• Tidak ada hasil yang ditemukan

Observasi Supervisi Kependidikan terhadap Hasil Kompetensi dan Kinerja Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar di SD Negeri Binaan Kota Lhokseumawe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Observasi Supervisi Kependidikan terhadap Hasil Kompetensi dan Kinerja Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar di SD Negeri Binaan Kota Lhokseumawe"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

897

Observasi Supervisi Kependidikan terhadap Hasil Kompetensi dan

Kinerja Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar di SD Negeri Binaan

Kota Lhokseumawe

Munira

Pengawas Sekolah SD Kota Lhokseumawe Email: ibu,munira@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana observasi supervisi kependidikan terhadap hasil kompetensi dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Binaan Kota Lhokseumawe Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan di Kota Lhokseumawe provinsi Aceh di sekolah Dasar binaan peneliti yaitu SDN 3 Blang Mangat, SDN 7 Blang Mangat, SDN 8 Blang Mangat, SDN 10 Blang Mangat, SDN 12 Blang Mangat, SDN 6 Banda Sakti, SDN 11 Banda Sakti dan SDN 2 Muara Satu. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dilakukan kurang lebih selama empat bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April tahun 2019. Subjek penelitian ini guru-guru sekolah Dasar binaan peneliti di Kota Lhokseumawe tahun 2019 sebanyak 16 orang guru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi di kelas. Teknik analasis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan persentase. Hasil penelitian pada siklus I kompetensi dan kinerja guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran persentase keberhasilan yang diperoleh sebesar 66,6%. Pada siklus II persentase yang diperoleh sebesar 91,3% dan mengalami peningkatan sebesar 24,7% dari siklus I. Hasil penelitian pada kompetensi dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada siklus I persentase keberhasilan yang diperoleh adalah sebesar 66,4%. Pada siklus II Persentase keberhasilan penelitian yang diperoleh adalah sebesar 90,6%, mengalami peningkatan sebanyak 24,2% dari siklus I. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan observasi supervisi kependidikan dapat meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar di SD Negeri binaan Kota Lhokseumawe tahun 2019.

Kata kunci: Kompetensi, Kinerja Guru, Supervisi Kependidikan PENDAHULUAN

Berdasarkan pada amanat Undang-undang Dasar 1945, maka pengertian pendidikan di sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Pendidikan di sekolah dasar merupakan pendidikan anak yang berusia antara tujuh sampai

(2)

898

dengan tiga belas tahun sebagai pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi siswa. Disinilah siswa sekolah dasar ditempa berbagai bidang studi yang kesemuanya harus mampu dikuasai siswa. Tidaklah salah bila di sekolah dasar disebut sebagai pusat pendidikan.

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang tertuang ke dalam tujuan pendidikan nasional dan pendidikan di sekolah dasar yaitu, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, dalam berbangsa dan bernegara. Bila dijelaskan secara spesifik, maka definisi pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pembelajaran. atau dapat disimpulkan usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan yang berlangsung selama 6 tahun dan merupakan jenjang pendidikan formal level rendah yang sangat menentukan pembentukan karakter siswa kedepannya. Di level inilah awal mula siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dan juga penanaman nilai-nilai yang nantinya akan berguna dalam kehidupanya. Orang tua dan guru bahu-membahu mengarahkan siswa agar mampu menjadi pribadi yang cerdas secara akademik, spiritual, dan juga emosionalnya. Pembentukan ini dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan porsi daya tangkap siswa pada masa itu. Pada masa ini siswa akan diajarkan berbagai ilmu pengetahuan atau mata pelajaran yang relevan dengan tingkat usianya dan tentunya yang menunjang untuk kelanjutan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi.

Dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran, salah satunya kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kemampuan guru yang dimaksud dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah sesuai dengan kondisi sekolah binaan peneliti yaitu kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan untuk merancang kegiatan belajar mengajar, agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamzah (2008: 2) juga menyatakan perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Salah satu faktor yang menentukan kualitas hasil pendidikan adalah guru. berhasil tidaknya proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya terutama dalam merencanakan kegiatan belajar sebelum mengajar. Imran (2010: 23) guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

(3)

899 pendidikan dasar, dan menengah. Namun dalam kenyataan sehari-hari, masih ada di antara guru-guru yang belum mampu atau tidak memiliki keterampilan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar, bahkan ada diantara guru yang tidak ada persiapan dalam mengajar. Membekali peserta didik agar cerdas secara intelektual pengetahuan dan sosial merupakan peran guru di sekolah. Maka guru sebagai pengajar maupun pendidik memiliki peran besar terhadap siswa dan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamzah (2006: 168) yaitu guru harus menguasai keterampilan dalam mengajar agar dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan sekolah dan diharapkan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul dalam proses kegiatan belajar mengajar. Masalah kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan sosial adjusment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang dimiliki leh guru. Tujuan, program pendidikan, sistem penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggungjawab sebaik mungkin (Hamalik, 2006: 36).

