Nama : Rizki Desaina Losalia Tempat & Tanggal lahir : Cirebon, 10 februari 1992
Domisili : Jl. Batik Halus Gg. Pasir Awi no.100 Cikutra Barat
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat Badan : 161 Cm/52Kg
Handphone : 085724686110/082121360092
E-mail : Rizkidesaina@gmail.com
/Hobi : Sport, Backpacker, Travelling dan Organisasi
.00000000000
Latarbelakang Pendidikan :
Formal :
- 1996 – 1997 TK. Putera Beringin Kota Cirebon
-1997 – 2003 SD Negeri Kesambi – Dalam II Kota Cirebon -2003 – 2006 SMP Negeri 2 Kota Cirebon
-2006 – 2009 SMA Negeri 1 Kota Cirebon
-2009 – 2013 Universitas Komputer Indonesia Bandung
Non Formal :
-2013 Khursus Bahasa Inggris di LIBIE Kopma UNPAD
The Influence of Creativity and Innovation To The Bussines Performance at The Centre Of Small and Medium Bussines
(Survey at The Central of Small and Medium Bussines Trusmi Batik Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi
Disusun Oleh :
RIZKI DESAINA LOSALIA 21209148
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
i Assalamu’allaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya. Atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan penelitian skripsi dengan tepat waktu.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
jenjang S1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia, dengan judul “Pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja Usaha pada Sentra Usaha Menengah (studi kasus pada Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon)” perkembangan ilmu yang dinamis terus berkembang sehingga mengahasilkan ilmu baru yang lebih baik dari saat ini.
Masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini. Untuk itu, koreksi
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis dalam pencapaian
kesempurnaan dalam penelitian ini.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini
perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas
ii
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen
pembimbing yang telah membimbing serta mengarahkan penulis agar
terselesaikannya penyusunan Usulan Penelitian ini, terima kasih banyak
karena bimbingannya skripsi ini terselesaikan dengan tepat waktu dan masih
banyak hal lagi yang didapat melalui bimbingannya untuk menjadi yang
terbaik diantara yang baik melalui motovasi dan sarannya.
4. Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat serta Dinas
Perindustrian dan Perdagangan yang telah membantu memberikan data serta
ijin untuk melakukan Penelitian sehingga tersusunlah laporan Usulan
Penelitian ini.
5. Untuk Para Owner Batik di daerah Trusmi Cirebon yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang tidak bisa disebutkan satu
persatunya.
6. Untuk Orang Tua tercinta bapak Tessa O. Sulaeman, BAE yang selalu
memberikan doa dan semangat dan khususnya untuk ibuku sayang Siti
Choiriawati ibuku tersayang yang telah berada di surga yang indah, skripsi ini
terselesaikan karena doa beliau di surga Allah SWT, serta untuk adik-adik
tersayang Yobi Desandiona semoga cepat menyusul menjadi sarjana yang
terbaik dan Yogi Demas Nurmaulana yang telah berkontribusi dalam
tersusunnya skripsi ini. Mereka semua selalu memberi warna dalam hidup
iii
memberikan dukungan, saran dan motivasi bagi penulis. Terima kasih atas
segala kabaikannya selama kurang lebih 4 (empat) tahun bersama dan
mendengarkan keluh kesah mn-4 yang selalu membuat peristiwa menarik.
9. Para Staf Dosen yang selalu memberikan semangat dan motivasi, terimakasih
Ibu Lita, Ibu Rahma, Ibu Lina, Ibu Isniar, dan Bapak Rizki serta Bapak
Oman. Tidak lupa juga untuk staf kesekretariatan Manajemen yang selalu
memberikan informasi, terimakasih Teh Hana, Teh Maya, Teh Hana, dan Teh
Senny pasti selalu kangen teteh-teteh yang cantik ini.
10. Sahabat yang selalu membantu dan untuk seseorang yang tidak hentinya
memberikan dukungan doa dan motivasi serta perhatiannya, serta
teman-teman kelas Mn-4 yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada
penulis, terima kasih Gojas Gojlag Crew : Rossy, Renita, Andriani, Acep,
Agni, Hara, Cikal, Septia, Tri, Andri, Firman, Adit, dan yang lainnya yang
tidak dapat disebutkan seluruhnya.
11. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu tapi doanya sampai kepada penulis
karena dapat selesai tepat waktu. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh
iv Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, Juli 2013
iv
PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO
ABSTRAK ABSTRACT
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR GAMBAR...xi
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR LAMPIRAN...xxii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ...1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ...9
1.2.1Identifikasi Masalah ...9
1.2.2Rumusan Masalah ...11
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ...11
1.3.1Maksud Penelitian ...11
1.3.2Tujuan Penelitian ...11
1.4Kegunaan Penelitian ...12
1.4.1Kegunaan Praktis ...12
v
2.1.1 Kreativitas...14
2.1.1.1 Pengertian Kreativitas ...14
2.1.1.2 Indikator Kreativitas ...17
2.2.1 Inovasi ...17
2.2.1.1Pengertian Inovasi...17
2.2.1.2Indikator Inovasi...18
2.3.1 Kinerja Usaha ...19
2.3.1.1Pengertian Kinerja Usaha ...19
2.3.1.2Indikator Kinerja Usaha...20
2.4.1 Hasil Penelitian Terdahulu...21
2.5.1 Kerangka Pemikiran...23
2.6.1Keterkaitan antar variabel………...24
2.6.1.1Hubungan antara Kreativitas dan Kinerja Usaha...24
2.6.1.2Hubungan antara Inovasi dan Kinerja Usaha...25
2.6.1.3Hubungan antara Kreativitas dan Inovasi...26
2.6.1.4Hubungan antara Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja Usaha...26
2.7.1 Hipotesis ...29
vi
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data...41
3.2.3.1Sumber Data Penelitian...41
3.2.3.2Teknik Penentuan Data...42
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data...43
3.2.4.1 Uji Validitas...46
3.2.4.2 Uji Realibilitas...47
3.2.4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...48
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis...52
3.2.5.1 Rancangan Analisis...49
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis...56
3.2.5.3 Hasil Pengujian Hipotesis...65
BAB IV HASIL PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian...70
