• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Keanekaragaman Reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Keanekaragaman Reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, Jawa Tengah"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, Jawa Tengah 1. Koleksi Reptil di Sanggaluri Park Purbalingga

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh Reptil yang ada di Sanggaluri Park Purbalingga, dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan 3 Ordo, yaitu Ordo Squamata, Crocodilia, dan Testudinata; 16 Famili; 40 jenis; dan total individu 97 ekor. Berikut data dari 40 jenis Reptil di Sanggaluri Park.

Tabel 2. Koleksi Reptil di Sanggaluri Park Januari 2017 ORDO SQUAMATA

Sub Ordo Serpentes

No Family Genus Spesies

1 Colubridae a) Lampropeltis b) Elaphe c) Boiga a) Lampropeltis getulus californiae b) Lampropeltis getulus nigritis c) Lampropeltis getula d) Elaphe guttata e) Boiga nigriceps (Lampiran 1, hal: 87-90) 2 Viperidae a) Trimeresurus b) Calloselasma a. Trimeresurus puniceus b. Trimeresurus albolabris c. Trimeresurus purpureo maculatus d. Colloselasma rodostoma (Lampiran 1, hal: 80-81 ) 3 Elapidae a) Naja b) Ophiophagus a) Naja sputtatrix b) Ophiopagus hannah (Lampiran 1, hal: 82) 4 Pythonidae a) Morelia b) Python c) Liasis a) Morelia amethistina b) Python molurus bivittatus c) Python timorensis d) Python reticulatus e) Python curtus f) Liasis machloti

(2)

(Lampiran 1, hal: 84-87) 5 Boidae a) Boa b) Eunectes c) Epicrates a) Boa constrictor constrictor b) Eunectes notaeus c) Epicrates cenchria (Lampiran 1, hal: 83-84) Sub Ordo Lacertilia/ Sauria

1 Varanidae Varanus a) Varanus macrei b) Varanus timorensis c) Varanus salvatori d) Varanus togianus (Lampiran 1, hal: 90-92) 2 Scincidae a) Triliqua b) Eutropis

a) Tilliqua scincoides gigas b) Eutropis rudis (Lampiran 1, hal : 92-93) 3 Gekkonidae a) Gekko b) Cyrtodactylus a) Gekko gecko b) Cyrtodactylus marmoratus (Lampiran 1, hal: 93-94) 4 Eublepharidae Eublepharis Eublepharis macularius

(Lampiran 1, hal: 94 ) 5 Agamidae Hydrosaurus Hydrosaurus amboinensis

(Lampiran 1, hal: 95) ORDO CROCODILIA

1 Crocodylidae Crocodylus Crocodylus porosus (Lampiran 1, hal: 95) ORDO TESTUDINATA

Sub Ordo Cryptodira

1 Chelydridae a) Macrochelis b) Chelydra a) Macroclemys temminckii b) Chelydra serpentina (Lampiran 1, hal: 95-96) 2 Geoemididae a) Coura b) Heosemys c) Ortilia a) Coura amboinensis b) Heosemys spinosa c) Orlitia borneensis (Lampiran 1, hal: 96-97) 3 Testudinidae Manouria Manouria emys emys

(Lampiran 1, hal : 98) 4 Emydidae Trachemis Trachemys scripta elegans

(Lampiran 1, hal: 98) 5 Trionychidae Amyda Amyda cartilaginea

(Lampiran 1, hal: 99) Sub Ordo Pleurodira

6 Chelidae Chelodina Chelodina nivaeguineae (Lampiran 1, hal: 99)

(3)

B. Pengangkatan Sanggaluri Park sebagai Sumber belajar Keanekaragaman Hayati

Penelitian tentang keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park dilakukan dengan mengamati seluruh koleksi reptil di Sanggaluri Park. Sanggaluri Park merupakan salah satu tempat yang digunakan sebagai tempat konservasi reptil baik dari daerah Purbalingga, seluruh Indonesia, maupun dari luar negeri. Sebagai tempat yang digunakan sebagai lembaga konservasi reptil, Sanggaluri Park memiliki banyak koleksi reptil dengan karakteristik morfologi yang berbeda-beda yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar biologi yang dikemas dalam bentuk modul pembelajaran. Sehingga dilakukan penelitian untuk menyusun modul pembelajaran keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park. Tahapan dan hasilnya adalah sebagai berikut.

Suatu hasil penelitian apabila dugunakan sebagai sumber belajar di sekolah harus melalui tahapan-tahapan berikut (Suhardi, 2008: 14-17) :

Tahap pertaman dilakukan analisis terhadap proses dan hasil penelitian biologi menjadi sumber belajar pada materi Keanekaragaman Hayati bagi siswa SMA Kelas X Semester I. Pengangkatan proses dan hasil penelitian menjadi sumber belajar meliputi langkah-langkah berikut:

1. Tahap Analisis (Analysis)

a. Identifikasi proses dan hasil penelitian

Langkah-langkah dalam indetifikasi proses dan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

(4)