Hasil observasi peneliti di sekolah binaan Kota Lhokseumawe diketahui bahwa ada beberapa guru yang tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran materi yang di sampaikan melebar dan begitu juga dalam penggunaan waktu pembelajaran yang digunakan guru terkadang melebihi dan kurang dari waktu yang dijadwalkan dalam roster. Selain itu, ada juga guru-guru yang dalam melaksanakan pembelajaran tidak mengkaji ulang materi pembelajaran lalu (pertemua sebelumnya) sehingga siswa kesulitan dam mengikuti materi pembelajaran yang baru maupun lanjutan. Kemudian ada juga guru-guru dalam melaksanakan pelajaran tanpa menjelaskan tujuan yang akan dicapai dari materi yang di pelajari. Dalam pemberian tugas, juga ada guru-guru yang memberikan tugas tanpa memberikan instruksi terhadap tugas tersebut dengan rinci sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bahkan tidak mengerjakan tugas. Dari hasi observasi juga terdapat guru-guru dalam membimbing siswa praktek baik dalam kelompok besar maupun kecil tidak dengan ketrampilan dan prosedur yang tepat, sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tidak berjalan dengan baik. Mengatasi permasalahan tersebut di atas, peneliti mencoba mempelajari jenis dan model supervisi. Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam proses pembelajaran, pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya (Suhardan, 2010: 39). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Jasmani dan Syaiful (2013: 87) Betapa pentingnya supervisor memahami jenis dan model-model supervisi pendidikan sebagai bekal pengetahuan (Knowledge) dan keterampilan (Skill) untuk menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya sebagai supervisor pendidikan yang profesional. Peneliti memilih observasi kelas dalam mengatasi

(4)

900

permasalahan ini. Observasi kelas merupakan salah satu teknik dalam supervisi. Margono (2007:159) mengungkapkan pada dasarnya teknik observasi kelas digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena–fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang di kelas yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelaksana observaser untuk melihat obyek moment tertentu, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan). Dengan teknik ini seseorang observer (dalam hal ini peneliti/pengawas) meninjau, mengamati, memperhatikan dan mencatat data dan fakta baik kuantitatif maupun kualitatif, yang berkaitan secara langsung maupun tidak dengan proses belajar mengajar di kelas. Data objektif yang diperoleh observer selanjutnya dijadikan sebagai landasan bagi pengambilan kebijakan oleh guru dan pimpinan sekolah dalam rangka pencapaian tujuan belajar.

Selain itu tujuan observasi juga untuk memperoleh data yang seobjektif mungkin sehingga dengan bahan yang diperoleh dapat digunakan dalam menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi para guru dalam usaha memperbaiki kegiatan belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan Supriyati (2011:46) Observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data penelitian dengan mempunyai sifat dasar naturalistik yang berlangsung dalam konteks natural, pelakunya berpartisipasi secara wajar dalam interaksi. Bagi guru sendiri data yang dianalisa akan dapat membantu untuk merubah cara-cara mengajar ke arah yang lebih baik dan bagi murid sudah tentu akan dapat menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar mereka. Secara khusus perlu ditekankan bahwa tujuan observasi kelas yang dilakukan peneliti bukan untuk menilai kelemahan dan kesalahan guru, melainkan untuk menentukan sejumlah solusi guna membantu pencapaian tujuan atau hasil belajar secara lebih maksimal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kota Lhokseumawe provinsi Aceh di sekolah Dasar binaan peneliti yaitu SDN 3 Blang Mangat, SDN 7 Blang Mangat, SDN 8 Blang Mangat, SDN 10 Blang Mangat, SDN 12 Blang Mangat, SDN 6 Banda Sakti, SDN 11 Banda Sakti dan SDN 2 Muara Satu, pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang dilakukan kurang lebih selama empat bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan April tahun 2019. Penelitian ini dilakukan terhadap guru-guru Sekolah Dasar binaan peneliti di Kota Lhokseumawe tahun 2019. Jumlah subjek penelitian adalah sebanyak 16 orang guru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini lakukan dengan observasi di kelas untuk mengumpulkan data kompetensi dan kinerja guru dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran yang benar dan mengetahui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan para guru. Adapun instrumen yang digunakan adalah berupa lembar observasi. Teknik analasis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat peningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru yang dianalisi dengan menggunakan deskriptif kualitatif dengan persentase

