indikator prestise jurnal. Hal ini didefinisikan bobot dari empat hal :
1. Hal pertama adalah semacam prestise minimum (yang sama untuk semua jurnal, tetapi tergantung pada total database);
2. Hal kedua tergantung pada jumlah artikel yang dipublikasikan (jendela kutipan tiga tahun digunakan);
3. Hal ketiga adalah tergantung pada prestise jurnal yang mengutip;
4. Hal keempat adalah dimana kontribusi dari jurnal yang tidak terhubung ke jaringan kutipan diperhitungkan. Hal tersebut tergantung pada jumlah artikel yang dipublikasikan. The SCImago Journal Pangkat indikator dihitung dengan menggunakan basis data Elsevier- Scopus.
Gambar 2. Tampilan jenis informasi pada homepage SJR
Gambar 4. Indikator Scimago dan Tampilan Chart indikator
Scopus adalah database internasional dunia yang paling komprehensif dan multi-disiplin untuk literatur ilmiah, jurnal yang berisi terutama ilmiah dan prosiding konferensi. Jurnal termasuk dalam Scopus memenuhi standar mutu akademik, khususnya sistem peer-review. Scopus mencakup publikasi ilmiah dari seluruh wilayah dan luas koleksi judul jurnal dalam bahasa non-Inggris.
SCImago memiliki lebih luasnya cakupan untuk literatur karena hal itu bergantung pada data yang diberikan dari Scopus, banyak yang tidak dilacak oleh database ISI. Peringkat jurnal SCImago ini juga lebih stabil karena mereka menggabungkan data dari jangkauan yang lebih luas dari tahun. ISI Impact Factor melihat satu tahun dari kutipan artikel yang dipublikasikan dalam dua tahun sebelumnya, tetapi perhitungan Scimago Journal Ranking melihat satu tahun dari kutipan artikel yang dipublikasikan dalam tiga tahun sebelumnya.
4.2.2 Karakteristik Informasi EigenFactor
Eigenfactor adalah proyek penelitian akademik non-komersial disponsori oleh laboratorium Bergstrom di Departemen Biologi di University of Washington. Ini metrik, mengandalkan Google PageRank, yang diperkenalkan oleh Bergstrom sendiri (2007, 2008), berdasarkan data sitiran untuk menilai pengaruh jurnal dan untuk memperbaiki beberapa bias dari Impact Factor:
1. Perbedaan prestise antara mengutip jurnal: kutipan tunggal dari jurnal berkualitas tinggi adalah lebih berdampak daripada beberapa kutipan dari jurnal sekunder
2. Perbedaan mengutip dokumen: kutipan yang dibuat oleh artikel review menghitung kurang dari kutipan dibuat oleh sebuah artikel penelitian mengutip hanya literatur yang relevan
Literatur ilmiah (hasil penelitian) membentuk jaringan yang luas dari makalah akademik terhubung ke satu lain dengan data yang bibliografi, seperti kutipan. Struktur jaringan ini mengandung informasi menarik tentang karya ilmiah atau jurnal yang penting dan relevan, tentang pengaruh relatif dari jurnal individu, dan juga tentang pola hubungan antar disiplin ilmu. Tujuan dari eigenfactor.org adalah untuk mengembangkan cara penggalian informasi ini.
Eigenfactor mirip dengan algoritma Google PageRank yang diterapkan pada halaman web. Menurut pendekatan ini jurnal dianggap berpengaruh jika sering dikutip oleh lainnya jurnal berpengaruh. Eigenfactor jurnal mencerminkan perkiraan persentase waktu yang penulis dengan jurnal. Perhitungan ini didasarkan pada simulasi matematika. Algoritma Eigenfactor sesuai dengan model dinamis sederhana penelitian di mana penulis mengikuti rantai kutipan karena mereka bergerak dari jurnal ke jurnal. Dengan demikian secara langsung menentukan perkiraan seberapa kecenderungan penggunaan jurnal oleh penulis. (lihat http://eigenfactor.org)
Gambar 6. Tampilan Awal Eigenfactor
Gambar 8. Tampilan Menu Journal Ranking Eigenfactor
Eigenfactor Score memeriksa artikel dari jurnal yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir untuk mengukur berapa kali mereka telah dikutip pada tahun Journal Citation Report dan berat kutipan ini menggunakan sebuah algoritma, yang memperkirakan persentase waktu pembaca jurnal menghabiskan membaca jurnal. Hal ini didasarkan pada premis bahwa peneliti menemukan cukup besar jumlah publikasi yang mereka baca melalui daftar referensi yang terkandung dalam artikel jurnal. Untuk 2013, Eigenfactor memeringkat 11.002 jurnal. Sebagai perbandingan, untuk tahun 1997 terdaftar hanya 6.439 jurnal.
Influence Skor adalah 1.00; skor yang lebih besar dari 1,00 menunjukkan bahwa
4.3 Hasil Analisis menggunakan Check List
Hasil penelusuran yang dilakukan terhadap pemeringkatan jurnal dengan menggunakan metode check list sesuai denganfaktor yang mempengaruhi impact factor menurut Gasparyan (2010) dilihat pada indikator rank di bawahini:
Tabel 3. Hasil Check List Berdasarkan Indikator
No. Karakteristik Pembanding (Indicator rank) Scimago (SJR) Eigenfactor (EF) Keterangan Ada Tidak Ada Tidak
1. Kutipan diri (self-citation)
√ * - - √ Pada scimago
self-citation terbatas hanya sekitar *33%, sedangkan Eigenfactor mengabaikan self-citation.
2.
Non-citableitem
√ - - √ Scimago meliputi item
citable dan item non-citable di formula penyebut.
3. Item citable √ - - √ Eigenfactor tidak
memiliki penyebut dan dipengaruhi hanya dengan total kutipan tidak item citable jurnal.
4. Algoritma
pemeringkatan
√ - √ - Scimago dan Eigenfactor
menggunakan algoritma Google PageRank
5. Bias Bahasa - √ √ - SJR menerima jurnal
non-Inggris yang terakhir masih terwakili,
4.4 Analisis Deskriptif
Berdasarkan indikator sebelumnya hasil dari pengukuran berdasarkan 5 indikator yang berkaitan pada pemeringkatan Scimago dan Eigenfactor akan dijelaskan dalam uraian berikut. Dari hasil analisis, indikator yang digunakan ialah 5 elemen penting faktor mempengaruhi Impact Factor, yaitu:
1. Kutipan diri (self-citation) Karakteristik
Pembanding Scimago Eigenfactor
Kutipan diri (self-citation) Pada scimago self-citation terbatas hanya sekitar *33%.
