DATA RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama : Reyza Alvaraby Nama Panggilan : Rey
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 6 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Hobi : Breakdance, Parkour, Band Telepon : 085860070177
Status : Belum Menikah Nama Ayah : Tommy SF Pekerjaan : Wirausaha
Alamat Orang Tua : Jl. Sari Indah 5E no.5 Kiaracondong, Bandung Motto : Stop Blending in Start Speaking Out!
E-mail : reyalvaraby@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
No. Tahun Uraian Keterangan
1 1999-2000 TK Yayasan Beribu Bandung Berijazah 2 2000-2006 SD Yayasan Beribu Bandung Berijazah
3 2006-2009 SMPN 45 Bandung Berijazah
4 2009-2012 SMA BPI 2 Bandung Berijazah
5 2012-2016 Universitas Komputer Indonesia Sedang Menempuh
PRESTASI
No. Tahun Uraian Keterangan
1 2011 Juara 1 Bandung Reborn 5 (Breakdance) Bersertifikat 2 2012 Juara 1 “1 STOP BBOY BATTLE 7 TO
4 2012 Juara 1 “Kratingdaeng Power Dance” Bersertifikat 5 2015 The Best Showmanship “Kratingdaeng
Power Dance”
Bersertifikat
Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN INFORMASI TEKNIK DASAR PARKOUR UNTUK PEMULA MELALUI MEDIA VIDEO
DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016
oleh:
Reyza Alvaraby NIM. 51912272
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan perancangan dengan tepat waktu, untuk memenuhi mata kuliah Tugas Akhir. Semoga laporan perancangan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan atau pedoman bagi para pembaca yang berprofesi sebagai praktisi parkourdan masyarakat umum.
Semoga laporan perancangan ini bisa bermanfaat bagi perkembangan olahraga parkourkhususnya di kota Bandung. Laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh kerena itu besar harapan untuk para pembaca bisa memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk pembuatan laporan di masa yang akan datang.
Bandung, 6 Agustus 2016 Penyusun,
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... vi DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. I.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. I.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. I.3 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. I.4 Batasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan... Error! Bookmark not defined.
BAB II. TEKNIK DASAR PARKOUR UNTUK PEMULAError! Bookmark not defined.
II.1 Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.1.1 Sejarah Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.1.2 Definisi Parkour... Error! Bookmark not defined. II.1.3 Teknik Dasar Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.1.3.1 Balance ... Error! Bookmark not defined.
II.1.3.2 Quadro Pedal ... Error! Bookmark not defined.
II.1.3.3 Jumping ... Error! Bookmark not defined.
vii II.1.3.5 Rolling ... Error! Bookmark not defined.
II.1.3.6 Climbing ... Error! Bookmark not defined.
II.1.3.7 Vault ... Error! Bookmark not defined.
II.1.4 Kecelakaan Pada Olahraga Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.2 Parkour di Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined. II.2.1 Kota Bandung ... Error! Bookmark not defined. II.2.2 Komunitas Parkour di Kota Bandung... Error! Bookmark not defined. II.3 Analisa Permasalahan ... Error! Bookmark not defined. II.3.1 Wawancara ... Error! Bookmark not defined. II.3.2 Media Pembelajaran Teknik Parkour ... Error! Bookmark not defined. II.4 Resume dan Solusi Permasalahan ... Error! Bookmark not defined.
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN ... Error! Bookmark not defined.
III.1 Strategi Perancangan ... Error! Bookmark not defined. III.1.1 Khalayak Sasaran Perancangan... Error! Bookmark not defined. III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... Error! Bookmark not defined. III.1.3 Materi Pesan ... Error! Bookmark not defined. III.1.4 Strategi Kreatif ... Error! Bookmark not defined. III.1.4.1 Storyline ... Error! Bookmark not defined.
III.1.4.2 Storyboard ... Error! Bookmark not defined.
III.1.5 Strategi Media ... Error! Bookmark not defined. III.1.6 Strategi Distribusi... Error! Bookmark not defined. III.2 Konsep Visual ... Error! Bookmark not defined. III.2.1 Format Desain ... Error! Bookmark not defined. III.2.2 Tata Letak... Error! Bookmark not defined. III.2.3 Huruf ... Error! Bookmark not defined. III.2.4 Audio ... Error! Bookmark not defined.
viii IV.1 Teknis Media ... Error! Bookmark not defined. IV.1.1 Perlengkapan Pengambilan Gambar ... Error! Bookmark not defined. IV.1.2 Software Penunjang ... Error! Bookmark not defined.
IV.2 Teknis Produksi ... Error! Bookmark not defined. IV.2.1 Teknis Produksi Media Utama... Error! Bookmark not defined. IV.2.2 Teknis Produksi Media Pendukung ... Error! Bookmark not defined.
54 DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Armstrong, Thomas. (2006). The Best School: How Human Development Research Should Inform Educational Practice. Virginia: ASCD (Association for
Supervision and Curriculum Development).
Atkinson, William Walker. (2014). Mind&Body Menjadi Dokter Bagi Diri Sendiri.
Jakarta, Indonesia: Salaris.
Baiquni, Ahmad. (2007). Revolusi Berpikir Edward de Bono. Bandung, Indonesia:
Mizan Media Utama.
Lupton, Ellen., Phillips, Jennifer. (2008). Graphic Design: The New Basics. New
York, England: Princeton Architectural Press.
Mylsidayu, Apta., Kurniawan, Febi. (2015). Ilmu Kepelatihan Dasar. Bandung,
Indonesia: Alfabeta.
Rochhausen, Sascha. (2011). Teaching PARKOUR SPORTS in School Gymnastics.
Oevenum, Germany: Norderstedt.
Saltz, Ina. (2009). Typography Essentials: 100 Design Principles For Working With Type. USA: Rockport.
Suherman, Sherly. (2009). Made in Bandung: Kreatif, Inovatif dan Imajinatif.
55 Witfeld, j., Gerling, I., & Pach, A. (2011). The Ultimate Parkour and Freeruning
Book 2nd edition. Germany: B.O.S.S Druck und Medien GmbH.