(5)

901

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Hasil observsi peneliti terhadap sekolah Dasar binaan di Kota Lhokseumawe diketahui bahwasanya adalah beberapa guru yang tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Sehingga berdampak terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu materi yang disampaikan guru terkadang melebar tidak sesuai dengan pokok materi. Dalam penggunaan waktu kegiatan belajar mengajar guru juga sering tidak tepat dalam penggunaan waktu sesuai dengan jadwal di roster. Permasalahan ini berdampak terhadap proses kegiatan belajar mengajar.

Kemudian dari hasil observasi diketahui ada juga guru-guru yang dalam melaksanakan pembelajaran tidak dilakukan dengan benar, para guru ada yang tidak mengkaji ulang materi pembelajaran lalu (pertemuan sebelumnya) sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memulai materi pelajaran baru ataupun lanjutan materi. Disamping itu, juga ada guru-guru yang dalam melaksanakan pelajaran tanpa menjelaskan tujuan yang akan dicapai dari materi yang dipelajari. Sehingga siswa kurang termotivasi mengikuti kegiatan belajar mengajar, seharusnya para guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran agar siswa bisa memahami makna dan arah tujuan pembelajaran.

Dalam memberikan tugas kepada siswa, guru sering tidak memberi instruksi atau menjelaskan cara dalam mengerjakan tugas tersebut. Berakibat ada siswa tugas yang kesulitan dalam mengerjkan dan bahkann ada siswa yang tidak mengerjakan tugas. Kemudian juga terdapa para guru yang belum memiliki keterampilan dan tidak memiliki prosedur dalam dalam membimbing siswa praktek, sehingga siswa kegiatan belajar mengajar tidak berjalan sesuai harapan. Permasalahan ini dapat mempengaruhi nilai dan hasil belajar siswa.

Mengatasi permasalah tersebut, peneliti melakukan observasi supervisi. Observasi kelas merupakan salah satu teknik dalam supervisi. Melalui observasi supervisi peneliti dapat meninjau, mengamati, memperhatikan dan mencatat persiapan guru dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan selanjutnya melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan peneliti berupa pemberian bimbingan dengan memberikan contoh dan cara yang benar dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan memberikan pengarahan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga diharapkan melalui observasi supervisi dapat meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar Di SD Negeri Binaan Kota Lhokseumawe Tahun 2019.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Peneliti melakukan rapat koordinator antara kepala sekolah, dan guru di SD Binaan Kota Lhokseumawe. Dalam rapat tersebut peneliti menetapkan subjek penelitian berdasarkan hasil observasi awal. Selanjutnya peneliti bersama kepala sekolah dan guru menetapkan jadwal pelaksanaan bimbingan dan pengarahan serta waktu untuk melakukan observasi. Bimbingan dan pengarahan akan dilakukan pada tanggal 5 Januari 2019. Sedangkan observasi akan dilakukan mulai tanggal 14 Januari sampai dengan 6 Maret

(6)

902

2019. Dalam tahap perencanaan peneliti juga menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam menyusun rencana pelaksanaan pelajaran yang baik dan pengarahan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Peneliti juga membuat instrumen penelitian berupa lembar observasi guru membuat perencanaan pembelajaran dan aktivitas guru melakukan kegiatan belajar mengajar.

b. Tahap Tindakan

Peneliti mengadakan bimbingan kepada guru-guru dalam menyusun perencanaa pembelajaran dan memberi pengarahan tentang melakukan kegiatan belajar mengajar yang benar. Sebelum melaksanakan bimbingan dan pengarahan, peneliti terlebih dahulu melakukan diskusi dengan para guru tentang permasalahan yang dihadapi para guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya peneliti menyampaikan informasi tentang penyusunan rencana pembelajaran yang baik disertai dengan memberikan contoh rencana pembelajaran.

