ABSTRAK dengan rentang usia 19-40 tahun. Pada tahap ini terjadi proses pematangan pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikologis. Pematangan pertumbuhan dan perkembangan secara fisik ini meliputi berbagai organ, salah satunya yaitu organ reproduksi. Gangguan menstruasi merupakan indikator penting yang menunjukkan adanya gangguan fungsi sistem reproduksi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ganguan siklus menstruasi antara lain gangguan hormonal, pertumbahan organ reproduksi, status gizi, stress, usia dan penyakit metabolik seperti diabetes mellitus (DM)
Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah sewaktu pada mahasisiwi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013. Jenis penelitiaan ini adalah metode observational analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasisiwi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013.
Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 125 orang dengan tekhnik pengambilan sampling dengan metode simple random sampling. Lama siklus menstruasi diukur dengan kuesioner anamnesis, sedangkan glukosa darah diukur dengan metode GOD-PAP. Hasil analisis menggunakan uji one way annova, didapatkan p = 0,000 ( = < 0.05) untuk lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah sewaktu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah sewaktu (p < 0,05).
✁ ✂✄☎ CT
THE INFLUENCE OF MENSTRUAL CYCLE LENGTH WITH BLOOD GLUCOSE LEVELS IN MEDICAL FACULTY STUDENTS OF
LAMPUNG UNIVERSITY CLASS 2013
By
Meka Anggidian Primadina
Early or young adulthood is one stage of the life cycle with an age range 19-40 years. In this stage of the process of maturation of growth and development both physically and psychologically. Maturation of growth and physical development include various organs, one of which is the reproductive organ. Menstrual disorders are important indicators that indicate impaired function of the reproductive system. Some of the factors that can cause menstrual cycle disorders include hormonal disorders, the growth of reproductive organs, nutritional status, stress, age and metabolic diseases such as diabetes mellitus (DM).
This study aims to know the influence the menstrual cycle lenght with blood glucose levels in students of Faculty of Medicine, Universitas Lampung class 2013. This is an observational analytic method with cross-sectional approach. The populations in this study are the students of Faculty of Medicine, University of Lampung class 2013.
The number of samples in this study amounted to 125 people with a simple random sampling technique with a total sampling method. Menstrual cycle length was measured with a questionnaire history and while blood glucose measured by GOD-PAP method.The result, using ✆ ✝✞ ✟ ✠ ✡ ✠ ✝ ✝✆ ☛✠, that ☞ = 0,000( =<0.05) for the length of menstrual cycle with the blood glucose levels.
The analysis showed that there is an influence of the menstrual cycle length with blood glucose levels (p < 0,05).
✌✍ ✎✏✑✒✓✔ ✕✑ ✖✑ ✗✘ ✙✕ ✓✗ ✖ ✍ ✎✗ ✚✒✓✑✗✘ ✛✍✎✏✑ ✎ ✙✑✛✑ ✒
✏✕ ✓✙✜✗✑✛✑✒✑✔✗✍✢✑✙ ✚✓✌✑✛✑✖✑ ✔✑✗✘ ✗✢✘✣✑✙✓✕✚✑✗
✙✍ ✛✜✙✚✍ ✒✑ ✎✓ ✎✘✤✍✒✗✘ ✚✑✗✕ ✑✖✌✓ ✎✏✑ ✎✏✙✑ ✚✑ ✎✥✦ ✧★
✛✘✩✑ ✎✛✑✒✕ ✑✖✌ ✓ ✎✏✚✑✔✓ ✎✥✦ ✧✪
✜✫✬✭
✖ ✍✙✑✑ ✎✏✏✘✛✘ ✑ ✎✌✒✘ ✖✑✛✘ ✎✑
✗✮✯✰psi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
✱✲✳✴ ✲✵✶ ✲✷✸ ✲✵
✹✺✻✼ ✺✽ ✾✺✿✺✻ ✺❀
■❏ ❑▲ ▼◆❖P ◗ ▼❘ ▼ ❙❚❯ ◗ ❖❙ ❘❏ ❑ ❙❱ ◆❖▼❙❚ ❲❏ ❑▲ ▼❑ ❯ ▼❲▼ ◆
▲ ◗ ❖❯ ❳ ❙▼❲▼◆▼P❙❏ ❨▼❯❱❖■ ▼❲▼❘ ▼P ▼❙❚❙❨❚❩▼❯❖◗❱▼❙
❯❏ ❲❳❯❱ ❏◆▼❑❖❑ ❚❬❏◆❙❚❱ ▼❙◗ ▼❘■ ❖❑▲▼❑▲❯ ▼❱▼❑❭ ❪❫ ❴
❲❚❵▼❑ ❲▼◆◗ ▼❘■ ❖❑▲❱ ▼P ❖❑❭ ❪❫❛
❜❝❞❡❢ ❣❤❢ ✐
❥❦❧♠
♥♦♣qq r sst✉ tqr✈ ✇t♥q✉tr q
①q♣②③④q❝♣♦✉❥♣④♦✇qr
②r t⑤♦✇❝t④q❝③q ♥✈②rs
➮➱✃❐ ➱❒❮ ➱❰ ÏÐ ❒➱Ñ
ÒÓÔÕ Ö× ÓØÙÚÛÜ ÖÝÞßØßà ÖÜ ÖÓØ
ÒÓÔÕ Ö× ÓØáÚInformed Consent
ÒÓÔÕ Ö× ÓØâÚ ÞßØ ã ßà Óä ÓØå ßØ æ ßØ ÓÖÞßØ ßà ÖÜ ÖÓØ
ÒÓÔÕ Ö× ÓØçÚèÓÜÓéØ ê ëÝì ßä Õ íØ ê ßØ
ïð ñòðóòðô õ ö
÷øùúû üølømøn
1. ýú þÿ ÿ ✁ÿ✂✄úø ✁ÿ☎r øl ... 28
2. ýÿstr ÿù ✆ ✁ÿ✝øm✄úl ✞úr✟øøsr✠øn✡✁ÿø ... 3☛
3. ýÿÿù ✆ ✁ÿstr ✝øm✄úl ✞úr✟øøsr✠øn✝ÿklus ☞ú✆ ø ✁ÿnstr ... 3☛
☛ ✌ ýÿÿù ✆ ✁ÿstr ✝øm✄úl ✞úr✟øøsr✠øn✍øul ýørø✎ ... 3✏
✏ ✌ ✡✑ÿ✒ormøÿltøs ✓ø✟ ør ✍✆ ✠ ☎✁øl ýøø✎r ✟ ún✔øn✕øøm✝ÿs klu☞únstr✆ ø ✁ÿ ... 3✖
✖✌ ✡✑ÿOne Way Annova✓ø✟ør ✍✆ ✠ ☎✁øl ýøø✎r ✝úøwktu ýú ✔øn✕øøm✝ÿklus ☞ú✆ø ✁ÿnstr ... 3✖
❑▲▼◆ ❖P◗ juga ak tif di berbagai kegiatan lainnya di luar kampus ❘ ❙erta penulis pernah m❚elaksanakanuliah❚erja ❯yata ❱ ❚❚❯❲ di desa ❙uka ❯❳egara❨ampung
Tengah pad❩ana buariulan ❬❭ ❪❫ ❘ ❑yuensunan skripsi mpaeru kan tugas akhir seb
elu
m❑enulis memperoleh gelar ❙arjana ❚edokteran dan melanjutkan
❴A❵❛❜❝A❵A
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan dan nabi akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya sampai akhir zaman.
Skripsi berjudul ❞❡❢ ❣❤ ✐❥❦ ❧❤ ♠❤ ♥♦♣q❥r s❡❢r t ✐❥❤r♦ ✉❡❢ ❣❤ ❢ ✈❤ ✇❤✐
①q❥♣②r ❤ ✉❤ ✐❤❦ ♥❡③❤ ♣t ❥ ❞❤✇❤ s❤❦❤r♦r③♦ ④❤♣ ❥q t❤r ✈❡ ✇②♣t❡ ✐❤ ❢
⑤❢ ♦⑥❡ ✐r ♦t❤r ❧❤ ♠⑦❥❢ ❣ ⑧❢ ❣♣❤ t❤❢ 2013 ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Penghargaan dan ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berperan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.
3. dr. Khairun Nisa Berawi, M. Kes, AIFO., selaku Pembimbing Utama atas semua bantuan, saran, bimbingan, pengarahan, dan waktu dalam penyusunan skripsi ini.
4. dr. Evi Kurniawaty, M. Sc., selaku Pembimbing Kedua dan Pembimbing Akademik atas semua bantuan, saran, bimbingan, pengarahan, dan waktu dalam penyusunan skripsi ini.
5. dr. Tri Umiana Soleha, M. Kes, selaku pembahas yang telah memberikan banyak masukan dan nasihat selama penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Staff Administrasi, Akademik, dan TU FK Unila, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.
7. Terimakasih kepada orang tersayangku yaitu Papah (Maswarman, MBA.), Mamah (Agustinasari, S.H, M.M.), Kedua Adikku (Miria Dwidian Thury dan Mellydian Triranty Annisa), yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, doa, semangat, motivasi, nasihat, bantuan, serta kehangatan keluarga.
