ii ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFISISWA KELAS X1 SMA AL-AZHAR 3
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
Oleh
Anggun Srirahayu
Penelitian ini bertujuan mengkaji: Penggunaan Media Animasidan Model Pembelajaran STADdalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar geografi siswa kelas X1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun 2015. Titik tekan kajian pada penggunaan media untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metodepenelitian tindakan kelas. Subjek penelitian siswa kelas X1 berjumlah 33 siswa.Waktupenelitianpadasemester genap,dengan 3 siklus pembelajaran. Pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, tes, dokumentasi, dan dibantu guru mitra. Analisis data dengan tabel tabulasi frekuensi dan presentase sebagai dasar interpretasi dan diskripsi dalam pembuatan laporan ini.
Hasilpenelitian menunjukan: (1)Pada siklus I terdapat sebanyak 33,33% siswa aktif dalam pembelajaran dengan hasil belajar 23,33% mencapai kriteria ketuntasan minimal ≥ 70. Pada siklus II aktivitas belajar meningkat sebanyak 45,45% dengan hasil belajar meningkat menjadi 33,33%. Pada siklus III aktivitas belajar meningkat menjadi 70,96% dengan hasil belajar menjadi 74,19% dari seluruh siswa. (2) Ternyata penggunaan media animasi dan model STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar geografi siswa (33,33% menjadi 70,96% aktivitas belajar dan hasil belajar 23,33% menjadi 74,19%)
ii ABSTRACT
THE USING OF ANIMATION MEDIA AND COOPERATIF LEARNING MODELS TYPE STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) IN EFFORT TO INCREASING ACTIVITIES AND LEARNING RESULTS
OF GEOGRAPHY IN CLASS X1 SHS AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG 2015
By
ANGGUN SRIRAHAYU
The research is purpose to examine: the using of animation media and learning model STAD (students teams achievement division) in effort to increasing the activities and learning results of Geography in class X1 at SHS Al-Azhar 3 Bandar Lampung 2015. Important points is the using of media to increase the learning activity and learning results.
This research used classroom action research as the method. The subjects of the research were 33 students of class X1. The study was did in the entire semester. By using 3 cycles of learning. The data collecting technique was done by observation, interview, test, documentation, and assisted partner teacher. Data analysis used frequency tabulation table and percentage as the basis of interpretation and description to make this report.
This results indicated: (1) In the first cycle there were 33.33% active students in learning with 23.33% of the learning results achieve a minimum completeness criteria ≥70. In the second cycle increased by 45.45% at learning activities with learning results increased to 33.33%. The third cycle increased to 70.96% at learning activities with learning results became 74.19% from all student. (2) It turned out that using the animation media and STAD model can increase students activities and learning results of Geography (33.33% up to 70.96% of learning activities and learning results 23.33% up to 74.19%).
i PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X1 SMA AL-AZHAR 3
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015
Oleh
ANGGUN SRIRAHAYU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X1 SMA AL-AZHAR 3
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 (Skripsi)
Oleh
ANGGUN SRIRAHAYU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
vi RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pangkul, kecamatan Wonosobo kabupaten Tanggamus pada tanggal 11 Januari 1993, anak keempat dari empat bersaudara buah hati pasangan Bapak Susetiyo dan Ibu Sri Lestari (Alm).
Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Banjar Sari Tanggamus dan lulus pada tahun 2005,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Ambarawa Pringsewu lulus pada tahun 2008 dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung lulus pada tahun 2011.
vii MOTO
viii PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobilal amin, syukur yang tak pernah henti dari hati atas karunia Allah SWT, dengan kasih sayangnya ku
persembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang kusayangi
Bapak dan ibu tercinta, terima kasih untuk kasih sayangnya yang telah tulus ikhlas membesarkanku
dan mendidikku dengan penuh kesabaran, dan senantiasa memberikan aku semangat, dukungan
baik moril maupun material serta do anya yang tak ternilai untuk keberhasilanku, semoga ibu dalam lindungan Allah di
surga amin.
