Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S. IP)
oleh:
ROBI’ATUL HASANAH NIM. 1111025100081
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Pesyaratan Mempemleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakmn (S.
f)
ROBI'ATUI, EASANAH
l[IM:
1I110251{m0Eldi bawah bimbingan
,*ld,
Iln
Ida Farida. MLIS htIP. 19700407 2{Xm03 2 003oleh
PROGRAM STT'DI ILMU PERPUSTAKAATT
FAI(}L'TAS AI}AB DANT HUMANIORA
Nama
: Robi'atul HasanahNIM
: 1111025100081Jurusan
: Ilmu PerpustakaanDengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Sikap Pemustaka
Terhadap Koleksi Digital (E-Resources) di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta" adalah benar merupakan karya sendiri dan tidak
melakukan tindakan plagiat dalam penlusunan skripsi ini telah saya cantumkan
sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan
undang-undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip rnerupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian
hari menjadi tanggung jawab saya.
Ujian Skripsi
:1111025100081
:
Sikap Pemustaka Terhadap Koleksi Digital(E-Resources) di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: Senin, 18 Januari 2016
Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, l8 Januari 2016
TandaTangan Tanggal
NIM
Judul Skripsi
l.
Ketua Sidang2.
Sekretaris Sidang3.
Pembimbing4.
Penguji IPungki Purnomo. MLIS NrP. 19641215 199903 1005
Mukmin Suprayogi. M.Si NrP. 19620301 199903 100
Dr.Ida Farida. MLIS
NIP. 19700705 1998032002
Ade Abdul Hak. M.Hum NrP. 19710r03200003 1002
$/o.-av.t6
zt/z
/r"-,t
NrP. 197004072000032003 ,
tll't**
SitiMaryam.M.Hum
:!...*
/2
7ru
ii
bawah bimbingan Dr. Ida Farida, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap pemustaka terhadap koleksi digital (e-resources) yang disediakan oleh Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan suatu pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini ialah survey dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitiannya. Populasi untuk penelitian ini adalah rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan perbulannya pada tahun 2014 yakni sebanyak 21.467,5. Sampel yang digunakan sebanyak 100 pemustaka (rumus slovin dengan = 10%). Teknik penarikan sampel menggunakan nonprobabilita sampel (pengambilan sampel tidak acak) dengan teknik accidental sampling (penarikan sampel responden terdekat atau yang pertama ditemui peneliti). Hasil dari penelitian ini adalah sikap pemustaka terhadap koleksi digital (e-resources) di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah netral. Adapun skor rata-rata yang didapat ialah 3,32, skor rata-rata-rata-rata tersebut berada pada interval 2,62 - 3,42. Hasil tersebut berdasarkan sikap pemustaka Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 3 aspek, yakni sikap pemustaka Pusat Perpustakaan UIN Jakarta terhadap koleksi digital pada aspek kognitif adalah 3,46 (positif), kemudian aspek sikap pemustaka Pusat Perpustakaan UIN Jakarta terhadap koleksi digital pada aspek afektif adalah 3,59 (positif), dan aspek sikap pemustaka Pusat Perpustakaan UIN Jakarta terhadap koleksi digital pada aspek behavior
iii
Hidayatullah Jakarta. Under the supervisor of Dr. Ida Farida, MLIS. Library Science Program Faculty of Adab and Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, in 2016.
iv
Segala puji dan syukur penulis panjatkan terhadap ALLAH SWT, hanya karena
karunia dan kasih sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1). Sepenuhnya penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan dan
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun.
Tidak lupa pula penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya dan amat istimewa teruntuk Ayah, Ibu, dan Adik tercinta yang selalu
memberikan dukungan, baik dukungan secara materiil maupun secara mental kepada
penulis guna menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari
banyaknya dukungan pihak lain yang meluangkan waktu serta fikirannya untuk
membantu penulis, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih kepada:
1. Bpk. Prof. Dr. Syukron Kamil, M.A, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
3. Bpk. Mu’min Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
4. Ibu Dr. Ida Farida, MLIS, selaku dosen pembimbing skripsi penulis
yang membantu, mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat
v
6. Seluruh staf dan karyawan Pusat Perpustakaan UIN Jakarta yang telah
memberi izin penulis untuk melakukan penelitian di Pusat
Perpustakaan UIN Jakarta.
7. Para Responden dan seluruh pihak Pusat Perpustakaan UIN Jakarta
lainnya yang telah bersedia meluangkan waktu dan bersedia memberi
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
mencurahkan ilmunya yang begitu banyak untuk masa depan penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Terimakasih pula kepada seluruh kawan-kawan Jurusan Ilmu
Perpustakaan angkatan 2011, terutama untuk kawan-kawan IPI C dan
yang paling utama teman sekosan yang juga tengah mengerjakan
skripsi namun tetap membantu penulis untuk semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Tidak lupa penulis sampaikan rasa terimakasih kepada sahabat penulis, terutama untuk Nita Adiyati, Hikmah Wati, Badi’ Nurfiana, Siti Muftihatul Hidayah, dan masih banyak lagi sahabat lain yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membagi ilmunya untuk
selalu membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Dan semua orang yang telah banyak membantu serta mendukung
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yang namanya tidak
dapat disampaikan satu per satu. Terimakasih penulis ucapkan untuk
segalanya, semoga ALLAH SWT membalas segala kebaikan dan do’a
yang telah diberikan. Amin
Sesungguhnya penulis sangat amat menyadari bahwasannya dalam penulisan
vi
berkenaan dalam penusunan penulisan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat
berguna khususnya bagi penulis dan umumnya untuk pembacanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 11 Januari 2016
vii
ABSTRACT ………...iii
KATA PENGANTAR ………..….iv
DAFTAR ISI ……….vii
DAFTAR TABEL ………..…xi
DAFTAR GAMBAR ………...……xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………...…..xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...…1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……….…7
1. Pembatasan Masalah ………….………...……….…7
2. Perumusan Masalah ………….………...……….…7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ……….………….8
2. Manfaat Penelitian ………8
D. Definisi Istilah ………..………..…9
E. Sistematika Penulis ………...11
BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Perguruan Tinggi ………13
viii
4. Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi ………....17
B. Sikap ……….…17
1. Pengertian Sikap ………...17
2. Pembentukan dan Perubahan Sikap ………....…20
3. Interaksi Komponen-komponen Sikap ………...……24
4. Pengukuran Sikap ………...………25
5. Ciri-ciri atau Karakteristik Sikap ………35
6. Fungsi Sikap ………....…36
C. Koleksi Digital (E-Resources) ………..……37
1. Pengertian Koleksi Digital (E-Resources) ………..…37
2. Jenis Koleksi Digital (E-Resources) ………...……39
3. Jenis Dokumen pada Koleksi Digital (E-Resources) …………..……41
4. Koleksi Digital (E-Resources) yang berada di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ………...42
5. Cara mengakses koleksi digital (E-Resources) Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ………52
