• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memberantas Perbudakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Memberantas Perbudakan"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

43

SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 96 | 16 - 31 JANUARI 2011

K A L A M

P

ERBUDAKAN telah dikenal dunia jauh sebelum Nabi Muhammad saw diutus Allah sebagai pembawa dan penyampai risalah Islam. Ketika itu perbudakan telah tersebar dan mengakar di masyarakat seluruh dunia. Perbudakan hakikatnya adalah perampasan kebebasan hidup seseorang atau sekelompok orang atau mengesploitasi diri mereka untuk bekerja guna kepentingan seseorang atau sekelompok orang lain.

Banyak hal yang menyebabkan perbudakan terjadi, misal, pe-rang. Dalam perang tentu kesudahannya ada pihak yang menang dan ada pula yang kalah. Pihak yang kalah biasanya ada yang ditahan dan mereka menjadi tawanan perang dari pihak yang me-nang. Bahkan negeri yang kalah itu ditaklukkan menjadi negeri jajahan dan si penakluk menjadi penjajah yang memperbudak para penduduk negeri jajahannya. Bisa pula perbudakan terjadi karena seseorang terlalu banyak hutang kepada seseorang dan ia tidak mampu membayar hutangnya. Lalu ia menyerahkan dirinya menjadi budak sebagai pengganti pembayaran hutangnya. Karena kemis-kinan juga orang dapat menjual diri dan atau anaknya yang dilakukan karena terpaksa. Di samping ada juga anak-anak dan wanita yang dicuri oleh orang-orang tidak bertanggungjawab dan selanjutnya mereka diperdagangkan. Kala itu, perdagangan budak telah berakar dalam masyarakat.

Budak atau hamba sahaya adalah orang yang berada dalam tawanan musuh yang penawannya dapat berbuat semaunya ke-padanya, atau orang yang bernasib bagaikan benda yang diper-jualbelikan. Ia tidak dapat menentukan apa yang hendak dilakukan, sebab ia telah dikuasai oleh orang lain. Kedudukannya hanyalah berkisar seperti alat yang bisa beralih berpindah tangan terserah pemiliknya. Bahkan posisinya lebih rendah dan hina daripada bi-natang. Ia di zamannya menjadi orang yang terbelenggu, kehilangan kebebasan atau kemerdekaannya untuk bergerak. Karena ia telah menjadi milik orang lain yang bebas mengeksploitasi untuk kepen-tingan dirinya. Itulah diri yang telah kehilangan kebebasan, maka hidupnya terasa pahit dan menyakitkan. Peraturan yang diberla-kukan kepadanya sangat keras, kejam, dan tanpa perikemanusiaan. Tak ada jalan baginya untuk melepaskan diri dari perbudakan.

Islam yang ajarannya berdasar tauhid dan cinta kasih sayang tidak menyukai perbudakan. Islam sangat jelas datang membawa pencerahan di samping mencegah dan memberantas perbudakan. Islam juga membebaskan manusia dari perbudakan atau melepaskan mereka dari segala hal yang membelenggu. Tidak membiarkan mereka mendapat perlakuan keji dan hina serta sewenang-wenang.. Selain itu, mengembalikan kemerdekaan mereka sehingga memperoleh kebebasan bergerak menjadi maksud utama kedatangan Islam. Dan sebagai rahmatan lil ‘alamin, Islam menjadi pintu yang luas bagi jalan penghapusan perbudakan di dunia dan meninggikan derajat manusia.