Dalam melaksanakan bimbingan tersebut, para guru terlihat sudah mulai antusias dalam mengikuti bimbingan dan pengarahan. Para guru ada yang bertanya mengenai kekeliaruannya dalam memahami rencana pembelajaran. Setelah proses bimbingan penyusunan rencana pembelajaran selesai, selanjutnya peneliti memberikan pengarahan bagaimana melakukan kegiatan belajar mengajar yang benar. Pengarahan yang diberikan berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti. Peneliti mengkaji kegiatan belajar mengajar yang dilakukan parag terutama mengenai cara mengkaji ulang materi pembelajaran yang lalu dan tujuan pembelajaran serta menjelaskan manfaatnya. Pengarahan selanjutnya mengenai pemberian tugas yang dilakukan para guru kepada siswa. peneliti mengarahkan para guru memberikan penjelasan agar siswa dapat memahami apa, maksud dan tujuan dari tugas yang diberikan. Kemudian peneliti juga memberi arahan kepada mengenai aktivitas guru dan prosedur dalam membimbing siswa. Setelah proses bimbingan dan pengarahan selesai, peneliti mengakhiri kegiatan.

c. Tahap Observasi

Berdasarkan waktu yang telah ditetapkan, peneliti mengunjungi sekolah-sekolah yang menjadi subjek penelitian untuk melakukan observasi terhadap rencana pembelajaran yang telah dibuat guru dan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru. Observasi dilakukan dikelas para guru mengajar dan diruangan guru (kantor). Observasi dikelas, mengamati para guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan observasi di ruang guru observasi penyusunan rencana pembelajaran. Observasi ini dilakukan selama 4 minggu. Pelaksanaan observasi ini dilakukan mulai tanggal 14 Januari sampai dengan 6 Februari tahun 2019. Hasil observasi terhadap rencana pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Observasi Penyusunan Rencana Pembelajaran Siklus I

No Kode Guru Asal Sekolah Jumlah Persen % Kriteria

1 Guru 1 SDN 3 Blang Mangat 27 61,4% Cukup 2 Guru 2 28 63,6% Cukup 3 Guru 3 SDN 7 Blang Mangat 29 65,9% Cukup 4 Guru 4 31 70,5% Cukup

(7)

903

6 Guru 6 Mangat 29 65,9% Cukup

7 Guru 7 SDN 10 Blang Mangat 30 68,2% Cukup 8 Guru 8 29 65,9% Cukup 9 Guru 9 SDN 12 Blang Mangat 30 68,2% Cukup 10 Guru 10 29 65,9% Cukup 11 Guru 11

SDN 6 Banda Sakti 29 65,9% Cukup

12 Guru 12 30 68,2% Cukup

13 Guru 13

SDN 11 Banda Sakti 30 68,2% Cukup

14 Guru 14 30 68,2% Cukup

15 Guru 15

SDN 2 Muara Satu 30 68,2% Cukup

16 Guru 16 29 65,9% Cukup

Persentase Keberhasilan 66,6% Cukup

Beradasarkan tabel di atas diketahui bahwasanya nilai persentase keberhasilan yang diperoleh adalah 66,6%. Semua guru berada dalam klasifikasi cukup. Kebanyakan guru masih belum sempurna pada aspek menentukan tujuan pembelajaran, menentukan materi ajar, menentukan alokasi waktu, menetukan metode/model pembelajaran dan menetukan kegiatan pembelajaran. Banyaknya aspek yang belum sempurna, mengharuskan peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan kriteria keberhasilan penelitian, maka diketahui hasil observasi terhadap penyusunan rencana pembelajaran belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Observasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I No Kode Guru Asal Sekolah Jumlah Persen % Kriteria

1 Guru 1 SDN 3 Blang Mangat 10 62,5% Cukup 2 Guru 2 11 68,8% Cukup 3 Guru 3 SDN 7 Blang Mangat 10 62,5% Cukup 4 Guru 4 10 62,5% Cukup 5 Guru 5 SDN 8 Blang Mangat 9 56,3% Cukup 6 Guru 6 11 68,8% Cukup 7 Guru 7 SDN 10 Blang Mangat 10 62,5% Cukup 8 Guru 8 10 62,5% Cukup 9 Guru 9 SDN 12 Blang Mangat 11 68,8% Cukup 10 Guru 10 12 75% Cukup 11 Guru 11

