• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lama Siklus Menstruasi Dengan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2013 Di Bandar Lampung Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Lama Siklus Menstruasi Dengan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Angkatan 2013 Di Bandar Lampung Tahun 2014"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK dengan rentang usia 19-40 tahun. Pada tahap ini terjadi proses pematangan pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikologis. Pematangan pertumbuhan dan perkembangan secara fisik ini meliputi berbagai organ, salah satunya yaitu organ reproduksi. Gangguan menstruasi merupakan indikator penting yang menunjukkan adanya gangguan fungsi sistem reproduksi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ganguan siklus menstruasi antara lain gangguan hormonal, pertumbahan organ reproduksi, status gizi, stress, usia dan penyakit metabolik seperti diabetes mellitus (DM)

Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah sewaktu pada mahasisiwi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013. Jenis penelitiaan ini adalah metode observational analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasisiwi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013.

Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 125 orang dengan tekhnik pengambilan sampling dengan metode simple random sampling. Lama siklus menstruasi diukur dengan kuesioner anamnesis, sedangkan glukosa darah diukur dengan metode GOD-PAP. Hasil analisis menggunakan uji one way annova, didapatkan p = 0,000 ( = < 0.05) untuk lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah sewaktu.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah sewaktu (p < 0,05).

(2)

✁ ✂✄☎ CT

THE INFLUENCE OF MENSTRUAL CYCLE LENGTH WITH BLOOD GLUCOSE LEVELS IN MEDICAL FACULTY STUDENTS OF

LAMPUNG UNIVERSITY CLASS 2013

By

Meka Anggidian Primadina

Early or young adulthood is one stage of the life cycle with an age range 19-40 years. In this stage of the process of maturation of growth and development both physically and psychologically. Maturation of growth and physical development include various organs, one of which is the reproductive organ. Menstrual disorders are important indicators that indicate impaired function of the reproductive system. Some of the factors that can cause menstrual cycle disorders include hormonal disorders, the growth of reproductive organs, nutritional status, stress, age and metabolic diseases such as diabetes mellitus (DM).

This study aims to know the influence the menstrual cycle lenght with blood glucose levels in students of Faculty of Medicine, Universitas Lampung class 2013. This is an observational analytic method with cross-sectional approach. The populations in this study are the students of Faculty of Medicine, University of Lampung class 2013.

The number of samples in this study amounted to 125 people with a simple random sampling technique with a total sampling method. Menstrual cycle length was measured with a questionnaire history and while blood glucose measured by GOD-PAP method.The result, using ✆ ✝✞ ✟ ✠ ✡ ✠ ✝ ✝✆ ☛✠, that ☞ = 0,000( =<0.05) for the length of menstrual cycle with the blood glucose levels.

The analysis showed that there is an influence of the menstrual cycle length with blood glucose levels (p < 0,05).

(3)

✌✍ ✎✏✑✒✓✔ ✕✑ ✖✑ ✗✘ ✙✕ ✓✗ ✖ ✍ ✎✗ ✚✒✓✑✗✘ ✛✍✎✏✑ ✎ ✙✑✛✑ ✒

✏✕ ✓✙✜✗✑✛✑✒✑✔✗✍✢✑✙ ✚✓✌✑✛✑✖✑ ✔✑✗✘ ✗✢✘✣✑✙✓✕✚✑✗

✙✍ ✛✜✙✚✍ ✒✑ ✎✓ ✎✘✤✍✒✗✘ ✚✑✗✕ ✑✖✌✓ ✎✏✑ ✎✏✙✑ ✚✑ ✎✥✦ ✧★

✛✘✩✑ ✎✛✑✒✕ ✑✖✌ ✓ ✎✏✚✑✔✓ ✎✥✦ ✧✪

✜✫✬✭

✖ ✍✙✑✑ ✎✏✏✘✛✘ ✑ ✎✌✒✘ ✖✑✛✘ ✎✑

✗✮✯✰psi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

✱✲✳✴ ✲✵✶ ✲✷✸ ✲✵

✹✺✻✼ ✺✽ ✾✺✿✺✻ ✺❀

(5)

■❏ ❑▲ ▼◆❖P ◗ ▼❘ ▼ ❙❚❯ ◗ ❖❙ ❘❏ ❑ ❙❱ ◆❖▼❙❚ ❲❏ ❑▲ ▼❑ ❯ ▼❲▼ ◆

▲ ◗ ❖❯ ❳ ❙▼❲▼◆▼P❙❏ ❨▼❯❱❖■ ▼❲▼❘ ▼P ▼❙❚❙❨❚❩▼❯❖◗❱▼❙

❯❏ ❲❳❯❱ ❏◆▼❑❖❑ ❚❬❏◆❙❚❱ ▼❙◗ ▼❘■ ❖❑▲▼❑▲❯ ▼❱▼❑❭ ❪❫ ❴

❲❚❵▼❑ ❲▼◆◗ ▼❘■ ❖❑▲❱ ▼P ❖❑❭ ❪❫❛

❜❝❞❡❢ ❣❤❢ ✐

❥❦❧♠

♥♦♣qq r sst✉ tqr✈ ✇t♥q✉tr q

①q♣②③④q❝♣♦✉❥♣④♦✇qr

②r t⑤♦✇❝t④q❝③q ♥✈②rs

(6)
(7)
(8)

➮➱✃❐ ➱❒❮ ➱❰ ÏÐ ❒➱Ñ

ÒÓÔÕ Ö× ÓØÙÚÛÜ ÖÝÞßØßà ÖÜ ÖÓØ

ÒÓÔÕ Ö× ÓØáÚInformed Consent

ÒÓÔÕ Ö× ÓØâÚ ÞßØ ã ßà Óä ÓØå ßØ æ ßØ ÓÖÞßØ ßà ÖÜ ÖÓØ

ÒÓÔÕ Ö× ÓØçÚèÓÜÓéØ ê ëÝì ßä Õ íØ ê ßØ

(9)

ïð ñòðóòðô õ ö

÷øùúû üølømøn

1. ýú þÿ ÿ ✁ÿ✂✄úø ✁ÿ☎r øl ... 28

2. ýÿstr ÿù ✆ ✁ÿ✝øm✄úl ✞úr✟øøsr✠øn✡✁ÿø ... 3☛

3. ýÿÿù ✆ ✁ÿstr ✝øm✄úl ✞úr✟øøsr✠øn✝ÿklus ☞ú✆ ø ✁ÿnstr ... 3☛

☛ ✌ ýÿÿù ✆ ✁ÿstr ✝øm✄úl ✞úr✟øøsr✠øn✍øul ýørø✎ ... 3✏

✏ ✌ ✡✑ÿ✒ormøÿltøs ✓ø✟ ør ✍✆ ✠ ☎✁øl ýøø✎r ✟ ún✔øn✕øøm✝ÿs klu☞únstr✆ ø ✁ÿ ... 3✖

✖✌ ✡✑ÿOne Way Annova✓ø✟ør ✍✆ ✠ ☎✁øl ýøø✎r ✝úøwktu ýú ✔øn✕øøm✝ÿklus ☞ú✆ø ✁ÿnstr ... 3✖

(10)
(11)
(12)

❑▲▼◆ ❖P◗ juga ak tif di berbagai kegiatan lainnya di luar kampus ❘ ❙erta penulis pernah m❚elaksanakanuliah❚erja ❯yata ❱ ❚❚❯❲ di desa ❙uka ❯❳egara❨ampung

Tengah pad❩ana buariulan ❬❭ ❪❫ ❘ ❑yuensunan skripsi mpaeru kan tugas akhir seb

elu

m❑enulis memperoleh gelar ❙arjana ❚edokteran dan melanjutkan

(13)

A❵❛❜❝AA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan dan nabi akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya sampai akhir zaman.

Skripsi berjudul ❞❡❢ ❣❤ ✐❥❦ ❧❤ ♠❤ ♥♦♣q❥r s❡❢r t ✐❥❤r♦ ✉❡❢ ❣❤ ❢ ✈❤ ✇❤✐

①q❥♣②r ❤ ✉❤ ✐❤❦ ♥❡③❤ ♣t ❥ ❞❤✇❤ s❤❦❤r♦r③♦ ④❤♣ ❥q t❤r ✈❡ ✇②♣t❡ ✐❤ ❢

⑤❢ ♦⑥❡ ✐r ♦t❤r ❧❤ ♠⑦❥❢ ❣ ⑧❢ ❣♣❤ t❤❢ 2013 ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berperan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.

(14)

3. dr. Khairun Nisa Berawi, M. Kes, AIFO., selaku Pembimbing Utama atas semua bantuan, saran, bimbingan, pengarahan, dan waktu dalam penyusunan skripsi ini.

4. dr. Evi Kurniawaty, M. Sc., selaku Pembimbing Kedua dan Pembimbing Akademik atas semua bantuan, saran, bimbingan, pengarahan, dan waktu dalam penyusunan skripsi ini.

5. dr. Tri Umiana Soleha, M. Kes, selaku pembahas yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat selama penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Staff Administrasi, Akademik, dan TU FK Unila, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.

7. Terimakasih kepada orang tersayangku yaitu Papah (Maswarman, MBA.), Mamah (Agustinasari, S.H, M.M.), Kedua Adikku (Miria Dwidian Thury dan Mellydian Triranty Annisa), yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, doa, semangat, motivasi, nasihat, bantuan, serta kehangatan keluarga.

