• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERIMAAN SISTEM E-COMMERCE : PENGARUH KEPERCAYAAN, PERSEPSI MANFAAT DAN PERSEPSI RISIKO. Pradhita Saraswati Zaki Baridwan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERIMAAN SISTEM E-COMMERCE : PENGARUH KEPERCAYAAN, PERSEPSI MANFAAT DAN PERSEPSI RISIKO. Pradhita Saraswati Zaki Baridwan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENERIMAAN SISTEM E-COMMERCE :

PENGARUH KEPERCAYAAN, PERSEPSI MANFAAT DAN PERSEPSI RISIKO

Pradhita Saraswati Zaki Baridwan

Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono 165, Malang Email: pradhitasaraswati@yahoo.co.id atau zakibarid1@yahoo.com

Abstract: ACCEPTANCE E-COMMERCE SYSTEM: EFFECT

TRUST, PERCEIVED RISK AND PERCEIVED BENEFIT.

This study purposes to examine the factors that affect intention to use e-commerce and its influence on the use behaviour of e-commerce system. This research was conducted at Economic and Business Faculty of Brawijaya University in Malang by use a sample survey methodology. Researcher has got response from 234 students of Accounting Majors who ever use electronic commerce. The data were analyzed by use Partial Least Square (PLS). The result of analysis for this model shows that the construck intention to use e-commerce affect the use behaviour of e-e-commerce system, along with the construct trust and perceived benefit affect the intention to use e-commerce. Even though that perceived risk did not influence the intention to use e-commerce. This means that the use behaviour of e-commerce system is influenced by the construct intention and the intention to use e-commerce is influenced by the trust and perceived benefit. The implications of the research is “in relevant” for the management and system developers to consider of intention, trust, and perceived benefits in applying and developing e-commerce transaction.

Abstrak: Penerimaan Sistem E-Commerce : Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Risiko dan Persepsi Manfaat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi minat digunakannya sistem e-commerce dan pengaruhnya terhadap perilaku penggunaan sistem e-commerce. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang dengan menggunakan metode survei. Peneliti memperoleh respon sebanyak 234 orang mahasiswa Jurusan Akuntansi yang menggunakan layanan sistem e-commerce. Peneliti menggunakan Partial Least Square (PLS) untuk menguji data penelitian. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa konstruk minat berpengaruh terhadap perilaku untuk menggunakan layanan e-commerce, serta konstruk kepercayaan dan persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat digunakannya layanan sistem e-commerce. Sedangkan konstruk persepsi risiko tidak berpengaruh terhadap minat digunakannya layanan e-commerce. Hal ini berarti bahwa perilaku untuk menggunakan layanan e-commerce dipengaruhi oleh minat, serta variabel minat dipengaruhi oleh persepsi kepercayaan dan persepsi manfaat. Implikasi dari

(2)

2 penelitian “in relevan” bagi pihak manajemen dan pengembang sistem agar memperhatikan kembali faktor minat, kepercayaan, dan persepsi manfaat dalam menerapkan dan mengembangkan transaksi e-commerce pada sistem jual beli.

Kata Kunci: kepercayaan, persepsi risiko, persepsi manfaat, minat, perilaku, e-commerce.

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi saat ini dapat dikatakan semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi tersebut telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas manusia. Pernyataan ini telah dibuktikan dengan maraknya pengguna internet pada sekelompok masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan internet memang cepat dan memberi pengaruh signifikan dalam segala aspek kehidupan. Internet membantu masyarakat untuk dapat berinteraksi, berkomunikasi, bahkan melakukan transaksi bisnis dengan orang lain dari segala penjuru dunia dengan memberikan biaya yang murah, cepat dan mudah. Beberapa tahun terakhir ini, begitu merebaknya media internet yang menyebabkan banyaknya perusahaan mulai mencoba mempromosikan berbagai macam produk yang dihasilkan dengan menggunakan media ini.

Di Indonesia telah mulai diperkenalkan oleh beberapa perusahaan yaitu suatu sistem electronic commerce atau yang lebih dikenal dengan sistem E-Commerce, yang merupakan bentuk transaksi bisnis secara elektronik melalui media internet (McLeod dan Schell, 2004:49). Pernyataan ini didukung oleh (Robert Johnson, 2005:37) yang mengatakan e-commerce merupakan suatu tindakan untuk melakukan transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagai media komunikasi yang paling utama. Keberadaan E-Commerce merupakan alternatif bisnis yang cukup menjanjikan untuk diterapkan pada saat ini, karena E-Commerce memberikan banyak kemudahan bagi kedua belah pihak; baik dari pihak penjual maupun dari pihak pembeli dalam melakukan transaksi bisnis meskipun kedua belah pihak tersebut berada di dua benua berbeda sekalipun.

Dengan menggunakan teknologi informasi, E-Commerce dapat dijadikan sebagai solusi untuk membantu perusahaan yang sedang mengembangkan usahanya dalam menghadapi tekanan bisnis. Tingginya tekanan bisnis muncul akibat dari tingginya tingkat persaingan yang mengharuskan perusahaan untuk dapat memberikan respon yang cepat. Menurut Coulter dan Buddemeir (2005), Penggunaan E-Commerce dapat meningkatkan efisiensi biaya dan produktifitas perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing untuk mendapatkan para pelanggan yang berpotensi. Namun yang menjadi pokok permasalahan disini adalah belum banyak konsumen yang menggunakan e-commerce dalam melakukan transaksi bisnisnya dikarenakan masih banyak konsumen yang lebih menyukai untuk menggunakan transaksi secara manual.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi seseorang untuk menggunakan sistem E-commerce. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh D.J. Kim et al. (2007) di Singapura mengenai beberapa faktor yang memengaruhi minat dan perilaku terhadap penggunaan E-commerce. Peneliti melakukan research yang sama, yaitu mengenai beberapa faktor yang memengaruhi minat dan perilaku terhadap pengunaan E-commerce, namun penelitian kali ini dilakukan di Indonesia.

(3)

3 Pada penelitiannya, D.J. Kim et al. (2007) menggunakan variabel kepercayaan, persepsi risiko, dan persepsi manfaat sebagai independent variable sedangkan variabel minat digunakannya sistem E-Commerce dan perilaku penggunaan sistem E-Commerce sebagai dependent variables. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh D.J. Kim et al (2007) tersebut, peneliti mengambil variabel yang sama, yaitu variabel kepercayaan, persepsi risiko, persepsi manfaat sebagai independent variable sedangkan variabel minat digunakannya sistem Commerce dan perilaku penggunaan sistem E-Commerce sebagai dependent variables. Peneliti akan membandingkan hasil dari penelitian yang dilakukan di Indonesia dan Singapura.

