• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI (STUDI KASUS: TERMINAL PASAR BAWAH RAMAYANA KOTA BANDAR LAMPUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI (STUDI KASUS: TERMINAL PASAR BAWAH RAMAYANA KOTA BANDAR LAMPUNG)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MODEL EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI (STUDI KASUS: TERMINAL PASAR

BAWAH RAMAYANA KOTA BANDAR LAMPUNG)

Oleh

DEVIANTI MUZIANSYAH

Terminal Pasar Bawah Ramayana yang berada di pusat Kota Bandar Lampung merupakan salah satu tempat penyumbang terbesar kadar emisi gas buang, dimana aktivitas transportasi mobil angkutan yang sangat tinggi. Transportasi merupakan salah satu kegiatan yang berkontribusi sebagai penghasil emisi gas buang kendaraan bermotor baik yang berbahan bakar bensin maupun solar.

Penelitian ini bertujuan untuk membuat model hubungan antara emisi gas buang kendaraan dengan aktivitas transportasi, menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi emisi, menghitung besar emisi, dan menghitung kerugian emisi dalam rupiah per tahun di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung.

Model hubungan didapat dari persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS 16 untuk mobil penumpang solar adalah Y = -19,401 + 0,684 X1 + 11,497 X2 + 0,031 X3 dan untuk mobil penumpang bensin adalah Y = 20,060 + 0,143 X1 + 0,421 X2 + 0,028 X3 sedangkan untuk sepeda motor adalah Y = 9,049 + 0,082 X1 + 0,921 X2 + 0,051 X3. Dimana nilai emisi

gas buang (Y), umur kendaraan (X1), perawatan kendaraan (X2) dan kapasitas

mesin (X3). Berdasarkan survei dan analisis perhitungan beban emisi serta biaya

(2)

ABSTRACT

EXHAUST EMISSIONS MODEL MOTOR VEHICLE CAUSED BY TRANSPORT ACTIVITIES (CASE STUDY: RAMAYANA UNDERGROUND TERMINAL OF BANDAR LAMPUNG CITY)

By

DEVIANTI MUZIANSYAH

Ramayana Underground Terminal of Bandar Lampung City is one of the largest contributors exhaust emission levels, where the freight car transport activity is very high. Transportation is one of the activities that contribute as a producer of motor vehicle exhaust emissions both gasoline and diesel.

The aim of this study is to make model the relationship between vehicle exhaust emissions with transport activity, to determine the factors that affect emissions, calculate emissions, and calculate the emission losses in rupiah per year in Ramayana Underground Terminal of Bandar Lampung City.

Relationship models obtained from the linear regression equation using SPSS 16 for diesel passenger cars is Y = -19,401 + 0,684 X1 + 11,497 X2 +0,031 X3 and for gasoline passenger cars is Y = 20,060 + 0,143 X1 + 0,421 X2 + 0,028 X3 and for motorcycles is Y = 9,049 + 0,082 X1 + 0,921 X2 + 0,051 X3. Where the exhaust emissions value (Y), the age of the vehicle (X1), vehicle maintenance (X2) and the capacity of the machine (X3). Based on a survey and analysis of the emission load calculations and the cost of damages for Ramayana Underground Terminal worth Rp 63.492.632 / year.

Keywords : Transportation, Gasoline, Diesel, Exhaust Emissions, SPSS 16

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta, 2 Mei 1993. Penulis adalah anak kedua dari pasangan Bapak Tarmuzi dan Ibu Sutinah. Dengan rahmat Allah SWT penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 14 Petang Jakarta Selatan pada tahun 1998-1999. Kemudian melanjutkan sekolah ke Sekolah Dasar Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung pada tahun 1999-2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandar Lampung pada tahun 2007 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2010. Terakhir Penulis tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Sipil Universitas Lampung pada tahun 2010.

Pada tahun 2013, penulis melakukan Kerja Praktek pada Proyek Pembangunan Hotel Dafam Luxury Lampung di perusahaan PT. Merak Jaya Kencana. Pada tahun 2014 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Penumangan Baru, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat selama 40 hari dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat”, pada tahun yang sama

(8)
(9)

Kupersembahkan Skripsi Karyaku Ini Untuk

Allah SWT penguasa alam, yang selalu memberikan ridho dan barokahnya

kepada penulis. Nabi Muhammad SAW, uswatun hasanah kaum

muslimin, yang membawa peradapan kearah yang lebih baik melalui suri

teladannya.

Bapak Tarmuzi dan Ibu Sutinah tercinta,terbaik dan terikhlas yang

dengan sabar membimbing dan menyayangi dengan penuh pengorbanan dan

selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis.

Abangku Ashari Dena Muziansyah, Kakak Iparku Widia Astri

Pangesti, dan Adik kecilku Maghfiroh Fitriani Muziansyah yang selalu

memberi semangat kepada penulis dan selalu mengerti dan menerima keluh

kesah penulis.

Semua Keluarga Teknik Sipil Unila Khususnya Angkatan 2010.

(10)

MOTO

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.

(QS. Al Insyirah : 6)

Mengapa lelah? sementara Allah SWT selalu menyemangati dengan Hayya ‘alal Falah bahwa jarak

kemenangan hanya berkisar antara kening dan sajadah.

Jika sesuatu ditakdirkan untukmu, sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi milik orang lain.

Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau jalani) yang akan membuatmu

terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit.

