• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Kecil Keluarga (Studi Kasus Pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl Dr. Mansyur No.45 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Kecil Keluarga (Studi Kasus Pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl Dr. Mansyur No.45 Medan)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN USAHA KECIL KELUARGA (STUDI KASUS PADA RUMAH MAKAN AYAM PENYET JAKARTA

JL DR. MANSYUR NO.45 MEDAN)

OLEH

Fachrul Azmi Sinaga 090502221

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Kecil Keluarga (Studi Kasus Pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl Dr.

Mansyur No.45 Medan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor business plan, faktor peran yang jelas antara anggota keluarga, faktor kerja sama dan komitmen berperan terhadap keberhasilan usaha kecil keluarga pada Ayam Penyet Jakarta. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Untuk mendapatkan data dan informasi maka informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive atau sengaja dimana informan telah ditetapkan sebelumnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

triangulasi yaitu merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa (1) Dari faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga yang terdiri dari faktor business plan, peran yang jelas antara anggota keluarga, kerja sama dan komitmen didapatkan bahwa jawaban “ya” mendominasi seluruh hasil dari daftar pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti (2) Faktor kerja sama merupakan faktor yang paling dominan sebagai faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga pada rumah makan Ayam penyet Jakarta Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan

(3)

ABSTRACT

Analysis of Success Factors In Family Run Small Business (Case Study House Restaurant Ayam Penyet In Jakarta Jl Dr. Mansour Field 45)

This study aims to identify and analyze the factors a business plan , a clear role factors among family members , co-operation and commitment of factors contribute to the success of small family businesses in Ayam Penyet Jakarta . This type of research is a qualitative study , the research methods used to examine the condition of the natural object . The main source of data in qualitative research is the words and actions of the informant obtained through interviews , the rest is additional data such as documents and others. To obtain the data and information the informants in this study are determined by purposive or deliberate where the informant had previously set .

Data collection techniques used were interviews , observation and documentation . Data analysis techniques in this study uses triangulation analysis which is one that utilizes data validity checking something else out that data for checking purposes or as a comparison to the data .

The results showed that ( 1 ) From the success factors in running a family business consisting of the factors business plan , clear roles among family members , co-operation and commitment found that answer " yes " to dominate the entire proceeds from the list of questions that have been raised by researchers ( 2 ) cooperation factor is the most dominant factor as a factor of success in running the family business at home eating chicken penyet Jakarta Jl . Dr. . No. Mansour . 45 field.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan ridho serta nikmat-Nya khususnya pada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengangkat judul “Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Kecil Keluarga (Studi Kasus Pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl Dr. Mansyur No.45 Medan)”.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga kepada kedua orang tua peneliti, Ayahanda Drs. H. Mulaimat Sinaga dan Ibunda Hj. Syofinar yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan moril dan materil

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Azhar,MEC.AC selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Setri Hiyanti S. Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan arahan dalam menyusun skripsi.

(5)

7. Terima kasih banyak untuk semua keluarga besarku atas kasih sayang dan dukungan doa dan semangat yang telah diberikan selama ini.

8. Untuk Guntur, Dwigo, William, Robi dan seluruh teman Manajemen Stambuk 2009. Terima kasih atas bantuan dan doa yang telah diberikan selama ini.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril, spritual maupun pengetahuan kepada peneliti. Peneliti menyadari skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Medan, April 2014 Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kewirausahaan ... 7

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan ... 7

2.1.2 Hakekat Kewirausahaan ... 8

2.1.3 Jenis-Jenis Entrepreneurship... 9

2.1.4 Keuntungan Dan Kerugian Kewirausahaan ... 10

2.2 Wirausaha Keluarga ... 12

2.2.1 Pengertian Wirausaha Keluarga ... 12

2.2.2 Perbedaan wirausaha keluarga dan non wirausaha keluarga ... 15

2.3 Keberhasilan Usaha... 15

2.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 15

2.3.2 Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga... 17

2.3.2.1 Business Plan ... 17

2.3.2.2 Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga... 18

2.3.2.3 Kerja Sama ... 19

2.3.2.4 Komitmen ... 21

2.4 Kerangka Konseptual ... 22

2.5 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 25

(7)