Jurnal:
Riyana, Cheppy. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta, Indonesia:
P3AI UPI.
Internet:
Astuti, Aditya Tri. (2014) Pengertian Teknik tersedia
di: http://adityatriastuti.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dari-strategi-pembelajaran.html
[14 Januari 2016]
Bimbie. (2014) Mengurangi Risiko Olahraga Parkour tersedia
di: http://www.bimbie.com/risiko-olahraga-parkour.htm [10 April 2016]
Faedlulloh, Dodi. (2012) Tentang Remaja: Bermain dan Hobi tersedia
di: http://www.dodifaedlulloh.com/2012/04/tentang-remaja-bermain-dan-hobi.html
[30 Maret 2016]
Kurnia, Erika. (2015) Manfaat Olahraga Ekstrem Parkour Bagi Kesehatan tersedia
di: http://lifestyle.okezone.com/read/2015/10/29/481/1240254/manfaat-olahraga-ekstrem-parkour-bagi-kesehatan?page=1
[26 Januari 2016]
Parkour Bandung. (2012) Tentang Kami tersedia
56
Radd. (2008). Definisi Parkour. Tersedia
di: http://www.parkourindonesia.web.id/artikel/definisi-Parkour.html/
1 BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Hobi merupakan suatu kegiatan rekreasi yang disenangi dan dapat dilakukan oleh individu maupun berkelompok. Hobi bisa dilakukan oleh kalangan anak-anak, remaja dan dewasa. Hobi memiliki beberapa jenis antara lain koleksi, membuat, memperbaiki, permainan dan pendidikan. Untuk kalangan remaja kebanyakan menggemari hobi yang berkaitan dengan permainan. Seperti menurut Armstrong (2006: h.189) dijelaskan bahwa masa remaja adalah masa sosial yang intens, ketika rasa ingin tahu ingin menjadi bagian dari sesuatu, komunitas, status sosial, dan kedekatan emosional memberikan konteks tempat bagi remaja dalam menemukan jati diri. Hobi permainan pada umumnya ada yang berkaitan dengan olahraga, diantaranya adalah futsal, sepatu roda, break dance, dan lain-lain. Di kota Bandung,
salah satu hobipermainan yangcukup menantang bagi para remaja adalahparkour.
Parkour adalah sebuah seni dalam bergerak atau berpindah tempat untuk melewati halang rintang dengan cepat dan seefisien mungkin. Gerakan parkour ditandai dengan berbagai macam teknik seperti berlari, melompat, dan berayun dari satu tiang ke tiang lainnya. Parkour juga memiliki nama lain yaitu l'art du déplacement. Orang yang
2 Gambar I.1 Praktisi Parkour
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Saat ini parkour cukup menarik perhatian banyak orang dan media. Banyak atraksi yang dilakukan oleh para praktisi parkour seperti melompat dari ketinggian, berdiri menggunakan tangan dan gerakan berayun dari satu tiang ke tiang lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mandana selaku ketua komunitas Parkour Bandung, pada tanggal 15 Desember 2015 di kediaman narasumber jalan Gandapura nomor 36 dijelaskan bahwa, dalam melakukan gerakan parkour yang lebih tinggi, seorang praktisi harus menguasai teknik dasar parkour terlebih dahulu. Tanpa menguasai teknik dasar maka praktisi akan kesulitan untuk mempelajari gerakan lainnya. Adapun terjadi kecelakaan yang dialami oleh praktisi diantaranya adalah lecet, terkilir, bahkan patah tulang. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan tersebut, dikarenakan pemula melakukan teknik parkour tanpa didampingi oleh instruktur praktisi parkour. Selain itu terjadinya kecelakaan dikarenakan pemula terpengaruh oleh video yang ditayangkan di Youtube, Facebook, Instagram dan lain-lain. Dari video tersebut praktisi mudah terpengaruh untuk melakukan gerakan yang sama, namun apabila fisik dan mental praktisi belum siap, maka bisa menyebabkan kecelakaan.
3 narasumber, pemula tidak harus dalam lingkup komunitas maupun tim parkour, bahkan seseorang yang bukan anggota ketika melakukan teknik parkour bisa dikatakan seorang pemula. Hal tersebut tergantung dari pemahaman dan penguasaaan seseorang mengenai dasar parkour. Dikarenakan sering terjadinya kecelakaan pada pemula, penguasaan tujuh teknik dasar parkour merupakan hal yang penting dan diharapkan bisa mengurangi kecelakaan yang terjadi pada praktisi maupun pemula.
I.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
• Adanya pemula yang melakukan teknik parkour tanpa mengetahui teknik dasar parkour.
• Sikap pemula yang tergesa-gesa untuk mencoba melakukan teknik yang belum pernah diberikan oleh instruktur parkour.
• Terjadinya beberapa kecelakaan pada praktisi saat mencoba melakukan gerakan parkour.
• Selama latihan pemula harus didampingi oleh instruktur.
I.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang terpapar diatas, maka masalah tersebut harus dirumuskan secara sistematis. Adapun masalah yang akan dibahas adalah:
• Bagaimana cara mengurangi kecelakaan pada pemula yang merasa tergesa-gesa, agar selalu ingin didampingi oleh instruktur parkour ketika latihan?
I.4 Batasan Masalah
4 • Pembahasan mengenai tujuh teknik dasar parkour, agar praktisi tidak
tergesa-gesa dalam mempeajari teknik parkour yang lebih sulit.
• Perancangan ditujukan kepada pemula, yang bukan hanya anggota dari komunitas parkour namun juga pemula seperti masyarakat umum, karena berdasarkan hasil wawancara kepada ketua komunitas Parkour Bandung umumnya kecelakaan sering terjadi kepada pemula.
• Perancangan dilaksanakan di kota Bandung, karena peminat olahraga parkour selalu bertambah setiap tahunnya. Khususnya dari anggota komunitas Parkour Bandung.
• Perancangan ini dapat digunakan sampai pemula bisa menguasai ketujuh teknik dasar parkour.
