• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Informasi Teknik Dasar Parkour Untuk Pemula Melalui Media Video

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Informasi Teknik Dasar Parkour Untuk Pemula Melalui Media Video"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DATA RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI Nama : Reyza Alvaraby Nama Panggilan : Rey

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 6 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Hobi : Breakdance, Parkour, Band Telepon : 085860070177

Status : Belum Menikah Nama Ayah : Tommy SF Pekerjaan : Wirausaha

(5)

Alamat Orang Tua : Jl. Sari Indah 5E no.5 Kiaracondong, Bandung Motto : Stop Blending in Start Speaking Out!

E-mail : reyalvaraby@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1 1999-2000 TK Yayasan Beribu Bandung Berijazah 2 2000-2006 SD Yayasan Beribu Bandung Berijazah

3 2006-2009 SMPN 45 Bandung Berijazah

4 2009-2012 SMA BPI 2 Bandung Berijazah

5 2012-2016 Universitas Komputer Indonesia Sedang Menempuh

PRESTASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1 2011 Juara 1 Bandung Reborn 5 (Breakdance) Bersertifikat 2 2012 Juara 1 “1 STOP BBOY BATTLE 7 TO

4 2012 Juara 1 “Kratingdaeng Power Dance” Bersertifikat 5 2015 The Best Showmanship “Kratingdaeng

Power Dance”

Bersertifikat

(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI TEKNIK DASAR PARKOUR UNTUK PEMULA MELALUI MEDIA VIDEO

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Reyza Alvaraby NIM. 51912272

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(7)

iii KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan perancangan dengan tepat waktu, untuk memenuhi mata kuliah Tugas Akhir. Semoga laporan perancangan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau pedoman bagi para pembaca yang berprofesi sebagai praktisi parkourdan masyarakat umum.

Semoga laporan perancangan ini bisa bermanfaat bagi perkembangan olahraga parkourkhususnya di kota Bandung. Laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh kerena itu besar harapan untuk para pembaca bisa memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk pembuatan laporan di masa yang akan datang.

Bandung, 6 Agustus 2016 Penyusun,

(8)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vi DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. I.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. I.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. I.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. I.4 Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan... Error! Bookmark not defined.

BAB II. TEKNIK DASAR PARKOUR UNTUK PEMULAError! Bookmark not defined.

II.1 Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.1.1 Sejarah Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.1.2 Definisi Parkour... Error! Bookmark not defined. II.1.3 Teknik Dasar Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.1.3.1 Balance ... Error! Bookmark not defined.

II.1.3.2 Quadro Pedal ... Error! Bookmark not defined.

II.1.3.3 Jumping ... Error! Bookmark not defined.

(9)

vii II.1.3.5 Rolling ... Error! Bookmark not defined.

II.1.3.6 Climbing ... Error! Bookmark not defined.

II.1.3.7 Vault ... Error! Bookmark not defined.

II.1.4 Kecelakaan Pada Olahraga Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.2 Parkour di Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined. II.2.1 Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined. II.2.2 Komunitas Parkour di Kota Bandung... Error! Bookmark not defined. II.3 Analisa Permasalahan ... Error! Bookmark not defined. II.3.1 Wawancara ... Error! Bookmark not defined. II.3.2 Media Pembelajaran Teknik Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.4 Resume dan Solusi Permasalahan ... Error! Bookmark not defined.

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN ... Error! Bookmark not defined.

III.1 Strategi Perancangan ... Error! Bookmark not defined. III.1.1 Khalayak Sasaran Perancangan... Error! Bookmark not defined. III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... Error! Bookmark not defined. III.1.3 Materi Pesan ... Error! Bookmark not defined. III.1.4 Strategi Kreatif ... Error! Bookmark not defined. III.1.4.1 Storyline ... Error! Bookmark not defined.

III.1.4.2 Storyboard ... Error! Bookmark not defined.

III.1.5 Strategi Media ... Error! Bookmark not defined. III.1.6 Strategi Distribusi... Error! Bookmark not defined. III.2 Konsep Visual ... Error! Bookmark not defined. III.2.1 Format Desain ... Error! Bookmark not defined. III.2.2 Tata Letak... Error! Bookmark not defined. III.2.3 Huruf ... Error! Bookmark not defined. III.2.4 Audio ... Error! Bookmark not defined.

(10)

viii IV.1 Teknis Media ... Error! Bookmark not defined. IV.1.1 Perlengkapan Pengambilan Gambar ... Error! Bookmark not defined. IV.1.2 Software Penunjang ... Error! Bookmark not defined.

IV.2 Teknis Produksi ... Error! Bookmark not defined. IV.2.1 Teknis Produksi Media Utama... Error! Bookmark not defined. IV.2.2 Teknis Produksi Media Pendukung ... Error! Bookmark not defined.

(11)

54 DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Armstrong, Thomas. (2006). The Best School: How Human Development Research Should Inform Educational Practice. Virginia: ASCD (Association for

Supervision and Curriculum Development).

Atkinson, William Walker. (2014). Mind&Body Menjadi Dokter Bagi Diri Sendiri.

Jakarta, Indonesia: Salaris.

Baiquni, Ahmad. (2007). Revolusi Berpikir Edward de Bono. Bandung, Indonesia:

Mizan Media Utama.

Lupton, Ellen., Phillips, Jennifer. (2008). Graphic Design: The New Basics. New

York, England: Princeton Architectural Press.

Mylsidayu, Apta., Kurniawan, Febi. (2015). Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung,

Indonesia: Alfabeta.

Rochhausen, Sascha. (2011). Teaching PARKOUR SPORTS in School Gymnastics.

Oevenum, Germany: Norderstedt.

Saltz, Ina. (2009). Typography Essentials: 100 Design Principles For Working With Type. USA: Rockport.

Suherman, Sherly. (2009). Made in Bandung: Kreatif, Inovatif dan Imajinatif.

(12)

55 Witfeld, j., Gerling, I., & Pach, A. (2011). The Ultimate Parkour and Freeruning

Book 2nd edition. Germany: B.O.S.S Druck und Medien GmbH.

Jurnal:

Riyana, Cheppy. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta, Indonesia:

P3AI UPI.