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Model Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Akibat Aktivitas Transportasi

(Studi Kasus: Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung)“ adalah

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.Sc., ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung;

2. Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung;

3. Ibu Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Syukur Sebayang, M.T., selaku Dosen Pembimbing II, atas kesediaan memberi bimbingan, pengarahan, dan ilmu yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini;

4. Bapak Ir. Dwi Herianto, M.T., sebagai Penguji Skripsi, terimakasih atas saran-saran yang diberikan;

(12)

6. Ibu dan Bapakku tercinta yang tak hentinya mendoakan dan memberikan dukungan, mendengar keluh kesah anaknya dan menasihati dengan penuh cinta dan kasih sayang.

7. Abangku Ashari Dena Muziansyah, Kakak Iparku Widia Astri Pangesti, dan Adik kecilku Maghfiroh Fitriani Muziansyah yang selalu memberikan semangat dalam keadaan apapun yang selalu ada dalam suka dan duka.

8. Bapak dan Ibu Staf Administrasi dan semua pegawai Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung, yang telah banyak membantu dalam persiapan pelaksanaan seminar dan penyelesaian skripsi ini;

9. Teman dekatku, Reno Gumilang yang selalu memberikan semangat, nasehat, dan doa untukku, terima kasih atas perhatian dan kesabarannya.

10. Sahabat-sahabat terbaikku, Dhian Manzatulloh, Masayu, Dimasqy, Silvia Yura, Sherly, Oktavia, Galang, Elvira, Lidya, Pompi, Lita, Alhadi, Najmul, Ankavisi, Azizi, Tahta, Randy, Rolan, Mutia, Karina, Aria, Humaidi, Abi, Citra, Merisa, Rifina, Kemala, Rosma, Diana, Susan, Ica, Selvi, Ulin, serta rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Unila angkatan 2010 yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas kebersamaan yang telah diberikan selama ini.

(13)

12. Teman-teman KKN di Desa Penumangan Tulang Bawang Barat, Rani, Nycho, Vivi, Oktariza, Prita, Okta, Rahmadi, Ramanda, Fajar, Terimakasih 40 hari kebersamaannya sukses buat kita semua.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar lampung, Januari 2015 Penulis,

(14)

D

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep PemodelanTransportasi ... 5

B. Emisi Gas Buang ... 6

C. Komposisi Emisi Gas Buang ... 7

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emisi Gas Buang... 8

E. Beban Emisi ... 19

F. Sampel Minimum ... 20

G. Analisis Regresi Linier Berganda... 20

H. Studi atau Literatur Penunjang Penelitian Terdahulu ... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum ... 23

B. Persiapan Penelitian ... 23

C. Pengambilan Data A. Pelaksanaan Survei ... 31

(15)

2. Volume LaluLintas ... 32

3. Kecepatan Kendaraan ... 33

C. Survei Karakteristik Kendaraan 1. Karakteristik Kendaraan ... 36

1.1.Berdasarkan Bahan Bakar ... 36

1.2.Berdasarkan Perawatan Kendaraan ... 38

1.3.Berdasarkan Kapasitas Mesin Kendaraan ... 42

1.4.Berdasarkan Konsumsi Bahan Bakar ... 46

D. Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Korelasi Emisi Gas Buang Kendaraan ... 50

1.1.Analisis Model Emisi Gas Buang Kendaraan Solar ... 51

1.2.Analisis Model Emisi Gas Buang Kendaraan Bensin ... 54

1.3.Analisis Model Emisi Gas Buang Kendaraan Sepeda Motor ... 59

2. Perhitungan Beban Emisi Kendaraan ... 65

2.1.Perhitungan Beban Emisi Menggunakan Faktor Emisi Indonesia ... 66

2.2.Perhitungan Beban Emisi Menggunakan Faktor Emisi India ... 75

3. Perhitungan Kerugian Emisi Kendaraan Dalam Rupiah Per Tahun .... 78

3.1.Kerugian Emisi di Ruas Jalan Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung ... 80

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Faktor Emisi ...19 2. Studi Penelitian Terdahulu ...23 3. Data Volume Lalu Lintas di Terminal Pasar Bawah Ramayana

Kota Bandar Lampung ...32 4. Data Kecepatan Kendaraan di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota

Bandar Lampung... ...34 5. Jumlah Kendaraan Berdasarkan Bahan Bakar ...37 6. Jumlah Kendaraan Solar Berdasarkan Perawatan Kendaraan ...38 7. Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Bensin (Mobil) Berdasarkan

Perawatan Kendaraan ...40 8. Jumlah Kendaraan Sepeda Motor Berdasarkan Perawatan Kendaraan ...41 9. Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Solar Berdasarkan

KapasitasMesin ...42 10. Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Bensin (Mobil)

Berdasarkan Kapasitas Mesin ...44 11. Jumlah Kendaraan Sepeda Motor Berdasarkan Kapasitas Mesin ...45 12. Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Solar Berdasarkan

Konsumsi Bahan Bakar ...47 13. Jumlah Kendaraan Berbahan Bakar Bensin (Mobil) Berdasarkan

(17)

16. Data Faktor Emisi Indonesia ...66

17. Data Volume LaluLintas di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung Per Jam...67

18. Data Volume LaluLintas di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung Per Hari ...67

19. Data Volume LaluLintas di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung Per Minggu ...68

20. Data Volume LaluLintas di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung Per Tahun ...69

21. Beban Emisi Kendaraan Solar Per Tahun ...73

22. Beban Emisi Kendaraan Bensin (Mobil) Per Tahun ...74

23. Beban Emisi Kendaraan Sepeda Motor Per Tahun ...74

24. Data Faktor Emisi India ...76

25. Faktor Emisi Pada Kecepatan 14 km/jam ...77

26. Beban Emisi Kendaraan Dengan Kecepatan 14 Km/jam Per Tahun ...78

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Denah Lokasi Penelitian ... 24 2. Diagram Alir Penelitian ... 30 3. Kecepatan Rata – rata di Terminal Pasar Bawah Ramayana