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Sumber Data ... 28

3.6 Teknik Pengumpulan data ... 28

3.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 29

3.7.1 Pra-Depth Interview ... 29

3.7.2 Pada Saat Depth Interview ... 30

3.73 Pasca Depth Interview ... 32

3.8 Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 34

4.1 Gambaran Umum ... 34

4.1.1 Sejarah Ayam Penyet Jakarta ... 34

4.1.2 Menu Ayam penyet Jakarta ... 36

4.1.3 Struktur Organisasi Ayam Penyet Jakarta ... 37

4.2 Paparan Data ... 39

4.2.1 Business Plan ... 40

4.2.2 Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga ... 43

4.2.3 Kerja Sama ... 45

4.2.4 Komitmen ... 48

4.2.5 Keberhasilan Usaha ... 50

4.3 Temuan Penelitian ... 52

4.3.1 Business Plan ... 52

4.3.2 Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga ... 54

4.3.3 Kerja Sama ... 56

4.3.4 Komitmen ... 57

4.3.5 Keberhasilan Usaha ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 62

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Perbedaan Wirausaha Keluarga Dengan Non

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(11)

ABSTRAK

Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Kecil Keluarga (Studi Kasus Pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl Dr.

Mansyur No.45 Medan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor business plan, faktor peran yang jelas antara anggota keluarga, faktor kerja sama dan komitmen berperan terhadap keberhasilan usaha kecil keluarga pada Ayam Penyet Jakarta. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Untuk mendapatkan data dan informasi maka informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive atau sengaja dimana informan telah ditetapkan sebelumnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

triangulasi yaitu merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa (1) Dari faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga yang terdiri dari faktor business plan, peran yang jelas antara anggota keluarga, kerja sama dan komitmen didapatkan bahwa jawaban “ya” mendominasi seluruh hasil dari daftar pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti (2) Faktor kerja sama merupakan faktor yang paling dominan sebagai faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga pada rumah makan Ayam penyet Jakarta Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan

(12)

ABSTRACT

Analysis of Success Factors In Family Run Small Business (Case Study House Restaurant Ayam Penyet In Jakarta Jl Dr. Mansour Field 45)

This study aims to identify and analyze the factors a business plan , a clear role factors among family members , co-operation and commitment of factors contribute to the success of small family businesses in Ayam Penyet Jakarta . This type of research is a qualitative study , the research methods used to examine the condition of the natural object . The main source of data in qualitative research is the words and actions of the informant obtained through interviews , the rest is additional data such as documents and others. To obtain the data and information the informants in this study are determined by purposive or deliberate where the informant had previously set .

Data collection techniques used were interviews , observation and documentation . Data analysis techniques in this study uses triangulation analysis which is one that utilizes data validity checking something else out that data for checking purposes or as a comparison to the data .

The results showed that ( 1 ) From the success factors in running a family business consisting of the factors business plan , clear roles among family members , co-operation and commitment found that answer " yes " to dominate the entire proceeds from the list of questions that have been raised by researchers ( 2 ) cooperation factor is the most dominant factor as a factor of success in running the family business at home eating chicken penyet Jakarta Jl . Dr. . No. Mansour . 45 field.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pelaku UKM banyak yang memulai bisnisnya dari keluarga. Bisnis keluarga merupakan salah satu implementasi dari kewirusahaan. Fenomena dalam bisnis keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat berkembang dan bertahan. Pada perkembangannya ketika perusahaan mulai tumbuh menjadi lebih besar dan kuat, generasi kedua termaksud saudara dan keponakan mulai masuk menjadi dynasti of family (penerus bisnis keluarga).

Di Indonesia mayoritas pendiri menginginkan agar anak-anak mereka masuk ke dalam bisnis dan respon dari anggota keluarga pun menginginkan bekerja dalam bisnis tersebut. Hal ini beralasan karena tingkat penganguran yang demikian tinggi peluang kerja di luar perusahaan keluarga masih cukup sulit. Ada berbagai alasan bisnis keluarga dapat berjalan di Indonesia. Pertama, bisnis keluarga tidak dibebani oleh tuntutan para pemegang saham yang selalu mendikte operasi bisnis. Kedua, anggota keluarga mau mengorbankan keuntungan jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang. Ketiga, tingkat fleksibilitas dari bisnis untuk memberikan respon terhadap tantangan maupun peluang tanpa banyak hambatan.

(14)

membangun jaringan yang kuat, meski tidak sehebat ayah atau kakeknya dan jangan lupa terus lakukan pengembangan bisnis, karena inti bisnis konglomerasi adalah ekspansi. (Dewanti, 2008:34).