1) Kejelasan Potensi ketersediaan objek dan pemasalahan yang diangkat

Kejelasan potensi ditunjukan oleh ketersediaan objek dan ragam permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini. Objek penelitian ini adalah reptil di Sanggaluri Park Purbalingga. Sedangkan permasalaan yang diungkap dalam penelitian ini adalah jenis-jenis dan karakteristik morfologi reptil di Sanggaluri Park Purbalingga. Karakteristik morfologi jenis-jenis reptil ini dapat digunakan dalam kegiatan indentifikasi untuk mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati. Tingkat keanekaragaman hayati yang paling mudah teramati adalah keanekaragaman tingkat jenis. Keanekaragaman tingkat ekosistem dapat teramati, tetapi hanya sebatas pada lingkungan kura-kura karena pada tempat tersebut terdapat beberapa spesies hewan dan tumbuhan dalam satu tempat , sedangkan keanekaragaman tingkat gen dapat teramati pada beberapa spesies di ordo Squamata.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan januari 2017 di dapatkan hasil sebagai berikut : terdapat 3 ordo, 16 famili, 40 jenis, dan total 97 Spesies, maka dipilih seluruh spesies berdasarkan tingkat keanekaragaman dan status perlindungannya dalam undang-undang karena berkaitan dengan upaya konservasi pada modul yang disusun.

(5)

2) Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran

Pemilihan sumber belajar bagi peserta didik harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah tujuan dalam kurikulum yang berlaku dan dirumuskan dalam KI dan KD Kurikulum 2013 SMA bidang ilmu biologi.

KI 3. Memahami, menarapkan, manganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KD 3.2. Menganalisis data hasil observasi tentang beragai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di Indonesia.

Tujuan : Peserta didik mampu mengetahui konsep keanekaragaman hayati pada brbagai tingkat (gen, jenis, dan ekosistem) berdasarkan hasil observasi di lingkungan sekitar.

Penelitian : Keanekaragaman Reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, Jawa Tengah.

Berdasarkan kesesuaian proses dan produk hasil penelitian dengan KI dan KD yang berlaku dalam Kurikulum 2013, maka hasil penelitian

(6)

memenuhi syarat sebagai sumber belajar dan bahan ajar biologi berupa modul berdasarkan tinjauan dan tujuan pembelajaran.

3) Kejelasan Sasaran

Berdasarkan hasil analisis kejelasan potensi dan kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, maka materi yang dimaksud adalah materi keanekaragaman hayati. Materi keanekaragaman hayati adalah materi yang diperuntukan bagi peserta didik SMA kelas X semester I.

4) Informasi yang akan diungkap

Kejelasan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa ciri morfologi reptil yang beranekaragam dan keanekaragaman reptil, yang diketahui dengan identifikasi dari morfologinya sehingga dapat digunakan dalam kaidah penggunaan metode ilmiah. Informasi juga diperoleh dari fakta dan konsep dari hasil penelitian. Berdasarkan uraian ini hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber belajar yang memiliki kejelasan informasi yang akan diungkap.

5) Kejelasan Pedoman Eksplorasi

Kejelasan pedoman eksplorasi berkaitan dengan prosedur penelitian yang dimulai dari merumuskan masalah hingga mengkomunikasikan hasil penelitian namun lebih ditekankan pada proses penelitian, untuk diketahui mana yang dapat digunakan sebagai sumber belajar. Proses terlaksananya penelitian yang dimaksud adalah urutan yang termasuk dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan

(7)

penelitian, berikut merupakan proses penelitian dan poin yang dapat digunakan sebagai sumber belajar :

Tabel 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian yang digunakan dalam Sumber Belajar.

Tahap Proses Pelaksanaan Penelitian

Proses yang digunakan dalam Sumber Belajar

Penetapan objek penelitian : reptil

Objek sudah ditentukan Penentuan lokasi penelitian :

Taman Reptil Sanggaluri Park, Purbalingga, Jawa Tengah.

Penentuan lokasi penelian dimodifikasi dengan gambar tempat koleksi reptil di Sanggaluri Park

Penentuan waktu penelitian : Januari 2017

Penentuan waktu penelitian tidak dapat dilakukan saat jam

pembelajaran, karena lokasinya yang jauh, namun apabila ingin dilakukan studi lapangan akan mungkin dilakukan.

Penentuan dan penyiapan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian : Kamera, alat tulis, dan buku literatur.

Penyiapan alat dan bahan dapat dilakukan siswa

Penentuan urutan kegiatan : 1. pembuatan surat ijin penelitian

2. melakukan kegiatan

pengamatan dan mencatat ciri morfologi yang terlihat selama pengamatan

3. membandingkan dengan literatur untuk mempermudah proses identifikasi

Penentuan urutan kegiatan dapat dilakukan oleh siswa karena sesuai dengan proses ilmiah, namun perlu dimodifikasi dan hanya dilakukan pada penjelasan metode yang digunakan, cara identifikasi reptil, dan cara pengklasifikasiannya.

Pedoman eksplorasi untuk dijadikan sebagai sumber belajar biologi di SMA perlu dilakukan pertimbangan pada kemudahan pelaksanaan, ketersediaan waktu, dan sarana prasarana. Pertimbangan tersebut menjadi dasar, kemudian dapat dilakukan seleksi dan

(8)

modifikasi, dan hasilnya terdapat dua proses yang dapat digunakan untuk sumber belajar, yaitu : menggunakan reptil sebagai objek pembelajaran, proses dan cara identifikasi reptil yang kemudian dimasukan kedalam kunci identifikasi reptil untuk pengklasifikasiannya, dan keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, Jawa Tengah.