SDN 6 Banda Sakti 10 62,5% Cukup

12 Guru 12 10 62,5% Cukup

13 Guru 13

SDN 11 Banda Sakti 12 75% Cukup

14 Guru 14 12 75% Cukup

15 Guru 15

SDN 2 Muara Satu 12 75% Cukup

16 Guru 16 10 62,5% Cukup

(8)

904

Berdasarkan tabel diketahui semua guru masih berada pada klasifikasi cukup. Kemudian persentase keberhasilan yang diperoleh adalah sebesar 66,4%. Para guru telah melaksanakan semua aspek pengamatan, namun ada beberapa aspek yang belum dilakukan dengan sempurna. Terutama pada aspek memberikan intruksi dalam pemberian tugas dan keterampilan membimbing siswa. Berdasarkan kriteria keberhasilan penelitian, maka hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru belum mencapai indikator keberhasilan penelitian.

d. Tahap Refleksi

Peneliti beserta observer (kepala sekolah) melakukan refleksi terhadap pelaksanaan penelitian yang sudah dilakukan. Diketahui bahwasanya para kebanyakan masih memilikikekurangn dalam menyususn rencana pembelajaran pada aspek pada sapek menentukan tujuan pembelajaran, menentukan materi ajar, menentukan alokasi waktu, menetukan metode/model pembelajaran dan menetukan kegiatan pembelajaran. Sedangkan pada kegiatan belajar mengajar, kebanyakan guru masih memiliki kekurangan pada aspek aspek memberikan intruksi dalam pemberian tugas dan keterampilan membimbing siswa. oleh karenya peneliti harus menetapkan langkah-langkah perbaikan untuk mengatasi kekurangan yang ada. Langakah-langkah perbaikan yang dilakukan peneliti sebagai berikut:

1. Peneliti harus memberikan penjelasan yang mudah untuk dipahami para guru dalam melaksanaan pembinaan dan pengarahan.

2. Memberikan bimbingan individu kepada guru-guru yang masih mengalami kesulitan. 3. Memberikan kesempatan kepada semua guru untuk mengutarakan kesulitan dan

pemahaman mereka.

4. Memperpanjang waktu diskusi dalam bimbingan dan pengarahan.

Melalui langkah–langkah perbaikan ini diharapkan pada siklus II nantinya kompetensi dan kinerja guru dalam penyusunan rencana pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dapat lebih meningkat.

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Peneliti menyusun rencana kegiatan yang harus dilakukan peneliti dalam upaya melakukan perbaikan terhadap siklus II. Langkah-langkah perbaikan yang telah peneliti tetapkan pada refleksi siklus I akan peneliti terapkan pada tahap tindakan. Perencanaan selanjuutnya adalah menetapkan jadwal pelaksanaan bimbingan dan pengarahan serta observasi. Jadwal pelaksanaan bimbingan akan dilakukan pada tanggal 23 Februari tahun 2019. Sedangkan observasi akan dilakukan mulai tanggal 4 Maret sampai dengan 26 Maret tahun 2019. Peneliti juga menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam menyusun rencana pelaksanaan pelajaran dan pengarahan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kemudian peneliti menyusun kembali instrumen berupa lembar observasi guru membuat perencanaan pembelajaran dan aktivitas guru melakukan kegiatan belajar mengajar.

b. Tahap Tindakan

Peneliti bersama dengan guru mengadakan pertemuan untuk melakukan bimbingan dan pengarahan dari peneliti sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada kegiatan

(9)

905 pertama peneliti memaparkan sekilas hasil observasi siklus sebelumnya. Kemudian peneliti memberikan contoh rencana pembelajaran disertai dengan penjelasan dari peneliti dengan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahai oleh guru-guru. Selanjutnya peneliti mengkaji ulang kekurangan dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan para guru. Dalam melaksanakan bimbingan dan pengarahan, peneliti lebih menekankan terhadap aspek-aspek pengamatan yang masih belum sempurna pada siklus I. Peneliti melakukan diskusi untuk memberi kesempatan kepada guru-guru mengutarakan kesulitan dan hambatan yang dihadapi para guru dalam merencanakan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Setiap guru diberi kesempatan yang sama dan diberikan penyelesaian dengan penjelasan dari peneliti. Sehingga para guru lebih mudah dalam memahaminya. Peneliti juga sekali-kali melemparkan pertanyaan kepada guru-guru untuk mengetahui pemahaan guru.

