• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Game 3D Bertema Gasing Dengan Memanfaatkan Fitur Accelerometer Pada Android.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Game 3D Bertema Gasing Dengan Memanfaatkan Fitur Accelerometer Pada Android."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Nama : Septian Setyo Budhi

NIM : 09.51016.0024

Program : DIV (Diploma Empat) Jurusan : Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

RANCANG BANGUN GAME 3D BERTEMA GASING DENGAN MEMANFAATKAN FITUR ACCELEROMETER PADA ANDROID

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh:

Nama : Septian Setyo Budhi

NIM : 09.51016.0024

Program : DIV (Diploma Empat) Jurusan : Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(3)

viii

Septian Setyo Budhi1

(Karsam, MA. Ph.D. Pembimbing I, Thomas Hanandry D, M.T. Pembimbing II)

1

Program Studi DIV Komputer Multimedia STIKOM

Kata Kunci: Gasing, Video Game, Accelerometer

Gasing tradisional Indonesia merupakan budaya yang mulai pudar.

Kurangnya pengenalan masyarakat terhadap permainan ini, membuat permainan ini kurang populer. Padahal, ratusan jenis gasing yang menyimpan filosofi yang mewakili daerahnya. Hal itu merupakan kekayaan budaya Indonesia yang harus dengan bangga diperkenalkan kepada anak-anak. Permainan yang populer pada generasi muda sekarang justru permainan yang berada di perangkat android. Oleh karena itu, sangat tepat bila gasing tradisional diperkenalkan melalui pendekatan

game android.

Video game pada android mempunyai peningkatan pengguna yang

signifikan pada beberapa tahun terakhir. Kebanyakan dari pemain game android adalah generasi muda. Pengembangan game android masih memiliki peluang dengan menggabungkan berbagai fitur, seperti touch, accelerometer, gesture, dll.

Accelerometer merupakan fitur android yang dapat menciptakan gameplay baru yang unik dan menyenangkan. Penggabungan accelerometer dan gasing tradisional menjadikan gasing bisa dikendalikan tidak seperti di dunia nyata, yang cenderung pasif ketika memainkan gasing.

(4)
(5)

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA... 10

3.1 Metodologi ... 10

3.2 Perancangan Karya ... 17

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 24

4.1 Produksi ... 24

4.2 Pasca Produksi ... 37

BAB V PENUTUP ... 39

5.1 Simpulan ... 39

5.2 Saran ... 40

(6)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Spining Tops Adventures ... 13

Gambar 3.2 Tampilan Cover Labyrinth 2 ... 14

Gambar 3.3 Tampilan Game Labirinth ... 14

Gambar 3.4 Keyword ... 16

Gambar 3.10 Gasing Ondel Ondel Jakarta ... 21

Gambar 3.11 Karakter Gasing... 22

Gambar 4.1 Modeling Gasing Jawa dan Gasing Suku Sasak ... 25

Gambar 4.2 Modeling Gasing Lamongan dan Gasing Ondel-Ondel ... 22

Gambar 4.3 Pembuatan Gapura dan Anyaman Bambu ... 23

Gambar 4.4 Pembuatan Halangan Batu dan Air ... 33

Gambar 4.5 Pembuatan Pohon Pisang ... 33

Gambar 4.6 Pembuatan Vektor ... 33

Gambar 4.7 Referensi Ornamen Bali ... 34

Gambar 4.8 Pembuatan 3d User Interface ... 34

Gambar 4.9 Halaman Depan ... 21

(7)

Gambar 4.11 Halaman Menggulung Tali... 23

Gambar 4.12 Halaman Gulung Gasing ... 33

Gambar 4.13 Halaman Permainan ... 33

Gambar 4.14 Halaman Akhir ... 33

Gambar 4.15 Sistem Accelerometer ... 34

Gambar 4.16 Sistem Play dan Pause ... 33

Gambar 4.17 Sistem Pemilihan Gasing ... 33

Gambar 4.18 Sistem Waktu ... 33

Gambar 4.19 Sistem Zoom ... 33

Gambar 4.20 Sistem Benturan ... 33

Gambar 4.21 Sistem Lempar... 33

Gambar 4.22 Sistem Gulung Tali... 33

Gambar 4.23 Unity3D Technology ... 33

(8)

xv

DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(10)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya Indonesia meliputi banyak elemen seperti bahasa daerah, pakaian adat, lagu, makanan, permainan tradisional. Namun jika dibandingkan dengan makanan tradisional, permainan tradisional kurang dilestarikan oleh kebanyakan orang. Contoh permainan tradisional yang bisa kita ambil gasing tradisional.

Gasing tradisional memang sedikit banyak masih dimainkan oleh kalangan anak-anak di pedesaan, namun bagi masyarakat di kota, gasing tradisional tidak menjadi permainan yang populer untuk dimainkan. Bahkan, gasing yang populer di kalangan anak-anak adalah gasing dari Jepang. Yang lebih dikenal dengan

sebutan “Beyblade”. Tidak sedikit lomba yang diselenggarakan beberapa pusat perbelanjaan untuk memenuhi antusias anak-anak (http://www.transsurabaya. com/).