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan...70
4.1.1.1 Sejarah Perusahaan...70
4.1.2 Kondisi Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon...71
4.1.3 Aktivitas Perusahaan...74
4.2 Karakteristik Responden...79
vii
4.3.1 Analisis Deskriptif Kreativitas Pengusaha Sentra UKM Batik
Trusmi...83
4.3.1.1 Terkukan Akan Pengalaman (Openness To Experince)...83
4.3.1.2 Memperhatikan Dengan Cara Yang Tidak Biasa...85
4.3.1.3 Kesungguhan...87
4.3.1.4 Menerima dan Merekonsiliasi Sesuatu Yang Bertentangan...89
4.3.1.5 Toleransi...90
4.3.1.6 Independen...92
4.3.1.7 Berfikir Dan Bertindak...94
4.3.1.8 Otonomi...95
4.3.1.9 Percaya Diri...97
4.3.1.10 Mandiri...98
4.3.1.11 Risk Taker (Pengambil Keputusan)...100
4.3.1.12 Gigih...102
4.3.1.13 Sensitif...103
4.3.1.14 Mampu Terhadap Ide-ide Yang Baru...105
viii
4.3.1.19 Bebas Dari Rasa Takut Gagal...113
4.3.1.20 Imajinasi...115
4.3.1.21Selektif...116
4.3.2 Analisis Deskriptif Inovasi Pengusaha Sentra UKM Batik Trusmi...120
4.3.2.1 Produk...120
4.3.2.1.1 Produk Baru...121
4.3.2.1.2 Perubahan Produk Baru...122
4.3.2.1.3 Desain Produk Baru...124
4.3.2.2 Pelayanan...125
4.3.2.2.1 Pelayanan Prima...126
4.3.2.2.2 Jenis Pelayanan Baru...127
4.3.2.3 Proses...129
4.3.2.3.1 Perbaikan Proses Yang Sudah Ada...129
4.3.2.3.2 Pemanfaatan Alat/Teknologi Baru...131
4.3.2.4 Pasar...133
4.3.2.4.1 Lokasi/Tujuan Pasaran Ysng Baru...134
ix
4.3.2.6 Organisasi Usaha...140
4.3.2.6.1 Sistem Pengelolaan Produksi Yang Baru...141
4.3.2.6.2 Penggunaan Kontrol Kualitas Produksi...142
4.3.2.6.3 Penyederhanaan Pengambilan Keputusan...144
4.3.2.6.4 Pengembangan Tenaga Kerja Dengan Cara Baru...146
4.3.3.3 Kinerja Usaha Sentra UKM Batik Trusmi...149
4.3.3.3.1 Kualitas Output...149
4.3.3.3.2 Kuantitas Output...151
4.3.3.3.3 Waktu Kerja...153
4.3.3.3.4 Kerjasama Dengan Rekan Kerja...154
4.3.4 Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha...158
4.4.2.1 Model Pengukuran ...160
4.4.2.1.1 Model Pengukuran Variabel Kreativitas...162
4.4.2.1.2 Model Pengukuran Variabel Inovasi...165
4.4.2.1.3 Model Pengukuran Variabel Kinerja Usaha...167
4.4.2.1.4 Model Struktural...168
x
5.1 Kesimpulan...182
5.2 Saran...183
Ardy Mandala, Edy Raharja. 2012. Peran Pendidikan, Pengalaman, dan Inovasi terhadap Produktivitas Usaha Kecil Menengah. Diponegoro Journal of Management, Vol, 1, No. 2, pp. 1-11.
Chris Barker, Nancy Pistrang & Robert Elliot (2002). Research Methods in Clinical Psychology. (2nd ed.). John Wiley & Sons, LTD Chichester England.
Deden, A., Janvita, J. Sudirham. 2012. Kreativitas dan Inovasi Penentu Kompetensi Pelaku Usaha Kecil. Vol, 11. No.1, pp. 42-59.
Edi Wahyudi, 2010, Strategi Peningkatan Akses Pasara dan Peluang Inovasi Usaha Kecil Nelayan Pasuruan. Riset Ilmiah Strategi (L-RIS) dan Prodi Adm. Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember, Vol. 23, No. 3, pp. 196-205.
Ernani Hadiyati. 2011. Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 13 No. 1. pp. 8-16.
Hanadi Mubarak Al-Mubaraki. Dalam Innovation System in European Countriea : A SWOT Analysis. European Journal of Bussines and Management , Vol. 4 No. 15. 2012.
Petter Swann and Daniel Birk. 2005. Dikutip dalam buku How do Creativity and Design Enchance Business Performence ? a Frame Work for Interpreting the Evidence.
Sundgren et al, 2005. di kutip oleh Dr. Gabor et al. dalam The Impact of Creative Organizational Climate on the Innovation Activity of Medical devices Manufacturing Firms in Hungary. European Journal of Bussines and Management , Vol. 4 No. 13. 2012.
Siyamtinah, Heru Sulistyo, Eny Rahmani, 2011, Model Peningkatan Kinerja Melalui Kapabilitas Inovasi Pada UKM Semarang. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan , pp. 251-262.
Terhadap Kinerja Usaha Mikro Kecil Agribrisnis di Papua. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, No. 2 September, pp. 133-141.
http://rajapresentasi.com/2012/08/kreativitas-dan-inovasi-bisnis-agar-erencanaan-menjadi-kenyataan/(14-07-2013) http://www.tempo.co.id/edunet/(14-07-2013)
1
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM saat mendapatkan peranan
penting dalam perekonomian negara khususnya pada negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan UMKM dapat menyerap tenaga kerja agar tidak banyak timbulnya
pengangguran pada setiap daerah dan UMKM seperti yang telah dilansirkan
bahwa terbukti mampu menyelamatkan perekonomian bangsa pada saat krisis
ekonomi pada tahun 1997. UMKM pun terbukti mempunyai ketahanan relatif lebih baik dibandingkan dengan usaha skala yang lebih besar. Maka tidak
mengherankan bahwa pada masa krisis dan masa pemulihan perekonomin negara
Indonesia saat ini, UMKM memiliki peranan besar yang sangat strategis.
Indonesia adalah sebuah negara yang terkenal dengan sebutan Multiculture hal ini dapat dilihat dari keanekaragaman seni dan budaya yang tersebar luas disetiap
daerahnya. Hal ini memunculkan ide kreatif kewirausahaan masyarakat sekitar
untuk membuat gagasan bisnis seperti membuat industri – industri kecil dan
menengah (IKM) untuk dapat memasarkan budaya yang setiap daerah miliki
tanpa mengubah jati diri sebuah kesenian dan budaya tersebut. Seperti halnya
dengan batik. Pada awalnya batik hanya dikenal oleh kalangan keraton atau abdi
acara kerajaan, sehingga pada waktu itu batik hanya digunakan oleh para raja,
bangsawan dan abdi kerajaan.
Namun tidak dengan masa modern, kini batik telah berkembang menjadi icon
pakaian nasional Indonesia. Batik mulai digunakan oleh masyarakat umum pada
awal abad ke-19 dan jenis batik yang sering dikenal yaitu batik tulis, lalu seiring
dengan perkembangan zaman batik dapat diinovasikan dengan batik cap dan
printing bermotif batik. Keindahan dan keunikan motif batik yang beragam membuat para turis mancanegara tertarik untuk menggunakan batik buatan
Indonesia.
Salah satu daerah terbesar penghasil batik di Jawa Barat adalah Cirebon. Sentra
Pembuatan batik Cirebon berada di Desa Trusmi Wetan dan Trusmi Kulon,
Kecamatan Plered. Batik Cirebon sering disebut juga dengan batik Trusmi karena
di Cirebon hanya ada satu sentra pembuatan batik yaitu di daerah Trusmi. Produk
batik yang terkenal antara lain batik Pesisiran, batik Mega Mendung, batik Sawat
Panganten, batik Urang Jejer, dan lain – lain.
