• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY, LOCATION AND PRICE TO SERVICE LOYALITY FITNESS USAGE AT SONIA AEROBIC AND FITNESS CENTRE LAMPUNG. PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, LOKASI DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PENGGUNAAN JASA FITNESS DI SONIA AEROBIC DAN FITNESS CENTR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY, LOCATION AND PRICE TO SERVICE LOYALITY FITNESS USAGE AT SONIA AEROBIC AND FITNESS CENTRE LAMPUNG. PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, LOKASI DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PENGGUNAAN JASA FITNESS DI SONIA AEROBIC DAN FITNESS CENTR"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY, LOCATION AND PRICE TO SERVICE LOYALITY FITNESS USAGE AT SONIA AEROBIC AND FITNESS

CENTRE LAMPUNG.

By Meika Amelia

The purpose of this research are to determine how much influence the quality of service, location and price to service loyality fitness usage at Sonia Aerobic and Fitness Centre Lampung. This type of this research are explanatory research. The population in this research are members of fitness at Sonia Aerobic and Fitness Centre Lampung with sample number 93 members of fitness. The results showing that the quality of service and price there are partially influence significant effect to loyalty, while the location partially there isn’t significant effect to the service loyalty fitness usage. Simultaneously the quality of service, location and price significantly influence to services loyalty fitness usage. The advice for the research are this research should be used as a reference in the future studies and should be use different variables or comparisons from this research, for the company should be continues improve the quality of service, location and price that customer loyalty is maintained.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, LOKASI DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PENGGUNAAN JASA FITNESS DI SONIA AEROBIC DAN

FITNESS CENTRE LAMPUNG.

Oleh

MEIKA AMELIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan, lokasi dan harga terhadap loyalitas penggunaan jasa fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Centre Lampung. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research. Populasi dalam penelitian ini adalah member fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Centre Lampung dengan sampel penelitian sejumlah 93 member fitness. Hasil menunjukkan bahwa secara parsial kualitas pelayanan, harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas, sedangkan lokasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas penggunaan jasa fitness. Secara simultan kualitas pelayanan, lokasi dan harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas penggunaan jasa fitness. Saran untuk penelitian sebaiknya penelitian ini dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya dan hendaknya menggunakan variabel atau perbandingan yang berbeda dari penelitian ini, untuk perusahaan hendaknya terus meningkatkan kualitas pelayanan, lokasi dan harga agar loyalitas pelanggan tetap terjaga.

(3)
(4)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, LOKASI DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PENGGUNAAN JASA FITNESS DI SONIA

AEROBIC DAN FITNESS CENTRE LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

MEIKA AMELIA

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Alm.

Bambang Eko Suroto dan Misri. Lahir di Bandar

Lampung, 01 Mei 1991. Pendidikan Sekolah Dasar di

SD Al-Kautsar Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2003. Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP

Al-Kautsar Bandar Lampung yang diselesaikan pada

tahun 2006 dan menyelesaikan Sekolah Menengah atas di SMA Al-Kautsar

Bandar Lampung pada tahun 2009.

Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung melalui Ujian Mandiri Universitas Lampung (UM

UNILA). Penulis turut serta dan aktif di lembaga organisasi kemahasiswaan

diantaranya, Himpunanan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Administrasi Bisnis

(9)

MOTO:

Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun

muslimah.

(HR.Ibnu Majah)

Tidaklah sekali-kali kelembutan ada dalam

sesuatu,melainkan akan menghiasinya.

(10)

Kupersembahkan

karya ini untuk:

Orangtuaku Alm.Papa Bambang Eko

Suroto dan Mamaku Tercinta Misri.

Adikku yang kusayangi dan

kubanggakan; Bripda Arief Safutra

dan Si Bungsu Qur’aini Wulandari

Dan

(11)

SANWACANA

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan

pertolongan-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi dan Harga Terhadap

Loyalitas Penggunaan Jasa Fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Centre Lampung” Yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program

sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati pada

kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya

kepada :

1. Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, nikmat dan hidayahnya yang

telah memberikan banyak sekali nikmat kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Univeritas Lampung

3. Bapak Drs. A Efendi, M.M. selaku PD I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.A.B., selaku Ketua Jurusan Ilmu

(12)

5. Bapak Drs. Dian Komarsyah, M.Si., Selaku pembimbing utama yang

selalu membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Terima Kasih atas

segala bimbingan, ilmu, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan

kepada penulis.

6. Bapak Hartono, S,Sos, M.A., selaku pembimbing yang selalu membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi. Terima Kasih atas segala bimbingan,

ilmu, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis.

7. Ibu Dr. Baroroh Lestari, S.sos, M.A.B., selaku dosen penguji yang selalu

memberikan masukan yang sangat berguna dalam proses pembuatan

skripsi ini dan juga kebaikan hatinya.

8. Ibu Jeni Wulandari, S.A.B, M.Si.,selaku dosen pembimbing akademik.

9. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Unila.

10.Staf jurusan Ibu Mertayana yang telah banyak membantu penulis.

11.Kedua orang tua penulis, Alm. Bambang Eko Suroto (ayah) dan Misri

(ibu) terima kasih atas doa, kasih sayang, restu dan perhatian ibu disetiap

langkahku dan juga terima kasih karena telah memberikanku kehidupan

luar biasa. Tanpa bapak dan ibu aku takkan bisa kuat dan berhasil.

12.Adik tertuaku, Bripda Arief Saputra. Semoga kamu bisa menjadi contoh

dikeluarga ini dan bisa menjadi sosok Ayah pengganti Papa. Dan adik

bungsuku Qur’aini Wulandari semoga kamu bisa menjadi anak yang

Shalehah , berbakti dan berguna bagi Agama dan Negara.

13.Sahabatku, Sesanti Setya Sinta Ningrum. Terima kasih atas semua

waktumu yang mau mendengarkan keluh kesahku selama ini, walaupun

kamu jauh tetapi kamu tetap meluangkan waktu untukku, “you are my best

(13)

14.Sahabatku di kampus tercinta Ivan (mister cetar), Ratna (Nana) makasih

ya udah mau nemenin semuanya sampai terakhir dan Rifatunnisa (Nisa)

terima kasih udah membimbing dari awal proses pembuatan skripsi

sampai akhir.

15.Teman-teman seperjuangan Ilmu Administrasi Bisnis 2010. Dian Santika,

Dian Novita, Intan, Fauziah, Wenny, Nurul, Merlinda, Tiara, Kusuma,

Mala, Feman, Elita, Solihin, Cety, Juwita, Devi Damanik, Aga, Mika,

Dayu, Susi, Rose, Olla, Tria, Melisa, Devi Melisa, Ade, Deris, Nurul,

Fahmi, Intan, Hari, Yulia, Meri, Lisa, Ranis, Lala, Natalia, Lidya, Ari,

Rizky, Manda, Icha, Tara, Nuhada, Khafi, Ruslan, Andy, Lusi, Sespana,

Yoga, Esti, Rizny, Boby, Alan, Daniel dan lain-lain yang terlupa maaf ya.

16.Keluarga besar KKN Desa Negeri Agung Lampung Timur. Bapak dan Ibu

Lurah, yang telah bersedia tempat tinggal nya ditempati dan direpoti oleh

keberadaan kami. Terima kasih juga untuk teman-teman sekelompok

Fauziah, Vega, Ajeng, Ira, Rena, Komeng, Irvan, Abdi dan terkahir

Kordes Bagus. Kenangan bersama kalian tidak akan pernah terlupakan.

17.Keluarga Besar Sonia Aerobic dan Fitness Centre Lampung, Mba Maya selaku owner, mbak Dwi intsruktur cantik dan enerjik, mas Iwan rocker sejati terima kasih udah meluangkan waktu banyak dalam proses

pembuatan skripsi ini, mas Oji instruktur fitness paling kece, Tante Neneng dan semua member fitness Sonia. Terima kasih atas partisipasinya.

