• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA FRUSTRASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SUPPORTER SEPAK BOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA FRUSTRASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA SUPPORTER SEPAK BOLA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sering kali kita dengar dan hal ini mungkin sudah merupakan berita harian. Saat ini beberapa televisi bahkan membuat program-program khusus yang menyiarkan berita-berita tentang aksi kekerasan. Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi di mana saja, seperti di jalan-jalan, di sekolah, bahkan di komplek-komplek perumahan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul, meninju, dll), dan kekerasan yang sering terjadi sekarang ini adalah kekerasan pada supporter sepak bola.

Sepak bola merupakan jenis olah raga rakyat, setiap orang gemar terhadap olah raga ini, tidak dibutuhkan biaya besar untuk perlengkapannya, cukup tersedia bola lapangan maka permainan ini sudah bisa dimainkan oleh siapa saja dan kapan saja. Dalam olah raga sepak bola, prakteknya terdiri dari beberapa komponen sebagai sebuah sistem yang saling mendukung tercapainya sebuah tujuan permainan. Komponen ini ditata, sedemikian rupa agar satu sama lain berfungsi sebagaimana mestinya.. Komponen yang dimaksud adalah pemain sebagai pelaku utama dalam pertandingan, pelatih, manajemen tim, wasit, penyelengara pertandingan, pengurus institusi oraganisasi sepak bola, dan tidak ketinggalan komunitas supporter. Sebagai suatu sistem, masing-masing saling terkait dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain, terutama dalam memerankan fungsinya sehingga tercipta satu aktifitas olahraga yang dicita-citakan.

(2)

2

Salah satu manifestasi dari fanatisme terbukti dengan sering terjadinya konflik antar supporter sepak bola. Seolah-olah klub sepak bola yang didukung adalah klub terbaik dan harus menang, jika kalah maka dapat menjadi stimulus munculnya amarah. Jika seperti itu, sering kali yang menjadi sasaran pelampiasan amarah adalah supporter lawan, bahkan mengarah pada kerusuhan di luar stadion sampai ke tempat-tempat umum yang ikut menjadi pelampiasan amarah para supporter. Tidak sedikit supporter di Indonesia yang masih mengedepankan sisi fanatisme dibandingkan iklim sportivitas, kompetitif, dan menghargai satu sama lain dalam mendukung timnya saat pertandingan berlangsung.

Dalam skripsi ini, satu elemen yang menarik untuk dikaji adalah supporter, dimana salah satu fungsi darinya adalah mendorong semangat juang pemain yang sedang berlaga, yang menarik dari fenomena supporter belakangan ini, adalah adanya kecenderungan pergeseran fungsi supporter, yaitu dari sebelumnya sebagai pihak penyemangat atau pemberi dukungan sekarang motivasi supporter bergeser menjadi sarana hiburan, hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya orang gemar nonton pertandingan sepak bola hanya dilandasi oleh keinginan menyaksikan para suporternya bereaksi di dalam stadion. Hal ini patut disadari, karena saat ini sudah membudaya dikalangan supporter, dalam mendemonstrasikan dukungan terhadap tim yang sedang bertanding, dengan bernyayi-nyayi dan juga sambil menari-nari. Sepak bola memiliki kaitan yang erat dengan supporter, setiap klub sepak bola memiliki kelompok pendukung tertentu, bahkan kelompok pendukung tersebut mempunyai nama-nama tertentu untuk menunjukan identitas mereka, seperti contohnya “ The Kop” kelompok supporter Liverpool FC dari Inggris, “Juventimi’ kelompok supporter Juventus FC dari Itali. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa kelompok supporter seperti The Jakmania (Persija), Bonekmania (Surabaya), Persikmania (kediri), Aremania (Malang) dan banyak lagi yang lainnya.

(3)

3

Tetapi ketika masuk ke stadion dan menjadi tidak terkontrol mendapat stimulus konflik maka memiliki sifat kerumunan. Pada awalnya supporter sepak bola memiliki kesadaran individu, tetapi pada saat masuk ke stadion bisa mengalami kehilangan identitas pribadi dan kelompoknya. Salah satu penyebabnya adalah adanya stimulus konflik yang menyebabkan supporter tidak terkontrol dan kehilangan identitasnya tersebut. Pada kondisi semacam ini suporter masuk pada karakteristik kerumunan.