Hasil identifikasi dalam penelitian tersebut dapat digunakan sebagai sumber belajar dengan pembelajaran mandiri, namun perlu dimodifikasi yang disesuaikan dengan kompetensi belajar SMA dengan penambahan gambar objek dengan ciri morfologi yang jelas, karena tidak menggunakan objek langsung.

Secara garis besar, proses penelitian dengan seleksi dan modifikasi ini dapat dikemas menjadi sumber belajar dengan pembelajaran mandiri dalam bentuk modul bagi siswa SMA kelas X Semester I.

6) Kejelasan Perolehan yang diharapkan

Kejelasan perolehan yang dimaksud adalah berbagai hal yang diharapkan dapat diperoleh dan dimanfaatkan oleh peserta didik. a) Perolehan Kognitif

(1) Memberi pengetahuan tentang macam-macam reptil yang ditemukan di Sanggaluri Park Purbalingga

(2) Memberi pengetahuan tentang karakteristik morfologi reptil yang ada di Sanggaluri Park Purbalingga.

(9)

b) Perolehan Afektif

(1) Mengembangkan sikap mandiri dalam belajar (2) Bersikap teliti dan cermat dalam mengamati. (3) Tekun dalam mencari referensi pendukung.

(4) Mau bertanya dan bekarjasama apabila terdapat materi yang tidak dipahami.

c) Perolehan Keterampilan Proses Sains

Keterampilan proses sains dari peserta didik diharapkan berkembang sesuai dengan kaidah Kurikulum 2013. Keterampilan proses sains dapat dikembangkan dengan belajar mandiri menggunakan modul pembelajaran ini adalah :

(1) Mengamati

Mengamati objek reptil dengan gambar yang disajikan pada modul , kemudian diamati ciri morfologinya.

(2) Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan reptil berdasarkan ciri morfologi yang dipelajari didalam modul.

(3) Mengkomunikasikan

Mengkomuniikasikan keanekaragaman apa saja yang terjadi di Sanggaluri Park Purbalingga berdasarkan ciri morfologi reptil yang dipelajari melalui modul.

(10)

(4) Menganalisis

Menganalisis data hasil penelitian mengenai keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park.

Berdasarkan analisis proses dan hasil penelitian diketahui bahwa proses dan hasil penelitian ini memenuhi persyaratan sebagai sumber belajar biologi yang sesuai dengan kompetensi, tujuan, serta manfaat untuk digunakan sebagai bahan ajar.

b. Hasil Kajian Proses yang Relevan dengan Permasalahan Biologi di SMA

1) Hasil penelitian berupa proses

Ditinjau dari segi prosesnya, langkah-langkah kegiatan penelitian menggunakan prosedur metode ilmiah yang dapat diterapkan terhadap peserta didik ketika menggunakan keterampilan proses sains atau metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah :

a) Identifikasi masalah

Sanggaluri park Purnalingga memiliki potensi keanekaragaman reptil yang belum dioptimalkan sebagai sumber belajar materi keanekaragaman hayati di SMA. Berdasarkan permasalahan niologi yang relevan untuk siswa SMA, maka identifikasi masalah ini mengangkat permasalahan tentang identifikasi reptil untuk menjelaskan konsepkeanekaragaman hayati.

b) Perumausan masalah

(11)

(1) Apa saja reptil yang terdapat di Sanggaluri Park Purbalingga yang menunjukkan keanekaragamana hayati?

(2) Tingkat keanekaragaman hayati apa saja yang ditemukan pada koleksi reptil di Sanggaluri Park ?

c) Perumusan tujuan

Bedasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang akan dicapai, yaitu: untuk mengetahui koleksi reptil di Sanggaluri Park Purbalingga yang menunjukkan keanekaragamanhayati, dan mengetahui tingkat keanekaragaman hayati pada koleksi reptil di Sanggaluri Park Purbalingga.

d) Pencarian kajian pustaka

Kajian pustaka yang digunakan untuk memperoleh informasi yang mendukung penelitian dan pembahasan diantaranya adalah panduan karakterisasi reptil dan reverensi tentang jenis-jenis reptil.

e) Pelaksanaan prosedur penelitian

Pelaksanaan prosedur penelitian yang relevan untuk siswa SMA disesuaikan dengan pemenuhan syarat kejelasan eksplorasi.

f) Analisis dan pembahasan hasil data

Dalam penelitian ini dibahas hasil indentifikasi reptil, karakteristik morfologi, dan pengklasifikasiannya. Pembahasan yang relevan untuk siswa SMA adalah analisis dan penginterpretasian data hasil pengamatan untuk menyusun kesimpulan

(12)

g) Penarikan kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, siswa dapat menarik kesimpulan mengenai hasil indentifikasi reptil untuk merumuskan konsep keanekaragaman hayati, dan tingkat keanekaragaman reptil yang terdapat di Sanggaluri Park Purbalingga beserta contohnya. h) Mengkomunikasikan hasil penelitian

Hasil penelitian dapat dikomunikasikan dalam bentuk laporan yang sistematis dan presentasi verbal.

