Pencitraan
Bakal
Capres
2Ol4
dalam
Media Online
Oleh:
Suyono
Dosen rmuKomunikasi,"'*T:ro""Tiffi
l?:Iil
nTlilffn.praktisi
Jurnaristik. Minat kajian
Korespondensi: von.sulaiman@omail.com, twitter: @YonHaes
Prodr llmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jember, Jalan Karimata No.49, Jember, Jawa Timur
Abstract
ln 2013
it
is
coLledos the
politicol
year by mony
observers. The reoson was becousethe
Election Commission
will
onnounced which
politicol
parties
wiLl
be
quoLified
tojoin
the 2014 election.
That
year
olso, used
by
leadersof political parties
to
do
organizotion
consolidotion,
as
welLas recruit
thelegislative
candidotes
and
even consider
the figure
of
the 2014
presidential
condidotes.
It
is noturally happened
if
the figure of presidentiol
candidates begin surfacedin
the society,through socializotion ond
theintroduction
ofthe
figure
ofpresidential
candidotes,it
wilL bedone
in
vorious
woys such asin
the
form
of posters, billboards,
odvertising
in
the media and other
woys,so
thot
the
figure
of
thecondidates
wilLimmediately known
by thepeople who
will
beparticipating in
the
2074
election. Furthermore,
presidentiol
condidates
tried
to
tokeodvontage
of the massmedia,
including
online media
toproclaim their
activities
in
order to
buiLd"imoge" (imoging) and certoinly to improve their
victory in
the
society.A study under the title
"Examinesthe lmaging
of 2014
Presidential Condidote
in
Online
Medio,"using
Van
Di,jk discourse analysis,on
the news
Tribunnews.comand
Detik.com.A
study
olso examines
the role
of medio in
society. Mass
media
certainly hos
its
own image
of
the figure
of 2014 presidentiol candidates.
Each
media hos an ideology,
volues,
ond
its
own
expectotions
for
the figure of candidates either
the president
/
vicepresident
of
the Republic
of
lndonesia
in
the future. lndependence
of
the
moss
medio,
are expected to
provide on objective
discourse,
the figure of
apresidential candtdote who
truLydesired
and
beexpected by
society.Rather
thon simply
writing
ond imoging the figure of
presidentiol condidote in
order to
get
the benefit
far
the
institution
(internolly of medio)
or
simply
profit-oriented
(medio company
profit)
ot
the
expense
of
the rights
ond
interests
of the wider
society.Key words: Imag[ng,2014
presidentiaLcandidote,
the role of Online
Medio, VonDijk
Discourse Anolysis.Abstrak
Tahun
2013
oleh
banyak pengamat
disebut
sebagai
tahun
politik.
Karena
pada
tahun ini,
KPUmengumumkan partai-partai politik yang
akandJ.r,Iriik#*:Tlng,1T
Suyono. Penaitrcan Bakal Capres..partai
politik
untuk
n'relakukan konsolidasi organisasi,
serta
menjaring
bakal
calon
anggota
leEislatif dan bahkan menimbatrg
figur
bakal
calon
presiden
2014.Wajar
kalau figu ritas bakalcalon presiden mulai
mengemuka
di
tengah
masyarakat,
melalui
sosialisasi
dan
pengenalan
figur
bakalCapres,
baik dalam bentuk pemasangan poster, baliho, beriklan
di
media
dan
cara-cara lainnya, agar sosoknya segera
dikenal oleh
masyarakat yang
menjadi konstituen.
Selanjutnya
bakal
capres berusaha
memanfaatkan
media
massa,
termasuk
media onLine memberitakan aktifitasnya
dalam
rangka membangun "citra"
(pencitraan)
dan tentunya untuk
meningkatkan
elektabilitasnya
di
masyarakat.
Studi
ini
berjudul "Pencitraan
Bakal
Capres2014 Dalam Media Online,"
dengan
mengg
u na ka n Analisis Wacana Van Dijk,pada pemberitaan tribunnews.com dan Detik.com. Studi
ini
juga
mengkaji
peran media
di
tengah
masyarakat.
Media
massatentu
mempunyai
citra
tersendiri terhadap figur
bakal Capres 201-4mendatang.
Setiap mediamemiliki
ideologi, nilai, dan
harapan
tersendiri terhadap
figur
bakal
calon presiden/
calon
wakil
presiden Republik
Indonesia di
masamendatang. Independensi
media
massa,diharapkan
mampu
memberikan
wacana
objektif,
terhadap
figur
bakal Capres
yang
benar-benar dikehendaki
dan
menjadi
harapanmasyarakat. Bukan
sekadar menulis dan mencitrakan sosok bakal
Capres,hanya
untuk kepentingan
lembaga
(internal
media)
atau
hanya berorientasi
pada
profit
(keuntungan perusahaan media) dengan mengorbankan
hak dankepentingan
masyarakatyang lebih
luas.Kata Kunci:
Pencitraan, Bakal Capres2014, peran Media Online,
Analisis Wacana Van Dijk.Pendahuluan
Suhu
politik
menjelang
digeiarnyaPemilihan
Presiden
(Pilpres)
Republik Indonesia tahun 2014, semakin meningkat.Persaingan antar para Bakal Calon Presiden
(Bacapres) semakin tampak. Ada 6gur yang
sudah
menyatakan secara terang-terangan bakalmaju
menjadi calon presiden, karena mendapatdukungan partai
politik
pesertaPerrrilu
Legislatif
(Pileg)
2014. Ada
pula6gur
calon yang
menyatakandirinya
siapmaju
menjadi
Bacapres,namun
belum punya kendaraanpolitik.