(11)

Guna untuk menjadi media pengenalan, bagi masyarakat muda yang belum mengenal gasing. Masyarakat muda di ambil sebagai target sasaran karena masyarakat muda merupakan penerus bangsa. Masyarakat muda ialah awal dari suatu generasi.

Pengguna perangkat tablet juga dapat menjadi sebagai sasaran yang tepat bagi game tablet. Seperti yang dipaparkan oleh Teguh Prasetya pada Tribun News.

“Penggunaan perangkat tablet akan tumbuh 30 persen secara global, yang

didukung semakin meluasnya fasilitas mobile broadband, 3G dan WiFi, yang diprediksi memacu pertumbuhan sebesar 80 persen hingga 2016,” ungkap Teguh Prasetya, pengamat Telekomunikasi Selasa (30/10 Tribunnews.com – Jakarta, Agustina N.R)

Game bertemakan Indonesia memang telah mulai muncul. Namun game

bertemakan gasing Indonesia, belum ada di pasaran. Oleh karena itu hal ini merupakan peluang untuk mengenalkan gasing Indonesia melalui game.

Pengenalan game ini merupakan pendekatan terhadap target market untuk menyampaikan informasi edukasi. Di dalam penyampaiannya harus difasilitasi dengan elemen game yang tepat agar langsung tepat sasaran. Elemen yang dibutuhkan antara lain: game yang mudah dimainkan, sesuai dengan target market, mempunyai unsur menghibur (Nicole Lazzaro, 2004: 3).

Permainan yang ada di kalangan perkotaan didominasi dengan permainan pada mobile device seperti galaxy tab, iphone, ipad, android.

Perangkat mobile tersebut menawarkan fasilitas sentuhan (touch),

accelerometer, gyroscope sebagai penunjang keasyikan dalam memainkan game.

(12)

3

Diperkuat oleh pendapat Agate Studio bahwa pasar game Indonesia akan didominasi oleh game mobile karena kehadiran perangkat mobile yang semakin terjangkau dan terus dipromosikan sebagai sarana bermain game

(http://www.teknokers.com). Maka tugas akhir ini memilih perangkat mobile Android sebagai outputnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka didapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana rancang bangun game sebagai sarana pengenalan gasing tradisional Indonesia?

2. Bagaimana rancang bangun video game 3D dengan memanfaatkan fasilitas

accelerometer pada Android?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah, didapat batasan masalah sebagai berikut: 1. Game ini hanya dimainkan pada perangkat Android dengan system operasi

diatas versi 2.0.1Eclair.

2. Video Game tradisional gasing Indonesia.

(13)

1.4 Tujuan

Tujuan yang dicapai dari tugas akhir ini yaitu membuat video game 3D dengan memanfaatkan fitur accelerometer pada Android.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pembuatan game gasing tradisional ini antara lain yaitu:

1. Game ini dapat mengenalkan budaya permainan gasing tradisional Indonesia di dalam maupun luar negeri melalui media digital.

(14)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Game

Dalam kajian The art of Game Design, Game adalah aktivitas pemecahan masalah, yang diselesaikan dengan cara yang menyenangkan (Jesse Schell, 2011: 37). Dalam kajian terdahulu tersebut, dijabarkan bahwa game mempunyai tujuan, peraturan, konflik, dan tantangan. Selain itu pemain dapat menjadi menang dan kalah (Jesse Schell, 2011: 34).

2.2 Game Action

Setiap game mempunyai genre. Action game adalah game yang menuntut keahlian respon reflek dari pemain untuk menyelesaikan permainan dengan menyenangkan (Lindsay Grace, 2005: 1).

2.3 Game Puzzle

Dalam tugas akhir ini, genre game yang digunakan bukan hanya action

game saja, namun juga ada gabungan dari genre puzzle game. Dalam kajian

terdahulu Basic of Game Design, Kim Scott master game puzzle mendefinisikan

“a problem that is fun to solve, Puzzles are a toy with the goal of finding a

solution” (Michael E. Moore, 2011: 241).

terjemahan: “sebuah masalah yang menyenangkan untuk dipecahkan,

(15)

2.4 Gasing Tradisional Indonesia

Menurut Endi Aras, Seorang kolektor gasing tradisional. Beliau telah mengumpulkan gasing tradisional berjumlah ratusan. Gasing-gasing tersebut berasal dari sabang hingga merauke.

Menurut beliau, walaupun koleksinya telah ada ratusan buah, beliau yakin bahwa yang dimilikinya belum lengkap 100%, ada beberapa daerah yang belum ia miliki. Di daerah Ambon dan Manado saja bisa lebih dari 30 jenis.