Internet:

Astuti, Aditya Tri. (2014) Pengertian Teknik tersedia

di: http://adityatriastuti.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dari-strategi-pembelajaran.html

[14 Januari 2016]

Bimbie. (2014) Mengurangi Risiko Olahraga Parkour tersedia

di: http://www.bimbie.com/risiko-olahraga-parkour.htm [10 April 2016]

Faedlulloh, Dodi. (2012) Tentang Remaja: Bermain dan Hobi tersedia

di: http://www.dodifaedlulloh.com/2012/04/tentang-remaja-bermain-dan-hobi.html

[30 Maret 2016]

Kurnia, Erika. (2015) Manfaat Olahraga Ekstrem Parkour Bagi Kesehatan tersedia

di: http://lifestyle.okezone.com/read/2015/10/29/481/1240254/manfaat-olahraga-ekstrem-parkour-bagi-kesehatan?page=1

[26 Januari 2016]

Parkour Bandung. (2012) Tentang Kami tersedia

(13)

56

Radd. (2008). Definisi Parkour. Tersedia

di: http://www.parkourindonesia.web.id/artikel/definisi-Parkour.html/

(14)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Hobi merupakan suatu kegiatan rekreasi yang disenangi dan dapat dilakukan oleh individu maupun berkelompok. Hobi bisa dilakukan oleh kalangan anak-anak, remaja dan dewasa. Hobi memiliki beberapa jenis antara lain koleksi, membuat, memperbaiki, permainan dan pendidikan. Untuk kalangan remaja kebanyakan menggemari hobi yang berkaitan dengan permainan. Seperti menurut Armstrong (2006: h.189) dijelaskan bahwa masa remaja adalah masa sosial yang intens, ketika rasa ingin tahu ingin menjadi bagian dari sesuatu, komunitas, status sosial, dan kedekatan emosional memberikan konteks tempat bagi remaja dalam menemukan jati diri. Hobi permainan pada umumnya ada yang berkaitan dengan olahraga, diantaranya adalah futsal, sepatu roda, break dance, dan lain-lain. Di kota Bandung,

salah satu hobipermainan yangcukup menantang bagi para remaja adalahparkour.

Parkour adalah sebuah seni dalam bergerak atau berpindah tempat untuk melewati halang rintang dengan cepat dan seefisien mungkin. Gerakan parkour ditandai dengan berbagai macam teknik seperti berlari, melompat, dan berayun dari satu tiang ke tiang lainnya. Parkour juga memiliki nama lain yaitu l'art du déplacement. Orang yang

(15)

2 Gambar I.1 Praktisi Parkour

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

Saat ini parkour cukup menarik perhatian banyak orang dan media. Banyak atraksi yang dilakukan oleh para praktisi parkour seperti melompat dari ketinggian, berdiri menggunakan tangan dan gerakan berayun dari satu tiang ke tiang lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mandana selaku ketua komunitas Parkour Bandung, pada tanggal 15 Desember 2015 di kediaman narasumber jalan Gandapura nomor 36 dijelaskan bahwa, dalam melakukan gerakan parkour yang lebih tinggi, seorang praktisi harus menguasai teknik dasar parkour terlebih dahulu. Tanpa menguasai teknik dasar maka praktisi akan kesulitan untuk mempelajari gerakan lainnya. Adapun terjadi kecelakaan yang dialami oleh praktisi diantaranya adalah lecet, terkilir, bahkan patah tulang. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan tersebut, dikarenakan pemula melakukan teknik parkour tanpa didampingi oleh instruktur praktisi parkour. Selain itu terjadinya kecelakaan dikarenakan pemula terpengaruh oleh video yang ditayangkan di Youtube, Facebook, Instagram dan lain-lain. Dari video tersebut praktisi mudah terpengaruh untuk melakukan gerakan yang sama, namun apabila fisik dan mental praktisi belum siap, maka bisa menyebabkan kecelakaan.

(16)

3 narasumber, pemula tidak harus dalam lingkup komunitas maupun tim parkour, bahkan seseorang yang bukan anggota ketika melakukan teknik parkour bisa dikatakan seorang pemula. Hal tersebut tergantung dari pemahaman dan penguasaaan seseorang mengenai dasar parkour. Dikarenakan sering terjadinya kecelakaan pada pemula, penguasaan tujuh teknik dasar parkour merupakan hal yang penting dan diharapkan bisa mengurangi kecelakaan yang terjadi pada praktisi maupun pemula.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

• Adanya pemula yang melakukan teknik parkour tanpa mengetahui teknik dasar parkour.

• Sikap pemula yang tergesa-gesa untuk mencoba melakukan teknik yang belum pernah diberikan oleh instruktur parkour.

• Terjadinya beberapa kecelakaan pada praktisi saat mencoba melakukan gerakan parkour.

• Selama latihan pemula harus didampingi oleh instruktur.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang terpapar diatas, maka masalah tersebut harus dirumuskan secara sistematis. Adapun masalah yang akan dibahas adalah:

• Bagaimana cara mengurangi kecelakaan pada pemula yang merasa tergesa-gesa, agar selalu ingin didampingi oleh instruktur parkour ketika latihan?

I.4 Batasan Masalah

(17)

4 • Pembahasan mengenai tujuh teknik dasar parkour, agar praktisi tidak

tergesa-gesa dalam mempeajari teknik parkour yang lebih sulit.

• Perancangan ditujukan kepada pemula, yang bukan hanya anggota dari komunitas parkour namun juga pemula seperti masyarakat umum, karena berdasarkan hasil wawancara kepada ketua komunitas Parkour Bandung umumnya kecelakaan sering terjadi kepada pemula.

• Perancangan dilaksanakan di kota Bandung, karena peminat olahraga parkour selalu bertambah setiap tahunnya. Khususnya dari anggota komunitas Parkour Bandung.

• Perancangan ini dapat digunakan sampai pemula bisa menguasai ketujuh teknik dasar parkour.

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah maka terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:

• Pemula mulai mempelajari dan menguasai ketujuh teknik dasar agar tidak lagi tergesa-gesa dalam mempelajari parkour.

• Pemula tidak sembarangan melakukan teknik-teknik parkour yang lebih berisiko.

• Dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang sering terjadi pada praktisi parkour.

(18)

5 BAB II

TEKNIK DASAR PARKOUR UNTUK PEMULA

Bab dua akan menguraikan beberapa hal yang berhubungan dengan parkour, hal-hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

II.1 Parkour

II.1.1 Sejarah Parkour

Witfeld (2011: h.22-27) Awal mula parkour diperkenalkan pada tahun 1989 di Évry, Paris oleh seorang pria berkebangsaan Perancis yang dikenal dengan nama David Belle. Olahraga ini bertujuan untuk melatih efisiensi gerakan agar badan dan pikiran praktisi bisa selalu bersiap siaga dalam menghadapi rintangan dan kondisi berbahaya. Sebenarnya olahraga ini sudah dikenal sejak lama, David Belle merupakan orang yang berjasa memberikan nama parkour.

David terinspirasi dari ayahnya, Raymond Belle seorang tentara Perancis yang bergabung dalam pemadam kebakaran militer. Ayah David memperkenalkan sebuah latihan untuk melewati rintangan dengan menggunakan metode natural, yaitu berlari, melompat, dan memanjat. Latihan ini dalam bahasa Perancis disebut l’art du déplacement atau disebut seni dalam berpindah. David menamakan parkour karena

berawal dari sebuah taman di Évry, Paris yang sering disalah gunakan oleh para remaja pada saat itu. Sehingga David datang dan mencoba memperkenalkan olahraga ini, agar para remaja tersebut melakukan hal yang lebih bermanfaat ketimbang menghabiskan waktu dengan hal negatif.

(19)

6 II.1.2 Definisi Parkour

Brex & Bullseye (seperti yang dikutip Radd, 2008) menyatakan bahwa parkour merupakan seni berpindah tempat melewati beberapa obstacle dari point A menuju point B, dengan mengandalkan kekuatan tubuh manusia seutuhnya.

Rochhausen (2011: h.11) Parkour adalah suatu kegiatan melewati halang rintang dengan mengkombinasikan beberapa gerakan seakan terlihat mengalir dan dinamis. Berdasarkan pendapat para ahli maka parkour bisa didefinisikan sebuah olahraga yang mengandalkan kekuatan tubuh manusia, untuk melewati rintangan ketika berpindah tempat dari satu titik menuju titik lainnya.

II.1.3 Teknik Dasar Parkour

Menurut Witfeld (2010, h.81-201) dan wawancara kepada Mandana (2015) Teknik dasar parkour merupakan hal alamiah yang biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya, seperti berlari, melompat, mendarat, bergantungan, dan memanjat. Teknik dasar parkour untuk pemula terdiri dari tujuh teknik, yaitu:

1. Balance

Adapun mengenai ketujuh teknik dasar tersebut adalah sebagai berikut:

II.1.3.1 Balance

(20)

7 Gambar II.1 Latihan Balance

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

II.1.3.2 Quadro Pedal

Quadro Pedal merupakan gerakan dasar parkour yang dilakukan praktisidengan cara

merangkak menggunakan tangan dan kaki.

Gambar II.2 Latihan Quadro Pedal

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016) II.1.3.3 Jumping

Latihan melompat berguna untuk mengatur ketinggian dan melewati rintangan atau

obstacle. Lompatan biasa dilakukan sebagai tolakan untuk melakukan gerakan

parkour. Dalam melakukan lompatan dapat diawali dengan berlari maupun dalam

(21)

8 Gambar II.3 Praktisi Melompat

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

II.1.3.4 Landing

Landing berguna untuk mengurangi resiko cedera terhadap praktisi ketika melompat

dari ketinggian. Untuk latihan landing pastikan agar kedua kaki dalam kondisi

menekuk dan siap untuk mendarat. Utamakan telapak kaki bagian depan yang lebih dahulu mencapai dasar.

Gambar II.4 Latihan Landing

Sumber: Dokumentasi Pribadi(2016)

II.1.3.5 Rolling

Teknik rolling dapat digunakan setelah praktisi melakukan landing, roll dalam

parkour sedikit berbeda dengan teknik roll pada umumnya, ketika akan melakukan roll posisi praktisi harus sedikit miring, diiringi kedua tangan menyentuh dasar.

(22)

9 Gambar II.5 Latihan Rolling

Sumber: Dokumentasi Pribadi(2016) II.1.3.6 Climbing

Climbing dalam bahasa Indonesia yaitu memanjat, untuk pemula teknik climbing

harus dilakukan di tempat yang rendah. Pastikan dinding yang akan didaki tidak melebihi dari tinggi seorang praktisi. Semakin sering dilakukan maka praktisi akan terbiasa dengan mengangkat beban tubuhnya.

Gambar II.6 Latihan Climbing

(23)

10 II.1.3.7 Vault

Vault merupakan gerakan khas parkour yaitu melewati rintangan atau obstacle yang

tingginya bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari seorang praktisi. Teknik ini biasa dilakukan dengan kombinasi running, jumping, vault, dan diakhiri dengan landing.

Gambar II.7 Latihan Vault

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

II.1.4 Kecelakaan Pada Olahraga Parkour

Olahraga parkour merupakan jenis kegiatan berbahaya, selain memerlukan keberanian serta tekad yang tinggi, seorang praktisi harus bisa memperhitungkan situasi dengan cermat. Dalam latihan parkour tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan perlu melewati beberapa proses penguasaan terhadap teknik-teknik dengan sempurna.

Ketika menjalani latihan, tidak menutup kemungkinan cedera dan kecelakaan bisa terjadi pada praktisi. Beberapa kejadian yang biasa terjadi pada praktisi antara lain seperti cedera otot terkilir, kram otot, kram pada bagian paha belakang, dan luka yang mengakibatkan pendarahan.

(24)

11 II.2 Parkour di Kota Bandung

II.2.1 Kota Bandung

Menurut Suherman (2009 : h.iv) Bandung merupakan kota yang terkenal sebagai kota istirahat dan kota wisata. Sejalan perkembangan pada awal abad ke-20 hingga saat ini, kota Bandung mengalami pembangunan di segala sektor. Bandung menjadi pusat pendidikan, pusat perekonomian, pusat seni dan budaya.