I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah maka terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu:
• Pemula mulai mempelajari dan menguasai ketujuh teknik dasar agar tidak lagi tergesa-gesa dalam mempelajari parkour.
• Pemula tidak sembarangan melakukan teknik-teknik parkour yang lebih berisiko.
• Dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang sering terjadi pada praktisi parkour.
5 BAB II
TEKNIK DASAR PARKOUR UNTUK PEMULA
Bab dua akan menguraikan beberapa hal yang berhubungan dengan parkour, hal-hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
II.1 Parkour
II.1.1 Sejarah Parkour
Witfeld (2011: h.22-27) Awal mula parkour diperkenalkan pada tahun 1989 di Évry, Paris oleh seorang pria berkebangsaan Perancis yang dikenal dengan nama David Belle. Olahraga ini bertujuan untuk melatih efisiensi gerakan agar badan dan pikiran praktisi bisa selalu bersiap siaga dalam menghadapi rintangan dan kondisi berbahaya. Sebenarnya olahraga ini sudah dikenal sejak lama, David Belle merupakan orang yang berjasa memberikan nama parkour.
David terinspirasi dari ayahnya, Raymond Belle seorang tentara Perancis yang bergabung dalam pemadam kebakaran militer. Ayah David memperkenalkan sebuah latihan untuk melewati rintangan dengan menggunakan metode natural, yaitu berlari, melompat, dan memanjat. Latihan ini dalam bahasa Perancis disebut l’art du déplacement atau disebut seni dalam berpindah. David menamakan parkour karena
berawal dari sebuah taman di Évry, Paris yang sering disalah gunakan oleh para remaja pada saat itu. Sehingga David datang dan mencoba memperkenalkan olahraga ini, agar para remaja tersebut melakukan hal yang lebih bermanfaat ketimbang menghabiskan waktu dengan hal negatif.
6 II.1.2 Definisi Parkour
Brex & Bullseye (seperti yang dikutip Radd, 2008) menyatakan bahwa parkour merupakan seni berpindah tempat melewati beberapa obstacle dari point A menuju point B, dengan mengandalkan kekuatan tubuh manusia seutuhnya.
Rochhausen (2011: h.11) Parkour adalah suatu kegiatan melewati halang rintang dengan mengkombinasikan beberapa gerakan seakan terlihat mengalir dan dinamis. Berdasarkan pendapat para ahli maka parkour bisa didefinisikan sebuah olahraga yang mengandalkan kekuatan tubuh manusia, untuk melewati rintangan ketika berpindah tempat dari satu titik menuju titik lainnya.
II.1.3 Teknik Dasar Parkour
Menurut Witfeld (2010, h.81-201) dan wawancara kepada Mandana (2015) Teknik dasar parkour merupakan hal alamiah yang biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya, seperti berlari, melompat, mendarat, bergantungan, dan memanjat. Teknik dasar parkour untuk pemula terdiri dari tujuh teknik, yaitu:
1. Balance
Adapun mengenai ketujuh teknik dasar tersebut adalah sebagai berikut:
II.1.3.1 Balance
7 Gambar II.1 Latihan Balance
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
II.1.3.2 Quadro Pedal
Quadro Pedal merupakan gerakan dasar parkour yang dilakukan praktisidengan cara
merangkak menggunakan tangan dan kaki.
Gambar II.2 Latihan Quadro Pedal
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016) II.1.3.3 Jumping
Latihan melompat berguna untuk mengatur ketinggian dan melewati rintangan atau
obstacle. Lompatan biasa dilakukan sebagai tolakan untuk melakukan gerakan
parkour. Dalam melakukan lompatan dapat diawali dengan berlari maupun dalam
8 Gambar II.3 Praktisi Melompat
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
II.1.3.4 Landing
Landing berguna untuk mengurangi resiko cedera terhadap praktisi ketika melompat
dari ketinggian. Untuk latihan landing pastikan agar kedua kaki dalam kondisi
menekuk dan siap untuk mendarat. Utamakan telapak kaki bagian depan yang lebih dahulu mencapai dasar.
Gambar II.4 Latihan Landing
Sumber: Dokumentasi Pribadi(2016)
II.1.3.5 Rolling
Teknik rolling dapat digunakan setelah praktisi melakukan landing, roll dalam
parkour sedikit berbeda dengan teknik roll pada umumnya, ketika akan melakukan roll posisi praktisi harus sedikit miring, diiringi kedua tangan menyentuh dasar.
9 Gambar II.5 Latihan Rolling
Sumber: Dokumentasi Pribadi(2016) II.1.3.6 Climbing
Climbing dalam bahasa Indonesia yaitu memanjat, untuk pemula teknik climbing
harus dilakukan di tempat yang rendah. Pastikan dinding yang akan didaki tidak melebihi dari tinggi seorang praktisi. Semakin sering dilakukan maka praktisi akan terbiasa dengan mengangkat beban tubuhnya.
Gambar II.6 Latihan Climbing
10 II.1.3.7 Vault
Vault merupakan gerakan khas parkour yaitu melewati rintangan atau obstacle yang
tingginya bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari seorang praktisi. Teknik ini biasa dilakukan dengan kombinasi running, jumping, vault, dan diakhiri dengan landing.
Gambar II.7 Latihan Vault
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
II.1.4 Kecelakaan Pada Olahraga Parkour
Olahraga parkour merupakan jenis kegiatan berbahaya, selain memerlukan keberanian serta tekad yang tinggi, seorang praktisi harus bisa memperhitungkan situasi dengan cermat. Dalam latihan parkour tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan perlu melewati beberapa proses penguasaan terhadap teknik-teknik dengan sempurna.
Ketika menjalani latihan, tidak menutup kemungkinan cedera dan kecelakaan bisa terjadi pada praktisi. Beberapa kejadian yang biasa terjadi pada praktisi antara lain seperti cedera otot terkilir, kram otot, kram pada bagian paha belakang, dan luka yang mengakibatkan pendarahan.