Kakak-kakak ku tersayang mas adit, mas aang dan mas andre terima kasih untuk selalu memberikan semangat, dan
ix SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Animasi Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Students Teams Achievement Division) Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X1 Sma Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014-2015”, adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada Drs. Bapak Budiyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) dan sekaligus Dosen Pembimbing Utama, Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si., selaku Pembimbing Pembantu dan Bapak Dr. Sumadi, M.S., selaku Dosen Pembahas atas semua bimbingan dan masukan untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
x Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 6. Bapak Drs.Hi.Ma’arifuddin Mz, M.Pd.Iselaku Kepala SMA Al-Azhar 3 Bandar
Lampung yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. 7. Ibu Mulyani selaku guru mitra yang telah banyak menbantu dalam pelaksanaan
penelitian dan memberikan masukan bagi penulis selama penelitian.
8. Bapak/Ibu dewan guru SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung serta siswa-siswi kelas X1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang telah membantu dan bekerja sama dalam proses penelitian.
9. Salam sayang buat Ibunda tercinta dan Ayahanda tercinta, terima kasih atas segalanya; do’a yang selalu menyertaiku, kasih sayang, perhatian, semangat,
kejujuran, kesabaran, daan motivasi untuk keberhasilan dan kesuksesanku.
xi 11. Sahabatku intan dan wilda yang selalu sabar menemani dan memberikan
semangat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
12. Sahabat KKN ku yang selama 3 bulan bersama-sama merasakan suka dan duka di daerah terpencil tampang muda terima kasih resi, kiki, yuli, a’ bayu, elisa, doni, kharis eka, tami yang memberikan semangat.
13. Keluarga besar geografi khususnya rekan-rekan seperjuangan angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas do’a, dukungan dan
kebersamaanya selama ini.
14. Almamater tercinta, Universitas Lampung
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Oktober 2015 Penulis,
DAFTAR ISI A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah. ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjuan Pustaka ... 9
1. Belajar dan Pembelajaran ... 9
2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 12
3. Model Pembelajaran STAD... 13
4. Jenis-jenis Media Pembelajaran... 18
5. Media Animasi... 18
6. Fungsi Media Pembelajaran... 21
7. Aktivitas Belajar Siswa... 22
8. Hasil Belajar Siswa ... 23
B. Kerangka Pikir ... 24
C. Hipotesis Penelitian ... 25
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26
C. Definisi Operasional Tindakan. ... 27
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Indikator Keberhasilan... 31
F. Prosedur Penelitian Tindakan ... 32
G. Teknik Analisis Data... 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian... 40
1. Lokasi Penelitian... 40
2. Profil dan Sejarah Berdirinya SMA AL-Azhar 3 Bandar Lampung 42 B. Pelakasanaan Penelitian ... 47
C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
1. Siklus I ... 48
1.1 Tahap Perencanaan ... 48
1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 48
1.3 Tahap Evaluasi dan Analisis ... 50
1.4 Refleksi... 53
2. Siklus II ... 54
2.1 Tahap Perencanaan ... 54
2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 54
2.3 Tahap Evaluasi dan Analisis ... 56
2.4 Refleksi... 58
3. Siklus III ... 60
3.1 Tahap Perencanaan ... 60
3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 60
3.3 Tahap Evaluasi dan Analisis ... 62
3.4 Refleksi... 64
D. Rekapitulasi Hasil Siklus I, II, dan III... 65
E. Pembahasan... 69
1. Aktivitas Belajar Siswa ... 69
2. Hasil Belajar Geografi Siswa ... 72
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 76
xii DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Hasil Belajar Geografi Kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
Mid Semester Tahun Pelajaran 2014/2015...2
Tabel 2.1 Fase-fase Model PembelajaranSTAD (Students Teams Achievement Division)……….. 17
Tabel 4.1Jadwal Pelaksanaan Penelitian...48