Faktor-faktor yang mendorong kesuksesan dalam menjalankan usaha keluarga antara lain, pertama adalah faktor pemasaran yang merupakan faktor keseluruhan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kedua, faktor produksi yaitu suatu bagian yag ada di dalam perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan produksi. Ketiga, faktor organisasi dan manajemen yang merupakan faktor yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha, gaji/ upah/ fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja. Keempat, Faktor keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut.

(15)

Menurut Alma (2006:198), rencana usaha (Business Plan) merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari pengusaha atau entrepreneur dan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kesuksesan dalam suatu usaha. Rencana usaha yang baik terlihat dalam perumusan tujuan-tujuan dan sasaran yang spesifik, dan membantu karyawan untuk memahami apa yang diharapkan dari mereka, waktu yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil-hasil perencanaan yang akan ikut menentukan keberhasilan suatu usaha.

Faktor peran yang jelas antara anggota keluarga merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi yang diberikan baik secara formal maupun secara informal di dalam usaha keluarga tersebut. Kerja Sama merupakan sebuah sistem pekerjaan yang di kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama sedangkan komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi.

(16)

Keberhasilan dalam usaha bukanlah mudah. Keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha merupakan hal yang penting dan signifikan dalam mencapai keberhasilan (Dalimunthe, 2003:64). Setiap anggota keluarga harus mengetahui hal-hal tersebut. Untuk pencapaian tujuan diperlukan partisipasi setiap anggota keluarga dalam menjalankan bisnis keluarga, sehingga tercapailah tujuan akhir dari suatu usaha yaitu keberhasilan usaha.

Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin meningkat. Hal ini ditandai oleh berdirinya usaha-usaha baru di Kota Medan khususnya di bidang kuliner. Jalan Dr. Mansyur Medan merupakan wilayah yang strategis karena berdekatan dengan salah satu Universitas Sumatera Utara (USU). Saat ini di Jl. Dr. Mansyur Medan sudah banyak didirikan berbagai usaha baru, terutama di bidang kuliner karena wilayah ini sangat potensial bagi para wirausahawan dan strategis bagi para konsumen. Salah satunya adalah usaha keluarga Ayam Penyet Jakarta.

(17)

Ayam penyet dipadukan dengan urap menjadikan rasa ayam penyet semakin nikmat. Bumbu urap yang terbuat dari aneka macam rempah-rempah dan parutan kelapa ini terasa sangat ringan di mulut. Menu yang satu ini menjadi ciri khas, sangat terkenal dan banyak yang menyukainya. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha tersebut sehingga peneliti memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Kecil Keluarga (Studi

Kasus Pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl Dr. Mansyur No.45

Medan)”

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dan penjelasan di atas yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:

“Apakah faktor-faktor yang terdiri dari faktor business plan, faktor

peran yang jelas antara anggota keluarga, faktor kerja sama dan komitmen

berperan terhadap keberhasilan usaha kecil keluarga pada Ayam Penyet

(18)

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor business plan, faktor peran yang jelas antara anggota keluarga, faktor kerja sama dan komitmen berperan terhadap keberhasilan usaha kecil keluarga pada Ayam Penyet Jakarta.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk keberhasilan usaha melalui perwujudan variabel-variabel yang diteliti.

2. Bagi Peneliti

Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen Usaha Kecil khususnya yang berhubungan pengaruh faktor pendorong keberhasilan usaha tidak luput dari faktor business plan, faktor peran pang Jelas antara anggota keluarga, faktor kerja sama dan komitmen terhadap keberhasilan usaha kecil keluarga.

BAB II

(19)

2.1 Kewirausahaan

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21).

Menurut Suherman (2008:13) kewirausahaan pada dasarnya merupakan jiwa dari seseorang yang diekspresikan melalui sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif untuk melakukan suatu kegiatan. Adapun orang yang memiliki jiwa tersebut tentu saja dapat melakukan kegiatan kewirausahaan atau menjadi pelaku kewirausahaan.

(20)

Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Berdasarkan pemahaman tersebut, Suryana (2003:13) mengidentifikasi enam hakekat penting dari kewirausahaan sebagai berikut.

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha

(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.