18.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

berkenan memberikan bantuan kepada penulis. Kiranya Allah yang akan

(14)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Karena keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, kemampuan lain yang ada pada diri

penulis pada saat penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat

diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga tulisan ini

dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, bagi almamater, dan bagi ilmu

pengetahuan.

Bandar Lampung, Mei 2014

Penulis,

(15)

i

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Konsep Jasa ... 12

2.1.1 Klasifikasi dan Ciri Jasa ... 12

2.1.2 Mengelola Mutu Jasa ... 13

2.1 Konsep Pemasaran ... 15

2.2.1 Pemasaran Jasa ... 15

2.2.2 Bauran Pemasaran Jasa... 16

2.3 Kualitas Pelayanan Jasa ... 18

2.4 Lokasi ... 20

2.5 Harga ... 23

2.5.1 Pengertian Harga ... 23

2.5.2 Peranan Harga ... 24

2.5.3 Tujuan Penetapan Harga... 24

2.6 Loyalitas ... 27

2.7 Penelitian Terdahulu ... 30

2.8 Kerangka Pemikiran... 36

2.9 Hipotesis ... 37

III.METODE PENELITIAN ... 39

3.1Jenis Penelitian ... 39

3.2Definisi Konseptual ... 39

3.2.1 Kualitas Pelayanan ... 39

3.2.2 Lokasi ... 39

3.2.3 Harga ... 40

3.2.4 Loyalitas ... 40

3.3Definisi Operasional ... 40

3.4Populasi dan Sampel ... 42

3.4.1 Populasi ... 42

3.4.2 Sampel ... 42

3.5Sumber Data ... 43

3.5.1 Data Primer ... 43

3.5.2 Data Sekunder ... 43

3.6Teknik Pengumpulan Data ... 43

(16)

ii

3.6.2 Observasi ... 45

3.6.3 Dokumentasi ... 45

3.7Metode Analisis Data ... 46

3.7.1 Uji Validitas ... 46

3.7.2 Uji Realibilitas ... 48

3.8 Analisis Data ... 49

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 49

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 50

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 50

3.8.2.2 Uji Heterokedastisitas ... 51

3.8.2.3 Uji Multikolinearitas ... 51

3.9 Analisis Regresi Berganda ... 52

3.10Pengujian Hipotesis ... 52

3.10.1 Uji R2 ... 52

3.10.2 Uji t ... 53

3.10.3 Uji F ... 54

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1Gambaran Perusahaan ... 56

4.1.1 Profil dan Sejarah Umum Perusahaan ... 56

4.2Karateristik Responden ... 60

4.2.1.1Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 61

4.2.1.2Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

4.2.1.3Distribusi Responden Berdasarkan Wilayah ... 63

4.2.1.4Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 63

4.2.1.5Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 64

4.2.1.6Distribusi Responden BerdasarkanTingkat Pendapatan .... 65

4.2.1.7Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan . 65 4.2.1.8Distribusi Responden Berdasarkan Rekomendasi ... 66

4.3Deskripsi Jawaban Per Variabel... 67

4.3.1 Variabel Kualitas Pelayanan ... 67

4.3.1.1Indikator Ketertarikan Desain ... 67

4.3.1.2Indikator Kualitas Peralatan ... 68

4.3.1.3Indikator Ketersediaan Fasilitas ... 68

4.3.1.4Indikator Kebersihan Sarana ... 69

4.3.1.5Indikator Kerapihan Pegawai ... 70

4.3.1.6Indikator Sikap Pegawai ... 70

4.3.1.7 Indikator Pengetahuan Pegawai ... 71

4.3.1.8 Indikator Pelayanan Pegawai ... 72

4.3.1.9 Indikator Kemampuan Komunikasi Pegawai... 72

4.3.1.10 Indikator Kesesuaian Pelayanan ... 73

4.3.1.11 Indikator Ketepatan Waktu ... 74

4.3.1.12 Indikator Kesesuaian Program ... 74

4.3.1.13 Indikator Persamaan Pelayanan ... 75

4.3.1.14 Indikator Kecepatan Pegawai ... 76

4.3.1.15 Indikator Kesigapan Pegawai ... 76

4.3.1.16 Indikator Ketelitian Pegawai ... 77

(17)

iii

4.3.1.18 Indikator Kesesuaian Kompensasi ... 78

4.3.1.19 Indikator Pemahaman Khusus Pelayanan ... 79

4.3.1.20 Indikator Keramahan Pelayanan ... 80

4.3.2 Variabel Lokasi ... 80

4.3.2.1 Indikator Kejelasan Lokasi ... 79

4.3.2.2 Indikator Kemudahan Pencapaian Lokasi ... 81

4.3.3 Variabel Harga ... 82

4.3.3.1 Indikator Keterjangkauan Tarif ... 82

4.3.3.2 Indikator Persaingan Tarif ... 82

4.3.3.3 Indikator Kesesuaian Tarif ... 83

4.3.3 Variabel Loyalitas ... 84

4.3.3.3 Indikator Penggunaan Berulang ... 84

4.3.3.3 Indikator Perekomendasian Kepuasan ... 84

4.3.3.3 Indikator Kesediaan Kenaikan Harga... 85

4.4Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 86

4.4.1 Normalitas ... 86

4.4.2 Heterokedestisitas ... 87

4.4.3 Multikolineritas ... 88

4.5Hasil Analisis Data ... 89

4.5.1 Uji Hipotesis ... 89

4.5.2 Uji R2 ... 91

4.5.3 Hasil Uji t ... 91

4.5.3.1Hasil Uji Pengaruh Kualitas Pelayanan ... 91

4.5.3.2Hasil Uji Pengaruh Lokasi ... 92

4.5.3.3Hasil Uji Pengaruh Harga ... 93

4.5.4 Hasil Uji F ... 93

4.6Pembahasan ... 94

4.6.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan ... 94

4.6.2 Pengaruh Lokasi ... 95

4.6.3 Pengaruh Harga ... 97

4.6.4 Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi dan Harga ... 98

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 102

(18)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Daftar Member Fitness Sonia ... 4

Tabel 2 Marketing Mix Jasa ... 17

Tabel 3 Definisi Operasional ... 40

Tabel 4 Skala Likert ... 44

Tabel 5 Hasil Uji Validitas 30 Sampel ... 47

Tabel 6 Hasil Uji Realibilitas dengan 30 Sampel ... 49

Tabel 7 Program Fitness Sonia Fitness Centre ... 57

Tabel 8 Program Aerobic Sonia Aerobic Centre ... 57

Tabel 9 Jadwal Instruktur Aerobic ... 58

Tabel 10 Data Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 11 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