D. Penelitian Terdahulu ……….…53
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ………...…55
ix
E. Teknik Analisis Data ……….……63
F. Jadwal Penelitian ………..…65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Objek Penelitian ………..……67
1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan ………67
2. Visi, Misi, dan Tujuan Perpustakaan ………..……69
3. Personalia ………..………..71
4. Struktur Organisasi Perpustakaan ………..….71
5. Koleksi Perpustakaan ………..……72
6. Layanan Perpustakaan ………....78
B. Hasil Penelitian ……….…81
1. Sikap responden terhadap keberadaan koleksi e-resources terutama koleksi digital (Kognitif) ………..…...…82
2. Sikap responden mengenai perasaan terhadap koleksi digital yang ada di Pusat Perpustakaan UIN Jakarta (afektif) ………...…90
x
DAFTAR PUSTAKA ………...…128 LAMPIRAN
xi
Tabel 3.1 Kode Semester ……….………61
Tabel 3.2 Kode Universitas ……….……62
Tabel 3.3 Kode/nilai pernyataan positif ……….……..…62
Tabel 3.4 Kode/nilai pernyataan negatif ……….………….…62
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian ……….…………66
Tabel 4.1 Data responden per-universitas ………...…81
Tabel 4.2 Data responden per-fakultas ………81
Tabel 4.3 Tingkat pengembalian kuesioner ……….………82
Tabel 4.4 Pengetahuan mengenai e-resources PusatPerpustakaan ……….…83
Tabel 4.5 Pengetahuan mengenai jenis e-resources PusatPerpustakaan ……84
Tabel 4.6 E-Resources sesuai kebutuhan bidang ilmu ……….……85
Tabel 4.7 Pengetahuan fasilitas pencarian (menu search)dalam e-resources...86
Tabel 4.8 Pengetahuan menu download dalam e-resources ………...…87
Tabel 4.9 E-Resources yang disediakan berupa abstrak ………..…89
Tabel 4.10 Sikap kognitif pemustaka terhadap koleksi digital (e-resource) ..…90
Tabel 4.11 Tingkat kesenangan akses e-resources Pusat Perpustakaan …....…91
Tabel 4.12 Tingkat kesenangan penggunaan e-resources untuk ugas kuliah ....92
Tabel 4.13 Tingkat kesenangan akses e-resources sesuai disiplin ilmu …....…93
xii
resources ………...………...……97
Tabel 4.17 Tingkat ketidaksenangan mencari dokumen dalam e-resources ...98
Tabel 4.18 Sikap afektif pemustaka terhadap koleksi digital (e-resources) ..…99
Tabel 4.19 Frekuensi akses e-resources Pusat Perpustakaan ………….……100
Tabel 4.20 Frekuensi akses e-resources yang memerlukan ID dan
password..……….……….………….………….….….…101
Tabel 4.21 Frekuensi penggunaan e-resources untuk tugas kuliah ……….…103
Tabel 4.22 Frekuensi penggunaan e-resources untuk tugas makalah ……..…104
Tabel 4.23 Frekuensi penggunaan e-resources untuk tugas review
artikel/jurnal...105
Tabel 4.24 Frekuensi penggunaan e-resources untuk laporan KKN ……..…106
Tabel 4.25 Frekuensi penggunaan e-resources untuk laporan PPKT ……..…107
Tabel 4.26 Frekuensi penggunaan e-resources untuk laporan PKL …....……108
Tabel 4.27 Frekuensi penggunaan e-resources untuk skripsi …………..……109
Tabel 4.28 Frekuensi akses e-resources berupa e-databases ………..………111
Tabel 4.29 Frekuensi akses e-resources berupa e-journal ………...……112
Tabel 4.30 Frekuensi akses e-resources berupa e-book………...……113
Tabel 4.31 Frekuensi akses e-resources bidang ilmu sains ……….……114
Tabel 4.32 Frekuensi akses e-resources bidang ilmu non-sains ………..……115
xiii
Perpustakaan ………..……119
Tabel 4.36 Sikap behavior pemustaka terhadap koleksi digital (
e-resources)...120
Tabel 4.37 Sikap pemustaka terhadap koleks digital (e-resources) di Pusat
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekap statistik
Lampiran 2 Daftar nama responden
Lampiran 3 Daftar nama personalia pusat perpustakaan uin jakarta
Lampiran 4 Data jurusan responden
Lampiran 5 Daftar angket
Lampiran 6 Pengelompokan pernyataan berdasarkan 3 aspek sikap
Lampiran 7 Frekuensi pengetahuan pemustaka tehadap koleksi digital
Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9 Surat Penerimaan Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Perubahan Judul Skripsi
Lampiran 11 Surat Tugas Menjadi Pembimbing
1
Memasuki era digital, kali ini pustakawan dihadapkan dengan berbagai
persoalan, apakah pustakawan mampu menjalankan tugasnya sebagai
pustakawan dengan bersaing seiring kemajuan teknologi informasi terkini
yang mampu menyajikan informasi secara cepat dan dapat diandalkan,
terutama internet. Internet merupakan puncak dari kemajuan teknologi saat
ini, dengan internet tercipta berbagai macam aplikasi yang memungkinkan
manusia dari seluruh penjuru dunia untuk saling berkomunikasi dan bertukar
informasi layaknya seperti tetangga dekat. Teknologi informasi berkembang
sejalan dengan pertumbuhan peradaban manusia1, dengan teknologi tersebut
manusia akan terus dibimbing menuju era baru yang lebih canggih lagi.
Perubahan era ini memiliki dampak yang sangat luas terhadap
kehidupan manusia, baik dalam hal ekonomi, sosial, politik, ilmu
pengetahuan, pendidikan dan bahkan terhadap perpustakaan. Di era digital
banyak koleksi perpustakaan yang dialih bentukan ke dalam format digital
dengan maksud tertentu seperti ketahananan koleksi, kemudahan distribusi,
keterbatasan ruang penyimpanan dan lain sebagainya. Meskipun informasi
yang tersedia dalam bentuk cetak masih sangat popular dan digemari oleh
banyak orang, namun penggemar informasi dalam bentuk digital ataupun
1
elektronik tidak kalah banyaknya, bahkan semakin bertambah2. Hal ini sesuai
dengan perkembangan zaman saat ini, dimana setiap orang sudah memiliki
gadget sebagai salah satu bentuk elektronik yang dapat menyimpan data
dengan format digital. Satu kelebihan e-resources ini ialah cara pengaksesan
yang tidak hanya dapat dilakukan dalam satu ruang, melainkan dapat diakses
dimana saja.
Perpustakaan merupakan “suatu unit kerja tempat menyimpan koleksi
bahan pustaka baik buku tercetak, tertulis ataupun bahan grafis lainnya seperti
film, slide, piringan hitam, tape dan sebagainya yang dikelola dan diatur
secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh pemakainya
sebagai sumber informasi”3
. Dari pengertian tersebut dapat kita ketahui
koleksi jenis apa saja yang terdapat dalam sebuah perpustakaan, namun
seiring dengan perubahan waktu dan pengembangan ilmu pengetahuan,
format koleksi yang tersimpan dalam sebuah perpustakaan semakin beragam,
termasuk salah satunya format baru yakni format digital.
Dengan adanya perubahan ke era Digital ini, pemustaka mau tidak mau
harus terbiasa dengan sumber elektronik (e-resources) yang disediakan oleh
perpustakaan, baik koleksi tersebut berupa koleksi langganan ataupun
merupakan koleksi hasil dari alih bentuk dari koleksi cetak perpustakaan itu
sendiri. Perpustakaan besar pastinya memiliki sumber elektronik (
e-resources), seperti e-jurnal nasional maupun internasional, koleksi e-book
atau koleksi repository. Koleksi jurnal internasional merupakan salah satu
2
Roni Rodhin, (2012) h. 14
3
koleksi referensi relevan yang dapat digunakan oleh mahasiswa, dosen atau
peneliti sebagai sumber penelitian atau menyelesaikan tugas.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah
satu universitas besar yang berada di Jakarta, tepatnya daerah Tangerang
Selatan dengan jumlah mahasiswa pada tahun 2011/2012 mencapai 23.000
orang dengan penerimaan rata-rata mahasiswa pertahunnya ialah 4000 orang4.
Dengan jumlah mahasiswa tersebut, patutlah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki koleksi e-resources, baik berlangganan ataupun e-resources pribadi.