Penelitian yang dilakukan oleh D.J. Kim et al. (2007) menjelaskan bahwa kepercayaan mempunyai dampak yang positif terhadap minat digunakannya sistem E-Commerce. Peneliti lain seperti Sam et al. (2009) dan Delafrooz et al. (2011) juga menyatakan hal yang serupa, bahwa kepercayaan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap minat digunakannnya sistem E-Commerce. Menurut Artha (2011), Faktor kepercayaan ini erat kaitannya dengan persepsi risiko, karena seseorang tidak akan mempercayai suatu hal apabila merasa bahwa risiko yang masih mungkin terjadi cukup besar.

Menurut Pavlou (2001), Persepsi Risiko dianggap merupakan penghalang penting bagi konsumen yang sedang mempertimbangkan apakah akan membuat transaksi bisnis secara online ataukah tidak. Orang-orang benar-benar mempertimbangkan jarak dan suasana impersonal dalam transaksi online dan infrastruktur global yang banyak mengandung unsur resiko. Penelitian tentang persepsi risiko juga dilakukan oleh D.J. Kim et al. (2007) yang menjelaskan bahwa persepsi ini mempunyai dampak negatif terhadap minat digunakannya E-Commerce. Namun, hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Nazar dan Syahran (2008) yang menyebutkan bahwa adanya pengaruh yang diberikan oleh persepsi risiko terhadap minat untuk digunakannya E-Commerce.

Selain menimbulkan resiko – resiko tertentu para pengguna internet juga dapat merasakan manfaat dari bertransaksi bisnis melalui sistem E-Commerce. Menurut L. Margherio ( 1998 ) dalam D.J. Kim et al. ( 2007 ) mengatakan bahwa persepsi manfaat memberikan keyakinan tentang sejauh mana konsumen akan melakukan transaksi bisnis menggunakan Situs internet tertentu. Konsumen menggunakan internet untuk bertransaksi bisnis, karena mereka merasakan kenyamanan yang meningkat, penghematan biaya, penghematan waktu, serta peningkatan berbagai produk dibandingkan dengan cara belanja tradisional. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh D.J. Kim et al. (2007) menyebutkan bahwa faktor persepsi manfaat mempunyai kontribusi dalam mempengaruhi minat digunakannya E-Commerce. Hasil ini di dukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Park dan Kim (2006) yang menghasilkan bahwa persepsi manfaat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat digunakannya sistem E-Commerce.

Dengan demikian, berbeda dengan persepsi risiko yang menyediakan penghalang potensial untuk pembelian online, persepsi manfaat seorang konsumen menggunakan E-Commerce dirasakan akan memberikan insentif yang besar untuk melakukan pembelian secara online. Akibatnya, konsumen lebih melihat manfaat terkait dengan bertransaksi bisnis secara online.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Apakah kepercayaan berpengaruh terhadap minat digunakannya sistem E-Commerce? 2) Apakah persepsi resiko berpengaruh terhadap minat digunakannya sistem E-Commerce? 3) Apakah persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat digunakannya sistem

(4)

4 E-Commerce? 4) Apakah minat digunakannya sistem E-Commerce berpengaruh terhadap perilaku penggunaan sistem E-Commerce?

Telaah Literatur Teori Perilaku Penggunaan Sistem E-Commerce

Perilaku ( behaviour ) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku baik yang berasal dari diri individu maupun dari luar individu tidak akan membentuk perilaku tertentu apabila individu yang bersangkutan tidak mempunyai minat untuk melakukan perilaku tersebut. Perilaku seseorang ditentukan oleh minatnya. minat merupakan prediktor terbaik dari perilaku. Jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik untuk meramalkannya adalah dengan mengetahui niat/minat orang tersebut.

Skiner dalam Soekidjo Notoatmojo menyampaikan bahwa perilaku terbentuk dari dua faktor utama yakni : stimulus yang merupakan faktor dari luar diri individu (faktor eksternal) dan respon yang merupakan faktor dari dalam individu bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sedangkan faktor internal meliputi perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya. Namun, sebenarnya perilaku merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan faktor eksternal.

Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku ( behaviour ) adalah penggunaan sesungguhnya dari teknologi ( Jogiyanto, 2007). Didalam berbagai penelitian karena penggunaan sesungguhnya tidak dapat diobservasi oleh peneliti yang menggunakan daftar pertanyaan, maka perilaku penggunaan sesungguhnya banyak diganti dengan nama pemakaian persepsian ( perceived usage). David (1989) menggunakan penggunaan yang sesungguhnya, sedangkan Igbaria et al. (1995) menggunakan pengukuran pemakaian persepsian ( perceived usage ) yang diukur sebagai jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan frekuensi penggunaannya. Pada penelitian sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor perilaku penggunaan sistem Commerce, yaitu minat digunakannya sistem E-Commerce tersebut. Sedangkan faktor dari minat itu sendiri disebabkan oleh kepercayaan, persepsi risiko, dan persepsi manfaat

Kepercayaan

Kepercayaan menurut Gefen (2002) merupakan suatu kesediaan untuk membuat dirinya peka ke dalam tindakan yang diambil oleh pihak yang dipercaya yang didasarkan pada keyakinan. Kepercayaan dianggap faktor penting dan merupakan salah satu faktor kritis dalam stimulant transaksi secara online. Kepercayaan adalah keyakinan pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang yang dipercayainya akan memenuhi segala kewajibannya secara baik dan sesuai dengan yang diharapkan (Artha, 2011). Faktor kepercayaan ini erat kaitannya dengan persepsi risiko, karena seseorang tidak akan mempercayai suatu hal apabila merasa bahwa risiko yang masih mungkin terjadi cukup besar.