Mengesampingkan self-citation jurnal dalam perhitungan;
Jurnal secara luas memiliki berbagai tingkat self-kutipan, sepertiga dari semua atau dua puluh persen untuk kutipan self-citation. Terdapat fakta dari beberapa daerah subjek, editor bersikeras penulis memasukkan kutipan ke dalam artikel mereka yang tidak perlu untuk jurnal mereka dan praktek ada penerbit mendukung. ISI tidak menangguhkan jurnal dari JCR jika mereka memiliki bukti penyalahgunaan sistematis, namun eigenfactor mengesampingkan self citation. Pada scimago self-citation terbatas hanya sekitar 33% hal ini dikarenakan agar tidak terlalu mempengaruhi skor dampak jurnal.
2. Non-citable item Karakteristik
Pembanding Scimago Eigenfactor
Non-citable item Scimago meliputi item citable dan item non-citable di formula penyebut.
Keterbatasan dalam literatur penting dilaporkan, antara lain, masalah yang terkait dengan sumber data yang digunakan, terutama Web of Science. Standar dan alat yang paling banyak digunakan untuk menghasilkan kutipan data guna penilaian dan kritik penelitian. Dicatat bahwa Web of Science : (1) meliputi terutama artikel berbahasa Inggris jurnal yang diterbitkan di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada; (2) terbatas pada kutipan dari jurnal dan makalah diindeks dalam database ISI; (3) menyediakan cakupan yang berbeda antara bidang penelitian; (4) tidak menghitung kutipan dari buku-buku dan sumber non-citable ISI lainnya; dan (5) memiliki kesalahan mengutip (misalnya, homonim, sinonim, dan inkonsistensi dalam penggunaan inisial dan ejaan nama non-Inggris). Untuk ringkasan rinci potensi analisis kutipan untuk penilaian penelitian, dapat merujuk ke penelitian Wallin (2005). Namun Eigenfactor tetap membuat suatu pengukuran berdasarkan database Web Of Science dan indikator tersendiri yang tetap mewakili kutipan artikel jurnal yang terindeks. Selain itu eigenfactor juga memfasilitasi dengan penelusuran ke database seperti Cost Effectiveness terdapat beberapa fasilitas pencarian seperti Scholarly Publishing, Mapping Science, Navigating Science, Sociology Science.
3. Item citable
Karakteristik
Pembanding Scimago Eigenfactor
Item citable Scimago meliputi item citable dan item non-citable di formula penyebut.
Eigenfactor tidak memiliki penyebut apapun dan terbatas terhadap jumlah item citable. Dengan kata lain jumlah artikel dengan rendahnya cenderung memiliki skor Eigenfactor lebih rendah.
Definisi 'item citable' yang menjadi konten dalam indeks database termasuk laporan dengan makalah ulasan sejawat (artikel penelitian, makalah prosiding, dan tinjauan). Hal ini juga berkaitan dengan penyimpanan dan konten database karena terdapat beberapa perbedaan mengenai “item citable” pada
[image:32.595.128.494.496.671.2]Scimago dan Eigenfactor. Pada Eigenfactor hanya di ketahui jenis jurnal saja yang menjadi item citable, sedangkan pada SCImago terdiri dari artikel (A), ulasan artikel ( R), dan prosiding atau makalah konferensi (CP).
Gambar 9. Perbandingan jumlah konten pada Scopus dan Web of Science Sumber : Web of Science Real Facts,Web of Science titles list and Scopus own
Cara kerja fasilitas kutipan pada setiap indeks database terdapat perbedaan yaitu Web of Science menggunakan Incite dan Scopus. menggunakan Scival dan Journal Analyzer (Citation Tracker). Berikut beberapa interface screenshoot masing-masing fasilitas indeks datbase :
A. Incite (Web of Science)
[image:33.595.126.508.368.670.2]Incites adalah yang disesuaikan, alat evaluasi penelitian berbasis kutipan di Web yang memungkinkan peneliti untuk menganalisis produktivitas kelembagaan dan acuan output terhadap rekan-rekan di seluruh dunia.
B. SciVal (Scopus)
[image:34.595.117.511.238.384.2]SciVal Strata adalah alat visualisasi yang membantu pengguna melacak tim dan kinerja penelitian individu di spektrum yang fleksibel dari tolok ukur dan tindakan
Gambar 11. Tampilan Menu SciVal pada Scopus
[image:34.595.113.513.412.718.2]Gambar 13. Tampilan Menu Citation Tracker
[image:35.595.115.512.417.715.2]Pada gambar diatas menyatakan bahwa hal tersebut dapat melihat proporsi konten ulasan di Scopus dengan melihat dokumen untuk jurnal tertentu. Ini berarti peneliti dan akademisi bisa menilai dampak ulasan yang dimiliki. Dalam Scopus Journal Analyzer cukup klik pada tab 'ulasan persentase' untuk melihat proporsi konten ulasan yaitu Citation Tracker dan beberapa menu lainnya. Hal ini memungkinkan peneliti untuk lebih menilai kelebihan sebuah jurnal tertentu.
Pentingnya pemeringkatan juga meningkatkan kualitas sistem pemeringkatan itu sendiri. Masing-masing berupaya dengan menampilkan kelebihan yaitu penggunaannya menjadi lebih praktis, meskipun masih terdapat kekurangan pada setiap pengukurun dan pemeringkatan jurnal. Berikut beberapa kelebihan yang menjadi pertimbangan dalam pemeringkatan jurnal SCImago :
1. Transparansi
Pada Scimago dampak jurnal dihitung langsung dari database
Scopus dan memungkinkan untuk transparansi data kutipan jurnal. Sedangkan Journal Citation Report melakukan pengkuran dan pemeringkatan impact factor secara internal untuk komunitas riset dan hanya dapat dihitung oleh Thomson Reuters.
2. Normalisasi bidang subjek
Biologi jurnal memiliki impact factor besar dibandingkan dengan
jurnal Matematika, yang mencerminkan kutipan perilaku yang berbeda dalam berbagai bidang ilmu, bukan kualitas.
Bahkan dalam satu bidang subjek, terdapat perilaku kutipan yang
impact factor karena kualitas atau perilaku. Misalnya perbandingkan jurnal dasar dan terapan. Faktor lain yang mempengaruhi total kutipan adalah tingkat keusangan suatu bidang ilmu yang berbeda antara bidang Eksakta dan Non-Eksakta.
SJR mengambil perbedaan dalam perilaku memperhitungkan,
dalam cara mereka dihitung, sehingga tidak perlu khawatir tentang perbedaan bidang ilmu.
3. Waktu kutipan tiga tahun
„Citation window' atau waktu kutipan adalah jumlah tahun konten
yang didasarkan pada pengukuran.
Kedua SCImago menggunakan rentang waktu kutipan tiga tahun
untuk metrik jurnal mereka. Rentang waktu ini adalah pilihan yang sesuai untuk database yang luas seperti Scopus. Hal ini diambil dari sebuah makalah yang diterbitkan oleh kelompok riset SCImago: What is behind the average and the importance of indicators of citations in different disciplines oleh Bárbara S.
Lancho-Barrantes, Vicente P. Guerrero-Bote dan Félix
Moya-Anegón, Journal of Information Science, Juni 2010; vol. 36, 3:
371-382 pp..