Terutama e-resources untuk jurnal luar negeri/internasional sebagai salah satu
referensi yang dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa. Di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada setiap fakultas
memiliki satu perpustakaan ditambah satu perpustakaan pusat sebagai
akumulasi dari seluruh fakultas yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Perpustakaan akumulasi tersebut awalnya bernama „Perpustakaan Utama‟,
namun seiring dengan perjalanan waktu diganti dengan nama „Pusat
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta‟. Pusat Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini memiliki e-resources langganan, berupa
koleksi database yang berupa jurnal dan ebook dilanggan dari berbagai
vendor, seperti Springer Link, JSTOR, OXFORD, IEEE, Ovid, GALE,
CAMBRIDGE, oxford Islamic Studies, Oxford Scholarship Online, Emerald,
dan lainnya.
4
UIN Jakarta Gelar Pameran Pendidikan di Surabaya.
Semakin penting, relevan dan up to date suatu informasi, maka semakin
mahal pula harga informasi tersebut. Begitupula halnya dengan jurnal saat ini,
harga dari sebuah artikel dalam jurnal5 untuk satu judulnya dapat mencapai
13$ (untuk member) sampai 31$ (untuk non-member) per judul artikel (situs
IEEE). Dapat dibayangkan jika sebuah perpustakaan melanggan koleksi
tersebut per jurnal yang di dalamnya terdapat beratus-ratus artikel jurnal
dikalikan dengan harga fantastis di atas, harga tersebut dapat mencapai
puluhan juta bahkan ratusan juta. Dengan harga yang begitu tinggi, koleksi
jurnal benar-benar harus dimanfaatkan semaksimal mungkin kalau tidak,
melanggan koleksi jurnal tersebut akan menjadi hal yang mubadzir.
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah
satu perpustakaan yang memiliki e-resources atau koleksi e-resources yang
dilanggan oleh perpustakaan tiap tahunnya. E-resources tersebut terdiri dari
koleksi jurnal online seperti Springer Link, JSTOR, OXFORD, IEEE, Ovid,
GALE, dan lainnya. Untuk e-resources lain yang terdiri dari koleksi e-book,
bisa dijumpai pada CAMBRIDGE, oxford Islamic Studies, Oxford
Scholarship Online, Emerald, dan lainnya. e-resources tersebut dapat
dinikmati oleh pemustaka Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta melalui tablet atau alat elektronik lainnya yang memungkinkan
dengan cara membaca secara online atau dengan mengunduh terlebih dahulu.
e-resources yang dihasilkan oleh perpustakaan UIN, seperti e-resources
5
IEEE Xplore Digital Library. Informasi harga artikel Access to library resources through portable devices: A pre-design prototype for creating library websites karya Anbu, K.J.P.
and Kataria, S.
skripsi atau artikel mahasiswa (Repository UIN, dll) juga dapat dinikmati
oleh pemustaka dengan mudah, tanpa harus log in terlebih dahulu. Ada
beberapa koleksi e-resources di atas yang dapat dinikmati secara langgsung
tanpa memasukan ID dan password.
Koleksi database jurnal dan e-book yang dilanggan oleh perpustakaan
memiliki dua karakter, yakni koleksi jurnal dan e-book yang memerlukan ID
dan password dan ada pula koleksi jurnal dan e-book langganan yang tidak
memerlukan ID dan password dan dapat langsung dinikmati oleh pemustaka.
Seluruh koleksi langganan tersebut dapat ditemukan pada situs resmi
perpustakaan, yakni di perpus.uinjkt.ac.id.
Berbagai macam koleksi jurnal dan e-book di atas dapat dinikmati
dengan mudah oleh pemustaka, dengan syarat pemustaka mengetahui koleksi
tersebut memang ada di perpustakaan dan pemustaka mengetahui bagaimana
cara akses terhadap e-resources tersebut. Sejauh yang penulis ketahui dari
fakta wawancara secara tidak formal dengan pemustaka (pengunjung
perpustakaan) Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kebanyakan
dari mahasiswa civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak
mengetahui tentang keberadaan sumber elektronik (e-resources) yang
dilanggan maupun e-resources pribadi lembaga. Hal ini sangat disayangkan
mengingat jumlah anggaran yang begitu besar yang dikeluarkan untuk
melanggan Sumber Elektronik (e-resources) tersebut begitu besar. Hal
tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor, baik faktor internal (misal;
Koleksi yang terdapat di perpustakaan yang tidak dapat dimanfaatkan
oleh pemustaka merupakan suatu kondisi yang harus banyak menerima
perhatian, terlebih lagi koleksi tersebut merupakan koleksi yang
menggunakan budget sangat besar seperti halnya e-resources berlanggan
yang budgetnya bisa beratus-ratus juta rupiah. Memasuki era digital, saat ini
kita mengenal yang namanya perpustakaan digital yang kehadirannya
terbantu dengan adanya internet6, dimana koleksi yang dapat diakses tidak
hanya berbentuk cetak saja melainkan koleksi yang berbentuk digital yang
dapat diakses secara online tentunya. Kehadiran perpustakaan digital ini
memang membuat peran pustakawan bertambah dengan adanya persaingan
antara pustakawan dengan internet. Peran pustakawan terutama pada
perpustakaan perguruan tinggi yang mulanya sebagai tenaga administrasi
yang membantu mahasiswa mencari informasi, saat ini telah berubah sebagai
tenaga penyedia, pemfasilitas dan pembelajaran informasi tanpa batasan
waktu dan tempat maupun bentuk koleksi bagi pemustaka7, hal ini disebabkan
karena pertumbuhan teknologi yang semakin menjadi-jadi membuat segala
kebutuhan informasi pengguna dapat ditemukan secara instan melalui
internet.
Dengan latar belakang di atas, penulis merasa perlu mengadakan
penelitian lebih lanjut mengenai sikap pemustaka terhadap e-resources yang
terdapat di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul
6
Roni Rodhin, Internet dalam Konteks Perpustakaan, Pustakaloka: Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, vol 4 No. 1 tahun 2012. h. 14
7
penelitian “Sikap Pemustaka terhadap Koleksi Digital (E-Resources) di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan mengenai “Sikap Pemustaka terhadap Koleksi
Digital (E-Resources) di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta” lebih jelas dan lebih fokus, serta karena keterbatasan waktu dan
biaya maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan peneliti akan dilaksanakan di Pusat
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal ini berkaitan mengenai
sikap pemustaka mengenai e-resources yang terdapat di Pusat
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berbentuk koleksi
digital yang cara pengaksesanya hanya dapat dilakukan dengan bantuan
internet.
2. Perumusan Masalah
E-Resources merupakan koleksi yang tidak terlihat secara fisik, oleh
karena itu perlu pergerakan aktif dari pihak perpustakaan untuk
mempromosikan jenis koleksi ini agar dapat dimanfaatkan oleh
pemustakanya. Selain itu cara pengaksesan koleksi ini merupakan sesuatu
hal yang tidak dapat dipelajari sendiri dan memerlukan bimbingan. Sikap
pemustaka pada koleksi perpustakaan yang berbentuk maya merupakan
canggih kini yang menawarkan akses lebih mudah terhadap informasi.
Demi mencapai tujuan untuk kemajuan pendidikan, maka perlu
diperhatikan sumber informasi seperti apa yang patut dijadikan referensi
oleh pemustaka. Sikap pemustaka terhadap koleksi merupakan faktor
penting untuk mengetahui tingkat penggunaan sumber informasi tersebut,
oleh sebab itu penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Bagaimana sikap mahasiswa/pemustaka UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta mengenai keberadaaan e-resources baik yang dilanggan maupun
koleksi deposit milik perpustakaan yang terdapat di Pusat Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini, yaitu:
Untuk mengetahui sikap pemustaka Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap e-resources yang dilanggan maupun
e-resources deposit yang dimiliki oleh perpustakaan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam melakukan penelitian ini antara lain :
a. Memberikan masukan terhadap Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam merealisasikan koleksi perpustakaan,
b. Memberikan khazanah keilmuan yang lebih untuk para pemustaka
dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan, terutama untuk koleksi
digital (e-resources).