8. Terimakasih kepada keluarga besar dr. Fachruddin, Sp. OG dan dr. Darnilla F, Sp. THT (K) yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat kepada penulis.
9. Terima kasih kepada dr. Asih Hendrastuti, M. Kes dan Drs. Sopyan A. Ganie yang selalu memberikan semangat kepada penulis serta menjadi tempat berbagi keceriaan selama penulis diperantauan serta sebagai orang tua bagi penulis selama penulis di perantauan.
11. Terimakasih untuk Kakak tingkatku tersayang Igus Ulfa Yaze, S. Ked beserta keluarga. Terimakasih atas waktu, kesabaran, motivasi, semangat, doa, kebahagiaan dan bantuan yang selalu diberikan serta sebagai kakak yang selalu ada untuk aku selama ini.
12. Terimakasih untuk dr. Ressi Ana Maisuri beserta keluarga yang selalu berbagi senang suka dan duka selama ini serta bimbingan dan arahannya sebagai kaka tingkat sekaligus kakak terbaik yang aku miliki.
13. Teman seperjuangan Selvia Farahdina, S. Ked, Prayudo Prio A, S. Ked dan Nyimas Farisa Nadhilla, S. Ked yang selalu ada disaat susah maupun senangku selama kuliah di fakultas kedokteran, terima kasih untuk semua bantuan, masukan, dan kerjasamanya dari awal propti hingga mencapai gelar Sarjana Kedokteran.
14. Teman-teman kelompok tutorial 12 (Fabella, Gede, Safira, Naomi, Gulbuddin, Roby, Nayuv, Rayi, Siska).
15. Terima kasih untuk dr. Shinta Nareswari, dr. Ari Wahyuni, dr. Yoshika dan Yeshika yang selalu memberikan arahan dan masukan positif kepada penulis. 16. Terima kasih kepada teman-teman kosan Wisma Putri Hesti yang selalu ada
dan selalu memberikan semangat selama ini, kak Nila, kak Mila, kak Diat, kak Ceria, Yanti, Juni, Dewi, Asih dan Pia.
18. Mas Bayu, Pak Sahrudin, Pak Ma mun, Pak Pangat, Mbak Romi, Mbak Mega, Mbak Lutfi, Mbak Zeta, terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.
19. Teman-teman Kedokteran 2011, teman seperjuangan selama menuntut ilmu di FK UNILA, terima kasih atas kerja sama dan kebersamaan yang kita lalui. SATU KEDOKTERAN SATU!!!
20. Terimakasih banyak untuk adik-adik angkatan 2013 sebagai responden penelitian yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi.
21. Terimakasih kepada Kakak-kakak Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2002-2010 serta Adik-adik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2012-2014.
22. Seluruh Civitas Akademika FK UNILA yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga berdoa semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.
Bandar Lampung, November 2014
Bismillahirrohmanirrohim
ALLAH akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan ALLAH Mahateliti
apa yang kamu kerjakan . (Q.S. AlMujadilah:11)
Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan
menjaga engkau dan engkau akan menjaga harta.
Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta
terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila
dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila
dibelanjakan . (Sayyidina Ali bin Abi Thalib)
...Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari
suatu urusan). Tetaplah bekerja keras (untuk urusan
yang lain). Dan hanya kepada TuhanMu lah engkau
berharap . (Q.S. Al-Insyirah: 5-8)
Success is not a native of any nation neither is it
related to any family, so you don t have an excuse
not to leave the imprint of impact on the sand of
time before your time is over on this planet .
(Akin A Awolaja)
Ilmu itu seperti hewan buruan, maka dari itu ikatlah buruanmu
sekuat-kuatnya. Dan pengikat ilmu adalah tulisan
Masa lalu untuk mengambil sebuah pelajaran, Masa kini untuk
mengambil sebuah kehidupan serta untuk berjuang dan Masa
depan untuk meletakkan sebuah tujuan serta harapan
Saat orang lain meragukan impianmu, itu berarti mereka belum
melihat sejauh anda melihat
Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin dan mimpi hari ini
adalah kenyataan esok hari
Hidup bukanlah bagaimana kita berhasil, melainkan bagaimana
kita mencoba dan berusaha karena di dalam mencoba dan
berusaha kita bisa belajar dan menemukan kesempatan untuk
berhasil
Real success is determined by two factors. The first is FAITH,
and the second is ACTION
SUCCESS does not depend on your APTITUDE or your ALTITUDE,
it depends on your ATTITUDE
Man jadda wajada. Man shabara zafira.
Dengan penuh rasa syukur pada Ilahi Robbi,
Kupersembahkan Skripsi ini untuk
orang-orang terkasih,
yang selalu kusayangi dan menyayangiku...
Untuk Papah, Mamah, Kedua Adikku IRA
dan RANNISA, Keluarga besarku, serta
Almamaterku tercinta
➀ ➁➂ ➃ ➂ ➄➅➆➅➇ ➅➈➀ ➉ ➊
➋➌➍ ➌➃ ➃ ➂ ➎➅➇➏➅➐➅➑➉ ➊
1
➡ ➢➡➤
➥➦ ➧➨➢➩ ➫➭ ➫➢➧
➢➯ ➭➲➳ ➲➵➡➸➺ ➲➻➲➼➽
Masa dewasa awal atau muda merupakan salah satu tahap dari siklus
kehidupan dengan rentang usia 19-40 tahun. Pada tahap ini terjadi proses
pematangan pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun
psikologis (Syamsu, 2006). Pematangan pertumbuhan dan perkembangan
secara fisik ini meliputi berbagai organ, salah satunya yaitu organ reproduksi
(Kathryn, 2006). Kesehatan reproduksi pada tahap ini sangatlah penting
karena berkaitan erat dengan tingkat fertilitas (Corwin, 2001).
Gangguan menstruasi merupakan indikator penting yang menunjukkan adanya
gangguan fungsi sistem reproduksi yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan risiko berbagai penyakit seperti kanker rahim, kanker payudara ,
infertilitas dan diabetes melitus (Gudmonsdottir, 2011). Perubahan panjang
dan gangguan keteraturan siklus menstruasi menggambarkan adanya
perubahan produksi hormon reproduksi (Liu, 2004). Siklus menstruasi
dikatakan normal jika jarak antara hari pertama keluarnya darah menstruasi
dan hari pertama menstruasi selanjutnya terjadi dengan selang waktu 21-35
2
Siklus menstruasi pada umumnya berlagsung secara teratur saat memasuki
usia 19-39 tahun (Manuaba, 1999). Namun berdasarkan sebuah penelitian
yang dilakukan di Iran, diketahui bahwa wanita yang berusia 20-25 tahun dan
memiliki siklus menstruasi yang normal hanya sebesar 39,8% (Gharravi,
2006). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ganguan siklus menstruasi
antara lain gangguan hormonal, pertumbahan organ reproduksi, status gizi,
stress, usia dan penyakit metabolik seperti Diabetes Mellitus (DM) (Paath,
2005).
Diabetes Melitus menjadi masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya di
Indonesia tetapi juga dunia. Prevalensi penyakit ini terus bertambah secara
global. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kasus DM padatahun
2008 Indonesia berada di urutan ke-4 setelah negara India, China dan
Amerika, dengan jumlah penderita sebesar 8,4 juta orang dan diperkirakan
akan terus meningkat sampai 21,3 juta orang di tahun 2030. Peningkatan
jumlah penderita juga diiukuti dengan semakin mudanya umur penderita DM
sehingga diperlukan usaha preventif dalam rangka mencegah terjadinya
perburukan dengan melakukan metode-metode skrining (Pusat Komunikasi
Publik SJKKR, 2010).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jarret (1968) mendapatkan adanya
perubahan toleransi hasil pemeriksaan glukosa selama terjadinya siklus
menstruasi, ia mendapatkan bahwa reponden yang mengalami siklus
3
peningkatan kadar glukosa darah, hal ini dipengaruhi oleh sekresi estrogen
endogen bahkan penelitian yang dilakukan oleh Walsh (1978) mendapatkan
bahwa menstruasi merupakan faktor penting pengontrol diabetes. Keterkaitan
antara DM dengan gangguan siklus menstruasi disebabkan oleh adanya
persamaan hormon yang mengatur kedua mekanisme ini. Terdapat dua
hormon yang memiliki efek antagonis terhadap kadar glukosa darah yaitu
reseptor hormon estrogen pada sel pankreas yang menyebabkan pelepasan
insulin yang merupakan hormon terpenting dalam homeostasis glukosa dalam
darah (Alonso-Magdalena ➾➚ a➪,2008) dan hormon progesteron yang memiliki sifat anti-insulin serta dapat menjadikan sel-sel kurang sensitif terhadap
insulin yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin dalam tubuh
(Jovanovic, 2004).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa
darah sewaktu pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Angkatan 2013.
➶➹ ➘➴➷➴ ➬➮ ➱✃➮➬➮ ❐➮ ❒
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka dirumuskan
suatu permasalahan penelitian yaitu apakah ada pengaruh lama siklus
menstruasi dengan kadar glukosa darah sewaktu pada Mahasiswi Fakultas
4
❮❰ Ï ÐÑ ÐÒ Ó
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah
sewaktu pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
angkatan 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kadar glukosa darah sewaktu pada sampel penelitian saat
menstruasi.
b. Mendeskripsikan gambaran lama siklus menstruasi pada sampel
penelitian.