Tabel 12 Data Responden Berdasarkan Wilayah ... 63

Tabel 13 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 64

Tabel 14 DataResponden Berdarkan Tingkat Pekerjaan ... 64

Tabel 15 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 65

Tabel 16 Data Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 66

Tabel 17 Data Responden Berdarkan Rekomendasi ... 66

Tabel 18 Penilaian Responden Indikator Ketertarikan Desain ... 68

Tabel 19 Penilaian Responden Indikator Kualitas Peralatan ... 68

Tabel 20 Penilaian Responden Indikator Ketersediaan Fasilitas ... 69

Tabel 21 Penilaian Responden Indikator Kebersihan Sarana ... 69

Tabel 22 Penilaian Responden Indikator Kerapihan Pegawai ... 70

Tabel 23 Penilaian Responden Sikap Pegawai ... 70

Tabel 24 Penilaian Responden Indikator Pengetahuan Pegawai ... 71

Tabel 25 Penilaian Responden Indikator Pelayanan Pegawai ... 72

Tabel 26 Penilaian Responden Indikator Kemampuan Komunikasi ... 73

Tabel 27 Penilaian Responden Indikator Kesesuaian Pelayanan ... 73

Tabel 28 Penilaian Responden Indikator Ketepatan Waktu ... 74

Tabel 29 Penilaian Responden Indikator Kesesuaian Program ... 75

Tabel 30 Penilaian Responden Persamaan Pelayanan ... 75

(19)

v

Tabel 32 Penilaian Responden Indikator Kesigapan Pegawai ... 77

Tabel 33 Penilaian Responden Indikator Ketelitian Pegawai ... 78

Tabel 34 Penilaian Responden Indikator Pemahaman Kebutuhan ... 78

Tabel 35 Penilaian Responden Indikator Kesesuaian Kompensasi ... 79

Tabel 36 Penilaian Responden Indikator Pemahaman Khusus Pelayanan ... 79

Tabel 37 Penilaian Responden Indikator Keramahan Pelayanan ... 80

Tabel 38 Penilaian Responden Indikator Kejelasan Lokasi ... 81

Tabel 39 Penilaian Responden Indikator Kemudahan Pencapaian Lokasi ... 81

Tabel 40 Penilaian Responden Indikator Keterjangkauan Tarif ... 82

Tabel 41 Penilaian Responden Indikator Persaingan Tarif ... 83

Tabel 42 Penilaian Responden Indikator Kesesuaian Tarif ... 83

Tabel 43 Penilaian Responden Indikator Penggunaan Berulang ... 84

Tabel 44 Penilaian Responden Indikator Perekomendasian Kepuasan ... 84

Tabel 45 Penilaian Responden Indikator Kesediaan Kenaikan Harga... 85

Tabel 46 Hasil VIF ... 89

(20)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Profit Generator System ... 29

Gambar 2 Kerangka Pemikiran ... 36

Gambar 3 Hasil Uji Normalitas ... 86

(21)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

Lampiran 2. Entry Coding

Lampiran 3. Identitas Responden

Lampiran 4. Validitas Variabel Kualitas Pelayanan

Lampiran 5. Validitas Variabel Lokasi

Lampiran 6. Validitas Variabel Harga

Lampiran 7. Realibilitas Kualitas Pelayanan

Lampiran 8. Realibilitas Lokasi

Lampiran 9. Realibilitas Harga

Lampiran 10. Tabel Frekuensi

Lampiran 11. Analisis Regresi Berganda

Lampiran 12. Tabel r

Lampiran 13. Tabel t

(22)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pola hidup sehat dewasa ini sedang hangat menjadi pembicaraan dan menjadi

trend baru bahkan menjadi kebutuhan yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya penyakit yang muncul akibat kurangnya kontrol dan

pengetahuan tentang kesehatan dan kebugaran tubuh menyebabkan munculnya

kesadaran diri untuk merubah pola hidup menjadi lebih baik, salah satunya adalah

dengan menjaga pola makan dan olahraga yang rutin. Pemerintah juga melalui

dinas kesehatan sedang giatnya melakukan sosialisasi tentang hidup sehat yang di

dukung oleh keterlibatan media dalam menyampaikannya. Oleh karena itu

masyarakat sekarang telah menyadari betapa pentingnya untuk berolahraga dan

menjalankan hidup sehat.

Berolahraga tidak hanya sebatas olahraga yang biasa kita lakukan seperti jogging, renang, sepakbola, tenis atau olahraga lainnya namun berolahraga di pusat

kebugaran saat ini menjadi kebutuhan rutin yang dilakukan masyarakat sekarang.

Dan juga menjadi peluang bisnis bagi penyedia jasa kebugaran tubuh di

Indonesia. Sehingga bisnis sarana olahragapun makin menjamur contohnya di

Bandar Lampung, menyebar di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta,

(23)

2

banyak memiliki tempat pusat berolahraga (fitness centre). Bagi kebanyakan masyarakat kota, fitness merupakan wahana baru sebagai sarana olah raga yang nyaman dan praktis disela-sela kesibukan serta rutinitas kerja serta menjadi

penyalur akan kebutuhan dan kewajiban untuk memenuhi hidup yang sehat, di

balik tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.

Banyaknya sarana pusat olahraga memicu persaingan antar perusahaan semakin

meningkat, berbagai pelayanan dan pemasaran dilakukan perusahaan agar tetap

bertahan di bisnis ini. Peningkatan pelayanan diberikan agar pelanggan merasa

nyaman akan service yang diberikan dan agar pelanggan menjadi loyal terhadap perusahaan. Selain itu pemilihan lokasi dalam bisnis ini dinilai sangat penting

agar dekat dengan pelanggan yang ingin tetap menggunakan jasa ini, serta

penetapan harga yang menjadi penentu keuntungan bagi perusahaan dan

persaingan yang mengacu pada kesetiaan pelanggan.

Usaha perusahaan dalam memasarkan hasil produk atau jasa, tidak bisa lepas dari

kualitas pelayanan yang diberikan. Kualitas menjadi kunci utama dari beberapa

keunggulan yang menjadi peluang besar bagi perusahaan terhadap pelanggan yang

loyal. Menurut Simamora (2003), Penjualan perusahaan berasal dari dua

kelompok, yaitu pelanggan baru dan pelanggan ulang. Mempertahankan

pelanggan yang lama adalah lebih penting daripada menarik pelanggan yang baru.

Oleh karena itu, perusahaan harus memperhatikan kepuasan pelanggan. Jika

konsumen merasa puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan untuk

membeli lagi produk tersebut. Sedangkan konsumen yang tidak puas akan

(24)

3

lain disekitarnya, yang akan menyebabkan konsumen lainnya tidak menyukai

produk tersebut.

Dalam hal ini pelayanan jasa dinilai sangat perlu memperhatikan kualitas dari

layanan itu sendiri, dikarenakan konsumen yang merasa puas kemungkinan akan

melakukan penggunaan jasa selanjutnya. Menurut Pasuraman et al. dalam

Simamora (2003), ada lima faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menilai

kualtias layanan yaitu; keandalan, berwujud, daya tanggap, jaminan dan empati.

kelima faktor tersebut haruslah menjadi perhatian dan acuan bagi usaha bisnis

pelayanan jasa fitness.

Simamora (2003), mendeskripsikan dengan jelas tentang pelayanan bahwa

pelayanan bukanlah layanan itu sendiri. Pelayanan adalah proses menyampaikan

layanan. Layanan bisa diberikan oleh manusia atau alat. Pelayanan tidak hanya

berupa bagaimana karyawan menghadapi pelanggan. Dengan pengertian ini pula

dapat dikatakan bahwa apabila perusahaan menggunakan fasilitas yang baik dan

karyawan yang berkualitas, maka sebenarnya yang diberikan perusahaan adalah

pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik belum tentu layanan baik. Layanan

yang berkualitas adalah bila pelayanannya berjalan baik dan paket layanannya

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Sonia Aerobic dan Fitness Centre Lampung adalah perusahaan pelayanan jasa kebugaran tubuh yang berada di Jalan Raden Intan no. 115 Bandar Lampung dan

memiliki lebih dari 1000 member tiap tahunnya. Oleh karena itu Sonia sudah

memulai bisnis pelayanan jasa ini tahun 2004, dikarenakan adanya peluang bisnis

(25)