Untuk sebagian besar masyarakat Trusmi, industri batik merupakan salah satu
mata pencaharian utama. Industri batik Trusmi tergolong kedalam industri padat
karya, karena membutuhkan cukup banyak tenaga kerja manusia dengn beberapa
keahlian khusus. Indusrti batik Trusmi pun telah memberikan kontribusi yang
sangat besar khususnya untuk pemerintahan kabupaten Cirebon karena adanya
penyerapan tenaga kerja bagi penduduk sekitar bahkan penduduk luar daerah
Tabel 1.1
Data Jumlah Tenaga Kerja dan Penjualan ada Industri Batik Trusmi
Tahun Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
Prosentase Pertumbuhan
(%)
Data Penjualan (Rp)
Prosentase Pertumbuhan
(%)
2007 1.210 - 447.178.200 -
2008 1.197 -0,010% 307.738.000 -0,31%
2009 1.189 -0,006% 228.360.600 -0,26%
2010 998 -0,160% 208.280.200 -0,09%
2011 1.102 0,104% 198.260.800 -0,04%
Sumber : Desperindag Kab. Cirebon 2012
Berdasarkan pada tabel 1.1 di atas, dilihat dengan adanya fulktuasi dalam
jumlah tenaga kerja yang relatif menurun dan data penjualan yang semakin tahun
berkurang pendapatannya hal ini didasarkan dari data Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kab. Cirebon. Maka hal ini dapat diindikasikan bahwa adanya
ketidaksesuaian pada indikator kualitas output dan kuantitas output berbeda
halnya dengan yang dikatakan Johnson (1991:19) pada penelitian Mulyanto
(2007:76) menyatakan bahwa, Kinerja merupakan salah satu ukuran dari perilaku
yng aktual di tempat kerja yang bersifat demensional, dimana dimensi kerja
meliputi kulitas output, kuntitas output, waktu kerja, kerjasama dengan rekan
kerja. Menurut sumber dari Desperindag Kab. Cirebon, kondisi tersebut
dipengaruhi oleh adanya krisis ekonomi, kenaikan harga bahan bakar, kenaikan
tarif dasar listrik, dan masuknya produk – produk asing seperti dari Negara China.
Meskipun demikian industri Batik Cirebon atau Batik Trusmi harus selalu
Indonesia. Sedangkan berdasarkan wawancara dari beberapa pemilik dari toko
yang memproduksikan batik trusmi hal ini terjadi karena para pemilik hanya
mengandalkan mesin atau teknologi sehingga kinerja dalam usaha berkurang,
padahal batik itu lebih diminati apabila batik diproduksi dengan tangan para
pekerja secara manual atau lebih jelasnya batik tulis akibat penggunaan mesin
tersebut maka, banyak berkurangnya jumlah tenaga kerja.
menurut Evans (1994) dalam penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita
J. Sudirham (2012:46) kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang
pengetahuan di dalam pikiran-pikiran manusia yang membiarkan dirinya untuk
berfikir secara lebih bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, atau menghasilkan
gagasan – gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang
bermanfaat. Namun tidak selamanya pertumbuhan batik dapat berlangsung
dengan baik, ada saja kendala yang hadapi para pengusaha batik seperti halnya
dengan krisis perekonomian dan arus globalisasi seperti adanya perjanjian ASEAN – China Free Trade Agreement (ACFTA) sejak 1 Januari 2010 yang
dimuat pada artikel Pikiran Rakyat tertanggal 29 oktober 2009. Kendala
berikutnya seperti beredarnya batik ilegal ke pasar Indonesia pada tahun 2008
yang diindikasi berasal dari produk China yang diselundupkan yang diperkirakan
mencapai 290 miliar rupiah. Menyebarnya batik asing ini dapat mengambil alih
pangsa pasar batik yang selama ini menjadi tumpuan penghasilan para pengusaha
batik lokal, termasuk batik Trusmi Cirebon. Hal ini disampaikan oleh Dirjen
Industri Kecil dan Menengah (IKM) Departement Perindustrian Fauzi Aziz
Masuknya batik asing asal China yang telah beredar luas di Indonesia sangat
mengkhawatirkan para pengusaha batik, pasalnya para pengusaha harus bersaing
ketat, tidak dengan para pesaing lokal sejenis saja namun dengan pesaing asing.
Hal ini membuat para pengusaha harus mampu memberikan inovasi dan krativitas
agar mampu menaikan kinerja usahanya yang selama ini telah dirintisnya dari nol.
Penurunan pendapatan para pengusaha tersebut dapat dilihat pada data
penjualan produk batik Trusmi dibawah yang pertumbuhannya relatif semakin
menurun.
Ada beberapa faktor dalam menentukan sebuah kinerja usaha agar selalu naik
dan berkembang, salah satu faktornya yaitu kreativitas dan inovasi. Kreativitas
harus selalu dikembangkan agar masyarakat tidak merasa bosan dan harus adanya
inovasi sebuah produk atau gagasan agar para pelanggan lokal maupun asing
makin banyak yang tertarik dan melirik batik khususnya batik Trusmi.
Motif Mega Mendung yang pada awalnya selalu berunsurkan warna biru
diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis hal ini
dikatakan oleh Bapak Katura ketika melakukan wawancara mengenai batik
Trusmi Cirebon, warna biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas
dan suasana dinamis karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan
laki-laki. Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada awalnya merintis tradisi batik.
Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir
yang lugas, terbuka dan egaliter. Selain itu, warna biru juga disebut-sebut
melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta
kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yang digunakan mulai dari warna
biru muda sampai dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan makin
cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung
air hujan dan memberi kehidupan. Dalam perkembangannya, motif Mega
Mendung mengalami banyak perkembangan dan dimodifikasi sesuai permintaan
pasar. Motif megamendung dikombinasi dengan motif hewan, bunga atau motif
lain. Sesungguhnya penggabungan motif seperti ini sudah dilakukan oleh para
pembatik tradisional sejak dulu, namun perkembangannya menjadi sangat pesat
dengan adanya campur tangan dari para perancang busana. Selain motif, warna
motif megamendung yang awalnya biru dan merah, sekarang berkembang
menjadi berbagai macam warna. Ada motif megamendung yang berwarna kuning,
hijau, coklat dan lain-lain.