2. Hasil Penelitian Berupa Produk

Produk hasil penelitian yang dilakukan adalah fakta dan konsep. Fakta adalah keseluruhan gejala yang teramati baik secara langsung maupun tidak langsung. Fakta yang diperoleh dalam penelitian adalah : Tabel 4. Fakta dan Konsep yang diperoleh di Sanggaluri Park

No Fakta Konsep

1. Adanya variasi bentuk tubuh reptil

a. Kepala b. Ekor c. Alat gerak

a. Adanya perbedaan dan persamaan ciri morfologik pada setiap spesies reptil di Sanggaluri Park, Purbalingga.

b. Keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga Jawa Tengah. 2. Adanya variasi warna dan

tipe sisik pada reptil

a. Pada ordo Squamata sisiknya beragam, mulai dari warna cerah hingga warna gelap

b. Pada ordo Crocodilia sisiknya mengalami osifikasi sehingga sangat keras

c. Pada ordo Testudinata, tubuhnya tertutup karapaks dan plastron

(13)

3. Adanya variasi ciri spesifik yang nampak pada reptil a. Pada ordo Squamata

famili Viperidae memiliki ciri khas

berupa bentuk

kepalanya yang segitiga dan taringnya yang dapat dilipat ke langit-langit saat tidak digunakan.

b. Pada ordo Squamata subordo sauria, famili Varanidae memiliki ciri khas, yaitu seluruh anggotanya memiliki ukuran tubuh yang besar.

4. Dijumpai 40 jenis reptil koleksi Sanggaluri Park, yaitu 30 jenis ordo Squamata, 1 jenis ordo Crocodilia, dan 9 jenis ordo Tesudinata . yang terbagi kedalam 16 famili dan 3 ordo.

Identifikasi dan klasifikasi reptil

5. Pada California King Snake dan kobra jawa terdapat 2 variasi pada warna sisiknya yaitu King Snake normal berwarna merah bermotif cincin krem, dan King Snake albino berwarna putih dan cincin berwarna krem . sedangkan pada kobra jawa dijumpai kobra jawa dengan sisik berwarna hitan dan kobra jawa bersisik putih.

Pada satu spesies yang sama terdapat perbedaan ciri

menunjukan adanya

keanekaragaman gen.

6. Pada genus Lamproprltis, Varanus, Phyton, dan Trimesurus dijumpai lebih dari 1 spesies dengan ciri morfologik yang berbeda.

Dalam 1 genus terdapat lebih dari 1 spesies dengan ciri morfologik yang berbeda

menunjukan adanya

(14)

Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa Sanggaluri Park dapat diperoleh fakta-fakta dan konsep-konsep yang mendukung materi keanekaragaman hayati. Hal-hal tersebut menunjukan bahwa hasil penelitian keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park memenuhi syarat kejelasan potensi karena objek penelitian dapat digunakan untuk mencapai konsep.

3. Seleksi dan Modifikasi Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi Identifikasi proses dan produk yang telah dilakukan merupakan dasar untuk membuat hasil penelitian menjadi sumber belajar biologi, namun setelah tahapan identifikasi proses dan hasil perlu dilakukan seleksi dan modifikasi mancangkup prosedur kerja penelitian yang merupakan keterampilan proses sains dan hasil penelitian berupa cara identifikasi reptil, keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, dan upaya pelestarian keanekaragaman reptil. Seleksi dan modifikasi yang telah dilakukan maka disajikan dari hasil analisis data berupa data sekunder untuk peserta didik dengan tambahan ciri morfologi reptil dan informasi pendukung supaya dapat digunakan sebagai bahan ajar.

a. Prosedur kerja penelitian

Prosedur kerja penelitian harus disesuaikan dengankegiatan peserta didik dalam kegiatan sekolah, laboratorium, atau kegiatan lapangan yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik.

(15)

Jarak ke tempat penelitian adalah kendala yang cukup rumit, karena perjalanan dari Cilacap ke Purbalingga membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan, sehingga jarak ini merupakan salah satu kendala penerapan penelitian ini secara utuh dan sebenarnya. Pemanfaatan hasil penelitian ini memungkinkan digunakan sebagai pemecahan masalah dan kendala tersebut, namun dengan pemecahan masalah tersebut harus didukung dengan data sekunder berupa hasil penelitian berupa foto dan deskripsi reptil hasil penelitian.

1) Deskripsi Reptil

Deskripsi reptil yang dimasukan ke dalam modul adalah deskripsi morfologi setiap reptil di Sanggaluri Park. Deskripsi-deskripsi ini digunakan untuk sumber belajar karena dengan deskripsi, siswa tidak perlu melakukan penelitian secara langsung, dan deskripsi sendiri merupakan sumber informasi sekunder sehingga siswa hanya perlu melakukan analisis data.

2) Foto

Foto yang digunakan adalah foto morfologi reptil, ciri morfologi reptil, reptil yang dijumpai di Sanggaluri Park. Foto dan gambar dapat digunakan untuk penjelasan objek yang menggambarkan aslinya.