D. Definisi Istilah 1. Sikap
Sikap merupakan evaluasi secara keseluruhan terhadap suatu objek yang
berdasarkan pada informasi kognitif, afektif, dan behavioral8. Yang
dimaksudkan sikap disini ialah pola tingkah laku pemustaka terhadap
keberadaan koleksi digital (e-resources) berdasarkan pada 3 aspek
tersebut, sehingga pada akhirnya nanti dapat disimpulkan sikap
pemustaka terhadap koleksi digital yang disediakan pihak perpustakan.
2. Pemustaka
Pemustaka merupakan sebutan bagi pengunjung perpustakaan, baik itu
pengunjung dari lembaga perpustakaan itu sendiri yakni mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta maupun luar lembaga yakni pengunjung dari
Universitas lain.
3. Koleksi
Koleksi merupakan bahan pustaka atau bacaan yang dimiliki oleh sebuah
perpustakaan dengan berbagai format baik itu koleksi yang berbentuk
buku, majalah, koran, jurnal, ataupun koleksi yang hanya bisa diakses
melalui komputer denga bantuan internet. Yang dimaksudkan dengan
8
koleksi disini ialah koleksi perpustakaan yang berbentuk digital, koleksi
digital yang dimasukan ke dalam jenis koleksi e-resources yang dilanggan
maupun milik pribadi pihak perpustakan dan dapat diakses oleh
pemustaka melalui komputer dengan bantuan internet.
4. Koleksi Digital
Koleksi digital merupakan koleksi yang berformat digital, baik berupa
e-book, e-journal, dan lainnya yang berbentuk soft copy, biasanya koleksi
ini hanya dapat dibuka atau dibaca melalui komputer atau alat pembaca
lainnya. Yang dimaksudkan dengan koleksi digital disini adalah koleksi
digital yang dimiliki dan koleksi yang dilanggan oleh Pusat Perpustakaan
UIN Jakarta untuk pemustakanya dan hanya dapat diakses dengan
bantuan jaringan internet.
5. E-Resources
Merupakan salah satu jenis koleksi perpustakaan yang dapat diakses
secara elektronik, baik itu komputer atau jenis pembaca lainnya. Sumber
elektronik ada juga yang dapat diakses melalui internet, biasanya koleksi
ini dinamakan koleksi digital. Yang dimaksudkan e-resources disini ialah
koleksi seperti jurnal, artikel, dan buku yang memiliki format digital yang
dilanggan ataupun milik pribadi Pusat Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan salah satu dari lima jenis
tujuannya ialah untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi mahasiswa
atau dosen beserta staf universitas.
7. Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
perpustakaan Universitas dan merupakan pusat dari seluruh perpustakaan
yang ada pada masing-masing fakultas UIN Jakarta, awalnya
perpustakaan ini bernama Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang penulis gunakan dalam karya ilmiah ini sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini memuat argumentasi seputar penelitian, meliputi : latar
belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, definisi istilah, penelitian yang
relevan, dan sistematika penulisan
BAB II Tinjauan Literatur
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang sesuai dengan
jenis perpustakaan yang diambil dan sejumlah variable penelitian
yang relevan dengan topic penelitian, meliputi: pengertian,
BAB III Metode Penelitian
Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan jenis metode
penelitian yang digunakan dengan segala aspeknya, meliputi: jenis
dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sampel,
teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini terdiri dari dua bagian, yakni penjelasan mengenai objek
penelitian atau profil mengenai objek penelitian dan hasil penelitian
yang telah dilakukan peneliti yang disajikan dalam bentuk tabulasi.
BAB V Penutup
Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, yang meliputi :
penarikan kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa
13
BAB II
TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Perguruan Tinggi
1. Definisi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Sebelum masuk pada pengertian perpustakaan perguruan tinggi itu
sendiri, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu makna dari
masing-masing kata, yakni perpustakaan dan perguruan tingi. Perpustakaan
memiliki banyak definisi, namun jika kita cermati dari berbagai bahasa9
seperti bahasa Inggris (liber atau libri), Jerman (bibliothek), Belanda
(bibliotheek), Perancis (bibliotheque), Spanyol (bibliotheca) dan Portugis
(bibliotheca) yang keseluruhan kata tersebut berasal dari bahasa Yunani
yang berarti buku atau mengenai buku. Dari pengertian secara bahasa
tersebut pastinya banyak orang berfikir bahwa perpustakaan selalu
berhubungan dengan buku, namun kita lihat kembali pengertian
perpustakaan yang dijabarkan oleh para ahli. Menurut Wiji Suwarno
perpustakaan merupakan “suatu unit kerja yang di dalamnya ada
organisasi10”, hal ini berarti bahwa dalam sebuah perpustakaan terdapat
suatu organisasi yang mengatur perpustakaan itu sendiri. Dapat dikatakan
bahwa perpustakaan sama halnya dengan sebuah lembaga atau organisasi
lain yang memiliki staf yang bekerja pada masing-masing bidang dalam
9
Abdul Rahman Saleh, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi
(Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1995) h. 12
10
keahliannya, namun untuk koleksi sendiri tentunya buku merupakan salah
satu koleksi yang wajib dimiliki sebuah perpustakaan
Selanjutnya, perguruan tinggi sendiri memiliki makna “pola proses
interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan secara khusus
sebagai bagian atau komponen sistem belajar mengajar secara
keseluruhan di dalam masyarakat11”, proses pembelajaran pada perguruan
tinggi lebih mengutamakan pada proses pengembangan pada pribadi
manusia itu sendiri. Ruang lingkup pembelajaran pada perguruan tinggi
lebih luas dibanding dengan sekolah biasa pada umumnya, karena pada
perguruan tinggi bukan hanya sekedar memberi tapi juga menciptakan
serta membangun sesuatu dari kegiatan belajar mengajar tersebut.
Perguruan tinggi juga dikenal dengan istilah civitas akademika.
Setelah kita mengetahui makna dari perpustakaan dan perguruan
tinggi, selanjutnya kita dapat mengetahui pengertian Perpustakaan
Perguruan Tinggi, ialah perpustakaan yang berada dalam nauangan civitas
akademika. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah
perpustakaan yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi pengajar
dan mahasiswa di perguruan tinggi12. Jadi perpustakaan pada sebuah
perguruan tinggi merupakan penunjang bagi kelancaran proses kegiatan
belajar mengajar bagi mahasiswa, selain itu perpustakaan biasanya
dijadikan sebuah tempat penelitian.
11
Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988) h. 42
12
Definisi lain menerangkan bahwa Perpustakaan perguruan tinggi
merupakan “perpustakaan yang berada di lingkungan perguruan tinggi
atau sekolah tinggi, akademi dan pendidikan tinggi lainnya, yang pada
hakikatnya merupakan bagian integral dari suatu perguruan tinggi”13 , hal
ini membuktikan perpustakaan dan perguruan tinggi merupakan satu
kesatuan yang saling terhubung.
Perpustakaan perguruan tinggi menurut Soetopo dalam buku lain
berpendapat bahwa “perpustakaan yang diselenggarakan di perguruan
tinggi yang bermaksud menunjang program belajar mengajar di lembaga
pendidikan formal14”.
Jadi pada hakikatnya perpustakaan perguruan tinggi merupakan
sebuah perpustakaan yang berada dalam naungan civitas akademika yang
membantu menunjang kegiatan program belajar mengajar maupun
penelitian bagi mahasiswa atau dosen serta staf yang bersangkutan di
dalamnya.
2. Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan bukan sekedar berdiri tanpa memliki suatu target untuk
pecapaian, segala sesuatu yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin
dicapainya. Adapun tujuan didirikannya perpustakaan perguruan tinggi15
13
Abdul Rahman Saleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1995) h. 17
14
Wahyu Supriyanto & Ahmad Muhsin, Teknologi informasi perpustakaan: strategi perancangan perpustakaan digital (Yogyakarta: KANISIUS, 2008) h. 144
15
adalah sebagai penunjang terlaksananya program pendidikan, penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi yang biasa disebut
tri dharma perguruan tinggi, melalui beberapa aspek berikut ini:
a. Pengumpulan informasi
b. Pengolahan
c. Pemanfaatan
d. Penyebarluasan
e. pemeliharaan
3. Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan memiliki beberapa fungsi yang berbeda jika di tinjau dari
beberapa segi yakni:
a. Dari segi layanan, yakni:
1) Pengumpulan informasi
2) Pengolahan informasi
3) Penelusuran informasi
4) Pemanfaatan informasi
5) Penyebarluasan informasi, dan
6) Pemeliharaan serta pelestarian informasi
b. Segi program kegiatan:
1) Sebagai pusat layanan informasi untuk program pendidikan dan
pengajaran
3) Sebagai pusat layanan informasi untuk program pengabdian pada
masyarakat.
4. Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi
Sebagai sebuah lembaga yang bernaung pada lembaga induk,
perpustakaan memiliki peran sebagai salah satu unit sarana kelengkapan
pusat perguruan tinggi yang bersifat akademik dalam menunjang
pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi16.
B. Sikap
1. Pengertian Sikap
Ada beberapa definisi yang menjelaskan mengenai sikap ini,
pertama definisi yang diungkapkan oleh Alport dalam buku lain
menyatakan bahwa “sikap adalah suatu keadaan bersedia secara mental
atau fizikal (yang dibentuk melalui pengalaman) yang membentuk sesuatu
pengaruh secara langsung atau dinamik ke atas tindakan seseorang
terhadap semua objek atau situasi yang berkaitan dengannya”, selanjutnya
Mueller dalam buku yang sama dengan Alport berpendapat bahwa “sikap
adalah elemen penting dalam diri seseorang karena ia mempengaruhi
individu berkenaan dalam membuat keputusan”17. Menurut beliau bahwa
sikap ini merupakan sesuatu yang telah ada pada diri seseorang dan
merupakan elemen yang penting karena suatu keputusan tindakan akan
16
Abdul Rahman Saleh, (1995) h. 17
17
dipengaruhi oleh sikap seseorang itu sendiri. Hal ini menyatakan bahwa
sikap bukanlah sesuatu yang baru dikenali atau dibentuk oleh seseorang,
namun sikap ini telah ada pada diri seseorang seiring dengan pengalaman
yang telah ia rasakan selama perjalanan hidupnya.
Kemudian Sarwono juga berpendapat bahwa sikap (attitude) adalah
“istilah yang mencerminkan rasa senang, tidak senang atau perasaan
biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu18”. Yang
dimaksudkan sesuatu disini ialah dapat berupa benda hidup ataupun benda
mati, baik berupa barang, layanan, jasa, manusia dan lain sebagainya yang
nantinya dapat menimbulkan persepsi dari seseorang.
Menurut Schifman dan Kanuk “sikap adalah ekspresi perasaan
(inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak
senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak terhadap suatu
object19”. Ekspresi yang kita ketahui bahwa ketika seseorang menangis,
berarti ia sedang sedih dan jika seseorang tersenyum, maka ia bahagia.
Namun ekspresi yang dimaksudkan disini ialah ekspresi perasaan, bukan
ekspresi wajah yang dapat dimanipulasi. Jadi pada intinya ekspresi
perasaan ini ialah suatu keadaan dimana seseorang merasa senang atau
tidak senang terhadap sesuatu yang nantinya akan berpengaruh pada sikap
orang tersebut terhadap suatu objek.
18
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajawali Pers, 2013) h. 201
19
Menurut Bimo Walgito sikap merupakan “organisasi pendapat,
keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg, yang
disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang
tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang
dipilihnya20”. Menurutnya situasi tertentu yang dialami oleh seseorang
dalam kurun waktu yang lama dan merupakan situasi yang sama serta rasa
menimbulkan rasa tertentu merupakan dasar dimana sikap tersebut bisa
terbentuk. Jadi keadaan seseorang dengan objek tertentu mempengaruhi
respon atau sikap seseorang terhadap objek sesuai dengan sikap
pilihannya.
Menurut W.A Gerungan dalam bukunya menyatakan bahwa sikap
(attitude) merupakan “sikap terhadap objek tertentu, yang dapat
merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut
disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objek
tadi itu”21
. Singkatnya sikap seseorang tersebut merupakan kesediaannya
bertindak terhadap suatu objek.
Sebenarnya, definisi di atas secara keseluruhan hampir mirip yakni
suatu keadaan seseorang dalam menilai objek tertentu, baik nantinya ia
akan menilai baik (positive) atau buruk (negative) terhadap objek
tersebut. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa sikap ialah suatu
keadaan keadaan mental seseorang yang dapat mempengaruhi respon
terhadap suatu benda (benda mati atau benda hidup), respon tersebut
20
Sunaryo, Psikologi untuk Keperawatan (Jakarta: EGC, 2004) h. 196
21
dapat berupa respon yang baik (positive) atau respon yang buruk
(negative) tergantung dari objek.
2. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Kebutuhan yang kita miliki dan informasi yang kita dapatkan
merupakan hal dasar utama yang menjadi pembentuk sikap, menurut Frits
Kluytmans dalam buku terjemahannya bahwa kelompok dimana orang
tersebut berada merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi sikap
seseorang (satu per tiga dari faktor lain)22. Karena menurutnya kelompok
merupakan penentu dari kepuasan kebutuhan orang tersebut dan
kelompok juga dapat menekankan agar sikap yang terdapat dalam
kelompok tersebut diikuti.
Ada beberapa cara yang dapat membentuk atau merubah sikap23,
diantaranya:
a. Adopsi
Perubahan sikap ini mengacu pada kegiatan hidup seseorang,
yakni suatu kejadian yang selalu terulang-ulang dan terjadi secara
terus menerus dalam kehidupannya. Kejadian tersebut lama kelamaan
terserap dan menjadi sebuah bentuk sikap nantinya. Kejadian yang
dimaksudkan ialah sesuatu seperti sebuah kebiasaan yang telah lama
22
Frits Kluytmans, Perilaku Sikap: Pengantar Singkat tentang Psikologi (Bandung: Reflika Aditama, 2006) h. 104
23
dilakukan selama betahun-tahun, sehingga menumbukan sikap
seseorang nantinya.
b. Diferensiasi
Seiring dengan pertumbuhan dari anak-anak hingga remaja,
maka bertambah pula pengetahuan anak tersebut terhadap suatu hal.
Penambahan intelektual ini merupakan hal yang sering terjadi pada
seseorang sesuai dengan perjalanan hidup yang telah ia tempuh, hal
ini didasarkan pada bertambahnya pengetahuan seseorang.
c. Integrasi
Tipe perubahan disini terjadi secara bertahap, seiring dengan
pengalaman yang dialami oleh seseorang tersebut sehingga ia
membentuk sikap terhadap sesuatu dari pengalamannya tersebut.
d. Trauma
Trauma merupakan suatu kejadian yang terjadi secara tiba-tiba
secara mengejutkan dan meninggalkan kesan mendalam pada jiwa
seseorang, sehingga seseorang yang tadinya bersikap positif terhadap
sesuatu, sikapnya dapat berubah secara dratis menjadi negatif terhadap
sesuatu tersebut dalam waktu yang bersamaan. Misalkan Andi ketika
kerja di sebuah perusahaan yang tiap harinya menggunakan lift untuk
naik ke lantai yang dituju, sampai ketika kejadian kebakaran yang
mengakibatkan aliran listrik padam seketika dan ia terjebak dalam lift
menggunakan lift dan memilih naik tangga darurat meskipun ia
bekerja di lantai 20 pada perusahaannya.