Lewin berpendapat bahwa kerumunan termasuk kedalam bentuk massa konkrit yaitu massa yang dinamis, emosional, memiliki sikap jelas dan adanya kesatuan sikap (Wuryo & Sjaifullah, 1983). Menurut Santoso (2010) massa adalah kumpulan individu yang bersifat sementara, kurang terorganisir, diikat oleh emosi atau perasaan yang sama dan cenderung berbuat kegilaan.

Dewasa ini banyak kasus-kasus kekerasan yang dilakukan oleh para supporter sepak bola seperti berdasarkan hasil penelusuran di berbagai media massa, tercatat beberapa kasus kekerasan supporter yang melibatkan Aremania, seperti yang tertulis dalam www.inilah.com (2009) yaitu ketika pertandingan antara Persisam Samarinda melawan Arema Malang di Stadion utama Samarinda saat itu Persisam tertinggal 0-1 lewat gol Roman Camelo 10 menit jelang pertandingan usai. Mereka spontan meluapkan kemarahan kepada Aremania setelah Persisam ternyata kalah 1-0 dengan Arema, akibatnya, puluhan Pusamania mendatangi Aremania Borneo usai pertandingan. Beruntung polisi dari Poltabes Samarinda berhasil mengamankan keadaan. Namun Pusamania tidak berhenti sampai di situ. Mereka melemparkan batu dan botol minuman kepada puluhan supporter Aremania yang melintasi jalan.

(4)

4

para supporter diatas dikarenakan mereka tidak bisa menerima kekalahan yang dialami oleh tim kesebelasan mereka.

Kasus paling hangat terjadi ketika sejumlah oknum supporter Bonek (julukan untuk supporter Persebaya) melakukan pengeroyokan terhadap salah seorang anggota LA-Mania (julukan untuk supporter Persela Lamongan) akhir januari 2011 silam. Dalam insiden ini dua orang supporter Persela menjadi korban, mereka ditemukan tewas didua tempat yang berbeda. Setelah kasus tersebut, supporter Persela marah dan melempari kereta api yang lewat didaerah lamongan karena diduga membawa rombongan supporter Persebaya www.antarajatim.com (2011). Banyak kasus dan konflik yang terjadi antara sesama supporter, dan kekalahan tim kesayangan mereka sering menjadi pemicu utama terjadinya kekerasan. Setiap tim dan supporter pasti mempunyai impian untuk berjaya dan mampu menjadi jawara namun tidak selamanya jalan itu mulus karena kekalahan tim sepak bola dan buruknya permainan tim menjadi faktor yang membuat supporter kesal. Dua peran antara supporter dan tim itu saling menguntungkan,tim membutuhkan semangat dukungan sedangkan supporter butuh kemenangan.

Sarason (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2001) menyebutkan bahwa agresi dapat diartikan sebagai suatu serangan yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap organisme lain, obyek lain atau bahkan pada dirinya sendiri.

Menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) agresi didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh atau menghukum orang lain.

Sedangkan Baron (dalam Koeswara, 1988) menyatakan bahwa agresi adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut dan yang dimaksud perilaku agresi ini adalah suatu bentuk perilaku yang memang disengaja untuk melukai ataupun mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya perilaku tersebut.

(5)

5

kesayangan mereka kalah. Mereka akan sangat senang jika tim mereka menang namun bisa sangat marah jika yang terjadi sebaliknya. Dan salah satu sumber dari perilaku agresi adalah frustrasi.

Cofer (dalam Santoso, 2010) menyatakan bahwa frustrasi berarti pencapaian tujuan yang diinginkan dihalangi.ini berarti bahwa individu mempunyai suatu tujuan dan yang bersangkutan berusaha mencapainya. Dengan adanya berbagai sebab, tujuan tersebut gagal untuk dicapainnya.

