• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Adhesi Spesifik Perekat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Teori Adhesi Spesifik Perekat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS

TEORI ADHESI SPESIFIK PEREKAT

Disusun Oleh: Tito Sucipto, S.Hut., M.Si. NIP. 19790221 200312 1 001

DEPARTEMEN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

keajaiban-Nya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis mengenai “Teori

Adhesi Spesifik Perekat“.

Karya tulis ini berisi tentang gambaran umum mengenai teori adhesi

spesifik perekat sebagai dasar memahami perekatan kayu. Penulis berharap

semoga karya tulis ini dapat memperkaya khasanah wawasan dan pengetahuan

di bidang ilmu dan teknologi kayu.

Tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran

dan masukan yang konstruktif demi menyempurnakan karya tulis.

Medan, Desember

2009

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

Adhesi Spesifik ... 1

(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Ikatan Van der Waals ... 3

(6)

TEORI ADHESI SPESIFIK PEREKAT

Adhesi Spesifik

Specific adhesion theory (teori adhesi spesifik) disebut juga teori

adsorpsi, yaitu sebagai keadaan dimana perekat akan menempel ke substrat

karena adanya gaya intermolekul dan gaya interatom antara atom dan molekul

dari kedua material. Gaya intermolekul dan gaya interatom antara atom dan

molekul dapat terjadi pada semua jenis. Ikatan sekunder seperti ikatan van der

Waals, ikatan hydrogen dan gaya elektrostatis dapat dikatakan sederajat dengan

ikatan ionic, kovalen dan metallic coordination bonds. Dalam perekatan kayu,

semua jenis ikatan sekunder (ikatan van der Waals, ikatan hidrogen dan gaya

tarik elektrostatis) memegang peranan yang penting (Pizzi, 1994).

Specific adhesion (adhesi spesifik) melibatkan interaksi antara

permukaan yang datar dan rata dengan perekat. Interaksi yang terjadi bisa

berupa ikatan kimia, adsorpsi (pengikatan air dengan substrat yang lain karena

perbedaan gaya permukaan) atau hanya pembasahan (wetting). Saat ini

specific adhesion theory berkembang menjadi adsorption theory (Packham,

2003).

Adsorpsi adalah proses di mana suatu molekul perekat tertarik ke lokasi

spesifik pada suatu permukaan solid. Ikatan van der Waals berhubungan

dengan interaksi umum antara molekul. Semakin besar polaritas elektris dua

molekul, semakin besar juga atraksi molekular antar molekul. Perekat dan

substrat molekul barangkali memiliki karakter kimiawi spesifik yang akan

meningkatkan adhesi (chemisorbtion) (Blomquist, 1983).

Istilah adhesi spesifik timbul dengan menganggap berbagai gaya fisik

dan kimia mempengaruhi kekuatan ikatan material. Tujuan penetrasi perekat

adalah untuk memperluas permukaan bidang rekat sebagai tempat terjadinya

adhesi spesifik. Bidang kontak permukaan molekular meliputi dinding dari

(7)

intermolekul, yaitu ikatan hidrogen, interaksi dwipolar dan gaya dispersi (gaya

London) (Blomquist, 1983).

Tabel 1. Jenis ikatan dan energinya

Jenis ikatan Energi ikatan

(kJ/mol) Ikatan primer (primary bonds)

Ionic

Iakatan donor-akseptor (donor-acceptor bonds)

Bronsted acid-base interaction

(i.e. up to a primary ionic bond)

Lewis acid-base interaction

≤ 1000

≤ 80 Ikatan sekunder (secondary bonds)

Hydrogen bonds (excluding flourine)

Van der Waals bonds

Permanent dipole-dipole interaction

Menurut teori adhesi spesifik, faktor utama adhesi adalah gaya tarik

molekul (ikatan van der Waals, ikatan hidrogen) antara kayu dan perekat.

Pendapat ini didukung oleh pengamatan/observasi, dan juga didasarkan pada

kemungkinan menggabungkan material tertentu tanpa menggunakan perekat

(seperti lembaran kwarsa). Hal ini bisa lakukan pada material, jika

permukaannya benar-benar bersih sampai tingkatan atom. Karena permukaan

yang bersih seperti itu pada kenyataannya tidak bisa diproduksi, kekuatan

molekular tidak bisa diaktifkan tanpa intervensi dari suatu perekat. Jika suatu

lapisan minyak atau air yang tipis diaplikasikan pada bidang datar material

(8)

ikatan yang kuat sampai mereka diuapkan (evaporasi) atau diserap (absorpsi)

(Tsoumis, 1991).

Gaya tarik-menarik fisik terdiri atas tiga gaya intermolekul yang

memegang peranan penting dalam formasi ikatan antara perekat polymer

dengan struktur molekul kayu, yaitu ikatan van der Waals, gaya London dan

ikatan hidrogen. Ikatan van der Waals terdiri dari gaya dwikutub (polar), yaitu

molekul kutub positif yang mempunyai gaya tarik yang kuat dengan molekul

kutub negatif lain. Gaya London merupakan gaya tarik yang lebih lemah dari

molekul nonpolar. Ikatan hidrogen adalah suatu gaya dwikutub khusus yang

meliputi gaya tarik yang kuat antara atom hidrogen bermuatan positif dengan

atom elektronegatif dari molekul lain. Ikatan hidrogen cukup penting dalam

ikatan permukaan (interfacial) dari kutub perekat polymer untuk hemisellulosa

dan sellulosa yang memiliki banyak gugus hidroksil (Vick, 1999).