Bandung disebut sebagai “cikal bakal” dari segala kegiatan anak muda yang kreatif. Kreativitasnya memengaruhi tren anak muda di berbagai kota, mulai dari hobi, pengetahuan, seni dan budaya yang dapat menghasilkan sebuah keindahan, kepuasaan dan pendapatan.

II.2.2 Komunitas Parkour di Kota Bandung

Parkour Bandung ialah komunitas bagi para praktisi parkour di wilayah kotamadya Bandung yang berafiliasi dengan Parkour Indonesia. Sebelum dibentuknya Parkour Bandung, sudah terdapat beberapa individu dan kelompok yang berlatih parkour secara terpisah di Bandung. Melalui forum www.parkourindonesia.web.id, para praktisi parkour tersebut untuk pertamakalinya mengadakan jamming (latihan

(25)

12

Gambar II.8 Logo ParkourBandung Sumber:

https://pbs.twimg.com/profile_images/1863969683/Logo_Baru_400x400.jpg (Diakses pada 6/01/2016)

Parkour Bandung memiliki tujuan untuk mempersatukan, pertukaran informasi, membina serta memberikan layanan untuk pengembangan parkour kepada para praktisi parkour di Bandung. Parkour Bandung memiliki tim instruktur yang berpengalaman berlatih dan melatih parkour. Beberapa trace guide (instruktur) dari

Parkour Bandung telah memperoleh sertifikasi internasional level 1 ADAPT (Art du Deplacement & Parkour Teaching) dari Parkour Generations, yakni Willy Irawan,

Randy Dahlan, dan Zico Desriera.

II.3 Analisa Permasalahan

Pada proses perancangan penulis memiliki beberapa permasalahan yang perlu diteliti terkait teknik dasar parkour untuk pemula, maka dalam proses perancangan dapat diuraikan sebagai berikut:

II.3.1 Wawancara

(26)

13 Wawancara pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2015 di kediaman Mandana yang berlokasi di jalan Gandapura nomor 36. Proses wawancara berlangsung selama 45 menit.

Gambar II.9 Mandana Ketua Komunitas ParkourBandung. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Wawancara kedua dilakukan bersamaan di GOR Saparua pada tanggal 28 Januari 2016. Dimulai pada pukul sepuluh pagi hingga pukul dua belas siang.

Gambar II.10 Cadra Praktisi Pemula, Thomy & Inggil Penduduk Lokal Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh data-data sebagai berikut: a. Pengertian Parkour

(27)

14 melainkan untuk mencapai kebugaran jasmani dan mengajarkan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan apapun.

b. Teknik Dasar Parkour

Dasar yang diajarkan untuk pemula yaitu balance, jump precision, landing, vault, climbing, rolling, hanging dan swinging. Dalam melakukan teknik-teknik dasar

parkour, praktisi harus menanamkan metode fisik tiga berbanding satu dengan teknik. Hal tersebut bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit berlebih apabila terjadi kecelakaan.

c. Parkouratau Freerun

Saat ini banyak tanggapan mengenai parkour dan freerun, pada awalnya parkour memang lebih dulu terbentuk oleh David Belle, parkour lebih mengedepankan efesiensi gerakan dalam berpindah tempat, sementara freerun diperkenalkan oleh Sébastien Foucan lebih mengedepankan estetika dalam bergerak. David dan Foucan masih dalam kelompok yang sama yaitu Yamakasi, namun dikarenakan sudut pandang yang berbeda, maka terbentuklah freerun. Hingga saat ini masih ada pemula yang masih membeda-bedakan parkour dan freerun. Karena pada

dasarnya kedua nama tersebut masih berada dalam disiplin yang sama.

d. Kecelakaan

(28)

15 e. Kecerobohan Praktisi Pemula

Praktisi pemula yang merasa bosan terhadap materi yang diberikan oleh instruktur, membuat mereka tergesa-gesa untuk melanjutkan ke tahapan yang lebih tinggi. Setiap teknik parkour harus melewati proses latihan yang benar dan penting untuk mengetahui batas kemampuan yang dimiliki praktisi sendiri.

f. Manfaat Parkour

Selain bermanfaat untuk kesehatan parkour bisa menjadi media untuk mencari uang. Sebagai contoh ketika praktisi diminta untuk mengisi acara, syuting iklan, film, dan lain-lain. Hal tersebut sah-sah saja selama tidak ada pihak yang dirugikan dan bisa bermanfaat untuk memperkenalkan parkour pada masyarakat umum.

g. Underbar

Underbar merupakan teknik melompat di antara celah-celah obstacle, secara

umum underbar data dikatakan teknik dasar parkour, namun untuk komunitas

Parkour Bandung gerakan underbar tidak termasuk teknik dasar untuk pemula,

karena dari tingkat kesulitannya gerakan ini terbilang lebih sulit.

h. Tanggapan masyarakat mengenai parkour

Masyarakat umum mengenal parkour dengan olahraga melompat-lompat dan salto di ketinggian. Olahraga ini tidak bisa dilakukan sembarangan, melainkan perlu latihan dengan giat. Banyak juga masayarakat yang mengenal parkour dari tayangan di televisi dan internet.

II.3.2 Media Pembelajaran Teknik Parkour

(29)

16 • LOOP - Kita Belajar Teknik Dasar Parkour!

Video ini dipublikasikan oleh channel LOOP ID pada tanggal 22 Januari

2015. Tutorial berdurasi sekisar empat menit, dipimpin seorang pembawa acara yaitu Hamy Pratama dan seorang praktisi parkour dari komunitas Parkour Bandung, Mandana yang memberikan beberapa tutorial teknik dasar parkour, seperti landing, rolling, dan vault.

Gambar II.11 Tutorial vault

Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=1EKVpOkuhPM&nohtml5=False.png (Diakses pada 11/04/2016)

Tutorial ini dikemas dengan santai namun pesan tetap tersampaikan pada penonton. Setiap adegan selalu disisipkan voice over agar memudahkan

praktisi untuk memahami setiap gerakan dasar tersebut. Kekurangan dari video ini belum disebutkan semua teknik dasar tentang parkour, serta kualitas suara pada video tidak stabil. Ada baiknya bila suara mic pada saat live dan voice over bisa seimbang.