(16)

b. Produk penelitian yang berupa fakta dan konsep disesuaikan dengan konsep kurikulum biologi yang berlaku di SMA

Pemanfaatan proses dan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi harus melihat konsep-konsep yang termuat dalam kurikulum 2013 dan harus sesuai melalui analisis. Analisis menggunakan kurikulum 2013 menghasilkan bahwa tidak semua proses penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Kesesuaian konsep kurikulum 2013 dengan konsep hasil penelitian tersebut adalah :

Tabel 5. kesesuaian konsep dalam kurikulum 2013 dan konsep dalam penelitian.

Konsep di dalam kurikulum kurikulum 2013 SMA mata pelajaran Biologi

Konsep yang diperoleh dari hasil penelitian

KD :

3.2.Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistemI di Indinesia

1. Keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga

Berdasarkan tabel 5 konsep yang memiliki kesesuaian antara kurikulum dan konsep hasil penelitian, maka hasil penelitian analisis potensi sumber belajar biologi SMA dari keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi SMA kelas X semester I pada materi pokok keanekaragaman hayati dengan penambahan beberapa materi dan informasi sesuai dengan tahapan seleksi dan modifikasi.

(17)

c. Penerapan dan Pengembangan Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar Biologi

Pengangkatan hasil penelitian menjadi sumber belajar merupakan penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi SMA yang dikemas dalam bentuk modul pembelajaran.

d. Pengemasan Hasil Penelitian sebagai Bahan Ajar dalam Bentuk Modul Pembelajaran

1) Analisis kompetensi

Analisis kompetensi dilakukan dengan menganalisis kurikulum berupa identifikasi dan analisis pada kompetensi, yaitu kompetensi inti pada kurikulum 2013 dan kompetensi dasar yang mencangkup materi keanekaragaman hayati pada SMA kelas X Semester I, kompetensi tersebut adalah :

Tabel 6. Kompetensi Iinti dan Kompetensi Dasar yang digunakasn sebagai Acuan dalam Penelitian

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 3. Memahami, menerapkan,

menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

3.2. Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di Indonesia.

(18)

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Analisis kurikulum yang difokuskan pada KI dan KD menunjukan bahwa keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga, berpotensi untuk dikembangkan menjadi modul pembelajaran. Berdasarkan pada kondisi di SMA Negeri 1 Cilacap yang membutuhkan lebih banyak bahan ajar yang menguak tentang lingkungan karena merupakan sekolah Adhiwiyata Nasional, dan kurangnya siswa dalam interaksi dengan objek belajar biologi terutama pada hewan, masih perlunya penambahan contoh-contoh keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan sekitar dan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan kurangnya waktu pembelajaran karena waktu yang relative singkat namun materi yang harus dituntaskan banyak, maka hal tersebut yang menjadikan alasan perlunya penyusunan dan pegembangan modul pembelajaran keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park.

2) Analisis Peserta didik

Modul pembelajaran yang disusun dan dikembangkan dari penelitian keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga dikemas untuk peserta didik kelas X SMA. Kelas yang menjadi sampel adalah 15 siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 1 Cilacap karena merupakan uji terbatas saja. Hasil

(19)

observasi juga digunakan sebagai analisis peserta didik, bahwa peserta didik sudah mampu belajar mandiri dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya interaksi peserta didik dengan objek belajar terutama dengan hewan, kurangnya contoh-contoh pada materi keanekaragaman hayati yang benar-benar dijumpai peserta didik dalm kehidupan sehari-hari, dan tuntutan SMA Negeri 1 Cilacap yang dinobatkan sebagai sekolah Adhiwiyata nasional yang harus menguak lingkungan sebagai bahan ajarnya, dan terbatasnya jam pembelajaran.

3) Analisis Instruksional

Analisis instruksional atau analisis pembelajaran dilakukan dengan penjabaran Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park Purbalingga. Hasil penjabaran KD tersebut adalah :

Tabel 7. Penjabaran Kompetensi Dasar menjadi Indikator dan Tujuan untuk KD 3.2. Kompetensi Dasar Tujuan Indikator Menganalisis data hasil observasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman Peserta didik mampu mengetahui konsep keanekaragaman hayati pada 1. Mendeskripsikan keseragaman dan keberagaman dari mahluk hidup berdasarkan pengamatan di

(20)

hayati (gen, jenis, dan ekosistem) di Indonesia.

berbagai tingkat (gen, jenis, dan ekosistem) berdasarkan hasil observasi di lingkungan sekitar. lingkungan sekitar. 2. Membandingakan ciri keanekaragaman hayati di lingkungan pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem. 3. Mengetahui berbagai tingkat keanekaragaman berdasarkan observasi di lingkungan

Analisis instruksional di atas yang telah dijabarkan dari KD menjadi tujuan dan indikator, maka perlu adanya modul pembelajaran yang sesuai dengan indikator. Modul pembelajaran di kembangkan dari hasil penelitian ini harus dapat digunakan untuk mengenali berbagai tingkat keanekaragaman di lingkungan sekitar yang ditambahkan dengan peran dan upaya konservasi reptil untuk memenuhi KD pembelajaran.