Gambar 1.1 Motif Mega Mendung
Selain kreativitas, faktor yang cukup berpengaruh dalam kenaikan sebuah
kinerja usaha adalah inovasi. Menurut Ernani Hadiyati (2011:11) mengatakan bahwa Suryana (2003) manyatakan “ inovasi yaitu sebagai kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan”. Inovasi dari proses produksinya
yaitu dengan menggunakan mesin atau teknologi, dahulu proses produksi
ekonomis diproduksi secara besar-besaran dengan cara disablon (printing) di
pabrik-pabrik. Walaupun kain bermotif megamendung yang dihasilkan dengan
proses seperti ini sebenarnya tidak bisa disebut dengan batik. Wujud motif
megamendungpun yang dulunya hanya dikenal dalam wujud kain batik, sekarang
bisa ditemui dalam berbagai macam bentuk barang. Ada yang berupa hiasan
dinding lukisan kaca, produk interior seperti ukiran kayu maupun
produk-produk peralatan rumah tangga seperti sarung bantal, sprei, taplak meja dan
lain-lain. Hal ini berpengaruh pada kinerja usaha pada Sentra Batik di Trusmi karena
ide kreatif yang dituangkan sehingga terjadi sebuah keunikan dalam pembuatan
batik hal ini membuat terobosan baru pada batik agar batik tetap diminati para
kreatif yang segar setiap saatnya. 13 43,3% 17 56,7%
2 Anda dapat membiarkan
karyawan atau bawahan anda untuk dapat mengekspresikan ide-ide yang dimilikinya
14 46,7% 16 53,3%
3 Anda termasuk orang yang bebas
dan berwawasan luas 12 40% 18 60%
Inovasi 4 Anda selalu memberikan
produk-produk yang menarik 18 60% 12 40%
5 Anda mampu memberikan
pelayanan jenis baru bagi konsumen
16 53,3% 14 46,7%
6 Tersedianya sumber pasokan
untuk ketersediaan bahan baku batik
12 40% 18 60%
Kinerja Usaha 7 Toko anda memiliki kualitas
produk yang sangat bagus 18 60% 12 40%
8 Setiap hari selalu ada konsumen
9 Karyawan yang disiplin akan
waktu kerja 17 56,7% 13 43,3%
10 Selalu ada peningkatan profit
setiap harinya 18 40% 12 60%
Berdasarkan survey dari 30 responden dari pemilik usaha pada batik trusmi,
variabel kreativitas menunjukan bahwa Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon masih
kurang kreatif, dimana 56,7% pengusaha tidak memberikan ide kreatif yang segar
setiap saatnya dan 43,3% pengusaha mampu memberikan ide kreatifnya. Lalu
pengusaha dirasakan kurang memberikan kebebasan berekspresi pada
karyawannya yang ditunjukan dari hasil survey awal dimana 53,3% pengusaha
tidak memberikan kebebasan berekspresi, hanya 46,7% pengusaha yang
memberikan kebebasan berekspresi bagi karyawannya untuk mampu
mengembangkan ide – ide kreatifnya. Para pengusaha juga dirasakan tidak
memiliki wawasan yang luas hal ini dibuktikan dari hasil survey awal bahwa 60%
para pengusaha tidak memiliki wawasan yang luas dan 40% sisanya sudah
memiliki wawasan yang luas. Lalu dari variabel inovasi, para pengusaha kurang
dapat berinovasi ditandai dengan tidak tersedianya sumber pasokan untuk
ketersediaan bahan baku batik dan hal ini dibuktikan dengan hasil survey awal
bahwa 60% responden menyatakan kurang dapat berinovasi ditandai dengan
kurang tersedianya sumber pasokan untuk ketersediaan bahan baku batik. Dan
40% sisanya menyatakan sudah tersedia bahan baku batik. Variable kinerja usaha
menunjukan hasil yang kurang yang ditandai dengan 56,7% pengusaha
menyatakan tidak adanya pelanggan baru yang datang ke toko dan 45,3% sisanya
survey awal 60% para pengusaha menyatakan bahwa tidak adanya penigkatan
profit setiap harinya, sedangkan 40% para pengusaha menyatakan bahwa ada
penigkatan profit setiap saatnya.
Oleh karena itu, melihat dari fenomena diatas penulis mengambil penelitian
tentang bagaimana kreativitas dan inovasi diterapkan pada Usaha Kecil Menengah di Indonesia khususnya Cirebon, dan akhirnya mengambil judul “ PENGARUH
KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KINERJA USAHA PADA SENTRA UKM BATIK TRUSMI CIREBON”
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui masalah – masalah apa saja yang sedang dihadapi maka
penulis mencoba mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Masuknya batik asing asal China yang telah beredar luas di Indonesia sangat
mengkhawatirkan para pengusaha batik, pasalnya para pengusaha harus
bersaing ketat, tidak dengan para pesaing lokal sejenis saja namun dengan
pesaing asing.
2. Batik Trusmi masih mengandalkan pasokan kain untuk pengengerjaan batik
dari Pekalongan karena Cirebon masi belum punya produsen kain yang bisa
memproduksi kain katun dan sutra dalam jumlah yang besar, kendala ini
membuat produsen sulit memenuhi pesanaan dalam jumlah besar.
3. Pemasaran yang kurang maksimal membuat para pengrajin batik masih
4. Keterbatasan peralatan membatik kerena dari 19 sentra batik di Indonesia,
hanya ada enam usaha pembuat canting, 31 usaha pembuat cap batik, dan 10
usaha pembuat campuran malam. Padahal, total usaha batik yang tersebar di
Pulau Jawa berjumlah 15.293 unit, dan adanya fluktuasi kain mori seperti kain
mori prismisina dan kain mori prima dikarenakan kenaikan harga kapas sejak
tahun 2009.
5. Pendidikan perajin batik yang belum memahami potensi batik sebagai bisnis,
hal ini diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu
6. Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon masih kurang kreatif, dimana pengusaha
tidak memberikan ide kreatif yang segar setiap saatnya. Lalu pengusaha
dirasakan kurang memberikan kebebasan berekspresi pada karyawannya yang
ditunjukan dari hasil survey awal dimana pengusaha tidak memberikan
kebebasan berekspresi. Para pengusaha juga dirasakan tidak memiliki wawasan
yang luas hal ini dibuktikan dari hasil survey awal bahwa para pengusaha tidak
memiliki wawasan yang luas. Lalu dari variabel inovasi, para pengusaha
kurang dapat berinovasi ditandai dengan tidak tersedianya sumber pasokan
untuk ketersediaan bahan baku batik dan hal ini dibuktikan dengan hasil survey
awal bahwa responden menyatakan kurang dapat berinovasi ditandai dengan
kurang tersedianya sumber pasokan untuk ketersediaan bahan baku batik.
Variable kinerja usaha menunjukan hasil yang kurang yang ditandai dengan
para pengusaha yang menyatakan tidak adanya pelanggan baru yang datang ke
toko dan dari hasil survey awal pula para pengusaha menyatakan bahwa tidak
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan masalah yang diuraikan tesebut, maka dapat dibuat sebuah
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Kreativitas para pengusaha pada Sentra UKM Batik Trusmi
Cirebon.
2. Bagaimana Inovasi para pengusaha pada Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon.
3. Bagaimana kinerja usaha yang dihasilkan pada Sentra UKM Batik Trusmi
Cirebon.
4. Bagaimana hubungan Kreativitas dan Inovasi para pengusaha Sentra UKM
Batik Trusmi Cirebon.
5. Seberapa besar pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap kinerja usaha pada
Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon secara simultan dan parsial.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk membuktikan fakta empiris
dari dari kreativitas, inovasi dan kinerja usaha.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Kreativitas para pengusaha pada Sentra UKM Batik Trusmi
2. Untuk mengetahui Inovasi para pengusaha pada Sentra UKM Batik Trusmi
Cirebon.
3. Untuk mengetahui kinerja usaha yang dihasilkan pada Sentra UKM Batik
Trusmi Cirebon.
4. Untuk mengetahui hubungan Kreativitas dan Inovasi para pengusaha Sentra
UKM Batik Trusmi Cirebon.
5. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap kinerja usaha
pada Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon secara simultan dan parsial.