Sebutan untuk gasing di masing-masing daerah pun unik-unik. Di Yogyakarta, gasing disebut pathon, di DKI Jakarta disebut panggal. Masyarakat Bali menyebut gasing dengan magasing, dan masyarakat di kepulauan Riau, menyebutnya gasing secara wajar. Endi mencatat dan mengorganisir jenis-jenis gasing miliknya berdasarkan sebutan-sebutan ini.

Dari segi bentuk gasing, Bentuk gasing di masing-masing daerahpun juga bervariasi. Bapak endi memiliki berbagai macam bentuk gasing. Mulai dari bentuk jantung, piringan, jamut, guci, tabung, sampai bulat beraturan.

Dari segi bahan baku, masyarakat memilih kayu-kayu yang ada di sekitar mereka. Masyarakat pesisir menggunakan buah bitanggur(nyamplung) untuk membuat gasing. Sedangkan mereka yang tingga di dataran tinggi menggunakan kayu dari pohon-pohon local, seperti contoh: petai cina, lemon, tewel, jati, jambu biji dan banyak lagi

(16)

7

berbentuk pipih, besar, dan berat ini memang dapat lebih berputar dalam waktu lama. Perbedaan bahan dari gasing bambu dari Jogjakarta juga bukan dibuat untuk adu benturan atau adu lama berputar. Gasing yang berbentuk tabung dengan lubang kecil di sampingnya itu akan mengeluarkan suara saat diputar. Lebih tepatnya gasing ini dimainkan untuk permainan adu suara gasing, dimana suara gasing yang paling mengeluarkan suara yang paling keras, menjadi pemenangnya. Berkaitan dengan perbedaan bentuk, berbeda pula cara melempar dan memutar gasing. Ada tiga tipe lemparan gasing yang dikenal pemain gasing Indonesia. Lemparan atas digunakan untuk adu benturan, lemparan samping untuk adu lama berputar, dan lemparan bawah untuk gasing biasa.

Gasing Indonesia sangat kental dengan keragaman, baik dari segi bentuk, bahan, cara memainkan. Semua keragaman gasing tidak lepas dari kebudayaan yang ditanamkan di dalamnya. Setiap gasing dapat mencerminkan daerah asal dibuatnya, budaya pembuatnya, dan keunikan karakter masing-masing gasing

(http://intisari-online.com/).

2.5 Android

(17)

Fitur dari android antara lain touch, accelerometer, kompas, GPS. Tidak jarang game yang telah menggunakan fitur-fitur tersebut. Dalam tugas akhir ini, fitur yang digunakan hanya 2 yaitu touch dan Accelerometer.

2.6 Accelerometer

Perangkat elektro yang dapat mengetahui jumlah tekanan yang disebabkan dari pergerakan perangkat itu sendiri. Oleh karena itu, perangkat tersebut dapat mengetahui apabila posisi perangkat dalam keadaan dimiringkan, di gerakkan (http://www.dimensionengineering.com).

Dalam tugas akhir ini, informasi yang didapat dari perangkat accelerometer tersebut akan digunakan sebagai input kontrol untuk memainkan game ini.

2.7 Unity3D

Unity3D adalah perangkat lunak pembuat game 3D. fitur unity3D telah cukup efektif jika dibanding dengan memakai program framework. Program framework membuat para pengembang game memulai dari awal untuk membuat sistem-sistem yang akan digunakan pada game. Terutama game 3D yang mempunyai sistem framework yang kompleks.

(18)

9

Dalam hal logika pemrograman, unity3D memakai berbagai bahasa pemrograman. Bahasa pemrogaraman tersebut antara lain: c#, java script, boo. Pemrograman adalah hal paling penting dalam pembuatan game karena seluruh kegiatan dalam game tidak lepas dari pemrograman yang dibuat oleh pengembang

game.

Pengembangan game dalam tugas akhir ini dikerjakan hanya oleh satu orang. Oleh dari itu, semua aktivitas pengembangan game seperti: pembuatan grafis

game, pembuatan user interface, pemrograman akan dilakukan sendiri. Untuk

melakukan hal-hal tersebut, diperlukan manajemen waktu yang efektif. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini dipakai sebuah visual scripting bernama Playmaker, guna untuk menghemat waktu pengerjaan programming.

2.8 PlayMaker

(19)

10

Metodologi dan perancangan karya adalah tahap menganalisa dan menyusun suatu karya yang nantinya akan menyelesaikan masalah, tentu dengan bantuan data yang dikumpulkan terlebih dahulu. Berikut adalah uraian detail dari setiap bagian.

3.1 Metodelogi

Metodologi penelitian yaitu proses pengumpulan dan pengolahan data mengenai suatu rumusan masalah. Metodelogi penelitian yang digunakan merupakan suatu yang penting sesuai dengan masalah yang diteliti.

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode tersebut mengolah data yang objektif, seperti Gambar, foto, barang. Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam Tugas Akhir ini yaitu:

1. Observasi

Data yang didapat akan berupa pengamatan langsung di lapangan sesuai kebutuhan penelitian. Penelitian dilakukan mulai dari gasing, penggunaan accelerometer pada game, respon pemain terhadap android game.