Sejumlah
nama
sudah banyak
yangdisebut-sebut
layak menjadi bakal
calon presiden, berdasarhasil
survei ataupoling
lembaga
survei
dalam
dan
luar
negeri.Namun belum
seluruh
partai
politik
peserta Pemilu 2014 mengumumkan secara
terbuka,
figur
bakal
calon
presiden yang akan diusungnya pada Pilpres mendatang.Beberapa alasan yang dikernukan para
petinggi
Parpol, selain alasan masih rerlaludini
untuk
membicarakanfigur
Bacapres/Bacawapres
dan
memilih
berkonsentrasiuntuk
memenangkan
Pemilu
Legislatif(2014),
|u1..a adayrng
beralasan menungguhasil
Konverensi
Nasional, Rapat
KerjaNasional (Rakernas), atau Konvensi Capres
Partai.
Figur
Bacapres yang sudah mendapatJURNAL l(ilMtIIiIK&ION
volume 6. Nomor'1. Mei 20'14
melakukan berbagai
program
kegiatandengan
turun
ke masyarakat. Mereka secaraterang-terangan
"unjuk
gigi" dan
ber-sosialisasike
tengah masyarakat, "men.jualdirinya'
agar
dikenal
dan
selanjutnyaberharap mendapat
dukungan
masyarakat.Mereka antara lain
Abu
Rizal Bakrie (ARB) yang diberangkarkan melalui Partai Golkardan
Hatta Rajasa, yang siap tampil rnenjadi bacapresmelalui
PartaiAmanar
Nasional(PAN). Demikian
halnya dengan PrabowoSubiyanro, juga sudah terang-rerangan maiu
menjadi bacapres dengan dukungan penuh
partai
Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dibinanya. Megawati Soekarno Putri,Ketua
Umum
Partai Demokrasi IndonesiaPerjuangan
(PDIP)
yang sudah pernah maju sebagai Capres pada beberapakali
Pilpres, pada Pilpres2014
ini
belum
menunjukkanagresifitasnya
sebagai
Bacapres,
seperriPilpres-pilpres
terdahulu. Bahkan,
hasilpoling
sejumlah lembaga survei, ada kaderPDIP
lain
yang
berhasil
mengunggulipopularitas Megawati
sebagai
Bacapres,yakni Joko
Widodo atau Jokowi,
yang sekarang menjabat GubernurDKI
Jakarta.Satu-satunya Bacapres
yang
sudahlengkap dengan
pasangan
Bacawapres-nya
(BakalCalon Wakil
Presiden) adalahpasangan W'iranto dan HaryTanoe Sudibvo,
yang diusung Partai
Hanura
(Hati
Nurani
Rakyat). Beberapa figur bakal calon presiden
lainnya juga bermunculan ke
publik
seiring dengan dirilisnya hasil polling dari sejumlahlembaga survei
di
berbagai media.Meski
mekanisme pencalonan
bakalcalon
presiden
menurut ketentuan
per-undang-undangan
harus
dilakukan
partaipolitik
arau
gabungan
partai
politik
peserta Pemilu,
namun munculnya
nama-nama
yang
dianggap
layak
dicalonkansebagai Bacapres
pada Pilpres
2014,
ilr;'trmenyemarakkan
kontestansi
bakal
calonpresiden.
Seridaknya
sejak
setahun
terakhir,sejumlah
lembagasurvei
nasional
sudahaktif
melakukan
jajak
pendapat untuk
memunculkan
6gur-6gur
bakal
calon presidenpilihan
masyarakat. Satu contoh,Lembaga Surwei Jakarta (LSJ)
merilis
hasilsurvei yang dilakukan
dari
9
Februari hingga 15 Februari20I3
pada33
provinsidi
Indonesia.Dengan
n.rengambil sampel sebanyak1.225
respondendan
memiliki
margin
of
error
2,8
persendan
leuel
of
nnfdence
95
persen, surveiitu
kemudianmuncul
sejumlah namayang
mempunyaitingkat
elektabilitascukup tinggi
sebagaiBacapres 2014.
Nama-nama tersebut antara lain, Joko
Vidodo
dengan perolehan suara mencapai18,1 persen, Prabowo Subianto 10,9 persen,
\Tiranto
9,8 persen, Jusuf Kalla 8,9 persen,Aburizal Bakrie
8,7
persen,
MegawatiSoekarnoputri
7,2
persen,Mahfud
MD
5,4
persen,
dan
Dahlan Iskan
denganperolehan
3,6
persen. Sedangfigur
calonlainnya
adalah
Hatta
Rajasa2,9
persen, Surya Paloh2,5
persen, RhomaIrama
1,7persen,
Muhaimin
Iskandar
l,l
persen. AnasUrbaningrum 0,5
persen, serta namalainnya
0,8 p€rsen, dan
:un:ruk undecideduotters
melcapai
i7,9
persen.dr.,,Hfk*'yTl,i$g$,T
Suyono. Pencilnan Bakal Capres. .(LSI)
yang
melakukan
poling
Bacapreskhusus
di
kalangan paratokoh
pembentukopini
(opinion
lead.ers),d.alam
rilisnya,lthad
(211212012)menyimpulkan
bahwapemimpin
politik
berlatar
belakang organisasiIslam,
dinilai
masih
memiliki
kualitas
terbaik
sebagai
calon
presidenIndonesia pada
pemilu
2014.Terbukti dari hasil survei tersebut, para
responden LSI menempatkan tiga pem i mpin
berlatar
belakang organisasiIslam,
yaitu,Mahfud
MD,
Jusuf Kalla, dan HidayatNur
\Wahid berada
di
lima
besarbakal
Capres2014. Hasil
selengkapnyapoling
Lembaga Survei Indonesia (LSI) berdasarkan kualitaspersonal
tokoh-tokoh
dengannilai 60
atau lebih (lulus) menurut opinion hadzr adalah:Mahfud
MD
(79), Jusuf Kalla (77), Dahlan Iskan(76), Sri
Mulyani (72),
dan HidayatNurwahid
dengannilai
(71).Figur lainnya yang
jlge
menonjol antaralain, Agus
Martowardojo
(68),
MegawatiSoekarnoputri
(68),
Djoko
Suyanto
(67),Gia
lVirjawan (66),
Chairul Tanjung (66), Endriartono Sutarto (66), Hana Rajasa (66),Surya Paloh
(64),
PramonoEdhie
\fibowo
(64), Sukarwo (63), Prabowo Subianto (61),
Puan
Maharani
(61),
dan
Ani
Yudhoyono (60).Hasil
berbeda
ditunjukkan
olehlembaga
Strvei
Centerfor
Strategic and InterndtiondlStulrri
(CSIS). Dalampoling-nya
y^ng bertajuk "Antara
Partai Politik
yang Thk Terlembaga dan Pencarian Capres
Alternatif"
rernyata
mendudukkan
JokoVidodo,
GubernurDKI
Jakarta vang akrabdipanggil Jokowi
di
peringkat teratas. CSISmelakukan survei pada
t
hingga
16April
20i3
lalu,
terhadap 1.635 respondendi
31provinsi.