8. Terimakasih kepada keluarga besar dr. Fachruddin, Sp. OG dan dr. Darnilla F, Sp. THT (K) yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat kepada penulis.

9. Terima kasih kepada dr. Asih Hendrastuti, M. Kes dan Drs. Sopyan A. Ganie yang selalu memberikan semangat kepada penulis serta menjadi tempat berbagi keceriaan selama penulis diperantauan serta sebagai orang tua bagi penulis selama penulis di perantauan.

(15)

11. Terimakasih untuk Kakak tingkatku tersayang Igus Ulfa Yaze, S. Ked beserta keluarga. Terimakasih atas waktu, kesabaran, motivasi, semangat, doa, kebahagiaan dan bantuan yang selalu diberikan serta sebagai kakak yang selalu ada untuk aku selama ini.

12. Terimakasih untuk dr. Ressi Ana Maisuri beserta keluarga yang selalu berbagi senang suka dan duka selama ini serta bimbingan dan arahannya sebagai kaka tingkat sekaligus kakak terbaik yang aku miliki.

13. Teman seperjuangan Selvia Farahdina, S. Ked, Prayudo Prio A, S. Ked dan Nyimas Farisa Nadhilla, S. Ked yang selalu ada disaat susah maupun senangku selama kuliah di fakultas kedokteran, terima kasih untuk semua bantuan, masukan, dan kerjasamanya dari awal propti hingga mencapai gelar Sarjana Kedokteran.

14. Teman-teman kelompok tutorial 12 (Fabella, Gede, Safira, Naomi, Gulbuddin, Roby, Nayuv, Rayi, Siska).

15. Terima kasih untuk dr. Shinta Nareswari, dr. Ari Wahyuni, dr. Yoshika dan Yeshika yang selalu memberikan arahan dan masukan positif kepada penulis. 16. Terima kasih kepada teman-teman kosan Wisma Putri Hesti yang selalu ada

dan selalu memberikan semangat selama ini, kak Nila, kak Mila, kak Diat, kak Ceria, Yanti, Juni, Dewi, Asih dan Pia.

(16)

18. Mas Bayu, Pak Sahrudin, Pak Ma mun, Pak Pangat, Mbak Romi, Mbak Mega, Mbak Lutfi, Mbak Zeta, terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.

19. Teman-teman Kedokteran 2011, teman seperjuangan selama menuntut ilmu di FK UNILA, terima kasih atas kerja sama dan kebersamaan yang kita lalui. SATU KEDOKTERAN SATU!!!

20. Terimakasih banyak untuk adik-adik angkatan 2013 sebagai responden penelitian yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi.

21. Terimakasih kepada Kakak-kakak Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2002-2010 serta Adik-adik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2012-2014.

22. Seluruh Civitas Akademika FK UNILA yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga berdoa semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Bandar Lampung, November 2014

(17)

Bismillahirrohmanirrohim

ALLAH akan mengangkat (derajat) orang-orang

yang beriman diantaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu beberapa derajat. Dan ALLAH Mahateliti

apa yang kamu kerjakan . (Q.S. AlMujadilah:11)

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan

menjaga engkau dan engkau akan menjaga harta.

Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta

terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila

dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila

dibelanjakan . (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)

...Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada

kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada

kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari

suatu urusan). Tetaplah bekerja keras (untuk urusan

yang lain). Dan hanya kepada TuhanMu lah engkau

berharap . (Q.S. Al-Insyirah: 5-8)

Success is not a native of any nation neither is it

related to any family, so you don t have an excuse

not to leave the imprint of impact on the sand of

time before your time is over on this planet .

(Akin A Awolaja)

(18)

Ilmu itu seperti hewan buruan, maka dari itu ikatlah buruanmu

sekuat-kuatnya. Dan pengikat ilmu adalah tulisan

Masa lalu untuk mengambil sebuah pelajaran, Masa kini untuk

mengambil sebuah kehidupan serta untuk berjuang dan Masa

depan untuk meletakkan sebuah tujuan serta harapan

Saat orang lain meragukan impianmu, itu berarti mereka belum

melihat sejauh anda melihat

Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin dan mimpi hari ini

adalah kenyataan esok hari

Hidup bukanlah bagaimana kita berhasil, melainkan bagaimana

kita mencoba dan berusaha karena di dalam mencoba dan

berusaha kita bisa belajar dan menemukan kesempatan untuk

berhasil

Real success is determined by two factors. The first is FAITH,

and the second is ACTION

SUCCESS does not depend on your APTITUDE or your ALTITUDE,

it depends on your ATTITUDE

Man jadda wajada. Man shabara zafira.

(19)

Dengan penuh rasa syukur pada Ilahi Robbi,

Kupersembahkan Skripsi ini untuk

orang-orang terkasih,

yang selalu kusayangi dan menyayangiku...

Untuk Papah, Mamah, Kedua Adikku IRA

dan RANNISA, Keluarga besarku, serta

Almamaterku tercinta

➀ ➁➂ ➃ ➂ ➄➅➆➅➇ ➅➈➀ ➉ ➊

➋➌➍ ➌➃ ➃ ➂ ➎➅➇➏➅➐➅➑➉ ➊

(20)
(21)
(22)

1

➡ ➢➡➤

➥➦ ➧➨➢➩ ➫➭ ➫➢➧

➢➯ ➭➲➳ ➲➵➡➸➺ ➲➻➲➼➽

Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus

kehidupan dengan rentang usia 19-40 tahun. Pada tahap ini terjadi proses

pematangan pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun

psikologis (Syamsu, 2006). Pematangan pertumbuhan dan perkembangan

secara fisik ini meliputi berbagai organ, salah satunya yaitu organ reproduksi

(Kathryn, 2006). Kesehatan reproduksi pada tahap ini sangatlah penting

karena berkaitan erat dengan tingkat fertilitas (Corwin, 2001).

Gangguan menstruasi merupakan indikator penting yang menunjukkan adanya

gangguan fungsi sistem reproduksi yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara ,

infertilitas dan diabetes melitus (Gudmonsdottir, 2011). Perubahan panjang

dan gangguan keteraturan siklus menstruasi menggambarkan adanya

perubahan produksi hormon reproduksi (Liu, 2004). Siklus menstruasi

dikatakan normal jika jarak antara hari pertama keluarnya darah menstruasi

dan hari pertama menstruasi selanjutnya terjadi dengan selang waktu 21-35

(23)

2

Siklus menstruasi pada umumnya berlagsung secara teratur saat memasuki

usia 19-39 tahun (Manuaba, 1999). Namun berdasarkan sebuah penelitian

yang dilakukan di Iran, diketahui bahwa wanita yang berusia 20-25 tahun dan

memiliki siklus menstruasi yang normal hanya sebesar 39,8% (Gharravi,

2006). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ganguan siklus menstruasi

antara lain gangguan hormonal, pertumbahan organ reproduksi, status gizi,

stress, usia dan penyakit metabolik seperti Diabetes Mellitus (DM) (Paath,

2005).

Diabetes Melitus menjadi masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya di

Indonesia tetapi juga dunia. Prevalensi penyakit ini terus bertambah secara

global. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kasus DM padatahun

2008 Indonesia berada di urutan ke-4 setelah negara India, China dan

Amerika, dengan jumlah penderita sebesar 8,4 juta orang dan diperkirakan

akan terus meningkat sampai 21,3 juta orang di tahun 2030. Peningkatan

jumlah penderita juga diiukuti dengan semakin mudanya umur penderita DM

sehingga diperlukan usaha preventif dalam rangka mencegah terjadinya

perburukan dengan melakukan metode-metode skrining (Pusat Komunikasi

Publik SJKKR, 2010).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jarret (1968) mendapatkan adanya

perubahan toleransi hasil pemeriksaan glukosa selama terjadinya siklus

menstruasi, ia mendapatkan bahwa reponden yang mengalami siklus

(24)

3

peningkatan kadar glukosa darah, hal ini dipengaruhi oleh sekresi estrogen

endogen bahkan penelitian yang dilakukan oleh Walsh (1978) mendapatkan

bahwa menstruasi merupakan faktor penting pengontrol diabetes. Keterkaitan

antara DM dengan gangguan siklus menstruasi disebabkan oleh adanya

persamaan hormon yang mengatur kedua mekanisme ini. Terdapat dua

hormon yang memiliki efek antagonis terhadap kadar glukosa darah yaitu

reseptor hormon estrogen pada sel pankreas yang menyebabkan pelepasan

insulin yang merupakan hormon terpenting dalam homeostasis glukosa dalam

darah (Alonso-Magdalena ➾➚ a,2008) dan hormon progesteron yang memiliki sifat anti-insulin serta dapat menjadikan sel-sel kurang sensitif terhadap

insulin yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin dalam tubuh

(Jovanovic, 2004).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa

darah sewaktu pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Angkatan 2013.

➶➹ ➘➴➷➴ ➬➮ ➱✃➮➬➮ ❐➮ ❒

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka dirumuskan

suatu permasalahan penelitian yaitu apakah ada pengaruh lama siklus

menstruasi dengan kadar glukosa darah sewaktu pada Mahasiswi Fakultas

(25)

4

❮❰ Ï ÐÑ ÐÒ Ó

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

sewaktu pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

angkatan 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kadar glukosa darah sewaktu pada sampel penelitian saat

menstruasi.

b. Mendeskripsikan gambaran lama siklus menstruasi pada sampel

penelitian.