Thomson Reuters menerbitkan dua versi dari impact factor dengan
pertimbangan terbaik, meskipun beberapa bidang bergerak lambat, dan mungkin bias terhadap bidang yang cepat.
4. Tahan terhadap manipulasi
SJR hanya mempertimbangkan kutipan yang dibuat oleh konten
peer-review dan diarahkan untuk peer-review. Hanya jenis dokumen prosiding dan ulasan dipertimbangkan dalam perhitungan. Sejak jenis dokumen ini akan melalui proses pemeriksaan yang ketat itu juga jauh lebih sulit untuk mengganggu konten.
Konten-peer review di Scopus sama halnya dengan artikel, ulasan
dan makalah konferensi. 5. Luasnya cakupan
Journal Citation Report dan Eigenfactor tidak menyediakan
dampak jurnal (impact factor) ke semua jurnal terindeks di Web of Science, sementara pustakawan dan ilmuwan membutuhkan nilai-nilai untuk semua jurnal untuk mengevaluasi dan membandingkan jurnal tersebut. Scopus memberikan nilai metrik jurnal untuk semua jurnal peer-review diindeks dalam database.
Kelemahan dalam beberapa situasi untuk SJR: Jika jurnal sering
topikal dan memiliki potensi kutipan yang lebih rendah. Penghitungan sedikit rumit dan kompleks.
Adapun yang menjadi kelebihan atau karakteristik utama sebagai pengukuran dan pemeringkatan jurnal Eigenfactor yaitu :
1. Algoritma Eigenfactor (PageRank) menggunakan struktur seluruh jaringan (seluruh total kutipan) untuk mengevaluasi pentingnya setiap jurnal. Kutipan dihitung dalam ilmu sains dan ilmu sosial. 2. Eigenfactor dan Article Influence menyesuaikan perbedaan kutipan
dan praktek di disiplin dengan menggunakan kutipan jaringan. Hal ini memungkinkan perbandingan yang lebih baik di seluruh penelitian daerah.
3. Perhitungan Eigenfactor dan Article Influence didasarkan pada kutipan yang diterima selama periode lima tahun. Dengan demikian indikator ini menjelaskan lebih baik untuk disiplin yang berbeda.
5. Eigenfactor mengandalkan Journal Citation Report (Thomson Ruters) sebagai indeks database atau kategori kutipan upaya pemetaan bidang ilmu http://www.eigenfactor.org/map/maps.htm. Kategori Eigenfactor berbeda dari kategori Thomson terutama : a) Tugas yang unik: setiap jurnal ditugaskan untuk hanya satu
kategori berbeda dengan Thomson Pendekatan dengan beberapa kategori tugas
b) Kelompok atau "bidang ilmu" didefinisikan menurut pola sitiran atau kutipan. Sebagai konsekuensi dari ini pendekatan, bidang bervariasi dalam ukuran sesuai dengan perilaku kutipan mereka.
Namun terdapat pula kekurangan dalam pemeringkatan Eigenfactor dan ini menjadi pembeda dengan SCImago antara lain :
1. Tidak ada perbedaan jenis dokumen antara peer-review, catatan editorial, dan lain-lain.
2. Tidak mendukung perbandingan antar disiplin ilmu. 3. Metodologi yang kompleks.
4. Validitas masih dipertanyakan.
[image:41.595.116.531.331.612.2]5. Pemutakhiran website jarang dilakukan.
Perbedaan konten item citable dan non citable yang di indeks pada database Scopus dan Web of Science di karekan seleksi kriteria yang menjadi proses utama sebelum di peringkat. Banyak hal yanng menjadi kriteria penilaian. Berikut seleksi kriteria pada Scopus :
Gambar 16. Seleksi Kriteria Scopus Sumber : elsevier.com
Gambar 17. Kriteria evaluasi ulang jurnal pada Scopus
Sumber : http://blog.scopus.com/posts/scopus-launches-annual-journal-re-evaluation-process-to-maintain-content-quality
[image:43.595.131.510.402.707.2]Gambar 19 .Proses Seleksi jurnal Web of Science
4. Algoritma pemeringkatan Algoritma
pemeringkatan Scimago Journal Rank Eigenfactor Menggunakan
Google Pagerank
SJR berasal dari filosofi yang sama dengan Google PageRank. Nilai dapat diturunkan dari jaringan yang terhubung di mana elemen memiliki hubungan timbal balik. Link ini memiliki nilai yang berbeda tergantung dari mana kutipan berasal.
Algoritma Eigenfactor terkait dengan eigenfactor sentralitas yang ukuran jaringan dan pada dasarnya
adalah PageRank
“berbobot” yang
diperkenalkan oleh Bollen et al.,(2006).
Skor Eigenfactor adalah model skala sehingga mereka jumlah lebih dari semua jurnal yang tercantum dalam Journal Citation Reports (JCR) adalah 100.
SCImago Journal Rank berasal dari filosofi yang sama dengan Google PageRank. Nilai dapat diturunkan dari jaringan yang terhubung di mana elemen
memiliki hubungan timbal balik. Link ini memiliki nilai yang berbeda, disesuaikan di mana mereka berasal. Tetapi ada beberapa perbedaan:
1. Di Google PageRank, nilai (prestise atau bobot) berasal dari jumlah hyperlink yang masuk. Untuk SCImago itu adalah jumlah kutipan yang
masuk.
2. Google PageRank meliputi keseluruhan untuk bilangan bulat antara 1 dan
10; SCImago menggunakan skala kontinyu.
3. Google PageRank terbuka untuk manipulasi karena hyperlink dihitung
dokumen yang kutipan tersebut berasal, sehingga sangat tahan terhadap manipulasi.
4. Google PageRank tidak berlaku „window hyperlink‟ - itu penting Total hyperlink yang masuk pada hari itu dihitung. SCImago berlaku jendela
kutipan (window hyperlink) tiga tahun.
Eigenfactor dikembangkan untuk melengkapi kelemahan pada impact factor dan nilainya yang dihitung dengan cara sama Google Search Engine yaitu
algoritma PageRank. Ada dua perbedaan kecil antara metode PageRank jurnal yang diterapkan Bollen dan metode Eigenfactor yang diaplikasikan West yaitu:
1. Jurnal PageRank menyertakan self-citation dalam pengukuran jurnal, sedangkan metode Eigenfactor tidak. Pengecualian self-citation jurnal dalam metode Eigenfactor dimaksudkan untuk menghindari peningkatan skor impact factor jurnal.
Beberapa metode pengukuran berdasarkan algoritma pemeringkatan jurnal :
1. Impact Factor (Eugene Garfield 1966)
Faktor Dampak (IF) yaitu ukuran frekuensi dengan yang 'rata-rata artikel' dalam jurnal telah dikutip dalam tahun tertentu atau periode wokinfo.com/essays/impact-factor/
2. H-index ( Hirsch 2005)
Dikembangkan oleh seorang ahli fisika yang menunjukkan dampak luas kerja individu.