1.4Kegunaan Hasil Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Perusahaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur
perusahaan dalam meningkatkan kualitas khususnya tentang kreativitas dan
inovasi yang dimiliki pada seorang wirausaha dan mampu mengavaluasi setiap
kegiatan usaha yang ada untuk menjadi lebih baik lagi guna mencapai visi dan
misi bersama dan menaikan kinerja usaha pada Sentra UKM Batik Trusmi
Cirebon.
2. Bagi Penulis
Sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menempuh strata satu yang
diwajibkan oleh Program Studi Manajemen khususnya spesialisali dalam bidang
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Perguruan Tinggi
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dokumen akademik yang
berguna untuk dijadikan pedoman bagi civitas akademika.
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dijadikan sumber referensi, dan dapat berguna bagi
mahasiswa yang membaca.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari s/d Maret 2013 dalam memenuhi
penelitian ini, penulis melaksanakan penelitian di Sentra Industri Batik Trusmi
Cirebon, melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat serta
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Jawa Barat, Unit
Pengembangan UKM Batik Trusmi Cirebon, Jl. Perkantoran Kab.
Cirebon.Berikut tabel penelitiannya :
Tabel 1.3
Jadwal Penelitian dari Bulan Januari s/d Juli 2013
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengambilan
Data
Analisis Data
Penyusunan
Laporan
Sidang Usulan Penelitian
Hasil
Penelitian
14
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kreativitas
2.1.1.1 Pengertian Kreativitas
Kreativitas menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati
(2011:10) menyatakan bahwa :
“ Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengembagakan ide – ide baru dan untuk menemukan cara –
cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang. ”
Menurut Ernani Hadiyati (2011:10) mengatakan bahwa :
“ Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari atau menemukan sesuatu hal baru. ”
Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka
memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan,
mnerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesutu
yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berfikir dan bertindak,
memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari
standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan,
yang baru, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap
fenomena yang belom jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berfikir dalam
imajinasi, dan selektif.
Menurut (e.g., Eysenck, 1993; Guilford, 1950) dalam penelitian Mark
Betey (2012:57) menyatakan bahwa :
“Mereka yang menekankan pandangan orang-berpusat kreativitas mungkin
akan menilai kreativitas dengan referensi untuk atribut sifat, seperti kecerdasan
atau kepribadian ”
“ Those who emphasize a person-centered view of creativity will probably
assess creativity with reference to trait attributes, like intelligence or personality”
Menurut Suryana (2003) dalam penelitian Ernani Hadiyati (2011:10)
menyatakan bahwa :
“ Kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara- cara baru dalam memecahkan persoalan dalam peluang ”.
kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam menghasilkan
ide-ide maupun produk baru dan sesuai dengan tuntutan keadaan, di mana ide-ide
maupun produk tersebut dibutuhkan. Kemampuan itu dapat diterima dan
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar sebagai sesuatu yang wajar dan
bukan sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal, apabila ide-ide atau produk baru
memiliki sikap, pemikiran dan perilaku kreatif apabila kemampuannya dipupuk
sejak dini karena kreativitas merupakan suatu proses. Banyak ahli memberikan
definisi mengenai kreativitas, menurut Evans (1994) dalam penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita J. Sudirham (2012:46) kreativitas adalah
menghubungkan dan merangkai ulang pengatahuan di dalam pikiran-pikiran
manusia yang membiarkan dirinya untuk berfikir secara lebih bebas dalam
membangkitkan hal-hal baru, atau menghasilkan gagasan – gagasan yang
mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat. Pengertian
lainnya menurut Stoner, Freeman dan Gilbert (1996) dalam penelitian Deden A. Wahab Syah’roni, Janivita J. Sudirham (2012:46) mengatakan bahwa kreativitas
merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman berlainan
untuk menghasilkan ide – ide baru dan lebih baik. Kreativitas juga merupakan
keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif
baru dan membentuk kombinasi – kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang
telah tercetak dalam pikiran dan juga merupakan pembangkit ide – ide baru.
Kreativitas juga sebagai penghasil ide baru dan inovasi sebagai penerjemah ide
baru menjadi perusahaan baru, produk baru, jasa baru, proses baru atau metode
baru untuk memproduksi.
Menurut Hubies (2005:11) dalam penelitian Sonang Sitohang (2006:291)
kreativitas merupakan kumpulan dari ide – ide, baik pengetahuan maupun
pengalaman yang berada di dalam pikiran manusia (prose pada bagian otak
sebelah kanan), yang kemudian diramu menjadi inovasi yang bermanfaat secara
gagasan baru yang membutuhkan individu kreatif yang mampu menghasilkan
pemikiran yang kreatif dari orisinil untuk melakukan pembaharuan dalam suatu
kegiatan pada situasi yang berlaku seperti halnya optimis biaya dan waktu meraih
efesiensi.
2.1.1.2 Indikator Kreativitas
Menurut Ernani Hadiyati (2011:10) menyatakan bahwa :
“Atribut orang yang kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan, mnerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesutu yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berfikir dan bertindak, memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan, gigih, sensitif terhadap permasalahan, lancar kemampuan untuk mengasah ide-ide yang baru, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap fenomena yang belom jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berfikir dalam imajinasi, dan selektif ”
2.2.1 Inovasi
2.2.1.1 Pengertian Inovasi
Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan dengan barang, jasa atau ide
yang dirasakan baru oleh seseorang.
Menurut Larsen, P dan Lewis, A (2007) yang dikutip dalam Ernani
Hadiyati, (2011:11) menyatakan bahwa :
“ Salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah
Hal yang sama dikemukakan dengan Hills (2008) yang ditulis pada
penelitian Ernani Hadiyati (2011:11) menyatakan bahwa :
“ inovasi sebagai ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh seorang
individu atau pengguna lainnya.”
Sedangkan Ernani Hadiyati (2011:11) menulis bahwa Suryana (2003)
manyatakan “ inovasi yaitu sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas
dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan
memperkaya kehidupan.”
Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang : a. Inovasi produk
(barang, jasa, ide dan tempat). b. Inovasi manajemen (proses kerja, proses
produksi, keuangan pemasaran, dll).
Menurut Sandee (1995) dalam penelitian Aloysius Gunadi Brata (2009:95)
mengatakan bahwa inovasi adalah satu strategi penting bagi industri kecil untuk
memperkuat posisi daya saing mereka.
2.2.1.2 Indikator Inovasi
Menurut Aloysius Gunadi Brata (2009:101) inovasi sering dikaitkan dengan
kebaruan, dalam artian bahwa inovasi adalah suatu hal yang baru bagi pengrajin.
Namun demikian, inovasi yang dilakukan oleh seorang pengrajin secara relatif
belum tentu benar - benar baru bagi pengrajin lainnya. Indikator inovasi meliputi
(1) Produk. Seperti produk baru, perubahan komponen produk, perubahan desain
produk. (2) Pelayanan. Seperti perubahan cara melayani pelanggan/pembeli, jenis
pemanfaatan alat/teknologi baru. (4) Pasar. Lokasi/tujuan pemasaran yang baru,
segmen pasar yang baru. (5) Logistik. Seperti penggunaan bahan baku yang baru,
penggunaan sumber pasokan bahan baku yang baru. (6) Organisasi Usaha. Seperti
sistem pengelolaan produksi yang baru, penggunaan kontrol kualitas produksi,
penyederhanaan pengambilan keputusan, pengembangan tenaga kerja dengan cara
yang baru.