Diskusi pada siklus II ini lebih banyak memakan waktu sesuai dengan langkah-langkah perbaikan yang ditetapkan pembelajaran dalam perencanaan. Karena dalam melaksanakan bimbingan rencana pembelajaran dan pengarahan melaksanakan kegiatan belajar mengajar peneliti menghampiri para guru yang terlihat masih kesulitan dalam menyusun rencana pembelajaran (bimbingan individu). Peneliti melaksanakan bimbingan dan pengarahan dengan sebaik-baiknya sampai semua guru mengerti dan paham cara penyusunan rencana pembelajaran dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Setelah peneliti yakin semua guru telah mengerti dan paham, maka pertemuan bimbingan rencana pembelajaran dan pengarahan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di akhiri. Sebelum menutup pertemuan, peneliti mengingatkan para guru untuk senantiasa meningkatkan kemapuannya

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan seperti yang dilakukan pada siklus sebelumnya dengan menggunakan lembar observasi yang sama dan di bantu juga oleh observer yang sama. Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan pada perencanaan, maka peneliti melakukan observasi dengan mengunjungi sekolah-sekolah para guru. observasi dilakukan di kelas dan ruangan guru (kantor). Hasil observasi terhadap rencana penyusunan pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 3. Hasil Observasi Penyusunan Rencana Pembelajaran Siklus II No Kode Guru Asal Sekolah Jumlah Persen % Kriteria

1 Guru 1 SDN 3 Blang

Mangat

38 86,4% Sangat Baik

2 Guru 2 39 88,6% Sangat Baik

3 Guru 3 SDN 7 Blang

Mangat

40 90,9% Sangat Baik

4 Guru 4 41 93,2% Sangat Baik

5 Guru 5 SDN 8 Blang

Mangat

40 90,9% Sangat Baik

6 Guru 6 39 88,6% Sangat Baik

7 Guru 7 SDN 10 Blang

Mangat

41 93,2% Sangat Baik

(10)

906

9 Guru 9 SDN 12 Blang

Mangat

41 93,2% Sangat Baik

10 Guru 10 40 90,9% Sangat Baik

11 Guru 11 SDN 6 Banda

Sakti

40 90,9% Sangat Baik

12 Guru 12 41 93,2% Sangat Baik

13 Guru 13 SDN 11 Banda Sakti

41 93,2% Sangat Baik

14 Guru 14 41 93,2% Sangat Baik

15 Guru 15

SDN 2 Muara Satu 41 93,2% Sangat Baik

16 Guru 16 40 90,9% Sangat Baik

Persentase Keberhasilan 91,3% Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata para guru telah memiliki kompetensi dalam menyusun rencana pembelajaran. Hal ini terlihat dari persentase individu yang diperoleh guru, semua berada pada klasifikasi sangat baik. Persentase keberhasilan adalah sebesar 91,3%, mengalami peningkatan sebesar 24,7% dari siklus I. Persentase individu guru juga membuktikan bahwa langkah-langkah perbaikan yang dilakukan peneliti adalah benar dan berhasil. Berdasarkan hasil kriteria keberhasilan penelitian, maka diketahui bahwasanya kompetensi dan kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran telah mencapai indikator keberhasilan penelitian. Observasi terhadap kegiatan belajar mengajar para guru yang telah dilakukan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II No Kode Guru Asal Sekolah Jumlah Persen % Kriteria

1 Guru 1 SDN 3 Blang

Mangat

14 87,5% Sangat Baik

2 Guru 2 14 87,5% Sangat Baik

3 Guru 3 SDN 7 Blang

Mangat

14 87,5% Sangat Baik

4 Guru 4 14 87,5% Sangat Baik

5 Guru 5 SDN 8 Blang

Mangat

14 87,5% Sangat Baik

6 Guru 6 15 93,8% Sangat Baik

7 Guru 7 SDN 10 Blang

Mangat

14 87,5% Sangat Baik

8 Guru 8 14 87,5% Sangat Baik

9 Guru 9 SDN 12 Blang

Mangat

15 93,8% Sangat Baik

10 Guru 10 15 93,8% Sangat Baik

11 Guru 11 SDN 6 Banda

Sakti

14 87,5% Sangat Baik

12 Guru 12 14 87,5% Sangat Baik

13 Guru 13 SDN 11 Banda Sakti

16 100% Sangat Baik

14 Guru 14 15 93,8% Sangat Baik

15 Guru 15 SDN 2 Muara

Satu

16 100% Sangat Baik

16 Guru 16 14 87,5% Sangat Baik

Persentase Keberhasilan 90,6% Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwasanya kompetensi dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Persentase individu