11 II.2 Parkour di Kota Bandung
II.2.1 Kota Bandung
Menurut Suherman (2009 : h.iv) Bandung merupakan kota yang terkenal sebagai kota istirahat dan kota wisata. Sejalan perkembangan pada awal abad ke-20 hingga saat ini, kota Bandung mengalami pembangunan di segala sektor. Bandung menjadi pusat pendidikan, pusat perekonomian, pusat seni dan budaya.
Bandung disebut sebagai “cikal bakal” dari segala kegiatan anak muda yang kreatif. Kreativitasnya memengaruhi tren anak muda di berbagai kota, mulai dari hobi, pengetahuan, seni dan budaya yang dapat menghasilkan sebuah keindahan, kepuasaan dan pendapatan.
II.2.2 Komunitas Parkour di Kota Bandung
Parkour Bandung ialah komunitas bagi para praktisi parkour di wilayah kotamadya Bandung yang berafiliasi dengan Parkour Indonesia. Sebelum dibentuknya Parkour Bandung, sudah terdapat beberapa individu dan kelompok yang berlatih parkour secara terpisah di Bandung. Melalui forum www.parkourindonesia.web.id, para praktisi parkour tersebut untuk pertamakalinya mengadakan jamming (latihan
12
Gambar II.8 Logo ParkourBandung Sumber:
https://pbs.twimg.com/profile_images/1863969683/Logo_Baru_400x400.jpg (Diakses pada 6/01/2016)
Parkour Bandung memiliki tujuan untuk mempersatukan, pertukaran informasi, membina serta memberikan layanan untuk pengembangan parkour kepada para praktisi parkour di Bandung. Parkour Bandung memiliki tim instruktur yang berpengalaman berlatih dan melatih parkour. Beberapa trace guide (instruktur) dari
Parkour Bandung telah memperoleh sertifikasi internasional level 1 ADAPT (Art du Deplacement & Parkour Teaching) dari Parkour Generations, yakni Willy Irawan,
Randy Dahlan, dan Zico Desriera.
II.3 Analisa Permasalahan
Pada proses perancangan penulis memiliki beberapa permasalahan yang perlu diteliti terkait teknik dasar parkour untuk pemula, maka dalam proses perancangan dapat diuraikan sebagai berikut:
II.3.1 Wawancara
13 Wawancara pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2015 di kediaman Mandana yang berlokasi di jalan Gandapura nomor 36. Proses wawancara berlangsung selama 45 menit.
Gambar II.9 Mandana Ketua Komunitas ParkourBandung. Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)
Wawancara kedua dilakukan bersamaan di GOR Saparua pada tanggal 28 Januari 2016. Dimulai pada pukul sepuluh pagi hingga pukul dua belas siang.
Gambar II.10 Cadra Praktisi Pemula, Thomy & Inggil Penduduk Lokal Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Berdasarkan hasil wawancara maka diperoleh data-data sebagai berikut: a. Pengertian Parkour
14 melainkan untuk mencapai kebugaran jasmani dan mengajarkan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan apapun.
b. Teknik Dasar Parkour
Dasar yang diajarkan untuk pemula yaitu balance, jump precision, landing, vault, climbing, rolling, hanging dan swinging. Dalam melakukan teknik-teknik dasar
parkour, praktisi harus menanamkan metode fisik tiga berbanding satu dengan teknik. Hal tersebut bermanfaat untuk mengurangi rasa sakit berlebih apabila terjadi kecelakaan.
c. Parkouratau Freerun
Saat ini banyak tanggapan mengenai parkour dan freerun, pada awalnya parkour memang lebih dulu terbentuk oleh David Belle, parkour lebih mengedepankan efesiensi gerakan dalam berpindah tempat, sementara freerun diperkenalkan oleh Sébastien Foucan lebih mengedepankan estetika dalam bergerak. David dan Foucan masih dalam kelompok yang sama yaitu Yamakasi, namun dikarenakan sudut pandang yang berbeda, maka terbentuklah freerun. Hingga saat ini masih ada pemula yang masih membeda-bedakan parkour dan freerun. Karena pada
dasarnya kedua nama tersebut masih berada dalam disiplin yang sama.
d. Kecelakaan
15 e. Kecerobohan Praktisi Pemula
Praktisi pemula yang merasa bosan terhadap materi yang diberikan oleh instruktur, membuat mereka tergesa-gesa untuk melanjutkan ke tahapan yang lebih tinggi. Setiap teknik parkour harus melewati proses latihan yang benar dan penting untuk mengetahui batas kemampuan yang dimiliki praktisi sendiri.
f. Manfaat Parkour
Selain bermanfaat untuk kesehatan parkour bisa menjadi media untuk mencari uang. Sebagai contoh ketika praktisi diminta untuk mengisi acara, syuting iklan, film, dan lain-lain. Hal tersebut sah-sah saja selama tidak ada pihak yang dirugikan dan bisa bermanfaat untuk memperkenalkan parkour pada masyarakat umum.
g. Underbar
Underbar merupakan teknik melompat di antara celah-celah obstacle, secara
umum underbar data dikatakan teknik dasar parkour, namun untuk komunitas
Parkour Bandung gerakan underbar tidak termasuk teknik dasar untuk pemula,
karena dari tingkat kesulitannya gerakan ini terbilang lebih sulit.
h. Tanggapan masyarakat mengenai parkour
Masyarakat umum mengenal parkour dengan olahraga melompat-lompat dan salto di ketinggian. Olahraga ini tidak bisa dilakukan sembarangan, melainkan perlu latihan dengan giat. Banyak juga masayarakat yang mengenal parkour dari tayangan di televisi dan internet.
II.3.2 Media Pembelajaran Teknik Parkour
16 • LOOP - Kita Belajar Teknik Dasar Parkour!
Video ini dipublikasikan oleh channel LOOP ID pada tanggal 22 Januari
2015. Tutorial berdurasi sekisar empat menit, dipimpin seorang pembawa acara yaitu Hamy Pratama dan seorang praktisi parkour dari komunitas Parkour Bandung, Mandana yang memberikan beberapa tutorial teknik dasar parkour, seperti landing, rolling, dan vault.
