351.077 Tnd
p
PETUNJUK TEKNIS PEtAKSANAAN
DANA DEKO,NSENTRASI
PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAKTIM PENYUSUN Penanggung Jawab
Anung Sugihantono Direktur Jenderal Bma Giz i dan KIA
Pengarah
Kuwat Sri Hudoyo; Daddy Izwardy, Gita Maya Koemara Sakt i; Jane Soepardi; Oed! Kuswenda; Muchtaruddln Mansyur
PenuLis
Grace Lovita Tewu; Isti Ratnaningsih: Naman Suryadi ; Mayang Sari: Andy Yuss ianto ; Tiodora Sidabutar: Sak ri Sabatmaja, W,Ratna Djuharlningtyas: Is Faizah: Ar i Rachmawati; Waloya; Manumpak Sinaga, Abdul Rachman Fi rdaus;
Jaenl; Don y ,<\ bdullah; Chairuddinsyah: Sih Yuniarti ; Mah mud Fauzi; Iryanis: Priatmo Tnwibowo Arif Awaluddin: Yuli Faria nti; Sandy Waseso: Andri Setiawan; Mia Rachmawati, Ni Made Diah Permatalaksmi; Eli Zabet; Maya Raiyan: Sumanto; Oyah Ermayatri; Siti Munawa roh; Toto Rahayu ; Sunarja;
KAlA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Buku Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi Program Bina Gizi dan KIA Tahun 2015 . Buku ini disusun sebagai pedoman bagi Dinas Kesehatan Provinsi dalam pelaksanaan kegiatan bina Gizi dan KIA yang memanfaatkan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Dana dekonsentrasi program bina Gizi dan KIA merupakan dana pendukung pembanguna n kesehatan berasa t dari APBN yang diserahkan kepa da daerah melalui Dinas Kesehatan Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat (c.q. Kementerian Kesehatan) dalam rangka pencapaian target indikator program bina Gizi dan KIA yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015 . Renstra Kementerian Kesehatan merupakan rincian lebih mendalam dari RPJtvlN 2015 2019 .
Daerah diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh kegiatan program, memberdayakan secara optimal seluruh sumber daya yang ada termasuk pembiayaan kesehatan lain selain APBN, seperti APBD, dana perimbangan, PHLN serta sumber lainnya untuk meningkatkan kinerja program.
Untuk mewujud kan pelaksanaan dekonsentrasi tahun 2015 yang berjalan efektif. efisien , transparan dan akuntabel, maka pada pelaksanaannya harus tetap mengacu pada peraturan terkait pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban anggaran serta tata kelola keuangan Nega ra.
Kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian buku Petunjuk Pelaksanaan ini, kami ucapkan terima kasih dan untuk perbaikan di masa yang akan data ng kami harapkan kritik dan saran nya.
Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan dan limpahan RahmatNya.
Jakarta, Juni 2015
Direktur lenderal Bina Gizi dan KIA,
dr. ANUNG SUGIHANTONO. M.Kes
niセQYVPPSRPQYXUPRQPPR@
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR ...
DAFTAR lSI ... iii
DAFTAR SINGKATAN ... v
PERATURAN DIRJEN BINA GIZI DAN KIA ... xi
BAB I PENDAHULUAN ...
1
A. Latar Belakang ...
1
B. Tujuan ...
2
C. Sasaran ... 3
D. Ruang Lingkup ... 3
E. Kebijakan Operasional ... 3
BAB II ARAH KEBIJAKAN, SASARAN DAN INDIKATOR PROGRAM BINA GIZI DAN KIA TA 2015 ... 5
A. Arah Kebijakan Pelaksanaan Program Bina Gizi dan KIA TA 2015 ... 5
B. Sasaran dan Indikator Program Bina Gizi dan KIA TA 2015... 7
BAB III RUANG LlNGKUP KEGIA AN DEKONSENTRASI PROGRAM BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015 ... 19
A. Kegiatan Bina Gizi ... 19
B. Kegiatan Bina Kesehatan Ibu ... 29
C. Kegiatan Bina Kesehatan Anak ... 42
D. Kegiatan Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga ... 54
E. Kegiatan Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Komplementer ... 63 F. Kegiatan Millenium Challenge Cooperation (MCC),
Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya. 70
BAB IV PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN
keuaエセHェan@DANA DEKONSENTRASI ... ... . ...
77
A. Pemanfaatan Dana ...
77
B.
PengeloLaan Keuangan ... ...80
BAB V PEN UTUP ... 91
DAFTAR SINGKATAN
A
AFS AIDS AKI AKBA AMP ANC APBN APINDO ARSADA ASI ATK B BAPPEDA BBjU BB/TB BBLR BIAS BKKM BKOM BP BPP BP4 BPMD Bulin Bumil BOK Catin CTKI CPR: Aplikasi Forcasting Satker
: Acquired Immune Deficiency Syndrome
Angka Kematian Ibu Angka Kematian Balita Audit Maternal Perinatal
Ante Natal Care
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Asosiasi Pengusaha Indonesia
Asosiasi Rumah Sakit Daerah Air Susu Ibu
Alat Tulis Kantor
Badlan Perencanaan Pembangunan Daerah Berat Badan berdasarkan Umur
Berat Badan berdasarkan Tinggi Badan Bayi Berat Lahir Rendah
Bulan Imunisasi Anak Sekolah Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat Bendahara PengeLuaran
Bendahara PengeLuaran Pembantu
Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan
Badan Penanaman Modal Daerah Ibu Bersalin
Ibu Hamil
Bantuan Operasional Kesehatan
Calon Pengantin
Calon Tenaga Kerja Indonesia Contraceptive Prevalence Rate
Petunjuk Pelaksanaan Dekonsentrasi Program Bina Gizi dan KIA 2015 V
o
DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DKI Daerah Khusus Ibukota
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
G
Gernas Gerakan Nasional
GP2SP Gerakan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif
H
HB Hepatitis B
HIV Human Immunodeficiency Virus
I
IBI Ikatan Bidan Indonesia IDAI Ikatan Dokter Anak Indonesia IDf Ikatan Dokter Indonesia flGD Instalasi Gawat Darurat IKP Indikator Kegiatan Program fMCf Integrated Management Child Ilness
fMD Inisiasi Menyusu Di n i
J
JID : Jaringan Informasi dan Dokumentasi
K
Kl
Kunjungan Antenatal PertamaK3 Kunjungan Antenatal keTiga K4 Kunjungan Antenatal KeE m pat
KB Keluarga Berencana
KEK Kurang Energ i Kronis KIA Kesehatan Ibu dan Anak KIE Komunikasi Informasi Edukasi KIPS Kartu Identitas Petugas Satker
KNl
Kunjungan Neonata l Pertama KPA Kuasa Pengguna AnggaranKPPN Kantor Pelayanan Perbendah araan Negara KtA Kekerasan terhadap Anak
L LP LS LSM M MA MI MDG's MPASI MTBM MTBS MTS N NMR NPWP P P2 P2KP P2KS P2PL P4K PAK PAUD PKK PKPR PKRT PMBA PMI PMK PMT POGI POK PONED PONEK PPAM Lintas Program Lintas Sektor
Lembaga Swadaya Masyarakat
Madrasah ALiyah Madrasah Ibtida iyah
Mill enium Develpotment Goals
Makanan Pendamping Air Susu Ibu Manajemen Tepadu BaLita Muda Manajemen Terpadu BaLita Sakit Madrasah Tsanawiyah
Neonatal Mortality Rate
Nomor Pokok Wajib Pajak
Pencegahan Penyakit
Pusat PeLatihan KLinik Primer Pusat PeLatihan KLinik Sekunder
PengendaLian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Program Perencanaan PersaLinan dan Pencegahan KompLikasi
Penyakit Akibat Kerja Pendidikan Anak Usia Dini Program Kesejahteraan KeLuarga PeLayanan Kesehatan
PeLayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu Pemberian Makanan Bayi dan Anak PaLang Merah Indonesia
Peraturan Menteri Keuangan Pemberian Makanan Tambahan
Persatuan Obstetri GinekoLog Indonesia Petunjuk Operasional Kegiatan
PeLatihan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar PeLatihan Obstetri NeonataL Emergensi Kebidanan Paket Pelayanan AwaL Minimum
PPh PPI PPK PPn PPNI PPSPM Potindes Poskesdes Posyandu Puskesmas R Rakontek Renstra Renkas RKAKL RPD RPK RPJMN RS RSUD
S
SAl SAKSO
SDGs SDIDTK SDKI SDM SHKSIMAK BMN :
SKI SMP SMA
Pajak Penghasilan
Pangkalan Pendaratan Ikan Pejabat Pembuat Komitmen Pajak Pertambahan Nilai
Persatuan Perawat Nasionallndonesla
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar Pos Persalinan Desa
Pos Kesehatan Desa Pos Pelayanan Terpadu Pusat Kesehatan Masyarakat
Rapat Koordinasi Teknis Rencana Strategis Rencana Kas
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga
Rencana Penarikan Dana Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Rumah Sakit