Ô❰ ÕÒÓÖÒ Ò ×ØÙ ÓÙÚÛ ×ÛÒ Ó

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti-bukti ilmiah tentang

lama siklus menstruasi yang mempengaruhi glukosa darah.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan penulis terutama

tentang pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

sewaktu.

3. Bagi Peneliti Lain

Membantu memberikan gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk bisa

melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih mendalam terutama

(26)

5

4. Bagi Masyarakat

Memberikan gambaran bahwa glukosa darah penting bagi tubuh kita

terutama pada wanita. Dikarenakan glukosa darah sebagai sumber energi

yang dapat mempengaruhi hormon reproduksi wanita pada siklus

(27)

6

Fase siklus menstruasi terdiri atas empat fase, yaitu fase proliferasi, ovulasi,

sekresi dan menstruasi. Dimana pada keempat fase ini memberikan gambaran

yang berbeda pada dua tempat, yaitu pada ovarium dan endometrium. Pada fase

proliferasi di ovarium terjadi penurunan FSH, peningkatan LH. Sedangkan pada

endometrium terjadi peningkatan estrogen dan penurunan progesteron. Sama

halnya dengan fase ovulasi. Dan sebaliknya pada fase sekresi dan menstruasi

terjadi penurunan LH dan peningkatan FSH. Begitu juga dengan hormon

progesteron meningkat dan estrogen mengalami penurunan. Dampak dari siklus

ini pada metabolisme di fase proliferasi, ovulasi dan sekresi secara berturut-turut

terjadi peningkatan kadar insulin lalu peningkatan kadar insulin dan penurunan

kadar insulin. Sedangkan pada fase menstruasi, hormon estrogen dan progesteron

berada dalam fase kritis. Sehingga pengaruhnya terhadap metabolisme hampir

tidak ada.

2. Kerangka Konsep

Adapun gambaran kerangka konsep dapat dilihat sebagai berikut :

(28)

7

✡☛ ☞ ✌✍✎✏ ✑✒ ✌✒

Berdasarkan kerangka konsep dapat disusun hipotesis yaitu:

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara lama siklus menstruasi

dengan kadar glukosa darah sewaktu pada mahasiswi Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013.

H1: Terdapat pengaruh yang bermakna antara lama siklus menstruasi dengan

kadar glukosa darah sewaktu pada mahasiswi Fakultas Kedokteran

(29)

8

✓✔ ✓✕ ✕

✖✕✗✘✔✙A✗✚ ✙✛ ✖AA

A✢ ✣enstru✤ ✥✦

★✩✪ ✩ ✫✬✭✮ ✩✯ ✰ ✩✱✮✭ ✩✲ ✫✮✳ ✴✵ ✫ ✶✬✱✫✭✷ ✵✩✫✮ ✩✪ ✩✴✩✸ ✹✬ ✷✹✬ ✪ ✩✺✹✬ ✪ ✩ ✻ ✩✮✭ ✵ ✫✬✳✮✭ ✩✷ ✼ ✽ ✸ ✮✱✾ ✾✩✿✽✸ ✩✷✮❀ N✩✶✵✱✲ ✭✬✷ ✪ ✩✯ ✩✭ ✹ ✬✹✬✷✩✯ ✩ ✰ ✩✱ ✮✭ ✩ ✻ ✩✱✾✭✮ ✪ ✩✳ ✶ ✬✶✮ ✴✮✳✮ ✫✮✳ ✴✵ ✫ ✸✩✮ ✪✭✬✷ ✩✭ ✵✷ ✪✩✱ ✸ ✩✴✮✱✮✹ ✮ ✫✩✭✬✷ ❁✩✪✮✳✩✷✬✱✩ ✩✪✩✱ ✻ ✩✶ ✩✫ ✩✴✩✸ ✳✬ ✫ ✵✹✵✷ ✩✱❀ ❂✮✳✴✵✫ ✶ ✬✱ ✫✭✷ ✵ ✩✫✮ ✹✮ ✫ ✩ ✪✮✸ ✮✭ ✵✱✾ ✪✩✷✮ ✸ ✩✷ ✮ ✯✬✷✪✩✷ ✩✸✩✱ ✹✬ ✷✶ ✵ ✴✩ ✻ ✩✱✾ ✪✮ ✫✬✹ ✵✭ ✫✬✹✩✾✩✮ ✸✩✷✮ ✯ ✬✷✭ ✩✶ ✩ ✸✮✱✾✾✩ ✫ ✩✭ ✵ ✸ ✩✷✮ ✫✬✹ ✬ ✴✵✶ ✯ ✬✷ ✪ ✩✷ ✩✸ ✩✱ ✶ ✬✱ ✫✭✷ ✵ ✩✫✮ ✯ ✩✪ ✩ ✹ ✵ ✴✩✱ ✹ ✬✷✮✳ ✵✱ ✻ ✩✻ ✩✱✾✪✮ ✫✬✹✵✭✪✬✱✾✩✱✸ ✩✷ ✮✭✬✷ ✩✳ ✸✮✷❃ ❄✮❅✸ ✬ ✩✴✭✸ I✱ ✪❅✱ ✬ ✫✮ ✩✲✼❆ ❆❇❈❀

★✩✪ ✩ ✩✰ ✩✴ ✶✩✫ ✩ ✯ ✵✹ ✬✷✭ ✩✫ ✲ ✳✩✪✩✷ ✸❅✷✶❅✱ ✬ ❉uteinizing hormone ❃LH❈ ✪ ✩✱ follicle-stimulating hormone ❃F❂H❈ ✩✳ ✩✱ ✶✬✱ ✮✱✾✳ ✩✭ ✲ ✫✬✸ ✮✱✾ ✾✩ ✶ ✬✷ ✩✱✾✫ ✩✱✾

(30)

9

❑▲▼▲ ◆❖P ◗▼ ❘ ❑▲❙ ❚ ❖❯ ❱▲❙❲❑❖ ❱❖❳ ❑❘▲❙ ❨❩▲❙ ❲▼ ◗❳ ❘ ❬▲ ◗▼▲ ❱◗ ❳❖❙▲ ❱❭P❖❪❳❖❙ ❚ ❫ ❱❘ ▲❚ ◗ ❑❖ ❱❫▲❳▲❴❚ ▲❳ ❑▲ ◗❫❖ ❱❵▲▼◗❙❩▲❳ ❖❙❯❑▲❘ ❚❖❛

❜❝ ❞❡❢ ❣l❤✐ ❥❦ormon❤❧♠ ❤♥❤♦iklus eproduksi W❤♣it

Gonadotropin-releasing hormone❪G❙ qH❴▼◗❚ ❖ ◆❱❖❚ ◗❯❬❖PP◗❑❯ ❫▲ ❬▲❳❘ ❚▼ ▲❙

r❖ ❱s❘❙❲❚ ◗ ❳❖❙❲◆❯❙ ❫ ❱❯ ❬ ❚ ◗◆❬❘ ❚ ❯t▲ ❱ ◗ ▼ ▲❙ ❘ ❫❖ ❱❘❚❛ G❙qH ❳❖❙ ❚❫ ◗❳ ❘ ❬▲❚ ◗ ❑❖ ❬❖ ❑▲❚▲❙ follicle-stimulating hormone ❪F✉H❴ ▼ ▲❙ luteinizing hormone ❪LH❴ ▼▲ ❱ ◗ ❑◗❫❘◗❫▲ ❱◗ ▲❙ ❫❖ ❱◗❯❱❛ ✈❖ ❱❫❘ ❳r❘P ▲❙ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ▼◗◗❙◗❚ ◗▲❚ ◗ ❯ ❬❖P F✉H ❳▲❙ ▲ ◆▲ ❬▲ ❑❖ ❱◆❖❳r▲❙❲▲❙ ❬▲❙❵❘❫ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ▼◗❚ ❫ ◗❳ ❘ ❬▲❚ ◗ ❯ ❬❖P LH❛ K❖▼❘ ▲✇▼ ❘▲ P❯❱❳❯ ❙❖ F✉H ▼▲❙ LH ❳ ❖❙❚ ❫ ◗❳❘❬▲❚ ◗ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ❯t▲ ❱◗ ❘ ❙❫❘◆ ❳ ❖❙❚ ❖ ◆ ❱❖❚ ◗ ❖❚❫ ❱❯ ❲❖❙❛ ①❙▼❱❯❲❖❙ ▼ ◗P▲❚ ◗❬◆▲❙ ▼ ▲ ❱◗ ❚ ❖ ❬ ❫P ❖❭▲ ❑▲▼▲ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ❩▲❙❲ r❖ ❱ ◆❖❳r▲❙❲❨ ▼ ◗❚ ❫ ◗❳ ❘ ❬▲❚ ◗ ❯❬❖P LH❛ ②◗ r▲③▲P ❑❖❙❲▲ ❱❘ P F✉H❨ ▲❙ ▼ ❱❯❲❖❙ ▼ ◗❲❘ ❙▲ ◆▲❙ ❯❬❖P ❚ ❖ ❬ ❲❱▲ ❙❘❬❯ ❚ ▲ ❑▲▼▲ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ▼ ▲❙ ▼◗◆❯ ❙t❖ ❱❚ ◗◆▲❙ ❳ ❖❙❵▲▼◗ ❖❚❫ ❱❯ ❲❖❙❛ ②◗❑❖ ❱❫❖❙❲▲P▲❙ ❚ ◗◆❬❘ ❚ ❨ ❫❖ ❱❵▲▼ ◗ ❯t❘ ❬▲❚ ◗❩▲❙❲▼◗❑◗❭❘ ❯ ❬❖P LH ▼▲❙

❚❖❫❖ ❱❘❚ ❙ ❩▲ ❳❖❙ ❩❖r▲r◆▲❙ ▲▼▲❙ ❩▲ ❑❖❳r❖❙❫❘◆▲ ❙ ◆❯❱❑❘ ❚ ❬❘❫❖❘ ❳❛ LH

❳❖❙ ❚❫ ◗❳ ❘ ❬▲❚ ◗ ◆❯❱❑❘❚ ❬❘ ❫❖❘❳ ❘❙ ❫❘ ◆ ❳ ❖❙❚ ❖ ◆❱❖❚ ◗ ❖❚❫ ❱❯ ❲❖❙❨ ❑ ❱❯❲❖❚ ❫❖ ❱❯ ❙❨ ❱❖ ❬▲ ◆❚ ◗❙▼▲❙◗❙ P ◗r◗❙❪④❯❱❫❯ ❱▲& Derrickson, 2009).