Gambar II.11 Tutorial vault
Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=1EKVpOkuhPM&nohtml5=False.png (Diakses pada 11/04/2016)
Tutorial ini dikemas dengan santai namun pesan tetap tersampaikan pada penonton. Setiap adegan selalu disisipkan voice over agar memudahkan
praktisi untuk memahami setiap gerakan dasar tersebut. Kekurangan dari video ini belum disebutkan semua teknik dasar tentang parkour, serta kualitas suara pada video tidak stabil. Ada baiknya bila suara mic pada saat live dan voice over bisa seimbang.
• First 5 Beginner Parkour Moves - How To Get Started In Parkour
Video ini dipublikasikan oleh channel TappBrothers pada tanggal 26 Februari
17 bersaudara praktisi parkour bernama Thomas Tapp dan Jonathan Tapp. Materi yang dibawakan adalah lima gerakan dasar untuk pemula antara lain landing roll, safety vault, wall run, turn vault, dan precision jump. Video ini
menggunakan bahasa Inggris agar bisa dipelajari untuk umum.
Gambar II.12 TappBrothers jump Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=c6WgBzetVTs&nohtml5=False.png (Diakses pada 11/04/2016)
Pada awal tutorial, kedua praktisi ini menjelaskan beberapa hal penting yang harus dipersiapkan selama latihan. Setiap teknik yang ditayangkan dijelaskan tiap detilnya secara langsung, namun untuk kualitas rekaman kurang nyaman untuk dilihat karena shaking pada kamera, ada baiknya bila menggunakan
multi kamera agar penonton lebih mudah mengerti dari detil setiap gerakan.
II.4 Resume dan Solusi Permasalahan
19 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN
III.1 Strategi Perancangan
Dalam strategi perancangan dibagi menjadi beberapa proses yang diawali dengan melakukan penelitian terhadap permasalahan parkour saat ini. Setelah menemukan permasalahan, maka data yang telah didapat dari berbagai sumber akan dilanjutkan dengan proses analisa dan komparasi.
III.1.1 Khalayak Sasaran Perancangan
Sasaran utama dalam perancangan ini adalah para pemula yang belum pernah bergabung dalam komunitas parkour di kota Bandung. Perancangan ini akan ditujukan pada masyarakat dari segala umur sebagai target sekunder. Berdasarkan penelitian pemula akan mencari tahu melalui internet untuk mempelajari parkour. Diharapkan bisa menarik minat pemula untuk bergabung dengan komunitas parkour dan didampingi langsung oleh instruktur parkour. Dari informasi diatas maka kahayak sasaran perancangan akan dijelaskan dari segi demografis, psikografis dan geografis.
1. Demografis
Remaja usia 13-21 tahun dengan aktifitas lingkungan sosial atau masyarakat. Target audiens sebagai konsumen pembaca meliputi jenis kelamin laki-laki atau perempuan, kategori usia mulai 13-21 tahun dengan kelas sosial masyarakat bertaraf B (menengah).
2. Psikografis
Tertarik dengan hal baru, menyukai olahraga ekstrem, aktif dalam kegiatan sosial.
3. Geografis
20 III.1.2 Pendekatan Komunikasi
1. Pendekatan Komunikasi Visual
Sebagai referensi perancangan ini akan menggunakan key visual dengan menambahkan black bar agar memiliki kesan seperti film aksi. Dapat
dicontohkan pada bagian-bagian tertentu seperti pengenalan latar tempat akan terlihat black bar pada bagian atas dan bawah.
Gambar III.1 Black Bar
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Pada perancangan ini akan menggunakan pesan kinetik yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu fasial, gestural dan postural.
• Pesan Fasial
Pesan fasial akan diekspresikan oleh narasumber dengan ekspresi yang menyenangkan dan semangat agar penonton tidak jenuh atau merasa bosan. • Pesan Gestural
Pesan gestural akan ditampilkan oleh narasumber berupa gerakan tangan sekaligus mempraktekkan setiap detil teknik dasar parkour.
• Pesan Postural
21 2. Pendekatan Komunikasi Verbal
Dalam pendekatan komunikasi verbal perancangan tutorial ini akan menggunakan bahasa Indonesia yang disesuaikan untuk remaja serta disisipkan bahasa Inggris khususnya pada bagian nama-nama teknik dan ajakan, hal tersebut bertujuan untuk mengajarkan bahasa inggris dengan mudah dan informasi yang disampaikan lebih menarik.
III.1.3 Materi Pesan
Materi pesan yang disampaikan akan berupa informasi kepada khalayak yang dimulai dari persiapan serta peraturan sebelum melakukan kegiatan parkour, dilanjutkan dengan tutorial dari tujuh teknik dasar parkour.
III.1.4 Strategi Kreatif
Strategi kreatif yang dipilih berupa media informasi mengenai tutorial tujuh teknik dasar parkour dikemas dengan unsur videografi berjudulkan PASSION yang merupakan singkatan dari Parkour Session. Video ini akan dipadukan efek animasi kartun dan tipografi yang sesuai untuk disampaikan pada khalayak, serta beberapa media pendukung untuk menarik minat masyarakat terhadap parkour. Tahap awal yang perlu dilakukan dalam perancangan tutorial ini adalah menentukan storyline dan
membuat storyboard.
III.1.4.1 Storyline
Storyline merupakan inti dari naskah yang dibuat seperti alur cerita. Dalam
perancangan video tutorial tujuh teknik dasar parkour akan dijelaskan seperti berikut: 1. Perkenalan dari instruktur parkour sebagai pembawa acara.
2. Penjelasan singkat mengenai parkour.
3. Pembawa acara menjelaskan beberapa aturan dan persiapan sebelum memulai latihan parkour.
4. Cuplikan mengenai gerakan parkour.
22 6. Cuplikan mengenai gerakan parkour.
7. Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar quadro pedal.
8. Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar jumping.
9. Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar landing.