Dari survei itu,Jokowi meraih perolehan
suara tertinggi dari 7 tokoh yang ditawarkan. Sebanyak
28,5
persen respondenmemilih
Jokowi, disusul
oleh
Prabowo
Subiantodengan
15,6
persen responden.
Lima
tokoh
lainnya hanya
dipilih
oleh
kurangdari
10
persen responden.Mereka
antaralain
Aburizal Bakrie
(7
persen), MegawatiSoekarnoputri
(5,4
persen),
Jusuf
Kalla(3,7
persen),Mahfud
MD
(2,4
persen), danHatta
Rajasa(2,2
persen). Sisanya, 28 persen belummemiliki
pilihan.Tahun
2012 lalu,
CSIS
melakukansurvei
elektabilitasdua kali, yakni
bulan Agustus dan Juli.\7aktu itu,
Jokowi belumtampil
sebagai tokoh yang disodorkan CSISkepada
respondennya.
Nama
Prabowomelejit
padasurvei bulan
Juli.
Prabowomenggeser
Mega yang
tercatat memiliki
elektabilitas
tertinggi
pada survei
CSISbulan Januari. Peneliti CSIS,
Phillip
JVermonte menyebutkan
bahwa
perilakuresponden selalu
menunjukkan
dukungankepada calon alternatiF terbaru.
Terbukti, hasil survei terbaru
CSISyang dilakukan
pada
t
hingga 16 April
2013
lalu, terhadap 1.635 respondendi
31provinsi. Jokowi ternyata meraih perolehan
suara tertinggi dari 7 tokoh yang ditawarkan.
Sebanyak
28,5
persen respondenmenilih
Jokowi, disusul
oleh
Prabowo
Subianto dengan 1 5,6 persen responden.JURNAL I(OffiUIiIK&TiiE Volume 6. Nomor 1- Mei 2014
oleh
kurang
dari
10
persen
responden.Mereka anrara
lain
Aburizal Bakrie
(7persen),
Megar.r'ati
Soekarnoputri
(5,4persen), Jusuf
Kalla
(3,7
persen),Mahfud
MD
(2,4
persen),dan Hatta
Rajasa (2,2 persen). Sisanya,28 persen belummemiliki
pilihan.
Dan
kesimpulannya,
menurut
Phillip
J
Vermonte pada
cahun2013
ini
seolah
menjadi
milik
Jokowi, sebagaifigur
pemimpin
alternatiF.Sementara, Pusat Data Bersaru (PDB),
lembaga survei
miliki Didik
J. Rachbiniini,
juga melakukan
poling
rerhadap 13 tokoh,pada 13-18 Januari
2013 lalu.
Survei
ini
dilakukan terhadap 1.200
responden di
30
provinsi
di
Indonesia.Hasilnya,
namaJokowi
dipilih
oleh
sebanyak21,2
persen responden. Disusul oleh Prabowo Subiantodengan 1 5,6 persen responden.
Elektabilies Jokowi melejir sejak Januari
2013
lalu
meninggalkan Prabowo Subianto(18,4
persen), MegawatiSoekarnopuri
(13persen), Rhotna Irama (10,4 persen), Aburizal Bakrie (9,3 persen), Jusr-rf
Kalla
(7,Spersen),'S?iranto
(3,5
persen),
Mahfud
MD
(2,8persen),
Dahlan Iskan
(2,0
persen), SuryaPaloh (1,3 persen), Hatta Rajasa (1,2 persen),
Chairul
Thnjung
(0,4
persen),dan
DjokoSuyanto (0,3 persen).
Dengan
maraknya pemberitaan
dimedia
massa, khususnyadi
media
onlineterkait
dengan keterpilihan bakal
calonpresiden
melalui
rilis
lembaga-lembaga survei, semakin "menggairahkan" persaingandi
kalangan tokohpolitik
dan figur lainnya.Karena
itu,
baik
Bacapres yang sudahmendapat dukungan partai
politik
maupunvang
nonpartisan,
kini
berlomba untuk
membangun
citra
diri
agar
bisa
tampilpositif di
hadapan masyarakat. Berbagai hal telah mereka lakukanuntuk
mendongkrakcitra-positifnya
dan
selanjutnya
bisatlikenang
masyarakar.Mereka
melakukanberbagai aktivitas, khususnya aktivitas sosial
dengan
turun
lapangandan
membaur
ke masyarakat.Metodologi
Penelitian
ini
menggunakan landasanteori
analisis wacana
(discourse analysis),yaitu studi
tentang perumusan pesan ataurelaah mengenai aneka
Fungsi
pragmarisbahasa,
serta
beberapa
teori lain
yangrelevarr.