Estrogen yang disekresi oleh folikel ovari mempunyai beberapa peran

penting yaitu memicu dan mempertahankan perkembangan struktur

reproduktif wanita, karakteristik seks sekunder dan payudara.

Karakteristik seks sekunder termasuklah distribusi tisu adiposa pada

payudara, abdomen, mons pubis dan pinggul, kenyaringan suara,

(31)

10

Estrogen juga meningkatkan anabolisme protein. Selain itu juga, estrogen

dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Ini dapat dilihat pada

wanita yang berusia di bawah 50 tahun adalah kurang berisiko mendapat

penyakit arteri koroner dibandingkan dengan laki-laki yang sama usia.

Kadar estrogen yang moderat juga dapat menginhibisi pelepasan GnRH

dari hipotalamus dan sekresi LH dan FSH dari pituitari anterior

(Sherwood, 2007).

Progesteron disekresi terutama dari sel-sel di korpus luteum. Pada

progesteron dan esterogen membantu persediaan dan pertahanan untuk

endometrium dalam implantasi ovum yang telah disenyawakan.

Persediaan kelenjar mamae untuk mensekresi air susu juga dibantu oleh

kedua hormon ini. Kadar progesteron yang tinggi juga akan menginhibisi

sekresi GnRH dan LH.

Pada Korpus luteum menghasilkan relaksin dalam jumlah yang sedikit

saat setiap siklus bulanan. Relaksin akan menginhibisi kontraksi

miometrium dan menghasilkan efek relaksasi pada uterus. Inhibin pula

disekresi oleh sel granulosa dari folikel yang berkembang selepas

ovulasi.Inhibin menginhibisi sekresi FSH dan LH (Tortora&Derrickson,

(32)

11

⑤⑥ ⑦⑧klus enstru⑩ ❶⑧

Siklus merupakan proses yang dialami oleh wanita pada setiap bulan.

Menstruasi merupakan proses dalam tubuh wanita yang dimana sel telur

(ovum) berjalan dari indung telur menuju rahim, melalui aluran yang

diberi nama tuba fallopi. Pada saat tersebut, jaringan endometrial dalam

lapisan endometrium di dalam rahim menebal sebagai persiapan

terjadinya pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, dinding ini

akan semakin menebal dan menyediakan tempat janin tumbuh. Tapi, jika

tidak terjadi pembuahan, jaringan endometrial ini akan luruh dan keluar

melalui vagina dalam bentuk cairan menstruasi. Sedangkan siklus

menstruasi sendiri dimulai dari hari pertama menstruasi hingga satu hari

sebelum mentruasi berikutnya. Pada keadaan normal, siklus menstruasi

adalah berbeda bagi setiap wanita yaitu dari 28 hingga 35 hari.Pada

penjelasan dalam Bab ini, kita menggunakan siklus 28 hari. Terdapat

empat fase pada siklus menstruasi yaitu fase menstrual, fase preovulatori,

ovulasi dan fase pasca ovulatori (Tortora,& Derrickson, 2009).

Pada siklus menstruasi dikenal dengan menstruasi yang berlangsung dari

hari pertama yang merupakan permulaan siklus hingga kira-kira hari ke-5.

Di ovarium, di bawah pengaruh FSH, beberapa folikel primordial

berkembang menjadi folikel primer dan seterusnya folikel sekunder. Di

uterus pula, terjadi aliran cairan menstruasi dari rahim menuju ke leher

(33)

12

50-150 mL darah, cairan jaringan, mukus dan sel epitel yang luruh dari

endometrium. Luruhnya dinding endometrium ini karena terjadi

penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron di mana akan

menstimulasi pelepasan prostaglandin yang menyebabkan konstriksi

arteriol spiral. Akibatnya, sel-sel di endometrium akan kekurangan suplai

oksigen dan akhirnya sel-sel tersebut mati dan luruh (Tortora &

Derrickson, 2009).

Pada hari ke-6 hingga ke-13, terjadi siklus preovulatori yaitu antara

akhirnya menstruasi dan permulaan siklus ovulasi. Di ovarium, beberapa

folikel sekunder akan mensekresi estrogen dan inhibin. Biasanya, hanya

satu folikel sekunder yang akan berkembang menjadi folikel dominan dan

yang lainnya mengalami atresia. Folikel-folikel sekunder yang mengalami

atresia terjadi karena penurunan kadar FSH yang disebabkan oleh

estrogen dan inhibin yang disekresi oleh folikel dominan. Seterusnya,

folikel dominen akan berkembang menjadi folikel Graaf (graafian

follicle) yang akan terus berkembang sehingga diameternya mencapai

lebih kurang 20 mm dan tersedia untuk ovulasi. Semasa proses maturasi

folikel ini, estrogen terus menerus dihasilkan. Untuk siklus di ovarium,

fase menstruasi dan fase preovulatori dikenal dengan fase folikular karena

terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel di ovarium. Di uterus

pula, estrogen yang meningkat hasil perkembangan folikel di ovarium tadi

(34)

13

di uterus, fase preovulatori juga dikenal sebagai fase proliferatif karena

endometrium mengalami proses proliferasi (Tortora & Derrickson, 2009).

Pada siklus ovulasi terjadi pada hari ke-14. Kadar estrogen yang tinggi

menstimulasi lebih banyak pelepasan GnRH dari hipotalamus dan juga

menstimulasi gonadotrof di pituitari anterior untuk mensekresi LH.

Pelepasan FSH dan LH tambahan oleh pituitari anterior turut dirangsang

oleh FSH.

Dan LH akan menyebabkan pecahnya folikel Graaf dan pelepasan oosit

sekunder sekitar 9 jam selepas kadar LH mencapai puncaknya (Tortora &

Derrickson, 2009).

Siklus terakhir yaitu fase pasca ovulatori adalah antara masa ovulasi

dengan onset bagi siklus menstruasi yang seterusnya. Ini berlangsung dari

hari ke-15 hingga ke-28. Di ovarium, di bawah pengaruh LH, folikel yang

telah kosong kini menjadi korpus luteum. LH menstimulasi korpus luteum

untuk mensekresi progesteron, estrogen, relaksin dan inhibin. Untuk

siklus di ovarium, fase ini juga dikenal dengan fase luteal. Sekiranya oosit

sekunder yang telah dilepaskan tadi tidak disenyawakan, korpus luteum

akan mengalami degenerasi dan seterusnya menjadi korpus albicans. Saat

ini, terjadilah penurunan kadar progesteron, estrogen dan inhibin dan

menyebabkan peningkatan pelepasan GnRH, FSH dan LH. Maka

(35)

14

Namun, sekiranya oosit sekunder mengalami persenyawaan dan mulai

membelah, korpus luteum tidak mengalami degenerasi dengan adanya

hormonhuman chorionic gonadotropin (hCG) yang terhasil dari chorion

dari embrio. hCG menstimulasi aktivitas sekretori korpus luteum. Di

uterus pula, progesteron dan estrogen yang dilepaskan oleh korpus luteum

akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan kelenjar endometrium,

vaskularisasi di permukaan endometrium dan penebalan dinding

endometrium kira-kira 12 hingga 18 mm. siklus ini juga dikenal dengan

siklus sekretorik di uterus karena kelenjar endometrium mulai menseksesi

glikogen. Perubahan ini berlaku seminggu selepas ovulasi di mana

kemungkinan perubahanakan terjadi. Apabilatidak ada perubahan, kadar

progesteron dan estrogen yang menurun menyebabkan terjadinya

menstruasi untuk siklus yang seterusnya (Tortora & Derrickson, 2009).

Gambar 1. Skema Perubahan Hormonal Pada Siklus Menstruasi

(36)

15

❷ ❸❹❺ ❻ggu❺❻❼enstru❺ ❽❾

Siklus menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari

hari pertama menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi

berikutnya). Jika lamanya perdarahan kurang dari 7 hari dan jika jumlah darah

yang hilang kurang dari 80 ml. Perlu dicatat bahwa discharge menstruasi

terdiri dari cairan jaringan (20-40 persen dari total discharge), darah (50-80

persen), dan fragmen-fragmen endometrium. Namun, bagi wanita discharge

menstruasi tampak seperti darah dan inilah yang dilaporkan (Jones, 2002).

Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa

reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas usia 39 tahun. Gangguan

ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus menstruasi, atau jumlah dan

lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu

(Jones, 2002).

❺❸❹❺❻ggu❺ ❻❿❺ ➀❺➁ ❺➂ ❺ ❻➃❺➄iklusenstru❺ ❽❾➅ ➆❸❿olimenore ❺➇❺➈➉pinore

Pada polimenore siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya yaitu

terjadi dengan interval kurang dari 21 hari (Jones, 2002). Perdarahan

kurang lebih sama atau lebih banyak dari biasa. Polimenore dapat

disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan

ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti

ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya

(37)

16

➊ ➋➌ligomenore

Siklus menstruasi lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari

(Jones, 2002). Perdarahan pada oligomenore biasanya berkurang. Pada

kebanyakan kasus oligomenore kesehatan wanita tidak terganggu, dan

fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya ovulatoar dengan masa

proliferasi lebih panjang dari biasanya (Simanjuntak, 2009).

➍➋➎menore

Amenore adalah keadaan tidak adanya menstruasi sedikitnya tiga bulan

berturut-turut. Amenore primer terjadi apabila seorang wanita berumur 18

tahun ke atas tidak pernah mendapatkan menstruasi, sedangkan pada

amenore sekunder penderita pernah mendapatkan menstruasi tetapi

kemudian tidak dapat lagi (Simanjuntak, 2009). Amenore primer (dialami

oleh 5 persen wanita amenore) mungkin disebabkan oleh defek genetik

seperti disgenensis gonad, yang biasanya ciri-ciri seksual sekunder tidak

berkembang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan duktus Muller,

seperti tidak ada uterus, agenesis vagina, septum vagina transversal, atau

himen imperforata. Pada tiga penyebab terakhir, menstruasi dapat terjadi

tetapi discharge menstruasi tidak dapat keluar dari traktus genitalis.

Keadaan ini disebut kriptomenore, bukan amenore. Penyebab yang paling

(38)

17

➏➐ ➑➒ggu➑➒➓uml➑➔→➑➣ ➑➔↔enstru➑↕ ➙d➑➒➛ ➑m➑➒ ➜ ➑➝erd➑➣ ➑➔ ➑➒ ➞ ➟➠ipomenore

Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau kurang dari biasa dengan

discharge menstruasi sedikit atau ringan (Jones, 2002). Hipomenore

disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari

kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Adanya

hipomenore tidak mengganggu fertilitas (Simanjuntak, 2009).

➡➟➠ipermenore ➑➢➑➤↔enor➑➥ ➙➑

Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari

normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi

dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan

endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang

terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada

waktu haid, dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium

biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium

yang diikuti dengan pelepasannya pada waktu haid (Simanjuntak,

2009). Menoragia mungkin terjadi disertai dengan suatu kondisi

organik uterus, atau mungkin terjadi tanpa ada kelainan yang nyata

pada uterus. Hal ini disebut perdarahan uterus disfungsional, dengan

kata lain disebabkan oleh perubahan endokrin atau pengaturan

(39)

18

Ada pula gangguan menstruasi yang berhubungan dengan adanya

gangguan pada siklus dan jumlah darah menstruasi yaitu metroragia. Pada

keadaan ini, terdapat gangguan siklus menstruasi dan sering berlangsung

lama, perdarahan terjadi dengan interval yang tidak teratur, dan jumlah

darah menstruasi sangat bervariasi. Pola menstruasi seperti ini disebut

metroragia.

Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kondisi patologik di dalam uterus

atau organ genitalia interna. Perlu bagi dokter untuk mengadakan

investigasi lebih lanjut. Investigasi meliputi histeroskopi dan biopsi

endometrium atau kuretase diagnostik (Jones, 2002).

➦➧ ➨➩ ➫tor➭➨➩ ➫tor ➯➩ ➲g empeng➩ ➵uhi iklus enstru➩ ➺ ➻

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan siklus menstruasi pada

wanita usia reproduktif menjadi ireguler termasuk kehamilan, penyakit

endokrin dan juga kondisi medik. Semua faktor ini berhubungan dengan

pengaturan fungsi endokrin hipotalamik-pituitari. Paling sering adalah

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) yang menyebabkan perpanjangan

interval antara dua siklus menstruasi terutama pada pasien dengan gejala

peningkatan endrogen (American Academy of Pediatrics, 2006).

Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi siklus

menstruasi adalah gangguan pada sentral Gonadotropin-releasing

(40)

19

berlebihan, perubahan pada pemakanan dan waktu tidur, dan tingkat stres

yang berlebihan. Gangguan pada siklus menstruasi juga dapat terjadi pada

penyakit kronik seperti Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol, kondisi

genetik atau kongenital seperti Turner Syndrome dan disgenesis gonadal

(American Academy of Pediatrics, 2006).

Berdasarkan penelitian yang lain pula menyatakan bahawa perubahan

siklus menstruasi berhubungan dengan ketidakseimbangan fisik atau

hormonal. Berat badan yang rendah bisa menyebabkan interval antara dua

siklus menstruasi menjadi lebih lama. Berat badan yang berlebihan pula

bisa menyebabkan perdarahan abnormal. Perubahan yang tiba-tiba pada

aktivitas atau berat badan juga bisa menyebabkan perubahan pada siklus

menstruasi yang sementara. Gangguan emosi atau stress dan keadaan fisik

yang tidak sehat secara optimal juga merupakan penyebab tersering

iregularitas siklus menstruasi walaupun perubahan siklus menstruasi yang

dialami tidak hanya pada saat wanita mengalami stres. Obat-obatan dan

pengubatan alternatif seperti obat herbal juga dapat menyebabkan

perubahan pada interaksi dan transmisi hormon pada tubuh sehingga

dapat menganggu siklus menstruasi (McKinley Health Centre, 2008).

Dari penelitian yang mengatakan bahwa stres sangat berperan dalam

regulasi hormonal di mana akan turut berpengaruh pada menstruasi.

Penelitian ini turut memberi contoh efek dari stres terhadap sistem

(41)

20

atau amenorhe hipotalamus fungsional. Selain itu, didapatkan prevalensi

amenorhea sekunder pada wanita muda adalah sekitar 2% dan presentase

ini meningkat pada stres yang kronik. Pada stres yang melampau,

kemungkinan akan menginhibisi sistem reproduksi wanita secara komplit

(Chrousoset al,1998).

➼ ➽ ➾et➚➪olisme d➚➶➹egul➚➘ ➴➷lukos

Kadar glukosa di dalam sirkulasi di peroleh dari tiga sumber yaitu absorbsi di

intestinal semasa mengkonsumsi makanan, glikogenolisis dan

glukogenogenesis. Glikogenolisis dan glukogenogenesis dikontrol oleh

hormon yang dihasilkan oleh sel pankreas yaitu glukagon (Ganong, 2005).

Dalam tubuh manusia, terdapat hormon glukoregulator yang terdiri dari

insulin, glukagon, amilin, epinefrin, kortisol dan growth hormon. Hormon

regulator ini berguna untuk menstabilitaskan kadar glukosa di dalam sirkulasi

(Aronoffet al, 2004).

➬➽ ➾ek➚ ➶isme ekresi luk➚➱✃➶

Sel pankreas mensekresi glukagon yang merupakan hormon katabolik.

Penemuan pertama oleh Roger Unger pada tahun 1950 menyatakan bahwa

glukagon memiliki peran yang berlawanan dengan insulin. Glukagon

(42)

21

ataupun tidak mengkonsumsi makanan dengan cara menstimulasi produksi

glukosa dari hati melalui proses glikogenolisis dan glukogenogenesis.

❐❒ ❮ ❰kÏÐÑsme Òekresi ÓÐsulin

Insulin disekresi oleh sel pankreas dan ini merupakan proses yang

kompleks dimana melibatkan integrasi dan interaksi dari stimulus internal

dan eksternal. Insulin bekerja untuk mengawal kadar glukosa postprandial

dengan tiga cara. Pertama, insulin memberi sinyal pada sel-sel di jaringan

perifer yang sensitif terhadap insulin untuk meningkatkan pengambilan

glukosa, biasanya pada otot skeletal. Kedua, insulin bekerja di hati untuk

memicu proses glikogenesis dan ketiga sekresi glukagon oleh sel

pankreas akan terus diinhibisi seterusnya memberi sinyal pada hati untuk

menghentikan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Ketiga cara ini

akan menurunkan kadar glukosa darah. Selain itu, insulin berperan dalam

menstimulasi sintesis lemak, memicu penyimpanan trigliserida di dalam

jaringan lemak serta memicu sintesisi protein di dalam hati dan otot dan

membantu proses proliferasi jaringan yang sedang berkembang (Aronofet

al,2004).

Sel pankreas terhadap perubahan ambang glukosa merupakan stimulus

primer untuk sekresi insulin. Glukosa memicu dua bentuk fase pelepasan

insulin. Fase pertama bagi pelepasan insulin timbul beberapa menit selepas

terpaparnya kepada elevasi kadar glukosa. Ini diikuti dengan

(43)

22

respon terhadap kadar glukosa darah (Rajan, 2002). Pelepasan insulin

jangka panjang akan berlaku sekiranya konsentrasi glukosa darah tetap

tinggi.