Rumah Sa kIt Umum Daerah
Sistem Akuntansi Instansi Sistem Akuntansi Keuangan Sekolah Dasar
Sustainable Development Goals
Stimulasi,Deteksi & Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
Survei Demografi Kesehatan Indonesia Sumber Daya Manusia
Skrining Hipotirold Kongenital
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
Surveilans Kematian Ibu Sekolah Menengah Pertama SekoLah Menengah Atas
SP3T
SPD SPK SPSI SPTJM SSBP SSP
T TBj U TOGA TOT T P TTD TKI TPG T PI
U UKBM UKK UKS UP TUP
Sentra Pengembangan Dan Penerapan Pengobatan Tradisiona l
Surat Perja lanan Dinas Surat Perintah Kerja
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak Surat Setoran Bukan Pajak
Surat Setoran Pajak
Tinggi Badan Berdasarkan Umur Taman Obat Keluarga
Training a/Trainer
Tugas Pembantuan Tablet Tambah Darah Tenaga Kerja Indonesia Tenaga Pelaksanaan Gizi Tempat Pelelan gan Ikan
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Upaya Kesehatan Kerja
Usaha Kesehatan Sekolah Uang Per sediaan
Tambahan Uang Persediaan
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZ.I DAN
KESEHATAN IBU DAN ANAK
NOMOR HK.02 .03/BI.1/3387/2015
TEN TANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI
PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
TAHUN 2015
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN
ANAK,
Menimbang a. bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan kesehatan dalam program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak di Provinsi dan Kabupaten/Kota secara baik dan merata, perlu adanya dukungan dana dekonsentrasi; b. bahwa pembangunan kesehatan pada RPJMN
III tahun 20152019 diarahkan pada akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas agar dapat berjalan secara efektif, efisien dan akuntabel, sehingga perlu dibuat petunjuk pelaksanaan ;
c.
bahwa berdasClrkan pertimbangan sebagai -mana dimaksud dalam huruf a, b dan c perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2015 ;Mengingat
1.
UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lem baran Negara RepubLik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lemba ran Negara RepubLik Indonesia Nomor 4286);2. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepubLik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan PengeloLaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200S Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republlk Indonesia Nomor 4438); 5. UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara RepubLik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5063);
6. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Peme rintah Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
7. UndangUndang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5593);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah (Lernbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republ'ik Indonesia Nomor 5423);
11. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ;
12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019 (Lembaran Negara RepubUk Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 911
PMK.0612007 tentang Bagan Akun Standar; 14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/
PMK.05/2007 tentang 5istem Akuntansi Dan PeLaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/
PMK.07/2010 tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Pengelolaan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 660); 16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2551
PMK.05j2010 tentang Tata Cara Pengesahan Realisasi Pendapatan dan Belanja yang Bersumber dari Hibah Luar Negeri/DaLam Negeri yang Diterima Langsung Oleh Kementerian Negara/lembaga Dalam Bentuk Uang;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/ Menkes/Per;V111/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara RepubUk Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2571
PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisl Anggaran Tahun Anggaran 2015;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ Menkes/66/2015 tentang Alokasi Anggaran Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Pelaksanaan Program Pembangllnan Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2015 sebagaimana telah d,iubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/130j2015;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI PROGRAM BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK TAHUN 2015.
Pasall
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi bertujuan untuk memberikan acuar bagi pelaksanaan kegiatan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak di satuan kerja Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rnendukung pencapaian sasaran pembangunan kesehatan.
Pasal2
Ruang lingkup Petunju k Teknis Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2015 meliputi :
a. Kegiatan pokok program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak;
b. Pemanfaatan dan pengelolaan keuangan dekonsentrasi.
Pasal 3
Ketentuan lebih lanjut mengenal Petunjuk Tek nis Pelaksanaan Dana Dekonsentras i Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2015 sebagalmana dimaksud dalam pasal2 tercantum dalam Lampiran yang merupaka n bagian ya ng tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal4
Setiap Satuan Kerja Kuasa Pengguna Anggaran waj ib membuat dan menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku .
PasaL 5
Peraturan ini mulal be rLaku sejak Januari 2015.
Diteta pkan di Jakarta pada tanggaL 16Juni 2015
DIREKTUR JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK,
ANUNG SUGIHANTONO
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan saLah satu prioritas pembangunan Indonesia, sejaLan dengan perjanjian internasionaL yang juga disepakati pemerintah Indonesia sejak tahun 2000 yaitu "DekLarasi MiLLenium" yang menyatakan up aya bersama untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Komitmen tersebut d iterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenaL dengan Millenium Development Goals (MDGs).
Tahun 2015, merupakan tahun akhir upaya pencapaian target MDGs. DaLam kesepakatan MDGs tersebut terdapat 4 (empat) target pembangunan kesehatan, diantaranya menurunkan jumLah baLita gizi buruk dan stunting menjadi setengahnya, menurunkan angka kematian bayi dan baLita, menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kejadian maLaria, tuberkuLosa dan AIDS, serta meningkatkan akses air bersih masyarakat pada tahun 2015.
Bersamaan dengan itu, pada tahun ini, Indonesia memasuki tahap ke3 peLaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionaL (RPJMN). Pembangunan kesehatan pada RPJMN 11 11 tahun 2015 2019 ini diarahkan pada akses masyarakat terhadap peLayanan kesehatan yang berkuaLitas semakin mantap,dan upaya peLayanan kesehatan diprioritaskan pada upaya promotifpreventif menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadiLan.
Penjabaran mengenai arah pembangunan kesehatan tersebut adalah bahwa semua orang mendapatkan hak pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan di tempat peLayanan kesehatan yang terstandar, dllayani oleh tenaga ke sehatan yang kompeten, menggunakan standart peLayana n, dengan biaya yang te rjangkau serta informasi yang adekuat atas kebutuhan pelaya nan kesehatannya. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanLah semata mata tugas pemeri ntah tetapi merupakan tugas bersama seLuruh kom ponen bangsa.
