• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Konstruksi Untuk Menganalisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Konstruksi Untuk Menganalisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Santi Zeisarina NIM : 98.41010.4154 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

Halaman

ABSTRAKSI ……… iv

KATA PENGANTAR ………. v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR TABEL ……… xii

BAB I. PENDAHULUAN ………. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2. Perumusan Masalah ………... 2

1.3. Pembatasan Masalah ……….. 3

1.4. Tujuan ……… 3

1.5. Sistematika Penulisan ……… 3

BAB II. LANDASAN TEORI ……….……….……… 5

2.1. Aplikasi Konstruksi ……….…….. 5

2.2. Retaining Wall ………... 5

2.3. Tekanan Tanah Lateral .………. 6

2.4. Analisis Stabilitas Konstruksi ...………. 8

BAB III. Metodologi Penelitian .………... 18

3.1. Analisa Permasalahan ………... 18

3.2. Data Blok Diagram ………….……….. 25

3.3. Model Perhitungan dan Analisa Retaining Wall ………….. 25

3.4. Data Flow Diagram ……...……… 34

(3)

4.1. Implementasi dan Analisa Sistem ………. 36

4.2. Rancangan Input ……… 36

4.3. Rancangan Output ………...……….. 37

BAB V. PENUTUP ………. 66

5.1. Kesimpulan ……….. 66

5.2. Saran ………. 66

DAFTAR PUSTAKA ……….. 68

LAMPIRAN ………. 69

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di zaman sekarang, pembangunan sarana dan prasarana fisik berkembang hampir di semua tempat dan di segala bidang. Dalam pembangunan tersebut, ada beberapa yang memiliki kondisi khusus sehingga membutuhkan suatu struktur untuk menahan tanah. Untuk itu diperlukan suatu bangunan untuk menahan tanah yang sering disebut retaining wall (dinding penahan tanah). Retaining Wall adalah istilah di bidang Teknik Sipil, merupakan struktur bangunan yang digunakan untuk menahan tanah atau memberikan kestabilan tanah atau bahan lain yang memiliki beda ketinggian dan tidak memperbolehkan tanah memiliki kemiringan longsor lebih dari kemiringan alaminya (Ismar G., 1990). Oleh karena itu konstruksi ini sering digunakan untuk menahan atau menopang peninggian tanah, tebing jalan, tebing saluran / pelabuhan ataupun pangkal jembatan.

Supaya dapat menahan tanah yang memiliki kondisi khusus tersebut, konstruksi ini harus mampu memberikan kestabilan terhadap pengaruh gaya-gaya eksternal maupun gaya-gaya internal. Oleh karena itu, dalam perencanaan retaining wall, kestabilan konstruksi harus ditinjau terhadap pengaruh gaya-gaya eksternal yang dapat menyebabkan keruntuhan guling (overtuning failure), keruntuhan geser (sliding failure), dan keruntuhan gaya dukung tanah (bearing

capacity failure), maupun terhadap gaya-gaya internal yang dapat menyebabkan

pecahnya konstruksi (Suyono Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa, 1988).

(5)

Kestabilan konstruksi dihitung berdasarkan data-data yang terdiri antara lain: Data Dimensi, Data Tanah dan Data Umum. Setelah melengkapi data-data tersebut, dilakukan proses perhitungan kestabilan konstruksi dinding penahan terhadap gaya-gaya eksternal dan gaya-gaya internal. Pada setiap kedua gaya tersebut dihitung tekanan tanah lateral, pembebanan sendiri, analisis faktor guling, analisis faktor geser dan analisis faktor eksentrisitas dan daya dukung pondasi (Suyono Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa, 1988).

Selama ini banyak praktisi yang menggunakan metode coba-coba untuk menghitung struktur retaining wall, meskipun penggunaan metode tersebut akan memerlukan waktu yang lama, apalagi bagi mereka yang belum berpengalaman. Mengingat retaining wall semakin banyak dibutuhkan, maka dirasa sangatlah perlu adanya program yang membantu dalam mendapatkan hasil perhitungan struktur retaining wall secara mudah dan cepat. Dengan demikian akan sangat menghemat waktu dan tenaga (karena segala perhitungan akan dilakukan oleh komputer) dan tentu saja tingkat ketelitian hasilnya akanlah lebih tinggi daripada perhitungan manual dengan metode coba-coba (dengan catatan tidak salah memasukkan data).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah “Bagaimana merancang dan membuat aplikasi perhitungan konstruksi untuk menganalisa tingkat stabilitas retaining wall ?”.

(6)

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada tugas akhir ini adalah:

1. Program ini hanya khusus untuk menghitung kestabilan struktur retaining wall jenis dinding gravitasi.

2. Lapisan tanah di belakang dinding retaining wall hanya terdiri dari satu lapis (lapisan tanah nonsaturated).

3. Tidak ada kemiringan tanah di atas tanah timbunan (dianggap datar β=0 ).

4. Beban di atas tanah timbunan berupa beban merata.

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah tugas akhir ini, maka tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang dan membuat aplikasi perhitungan konstruksi untuk menganalisa tingkat stabilitas retaining wall.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan aplikasi dibuat serta sistematika penulisan laporan yang diterapkan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

(7)

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan sistem program.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjelasan dari metode yang digunakan beserta prosedur – prosedur dalam pembuatan program.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Bab ini membahas tentang perancangan dan pembuatan sistem aplikasi perhitungan konstruksi untuk menganalisa tingkat stabilitas retaining wall yang meliputi diagram arus data, perancangan masukan / keluaran serta pengujian dan implementasi sistem program.

BAB V :PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Kesimpulan berisi rangkuman dari seluruh pembahasan masalah, sedangkan saran berisi tentang pengembangan sistem yang dibuat.

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap tahapan yang dilakukan dalam sistem, termasuk didalamnya teori yang mendukung setiap analisis yang dilakukan terhadap permasalahan yang ada.

2.1 Aplikasi Konstruksi

Aplikasi Konstruksi merupakan suatu aplikasi berbasis komputer, yang menyediakan informasi tentang struktur suatu bangunan. Dimana data-data dari suatu bangunan dan kondisi lingkungan disekitar bangunan berdasarkan hasil survei. Yang kemudian dari data-data tersebut dilakukan proses perhitungan dari struktur bangunan dan hasilnya dianalisa untuk dapat menentukan tingkat kestabilan dari bangunan tersebut, sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang valid dan akurat, yang bertujuan untuk mendukung aktivitas pembangunan suatu konstruksi.