Pada glukosa merupakan stimulus terpenting bagi insulin. Namun, terdapat

beberapa faktor lain yang bisa menstimuluskan sekresi insulin. Stimulus

tambahan tersebut adalah asetilkolin, merupakan neurotransmitter dari

parasimpatetik fiber nervus vagus yang menginervasi pancreatic islets.

Selain itu, peningkatan konsentrasi asam amino terutama arginine dan

leucine selepas mengkonsumsi makanan yang tinggi protein juga dapat

menstimulasi pelepasan insulin.Faktor ketiga adalah glucose-dependent

insulinotropic peptide (GIP), yaitu hormon yang dilepaskan oleh sel

enteroendokrin pada usus halus hasil respon terhadap adanya glukosa pada

traktus gastrointestinal (Tortora &Derrickson, 2009).

Dari penelitian menemukan adanya reseptor estrogen, ER dan ER pada

sel pankreas dimana ia akan meningkatkan pelepasan insulin (Magdalena

et al, 2008), karenanya insulin akan dipengaruhi juga oleh perubahan

hormon dalam fase menstruasi.

ÔÕ Öu×ungØ ÙÚenstruØ Û Ü dØÙÝØ ÞØ ßàlukosØáØ ßØ â

Perubahan kadar glukosa darah bisa dilihat terutama pada fase luteal dan fase

sekretorik. Faktor yang menyebabkan peningkatan insulin pada siklus

(44)

23

kadar progesteron adalah rendah. Korpus luteum yang mensekresi

progesteron hanya mencapai jumlah yang tinggi pada siklus luteal yaitu

sebelum luruhnya dinding endometrium (Jovanovic, 2004). Peningkatan

hormon steroid seks ini akan memberi sinyal timbal balik negatif pada

pituitari anterior dan menyebabkan kadar FSH dan LH menurun, seterusnya

estrogen dan progesteron turut menurun. Apabila terjadi penurunan kedua

hormon ini, maka terjadilah perdarahan akibat dari hormonal withdrawal

((Trout & Scheiner, 2008). Dari sumber lain mengatakan bahwa sindrom

premenstrual juga bisa menyebabkan penurunun sensitivitas insulin (Ramalho

et al, 2008).

Dari hasil penelitian(Magdalena et al, 2008) menemukan adanya reseptor

estrogen, ER dan ER pada pankreas dimana ia akan meningkatkan

pelepasan insulin. Seperti yang telah disampaikan, insulin berperan untuk

merubah glukosa menjadi glikogen. Dalam siklus menstruasi, pada fase

menstrual dan fase preovulatori dijumpai kadar estrogen lebih tinggi dari

kadar progesteron. Jadi, dalam fase ini juga bisa terjadi penurunan kadar

glukosa atau hipoglikemi. Namun, pada fase pasca ovulatori pula, kadar

progesteron adalah lebih tinggi dari estrogen. Progesteron dikatakan

berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatkan

glikogen hati. Jadi, dalam fase ini bisa terjadi hiperglikemi (Peat, 2009).

Pada progesteron dan estrogen memiliki sifat antagonis terhadap pengaruh

(45)

24

saat fase luteal dan fase sekretorik. Setiap individu dikatakan berbeda

pengaruh hormonal terhadap tubuhnya (Glick, 2009). Jadi, apabila hormon

progesteron yang lebih dominan, maka kadar glukosa darah bagi individu

berkenaan kemungkinan akan tinggi akibat resistensi insulin dan sekiranya

hormon estrogen yang lebih dominan, maka akan terjadi penurunan kadar

(46)

ãä ãå åå

MæTOçæ PæNæLåèå äN

ä é êë ìíëìîëìïð ìðñòóòëì

ôõöõ ÷øtøùö øö ø ùú ù÷ùû ü õöõ ÷øtøùö ýþ ÿ ✁ ✂ý ✄☎ÿ✆ ✝✞ ùøytu ✟✠ ✡õ☛ ☞ ù✡ø ùtùu üõö✌✍ ✎✍☛ ùö ☞ ù☛ øù✠ õ ÷ ü õö õ ÷øtøùö ú ø÷ù✎ ✍✎ùö ü ùú ù ✡ ùtu wù✎ ✏u✡ù✑ù ✍ö✏✍✎ ✒õö✌õtùû✍ø ü õö✌ù☛✍û ÷ù✒ù ✡ ø✎÷✍✡ ✒ õö ✡✏☛✍ù✡ø ú õö✌ùö ✎ùú ù☛ ✌÷✍ ✎✟ ✡ ù ú ù☛ùû ✡õwù✎ ✏u üùú ù✒ ùû ù✡ ø✡✓ø✔ù✎ ✍÷ù✡t ✕õú ✟✎✏õ☛ùö ✖öø☞õ☛ ✡ øtù✡ ✗ ù✒ü✍ö✌ ùö✌ ✎ùtùö ✘ ✙✚ ✛✜

ã é èð ✢✣ëó✤ë ì✥ë ✦ó ✧ïð ìðñòóòëì

ôõö✌ù✒ ✠ ø÷ùö ✡ ù✒ üõ ÷ú ùöúùtùü õöõ ÷øtøùö úø÷ù✎✍ ✎ùö úø☛✍ùö✌✎õ ÷ù✡ü õ☛✎✍÷øùû ùö

(47)

✫6

d = Nilai presisi atau tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

(48)

27

❣❤✐ ❥❦❧♠ ♥♦❦✐ ♣❦❧ q❤ ♦ q❦ r❦ q❤✐ ❤ ♦♥t♥❦✐ ♥✐ ♥ r❤✐❥❦✐ t❤s ♦❤♠♥t r❦t ✉ ♦u❧ ❤ ♦❦✈ ✉✈❦✐ ✇① ②③④ ⑤⑥⑦ ⑧③① ⑨ ⑥① ⑩ q❦ r❦ ❧❦t❦ ♣ ♥♣w♥ ❦✐❥✈ ❦t❦✐ ❶ ❷❸ ❹ ❦✐❥y ♠ ❤s ✉ ♣♥❦ ❸ ❺ t❦t✉✐ ♣❦❧q❦ ♥❶❶ ❦t ✉t ✐ ♣❤♠ ❦ ❥❦ ♥ t❦✐ r❦ q❤s♣❤t✉❻ ✉❦✐ ❧ ❤✐❻❦ r ♥s❤ ♣ q❼✐ r❤✐ r❦s ♥ q❤✐ ❤ ♦♥t♥❦✐ q❤✐✉♦♥♣.

❽❾ ❿➀ ➁➂➀ ➃➄➅➆➄ ➇➄➅ ➂➈➂➀➇

➉❦s ♥❦♠❤ ♦ q❤✐ ❤ ♦♥➊ ♥❦✐q❦ r❦q❤✐❤ ♦♥➊ ♥❦✐♥✐ ♥❦ r❦ ♦❦t ➋ ❸ ➌ ➉❦s ♥❦♠ ❤ ♦♠ ❤♠❦ ♣

➍❦❧ ❦➎♥✈♦✉♣➏❤✐♣➊s ✉❦ ♣ ♥➋ ❦➌ ❣❦✐❻❦✐❥➋ ❹➐➑❦s ♥ ♠➌ ➒ ❼s❧ ❦ ♦➋❶ ❸➓❹➐➑❦s ♥ ➔➌ ❣❤✐ r❤✈➋ ❶ ❸➑❦s♥ ❶ ➌ ➉❦s ♥❦♠ ❤ ♦➊❤s♥✈❦➊

→❦ r❦s➣♦✉✈ ❼ ♣❦↔❦s❦t➎❤❦✈ ➊ ✉w ➎❦❦➊➏❤✐♣➊s✉❦ ♣ ♥

↕ ❾ ❽➄➙ ➂➇➂➛ ➂➜➝➄ ➁➀➛ ➂➞ ➇➀➅

➎❤❧ ✉❦ ✈❼✐♣❤ q ❦✐❥y ❦ r❦ r❦ ♦❦❧ q❤✐❤ ♦♥➊ ♥❦✐ t ❦s ✉♣ r ♥♠ ✉❦➊ ♠ ❦➊❦ ♣❦✐ r❦ ♦❦❧ ♥♣➊♥♦❦t y

(49)

28

Mengambil darah saat sampel mengalami menstruasi di hari ke-3 atau ke-4

Pengumpulan data, pengkode dan input data

Analisis dan penyajian data

(50)

29

îï ðñòó ôñò õö÷øùúû òü õ÷ýøûøùúû ò

þÿ ✁ ✂✄ yÿ☎ ✆✝ ✞ÿ ✟ ✞✄ ✂ ✂☎✠ ✡ ✞☛☞ ✞t✂☞ ✞ÿ✞☎ ☛✄✠ ✌ ✞✌ ✂✟ ÿ✆ ÿ✞✟ ✂☞ ✞☛✠ ✍✎

✏✑ ✒ÿ✡ ÿ✌ ✞✌ ✞w✞ ✓ÿ☛✠✄✍ÿ✌ ✔✂✝✕☛ ✍✂☞ ÿ☎ ✖☎✞✗✂☞✌ ✞✍ÿ✌ ✘ÿ ✁✠☎✆ ÿ☎✆ ☛ÿ✍ÿ☎ ✙✚✏ ✛ ✝✂☎✆ ÿ☎☛☞ ✞✍✂☞ ✞ÿ✠✌ ✞ÿ✏✜✍ÿ ✡✠☎✌ ÿ ✁ÿ✞✙✙✍ÿ✡✠☎✑