(21)

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.1.3 Jenis-Jenis Entrepreneurship

Jenis-jenis entrepreneurship menurut Clarence danhof, yang diterjemahkan oleh Winardi (2003:20-21) adalah:

a. InnovatingEntrepreneurship

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh pengumpulan informasi secara agresif serta analisis tentang hasil-hasil yang dicapai dan kombinasi-kombinasi baru faktor-faktor produksi.

b. ImitativeEntreprenership

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh kesediaan untuk menetapkan inovasi-inovasi yang berhasil diterapkan oleh kelompok innovating entrepreneur.

c. Fabian Entrepreneurship

(22)

d. DroneEntrepreneurship

Entrepreneurship demikian dicirikan oleh penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi, sekalipun tersebut akan mengakibatkan mereka merugi dibandingkan dengan para produsen lainnya.

2.1.4 Keuntungan Dan Kerugian Kewirausahaan

Keuntungan dan kerugian kewirausahaan menurut Lambing, peggy dan Kuehl (2000:114), mengemukakan:

a. Keuntungan kewirausahaan 1. Autonomy

Yaitu kebebasan untuk membuat keputusan bisnis dan perasaan puas untuk menjadi bos dalam perusahaannya.

2. Challenge of start-u /feeling of achievement

Untuk sebagian besar wirausaha, tantangan untuk memulai usaha adalah sesuatu yang menyegarkan. Kesempatan untuk menggubah konsepbisnis ke bisnis yang menggutungkan merupakan kebanggaan dan tanggung jawab semata-mata dari ide bisnis yang telah direalisasikan.

3. Financial control

(23)

b. Kerugiaan kewirausahaan 1. Personal sacrifices

Pada awal beroperasinya perusahaan, wirausaha seringkali bekerja dengan ekstrim yaitu bekerja sepanjang hari mencapai 6 atau 7 hari penuh dalam seminggu, tidak ada waktu berekreasi dan berkumpul dengan keluarga. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan wirausaha menjadi stres, dengan pengorbanan pribadi ini wirausaha tersebut inilah yang membuat usahanya berhasil dan sukses.

2. Burden of responsibility / jack of all trade

Wirausaha mempunyai beban tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan dengan karyawan perusahaan. Karyawan biasanya dapat membagi informasi dengan sesama pekerja lainnya dan mempunyai rasa persahabatan, tapi wirausaha kesepian berada di puncak kekuasaan. Pekerja mempunya spesalisasi didalam pekerjaannya, tetapi wirausahaharus mengatur dan memahami sesama fungsi didalam perusahaannya.

3. Little margin for error

(24)

2.2 Wirausaha Keluarga

2.2.1 Pengertian Wirausaha Keluarga

Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan (Kasmir, 2006:16). Zimmerer dan Scarborough (2003:4) mennyatakan seorang wirausahawan

(entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yng signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bias dikapitalisasikan.

(25)

Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat didalam menjalankan bisnis keluarga sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan yang akan dicapai oleh keluarga tersebut agar bisnis keluarga dapat terus diwariskan pada generasi berikutnya. Bisnis keluarga memiliki kelebihan dari bisnis yang lain dimana keluarga berbagi susah dan duka bersama dalam membangun perusahaan. Mengatasi masalah dan memecahkan masalah dari waktu ke waktu secara bersama baik didalam perusahaan maupun diluar urusan bisnis.

Dalam bisnis keluarga ada rasa saling percaya yang tinggi terhadap anggota keluarga, suasana kerja yang lebih menyenangkan, komitmen kerja yang tinggi dari anggota keluarga yang menyebabkan lebih cepatnya pencapaian tujuan perusahaan. Ada keserasian tata nilai dari anggota keluarga, memudahkan terciptanya budaya korporasi yang sama di antara anggota keluarga, hingga pengelolaan perusahaan berjalan lancar.

(26)

Menurut John L. Ward (Susanto, 2002:39), yang diperoleh dari berbagai penelitian terhadap banyak wirausaha keluarga, ada tiga hal yang harus di ketahui oleh wirusaha keluarga adalah:

1. Sukses bukanlah suatu kebetulan, kemakmuran dicapai setelah memalui beberapa generasi yang bekerja yang keras.

2. Perusahaan keluarga yang sukses adalah perencanaan yang di lakukan dengan sangat hati-hati. Mereka merencanakan masa depat usaha mereka dan masa depan keluarga mereka.

3. Melalui perencanaan, mereka mengantisipasi isu yang biasanya dihadapi oleh bisnis mereka. Mereka mebuat kebijakan untuk mengatasi isu tersebut, serta mengasuh naluri untuk kepentingan usaha dan keluarga mereka.