Da lam upaya percepatan pencapa ian tuj uan dan target program Bina Gizi dan KIA, Kementerian Kese hatan tela h menyediakan anggaran guna peningkatan capaian Program Bina Gizi dan KIA sa lah satunya melaLui dana dekonsentrasi. Sebagaimana diketahui bahwa dana dekonsentrasi adalah da na pemerintah pusat ya ng dise rah an kewenangan penggunaan kegiatannya pad a pemerintah daerah, dalam hal ini Gubernu r sebagai wakil pemerintah, dengan mengacu pada petunjuk pemerintah pusat dan bertanggung jawab kepada pemerintah pusat. Secara umum, pemanfaatan dana dekonsent rasi Program Bina Gizi dan KIA dilaksanakan tetap mengacu pada kerangka logis program serta mempertimbangkan keslnambungan kegiatan antara pusat dan daerah . Agar pelaksanaannya dapat berjaLan baik sehingga hasilnya lebih berdaya guna da n berhasil guna dalam pencapaian sasaran pembangu nan, maka disusunlah buku pedoman Petunjuk Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Program Bina Gizi dan KIA Tahun Anggaran
2015 .
B. T
UA
Memberikan acuan bag i pelaksana an kegiatan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak yang bersumber dana
dekonsentrasi tahun anggaran 2015 dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan kesehatan.
C. SASARAN
1. Pengelola Kegiatan Gizi, Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak, Kesehatan Kerja dan Dlahraga, Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, pengelola bina program di tingkat Provinsi dan Pengelola BDK di Provinsi maupun Kabupaten/Kota
2. Unitunit terkait pengelolaan Program Bina Gizi dan KIA
D. RUANG LlNGKUP
1. Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat
2. Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi
2. Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Anak 3. Kegiatan Pembinaan Kesehatan Kerja dan Olahraga 5. Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Tradisional,
Alternatif dan Komplementer
6. Kegiatan Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya
8. Kegiatan Manajemen BDK di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
E. KEBIJAKAN OPERASIONAL
1.
Dana Dekonsentrasi merupakan dana yang berasal dari APBN yang di laksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi sebagai wakil Kementerian Kesehatan yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah.2. Menu Kegiatan dekonsentrasi yang terdapat dalam pedoman merupakan menu pilihan yang peLaksanaannya disesuaikan dengan sumber daya kesehatan di daerah. 3. Pemanfaatan dana dekonsentrasi hendaknya
memperhatikan berkembangnya peLaksanaan program di tahun sebelumnya. Tidak diperkenankan mempergunakan dana dekonsentrasi untuk kegiatan yang dibiayai sumber pendanaan lainnya (duplikasi pembiayaan). Dana Dekonsentrasi ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang sama namun bersifat intensifikasi,ekstens ifikasi atau kegiatan inovatif Lainnya.
4. Pengalokasian Dana Dekonsentrasi 2015 adalah berdasarkan usuLan daerah atas kegiatan program bina Gizi dan KIA yang disesuaikan dengan ketersediaan dana di pusat.
S. Kebijakan Pengalokasian Dana Dekonsentrasu 2015 terutama melakukan efisiensi perjalanan dlnas, konsinyering, seminar dan pemberian hono r.
6. Penggunaan dana dekonsentrasi menganut prrnslp akuntabilitas. PeLaporan pertanggungjawaban pelaksa-naan kegiatan menJadi kewajiban daerah (Dinas Kesehatan) kepada pemerintah (c.q Kementerian Kesehata n)
7. Pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan sebag ian oleh dana pusat sebagian menggunakan dana dekonsentrasi
BAS II
ARAH KEBIJAKAN,SASARAN DAN INDIKATOR
PROGRAM BINA GIZI DAN KIA TA 2015
A. ARAH KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM BINA GIZI DAN KIA TA 2015
Hingga akhir tahun
2014,
Indonesia masih menghadapi berbagai permasalah pembangunan kesehatan yang dapat dilihat dari pencapaian program kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatall sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upayaupaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebetumnya.Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka M1enengah Nasional
2015
2019
yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor2
Tahun2015,
disebutkan bahwa pembangunan lima tahun ke depan juga harus makin mengarah kepada kond isi peningkatan kesejahteraan berkelanjutan, warganya berkepribadian dan berjiwa gotong royong, dan masyarakatnya memiliki keharmonisan antarkelompok sosial, dan postur perekonomian makin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas, yakni bersifat inktusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta kemampuan iptek sambil bergerak menuju kepada keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.Potensi dan permasalahan pembangunan keseh ata n menjadi input dalam menentukan arah kebijakan da n strategi Kementerian Kesehatan. Arah kebijakan pelaksanaan Program Bina Gizi dan KIA TA 2015 diantaranya adalah :
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, Usia Produktif Usia Kerja, dan Lanjut Usia yang BerkuaLitas.
Akselerasi ini dilaksanakan melalui upaya :
a. peningkatan cakupan dan mutu keberlangsungan peLayanan
(continuum of care)
kesehatan ibu dan anak terutama peningkatan pertoLongan persaLinan oleh tenaga terlatih di fasiLitas kesehatan, peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil (Kl dan K4), pelayanan emergensi/kompLikasi kesehatan ibu da n neonatal di Puskesmas PONED dan RS PONEK. dan pemberian makanan pemuLihan pada ibu ham il KEK, dan tablet tambah darah (TTD);b. Peningkatan sarana dan prasarana pe layanan persalinan di fasilitas kesehatan;
c. peningkata n peLayanan kesehatan reproduksi remaja; d. peningkata n upaya kesehatan sekolah (UKS);
e. peningkatan pelayanan kesehatan kerja;
f. peningkatan peLayanan kesehatan Lan j ut usia;
g. peningk ta n cakupan imunisasi tepat waktu pad a bayi dan baLita;
h. penguatan metode kontrasepsi jangka pa njang; I. pen ingkatan peran upaya kesehatan berbasis
masyarakat termasuk Posyandu da n pelayanan terintegrasi lainnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia.
2. Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat Percepatan ini dilaksanakan melalui upaya:
a. peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan ;
b. peningkatan kualitas pelayanan gizi dengan fokus utama pada 1000 hari pertama kehidupan, remaja , calon pengantin dan ibu hamil;
c.
peningkatan promosi gizi , sanitasi, higiene, dan pengasuhan;d. peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui upaya kesehatan berbasis masyarakatjUKBM (antara lain Posyandu, Pos PAUD); e. pengembangan dan penguatan pelaksanaan, dan
pengawasan regulasi dan standar gizi; dan
f. penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik yang didukung oleh peningkatan kapasitas Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi.