2.2 Retaining Wall

(9)

Gravity wall (dinding gravitasi) merupakan tipe sederhana dari retaining wall. Bahan dari konstruksi ini dapat dibuat dari beton atau pasangan batu. Stabilitas konstruksi jenis ini bergantung kepada beratnya. Fungsi dari pemakaian bahan untuk dinding penahan adalah untuk memperoleh berat tertentu setinggi stabilitas dinding terjamin. Tembok penahan macam gaya berat ini bertujuan untuk memperoleh ketahanan terhadap tekanan tanah dengan beratnya sendiri. Karena bentuknya yang sederhana dan juga pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila kondisi tanahnya baik (Suyono Sosrodarsono., 1988).

2.3 Tekanan Tanah Lateral

Tekanan tanah lateral adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah dibelakang struktur penahan tanah. Besarnya tekanan lateral sangatlah dipengaruhi oleh perubahan letak dari dinding penahan dan sifat tanahnya. Tekanan tanah lateral yang terjadi dibedakan atas tiga keadaan yaitu :

2.3.1. Tekanan tanah pada keadaan diam

Tekanan tanah diam akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila retaining wall tersebut sama sekali tidak bisa bergerak di dalam tanah. Hal ini dinyatakan dalam persamaan :

P0 = K0 x γ x H

Dimana :

γ : berat volume tanah

K0 : koefisien tekanan tanah pada keadaan diam

(10)

Tekanan tanah pada keadaan diam, merupakan pancang awal K0, yang digunakan

sebagai acuan dalam menentukan tekanan tanah aktif dan pasif dan merupakan bidang-bidang utama (principal planes) bila keadaan K0 telah dicapai. Tanah

dalam keadaan tak berkohesi terkonsolidasi normal (Bowles, BE., 1988).

2.3.2. Tekanan tanah aktif

Tekanan tanah aktif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila retaining wall tersebut harus menahan longsornya tanah. Dengan kata lain tekanan tanah aktif dapat terjadi apabila retaining wall bergerak menjauhi tanah. Hal ini dinyatakan dalam persamaan :

Pa = Ka x γ x H

Dimana :

Ka : koefisien tekanan tanah aktif

Pada kondisi aktif, dianggap tanah ditahan dalam arah horisontalnya sehingga sembarang elemen tanah akan sama seperti benda uji dalam alat triaxial yang diuji dengan penerapan tekanan sel yang dikurangi, sedangkan tekanan aksial tetap konstan. Ketika tekanan horisontal dikurangi sampai nilai tertentu, kuat geser tanah akan sepenuhnya berkembang dan tanah akan mengalami keruntuhan (Bowles, BE., 1988).

2.3.3. Tekanan tanah pasif

(11)

kata lain tekanan tanah pasif akan terjadi apabila dinding didorong menuju tanah. Hal ini dinyatakan dalam persamaan :

Pp = Kp x γ x H

Dimana :

Kp : koefisien tekanan tanah pasif

Untuk kondisi pasif, dianggap tanah ditekan dalam arah horizontal, maka sembarang elemen tanah akan sama kondisinya seperti keadaan benda uji dalam alat triaxial yang dibebani sampai runtuh melalui penambahan tekanan sel, sedang tekanan aksial tetap (Bowles, BE., 1988).

2.4. Analisis Stabilitas Konstruksi

Dalam teori retaining wall dikenal dua macam kestabilam konstruksi, yakni kestabilan terhadap gaya eksternal dan kestabilan terhadap gaya internal (Bowles, BE., 1988). Karena itu dalam perhitungan stabilitas dari konstruksi retaining wall, juga ditinjau terhadap dua macam gaya, yakni gaya eksternal dan gaya internal. Untuk dapat menghitung gaya-gaya tersebut dibutuhkan data yang terbagi atas tiga kelompok, yakni data dimensi, data tanah dan data umum.

Gambar 2.1. Bentuk Retaining Wall

(12)

Data Dimensi

• Panjang A, B, C, D, E (dalam satuan meter) • Panjang T1, T2 dan H (dalam satuan meter)

Data Tanah

• Phi1 (f1) = Sudut geser dalam tanah timbunan (°)

• Gamma1 (g1) = Berat jenis tanah timbunan (t/m3)

• Kohesi1 (C1) = Kohesi tanah timbunan (t/m2)

• Phi1 (f2) = Sudut geser dalam tanah timbunan (°)

• Gamma1 (g2) = Berat jenis tanah timbunan (t/m3)

• Kohesi1 (C2) = Kohesi tanah timbunan (t/m2)

Data Umum

• Beban (q) = Beban merata diatas tanah timbunan (t/m2) • Gamma (gpas) = Berat jenis pasangan (t/m3)

• gpas beton = 2,4 t/m3

• gpas batu kali =1,89 t/m3

2.4.1. Gaya eksternal

Gaya eksternal merupakan gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi retaining wall secara keseluruhan (utuh). Jadi bila gaya-gaya eksternal yang bekerja melampaui kestabilan retaining wall yang diijinkan akan menyebabkan keruntuhan konstruksi secara keseluruhan. Rumus pertama adalah rumus tekanan tanah lateral (Bowles, BE., 1988), yaitu :

Ka = tan2 (45 – f1/2)

(13)

Pa1 = g1 x H x H/2 x Ka

• Ka = koefisien tekanan tanah aktif • Kp = koefisien tekanan tanah pasif

• Pa1 = tekanan tanah aktif akibat tanah timbunan

• Pa2 = tekanan tanah aktif akibat beban merata

• Pp = tekanan tanah pasif dari tanah diseberang tanah timbunan

• Ma1 = momen akibat gaya Pa1 terhadap titik ujung pondasi

• Ma2 = momen akibat gaya Pa2 terhadap titik ujung pondasi

• Mp = momen akibat gaya Pp terhadap titik ujung pondasi

Rumus berikutnya adalah rumus pembebanan atau mencari beban sendiri. Rumus yang digunakan pada intinya adalah :

Beban = (luas penampang) x (Berat Jenis Bahan)

Momen = (Beban) x (jarak titik berat penampang ke ujung pondasi) Secara detail rumus-rumus pembebanan yang digunakan adalah :