Keuntungan keterlibatan anggota keluarga didalam bisnis menurut Longenecker, dkk (2001:37):

1. Kuatnya ikatan persaudaraan didalam bisnis keluarga.

2. Perusahaan dapat menggunakan tema keluarga bersangkutan didalam periklanan dan membuatnya berbeda dari pesaingnya.

(27)

2.2.2 Perbedaan wirausaha keluarga dan non wirausaha keluarga

[image:27.612.109.512.218.551.2]

Menurut Susanto (2002:30) terdapat beberapa perbedaan antara wirausaha keluarga dengan wirausaha non keluarga yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan Wirausaha Keluarga Dengan Non Wirausaha Keluarga No Kategori Wirausaha keluarga Wirausaha non keluarga 1 Kepemilikan 100% dimiliki oleh

keluarga

Pemegang saham 2 Pengawasan Oleh keluarga Badan komisaris 3 Motivasi Pada kepuasan pemilik Pada kepuasan

pemegang saham 4 Pembuatan Cepat, berdasarkan

intuisi, sukses atau gagal merupakan tanggung jawab

Dipertimbangkan dengan sangat hati-hati, suksesatau gagal

merupakan tanggung jawab profesional, berorientasi pada proses bukan hasil

5 Pendelegasian Tidak jelas Jelas tetapi sering kali terlalu birokratis 6 Jam kerja Tidak terbatas Terbatas

7 Kepemimpinan Paternalistik,

regenalisai didasarkan pada dukungan

keluarga dan prestasi

Partisipasi, regenerasi, didasarkan pada profesionalisme dan prestasi

8 Pengembangan karir Tidak jelas, kecil kesempatan untuk korupsi

Jelas, terdapat

kesempatan besar untuk korupsi

Sumber : Susanto (2002:30)

2.3 Keberhasilan Usaha

(28)

produksi dan tenaga kerja. Menurut Dalimunthe (2002: 94), kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Membangun usaha agar berhasil tidak cukup hanya dengan naluri dan insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang. Dalam membangun strategi bisnis, perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui profesionalisme.

(29)

dan budaya organisasi. Juga harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan.

2.3.2 Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga

Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat dalam kepemilikan, jabatan dan fungsi. Keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya kerja keras dan pengorbanan tenaga dan pikiran. Menurut Anoraga (2002:38), untuk menjamin keberhasilan dalam usaha harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan menyiapkan rencana usaha (Business Plan). 2.3.2.1 Business Plan

Business plan adalah ringkasan tertulis mengenai usulan pendirian perusahaan oleh wirausahawan yang berisi rincian kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran, serta keterampilan dan kemampuan manajer. Rencana bisnis berguna sebagai peta jalan bagi wirausahawan dalam perjalanannya menuju pembangunan bisnis yang sukses. Suatu rencana usaha biasanya disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi sumber daya manusia.

Agar tujuan dapat dicapai sesuai sasaran, maka tujuan-tujuan unit bisnis harus memenuhi empat kriteria :

(30)

3. Sasaran- sasaran harus realistis, sesuai dengan analisis peluang dan kekuatan bisnis yang bersangkutan, bukan berdasarkan angan – angan saja

4. Tujuan -tujuan perusahaan harus konsisten, tidak mungkin memaksimalkan baik penjualan maupun laba secara serentak

Tidak ada format bisnis plan yang paten karena disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Tetapi setidaknya suatu rencana bisnis yang sederhana terdiri dari summary, misi, key success, analisis pasar, dan proyeksi perhitungan laba rugi. Perencanaan usaha diperlukan dalam kegiatan bisnis yang akan dilakukan maupun yang sedang berjalan agar tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan usaha merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (Rangkuti, 2005:68).

2.3.2.2 Peran Yang Jelas Antara Keluarga

(31)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan sebab akibat.

2.3.2.3 Kerja Sama

Pengertian kerja sama adalah sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap anggota.

(32)

Selain keunggulan di atas kerja sama juga dapat menstimulasi seseorang berkontribusi dalam kelompoknya, sebagaimana yang dinyatakan Davis 1996 (dalam Dewi, 2006:75) bahwa, Kerja sama adalah keterlibatan mental dan emosional orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan kelompok. Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya dari setiap individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama.