Dari ulasan di atas dapat kita simpulkan bahwa yang menjadi
faktor pembentuk dan perubah sikap dapat terjadi karena dua faktor,
yakni faktor psikologis dan faktor budaya tempat orang tersebut
tinggal. Sikap memang dibentuk seiring dengan pengalaman dan
pertambahan usia seseorang serta sikap juga dapat terbentuk sesuai
informasi yang didapat, namun ada faktor-faktor tertentu yang yang
dapat dengan cepat mengubah sikap. Ketika seseorang bersikap positif
terhadap suatu hal, maka ia akan cenderung mendekati, menyukai,
senang, merasa nyaman terhadap suatu hal tersebut. Namun ketika
orang bersikap negatif terhadap suatu hal, ia akan cenderung
menjauhi, tidak menyukai, jijik bahkan bersikap tidak peduli terhadap
suatu hal.
Cara di atas tidak serta merta dapat merubah sikap, kecuali ada
faktor-faktor24 tertentu yang menimbulkan pembentukan atau
perubahan sikap tersebut, diantaranya:
a. Faktor internal
Faktor internal terdapat pada diri orang yang bersangkutan,
seperti sebuah pilihan. Pada dasarnya manusia hidup dengan memilih
sesuatu yang menurut mereka nyaman atau sesuai dengan diri mereka,
24
melalui pengamatan dan penangkapan terhadap objek melalui
rangsangan yang terdapat pada diri individu25.
b. Faktor eksternal
Sebagai manusia yang bersosialisasi, tentu saja faktor dari luar
akan mempengaruhi proses terbentuknya sikap. Diantaranya:
a) Sifat objek, sikap itu sendiri, bagus, atau jelek dan sebagainya
b) Kewibawaan
c) Sifat orang-orang yang mendukung sifat tersebut
d) Media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan sikap
e) Situasi pada saat sikap itu dibentuk
Dalam buku „Perilaku Sikap: Pengantar Singkat tentang Psikologi’, ada
tiga faktor26 yang sudah pasti mempengaruhi sikap seseorang, yakni:
a. Kebutuhan seseorang. Kebutuhan seseorang terhadap sesuatu
mempengaruhi sikapnya terhadap objek yang ia butuhkan.
b. Informasi tentang subyek maupun obyek yang dimiliki. Jika seseorang
memiliki pengetahuan bahwa benda A merupakan benda yang amat
berkualitas dan memiliki ketahanan yang baik, maka ia akan bersikap
positive terhadap benda A tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika
seseorang memiliki pengetahuan bahwa benda A merupakan benda
yang benda imitasi dan memiliki ketahanan yang begitu buruk, maka
ia akan bersikap negative terhadap benda tersebut. Informasi dari luar
25
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: Eresco, 1988) h. 155
26
merupakan pengaruh yang penting terhadap gambaran seseorang
mengenai objek tertentu.
c. Kelompok dimana ia tergabung. Seperti yang telah dibahas di atas,
kelompok merupakan faktor terbesar dimana seseorang dapat
mempengaruhi sikapnya. Karena kelompok dapat menekankan sikap
yang dimilikinya terhadap seseorang yang tergabung dalam kelompok
tersebut.
3. Interaksi Komponen-komponen Sikap
Menurut Oskamp27 Ada dua komponen yang dipandang secara
teoritikal yang terdapat dalam sikap, yakni pandangan komponen tiga
serangkai (tri-componential viewpoint) dan pandangan netiti berasingan
(separate entities viewpoint). Komponen-komponen sikap itu terdiri dari
komponen ABC, yakni Afektif, Behaviour dan Cognitif .
a. Afektif (komponen emosional)
Komponen ini merupakan komponen yang termasuk ke dalam
perasaaan atau komponen emosional pada subyek suatu individu
sendiri, yakni suatu rasa senang (positif) atau tidak senang (negatif)
terhadap suatu objek yang dilihatnya atau diketahuinya.
b. Behaviour (tindakan)
27
Merupakan sebuah perilaku yang mengikuti perasaaan (afektif)
dari seseorang, perilaku tersebut dapat berupa penghindaran atau
pendekatan terhadap objek.
c. Kognitif (penilaian)
Komponen kognitif ini merupakan komponen keyakinan yang
dimiliki oleh seseorang terhadap objek tertentu28. Dengan komponen
ini, maka seseorang dapat menyatakan bahwa ia suka maupun tidak
suka, perlu atau tidak, jelek atau buruk, positif (baik) atau negative
(buruk) terhadap objek tersebut.
Contoh umum yang dapat menggambarkan ke tiga komponen di
atas ialah: Andi menyukai (affect) hewan berbulu seperti hamster karena
menurutnya (cognition) hamster adalah hewan jinak yang lembut dan
lucu, oleh karenanya Andi akan membeli (behavior) hamster dengan
harga mahal sekalipun.
4. Pengukuran sikap
Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu, maka
diperlukan sebuah pengukuran sikap. Pengukuran sikap ini dilakukan
secara tidak langsung dan penarikan kesimpulan diambil dari
tanggapan-tanggapan individu terhadap objek yang dikaji, sehingga kita dapat
menyimpulkan sikap seperti apa yang dimiliki individu tersebut. Ada
28
beberapa metode dalam pengukuran sikap, salah satunya yakni skala
sikap.
Skala sikap terdiri dari beberapa pertanyaan atau soal yang
nantinya akan ditanggapi oleh individu29. Pola tanggapan dari individu
tersebut nantinya dijadikan suatu cara untuk menyimpulkan sikapnya.
Sebagai salah satu contoh metode pengukuran sikap yang paling
banyak digunakan pada skala sikap yakni skala sikap dari R. Likert
(1932) dan skala sikap dari L. L. Thurstone (1934)30.
Ada beberapa cara yang sebenarnya dapat mengukur sikap31,
diantaranya:
a. Pengukuran sikap secara langsung
Pengukuran sikap secara langsung berarti subyek atau individu
yang kita teliti dimintai keterangan langsung mengenai sikapnya
terhadap sesuatu. Pengukuran sikap secara langsung ini terdiri dari
dua macam, yakni:
1) Pengukuran sikap secara langsung tak berstruktur
Untuk mengukur sikap dengan metode ini cukup terbilang
sederhana, karena peneliti tidak harus mempersiapkannya secara
mendalam untuk mengukur sikap tersebut secara mendalam.
Tentunya hasil yang dicaaipun tidak setangguh dengan
29
David Kreckh dkk, (1996) h. 21
30
Sumadi Suryabrata, Pengukuran dalam Psikologi Kepribadian (Jakarta: Rajawali Pers, 1987) h. 15
31
menggunakan cara pengkuran yang lainya cara ini lebih kepada
pengetahuan sementara suatu sikap yang akan diteliti.