Tabel 4.2Beberapa Pertanyaan yang Diajukan Siswa Pada Saat Siklus I... 49
Tabel 4.3Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I...51
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I... 52
Tabel 4.5Beberapa Pertanyaan yang Diajukan Siswa Pada Saat Siklus II... 55
Tabel 4.6 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I I... 56
Tabel 4.7 Distribusi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II...58
Tabel 4.8Beberapa Pertanyaan yang Diajukan Siswa Pada Saat Siklus III... 61
Tabel 4.9 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus III...62
Tabel 4.10 Distribusi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III... 64
Tabel 4.11Rata-rata Siswa Aktif... 65
Tabel 4.12 Hasil Belajar Setiap Siklus...67
xiii DAFTAR GAMBAR
Halaman
x iv DAFTAR GRAFIK
x DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Aktivitas Siswa Pada Siklus I... 79
Lampiran 2. Tabel Aktivitas Siswa Pada Siklus II ... 81
Lampiran 3. Tabel Aktivitas Siswa Pada Siklus III ... 83
Lampiran 4. Tabel Hasil Belajar Siswa ... 85
Lampiran 5. Silabus ... 87
Lampiran 6. RPP I... 89
Lampiran 7. Soal Tes Akhir Siklus I... 93
Lampiran 8. RPP II... 99
Lampiran 9. Soal Tes Akhir Siklus II...103
Lampiran 10. RPP III ... 108
Lampiran 11. Soal Tes Akhir Siklus III...111
Lampiran 12 Tabel Sarana Dan Prasarana di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung ... 118
Lampiran 13 Tabel Sarana Nonfisik di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung ... 119
Lampiran 14 Tabel Daftar Nama-nama Guru di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung ... 120
Lampiran 15. Foto Kegiatan Belajar ... 125
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah proses belajar mengajar di sekolah. Mengajar bagi seorang guru bukanlah sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa tetapi guru harus dapat memotivasi siswa agar terjadi suasana pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini dapat berhasil apabila interaksi antara guru dan siswa dapat bekerja sama. Guru berperan untuk membantu memudahkan siswa dalam belajar dan siswa dapat mengembangkan diri untuk memahami pengetahuan dan keterampilan, sehingga siswa mampu belajar mandiri.
2
menyenangkan, diharapkan dapat tumbuh dan berkembang potensi siswa sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa proses pembelajaran di kelas X1 di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung masih belum mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran geografi, di temukan bahwa siswa menganggap mata pelajaran geografi merupakan mata pelajaran yang susah dan sulit untuk dipahami, siswa pun kurang tertarik dengan pelajaran tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa yang mendapatkan nilai kurang dari KKM yaitu 70 . Hal ini dapat dilihat berdasarkan tabel berikut.
Tabel 1. Nilai Mid Semester Siswa SMA Al-Azhar 3 Kelas X1 Tahun Ajaran 2014/2015.
Kriteria Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)
≥70 (tuntas) 13 38,24 %
≤70 (tidak tuntas) 21 61,76 %
Jumlah 34 100 %
Sumber :Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Semester Ganjil Kelas X SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi tergolong masih rendah yaitu dari 34 siswa hanya 13 siswa yang mendapatkan nilai ≥70, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai ≤70 sebanyak 21 siswa. Artinya secara persentase siswa kelas X1 di SMA
Al-Azhar 3 Bandar Lampung lebih banyak yang mendapatkan nilai <70.
3
memperhatikan guru pada saat sedang memberikan materi, sehingga ketika guru selesai memberikan penjelasan tentang materi pelajaran banyak siswa yang pasif untuk bertanya. Dalam proses belajar mengajar guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pada metode pembelajaran ini kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru (teacher center) sehingga potensi siswa dalam kegiatan belajar mengajar kurang efektif dan siswa cenderung pasif. Penyampaian materi oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab terlalu monoton dan tidak bervariasi. Hal ini membuat siswa merasa bosan dalam proses belajar mengajar. Dan diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa.