4

1 setiap bulannya ada kenaikan dan penurunan kunjungan member. Hal ini

disebabkan oleh banyaknya bisnis serupa yang mengakibatkan persaingan antar

perusahaan. Adanya persaingan antar perusahaan serupa memicu member untuk

mencoba ke tempat fitness centre lainnya atau memutuskan untuk beralih kembali menggunakan jasa fitness centre di Sonia dan dikarenakan ada kesenjangan dalam pelayanan jasa ini. Dalam perkembangannya, ini menjadi permasalahan yang

cukup besar untuk para pelaku bisnis penyedia sarana olaharaga (fitness centre). Berikut data member Sonia Fitness Centre tahun 2013:

Tabel 1. Jumlah Member Tahun 2013

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kunjungan member tiap

bulannya selalu tidak sama dikarenakan adanya beberapa faktor yang menjadikan

member untuk tetap loyal atau berpindah tempat. Hal inilah yang menyebabkan

peneliti ingin mengetahui seberapa besar faktor-faktor penunjang loyalitas

member Sonia. Karena pelayanan jasa ini dinilai cukup menjanjikan dan

menguntungkan. Pelanggan mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan

(26)

5

tersebut. Hal yang tentunya akan menarik minat konsumen untuk melakukan

keputusan pembelian adalah kualitas dari produk atau jasa yang ditawarkan

perusahaan. Perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah perusahaan

yang dapat menyediakan produk atau jasa yang berkualitas. Pelayanan merupakan

hal yang mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan.

Pelayanan fitness centre harusnya tidak hanya terpaku pada prasarana olahraga saja tetapi juga memberikan pelayanan untuk meningkatkan kepuasan para

membernya. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pemberi jasa layanan kebugaran

untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan masyarakat sebagai

pemakai jasa olahraga. Perkembangan sektor industri termasuk di dalamnya jasa

olahraga tidak terlepas dari tuntutan untuk tetap memperhatikan kualitas

pelayanannya. Layanan yang istimewa haruslah memperhatikan harga,

dikarenakan kecepatan pelayanan yang diminta oleh pelanggan yaitu tarif yang

lebih mahal dibebankan terhadap layanan yang membutuhkan penyelesaian yang

paling cepat. Lokasi pun menjadi penentu bagi konsumen dalam menjangkau

tempat layanan yang dituju, lokasi yang strategis dekat dengan pasar dan mudah

dijangkau menjadi alasan bagi konsumen untuk menjadi pelanggan yang akan

melakukan pembelian ulang secara terus menerus.

Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi

pemasar, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum

bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk

bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ketempat bisnis dalam

(27)

6

karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Dengan adanya

penentuan lokasi perusahaan yang tepat, akan dapat melayani konsumen dengan

memuaskan, memperoleh tenaga kerja yang cukup, memperoleh barang yang baik

dengan harga bersaing, dan memungkinkan perluasan perusahaan.

Menurut Simamora, (2003) Ada tiga syarat keberhasilan eceran/produk/layanan

yaitu lokasi, lokasi, dan lokasi. Dikatakan begitu karena memang lokasi

memegang peranan paling penting dalam eceran. Bahkan dalam satu gedungpun

lokasi ini amat menentukan. Dalam memilih lokasi ada beberpa faktor yang perlu

diperhartikan adalah sebagai berikut:

1. Tingginya populasi pasar sasaran. Ini ditandai oleh banyaknya orang yang lewat pada suatu tempat atau yang bermukim serta berkantor di suatu lokasi

2. Akses pada lokasi. Kemudahan mencapai dan keluar dari lokas menentukan jumlah pengunjung. Akses tidak tergantung pada jarak.

3. Titik-titik stres. Secara psikologis terdapat titik-titik stres pada setiap lokasi. Lokasi-lokasi menjelang lampu lalu lintas, biasanya mempunyai tingkat stres yang lebih tinggi dibanding setelahnya.

4. Peruntukan suatu area atau jalur. Pembeli umumnya lebih menyukai tempat yang pilihan tokonya banyak di satu tempat.

5. Kondisi sosial dan lingkungan daerah sekitar.

Peter dan Olson (2000) Lokasi adalah aspek penting dalam saluran distribusi.

Lokasi yang baik menjamin tersedianya akses yang cepat, dapat menarik sejumlah

besar konsumen, dan cukup kuat mengubah pola berbelanja dan pembelian

konsumen. Di samping itu, keputusan pemilihan lokasi juga mencerminkan

komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan, sehingga mengubah

lokasi yang buruk kadang sulit dilakukan dan sangat mahal.

(28)

7

mendesai saluran distribusi dan mendesain promosi tidak membutuhkan waktu

yang lama. Bagi pembeli harga memberikan dampak ekonomis dan psikologis.

Dampak ekonomisnya berkaitan dengan daya beli, sebab harga merupakan biaya

bagi pembeli. Semakin tinggi harga, semakin dikit produk yang bisa dibeli/dipakai

dan begitu sebaliknya. Harga juga terkadang secara otomatis memiliki efek

psikologis, di mana harga tinggi mencerminkan kualitas tinggi dan harga rendah

mencerminkan kualitas rendah pula. Harga yang sesuai dengan kualitas yang

diberikan serta sesuai dengan daya beli konsumen menjadi alasan konsumen

menjadi loyal terhadap suatu produk, dalam hal ini khususnya penggunaan jasa

fitness.

Harga juga sangat menentukan kepuasan pelanggan dalam penggunaan jasa

olahraga ini, karena besarnya biaya member yang ditetapkan berkaitan dengan

tingkat pendapatan yang dimiliki oleh pelanggan. Semakin tingginya biaya

pemkaian jasa fitness akan mengakibatkan pelanggan harus berpikir dua kali dalam penggunaan jasa kebugaran tersebut, demikian sebaliknya apabila biaya

pemakaian jasa kebugaran semakin rendah maka pelanggan cenderung

memanfaatkan jasa kebugaran tanpa melakukan pertimbangan lebih banyak.

Harga member perbulannya Rp 70.000 dan harian Rp 10.000, Sonia Aerobic dan Fitness Centre ini memberikan harga member dan harian yang cukup bersaing. Perusahaan memberikan harga yang cukup berkompetitif terhadap membernya

agar tetap loyal. Perusahaan yang berorientasi pada konsumen hendaknya selalu

memikirkan kepuasan, dan pelayanan yang bagaimana yang disenangi oleh

konsumen sehingga tidak hanya puas saja yang di dapat, namun menjadi loyal dan

(29)

8

Keputusan pembelian konsumen inilah hal yang paling penting dalam suatu

bidang usaha untuk menjalankan bisnisnya.

Loyalitas pelanggan merupakan hal penting yang dimiliki perusahaan demi untuk

mempertahankan bisnis dan profit perusahaan. Menurut Tjiptono (2000), loyalitas

konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok

berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Dari

pengertian ini dapat diartikan bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena

adanya kombinasi dari kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan

tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan untuk menimbulkan

kepuasan tersebut dengan meminimalkan keluhan sehingga diperoleh pembelian

jangka panjang yang dilakukan oleh konsumen. Kotler (2001), menyebutkan ada 6

alasan mengapa suatu institusi perlu mendapatkan loyalitas pelanggannya:

1. Pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya pelanggan loyal akan memberi keuntungan besar kepada institusi

2. Biaya mendapatkan pelanggan baru jauh lebih besar dibanding menjaga dan mempertahankan pelanggan yang ada

3. Pelanggan yang sudah percaya kepada institusi dalam suatu urusan akan percaya juga dengan urusan lainnya

4. Biaya operasi institusi akan menjadi efisien jika memiliki banyak pelanggan yang loyal

5. Institusi dapat mengurangkan biaya psikologis dan sosial dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak pengalaman positif dengan institusi.

6. Pelanggan loyal akan selalu membela institusi bahkan berusaha pula untuk menarik dan memberi saran kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.