Sedangkan
jenis
penelitiannya menggunakan metodedeskriptif
kualitatif
dengan menarasikan isi pesan yang tampak
dan
yang
tersembunyi
dalam
setiappemberitaan
media
online
menyangkut pencitraan bakal Capres 201 4.Analisis wacana adalah salah
satualrernatif
dari
analisis
isi,
selain
analisiskuantitatif yang dominan
dan
banyakdipakai.
Pada
kajian
Ilmu
Komunikasi,studi
tentang wacanatidak
berhenti
padaaspek
fisikal
reksberita, terapi juga
pesanitu
disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat,rnetafora macarn apa berita
itu
disampaikan.Dengan
melihat
bagaimana
bangunan stukrur kebahasaan tersebut, analisis wacanalebih bisa melihat makna yang tersembunyi
dari suatu teks (Eriyanto, 2001:xv).
J U RNAL Hfi F4iJi4i9iglIJS Volume 6, Nomor 1, Mei 2014
berpikia
bertindak,
dan
berinteraksi.Analisis
wacanaakan
meletakkan
bahasasebagai "praktek sosial". Karena
itu,
analisiswacana merupakan
alternatif
lain
akibat keterbatasan analisis isi (content analLsi).Menurut Teun
A.
van
Dijk
(1998),sebuah wacana
dapat berfungsi
sebagaisuatu
pernyataan
(assertion), pertanyaan(question),
tuduhan
(accusation),
atauancaman (threat).
Vacana
juga
dapatdigunakan
unruk
mendiskriminasi
ataumempersuasi orang
lain untuk
melakukan diskriminasi (Sobur, 2009:71).Masalah
mendasar
yang
menjadifokus penelitian
ini
adalah pada tingkat
objektifitas media massa dalam menyajikan
berita.
Ini
tidak
terlepasdari
perubahan arus mediayang
mernasuki era "industti"
atau sering
disebur
"pers industrialis."Media
saatini
sudahmenjadi
bagian dari lembaga ekonomi. Kepemilikan sahamdari
sejumlah
perusahaanmedia
massa,bukan lagi meniadi dominasi
insan
persatau para
jurnalis
profesional.Thpi
saham-sahamdi
perusahaan media sebagian sudahdikusai
oleh
pelaku ekonomi,
termasukkalangan pengusaha,
politisi,
dan kelompok masyarakat lainnya.Adapun objek
penelitian
ini
difokuskan pada analisis pemberitaan, pada
dua
media
massaonline,
masing-masing Tiibunneu.,s.comdan
Detik.com.
Hal
ini
dimaksudkan untuk rnengetahui objektifitas
isi
pemberitaan,
tanpa
ada
maksudnembandingkan kedua media
tersebut.Apakah
keduamedia
tersebut menyajikanpemberitaan dengan tetap memperhatikan
kaidah jurnalistik yang
objektil
apa adanya, dan independen.Ataukah
ada media yang cenderunguntuk
mendukung bakal capresrertentu dan atau
menolak
bakal
capreslainnya.
Ada
beberapa alasanyang
mendasaripenelitian
terhadapdua
media online
ini,
sebagai
bahan kajian dalam
melakukananalisis terhadap
teks
media.
Pertarn*,Tiibunnews.com yang berkantor
di
pusatpemerintahan, Jakarta, dengan
beberapajaringannya
di
sejumlah
kota
besar di
seluruh
Indonesia,memungkinkan
mediaini
memberirakan
seriap
kegiaran
yangdilakukan
para bakal capres, secara terus-menerus dan konsisten.Kedua, Tribunnews.com,
meruPa-kan
jaringan
(nework)
tibun-Kompas-Gramedia Grup, sebuah jaringan perusahaan
media
massadi
Indonesia
yang
sudahsangar berpengalaman, yang eksistensi dan
kredibilitasnya
sudah
tidak
diragukan.Ketiga,
Trtbu,nnews.com memberi
porsipemberitaan
yang
lebih
besar
terkait dengan wacana Capres(Calon
PresidenRI
tahun 2014), terbukti
dengan dimuatnyarubrik
khustrs denganjudul:
Cahn Presifun2014,
pad,asetiap
pemberiraan
sePtrtarPencaPresan.
Sedangkan,
Derik.com,
dipilih
sebagaipembanding.
Mengingat media
ini
.iugaintensif memberitakan aktifitas para Capres
RI
menjelang Pilpres2014.
Sebagai mediaonline yang sudah cukup lama dan dipercaya
penulis
menilai
bahwatingkat
objektifitas pemberitaan di mediaini
masih cr,rkup tinggi dan bisa diandalkan, dibanding media onlinelainnya yang baru tumbuh.
Pembahasan
Pencitraan dan Media Massa
Setiap
orang
selalu
berusaha
agarcitranya selalu
positifdi
hadapan orang lain.Dengan pencitraan,
seseorang berharapbisa
terlihat
sempurnadi
mata orang lain.Karena
itu,
seriaplangkah
dan
tindakanmeleka, selalu
terukur
dampak
positif-negatifnya. Bahkan
tidak jarang,
mereka melakukan kegiatan yang bersifat"seolah-olah." Semuanya menjadi seolah-olah baik,
seolah-olah
peduli, dan
seolah-olah dekatdengan rakyat.
Meski
realitasnyar apa yang dilakukan sekarangini,
belum tentu pernah ia kerjakan sebelurnnya.Citra
merupakan gambaran
tentangobjek
(produk,
perusahaan, sosok/figur)di
benak
khalayakatau konsumen. Citra
merupakan"mental pictures" yang
dibenruk
akibat terpaan s#mulus (perangsang), seperti
kampanye,
iklan,
promosi
penjualan, eksibisi dan lain-lain. Citra terbenruk karenapermainan
simbol dan
asosiasi (RachmatKriyantono,
2007 :35O).Sebuah
citra
sebenarnya
bukanlahsebuah strr,rktur
yang
terisolasi,
karena setidak-tidaknya,ia
berkomunikasi dengansebu:rh
struktur yang
lain, yaitu
teks(Budiman, 2002: 1
00).