(20)

11

Pengamatan yang kedua dilakukan pada beberapa pemain game. Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan kontrol game yang cocok dan design antarmuka yang user friendly. User friendly menurut Andrew Rollings (2004: 47) bahwa desain antarmuka bukan hanya terlihat indah, namun juga mempunyai fungsi utama untuk mempermudah pemain.

2. Wawancara

Tahap ini dilakukan wawancara dengan pihak ahli. Demi mendapatkan informasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitian tugas akhir.

Wawancara yang dilakukan dengan narasumber bernama Endi Aras. Wawancara ini tidak dilakukan langsung oleh penulis, namun data diambil dari informasi wawancara yang dilakukan oleh media cetak online.

Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan:

a. Warisan Budaya

Berikut yang dipaparkan oleh Endi Aras kepada redaksi detik.com berkaitan dengan warisan budaya Indonesia.

"Jangan sampai nanti diaku-aku lagi. Ini kan salah satu bentuk pendokumentasian warisan tradisi, warisan budaya bangsa. Juga untuk mengenalkan kembali kepada anak-anak dan generasi muda sekarang. Ini lho, kita tuh punya warisan yang sangat bernilai," (http://news.detik.com/)

b. Kelangkaan Gasing

(21)

c. Memperkenalkan lewat Anak-anak

Berikut adalah hasil wawancara yang memperkuat penelitian ini, bahwa pengenalan yang tepat yaitu melalui generasi anak-anak. Hal itu merupakan landasan untuk menentukan target audience dari game ini.

“Aktivitas yang dilakukan Komunitas Gasing Indonesia adalah sangat baik dan mendorong semua kalangan terutama anak-anak dan pelajar supaya mengenal budaya atau karya seni tradisional dari negeri sendiri, dengan demikian bisa menumbuhkan semangat kebangsaan dan membangun karakter generasi penerus yang mengenal budaya bangsanya, sehingga di masa yang

akan datang tidak kehilangan kepribadiannya sebagai suatu bangsa”

(http://cakrawalatabloidonline.com/)

3. Literatur Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data berupa literatur, referensi, bacaan-bacaan, bahan-bahan teori yang berhubungan dengan topik untuk mendukung pembuatan karya ini. Baik secara pembuatan teknik maupun konsep.

3.1.2 Teknik Analisa Data

Proses analisis data adalah mengkaji dan mempelajari data yang didapat untuk dikelompokan, diurutkan, dipilah-pilah hingga membentuk sebuah keteraturan dari data-data tersebut. Lalu dianalisis agar mudah dipahami dan dilakukan pencatatan dan penarikan beberapa kesimpulan.

1. Study Komparator

(22)

13

komparator dibagi menjadi 2 bagian, yaitu menurut grafis dan gameplay (system permainan).

a. Komparator Grafis

Dalam komparator gameplay akan diambil game berjudul “Spinning Tops

Adventures”. Game ini memiliki sistem permainan puzzle dan action. Cara memainkan game ini menggunakan accelerometer dan touch.

Gambar 3.1 Spinning Tops Adventures (sumber: www.google.com)

Accelerometer dalam game ini dibuat sebagai mengendalikan gasing sedangkan touch digunakan untuk melompat dan user interface.

b. Komparator Sistem Permainan

(23)

Gambar 3.2 Tampilan cover labyrinth (sumber: www.google.com)

Cara memainkan game ini adalah mengontrol bola dari tempat asal ke tempat yang ditentukan, dengan cara memiringkan perangkat android. Pemain harus menyelesaikan secepat mungkin. Game ini mempunyai system rintangan yang beragam. Hal itu memberikan tantangan bagi pemain. Tantangan tersebut antara lain: lubang penghambat, kipas angin, lantai berputar, meriam, pin pemantul,dan masih banyak lagi.

(24)

15

2. Analisa SWOT

Tahap ini adalah saatnya menganalisa dari sudut pandang strength(kekuatan), weakness(kelemahan), opportunity(kesempatan), threat(ancaman) dari proyek tugas akhir ini.

Tabel 3.1 Analisa SWOT

Jumlah gasing masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan jumlah gasing di dunia nyata.

Opportunity (kesempatan)

Semakin banyaknya perangkat device yang dimiliki masyarakat.

Threats (ancaman)

Game ini dapat dibajak atau dapat dimainkan dengan emulator. Selain itu,ancaman juga dari game pendatang baru yang mempunyai gambar lebih bagus, dan control game yang lebih nyaman.

3. Segmentasi, Targeting,dan Positioning

Tabel 3.2 Analisa STP Segmentasi

& Targeting

Geografis Masyarakat kota

Demografi Usia Target yaitu anak-anak 6-13 tahun, Gender : baik putra maupun putri

(25)

Psikologi Kelas social : menengah atas Gaya hidup : mobilitas tinggi

Positioning Menjadi sarana pengenalan akan gasing traditional lewat media game.