✙✑ ✢✂✌✁✕☎✝ ✂☎ ÿ✍ÿ✠ ✌ ÿ ✁ ✂✄ ✁ ✂☎ ✂✄✞✍✞ÿ☎ ✍✞✝ ÿ☛ ✌ ✂✝ ÿ☎✆ ✂☎✝✂☞ ✞✍ÿ ✁✂☎yÿ ☛✞✍ ✂✍ÿ✟✕✄✞☛✌ ✂✁ ✂☞✍✞✣ ✞ÿ✟ ✂✍ ✂✌ ✒✂✄✄✞✍✠✌(✣✒)✑

✛✑ ✢✂✌✁✕☎✝ ✂☎ ÿ✍ÿ✠ ✌ ÿ ✁ ✂✄ ✁✂☎✂✄✞✍✞ÿ☎ ✍✞✝ ÿ☛ ✂ ✞✄✞☛ ✞ ☞ ✞wÿyÿ✍ ✁ ✂☎yÿ☛✞✍ ✁✂ ✟ ✂☛✠ ÿ☎✝ÿ☞ ÿ✡✑

✤✑ ✢✂✌✁✕☎✝✂☎ ÿ✍ÿ✠ ✌ ÿ ✁✂✄ ✁ ✂☎ ✂✄✞✍✞ÿ☎ ✌ ✂✝ ÿ☎ ✆ ✂☎ ✆ÿ✄ÿ ✞ ✂☎✌ ✍☞✠ÿ✌ ✞ ÿ✍ÿ✠

✡ ÿ✞✝✑

✥✑ ✒ÿ✡ ÿ✌ ✞✌✦✞ ✍✞✝ÿ☛ ✂☎✆ ☛✕☎✌ ✠ ✌ ✞ ✕✟ ÿ✍✧✕✟ÿ✍ÿ☎ ÿ✍ÿ✠ ✍✞✝ÿ☛ ✌ ✂✝ÿ☎✆ ✝ ÿ✄ÿ

ÿ✌ ÿ✁ ✂☎✂y ✟✠✡ÿ☎ ✑

★✑ ✒ÿ✡ ÿ✌ ✞✌✦✞✍✞✝ÿ☛✌ ✂✝ÿ☎✆✝✞✂✍✑

✩✑ ✢✂✌✁✕☎✝ ✂☎ ÿ✍ÿ✠ ÿ ✁✂✄ ✁✂☎✂✄✞✍✞ÿ☎ ✟✂☞✌ ✂✝✞ÿ ✂☎✪ÿ✝✞ ✌ ✠✟✪✂☛✁✂☎✂✄✞✍✞ÿ☎ ✝ÿ☎

✂☎ ✆✞☛✠ ✍✞✌ ✂ ✠ ÿ✁ ☞✕✌ ✂✌✁ ✂☎ ✂✄✞✍✞ÿ☎✑

✫✝ ÿ✁ ✠ ☎ ☛☞ ✞✍✂☞ ✞ÿ✂☛✌ ☛ ✄✠ ✌ ✞✝ÿ☞ ✞✁ ✂☎ ✂✄✞✍✞ÿ☎✞☎✞ÿ✝ÿ✄ÿ✡✌ ✂✟ ÿ✆ ÿ✞✟ ✂☞ ✞☛✠✍✎

✏✑ ✢✂✌ ✁✕☎✝✂☎ÿ✍ÿ✠✌ ÿ ✁✂✄✁✂☎✂✄✞✍✞ÿ☎✍✞✝ÿ☛✝ÿ✁ ÿ✍✝ ✞ÿ ✟ ✞✄✌ ÿ ✁ ✂✄✝ÿ☞ ÿ✡ ☎ÿ✑y ✙✑ þ ÿ ✁ ✂✄✝ÿ☞ ÿ✡yÿ☎ ✆✝✞ÿ ✟✞✄☞✠ ✌ ÿ☛✑

(51)

30

✬✭ ✮✯✰✱ ✲✳✴ ✲✵✶✰✷✶ ✸✶

1✭ ✮✯✰✱✹✵✶✺✶ ✰✻✶✸✶

✼✽✽t y✽✾ ✿ t❀❁✽ ❂ ❃❄❅ ❀❆❇ ❁❀❂ ❃✽ ❆❄ ❅❆❇ ❈ ❀❈ ❅ ❀✾✿❉❊❅❉❁✽✾ ❃✽t✽ ✽❋✽✾ ❃❄ ❉●✽ ❂ ❋❀❃✽ ❁✽❊ ●❀✾❍❉❋ ✽ ● ❀❁t - t✽ ● ❀❁, ❋ ❀❊ ❉ ❃❄✽✾ ❃✽✽t ❃❄❇ ❁✽ ❂ ❊❀✾ ✿ ✿❉✾ ✽❋ ✽✾ ❅❆❇ ✿ ❆✽❊ ❋ ❇❊❅❉❍❀❆ ❃ ❀✾✿✽✾ < 0,05. Kemudian, proses pengolahan data

menggunakan program komputer ini terdiri beberapa langkah :

a. Koding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang

dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk

keperluan analisis.

b. Data entry, memasukkan data kedalam komputer.

c. Verifikasi, memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap

data yang telah dimasukkan kedalam komputer.

d. Output komputer, hasil yang telah dianalisis oleh komputer kemudian dicetak.

2✭ ■✰✶✵ ❏❑ ❏❑▲✸✶✸❏❑ ✸❏▼✶

Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akan

menggunakan program komputer dimana akan dilakukan 2 macam

analisa data, yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.

✶ ✭ ■✰✶ ✵ ❏❑ ❏❑◆✰ ❏❖✶ P❏✶✸

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

(52)

31

◗❘❙❘❚ ❯ ❱❲❳ ❨❩❬❲ ❭ ◗ ❨❩❙❘ ❪ ◗❘❬ ◗❨❳ ❘ ❫❨❯ ❘❬ ◗❘❙❘❚ ❴ ❲❬❱❯t ❘❴ ❲❙t ◗❨❳ ❵❭❨❴❱❳ ❨ ❛❭❲❯ ❱❲❬❳ ❨.

❜❝ ❞❡❢❣❤✐ ❤✐❥❤ ❦ ❢❧❤ ❢♠

♥❬ ❘❙ ❨❳❘ ❴❨♦❘ ❭❨❘t ❘ ◗❘❙❘ ❪ ❘❬ ❘❙ ❨❳ ❨❳ ❘❬♣y ◗ ❨♣❱❬❘❯ ❘❬ ❱❬ ❵❱❯ ❚ ❲❬ ♣❲❘ ❪ ❱❨t ❪ ❱❴❱❬♣❘❬ ❘❬❵❘ ❭❘ ♦❘ ❭❨❘❴ ❲❙ ❴❲❴ ❘❳ ◗❲❬♣❘❬ ❘ ❭ ❨❘❴❲❙v t❲ ❭❨❯ ❘t ◗❲❬ ♣❘❬ ❚ ❲❬ ♣ ♣❱❬ ❘❯ ❘❬❱ ❫❨❳ ❵❘t❨❳ ❵❨❳ ❵❨❯q

r❫❨❬❩❭❚ ❘❙ ❨t❘❳ ◗❨❙❘❯❱❯ ❘❬ ❱❬ ❵❱❯ ❚ ❲❬ ♣❲❘ ❪ ❱❨t ❳ ❲❴ ❘ ❭❘❬ ◗❨❳ ❵❭❨❴ ❱❳ ❨ ❳ ❱❘tu ◗❘❘t ❘s❘❯❘ ❪ ❬❩❭❚❘❙ ❘t❘u t❨◗❘❯tr❫❨ ❬❩❭❚ ❘❙❨❘❳t ◗❘❘t ❴❲ ❭❱s❘ ❱❫❨ ✉❩❙❚ ❩ ♣❩❭ ❩♦-✈❚ ❨❭❬ ❩♦ ◗❨♣ ❱❬ ❘❯❘❬ ❘s❘❴❨❙❘ ❴❲ ❳❘ ❭ ❳ ❘❚s❲❙> 50

sedangkan uji Shapiro-Wilk digunakan apabila besar sampel 50.

Sedangkan varians data diuji dengan uji levine.

Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke

dalam bentuk p dan diasumsikan normal. Jika nilainya di atas 0,05

maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan

jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak

normal ( Dahlan, 2008).

Uji statistik yang digunakan adalah uji One Way Annova merupakan uji parametrik (distribusi data normal) yang digunakan untuk

mencari hubungan dua variabel atau lebih bila datanya berbentuk

(53)

32

✇①②③ ④⑤⑥ ⑤ ④③ ⑦① Kruskal Wallis ⑧⑨⑤ ⑩❶⑤ ④❷ ❸ ❹ ❹❺❻.❼✇⑤❽③④❾⑤ ❿⑤y t ③ ④➀③⑥ ③ ⑦①One Way Annova⑤ ✇⑤❶⑤ ⑩➁

⑤. ⑨⑤⑤t ⑩⑤ ❿③ ❾➂➃ ❿✇① ❾➀ ❿① ➂③❾① ④➄ ❿➅⑤❶⑧⑤⑦① ➂❻w ➂➆ ➇⑤ ❿①⑤ ④❾✇⑤➀⑤➂➃ ❿⑤ ❿①⑤ ❾①➆v

➈➃ ④②③⑦①⑤ ④ ⑤ ④⑤❶① ❾① ❾ ✇①❶⑤⑥③ ⑥⑤ ④ ➅ ➃ ④② ②③④⑤⑥ ⑤ ④ ❽❿➄② ❿⑤➅ ⑥ ➄➅❽③ ➀➃ ❿ ✇➃ ④② ⑤ ④ ➀① ④②⑥ ⑤➀ ⑥➃ ❾⑤❶⑤ ⑩⑤ ④ ➉➊➆ ➋⑦① ⑩①❽➄➀➃ ❾① ❾ ✇①⑥⑤➀⑤⑥ ⑤ ④ ➂➃ ❿➅ ⑤⑥ ④⑤ ❾➃➌⑤ ❿⑤❾➀⑤➀① ❾➀①⑥ ➂①❶⑤ ✇① ✇⑤❽⑤➀⑥ ⑤ ④ <0,05.