Dalam memberantas dan menghapus perbudakan, Islam telah

melakukannya sejak awal kedatangannya. Ketika Nabi Muhammad saw masih berada di Makkah, beliau memberi contoh memerde-kakan budak yang kemudian diikuti oleh para sahabatnya yang memiliki kekayaan. Beliau memerdekaan Zaid bin Haritsah dari per-budakan. Lebih dari itu, beliau bahkan menjadikannya sebagai anak angkat dan mengawinkannya dengan Zainab binti Jahsy, anak pe-rempuan dari paman beliau. Meskipun perkawinannya tidak ber-langsung lama. Tetapi perkawinannya itu mempunyai arti istimewa. Karena perbudakan telah menjadi tradisi yang sudah melekat kuat di masyarakat, khususnya di Arab ketika zaman jahiliyah, maka Nabi Muhammad saw tidak menempuh jalan drastis dalam mem-berantas dan menghapus perbudakan. Beliau melakukannya secara bertahap untuk mengurangi perlawanan Beliau menanamkan ajaran persamaan, mempersempit ruang lingkup perbudakan, dan siapa yang memerdekaan budak adalah berakhlak baik. Memerdekakan atau melepaskan budak dari perbudakan, sebagaimana disebutkan dalam Q.s. Al-Balad [90]: 12 – 13, adalah jalan mendaki lagi sukar. Jalan mendaki itu tiada lain adalah jalan kebaikan. Dalam rangka itu siapa yang membeli budak untuk dimerdekakan jelas sangat me-nolong. Islam juga mengajarkan sebagian zakat yang dikumpulkan digunakan untuk membebaskan budak (Q.s. At-Taubah [9] : 60). Bahkan Islam menetapkan kewajiban memerdekakan budak sebagai tebusan dosa dan pelanggaran-pelanggaran tertentu, misal, dosa pembunuhan tanpa sengaja (Q.s. An-Nisaa’ [4] : 92) dan sumpah palsu (Q.s. Al-Baqarah [2] : 225), . Bagi siapa yang masih memiliki budak dan belum memerdekakannya, Islam memerintahkan dan mendorongnya untuk memperlakukan mereka dengan baik (Q.s. An-Nisaa’ [4]: 36). Di samping itu memberi kesempatan kepada mereka untuk menebus diri dengan pembayaran secara berangsur. Kita secara jujur harus mengakui bahwa perbudakan hingga sekarang belum benar-benar hilang dari muka bumi. Bentuk dan coraknya saja yang berbeda sesuai dengan zamannya, tetapi ha-kikatnya tetap perbudakan. Perang masih bisa terjadi sewaktu-waktu. Apalagi kalau yang terjadi antara negara adidaya terhadap negara kecil. Karena menggunakan senjata modern, maka akibat yang ditimbulkannya lebih dahsyat daripada perang tempo dulu. Pen-jajahan yang hakikatnya perbudakan terhadap bangsa dan lebih berbahaya bagi kemanusiaan juga belum lenyap sama sekali. Kini disusul penjajahan dalam bentuk baru, misal, penjajahan ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat. Perbudakan dapat pula oleh institusi dan orang per orang. Banyak tenaga kerja yang diikat kontrak dengan satu pengusaha kemudian ia dapat membatalkan kontraknya secara sepihak. Tentu itu merugikan para tenaga kerja. Belum lagi perbudakan dalam berbagai bentuk dan corak kekerasan, penganiayaan, kekejaman, dan lain sebagainya yang dilakukan oleh orang yang punya posisi terhadap kaum lemah tak berdaya. Kita harus tetap waspada dan memiliki komitmen memberantas perbudakan, baik perbudakan gaya lama maupun baru.l

M MUCHLAS ABROR

Memberantas Perbudakan

De

m

o (Vi

si

t ht

tp:

//www.pdfspl

itm

erge

r.c

om

Referensi

Dokumen terkait

Selain kedua unsur itu, ada satu lagi unsur lain yang sangat mendukung akan terciptanya keluarga sakinah melalui telaahan terhadap perilaku dan konsep jamaah tablig. Unsur ter-

Dengan beberapa pengujian statistik Spatial Autocorrelation menghasilkan bahwa tidak terdapat dependensi spasial terhadap angka IPM pada tahun 2012 antar kabupaten/kota

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai aset tetap diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa aset tetap merupakan aset yang memiliki wujud/bentuk fisik, mempunyai

kondisi eksisting (tahun 2015) di Zona 11 Kota Jember dengan program Epanet 2.0, bagaimana hasil evaluasi peren- canaan sistem jaringan distribusi air bersih PDAM Kota

Hasil penelitian ini adalah (1) pemahaman guru terhadap strategi pembelajaran menulis puisi sudah baik karena guru sudah memahami teori dan pelaksanaan strategi pembelajaran;

Pada pertanyaan nomor 16 yang menanyakan apabila responden memiliki seorang anak perempuan yang masih lajang dan sudah bekerja akan bekerja di luar kota

Berdasarkan Tabel 2 hasil uji hipotesis antara kemampuan berpikir kreatif terhadap kemampuan mengelola lingkungan hidup menunjukkan bahwa adanya pengaruh secara tidak langsung

Dalam bahasan ini akan terlihat bagaimana minat yang besar dalam diri Goldziher atas kajian sunnah Nabi Muhammad dengan berbagai tuduhan dan kritikan yang tidak pernah terdengar