Kota Bandar Lampung ... 34 4. Persentase Kendaraan Berdasarkan Bahan Bakar ... 38 5. Persentase Kendaraan Berbahan Bakar Solar Berdasarkan

Perawatan Kendaraan ... 39 6. Persentase Kendaraan Berbahan Bakar Bensin (Mobil)

Berdasarkan Perawatan Kendaraan ... 40 7. Persentase Kendaraan Sepeda Motor Berdasarkan Perawatan

Kendaraan ... 41 8. Persentase Kendaraan Berbahan Bakar Solar Berdasarkan

Kapasitas Mesin ... 43 9. Persentase Kendaraan Berbahan Bakar Bensin (Mobil)

Berdasarkan Kapasitas Mesin ... 45 10.Persentase Kendaraan Sepeda Motor Berdasarkan

Kapasitas Mesin ... 46 11.Persentase Kendaraan Berbahan Bakar Solar

Berdasarkan Konsumsi Bahan Bakar ... 47 12.Persentase Kendaraan Berbahan Bakar Bensin (Mobil)

Berdasarkan Konsumsi Bahan Bakar ... 48 13.Persentase Kendaraan Sepeda Motor Berdasarkan

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan pesatnya pembangunan dan jumlah penduduk yang tinggal di Kota Bandar Lampung, maka jumlah kendaraan bermotor juga mengalami peningkatan. Dengan semakin meningkatnya kendaraan bermotor yang beroperasi maka akan menyebabkan peningkatan pada konsentrasi pencemarnya sehingga dikhawatirkan membahayakan kesehatan manusia dan mempengaruhi kualitas udara apabila melebihi ambang batas yang ditentukan. Penelitian Rusdian Lubis dan Widodo Sambodo (2004) memberikan informasi bahwa ternyata lebih dari 50 % pencemaran udara disumbangkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Permasalahan transportasi semakin terasa di daerah perkotaan yang penduduknya padat dengan aktivitas kegiatan tinggi seperti halnya di Kota Bandar Lampung.

(20)

2

Terminal Pasar Bawah Ramayana yang berada di pusat Kota Bandar Lampung merupakan salah satu tempat penyumbang terbesar kadar emisi gas buang karena aktivitas transportasi mobil angkutan yang sangat tinggi. Akibatnya, puluhan pemilik kios yang hampir dua tahun berdagang di terminal lantai dasar pasar tersebut akhir-akhir ini mulai merasakan sesak nafas dan gangguan paru-paru.

Kondisi terminal angkutan umum dalam kota ini sangat tidak layak untuk kesehatan. Selain tingginya emisi gas buang dari kendaraan minibus bahan bakar solar dan premium, kondisi terminal juga gelap dan pengap akibat sirkulasi angin yang datang satu arah menuju kios pedagang. Pencemaran udara disebabkan tingginya volume gas buang emisi kendaraan angkutan umum dan pribadi yang masuk ke terminal. Selain itu, pencemaran tersebut juga diperparah oleh kerusakan pengisap udara yang dipasang di atap terminal. (HFS/Bisri Merduani dalam Liputan6.com, Lampung)

(21)

3

dengan studi kasus di Terminal Pasar Bawah (Ramayana) Kota Bandar Lampung.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi banyaknya gas buang yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor akibat aktivitas transportasi. 2. Membuat model hubungan antara emisi gas buang yang dikeluarkan

kendaraan bermotor dengan aktivitas transportasi yang terjadi di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung.

3. Menghitung besarnya emisi gas buang yang dihasilkan dari aktivitas transportasi di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung. 4. Menghitung kerugian emisi gas buang kendaraan bermotor dalam rupiah

per tahun di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung.

C. Batasan masalah

Adapun ruang lingkup dan batasan masalah pada studi ini adalah :

1. Wilayah studi dilakukan di Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung.

(22)

4

3. Studi ditinjau pada hari Senin dan Kamis pada jam – jam puncak kesibukan yaitu pada pagi hari pukul 06.30 - 08.00 WIB, siang hari pukul 12.00 - 13.30 WIB dan sore hari pukul 16.00 – 18.00 WIB.

4. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode survei.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas transportasi terhadap emisi gas buang yang dihasilkan.

2. Mengetahui faktor – faktor apa saja yang paling dominan mempengaruhi banyaknya emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. 3. Sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan untuk memecahkan

masalah-masalah yang berhubungan dengan polusi udara yang berhubungan dengan emisi.

(23)

5

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pemodelan Transportasi

Sebagai salah satu cabang dari bidang ilmiah (disiplin ilmu). Transportasi juga tidak bisa lepas dari penggunaan model dalam studi-studinya. Perkembangan penggunaan model dalam berbagai studi dan riset di bidang transportasi berjalan seiring berkembangnya teknologi transportasi dan semakin kompleks serta maraknya masalah-masalah transportasi yang menyeruak ke permukaan. Model yang biasa digunakan dalam merencanakan sistem transportasi diantaranya adalah:

1. Model matematik dan statistik

(24)

6

B. Emisi Gas Buang

Pengertian emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin pembakaran dalam, mesin pembakaran luar, mesin jet yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin (Wikipedia).

Emisi gas buang kendaraan bermotor diukur dalam gram per kendaraan per km dari suatu perjalanan dan terkait dengan beberapa faktor seperti tipe kendaraan, umur kendaraan, ambang temperatur dan ketinggian. Kendaraan dengan usia dan jenis bahan bakar yang berbeda akan menghasilkan kadar emisi yang berbeda juga (Ambar Yuliastuti, 2008).