Citra
dalam kamusbahasa
Indonesia
(1990)
di
definisikansebagai berikr,rt:
1.
Rupa, gambar, dan gambaran.2.
Gambaran
yang dimiliki
orang banyak mengenaipribadi,
perusahaan,organisasi atau produk.
3.
Kesan
mental
atau
bangunan
yangdirimbulkan
oleh
kata,
frase,
ataukalimar, dan
merupakan
unsur
dasaryang khas dari karya prosa dan puisi.
Sedangkan
menurut
Dan
Nimmo
(2000:4),
citra
adalah segala sesuatu yangtelah dipelajari oleh seseorang, yang relevan dengan situasi
dan
dengantindakan
yangbisa
terjadi
di
dalamnya.Di
dalam
cirrarercakup seluruh
per.rgetahuan seseorang(kognisi),
baik
yang benar maupun
yangkeliru,
dan
semua pengharapan (konasi)yang
dimiliki
orang
tertang
apa
yang terjadijika
ia berperilaku dengan cara yangberganti-ganti
terhadap
objek
di
dalam situasi iru.Dalam
kaitannya dengan
pencirraanbakal calon presiden (Bacapres) 2014
dalan
media online, dapat
diketahui dari
ada dantidaknya
objektifitas
dan
keberpihakanmedia.
Sebab,
melalui
prodisposisinyamedia
massadapat
menggunakan bahasasimbolik
yangdipilihnya untuk
membantuproses stereotip mengenai
orang
baik
dan orangtidak baik
(buruk),
orangjujur
dan tidakjujur.
Hal
itu
bisa menimbulkan
citra
apayang
mewujudkan
personi6kasi
tentangtokoh
yang
dikagumi
atau
dibenci
secarauniversal. Objektifitas dan netralitas itu juga
6J.Y$f|,s**T:*11:,qi
Suyotlo. Pencitraan Bakal Capres. .atau yang menjadi kepentingan masyarakat.
Sebab,
sebagimana
m€nurut
DanNimmo
(2000:7),
citra
membantumemberikan
alasanyang dapat
diterima secarasubjektif
tentang
mengapa sesuatuhadir
sebagaimanatampaknya,
tentangpreferensi
politik, dan
tentang
peng-gabungan dengan orang lain.Hingga
menjelang Pilpres2014,
paraBacapres tentu akan terus meniaga citranya,
dengan harapan
ringkat
elektabilitasnyadi
mata
masyarakarpemilih
yang menjadikonstituennya
akan terus
meningkat.Disanrping
aktif
melakukan kegiaran yang bersentuhan langsung dengan masyarakatpemilih,
para
Bacapres
juga
berusaha menjagahubungan
baik
dengan berbagai lembaga terkait.Bahkan
untuk
tetap
menjaga
"citrapositifnya" kandidat
Capres
tidak
jarangmengajak
awak
media
untuk
melakukanpeliputan. Tentunya, media yang bisa diajak
kerjasarna
untuk
membangun
citra n,vadi
mata
masyarakat,
melalui
publikasidan
pemberitaan
yang positif.
Dan
bisaditebak,
alur
pemberitaan
yang
ditulis
media terhadap figur sang tokoh (Bacapres),
menggambarkan kesemarakan
acara
danpenyambutan terhadap sang
tokoh
yang luar biasa.Media
massarenru
mempunyai
citratersendiri terhadap figur bakal calon presiden
pada Pilpres
2014
ini.
Kita
juga
telahmahfum
bahwamedia
memiliki
ideologi,nilai,
dan harapan tersendiri terhadap figurbakal calon
presiden mendatang. Karenairu,
independensi media massa diharapkanmampu
mernberikan wacana
oblektif, terhadapfigur
bakal calon
presiden yang layak dipakai acuan oleh pembacanyauntuk
menentukan pilihan.
Masalahnya, tingkat ob jektifiras media massa saat
ini
tengahdiuji. Ini
tidak terlepasdari
perubahan arus media yang memasukiera "industri"
atau sering disebut
juga"pers
industrialis",
yang
menempatkanmedia
massasudah
menjadi
bagian
darilembaga
ekonomi.
Sehingga kepemilikansebagian
atau bahkan
keseluruhan sahamdari
sejumlah
perusahaanmedia
massa,bukan
lagi rncnjadi dominasi insan
persarau jurnalis
profesional,
namun
sudahberalih
ke
pelaku ekonomi,
termasukkalangan pengusaha,
politisi,
dan kelompok masyarakat lainnya.Sementara
itu,
fungsi media
massaternyata
juga bukan
sekadaralat
pencarikcuntunp;an
para
kapiralis seperri
yangrerjadi
di
Inggris
selamaperang dingin,
melainkan
sebuah organisasipolitik
yang"berfungsi"
sebagaiklub politik.
Karenaitu,
kata Weber, berbicara mengenai beritaberarti
berbicara mengenaipolitik
dalam masyarakat(JISK,
1999:73).Pendapat
ini
senada dengan apa yangdiungkap
oleh
Henri
Subiakto
[ISK,
2001:10)
bahwa,
media
massa
bukansekadar
institusi
bisnis
tempat kerja
dan mencari keuntungan,namun
media massamerupakan institusi sosial, sekaligus
politik,
yang
menyentuh alampikiran
masyarakatJ U R NAL !{8ft[[IIiI'GTOE
Volume 6, Nomor 1, Mei 2014
mendarang,
baik
dalam
proses
politik,
kehidupan sosial, atau ekonomi.