B. SASARAN DAN INDIKATOR PROGRAM BINA GIZI DAN KIA TA 2015
Sasaran Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dalam Rencana Pembangun cn Jangka Menengah Nasional 2015 -2019 adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Indikator Kegiatan Program (IKP) Bina Gizi dan KIA terdiri dari
1. Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (target pada tahu l1 2019 sebesar 85 %)
2. IMenurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik menjadi 18,2%
Untuk mencapai sasaran terse but, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah
CD j u セ@ c :J
c
"
u II> QJ'"
III'"
:J <II :l'"
0 ID 0 :l"'"
II>'"
セ ャG@
セ@ ua
()Q iil :3 !D ::; III [;I f::j.tl
0.. IIIProgram/
No
Sasaran
Indikator
セj d・ヲゥョゥウゥ@0
Kegiatall
Persentase ibu hamil
1
Pembinaan Meningkatnya Persentase ibu hami l dengan113%
Perbaika n Gizi pe layanan giz i KEK yang mendapat lingka r lengan atas < 23,Scm yang Masyarakat masyarakat makanan tambahan mendapat makanan tambahan
Persentase ibu hamil Persentase ibu hamil yang
182%
yang mendapat Tablet mendapat tablet tambah darahTamba h Oarah (TTO) (TTO) minimal
90
tablet selama90
tab let selama masa masa kehamilankehamilan
Persentase bayi usia Persentase bayi baru lahlf
139%
kurang dari6
bulan yang sampai dengan usia 5 bu lanmendapat
AS I
eksklusif29
hari yang diberiAS I
saja tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan maka nan dan minuman lainPersentase bayi baru Persentase bayi ba ru lahir yang
138%
lahir mendapat Inisiasi menyusu dini kepada ibunyaMenyusu Oi ni (IMO) pa ling singkat selama 1 (satu) ja m Persentase balita kurus Persentase baduta
(6
sid 23 bulan170%
yang mendapat makanan 29 hari) ku rus(BB/TB
セ M3S0
sid
u セ@ c 2 . c ;c U III OJ ;c-til OJ ::J OJ OJ ::J o III ;c-o iii III ;;. (;i セ N@ u (3 OQ (;i 3 g:J ::J OJ G"\ セZ@ 0-OJ ::J ;<; );
'"
o Ul U)Persentase remaja puteri Persentase remaja putri yang ada yang mendapat Tablet di sekolah, di luar sekolah dan Tambah Darah (TTO) yang berkunjung ke puskesmas
yang mendapat TTD sebanyak 10 tablet setiap bulan dengan rincian 7 tablet selama masa haid dan 1 tablet setiap minggu di luar masa haid
2
Pembinaan Meningkatnya Persentase kunjungan Cakupan pelayanan kesehatan 175% Kesehatan akses dan neonatal pertama (KN1) bayi baru lahir (umur 6 jam - 48Bayi, Anak dan kualitas jam) yang memperoleh pelayanan
Remaja pelayanan sesuai standar meliputi:
kesehatan pemeriksaan menggunakan
bayi, anak dan pendekatan MTBM;
remaja perawatan tali pusat;
konseling ASI dan tanda bahaya;
o
セ@ !\l"
2" .2 c T U !\l セ@セ@
§
o !\l 6" OJ '" !\l :Jセ@
Ua
O!l'"
3 w :; OJ C) セ@ n QI ::J A j; N a > Ul Persentase Puskesmas yang meLaksanakan penJanngan kesehatan untuk peserta didik kelas I iNAbiiAiセャi|ATAhョャHᄋji{Zu@Puskesmas melaksanakan
150%
penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas 1 SD/MI di wilayah kerja puskesmas tersebut minImal pemeriksaan status gizi (Tinggi Badan dan Serat Sadan), pemeriksaan gigi, taJam pengllhatan, dan tajam pendengaran.
Peserta didik yang ditemukan mem punya i penyakit/gangguan/ kela inan ditanga ni/di rujuk ke puskesmas atau rumah sa kit Pe laksanaan penjaringa n kesehata n dlupayakan dilakukan kepada se luruh sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah pad a peserta didik kelas I
Pe laksanaan penjaringan
"U セ@ c: 2 . c:
.,.
"U IU PJ.,.
'"
::l'"
8l ::l o IU.,.
o ::l IU'"
a
iil セ N@ "Ua
OQ iil 3 (II s·'"
C1 セ Z@ Cl. ::l'"
セ@ l>'"
セ@ U1 ..a ..a Pada saat melaksanakan penjaringan kesehatan juga dapat dilakukan pemeriksaan intelegensia, kespro, kesehatan mental, dan pelayanan kesehatan lainnya seperti penyuluhan, pemberian tablet besi, pemberian obat cacina. BIAS dan lainPersentase Puskesmas Puskesmas melaksanakan
30%
penjaringan kesehatan padapenjaringan kesehatan yang melaksanakan
peserta didik kelas 7 SMP/MTs untuk peserta didik kelas dan 10 SMA/SMK/MA di wilayah VII dan X kerja puskesmas tersebut minimal
=
...
N "0 セ@ c:セc: N@
",. 1J
'"
iiJ セ@ g: OJ :J'"
Cl'"
o'"
:J'"
rt> セ@ Ql !!! セ@""
o Ql3 tD OJ OJ Cl E!" D. OJ ::J A ); o
'"
U1No
mrmnv
r.:tffiiillJ
セ@
T
セセ@
セ@
Pelaksanaan penjaringan
ke sehatan dilaksanakan di sekalah atau di puskesmas mulai awal tahun ajaran sampai tahun ajaran tersebut berakh ir.
ada saat me laksanakan
"1J II) c: セ@ セ N@ c:
"
セ@ セ@セ@
8:
:J o II) x-o :J rt>'"
:J @ セN@ "1Ja
OQ iiJ 3 to s· 01 (;) セ Z@ a. 01 :J ;:0:: S'"
セ@ U1...
&AIPersentase Puskesmas Puskesmas yang
25%
yang menyelenggarakan menyelenggarakan kesehatan kegiatan kesehatan remaja memenuhi kriteria :
remaja Memiliki tenaga kesehatan
terlatih pelayanan kesehatan peduli remaja
Memiliki pedoman kesehatan remaja
Melakukan pelayanan konseling pad a remaja
Puskesmas yang
menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja mengukur upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk
·a
3
Pembinaan Meningkatnya Persentase puskesmasI
Persentase Puskesmas yang Kesehatan Ibu akses dan yang meLaksanakan keLas melaksanakan kelas ibu Hamil dan Reproduksi kualitas ibu hamilpelayanan kesehatan ibu dan reoroduksi
"0 セ@ c .2 c: 7:' "0 It) OJ セ@ 11\
'"
::l 11/'"
::l Q III o""
::l .:::: ::lセ@
"0 i3 DO jjl 3 III 5 ru i., E! Co ::l A'"
:D N o セ@ LnPersentase puskesmas Persentase Puskesmas yang I 77% yang melakukan melakukan Orientasi Program
orientasi progra m Perencanaan Persa li nan dan perencanaan persalinan Pencegahan Komplikasi dan pencegahan
komolikasi
Persentase ibu hamil Jumlah ibu hami l yang 172% yang mendapatkan memperoteil pelayanan Antenatal pelayanan antenatal palmg sed ikit 4 kali dengan minlmal4 kali (K4) dlstribusi 1 kali pada Trimester
"'0' III <: '" 2. <: セ@ "'0 III 0; セ@
セ@
8:: ::J セ@ 8' ::J III III ::J '"セN@
"'0 セ@ Cil 3 OJ s· III G1 E:!: c. III ::J :>:: l> I'J o ... U1Pembinaan
Upaya
Kesehatan kerja
dan Olahraga
Meningkatnya
pembinaan
upaya
Persentase Puskesmas
yang menyelenggarakan
kesehatan kerja dasar
kesehatan kerja
I I rn r _ .. ' - - r " Irdan oLahraga
JumLah pas UKK yang
terbentuk di daerah PPI
TPI
Persentasf fisiLitas
pemeri wan kesehatan
TKI yang memenuhi
standar
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan
kegiaun kesehatan
olahraga pada kelompok
masyarakat di wiLayah
Fasilitas pemeriksaan kesehatan
yang telah ditetapkan sebagai
sarana pemeriksaan kesehatan
TKI sesuai standar
....
0'1 "tl rt> E" 2 . c"'"
"tl rt> OJ,...