(30)

9

menghasilkan pelayanan atau servis dengan kualitas tinggi, lokasi yang mudah

dijangkau serta penetapan harga yang sesuai dan terjangkau. Sonia Fitness Centre merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa olah tubuh. Untuk dapat

bertahan dalam persaingan yang semakin ketat pada saat ini, para pemilik fitness centre dituntut untuk lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan saat ini, karena pada dasarnya membeli suatu jasa bukan hanya dilihat dari segi

fisiknya saja tetapi juga manfaat dan kehandalan dari jasa tersebut. Minat

masyarakat yang tinggi untuk bergabung di fitness centre membuat pemilik fitness centre lebih memperhatikan kualitas layanan dan kepuasan pelanggan yang diberikan kepada pelanggan agar pelanggan merasa puas serta kembali lagi ke

fitness centre tersebut.

Hal tersebut di atas akhirnya menjadi latar belakang penulis untuk memilih

penelitian ini dengan judul:Pengaruh Kualitas Pelayanan, Lokasi, dan Harga, Terhadap Loyalitas Penggunaan Jasa Fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Centre Lampung.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, peneliti berkeinginan mengangkat

permasalahan yang dianggap mendasar yaitu:

1. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas penggunaan

jasa fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Center Lampung?

(31)

10

3. Seberapa besar pengaruh harga terhadap loyalitas penggunaan jasa fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Center Lampung?

4. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan, lokasi dan harga secara simultan

terhadap loyalitas penggunaan jasa fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Centre Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas

penggunaan jasa fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Center Lampung. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh lokasi terhadap loyalitas penggunaan

jasa fitness di Sonia Aerobic dan Fitness Center Lampung.

3. Mengetahui seberapa besar pengaruh harga terhadap loyalitas penggunaan

jasa fitnes di Sonia Aerobic dan Fitness Center Lampung.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan, lokasi dan harga

secara simultan terhadap loyalitas penggunaan jasa fitness di Sonia Sonia Aerobic dan Fitness Center Lampung.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam 2 aspek manfaat, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap agar penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Perusahaan

dalam menambah wawasan dalam bidang pemasaran, terutama berkaitan

(32)

11

termasuk dalamnya adalah kualitas pelayanan, lokasi dan harga guna

mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan.

2. Manfaat Praktis

Penulis berharap agar penelitian ini menjadi sumber acuan informasi dan

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Jasa

2.1.1 Klasifikasi dan Ciri Jasa

Pemasaran terdiri dari semua aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan dan

memfasilitasi setiap pertukaran yang dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan

atau keinginan konsumen (Kotler, 2002). Menurut American Marketing Association dalam Tjiptono (2004), pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan,

barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individual

dan organisasional.

Kotler (2002) juga mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak dapat menghasilkan kepemilikan sesuatu. Rangkuti (2008) menjelaskan bahwa jasa merupakan

pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak

lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, di mana

interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.

Oleh sebab itu, jasa memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakannya

(34)

13

2.1.2 Mengelola Mutu Jasa

Kotler (1996), Salah satu cara utama untuk menempatkan sebuah perusahaan jasa

lebih unggul daripada pesaingnya ialah dengan memberikan pelayanan yang lebih

bermutu dibandingan dengan para pesaingnya. Kuncinya ialah memenuhi atau

melebihi pengharapan konsumen sasaran mengenai mutu jasa. Pengharapan

konsumen dibentuk berdasarkan pengalaman mereka, saran teman-teman mereka,

dan iklan yang disampaikan perusahaan jasa. Bila jasa yang mereka nikmati

ternyata berada jauh di bawah jasa yang mereka harapkan makan konsumen akan

kehilangan minat terhadap pemberi jasa tersebut. Sebaliknya, jika jasa yang

mereka nikmati memenuhi atau melebihi pengharapannya, mereka cenderung

akan memakai lagi pemberi jasa itu. Oleh karena itu, pemberi jasa perlu

mengidentifikasi keinginan konsumen sasaran dalam mutu jasa.

Pasuraman et al. Dalam Kotler (1996) merumuskan sebuah model mutu jasa yang

menggaris bawahi ketentuan penting yang perlu dipatuhi pemberi jasa supaya bisa

melayani jasa sesuai dengan pengharapan konsumen. kelima kesengangan ini

diuraikan sebagai berikut:

1. Kesenjangan pengharapan konsumen dengan persepsi manajemen.

Manajemen tidak selalu memahami dengan tepat apa yang diinginkan konsumen atau bagaimana konsumen menilai masing-masing komponen jasa itu.

2. Kesenjangan persepsi manajemen dengan spesifikasi mutu jasa.

Manajemen barangkali belum menetapkan standar mutu atau standar mutu yang sangat jelas; atau barangkali manajemn telah menetapkan standar mutu yang jelas tetapi tidak realistis; atau barangkali standar mutu ini jelas dan realistis, tetapi manajemen tudaj memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan peringkat mutu seperti itu.

3. Kesenjangan spesifikasi mutu jasa dengan pemberian jasa.

(35)

14

peralatan yang rusak. Tenaga kerja yang menangani operasi pada umumnya memiliki dorongan kuat untuk bekerja efisien, dan ini kadang-kadang bertentangan dengan dorongan menciptakan kepuasan konsumen. 4. Kesenjangan penyerahan jasa dengan komunikasi eksternal.Pengharapan

Konsumen dipengaruhi akan janji yang diutarakan oleh pemberi jasa melalui komunikasi,

5. Kesenjangan jasa yang dinikmati konsumen dengan jasa yang diharapkan konsumen.

Kesenjangan ini timbul bilas satu atau lebih dari kesenjangan-kesenjangan yang telah disebutkan tadi terjadi. Menjadi jelas mengapa pemberi jasa mengalami kesulitan dalam upaya mereka menyerahkan mutu jasa sesuai dengan pengharapan konsumen.

Pasuraman et al. Dalam Kotler (1996) menyusun daftar/faktor yang menjadi

penentu mutu jasa. Kriteria-kriteria ini adalah sebagai berikut:

1. Akses.

Jasa harus mudah dijangkau dalam lokasi yang mudah dicapai pada saat yang tidak merepotkan dan cepat.

2. Komunikasi.

Jasa harus diuraikan dengan jelas dalam bahasa yang mudah dimengerti konsumen.

3. Kompetensi.

Karyawan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.

4. Kesopanan.

Karyawan harus bersikap ramah, penuh hormat, dan penuh perhatian. 5. Kredibilitas.

Perusahaan dan karyawan harus bisa dipercayai dan memahami keinginan utama yang diharapkan konsumen.

6. Realibilitas.

Jasa harus dilaksanakan dengan konsistensi dan cermat. 7. Cepat-tanggap.

Karyawan harus memberikan tanggapan dengan cepat dan kreatif atas permintaam dan masalah konsumen.

8. Kepastian.

Jasa harus bebas dari bahaya, risiko, atau hal-hal yang meragukan. 9. Hal-hal yang berwujud.

Hal-hal yang beruwujud pada sebuah jasa harus dengan tepat memproyeksikan mutu jasa yang akan diberikan.

10. Memahami/mengenali konsumen.

(36)

15

2.2 Konsep Pemasaran 2.2.1 Pemasaran Jasa

Menurut Assauri (1999) bauran pemasaran adalah suatu alat pemasaran yang

digunakan untuk menjalankan pemasaran yang di dalamnya terdapat konsep dan

strategi pemasaran yang merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari pemasaran yaitu strategi produk, strategi harga, strategi

penyaluran atau distribusi dan strategi promosi. Menurut Lupiyoadi (2001)

Marketing mix pada pemasaran barang hanya terdiri dari empat unsur yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Marketing mix pada pemasaran jasa selain produk, harga, promosi dan distribusi para ahli pemasaran menambahkan tiga lagi

yaitu people, process, customer service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa di mana produksi/operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak

dapat dipisahkan dan mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara

langsung, dengan kata lain terjadi interaksi langsung antara keduanya, meski tidak

semua jenis jasa.