Berdasarkan penelitian para ahli yang disimpulkan oleh Dan J. Kim et al (2007) mengatakan bahwa minat digunakannya sistem E-Commerce didorong oleh kepercayaan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan kegunaan dalam E-Commerce. Dalam transaksi online, masalah yang terkait

(5)

5 dengan kepercayaan menjadi lebih kompleks apabila dibandingkan dengan transaksi offline. Hal ini dikarenakan dalam transaksi online melibatkan pertukaran informasi yang sifatnya sensitif, dapat diakses oleh pihak yang terlibat dalam transaksi keuangan serta harus melalui internet. Widyarini dan Putro (2008) menambahkan bahwa konsep kepercayaan disini adalah kepercayaan pada penyelenggaran transaksi online dan kepercayaan pada mekanisme operasional dari transaksi yang dilakukan. Upaya tinggi harus dilakukan oleh penyelenggara agar kepercayaan konsumen semakin tinggi. Selain itu dikarenakan pula bahwa kepercayaan berpengaruh besar pada niat dari konsumen untuk menggunakan layanan tersebut.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat digunakannya sistem e-commerce, diataranya penelitian yang dilakukan oleh Corbitt et al. (2003), D.J. Kim et al. (2007), Sam et al. (2009), dan Delafrooz et al. (2011). Namun, penelitian yang dilakukan oleh Nazar dan Syahran (2008) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat digunakannya sistem e-commerce. Berdasarkan berbagai riset yang telah diuraikan, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H1: Kepercayaan ( trust ) berpengaruh terhadap minat digunakannya sistem e-commerce.

Persepsi Risiko

Persepsi resiko didefinisikan sebagai pembuat penaksiran keputusan dari resiko yang melekat pada situasi (Sitkin dan Pablo, 1992). Pengertian lain mengenai persepsi resiko adalah persepsi atas ketidakpastian dan konsekuensi yang akan dihadapi setelah melakukan aktivitas tertentu (Hsu dan Chiu, 2004:362). Resiko persepsian merupakan suatu persepsi-persepsi tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan (Hsu dan Chiu 2004:362). Persepsi resiko digunakan sebagai suatu pengganti resiko karena sukar untuk menangkap resiko sebagai suatu sasaran yang pasti.

Menurut Sjöberg et al (2004), persepsi resiko merupakan penaksiran subyektif mengenai probabilitas tipe yang menspesifikkan kecelakaan yang terjadi dan bagaimana kekuatiran akan konsekuensi yang ditimbulkan. Persepsi resiko mencangkup evaluasi kemungkinan atas konsekuensi dari akibat yang negatif. Persepsi resiko mengarah pada kepercayaan keyakinan mengenai kemungkinan keuntungan ataupun kerugian diluar pertimbangan bahwa meliputi hubungan dengan kepercayaan secara khusus (Mayer et al, 1995).

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor persepsi risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat digunakannya sistem e-commerce, diataranya penelitian yang dilakukan oleh Nazar dan Syahran (2008). Namun, penelitian yang dilakukan oleh Jarvenpa et al (2000), Gurung (2006), dan D.J Kim et al. (2007) menunjukkan hasil yang berbeda. Berdasarkan berbagai riset yang telah diuraikan, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H2: Persepsi risiko ( perceived risk ) berpengaruh terhadap minat digunakannya sistem e-commerce

Persepsi Manfaat

Persepsi manfaat adalah tingkat sejauh mana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sebuah teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (Jiang et al,2000; Malhotra & Galletta, 1999). Individu yang merasa semakin mudah menggunakan internet, akan merasa semakin mudah mendapatkan manfaat dari teknologi tersebut.

(6)

6 Menurut D.J. Kim et al (2007) perceived benefit atau persepsi manfaat merupakan keyakinan konsumen tentang sejauh mana ia akan menjadi lebih baik dari transaksi online dengan Situs web tertentu. Menurut Margherio ( 1998 ) menyatakan bahwa konsumen internet melaporkan bahwa mereka melakukan pembelian di situs web karena adanya perceived benefit (misalnya, kenyamanan meningkat, penghematan biaya, penghematan waktu, peningkatan berbagai produk untuk memilih dari) dibandingkan dengan modus tradisional belanja. Dengan demikian, berbeda dengan dirasakan risiko yang menyediakan penghalang potensial untuk pembelian online, manfaat seorang konsumen Internet dirasakan memberikan insentif yang besar untuk melakukan pembelian secara online. Akibatnya, konsumen lebih melihat manfaat.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat digunakannya sistem e-commerce, diataranya penelitian yang dilakukan oleh D.J. Kim et al. (2007), Park dan Kim (2006) dan Zararieva (2009). Namun penelitian yang dilakukan oleh Bhatti (2007) menunjukkan hasil yang berbeda. Berdasarkan berbagai riset yang telah diuraikan, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: H3: Persepsi manfaat ( perceived benefit ) berpengaruh terhadap minat

digunakannya sistem e-commerce Minat digunakannya sistem e-commerce

Minat merupakan suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu (Jogiyanto, 2007). Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu apabila mempunyai keinginan dari dalam dirinya sendiri. Jogiyanto (2007) juga menyebutkan bahwa dalam penelitian-penelitian sebelumnya minat terhadap suatu perilaku merupakan prediksi yang paling baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem.

Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya ketika bebas untuk memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka dia akan berminat dan kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun, maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa minat berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku penggunaan sistem e-commerce, diataranya penelitian yang dilakukan oleh Thompson et al. (1991), Gee Woo Book et al. (2002), Venkatesh et al. (2003) dan DJ. Kim et al. (2007). Namun penelitian yang dilakukan oleh Rini Handayani (2007) menunjukkan hasil yang berbeda. Berdasarkan berbagai riset yang telah diuraikan, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H4: Minat digunakannya sistem E-Commerce berpengaruh terhadap perilaku penggunaan sistem E-Commerce

Metoda Penelitian

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang yang berstatus aktif pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 1.041 orang (http://siska.fe.unibraw.ac.id/forms/daftarmhsaktif, 25 Juni 2012). Dipilihnya mahasiswa akuntansi sebagai populasi pada penelitian ini didasarkan pada alasan karena peran mahasiswa akuntansi dalam dunia kerja kelak mungin akan berkaitan dengan pengembangan sistem informasi dalam bentuk

(7)

e-7 commerce. Selain itu, mahasiswa merupakan pengguna aktif dari teknologi baru serta mahasiswa juga dianggap sebagai konsumen yang sangat berpengaruh terhadap electronic commerce. Pemilihan lokasi di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang didasarkan pada lokasi yang berdekatan dengan peneliti, dan adanya keterbatasan waktu serta biaya dari pihak peneliti juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan populasi.

Pengambilan sampel dari populasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling, dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% dari daftar pengambilan sampel yang dianggap representatif. Convenience sampling merupakan salah satu tipe dari non probability sampling yang mengutamakan aspek kemudahan dalam pengambilan sampel, sehingga peneliti dapat meneliti mahasiswa manapun yang ditemui di lingkungan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin dan menghasilkan jumlah sampel sebanyak 289 mahasiswa.

Metoda pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metoda survei. Menurut Jogiyanto (2007), survei adalah metoda pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu. Survei dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para responden yang menjadi sampel penelitian. Peneliti menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden selama kurang lebih dua minggu.