G1 = C x T1 x γpas

G2 = (A + B + C +D + E) x T2 x γpas

G3 = D/2 x T1 x γpas

(14)

G5 = B/2 x T1 x γpas

G6 = E x T1 x γ1

• Gtotal = G1 + G2 + G3 + G4 + G5 + G6

L = A + B + C + D + E Mg1 = G1 x (A + B + (C/2)) Mg2 = G2 x L/2

Mg3 = G3 x (A + B + C + (D/3)) Mg4 = G4 x (A + B + C + (2 x D/3)) Mg5 = G5 x (A + (2 x B/3))

Mg6 = G6 x (A + B + C + D + (E/2))

Setelah itu dihitung rumus untuk menganalisis faktor guling, adalah : Mguling = Ma1 + Ma2

Mtahan = Mg1 + Mg2 + Mg3 + Mg4 + Mg5 + Mg6 + Mp Guling = Mtahan / Mguling

Bila faktor guling ≥ S.F. (=1,5) → AMAN

Bila faktor guling < S.F. (=1,5) → TIDAK AMAN

Dimana tegangan guling yang diijinkan (S.F.) adalah 1,5 untuk jenis tanah non kohesif (misal tanah pasir) dan 2 untuk jenis tanah kohesif (misal tanah lempung). Dalam tinjauan stabilitas ini, bila tekanan tanah pasif dapat diandalkan keberadaannya maka akan dapat memperbesar momen perlawanan ataupun mengurangi besarnya momen guling.

(15)

Vφ = gaya geser yang terjadi akibat total gaya normal vertical (Gtotal)

(Joseph E. Bowles, Analisa dan Desain Fondasi Jilid 2) Pah = Pa1 + Pa2

Geser = (Vf + Pp) / Pah

Bila faktor geser ≥ S.F. (=1,5) → AMAN

Bila faktor geser < S.F. (=1,5) → TIDAK AMAN

Dalam perhitungan kasar, lebih baik jika menggunakan terori gaya perlawanan dengan anggapan tanah dasar pondasi adalah tanah non kohesif, karena selain lebih aman juga dikarenakan kadar kohesi suatu tanah tidak dapat diprediksi secara pasti untuk waktu yang lama (kohesi suatu tanah sangat dipengaruhi kadar air, kelembapan dan beberapa factor luar lain). Karena itu tegangan geser yang diijinkan adalah 1,5 (tegangan geser minimum untuk tanah non kohesif).

Berikutnya adalah rumus untuk menganalisis eksentrisitas dan daya dukung pondasi. Rumus yang digunakan adalah :

• Eksentrisitas (eks)

Bila eks ≤ (L / 6) → AMAN

Bila eks > (L / 6) → TIDAK AMAN

Besarnya eksentrisitas terhitung dari tengah pelat lantai ke titik kerja resultante. Tegangan pada segmen badan dinding tersebut harus dijaga supaya selalu terjadi tegangan yang sejenis. Bila pada segmen tersebut terjadi tegangan tidak sejenis (eksentrisitas dalam > seperenam lebar badan dinding), maka mengakibatkan

(16)

pecahnya konstruksi badan. Dan bila hal tersebut terjadi pada segmen sambungan antara badan dinding penahan dengan kaki pondasi dinding penahan, maka dapat menyebabkan pecahnya konstruksi badan sehingga badan dinding akan runtuh/terpisah dari kaki pondasi.

• Rumus umum daya dukung tanah

Qu = [c x Nc] + [γ3 x H3 x (Nq – 1)] + [1/2 x γ3 x L x Nγ]

(17)

Keadaan AMAN bila : 0 ≤ Qmax ≤ Qijin (= Qu / 5)

0 ≤ Qmin ≤ Qijin (= Qu / 5)

Keadaah TIDAK AMAN bila :

Qmax < 0 atau Qmax > Qijiin (= Qu / 5) Qmin < 0 atau Qmin > Qijiin (= Qu / 5)

2.4.2. Gaya internal

Gaya internal merupakan gaya-gaya yang berkerja pada konstruksi retaining wall per segmen penampang. Bila gaya-gaya internal yang bekerja pada suatu segmen penampang dinding penahan melampaui mutu bahan atau kestabilan yang diijinkan, maka akan menyebabkan pecahnya / retaknya konstruksi dinding penahan pada segmen penampang tersebut. Untuk menghitung gaya-gaya pada penampang badan dinding penahan digunakan rumus tekanan tanah lateral, yaitu :

Ka = tan2 (45 – φ1/2)

Kp = tan2 (45 + φ1/2)

Ph1 = γ1 x T1 x T1/2 x Ka

Ph2 = q x T1 x Ka

Mh1 = Ph1 x T1/3

Mh2 = Ph2 x T1/2

Mh = Mh1 + Mh2 Keterangan :

• Ka = koefisien tekanan tanah aktif

(18)

• Ph1 = tekanan tanah aktif akibat tanah timbunan

• Ph2 = tekanan tanah aktif akibat beban merata

• Mh1 = momen akibat gaya Ph1 terhadap titik ujung badan dinding

• Mh2 = momen akibat gaya Ph2 terhadap titik ujung badan dinding

Kemudian mencari beban sendiri dari badan dinding penahan dengan menggunakan rumus pembebanan. Yang pada intinya adalah :

Beban = (luas penampang) x (Berat Jenis Bahan)

Momen = (Beban) x (jarak titik berat penampang ke ujung pondasi) Secara detail rumus pembebanan pada dinding penahan yang digunakan adalah :

G1 = C x T1 x γpas

G3 = D/2 x T1 x γpas

G4 = D/2 x T1 x γ1

G5 = B/2 x T1 x γpas

• Gtotal = G1 + G3 + G4 + G5

Lh = B + C + D

Mgh1 = G1 x (B + (C / 2)) Mgh3 = G3 x (B + C + (D / 3)) Mgh4 = G4 x (B + C (2 x D / 3)) Mgh5 = G5 x (2 x B / 3)

• Mv = Mgh1 + Mgh 3 + Mgh 4 + Mgh 5

(19)

• Eksentrisitas dalam

Dimana : eks = eksdlm Mguling = Mh L = Lh Gtotal = Gdalam Mtahan = Mv

Syarat untuk menentukan tingkat kestabilan eksentrisitas ialah: Bila eksdlm ≤ (Lh / 6) → AMAN

Bila eksdlm > (Lh / 6) → TIDAK AMAN

Tegangan pada segmen badan dinding tersebut harus dijaga supaya selalu terjadi tegangan yang sejenis. Bila pada segmen tersebut terjadi tegangan tidak sejenis (eksentrisitas dalam > seperenam lebar badan dinding), maka mengakibatkan pecahnya konstruksi badan. Dan bila hal tersebut terjadi pada segmen sambungan antara badan dinding penahan dengan kaki pondasi dinding penahan, maka dapat menyebabkan pecahnya konstruksi badan sehingga badan dinding akan runtuh/terpisah dari kaki pondasi.