Ô❰ ÕÒÓÖÒ Ò ×ØÙ ÓÙÚÛ ×ÛÒ Ó
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti-bukti ilmiah tentang
lama siklus menstruasi yang mempengaruhi glukosa darah.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan penulis terutama
tentang pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah
sewaktu.
3. Bagi Peneliti Lain
Membantu memberikan gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk bisa
melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih mendalam terutama
5
4. Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran bahwa glukosa darah penting bagi tubuh kita
terutama pada wanita. Dikarenakan glukosa darah sebagai sumber energi
yang dapat mempengaruhi hormon reproduksi wanita pada siklus
6
Fase siklus menstruasi terdiri atas empat fase, yaitu fase proliferasi, ovulasi,
sekresi dan menstruasi. Dimana pada keempat fase ini memberikan gambaran
yang berbeda pada dua tempat, yaitu pada ovarium dan endometrium. Pada fase
proliferasi di ovarium terjadi penurunan FSH, peningkatan LH. Sedangkan pada
endometrium terjadi peningkatan estrogen dan penurunan progesteron. Sama
halnya dengan fase ovulasi. Dan sebaliknya pada fase sekresi dan menstruasi
terjadi penurunan LH dan peningkatan FSH. Begitu juga dengan hormon
progesteron meningkat dan estrogen mengalami penurunan. Dampak dari siklus
ini pada metabolisme di fase proliferasi, ovulasi dan sekresi secara berturut-turut
terjadi peningkatan kadar insulin lalu peningkatan kadar insulin dan penurunan
kadar insulin. Sedangkan pada fase menstruasi, hormon estrogen dan progesteron
berada dalam fase kritis. Sehingga pengaruhnya terhadap metabolisme hampir
tidak ada.
2. Kerangka Konsep
Adapun gambaran kerangka konsep dapat dilihat sebagai berikut :
7
✡☛ ☞ ✌✍✎✏ ✑✒ ✌✒
Berdasarkan kerangka konsep dapat disusun hipotesis yaitu:
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara lama siklus menstruasi
dengan kadar glukosa darah sewaktu pada mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013.
H1: Terdapat pengaruh yang bermakna antara lama siklus menstruasi dengan
kadar glukosa darah sewaktu pada mahasiswi Fakultas Kedokteran
8
✓✔ ✓✕ ✕
✖✕✗✘✔✙A✗✚ ✙✛ ✖A✜A
A✢ ✣enstru✤ ✥✦
★✩✪ ✩ ✫✬✭✮ ✩✯ ✰ ✩✱✮✭ ✩✲ ✫✮✳ ✴✵ ✫ ✶✬✱✫✭✷ ✵✩✫✮ ✩✪ ✩✴✩✸ ✹✬ ✷✹✬ ✪ ✩✺✹✬ ✪ ✩ ✻ ✩✮✭ ✵ ✫✬✳✮✭ ✩✷ ✼ ✽ ✸ ✮✱✾ ✾✩✿✽✸ ✩✷✮❀ N✩✶✵✱✲ ✭✬✷ ✪ ✩✯ ✩✭ ✹ ✬✹✬✷✩✯ ✩ ✰ ✩✱ ✮✭ ✩ ✻ ✩✱✾✭✮ ✪ ✩✳ ✶ ✬✶✮ ✴✮✳✮ ✫✮✳ ✴✵ ✫ ✸✩✮ ✪✭✬✷ ✩✭ ✵✷ ✪✩✱ ✸ ✩✴✮✱✮✹ ✮ ✫✩✭✬✷ ❁✩✪✮✳✩✷✬✱✩ ✩✪✩✱ ✻ ✩✶ ✩✫ ✩✴✩✸ ✳✬ ✫ ✵✹✵✷ ✩✱❀ ❂✮✳✴✵✫ ✶ ✬✱ ✫✭✷ ✵ ✩✫✮ ✹✮ ✫ ✩ ✪✮✸ ✮✭ ✵✱✾ ✪✩✷✮ ✸ ✩✷ ✮ ✯✬✷✪✩✷ ✩✸✩✱ ✹✬ ✷✶ ✵ ✴✩ ✻ ✩✱✾ ✪✮ ✫✬✹ ✵✭ ✫✬✹✩✾✩✮ ✸✩✷✮ ✯ ✬✷✭ ✩✶ ✩ ✸✮✱✾✾✩ ✫ ✩✭ ✵ ✸ ✩✷✮ ✫✬✹ ✬ ✴✵✶ ✯ ✬✷ ✪ ✩✷ ✩✸ ✩✱ ✶ ✬✱ ✫✭✷ ✵ ✩✫✮ ✯ ✩✪ ✩ ✹ ✵ ✴✩✱ ✹ ✬✷✮✳ ✵✱ ✻ ✩✻ ✩✱✾✪✮ ✫✬✹✵✭✪✬✱✾✩✱✸ ✩✷ ✮✭✬✷ ✩✳ ✸✮✷❃ ❄✮❅✸ ✬ ✩✴✭✸ I✱ ✪❅✱ ✬ ✫✮ ✩✲✼❆ ❆❇❈❀
★✩✪ ✩ ✩✰ ✩✴ ✶✩✫ ✩ ✯ ✵✹ ✬✷✭ ✩✫ ✲ ✳✩✪✩✷ ✸❅✷✶❅✱ ✬ ❉uteinizing hormone ❃LH❈ ✪ ✩✱ follicle-stimulating hormone ❃F❂H❈ ✩✳ ✩✱ ✶✬✱ ✮✱✾✳ ✩✭ ✲ ✫✬✸ ✮✱✾ ✾✩ ✶ ✬✷ ✩✱✾✫ ✩✱✾
9
❑▲▼▲ ◆❖P ◗▼ ❘ ❑▲❙ ❚ ❖❯ ❱▲❙❲❑❖ ❱❖❳ ❑❘▲❙ ❨❩▲❙ ❲▼ ◗❳ ❘ ❬▲ ◗▼▲ ❱◗ ❳❖❙▲ ❱❭P❖❪❳❖❙ ❚ ❫ ❱❘ ▲❚ ◗ ❑❖ ❱❫▲❳▲❴❚ ▲❳ ❑▲ ◗❫❖ ❱❵▲▼◗❙❩▲❳ ❖❙❯❑▲❘ ❚❖❛
❜❝ ❞❡❢ ❣l❤✐ ❥❦ormon❤❧♠ ❤♥❤♦iklus ❞eproduksi W❤♣it❤
Gonadotropin-releasing hormone❪G❙ qH❴▼◗❚ ❖ ◆❱❖❚ ◗❯❬❖PP◗❑❯ ❫▲ ❬▲❳❘ ❚▼ ▲❙
r❖ ❱s❘❙❲❚ ◗ ❳❖❙❲◆❯❙ ❫ ❱❯ ❬ ❚ ◗◆❬❘ ❚ ❯t▲ ❱ ◗ ▼ ▲❙ ❘ ❫❖ ❱❘❚❛ G❙qH ❳❖❙ ❚❫ ◗❳ ❘ ❬▲❚ ◗ ❑❖ ❬❖ ❑▲❚▲❙ follicle-stimulating hormone ❪F✉H❴ ▼ ▲❙ luteinizing hormone ❪LH❴ ▼▲ ❱ ◗ ❑◗❫❘◗❫▲ ❱◗ ▲❙ ❫❖ ❱◗❯❱❛ ✈❖ ❱❫❘ ❳r❘P ▲❙ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ▼◗◗❙◗❚ ◗▲❚ ◗ ❯ ❬❖P F✉H ❳▲❙ ▲ ◆▲ ❬▲ ❑❖ ❱◆❖❳r▲❙❲▲❙ ❬▲❙❵❘❫ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ▼◗❚ ❫ ◗❳ ❘ ❬▲❚ ◗ ❯ ❬❖P LH❛ K❖▼❘ ▲✇▼ ❘▲ P❯❱❳❯ ❙❖ F✉H ▼▲❙ LH ❳ ❖❙❚ ❫ ◗❳❘❬▲❚ ◗ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ❯t▲ ❱◗ ❘ ❙❫❘◆ ❳ ❖❙❚ ❖ ◆ ❱❖❚ ◗ ❖❚❫ ❱❯ ❲❖❙❛ ①❙▼❱❯❲❖❙ ▼ ◗P▲❚ ◗❬◆▲❙ ▼ ▲ ❱◗ ❚ ❖ ❬ ❫P ❖❭▲ ❑▲▼▲ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ❩▲❙❲ r❖ ❱ ◆❖❳r▲❙❲❨ ▼ ◗❚ ❫ ◗❳ ❘ ❬▲❚ ◗ ❯❬❖P LH❛ ②◗ r▲③▲P ❑❖❙❲▲ ❱❘ P F✉H❨ ▲❙ ▼ ❱❯❲❖❙ ▼ ◗❲❘ ❙▲ ◆▲❙ ❯❬❖P ❚ ❖ ❬ ❲❱▲ ❙❘❬❯ ❚ ▲ ❑▲▼▲ s❯ ❬◗◆❖ ❬ ▼ ▲❙ ▼◗◆❯ ❙t❖ ❱❚ ◗◆▲❙ ❳ ❖❙❵▲▼◗ ❖❚❫ ❱❯ ❲❖❙❛ ②◗❑❖ ❱❫❖❙❲▲P▲❙ ❚ ◗◆❬❘ ❚ ❨ ❫❖ ❱❵▲▼ ◗ ❯t❘ ❬▲❚ ◗❩▲❙❲▼◗❑◗❭❘ ❯ ❬❖P LH ▼▲❙
❚❖❫❖ ❱❘❚ ❙ ❩▲ ❳❖❙ ❩❖r▲r◆▲❙ ▲▼▲❙ ❩▲ ❑❖❳r❖❙❫❘◆▲ ❙ ◆❯❱❑❘ ❚ ❬❘❫❖❘ ❳❛ LH
❳❖❙ ❚❫ ◗❳ ❘ ❬▲❚ ◗ ◆❯❱❑❘❚ ❬❘ ❫❖❘❳ ❘❙ ❫❘ ◆ ❳ ❖❙❚ ❖ ◆❱❖❚ ◗ ❖❚❫ ❱❯ ❲❖❙❨ ❑ ❱❯❲❖❚ ❫❖ ❱❯ ❙❨ ❱❖ ❬▲ ◆❚ ◗❙▼▲❙◗❙ P ◗r◗❙❪④❯❱❫❯ ❱▲& Derrickson, 2009).