Menurut Gronroos dalam Jasfar (2005) Jasa merupakan suatu fenomena yang

rumit (complicated). Kata jasa mempunyai banyak arti dan ruang lingkup, dari pengertian yang paling sederhana, yaitu hanya berupa pelayanan dari seseorang

kepada orang lain, bisa juga diartikan sebagai mulai dari pelayanan yang

diberikan manusia, baik yang dapat dilihat (explicit service) maupun yang tidak dapat dilihat, yang hanya bisa dirasakan (implict service) sampai kepada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam penjualan jasa dan benda-benda

(37)

16

Gronroos dalam Jasfar (2005) menggambarkan bagaimana penawaran suatu

perusahaan bervariasi dari dua kutub ekstrim, yaitu murni berupa barang pada satu

sisi dan jasa murni di sisi lainnya. Berdasarkan kriteria tersebut, penawaran suatu

perusahaan dapat dibedakan menjadi lima kategori yaitu:

1. Produk Fisik Murni.

Barang berwujud fisik murni merupakan penawaran yang semata-mata hanya terdiri dari barang berwujud secara fisik seperti sabun, pasta gigi, dan sabun mandi.

2. Produk Fisik Dengan Jasa Pendukung

Sedangkan pada kategori barang berwujud produk fisik yang disertai jasa pendukung ini dapat didefinisikan sebagai penawaran yang terdiri atas suatu produk fisik yang disertai dengan satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik konsumen. Contohnya produsen mobil harus memberikan penawaran yang jauh lebih banyak daripada sekedar mobil saja, yaitu bisa meliputi jasa pengantaran, reparasi, pemasangan suku cadang dan sebagainya. Dalam kategori ini, jasa dapat pula didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang telah membeli produknya.

3. Hybrid

Hybrid adalah penawaran yang terdiri dari barang dan jasa yang sama besar porsinya.

4. Jasa Utama Yang Didukung Dengan Barang Dan Jasa Minor.

Jasa utama yang didukung dengan barang jasa dan minor merupakan penawaran yang terdiri atas suatu jasa pokok bersama-sama dengan jasa tambahan (pelengkap) dan/atau barang-barang pendukung. Contohnya, penumpang pesawat yang membeli jasa transportasi, selama menempuh perjalanan menuju tempat tujuan, terdapat beberapa unsur produk fisik yang terlibat, seperti makanan dan minuman dan lain-lain. Jasa seperti ini memerlukan barang yang bersifat barang modal (dalam hal ini pesawat) untuk realisasinya, tetapi penawaran utamanya adalah jasa.

5. Jasa Murni.

Kategori terakhir adalah jasa murni yaitu penawaran produk yang hampir seluruhnya berupa jasa. Contohnya jasa fisioterapi, konsultasi psikologi, jasa tukang pijat, babbysitter, dan lain-lain.

2.2.2 Bauran Pemasaran Jasa

Menurut Kotler (2005), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran

yang digunakan perusahaan untuk terus- menerus mencapai tujuan pemasarannya

(38)

17

digunakan perusahaan barang/jasa untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam

pasar sasaran. Setelah perusahaan barang/jasa menentukan pasar sasarannya dan

menentukan posisi apa yang akan didudukinya di pasar sasaran, maka langkah

selanjutnya adalah merancang strategi bauran pemasaran.

Menurut Lupiyoadi (2001) Marketing mix pada pemasaran barang hanya terdiri dari empat unsur yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Marketing mix pada pemasaran jasa selain produk, harga, promosi dan distribusi para ahli pemasaran

menambahkan tiga lagi yaitu people, process, customer service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa di mana produksi/operasi hingga konsumsi merupakan

suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan mengikutsertakan konsumen dan

pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain terjadi interaksi langsung antara

keduanya, meski tidak semua jenis jasa. Bauran pemasaran jasa dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 2. Marketing Mix Jasa

Product Price Promotion Place People Process Customer

Service

dikembangkan menjadi bauran pemasaran jasa yang terdiri dari alat-alat

(39)

18

people, process dan customer service. Hal ini digunakan oleh perusahaan dalam mencapaipasar sasaran yang ditentukan.

2.3 Kualitas Pelayanan Jasa

Menurut Rangkuti (2003), pelayanan merupakan pemberian suatu kinerja atau

tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain, pada umumnya jasa

diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Saat ini, ketika jaman sudah

semakin maju dengan semakin banyaknya informasi selain menjadi lebih pandai,

calon konsumen semakin berhati-hati dalam menggunakan isi dompetnya untuk

berbelanja. Ketika calon konsumen memutuskan untuk membeli atau

mengkonsumsi sesuatu, semakin banyak aspek atau kriteria yang diteliti, termasuk

salah satunya ialah kualitas produk yang akan dikonsumsi.

Kotler dalam (Tjiptono, 2000) mendefinisikan pelayanan yaitu setiap tindakan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Menurut Parasuraman et all dalam Tjiptono (2005) mengidentifikasi lima dimensi

pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa:

1. Bukti langsung (tangibles)

Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi 2. Keandalan (realibility)

Yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan

3. Daya tanggap (responsiveness)

Yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan daya tanggap

4. Jaminan (assurance)

(40)

19

5. Empati

Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

Lupiyoadi (2001) mengemukakan bahwa persepsi kualitas dari suatu barang atau

jasa dimata konsumen merefleksi nilai keseluruhan dari produk atau jasa tersebut.

Hal itu akan berpengaruh langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan

loyalitas mereka terhadap suatu merek tertentu. Persepsi pelanggan akan

melibatkan apa saja yang dianggap penting oleh pelanggan karena setiap

pelanggan mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Maka dapat

dikatakan kesan kualitas berarti membahas keterlibatan dan kepentingan

pelanggan. Tujuan utama kualitas pelayanan adalah untuk membangun

mempertahankan konsumen yang komit yang menguntungkan bagi konsumen,

untuk mencapai tujuan ini, perusahaan akan memfokuskan pada penarikan,

mempertahankan dan meningkatkan hubungan dengan konsumen. Konsumen

tertarik untuk terikat dalam hubungan dengan perusahaan, konsumen tetap ingin

menjalin hubungan selama konsumen diberi pelayanan jasa yang berkualitas

secara konsisten serta value yang terbaik disetiap kesempatan. Kecil harapannya konsumen bisa direbut oleh pesaing bila konsumen merasa bahwa perusahaan

memahami kebutuhan konsumen yang berubah dan memperlihatkan kemampuan

untuk senantiasa menjaga hubungan dengan secara konsisten memperbaiki dan

mengembangkan jasanya.

Menurut Dewi (2012) Pengaruh kualitas pelayanan dengan loyalitas konsumen

sangat erat kaitannya, karena dengan memberikan pelayanan yang berkualitas

(41)

20

akan muncul loyalitas konsumen terhadap perusahaan jasa, jika perusahaan sudah

memiliki konsuman yang loyal, maka perusahaan bisa meningkatkan penjualan

dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Ada

suatu hubungan penting antara kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan.

Hubungan ini terutama kuat sekali bila pelanggan sangat puas.

2.4 Lokasi

Lokasi merupakan saluran distribusi yaitu jalur yang dipakai untuk perpindahan

produk dari produsen ke konsumen. Menurut Lupiyoadi (2001), lokasi adalah

keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya

akan ditempatkan. Sedangkan menurut Swastha (2001) mengemukakan bahwa

lokasi (place) menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produknya dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen.

Lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi–dimensi pemasaran strategis seperti

fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan dan focus strategis (Fitzsimmon, 1994). Ada 3 jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi (Lupiyoadi,

2001) yaitu:

1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan)

Apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

2. Pemberi jasa (perusahaan) mendatangi konsumen

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

3. Perusahaan dan konsumen tidak bertemu langsung

(42)

21

Dari uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi perusahaan

menunjukkan tempat perusahan beroperasi dan merupakan salah satu

faktor untuk meningkatkan minat konsumen terhadap perusahan tersebut.

Render dan Heizer (2001), mempunyai pendapat yang melengkapi pernyataan

sebelumnya. Menurut mereka, faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi

adalah:

1. Lingkungan masyarakat

Kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi baik konsekuensi positif maupun negatif terhadap didirikannya suatu perusahaan didaerah merupakan suatu syarat penting. Perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi dimana perusahaan akan berlokasi.

2. Kedekatan dengan pasar

Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen dan sering mengurangi biaya distribusi. Dalam sektor jasa, daerah pasar biasanya ditentukan oleh waktu perjalanan para pelanggan ke lokasi.

3. Tenaga kerja

Dimanapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar. Bagi banyak perusahaan sekarang kebiasaan dan sikap calon pekerja suatu daerah lebih penting dari ketrampilan dan pendidikan karena jarang perusahaan yang dapat menemukan tenaga kerja baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat bervariasi dan tingkat spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus menyelenggarakan pelatihan khusus bagi tenaga kerja baru.

4. Kedekatan dengan bahan mentah

Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses produksi maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat dengan bahan mentah. Tetapi bila produk jadi lebih berat, besar dan bernilai rendah maka lokasi dipilih sebaliknya. Lebih dekat dengan bahan mentah dan supplier memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan pelayanan supplier yang lebih baik.

5. Fasilitas dan biaya transportasi

(43)

22

6. Sumber daya-sumber daya alam lainnya.

Hampir setiap industri memerlukan tenaga yang dibangkitkan dari aliran listrik, diesel, air, angin, dan lain – lain. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tersedianya sumber daya-sumber daya dengan murah dan mencukupi.Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lokasi suatu bisnis merupakan salah satu faktor penting bagi efisiensi bisnis. Lokasi bisnis tidak bisa diabaikan begitu saja, karena pemilihan lokasi akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan suatu perusahan dimasa yang akan datang.

Angipora (2002) dalam bauran pemasaran terdapat distribusi atau tempat yang

menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan

suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada

waktu dan tempat yang tempat yang tepat dimanapun konsumen berada. Dalam

penetapan saluran distribusi, produsen hendaknya memperhatikan unsur-unsur

yang terkait dalam bauran distribusi yang terdiri dari; sistem saluran, daya

jangkau, lokasi persediaan dan transportasi.

Menurut Mc Carthy dalam Swastha (2000), indikator dari lokasi adalah; saluran

distribusi, jangkauan distribusi, lokasi penjualan, pengangkutan, persediaan, dan

pergudangan. Jadi penentuan lokasi harus di usahakan agar konsumen selalu dekat

dan strategis. Penentuan lokasi menjadi sangat vital, karena kesalahan penentuan

lokasi dapat menyebabkan kegagalan perusahaan. Diusahakan agar lokasi mudah

dijangkau, strategis, dekat dengan konsumen dan mudah diakses. Sejalan dengan

semakin menjamurnya bisnis layanan jasa kebugaran tubuh dengan penawaran

yang sama, perbedaan tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada

pangsa pasar, kesetiaan konsumen dan keuntungan/laba suatu usaha. Disamping

itu, keputusan pemilihan lokasi bisnis juga mencerminkan komitmen jangka

panjang perusahaan dalam hal keuangan, sehingga merubah lokasi yang buruk

(44)

23

dalam pencapaian tujuan badan usaha. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau

mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang pada tempat bisnis

tersebut. Apalagi jika lokasi fitness terletak dekat dengan tempat tinggal dan pusat kota maka secara konsisten konsumen akan melakukan pembelian produk secara

berulang pada tempat tersebut.

2.5 Harga

2.5.1 Pengertian Harga

Menurut Kotler & Armstrong (2008), harga merupakan sejumlah uang yang

ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para

pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu

produk atau jasa. Payne (2000) mengemukakan bahwa harga memainkan bagian

yang sangat penting dalam bauran pemasaran jasa, karena penetapan harga

memberikan penghasilan bagi bisnis. Keputusan-keputusan penetapan harga

sangat signifikan dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memainkan peran

penting dalam pembentukan citra bagi jasa tersebut. Harga juga memberikan

persepsi mengenai kualitas. Perusahaan-perusahaan jasa, perlu menggunakan

penetapan harga secara lebih strategik untuk membantu memperoleh keunggulan

kompetitif.

Menurut William J.Stanton dalam Angipora (2002), Harga adalah Jumlah uang

(kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh

beberapa kombinasi sebuh produk dan pelayanan yang menyertainya. Sedangkan

(45)

24

yang dibebankan untuk sesuatu. Menurut Gronroos dalam Jasfar (2005), Dimensi

Lindqist mengenai kualitas meliputi dua dimensi baru yaitu dimensi harga dan

dimensi komunikasi pemasaran atau iklan. Harga yang ditawarkan atau

potongan-potongan harga yang diberikan, juga kegiatan iklan-iklan maupun komunikasi

pemasaran lain yang dilakukan perusahaan akan mempunyai dampak tidak

langsung terhadap penilaiannya terhadap kualitas jasa perusahaan.

2.5.2 Peranan Harga

Menurut Tjiptono (1997), harga memiliki dua peranan utama dalam proses

pengambilan keputusan para pembeli yaitu:

1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Maka dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Dalam menentukan keputusan pembelian, informasi tentang harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami dan makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen.

2.5.3 Tujuan Penetapan Harga

Payne (2000) mengemukakan, metode atau pendekatan penetapan harga alternatif

untuk jasa adalah sama yang dipakai untuk barang. Metode penetapan harga yang

akan dipakai harus diawali dengan pertimbangan mengenai tujuan penetapan

(46)

25

 Kelangsungan hidup.

Dalam kondisi pasar yang merugikan, tujuan penetapan harga mungkin mencakup tingkat profitabilitas yang diinginkan untuk memastikan kelangsungan hidup.

 Maksimalisasi keuntungan.

Penetapan harga untuk memastikan maksimalisasi profitabilitas dalam periode tertentu. Periode yang ditentukan akan dihubungkan dengan daur hidup jasa.

 Maksimalisasi penjualan.

Penetapan harga untuk membangun pangsa pasar. Hal ini mungkin melibatkan penjualan dengan merugi pada awalnya dalam upaya merebut pangsa pasar yang tinggi.

 Gengsi (prestise).

Sebuah perusahaan jasa mungkin berharap untuk menggunakan penetapan harga guna menempatkan dirinya sendiri secara eksklusif.

 ROI (Return on investment).

Tujuan-tujuan penetapan harga mungkin didasarkan pada pencapaian return on investment (ROI) yang diinginkan. Keputusan mengenai penetapan harga akan tergantung pada berbagai faktor, diantaranya; a) Positioning jasa, b) Tujuan-tujuan korporat, c) Sifat kompetisi, d) Daur hidup jasa, e) Elastisitas permintaan, f) Struktur biaya, g) Sumber daya yang digunakan, h) Kondisi ekonomi yang berlaku, dan i) Kapasitas jasa.

Harga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu produk, dimana konsumen

mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai kualitas

yang baik. Pada umumnya harga mempunyai pengaruh yang positif dengan

kualitas, semakin tinggi harga maka semakin tinggi kualitas. Konsumen

mempunyai anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas

suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu

dengan produk yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk

membeli suatu produk.