Whitelegg (1993), Anonim (1997), dan Bachrun (1993) menyatakan ada enam komponen polusi udara hasil emisi gas buang kendaraan bermotor yang menjadi perhatian utama yaitu: karbon monoksida oksida sulfur, hidrokarbon, oksida nitrogen, partikel dan timah hitam. Bila pembakaran pada kendaraan bermotor tidak sempurna maka terbentuk karbon monoksida padahal bila pembakaran sempurna seharusnya terbentuk karbon dioksida.

Perhitungan emisi akan dihitung dengan rumus berikut : E = Volume Kendaraan x VKT x FE x 10-6

Dimana :

E = Beban emisi (ton/tahun)

Volume Kendaraan = Jumlah kendaraan (kendaraan/tahun)

(25)

7

C. Komposisi Emisi Gas Buang

1. CO (Karbon Monoksida)

Karbon monoksida adalah adalah gas yang tak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi bila bahan bakar atau unsur C tidak mendapatkan ikatan yang cukup dengan O2 artinya udara yang masuk ke ruang silinder kurang atau suplai bahan bakar berlebihan.

2. NO (Nitrogen Oksida)

Tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi akibat panas yang tinggi pada ruang bakar akibat proses pembakaran sehingga kandungan nitrogen pada udara berubah menjadi Nox.

3. HC (Hidro Karbon)

Warna kehitam-hitaman dan beraroma cukup tajam, gas ini terjadi apabila proses pembakaran pada ruang bakar tidak berlangsung dengan baik atau suplai bahan bakar berlebihan.

4. CO2 (Karbon dioksida)

Tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi akibat pembakaran yang sempurna antara bahan bakar dan udara dalam hal ini oksigen (http://viarohidinthea.blogspot.com/2011/05/emisi-gas-buang.html).

5. SO2 (Oksida Belerang)

(26)

8

6. PM10 (Particulate Matter)

PM10 adalah debu partikulat yang terutama dihasilkan dari emisi gas buangan kendaraan. Sekitar 50% - 60% dari partikel melayang

merupakan debu berdiameter 10 μm. Debu PM10 ini bersifat sangat

mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, sehingga PM10 dikategorikan sebagai Respirable Particulate Matter ( RPM ). Akibatnya akan mengganggu sistem pernafasan bagian atas maupun bagian bawah (alveoli). Pada alveoli terjadi penumpukan partikel kecil sehingga dapat merusak jaringan atau sistem jaringan paru-paru,

sedangkan debu yang lebih kecil dari 10 μm, akan menyebabkan iritasi

mata, mengganggu serta menghalangi pandangan mata (Chahaya, 2003).

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Emisi Gas Buang

Faktor penting yang menyebabkan dominannya pengaruh sektor transportasi terhadap pencemaran udara perkotaan di Indonesia antara lain:

1. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial).

2. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada (misalnya jalan yang sempit).

3. Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya kegiatan-kegiatan perekonomian dan perkantoran di pusat kota.

4. Masalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengembangan kota yang ada, misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota.

(27)

9

6. Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor .

7. Faktor perawatan kendaraan dan jenis bahan bakar yang digunakan. 8. Jenis permukaan jalan dan struktur pembangunan jalan. 9. Siklus dan pola mengemudi (driving pattern) (Tri Tugaswati, 2007).

Diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi emisi gas buang kendaraan bermotor di antaranya adalah teknologi kendaraan bermotor, jenis bahan bakar, kondisi mesin, cara mengemudi, dan kondisi lalu lintas. Faktor-faktor ini memiliki keterkaitan satu sama lain, yang sifatnya tidak terpisah satu sama lain (Kompas, 8 Juni 2004, Oleh Ari Muhammad).

Aktivitas transportasi akan menghasilkan beberapa macam gas buang antara lain karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogenoksida dan partikel-partikel lepas yang lain. Gas buang tersebut memberikan kontribusi dalam pencemaran tanah dan pencemaran udara di perkotaan. Pencemaran tanah dan udara akan semakin parah di pusat aktivitas masyarakat karena semua pergerakan akan menuju kawasan tersebut. Ada beberapa faktor yang turut berpengaruh terhadap tingkat pencemaran udara yang disebabkan karena emisi gas buang dari kendaraan bermotor, diantaranya adalah bentuk topografi, arah angin, dan kecepatan angin. Sedangkan tingkat emisi gas buang dari suatu kendaraan bermotor dipengaruhi oleh jenis bahan bakar yang digunakan, usia kendaraan, tipe kendaraan, ambang temperatur dan ketinggian (Ambar Yuliastuti, 2008).

(28)

10

Kendaraan dengan tahun pembuatan yang lebih lama akan mengeluarkan emisi yang lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan baru. Demikian juga kendaraan dengan bahan bakar bensin akan mengeluarkan jenis emisi yang berbeda dengan kendaraan berbahan bakar solar (Marlok, 1991).

Kecepatan juga akan mempengaruhi jumlah emisi yang dikeluarkan oleh suatu kendaraan. Menurut Marlok (1992) yang melakukan uji emisi di Amerika Serikat, semakin tinggi kecepatan yang digunakan pada suatu kendaraan, maka jumlah CO yang dikeluarkan akan semakin kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan NO2, dimana semakin tinggi kecepatan yang digunakan maka NO2 yang dikeluarkan akan semakin besar (Dalam Jurnal Vera Surtia Bachtiar).

Menurut Morlok (1991), keberadaan gas polutan di udara yang dihasilkan dari kegiatan transportasi sangat dipengaruhi oleh bentuk atau kebiasaaan berkendaraan dari pengguna jasa lalu lintas, seperti volume dan kecepatan lalu lintas tersebut.