Gambar 1. Ikatan Van der Waals

Gambar 2. Ikatan kimia

(9)

Ikatan kimia kovalen (covalent) terbentuk ketika atom non-logam

saling berhubungan dan berbagi elektron untuk membentuk molekul. Contoh

sederhana suatu ikatan kovalen adalah penggunaan bersama elektron dengan

dua atom hidrogen untuk membentuk unsur hidrogen. Ikatan kovalen adalah

ikatan kimia yang paling kuat, yaitu lebih dari sebelas kali kekuatan ikatan

hidrogen (Vick, 1999).

Mekanisme terjadinya adhesi oleh ikatan hidrogen meliputi ikatan

hidrogen antara perekat dan kelompok substrat, seperti halnya ikatan hidrogen

pada perekat dengan molekul air atau ikatan hidrogen kimiawi kelompok

substrat. Kedua mekanisme tersebut berlaku pada perekatan kayu, bahkan

setelah perekat mengeras dan sambungan telah dikondisikan lembab dengan

kadar air ±10%. (Pizzi, 1994).

Bagaimanapun, substansi yang berperan sebagai perekat harus

menghasilkan ikatan yang tahan lama, serta tahan terhadap kondisi lingkungan

yang digunakan. Ciri substansi seperti itu adalah harus memiliki nilai kohesi

tinggi, mengingat gaya tarik molekul disebabkan oleh polaritas (gaya elektris)

antara perekat dengan material yang direkatkan. Kayu bersifat polar (hidroksil

bebas dari molekul sellulosa), oleh karena itu substansi yang sesuai sebagai

perekat harus bersifat polar. Pembentukan ikatan kimia primer antara kayu

dengan perekat dapat terjadi, terutama dengan menggunakan perekat

formaldehida (Tsoumis, 1991).

Selama dua kayu sirekat digabungkan secara bersama, cairan perekat

harus membasahi (wetting) dan tersebar secara merata yang berhubungan

dengan kedua permukaan. Molekul perekat harus merata di atas permukaan

dan ke dalam permukaan masing-masing yang berhubungan dengan struktur

molekul kayu, sehingga gaya tarik intermolekul antara perekat dan kayu

menjadi efektif. Permukaan kayu kelihatan seperti halus dan rata/datar, tetapi

secara mikroskopik, terdiri atas puncak, lembah dan celah, dilengkapi serabut

terlepas dan serat lainnya yang tersebar (Vick, 1999).

Marra (1992) menyatakan bahwa perekat akan mengalami lima tahapan

(10)

lapisan film (flowing), sebagian perekat beralih dari permukaan terlabur ke

permukaan pasangannya (transferring), perekat merembes ke dalam sirekat

(penetrating), perekat membasahi kedua permukaan sirekat (wetting) dan

perekat mengalami pematangan dan menjadi substansi yang keras (solidifying).

Perekat harus memiliki sifat keterbasahan (wettability) yang tinggi dan

viskositas yang akan menghasilkan aliran kapiler yang baik untuk menembus

struktur kayu, saat pemindahan dan absorpsi udara, air dan zat di permukaan

(11)

Referensi

Adhesion Theory. www.specialchem4adhesives.com/resources/adhesionguide/

index.aspx?id=theory4.

Blomquist, R.F. 1983. Fundamentals of Adhesion. In: Blomquist, R.F.,

Christiansen, A.W., Gillespie, R.H. and Myers, G.E. (Eds); Adhesive

Bonding of Wood and Other Structural Materials. Forest Product

Technology USDA Forest Service and The University of Wisconsin.

Chap. 1.

Gent, A.N. and R.M. Hamed. 1983. Fundamentals of Adhesion. In:

Blomquist, R.F., Christiansen, A.W., Gillespie, R.H. and Myers, G.E.

(Eds); Adhesive Bonding of Wood and Other Structural Materials.

Forest Product Technology USDA Forest Service and The University of

Wisconsin. Chap. 2.

Marra, A.A. 1992. Technology of Wood Bonding: Principles in Practise. Van

Nostrand Reinhold. New York.

Packham, D.E. 2003. A Seventy Year Perspective and Its Current Status.

School of Materials Science. University of Bath. UK.

Pizzi, A. 1994. Advanced Wood Adhesives Technology. Marcel Dekker, Inc.

New York.

Tsoumis, G. 1991. Science and Tecnology of Wood; Structure, Properties,

Utilization. Van Nostrand Reinhold. New York.

Vick, C.B. 1999. Adhesive Bonding of Wood Material. In: Wood Handbook:

Wood as an Engineering Material. Forest Product Technology. USDA

Gambar

Tabel 1.  Jenis ikatan dan energinya
Gambar 1.  Ikatan Van der Waals

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, keempat jenis bahan organik yang digunakan sebagai media ta- nam, yaitu sabut kelapa, sekam padi, serbuk gergaji, dan gambut memberikan dampak yang sama

Status gizi selama kehamilan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kehamilan dengan umur ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau umur ibu yang terlalu

tetapi juga melihat bentuk yang terbaik atau yang paling tepat. Ini berarti bahwa kita cenderung melihat objek tidak sebagai objek itu sendiri, tetapi sesuai dengan apa yang

PrestaShop adalah salah satu CMS e-commerce yang bisa digunakan untuk membuat.. website toko online, PrestaShop memili fitur-fitur yang cukup lengkap, mudah

Hal ini dilakukan karena peneliti (sebagai alat) dapat mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu, hanya “manusia

purposive sampling. Penelitian ini mengambil tiga subjek untuk setiap masing- masing kelompok, yaitu: siswa dengan nilai UTS tinggi, siswa dengan nilai UTS sedang, dan