Perancangan segmentasi ditujukan bagi orang tua anak, departemen kebudayaan dalam negeri maupun luar negeri. Hal tersebut dikarenakan peran orang tua yang memilihkan dan membelikan konten yang tepat bagi anaknya.

Target dari pemain game ini yaitu anak-anak 6-13 tahun, baik putra maupun putri.

4. Keyword

(26)

17

3.2 Perancangan Karya

Pemilihan perancangan yang efektif agar konten yang akan disampaikan dalam game ini sesuai dengan daya tangkap dan imajinasi konsumennya. Perancangan karya meliputi aspek-aspek yang menyusun suatu solusi dari permasalahan yang telah ada. Berdasarkan informasi yang telah didapat.

3.2.1 Pra Produksi

Tahap mempersiapkan aspek-aspek penting yang akan menjadi pokok dalam perancangan karya.berdasarkan permasalahan dan informasi yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya. Maka disusunlah ide dan konsep berikut ini.

1. Ide

Gasing tradisional merupakan permainan yang asyik untuk dimainkan, namun jika gasing tradisional dikembangkan dengan menggabungkan dengan media permainan digital. Permainan ini dapat lebih bebas karena tidak terbatas dengan dunia nyata tapi dapat keluar dari imajinasi seluas mungkin. sehingga dapat diperoleh gaya permainan yang lebih berimajinasi. Sehingga anak anak yang akan memainkan akan lebih dapat luas berimajinasi.

(27)

Interaksi dengan gasing tidak hanya saat mengendalikan. Pemain juga diberikan pengalaman memilih dan menggulung gasing. Hal tersebut juga akan memberikan pengaruh terhadap kekuatan dan durasi gasing berputar.

2. Konsep

Oleh karena uraian ide diatas maka dapat di implementasikan menjadi konsep game sebagai berikut.

Pada game ini akan menggunakan desain permainan yang dimana pemain harus mengendalikan gasing sampai tempat yang di kehendaki sebelum tenaga gasing untuk berputar habis. Dalam konsep ini merupakan pengembangan dari gasing tradisional yang dimana di saat memainkan gasing tradisional pemain hanya dapat menunggu gasing hingga berhenti berputar dan tidak dapat mengendalikan gasingnya. Namun dalam game ini, pemain dapat mengendalikan gasing yang mereka mainkan dan berusaha menuju tempat yang harus dituju untuk menuju ke level berikutnya secepat mungkin. Pemain juga harus menghindari rintangan-rintangan seperti balok-balok kayu, batu,dll. Ketika gasing mengenai rintangan tsb, tenaga berputar dari gasing akan berkurang. Disitulah tingkat kesulitan dalam game ini.

2.1 Pewarnaan

(28)

19

Pewarnaan dalam game ini menggunakan warna-warna kecoklatan, untuk menambah kesan tradisional.serta pemilihan warna tombol dengan tingkat saturasi yang tinggi untuk menyesuaikan dengan konsumen anak-anak.selain pewarnaan, aspek jenis tipografi juga sangat penting untuk membawa suasana.

2.2 Typografi

Jenis tipografi yang digunakan dalam game gasing tradisional ini yaitu Colonna MT. pemilihan jenis font ini digunakan karena karakternya lengkung yang punya kesan kuno.

Jenis tulisan ini penulis dapatkan melalui website font gratis. Berikut sumber font ini: (http://www.fontesgratis.com.br/c/Colonna-MT.php).

Gambar 3.6 Jenis tulisan Collona MT

2.3 Pemilihan Karakter

(29)

Gambar 3.7 Gasing Jawa (sumber: http://jogjatrip.com/)

Gasing jawa terbuat dari bambu. Gasing ini memiliki lubang di samping yang dapat mengeluarkan bunyi saat berputar. Gambar di atas akan digunakan sebagai acuan penciptaan karakter gasing Jawa.

Gambar3.8 Gasing Lombok Suku Sasak (sumber:http://www.flickr.com/)

(30)

21

Gambar3.9 Gasing/kekean lamongan (sumber:http://www.flickr.com/)

Gasing lamongan atau kekean lamongan adalah gasing yang tergolong dalam jenis jantung. Gasing jenis ini biasa digunakan untuk adu benturan. Gambar diatas akan digunakan sebagai acuan penciptaan karakter, baik dari segi warna, bentuk, hingga sifat gerakan atau putaran gasing.

Gambar 3.10 Gasing Ondel-Ondel Jakarta (sumber:http://www.flickr.com/)

(31)

daerah asalnya yaitu Jakarta. Gasing jenis jantung ini juga akan dibuat menjadi karakter game serupa dengan bentuk dan warna aslinya.

3.2.2 Produksi

Produksi adalah proses pengerjaan yang utama setelah semua konsep, persiapan, data-data telah terkumpul menjadi satu dan siap untuk disusun menjadi suatu karya.

Berikut tahap-tahap pembuatan karya ini:

1. Penciptaan Karakter

Di dalam pra produksi telah ditentukan empat karakter yaitu gasing jawa, gasing Lombok suku sasak, gasing kekean lamongan dan gasing Ondel-ondel Jakarta.