Peningkatan arus lalu lintas terutama akan mempengaruhi kecepatan dan percepatan sepanjang segmen jalan tertentu, tetapi dapat juga mempengaruhi pilihan rute (yaitu, volume lalu lintas pada segmen jalan tertentu) (Dowling, R.G., 2005).

(29)

11

membutuhkan bahan bakar semakin besar bila dibandingkan dengan pola berkendara yang berjalan dengan kecepatan konstan untuk semua jenis motor, baik berbahan bakar bensin maupun diesel (Soedomo, 2001).

Terdapat 3 jenis faktor penentu emisi gas buang kendaraan bermotor yaitu jenis mesin, kondisi mesin, dan bahan bakar yang digunakan. Kendaraan dalam kondisi menyala akan menghabiskan bahan bakar. Ketika mesin kendaraan dalam keadaan berhenti dan menyala, akan menghabiskan bahan bakar dan menambah emisi CO2. Jika kendaraan akan berhenti lebih dari 3 menit, akan lebih baik jika mesin kendaraan dimatikan karena akan menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi CO2.

Pada penelitian ini ada tujuh faktor yang akan ditinjau yaitu, jumlah kendaraan, umur kendaraan, perawatan kendaraan, kecepatan kendaraan, jenis bahan bakar, jumlah bahan bakar, kapasitas mesin.

a. Jumlah Kendaraan

Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang signifikan mengakibatkan kebutuhan akan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) juga semakin meningkat khususnya bahan bakar solar dan bensin (Ichsani, 2007). Penggunaan bahan bakar yang banyak tentunya akan menyebabkan emisi gas buang yang banyak pula.

(30)

12

namun tingkat kenaikan dari jumlah kendaraan bermotor yang cukup tinggi dan jauhnya jarak perjalanan membuat hal tersebut tidak berguna lagi (Carbajo dan Faiz, 1994). Peningkatan jumlah kendaraan sebanding dengan peningkatan jumlah emisi yang dihasilkan (Hickman, 1999). b. Umur Kendaraan

Pembatasan usia kendaraan akan menekan tingkat kemacetan lalu lintas dan akan mengurangi emisi gas buang. Terjadinya kemacetan lalulintas akan memperbesar emisi gas CO karena terjadi pembakaran yang tidak sempurna, hingga hampir 6 kali bila lalu lintas tidak mengalami kemacetan.

Umur mesin berpengaruh terhadap konsentrasi emisi CO yang dihasilkan sepeda motor. Semakin tua umur mesin sepeda motor maka konsentrasi emisi CO yang dihasilkan semakin besar. Hal ini disebabkan oleh komponen – komponen mesin (yang berperan penting dalam proses pembakaran) telah banyak mengalami proses keausan selain itu, banyak kotoran – kotoran yang menempel di saringan udara (Dalam Jurnal Cyndia Putri Lupita). Hasil penelitian Rindani (2011) juga menyatakan bahwa umur mesin kendaraan akan mempengaruhi emisi gas buang yang dihasilkan.

c. Kecepatan Kendaraan

(31)

13

kemacetan. Jika arus lalu-lintas mendekati kapasitas (derajat kejenuhan

> 0,8), kondisi turbulen “berhenti dan berjalan” yang disebabkan

kemacetan terjadi dan menyebabkan kenaikan emisi gas buang dan kebisingan jika dibandingkan dengan kondisi lalu-lintas yang stabil. Alinyemen jalan yang tidak diinginkan seperti tikungan tajam dan kelandaian curam menaikkan kebisingan dan emisi gas buang.

Kecepatan kendaraan didefinisikan sebagai tingkat pergerakan yaitu jarak yang ditempuh kendaraan dalam satu satuan waktu tertentu. Umumnya dinyatakan dengan satuan kilometer per jam (km/jam). Karena dalam arus lalu lintas akan terdapat berbagai jenis kendaraan dengan berbagai kecepatan juga, maka kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan rata-rata.

Pada umumnya kecepatan dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut ini: a. Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada

suatu saat diukur dari suatu tempat yang ditentukan.

b. Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat dengan membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut.

(32)

14

MKJI menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan. Kecepatan tempuh merupakan kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalu lintas dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh rata-rata kendaraan yang melalui segmen jalan tersebut.

Waktu tempuh (TT) adalah waktu total yang diperlukan untuk melewati suatu panjang jalan tertentu, termasuk waktu berhenti dan tundaan pada simpang. Waktu tempuh tidak termasuk berhenti untuk beristirahat dan perbaikan kendaraan (MKJI, 1997).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Morlok (1991), meningkatnya kecepatan kendaraan akan menghasilkan emisi yang makin rendah dari karbon monoksida dan hidrokarbon per kendaraan-mil, sedangkan emisi oksida dari nitrogen akan bertambah per kendaraan-mil dengan bertambahnya kecepatan. Dalam penelitian lain tentang perbandingan beberapa model untuk menghitung konsentrasi polutan, didapat konsentrasi CO sebanding dengan kenaikan volume lalu lintas dan penurunan kecepatan kendaraan (Bachtiar, 2002).

d. Perawatan Kendaraan

(33)

15

baik, sehingga pembakaran yang terjadi tidak sempurna. Perawatan yang dilakukan terhadap mesin kendaraan berpengaruh terhadap emisi yang dihasilkan. Semakin rutin sepeda motor melakukan servis maka emisi CO, HC, dan NOx yang dihasilkan semakin kecil (Dalam Jurnal Cyndia Putri Lupita).