Aktivitas belajar yang dilakukan masih tergolong rendah, dapat diketahui pada kegiatan berlangsung siswa kurang memperhatikan apa yang disampaikan guru. Ketika ditanya siswa cenderung diam karena siswa takut untuk mengungkapkan pendapat dan siswa hanya mendengarkan temannya yang aktif. Sehingga kegiatan pembelajaran belum berjalan dengan baik, terlihat dari aktivitas di luar kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa adalah mengobrol dengan rekan sebangku, bermain handphone, dan terlihat mengantuk. Aktivitas belajar tersebut tentu dapat mengganggu siswa yang lain sehingga pembelajaran kurang efektif.
4
Berdasarkan masalah di atas, yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X1 karena penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi, maka akan dicoba menggunakan media pembelajaran lain yang lebih mengacu pada pembelajaran masa kini. Salah satu alternatif dapat diterapkan adalah media pembelajaran yang menarik. Media pembelajaran merupakan sebuah strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk bekerja secara berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama.
Gagne dalam Arif S. Sadiman (2008) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Alasan dipilihnya Media Animasi dan model pembelajaran STAD karena media yang digunakan selama ini monoton sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa, kondisi siswa yang kurangnya motivasi dalam pembelajaran, dan siswa tidak percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya didalam kelas. Dengan permasalahan tersebut maka siswa harus diberi perlakuan salah satunya dengan mencoba menerapkan Media Animasi model pembelajaran STAD. Pembelajaran yang dilakukan harapanya siswa tidak jenuh, tidak membosankan, dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Penggunaan Media Animasi Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
5
Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi Kelas X1 SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut:
a. Aktivitas belajar siswa kelas X1 di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung masih rendah.
b. Hasil belajar siswa kelas X1 di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung rendah.
c. Guru belum menggunakan Media Animasi di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung.
d. Guru belum menggunakan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division)di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung.
C. Batasan Masalah
6
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah Penggunaan Media Animasi dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung?
2. Apakah penggunaan Media Animasi dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran geografi kelas X1 SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 dengan menggunakanMedia Animasidan model pembelajaran kooperatif tipe STAD(Students Teams Achievement Division).
7
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah: 1. Manfaat bagi siswa
Penelitian ini bagi peserta didik berguna untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran geografi.
2. Manfaat bagi guru
Penelitian ini bagi guru geografi berguna untuk memperbaiki media dan model pembelajaran yang telah digunakan
3. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini bagi sekolah berguna untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di sekolah.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah:
1. Ruang lingkup subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X1 SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung.
2. Ruang lingkup objek dalam penelitian adalah penerapan Media Animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.
8
4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah semester genap tahun pelajaran 2014-2015.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar
Menurut Hamalik (2008:37), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar merupakan suatu proses, suatu keinginan bukan hanya mengingat tetapi lebih daripada itu yang mengalami. Slameto (2003:5), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2).
10
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena interaksi dengan lingkungannya (Arsyad, 2007: 1).
Proses belajar akan terkait dengan bagaimana mengubah tingkah laku individu, baik tingkah laku yang dapat diamati. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam bentuk keterampilan dan sikap. Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran tidak dapat didefinisikan terpisah dari belajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar mengajar siswa yang bersifat internal. Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu siswa belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai strategi pembelajaran yang dapat memberikan proses belajar yang optimal.
11
berperan sebagai pendidik. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar yaitu apapun yang dipelajari siswa maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. untuk itu siswa harus bertindak aktif, setiap siswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
Sudjana (2004:28), mengemukakan tentang pengertian pembelajaran bahwa:Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.
12
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik untuk membentuk dan meningkatkan keaktifan, minat, peserta didik sesuai kebutuhan dan bakat yang dimiliki oleh setiap peserta didik yang didukung oleh lingkungan belajar.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya (2010:242) Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sedangkan Menurut Slavin dalam Hamzah B. Uno (2012:201) pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Menurut Smith dalam Barkley dkk (2012:7) pembelajaran kooperatif secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pembentukkan kelompok kecil agar para pelajar dapat bekerja sama untuk memaksimalkan proses pembelajaran masing–masing dan pembelajaran satu sama lainnya.