2.3.1 Kinerja Usaha
2.3.1.1 Pengertian Kinerja Usaha
Menurut Prawirosentono, (1991:1) pada penelitian Mulyanto (2007:76)
menyatakan bahwa :
“Kinerja usaha adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenangnya dan tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”
Madura (2001) dalam penelitian Moch.Fatkhul Mujib (2010:21) menjelaskan
bahwa kinerja bisnis dilihat dari sudut pemilik usaha yang menanamkan modalnya
pada suatu perusahaan memusatkan diri pada dua kriteria untuk mengukur kinerja
perusahaan. 1) imbalan atas penanaman modalnya dan 2) resiko dari penanaman
modal mereka. Karena strategi bisnis yang harus menentukan bagaimana strategi
bisnis yang bermacam-macam akan mempengaruhi imbalan atas penanaman
Menurut Mulyadi (1997) dalam penelitian Moch.Fatkhul Mujib (2010:22)
menyatakan informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran dalam kinerja
manajer pusat pendapatan adalah pendapatan. Sedangkan informasi yang dipakai
sebagai ukuran kinerja manajer pusat adalah biaya.
Kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi
karyawan.
Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa unsur – unsur yang terdapat dalam
kinerja usaha terdiri dari :
1. Hasil – hasil fungsi pekerjaan
2. Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai seperti :
Motivasi, kecakapan, persepsi peranan dan sebagainya.
3. Pencapaian tujuan organisasi.
4. Periode waktu tertentu.
Berdasarkan hal diatas Moh. Pandu Tika (2005:121) mendefinisikan kinerja
suatu bisnis adalah hasil – hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhui oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.
2.3.1.2 Indikator Kinerja Usaha
Kinerja usaha merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai sebagai hasil dari
usaha yang telah dilakukan oleh seluruh komponen perusahaan. Dalam hal ini
indikator dari kinerja usaha dapat diukur dengan perilaku aktual ditempat kerja
kuantitas output, waktu kerja, kerjasama dengan rekan kerja, menurut Johnson
(1991:19) pada jurnal penelitian Mulyanto (2007:76).
2.4.1 Hasil Penelitian Terdahulu
persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
1 Ernani
2.5.1 Kerangka Pemikiran
Pada setiap dunia bisnis sangat dibutuhkan kreativitas dan inovasi, karena
jika seorang pengusahan tidak mampu mengembangkan maka usahanya tidak
akan berhasil. Sebuah bisnis harus dikelola dengan baik karena jika sebuah bisnis
tidak dikelola secara baik maka hasilnya akan mengalami kegagalan hal ini yang
mengharuskan setiap para pengusaha khususnya bidang industri batik mampu
memberikan kreativitasnya dalam berinovasi.
Atribut orang yang kreatif adalah terbuka terhadap pengalaman, suka
memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan,
mnerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesutu
yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berfikir dan bertindak,
memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari
standar dan kendali kelompok, rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan,
gigih, sensitif terhadap permasalahan, lancar kemampuan untuk mengasah ide-ide
yang baru, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap
fenomena yang belom jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berfikir dalam
imajinasi, dan selektif
Inovasi sering dikaitkan dengan kebaruan, dalam artian bahwa inovasi
adalah suatu hal yang baru bagi pengrajin. Namun demikian, inovasi yang
dilakukan oleh seorang pengrajin secara relatif belum tentu benar - benar baru
bagi pengrajin lainnya. Indikator inovasi meliputi (1) Produk. Seperti produk
baru, perubahan komponen produk, perubahan desain produk. (2) Pelayanan.
Proses. Seperti perbaikan proses produksi yang sudah ada, pemanfaatan
alat/teknologi baru. (4) Pasar. Lokasi/tujuan pemasaran yang baru, segmen pasar
yang baru. (5) Logistik. Seperti penggunaan bahan baku yang baru, penggunaan
sumber pasokan bahan baku yang baru. (6) Organisasi Usaha. Seperti sistem
pengelolaan produksi yang baru, penggunaan kontrol kualitas produksi,
penyederhanaan pengambilan keputusan, pengembangan tenaga kerja dengan cara
yang baru.
Kinerja usaha merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai sebagai hasil dari
usaha yang telah dilakukan oleh seluruh komponen perusahaan. Dalam hal ini
indikator dari kinerja usaha dapat diukur dengan perilaku aktual ditempat kerja
yang bersifat dimensional, dimana dimensi kerja meliputi kualitas output,
kuantitas output, waktu kerja, kerjasama dengan rekan kerja.
2.6.1 Keterkaitan antar Variable Penelitian
2.6.1.1 Hubungan antara Kreativitas dan Kinerja Usaha
Menurut Suryana (2003) yang dikutip dari Ernani Hadiyati (2011:10)
menyatakan bahwa :
“ Berfikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara- cara baru dalam memecahkan persoalan dalam peluang ”.
Menurut Andrews and Smith (1996), Menon et al., (1999), Voss and Voos
“ Kreativitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan kinerja pemasaran, hal ini dapat dirumuskan dari dimensi – dimensi volume penjualan, tingkat pertumbuhan penjualan, dan tingkat pertumbuhan pelanggan ”
2.6.1.2 Hubungan antara Inovasi dan Kinerja Usaha
Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan dengan barang, jasa atau ide
yang dirasakan baru oleh seseorang. Menurut Hanadi Mubarak Al-Mubaraki,
Michael Busler (2012:108) menyatakan bahwa :
“Inovasi merupakan elemen penting dalam perbaikan dan pertumbuhan pendapatan modal sosial. Proyek sukses inovatif menghasilkan paten dengan paten inovasi hasil tinggi serta hasil inovasi yang lebih tinggi keluaran berkontribusi pada pendapatan per kapita yang lebih tinggi ”
“Innovation is an important element in the improvement and growth of social capital income. The innovative succesful project produce patents with high innovation outcomes patents as well as higher innovation output yields contribute on the higher income per capita”
Menurut Aloysius Gunadi Brata (2009:95) mengungkapkan bahwa :
“ inovasi penting bagi satu unit usahan untuk makin berkembang. Hanya usaha yang mampu menciptakan inovasi – inovasi baru sajalah yang mampu bertahan dan bekembang. Dengan kata lain, inovasi akan sangat menentukan kinerja suatu usaha”
Menurut Lawless dan Anderson, dalam Sayamtinah et al. (2011:261)
mengatakan bahwa :
“ inovasi berpengaruh terhdap kinerja perusahaan, akan tetapi tergantung
pada kompleksitas pasar yang dihadapai. Semakin kompleks kondisi pasar, maka
2.6.1.3 Hubungan antara Kreativitas dan Inovasi
Kreativitas sangat berpengaruh terhadap inovasi, begitu pun sebaliknya
inovasi dapat berkembang apabila dilandasi dengan kreativitas, hal ini dinyatakan
oleh Amabile,1998: Woodman, Sawyer, and Griffin 1993 dalam jurnal penelitian
Chaudhry Shahzad, Rafi Nosheen, Kalyar Awais (2011:1) mengatakan bahwa : “ Creativity an innovation are two important factors that organization
adopt to make themselves successfull or to adapt change”
Lalu menurut Kilby (2001) dalam penelitian Sonang Sitohang (2008:292)
mengemukakan bahwa :
“ ...bahwa kreativitas merupakan langkah pertama, dan inovasi sebagai
langkah kedua untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan bernilai dalam
organisasi. ”
Maka hal ini jelas dapat memperkuat hubungan antara kreativitas dan
inovasi yang ada pada Sentra Batik Trusmi Cirebon.