Dan
seperti halnya
media
massacetak, media online
jrga
merupakan salah satujenis
salurankomunikasi
massayang
sekaligus
merupakan
subsistemdalam
sisrem
n-rasyarakat. Sebagai fungsikontrol dalam
kehidupan
berbangsa dan bernegara,penyalur
aspirasi
masyarakar,tempat
mernbangunopini
danjuga
dapatberperan sebagai sarana propaganda
politik
dari
pemerintah, ataupun
dari
lembagamedia
itu
sendiri,
dan
bahkan
individu
penulisnya (jurnalis/redaksi), yang marnpu
memengaruhi
sikap
dan
pandangan masyarakat.rifajar
sa.jakalau
dalarn
pemberitaanmedia online
tidak
selunrh
bakal
calonpresiden mendapat
porsi
liputan/
pemberitaan yang sepadan, baik isi (konten)
nya,
maupun frekuensi
pemberiraannya.Ada Bacapres yang setiap akri6tasnya
diliput
media,
bahkan
cenderung
berlebihan.Namun
adapula
Bacapres yangtidak
serta merta mendapatliputan
media, meski telahmelakukan
berbagai kegiatanyang
positif
dan memenuhi hajat
hidup
masyarakat.Karena memang tidak ada media massa
-
termasuk media online danjuga
pribadipara
wartawan)
editor
atau
redakturnya, sertajajaran
redaksi
lainnya yang
benar-benar
bebasdan
objektif.
Salah
satunya adalah fenomenaJoko
\Widodo
atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jokowi. SosokGubernur
DKI
Jakartaini,
tiba-tiba menjadi pusat perhatian masyarakat, setelah namanyahampir
setiap saat menghiasi media massa,cetak dan elektronik di Tanah
Air.
Dan
yang
lebih
mencengangkan,rernyata selama
beberapa
bulanterakhir,
hampir seluruh
lembaga
survei menempatkanJokowi
sebagaifigur
bakal capres2014
dengan
tingkat
elektabilitas palingtinggi.
MeskiJokowi
terus menolak pencapresandirinya,
dengan alasaningin
berkonsentrasi mengatasi persoalan Jakarta, namun semakin menolak, ternyata semakin
besar dukungan masyarakat dan juga media kepada mantan walikota Solo tersebut.
Terbukti
selamaenam
bulan
terakhirflanuari-Juli
2013),
pemberitaan terkait
dengan 6gur bakal calon presiden (Bacapres)
20 i 4 nrelalui media onlineTrrbunnews.com
dan juga
Detiknews.com,juga
meningkat pesar.Untuk
media Tribunnews.com saja,pemberitaan
terkait
denganfigur
Bacapres2014,
selama
periode
Januari-Juli
2013 berjumlah 541 berita.Dan
darijumlah itu,
ternyata porsi pemberitaan tentang Jokowimencapai 156
kali, jauh
lebih
banyak dari 6gur bakal calon presiden lainnya.Sementara,
media Detik.com,
jauhlebih
banyak lagi. Pada periode yang sama,Detik.com
telah memberitakan sekitar 619kali
terkait denganfigur
bakal capres 2014,dan
dari jumlah
itu
berita terkait
dengan sosokJokowi hampir
separuhdari jumlah
berita yang rermuat,
yakni
mencapai 229 berita.Dari
hasil analisis terhadap teks beritapada kedua media online yang telah
diteliti,
banyak ditemukan berita yang
struktur
J U R NAL !{$ffi III,{!HAT{i$
Volume 6. Nomor 1, Mei 2014
kara dan kalimat pada teks berita
yangditulis
di
kedua media tersebut,
selainmakna
detonasijuga
mengandung maknakonorasi (latent) .
Kondisi
ini
memberi
gambaran bahwa bahasa/teks berita yangditulis
olehwartawan
sebagiantingkat
objektifitasnyacukup
rendah.
Artinya
dalam
menulis berita wartawan terkadang sulit melepaskansublektifitas
dirinya, yang
ditunjukkan
dengan .interpretasi yang berbeda dari fakta
yang sebenarnya.
Media
massa,terutama
media online, karena sifatnyayang
lebih
mengandalkankecepatan (mengejar aktualitas),
makasering
isi
berita hanya bersifat selintas danhanya mencakup
kulit
luarnya saja, sehinggatingkat
kedalamaninformasi
sangar jauh apabiladibandingkan
denganmedia
lain, khusunya media cerak.Media
online
juga
mempunyai
ke-cenderungan
untuk
memberitakan
arau menulis berita hanya berdasar satu sumberberita saja. Sehingga beritayang
diulis
sering tidak lengkap dan kurang\erimbang
(couerboth side) dengan melibatkan dua atau lebih
sumber berita dalam satu naskah berita.
Alibatnya,
berita yang
ditulis
olehmedia
online
cenderung
mengikuti
alur inFormasi sumber berita yang diwawancari.Apabila
sumberberita yang
diwawancaraiwar
tawan
adalah mereka
yang
terkaitdengan kelompok
atau faksi
dari
isue(tema) yang diangkat, maka bisa dipastikan
beritanya
akan
positif
(mendukung/membela
isueltema).
Sebaliknya,
kalausumbernya
diambilkan dari
mereka yangberlawanan atau berseberangan dengan isue
(tema) maka
pemberitaannya cenderungberekspektasi negatif.