III I» :> I» II! :J o rt>,...
o :> III In セ@ a; セ N@ "0a
DO Q; :3 CD S· OJ 8 !::!. D-OJ OJ ::c ); rv o セ@ U1 Pembinaan5
Meningkatnya Persentase Puskesmas Puskesmas yang15%
Kesehatan Pembinaan, yang menyeLenggarakan menyelenggarakan kesehatan Tradis ional dan Pengembangan kesehatan tradisiona l tradisional terhadap masyarakat di
Komplementer dan wi layah kerjanya yang memenuhi
Pengawasan salah satu kriteria di bawah ini :
upaya
1.
Puskesmas yang memilikiKesehatan tenaga kesehatan sudah dilatih
tradislonal dan yankes tradlslonat
Komplementer 2. Puskesmas yang melaksanakan
asuhan mandiri kestrad ramuan dan ketramp ilan
3 puskesmas yang melaksanakan
セ@ ォ・ァ セ 。エ。ョ@
pembinaan meLputipeng umpulan data kestrad, fasi litasi reg Istras l!perizlnan dan bimbingan teknis serta pemantauan ya nkestrad dan
"'0 セ@ c ..2. c A "'0 (I) iiJ A V1 OJ :::J OJ OJ :::J o (I) A o :::J V1 rt> ;;. ii1 セ LN@ "'0
a
O<l ii1 3 CD 5' OJ Cl セ Z@ D. OJ :::J '" l> IV セ@ 111 セ@....
!i.tJott[1jJ セ@ セセ{ヲャGiャヲェャャ
YH
Tersedianya
Bantuan Jumlah Puskesmas yang
6
Jumlah Puskesmas yang9.719
Operasional Bantuan mendapatkan BOK memanfaatkan dana BOKKesehatan Operasional
Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas yang
(BOK) Kesehatan
yang mempublikasikan mempublikasikan laporan
7.289
(BOK) Untuklaporan pemanfaatan pemanfaatan BOK di papan Puskesmas
BOK di papan pengumuman Puskesmas atau pengumuman Puskesmas kantor camat
atau kantor camat I
Meningkatnya Persentase realisasi Persentase realisasi anggaran dan
90%
Dukungan7
Dukungan kegiatan administrasi realisasi output kegiatan program Pelaksanaan
Manajemen dan
dukungan manajemen Bina Gizi dan KIA Tugas Teknis
Manajemen dan
Pelaksanaan dan pelaksanaan tugas Lainnya pada Tugas Teknis teknis lainnya Program
Program I Bina Gizi dan Kesehatan
Bina Gizi dan
Lainnya Pada
Program Ibu dan Anak Kesehatan Ibu Bina Gizi dan
BAB III
RUANG LI GKUP KEGIATAN DEKO SENTRASI
PROGRAM BI A GIZI DAN KIA TAHUN 2015
A KEGIATAN BINA GIZI
Gizi memegang peranan penting daLam pembangunan sumber daya manusia, tidak saja untuk kesehatan tetapi juga untuk kecerdasan, produktivitas, dan menjadi investasi untuk memajukan ekonomi bangsa (Bank Dunia, 2010
repositioning
Perbaikan Gizi GLobaL). OLeh karena itu, perbaikan gizi harus menjadi prioritas daLam Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionaL (RPJMN) 20152019.
Kegiatan pembinaan perbaikan gizi meLaLui dana dekonsentrasi merupakan saLah satu upaya daLam kegiatan perbaikan gizi masyarakat yang menjadi wewenang Provinsi daLam mencapai keberhasiLan indikator kinerja. Pertimbangan Lain di karenakan daerah mampu menganaLisa dan mengidentifikasi masaLah-masaLah gizi yang ada di wiLayah kerjanya, sehingga diharapkan intervensi yang diLakukan dapat tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat guna.
Kegiatan pembinaan perbaikan gizi yang peLaksanaannya dapat memanfaatkan dana dekonsentrasi, meLiputi :
1. KEGIATAN PERTEMUAN TEKNIS DAN ATAU MANAJEMEN PEMBINAAN GIZI
Tujuan umum kegiatan ini adaLah meningkatkan koordinasi, advokasi" sinkronisasi, dan evaLuasi daLam
rangka peningkatan percepatan perbaikan gizi. Kegiatan te rsebut antara lain:
Q. Round Table Gerakan Nasional (Gernas) dalam rangka
Percepatan Perbaikan Gizi 1) Tujuan khusus
a) Mendapatkan dukungan dan ko mit men tentang Gerakan Nasional (Gernas) Percepata n Perbaikan Gizi dari Pengelola Program Gizi,Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Lintas progra m/ lintas sektor, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), tokoh agama/tokoh masyarakat dan swasta.
b) Menyusun regulasi Gerakan Nasional (Gernas) Percepatan Perbaikan Gizi di ting kat Propinsi. 2) Sasaran
Dinas Kesehatan Provinsi , Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,lintas sektor, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM
b. Koordinasi Limas Program/Linta s Sektor (LP/LS) terkait Pembinaan Glzi
1) Tujuan khusus
a) Melakukan advokasi dan koord inasi Lintas program dan Lintas sektor terkait kegiatan pembinaan gizi
b) Membangun komitmen bersama dari LP/LS daLam kegiatan perbaikan gizi
2) Sasaran
Pengelola program/Lintas sektor te rka it, organisasi profesi, perguruan tinggi, Rumah Sakit dan organisasi masyarakat tingkat provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota
c.
Review Capaian Indikator Kegiatan Pembinaa n Gizi 1) Tujuan khususa) Memperoleh informasi capaian keberhasitan indikator kinerja pembinaan Q'izi
b) MenQ'etahui hambatan dan solusi terhadap capaian indikator kinerja
c) Menyusuntindaklanjutdalamupaya pencapaian indikator kinerja di tahun berikutnya
2) Sasaran
LSM dan organisasi masyarakat tingkat provinsi sampai dengan kabupaten!kota.
2.
KEGIATAN SDM YANG DITINGKATKAN KAPASITAS TEKNIS
DAN MANAJEMEN DALAM 'PEMBINAAN GIZI
a. Traning of Trainer
(TOT)Tujuan umum kegiatan adalah untuk menghasilkan tenaga pelatih di tingkat Provinsi
1) Penilaian Pertumbuhan Balita a) Tujuan khusus
Menghasilkan tenaga pelatih penilaian pertumbuhan balita di tingkat Provinsi. b) Sasaran
Fasilitator penilaian pertumbuhan balita tenaga kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang telah mendapatkan pelatihan penilaian pertumbuhan balita
2) Tatalaksana gizi buruk a) Tujuan khusus
Menghasilkan tenaga pelatih tatalaksana gizi buruk di tingkat Provinsi.
b) Sasaran
Tim asuhan gizi di Provinsi atau Kabupaten/ kota yang sudah terLatih tatalaksana gizi buruk
3) Konseling Menyusui a) Tujuan khusus
MenghasiLkan tenaga peLatih konseting menyusui di tingkat Provinsi
b) Sasaran
Konselor menyusui yang sudah terLatih Konseling Menyusui
b. Pelatihan
Tujuan umum kegiatan ini adaLah meningkatkan keterampilan teknis dan/atau manajemen tenaga kesehatan dalam upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat.