Karakter yang akan digunakan dalam game ini yaitu 4 gasing traditional yang berasal dari 4 daerah. Berikut keempat gasing tersebut:

Gambar 3.11 Karakter Gasing (sumber:http://www.flickr.com/)

3.2.3 Pasca Produksi

(32)

23

1. Play testing

Dalam proses ini dikumpulkan beberapa sample target market untuk mencoba game. Terlebih dapat memberikan kritik serta masukan yang membangun. Sehingga akan didapat suatu pandangan tentang game ini dari sudut pandang konsumen.

2. Polishing

(33)

24

Tahap Produksi meliputi pembuatan grafis baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. Serta pembuatan desain antarmuka. Setelah semua elemen grafis diselesaikan, pemrograman dapat dilakukan dengan cara menggabungkan semua elemen grafis.

4.1.1 Grafis dan Antarmuka

Grafis meliputi pembuatan karakter 3 dimensi, 2 dimensi dan desain antarmuka.

1. Karakter 3 Dimensi

Pembuatan karakter 3 dimensi untuk game ini menggunakan program bernama Blender. Penciptaan karakter ini meliputi proses modeling dan proses

Texturing. Proses UV mapping dapat dilakukan bersamaan dengan proses

texturing agar mendapatkan hasil yang optimal.

(34)

25

Gambar 4.1 Modeling Gasing Jawa dan Gasing Suku Sasak

Gambar di atas adalah proses pembuatan gasing jawa dan gasing Suku sasak. Tekstur bambu ditambahkan pada gasing jawa dan tekstur warna pada gasing suku sasak.

Gambar 4.2 Modeling Gasing Lamongan dan Gasing Ondel-Ondel

Gambar di atas merupakan proses pembuatan gasing Lamongan dan ondel-ondel. Proses pembuatan ini disertai dengan tahap UV tekstur. Proses ini bertujuan untuk memberi warna pada gasing.

(35)

Berikut proses pembuatan beberapa objek 3 dimesi environment dan UV

mappingnya:

Gambar 4.3 Pembuatan Gapura dan Anyaman Bambu

Pembuatan gapura sebagai area halangan sekaligus gerbang awal dan akhir. Tekstur batu bata ditambahkan pada gapura untuk mendapatkan kesan candi. Pembuatan anyaman bambu dan UV tekstur pada program Blender. Proses ini dengan menambahkan tekstur anyaman bambu sebagai pewarnaan.

Gambar 4.4 Pembuatan Halangan Batu dan Air

(36)

27

Gambar 4.5 Pembuatan Pohon Pisang

Pewarnaan pada objek pohon pisang sedikit berbeda dengan pewarnaan pada objek lain. Hal itu dikarenakan daun pisang harus terlihat transparan pada sobekannya.

2. Karakter 2 Dimensi

Proses pembuatan karakter ini menggunakan software Inkscape berbasis vektor. Alasan penggunaan vektor untuk menjaga kualitas gambar. Gambar vektor ini akan digunakan untuk mengisi desain menu utama game, poster, merchandise stiker dan dekorasi lainnya.

Berikut adalah hasil pembuatan karakter gasing jawa dalam bentuk vektor.

(37)

Gambar di atas merupakan perbandingan dari gambar referensi dan hasil vektor. Warna yang dipilih terlihat serupa, dengan menambah sedikit tingkat saturasi pada gambar vektor agar tetap terlihat fun.

3. Desain antarmuka

Proses pembuatan antarmuka ini meliputi pembuatan tulisan antarmuka dan ornamen dekoratif. Ornamen dekorasi mengambil referensi ornamen Jepara. Penggambaran ulang dengan meniru ornamen yang ada dengan menggunakan pen tablet. Pembuatan proses layouting game ini menggunakan software Photoshop.

Gambar Motif Ornamen Bali

Gambar 4.7 Referensi Ornamen Bali (http://artkimianto.blogspot.com/)

Tahap berikutnya yaitu mengubah gambar 2dimensi menjadi 3dimensi. Tahap ini membutuhkan pemahaman tentang UV texture, FBX/Obj exporting, dan

compress texture. Berikut gambar pembuatan objek 3dimensi dari desain

(38)

29

Gambar 4.8 Pembuatan 3d User Interface

Berikut beberapa hasil layouting halaman game yaitu halaman depan, level, pemilihan gasing, menggulung gasing, dan halaman permainan.

1.3.1 Halaman utama

Inilah tampilan awal game gasing nusantara. Saat pertama kali game ini dibuka. Dilengkapi logo dan gambar vektor gasing.

(39)

1.3.2 Halaman pemilihan level

Pada halaman ini pemain memilih level yang akan dimainkan. Level yang bisa dimainkan akan lebih menyala disbanding dengan yang lain.

Gambar 4.10 Halaman Pemilihan Level

1.3.3 Halaman pemilihan gasing

Pada halaman ini pemain bebas memilih gasing yang akan dimainkan.selain itu juga terdapat informasi mengenai gasing yang akan digunakan.