• Rumus umum daya dukung tanah

(20)

Nγ = 2 (Nq – 1) φ3

1 + 0,4 sin (4φ3)

(Donald P. Corduto : Pile Foundation – Methode and Application) • Qijin = Qu / SF ; SF (Safety Factor) = 5

• Rumus umum untuk cek daya dukung :

Dimana : Qmax = Qmax dlm Qmin = Qmin dlm Gtotal = Gdlm L = Lh

Eks = eks dlm Keadaan AMAN bila :

0 ≤ Qmax dlm ≤ Qijin (= Qu / 5)

0 ≤ Qmin dlm ≤ Qijin (= Qu / 5)

Keadaah TIDAK AMAN bila :

Qmax dlm < 0 atau Qmax dlm > Qijiin (= Qu / 5) Qmin dlm < 0 atau Qmin dlm > Qijiin (= Qu / 5)

(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Analisa Permasalahan

Sejak awal, perhitungan tingkat stabilitas retaining wall menunjukkan kebutuhan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada baik sarana dan prasarana untuk menghasilkan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Retaining wall merupakan struktur bangunan yang digunakan untuk menahan tanah atau memberikan kestabilan tanah atau bahan lain yang memiliki beda ketinggian dan tidak memperbolehkan tanah memiliki kemiringan longsor lebih dari kemiringan alaminya.

Umumnya perhitungan dan analisa tingkat stabilitas retaining wall dilakukan berdasarkan metode coba-coba. Dalam perhitungan dan analisa tingkat stabilitas retaining wall, diperlukan ketelitian yang tinggi untuk menghasilkan tipe retaining wall yang akan digunakan secara tepat.

Dengan adanya beberapa tipe retaining wall yang dapat digunakan, maka masalah yang timbul bagi para praktisi adalah dalam melakukan perhitungan dan penganalisaan retaining wall, untuk menentukan tipe retaining wall yang sesuai kondisi di lapangan.

Penelitian ini tergolong dalam Pembuatan Perangkat Lunak (Software

Development). Dalam penelitian ini digunakan flowchart atau diagram alir untuk

(22)

& Kp, menghitung tekanan tanah dan berat sendiri, analisa Guling, analisa Geser dan analisa Daya Dukung.

Gambar 3.1. Diagram Alir Keseluruhan Proses

Flowchart diatas merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci

langkah-langkah dari pola pikir program, yang digunakan sebagai acuan dalam mengimplementasikan program. Sehingga memudahkan untuk meneliti kekurangan dari program yang akan dibuat untuk dicari pemecahannya. Secara garis besar untuk langkah-langkah pembuatan program, analisisnya dapat dilihat seperti dalam diagram alir (flowchart) yang telah dibuat diatas, yakni :

Mulai

Masukkan Data Dimensi, Tanah & Umum

Hitung Ka & Kp Hitung Tekanan Tanah & Berat Sendiri

Analisa Guling

Analisa Geser

Analisa Daya Dukung

Hasil (kontrol stabilitas)

Selesai Analisa Gaya

(23)

• Memasukkan Data Umum

• Mendimensi Penampang (memasukkan data dimensi)

• Menghitung tekanan Tanah Lateral • Menghitung Beban

• Menghitung Stabilitas Guling

• Menghitung Stabilitas Geser

• Menganalisis Eksentrisitas dan Daya Dukung

• Menganalisis Stabilitas Konstruksi Badan Terhadap Gaya Internal

. Pada analisa guling, kita melakukan perhitungan untuk menganalisa keamanan konstruksi terhadap bahaya guling. Untuk menganalisa memerlukan data momen guling akibat gaya aktif dan momen perlawanan akibat berat sendiri, lalu menghitung momen-momen diatas untuk menganalisis faktor guling. Proses ini dapat digambarkan pada diagram alir di bawah ini :

Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Guling Mulai S.F. Guling = Mtahan / Mguling

S.F. > 1,5

Aman Tidak

Aman

Selesai

(24)

Langkah-langkah untuk menganalisa stabilitas guling seperti pada Gambar 3.2., yaitu :

• Masukkan data momen guling akibat gaya aktif (Ma1,Ma2) dan momen

perlawanan akibat berat sendiri (Mg1,Mg2,Mg3,Mg4,Mg5,Mg6).

• Hitung momen guling (Mguling) dan momen tahan (Mtahan) kemudian hitung

faktor guling (S.F. guling).

• Analisa hasil faktor guling, jika faktor guling lebih besar dari Stability Factor

(S.F = 1,5) maka analisa stabilitas gaya guling dinyatakan AMAN dan jika sebaliknya, analisa stabilitas gaya guling dinyatakan TIDAK AMAN

Pada analisa geser, kita melakukan perhitungan untuk menganalisa keamanan konstruksi terhadap bahaya geser. Untuk menganalisa memerlukan data beban total konstruksi, derajat kemiringan serta tekanan tanah aktif dan pasif. Proses ini dapat digambarkan pada diagram alir di bawah ini

Gambar 3.3. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Geser Mulai

Gtotal, phi2, Pp, Pah

Vf = Gtotal x tan(phi2) S.F. Geser = (Vphi + Pp) / Pah

S.F. > 1,5

Aman Tidak

Aman

Selesai

(25)

Langkah-langkah untuk menganalisa stabilitas geser seperti pada Gambar 3.3, yaitu:

• Masukkan data data beban total konstruksi (Gtotal), derajat kemiringan (phi2)

serta tekanan tanah aktif dan pasif (Pah,Pp) .

• Hitung gaya geser akibat total gaya normal vertikal (Vf) kemudian hitung

faktor geser (S.F. geser).