Kendaraan tahun rendah (kendaraan tua) sebagian besar mencemari lingkungan artinya emisi gas buang yang dihasilkan sudah melebihi ambang batas yang ditetapkan, meskipun demikian ada juga kendaraan bertahun rendah yang ramah lingkungan. Tetapi, bukan berarti kendaraan yang bertahun tinggi (kendaraan baru) tidak mencemari lingkungan. Hal ini bisa terjadi karena pemakaian yang berlebihan sehingga perawatan terhadap kendaraan bermotorpun kurang diperhatikan dan tidak dilakukan perawatan secara teratur. Dengan demikian perawatan kendaraan ikut menetukan besarnya emisi gas buang kendaraan (Kusumawati, 2013).

e. Kapasitas Mesin

(34)

16

f. Jumlah Bahan Bakar

Sektor transportasi memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sumber energi. Hampir sebagian besar produk kendaraan bermotor yang digunakan dalam sektor transportasi menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energi. Pola berkendara dengan besarnya frekuensi jalan-berhenti yang umumnya terjadi di persimpangan, membutuhkan bahan bakar semakin besar bila dibandingkan dengan pola berkendara yang berjalan dengan kecepatan konstan untuk semua jenis motor, baik berbahan bakar bensin maupun diesel (Soedomo, 2001).

Kendaraan yang paling efisien dalam konsumsi bahan bakar adalah kendaraan umum (angkot). Disusul dengan kendaraan pribadi berbahan bakar premium lalu solar. Hal ini sudah sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa kapasitas mesin kendaraan mempengaruhi konsumsi bahan bakar, semakin besar kapasitas mesin, semakin besar pula bahan bakar yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebu (Dalam jurnal Zahra Eldewisa).

g. Jenis Bahan Bakar

(35)

17

bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin.

a. Bahan Bakar Bensin

Bensin adalah suatu bahan bakar yang dipergunakan untuk Spark Ignition engine (motor bensin). Bensin dapat diklafikasikan dua

golongan besar yaitu avagas (aviation gasoline) dan magas (motor gasoline). Bahan avagas digunakan untuk aircraft piston engine

(pesawat yang mesinnya memakai piston) yang sekarang mulai tidak digunakan lagi sebagai alat angkut udara. Mogas pada umumnya digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor mulai dari ukuran kecil sampai ukuran seperti Bus dan Truk dan lain-lain (Bustami Mustofa, 1977).

(36)

18

(Supraptono, 2004). Gas buang motor bensin jauh lebih berbahaya dibanding diesel, emisi gas buang jenis bensin pada umumnya memang tak terlihat oleh mata namun sangat membahayakan untuk kelangsungan hidup manusia.

Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 1993 disebutkan bahwa untuk kendaraan roda empat berbahan bakar bensin, tingkat emisi CO yang diperbolehkan adalah sebesar 4,5 %.

b. Bahan Bakar Solar

Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih (Pertamina: 2005). Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin Diesel dengan putaran tinggi (di atas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel (Pertamina: 2005).

(37)

19

Untuk menangani permasalahan lingkungan hidup yang terkait dengan pencemaran udara dari kendaraan bermotor, pemerintah telah menetapkan batas baku mutu emisi kendaraan bermotor yang tertuang dalam Kepmen LH no 35 tahun 1993. Batas baku mutu untuk opasitas emisi kendaraan berbahan bakar solar yaitu maksimum 50% (Dalam Jurnal Dessy Gusnita).

E. Beban Emisi

Tingkat aktivitas dinyatakan sebagai panjang perjalanan seluruh kendaraan bermotor. Sehingga formula perhitungan beban emisi dari kendaraan bermotor adalah :

E = Volume Kendaraan x VKT x FE x 10-6 Dimana :

E = Beban emisi (ton/tahun)

Volume Kendaraan = Jumlah kendaraan (kendaraan/tahun)

VKT = Total panjang perjalanan yang dilewati (km) FE = Faktor emisi (g/km/kendaraan)

Tabel 1. Data Faktor Emisi

Kategori

(38)

20

F. Sampel Minimum

Dalam melakukan survei maka diperlukan jumlah sampel yang bisa mewakili dari populasi yang ada sehingga hasilnya cukup representatif. Untuk itu perlu dicari jumlah sampel minimum dari suatu populasi. Besarnya jumlah sampel minimum :

n = N / ( 1 + N e2 ) ... (1) Dimana ;

n = Jumlah sampel

N = Jumlah kendaraan rata-rata perhari

e = Nilai kritis (batas ketelitian yang diinginkan)

G. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linear berganda berguna untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel bebas (predictor) atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel predictor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.

Dalam proses pemilihan faktor emisi gas buang terdapat perbedaan pandangan terhadap faktor mana yang paling dominan yang berpengaruh terhadap emisi gas buang yang berkaitan dengan aktivitas transportasi. Dalam memperkirakan faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh digunakan persamaan regresi linier berganda, yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ...+ bnXn ... (2)

Dimana :

(39)

21

b1, b2, ..., bn = Koefisien dari faktor-faktor emisi gas buang

a = Faktor yang tidak terperhitungkan/nilai sisa Ada beberapa tahapan dalam pemodelan dengan metode analisis regresi linier berganda (Algifari, 2000), adalah sebagai berikut :

a. Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili.

b. Tahap kedua adalah analisis multivariat, yaitu analisis untuk mendapatkan model yang paling sesuai menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya.Secara khusus penelitian ini mengkaji faktor-faktor tersebut, termasuk faktor-faktor utama yang berpengaruh di obyek penelitian.

Analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pada langkah awal adalah memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang besar dengan variabel terikatnya.