3. Eigenfactor dan Article Influence (Dr. West and Dr. Bergstrom 2007 ) Skor Eigenfactor adalah skala sehingga jumlah dari skor Eigenfactor dari semua jurnal yang tercantum di Thomson Journal Citation Reports (JCR) adalah 100. Sedangkan Article Influence mengukur pengaruh rata-rata per artikel makalah di jurnal
4. Scimago (SJR)
Sebuah kutipan dari sumber dengan SJR relatif tinggi bernilai lebih dari kutipan dari sumber dengan SJR rendah.
Berdasarkan algoritma penghitungan diatas maka hasil penelusuran jurnal bidang tertentu akan berbeda. Apabila elemen impact factor sebelumnya berbeda signifikan maka proses pemeringkatan tentu tidak akan sama.
5. Bias Bahasa Karakteristik
Pembanding Scimago Eigenfactor
Bias Bahasa SJR menerima jurnal non-Inggris yang terakhir masih terwakili, penyusunnya 15% dari total jumlah jurnal termasuk pada database Scopus.
Sedangkan pada Eigenfactor kurang terwakili dalam database Web of Science, meskipun terdapat beberapa jenis bahasa yang diindeks
Saat ini SCImago memiliki judul yang memiliki konten teks penuh dalam 50 bahasa yang berbeda. Banyak jurnal sekarang memiliki fasilitas untuk memungkinkan pembaca untuk membaca terjemahan bahasa Inggris dari situs jurnal mereka serta mampu membaca pilihan dari makalah yang diterbitkan dalam bahasa Inggris. Banyak jurnal juga termasuk terjemahan Inggris dari beberapa penulis mereka bekerja atau menerbitkan beberapa artikel dalam bahasa Inggris, yang memungkinkan peneliti internasional untuk mengakses penelitian secara langsung, serta dialog mendorong dan kolaborasi.
Namun saat ini web of science meminimalisir bias bahasa dengan memperluas penggunaan bahasa non inggris dalam mengindeks jurnal sehingga tidak terjadi bias bahasa pada jurnal subjek tertentu. Namun pada bidang subjek library and information science pada database scopus dan web of science tidak terlihat signifikan namun ada sedikit perbedaan dalam peringkat jurnal tertinggi pada Scimago yaitu College & Research Libraries (3,54/1) dan jurnal Information Systems Research (0.007/1).
Tabel 2. Daftar Perbandingan Pemeringkatan Scimago dan Eigenfactor bidang Library and Information Science
Jurnal
2013
Scimago Journal Rank
2013 Eigenfactor
Skor Rank
Total Kutipan
3y (2013)
h-indeks Rank Skor
Article Influence
Information Systems
Research 3,402 2 960 108 1 0.007 1.9
Journal Of Health
Communication 1,049 7 902 53 2 0.005 0.7
International Journal Of
Information Management 1,298 5 788 58 3 0.002 0.5
Government Information
Quarterly 1,013 8 787 52 4 0.002 0.4
Journal Of Documentation
1,003 9 218 45 5 0.002 0.5
Library & Information
Science Research 1,817 3 258 38 6 0.001 0.6
Research Evaluation
0,901 11 180 25 7 0.001 0.5
Journal Of Academic
Librarianship 1,379 4 275 37 8 0.001 0.3
College & Research
Libraries 3,54 1 258 35 9 0.001 0.5
Journal Of The Medical
Library Association 0,694 16 198 40 10 0.001 0.3
Information Research-An International Electronic Journal
0,521 20 137 32 11 0.001 0.3
Health Information And
Libraries Journal 0,711 15 175 26 12 0.001 0.4
Library Journal
0,2 27 36 16 13 <0.001 0.1
Library Hi Tech
Social Science Information
(Sur Les Science Sociales) 0,318 26 78 24 15 <0.001 0.3
Library Trends
0,409 22 103 33 16 <0.001 0.2
Profesional De La
Informacion 0,362 25 166 12 17 <0.001 <0.1
Electronic Library
0,774 14 179 24 18 <0.001 0.1
Library Quarterly
1,137 6 70 70 25 <0.001 0.3
Serials Review
0,99 10 63 16 20 <0.001 0.3
Journal Of Librarianship
And Information Science 0,598 18 60 17 23 <0.001 0.3
Reference & User Services
Quarterly 0,81 13 90 23 22 <0.001 0.1
Libri 0,42 21 49 16 23 <0.001 0.1
Library Collections Acquisitions & Technical Services
0,595 19 34 16 24 <0.001 0.2
Malaysian Journal Of Library & Information Science
0,367 24 43 13 25 <0.001 0.1
Interlending & Document
Supply 0,626 17 53 11 26 <0.001 <0.1
Library And Information
Science 0,145 29 6 4 27 <0.001 <0.1
Investigacion
Bibliotecologica 0,14 30 8 4 28 <0.001 <0.1
Canadian Journal Of Information And Library Science-Revue Canadienne Des Science
0,404 23 30 12 29 <0.001 <0.1
Zeitschrift Fur Bibliothekswesen Und Bibliographie
0,189 28 10 4 30 <0.001 <0.1
African Journal Of Library Archives And Information Science
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan analisis pemeringkatan jurnal Scimago Journal Rank dan Eigenfactor studi kasus bidang Library and Information Science tahun 2013 dengan metode checklist dan beberapa indikator yaitu selfcitation, item citable, item non citatble, algoritma dan bias bahasa maka jurnal terindeks sebanyak 31
jurnal dengan peringkat jurnal yang sedikit berbeda antara Scimago (College & Research Libraries (1/3,54) dan Eigenfactor (Information Systems Research (1/0.007). Elemen yang paling mempengaruhi pengukuran impact factor yaitu self-citation, item citable dan algoritma pemeringkatan. Selain itu pengukuran juga di pengaruhi karakteristik masing-masing pemeringkatan yaitu:
1. Perbedaan jenis klasifikasi dokumen kategori bidang ilmu dan informasi . 2. Database perbedaan cakupan konten (jurnal, prosiding, buku, terbitan
berseri dan lain-lain) dan rentang waktu kutipan.
3. SJR – cara mengutip jurnal yang memiliki prestise rendah atau tinggi. 4. Eigenfactor – skor Eigenfactor dipengaruhi oleh jumlah artikel di jurnal
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, penulisan mengajukan beberapa saran kepada beberapa pihak yang dianggap memeiliki hubungan dengan penelitian ini, yaitu:
1. Peneliti maupun dosen lebih menyesuaikan kriteria seleksi penerbitan karya ilmiah (jurnal ilmiah, prosiding, buku berseri, agar terindeks pada database Scopus dan Web of knowlegde serta diperingkat untuk mendapat skor impact factor. Karena penelitian yang mendapat pengakuan secara internasional yaitu terindeks pada database Scopus dan Web Of Knowledge yang menjadi rujukan DIKTI-SIMLIBTABMAS.