Terdapat lima konstruk dalam penelitian ini, yaitu kepercayaan, persepsi risiko, persepsi manfaat, minat, dan perilaku penggunaan. Dari kelima konstruk tersebut, akan diuraikan indikator dari masing-masing konstruk. Item pertanyaan yang tertera dalam kuesioner pada penelitian ini merupakan item-item pertanyaan yang mendasarkan pada penelitian Juhani Livari (2002) dan D.J. Kim et. al. (2007). Konstruk kepercayaan, persepsi risiko, persepsi manfaat dan minat digunakannya sistem e-commerce mendasarkan pada penelitian D.J. Kim et. al. (2007). Sedangkan Konstruk perilaku penggunaan sistem e-commerce mengacu kepada penelitian Juhani Livari (2002).

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ke-tidaksetujuan-nya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Cara pengukuran skala ini yaitu dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan kemudian diminta menjawab pertanyaan dengan pilihan: “Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Kurang Setuju (KS), Netral (N), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).” Jawaban ini diberi skor 1 sampai 7 dimulai dari skala 1 yang menyatakan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga skala 7 yang menyatakan Sangat Setuju (SS).

Untuk menganalisis penelitian ini digunakan beberapa pengujian hipotesis dengan menggunakan Partial Least Square (PLS), yaitu evaluasi model pengukuran (outer model) dan evaluasi model struktural (inner model). Evaluasi model pengukuran dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Sedangkan model struktural dievaluasi dengan menggunakan R2 dan nilai koefisien path

atau t-values.

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyanto, 2007). Validitas konstruk menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konstruk. Penelitian ini melakukan uji validitas yang terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen merupakan validitas yang terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrument

(8)

8 yang berbeda yang mengukur konstruk yang sama mempunyai korelasi tinggi. Validitas ini berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Validitas diskriminan merupakan validitas yang terjadi jika dua instrument yang berbeda yang mengukur dua konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi. Validitas ini berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi (Jogiyanto dan Abdillah, 2009).

Reliabilitas suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument (Sekaran, 2006). Uji ini untuk menunjukkan akurasi, konsistensi, dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Uji reliabilitas dalam PLS dapat menggunakan dua metode, yaitu cronbach’s alpha dan composite reliability. Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk dan dikatakan reliable apabila nilainya harus > 0,6. Composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk dan metode ini diyakini lebih baik dalam melakukan pengestimasian konsistensi internal suatu konstruk dan dikatakan reliable apabila nilainya harus > 0,7.

Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk

konstruk dependen dan nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel

independen terhadap variabel dependen. semakin tinggi nilai R2 mengartikan

bahwa semakin baik model prediksi dari model penelitianyang diajukan. Namun, model ini bukanlah parameter absolute dalam mengukur ketepatan model prediksi (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Nilai koefisien path atau t-values tiap path digunakan untuk menunjukkan tigkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen dan power 80 persen, jika nilai koefisien path yang ditunjukkan oleh nilai statistik T (T-statistic) ≥ 1,96 maka hipotesis alternatif dapat dinyatakan didukung (Jogiyanto dan Abdillah, 2009).

Analisis Data dan Hasil Penelitian

Seperti yang telah disebutkan di bagian sebelumnya, penelitian ini menggunakan metode survey yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Pengumpulan data dilakukan peneliti kurang lebih selama dua minggu dengan menyebarkan kuesioner penelitian secara langsung. Berikut adalah rincian hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.

(9)

9 Tabel 1. Pengumpulan Data

Jumlah sampel

Jumlah kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali

Kuesioner yang digugurkan Kuesioner yang digunakan

289 - 289 55 234 Tingkat Pengembalian (respon rate)

Tingkat Pengembalian yang digunakan (usable respon rate)

100 % 81 % Sumber: Data Primer (diolah)

Selanjutnya, gambaran profil responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa, jumlah responden wanita lebih banyak daripada pria. Umur responden terbanyak yaitu 17- 19 tahun. Jurusan SMA responden didominasi oleh responden yang menempuh jurusan IPS. Selain itu, prosentase semester responden yang terbanyak yaitu pada semester satu. Indeks Prestasi Kumulatif responden terbanyak adalah sebesar lainnya, ini dikarenakan sebagian besar responden masih studi pada semester awal atau satu. Sebagian besar responden mengenal internet semenjak SMP dan lama penggunaan transaksi online pada responden adalah selama kurang dari 1 tahun.

Setelah melakukan pengujian statistik deskriptif, hal yang dilakukan selanjutnya adalah analisis data. Analisis terhadap evaluasi model pada penelitian ini menggunakan program Partial Least Squares (PLS). Evaluasi model dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu pengujian terhadap validitas konvergen, pengujian terhadap validitas diskriminan, serta pengujian terhadap reliabilitas.

Penilaian dalam pengujian validitas konvergen didasarkan pada nilai AVE, communality dan nilai faktor loading. Rule of thumb untuk parameter AVE dan communality yaitu lebih dari 0,50 dan lebih dari 0,70 untuk nilai faktor loading. Tahap selanjutnya adalah mengukur validitas diskriminan. Dalam validitas diskriminan penilaian didasarkan pada nilai dari Cross Loading yang lebih dari 0,7 dalam satu variabel atau konstruk. Setelah melakukan pengujian terhadap validitas konstruk dan memperoleh data yang valid, maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap reliabilitas. Dalam uji reliabilitas dapat dilakukan dengan dua metode yaitu nilai Cronbach’s Alpha yang nilainya harus > 0,6 dan nilai Composite Reability yang harus > 0,7. Hasil uji terhadap ketiga pengujian tersebut dapat dilihat dari tabel 3, tabel 4, dan tabel 5.

(10)

10 Tabel 2. Profil Responden

1. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

Pria Wanita 137 97 41,45 % 58,55 % 2 Umur < 17 tahun 17 – 19 tahun 20 – 22 tahun > 22 tahun 3 153 73 5 1,28 % 65,38 % 31,20 % 2,14% 3 Jurusan SMA IPA IPS Bahasa Lainnya 106 123 - 5 45,30 % 52,56 % - % 2,14 % 4 Semester 1 3 5 7 >9 100 51 36 44 3 42,74% 21,80% 15,38% 18,80% 1,28% 5 Indeks Prestasi Kumulatif

<3,00 Antara 3,01 – 3,50 Lebih dari 3,51 Lainnya 11 99 24 100 4,70% 42,30% 10,26% 42,74% 6 7.