10.Cerita pengalaman singkat instruktur parkour. 11.Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar rolling.
12.Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar climbing.
13.Penjelasan tutorial mengenai teknik dasar vault.
14.Pesan dan saran dari instruktur parkour.
15.Penutupan dilanjutkan dengan cuplikan gerakan parkour.
III.1.4.2 Storyboard
23 Perkenalan pembawa acara sekaligus sebagai
pemberi materi tutorial teknik dasar parkour. Memberikan penjelasan singkat tentang parkour.
Instruktur parkour menjelaskan aturan dan
persiapan sebelum memulai latihan parkour. Penjelasan mengenai teknik dasar BALANCE. Cuplikan showreel parkour (slow motion)
00:11
00:28 01:00
00:20
PERSIAPAN
Penjelasan mengenai teknik dasar QUADRO PEDAL.
Penjelasan mengenai teknik dasar JUMPING.
24 Gambar III.2 Storyboard
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016) Penjelasan mengenai teknik dasar LANDING.
Penjelasan mengenai teknik dasar CLIMBING. Penjelasan mengenai teknik dasar VAULT. Penjelasan mengenai teknik dasar ROLLING.
10:00
16:00 19:00
13:00
Instruktur parkour menutup tutorial dan mengingatkan kembali untuk selalu didampingi oleh orang yang lebih ber-pengalaman selama proses berlatih.
25 III.1.5 Strategi Media
1. Media Utama
Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Berdasarkan tujuannya video dapat dijadikan sebagai media cerita, dokumenter, berita, pembelajaran dan presentasi. Media utama dalam perancangan ini merupakan sebuah video pembelajaran mengenai tujuh teknik dasar parkour untuk pemula. Video berdurasi sekitar dua puluh menit yang akan dikemas dalam bentuk DVD dan beberapa media pendukung.
2. Media Pendukung
Media pendukung berguna untuk mendampingi media utama dalam penyampaian media informasi. Media-media pendukung yang digunakan akan disesuaikan berdasarkan target audiens agar lebih efektif untuk menyampaikan pesan dari permasalahan yang ada. Media pendukung tersebut antara lain:
• Brosur
Brosur merupakan alat publikasi resmi yang berisi berbagai informasi mengenai suatu produk, layanan, program dan sebagainya. Brosur yang akan dibuat berisikan tutorial tujuh teknik dasar parkour untuk pemula.
• T-Shirt
T-shirt merupakan pakaian yang digunakan untuk menutup bagian tubuh. T-shirt dapat digunakan sebagai media pendukung dengan membuat enam
macam desain yang menjelaskan tujuh teknik dasar parkour untuk pemula. • X-Banner
X-Banner biasa digunakan untuk media promosi sebuah produk, layanan,
program dan sebagainya. Dalam perancangan X-banner akan digunakan di
26 • Poster
Poster adalah media publikasi yang terdiri atas tulisan, gambar ataupun kombinasi antar keduanya dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak. Poster yang dibuat akan didistribusikan ketika launching DVD tutorial.
• Stiker
Stiker yang terdiri dari enam desain terkait teknik dasar parkour untuk pemula.
• Drawstring Bag
Tas sebagai tempat untuk setiap pembelian paket DVD, dapat digunakan praktisi setiap latihan.
III.1.6 Strategi Distribusi
Video tutorial “Teknik Dasar Parkour Untuk Pemula” akan didistribusikan melalui komunitas Parkour Bandung yang akan ditayangkan saat peresmian anggota komunitas tersebut. Selain itu video tutorial akan dijual untuk umum dengan sistim
pre-order. Dalam setiap pembelian video akan dikemas dalam bentuk DVD beserta
media pendukung lainnya seperti, sticker, poster, t-shirt dan drawstring bag.
Tabel III.1 Jadwal distribusi Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
27 Sebagai media distribusi video tutorial akan diunggah melalui media sosial seperti Youtube, Facebook, dan Instagram. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah masyarakat untuk mengakses informasi melalui gadget sebagai media pembelajaran.
III.2 Konsep Visual III.2.1 Format Desain
Konsep visual dalam perancangan video tutorial ini berupa teknik pengambilan gambar yang dipadukan dengan elemen-elemen visual seperti tipografi dan animasi efek kartun yang diiringi backsound dan voice over, dengan tujuan agar penyampaian
informasi tidak membosankan dan mudah dimengerti oleh khalayak. Video ini akan menggunakan ukuran 16:9 atau sering disebut full hd.
Gambar III.3 Scene video Stampede
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=yxbDwGMVZlU.jpg (15/06/ 2016)
III.2.2 Tata Letak
Penggunaan tata letak pada video tutorial ini menggunakan komposisi rules of thirds
yaitu dengan membuat empat titik mata untuk menempatkan point of interest sebuah
28 komposisi rules of thirds lebih enak dipandang karena sejalan dengan cara mata melihat gambar.
Gambar III.4 Rules of Thirds Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Penggunaan tata letak pada media pendukung terdiri dari headline, sub-headline,
penjelasan dan kumpulan gambar.
Gambar III.5 Layout DVD
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Area Foto Logo
Area Foto
Headline
Logo DVD Kontak dan Media Sosial
Credit Title
Sub-Headline Sub-Headline
29 Gambar III.6 Layout Brosur
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
30
Gambar III.7 LayoutX-Banner dan Poster
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
III.2.3 Huruf
Penggunaan tipografi pada video tutorial ini disesuaikan dengan gaya konsep visual yang digunakan, adapun font yang digunakan adalah Moon Flower Bold dan Myriad
Logo
Foto
Foto/ Headline
Sub-Headline
Galeri Foto
Informasi Media Sosial
Foto
Headline Logo
31 Pro. Font tersebut dipilih karena ingin memberikan kesan santai saat ditayangkan, dan menyesuaikan dengan karakter dari pengisi suara.