1) Penilaian Pertumbuhan Balita a) Tujuan khusus
Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan untuk pelaksanaan kegiatan gizi dalam penilaian pertumbuhan balita di Puskesmas b) Sasaran
Tenaga Gizi di Puskesmas 2) TataLaksana gizi buruk
a} Tujuan khusus
Meningkatkan keterampiLan dan membentuk tim asuhan gizi di Puskesmas dan Rumah Sakit untuk kegiatan tataLaksana giz i buruk
b) Sasaran
Tim asuhan gizi (dokter. perawat/bidan. petugas gizi) di Puskesmas dan/atau Rumah Sakit 3) Konseling Menyusui
a) Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampiLan tenaga kesehatan untuk meningkatkan cakupan ASI ekskLusif
b) Sasaran
Bida n/perawat/dokter/tenaga gizi di RS, pengeLoLa Gizi/KIA di Kabupate n/Kota, tenaga puske sm as (bidan/dokter/perawat/tenaga peLaksana gizi)
4) KonseLing Ma ka nanan Pendamping ASI dan/atau Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
a) Tujua n khusus
Meningkatka n pengetahuan dan keterampiLan tenaga kesehatan untuk mendukung peLaksa naan pemberian MPASI dan/atau PMBA secara tepat dan benar baik jumLah, b ntuk. waktu dan frekuensinya
b) Sasaran
Bi dan/perawat/dokter/tenaga glzl di RS, pen ge LoLa giz i/KIA di Kabupaten/Kota. tenaga pus kesmas (bidan/dokter/perawat/ tenaga peLa ksan a g izi)
5) Pengu mp ul Data daLam meLaksanakan Pemantauan Statu s Giz i (PS G)
a) Tuj uan khusus
Men ing katkan kemampuan teknis petugas gizi dalam melaksanakan pemantauan status gizi b) Sasa lan
TPG Puskes mas dan mahasiswa Perguruan Tinggi/ Poltekes jurusan gizi
6) Pe ni ngka tan Kapasitas Petugas dalam tata Laksana kretin
a) Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampiLan tenaga kesehatan di Kabupaten/ kota dan
puskesmas untuk menanggulangi anakanak yang menderita kretin
b) Sasaran
PengeLola Gizi/KIA di Kabupaten/Kota. Tenaga Puskesmas (Bidan/ Dokter/Perawat/Tenaga Pelaksana Gizi)
7) Peningkatan Kapasitas Petugas daLam Surveilans Gizi
a) Tujuan khusus
Meningkatkan kemampuan pengelola survelLans gizi Kabupaten/kota dalam meLakukan surveilans gizi di wiLayah kerjanya sesuai dengan Pedoman Surveilans GizL b) Sasaran
Pengelola surveilans Gizi di Kabupaten/Kota c. Orientasi/Sosialisasi
Tujuan umum adalah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang kegiatan perbaikan giz;
1) Orientasi Petugas daLam Penanganan Anemia dan Kretin dan Orientasi Standar Penilaian Pertumbuhan Balita
a) Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan dalam mengatasi/ memecahkan fa ktorfaktor yang menyebabkan gangguan pertumbuhan
b) Sasaran
PengeLola gizi/KIA di Kabupaten/ Kota, tenaga puskesmas (bidan/dokter/perawat/tenaga pelaksana gizi)
2) Orientasi Petugas dalam Penanggulangan Ibu Hamil Ku rang Energi Kronis (KEK)
a) Tujuan khusus
Memperkuat kolaborasi tim asuhan gizi dalam pelayana n gizi bagi ibu hamil dengan KEK sesua i dengan standar melalui integrasi Gizi-KIA
b) Sasaran
Pengelola gizi/KIA di Kabupaten/Kota, tenaga puskesmas (bidan/dokter/perawat/tenaga pelaksana gizi)
3) Sosialisasi terpadu pembinaan Gizi di Provinsi dan Ka b u pate n/Kota
a) Tujuan kh usus
Memberikan informasi dan pemahaman tentang kegiatan perbaikan gizi di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota
b) Sasara
Sektor/program terkait, organisasi profesi, pergur an ti ggi, LSM dan swasta di tingkat Provinsi sampai dengan Kabupaten/ kota 4) Diseminasi Has il Pemantauan Status Gizi (PSG) di
Provinsi dan Kabupaten/Kota a) TuIuan khusus
(1) Memberikan informasi dan penjelasan tentang hasH PSG
(2) Memperoleh upaya tindak lanjut dan komitmen hasil PSG
b) Sasaran
Pengelola program/sektor terkait dan organisasi masyarakat tingkat Provinsi sampai dengan kabupaten/kota
3.
KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS DAN EVALUASI
Tujuan umum kegiatan adaLah untuk meningkatkan capaian kegiatan perbaikan gizi melaLui pemantauan, bimbingan teknis dan evaLuasi serta koordinasi dan konsultasi ke Pusat
a. Bimbingan teknis terpadu kegiatan pembinaan perbaikan gizi
1) Tujuan khusus
Mengi dentifikasi masalah terkait kegiatan perbaikan gizi, memfasilitasi dan memberikan pendampingan d Lam pemecahan masaLah
2) Sasaran
Pengelota program gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, petugas gi zi di Rumah Sakit atau Puskesmas,kader posyandu
b. Koordinasi dan Konsultasi ke Pusat 1) Tujuan khusus
Melakukan koordinasi dan konsultasi kegiatan gizi ke pusat, mengikuti/menghadiri kegiatan/ pertemuan sepert i kegiatan Puncak Pekan ASI Sedun ia, kegiatan Penguatan Program Pembinaan Gizi terhadap Pencapaian Sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan, dan kegiatan Penguatan Pola Operasional Kegiatan di Propinsi sampai dengan Puskesmas di Pusat
2) Sasaran
Pengelota program gizi di Provinsi dan atau Kabupaten/Kota, LP/LS terkait
4 .
DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA
a. Pengadaan, Manajemen dan Disribusi Makanan Pendamping ASI (MPASI)
1) Tujuan
Menyediakan MPASI bagi balita kurus 2) Sasaran
Balita ku rus
b. Pengadaan, Manajemen dan Disribusi Pemberian Makanan Tam bahan (PMT) ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
1) Tujuan
Menyediaka n PMT ibu ham il bagi ibu ham il de ngan lingkar lengan at as < 23,5 em atau kurang energi kronis (KEK)
2) Sasaran Ibu ha mi l KEK
c.
Pengadaan Bu ku/Pedoman Pembinaan Gizi 1) TujuanMenyediakan bu ku/pedoman bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi
2) Sasaran
Pengelola Program di Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota, Puskesmas dan/atau Rumah Sakit
d. 'Pengadaan Leaflet/Media Pembinaan Gizi 1) Tujuan
Menyediakan leaflet dan media KIE dalam rangka memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
2) Sasaran
Pengelola Program di Dinas Kesehatan Provinsi dan/ atau Kabupaten/Kota, Pelaksana program di Puskesmas dan/atau Rumah Sakit, Masyarakat e. Biaya Manajemen dan Distribusi Sarana dan Prasarana
Gizi di Provinsi dan Kabupaten/Kota
1) Tujuan
Tersedianya pendanaan bag i operasional manajemen, pengelolaan dan distribusi di Kabupaten sampai dengan sasaran
2) Sasaran
Kabupaten/Kota dan Puskesmas
5.