Ada beberapa indikator-indikator kerjasama. adalah sebagai berikut:

1. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.

2. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama.

(33)

2.3.2.4 Komitmen

Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi daripada kepentingan pribadi (Soekidjan, 2009:58) Menurut Meyer dan Allen dalam Soekidjan (2009:58) komitmen dapat juga berarti penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan individu berupaya serta berkarya dan memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di organisasi tersebut. Menurut Quest 1995 (Soekidjan, 2009:59) indikator-indikator prilaku komitmen yang dapat dilihat pada karyawan adalah :

1. Melakukan upaya penyesuaian, dengan cara agar cocok di organisasinya dan melakukan hal-hal yang diharapkan, serta menghormati norma-norma organisasi, menuruti peraturan dan ketentuan yang berlaku.

2. Meneladani kesetiaan, dengan cara membantu orang lain, menghormati dan menerima hal-hal yang dianggap penting oleh atasan, bangga menjadi bagian dari organisasi, serta peduli akan citra organisasi.

3. Mendukung secara aktif, dengan cara bertindak mendukung misi memenuhi kebutuhan/misi organisasi dan menyesuaikan diri dengan misi organisasi

(34)

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Lestari (2009) dengan judul “Analisis Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga (Studi Kasus Pada Rumah Makan Sop Sumsum Langsa Jl. KL Yos Sudarso No. 73 Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga dan faktor yang paling dominan dalam keberhasilan keluarga pada Rumah Makan Sop Sumsum Langsa Jl. KL. Yos Sudarso No. 73 Medan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga adalah melakukan yang baik atau yag fokus faktor pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen serta faktor keuangan. Faktor yang paling dominan keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga adalah faktor organisasi dan manajemen. Ini berarti hipotesis diterima.

Penelitian yang dilakukan oleh Suharta (2011) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Keluarga.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga.

(35)

adanya faktor manusia yang memadai, maka kelengkapan untuk faktor-faktor lainnya seperti modal, tenaga, lingkungan, dan alam, dapat diusahakan dengan cara melakukan pengelolaan dengan baik. Untuk meningkatkan kemampuan berusaha dan juga bagi tenaga kerja, dapat ditempuh dengan melalui pendidikan dan latihan, khususnya pendidikan luar persekolahan.

2.5 Kerangka Pemikiran

Banyak ditemui pelaku UKM memulai bisnisnya dengan menjalankan usaha keluarga. Bisnis keluarga merupakan salah satu implementasi dari kewirusahaan. Fenomena dalam bisnis keluarga adalah pendiri mempunyai fokus pada usaha keras agar bisnis dapat berkembang dan bertahan. Pada perkembangannya ketika peusahaan mulai tumbuh menjadi lebih besar dan kuat, generasi kedua termaksud saudara dan keponakan mulai masuk menjadi dynasti of family (penerus bisnis keluarga).

Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong keberhasilan usaha tidak luput dari faktor business plan, faktor Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga, faktor kerja sama dan komitmen.

(36)

Rencana usaha yang baik terlihat dalam perumusan tujuan-tujuan dan sasaran yang spesifik, dan membantu karyawan untuk memahami apa yang diharapkan dari mereka, waktu yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, menerapkan dan menilai hasil-hasil perencanaan yang akan ikut menentukan keberhasilan suatu usaha. Setiap anggota keluarga harus mengetahui hal-hal tersebut. Untuk pencapaian tujuan diperlukan partisipasi setiap anggota keluarga dalam menjalankan bisnis keluarga, sehingga tercapailah tujuan akhir dari suatu usaha yaitu keberhasilan usaha.

[image:36.612.34.595.329.665.2]

Sumber: Dewi (2006), Soekidjan (2009), Dalimunthe (2003) data diolah Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Menjalankan Usaha Keluarga

Business Plan

Peran Yang Jelas Antara Keluarga Kerja Sama Komitmen Merencanakan aksi pembaharuan Menumbuhkan motivasi untuk berubah antara anggota keluarga

Pengerahan kemampuan secara Mendiagnosis permasalahan

Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesai-kan pekerjaan Rencana Pemasaran Rencana Pemasaran Rencana Pemasaran Saling berkontribusi Rencana Pemasaran Menciptakan suatu hubungan

yang memungkinkan adanya pertukaran informasi

Melakukan upaya penyesuaian

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2007:15) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel, sumber data dilakukan secara

purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian deskriptif (descriptive research) bertujuan membuat pencanderaan/lukisan/deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual, dan teliti (Ginting dan Syafrizal, 2008:56)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ayam Penyet Jakarta yang terletak di Jl. Dr. Mansyur No.45 Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan Mei 2014.