2. Tahap Perancangan (Design)

Dalam tahap perancangan ini terdapat dua langkah yang dilakukan, pertama yaitu penyusunan sistematika penulisan modul, yang kedua adalah perancangan alat evaluasi.

a. Penyusunan sistematika penulisan modul

Modul pembelajaran keanekaragaman reptil di Sanggaluri Park disusun dengan sistematika sebagai berikut:

(21)

1) Halaman Depan (Cover), merupakan sampul bagian paling depan yang berisi judul bahan ajar dan beberapa keterangan lainnya

2) Halaman judul, merupakan halaman setelah Cover yang berisi judul bahan ajar dan beberapa keterangan lainnya

3) Kata pengantar, bagian ini berisi ucapan syukur, konsep pembuatan modul pembelajaran keanekaragaman hayati, dan permohonan masukkan dan saran kepada para pembaca

4) Daftar isi, bagian ini berisi daftar urutan sistematika materi yang disertai dengan nomor halamanya untuk memudahkan dalam pencarian

5) Daftar gambar, bagian ini memuat gambar-gambar yang ada di dalam modul yang disertai dengan nomor gambarnya

6) Petunjuk penggunaan modul, bagian ini berisi arahan-arahan tetang bagaimana menggunakan modul untuk mencapai tujuan kegiatan pembelajaran.

7) Kompetensi, bagian ini berisi Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Tujuan Pembelajaran, dan Indikator.

8) Peta Konsep, pada bagian ini terdapat bagan yang menerangkan garis besar alur materi yang ada di dalam modul.

9) Kegiatan Belajar, bagian ini berisi uraian materi yang menjelaskan tentang konsep-konsep yang ada. Pada modul pembelajaran keanekaragaman hayati ini terdapat tiga topik materi, yaitu Morfologi reptil, Keaneakaragaman reptil, dan Upaya konservasi reptil

(22)

10) Tugas, bagian ini kegiatan-kegiatan yang berguna untuk mengeksplor pengetahuan siswa.

11) Rangkuman materi, bagian ini berisi tentang garis besar materi yang diuraikan dalam bagian Kegiatan belajar.

12) Tes formatif, bagian ini terdiri dari soal-soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengevaluasi pemahaman siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran.

13) Tes sumatif merupakan tes untuk mengevaluasi keseluruhan dari kegiatan satu hingga kegiatan tiga.

14) Umpan balik, bagian ini berisi alat ukur untuk menunjukkan tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran bedasarkan hasil tes formatif.

15) Glosarium, bagian ini berisi kumpulan definisi dari istilah-istilah yang ada di dalam modul.

16) Kunci Jawaban, bagian ini berisi jawaban dari soal-sial tes formatif dan sumatif yang ada.

17) Daftar Pustaka, bagian ini berisi kumpulan sumber atau reverensi yang berkaitan dengan pembuatan modul pembelajaran pengayaan.

b. Perancangan alat evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan dalam modul berupa tes formatif. Tujuan tes formatif untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan siswa dalam menggunakan modul. Tes formatif

(23)

tersebut berupa 5-10 soal pilihan ganda yang terdapat di akhir dari masing-masing bab di dalam modul.

3. Tahap Pengembangan (Development) a. Pra penulisan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenulisan adalah pengkajian bahan materi, dilakukan dengan mengumpulkan sumber dan referensi, berupa teks maupun gambar yang berhubungan dengan keanekaragaman hayati reptil di Sanggaluri Park, Purbalingga, Jawa Tengah

b. Penulisan draf

Penulisan dilakukan bagian demi bagian sesuai dengan kerangka dan sistematika yang telah disusun. Hasil dari tahap ini, yaitu berupa draf modul awal.

c. Penyuntingan I

Draf modul awal yang telah jadi, kemudian dilakukan peninjauan oleh dosen pembimbing. Peninjauan oleh dosen pembimbing menitikberatkan pada alur materi pada modul dan tentang sistematika kepenulisannya. d. Revisi I

Hasil evaluasi dan saran dari dosen pembimbing yang telah didapatkan tersebut menjadi bahan perbaikan pada tahap revisi I. Pada revisi I ini dilakukan perbaikan pada alur materi pada modul dan pada sistematika kepenulisanya.

(24)

e. Penyuntingan II

Draf modul hasil revisi pertama kemudian dilakukan peninjauan oleh ahli materi dan ahli media. Kedua ahli tersebut berasal dari dosen UNY yang memiliki kapasitas untuk melakukan peninjauan modul sesuai dengan ranahnya. Peninjauan kedua ini dilakukan dengan menggunakan instrument berupa angket tanggapan. Penyuntingan oleh ahli materi dilakukan untuk mengoreksi kebenaran konsep-konsep yang ada di dalam modul. Angket tinjauan oleh ahli materi ini berisi daftar konsep-konsep sebanyak 27 butir. Setelah dilakukan peninjauan oleh ahli materi, hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil Penilaian Aspek kebenaran Konsep oleh Ahli Materi

Ahli Materi

Frekuensi Kriteria Penilaian Aspek Kebenaran Konsep Benar Salah 1 27 0 2 23 4 Jumlah 50 4 Presentase (%) 92,6 % 7,4%

Hasil penilaian kebenaran konsep pada modul pembelajaran oleh ahli materi satu adalah seluruh konsep sudah benar, dan oleh ahli materi dua 4 dari 27 konsep belum tepat, apabila dilakukan persentase maka tingkat kebenaran konsep modul yang telah disusun adalah 92,6%, Sehingga dilakukan pembenaran konsep yang kurang tepat tersebut seperti pada konsep nomor 8, yaitu persebaran reptilia sangat luas, hampir di seluruh dunia kecuali di Artik, Antartika, Ireland dan New Zeland. Konsep yang tepat adalah persebaran reptilia sangat luas, hampir di seluruh dunia kecuali