SURVEILANS GIZI DAN PEMANTAUAN STATUS GIZI a. SurveiLans Gizi di Prop insi dan Kabupaten/Kota1) Tujuan
a) Mendapatkan informasi, kajian data, dan sajian data Lebih intensif mengenai:
(1) Data prevaLensi ibu hamiL Kurang Energi Kronis (KEK)
(2) Data cakupan 90 tabLet Tambah Darah (TID) pada i bu ham
it
(3) Data prevalensi Sayi Serat Lahir Rendah (BBLR)
(4) Data cakupan ASI EkskLusif dan Inisiasi Menyusu Dini
(5) Data ibu hamit KEK yang mendapat PMT (6) BaLita kurus yang mendapat PMT
(7) Data cakupan pemantauan pertumbuhan (8) Data caku pan distribusi kapsuL vitam in A
dosis tinggi pada bayi, balita dan ibu nifas (9) Data cakupan pemberian TTD bagi remaja
putri
(10)Data cakupan konsumsi garam beryodium di tingkat masyarakat
(l1)Data batita gizi buruk dapat perawatan (12)Hasll analisis dan interpretasi data secara
rutin dan terencana/terjadwa L
(13)Status gizi baLita di tingkat Kecamatan berdasarkan indeks BB/ U. TB/U dan BBITB. b) Merumuskan reko mendasi dan re ncana t indak lanjut, dan melakukan diseminasi inforrnasi hasil kajian da n verifikasi data gi zi
2) Sasaran
Penge lola program gi zi di ting kat provins i dan kabupaten/kota, Petugas giz i puskes mas
b. Pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG) 1) Tujuan
MemperoLeh informas i status giz: dan cap ian kinerja kegiatan pembinaan gizi sec ara cep at, akurat, teratur dan berke Lanj uta n.
2) Sasaran
Keluarga, anak sekolah rem aja puteri, ibu ha mi l. ibu nifas, baLita usia 0 59 bulan, dan anak SD/ MI
c.
PeLacakan dan Kon fi rm asi Kas us Giz i Buru k1) Tujuan
Menegak kan di agnosa kasus gizi buruk yang diLa porkan. Kegi ata n ini meru pakan ba gian dari pe laksan aan surve i lans di ti ng kat Puskesmas. Ko nfirmasi kas us gizi buruk dilaksanakan melalui kunjungan Lapa ng an ti m Provinsi di da mp ingi dengan petu gas Kab upaten/Kot a untuk mela kuka n verifikasi kasus giz i buru k yang dilaporkan mela lui mekanism e pe Laporan giz l buruk yang ada
2) Sasaran
Petug as gizi Provi nsi,kabupaten/kota,d an Puskesmas
B KEGIATAN BINA KESEHATAN IBU
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi walaupun caku pan persalinan oleh ten aga ke sehatan sud ah mencapai
Lebih dari 80%. Seperti diketahui bersama bahwa kematian ibu disebabkan oleh muLtifaktor yang merupakan hasiL interaksi berbagai aspek, baik aspek klinis, sistem peLayanan kesehatan maupun aspekaspek nonkesehatan yang mempengaruhi pemberian peLayanan kLinis dan terseLenggaranya sistem pelayanan kesehatan tersebut secara optima l. Untuk itu, diperlukan pemahaman dan kesamaan perseps i dari semua pihak mengenai pentingnya peran berbagai aspek tersebut dalam penanganan masalah kematian ibu sehingga strategi yang akan digunakan untuk mengatasinya harus merupakan integrasi menyeLuruh dari berbagai aspek.
Berdasarkan hasil capaian indikator terkait MDGs Sa dan Sb adalah sebagai berikut :
INDIKATOR MDG 5
....
,
AnIb_T_
I(. . . .t_...
(AIUJ,..U"'.'"
セ@ NLNNエセBBBBBBGGGGGGt ...
n_ _... . .
_ _ _ _--,... ,CPtIl
セBLセオm。jNsMFNBBBBB
..-U セ@ NaヲエiセcBBB@
セ
...
"'...
AHQ•
_.
""'"''-.
u l.JNNl ... .
$"".'/
... 71'"
''''''
• . ttl
,,900
...
...
,-47.l....
'5DtO lOII1l
n_
"
....
?Ii...
....,.,..
.,
...
...
.1."
7 .....,zs..
..
_l.."'*'''''''71 121010 t,'"
1""""""71
..,.
Berdasarkan data diatas, terlihat masih adanya kesenjangan terhadap akses, kualitas dan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. Sesuai dengan nuansa desentralisasi, dimana kewenangan untuk melaksanakan program kesehatan ibu, keluarga berencana dan reproduksi telah diberikan kepada
da erah, ma ka pemerin ta h daerah diharap kan mamp u memanfaatkan potensi setempat sesuai dengan kewenangan yang diberikan meLaLui pemilihan keg iata n prioritas yang
cost effective
dan mempunyai dampak Langs ung terhadappenurunan jumLah kernatian ibu.
Kegiatan Bi na Kese hatan Ibu yang pelaksanaannya dapat memanfaatkan dana dekonsentrasi, meLiputi :
1.
KEGIATAN PERTEMUAN TEKNIS DAN MANAJEMEN KESEHATAN IBU, KB DAN REPRODUKSITuj uan umu m keg iat an ini adaLa h men ingkatkan koordinasi, advokasi, sinkronisa si, dan evaluasi da Lam ra ngka peningkatan ca kupa n dan kua litas peLayanan kesehatan ibu, KB dan re produksi. Kegiata n tersebut antara Lain:
o. Review
Ma na j em en PeLaksanaan PeLayanan Ante nataLTe rpadu dan Ke Las Ib u Hami L 1) Tu juan khus us
a) Meng identi fi kasi kendala dan permas aLahan daLam peLak sanaan pelayanan antenataL terpadu dan kelas ib u hamil
b) Dipero lehnya rencana ti ndak lanjut atau reko men dasi da Lam mengoptimaLkan peLayan an antenataL terpadu dan ke Las ibu hamiL
c) Penguatan pengembangan dan pelaksanaan pelaya nan antenatal terpadu dan kelas ibu ha mi L
2) Sasaran
a) Pengelola program KIA, gizi, Pemberantasan Penyak it (P2) dan Imu nisasi di Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
b) IBI Prov ins i da n Kabupaten/Kota
c) KepaLa Puskesmas dan Bidan Koordinator di Kabupaten/Kota terpiLih
b. Audit Maternal PerinataL (AMP) Tingkat Kabupaten/ Kota yang terintegrasi dengan Surveilans Kematian Ibu (SKI)
1) Tujuan khusus
a) Mengidentifikasi kasus kesakita n dan kematian ibu
b) MeLaksanakan
review
penyebab kesakitan dan kematian ibuc) Menyusun rekomendasi terkait tentang tindak Lanjut hasiL AMP
2) Sasaran
PengeLoLa program KIA dan program peLayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Kab upaten/Kota, pengetola rekam medik RSUD di Ka bupaten/Kota, Dokter spesialls kebidanan dan kandungan, dan dokter speslalls anak
c.
Penyusunan Manual Sistem Rujukan MaternaL Neonatal tingkat Kabupaten/Kota1) Tujuan khusus
MenghasiLkan Manual Sistem Ruju kan Maternal Neonatal sebagai pedoman Kabupaten/kota dan wilayah kerjanya dalam sistem rujuka n mulai dari desa sampai RS
2) Sasaran
Pengelota prog ram KIA dan program pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola Rekam Medik RS UD di Kabupaten/Kota. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dan dokter spesialis anak
d. Advokasl Pengembangan Ke mitraa n Bidan dan Dukun untuk Pe ndampingan Bum il, Buli n sera Pengembangan Ruma h Tunggu Kelahira n bagi w i layah te rt entu 1) Tujuan
a) Ada nya regu lasi da n komi tme n dari Pemerin tah Daerah te rka it dengan pe ni ngkatan persaUnan di fasilitas pelayan an kesehatan dengan pengem bang n progra m kemitraan bidan dukun dan Rumah Tunggu Ke lah iran
b) Te rbentuk nya mode L Kemitraa n Bid an Dukun dan Rumah Tu nggu Ke la hi ra n
2) Sasaran
Dinas kesehatan Kab upate n/Kota, Sekretaris Da erah Ka bupaten/ Kota, Ba ppeda Ka bupat en/ Kota, DPRD Kab upat en/Kota Ko mis i Keseha t an , PKK Kab upate n/ Kota
2. KEGIATAN SDM YANG DITINGKATKAN KAPASITAS TEKNIS DAN MANAJEMEN DALAM KESEHATAN IBU, KB DAN REPRODUKSI
o. Trainin g Of Trainer
(TOT)Tujuan umum ke giatan ini adalah men ingkatkan keteramp ila n te naga keseh ata n untuk menj ad i fasilitator (pe latih).