3.3 Batasan Operasional

(38)

Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga, kerja sama, komitmen, variabel terikat

(dependent) keberhasilan usaha keluarga. 3.4 Definisi Operasional

[image:38.612.111.571.281.619.2]

Defenisi Operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Defenisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi variabel

Variabel Indikator

Business plan 1. Rencana Pemasaran 2. Rencana produksi 3. Rencana Keuangan 4. Rencana SDM Peran Yang Jelas Antara

Anggota Keluarga

1. Menciptakan suatu hubungan yang memungkinkan adanya pertukaran informasi

2. Mendiagnosis permasalahan

3. Menumbuhkan motivasi untuk berubah antara anggot a keluarga

4. Merencanakan aksi pembaharuan

1. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan

pekerjaan

2. Saling berkontribusi

3. Pengerahan kemampuan secara maksimal 1. Melakukan upaya penyesuaian

2. Meneladani kesetiaan 3. Mendukung secara aktif

4. Melakukan pengorbanan pribadi Keberhasilan Usaha 1. Keuntungan

2. Jumlah penjualan 3. Pertumbuhan Usaha

Sumber: Dewi (2006), Soekidjan (2009), Dalimunthe (2003) data diolah

(39)

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya.

a. Business Plan

Dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua

unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan

untuk memualai suatu usaha.

b. Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga

Serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi yang diberikan baik secara formal maupun secara informal

c. Kerja sama

Sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama.

d. Komitmen

Kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup cara-cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi.

(40)

3.5 Sumber Data

Menurut Moleong (2007:88) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Untuk mendapatkan data dan informasi maka informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive atau sengaja dimana informan telah ditetapkan sebelumnya. Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informan

Informan sebagai sumber data adalah orang-orang yang terlibat atau mengalami proses pelaksanaan dan perumusan program dilokasi penelitian.

Informan dalam penelitian ini adalah pemilik dan pengelola usaha keluarga Ayam Penyet di Jalan Dr. Mansyur No. 45 Medan.

2. Dokumen

Dokumen sebagai sumber data adalah berbagai arsip, agenda atau berkas-berkas yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini dan sifatnya memberikan tambahan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

(41)

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2007). Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada informan dengan mengunakan pedoman teknik wawancara.

2. Dokumentasi

Dokumen sebagai sumber data adalah berbagai arsip, agenda atau berkas-berkas yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini dan sifatnya memberikan tambahan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Menurut Arikunto (2006:158) “Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan lain sebagainya”.

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

3.7.1 Pra-Depth Interview

Peneliti memulai depth interview dengan menggunakan langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Mulyana (2003:97), yaitu:

1. Menemukan subjek penelitian

(42)

2. Menentukan jumlah responden

Dalam metode depth interview tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus diwawancarai. Sebagai aturan umum, peneliti berhenti melakukan wawancara sampai data menjadi jenuh.

3. Variasi responden

Pertimbangan dalam pemilihan sampel ini adalah bahwa sampel sebaiknya bervariasi, dilihat dari ciri demografisnya, sehingga hasil penelitian tidak

menyimpang karena faktor-faktor sosio-ekonomi, gender, atau kepribadian yang tidak relevan, akan diperkaya oleh orang-orang yang berlainan dalam ciri-ciri tersebut.

3.7.2 Pada Saat Depth Interview

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti saat melakukan depth interview, yaitu :

1. Memulai wawancara

Wawancara dimulai dengan basa-basi ketimuran, namun tetap proporsional dan secukupnya, apalagi bila responden adalah orang penting dan hanya memiliki waktu yang terbatas.

2. Mengajukan pertanyaan

(43)

b. Pertanyaan dalam depth interview cenderung dimulai dengan kata tanya bersifat terbuka, seperti ‘bagaimana’, ‘apakah’, dan ‘mengapa’.

c. Peneliti membawa wawancara ini menjadi sebuah ‘percakapan informal’, sehingga peneliti dapat menggali apa yang responden rasakan dan pikirkan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang akrab dan informal.