Menurut Geen (1998) frustrasi berasal dari terhambatnya atau dicegahnya upaya mencapai tujuan. Ketika seseorang ingin pergi ke suatu tempat, melakukan suatu tindakan, atau mendapatkan sesuatu tetapi dicegah atau terhambat untuk mencapai maksudnya itu, orang itu besar kemungkina akan merasa frustrasi. Frustrasi ini kemudian melahirkan agresi, mungkin karena agresi bisa meringankan emosi negatif.

Dorongan perasaan tertekan yang kuat bisa saja memunculkan bentuk perilaku agresi, karena hal ini juga diungkapkan oleh teori dorongan yang dipelopori oleh Dollard & Miller (dalam Hall & Lindzey, 1998) berasumsi bahwa agresif merupakan dorongan yang disebabkan oleh perasaan frustrasi. Dalam pandangan hipotesis frustrasi agresi, frustrasi mengakibatkan terangsangnya suatu dorongan yang tujuan utamanya adalah menyakiti beberapa orang atau objek terutama yang dipersepsikan sebagai penyebab frustrasi (Berkowitz, 1989).

Menurut Berkowitz (1969), frustrasi bisa mengarahkan individu kepada bertindak agresi karena frustrasi itu bagi individu merupakan situasi yang tidak menyenangkan dan dia ingin mengatasi atau menghindarinya dengan berbagai cara, termasuk cara agresi. Pandangan bahwa agresi muncul terutama dari suatu dorongan (drive) yang ditimbulkan oleh faktor-faktor eksternal untuk menyakiti orang lain. Pendekatan ini direfleksikan dalam berbagai teori dorongan (drive theories) atas agresi. Teori-teori ini mengemukakan bahwa kondisi-kondisi eksternal terutama frustrasi membangkitkan motif yang kuat untuk menyakiti orang lain. Dorongan agresif ini selanjutnya, menimbulkan agresi.

(6)

6

bentuk tertentu dari agresi, dan (2) agresi selalu muncul dari frustrasi. Singkatnya, teori ini memandang bahwa orang yang frustrasi selalu terlibat dalam suatu tipe agresi dan semua tindakan agresi, sebaliknya, berasal dari frustrasi.

Pada penelitian Hikmawan (2003) yang meneliti tentang pengaruh frustrasi terhadap agresifitas pemuda. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan adanya pengaruh yang sangat signifikan antara frustrasi terhadap agresifitas pemuda. Dimana semakin tinggi frustasi maka agresifitas juga semakin tinggi begitupun sebaliknya. Frustasi ini memberikan pengaruh sebesar 43,1 % terhadap perilaku agresi.

Oleh karena itu banyak kasus-kasus kekerasan yang dilakukan oleh para supporter sepak bola seperti menerobos masuk ke lapangan pertandingan untuk memukuli pemain dan pelatih lawan, merusak papan sponsor, melakukan pelemparan botol dan batu atau benda lainnya kepada para pemain lawan, hal ini dikarenakan mereka dilanda perasaan frustrasi berkelanjutan karena apa yang mereka harapkan dan apa yang mereka inginkan yaitu mereka berharap bahwa tim sepak bolanya akan menang dan tim sepak bola mereka adalah yang terkuat namun ketika hal itu berbeda dengan kenyataan yaitu tim sepak bola kesayangan mereka ternyata harus kalah melawan tim lawan. Perasaan frustrasi inilah yang menimbulkan reaksi negatif para supporter sepak bola diatas sehingga menimbulakan perilaku agresi.

Melihat berbagai fenomena kekerasan agresi yang kerap dilakukan oleh supporter sepak bola peneliti tertarik untuk menelaah secara lebih mendalam untuk mengangkat penelitian dengan judul hubungan antara frustrasi dengan perilaku agresi pada supporter sepakbola.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara frustrasi dengan perilaku agresi pada supporter sepak bola.

C. Tujuan Penelitian

(7)

7

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial.

2. Secara Praktis

(8)

HUBUNGAN ANTARA FRUSTRASI DENGAN PERILAKU

AGRESI PADA SUPPORTER SEPAK BOLA

SKRIPSI

Oleh :

Mariani Octaviana

07810097

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(9)

ii

HUBUNGAN ANTARA FRUSTRASI DENGAN PERILAKU

AGRESI PADA SUPPORTER SEPAK BOLA

SKRIPSI

Diajukan pada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu

persyaratan memperoleh gelar sarjana Psikologi

Oleh :

Mariani Octaviana

07810097

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(10)
(11)
(12)
(13)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat, Hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Berbulan-bulan menyusun skripsi ini banyak membawa kenangan baik suka

maupun duka bagi penulis. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak

mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab

itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1.