Menurut Slavin (2005:19), ada dua aspek penting yang melandasi keberhasilan pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Aspek Motivasi
13
lebih dulu. Hal ini dapat memicu setiap anggota kelompok terdorong untuk mengajak, mendukung dan membantu agar berhasil menyelesaikan tugas yang diemban dengan baik.
b. Aspek Kognitif
Asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif adalah interaksi agar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan siswa tentang konsep-konsep penting.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang membentuk siswa kedalam kelompok–kelompok kecil guna untuk meningkatan keaktifan siswa, membangun jiwa kepemimpinan, meningkatkan intensitas interaksi siswa, dan kerja sama siswa dengan sesama anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif juga merupakan bagian dari strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kooperatif antara sesama anggota masing-masing kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
3. Model Pembelajaran STAD
14
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu:
a. Penyajian Kelas
15
b. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
d. Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor tes.
e. Pengakuan kelompok
16
diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
Kelebihan model pembelajaran STAD:
a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
Kekurangan model pembelajaran STAD:
a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet.
17
kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas.
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif. d. Adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang lambat
berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri
Tabel 2.1 Fase-Fase Model Pembelajaran STAD.
Fase Indikator Tingkah laku guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
Fase 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa
Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok- kelompok belajar
Guru menjelaskan bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok aga melakukan transisi secara efisien. Fase 4 Memberikan tugas kelompok
kepada siswa
Guru menyampaikan tugas kelompok untuk berdiskusi
Fase 5 Membimbimg kelompok belajar
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok-kelompok belajar
Fase 6 Mendiskusikan hasil kelompok
Guru mempersilakan kelompok yang ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kelompok
Fase 7 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan
Fase 8 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan hasil belajar
18
4. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Banyak jenis media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Arief S. Sardiman (2012) menggolongkan media sebagai berikut: a. Audio
b. Cetak
c. Proyeksi visual diam d. Proyeksi audia visual e. Visual gerak
f. Audio visual gerak g. Obyek fisik
h. Manusia dan lingkungan i. Komputer
Uraian di atas tercermin begitu banyak media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam menentukan media pengajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
5. Media Animasi a. Pengertian Media
19
Dari pengertian media serta batasan-batasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, terdapat beberapa persamaan diantaranya, bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
b. Pengertian Media Animasi
Menurut Zeembry & Suriman Bunadi Animasi adalah rangkaian gambar yang disusun secara berurutan. Ketika rangkaian gambar tersebut ditampilkan dengan kecepatan yang memadai rangkaian gambar tersebut akan terlihat bergerak.
Menurut Furoidah (2009) media animasi merupakan media yang berisi gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakkan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran.
Media animasi berbeda dengan video dan film. Media animasi merupakan kumpulan dari gambar-gambar yang dimodifikasi sehingga bentuk gambar jika ditampilkan terlihat bergerak. Sedangkan video dan film merupakan rangkaian gambar yang direkam melalui kamera film secara kontinyu.
20
media lain seperti presentasi, atau sebagai bahan ajar tersendiri media animasi cocok untuk menjelaskan materi-materi pelajaran yang sulit untuk dihadirkan dikelas atau dalam bentuk buku dengan bantuan elektronik proyektor sebagai usaha untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
c. Kelebihan Media Animasi
1. Media animasi dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit.
2. Media animasi juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi di luar ruang kelas, bahkan di luar angkasa dapat dihadirkan di dalam kelas melalui bantuan media animasi.
3. Media animasi dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia. Obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu jauh, dan terlalu cepat atau lambat dapat kita pelajari melalui bantuan media
d. Kelemahan Media Animasi
1. Memerlukan software khusus untuk bisa membuka dan mengoprasikannya.
2. Tidak semua guru dapat menggunakan komputer untuk mengoperasikan media animasi.
21
berbagai animasi pembelajaran atau penyajian informasi yang terlalu banyak dalam satu frame cenderung akan sulit dicerna siswa.
6. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi media di dalam proses pembelajaran cukup penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama membantu siswa untuk belajar. Dua unsur yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu metode dan media pembelajaran. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain. Pemilihan suatu metode akan menentukan media pembelajaran apa yang akan digunakan dalam pembelajaran tersebut, media pembelajaran tidak serta merta digunakan dalam proses pembelajaran, diperlukan suatu analisis sebelum media tersebut dipakai dalam proses pembelajaran.
Menurut Oemar Hamalik (2008:49) fungsi media pembelajaran, yaitu: a) Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.
b) Penggunaan media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran.
c) Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
d) Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru dalam kelas.
22
Azhar Arsyad (21-23), mengemukakan bahwa dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
1. Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku 2. Pembelajaran menjadi lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan
4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas 6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau
diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif
7. Aktivitas Belajar Siswa
Belajar merupakan berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2008:95-96).
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Melalui aktivitas, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya (Hamalik, 2008:171).
Menurut Diedrick dalam Hamalik (2008:172), aktivitas belajar dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu:
a. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, meliputi menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, serta diskusi. c. Listening activities, meliputi mendengarkan : percakapan, diskusi,
23
d. Writing activities, meliputi menulis cerita, karangan, laporan, angket, serta menyalin.
e. Drawing activities, meliputi menggambar, membuat grafik, peta, maupun diagram.
f. Motor activities, meliputi melakukan percobaan, membuat konstruksi, serta bermain.
g. Mental activities, meliputi menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, serta mengambil keputusan.
h. Emotional activities, meliputi menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, berani, tenang dan gugup.
8. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2008: 30-31) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.
24
yang dicerminkan melalui angka atau skor setelah melakukan tes maupun non tes.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran adalah jalan yang harus ditempuh oleh seorang pelajar, untuk mengerti suatu hal yang sebenarnya tidak diketahui. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan seperti dari tidak tahu menjadi tahu serta dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Oemar Hamalik (2008: 57), “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran
25
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang dirumuskan dari penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran geografi menggunakan Media Animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Media Animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) dalam pembelajaran geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
AKTIVITAS BELAJAR MENINGKAT HASIL BELAJAR MENINGKAT PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI
26
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2010:130). Menurut Burns dalam Wina (2011:25) penelitian tindakan kelas adalah penerapan yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang di lakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti dan praktisi.
27
B. Lokasi, Subjek, Dan Objek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung.
2. Subjek Penelitian
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Januari Tahun 2015 Subjek yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas X1 SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung sebanyak 33 orang.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah penggunaan Media Animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) pada semester genap tahun pelajaran 2014-2015 SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung.
C. Definisi Operasional Tindakan
Definisi operasional variabel adalah definisi yang akan dioperasionalkan dan dapat diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu. Hal ini berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan memudahkan pengukurannya, agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur atau diamati, maka perumusan definisi operasional variabel tersebut sebagai berikut :
28
menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
2. Media Animasi
Menurut Furoidah (2009) media animasi merupakan media yang berisi gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakkan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media animasi merupakan modifikasi media gambar yang digunakan untuk merangsang kreativitas serta keaktifan siswa dalam memberikan respon yang diinginkan dalam materi pembelajaran. Dan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan. Bagus atau tidak menggunakan media pembelajaran gambar animasi dalam proses pembelajaran bergantung dengan guru dan siswa nya.
29
3. Aktivitas Belajar
Pelaksanaan tindakan ini terdapat aktivitas yang diamati yaitu aktivitas belajar siswa, dilakukan melalui observasi. Belajar merupakan berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2003:95-96). Indikator keaktifan siswa sebagai berikut :
Lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar observasi yang akan digunakan.
1. Memperhatikan atau menyimak penjelasan guru. 2. Diskusi antar teman dalam kelompok.
3. Mengerjakan tugas kelompok.
4. Bertanya sesuai dengan topik yang sedang dibahas . 5. Mengerjakan tes yang diberikan guru.
4. Hasil Belajar
30
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data dan Jenis Data 1.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Siswa Kelas X1 SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung 2) Seorang peneliti (observer)
3) Seorang guru mata pelajaran atau guru mitra 1.2 Jenis Data
Jenis data yang diperoleh selama penelitian meliputi data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari:
1) Data kualitatif diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Media Animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division), lalu dianalisis secara deskriptif melalui kalimat mengenai gambaran aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
2) Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa kemudian dianalisis secara deskriptif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hail belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru.