(40)

22

3. Pada tahap akhir memasukkan variabel bebas dan variabel terikat ke dalam persamaan model regresi linear berganda.

H. Studi atau Literatur Penunjang Penelitian Terdahulu Tabel 2. Studi Penelitian Terdahulu

No. Judul Penulis

1. Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaran dengan Emisi yang Dikeluarkan Pada Kendaraan Bermotor Roda Empat.

Vera Surtia Bachtiar

2. Studi Model Panjang Perjalanan Kendaraan Terhadap Umur Kendaraan Motor Honda Supra X Tahun 2004

(41)

23

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Umum

Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini perlu diarahkan melalui survei lapangan guna mendapatkan data primer serta survei kepada instansi terkait guna mendapatkan data sekunder.

B. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian adalah tahapan yang dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan. Persiapan penelitian terdiri dari :

1. Studi Literatur

(42)

24

2. Penetapan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Terminal Pasar Bawah (Ramayana) Kota Bandar Lampung. Denah lokasi penelitian dapat dlihat di Gambar 1.

RAMAYANA

AREA PERTOKOAN PASAR BAWAH JL.RADEN INTAN JL.RADEN INTAN

AREA PERTOKOAN PASAR BAWAH AREA PERTOKOAN

PASAR BAWAH

AREA PERTOKOAN PASAR BAWAH

(43)

25

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan survei untuk pengambilan data yaitu survei volume lalu lintas. Survei volume lalu lintas dilakukan dilakukan selama 2 hari yaitu, hari Senin dan Kamis. Hari-hari tersebut dipilih karena dianggap bahwa arus lalu lintas mengalami saat-saat puncak (peak). Pengamatan dilakukan pada 3 tahap yaitu 06.30 - 08.00 WIB, siang hari pukul 12.00 - 13.30 WIB dan sore hari pukul 16.00 – 18.00 WIB.

4. Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini meliputi : 1. Formulir survei dan alat tulis yang berfungsi untuk mencatat semua

hasil penelitian.

2. Pencatat waktu (Stop Watch) untuk mengukur periode pengamatan kendaraan.

3. Petugas pengamat, sebagai tenaga pengamat dan pencatat arus lalu lintas.

4. Jam tangan sebagai penunjuk waktu selama pelaksanaan survei. 5. Hand Counter, untuk menghitung jumlah kendaraan yang lewat.

5. Melakukan Survei Pendahuluan

(44)

26

Adapun tujuan dilakukannya survei pendahuluan, yaitu :

a. Mengamati kondisi operasi di lapangan untuk menentukan metode survei yang harus dilakukan.

b. Meneliti apakah jumlah sampel telah memadai jumlahnya.

c. Meneliti tingkat kesesuaian dari metode survei yang akan diterapkan.

d. Meneliti kesesuaian dan kelengkapan dari kuisioner yang akan digunakan.

6. Pembuatan Kuisioner

(45)

27

C. Pengambilan Data

1. Data primer

Yaitu adalah data yang diambil langsung di lapangan dengan cara survei, diantaranya :

a. Survei Volume Lalu Lintas.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan dengan menggunakan hand counter. Survei dilakukan oleh satu surveior pada satu titik pengamatan. Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data jumlah kendaraan yang melintas di titik pengamatan.

b. Survei Kecepatan Kendaraan

Pada survei kecepatan kendaraan dalam penelitian ini menggunakan kecepatan perjalanan atau journey speed. Pengertian kecepatan perjalanan adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dan merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu kendaraan menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut. Survei ini dilakukan oleh dua surveior.

c. Survei Umur Kendaraan, Perawatan Kendaraan, Kapasitas Mesin Kendaraan, Jenis Bahan Bakar dan Jumlah Bahan Bakar.

(46)

28

bermotor yang berada di Terminal Pasar Bawah (Ramayana) Kota Bandar Lampung. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan di Terminal Pasar Bawah (Ramayana) Kota Bandar Lampung. Survei ini dilakukan oleh 3 orang surveior.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh dalam format yang sudah tersusun atau terstruktur, berupa publikasi-publikasi jurnal, skripsi maupun tesis. Data tersebut biasanya digunakan untuk mengetahui keadaan masa lalu lokasi yang akan di survei, sehingga tinjauan dan analisis data akan diproyeksi dengan melihat keadaan tersebut. Studi pustaka dan data-data hasil studi sebelumnya yang terkait dalam penelitian ini dapat dijadikan pendukung dan penunjang dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

D. Pengolahan Data

(47)

29

E. Analisa Data

1. Analisa Regresi Berganda

Regresi linear berganda berguna untuk mencari pengaruh dua atau lebih variabel bebas (predictor) atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel predictor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.

Dalam proses pemilihan faktor emisi gas buang terdapat perbedaan pandangan terhadap faktor mana yang paling dominan yang berpengaruh terhadap emisi gas buang yang berkaitan dengan aktivitas transportasi. Dalam memperkirakan faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh digunakan persamaan regresi linier berganda, yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ...+ bnXn

Dimana :

Y = Emisi gas buang kendaraan bermotor X1, X2, ….., Xn = Faktor-faktor emisi gas buang

b1, b2, ..., bn = Koefisien dari faktor-faktor emisi gas buang

a = Faktor yang tidak terperhitungkan/nilai sisa (intersep)

F. Diagram Alir Metode Penelitian

(48)

30

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Mulai - Analisa Regresi Linier Berganda

Hasil dan Pembahasan

(49)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan emisi kendaraan di ruas jalan Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Semua faktor yang ditinjau dalam penelitian ini, jumlah kendaraan, umur kendaraan, perawatan kendaraan, kecepatan kendaraan, jenis bahan bakar, jumlah bahan bakar, dan kapasitas mesin mempengaruhi emisi gas buang kendaraan di ruas jalan Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung.