Waktu Pengenalan Internet SD

SMP SMA

Perguruan Tinggi

Lama Bertransaksi Secara Online < 1 tahun 1-3 tahun 3-6 tahun > 6 tahun 71 149 14 - 118 91 18 7 37,57 % 55,03 % 7,40 % 0 % 50,43% 38,88% 7,69% 3,00% Sumber: Data Primer (diolah)

(11)

11 Tabel 3. Tabel Alogaritma

AVE Composite Reliability R Square Cronbachs Alpha Communality Redundancy

PB 0,731945 0,890280 0,142678 0,812000 0,731945 0,103945

PBN 0,449957 0,803186 0,697412 0,449957

PI 0,675567 0,861453 0,343723 0,758260 0,675566 0,190553

PR 1,000000 1,000000 1,000000 1,000000

T 0,719081 0,884775 0,805388 0,719081

Sumber: data primer (diolah)

Tabel 4. Tabel Outer Loading

Sumber: data primer (diolah)

PB PBN PI PR T PB1 0,740246 PB2 0,940587 PB3 0,873594 PBN1 0,724316 PBN2 0,647416 PBN3 0,631587 PBN4 0,681648 PBN5 0,665175 PI1 0,871116 PI2 0,847043 PI3 0,741871 PR3 1,000000 T1 0,857193 T2 0,839130 T3 0,847541

(12)

12 Tabel 5. Tabel Cross Loading

Sumber: data primer (diolah)

Setelah melakukan pengujian terhadap validitas konvergen, validitas diskriminan, serta pengujian reliabilitas, maka selanjutnya dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil pengolahan data berupa Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Tabel Total Efek

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) PBN -> PB 0,166696 0,170485 0,033115 0,033115 5,033784 PBN -> PI 0,441311 0,449448 0,060802 0,060802 7,258202 PI -> PB 0,377728 0,379632 0,05418 0,05418 6,971737 PR -> PB 0,007048 0,006771 0,022556 0,022556 0,312482 PR -> PI 0,01866 0,018267 0,058771 0,058771 0,317498 T -> PB 0,091147 0,091806 0,029172 0,029172 3,124463 T -> PI 0,241303 0,240477 0,062739 0,062739 3,846118

Sumber: data primer (diolah)

PB PBN PI PR T PB1 0,740246 0,203634 0,280781 -0,031144 0,125570 PB2 0,940587 0,260069 0,335361 0,089303 0,166472 PB3 0,873594 0,256986 0,348227 0,146809 0,249902 PBN1 0,258414 0,724316 0,462257 0,058501 0,459060 PBN2 0,245440 0,687416 0,337139 0,059676 0,284986 PBN3 0,072883 0,671587 0,282099 0,041120 0,214091 PBN4 0,119173 0,681648 0,350900 0,206873 0,167952 PBN5 0,215489 0,675175 0,353296 0,161419 0,189945 PI1 0,396102 0,479793 0,871116 0,135087 0,384766 PI2 0,297755 0,402930 0,847043 0,049552 0,314141 PI3 0,218602 0,452409 0,741871 0,045832 0,338577 PR3 0,087405 0,156275 0,098638 1,000000 0,045637 T1 0,125010 0,287350 0,315094 0,011256 0,857193 T2 0,265132 0,434340 0,378935 0,053128 0,839130 T3 0,146991 0,311060 0,374844 0,047107 0,847541

(13)

13 Selanjutnya dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa :

a. Hipotesis 1

Hipotesis 1 menyakatan bahwa konstruk kepercayaan (Trust) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce. Dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai statistik T (T-Statisctic) dari konstruk kepercayaan (Trust) terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce adalah sebesar 3,846118 atau ≥ 1,96, menunjukkan bahwa kepercayaan (Trust) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 1 didukung. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh DJ Kim et al. (2007), Sam et al. (2009), Delafrooz et al. (2011).

DJ. Kim et al. (2007), Penelitian ini menggambarkan pembahasan terkait dengan faktor-faktor yang menentukan minat mahasiswa terhadap penggunaan sistem E-Commerce di Singapura. Variabel yang diangkat oleh DJ. Kim et al. (2007) salah satunya adalah kepercayaan yang dikaitkan dengan minat para mahasiswa terhadap perilaku menggunakan sistem E-Commerce. Semakin tinggi kepercayaan para mahasiswa maka semakin tinggi pula minat mahasiswa untuk menggunakan sistem E-Commerce ini.

Penelitian kedua dilakukan oleh Delafrooz et al. (2011). Penelitian ini membahas pengaruh kepercayaan terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce oleh para mahasiswa di Malaysia dengan menggunakan Theory of Planned Behavior. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa pengguna internet untuk membeli barang secara on-line di Universitas Selangor. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa trust berpengaruh signifikan terhadap sebagai faktor penting dalam e-commerce yang dipengaruhi oleh empat sumber, yaitu reputasi commerce secara umum, konsumen, website e-commerce dan pengalaman. Pengalaman yang cukup banyak dalam mempergunakan internet akan menumbuhkan trust pada konsumen. Trust ini selanjutnya akan mempunyai dampak yang besar bagi konsumen untuk ikut berpartisipasi melakukan pembelian secara online pada sistem E-Commerce

Penelitian ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Sam et al. (2009). Penelitian ini mengambil konteks factor kepercayaan yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk bertransaksi on-line dengan menggunakan Theory of Planned Behavior (TPB) sebagai dasar penelitian. Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan memperoleh hasil bahwa kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce sebagai sarana untuk menunjang aktivitas bertransaksi on-line. Hasil ini sekaligus menyatakan bahwa kepercayaan berhubungan secara signifikan terhadap minat, yang kemudian menentukan perilaku. Semakin tinggi kepercayaan positif mahasiswa, maka akan semakin tinggi pula minat mahasiswa dalam menggunakan internet.

Kepercayaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce karena kepercayaan merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan setiap individu untuk memilih menggunakan E-Commerce. Artha (2011) meyebutkan bahwa kepercayaan yang dibangun oleh penyedia layanan akan memberikan pengaruh positif bagi para konsumen dalam memilih untuk melakukan transaksi secara online. Semakin tinggi kepercayaan yang ada dalam diri setiap individu maka akan semakin tinggi pula minat yang diberikan indidu pada penyedia layanan E-Commerce.