First 5 Beginner Parkour Moves - How To Get Started In Parkour

Video ini dipublikasikan oleh channel TappBrothers pada tanggal 26 Februari

(30)

17 bersaudara praktisi parkour bernama Thomas Tapp dan Jonathan Tapp. Materi yang dibawakan adalah lima gerakan dasar untuk pemula antara lain landing roll, safety vault, wall run, turn vault, dan precision jump. Video ini

menggunakan bahasa Inggris agar bisa dipelajari untuk umum.

Gambar II.12 TappBrothers jump Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=c6WgBzetVTs&nohtml5=False.png (Diakses pada 11/04/2016)

Pada awal tutorial, kedua praktisi ini menjelaskan beberapa hal penting yang harus dipersiapkan selama latihan. Setiap teknik yang ditayangkan dijelaskan tiap detilnya secara langsung, namun untuk kualitas rekaman kurang nyaman untuk dilihat karena shaking pada kamera, ada baiknya bila menggunakan

multi kamera agar penonton lebih mudah mengerti dari detil setiap gerakan.

II.4 Resume dan Solusi Permasalahan

(31)
(32)

19 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Dalam strategi perancangan dibagi menjadi beberapa proses yang diawali dengan melakukan penelitian terhadap permasalahan parkour saat ini. Setelah menemukan permasalahan, maka data yang telah didapat dari berbagai sumber akan dilanjutkan dengan proses analisa dan komparasi.

III.1.1 Khalayak Sasaran Perancangan

Sasaran utama dalam perancangan ini adalah para pemula yang belum pernah bergabung dalam komunitas parkour di kota Bandung. Perancangan ini akan ditujukan pada masyarakat dari segala umur sebagai target sekunder. Berdasarkan penelitian pemula akan mencari tahu melalui internet untuk mempelajari parkour. Diharapkan bisa menarik minat pemula untuk bergabung dengan komunitas parkour dan didampingi langsung oleh instruktur parkour. Dari informasi diatas maka kahayak sasaran perancangan akan dijelaskan dari segi demografis, psikografis dan geografis.

1. Demografis

Remaja usia 13-21 tahun dengan aktifitas lingkungan sosial atau masyarakat. Target audiens sebagai konsumen pembaca meliputi jenis kelamin laki-laki atau perempuan, kategori usia mulai 13-21 tahun dengan kelas sosial masyarakat bertaraf B (menengah).

2. Psikografis

Tertarik dengan hal baru, menyukai olahraga ekstrem, aktif dalam kegiatan sosial.

3. Geografis

(33)

20 III.1.2 Pendekatan Komunikasi

1. Pendekatan Komunikasi Visual

Sebagai referensi perancangan ini akan menggunakan key visual dengan menambahkan black bar agar memiliki kesan seperti film aksi. Dapat

dicontohkan pada bagian-bagian tertentu seperti pengenalan latar tempat akan terlihat black bar pada bagian atas dan bawah.

Gambar III.1 Black Bar

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

Pada perancangan ini akan menggunakan pesan kinetik yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu fasial, gestural dan postural.

• Pesan Fasial

Pesan fasial akan diekspresikan oleh narasumber dengan ekspresi yang menyenangkan dan semangat agar penonton tidak jenuh atau merasa bosan. • Pesan Gestural

Pesan gestural akan ditampilkan oleh narasumber berupa gerakan tangan sekaligus mempraktekkan setiap detil teknik dasar parkour.

• Pesan Postural

(34)

21 2. Pendekatan Komunikasi Verbal

Dalam pendekatan komunikasi verbal perancangan tutorial ini akan menggunakan bahasa Indonesia yang disesuaikan untuk remaja serta disisipkan bahasa Inggris khususnya pada bagian nama-nama teknik dan ajakan, hal tersebut bertujuan untuk mengajarkan bahasa inggris dengan mudah dan informasi yang disampaikan lebih menarik.

III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan yang disampaikan akan berupa informasi kepada khalayak yang dimulai dari persiapan serta peraturan sebelum melakukan kegiatan parkour, dilanjutkan dengan tutorial dari tujuh teknik dasar parkour.

III.1.4 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang dipilih berupa media informasi mengenai tutorial tujuh teknik dasar parkour dikemas dengan unsur videografi berjudulkan PASSION yang merupakan singkatan dari Parkour Session. Video ini akan dipadukan efek animasi kartun dan tipografi yang sesuai untuk disampaikan pada khalayak, serta beberapa media pendukung untuk menarik minat masyarakat terhadap parkour. Tahap awal yang perlu dilakukan dalam perancangan tutorial ini adalah menentukan storyline dan

membuat storyboard.

III.1.4.1 Storyline

Storyline merupakan inti dari naskah yang dibuat seperti alur cerita. Dalam

perancangan video tutorial tujuh teknik dasar parkour akan dijelaskan seperti berikut: 1. Perkenalan dari instruktur parkour sebagai pembawa acara.

2. Penjelasan singkat mengenai parkour.

3. Pembawa acara menjelaskan beberapa aturan dan persiapan sebelum memulai latihan parkour.

4. Cuplikan mengenai gerakan parkour.

(35)

22 6. Cuplikan mengenai gerakan parkour.

7. Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar quadro pedal.

8. Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar jumping.

9. Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar landing.

10.Cerita pengalaman singkat instruktur parkour. 11.Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar rolling.

12.Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar climbing.

13.Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar vault.

14.Pesan dan saran dari instruktur parkour.

15.Penutupan dilanjutkan dengan cuplikan gerakan parkour.

III.1.4.2 Storyboard

(36)

23 Perkenalan pembawa acara sekaligus sebagai

pemberi materi tutorial teknik dasar parkour. Memberikan penjelasan singkat tentang parkour.

Instruktur parkour menjelaskan aturan dan

persiapan sebelum memulai latihan parkour. Penjelasan mengenai teknik dasar BALANCE. Cuplikan showreel parkour (slow motion)

00:11

00:28 01:00

00:20

PERSIAPAN

Penjelasan mengenai teknik dasar QUADRO PEDAL.

Penjelasan mengenai teknik dasar JUMPING.

(37)

24 Gambar III.2 Storyboard

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016) Penjelasan mengenai teknik dasar LANDING.