2. Menggunakan pemeringkatan jurnal lainnya pada bidang ilmu (sains atau sosial) sesuai kebutuhan informasi dan sebagai data pembanding seperti pemetaan pengetahuan, jaringan kutipan (citation network), harga jurnal, lokasi penerbit dan kolaborasi pengarang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bibliometrika
Istilah Bibliometrik telah ada pada abad ke 20 dengan terbitnya karya Cole dan Eales tentang bibliografi statistik. Namun seiring dengan perkembangannya, pada tahun 1942, Raisig menggunakan istilah bibliometrik dengan “statisticial
bibliography” dalam tulisannya mengenai analisis sitiran, dan istilah ini masih
dipakai sampai 1960. Namun pada tahun 1969 Pritchard mengusulkan istilah baru dengan nama biblimetrics (bibliometrika).
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu bibliometrika mulai diperkaya dengan istilah-istilah baru yang masih memiliki hubungan dengan bibliometrikaistilah tersebut yaitu: “scientometrics” (diperkenalkan oleh T. Braun pada tahun 1977), istilah “informetrics” (diperkenalkan oleh Otto Nacke pada tahun 1979), dan istilah “discometrics” (diperkenalkan oleh W. C. Rorick pada tahun 1987). Akhirnya pada tahun 1990 hingga sekarang, bermula dalam dunia maya atau biasa disebut internet muncul istilah “webometrics” dan
“cybermetrics”. Seluruh istilah tersebut semakin memperkaya perbendaharaan
2.1.1 Definisi Bibliometrika
Pendapat serupa telah lebih dulu dinyatakan oleh Pritchard dalam Mustikasari (2008,1) yaitu: “bibliometrika adalah aplikasi metode statistika dan
matematika terhadap buku dan media lainnya dari komunikasi terekam”.
Menurut Esshra (2007,7) pengertian biblimetrics adalah “bibliometrics is a study or measurement of formal aspects of texts, documents, books and
information”, artinya bibliometrik adalah sebuah studi atau ukuran dari
aspek-aspek yang formal pada teks, dokumen, buku dan informasi.
Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa definisi bibliometrik adalah sebuah studi penerapan metode statistika dan matematikaterhadap buku dan media lainnya dari komunikasi terekam.
Menurut Glanzel (2003, 9-10) ada tiga komponen bibliometrika, yaitu: 1. Bibliometrics for biblimetricians (Methodology)
2. Biblimetrics for scientific disciplines (Scientific information) 3. Bibliometrics for science policy and management (science policy)
Definisi dari ke tiga komponen bibliometrika tersebut adalah (1) bibliometrika untuk pengguna bibliometrika sebagai metodologi (2) bibliometrika untuk bidang ilmiah sebagai informasi ilmiah (3) bibliometrika untuk kebijakan ilmiah dan manajemen sebagai kebijakan ilmiah.
karya Garfield yang dianggap tonggak dalam analisis sitasi, seperti pasangan bibliografi, kositasi, dan analisi sitiran.
Studi bibliometrik merupakan bagian informetrik yang merupakan kajian kuantitatif terhadap informasi terekam dan berkaitan dengan data berupa angka.
Hal ini berkaitan dengan tiga komponen bibliometrik dan dua kelompok kajian untuk mendapat gambaran mengenai aspek analisis data kuantitatif.
2.1.2 Definisi Informetrika
Informetrik dianggap lebih luas dari pada bibliometrik, karena menurut Ingwersen & Christensen (1997, 13) menyatakan bahwa definisi informetrik adalah;
“The term informetrics designates a recent extension of the traditional
bibliometric analyses also to cover non-scholarly communities in which
information is produced, communicated, and used”, artinya istilah informetrik
menunjukkan sebuah ekstensi terbaru dari analisis bibliometrik tradisional juga meliputi komunitas non-ilmiah dimana informasi yang dihasilkan, dikomunikasikan dan digunakan.
Definisi lain menurut Wilson (2001) menyatakan menyatakan bahwa
“informetrics is the quantitative study of collections of moderate-sized units of
potentially informative text, directed to the scientific understanding of
informingprocesses at the social level” dapat diartikan definisi informetrik yaitu
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui definisi informetrik adalah studi yang mengkaji aspek kuantitatif dari komunikasi informal atau lisan, komunikasi terekam, kebutuhan dan penggunaan informasi dengan ruang lingkup praktis dan teoritis.
2.1.3 Tujuan Bibliometrika
Brookes dalam Sulistyo-Basuki (2002,7) menguraikan bahwa tujuan umum analisis kuantitatif terhadap bibliografi adalah:
a. merancang bangun sistem dan jaringan informasi yang lebih ekonomis. b. penyempurnaan tingkat efisiensi proses pengolahan informasi.
c. identifikasi dan pengukuran efisiensi pada jasa bibliografi yang ada dewasa ini.
d. meramalkan kecendrungan penerbitan.
e. penemuan dan elusidasi hukum empiris yang dapat menyediakan basis bagi pengembangan sebuah teori dalam ilmu informasi.
Berbeda dengan pendapat di atas, Purnomowati (2008,2) menegaskan bahwa ”bibliometrika dapat digunakan sebagai metode kajian yang bersifat
deskriptif, misalnya yang berkaitan dengan kepengarangan, dan bersifat evaluatif misalnya untuk mengkaji penggunaan literatur melalui analisis sitiran”.
2.1.4 Manfaat Bibliometrika
Manfaat Aplikasi kuantitatif dari bibliometrika bagi perpustakaan menurut Sulistyo-Basuki (2002,8), adalah sebagai berikut:
a) Identifikasi literature inti
b) Mengidentifikasi arah gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu yang berlainan
c) Menduga keluasan (comprehensiveness) literature sekunder d) Mengenali pemakai berbagai subjek
e) Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai subjek
f) Mengukur manfaat jasa SDI ad hoc dan retrospectif
g) Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan mendatang
h) Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai ilmu
i) Merumuskan garis haluan pengadaan berbasis kebutuhan yang tepat dalam batas anggaran belanja
j) Mengembangkan model eksperimental yang berkorelasi atau melewati model yang ada
k) Menyusun garis haluan penyiangan dan penempatan dokumen di rak secara tepat
l) Memprakarsai sistem jaringan aras ganda yang efektif m) Mengatur arus masuk informasi dan komunikasi
n) Mengkaji keusangan dan penyebaran literatur ilmiah (melalui penggugugusan dan pasangan literatur ilmiah)
o) Meramalkan produktivitas penerbit, pengarang, organisasi, negara atau seluruh disiplin
p) Mendisain pengolahan bahasa automatis untuk auto-indexing, auto- abstracting, dan autoclassification
q) Mengembangkan norma pembakuan
Berdasarkan pendapat diatas diketahui bahwa manfaat bibliometrik yaitu digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, merumuskan, mengembangkan, mengkaji dan meramalkan penggunaan media informasi terekam sebagai bentuk komunikasi ilmiah guna mendesain pengolahan informasi menjadi lebih mudah dan tearah.