Selain itu kepercayaan juga erat kaitannya dengan persepsi resiko, karena seseorang tidak akan mempercayai suatu hal apabila merasa bahwa resiko yang mungkin terjadi cukup besar terlebih lagi erat kaitannya dengan

(14)

14 pertukaran informasi yang sifatnya rahasia. Semakin tinggi kepercayaan yang dimiliki oleh konsumen terhadap sistem E-Commerce akan dapat mengurangi ketidaknyamanan mereka terhadap resiko yang mungkin timbul.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepercayan terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce adalah kuat.

b. Hipotesis 2

Hipotesis 2 menyatakan bahwa persepsi risiko berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce. Dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai statistik T (T-Statisctic) dari konstruk persepsi risiko terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce adalah sebesar 0,317498 atau ≤ 1,96. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 2 tidak didukung. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nazar dan Syahran (2008); Jarvenpa et al (2000), namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh DJ Kim et al. (2007) dan Gurung (2006).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko tidak berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh DJ. Kim et al. (2007) dan Gurung (2006). Namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nazar dan Syahran (2008); Jarvenpa et al (2000) yang menyatakan persepsi resiko berpengaruh secara signifikan terhadap niat. Resiko yang dapat dihadapi oleh pengguna transaksi online adalah resiko keamanan bertransaksi dan kepastian terhadap barang yang dipesannya (Nazar dan Syahran, 2008).

Tidak konsistennya hasil penelitian ini dengan sebagian besar penelitian terdahulu diduga dikarenakan transaksi online memberikan banyak kelebihan dibandingkan dengan transaksi pembelian secara langsung. Motivasi seseorang untuk melakukan pembelian adalah seimbang dengan keuntungan dan kecenderungan positif terhadap e-commerce (Goldsmith dan Goldsmith, 2002). Dengan kondisi demikian, konsumen cenderung lebih mementingkan kelebihan melakukan transaksi online dibandingkan dengan resiko yang akan dihadapi.

Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Nukman (Bisnis Indonesia Online, Kamis 28 Agustus 2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan transaksi yang dilakukan secara online tidak ada hubungannya dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik. Secara teknologi, sistem keamanan online di Indonesia mudah untuk dijebol. Sehingga, perkembangan tersebut tumbuh secara alami dan tidak terkait dengan ada atau tidaknya UU tersebut.

Dalam hal ini, persepsi resiko hanya pembantu dalam membentuk sikap konsumen yang diperbandingkan dengan niat mereka. Walaupun persepsi resiko tinggi, konsumen mungkin tidak rela memutuskan untuk tidak mengambil bagian dalam transaksi secara online. (Gurung, 2006).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh persepsi risiko terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce adalah tidak kuat

c. Hipotesis 3

Hipotesis 3 menyakatan bahwa konstruk persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce. Dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai statistik T (T-Statisctic) dari konstruk persepsi manfaat terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce adalah sebesar 7,258202 atau ≤ 1,96, menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce. Berdasarkan hasil tersebut

(15)

15 maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 3 didukung. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhatti (2007), namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh DJ Kim et al. (2007), Park dan Kim (2006) dan Zararieva (2009).

DJ Kim et al. (2007). Penelitian ini menggambarkan pembahasan terkait dengan faktor-faktor yang menentukan minat penggunaan E-Commerce terhadap perilaku penggunaan sistem E-Commerce di Singapura. Variabel yang diangkat oleh DJ. Kim et al. (2007) salah satunya adalah persepsi manfaat yang dikaitkan dengan minat penggunaan sistem E-Commerce terhadap perilaku penggunaan sistem E-commerce. Dari hasil uji pada penelitian ini menyatakan bahwa persepsi manfaat merupakan faktor yang secara signifikan mempengaruhi minat untuk menggunakan sistem E-Commerce. Dengan demikian mengindikasikan bahwa semakin tinggi manfaat yang diterima maka akan mendorong mahasiswa untuk berminat menggunakan atau mengadopsi sistem E-Commerce.

Penelitian yang dilakukan oleh Zararieva (2009) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Relational Benefit Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Berbelanja Secara Online. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Structural Equation Model (SEM) dengan program LISREL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh signifikan terhadap minat pengguna sistem E-Commerce. Responden merasakan manfaat yang tinggi apabila berbelanja secara online daripada berbelanja secara tradisional

Penelitian yang dilakukan oleh Park dan Kim (2006), penelitian dengan Judul “The Effect of Information Satisfaction and Relational Benefit on Consumers Online Site Commitmennts”. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi manfaat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pengguna sistem e-ticket.

Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Universitas Brawijaya setuju dengan manfaat yang diberikan oleh sistem E-Commerce. Manfaat yang dirasa mahasiswa dalam menggunakan sistem E-Commerce tersebut adalah seperti penghematan biaya, waktu, serta dapat dengan cepat didapat. Sehingga dapat disimpulkan persepsi manfaat yang tinggi akan berpengaruh pula pada minat menggunakan sistem E-Commerce yang semakin tinggi pula.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh persepsi manfaat terhadap minat penggunaan sistem E-Commerce adalah kuat

d. Hipotesis 4

Hipotesis 4 menyakatan bahwa konstruk minat penggunaan sistem Commerce berpengaruh terhadap perilaku untuk menggunakan sistem E-Commerce. Dari tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai statistik T (T-Statisctic) dari konstruk minat penggunaan sistem E-Commerce terhadap perilaku untuk menggunakan sistem E-Commerce adalah sebesar 6,971737 atau ≥ 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa minat penggunaan sistem E-Commerce berpengaruh terhadap perilaku untuk menggunakan sistem E-Commerce.. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis 4 didukung. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rini Handayani (2007), namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Thompson et al. (1991), Gee Woo Book et al. (2002), Venkatesh et al. (2003) dan DJ. Kim et al. (2007).

(16)

16 Penelitian yang pertama dilakukan oleh Gee Woo Book et al. (2002) . Penelitian ini mengambil konteks mengembangkan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berbagi pengetahuan individu dalam suatu organisasi. Salah satu variabel yang diangkat pada penelitian tersebut adalah minat berpengaruh terhadap perilaku individu untuk mengembangkan pengetahuan. Penelitian ini menggunakan Theory of Reasoned Action. Hasil uji pada penelitian ini menyatakan bahwa minat merupakan faktor yang secara signifikan mempengaruhi perilaku para karyawan untuk mengembangkan suatu pengetahuan di suatu organisasi. Semakin tinggi minat para karyawan maka semakin tinggi pula perilaku karyawan untuk mengembangkan pengetahuan.