Penjelasan mengenai teknik dasar CLIMBING. Penjelasan mengenai teknik dasar VAULT. Penjelasan mengenai teknik dasar ROLLING.

10:00

16:00 19:00

13:00

Instruktur parkour menutup tutorial dan mengingatkan kembali untuk selalu didampingi oleh orang yang lebih ber-pengalaman selama proses berlatih.

(38)

25 III.1.5 Strategi Media

1. Media Utama

Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Berdasarkan tujuannya video dapat dijadikan sebagai media cerita, dokumenter, berita, pembelajaran dan presentasi. Media utama dalam perancangan ini merupakan sebuah video pembelajaran mengenai tujuh teknik dasar parkour untuk pemula. Video berdurasi sekitar dua puluh menit yang akan dikemas dalam bentuk DVD dan beberapa media pendukung.

2. Media Pendukung

Media pendukung berguna untuk mendampingi media utama dalam penyampaian media informasi. Media-media pendukung yang digunakan akan disesuaikan berdasarkan target audiens agar lebih efektif untuk menyampaikan pesan dari permasalahan yang ada. Media pendukung tersebut antara lain:

• Brosur

Brosur merupakan alat publikasi resmi yang berisi berbagai informasi mengenai suatu produk, layanan, program dan sebagainya. Brosur yang akan dibuat berisikan tutorial tujuh teknik dasar parkour untuk pemula.

T-Shirt

T-shirt merupakan pakaian yang digunakan untuk menutup bagian tubuh. T-shirt dapat digunakan sebagai media pendukung dengan membuat enam

macam desain yang menjelaskan tujuh teknik dasar parkour untuk pemula. • X-Banner

X-Banner biasa digunakan untuk media promosi sebuah produk, layanan,

program dan sebagainya. Dalam perancangan X-banner akan digunakan di

(39)

26 • Poster

Poster adalah media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak. Poster yang dibuat akan didistribusikan ketika launching DVD tutorial.

• Stiker

Stiker yang terdiri dari enam desain terkait teknik dasar parkour untuk pemula.

Drawstring Bag

Tas sebagai tempat untuk setiap pembelian paket DVD, dapat digunakan praktisi setiap latihan.

III.1.6 Strategi Distribusi

Video tutorial “Teknik Dasar Parkour Untuk Pemula” akan didistribusikan melalui komunitas Parkour Bandung yang akan ditayangkan saat peresmian anggota komunitas tersebut. Selain itu video tutorial akan dijual untuk umum dengan sistim

pre-order. Dalam setiap pembelian video akan dikemas dalam bentuk DVD beserta

media pendukung lainnya seperti, sticker, poster, t-shirt dan drawstring bag.

Tabel III.1 Jadwal distribusi Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

(40)

27 Sebagai media distribusi video tutorial akan diunggah melalui media sosial seperti Youtube, Facebook, dan Instagram. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi melalui gadget sebagai media pembelajaran.

III.2 Konsep Visual III.2.1 Format Desain

Konsep visual dalam perancangan video tutorial ini berupa teknik pengambilan gambar yang dipadukan dengan elemen-elemen visual seperti tipografi dan animasi efek kartun yang diiringi backsound dan voice over, dengan tujuan agar penyampaian

informasi tidak membosankan dan mudah dimengerti oleh khalayak. Video ini akan menggunakan ukuran 16:9 atau sering disebut full hd.

Gambar III.3 Scene video Stampede

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=yxbDwGMVZlU.jpg (15/06/ 2016)

III.2.2 Tata Letak

Penggunaan tata letak pada video tutorial ini menggunakan komposisi rules of thirds

yaitu dengan membuat empat titik mata untuk menempatkan point of interest sebuah

(41)

28 komposisi rules of thirds lebih enak dipandang karena sejalan dengan cara mata melihat gambar.

Gambar III.4 Rules of Thirds Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

Penggunaan tata letak pada media pendukung terdiri dari headline, sub-headline,

penjelasan dan kumpulan gambar.

Gambar III.5 Layout DVD

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

Area Foto Logo

Area Foto

Headline

Logo DVD Kontak dan Media Sosial

Credit Title

Sub-Headline Sub-Headline

(42)

29 Gambar III.6 Layout Brosur

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

(43)

30

Gambar III.7 LayoutX-Banner dan Poster

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

III.2.3 Huruf

Penggunaan tipografi pada video tutorial ini disesuaikan dengan gaya konsep visual yang digunakan, adapun font yang digunakan adalah Moon Flower Bold dan Myriad

Logo

Foto

Foto/ Headline

Sub-Headline

Galeri Foto

Informasi Media Sosial

Foto

Headline Logo

(44)

31 Pro. Font tersebut dipilih karena ingin memberikan kesan santai saat ditayangkan, dan menyesuaikan dengan karakter dari pengisi suara.

Gambar III.5 Font Moon Flower Bold

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

Moon Flower Bold

abcdefghijklmnopqrstu

vwxyz

abcdefghijklmnopqrstu

vwxyz

(45)

32 Gambar III.6 Font Myriad Pro

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)

III.2.4 Audio

Untuk audio dalam perancangan ini dibagi menjadi dua jenis yaitu dalam bentuk

voice over yang berarti akan ada pengisi suara untuk narasi dan penjelasan singkat

dari video yang akan ditayangkan. Selanjutnya adalah dalam bentuk backsound

berupa lagu untuk membuat tutorial lebih menarik dan tidak membosankan. Selain mengambil dari lagu yang sudah ada, dari perancangan ini akan membuat lagu yang sesuai agar memiliki hak cipta karya orisinalitas untuk menghindari terkena banned

ketika diunggah ke media sosial Youtube.

Myriad Pro

ABCDEFGHIJKLM

NOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklm

nopqrstuvwxyz

(46)

33 BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Teknis Media

IV.1.1 Perlengkapan Pengambilan Gambar A. Kamera

a. Canon 70D

Ukuran 139.0 x 104.3 x 78.5mm, berat 755 g / 26.7ons, ukuran layar 3.0

in, 20 megapiksel, resolusi layar 1.04k dots, resolusi video 1920 x 1080,

format video MOV, ISO Range 100-6400.