(25)

di Artik, Antartika, dan Ireland. Karena di New Zealand masih dapat ditemukan reptil yaitu Tuatara yang justru merupakan reptil yang hanya dapat dijumpai di New Zeland. Konsep nomor 11 Subordo Serpentes memiliki tactile organ dan reseptor yang disebut organ Jacobson didalam rongga hidung yang dapat menerima rangsang kimia untuk membau, konsep yang tepat adalah seluruh Squamata memiliki tactile organ, hanya pada ular tactile organ tersebut disebut organ Jacobson. Kemudian konsep nomor 20, identifikasi reptil dilakukan dengan melihat ciri morfologiknya, konsep yang tepat adalah salah satu cara identifikasi reptil dilakukan dengan melihat ciri morfologiknya. Selain beberapa pembenaran konsep tersebut, menurut peninjauan ahli materi masih terdapat beberapa kesalahan dalam sistematika penulisannya, diantaranya dalam penggabungan kata depan, penulisan nama ilmiah, dan istilah asing, serta penambahan istilah-istilah asing di glosarium untuk memudahkan pembaca.

Pada penyuntingan oleh ahli media, peninjauan dilakukan pada beberapa aspek di dalam modul, yaitu aspek penyajian, aspek kebahasaan, dan aspek kualitas interaksi. Tujuan dari penyuntingan oleh ahli media adalah untuk mendapatkan evaluasi dan masukan tentang tampilan dan kualitas modul yang. Hasil dan pembahasan dari penyuntingan oleh ahli media adalah sebagai berikut :

(26)

Tabel 9. hasil peninjauan oleh ahli media.

No Aspek Rerata Kategori

1 Penyajian 73 Sangat Baik

2 Kebahasaan 20 Sangat Baik

3 Kualitas Interaksi 19 Sangat Baik

1) Aspek penyajian

Apek ini dijabarkan menjadi 21 butir indikator. Dari tabel 9, dapat dilihat rata-rata dari respon ahli media untuk aspek penyajian adalah 73, dan apabila menggunakan perhitungan seperti yang dijelaskan pada bab 3, maka pada aspek penyajian masuk kedalam kategori sangat Baik. Terdapat beberapa catatan terkait aspek penyajian yaitu : perbaikan sumber-sumber gambar, terutama dari sumber web.

2) Aspek kebahasaan

Aspek ini dijabarkan menjadi 6 butir indikator. Dari tabel 9, dapat dilihat rata-rata dari respon ahli media untuk aspek kebahasaan adalah 20, dan apabila menggunakan perhitungan seperti yang dijelaskan pada bab 3, maka pada aspek kebahasaan masuk kedalam kategori Sangat Baik.

3) Aspek kualitas interaksi

Aspek ini dijabarkan menjadi 5 butir indikator. Dari tabel 9, dapat dilihat rata-rata dari respon ahli media untuk aspek kualitas interaksi adalah 19, dan apabila menggunakan perhitungan seperti yang dijelaskan pada Bab 3, maka pada aspek kualitas interaksi masuk kedalam kategori Sangat Baik.

(27)

f. Revisi II

Revisi ke dua ini dilakukan untuk memperbaiki modul setelah mendapat tinjauan dari ahli materi dan ahli media. Sehingga dengan melakukan revisi ke dua ini penulis berupaya agar modul yang dihasilkan dapat lebih baik dan berkualitas untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran biologi.

g. Uji Coba Terbatas

Setelah selesai melakukan revisi modul yang kedua, dengan anggapan bahwa modul tersebut sudah layak dijadikan sebagai bahan ajar, maka tahap berikutnya adalah menilaikan modul tersebut kepada pelaksana pembelajaran di sekolah, yaitu guru dan siswa. Guru dan siswa dalam penilaian ini berasal dari SMA Negeri 1 Cilacap. Guru penilai terdiri dari 2 guru pengampu mata pelajaran Biologi yang telah lama mengajar di sekolah tersebut, sedangkan siswa penilai terdiri dari 15 orang dari kelas X MIPA 1 yang sudah mendapatkan materi keanekaragaman hayati saat semester 1. Tahap ini bukan merupakan uji coba dengan melakukan pembelajaran di kelas, tetapi hanya untuk mengukur kualitas modul yang dilihat dari beberapa aspek. Adapun aspek-aspek yang dinilai adalah aspek kelayakan isi, aspek teknik penyajian, aspek kegrafisan, dan aspek kesesuaian bahasa. Penilaian dilakukan dengan mengisi lembar angket yang berisi butir-butir yang merupakan penjabaran dari masing-masing aspek penilaian di atas.