Penelitian kedua dilakukan oleh Thompson, et al. (1991) telah menguji dalam penelitianya apakah terdapat hubungan positif antara minat pemanfaatan dengan penggunaan teknologi informasi. Hasil penelitian Thompson, et al. (1991) menemukan bukti bahwa terdapat hubungan positif antara minat pemanfaatan dengan penggunaan teknologi informasi, dimana keyakinan seseorang akan kegunaan teknologi informasi akan meningkatkan minat mereka dan pada akhirnya individu tersebut akan menggunakan teknologi informasi dalam pekerjaannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa munculnya perilaku untuk menggunakan sistem E-Commerce dipengaruhi oleh munculnya minat awal terhadap sistem E-Commerce tersebut. Minat awal yang positif akan dapat mendorong perilaku yang semakin besar untuk menggunakan sistem E-Commerce tersebut, namun apabila minat awal yang terbentuk adalah negatif akan dapat mengurangi perilaku seseorang untuk menggunakan sistem E-Commerce. Semakin banyak informasi yang diperoleh mengenai toko online yang bersifat positif akan menimbulkan sikap yang baik bagi konsumen, sehingga semakin besar kemungkinan untuk melakukan transaksi online.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh maka disimpulkan bahwa : pertama, Studi ini menguji konstruk perilaku (Behaviour) dipengaruhi oleh minat (Intention). Perilaku (behaviour) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Perilaku seseorang ditentukan oleh minatnya Minat (Intention) adalah suatu sumber motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk bebas memilih dan melakukan apa yang disukai dan ingin dilakukannya. Kedua, Hasil pada studi menunjukkan bahwa perilaku (behaviour) dipengaruhi oleh minat (intention) dan minat (intention) ditentukan oleh kepercayaan (Trust) dan persepsi manfaat (Perceived Benefit). Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini keyakinan suatu individu dalam hubungannya dalam bertransaksi berdasarkan pada keyakinan bahwa orang yang dipercayainya akan melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya dengan baik dan sesusai dengan yang diharapkan dan dijanjikan. Persepsi manfaat adalah tingkat sejauh mana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sebuah teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Ketiga, Konstruk persepsi risiko (Perceived Risk), dalam studi ini tidak didukung. Hasil ini konsisten dengan hasil studi beberapa peneliti lain yaitu DJ. Kim et al (2007) dan Gurung (2006).

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu Penelitian ini tidak fokus pada penggunaan layanan e-commerce di suatu web

(17)

17 tertentu. Setiap web tentu memiliki karakteristik tersendiri dalam pemberian layanan e-commerce kepada pelanggan. Maka sebaiknya peneliti berikutnya lebih memfokuskan penelitian terhadap karakteristik satu jenis web saja.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen dan pengembang sistem agar memperhatikan minat, kepercayaan, dan persepsi manfaat dalam menerapkan dan mengembangkan traksaksi secara online. Hal ini bertujuan agar transaksi secara online dapat berkembang secara maksimal di Indonesia sebagai alternatif transaksi jual beli, mempermudah pengguna transaksi online dalam melakukan transaksinya, serta menjamin keamanan dan privasinya dalam melakukan transaksi online.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain agar memperhatikan kembali faktor minat, kepercayaan, dan persepsi manfaat dalam menerapkan dan mengembangkan transaksi on-line pada sistem E-Commerce. Hal ini dikarenakan perilaku terhadap penggunaan E-Commerce dipengaruhi oleh minat dari individu dan minat itu sendiri ditentukan oleh kepercayaan dan persepsi manfaat individu terhadap penggunaan sistem E-Commerce.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Definisi Sistem, Informasi dan Sistem Informasi.

http://k4c1r.netau.net. Diakses 15 Juli 2012, 13:58:24

Anonim. 2008. Pengertian Minat. http://www.creasoft.files.wordpress.com. Diaksestanggal 10 Oktober 2012, 12:59:45.

Artha, U. 2011. Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Risiko,Kepercayaan, Inovasi Pribadi, dan Kesesuaian Terhadap Sikap Penggunaan E-Commerce. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Azjen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human decision Processes, 50(2), 179-211.

Bhatti, Thariq, PhD. 2007. Exploring Factors Influencing the Adoption of Mobile Commerce, Journal of Internet Banking and Commerce, December 2007, vol.12, no.3

Bodnar, G.H and William, S.H. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Prentice Hall. Jusuf, Abadi Amir dan Tambunan, Rudi M (penerjemah). Jakarta : Salemba 4

Chen, I Ju. 2007. Using The Theory Of Planned Behavior To Understand In Service Kindergarten Teachers’ Behavior To Enroll In A Graduate Level Academic Program. Journal of College Teaching & Learning – November 2007 Volume 4,Number 1.

Chang, Man Kit; Waiman Cheung; Vincent S. Lai. 2004. Literature derived Reference models for the adoption of online shopping. Information & Management 42 (2005) 543–559

Cooper, Donald R and C. William Emory .1996. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta:Erlangga.

Cooper, D. R., dan Schindler, P. S., 2003. Business Research Methods. Eight Edition.McGraw-Hill/Irwin, New York, NY 10020

Corbit, B. J., Thanasankit, T., dan Yi, H., 2003. Trust and E-commerce: a Study Of Consumer Perceptions, Electronic Commerce Research and Application, 2:203-215.

Crespo, Angel Herrero and I. Rodriguez del Bosque. 2010. The influence of the Commercial features of the Internet on the adoption of e-commerce by consumers. Electronic Commerce Research and Applications 9 (2010)

(18)

18 562575.

Davis, FD., Bagozzi, RP., and Warshaw, PR. 1989. User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoritical Models. Management Science.35, 8 (1989), 982-1003.

Dharmmesta, Basu Swasta. 1998. Theory of Planned Behavior dalam Penelitian Sikap, Niat,dan Perilaku Konsumen. Kelola No.18/VII/1998.

Gefen, David (2002), Customer Loyalty in E-Commerce, Journal of the Association For Information Systems Volume 3d 2002, p. 2 P51.

Goldsmith, Ronald. E; Elizabeth B. Goldsmith. 2002. Buying Apparel Oveer the Internet. Journal of Product & Brand Management, Vol 11 No. 2 2002, pp.89102

Gaertner, N. dan Smith, M., 2001. E-Commerce in a Web-based Environment: Auditing Relative Advantages in The Australian Health Sector, Managerial Auditing Journal, 16 (6): 347-365.

Gurung, Anil. 2006. Empirical Investigation of the Relationship of Privacy, Security, And Trust with Behavioral Intention to transact in E-Commerce. The University Of Texas at Arlingon.

Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta : Salemba Empat

Handayani, Rini. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi X.