Estrogen yang disekresi oleh folikel ovari mempunyai beberapa peran
penting yaitu memicu dan mempertahankan perkembangan struktur
reproduktif wanita, karakteristik seks sekunder dan payudara.
Karakteristik seks sekunder termasuklah distribusi tisu adiposa pada
payudara, abdomen, mons pubis dan pinggul, kenyaringan suara,
10
Estrogen juga meningkatkan anabolisme protein. Selain itu juga, estrogen
dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Ini dapat dilihat pada
wanita yang berusia di bawah 50 tahun adalah kurang berisiko mendapat
penyakit arteri koroner dibandingkan dengan laki-laki yang sama usia.
Kadar estrogen yang moderat juga dapat menginhibisi pelepasan GnRH
dari hipotalamus dan sekresi LH dan FSH dari pituitari anterior
(Sherwood, 2007).
Progesteron disekresi terutama dari sel-sel di korpus luteum. Pada
progesteron dan esterogen membantu persediaan dan pertahanan untuk
endometrium dalam implantasi ovum yang telah disenyawakan.
Persediaan kelenjar mamae untuk mensekresi air susu juga dibantu oleh
kedua hormon ini. Kadar progesteron yang tinggi juga akan menginhibisi
sekresi GnRH dan LH.
Pada Korpus luteum menghasilkan relaksin dalam jumlah yang sedikit
saat setiap siklus bulanan. Relaksin akan menginhibisi kontraksi
miometrium dan menghasilkan efek relaksasi pada uterus. Inhibin pula
disekresi oleh sel granulosa dari folikel yang berkembang selepas
ovulasi.Inhibin menginhibisi sekresi FSH dan LH (Tortora&Derrickson,
11
⑤⑥ ⑦⑧klus ⑨enstru⑩ ❶⑧
Siklus merupakan proses yang dialami oleh wanita pada setiap bulan.
Menstruasi merupakan proses dalam tubuh wanita yang dimana sel telur
(ovum) berjalan dari indung telur menuju rahim, melalui aluran yang
diberi nama tuba fallopi. Pada saat tersebut, jaringan endometrial dalam
lapisan endometrium di dalam rahim menebal sebagai persiapan
terjadinya pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, dinding ini
akan semakin menebal dan menyediakan tempat janin tumbuh. Tapi, jika
tidak terjadi pembuahan, jaringan endometrial ini akan luruh dan keluar
melalui vagina dalam bentuk cairan menstruasi. Sedangkan siklus
menstruasi sendiri dimulai dari hari pertama menstruasi hingga satu hari
sebelum mentruasi berikutnya. Pada keadaan normal, siklus menstruasi
adalah berbeda bagi setiap wanita yaitu dari 28 hingga 35 hari.Pada
penjelasan dalam Bab ini, kita menggunakan siklus 28 hari. Terdapat
empat fase pada siklus menstruasi yaitu fase menstrual, fase preovulatori,
ovulasi dan fase pasca ovulatori (Tortora,& Derrickson, 2009).
Pada siklus menstruasi dikenal dengan menstruasi yang berlangsung dari
hari pertama yang merupakan permulaan siklus hingga kira-kira hari ke-5.
Di ovarium, di bawah pengaruh FSH, beberapa folikel primordial
berkembang menjadi folikel primer dan seterusnya folikel sekunder. Di
uterus pula, terjadi aliran cairan menstruasi dari rahim menuju ke leher
12
50-150 mL darah, cairan jaringan, mukus dan sel epitel yang luruh dari
endometrium. Luruhnya dinding endometrium ini karena terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron di mana akan
menstimulasi pelepasan prostaglandin yang menyebabkan konstriksi
arteriol spiral. Akibatnya, sel-sel di endometrium akan kekurangan suplai
oksigen dan akhirnya sel-sel tersebut mati dan luruh (Tortora &
Derrickson, 2009).
Pada hari ke-6 hingga ke-13, terjadi siklus preovulatori yaitu antara
akhirnya menstruasi dan permulaan siklus ovulasi. Di ovarium, beberapa
folikel sekunder akan mensekresi estrogen dan inhibin. Biasanya, hanya
satu folikel sekunder yang akan berkembang menjadi folikel dominan dan
yang lainnya mengalami atresia. Folikel-folikel sekunder yang mengalami
atresia terjadi karena penurunan kadar FSH yang disebabkan oleh
estrogen dan inhibin yang disekresi oleh folikel dominan. Seterusnya,
folikel dominen akan berkembang menjadi folikel Graaf (graafian
follicle) yang akan terus berkembang sehingga diameternya mencapai
lebih kurang 20 mm dan tersedia untuk ovulasi. Semasa proses maturasi
folikel ini, estrogen terus menerus dihasilkan. Untuk siklus di ovarium,
fase menstruasi dan fase preovulatori dikenal dengan fase folikular karena
terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel di ovarium. Di uterus
pula, estrogen yang meningkat hasil perkembangan folikel di ovarium tadi
13
di uterus, fase preovulatori juga dikenal sebagai fase proliferatif karena
endometrium mengalami proses proliferasi (Tortora & Derrickson, 2009).
Pada siklus ovulasi terjadi pada hari ke-14. Kadar estrogen yang tinggi
menstimulasi lebih banyak pelepasan GnRH dari hipotalamus dan juga
menstimulasi gonadotrof di pituitari anterior untuk mensekresi LH.
Pelepasan FSH dan LH tambahan oleh pituitari anterior turut dirangsang
oleh FSH.
Dan LH akan menyebabkan pecahnya folikel Graaf dan pelepasan oosit
sekunder sekitar 9 jam selepas kadar LH mencapai puncaknya (Tortora &
Derrickson, 2009).
Siklus terakhir yaitu fase pasca ovulatori adalah antara masa ovulasi
dengan onset bagi siklus menstruasi yang seterusnya. Ini berlangsung dari
hari ke-15 hingga ke-28. Di ovarium, di bawah pengaruh LH, folikel yang
telah kosong kini menjadi korpus luteum. LH menstimulasi korpus luteum
untuk mensekresi progesteron, estrogen, relaksin dan inhibin. Untuk
siklus di ovarium, fase ini juga dikenal dengan fase luteal. Sekiranya oosit
sekunder yang telah dilepaskan tadi tidak disenyawakan, korpus luteum
akan mengalami degenerasi dan seterusnya menjadi korpus albicans. Saat
ini, terjadilah penurunan kadar progesteron, estrogen dan inhibin dan
menyebabkan peningkatan pelepasan GnRH, FSH dan LH. Maka
14
Namun, sekiranya oosit sekunder mengalami persenyawaan dan mulai
membelah, korpus luteum tidak mengalami degenerasi dengan adanya
hormonhuman chorionic gonadotropin (hCG) yang terhasil dari chorion
dari embrio. hCG menstimulasi aktivitas sekretori korpus luteum. Di
uterus pula, progesteron dan estrogen yang dilepaskan oleh korpus luteum
akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan kelenjar endometrium,
vaskularisasi di permukaan endometrium dan penebalan dinding
endometrium kira-kira 12 hingga 18 mm. siklus ini juga dikenal dengan
siklus sekretorik di uterus karena kelenjar endometrium mulai menseksesi
glikogen. Perubahan ini berlaku seminggu selepas ovulasi di mana
kemungkinan perubahanakan terjadi. Apabilatidak ada perubahan, kadar
progesteron dan estrogen yang menurun menyebabkan terjadinya
menstruasi untuk siklus yang seterusnya (Tortora & Derrickson, 2009).