Pemeringkatan jurnal banyak digunakan di kalangan peneliti untuk mengevaluasi dampak dan kualitas jurnal akademis. Peringkat jurnal dimaksudkan untuk mencerminkan kedudukan atau tingkat jurnal dalam bidangnya, kesulitan yang relatif dalam menerbitkan artikel pada jurnal tertentu, dan prestise terkait pemeringkatan jurnal.
2.2.1 Definisi Pemeringkatan Jurnal
Menurut Nisonger (2004) pemeringkatan jurnal adalah:
Defined the journal-ranking list as a “set of journals from a particular discipline or specialty area in hierarchical order according to a measure
of presumed value.”
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pemeringakatan jurnal (Journal-ranking) sebagai sekumpulan jurnal dari disiplin ilmu atau khusus bidang tertentu
dalam urutan hierarkis menurut sebuah ukuran yang diduga dari suatu penilaian. Ukuran penilaian yang menjadi parameter dianamakan impact factor.
Menurut Nisonger pemeringkatan juga mendatangkan feedback yaitu: Following trends in academia at large, academic library faculties have increasingly used such lists as tools for making promotion and tenure (P&T) decisions. Being practitioner academic librarians ourselves, this topic provoked our attention:
1. as a profession, academic librarians are expected to publish original research to advance the discipline; and
2. the use of lists to evaluate our scholarly worth directly impacts our livelihoods.
untuk membuat dan promosi jabatan dan mengambil suatu keputusan. Topik ini menjadi perhatian sehingga profesi pustakawan akademik diharapkan untuk mempublikasikan riset asli untuk memajukan disiplin ilmu tertentu dan menggunakan daftar pemeringkatan untuk menilai dampak dari suatu penelitian.
Harzing dan van der Wal (2007, 41) membedakan dua pendekatan untuk peringkat jurnal yaitu:
Menyatakan preferensi dan mengungkapkan preferensi. Menyatakan preferensi peringkat jurnal melibatkan anggota akademik atas dasar penilaian ahli mereka sendiri. Hal ini selalu memiliki beberapa tingkat subjektivitas. Peringkat preferensi mengungkapkan didasarkan pada perilaku publikasi yang sebenarnya. Jika seorang penulis mengutip jurnal, ia telah menemukan sesuatu yang menjadi referensi atau rujukan.
Berdasarkan pendapat diatas yang membedakan peringkat jurnal diketahui ada dua yaitu menyatakan preferensi dan mengungkap preferensi. Menyatakan preferensi berkaitan dengan anggota akademik sebagai penilaian ahli (peer-reviewer), sedangkan mengungkapkan preferensi berkaitan dengan perilaku
publikasi tersebut.
2.2.2 Manfaat Pemeringkatan Jurnal
Tren penggunaan dan pemeringkatan impact factor suatu jurnal mendatangkan beberapa manfaat yang cukup signifikan dan sangat membantu.
Menurut pendapat Cameron (2005), menyoroti fakta bahwa peringkat impact factor dapat digunakan untuk membandingkan berdasarkan analisis jurnal
pada database yang ada.
Menurut Andras (2011) manfaat pemeringkatan jurnal adalah:
for promotion, tenure decisions, and funding allocation or Evaluation Based Funding.
Pendapat diatas dapat diartikan bahwa penggunaan evaluatif peringkat memberikan konsekuensi ekonomis dan karir bagi individu dan organisasi, asalkan informasi berasal dari sistem informasi bibliometrik yang mungkin digunakan untuk promosi, keputusan kepemilikan, dan alokasi dana.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemeringkatan jurnal sesungguhnya memiliki kelebihan sebagai daftar pembanding berdasarkan
analisis jurnal pada database yang ada dan memberikan konsekuensi ekonomis dan karir bagi individu danorganisasi dalam melanggan maupun mempublikasi suatu jurnal.
2.2.3 Impact Factor
Pertama kali impact factor dikemukakan oleh Eugene Garfield tahun 1955 dalam Majalah Science (Garfield 2000). Saat ini, pada tingkat internasional, Impact Factor jurnal, dilakukan setiap tahun oleh Institute for Scientific
Information (ISI), dan diterbitkan melalui Journal Citation Report (JCR).
peringkat impact factor hakekatnya merupakan analisis sitasi untuk melakukan studi karakteristik berbagai jurnal, berdasarkan pengaruh berupa rasio antara besarnya jumlah sitasi dari kurun waktu dua tahun dengan jumlah artikel dalam kurun waktu yang sama.
2.2.3.1 Definisi Impact Factor
Definisi Impact factor menurut Garfield (2006) merupakan frekuensi sitasi selama setahun atas artikel-artikel utama pada dua tahun terakhir dibagi dengan
jumlah artikel-artikel utama yang diterbitkan oleh sebuah jurnal selama dua tahun hal tersebut dinamakan journal impact factor.
Levine Clark dan Gil (2009) menyatakan bahwa Impact Factordiartikan sebagai rasio antarakutipan dan item citable terbaru yang dipublikasikan. Oleh karena itu, impact factor jurnal dihitung melalui membagi angka tahun kutipan ini untuk item sumber yang diterbitkan dalam jurnal bahwa selama dua tahun sebelumnya.
Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa definisi impact factor yaitu frekuensi atau rasio sitiran dibagi melalui angka tahun kutipan jumlah artikel-artikel utama yang diterbitkan oleh sebuah jurnal selama dua tahun.
2.2.3.2 Fungsi Impact Factor
Menurut Huth dikutip dalam Punomowati (2008) menyatakan bahwa impact factor jurnal sangat membantu kepentingan pustakawan, penulis,
suatu jurnal atau memperpanjang jurnal sangat terbantu dengan adanya daftar impact factor jurnal tersebut.
Sehubungan dengan hal di atas Hartinah (2002, 9) menyatakan bahwa: Analisis sitiran banyak digunakan sebagai cara untuk menentukan berbabagai kepentingan atau kebijakan, antara lain adalah: evaluasi program penelitian; pemetaan ilmu pengetahuan; visualisasi suatu disiplin ilmu; indikator ilmu pengetahuan dan teknologi; faktor dampak dari suatu jurnal (Journal Impact Factor), kualitas jurnal dan untuk pengembangan koleksi jurnal. Suatu ukuran jurnal yang mempunyai pengaruh kuat juga dapat dilakukan dengan analisis sitiran. Ukuran ini dapat menghasilkan daftar jurnal inti, yang akan menentukan pengembangan koleksi jurnal di perpustakaan yaitu menentukan jurnal yang akan dilanggan.
Berdasarkan pendapat diatas diketahui bahwa fungsi dari impact factor sebagai daftar pembanding atau dasar dalam mengambil keputusan menilai suatu jurnal yang akan dilanggan dan mempublikasi karya ilmiah pada jurnal internasional.