2) Pengukuran sikap secara langsung yang berstruktur
Cara pengukuran sikap jenis ini lebih cenderung
menggunakan skala pengukuran,terdapat berbagai macam skala
pengukuran yang dapat digunakan, diantaranya sebagai berikut:
a) Skala R. Likert
Skala Likert ialah “skala yang dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai gejala atau fenomena
pendidikan”32
. Ada dua jenis pertanyaan yang terdapat dalam
skala likert, yakni bentuk pertanyaan positif untuk mengukur
sikap positif dan bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur
sikap negatif. Skala likert ini dikenal dengan summated rating,
hal ini disebabkan karena perhitungan nilai atau skor
responden pada skala dilakukan dengan menjumlahkan jumlah
tanggapan yang diberikannya33. skala likert ini menggunakan
pertanyaan dan menyediakan lima alternatif jawaban sebagai
berikut:
- sangat setuju
- setuju
32
Djaali dan Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2008) h. 28
33
- tidak berpendapat
-tidak setuju
-sangat tidak setuju
Untuk pernyataan positif pada skala likert ini akan diberi nilai
dari 5, 4, 3, 2, 1 atau 2, 1, 0, -1, -2, sedangkan untuk
pertanyaan negatif akan diberi nilai 1, 2, 3, 4, 5 atau -2, -1, 0,
[image:46.595.144.518.514.561.2]1, 2. Lihat tabel dibawah ini untuk lebih jelasnya
Tabel 2.1
Nilai skala likert untuk pernyataan positif
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak
Setuju
5 4 3 2 1
Tabel 2.2
Nilai skala likert untuk pernyataan negatif
Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat tidak
Setuju
1 2 3 4 5
Dengan kata lain, responden yang akan disuguhi pertanyaan
dalam sebuah kuisioner hanya perlu memberikan ceklis atau
melingkari bagian sesuai dengan pendapatnya, karena jawaban
telah ditentukan oleh peneliti. Sebagai contoh pertanyaan
*contoh survey mengenai negara Indonesia
1. Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas penduduk
yang ramah tamah
a) Sangat Setuju (5)
b) Setuju (4)
c) Netral (3)
d) Tidak Setuju (2)
e) Sangat Tidak Setuju (1)
2. Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan alam yang
berlimpah, karena berada pada jalur khatulistiwa
a) Sangat Setuju (5)
b) Setuju (4)
c) Netral (3)
d) Tidak Setuju (2)
e) Sangat Tidak Setuju (1)
3. Indonesia merupakan Negara yang sangat lambat dalam
perkembangannya
a) Sangat Setuju (1)
b) Setuju (2)
c) Netral (3)
d) Tidak Setuju (4)
Skor-skor di atas tentunya tidak diperlihatkan kepada
reponden, melainkan hanya diketahui oleh peneliti saja. Ciri
khas dari skala likert ini ialah semakin tinggi skor yang
diperoleh seseorang, maka hal tersebut menjadi indikasi bahwa
sikap orang tersebut tehadap objek adalah positif, demikian
pula sebaliknya34.
b) Skala L. L. Thurstone
Skala ini digunakan guna mendapatkan data dengan
pengukuran kuantitatif mengenai suatu posisi individu dalam
suatu kontinuum sikap35. Pengukuran skala menggunakan
skala Thurstone dikenal sebagai judgment method36. Skala
thurstone ini merupakan skala yang berupa pernyataan yang
bernilai dari 0 (nilai terbawah) sampai dengan 11 (nilai
teratas). Cara mengukur sikap menggunakan skala ini ialah
dengan membuat sebelas pernyataan mengenai suatu hal,
Walgito dalam bukunya mencontohkan cara penggunaan skala
Thurstone ini pada penelitian mengenai peperangan (war).
Pada masing-masing pernyataan diberi nilai mulai dari nilai
yang terendah sampai yang tertinggi, pemberian nilai ini
34
Bimo Walgito, (2009) h. 169
35
Sumadi Suryabrata, Pengukuran dalam Psikologi Kepribadian (Jakarta: Rajawali Pers, 1987) h. 16
36
tentunya hanya diketahui oleh peneliti saja. Adapun contoh
pernyataannya ialah sebagai berikut:
*contoh survey mengenai perang (war)
(0.2) there is no conceivable justification for war
(1.4) war is a futile struggle resulting in self destruction
(2.4) war is an unnecessary
(3.2) The benefits of war are not worth its misery and suffering
(4.5) we want no more war if it can be avoided without
dishonor
(5.5) it is hard to decide whether wars do more harm than
good
(6.6) there are some arguments in favor of war
(7.5) under some conditions, war is necessary to maintain
justice
(8.5) war is a satisfactory way to solve international
difficulties
(9.8) war stimulates men to their noblest efforts
(10.8) the highest duty of man is to fight for the power and
glory of his nation
(Bimo Walgito, 2009: 164)
Angka yang berada dalam kurung merupakan nilai yang
saja nilai tersebut tidak tercantum dalam form yang dibagikan
kepada para subyek yang sedang diteliti. Keadaan sikap
seseorang dapat diketahui setelah dicari rata-rata hasil dari
nilai seluruh pernyataan di atas.
c) Skala Guttman
Skala ini merupakan tipe skala yang menginginkan jawaban
tegas, seperti jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak
pernah, positif-negatif, tinggi-rendah, baik-buruk, dan
seterusnya37. Pada skala ini, jawaban positif akan diberi nilai 1,
sedangkan untuk jawaban negatif akan diberi nilai 0. Tujuan
dari skala ini ialah guna memperoleh ukuran gabungan yang
bersifat mengukur satu dimensi saja38. Contoh pertanyaan dari
skala Guttman ini ialah sebagai berikut:
*contoh survey tentang perpustakaan
a. apakah anda setuju dengan pernyataan bahwa perpustakaan
adalah jantungnya perguruan tinggi?
(1)Ya (0) Tidak
b. Apakah anda menyetujui perpusakaan merupakan pusat
informasi?
(1)Ya (0) Tidak
37
Djaali dan Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2008) h. 28
38
c. Apakah seluruh koleksi yang terdapat di perpustakaan
perguruan tinggi merupakan koleksi yang dikhususkan untuk
mahasiwa?
(1)Ya (0) Tidak
Angka atau nilai yang terdapat di dalm kurung merupakan
nilai yang diberikan oleh peneliti atas jawaban tersebut,
tentunya nilai tersebut tidak dapat diketahui oleh subyek dan
hanya peneliti saja yang mengetahuinya.
d) Skala Bogardus
Pengukuran skala dengan menggunakan skala model
Bogardus ini lebih kepada jarak sosial, jarak sosial ini terjadi
antara satu kelompok dengan kelompok yang lain39. Skala ini
digunakan untuk mengukur kedekatan jarak emosional antara
individu yang dijabarkan dalam suatu kelompok tertentu. Cara
mengukur skala ini hampir sama dengan cara pengukuan skala
model thurstone, hanya saja lebih sederhana dalam jumlah
pernyataan yang diberikan (hanya 7 pernyataan). Dalam
bukunya, Bimo Walgito mencontohkan pernyataan mengenai
sikap warga Yahudi yang lahir di Amerika Serikat terhadap 18
39
ras golongan bangsa. Pernyataan skala Bogardus tersebut
diantaranya:
1) Kesediaan untuk menikah
2) Kesediaan untuk menjadi teman dekat dalam satu klub
3) Kesediaan menerima sebagai tetangga
4) Kesediaan menerima sebagai teman sejabatan
5) Kesediaan menerima sebagai warga Negara
6) Kesediaan menerima hanya sebagai tamu dalam negerinya
7) Tidak bersedia menerima dalam negaranya
(lihat Bimo Walgito, 2009: 159)
Ras yang menjadi objek penelitian ini ialah;
Yahudi-Jerman, Yahudi-Rusia, Inggris, Perancis, Yahudi-Jerman, Irlandia,
Skotlandia, Spanyol, Armenia, Italia, Meksiko, Jepang, Turki,
Yunani, Tionghoa, Hindu, Philipina, dan Negro.
b. Pengukuran Sikap Secara Tidak Langsung
Pengukuran sikap ini merupakan pengukuran sikap dengan
menggunakan tes, baik tes tersebut merupakan tes proyektif maupun
tes non-proyektif40.