2. Teknik Pengumpulan Data 2.1 Teknik Observasi
31
observasi ini dibuat oleh peneliti dan guru mata pelajaran geografi. Observasi dijadikan oleh peneliti sebagai penilaian proses kegiatan pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh guru mitra yaitu ibu Mulyani pada saat melaksanakan pembelajaran guru mitra mengobservasi siswa, observasi ini untuk mengamati:
1. Memperhatikan atau menyimak penjelasan guru. 2. Diskusi antar teman dalam kelompok.
3. Mengerjakan tugas kelompok.
4. Bertanya sesuai dengan topik yang sedang dibahas . 5. Mengerjakan tes yang diberikan guru.
2.2. Teknik Tes
Tes diberikan pada setiap akhir siklus, tes ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dari pembelajaran setelah diterapkannya media pembelajaran Animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division). Dilihat dari persiklus, dari siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa penggunaan media animasi dalam pembelajaran dapat meningkatan hasil belajar pada mata pelajaran geografi.
E. Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini akan dilihat indikator keberhasilan sebagai berikut: 1. Apabila presentase aktivitas siswa telah mencapai ≥70% dari siswa yang
32
teman dalam kelompok, Mengerjakan tugas kelompok, Bertanya sesuai dengan topik yang sedang dibahas, Mengerjakan tes yang diberikan guru. 1. Siswa yang tuntas mencapai hasil belajar siswa tuntas (dengan nilai 70) atau lebih, dan siswa tidak tuntas apabila nilai tes <70 atau tidak mencapai KKM yaitu 70. Persentase 70% ini diberlakukan untuk hasil belajar siswa sebelum diadakan remedial.
F. Prosedur Penelitian Tindakan
33
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas Model Burhan Elfanany (2013:34) Perencanaan II
Refleksi Tindakan I
Perencanaan I Identifikasi
Refleksi Tindakan II
Analisis
Analisis
Perencanaan III
Refleksi Tindakan III
Analisis
34
1. Tahap Perencanaan(Planning)
Perencanaan adalah pengembangan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi (Kunandar, 2008:71)
Pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan dengan rincian sebagai berikut:
a) Menentukan tempat atau sekolah sebagai tempat pelaksanaan penelitian tindakan, kemudian melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi guru.
b) Menentukan media dan model pembelajaran yang tepat untuk permasalahan yang telah dirumuskan. Media dan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Media Animasi dan Model STAD karena kurangnya keaktifan belajar dan rendahnya hasil belajar siswa.
c) Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan silabus dan membuat instrumen. Silabus dan RPP disusun sesuai dengan kurikulum 2006 berbasis kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan instrumen penelitian menggunakan lembar observasi untuk menilai keaktifan belajar dan tes untuk melihat hasil belajar siswa.
35
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini diterapkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media animasi disesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun sebagai berikut:
Siklus I
a) Guru membuka pelajaran dengan memberikan motivasi dan apersepsi
b) Guru menyajikan materi pokok yang akan disampaikan dengan menggunakanMedia Animasipada awal pembelajaran.
c) Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dan siswa diberikan waktu untuk bertanya kepada guru.
Kegiatan Kelompok
1. Pada kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
a. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
b. Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran.
c. Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
d. Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2. Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
36
c. Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
d. Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
e. Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
f. Dilakukan tes akhir siklus agar guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi.
g. Guru melakukan refleksi dan memberikan penghargaan.
Pada tahap siklus I selesai diterapkan maka akan terlihat hasil refleksi untuk melanjutkan ke siklus II dan III. Dan pengamatan terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik bisa dilihat saat penyampaian materi pembelajaran sesuai indikator.