Karena
itu,
dari
hasil
analisis
danpengujian hipotesis, terdapat
hubunganantara pencitraan
bakal calon
presiden(Bacapres) pada pemilihan presiden (Pilpres)
2014
dan
keberpihakan
nredia
massa,khususnya
media online
(Tiibunnews.com dan Detik.com) melalui
teks
beritayang
ditulisnya,
terhadap salahsatu
ataubeberapa bakal Capres
dan
menolak
atau tidak mendukung bakal Capres lainnya.Media
onlineTiibunnews.com,
secaraterang-tarangan
memberi dukungan
dankeberpihakan kepada
Jokowi untuk
majusebagai
bakal
capres.Meski,
sejauh
ini
belum
ada
pernyataan langsung maupunddak
langsung,terkait
dengan
kesediaanJokowi
menjadi
bakal
capresr
namunopini
yangdibentuk
oleh media ke tengahmasyarakat
cukup
besar.Dari
712
berita yang ditayangkanTlibunnews.com
selama enambulan terakhir,
sebanyak156
beritaberdasarkan
analisis
teks
wacananyarmemberi
dukungan
dan
keberpihakan kepada Jokowi.Bahkan,
rnedia
telah
menggiringKetua
umum
PDI
Perjuangan, MegawatiSoekarnoputri
sebagaipihak yang
Punyakewenangan
untuk
memberi
rekomendasiterhadap bakal calon presidenyangakan maju
dalam
Pilpres,
untuk
merekomendasikanJokowi
sebagaiCapres
dari PDIP
Hal
J U RNAL I{{IIIEII$EIilfiTIiH
Volume 6, Nomor 1, Mei 20'14
Secara
terperinci,
jumlah
berita
padabulan
Januari
2011,
sebanyak53
6erira.Berturut-turut pada
bulan
Februari
58 berita,Maret
meningkat menjadi 76berita,
dan
April
sebanyak 89 berita.Namun
pada bulan Mei 2013,jumlah
pemberitaanturun
hingga hanya 42 berita.
Namun
pada bulanJuni
2013, jumlah berita terkait
denganfigur
Bacapres2014, kembali
naik
hingga mencapai 103berita dan
puncaknya pada bulanJuli
2013, mencapai 291 berita.Dari
segi
konten atau isinya,
beritaterkait
dengan
topik
bakal
Capres2014,
terdiri
atas berita yang menyangkut partaipolitik
dan
pendapat para pengamat, sertaberita
yang
berisi
dukungan
maupunpenolakan
terhadap
figur
bakal
calonpresiden
2014.
Sumber
berita
tersebutsebagian
besar
berasal
dari
lembagasurvei,
baik
menyangkut
hasil
surveimaupun
statemen
atau
Pernyataan Parapenelitinya
disamping,
pernyataan
paratokoh
masyarakat,pimpinan
partaipolitik,
lembaga masyarakat, pengamat dan praktisi
akademik, dan sumber berita lainnya.
Untuk figur
bakal calon
Presiden 2014, yang men.ladi sasaran pemberitaandi
media online, khususuya pada Tribunnews.
com,
menampilkan 40
nama bakal calonpresiden
dengan
541
kali
pemberitaan.Dari
jumlah berita
tersebut, pemberitaanterkait
dengan sosok
dan
aktifitas
JokoVidodo
(Jokowi) yang
saatini
menjabatGubernur
DKI,
ternyata
paling
banyak.Mantan'Wali Kota
Solo yang
juga
kaderPDiP
ini
mendapat perhatian media hingga156 kali.
Berikutnya,
Prabowo Subiyanto51 kali,
lViranto
43kali, Machfud
MD
42 kali, dan Aburizal Bakrie 37 kali.Sementara, pemberitaan terkait dengan
6gur bakal
Capresmelalui
media Detik.
com,
selamaperiode
I
Januari-
31
Juli
2013, terdapat sekitar 806 kali pemberitaan.
Dari jumlah
itu,
sekitar
619
berita
yangditayangkan
Detik.corn,
selama
enambulan,
berkaitan dengan pencitraan
danaktifitas
sedikitnya35
nama' bakal Capres 2014. Selebihnya, berita tentang pernyataandan kebi.lakan partai
politik
peserta pemilu legislatif 2014.Adapun,
figur
bakal calon
presiden yang menjadiobjek
pemberitaandi
mediaDetik.com,
selama periode tersebut, antara lain sosok GubernurDKI
Jakarta yang juga kaderPDI
Perjuangan, yakni Joko \il.idodo. Pria yang akrab disapaJokowi
ini,
hampir
mendominasi pemberitaan dengan tampil
di
media sebanyak229
6erita. Selebihnya,Ketrn
Dewan
Pembina
Partai
Gerindra,Prabowo Subiyanto dengan 49 berita, Ketua
Partai Hanura,
\Tiranto
berada
diposisi ketiga dengan42
berita, dan Ketua
PartaiGolkar, Aburizal
Bakrie atau akrab disapaIcal
yang
kini
merubah
julukan
menjadi ARB, dengan 40 kali pembeliraan.Selanjutnya,
Ketua
Umum
PDI
Perjuangan, Megawati Sockarnoputri
men-dapat
porsi
pemberitaan sebanyak36
kali, disusul oleh sosok si Raja Dangdut, RhomaIrama dengan 32
kali
pemberitaan. MantanKetua
MK,
Machfud
MD.,
diberitakan sebanyak30 kali, Gita
Wirjawan
25
kali,Mantan
PanglimaPramono
Edy
$?ibowoJ U RNAL i((iHI{'iilli$Tfi II volume 6. Nomor l. Mei 2014
pemberiraan. B€rturut-turut, mantan\trapres
Jusuf
Kalla dan
KetuaPAN,
Hatta
Rajasa,masing-masing
diberitakan
sebanyak
i 2kali, sedang Dahlan iskan I 1 kali dan Surya
Paloh,
10 kali. Untuk 6gur
bakal
Capreslainnya
yangtidak didukung
media, porsipemberitaannya tara-rata di bawah 10 kali.