Gambar III.5 Font Moon Flower Bold
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
Moon Flower Bold
abcdefghijklmnopqrstu
vwxyz
abcdefghijklmnopqrstu
vwxyz
32 Gambar III.6 Font Myriad Pro
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2016)
III.2.4 Audio
Untuk audio dalam perancangan ini dibagi menjadi dua jenis yaitu dalam bentuk
voice over yang berarti akan ada pengisi suara untuk narasi dan penjelasan singkat
dari video yang akan ditayangkan. Selanjutnya adalah dalam bentuk backsound
berupa lagu untuk membuat tutorial lebih menarik dan tidak membosankan. Selain mengambil dari lagu yang sudah ada, dari perancangan ini akan membuat lagu yang sesuai agar memiliki hak cipta karya orisinalitas untuk menghindari terkena banned
ketika diunggah ke media sosial Youtube.
Myriad Pro
ABCDEFGHIJKLM
NOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklm
nopqrstuvwxyz
33 BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI
IV.1 Teknis Media
IV.1.1 Perlengkapan Pengambilan Gambar A. Kamera
a. Canon 70D
Ukuran 139.0 x 104.3 x 78.5mm, berat 755 g / 26.7ons, ukuran layar 3.0
in, 20 megapiksel, resolusi layar 1.04k dots, resolusi video 1920 x 1080,
format video MOV, ISO Range 100-6400.
Gambar IV.1 Kamera Canon 70D
Sumber: http://www.canon.co.id/personal/products/interchangeable-lens-camera/dslr-eos/eos-70d-body?languageCode=ID#specificationAnchor.jpg
(Diakses pada 17/06/2016)
b. Canon 700D
Ukuran 133.1 x 99.8 x 78.8mm, berat 580g/ 20.5 ons, ukuran layar 3.0 in, 18 megapiksel, resolusi layar 1.04k dots. resolusi video 1920 x 1080,
34 Gambar IV.2 Kamera Canon 70D
Sumber: http://www.canon.co.id/personal/products/interchangeable-lens-camera/dslr-eos/eos-700dkit-efs18-55is-stm?languageCode=ID#specificationAnchor.jpg
(Diakses pada 17/06/2016)
c. Canon 60D
Ukuran 14.5 x 10.6 x 7.9 cm, berat 0.75 kg, warna hitam, ukuran layar 3.0
in, 18 megapiksel, resolusi layar 1.04k dots, baterai Li-ion, format foto
JPEG dan RAW, ukuran file foto 5184 x 3456, format video MOV, video HD, resolusi video 1920 x 1080, layar LCD.
Gambar IV.3 Kamera Canon 60D
Sumber: http://www.dpreview.com/reviews/canoneos60d.jpg (Diakses pada 17/06/2016)
35 Sensor kamera 12 megapiksel, Apeerture lensa f/2.8, Autofocus, lensa wide, ukuran video 1080p, 60fps/720p memory microSD sampai 32GB,
baterai Li-ion 3.7V 1050mah. Action Cam digunakan untuk pengambilan gambar POV.
Gambar IV.4 Action Cam Sumber: Dokumentasi Pribadi
(17/06/2016)
B. Lensa
a. Lensa kit Canon 18–55mm f/3.5–5.6
Lensa kit digunakan untuk pengambilan gambar wide dan ketika scene
aksi.
Gambar IV.5 Lensa Kit Canon
Sumber: http://anggrainiws.blogspot.co.id/2015/05/7-keistimewaan-lensa-kit-yang-sering-di.html.jpg
(Diakses pada 17/06/2016)
36 Lensa 50mm digunakan untuk mendapatkan bokeh dalam pengambilan gambar.
Gambar IV.6 Lensa Canon50mm
Sumber: http://www.the-digital-picture.com/Reviews/Canon-EF-50mm-f-1.8-STM-Lens.aspx.jpg
(Diakses pada 17/06/2016)
C. Tripod
Vanguard MK-4 , tinggi maksimum 63 3/4 in, diameter kaki 27mm, berat
3.26 kg
Gambar IV.7 Tripod Vanguard MK-4
Sumber: http://www.freestylephoto.biz/12606-Vanguard-MK-4-Backpack-andamp-Travel-Tripod.jpg
37 Laptop merk Acer, tipe Aspire 4752g, digunakan untuk merekam audio ketika pengambilan gambar berlangsung, serta menyimpan data dari kartu memori kamera.
Gambar IV.8 Laptop Acer Sumber: Dokumentasi Pribadi
(17/06/2016)
E. Gadget
Iphone 4S digunakan untuk merekam audio yang dihubungkan pada laptop pada saat pengambilan gambar.
IV.1.2 Software Penunjang • Adobe Premiere Pro CS6
Adobe Premiere merupakan software editing video. Digunakan untuk
menyunting video offline. • Adobe After Effect CS6
Adobe After Effect merupakan software untuk kebuthan motion graphics.
Digunakan untuk menyunting video online, dan animasi. • Adobe Illustrator CS6
Adobe Illustrator adalah software editor grafis vektor, digunakan untuk
membuat kebutuhan video dan media pendukung.
38 Adobe Photoshop adalah software yang dikhususkan untuk pengeditan
foto/gambar dan pembuatan efek. Digunakan untuk menyunting foto dan media pendukung.
• Fruity Loops Studio 12
Fruity Loops adalah software untuk merekam, mengubah, dan membuat
audio. Membuat soundtrack berupa instrument piano dan drum. • Cubase LE 6
Cubase adalah software untuk merekam, mengubah, dan membuat audio.
Merekam voice over dan instrument gitar. • Izotope Ozone 7
Digunakan untuk mastering audio setelah video siap untuk dirender. • Mic Room
Dengan menggunakan Iphone yang tehubung dengan laptop, apikasi Mic Room digunakan untuk merekam audio ketika pengambilan gambar berlangsung.
IV.2 Teknis Produksi
Teknis produksi merupakan tahap akhir dari setiap proses yang telah disusun. Tahap ini berisikan seluruh materi yang telah dikumpulkan.