• Analisa hasil faktor geser, jika faktor geser lebih besar dari Stability Factor

(S.F = 1,5) maka analisa stabilitas gaya geser dinyatakan AMAN dan jika sebaliknya, analisa stabilitas gaya geser dinyatakan TIDAK AMAN.

Pada analisa daya dukung, kita melakukan perhitungan untuk menganalisa keamanan konstruksi terhadap daya dukung tanah. Untuk menganalisa memerlukan data luas penampang pondasi, momen guling dan momen perlawanan, beban total konstruksi, derajat kemiringan dan besar daya dukung tanah. Proses ini dapat digambarkan pada diagram alir di bawah ini

Gambar 3.4. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Daya Dukung Mulai

L, Mtahan, Mguling, Gtotal, phi2, Qu

Eks = (L/2)-(Mtahan-Mguling/Gtotal) Qijin = Qu / 5

Qmax,min = (Gtotal/L) x [1±(6xeks/L)]

(26)

Secara garis besar langkah-langkah untuk menganalisa stabilitas daya dukung seperti pada gambar 3.4, yaitu :

• Masukkan data luas penampang pondasi (L), momen guling (Mguling) dan

momen perlawanan (Mtahan), beban total konstruksi (Gtotal), derajat kemiringan (phi2) dan besar daya dukung tanah (Qu).

• Hitung nilai eksentrisitas (eks), daya dukung tanah yang diijinkan (Qijin) serta

daya dukung tanah maksimal dan minimal (Qmax,min).

• Menganalisa daya dukung, jika 0≤Qmax≤Qijin(=Qu/5) dan

0≤Qmin≤Qijin(=Qu/5) maka analisa stabilitas terhadap daya dukung tanah

dinyatakan AMAN, dan jika Qmax<0 atau Qmax>Qijin(=Qu/5) dan Qmax<0 atau Qmax>Qijin(=Qu/5) maka analisa stabilitas terhadap daya dukung tanah dinyatakan TIDAK AMAN.

(27)

Gambar 3.5. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Gaya Internal

Secara garis besar langkah-langkah untuk menganalisa stabilitas daya dukung seperti pada gambar 3.5, yaitu :

• Masukkan data data tekanan tanah aktif (Ph1,Ph2), momen akibat gaya

tekanan tanah aktif (Mh,Mh1,Mh2), beban konstruksi (G1,G3,G4,G5,Gdlm) dan momen beban(Mgh1,Mgh3,Mgh4,Mgh5,Mv) serta lebar pondasi (Lh) • Hitung nilai eksentrisitas dalam (Eksdlm), daya dukung tanah yang diijinkan

(Qijin) serta daya dukung tanah maksimal dalam dan minimal dalam (Qmaxdlm,mindlm).

• Menganalisa stabilitas gaya internal, jika eksdlm≤(Lh/6) dan

0≤Qmaxdlm≤Qijin(=Qu/5) dan 0≤Qmindlm≤Qijin(=Qu/5) maka analisa

stabilitas terhadap gaya internal dinyatakan AMAN, dan jika eksdlm>(Lh/6) Qmax<0 atau Qmax>Qijin(=Qu/5) dan Qmax<0 atau Qmax>Qijin(=Qu/5) maka analisa stabilitas terhadap gaya internal dinyatakan TIDAK AMAN.

Mulai

Qmaxdlm,mindlm = (Gdlm/Lh) x [1±(6xeksdlm/Lh)]

(28)

3.2. Data Blok Diagram

Data blok diagram merupakan suatu bagan yang menggambarkan keseluruhan program secara global. Data blok diagram terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu : Input, Proses dan Output. Dimana ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan dari sistem yang akan dibuat.

Gambar 3.6. Data blok diagram proses perhitungan & analisa retaining wall

3.3. Model Perhitungan dan Analisa Retaining Wall

Dalam melakukan analisa, penulis melakukan langkah-langkah seperti yang tertera pada blok diagram pada gambar 3.2. Berdasarkan gambar 3.2., maka terdapat 7 langkah proses analisa, yaitu :

1. Mendefinisikan input data

2. Menghitung Tekanan Tanah Lateral 3. Menghitung Beban

4. Analisis Stabilitas Guling 5. Analisis Stabilitas Geser

6. Analisis Eksentrisitas dan Daya Dukung

7. Analisis Stabilitas Konstruksi Badan Terhadap Gaya Internal

Input Proses Retaining Wall Output

• Data Dimensi

• Data Tanah

• Data Umum

• Langkah 1 : Mendefinisikan Input Data

• Langkah 2 : Menghitung Tekanan Tanah Lateral

• Langkah 3 : Menghitung Beban

• Langkah 4 : Analisis Stabilitas Guling

• Langkah 5 : Analisis Stabilitas Geser

• Langkah 6 : Analisis Eksentrisitas & Daya Dukung

(29)

3.3.1. Masukkan data dimensi, data tanah dan data umum

Misalkan disini yang akan kita hitung dan analisa adalah retaining wall bentuk I (satu). Berikut ini adalah data data yang diperlukan.

Gambar 3.7. Retaining Wall Bentuk I Data Dimensi Tinggi Pondasi/Footing (T2) = 0,3 m

(30)

Data Umum

Beban Merata (q) = 0 t/m2

Berat Jenis Bahan (

γ

pas) = 1,89 t/m3 (pas batu kali)

3.3.2. Menghitung tekanan tanah lateral

Analisis tekanan tanah lateral ditinjau pada kondisi keseimbangan plastis, yaitu saat massa tanah pada kondisi tepat akan runtuh (Bowless, 1988). Sehingga nilai tekanan tanah lateral yang dihasilkan dapat digunakan sebagai acuan agar tanah terhindar dari keruntuhan. Untuk merancang suatu konstruksi retaining wall diperlukan analisis mengenai tekanan tanah lateral dimana tekanan tanah lateral itu sendiri adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah dibelakang struktur penahan tanah. Data-data pada langkah pertama, dapat dihitung tekanan tanah lateral sebagai berikut :

• Menghitung Ka dan Kp.

Ka = koefisien tekanan tanah aktif

Ka = tan2(45 - Φ1/2) = tan2(45 - 35/2) = 0,271

Kp = koefisien tekanan tanah pasif

Kp = tan2(45 + Φ2/2) = tan2(45 + 35/2) = 3,68

3.3.3. Menghitung gaya dan beban yang bekerja.

(31)

 Akibat Gaya Berat.