Ibu Dra. Cahyaning S, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang

2.

Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3.

Bapak Salis Yuniardi, S.Psi, M.Psi selaku dosen wali yang telah memberikan

dukungan dan arahan pada penulis.

4.

Seluruh dosen di Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmunya

kepada penulis.

5.

Ayah penulis Djunaib Barmawi dan ibunda penulis Sumiati Lapassi yang tak

pernah lelah mendoakan anaknya ini dan tak henti-hentinya memberikan

motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6.

Adik-adik penulis, Keshia Barmawi, Rianda Barmawi, angelvy octaviana

Alexander, Yosovira joice Alexander dan juga adik sepupu penulis yaitu Yulfani

Barmawi, Fahria Barmawi, Reza Barmawi Dan Prety sinta barmawi yang selalu

memberikan dukungan agar skripsi ini dapat segera selesai.

7.

Sahabat-

sahabat terbaik penulis, “GPRS

family

” yang tak henti

-hentinya

memberi dukungan dan membantu penulis hingga selesainya skripsi ini, yaitu :

(14)

vii

8.

Teman-

teman kelas B angkatan 2007 seperti Panca, Dyah, Febbri, I’in, Dian,

Ririf, Firdyan, Romo, Ade, naila, amik dan semua yang tidak bisa disebutkan

satu persatu.

9.

Teman-teman kos penulis yang selalu memberi dukungan pada penulis yaitu

Amelia Sangsaka Putra, Te Kiki, Ratna, Mbak Dian, Mbak Nita, Mbak Eka,

Mbak Rubby, Mbak Betti dan Mbak Reta.

10.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai penutup, penulis menyadari bahwa tugas akhir yang sederhana ini

masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritikan dan saran sangat penulis harapkan

guna kesempurnaan karya sederhana ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 12 Maret 2012

Penulis,

(15)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM………

i

HALAMAN JUDUL………

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………..

iii

LEMBAR PENGESAHAN………..

iv

SURAT PERNYATAAN………..

v

KATA PENGANTAR………...

vi

INTISARI……….. viii

DAFTAR ISI……….

ix

DAFTAR TABEL……….

xi

DAFTAR LAMPIRA

N………. xii

BAB I. PENDAHULUAN

A.

Latar Bela

kang Masalah………..

1

B.

Rumusan

Masalah………

6

C.

Tujuan

Penelitian……….

6

D.

Manfaat

Penelitian……….

.. 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A.

Frustrasi

1.

Pengertian frustrasi

………

..

8

2.

Sumber-sumber frustrasi

………

..

9

3.

Akibat frustrasi... 9

4.

Respon atau gejala frustrasi

……….…

...

10

B.

Agresi

1.

Pengertian agresi

……….………

.

11

2.

Faktor penyebab agresi

………..………..

12

3.

Bentuk-bentuk perilaku agresi

………...………..

14

(16)

ix

C.

Supporter sepak bola

1.

Pengertian supporter sepak bola

………

17

D.

Hubungan antara frustrasi dengan perilaku agresi pada supporter

sepak bola... 19

E.

Kerangka pemikiran... 21

F.

Hipotesis... 22

BAB III. METODE PENELITIAN

A.

Rancangan

penelitian ………..

23

B.

Vari

abel penelitian ………...………...………

23

C.

Populasi dan sampel

………

... 24

D.

Jenis data dan metode pengu

mpulan data…………

... 25

E.

Prosedur penelitian ... 27

F.

Validitas dab reliabilitas………

.

………..

28

G.

Teknik ana

lisa data………

.

……….

33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Analisa d

ata………

.. 35

B.

Pem

bahasan………..

35

BAB V. PENUTUP

A.

K

esimpulan………..

41

B.

Saran……….

41

DAFTAR PUSTAKA

………..