IV.2.1 Teknis Produksi Media Utama A. Praproduksi
a. Penentuan crew
• Produser : Afrizal Nasrun • Sutradara : Reyza Alvaraby
• Asisten Sutradara : Cadra Adiwiguna
• Kameramen : Reyza Alvaraby, M. Rizqy CA, Wisnu Prasetyo • Editor : Reyza Alvaraby
39 • Suporter : Go Fresh Media, Fireworks Film Company, Parkour
Bandung, Metamorphose Crew, kelas DKV-7 ‘2012 b. Penentuan tema
Tema yang digunakan dalam pembuatan video ini yaitu tutorial teknik dasar parkour untuk pemula.
c. Penentuan waktu dan tempat
Pengambilan gambar berjalan selama dua hari yaitu: • Hari pertama
Pengambilan gambar pertama dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2016 di Universitas Pendidikan Indonesia. Pengambilan gambar dimulai pukul 13.00 – 17.00 WIB. Dikarenakan kondisi cuaca yang tidak mendukung maka pengambilan gambar tidak bisa diselesaikan dalam satu hari.
• Hari kedua
Pengambilan gambar kedua dilanjutkan pada tanggal 5 Juni 2016 yang berlokasi di Institut Teknologi Bandung. Pengambilan gambar dimulai pada pukul 14.45 – 18.00 WIB.
B. Produksi
Proses pengambilan gambar pada hari pertama menggunakan kamera Canon 70D, Canon 700D dan Action Cam. Jenis shot yang digunakan antara lain medium shot, long shot, dan close up. Sudut pengambilan gambar
menggunakan eye level, high angle dan low angle. Untuk merekam audio
dalam pengambilan gambar menggunakan aplikasi Iphone bernama Mic Room yang dihubungkan langsung pada laptop.
40 Canon 60D. Lensa yang digunakan yaitu Canon 50mm f/1.8 dan lensa kit Canon 18–55mm f/3.5–5.6.
C. Post Produksi
Dalam tahapan post produksi diawali dengan pemilihan gambar dan audio
yang telah dipindahkan ke laptop. Setelah materi terkumpul maka editor melanjutkan ke tahap editing.
D. Editing
Pada proses editing, editor menggunakan aplikasi Adobe Premiere CS6.
Diawali dengan mengedit offline yaitu menautkan beberapa gambar yang akan
digunakan ke dalam timeline.
Gambar IV.9 Seleksi Video Offline
Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)
Setelah proses offline selesai maka dilanjutkan dengan editing online, yaitu
dengan menautkan gambar dari project Premiere ke After Effect. Pada
aplikasi After Effect editor melakukan teknik track motion untuk
41 Gambar IV.10 Pengaplikasian track motion pada After Effect
Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)
Setelah tahap online selesai maka editor kembali menggunakan Adobe
Premiere untuk tahap Color Grading. Proses ini diawali dengan membuat adjustment layer dan diletakan diatas gambar yang akan di finishing. Setelah
itu editor menambahkan efek seperti merubah warna, brightness dan contrast,
disesuaikan dengan backsound agar tidak membosankan.
Gambar IV.11 Pengaplikasian Color Grading
42 E. Audio Recording & Voice Over
Dari beberapa video editor menautkan beberapa voice over untuk memperjelas
materi yang disampaikan. Dalam proses voice over dilakukan dengan
merekam narasi menggunakan aplikasi Mic Room pada Iphone sebagai perantara, lalu dihubungkan langsung pada komputer.
Gambar IV.12 Aplikasi Mic Room Sumber: Dokumentasi Pribadi
(17/06/ 2016)
Setelah terpasang pada komputer maka, tahap selanjutnya adalah merekam
voice over menggunakan program Cubase LE 6. Selain voice over program
ini digunakan untuk merekam instrument gitar untuk dijadikan backsound
43 Gambar IV.13 Tahap recording
Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)
Untuk tahap pembuatan instrument pada backsound menggunakan program
Fruity Loops Studio 12, proses diawali dengan membuat beat yang sesuai
dengan video, dilanjutkan dengan menambah instrument lainnya seperti suara
synthesiser dan piano.
Gambar IV.14 Pembuatan backsound
Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)
Pada tahap akhir setelah recording dan mixing maka dilanjutkan dengan tahap audio mastering. Audio mastering merupakan tahap final agar audio bisa
44 Gambar IV.15 Proses Mastering Audio
Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)
Setelah proses mastering selesai maka editor kembali melanjutkan ke tahap rendering video. Hasil akhir dari video menggunakan format MP4 dengan
ukuran 1920 x 1080.
Gambar IV.16 Proses Rendering Sumber: Dokumentasi Pribadi
45 Gambar IV.17 Hasil Akhir Video
Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)
IV.2.2 Teknis Produksi Media Pendukung A. Brosur
Proses pembuatan media brosur menggunakan program Adobe Illustrator CS 6 dan Adobe Photoshop CS6. Berisikan tutorial teknik dasar parkour untuk pemula. Ukuran brosur A4 (29.7 x 21 cm) dengan bahan artpaper 120 gram.
46 Gambar IV.18 Mock Up Brosur
47 B. Kaos
49 Gambar IV.19 Mock Up Kaos
Sumber: Dokumentasi Pribadi (17/06/ 2016)
C. X-Banner
X-Banner promosi DVD teknik dasar parkour untuk pemula, berukuran 60 x
50 Gambar IV.20 Mock Up X-Banner
51 D. Poster
Membuat poster dari hasil pengambilan gambar yang menunjukan seorang praktisi parkour sedang fokus berlatih. Pada bagian headline tulisan Teknik
Dasar Parkour Untuk Pemula, Berukuran A3 (29.7 x 42 cm) dengan bahan artpaper 150 gram.
Gambar IV.21 Poster Sumber: Dokumentasi Pribadi
52 E. Stiker
Membuat stiker berisikan teknik dasar parkour, menggunakan stiker berbahan
vinyl transparan.
Gambar IV.22 stiker Sumber: Dokumentasi Pribadi
53
F. Drawstring Bag
Tas dengan menampilkan nama tujuh teknik dasar parkour , dengan ukuran 35 x 40cm dengan bahan sthenolid.
Gambar IV.23 Drawstring Bag