= 0,567+0,397+0,095+0,085+0,095+0,17 = 1,408 ton per pias 1m

 Tekanan Tanah Aktif dan Pasif.

Pa1 = H x

γ

1 x Ka x H/2 = 1,3 x 1,7 x 0,271 x 1,3 / 2

• Menghitung Besar Momen Terhadap Pelat Ujung.

(32)

Mg2 = G2 x (L/2) = 0,397 x (0,7 / 2)

3.3.4. Menganalisis stabilitas gaya guling.

Dalam kasus gravity wall seperti yang dimiliki, titik guling tersebut dianggap terletak pada ujung pondasi (toe) dan gaya-gaya yang menyebabkan konstruksi terguling adalah tekanan tanah aktif, sedang gaya-gaya yang memberikan stabilitas terhadap guling pada konstruksi gravity wall adalah berat sendiri dan tekanan tanah pasif (bila dapat diandalkan).

Mguling = Ma1 + Ma2 = 0,168 + 0 = 0,168 tm per pias 1m Mtahan = Mg1 + Mg2 + Mg3 + Mg4 + Mg5 + Mg6

= 0,198+0,139+0,050+0,048+0,016+0,050 = 0,590 tm per pias 1m S.F. thd guling = Mtahan = 0,590 = 3,5

Mguling 0,168

 S.F. > 1,5 → AMAN

(33)

lebih aman juga dikarenakan kadar kohesi suatu tanah tidak dapat diprediksi secara pasti untuk waktu yang lama (kohesi suatu tanah sangat dipengaruhi kadar air, kelembapan dan beberapa faktor luar lain). Dari perhitungan diatas kita dapatkan hasil AMAN karena nilai dari stability factor (S.F. = 3,5) adalah lebih besar dari tegangan guling yang diijinkan (1,5).

3.3.5. Menganalisis stabilitas gaya geser

Peristiwa bergesernya dinding penahan (retaining wall) akan terjadi bila tekanan tanah aktif yang menimbulkan gaya dorong horisontal lebih besar daripada gaya perlawanan untuk menahan gaya horisontal tersebut.

Vf = Gtotal x tan(Φ2) = 1,408 x tan(35˚) = 0,985 tm per pias 1m

S.F. thd geser = VΦ + Pp = 0,985 + 0,282 = 3,258 Pah 0,389

 S.F. > 1,5 → AMAN

Dalam perhitungan kasar, lebih baik jika menggunakan teori gaya perlawanan dengan anggapan tanah dasar pondasi adalah tanah non kohesif, karena selain lebih aman juga dikarenakan kadar kohesi suatu tanah tidak dapat diprediksi secara pasti untuk waktu yang lama (kohesi suatu tanah sangat dipengaruhi kadar air, kelembapan dan beberapa faktor luar lain). Karena itu tegangan geser yang diijinkan adalah 1,5 (tegangan geser minimum untuk tanah non kohesif). Dari perhitungan diatas kita dapatkan hasil AMAN karena nilai dari stability factor

(34)

3.3.6 Menganalisis eksentrisitas dan daya dukung.

Besarnya daya dukung tanah izin berbeda-beda, tergantung jenis tanah dasar pondasi.

• Menghitung Eksentrisitas.

Eks = L - Mtahan - Mguling = 0,7 – 0,59-0,168 = 0,05 m 2 Gtotal 2 1,408

0,05 m < L/6 (=0,1166 m) → AMAN

Bila terjadi tegangan tidak sejenis (eksentrisitas dalam > seperenam lebar badan dinding) pada segmen sambungan antara badan dinding penahan dengan kaki pondasi dinding penahan, maka mengakibatkan pecahnya konstruksi badan sehingga badan dinding akan runtuh/terpisah dari kaki pondasi. Karena nilai eks (= 0,05) diatas lebih kecil dari L/6 (=0,1166), maka kita dapatkan hasil AMAN. • Menghitung Daya Dukung.

Besarnya daya dukung tanah.

(35)

Qmax = [Gtotal / L] x [1 + (6 x eks/L)]

Pada perhitungan stabilitas Daya Dukung, kita gunakan dua nilai yaitu Qmin dan Qmax. Kedua nilai tersebut dapat dikatakan AMAN bila kedua nilai tersebut harus memenuhi syarat, untuk Qmin (=1,143) lebih besar atau sama dengan nol (=0) dan Qmax (=2,88) lebih kecil dari Qijin (=9,751).

3.3.7. Menganalisis gaya internal pada konstruksi badan dinding

Gembar 3.8. Gaya Internal yang bekerja pada Retaining Wall

Selain gaya-gaya eksternal, konstruksi perlu juga ditinjau kestabilannya terhadap gaya-gaya internal terutama pada segmen penampang badan dinding. Untuk menghitung gaya internal yang bekerja pada sambungan badan dinding, hitung gaya-gaya yang bekerja pada penampang badan dinding penahan.

(36)
(37)

 Mv = Mgh1 + Mgh3 + Mgh4 + Mgh5

= 0.1417+0.041+0.0396+0.0063 = 0,2286 tm per pias 1m Lh = B + C + D = 0,1 + 0,3 + 0,1 = 0,5 m

Eksdlm = Lh – Mv – Mh = 0,5 – 0,2286 – 0,0767 2 Gdlm 2 0,841 = 0,06929 m < Lh/6 (=0,083) → AMAN

Qijin = Qu / 5 = 48,754 / 5 =9,751 t/m2

 Qmaxdlm = [Gdlm / Lh] x [1 + (6 x eksdlm/Lh)]

= 3,08 ≤ Qijin → AMAN

 Qmindlm = [Gdlm / Lh] x [1 - (6 x eksdlm/Lh)]

= 0,283 ≥ 0 → AMAN

3.4. Data Flow Diagram

Data flow diagram (DFD) berfungsi untuk menggambarkan proses aliran

(38)

3.4.1. Context diagram

Gambar 3.9. Context Diagram Perhitungan dan Analisa Stabilitas Retaining Wall

3.4.2. Data flow diagram level 0

Analisa Internal Eksentrisitas & Daya Dukung

Analisa Geser Analisa Guling

Hasil Perhitungan & Analisa Retaining Wall Data Umum

Gambar 3.10. Data Flow Diagram Perhitungan dan Analisa Stabilitas Retaining Wall Level 0

User Perhitungan &

Analisa Stabilitas

(39)

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1. Implementasi dan Analisa Sistem

Hasil implementasi dan analisa dari perhitungan Retaining Wall akan disampaikan dalam sub bab ini. Perhitungan dan analisa Retaining Wall adalah untuk mengukur tingkat kestabilan dari suatu Retaining Wall dengan menggunakan rumus-rumus yang telah dijabarkan pada bab tiga.