3. Tahap Analisis
37
4. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mendikusikan apa yang menjadi kendala sehingga diketahui adanya masalah yang terjadi pada proses pembelajaran. Masalah tersebut harus diberikan tindakan. Jika pada siklus I hasil belajar sudah mencapai indikator keberhasilan, maka pada siklus ke II hanya dilakukan pemantapan hingga siklus ke III. Jika pada siklus I hasil belajar siswa masih belum mencapai indikator keberhasilan, maka pada siklus ke II dilakukan perbaikan agar hasil belajar siswa dapat mencapai indikator dan jika pada siklus ke II hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan, pada siklus ke III dilakukan pemantapan agar hasil belajar lebih meningkat.
G. Teknik Analisis Data
1. Data Aktivitas Siswa
38
Keterangan: %Ai = Presentase aktivitas siswa
Na = Banyaknya aktivitas yang terkategori aktif N = Banyaknya siswa yang diamati
Siswa dikategorikan aktif apabila persentase aktivitasnya mencapai 80% atau lebih. Selanjutnya, untuk menetukan persentasi siswa yang aktif digunakan rumus yaitu sebagai berikut:
%As = As N x 100
Keterangan % As = Persentase siswa aktif
∑ As = Banyaknya siswa yang aktif
N = Banyaknya siswa yang hadir
2. Data Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penggunaanMedia Animasi dan Model STAD yang diambil dari persentase ketuntasan belajar siswa setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Menurut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang diterapkan di SMA Al Azhar 3 Bandar Lampung , siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai 70 atau lebih. Untuk menentukan persentase siswa tuntas setiap siklusnya digunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2001 : 69), yaitu sebagai berikut :
39
Keterangan : %At = Persentase siswa tuntas belajar At
= Banyaknya siswa yang tuntas belajar N = Banyaknya siswa yang hadir.
Selanjutnya, untuk menentukan rata-rata kelas digunakan rumus :
Keterangan : x = Nilai rata-rata kelas
∑ Ns = Jumlah nilai tes seluruh siswa N = Banyaknya siswa yang hadir
% 100
% x
N At
At
N Ns
✁ ✂
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai 21 Mei 2014 di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dimulai dari siklus I sampai Siklus III pada mata pelajaran geografi dengan menggunakan media animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division)sebagai berikut:
1. Penerapan media animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) dapat meningkatkan aktivitas belajar geografi siswa kelas X1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dengan menampilkan media animasi dan dilanjutkan dengan diskusi disertai tanya jawab agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Rata – rata aktivitas belajar pada siklus I yaitu 33,33% dan pada siklus II aktivitas belajar mengalami peningkatan menjadi 45, 45% dan meningkat kembali pada siklus III yaitu menjadi 70,96%.
76
I yaitu sebesar 58% dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 60,30% dan meningkat kembali pada siklus III yaitu menjadi 71,77%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan:
1. Bagi peserta didik dalam pembelajaran media animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) ini siswa jadi mengenal lebih banyak berbagai macam model dan media pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan.
2. Bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapan media animasi dan model pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Division) sebaiknya guru harus memperhitungkan alokasi waktu agar semua rencana pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2007.Media Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Barkley, Elizabert E, dkk. 2012. Colaborative Learning Techniques. Bandung: Nusamedia.
Dimyati dan Mudjono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Elfanaya, Burhan. 2013.Model pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Araska Fernandes, Ibiz.2002.Macromedia Flash Animation & Cartooning: Acreative
Guide.Jakarta: Elekmedia Komputindo.
Furoida.2009. Penggunaan Animasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada
Hamalik, Oemar. 2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2003.Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Hamzah. B. Uno dan Nurdin Mohammad. 2012. Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM.Jakarta: Bumi Aksara.
Kunandar.2012.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Rajawali Pers.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Persada.
Sadiman, dkk. 2008. Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Prenada Media Grup.
Slavin, E Robert. 2005.Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, N. dan A, Rivai. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar: Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Sukardi. 2003 .Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Slameto. 2003.Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Zeembry & Suriman Bunadi.2007. Membuat Animasi Kartu Ucapan Sederhana Dengan Flash 8. Jakarta: Elekmedia Komputindo.