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Impact Factor
Menurut Hasugian dalam handout bibliometrik (2013) ada beberapa faktor yang mempengaruhi Impact Factor yaitu :
1. Bahasa jurnal. 2. Ketersediaan jurnal.
3. Faktor yang mempengaruhi hitungan tersitirkan: a. Kolaborasi atau membujuk peneliti
b. Menyempurnakan jasa pada penulis c. Pencarian subjek
d. Promosi media e. Pemilihan artikel
4. Faktor yang mempengaruhi hitungan artikel tersitirkan: a. Pengurangan atau pembatasan artikel tersitirkan b. Peninjauan klasifikasi artikel
5. Sikap editor jurnal terhadap Impact Factor a. Perasaan campuran
b. Impact Factor yang tinggi tidak selalu bermakna bagi peneliti bidang tertentu
Menurut Gasparyan (2010; 2011) faktor mempengaruhi perhitungan Impact Factor yaitu : kutipan diri (self-citation), Dampak dari tinjauan artikel (impact factor), kutipan non-citable item, jumlah item citable dan bias penggunaan bahasa Inggris.
Pendapat Rousseau (1999) juga menyatakan bahwa self-citation yang muncul ketika sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal dan mengutip artikel di jurnal yang sama juga dapat mempengaruhi indeks dampak jurnal.
Poin utama pertimbangan mengenai aspek metodologis dalam perhitungan indeks termasuk kurangnya penilaian kualitas kutipan, masuknya kutipan diri(self-citation), adanya perbandingan antara bidang ilmu yang berbeda atau minim, dan
analisis terutama publikasi berbahasa Inggris (Falagas et al., 2008a)
Berdasarkan pendapat diatas terdapat faktor-faktor yang sangat mempengaruhi penghitungan dari impact factor. Untuk itu peneliti dan lembaga pemeringkatan mengidentifikasi hal ini sebelum melakukan penghitungan .
2.2.5 Penghitungan Impact Factor
Terkadang ada banyak kekeliruan dalam mengartikan impact factor sebagai ukuran yang berbeda dari yang sebenarnya. Faktor Dampak tidak mengukur dampak atau pengaruh jurnal, tapi item rata-rata yang diterbitkan dalam jurnal yang (Harter & Nisonger, 1997).
Impact Factor jurnal terdiri dari dua elemen, yaitu nominator (pembilang)
(Garfield,2006). Semakin tinggi nilai Impact Factor suatu jurnal berarti semakin sering jurnal tersebut disitir atau semakin besar pula pengaruhnya terhadapdokumen lain. Penghitungan IF untuk sebuah jurnal (misalnya untuk tahun 2010) dilakukan dengan cara menjumlahkan rata-rata citation/rujukan setiap karya yang diterbitkan pada 2 tahun sebelumnya.
artikel yang terbit selama duatahun
IF = ____________________________________ jumlah artikel yang terbit selama dua tahun 2.3. Sitiran (Citation)
Suatu citation atau bibliographic citation adalah suatu rujukan kepada buku, artikel, halaman web, atau produk-produk hasil penerbitan lainnya yang memberikan cukup rincian untuk mengidentifikasi produk penerbitan itu secara unik. Sitiran pertama kali digunakan oleh Gross dan Gross pada tahun 1927.
Kemudian Gardfield dalam Hartinah (2002,5) menganalisis setiap bidang pengetahuan untuk mengevaluasi jurnal dan tulisan yang paling banyak disitir oleh jurnal lain atau penulis lain.
2.3.1 Definisi Sitiran
Sitiran banyak digunakan dalam kajian bibliometrika yang lazim digunakan pada karya ilmiah seperti skripsi, disertasi, monograf dan jurnal. Berikut terdapat beberapa pendapat menyatakan definisi dari sitiran.
Sophia (2002, 3) menyatakan bahwa arti sitasi atau citation adalah : 1. Action of citing any word or written passage, quotation
2. A reference to a passage in a book
Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa sitasi adalah mencantumkan atau mengutip pernyataan berdasarkan sumber rujukan seperti buku atau yang lain dengan menyertakan sumber kutipan pernyataan orang lain.
Purnomowati (2005, 3) menyatakan bahwa sitasi, sitiran atau citation adalah informasi ringkas tentang dokumen yang disitir dan disisipkan dalam teks, sementara informasi selengkapnya dimuat pada daftar referensi. Referensi yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah deskripsi bibliografi dari dokumen yang disitir, umumnya disusun berupa daftar yang disajikan pada akhir bab pada suatu artikel atau buku.
Sedangkan Reitz (2006 dalam Istiana 200, 4) menyebutkan bahwa:
Sitiran merupakan acuan tertulis dari sebuah karya atau bagian sebuah karya (dapat berupa buku, artikel, disertasi, laporan, komposisi musik dan sebagainya) yang dihasilkan oleh pengarang, penyunting, komposer dan sebagainya, yang secara jelas mengidentifikasi suatu dokumen, di mana karya itu diperoleh.
Prawira (2005, 9) menyatakan bahwa “sitiran adalah pernyataan yang diterima suatu dokumen dari dokumen lain sedangkan rujukan adalah pernyataan yang diberikan sebuah dokumen kepada dokumen lain”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sitiran adalah informasi yang menyatakan acuan mengutip penyataan dari suatu dokumen atau sumber rujukan (dapat berupa buku, artikel, disertasi, laporan, komposisi musik dan sebagainya) dengan menyertakan sumber kutipan secara jelas.
2.3.2 Analisis Sitiran
Metode bibliometrika dapat dilakukan dengan cara penghitungan analisis sitiran langsung (direct citation counting) yang digunakan dalam analisis sitiran. Oleh karena itu pengertian analisis sitiran mengandung makna yang sama dengan kajian sitiran, bahkan secara lebih lengkap disebut kajian analisis sitiran.
Menurut Rousseau (2008), analisis sitiran merupakan cabang dari bibliometrik yang menganalisis poladan frekuensi sitiran. Analisis dilakukan terhadap pengarang, jurnal, disiplin ilmu, dan aspek terkait lainnya.
"Analisis sitiran adalah kajian bibliometrika yang secara khusus mengkaji tentang sitiran yaitu melakukan analisis terhadap daftar pustaka atau bibliografi yang tercantum dalam sebuah dokumen" (Hasugian, 2005, 3).
Hurt dalam Elita (2008, 9) menyatakan bahwa “analisis sitiran biasanya
dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan literatur pada subjek tertentu yang juga berkorelasi dengan perkembangan subjek tersebut. Sehingga dari tiap kelompok subjek dapat diketahui kelas subjek yang dominan”.