Gambar 1. Skema Perubahan Hormonal Pada Siklus Menstruasi
15
❷ ❸❹❺ ❻ggu❺❻❼enstru❺ ❽❾
Siklus menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari
hari pertama menstruasi sampai pada permulaan periode menstruasi
berikutnya). Jika lamanya perdarahan kurang dari 7 hari dan jika jumlah darah
yang hilang kurang dari 80 ml. Perlu dicatat bahwa discharge menstruasi
terdiri dari cairan jaringan (20-40 persen dari total discharge), darah (50-80
persen), dan fragmen-fragmen endometrium. Namun, bagi wanita discharge
menstruasi tampak seperti darah dan inilah yang dilaporkan (Jones, 2002).
Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa
reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas usia 39 tahun. Gangguan
ini mungkin berkaitan dengan lamanya siklus menstruasi, atau jumlah dan
lamanya menstruasi. Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu
(Jones, 2002).
❺❸❹❺❻ggu❺ ❻❿❺ ➀❺➁ ❺➂ ❺ ❻➃❺➄iklus❼enstru❺ ❽❾➅ ➆❸❿olimenore ❺➇❺➈➉pinore
Pada polimenore siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya yaitu
terjadi dengan interval kurang dari 21 hari (Jones, 2002). Perdarahan
kurang lebih sama atau lebih banyak dari biasa. Polimenore dapat
disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan
ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti
ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya
16
➊ ➋➌ligomenore
Siklus menstruasi lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari
(Jones, 2002). Perdarahan pada oligomenore biasanya berkurang. Pada
kebanyakan kasus oligomenore kesehatan wanita tidak terganggu, dan
fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya ovulatoar dengan masa
proliferasi lebih panjang dari biasanya (Simanjuntak, 2009).
➍➋➎menore
Amenore adalah keadaan tidak adanya menstruasi sedikitnya tiga bulan
berturut-turut. Amenore primer terjadi apabila seorang wanita berumur 18
tahun ke atas tidak pernah mendapatkan menstruasi, sedangkan pada
amenore sekunder penderita pernah mendapatkan menstruasi tetapi
kemudian tidak dapat lagi (Simanjuntak, 2009). Amenore primer (dialami
oleh 5 persen wanita amenore) mungkin disebabkan oleh defek genetik
seperti disgenensis gonad, yang biasanya ciri-ciri seksual sekunder tidak
berkembang. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan duktus Muller,
seperti tidak ada uterus, agenesis vagina, septum vagina transversal, atau
himen imperforata. Pada tiga penyebab terakhir, menstruasi dapat terjadi
tetapi discharge menstruasi tidak dapat keluar dari traktus genitalis.
Keadaan ini disebut kriptomenore, bukan amenore. Penyebab yang paling
17
➏➐ ➑➒ggu➑➒➓uml➑➔→➑➣ ➑➔↔enstru➑↕ ➙d➑➒➛ ➑m➑➒ ➜ ➑➝erd➑➣ ➑➔ ➑➒ ➞ ➟➠ipomenore
Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau kurang dari biasa dengan
discharge menstruasi sedikit atau ringan (Jones, 2002). Hipomenore
disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat dari
kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Adanya
hipomenore tidak mengganggu fertilitas (Simanjuntak, 2009).
➡➟➠ipermenore ➑➢➑➤↔enor➑➥ ➙➑
Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari
normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi
dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan
endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang
terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada
waktu haid, dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium
biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium
yang diikuti dengan pelepasannya pada waktu haid (Simanjuntak,
2009). Menoragia mungkin terjadi disertai dengan suatu kondisi
organik uterus, atau mungkin terjadi tanpa ada kelainan yang nyata
pada uterus. Hal ini disebut perdarahan uterus disfungsional, dengan
kata lain disebabkan oleh perubahan endokrin atau pengaturan
18
Ada pula gangguan menstruasi yang berhubungan dengan adanya
gangguan pada siklus dan jumlah darah menstruasi yaitu metroragia. Pada
keadaan ini, terdapat gangguan siklus menstruasi dan sering berlangsung
lama, perdarahan terjadi dengan interval yang tidak teratur, dan jumlah
darah menstruasi sangat bervariasi. Pola menstruasi seperti ini disebut
metroragia.
Keadaan ini biasanya disebabkan oleh kondisi patologik di dalam uterus
atau organ genitalia interna. Perlu bagi dokter untuk mengadakan
investigasi lebih lanjut. Investigasi meliputi histeroskopi dan biopsi
endometrium atau kuretase diagnostik (Jones, 2002).
➦➧ ➨➩ ➫tor➭➨➩ ➫tor ➯➩ ➲g ➳empeng➩ ➵uhi ➸iklus ➳enstru➩ ➺ ➻
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan siklus menstruasi pada
wanita usia reproduktif menjadi ireguler termasuk kehamilan, penyakit
endokrin dan juga kondisi medik. Semua faktor ini berhubungan dengan
pengaturan fungsi endokrin hipotalamik-pituitari. Paling sering adalah
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) yang menyebabkan perpanjangan
interval antara dua siklus menstruasi terutama pada pasien dengan gejala
peningkatan endrogen (American Academy of Pediatrics, 2006).
Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi siklus
menstruasi adalah gangguan pada sentral Gonadotropin-releasing
19
berlebihan, perubahan pada pemakanan dan waktu tidur, dan tingkat stres
yang berlebihan. Gangguan pada siklus menstruasi juga dapat terjadi pada
penyakit kronik seperti Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol, kondisi
genetik atau kongenital seperti Turner Syndrome dan disgenesis gonadal
(American Academy of Pediatrics, 2006).
Berdasarkan penelitian yang lain pula menyatakan bahawa perubahan
siklus menstruasi berhubungan dengan ketidakseimbangan fisik atau
hormonal. Berat badan yang rendah bisa menyebabkan interval antara dua
siklus menstruasi menjadi lebih lama. Berat badan yang berlebihan pula
bisa menyebabkan perdarahan abnormal. Perubahan yang tiba-tiba pada
aktivitas atau berat badan juga bisa menyebabkan perubahan pada siklus
menstruasi yang sementara. Gangguan emosi atau stress dan keadaan fisik
yang tidak sehat secara optimal juga merupakan penyebab tersering
iregularitas siklus menstruasi walaupun perubahan siklus menstruasi yang
dialami tidak hanya pada saat wanita mengalami stres. Obat-obatan dan
pengubatan alternatif seperti obat herbal juga dapat menyebabkan
perubahan pada interaksi dan transmisi hormon pada tubuh sehingga
dapat menganggu siklus menstruasi (McKinley Health Centre, 2008).
Dari penelitian yang mengatakan bahwa stres sangat berperan dalam
regulasi hormonal di mana akan turut berpengaruh pada menstruasi.
Penelitian ini turut memberi contoh efek dari stres terhadap sistem
20
atau amenorhe hipotalamus fungsional. Selain itu, didapatkan prevalensi
amenorhea sekunder pada wanita muda adalah sekitar 2% dan presentase
ini meningkat pada stres yang kronik. Pada stres yang melampau,
kemungkinan akan menginhibisi sistem reproduksi wanita secara komplit
(Chrousoset al,1998).
➼ ➽ ➾et➚➪olisme d➚➶➹egul➚➘ ➴➷lukos➚
Kadar glukosa di dalam sirkulasi di peroleh dari tiga sumber yaitu absorbsi di
intestinal semasa mengkonsumsi makanan, glikogenolisis dan
glukogenogenesis. Glikogenolisis dan glukogenogenesis dikontrol oleh
hormon yang dihasilkan oleh sel pankreas yaitu glukagon (Ganong, 2005).
Dalam tubuh manusia, terdapat hormon glukoregulator yang terdiri dari
insulin, glukagon, amilin, epinefrin, kortisol dan growth hormon. Hormon
regulator ini berguna untuk menstabilitaskan kadar glukosa di dalam sirkulasi
(Aronoffet al, 2004).
➬➽ ➾ek➚ ➶isme ➮ekresi ➷luk➚➱✃➶
Sel pankreas mensekresi glukagon yang merupakan hormon katabolik.
Penemuan pertama oleh Roger Unger pada tahun 1950 menyatakan bahwa
glukagon memiliki peran yang berlawanan dengan insulin. Glukagon
21
ataupun tidak mengkonsumsi makanan dengan cara menstimulasi produksi
glukosa dari hati melalui proses glikogenolisis dan glukogenogenesis.
❐❒ ❮ ❰kÏÐÑsme Òekresi ÓÐsulin
Insulin disekresi oleh sel pankreas dan ini merupakan proses yang
kompleks dimana melibatkan integrasi dan interaksi dari stimulus internal
dan eksternal. Insulin bekerja untuk mengawal kadar glukosa postprandial
dengan tiga cara. Pertama, insulin memberi sinyal pada sel-sel di jaringan
perifer yang sensitif terhadap insulin untuk meningkatkan pengambilan
glukosa, biasanya pada otot skeletal. Kedua, insulin bekerja di hati untuk
memicu proses glikogenesis dan ketiga sekresi glukagon oleh sel
pankreas akan terus diinhibisi seterusnya memberi sinyal pada hati untuk
menghentikan proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Ketiga cara ini
akan menurunkan kadar glukosa darah. Selain itu, insulin berperan dalam
menstimulasi sintesis lemak, memicu penyimpanan trigliserida di dalam
jaringan lemak serta memicu sintesisi protein di dalam hati dan otot dan
membantu proses proliferasi jaringan yang sedang berkembang (Aronofet
al,2004).