Dari
sampel berjumlah 54berirr
yangditeliti
melalui
analisis rvacanaVan Dijk,
(lihat Thbel
t),
maka diketemukan
32berita,
rnasing-nrasing2l
berita
dimuat
di
media Tribunnews.com
dan
11
beritaSimpulan
Berdasarkan pembahasan
terhadapteks wacana
berita
Tiibunnews.com
danDetikNews.com
yang
berhasil
dikumpul-kan,
terutama
dikaitkan
dengan
temapenelitian
yakni,
Pencitraan
BakalCapres
2014, maka melalui
pengamatanterhadap
semantik
bahasa
yang
terdiri
elemen
lataq
detil,
maksud, praanggapan,dan
nominalisasi,
serta mengacu
padateori
komunikasi
terkait, dapat
ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Dari
hasil
analisis
dan
pengujianhipotesis, terdapat hubungan
antara pencitraan bakal calon presiden (Bacapres)pada pemilihan
presiden
(Pilpres)
2014 dan keberpihakan media massa, khususnyapada
DetikNews.com, bermuatan
positif
dan
menunjukkan
keberpihakan keduanyaterhadap upaya
PencitraanJoko
$?idodo(Jokowi).
Sedangkan,
15
berita
lainnya(4
berita
pada Tiibunnews.com
dan
II
berita pada
DetikNews.com)
memilih
menampilkan
fakta
berita yang
bersifatnetral
dan
tidak
berpihak.
Sementara, 7 buah berita masing-masing (2 beritadimuat
Tiibunnews,com,
dan
5
berita
di
Detik.
com) yang memuat pesan negatif terhadap
figur bakal Capres yang diunggulkan.
ntedia online (Tiibunnews.com dan
Detik.
com) melalui
teks berita yang
ditulisnya,terhadap
salahsatu atau
beberapa bakal Capres dan menolak atau tidak mendukungbakal Capres lainnya.
Kedua
media online
yang
diteliti,
secara terang-tarangan memberi dukungan
dan
keberpihakan
kepadaJokowi untuk
maju sebagai bakal capres. Meski, sejauhini
belum
ada
pernyataan langsung maupunridak
langsung,terkair
dengan
kesediaanJokowi
menjadi
bakal
capres,
namunopini
yangdibentuk
oleh media ke tengahmasyarakat cukup besar.
Setelah
melakukan
pengamatanter-hadap teks berira
pada
Tiibunnews.comdan DerikNews.com,
terkait
dengan tema: Thbel:I
Nama Media
Jumlah Berita
Positif Netral Negatif
Berita Berita % Berita
Tribunnews.com 'r1 2t 77,75
.h
4 14,85)
7,40 o/oDetikNews.com 1l 40,75
ll
40,75 J 18,50J U R NAL i{llfiII!I{[HAT{IB
Volume 6, Nomor 1, Mei2014
Pencitraan Bakal Capres 2014 dalam media
on line, yang cenderung berekspektasi positi f,
peneliti
mencoba
untuk
menyampaikansaran dan pendapat:
1.
Media
massa,terutama
media
onlinemempunyai
kecenderr.rngan
untuk
memberitakan (menulis
berita)
hanyaberdasar
satu
sumber
berita
saja.Sangat
jarang wartawan
media
online menurunkan sebuah berita yang lengkapdan berimbang, (couer both side) dengan melibatkan dua atau lebih sumber berita
dalam satu
naskah berita.
Akibatnya, berita yangdirulis
wartawan cenderungmengikuti
alur informasi sumber berita yang diwawancari ataudiinterview
2.
Kelompok
penguasa,partai
besar atau partai berpengaruh, dan kekuatan modal/kapital
lainnya mempunyai kesempatanuntuk
mendiktekan
isue-isue
daninformasi kepada wartawan untuk ditulis
menjadi bahan berira.
Dampaknya, banyak kelompok kecil, atau partai kecil,serta
kelompok
lain
yang pengaruhnyakecil
di
masyarakat,
sedikit
sekalimendapat porsi
pemberitaan
di
mediamassa,
meski
mereka
tampil
denganprestasi atau kinerja yang bagus. Mereka
baru diberitakan setelah terlibat persoalan
atau tertimpa
isu
negatif yang
tidak menguntungkandiri
dan lembaganya.3.
Kepada
masyarakatpenikmat
media,disarankan
untuk
pandai
mencernasetiap informasi yang disajikan
olehmedia
rrrassa, khususnyamedh
online.Terutama inlormasi
yang
scringdirampilkan
hanya
"sepotong"
ataukurang
lengkap, apalagiisi
berita
atauinformasinya mendiskreditkan
pihak
tertentu, kelompok
atau
golongan,tanpa
ada
perimbangan
/konfirmasi
dari
pihak-pihak
yang terkait
denganpemberitaan tersebut. Hal
ini
tentu akan merugikan para pembaca dan pihak lainyang diberitakan.
Daftar
Pustaka
Ardianto,
Elvinaro.
2010.
Metodologi Penelitian untuhPublic
R e I a t i o n s ,Kuantitatif dan
Kualitatif
Bandung. Simbiosa Rekarama Media.Baran,
StanleyJ.
dan Dennis
K.
Davis.2010.
Tlori Komunihasi Massa: Dasar, Pergokhan, dan Masa Depan. Jakarta:Penerbit Salemba Humanika.
Djuraid,
Husnun
N.
2009.
Panduan Menulis Berita. Malang:UMM
Press.Effendy,
Onong
Uchjana.
2009.
Ilmu
Komunihasi:
Tbori
dan
Prahteh.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Eriyanto.
2005. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Tbhs Media. Yogyakarta: L k i SPelangi Alsara.
Khotimah,
Eml
2O04.
Analisis
lYacanaIdzohgi Thndingan: tVacana Tbrorisme
da lam Me d i a-An alis is
Krit
is Pem b e ritaa nAbn Babar Ba'asyix Jakara:
Ditjen
Dikti.
Kriyantono, Rachmat. 2007 . Tehnih Praktis:
Riset Komunihasi.
Jakarta;
Kencana Prenada Media Grup.Lubis,
A.
Hamid
Hasan.
1993.
Analis;s