Gambar IV.1 Kamera Canon 70D

Sumber: http://www.canon.co.id/personal/products/interchangeable-lens-camera/dslr-eos/eos-70d-body?languageCode=ID#specificationAnchor.jpg

(Diakses pada 17/06/2016)

b. Canon 700D

Ukuran 133.1 x 99.8 x 78.8mm, berat 580g/ 20.5 ons, ukuran layar 3.0 in, 18 megapiksel, resolusi layar 1.04k dots. resolusi video 1920 x 1080,

(47)

34 Gambar IV.2 Kamera Canon 70D

Sumber: http://www.canon.co.id/personal/products/interchangeable-lens-camera/dslr-eos/eos-700dkit-efs18-55is-stm?languageCode=ID#specificationAnchor.jpg

(Diakses pada 17/06/2016)

c. Canon 60D

Ukuran 14.5 x 10.6 x 7.9 cm, berat 0.75 kg, warna hitam, ukuran layar 3.0

in, 18 megapiksel, resolusi layar 1.04k dots, baterai Li-ion, format foto

JPEG dan RAW, ukuran file foto 5184 x 3456, format video MOV, video HD, resolusi video 1920 x 1080, layar LCD.

Gambar IV.3 Kamera Canon 60D

Sumber: http://www.dpreview.com/reviews/canoneos60d.jpg (Diakses pada 17/06/2016)

(48)

35 Sensor kamera 12 megapiksel, Apeerture lensa f/2.8, Autofocus, lensa wide, ukuran video 1080p, 60fps/720p memory microSD sampai 32GB,

baterai Li-ion 3.7V 1050mah. Action Cam digunakan untuk pengambilan gambar POV.

Gambar IV.4 Action Cam Sumber: Dokumentasi Pribadi

(17/06/2016)

B. Lensa

a. Lensa kit Canon 18–55mm f/3.5–5.6

Lensa kit digunakan untuk pengambilan gambar wide dan ketika scene

aksi.

Gambar IV.5 Lensa Kit Canon

Sumber: http://anggrainiws.blogspot.co.id/2015/05/7-keistimewaan-lensa-kit-yang-sering-di.html.jpg

(Diakses pada 17/06/2016)

(49)

36 Lensa 50mm digunakan untuk mendapatkan bokeh dalam pengambilan gambar.

Gambar IV.6 Lensa Canon50mm

Sumber: http://www.the-digital-picture.com/Reviews/Canon-EF-50mm-f-1.8-STM-Lens.aspx.jpg

(Diakses pada 17/06/2016)

C. Tripod

Vanguard MK-4 , tinggi maksimum 63 3/4 in, diameter kaki 27mm, berat

3.26 kg

Gambar IV.7 Tripod Vanguard MK-4

Sumber: http://www.freestylephoto.biz/12606-Vanguard-MK-4-Backpack-andamp-Travel-Tripod.jpg

(50)

37 Laptop merk Acer, tipe Aspire 4752g, digunakan untuk merekam audio ketika pengambilan gambar berlangsung, serta menyimpan data dari kartu memori kamera.

Gambar IV.8 Laptop Acer Sumber: Dokumentasi Pribadi

(17/06/2016)

E. Gadget

Iphone 4S digunakan untuk merekam audio yang dihubungkan pada laptop pada saat pengambilan gambar.

IV.1.2 Software Penunjang • Adobe Premiere Pro CS6

Adobe Premiere merupakan software editing video. Digunakan untuk

menyunting video offline. • Adobe After Effect CS6

Adobe After Effect merupakan software untuk kebuthan motion graphics.

Digunakan untuk menyunting video online, dan animasi. • Adobe Illustrator CS6

Adobe Illustrator adalah software editor grafis vektor, digunakan untuk

membuat kebutuhan video dan media pendukung.

(51)

38 Adobe Photoshop adalah software yang dikhususkan untuk pengeditan

foto/gambar dan pembuatan efek. Digunakan untuk menyunting foto dan media pendukung.

• Fruity Loops Studio 12

Fruity Loops adalah software untuk merekam, mengubah, dan membuat

audio. Membuat soundtrack berupa instrument piano dan drum. • Cubase LE 6

Cubase adalah software untuk merekam, mengubah, dan membuat audio.

Merekam voice over dan instrument gitar. • Izotope Ozone 7

Digunakan untuk mastering audio setelah video siap untuk dirender. • Mic Room

Dengan menggunakan Iphone yang tehubung dengan laptop, apikasi Mic Room digunakan untuk merekam audio ketika pengambilan gambar berlangsung.

IV.2 Teknis Produksi

Teknis produksi merupakan tahap akhir dari setiap proses yang telah disusun. Tahap ini berisikan seluruh materi yang telah dikumpulkan.

IV.2.1 Teknis Produksi Media Utama A. Praproduksi

a. Penentuan crew

• Produser : Afrizal Nasrun • Sutradara : Reyza Alvaraby

• Asisten Sutradara : Cadra Adiwiguna

• Kameramen : Reyza Alvaraby, M. Rizqy CA, Wisnu Prasetyo • Editor : Reyza Alvaraby

(52)

39 • Suporter : Go Fresh Media, Fireworks Film Company, Parkour

Bandung, Metamorphose Crew, kelas DKV-7 ‘2012 b. Penentuan tema

Tema yang digunakan dalam pembuatan video ini yaitu tutorial teknik dasar parkour untuk pemula.

c. Penentuan waktu dan tempat

Pengambilan gambar berjalan selama dua hari yaitu: • Hari pertama

Pengambilan gambar pertama dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2016 di Universitas Pendidikan Indonesia. Pengambilan gambar dimulai pukul 13.00 – 17.00 WIB. Dikarenakan kondisi cuaca yang tidak mendukung maka pengambilan gambar tidak bisa diselesaikan dalam satu hari.

• Hari kedua

Pengambilan gambar kedua dilanjutkan pada tanggal 5 Juni 2016 yang berlokasi di Institut Teknologi Bandung. Pengambilan gambar dimulai pada pukul 14.45 – 18.00 WIB.