(40)

31

1.3.4 Halaman menggulung gasing

Pada halaman ini, pemain harus menggulung tali gasing terlebih dahulu. Guna mendapatkan kekuatan putaran gasing.

Gambar 4.12 Gulung Gasing

1.3.5 Halaman permainan

Pada halaman ini, terdapat gasing dengan suasana tradisional. Di bagian bawah layar terdapat indikator sisa tenaga putaran serta waktu permainan.

(41)

Tampilan ini akan muncul saat level berhasil dimainkan. Akan ada waktu tempuh, tombol menu, restart, dan next level.

Gambar 4.14 Halaman akhir

4. Pemrograman dan Prototype

Game ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrogaman C# yang

dibantu oleh plugin Playmaker. Alasan penggunaan plugin Playmaker adalah karena dapat mempersingkat waktu pengerjaan Tugas Akhir ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan game ini tepat waktu.

Berikut ini adalah salah satu pemrograman plugin Playmaker dalam sistem pengaturan waktu, sistem play,dan sistem pause. Beserta dengan alur memrograman.

(42)

33

prototype menjadi lebih cepat. Android Remote telah disediakan oleh Unity Technology, sebagai alat bantu bagi pengembang game android.

Berikut beberapa pemrograman yang dilakukan dalam game ini.

Gambar 4.15 Sistem Accelerometer

Gambar diatas merupakan logika pemrograman untuk mengendalikan gasing lewat sensor accelerometer. Perintah “Get Device Acceleration” akan

mengambil nilai sensor accelerometer pada perangkat android.

Gambar 4.16 Sistem Play dan Pause

Gambar di atas merupakan pemrograman yang mengendalikan sistem play dan pause. Setiap state menyiapkan beberapa perintah untuk dikirimkan. Perintah

(43)

Gambar 4.17 Sistem Pemilihan Gasing

Gambar diatas merupakan logika pemrograman untuk menentukan gasing mana yang akan dimainkan oleh pemain. logika Switch dipakai dalam perintah ini.

Gambar 4.18 Sistem Waktu

Gambar diatas merupakan logika pemrograman untuk melakukan penghitungan waktu game.

(44)

35

Gambar diatas merupakan logika pemrograman untuk menentukan level

zoom pada kamera. Logika juga dilengkapi dengan pembatas zoom.

Gambar 4.20 Sistem Benturan

Gambar diatas merupakan logika pemrograman untuk memberikan efek benturan antar objek. Setelah itu, perintah efek suara akan dijalankan. Selanjutnya program akan menjalankan sistem pengurangan tenaga gasing akibat benturan.

Gambar 4.21 Sistem Lempar

Gambar diatas merupakan logika pemrograman untuk mengirim perintah untuk menjalankan gasing. Perintah akan menjalankan scene berikutnya yaitu

(45)

Gambar 4.22 Sistem Gulung Tali

Gambar diatas merupakan logika pemrograman untuk menghitung kekuatan putaran menggulung gasing. Sistem ini akan mengirimkan nilai tenaga putaran untuk dimasukan ke dalam tiap gasing.

Alasan Penulis menggunakan game engine Unity Technology karena gratis, relatif ringan untuk computer dibandingkan dengan game engine sejenis. Serta hasil file game yang dihasilkan relatif tidak berukuran file besar dan cocok untuk

game mobile.

Berikut adalah tampilan Unity Technology

(46)

37

5. Efek Suara dan Background Music

Efek suara menggunakan instrumen Jawa. Instrumen tersebut dapat mewakili atmosfer tradisional. Hal itu berguna untuk meningkatkan mood yang dirasakan pemain. berikut sumber dari latar belakang musik game ini. (http://www.youtube.com/watch?v=p6uKWxFcl84).

4.2 Pasca Produksi

4.2.1 Export dan Testing

Target export atau lebih dikenal dengan istilah build dalam game ini yaitu .apk dan telah dilakukan testing di berbagai device android.

Gambar 4.24 Proses Exporting

4.2.2 Final Polishing

(47)

eror kecil dan eror besar. Polishing juga dapat berupa perubahan gambar, atau penambahan gambar, baik gambar inti game maupun gambar pendukung. Semua proses ini merupakan revisi akhir sebelum dilakukan export akhir.

4.2.3 Final Exporting

Proses ini merupakan langkah selanjutnya setelah dilakukan revisi bug dan eror. Game dapat dijalankan dengan minim eror yang tidak berarti. Eror yang tidak mengganggu dan bisa ditolerir.

4.2.4 Publishing

Publishing akan dilakukan lewat jejaring social dan dari mulut ke mulut.

(48)

39

BAB V

Penutup

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan proses pengerjaan Tugas Akhir ini. Maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam pembuatan game ini dibutuhkan pemahaman terhadap permodelan karakter 3dimensi, teksturing dan animasi. Hal ini berkaitan dengan pemahaman baik tentang software 3dimensi maupun 2 dimensi.