Sel pankreas terhadap perubahan ambang glukosa merupakan stimulus
primer untuk sekresi insulin. Glukosa memicu dua bentuk fase pelepasan
insulin. Fase pertama bagi pelepasan insulin timbul beberapa menit selepas
terpaparnya kepada elevasi kadar glukosa. Ini diikuti dengan
22
respon terhadap kadar glukosa darah (Rajan, 2002). Pelepasan insulin
jangka panjang akan berlaku sekiranya konsentrasi glukosa darah tetap
tinggi.
Pada glukosa merupakan stimulus terpenting bagi insulin. Namun, terdapat
beberapa faktor lain yang bisa menstimuluskan sekresi insulin. Stimulus
tambahan tersebut adalah asetilkolin, merupakan neurotransmitter dari
parasimpatetik fiber nervus vagus yang menginervasi pancreatic islets.
Selain itu, peningkatan konsentrasi asam amino terutama arginine dan
leucine selepas mengkonsumsi makanan yang tinggi protein juga dapat
menstimulasi pelepasan insulin.Faktor ketiga adalah glucose-dependent
insulinotropic peptide (GIP), yaitu hormon yang dilepaskan oleh sel
enteroendokrin pada usus halus hasil respon terhadap adanya glukosa pada
traktus gastrointestinal (Tortora &Derrickson, 2009).
Dari penelitian menemukan adanya reseptor estrogen, ER dan ER pada
sel pankreas dimana ia akan meningkatkan pelepasan insulin (Magdalena
et al, 2008), karenanya insulin akan dipengaruhi juga oleh perubahan
hormon dalam fase menstruasi.
ÔÕ Öu×ungØ ÙÚenstruØ Û Ü dØÙÝØ ÞØ ßàlukosØáØ ßØ â
Perubahan kadar glukosa darah bisa dilihat terutama pada fase luteal dan fase
sekretorik. Faktor yang menyebabkan peningkatan insulin pada siklus
23
kadar progesteron adalah rendah. Korpus luteum yang mensekresi
progesteron hanya mencapai jumlah yang tinggi pada siklus luteal yaitu
sebelum luruhnya dinding endometrium (Jovanovic, 2004). Peningkatan
hormon steroid seks ini akan memberi sinyal timbal balik negatif pada
pituitari anterior dan menyebabkan kadar FSH dan LH menurun, seterusnya
estrogen dan progesteron turut menurun. Apabila terjadi penurunan kedua
hormon ini, maka terjadilah perdarahan akibat dari hormonal withdrawal
((Trout & Scheiner, 2008). Dari sumber lain mengatakan bahwa sindrom
premenstrual juga bisa menyebabkan penurunun sensitivitas insulin (Ramalho
et al, 2008).
Dari hasil penelitian(Magdalena et al, 2008) menemukan adanya reseptor
estrogen, ER dan ER pada pankreas dimana ia akan meningkatkan
pelepasan insulin. Seperti yang telah disampaikan, insulin berperan untuk
merubah glukosa menjadi glikogen. Dalam siklus menstruasi, pada fase
menstrual dan fase preovulatori dijumpai kadar estrogen lebih tinggi dari
kadar progesteron. Jadi, dalam fase ini juga bisa terjadi penurunan kadar
glukosa atau hipoglikemi. Namun, pada fase pasca ovulatori pula, kadar
progesteron adalah lebih tinggi dari estrogen. Progesteron dikatakan
berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatkan
glikogen hati. Jadi, dalam fase ini bisa terjadi hiperglikemi (Peat, 2009).
Pada progesteron dan estrogen memiliki sifat antagonis terhadap pengaruh
24
saat fase luteal dan fase sekretorik. Setiap individu dikatakan berbeda
pengaruh hormonal terhadap tubuhnya (Glick, 2009). Jadi, apabila hormon
progesteron yang lebih dominan, maka kadar glukosa darah bagi individu
berkenaan kemungkinan akan tinggi akibat resistensi insulin dan sekiranya
hormon estrogen yang lebih dominan, maka akan terjadi penurunan kadar
ãä ãå åå
MæTOçæ PæNæLåèå äN
ä é êë ìíëìîëìïð ìðñòóòëì
ôõöõ ÷øtøùö øö ø ùú ù÷ùû ü õöõ ÷øtøùö ýþ ÿ ✁ ✂ý ✄☎ÿ✆ ✝✞ ùøytu ✟✠ ✡õ☛ ☞ ù✡ø ùtùu üõö✌✍ ✎✍☛ ùö ☞ ù☛ øù✠ õ ÷ ü õö õ ÷øtøùö ú ø÷ù✎ ✍✎ùö ü ùú ù ✡ ùtu wù✎ ✏u✡ù✑ù ✍ö✏✍✎ ✒õö✌õtùû✍ø ü õö✌ù☛✍û ÷ù✒ù ✡ ø✎÷✍✡ ✒ õö ✡✏☛✍ù✡ø ú õö✌ùö ✎ùú ù☛ ✌÷✍ ✎✟ ✡ ù ú ù☛ùû ✡õwù✎ ✏u üùú ù✒ ùû ù✡ ø✡✓ø✔ù✎ ✍÷ù✡t ✕õú ✟✎✏õ☛ùö ✖öø☞õ☛ ✡ øtù✡ ✗ ù✒ü✍ö✌ ùö✌ ✎ùtùö ✘ ✙✚ ✛✜
ã é èð ✢✣ëó✤ë ì✥ë ✦ó ✧ïð ìðñòóòëì
ôõö✌ù✒ ✠ ø÷ùö ✡ ù✒ üõ ÷ú ùöúùtùü õöõ ÷øtøùö úø÷ù✎✍ ✎ùö úø☛✍ùö✌✎õ ÷ù✡ü õ☛✎✍÷øùû ùö
✫6
d = Nilai presisi atau tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
27
❣❤✐ ❥❦❧♠ ♥♦❦✐ ♣❦❧ q❤ ♦ q❦ r❦ q❤✐ ❤ ♦♥t♥❦✐ ♥✐ ♥ r❤✐❥❦✐ t❤s ♦❤♠♥t r❦t ✉ ♦u❧ ❤ ♦❦✈ ✉✈❦✐ ✇① ②③④ ⑤⑥⑦ ⑧③① ⑨ ⑥① ⑩ q❦ r❦ ❧❦t❦ ♣ ♥♣w♥ ❦✐❥✈ ❦t❦✐ ❶ ❷❸ ❹ ❦✐❥y ♠ ❤s ✉ ♣♥❦ ❸ ❺ t❦t✉✐ ♣❦❧q❦ ♥❶❶ ❦t ✉t ✐ ♣❤♠ ❦ ❥❦ ♥ t❦✐ r❦ q❤s♣❤t✉❻ ✉❦✐ ❧ ❤✐❻❦ r ♥s❤ ♣ q❼✐ r❤✐ r❦s ♥ q❤✐ ❤ ♦♥t♥❦✐ q❤✐✉♦♥♣.