B. Produksi

Proses pengambilan gambar pada hari pertama menggunakan kamera Canon 70D, Canon 700D dan Action Cam. Jenis shot yang digunakan antara lain medium shot, long shot, dan close up. Sudut pengambilan gambar

menggunakan eye level, high angle dan low angle. Untuk merekam audio

dalam pengambilan gambar menggunakan aplikasi Iphone bernama Mic Room yang dihubungkan langsung pada laptop.

(53)

40 Canon 60D. Lensa yang digunakan yaitu Canon 50mm f/1.8 dan lensa kit Canon 18–55mm f/3.5–5.6.

C. Post Produksi

Dalam tahapan post produksi diawali dengan pemilihan gambar dan audio

yang telah dipindahkan ke laptop. Setelah materi terkumpul maka editor melanjutkan ke tahap editing.

D. Editing

Pada proses editing, editor menggunakan aplikasi Adobe Premiere CS6.

Diawali dengan mengedit offline yaitu menautkan beberapa gambar yang akan

digunakan ke dalam timeline.

Gambar IV.9 Seleksi Video Offline

Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)

Setelah proses offline selesai maka dilanjutkan dengan editing online, yaitu

dengan menautkan gambar dari project Premiere ke After Effect. Pada

aplikasi After Effect editor melakukan teknik track motion untuk

(54)

41 Gambar IV.10 Pengaplikasian track motion pada After Effect

Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)

Setelah tahap online selesai maka editor kembali menggunakan Adobe

Premiere untuk tahap Color Grading. Proses ini diawali dengan membuat adjustment layer dan diletakan diatas gambar yang akan di finishing. Setelah

itu editor menambahkan efek seperti merubah warna, brightness dan contrast,

disesuaikan dengan backsound agar tidak membosankan.

Gambar IV.11 Pengaplikasian Color Grading

(55)

42 E. Audio Recording & Voice Over

Dari beberapa video editor menautkan beberapa voice over untuk memperjelas

materi yang disampaikan. Dalam proses voice over dilakukan dengan

merekam narasi menggunakan aplikasi Mic Room pada Iphone sebagai perantara, lalu dihubungkan langsung pada komputer.

Gambar IV.12 Aplikasi Mic Room Sumber: Dokumentasi Pribadi

(17/06/ 2016)

Setelah terpasang pada komputer maka, tahap selanjutnya adalah merekam

voice over menggunakan program Cubase LE 6. Selain voice over program

ini digunakan untuk merekam instrument gitar untuk dijadikan backsound

(56)

43 Gambar IV.13 Tahap recording

Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)

Untuk tahap pembuatan instrument pada backsound menggunakan program

Fruity Loops Studio 12, proses diawali dengan membuat beat yang sesuai

dengan video, dilanjutkan dengan menambah instrument lainnya seperti suara

synthesiser dan piano.

Gambar IV.14 Pembuatan backsound

Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)

Pada tahap akhir setelah recording dan mixing maka dilanjutkan dengan tahap audio mastering. Audio mastering merupakan tahap final agar audio bisa

(57)

44 Gambar IV.15 Proses Mastering Audio

Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)

Setelah proses mastering selesai maka editor kembali melanjutkan ke tahap rendering video. Hasil akhir dari video menggunakan format MP4 dengan

ukuran 1920 x 1080.

Gambar IV.16 Proses Rendering Sumber: Dokumentasi Pribadi

(58)

45 Gambar IV.17 Hasil Akhir Video

Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)

IV.2.2 Teknis Produksi Media Pendukung A. Brosur

Proses pembuatan media brosur menggunakan program Adobe Illustrator CS 6 dan Adobe Photoshop CS6. Berisikan tutorial teknik dasar parkour untuk pemula. Ukuran brosur A4 (29.7 x 21 cm) dengan bahan artpaper 120 gram.

(59)

46 Gambar IV.18 Mock Up Brosur

(60)

47 B. Kaos

(61)
(62)

49 Gambar IV.19 Mock Up Kaos

Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)

C. X-Banner

X-Banner promosi DVD teknik dasar parkour untuk pemula, berukuran 60 x

(63)

50 Gambar IV.20 Mock Up X-Banner

(64)

51 D. Poster

Membuat poster dari hasil pengambilan gambar yang menunjukan seorang praktisi parkour sedang fokus berlatih. Pada bagian headline tulisan Teknik

Dasar Parkour Untuk Pemula, Berukuran A3 (29.7 x 42 cm) dengan bahan artpaper 150 gram.

Gambar IV.21 Poster Sumber: Dokumentasi Pribadi

(65)

52 E. Stiker

Membuat stiker berisikan teknik dasar parkour, menggunakan stiker berbahan

vinyl transparan.

Gambar IV.22 stiker Sumber: Dokumentasi Pribadi

(66)

53

F. Drawstring Bag

Tas dengan menampilkan nama tujuh teknik dasar parkour , dengan ukuran 35 x 40cm dengan bahan sthenolid.

Gambar IV.23 Drawstring Bag

Gambar

Gambar II.12 TappBrothers jump
Gambar III.1 Black Bar Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Gambar III.2 Storyboard
Tabel III.1 Jadwal distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Quick Count dilakukan dengan m em ilih sebanyak 2.096 TPS yang t ersebar secara proporsional di set iap Propinsi diseluruh I ndonesia... Fakt or geografis dan penundaan

Dengan mengucap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Dari data yang ditemukan, pasien stroke hemoragik yang dirawat di ICU ditemukan terbanyak pada umur pada 45- 59 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, dan lokasi

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rusdianto R, Ir., M.Sc , Ph.D, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah banyak memberikan

Pengumpulan data dalam penelitian ini lakukan dengan observasi di kelas untuk mengumpulkan data kompetensi dan kinerja guru dalam menyusun rancangan

Pada adsorbsi fisika, gaya tarik menarik antara molekul fluida dengan molekul pada permukaan padatan (Intermolekuler) lebih kecil dari pada gaya tarik menarik antar molekul

benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran, c) mengurutkan benda berdasarkan ukuran paling kecil ke paling besar atau sebaliknya. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Enam Anggota Pramuka SMA Negeri 2 Ngabang yang peneliti wawancarai menyatakan bahwa mereka senang melakukan tolong menolong baik dalam kegiatan Pramuka maupun di luar kegiatan