2. Dalam pembuatan game ini dibutuhkan pemahaman terhadap alur pipeline

game engine dan pemrograman yang dipakai, guna mendapatkan hasil akhir game

yang efisien. Efisien baik dalam segi managemen waktu pengerjaan maupun dalam kualitas game.

3. Dalam pembuatan game ini dibutuhkan juga pemahaman terhadap tema yang diambil yaitu Gasing traditional indonesia itu sendiri. Selain itu juga dibutuhkan pemahaman elemen-elemen pendukung seperti unsur tradisional.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang belum dikembangkan. Tugas akhir ini masih terkendala masalah managemen waktu pengerjaan dan efektifitas pipeline pengerjaan. Semua masih memerlukan pengembangan lebih lagi.

5.2 Saran

(49)

1. Peningkatan dalam segi grafis perlu dilakukan. Baik dalam segi user interface maupun tingkat kedetilan dari objek 3 dimensi game.

2. Manajemen waktu saat produksi sangat penting untuk direncanakan dengan matang. Serta dilaksanakan dengan disiplin.

(50)

41

Daftar Pustaka

Aras, Endi. (2012. Juli 27). Permainan Gasing membentuk Generasi.Retrieved November 29, 2012, from: http://cakrawalatabloidonline.com/ 2012/07/27/ permainan-gasing-membentuk-generasi-berkarakter/

Elgin, Ben. (2005. Agustus 17). Google Buys Android for Its Mobile

Arsenal.Retrieved September 3,2013, from: http://www.webcitation.org/

5wk7sIvVb

Grace, Lindsay. (2005). Game Type and Game Genre. Retrieved November 28, 2012, from: http://aii.lgrace.com/documents/Game_types_and_genres.pdf Lazzaro, N. (2004). Why We Play Games: Four keys to More Emotion Without

story. Oakland, CA: XEODesign.

Moore, Michael E. (2011). Basics of Game Design. New York: Taylor&Francis Group.

Rizal M. (2010. Mei 16). Gasing yang Terasing. Retrieved November 28,2012, from: http://news.detik.com/read/2010/05/18/115125/1359093/159/petuah-bijak-dalam-putaran-gasing

Rollings, Andrew. (2004). Game Architecture and Design: A new Edition.United State of America: New Riders Publishing.

Satria, Jeffrey. (2012. July12). Putaran Abadi Sang Gasing. Retrieved Januari 31,2013, from: http://intisari-online.com/read/endi-aras-putaran-abadi-sang-gasing-

Schell, Jesse. (2008). The Art of Game Design. USA: Morgan Kaufmann. Teknokers. ()2012. April 8). Mau tahu platform game yang bakal meroket di

tahun 2012. Retrieved September 12,2012, from

http://www.teknokers.com/2012/04/mau-tahu-platform-dan-genre-yang-bakal.html

(http://www.openhandsetalliance.com/android_overview.html) diakses pada tanggal 21 oktober 2012.

(http://www.transsurabaya. com/2011/06/beyblade-competitions-at-itc-surabaya/) diakses pada tanggal 28 oktober 2012.

(51)

(http://www.digitalkreatif.com/industry-landscape/content-application- industry/games-industry) diakses 22 november 2012

(http://jogjatrip.com/media/gallery/MAINAN_TRADISIONAL_-_GASING.jpg) diakses pada tanggal 22 oktober 2012.

(http://www.flickr.com/photos/35533683@N04/with/3344062786/) diakses pada tanggal 22 oktober 2012.

(http://www.flickr.com/photos/35533683@N04/3344067424/) diakses pada tanggal 22 oktober 2012.

Gambar

Tabel 3.2 Analisa STP.....................................................................................
Gambar 3.1 Spinning Tops Adventures
Gambar 3.3 Tampilan Game Labyrinth
Tabel 3.2 Analisa STP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melalui keteladanan atau uswah hasanah dari para ustadz-ustadzah diharapkan mahasantri bisa secara langsung mengambil ibrah (pelajaran) tentang bagaimana cara

Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika, maka penulis bertujuan untuk mengadakan kajian penenelitian

Diisi dengan nama dari Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Pernyataan Tidak Mengalihkan Harta Tambahan yang Telah Berada di Dalam Wilayah Negara

1) Kualitas jasa yang ditawarkan Bengkel Toyota Auto 2000 Denpasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Pengaruh positif ini didukung

Make sure that the products or services that you will be offering are desired, do not just decide to open up a store with out doing any market research is like playing craps,

Know your vision, your goals, and your plans because these help you set priorities. Each day, identify the task you must accomplish and make that your top priority. Also, set aside

Setibanya di sekolah saya melihat para guru bersiap-siap ingin pergi, kemudian saya langsung menuju ke ruang tata usaha, disana saya juga melihat orang-orang

Dengan adanya bangunan candranaya ini juga menjadikan nilai lebih untuk hotel wisata ini untuk menarik konsumennya untuk dapat menginap di hotel ini, sebuah nilai