1) Kelas Ibu
a) Tujuan khusus
Terbentuknya pelatih bagi pelatihan fasilit ator kelas ibu ti ngkat Kabu paten/ kota
b) Sa saran
Peng eLoLa KIA di Dinas Kesehata n Kabu pat en/ Kota dan IB I Ka bupaten/ Kota
2) Pencegahan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan
a) Tuj uan khusus
(1) Terbentuknya pelatih bag i pelatihan fasilitator t ingkat Kabupaten/ kota sebagai tindak lanjut TOT tingkat pusat
(2) Terbentuknya Puskesmas mampu tatalak-sana kekerasan terhadap perempuan b) Sasaran
Pengelola program KIA di Oinas Kesehatan Kabupaten/kota, Kepala Ruangan IGO di RSUO b. PeLatihan
Tuj uan umum kegiatan ini adaLah meningkatkan keterampilan teknis dan/atau manajemen tenaga kesehatan daLam meLakukan peLayanan program kesehatan ibu dan reproduksi termasuk KB di f asyankes dan jaringannya.
1) Fasi litator Kelas I bu a) Tujuan khusus
a) Terbentuknya fasiLitator keLas ibu di Puskesmas
b) TerLaksananya kelas ibu di Puskesmas b) Sasaran
Bidan koordinator Puskesmas dan bidan desa 2) KB Pasca PersaLinan
a) Tujuan khusus
(1) Membentuk tenaga kesehatan daLam memberikan pelayanan KB pasca persaUnan (2) Meningkatkan cakupan KB pasca persaLinan b) Sasaran
Pemberi pelaya nan KB di RSUO dan puskesmas di Kabupaten/kota
3) Kesehatan Reproduksi daLam Situasi Bencana dalam Paket PeLayanan AwaL Minimum (PPAM) a) Tujuan khusus
Terbentuknya tim peLayanan kesehatan reproduksi daLam situasi krisis kesehatan b) Sasaran
PengeLoLa program KIAdan pengeLoLa bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, KepaLa Bada PenangguLangan Bencana Daerah KabupatenjKota, dokter umum di RSUD. dan
PMI Kabupaten/Kota
c.
OrientasiTujuan umum kegiatan ini adaLah meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang kegiatan program kesehatan ibu dan reproduksi termasuk KB
1) PeLayanan AntenataL Terpadu bagi Kabupaten/ Kota dan Puskesmas
a) Tingkat Provinsi (1) Tujuan khusus
(a) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait teknis dan manajemen peLayanan antenataL terp3du
(b) Kabupaten/ikota dapat mengorientasi kembaLi di tingkat Puskesmas sebagai tindak Lanjut orientasi tingkat provinsi
(2) S3saran
PengeLoLa program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, IBI Kabupaten/Kota b) Tingkat Kabupaten/Kota
1) Tujuan khusus
(a) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait tek nis dan manajemen pelayana n antenatal terpadu
(b) Puskesmas dan bidan di desa dapat melaksanakan pelayanan antenataL terpadu baik teknis dan manajemen 2) Sasaran
KepaLa Puskesmas, bidan koordinator Puskesmas, bidan desa
2) Persalinan normaL dan nifas sesuai standar a) Tingkat Provinsi
(1) Tujuan khusus
(a) Refreshing
pengetahuan terkait persalinannormal dan nifas sesuai standar
(b) Membentuk tim orientas i seh ingga dapat mengorientasi kembaLi di t ingkat Kabupaten/Kota sebagai t indak lanjut orientasi tingkat provinsi
(2) Sasaran
Bidan koordinator tingkat Kabupaten/Kota, IBI Provinsi dan Kabupaten/ kota, P2KS (Pusat Pelatihan Klinik Sekunder), P2KP b) Tingkat Kabupaten/Kota
(1) Tujuan khusus
(a) Refreshing
pengetahuan terkait persali
nannormal dan nifas sesuai standar
(b) Melaksanakan peLayana n persalinan normaL dan nifas sesuai sta ndar (2) Sasaran
Dokter Puskesmas, bidan koordinator, bidan pelaksana puskesmas dan bida n desa
3) Pedoman PenyeLiaan FasiLitatif KIA Bagi Tim Sufas Kabu paten/Kota
a) Tingkat Provinsi (1) Tujuan khusus
(a) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait penyeliaan fasi litatif KIA
(b) Membentuk Tim orientasi sehingga dapat mengorientasi kembali di tingkat Kabupaten/Kota sebagai tindak lanjut orientasi tingkat provinsi
(2) Sasaran
Pengelola program KIA di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau bidan koordinator Tingkat Kabupaten/Kota, IBI Provinsi dan Kabupaten/kota, Kepala Ruangan Kamar Bersalin RSUD tingkat Provinsi
b) Tingkat Kabupaten/Kota (1) Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman terkait penyeliaan fasilitatif KIA, serta melaksanakan penyeliaan fasiLitatif di tingkat Puskesmas
(2) Sasaran
Dokter puskesmas dan bidan koordinator Puskesmas
4) Manajemen Pelayanan KB c) Tujua n khusus
Meningkatkan kemampuan pengelola KB dalam ma l1 ajemen pelayanan KB terutama dalam pengorganisasian, perencanaan,
peLakanaan dan monitoring eva Luasi terkait dengan pengeLolaan KB, dan meningkatkan cakupan peLayanan KB
(1) Tingkat Kabupaten/Kota (a) Sasaran
PengeLoLa KB Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan RSUD Kabupaten/ Kota, serta bidan koordi nator di Kabupaten/Kota
(2) Tingkat Puskesmas (a) Sasaran
KepaLa Puskesmas dan bidan koordinator Puskesmas
5) Program Perencanaan PersaLinan da n Pencegahan Komplikasi (P4K)
a) Tingkat Provinsi (1) Tujuan khusus
(a) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap kegiatan Program Perencanaan PersaLinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
(b) Diharapkan Kabupaten/Kota mengorientasi kembali di t ingkat Kabupaten/kota sebagai t indak Lanjut orientasi tingkat provinsi
(2) Sasaran
Pengelola program KIA dan Promosi Kesehatan di Dinas Kesehata n Kabupaten/ Kota , PKK Provinsi, BPMD tingkat provinsi, organisasi masyarakat dan organisasi keagamaan tingkat provinsi.
e) Tingkat Kabupaten/Kota
(1)
Tujuan khusus(a) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap kegiatan Program Perencanaan PersaLinan dan
Pencegahan KompLikasi (P4K)
(b) Pus kesmas mengorientasi kembaLi kepada seLuruh kader di wiLayah ke0anya dengan menggunakan dana BOK
(2) Sasaran
KepaLa Puskesmas dan bidan koordinator, PKK dan BPMD tingkat Kabupaten/Kota, organisasi