40
5. Ciri-ciri atau Karakteristik Sikap
Ada beberapa ciri atau karakteristik41 yang terdapat dalam suatu
sikap, yakni:
a. Sikap bukan merupakan sifat bawaan, melainkan merupakan sifat
yang dibentuk. Ini berarti sikap bukan merupakan elemen yang
dibawa sejak lahir, seperti halnya lapar, haus, lelah atau bawaan
biogenetis lainnya yang telah ada sejak lahir. Tapi sikap ini
merupakan elemen yang dibentuk oleh individu itu sendiri.
b. Sikap dapat berubah-ubah. Karena pada dasarnya sikap ini dapat
dipelajari atau diberikan (dipengaruhi) oleh sikap individu lain,
tentunya dengan syarat-syarat dan keadaan tertentu yang terjadi pada
seseorang.
c. Sikap tidak berdiri sendiri. Jadi sikap itu merupakan suatu elemen
yang terjadi dengan adanya faktor-faktor pendukung dari luar yang
dapat dipelajari dan dapat berubah senantiasa dengan informasi yang
dimiliki oleh suatu individu terhadap objek tersebut.
d. Sikap dapat berupa sesuatu hal, tapi sikap juga dapat berupa kumpulan
dari sesuatu hal. Jadi sikap itu bukan hanya ada dalam satu individu,
tetapi sikap juga terdapat pada satu golongan tertentu. Misalnya: sikap
ramah terhadap sesame manusia tidak hanya dimiliki satu individu,
tetapi memang terdapat pada golongan tertentu. Bukan hanya „si A
yang memiliki sikap ramah’, akan tetapi memang „seluruh warga desa
41
si A merupakan warga yang ramah’. Hal ini berarti sikap tersebut
telah melibatkan beribu-ribu warga desa si A.
e. Terdapat segi-segi motivasi dan perasaan. Jadi sikap seseorang
berbeda dengan pengetahuan atau keahlian dari diri orang tersebut, di
dalam sikap tersebut terdapat rasa motivasi atau perasaan lainnya yang
menimbulkan suatu kesan tersendiri terhadap objek.
6. Fungsi Sikap
Ada beberapa fungsi yang menjadi faktor pemunculan sikap, hal
ini dikemukakan oleh Katz dalam sebuah buku42 yakni:
a. Penyesuaian diri. Hal ini berarti sikap seseorang cenderung sebagai
alat untuk membantu atau mencapai tujuan yang diinginkannya.
Misalkan seseorang cenderung menyukai organisasi UKM yang sesuai
dengan prinsip yang dapat memenuhi keinginan serta ambisinya.
b. Pertahanan diri. sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan
orang tersebut untuk mengakui kenyataan tentang dirinya, contoh dari
sikap ini ialah „proyeksi’. Proyeksi yang dimaksud ialah “atribusi ciri
-ciri yang tidak diakui oleh diri seseorang dalam dirinya kepada orang
lain”. Misalkan seorang yang pemarah akan cenderung menilai ornag
lain pemarah ketika mereka sedang beradu mulut, jadi inti dari fungsi
ini ialah ia cenderung melindungi diri dari sikap negatif dirinya yang
ia cerminkan melalui orang lain.
42
c. Sebagai sarana pengekspresian nilai. Yang dimaksud nilai disini ialah
nilai postif yang terdapat pada diri individu yang dapat diekspresikan
atau dipamerkan kepada individu lain sebagai sarana aktualisasi atau
pencitraan diri. missal Andi merupakan anak yang „informative’
terhadap jenis kemajuan internet dewasa ini, yang hal tersebut
mempengaruhi pandangannya atau sikapnya terhadap perkembangan
teknologi.
d. Pengetahuan. Hal ini dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari,
misalkan sikap positif seorang anak atau remaja yang mendengarkan
radio atau menonton televisi mendapatkan informasi-informasi
tertentu yang dapat membantu mereka dalam hal pengajaran hidup
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh lain dengan
membaca seseorang dapat bersikap positif terhadap sesuatu sesuai
dengan informasi yang ia dapatkan mengenai kehidupan dan iapun
menerapkan informasi yang ia dapatkan dalam kehidupannya
sehari-hari. Dalam dunia IT pengetahuan dapat ditemukan melalui situs-situs
jejaring sosial, seperti facebook, google, blog, dan media jejaring
lainnya.
C. Koleksi Digital(E-Resources)
1. Pengertian Koleksi Digital(E-Resources)
Menurut AACR2 sumber elektronik/e-resources ialah “material
device”, material atau bahan yang dimaksudkan mungkin memerlukan
perangkat lain yang terhubung langsung ke komputer (misal. CD-ROM)
atau terhubung ke jaringan komputer (misal. Internet)43. Definisi ini
menerangkan cara akses e-resources itu sendiri, sumber elektronik/
e-resources dapat diakses menggunakan komputer baik dalam bentuk
CD-ROM atau akses melalui internet.
Pendapat lain mengemukakan definisi sumber elektronik/
e-resources ini yakni “electronic resources are defined as those electronic
information resources and services that users access electronically via a
computing network from inside the library or remote to the library”44.
Definisi tersebut menyatakan bahwa sumber elektronik merupakan
sumber dan layanan informasi elektronik yang mana penggunanya dapat
mengakses secara elektronik melalui jaringan komputer baik di dalam
perpustakaan maupun jauh (diluar) perpustakan. Hal ini menunjukan
bahwa sumber elektronik yang dimaksudkan dalam pengertian ini ialah
sumber elekronik yang berbentuk digital, seperti buku digital, jurnal
digital, koran digital, majalah digital dan sebagainya yang mana pengguna
atau disebut pemustaka dapat mengakses koleksi tersebut dengan waktu
dan tempat yang tidak terbatas.
43
Prepared under the direction of the joint steering commite for revision of AACR, a
commite of the American Library Asociation … [et. al], Anglo-American Cataloguing Rules
(Chicago: American Library Association: Ottawa: Canadian Library Association; London: Chatered Institute of Library and Information Professionals, 2003) h. Appendix D-3
44
Dari dua jenis pengertian mengenai sumber elektronik/e-resources
di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sumber elektronik/e-resources
memiliki cara akses yang tidak terbatas dan dapat diakses melalui
jaringan komputer, baik melalui jaringan komputer (internet) atau melalui
perangkat lain komputer (CD-ROM).
2. Jenis Koleksi Digital(E-Resources)
Menurut Tarto dalam buku lain, menyatakan bahan pustaka terdiri
dari karya cetak, karya rekam, dan media elektronik. Media elektronik
yang dimaksudkan ialah bahan perpustakaan yang tidak direkam, yakni
media penyimpanan informasi berupa pangkalan data yang ditayangkan
melalui monitor komputer (misal. Internet)45. Dari pernyataan tersebut
diketahui bahwa sumber elektronik merupakan koleksi yang hanya dapat
dinikmati atau diakses melalui komputer.
Ada banyak jenis sumber elektronik/e-resources yang dapat kita
temukan di berbagai perpustakaan, seperti e-journal, e-books, CD-ROM,
e-subject guide, e-database, library catalogues, index, e-magazine, web
search engine, dan lainnya46. Pada penelitian ini yang dimaksudkan
dengan sumber elektronik/e-resources ialah sumber elektronik yang
tersedia di Pusat Perpustakaan UIN Jakarta yang merupakan koleksi
digital, seperti e-journal, e-book, e-database, e-magazine, dan koleksi
45
Wiji Suwano, Perpustakaan & buku: Wacana Penulisan & Penerbitan (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) h. 60
46