(28)

1) Penilaian Oleh Guru

Penilaian ini dilakukan oleh 2 orang guru biologi dari SMA Negeri 1 Cilacap. Masing-masing guru menilai dengan instrument berupa angket yang telah disediakan. Dalam angket tersebut terdapat aspek penilaian yang dijabarkan kedalam beberapa indikator. Setelah dilakukan analisis, hasil penilaian oleh guru terhadap masing-masing aspek dapat dilihat pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10. Hasil Penilaian Kualitas Modul oleh Guru Biologi

No Aspek Rerata Kategori

1 Kesesuaian dengan Kompetensi 11,5 Sangat Baik

2 Kelengkapan Materi 15 Sangat Baik

3 Penyajian 46 Sangat Baik

4 Kebahasaan 22,5 Sangat Baik

5 Kualitas Interaksi 19,5 Sangat Baik

Data dari Tabel 10 didapat dari analisis terhadap hasil penilaian oleh 2 guru dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan pada Bab 3, yaitu mengonversi nilai kualitatif menjadi kuantitatif, kemudian hasilnya dimasukan kedalam kategori yang sesuai. Aspek kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan materi, penyajian, kebahasaan, dan kualitas interaksi mendapat kategori sangat baik. Selain memberikan penilaian terhadap aspek-aspek di atas, terdapat pula catatan atau saran yang diberikan oleh guru biologi, yaitu :

a) Masih terdapat kata yang kurang huruf atau typo. b) Penambahan tanggal dan waktu pada sumber web. c) Opsi jawaban diharap menggunakan huruf kapital.

(29)

2) Penilaian oleh siswa

Penilaian ini dilakukan oleh 15 orang siswa kelas X MIPA 1 dari SMA Negeri 1 Cilacap . Penilaian dilakukan dengan mengisi angket tanggapan yang tediri dari aspek-aspek penilaian. Masing-masing aspek penilaian tersebut dijabarkan lagi menjadi beberapa indikator. Setelah dilakukan analisis, hasil penilaian modul oleh siswa dapat dilihat pada tabel 11 berikut :

Tabel 11. Hasil Penilaian Kualitas Modul oleh Siswa

No Aspek Rerata Kategori

1 Kelayakan isi 17,86 Sangat Baik

2 Kebahasaan 9,8 Sangat Baik

3 Penyajian 28,6 Sangat Baik

4 Kegrafisan 25,06 Sangat Baik

5 Kualitas Interaksi 20,6 Sangat Baik

Data dari Tabel 11 didapat dari analisis terhadap penilaian modul oleh 15 orang siswa, yaitu dengan mengubah nilai kualitatif menjadi kuantitatif yang kemudian hasilnya dimasukan pada kategori yang sesuai. Berdasarkan tabel di atas, maka siswa memberikan penilaian dengan kategori sangat baik terhadap semua aspek yang ada di dalam modul. Siswa juga memberikan catatan dan saran terhadap modul yang disusun. Beberapa catatan dan sarannya adalah sebagai berikut:

a. Beberapa tulisan masih ada yang kurang hurufnya atau typo. b. Masih ada istilah ilmiah yang sulit di pahami.

(30)

Berdasarkan penilaian oleh guru dan siswa SMA ini secara umum modul yang dihasilkan memiliki kriteria yang sangat baik sesuai dengan aspek-aspek yang dinilai.

h. Revisi III

Revisi ketiga merupakan perbaikan terakhir yang dilakukan terhadap modul. Revisi ini dilakukan berdasarkan saran yang diperoleh dari guru biologi dan para siswa SMA. Hasil dari revisi ini adalah draf akhir modul pembelajaran. Modul yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi alternatif bahan ajar dan dapat lebih mendekatkan siswa dengan objek belajarnya (reptil) pada pembelajaran materi keanekaragaman hayati.

Gambar

Tabel 2. Koleksi Reptil di Sanggaluri Park Januari 2017  ORDO SQUAMATA
Tabel 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian yang digunakan dalam Sumber  Belajar.
Tabel  5.  kesesuaian konsep dalam kurikulum 2013 dan konsep dalam  penelitian.
Tabel  6.    Kompetensi  Iinti  dan  Kompetensi  Dasar  yang  digunakasn sebagai Acuan dalam Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Abdullah (2006: 4) menjelaskan bahwa implikasi dari SHUEHGDDQ ³ QDWXUH´ GDQ ³ FXOWXUH´ tersebut adalah terjadinya pemisahan sektor kehidupan. Perempuan yang

Berdasarkan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan pada penelitian ini, dapat disimpulkan diperoleh model matematika penyebaran penyakit COVID-19 dengan penggunaan masker kesehatan

Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah masih terbuka luas kesempatan untuk memberikan pendampingan ilmu pengetahuan khusunya

Bapak Ahmad Jazuli, S.Kom., M.Kom, selaku ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Muria Kudus.. Bapak Ahmad Abdul Khamid S.Kom., M.Kom, selaku pembimbing

meliputi: a) proses dan hasil penelitian yang dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian paling sedikit edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan yang

Variasi kerja obat terjadi pada neonatus karena adanya variasi karakteristik biologis pada bayi yang baru lahir, diantaranya massa tubuh yang kecil, kandungan lemak

Parfum Laundry Kota Metro Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI JENIS PRODUK NYA:.. Chemical Untuk Keperluan

Pihak bank dituntut untuk bagaimana menghadapi komplain atau keluhan yang dilakukan nasabah, maka bank harus cepat dan tepat dalam melakukan penanganan keluhan, supaya nasabah