➍ ➎ ➏➐ ➑➒➓➔→➣→↔ ➑➐ ➑➓➣

➈➃ ④➃❶①➀①⑤ ④ ① ④① ➅➃❶➃⑤➀①w ethical clearance ✇⑤ ④ ✇⑤❶⑤➅ ❽➃❶⑤⑥❾⑤ ④⑤⑤ ④ ④⑤y ✇①❶⑤❽⑤ ④②⑤ ④⑤⑥ ⑤ ④➅ ➃❶➃⑤➀①w informed consent,❾➃ ➂⑤②⑤①➂➃ ❿①⑥ ③➀➁

↕➆ ➙➃➅ ① ④➀⑤ ❽➃ ❿ ❾➃➀③ ⑦③⑤ ④ (informed consent) ❿➃ ❾❽➄④ ✇➃ ④ ❾➃➀➃❶⑤ ⑩ ➅ ➃ ④✇⑤❽⑤➀⑥ ⑤ ④❽ ➃ ④⑦➃❶⑤ ❾⑤ ④➅➃ ④② ➃ ④⑤①❽➃ ④➃❶①➀①⑤ ④① ④①➆

❸➆ ➛➃❽ ➃ ④➀① ④②⑤ ④❿➃ ❾❽➄④ ✇➃ ④✇①③➀⑤➅ ⑤⑥ ⑤ ④➆ ➜➆ ➝➃ ❾❽ ➄ ④✇➃ ④➀① ✇⑤⑥ ✇①⑥ ➃ ④⑤① ➂①⑤⑤y⑤❽ ⑤❽③④➆

➈➃ ④➃❶①➀①⑤ ④ ① ④① ➀➃❶⑤ ⑩ ✇① ❾➃➀③ ⑦③① ➄❶➃ ⑩ ➛➄➅ ① ❾① ➞➀①⑥ ➈➃ ④➃❶①t①⑤ ④ ➛➃ ❾➃ ⑩⑤⑤ ④ ❷t ➟⑤⑥③ ❶t⑤ ❾ ➛➃ ✇➄⑥➀➃ ❿⑤④ ➋④①➠➃ ❿ ❾①t⑤ ❾ ➡⑤➅ ❽③④② ✇➃ ④②⑤ ④ ④➄➅ ➄ ❿ ❾③ ❿⑤t

(54)

➢ ➢

➤➥ ➦➧ ➨➩➫➭ ➯➲➳➯➲➦ ➯➵➯➲

➯➥ ➦➸➺ ➻➼➽➾➚

➪➶➹ ➘➴➷➴ ➬ ➷ ➶➹➮ ➶ ➘➴➴ ➱ ➮➶➹ ✃➴ ❐ ➱➴ ❒➴✃➴ ❮ ❰ ❐❒ Ï❮ ✃ ➶ ➱❮ ➬➹ Ï➴❮❰ ➘➶ ➱Ð➴ ➱ ❐➴ ➘➴➹ Ð❒ Ï ❐Ñ❮ ➴ ➘➴➹ ➴Ò❮ ➶ Ó➴ ❐ ➬Ï➘➶ ➱Ð➴ ➱Ô ÕÖ× ØÙÚÛÜ Û ÛÛÝÞ ßà0,05).

á➥ ➦ ➾â➾➚

1. ã➶➹❒ Ï ➘❰❒➴ ❐ Ï❐➴ ➱➷ ➶ ➱➶❒❰ ➬❰➴ ➱❮➶➹Ï➷ ➴ ➬➶ ➱➬➴ ➱Ð ➷➶➹➮ ➶ ➘➴➴ ➱❐➴ ➘➴➹ Ð❒ Ï❐Ñ❮ ➴ ➘➴➹➴ Ò

❮ ➶ Ó➴ ❐➬Ï ➘➶ ➱Ð➴ ➱ ❒➴✃ ➴ ❮ ❰ ❐❒ Ï❮ ✃ ➶ ➱❮ ➬➹ Ï➴❮ ❰ ➘❰ ➬➶ ✃➷ ➴ ➬-➬➶✃➷ ➴ ➬ ❒➴❰ ➱ ➘➶ ➱Ð➴ ➱ ✃ ➶ ➬Ñ ➘➶➷➶✃ ➶➹❰ ❐❮➴ ➴ ➱Ð❒ Ï ❐Ñ ❮➴ä➴ ➱Ð➮ ➶➹➮ ➶ ➘➴.

2. å➴Ð❰ ❰ ➱❮ ➬❰ ➬Ï❮❰ ❐➶❮ ➶ Ò➴ ➬➴ ➱ ➷➶➹❒ Ï ❒➶➮ ❰ Ò ✃ ➶ ➱❰ ➱Ð ❐➴ ➬❐➴ ➱ ➷➶➹Ò➴ ➬❰➴ ➱ ➷ ➶ ➱ÐÑ➮ ➴ ➬➴ ➱

➷ ➴❮❰➶ ➱ ➘➶ ➱Ð➴ ➱ Ð➴ ➱Ð Ð Ï➴ ➱ ✃➶ ➬➴➮ Ñ❒❰❮ ✃➶ Ð❒ Ï ❐Ñ ❮➴ ➘➴➹➴ Ò ➘➶ ➱Ð➴ ➱ ✃ ➶✃➷ ➶➹ ➬❰✃➮ ➴ ➱Ð❐➴ ➱❮ ❰ ❐❒Ï❮✃➶ ➱❮ ➬➹ Ï➴❮ ❰ æ

(55)
(56)
(57)

➪➶➹ ➘➴ ➷➷➬ ➮ ➱✃❐❒❮s ❰ ➮➬ Ï✃Ð ➘➴tÑ ❰ Ò➬ et Ó lÔ 2007Õ Öenst× Ø ÓÙ ÚyÛle ÜÝfeÛts on

Þnsulinßànsitivity ináomenáithâype ã äiÓåàtes æç è➱❮➹ ➴ é➴ ➘êy. ë➱Ñì❒➴❒é ➪❒ ✃Ðí➹❮➪Ð❒➶.îï æðñ ò ðó ôÕ

õaléÐÕðïñ ñÕÖsten× ØÓönioÓ÷ø Ûontrol of ø ùÓåàtes ú û➶i➴iéÐ❰❒dical üo➘➶nalîðñ ò ðñïÕ

õilliam FÕýanong➬ ôþ þÿ ÕÜ÷ø Ûrine ✁ Ø÷ Ûtions of âhe ✂ Ó÷ ÛreÓ✄☎✆eguÓölion of

Ú Ó×å ✝✞ø × Óöe ÖÓået Ùism ➬ ➮e✟ ➱e✠ of ❰edical ✡h☛é➱olog☛ Õô ôí ê edÕçÏIç æ ❰ ✃ý➶a✠☞Òillæ✌ ✌✌☞ÿ ÿÿÕ

✍a➶eiÕ Ï et Ó ÙlÔ ôþð✎Õ ✏l ø glØÛose level✄ Ô insulinÛ ÷ Ûent× Óöi÷✄ Ô Ó÷ø insulin

resist

Ó ÷Ûe in heÓ Ùthy woÓ÷ømen wo withenm×Ø ÓÙ premenst sy÷ø × ✑e✒ Ó

Gambar

Gambar 2. Kerangka Teori
Gambar 3. Kerangka Konsep
Gambar 1. Skema Perubahan Hormonal Pada Siklus Menstruasi

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena metode Harvard Analytical Framework (HAF) atau sering disebut sebagai Gender Framework Analysis (GFA) (March et al ., 2005) yang umumnya digunakan untuk

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa “Penerapan Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Dengan Media Modifikasi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Passing

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui tentang dampak jaminan terhadap pe- luang penolakan kredit yang diajukan oleh UMKM ke perbankan di Sumatera Barat,

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa citra diri perempuan yang terwujud pada tokoh Gadis Pantai dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dapat

Berdasarkan diagram tersebut diperoleh sebuah fakta bahwa 85% mahasiswa menyatakan bahwa Setelah mengikuti mata kuliah praktikum Falak 1 (waktu salat dan arah

Dengan menggunakan metode kontemplasi yang diikuti dengan analisa skeptis atas aplikasi konseptual pada fakta-fakta yang terjadi dalam realitas aplikasi rumusan

sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanah Bumbu yaitu 3,74%, pertambahan dan pengurangan lahan pertanian disesuaikan dengan nilai rata

Sejalan dengan hal ini, Khairani (2012) dan Maksum (2010) menggarisbawahi beberapa permasalahan wakaf di Indonesia antara lain: a). pemahaman bahwa wakaf milik Allah SWT