Hsu Meng-Chiang dan Chiu Chao-Ming, 2004. Predicting Electronic Service Continuance with A Decomposed Theory of Planned Behaviour. Behaviour & Information Technology, September-Oktober 2004, Vol. 23, No. 5, 359 373

Igbaria, M. and Iivari, J. (1995). “The Effects of Self-Efficacy on Computer Usage,” Omega, Vol. 23, No. 6, pp. 587-605.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.1999.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Jarvenpaa, Sirkka L.; Noam Tractinsky; Michael Vitale. 2000. Consumer trust in An Internet store. Information Technology and Management; 2000; 1, 1-2; ABI/INFORM Global pg. 45

Jiang, James J., Maxwell K. Hsu, Gary Klein and Binshan Lin. (2000). “E Commerce User behavior model: an empirical study,” Human Systems

Management, Vol.19, pp.265 276,

road.uww.edu/road/hsum/XiamenReadings2005/3.HSM_SEM.TAM_200 0.pf.Accessed February 11th, 2006.

Jogiyanto, H.M. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE Jogiyanto, H.M. 2007. Sistem Informasi keperilakuan. Yogyakarta : Erlangga Jogiyanto, H.M. dan Willy A.2009. Konsep dan Aplikasi PLS untuk penelitian

empiris.Yogyakarta: BPFE.

Jurusan Akuntansi. 2008. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Kim, D. J., Ferrin, D. L., dan Rao, H. R., 2007. A trust-based consumer decision Making model in electronic commerce: The role of trust, perceived risk, and their antecedents, Proceedings of Ninth Americas Conference on

Information Systems, pp157-167.

L. Margherio, The Emerging Digital Economy, U.S. Department of Commerce, Washington, D.C., 1998.

Livari, Juhani, 2002. An Empirical Test of the DeLone-McLean Model of Information System Success. Vol. 36, No. 2

(19)

19 Acceptance Model to Account for Social Influence: Theoretical Bases and Empirical Validation,” www.brint.org/technologyacceptance.pdf. accessed 11/02/2006

Mayer, R. C., Davis, J. H., and Schoorman, F. D. (1995). An Integrative Model of Organizational Trust. Academy of Management Review, 20(3), 709-734. McLeod, R dan Schell, G. P., 2004. Management Information Systems. Ninth

Edition. Pearson Education Inc., New Jersey 07458.

Nazar dan Syahran, 2008. Pengaruh Privasi, Keamanan, Kepercayaan, dan Pengalaman terhadap Niat untuk Bertransaksi secara Online. Program Pasca Sarjana Universitas Gajahmada Yogyakarta.

Narges Delafrooz, Laily H. Paim and Ali Khatibi, 2011. “Understanding

consumer’s internet purchase intention in Malaysia”. African Journal of Business Management Vol. 5(7), pp.2837-2846.

Park, Chung-Hoon, and Young-Gul Kim. 2006. “The Effect of Information

Satisfaction and Relational Benefit on Consumers Online Site Commitmennts”. Journal of Electronic Commerce in Organizations, Vol 4, No1, Page 70-90.

Pavlou, P. A., and Fygenson, M. 2006. Understanding and Predicting Electronic Commerce Adoption: An Extension of the Theory of Planned Behavior. MIS Quarterly, 30.

Ramadhani, R. 2008. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Internet Banking di Semarang : Dengan Menggunakan Pendekatan TAM. Skripsi. Universitas Islam Indonesia Rekap Jumlah Mahasiswa Per Semester. http://siska.fe.unibraw.ac.id. Diakses

Pada tanggal 25 Juni 2012

Romney. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat Sjöberg Lennart, Bjørg-Elin Moen, Torbjørn Rundmo. 2004. Explaining risk

perception. An evaluation of the psychometric paradigm in risk perception research. Rotunde publikasjoner Rotunde no. 84, 2004

Sitkin, S. B., and Pablo, A. L. 1992. Reconceptualizing the Determinants of Risk Behavior. Academy of Management Review, 17(1), 9-38.

Thompson, Ronald L., Higgins, Christoper A., dan Howell, Jane M., March 1991, “Personal Computing: Toward a Conceptual Model of Utilization,” MIS Quarterly, hlm. 125-143.

Ustadiyanto, R., 2001. Framework e-Commerce. Edisi Pertama. Penerbit Andi Yogyakarta

Venkatesh Viswanath. 2000. Determinants of Perceived Ease of Use: Integrating Control, Intrinsic Motivation, and Emotion into the Technology Acceptance Model. Information Systems Research; Dec 2000; 11, 4; ProQuest Computing pg. 342

Venkatesh, Moris, M.G., Davis, G.B., and Davis F.D. 2003. User Acceptance of InformationTechnology: Toward a Unified View. MIS Querterly, Vol.27, No.3, September.

Widyarini, L.A. dan Putro, A.Y.W.T. Analisis Hubungan Faktor-faktor Technolog Acceptance, Trust dan Risk pada Niat Nasabah Bank untuk Menggunakan Internet Banking. The 2nd National Conference UKWMS. Surabaya 6 September 2008

Wilkinson, J.W., Michael J.C., et al. 2000. Accounting Information Systems. John Wiley and Sons, Inc : USA.

Zararieva, Aliani, 2009. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Relational Benefit Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Berbelanja Secara Online. (Studi Kasus : Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya Jakarta”

Gambar

Tabel 4. Tabel Outer Loading
Tabel 6. Tabel Total Efek

Referensi

Dokumen terkait

Nilai ROE perusahaan yang rendah dapat menimbulkan kesan yang buruk bagi para investor, tetapi jika nilai ROE yang rendah disebabkan karena perusahaan sedang melakukan

gaya hidup dan pemikiran masyarakat lokal sebagai pelaku, dan pengunjung sebagai pembelajar, sehingga kontribusi berikutnya ialah dari segi spiritual keberlansungan

(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilihan mitra BGS/BSG dapat dilakukan penunjukan langsung terhadap BGS/BSG tertentu yang ditetapkan

Emantis Rosa., M.Biomed

Hopper dan outlet kulit buah kopi beserta outlet biji kopi mesin pengupas kulit buah kopi kering ini terbuat dari carbon steel dengan ketebalan 1,2 mm. Hopper

Metode eksperimendengan rancangan percobaan berskala laboratorium menggunakan satu set up peralatan double tube heat exchanger merupakan metode yang digunakan dan hasil yang

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa HTML adalah bahasa yang sangat tepat dipakai untuk menampilkan informasi pada

Ornamen yang terdapat pada lamin adat suku Dayak Kenyah di desa Pampang memiliki beberapa bentuk dasar yaitu bentuk hewan, seperti buaya, harimau atau singa, burung enggang,