Menurut Hartinah (2002) analisis sitiran adalah “penyelidikan melalui data sitiran dari suatu dokumen, baik dokumen yang disitir maupun dokumen yang menyitir”. Hartinah (2002) menyatakan bahwa pada kajian bibliometrika banyak
digunakan analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau kebijakan seperti:
1. Evaluasi program riset. 2. Penentuan ilmu pengetahuan. 3. Visualisasi suatu disiplin ilmu. 4. Indikator iptek.
5. Faktor dampak dari suatu majalah (journal impact factor). 6. Kualitas suatu majalah.
Menurut Guha dalam Elita (2008, 5) mengemukakan beberapa penggunaan sekunder sitiran:
1. Dipergunakan sebagai bibliografi
2. Mempersiapkan daftar peringkat majalah 3. Dipergunakan sebagai daftar peringkat
4. Mengetahui hubungan penggunaan berbagai bentuk dokumen 5. Mengetahui umur penggunaan dokumen
6. Mengetahui keterhubungan dan keterkaitan subjek-subjek 7. Mengetahui asal-usul atau akar dari subjek ilmu
8. Kajian sitiran dari abstrak/indeks majalah dan kegunaannya
Menurut Mirmani (2009, 7) ada beberapa metode analisis sitiran yaitu : a. Menghitung jumlah sitiran: menentukan sumber yang akan digunakan
dalam penelitian. Sumber yang digunakan dapat berupa jurnal, buku, disertasi dan sejenisnya. Saat ini, yang paling banyak dikaji adalah jurnal. b. Indeks kesegeraan (immediacy index) adalah untuk menghitung peringkat
berdasarkan perbandingan sitasi satu jurnal dalam tahun tertentu dengan jumlah artikel yang diterbitkan oleh jurnal tersebut pada tahun yang sama. Indeks ini menujukkan suatu ukuran seberapa cepat sekelompok dokumen (artikel) dari suatu jurnal disitir pada tahun yang sama.
c. Faktor dampak (impact factor) adalah ukuran pengaruh suatu kelompok dokumen pada suatu kelompok yang ditentukan. Ukuran ini diperoleh dari perbandingan antara berapa kali sebuah majalah diacu dengan jumlah artikel yang diterbitkan oleh majalah tersebut pada periode tertentu. d. Berdasarkan sitiran per N kata dilakukan dengan menghitung jumlah sitiran
dalam waktu tertentu.
Aspek-aspek yang dapat dikaji dalam analisis sitiran adalah sebagai berikut: “pola sitiran, karakteristik dokumen, dan pola kepengarangan” (Sutardji
2003, 4). Pola sitiran mencakup jumlah sitiran, dan jumlah otositiran (self-citation). Oto sitiran adalah artikel yang pengarangnya menyitir tulisan sendiri.
Berdasarkan pendapat di atas analisis sitiran merupakan metode bibliometrik yang menganalisis pola dan frekuensi sitiran, pertumbuhan literatur berdasarkan pengarang, jurnal, disiplin ilmu, dan aspek terkait lainnya dengan cara penghitungan analisis sitiran langsung (direct citation counting). Hal ini digunakan untuk berbagai kepentingan salah satunya untuk mengukur atau menilai impact factor suatu jurnal.
2.3.3 Konsep Citation Indexes
Pada tahun 1960, Eugene Garfield dari Institute of Scientific Information (ISI) untuk pertama kalinya memperkenalkan citation index yang pertama kali dibuat untuk karya-karya yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal akademis. Citation index untuk karya-karya ilmiah ini dimulai untuk bidang ilmu pengetahuan alam
(science), yaitu Science Citation Index (SCI), yang kemudian diperluas ke Social Science Citation Index (SSCI) dan akhirnya Arts and Humanities Citation Index
(AHCI).
pengindeksan kutipan dilakukan dengan CiteSeer pada tahun 1997. Sumber-sumber lain untuk data tersebut termasuk Google Scholar.
Ada 2 masalah utama yang harus dipertimbangkan ketika menggunakan indeks kutipan untuk membandingkan jurnal di berbagai bidang ilmu:
1) Jenis Citation bervariasi antara bidang ilmu pengetahuan (Garfield, 1979) 2) Citation index harus memperhitungkan perbedaan-perbedaan jenis kutipan
itu sendiri (Moed, HF, 2010) 3) 2.3.4 Fungsi Citation Index
4) Menurut Kumar dan Singh (2011) fungsi Citation Index sebagai berikut: 5) 1. Untuk menentukan area terkini riset di lapangan: Indeks Citation
membantu mendeteksi domain pengetahuan, dikenal sebagai front penelitian, dengan menganalisis jaringan kutipan publikasi ilmiah. Domain pengetahuan yang terdeteksi melalui indikator bibliometrik yang indikator berbasis waktu, indeks kedekatan (immediacy index).
6) 2. Untuk mengetahui Authtor Ranking di Subjek: Indeks Citation menyediakan berbagai indikator untuk mengevaluasi berdiri/ peringkat ilmuwan individu/ penulis (dalam hal publikasi), lembaga/ departemen (kuantifikasi produksi). Penulis peringkat berdasarkan publikasi mereka tahu tentang dampak tinggi penulis. Peringkat lainnya juga banyak digunakan sejumlah yaitu publikasi, tertimbang atau tidak oleh faktor dampak, dengan jumlah penulis, atau dengan jumlah kutipan.
7) 3. Untuk mengetahui Journal Ranking: analisis Citation memberikan informasi tentang pengembangan jurnal dari waktu ke waktu. Melalui analisis kutipan, indeks sitasi membantu untuk mengetahui tentang apa yang artikel, tema, dan topik yang diterbitkan, dikutip, atau diabaikan dan juga menawarkan wawasan yang unik ke dalam arah tidak hanya sebuah jurnal tertentu, tetapi juga disiplin di mana itu ada dan menyediakan data pada tren historis, indeks kedekatan, dikutip paruh jurnal dll untuk studi. 8) 4. Untuk menentukan Ranking Kelembagaan: Indeks Citation
membantudalam menemukan dampak tertinggi Institut dalam Kelompok Lembaga, dan juga lembaga-lembaga dampak tinggi di lapangan di International Tingkat. Indeks menemukan Penelitian Output sebuah Organisasi.
10)6. Untuk menentukan jenis kutipan: analisis citation membantu untuk mengetahui Dampak Journal Faktor (JIF), AuthorSelf Citation (ASC) yaitu berapa kali seorang penulis mengutip Journal Self-Citation (JSC) nomor yaitu kali jurnal mengutip karya sendiri, yang membentuk sebagian dari keseluruhan kutipan. Berbagai kutipan indeks memberikan indikator kuantitatif untuk publikasi dalam bahasa Inggris, sehingga mereka jurnal ilmiah di berbagai negara yang mempublikasikan dalam bahasa nasional memiliki lebih sedikit kesempatan harus dievaluasi berdasarkan indikator bibliometrik dan dampak dari penelitian tertentu ditentukan oleh frekuensi kutipan yang diterimanya sebagai faktor dampak. Jurnal dengan faktor dampak tinggi menunjukkan penelitian temuan dengan dampak tinggi di bidangilmu tertentu.
7. Untuk mengetahui total Citation dari karya ilmiah : Indeks Citation menyebutkan karya pendahulu 'di karya ilmiah yang merupakan norma wajib untuk p