Menurut Tjiptono (2006), pada dasarnya terdapat tujuan penetapan harga, yaitu:

1. Tujuan berorientasi pada laba.

Asumsi teori klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi, tujuan ini dikenal dengan istilah maksimal laba

(47)

26

Selain tujuan berorientasi pada laba ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives.

3. Tujuan berorientasi pada citra.

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk dan mempertahankan citra prestisius.

4. Tujuan stabilisasi harga.

Pada dasarnya konsumen sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan harga mereka

5. Tujuan-tujuan lainnya.

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap

strategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara

yang ditempuh perusahaan dalam menetapkan posisi relatifnya dalam persaingan.

Misalnya pemilihan tujuan berorientasi pada keuntungan yang mengandung

makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga pesaing.

Hal ini sesuai dengan tiga kondisi menurut Tjiptono (2006) yaitu; tidak ada

pesaing, perusahaan berorientasi pada kapasitas produsen maksimum dan harga

bukanlah atribut yang penting bagi konsumen. Harga merupakan faktor yang

sangat penting, dimana harga akan menentukan seorang konsumen akan

membelanjakan atau tidak sejumlah uangnya untuk memakai pelayanan jasa.

Konsumen yang merasa puas dengan harga yang ditawarkan akan melakukan

pembelian ulang pada pelayanan tersebut. Dan yang pasti konsumen tersebut akan

tetap menggunakan pelayanan jasa ini serta merekomendasikannya ke konsumen

lain, sehingga membantu perusahaan untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih

(48)

27

2.6 Loyalitas

Loyalitas pelanggan adalah kunci utama dari perusahaan untuk menang dalam

persaingan, baik dalam perusahaan jasa maupun perusahaan barang (Tjiptono,

2002). Loyalitas menurut Oliver dalam Kotler & Keller (2009) adalah komitmen

yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk

atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruk situasi dan usaha pemasaran

berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.

Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2006) adalah; repeat purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk), retention (ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan), referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan). Menurut Kotler (1997), Loyalitas itu tergantung dari

puas dan tidaknya pelanggan dalam menerima kinerja suatu produk dan

harapan-harapan yang dicarinya.

Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga

kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya. Pelanggan

yang setia adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu,

sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun

yang mereka kenal. Selanjutnya pada tahap berikutnya pelanggan yang loyal

tersebut akan memperluas “kesetiaan” mereka pada produk-produk lain buatan

produsen yang sama. Dan pada akhirnya mereka adalah konsumen yang setia pada

produsen atau perusahaan tertentu untuk selamanya. Kotler (2001) menyatakan

bahwa loyalitas tinggi adalah pelanggan yang melakukan pembelian dengan

(49)

28

Masih menurut Kotler dan Amstrong (2001), Loyalitas berlanjut manakala

pelanggan merasa dipuaskan, dan sebaliknya jika produk jasa diterima tidak

seperti yang diharapkan, maka pelanggan menjadi tidak loyal. Hal ini terkait

dengan harapan yang didasarkan pengalaman masa lalu pelanggan, opini kawan

atau komitmen janji pemasar jasa. Lebih jauh tentang pelanggan, Griffin (1995)

menyatakan untuk menjadi pelanggan yang loyal melalui beberapa tahap, yaitu:

Suspects.

Mencakup semua orang yang akan membeli barang/jasa perusahaan, pada tahap ini konsumen akan membeli tetapi belum mengetahui mengenai perusahaan dan barang yang ditawarkan.

Prospects.

Orang yang memiliki kebutuhan atas jasa tertentu dan memiliki kemampuan untuk membelinya. Tahap ini konsumen belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan perusahaan dan jasa yang ditawarkan.

Disqualified Prospects.

Orang yang telah mengetahui keberadaan barang dan jasa tertentu tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang dan jasa tersebut dan tidak mempunyai kemampuan untuk membeli.

First Time Customers.

Konsumen yang membeli untuk pertama kalinya.  Repeat Customers.

Konsumen yang telah melakukan pembelian suatu produk dua kali atau lebih.

Client.

Membeli semua barang / jasa yang ditawarkan yang mereka butuhkan dan konsumen telah melakukan pembelian secara teratur.

Advocates.

Konsumen yang telah membeli semua barang/jasa yang ditawarkan secara teratur dan mendorong teman – teman lain untuk melakukan pembelian ke perusahaan itu.

Hal itu lebih lanjut dijelaskan oleh Griffin sebagai “Profit Generator System” yang merupakan rangkaian ketujuh tahapan pada Gambar 1. Permasalahan tingkat

(50)

29

kekuatan hubungan antara kepuasan dengan loyalitas menjadi beragam. Berikut

gambar dari profit generator system:

SUSPECT

Gambar 1. Profit Generator System Sumber: Griffin (1995)

Dalam kondisi di mana produk atau jasa alternatif sedikit atau rendah (switching barriers otomatis meningkat), maka pengaruh kepuasan terhadap loyalitas akan melemah ketika pelanggan merasa puas, sebaliknya, akan menguat ketika

pelanggan merasa tidak puas. Memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan,

merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Pelanggan

yang tidak loyal akan menginformasikan 2 kali lebih hebat kepada orang lain

tentang pengalaman buruknya tentang produk atau jasa yang dia terima,

sedangkan pelanggan yang loyal akan menginformasikan tentang hal hal yang

terbaik. Oleh karena itu, pelanggan yang loyal merupakan aset yang berharga. Di

samping itu, mereka juga merupakan sumber keunggulan bersaing bagi

perusahaan. Biaya untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan

pelanggan yang menguntungkan dijumlahkan, akan merupakan investasi yang

(51)

30

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan skripsi ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang akan

mengarahkan penelitian ini diantaranya yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisni.2010 dengan judul Analisis Pengaruh

Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Desain Produk, Harga Dan

Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indosat Im3 Pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang masalah utama yang

dibahas dalam penelitian ini mengenai seberapa jauh untuk menganalisis

pengaruh masing–masing variabel, kualitas produk (X1), kualitas pelayanan

(X2), desain produk (X3), dan harga (X4 ) dan kepercayaan (X5) terhadap

loyalitas pelanggan (Y).

Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui metode kuesioner terhadap

100 orang responden pengguna produk IM3 di Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro dengan mengunakan metode purposive sampling untuk mengetahui tanggapan responden terhadap masing-masing variabel.

Kemudian dilakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh berupa

analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif meliputi uji

validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis lewat uji F dan uji t

serta uji analisis koefisien determinasi (R2). Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis regersi linear berganda yang berfungsi untuk

Gambar

Tabel 2. Marketing Mix Jasa
gambar dari profit generator system:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Definisi Operasional
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Tambakan yang diberi Tepung Hipotalamus Sapi Rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih ikan tambakan selama penelitian pada penambahan

Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari Nilai Kontrak

Diajulan sebaEai satah salu stotd Mdptot !1 94t. i': lir::i:I

Apabila setelah dilakukan klarifikasi , ternyata harga satuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan/sesuai dengan harga pasar maka harga satuan tersebut tidak timpang

Singkat kata komunikasi yang efektif dalam lembaga perpustakaan biasanya adalah komunikasi yang diadik, komunikasi yang dilakukan dengan dua orang atau lebih

Dari hasil uji t dan mean difference tes komponen biomotor dapat diketahui bahwa ada pengaruh peningkatan yang signifikan latihan small sided games terhadap

Dokumen Pengadaan Standar Jasa Konsultansi Badan Usahai.

Jadi dapat diketahui bahwa F hitung lebih besar dari F tabel, yaitu 13,781 > 3,38 maka dapat diartikan Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa green product,