2.6.1.4 Hubungan antara Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha.
Persaingan dunia yang semakin kuat dan perkembangan yang semakin
dipesat pula mengakibatkan perusahan harus mampu bertahan dan diharuskan
dapat memberikan inovasi yang didasari dengan berfikir kreatif dari seorang
wirausaha untuk menaikan kinerja usahanya.
Amabile,1998: Woodman, Sawyer, and Griffin 1993 dalam jurnal
penelitian (Chaudhry Shahzad, Rafi Nosheen, Kalyar Awais 2011:1) mengatakan
“ Creativity an innovation are two important factors that organization
adopt to make themselves successfull or to adapt change”
Kilby (2001) dalam penelitian Sonang Sitohang (2008:292)
mengemukakan bahwa :
“ ...bahwa kreativitas merupakan langkah pertama, dan inovasi sebagai
langkah kedua untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan bernilai dalam
organisasi. ”
Menurut Sonang Sitohang (2008:292) kreativitas dapat diposisikan
sebagai faktor determinan inovasi karena tanpa kreativitas tidak akan ada inovasi
atau dengan kata lain inovasi merupakan konstruk yang digunakan untuk
mengukur pengaruh dari kreativitas. Sedangkan kreativitas itu sendiri seperti yang
diutarakan oleh Andrew and Smith (1996), Menon et al, (1996) dan Menon
(1999) dalam penelitian Sonang Sitohang (2008:292) menegaskan bahwa
kreativitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur
dengan kinerja pemasaran.
Kreativitas merupakan suatu kesatuan yang penting terhadap kinerja usaha
suatu perusahaan, dan inovasi adalah langkah kedua yang harus ditempuh dalam
meningkatkan kinerja usaha. Hal ini dikuatkan dengan beberapa teori yang
menjelaskan kreativitas dan inovasi berpengaruh dalam kinerja usaha. Ketika
seseorang diberikan kebebasan dalam mengeksplorasikan ide kreatif mereka maka
sebuah inovasi pun akan terjadi dan hal ini tentu sangat berpengaruh dalam
perusahaan khususnya dalam peningkatan kinerja usaha pada Sentra Batik Trusmi
Dari uraian diatas maka didapat kerangka pemikiran sebagai berikut :
Kreativitas (X1) 1. terbuka terhadap pengalaman 2. suka memperhatikan melihat sesuatu
dengan cara yang tidak biasa 3. kesungguhan
4. menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan
5. toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas
6. independen dalam mengambil keputusan
7. berfikir dan bertindak
8. memerlukan dan mengasumsikan otonomi
9. percaya diri
10.tidak menjadi subjek dari standar dan kendali kelompok
11.rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan
12.gigih
13.sensitif terhadap permasalahan 14.lancar kemampuan untuk mengasah
ide-ide yang baru 15.fleksibel keaslian
16.responsif terhadap perasaan 17.terbuka terhadap fenomena yang
belom jelas 18.motivasi
19.bebas dari rasa takut gagal 20.berfikir dalam imajinasi 21.selektif
4. kerjasama dengan rekan kerja
(Mulyanto, 2007:76)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Sonang Sitohang (2008:294)
Aloysius Gunadi Brata (2009:95)
2.7.1 Hipotesis
Menurut Sugiono (2003:93) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Kreativitas berpengaruh terhadap Kinerja Usaha pada Sentra UKM Batik
Trusmi Cirebon.
H2 : Inovasi berpengaruh terhadap Kinerja Usaha pada Sentra UKM Batik
Trusmi Cirebon.
H3 : Kreativitas memiliki hubungan dengan Inovasi pada Sentra UKM Batik
Trusmi Cirebon.
H4 : Kreativitas dan inovasi berpengaruh terhadap kinerja usaha pada Sentra
30
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Variabel independent 1 (varaiabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent 1 (varaibel X1) dalam penelitian ini adalah Kreativitas.
2. Varibel independent 2 (variabel bebas), yaitu variabel yang sama-sama menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent
(varaiabel tidak bebas). Varaibel independent 2 (varaibel X2) dalam penelitian ini adalah inovasi.
3. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (varaiabel Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Usaha.
Kreativitas dan inovasi merupakan penyebab, sedangkan Kinerja Usaha
merupakan faktor dari akibat. Penelitian ini dilakukan pada sentra UKM Batik
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data.
Pengertian dari Metode Penelitian menurut Sugiyono (2007:4) adalah sebagai
berikut :
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”
Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat
data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan
menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran
atau data yang diperoleh
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, yaitu
penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya
penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekan analisisnya pada data
sesuai data angka-angka dan menurut kondisi obyek yang alamiah (Natural setting) hal ini seperti yang dikatakan Sugiyono, (2008:1).
Menurut Jonathan Sarwono, (2006:257), Pendekatan kualitatif
menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks
teretentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan
variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel-variabel-variabel tersebut harus
didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing.
Pengertian dari Metode Analisis Deskriptif Menurut Sugiyono, (2007:86)
adalah sebagai berikut :
“Metode Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri
yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lainnya”.
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Masyhuri, (2008:45) adalah:
”Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”
Menurut Sugiyono, (2007:13), menerangkan bahwa :
“Metode Kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari objek yang akan diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti, dapat digali fakta-fakta yang bersifat empirik dan terukur.”
Tujuan dari metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif adalah membuat suatu uraian secara sistematis mengenai fakta-fakta
dan sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan hubungan antara
variabel yang terlibat didalamnya.
Berdasarkan konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode
deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif merupakan
metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang ada serta
menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara
pengujian hipotesis statistik. Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif
tersebut digunakan untuk menguji lebih dalam mengenai pengaruh kreativitas dan
inovasi terhadap Kinerja Usaha sentra UKM batik Trusmi Cirebonserta menguji
teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain Penelitian
Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian maka
diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan
dangkal dalamnya penelitian yang dikerjakan. Pengertian desain penelitian yaitu “Desain penelitian merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti
tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian, Jonathan Sarwono, (2006 : 27).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan
semua proses penelitian yang akan dilakukan mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaan penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih
luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan
yaitu difokuskan pada kompetensi wirausaha dan orientasi pasar. Dengan itu ditarik judul “ Pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja Usaha
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini identifikasi
masalahanya melalui survei awal pada Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon
masih kurang kreatif, dimana pengusaha tidak memberikan ide kreatif yang
segar setiap saatnya. Lalu pengusaha dirasakan kurang memberikan
kebebasan berekspresi lalu, para pengusaha kurang dapat berinovasi ditandai
dengan tidak tersedianya sumber pasokan untuk ketersediaan bahan baku
dan para pengusaha yang menyatakan tidak adanya pelanggan baru yang
datang ke toko dan dari hasil survey awal pula para pengusaha menyatakan
bahwa tidak adanya penigkatan profit setiap harinya sehingga menurun
tingkat kinerja usaha perusahan tersebut.