4.2. Rancangan Input

Data-data yang dimasukkan ke dalam aplikasi perhitungan dan analisa tingkat kestabilan retaining wall ini terbagi atas tiga kelompok, yakni data dimensi, data tanah dan data umum. Rancangan input aplikasi ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1. Rancangan Input Data Retaining Wall

(40)

“ANALISA” untuk mengetahui hasil dari perhitungan dan analisa dari data-data yang diinputkan. Untuk memulai suatu data baru, user dapat menekan tombol “DATA BARU” sehingga form kembali kosong. Tombol “EXIT” digunakan bila user ingin mengakhiri program dan kembali ke OS.

4.3. Rancangan Output

Aplikasi perhitungan dan analisa tingkat kestabilan retaining wall ini akan menghasilkan output berupa perhitungan dan analisa disertai dengan gambar dari tiap-tiap bentuk retaining wall. Dalam aplikasi ini terdapat 6 (enam) bentuk tipe dari retaining wall yang dibedakan berdasarkan lebar pondasi, pertimbangan harga, dan dimensi dari bangunan. Dan hasil dari tiap-tiap bentuk retaining wall, akan menunjukkan perbedaan dalam perhitungan dan analisa dari tingkat kestabilan masing-masing bentuk.

4.3.1 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk I

(41)

Gambar 4.2. Rancangan Output Retaining Wall bentuk I

Berdasarkan Gambar 4.2., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung AMAN

• Stabilitas Dalam AMAN

Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.

4.3.2 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk II

(42)

perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk II adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3. Rancangan Output Retaining Wall bentuk II

Berdasarkan Gambar 4.3., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

• Stabilitas Dalam AMAN

(43)

4.3.3 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk III

Pada retaining wall bentuk III memiliki dimensi bangunan yang terdiri dari empat bagian (dimensi A, C, D dan E) lihat pada Gambar 4.4. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk III adalah sebagai berikut :

Gambar 4.4. Rancangan Output Retaining Wall bentuk III

Berdasarkan Gambar 4.4., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung AMAN

(44)

Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.

4.3.4 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk IV

Pada retaining wall bentuk IV memiliki dimensi bangunan yang terdiri dari dua bagian (dimensi C dan D) lihat pada Gambar 4.5. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk I adalah sebagai berikut :

Gambar 4.5. Rancangan Output Retaining Wall bentuk IV

Berdasarkan Gambar 4.5., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

(45)

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN

Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.

4.3.5 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk V

Pada retaining wall bentuk V memiliki dimensi bangunan yang terdiri dari empat bagian (dimensi A, B, C dan E) lihat pada Gambar 4.6. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk V adalah sebagai berikut :

Gambar 4.6. Rancangan Output Retaining Wall bentuk V

(46)

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung AMAN

• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN

Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.

4.3.6 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk VI

Pada retaining wall bentuk VI memiliki dimensi bangunan yang terdiri dari dua bagian (dimensi B dan C) lihat pada Gambar 4.7. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk VI adalah sebagai berikut :

(47)

Berdasarkan Gambar 4.7., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN

Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.

4.4. Analisa Sistem Retaining Wall

Agar hasil implementasi ini dapat lebih meyakinkan, berikut akan diberikan data-data lain untuk mengetahui kehandalan dari aplikasi yang dibuat beserta contohnya.

Contoh Kasus Pertama

(48)

Lebar Pondasi = 0,4 m Tinggi Badan/Stem (T1) = 3 m Tinggi Pondasi/Footing (T2) = 0,5 m Tinggi Retaining Wall = 3,5 m Data Tanah

Sudut Geser Dalam Timbunan (Φ1) = 35 derajat

Berat Jenis Tanah Timbunan (

γ

1) =1,7 t/m3

Kohesi Tanah Timbunan (c1) = 0 t/m2

Sudut Geser Dalam Tanah Timbunan (Φ2) = 30 derajat

Berat Jenis Tanah Pondasi (

γ

2) =1,65 t/m3

Kohesi Tanah Pondasi (c2) = 0 t/m2 Data Umum

Beban Merata (q) = 0.59 t/m2

Berat Jenis Bahan (γpas) = 1,89 t/m3 (pas batu kali)

Gambar 4.8. Data input awal Retaining Wall untuk kasus pertama

(49)

Gambar 4.9. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall I (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.9., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

• Stabilitas Geser TIDAK AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

(50)

Gambar 4.10. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall II (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.10., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

• Stabilitas Geser TIDAK AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

(51)

Gambar 4.11. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall III (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.11., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

• Stabilitas Geser TIDAK AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

(52)

Gambar 4.12. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall IV (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.12., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

• Stabilitas Geser TIDAK AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

(53)

Gambar 4.13. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall V (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.13., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

• Stabilitas Geser TIDAK AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

(54)

Gambar 4.14. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall VI (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.14., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

• Stabilitas Geser TIDAK AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN

Karena data diatas menghasilkan tingkat stabilitas yang tidak aman terhadap bahaya keruntuhan guling, geser dan daya dukung maka perlu dipikirkan cara untuk mengatasinya sebagai berikut :

• Karena stabilitas guling tidak aman, maka dimensi badan harus diperbesar.

(55)

• Karena stabilitas daya dukung tidak terpenuhi (qmin < 0) maka kedalaman

pondasi dan lebar pondasi harus ditambah.