(11)

907 yang diperoleh semua guru berada pada klasifikasi sangat baik. Persentase keberhasilan penelitian adalah sebesar 90,6%, mengalami peningkatan sebnayak 24,2% dari siklus I. Berdasarkan kriteria keberhasilan penelitian, maka diketahui kompetensi dan kinerja dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar telah berhasil.

d. Tahap Refleksi

Peneliti dibantu dengan observer melakukan refleksi hasil pelaksanaan penelitian. Dari hasil observasi diketahui bahwasanya para guru telah memiliki kompetensi dan kinerja dalam menyusun rencana pembelajaran dan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Aspek pengamatan yang sebelumnya dilakukan belum sempurna, pada siklus ini telah dilakukan dengan sempurna. berati usaha langkah-lagkah perbaikan yang dilakukan peneliti berhasil. Peningkatan kompetensi dan kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa observasi supervisi kependidikan merupakan salah satu langkah yang tepat digunakan mengatasi permsalahan penyusunan rencana pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar. Kemudian dilihat dari persentase keberhasilan yang diperoleh diketahui bahwasanya telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini. sehingga peneliti menyatakan bahwa penelitian ini telah berhasil.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa observasi supervisi kependidikan dapat meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar di SD binaan Kota Lhokseumawe tahun 2019. Hasil penelitian pada siklus I terhadap kompetensi dan kinerja guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian. Persentase keberhasilan yang diperoleh sebesar 66,6%. Pada siklus II persentase yang diperoleh sebesar 91,3% dan mengalami peningkatan sebesar 24,7% dari siklus I. Hasil penelitian pada kompetensi dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada siklus I persentase keberhasilan yang diperoleh adalah sebesar 66,4% dan belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Pada siklus II Persentase keberhasilan penelitian yang diperoleh adalah sebesar 90,6%, mengalami peningkatan sebanyak 24,2% dari siklus I. Dilihat dari kriteria keberhasilan penelitian, maka diketahui kompetensi dan kinerja dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar telah berhasil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa observasi supervisi kependidikan dapat meningkatkan kompetensi dan kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar di SD Negeri binaan Kota Lhokseumawe tahun 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Jasmani, Asf, dan Syaiful Mustofa. 2013. Supervisi Pendidikan Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru. Yogyakarta: ArRuzz Media.

(12)

908

Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Akasara.

Hamzah, B. uno, 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamzah. B.Uno, 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Imran. 2010. Pembinaan Guru Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.

Margono S. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung : Alfabeta. Supriyati. 2011.Metode Penelitian . Bandung : Labkat Press Unikom.

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Penyusunan Rencana Pembelajaran Siklus I
Tabel 2. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I  No  Kode Guru  Asal Sekolah  Jumlah  Persen %  Kriteria
Tabel 3. Hasil Observasi Penyusunan Rencana Pembelajaran Siklus II  No  Kode Guru  Asal Sekolah  Jumlah  Persen %  Kriteria
Tabel 4. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II  No  Kode Guru  Asal Sekolah  Jumlah  Persen %  Kriteria

Referensi

Dokumen terkait

a. Sebelum mengirim spesimen ke laboratorium, pastikan bahwa spesimen telah memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam persyaratan masing-masing pemeriksaan.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan Karya Tulis akhir ini yang berjudul “

• Ukuran asosiasi pada tabel parsial disebut dengan conditional

Dengan adanya keterbatasan yang terdapat di Unit Supporting dan Admin, diharapkan dengan adanya efisiensi proses kerja di unit tersebut dapat mengurangi waktu proses

Dengan harapan adanya Sekolah Islam Terpadu ini akan mampu membentuk kepribadian anak yang baik. Lebih mementingkan perkembangan jiwa kebergamaan anak, dengan memberikan

Hasil penelitian didapat hajil uji Chi square menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, nyeri luka operasi, motivaasi, kecemasan,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perusahaan yang melakukan pengumuman dividen tahun 2009 – 2011 menunjukan bahwa pengumuman dividen tidak memiliki pengaruh

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemelimpahan, keragaman, dan daya parasitasi berbagai jenis parasitoid hama penggulung daun pisang Erionota thrax di Kabupaten