3. Menetapkan rumusan masalah. Merupakan suatu pertanyaan yang akan
dicari jawabannya dengan pengumpulan data. Maka rumusan masalah ini
adalah : Seberapa besar Pengaruh Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja
Usaha pada Sentra Usaha Kecil dan Menengah Batik Trusmi Cirebon baik
secara parsial dan simultan.
4. Menetapkan tujuan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
untuk mengetahui dan menganalisis Kreativitas dan Inovasi terhadap
Kinerja Usaha pada Sentra Usaha Kecil dan Menengah Batik Trusmi
Cirebon baik secara parsial dan simultan.
5. Membuat hipotesis yang didasarkan pada teori yang dikembangkan.
6. Mengidentifikasi, memberi nama variabel, dan membuat definisi
7. Menyusun desain penelitian dan melakukan analisis statistik untuk
menganalisis data-data yang telah diperoleh serta menguji kebenaran
hipotesis, baik secara manual maupun menggunakan media komputer.
8. Melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini ialah
menggunakan metode analisis partial least square (PLS). Metode deskriptif dan verifikatif, dan structural equation modeling (SEM).
9. Menyusun laporan hasil penelitian.
Sebagaimana yang dijelaskan diatas, bahwa penelitian bersifat deakriptif
dan verifikatif. Untuk penelitian yang bersifat deskriftif maka metode yang
digunakan adalah metode deskriptif dan survei, semtara data bersifat
verivikatif maka menggunakan metode Explanatory Survey.
Dibawa ini adalah desain penelitian Pengaruh Kreativitas dan Inovasi
terhadap Kinerja Usaha pada Sentra UKM Batik Trusmi Cirebon :
Tabel 3.1
Digunakan Unit Analisis
Tujuan-5
Descriptive Dan Verificatif
Descriptive Dan Explanatory
Manajer/Pegusaha di UKM Batik Trusmi
Cirebon
Cross Sectional Sumber : Umi Narimawati Dkk. (2010:31)
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya Jonathan
Sarwono, (2006:67).
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi
variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari
variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat
bantu statistik dapat dilakukan secara benar, maka dalam penelitian ini terdapat
tiga variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel X1 dan Variabel X2 (Variabel Independen / Bebas)
Pengertianvariabel X1 dan X2 ( Variabel independen / bebas) menurut
Sugiyono, (2007:4) yaitu :
“Variable X (variabel independen / bebas) adalah merupakan variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variable dependent (variabel terikat).”
Dalam penelitian ini, variabel X1 adalah kreativitas. Indikator kreativitas
sesuai yang dikemukakan Ernani Hadiyati (2011:8) bahwa, Atribut orang yang
kreatif adalah : terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat
sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesutu yang tidak jelas, independen
dalam mengambil keputusan, berfikir dan bertindak, memerlukan dan
mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan
kendali kelompok, rela mengambil resiko yang telah diperhitungkan, gigih,
sensitif terhadap permasalahan, lancar kemampuan untuk mengasah ide-ide yang
baru, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap fenomena
yang belom jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berfikir dalam imajinasi,
dan selektif.. Sedangkan variabel X2 adalah Inovasi.Menurut Keeh, et.al (2007) pada Ernani Hadiyati (2011:11) mengatakan bahwa :
Inovasi sangat penting karena terdapat alasan berikut :
1. Teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan
layanan baru dari harus pesaing, dan ini mendorong usaha entrepreneurial
untuk bersaing dan sukses. Yang harus dilakukan adalah menyesuaikan diri
dengan inovasi teknologi baru.
2. Efek perubahan lingkungan terhadap siklus hidup produk semakin pendek,
yang artinya bahwa produk atau layanan lama harus digantikan dengan yang
baru dalam waktu cepat, dan ini bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif yang
menimbulkan inovasi.
3. Konsumen saat ini lebih pintar dan menuntut pemenuhan kebutuhan. Harapan
dalam pemenuhan kebutuhan mengharap lebih dalam hal kualitas,
pembaharuan, dan harga. Oleh karena itu skill inovativ dibutuhkan untuk
memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus memepertahankan konsumen
4. Dasar pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat, ide yang bagus dapat
semakin mudah ditiru, dan ini memubutuhkan metode penggunaan produk,
proses yang baru dan lebih baik, dan layanan yang lebih cepat secara kontinyu.
Inovasi bisa menghasilkan pertumbuhanlebih cepat, meningkatkan segmen
pasar, dan menciptaka posisi korporat yang lebih baik.
2. Variabel Y (Variabel Dependen / Terikat)
MenurutSugiyono (2007:4) menyatakan bahwa :
“Variabel Y (Variabel dependen / terikat) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.
Dalam hal ini, Variabel Y adalah Kinerja Usaha.Kinerja usaha meurpakan
suatu kondisi yang ingin dicapai sebagai hasil dari usaha yang telah dilakukan
oleh seluruh komponen perusahaan. Dalam hal ini indikator dari kinerja usaha
dapat diukur dengan perilaku aktual ditempat kerja yang bersifat dimensional,
dimana dimensi kerja meliputi kualitas output, kuantitas output, waktu kerja,
kerjasama dengan rekan kerja (Johnson, 1991:19) pada jurnal penelitian Mulyanto
(2007:76)..Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinal. Menurut
Nur Indriantoro, Bambang Supomo (2002:98) pengertian skala Ordinal yaitu :
“ Skala Ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur. Skala Ordinal mempunyai kelebihan dibandingkan dengan skala yg lain, karena menyatakan kategori dan peringkat ”
Secara lebih jelas gambaran kedua variabel tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Variabel
4. Konsiliasi -Tk. Konsiliasi
5. Toleransi -Tk. toleransi
6. Independen -Tk.
13.Sensitive -Tk. Kepekaan
14.Mampu terhadap ide-ide baru
-Tk. Berfikir kreatif
15.Fleksibel -Tk. Fleksibel
16.Responsif -Tk. Responsif
17.Terbuka -Tk.
Keterbukaan
18.Motivasi -Tk. motivasi
21.Selektif -Tk.
-Jenis pelayanan baru -Tk. Inovasi pelayanan
-Segmen pasar yang baru
-Sistim pengelolaan produksi yang baru
-Tk.
Pengelolaan produksi -Penggunaan kontrol
kualitas produksi
1. kualitas output -Tk. kualitas Ordinal
2. kuantitas output -Tk. Kuantitas
3. waktu kerja -Tk. Ketepatan
dengan
4. kerjasama dengan rekan kerja
-Tk. Kerjasama tim
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian mengenai Pengaruh
Kreativitas dan Inovasi terhadap Kinerja Usaha Sentra UKM Batik Trusmi
Cirebon.
Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:37) data primer sebagai berikut : “Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data –
data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan
diteliti. Setelah data – data terkumpul, data tersebut akan diolah sehingga akan
menjadi sebuah informasi bagi peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data
primer dalam penelitian ini adalah hasil dari survey (obsevasi), hasil wawancara,