• Karena stabilitas dalam (akibat gaya internal pada badan dinding) tidak

(56)

Data Umum

Beban Merata (q) = 0.59 t/m2

Berat Jenis Bahan (γpas) = 1,89 t/m3 (pas batu kali)

Gambar 4.15. Data Input baru Retaining Wall untuk kasus pertama

Dari data inputan diatas, dihasilkan perhitungan dan analisa retaining wall sebagai berikut :

(57)

Berdasarkan Gambar 4.16., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung AMAN

• Stabilitas Dalam AMAN

Gambar 4.17. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall II (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.17., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung AMAN

(58)

Gambar 4.18. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall III (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.18., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

(59)

Gambar 4.19. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall IV (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.19., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

(60)

Gambar 4.20. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall V (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.20., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung AMAN

(61)

Gambar 4.21. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall VI (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.21., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung AMAN

• Stabilitas Dalam AMAN

Contoh Kasus Kedua

(62)
(63)

Gambar 4.22. Data input awal Retaining Wall untuk kasus kedua

Adapun hasil perhitungan dan analisa dari input retaining wall bentuk IV diatas adalah :

(64)

• Stabilitas Guling TIDAK AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN

• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN

Karena konstruksi dinding penahan awal tersebut Tidak Aman (dengan asumsi tersebut diatas) maka dimensi dari dinding penahan tersebut harus diperbesar, bila ingin mendapatkan dinding penahan yang sesuai dengan keadaan tersebut. Masalahnya bila memperbesar dimensi dinding yang telah ada kearah luar (dengan menambah pertebalan dinding) berarti akan memakan lahan milik kampung dibawah tebing dan membutuhkan perlakuan khusus yang tidak mudah untuk dapat menyatukan bahan dinding lama dan tambahan pertebalan dimensi dinding (bila tidak menyatu tentu saja tidak akan menyelesaikan masalah tetapi akan menambah masalah). Satu-satunya cara bila ingin memperbesar dimensi dinding tentu saja membongkar dinding penahan yang telah ada dan membangun lagi yang baru dengan dimensi yang sesuai untuk keadaan tersebut. Adapun data-data dimensi hasil pembesaran adalah :

(65)

Data Tanah

Sudut Geser Dalam Timbunan (Φ1) = 35 derajat

Berat Jenis Tanah Timbunan (

γ

1) =1,7 t/m3

Kohesi Tanah Timbunan (c1) = 0 t/m2

Sudut Geser Dalam Tanah Timbunan (Φ2) = 35 derajat

Berat Jenis Tanah Pondasi (

γ

2) =1,7 t/m3

Kohesi Tanah Pondasi (c2) = 0 t/m2 Data Umum

Beban Merata (q) = 0 t/m2

Berat Jenis Bahan (γpas) = 1,89 t/m3 (pas batu kali)

Gambar 4.24. Data input baru Retaining Wall IV untuk kasus kedua

(66)

Gambar 4.25. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall IV (Kasus 2) Berdasarkan Gambar 4.25., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :

• Stabilitas Guling AMAN

• Stabilitas Geser AMAN

• Stabilitas Daya Dukung AMAN

• Stabilitas Dalam AMAN

(67)

Tabel 4.1. Tabulasi hasil analisa data Retaining Wall

(68)
(69)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil perancangan dan implementasi Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall maka dapat disimpulkan :

1. Dengan menggunakan Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall ini, user dapat mengurangi adanya kesalahan perhitungan dan analisa.

2. User dapat menggunakan waktu dan tenaga dengan lebih efektif dan efisien. 3. Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall ini dapat

memberikan saran mengenai pemilihan tipe retaining wall yang sesuai untuk digunakan. Seperti pada Tabel 4.1., jika salah satu dari tingkat stabilitas (guling, geser, daya dukung ataupun internal) bernilai tidak aman maka tipe retaining wall dinyatakan tidak layak digunakan. Jika semua tingkat stabilitas tersebut bernilai aman, maka tipe retaining wall layak digunakan.

5.2 Saran

Saran-saran yang bisa diberikan sehubungan dengan Tugas Akhir ini, agar Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall dapat dikembangkan lebih baik dikemudian hari adalah :

1. Program Tugas Akhir ini masih dibuat dengan batasan retaining wall jenis dinding gravitasi, oleh karena itu program Tugas Akhir ini masih dapat dikembangkan sampai mampu untuk menghitung dan menganalisa beberapa

(70)

jenis retaining wall seperti, Cantilever Wall, Counterford Retaining Wall,

Buttressed Retaining Wall, Semi Gravity Wall, Crib Wall.

(71)

Bowles, B.E. 1988, Foundation Analysis and Design 4th Edition, New York : McGraw-Hill.

Gurewich, Nathan. 1997, Teach yourself Visual Basic 5 in 21 Days, Indiana : SAMS.

Liu, C. And Evett, J.B. 1981, Soil and Foundations, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall Inc.

Muhadjir, Noeng. 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi 4, Jogjakarta : Rake Sarasih .

Peck, R.B. 1974, Foundation Engineering 2nd Edition, New York : John Wiley. Reimbert, M & A. 1974, Retaining Wall Anchorages And Sheet Pilling, ,

Clausthal, Germany : Trans Tech Publication.

Reimbert, M & A. 1976, Retaining Wall Volume 2 Study of Passive Resistance in

Foundation Structures,Clausthal, Germany : Trans Tech Publication.

Sosrodarsono, Suyono dan Nakazawa, Kazuto. 1988, Mekanika Tanah dan Teknik

Pondasi,Jakarta : Pradnya Paramita.

Utama, Arya. 1999, Metodologi Penelitian, Surabaya : STIKOM

W.C., Teng. 1980, Foundation Design,Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall Inc.

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alir Keseluruhan Proses
Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Guling
Gambar 3.3. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Geser
Gambar 3.4. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Daya Dukung
+7

Referensi

Dokumen terkait

akhir 1594 2015011019 Alfiyan Irsyad Thoyyib Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik dan Kejuruan Penurunan 1 tingkat UKT Semester Genap 2020/2021 disetujui 1595

Hasil ini di dukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Park dan Kim (2006) yang menghasilkan bahwa persepsi manfaat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) a dalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang a man, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat

judul “ Kajian Potensi Erosi Di Daerah Aliran Sungai Babon Menggunakan Permodelan GeoWEPP ” guna memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil dari

Bahan-bahan penelitian yang digunakan yaitu Peta lokasi penelitian yang bersumber dari Peta Topografi Lembar Air Batumbuk skala 1 : 50.000 RTRW Pesisir Selatan,

Perubahan penggunaan lahan dari periode tahun pengamatan tersebut akan dianalisis pengaruhnya terhadap kondisi hidrologi DAS seperti debit aliran, volume aliran,

Dan yang demikian itu hak bagi suaminya utang atas walinya.” (H.R. Malik dan As Syafii). Dari makna riwayat di atas bahwasanya pendapt tentang pembatalan nikah dari imam syafii dan