❽❾ ❿➀ ➁➂➀ ➃➄➅➆➄ ➇➄➅ ➂➈➂➀➇
➉❦s ♥❦♠❤ ♦ q❤✐ ❤ ♦♥➊ ♥❦✐q❦ r❦q❤✐❤ ♦♥➊ ♥❦✐♥✐ ♥❦ r❦ ♦❦t ➋ ❸ ➌ ➉❦s ♥❦♠ ❤ ♦♠ ❤♠❦ ♣
➍❦❧ ❦➎♥✈♦✉♣➏❤✐♣➊s ✉❦ ♣ ♥➋ ❦➌ ❣❦✐❻❦✐❥➋ ❹➐➑❦s ♥ ♠➌ ➒ ❼s❧ ❦ ♦➋❶ ❸➓❹➐➑❦s ♥ ➔➌ ❣❤✐ r❤✈➋ ❶ ❸➑❦s♥ ❶ ➌ ➉❦s ♥❦♠ ❤ ♦➊❤s♥✈❦➊
→❦ r❦s➣♦✉✈ ❼ ♣❦↔❦s❦t➎❤❦✈ ➊ ✉w ➎❦❦➊➏❤✐♣➊s✉❦ ♣ ♥
↕ ❾ ❽➄➙ ➂➇➂➛ ➂➜➝➄ ➁➀➛ ➂➞ ➇➀➅
➎❤❧ ✉❦ ✈❼✐♣❤ q ❦✐❥y ❦ r❦ r❦ ♦❦❧ q❤✐❤ ♦♥➊ ♥❦✐ t ❦s ✉♣ r ♥♠ ✉❦➊ ♠ ❦➊❦ ♣❦✐ r❦ ♦❦❧ ♥♣➊♥♦❦t y
28
Mengambil darah saat sampel mengalami menstruasi di hari ke-3 atau ke-4
Pengumpulan data, pengkode dan input data
Analisis dan penyajian data
29
îï ðñòó ôñò õö÷øùúû òü õ÷ýøûøùúû ò
þÿ ✁ ✂✄ yÿ☎ ✆✝ ✞ÿ ✟ ✞✄ ✂ ✂☎✠ ✡ ✞☛☞ ✞t✂☞ ✞ÿ✞☎ ☛✄✠ ✌ ✞✌ ✂✟ ÿ✆ ÿ✞✟ ✂☞ ✞☛✠ ✍✎
✏✑ ✒ÿ✡ ÿ✌ ✞✌ ✞w✞ ✓ÿ☛✠✄✍ÿ✌ ✔✂✝✕☛ ✍✂☞ ÿ☎ ✖☎✞✗✂☞✌ ✞✍ÿ✌ ✘ÿ ✁✠☎✆ ÿ☎✆ ☛ÿ✍ÿ☎ ✙✚✏ ✛ ✝✂☎✆ ÿ☎☛☞ ✞✍✂☞ ✞ÿ✠✌ ✞ÿ✏✜✍ÿ ✡✠☎✌ ÿ ✁ÿ✞✙✙✍ÿ✡✠☎✑
✙✑ ✢✂✌✁✕☎✝ ✂☎ ÿ✍ÿ✠ ✌ ÿ ✁ ✂✄ ✁ ✂☎ ✂✄✞✍✞ÿ☎ ✍✞✝ ÿ☛ ✌ ✂✝ ÿ☎✆ ✂☎✝✂☞ ✞✍ÿ ✁✂☎yÿ ☛✞✍ ✂✍ÿ✟✕✄✞☛✌ ✂✁ ✂☞✍✞✣ ✞ÿ✟ ✂✍ ✂✌ ✒✂✄✄✞✍✠✌(✣✒)✑
✛✑ ✢✂✌✁✕☎✝ ✂☎ ÿ✍ÿ✠ ✌ ÿ ✁ ✂✄ ✁✂☎✂✄✞✍✞ÿ☎ ✍✞✝ ÿ☛ ✂ ✞✄✞☛ ✞ ☞ ✞wÿyÿ✍ ✁ ✂☎yÿ☛✞✍ ✁✂ ✟ ✂☛✠ ÿ☎✝ÿ☞ ÿ✡✑
✤✑ ✢✂✌✁✕☎✝✂☎ ÿ✍ÿ✠ ✌ ÿ ✁✂✄ ✁ ✂☎ ✂✄✞✍✞ÿ☎ ✌ ✂✝ ÿ☎ ✆ ✂☎ ✆ÿ✄ÿ ✞ ✂☎✌ ✍☞✠ÿ✌ ✞ ÿ✍ÿ✠
✡ ÿ✞✝✑
✥✑ ✒ÿ✡ ÿ✌ ✞✌✦✞ ✍✞✝ÿ☛ ✂☎✆ ☛✕☎✌ ✠ ✌ ✞ ✕✟ ÿ✍✧✕✟ÿ✍ÿ☎ ÿ✍ÿ✠ ✍✞✝ÿ☛ ✌ ✂✝ÿ☎✆ ✝ ÿ✄ÿ
ÿ✌ ÿ✁ ✂☎✂y ✟✠✡ÿ☎ ✑
★✑ ✒ÿ✡ ÿ✌ ✞✌✦✞✍✞✝ÿ☛✌ ✂✝ÿ☎✆✝✞✂✍✑
✩✑ ✢✂✌✁✕☎✝ ✂☎ ÿ✍ÿ✠ ÿ ✁✂✄ ✁✂☎✂✄✞✍✞ÿ☎ ✟✂☞✌ ✂✝✞ÿ ✂☎✪ÿ✝✞ ✌ ✠✟✪✂☛✁✂☎✂✄✞✍✞ÿ☎ ✝ÿ☎
✂☎ ✆✞☛✠ ✍✞✌ ✂ ✠ ÿ✁ ☞✕✌ ✂✌✁ ✂☎ ✂✄✞✍✞ÿ☎✑
✫✝ ÿ✁ ✠ ☎ ☛☞ ✞✍✂☞ ✞ÿ✂☛✌ ☛ ✄✠ ✌ ✞✝ÿ☞ ✞✁ ✂☎ ✂✄✞✍✞ÿ☎✞☎✞ÿ✝ÿ✄ÿ✡✌ ✂✟ ÿ✆ ÿ✞✟ ✂☞ ✞☛✠✍✎
✏✑ ✢✂✌ ✁✕☎✝✂☎ÿ✍ÿ✠✌ ÿ ✁✂✄✁✂☎✂✄✞✍✞ÿ☎✍✞✝ÿ☛✝ÿ✁ ÿ✍✝ ✞ÿ ✟ ✞✄✌ ÿ ✁ ✂✄✝ÿ☞ ÿ✡ ☎ÿ✑y ✙✑ þ ÿ ✁ ✂✄✝ÿ☞ ÿ✡yÿ☎ ✆✝✞ÿ ✟✞✄☞✠ ✌ ÿ☛✑
30
✬✭ ✮✯✰✱ ✲✳✴ ✲✵✶✰✷✶ ✸✶
1✭ ✮✯✰✱✹✵✶✺✶ ✰✻✶✸✶
✼✽✽t y✽✾ ✿ t❀❁✽ ❂ ❃❄❅ ❀❆❇ ❁❀❂ ❃✽ ❆❄ ❅❆❇ ❈ ❀❈ ❅ ❀✾✿❉❊❅❉❁✽✾ ❃✽t✽ ✽❋✽✾ ❃❄ ❉●✽ ❂ ❋❀❃✽ ❁✽❊ ●❀✾❍❉❋ ✽ ● ❀❁t - t✽ ● ❀❁, ❋ ❀❊ ❉ ❃❄✽✾ ❃✽✽t ❃❄❇ ❁✽ ❂ ❊❀✾ ✿ ✿❉✾ ✽❋ ✽✾ ❅❆❇ ✿ ❆✽❊ ❋ ❇❊❅❉❍❀❆ ❃ ❀✾✿✽✾ < 0,05. Kemudian, proses pengolahan data
menggunakan program komputer ini terdiri beberapa langkah :
a. Koding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang
dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk
keperluan analisis.
b. Data entry, memasukkan data kedalam komputer.
c. Verifikasi, memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap
data yang telah dimasukkan kedalam komputer.
d. Output komputer, hasil yang telah dianalisis oleh komputer kemudian dicetak.
2✭ ■✰✶✵ ❏❑ ❏❑▲✸✶✸❏❑ ✸❏▼✶
Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akan
menggunakan program komputer dimana akan dilakukan 2 macam
analisa data, yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.
✶ ✭ ■✰✶ ✵ ❏❑ ❏❑◆✰ ❏❖✶ P❏✶✸
Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
31
◗❘❙❘❚ ❯ ❱❲❳ ❨❩❬❲ ❭ ◗ ❨❩❙❘ ❪ ◗❘❬ ◗❨❳ ❘ ❫❨❯ ❘❬ ◗❘❙❘❚ ❴ ❲❬❱❯t ❘❴ ❲❙t ◗❨❳ ❵❭❨❴❱❳ ❨ ❛❭❲❯ ❱❲❬❳ ❨.
❜❝ ❞❡❢❣❤✐ ❤✐❥❤ ❦ ❢❧❤ ❢♠
♥❬ ❘❙ ❨❳❘ ❴❨♦❘ ❭❨❘t ❘ ◗❘❙❘ ❪ ❘❬ ❘❙ ❨❳ ❨❳ ❘❬♣y ◗ ❨♣❱❬❘❯ ❘❬ ❱❬ ❵❱❯ ❚ ❲❬ ♣❲❘ ❪ ❱❨t ❪ ❱❴❱❬♣❘❬ ❘❬❵❘ ❭❘ ♦❘ ❭❨❘❴ ❲❙ ❴❲❴ ❘❳ ◗❲❬♣❘❬ ❘ ❭ ❨❘❴❲❙v t❲ ❭❨❯ ❘t ◗❲❬ ♣❘❬ ❚ ❲❬ ♣ ♣❱❬ ❘❯ ❘❬❱ ❫❨❳ ❵❘t❨❳ ❵❨❳ ❵❨❯q
r❫❨❬❩❭❚ ❘❙ ❨t❘❳ ◗❨❙❘❯❱❯ ❘❬ ❱❬ ❵❱❯ ❚ ❲❬ ♣❲❘ ❪ ❱❨t ❳ ❲❴ ❘ ❭❘❬ ◗❨❳ ❵❭❨❴ ❱❳ ❨ ❳ ❱❘tu ◗❘❘t ❘s❘❯❘ ❪ ❬❩❭❚❘❙ ❘t❘u t❨◗❘❯tr❫❨ ❬❩❭❚ ❘❙❨❘❳t ◗❘❘t ❴❲ ❭❱s❘ ❱❫❨ ✉❩❙❚ ❩ ♣❩❭ ❩♦-✈❚ ❨❭❬ ❩♦ ◗❨♣ ❱❬ ❘❯❘❬ ❘s❘❴❨❙❘ ❴❲ ❳❘ ❭ ❳ ❘❚s❲❙> 50
sedangkan uji Shapiro-Wilk digunakan apabila besar sampel 50.
Sedangkan varians data diuji dengan uji levine.
Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke
dalam bentuk p dan diasumsikan normal. Jika nilainya di atas 0,05
maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan
jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak
normal ( Dahlan, 2008).
Uji statistik yang digunakan adalah uji One Way Annova merupakan uji parametrik (distribusi data normal) yang digunakan untuk
mencari hubungan dua variabel atau lebih bila datanya berbentuk
32
✇①②③ ④⑤⑥ ⑤ ④③ ⑦① Kruskal Wallis ⑧⑨⑤ ⑩❶⑤ ④❷ ❸ ❹ ❹❺❻.❼✇⑤❽③④❾⑤ ❿⑤y t ③ ④➀③⑥ ③ ⑦①One Way Annova⑤ ✇⑤❶⑤ ⑩➁
⑤. ⑨⑤⑤t ⑩⑤ ❿③ ❾➂➃ ❿✇① ❾➀ ❿① ➂③❾① ④➄ ❿➅⑤❶⑧⑤⑦① ➂❻w ➂➆ ➇⑤ ❿①⑤ ④❾✇⑤➀⑤➂➃ ❿⑤ ❿①⑤ ❾①➆v
➈➃ ④②③⑦①⑤ ④ ⑤ ④⑤❶① ❾① ❾ ✇①❶⑤⑥③ ⑥⑤ ④ ➅ ➃ ④② ②③④⑤⑥ ⑤ ④ ❽❿➄② ❿⑤➅ ⑥ ➄➅❽③ ➀➃ ❿ ✇➃ ④② ⑤ ④ ➀① ④②⑥ ⑤➀ ⑥➃ ❾⑤❶⑤ ⑩⑤ ④ ➉➊➆ ➋⑦① ⑩①❽➄➀➃ ❾① ❾ ✇①⑥⑤➀⑤⑥ ⑤ ④ ➂➃ ❿➅ ⑤⑥ ④⑤ ❾➃➌⑤ ❿⑤❾➀⑤➀① ❾➀①⑥ ➂①❶⑤ ✇① ✇⑤❽⑤➀⑥ ⑤ ④ <0,05.
➍ ➎ ➏➐ ➑➒➓➔→➣→↔ ➑➐ ➑➓➣
➈➃ ④➃❶①➀①⑤ ④ ① ④① ➅➃❶➃⑤➀①w ethical clearance ✇⑤ ④ ✇⑤❶⑤➅ ❽➃❶⑤⑥❾⑤ ④⑤⑤ ④ ④⑤y ✇①❶⑤❽⑤ ④②⑤ ④⑤⑥ ⑤ ④➅ ➃❶➃⑤➀①w informed consent,❾➃ ➂⑤②⑤①➂➃ ❿①⑥ ③➀➁
↕➆ ➙➃➅ ① ④➀⑤ ❽➃ ❿ ❾➃➀③ ⑦③⑤ ④ (informed consent) ❿➃ ❾❽➄④ ✇➃ ④ ❾➃➀➃❶⑤ ⑩ ➅ ➃ ④✇⑤❽⑤➀⑥ ⑤ ④❽ ➃ ④⑦➃❶⑤ ❾⑤ ④➅➃ ④② ➃ ④⑤①❽➃ ④➃❶①➀①⑤ ④① ④①➆
❸➆ ➛➃❽ ➃ ④➀① ④②⑤ ④❿➃ ❾❽➄④ ✇➃ ④✇①③➀⑤➅ ⑤⑥ ⑤ ④➆ ➜➆ ➝➃ ❾❽ ➄ ④✇➃ ④➀① ✇⑤⑥ ✇①⑥ ➃ ④⑤① ➂①⑤⑤y⑤❽ ⑤❽③④➆
➈➃ ④➃❶①➀①⑤ ④ ① ④① ➀➃❶⑤ ⑩ ✇① ❾➃➀③ ⑦③① ➄❶➃ ⑩ ➛➄➅ ① ❾① ➞➀①⑥ ➈➃ ④➃❶①t①⑤ ④ ➛➃ ❾➃ ⑩⑤⑤ ④ ❷t ➟⑤⑥③ ❶t⑤ ❾ ➛➃ ✇➄⑥➀➃ ❿⑤④ ➋④①➠➃ ❿ ❾①t⑤ ❾ ➡⑤➅ ❽③④② ✇➃ ④②⑤ ④ ④➄➅ ➄ ❿ ❾③ ❿⑤t
➢ ➢
➤➥ ➦➧ ➨➩➫➭ ➯➲➳➯➲➦ ➯➵➯➲
➯➥ ➦➸➺ ➻➼➽➾➚
➪➶➹ ➘➴➷➴ ➬ ➷ ➶➹➮ ➶ ➘➴➴ ➱ ➮➶➹ ✃➴ ❐ ➱➴ ❒➴✃➴ ❮ ❰ ❐❒ Ï❮ ✃ ➶ ➱❮ ➬➹ Ï➴❮❰ ➘➶ ➱Ð➴ ➱ ❐➴ ➘➴➹ Ð❒ Ï ❐Ñ❮ ➴ ➘➴➹ ➴Ò❮ ➶ Ó➴ ❐ ➬Ï➘➶ ➱Ð➴ ➱Ô ÕÖ× ØÙÚÛÜ Û ÛÛÝÞ ßà0,05).
á➥ ➦ ➾â➾➚
1. ã➶➹❒ Ï ➘❰❒➴ ❐ Ï❐➴ ➱➷ ➶ ➱➶❒❰ ➬❰➴ ➱❮➶➹Ï➷ ➴ ➬➶ ➱➬➴ ➱Ð ➷➶➹➮ ➶ ➘➴➴ ➱❐➴ ➘➴➹ Ð❒ Ï❐Ñ❮ ➴ ➘➴➹➴ Ò
❮ ➶ Ó➴ ❐➬Ï ➘➶ ➱Ð➴ ➱ ❒➴✃ ➴ ❮ ❰ ❐❒ Ï❮ ✃ ➶ ➱❮ ➬➹ Ï➴❮ ❰ ➘❰ ➬➶ ✃➷ ➴ ➬-➬➶✃➷ ➴ ➬ ❒➴❰ ➱ ➘➶ ➱Ð➴ ➱ ✃ ➶ ➬Ñ ➘➶➷➶✃ ➶➹❰ ❐❮➴ ➴ ➱Ð❒ Ï ❐Ñ ❮➴ä➴ ➱Ð➮ ➶➹➮ ➶ ➘➴.
2. å➴Ð❰ ❰ ➱❮ ➬❰ ➬Ï❮❰ ❐➶❮ ➶ Ò➴ ➬➴ ➱ ➷➶➹❒ Ï ❒➶➮ ❰ Ò ✃ ➶ ➱❰ ➱Ð ❐➴ ➬❐➴ ➱ ➷➶➹Ò➴ ➬❰➴ ➱ ➷ ➶ ➱ÐÑ➮ ➴ ➬➴ ➱
➷ ➴❮❰➶ ➱ ➘➶ ➱Ð➴ ➱ Ð➴ ➱Ð Ð Ï➴ ➱ ✃➶ ➬➴➮ Ñ❒❰❮ ✃➶ Ð❒ Ï ❐Ñ ❮➴ ➘➴➹➴ Ò ➘➶ ➱Ð➴ ➱ ✃ ➶✃➷ ➶➹ ➬❰✃➮ ➴ ➱Ð❐➴ ➱❮ ❰ ❐❒Ï❮✃➶ ➱❮ ➬➹ Ï➴❮ ❰ æ
➪➶➹ ➘➴ ➷➷➬ ➮ ➱✃❐❒❮s ❰ ➮➬ Ï✃Ð ➘➴tÑ ❰ Ò➬ et Ó lÔ 2007Õ Öenst× Ø ÓÙ ÚyÛle ÜÝfeÛts on
Þnsulinßànsitivity ináomenáithâype ã äiÓåàtes æç è➱❮➹ ➴ é➴ ➘êy. ë➱Ñì❒➴❒é ➪❒ ✃Ðí➹❮➪Ð❒➶.îï æðñ ò ðó ôÕ
õaléÐÕðïñ ñÕÖsten× ØÓönioÓ÷ø Ûontrol of ø ùÓåàtes ú û➶i➴iéÐ❰❒dical üo➘➶nalîðñ ò ðñïÕ
õilliam FÕýanong➬ ôþ þÿ ÕÜ÷ø Ûrine ✁ Ø÷ Ûtions of âhe ✂ Ó÷ ÛreÓ✄☎✆eguÓölion of
Ú Ó×å ✝✞ø × Óöe ÖÓået Ùism ➬ ➮e✟ ➱e✠ of ❰edical ✡h☛é➱olog☛ Õô ôí ê edÕçÏIç æ ❰ ✃ý➶a✠☞Òillæ✌ ✌✌☞ÿ ÿÿÕ
✍a➶eiÕ Ï et Ó ÙlÔ ôþð✎Õ ✏l ø glØÛose level✄ Ô insulinÛ ÷ Ûent× Óöi÷✄ Ô Ó÷ø insulin
resist
Ó ÷Ûe in heÓ Ùthy woÓ÷ømen wo withenm×Ø ÓÙ premenst sy÷ø × ✑e✒ Ó