43

(17)

x

DAFTAR TABEL

[image:17.595.110.508.135.301.2]

Tebel 3.1. Blue print skala frustrasi

………

.

26

Tabel 3.2. Blue print skala agresi...

…………

.

….

….

27

Tabel 3.3 Uji validitas skala frustrasi...

………

...

….

30

Tabel 3.4 Blue print skala frustrasi...

...

….

30

Tabel 3.5 Uji validitas skala perilaku agresi...

...…

...

….

31

Tabel 3.6 Blue print skala perilaku agresi...

….

31

Tabel 3.7 Uji reliabilitas skala frustrasi dan perilaku agresi...

….

32

(18)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen penelitian

……….

45

Lampiran 2. Skor kasar try out skala frustrasi

……….

...

53

Lampiran 3. Uji validitas dan reliabilitas skala frustrasi... ...

56

Lampiran 4. Skor kasar try out skala agresi...

63

Lampiran 5. Uji validitas dan reliabilitas skala agresi...

65

Lampiran 6. Data kasar penelitian skala frustrasi...

75

Lampiran 7. Data kasar penelitian skala agresi...

78

(19)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S, (1998) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Ariyanto, D, (2005), Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Agresi Pada

Anggota Polri, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.

Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan validitas. Jakarta: Pustaka Pelajar

Baron, R.A & Donn, B. (2004) .Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga

Dayakisni, T. & Hudaniah, (2001). Psikologi Sosial, Malang, UMM Press.

Hadi, S. (1993). Metodologi Research III. Yogyakarta : Andi Offset

Helmi.A, Fadilla, Soedardijo, (1998). Beberapa Perspektif Perilaku Agresi,

BuletinPsikologi. Tahun VI, Nomor 2

Hikmawan, T. (2003), Pengaruh Frustasi Terhadap Agresivitas Pemuda, Skripsi,

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Kasus agresifitas sepak bola (2009, 27 Oktober). Di peroleh dari

http://www.inilah.com/read/detail/173413/oknum-aremania-borneo-berulah

pertandingan-ricuh

Kasus agresifitas sepak bola (2009,20 januari ). Diperoleh dari

http://biruhitamindonesia.blogspot.com/2012/03/daftar-lengkap-rivalitas-dan konflik.html

Kasus agresifitas sepak bola (2011, 27 januari ). Diperoleh dari

antarajatim.net/lihat/berita/54863/suporter-berulah-siapa-yang-salah

Kerlinger. N. (1993), Asas-Asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta : UGM Press

Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia, Bandung : P.T. Eresco.

Santoso, S. (2010), Penerapan Psikologi Sosial, Bandung : Refika Aditama

Santoso, S. (2010). teori-teori psikologi sosial, Bandung : Refika Aditama

Sears, David O, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. (1985). Psikologi Sosial.

Jakarta : Erlangga

(20)

xiii

Soekamto, S. (1992). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Pers

Suryanto. Memahami psikologi massa dan penanganannya.

(http://suryanto.blog.unair.ac.id/2008/12/03/memahami-psikologi-massa-danpenanganannya/)

Winarsunu, T. (1996). Statistik I. Malang : UMM Press

Gambar

Tabel 3.2. Blue print skala agresi..........................................………….…. …

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa pasca krisis ekonomi terdapat gejolak perbaikan saat periode tahun 1999 dengan sedikit kenaikan yang mencapai laju pertumbuhan 0,79 persen dengan nilai pertumbuhan

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan

kelompok sampel yg berasal dari dua populasi yang berbeda atau dsb sampel bebas.

Pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan tersebut memerlukan dukungan dana yang memadai, sehingga memerlukan upaya yang keras untuk menggali segenap

[r]

17 model Terapi Pendampingan Psikososial dipergunakan pendamping dalam meningkatkan keberfungsian sosial penderita gangguan bipolar dalam upaya meningkatkan

Kekuatan yang dapat diprediksi dividend yield berasal dari peranan kebijakan dividen dalam membagikan hasil return yang telah diperoleh perusahaan kepada para pemegang

proposed procedures to determine the optimal order quantities and total purchasing and inventory costs when products have either all-units or incremental quantity discount