(50)

84

3. Emisi tahunan polutan untuk Karbon Monoksida di ruas jalan Terminal Pasar Bawah Ramayana Kota Bandar Lampung sepanjang 0,2193 km sebesar 11 ton, Karbon Dioksida sebesar 12,46 ton, Hidro Karbon menyumbang sebesar 3 ton, Nitrogen Oksida sebesar 0,44 ton, polutan PM10 menyumbang sebesar 0,07 ton, dan Sulfur Dioksida menyumbang

sebesar 0,01 ton.

4. Persentase estimasi emisi yang terbesar dari polutan CO2 yaitu sebesar

12,46 ton, dengan jarak yang hanya 0,2193 km, polutan CO2

mengeluarkan emisi yang sebesar itu per tahunnya. Dampaknya adalah pemanasan global tetapi karena keadaan terminal tertutup maka emisi CO2 terhirup langsung oleh pedagang kaki lima dan masyarakat yang beraktivitas di dalam terminal.

5. Emisi tahunan polutan yang dihitung dengan menggunakan faktor emisi yang merujuk pada kecepatan, didapat dengan kecepatan rata-rata 14 km/jam untuk kendaraan solar dihasilkan polutan CO sebesar 0,0871 ton, NO sebesar 0,0313, dan kendaraan bensin untuk mobil penumpang dihasilkan polutan CO sebesar 2,3880 ton, NO sebesar 0,8577 dan untuk sepeda motor dihasilkan polutan CO sebesar 0,4019, NO sebesar 0,5110 ton. Beban emisi kendaraan bensin lebih besar dari kendaraan solar.

(51)

85

B. Saran

1. Penataan di dalam terminal dengan konsep vertical garden. Taman vertikal yang menempel di dinding ini dapat membantu menyerap polusi. 2. Diharapkan pemerintah Kota Bandar Lampung dapat merelokasi pedagang

kaki lima ke BKS (Bambu Kuning Square) sehingga tidak ada lagi parkir liar di dalam terminal supaya tidak ada lagi hambatan samping yang menyebabkan kemacetan.

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003, "Dampak Polusi Asap Kendaraan Bagi Kesehatan" www.suaramerdeka.com

Asri, Arifin, 2012. Studi Model Panjang Perjalanan Kendaraan Terhadap Umur Kendaraan Di Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. UNHAS. Makassar.

Iwan Kusnandar. 2011. Pengaruh Penambahan My Green Oil Dalam Premium Terhadap Emisi Gas Buang Karbon Monoksida (CO) Pada Sepeda Motor Honda Supra X Tahun 2004. Skripsi. Jurusan Teknik Dan Kejuruan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Juju, 2003, "Faktor Penentu Emisi Gas Buang Pada Kendaraan Bermotor" http://jujubandung.biz/2014/02/24/faktor-penentu-emisi-gas-buang-pada-kendaraan-bermotor/

Morlok, Edward K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta.

Nasution M. Nur, Drs, M.S, Tr. 2004. Manajemen Transportasi, Cetakan Pertama, Edisi Kedua, Ghalia Indonesia. Jakarta.

Novianti, Srikandi. 2009. Pengaruh Karakteristik Faktor Emisi Terhadap Estimasi Beban Emisi Oksida Nitrogen (NOx) Dari Sektor Transportasi

(Studi Kasus: Wilayah Karees, Bandung). Skripsi. Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Undang-undang No. 4 Tahun 2009 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru. Jakarta.

Rohidin, 2011, "Emisi Gas Buang"

http://viarohidinthea.blogspot.com/2011/05/emisi-gas-buang.html

(53)

Surtia, Vera. 2004. Kajian Hubungan Antara Variasi Kecepatan Kendaraan Dengan Emisi Yang Dikeluarkan Pada Kendaraan Beroda Empat. Skripsi. Jurusan Teknik Lingkungan. Universitas Andalas. Padang.

Tamin,O.Z. 2001. Perencanaan Dan Pemodelan Transportasi. ITB. Bandung. Tugaswati, Tri. 2007. Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya Terhadap

Kesehatan.

Universitas Lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Unila Offset. Bandar Lampung.

Victoria Transport Policy Institute. 2011. Transportation Cost and Benefit Analysis II. Australia.

Gambar

Tabel 2. Studi Penelitian Terdahulu
Gambar 1.
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hermanto (2008: 6) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa pada umur-umur awal anak, pembentukan organ artikulasi baik pradasar maupun dasar merupakan prasyarat

1) Banyaknya komponen fisik yang belum terpenuhi untuk mendapatkan pencapaian hasil yang baik dalam cabang olahraga. 2) Pencapaian hasil yang belum maksimal dalam menekuni

Untuk mewujudkan sebuah sinergitas kedua- duanya (Dosen dan Mahasiswa) harus berperang aktif seperti Dosen yang menjadi sentral utama dapat menjadi contoh sebelum

1) Pemberi Pelayanan di Klinik Umum Judul Pemberi Pelayanan di Klinik Umum Dimensi Mutu Akses dan

Analisis Hujan Bulan Maret 2016 dan Prakiraan Hujan Bulan Mei, Juni dan Juli 2016 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari stasiun dan

• Uji pasti Fisher berlaku untuk semua ukuran contoh (tidak hanya untuk ukuran contoh kecil). • Untuk ukuran contoh besar uji ini memerlukan waktu komputasi

Transparansi Mata Kuliah Transparansi Mata Kuliah. SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA SEJARAH

Simpulan penelitian ini yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Kancing Gemerincing (Talking Chips) dapat meningkatkan pembelajaran Subtema Barang dan Jasa