3. Mengakhiri depth interview

Beberapa pedoman yang perlu diketahui dalam mengakhiri wawancara, yaitu: a. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pribadi (seperti tempat dan tanggal

lahir, usia, riwayat pendidikan, penghasilan, dan sebagainya) diajukan pada akhir wawancara. Hal ini berkebalikan dengan pertanyaan dalam survei yang umumnya menempatkan pertanyaan-pertanyaan pribadi ini diawal wawancara. Tujuan teknik ini adalah menghindarkan responden dari keharusan memberikan jawaban yang bersifat pribadi, yang mungkin membuatnya malu atau tersinggung sehingga mempengaruhi jawaban atas pertanyaan berikutnya, atau bahkan secara mendadak dan sepihak membatalkan wawancara.

(44)

3.7.3 Pasca Depth Interview

Peneliti menyalin hasil wawancara ke dalam bentuk tulisan dan memilah-milahnya berdasarkan kategorinya yang relevan, seperti model, hipotesis, atau kerangka teori yang sedang dibangun.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data diperlukan untuk mengolah data yang masih mentah sehingga memberikan arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Penyusunan ini penulis menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu analisis data yang dilaksanakan dengan jalan menggambarkan, melukiskan dan menguraikan secara mendalam keadaan yang sebenarnya di lapangan atau peristiwa yang terjadi. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis triangulasi yaitu merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Bugin (2008:16).

(45)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Ayam Penyet Jakarta

Ada beragam kuliner yang ada di kota Medan, tidak hanya kuliner khas Medan saja, namun juga kuliner dari berbagai daerah dalam negeri di Indonesia, bahkan kuliner luar negeri pun ada di kota Medan, maka tak salah jika kota Medan dijuluki sebagai kota kuliner. Salah satu restoran yang menyediakan kuliner dari Jakarta adalah Ayam Penyet Jakarta. Meski membawa embel-embel “Jakarta” pada namanya, restoran ini justru berpusat di Medan. “Soalnya di Medan banyak restoran semacam ini. Namanya ada Ayam Goreng Surabaya atau Ayam Goreng Solo. Makanya, kami pakai nama Jakarta,”

Rumah makan Ayam Penyet Jakarta yang terletak di Jl, Dr. Mansyur No. 45, Medan adalah merupakan usaha keluarga yang dikelola pemiliknya bersama anggota keluarga. Usaha ini berdiri sejak tahun 2011 yang setiap tahunnya usaha tersebut mengalami peningkatan. Pemilik utama dari usaha Ayam Penyet Jakarta adalah Bapak Hengky Irawan, beliau dibantu beberapa saudara kandungnya seperti Bapak Nelson Gultom, abang dari bapak Hengky Irawan selaku General Manager Ayam Penyet Jakarta di wilayah Jakarta.

(46)

yang masih berusia 26 tahun. Pemilik memberikan kepercayaan kepada beliau karna kinerja beliau yang selama empat tahun tersebut dinilai baik.

Dilihat dari nama restoran tersebut, menu andalan restoran tersebut adalah ayam penyet karena ayam penyet di restoran ini disajikan dengan nasi bumbu urap yang gurih, menjadikan rasa ayam penyet semakin nikmat. Kelezatan menu ditambah keunikan dalam penyajiannya menjadikan ayam penyet buatan restoran ini diminati khalayak. Restoran ini seakan membuat gebrakan baru pada menunya. Nasi ayam disajikan dengan pilihan sayuran nan variatif, bukan hanya lalapan. Sambalnya pun berbeda.

Tidak ingin mengekor restoran ayam lain, Ayam Penyet Jakarta memiliki ciri khas tersendiri. Kalau biasanya seporsi nasi ayam dihidangkan dengan lalapan semata, restoran ini membuat gebrakan baru. Pilihan sayuran yang ditawarkan lebih bervariasi, antara lain gado-gado, urap, capcay, dan pecel. Ayamnya digoreng garing dan diberi kremesan di atasnya. Dagingnya cukup empuk. Diungkep dengan sempurna dan bumbunya pun terasa. Juga ada keripik kentang serta tumis kacang panjang dengan cabai merah, plus tauco yang amat mencirikan masakan Medan. Tak ketinggalan urap kangkung dengan kacang panjangnya. Bagi penikmat pedas pasti ketagihan dengan rasa sambalnya. Ketika dicicipi, rasa sambal sangat pedas.

(47)

getir di lidah. Inilah yang membedakan Ayam Penyet Jakarta dengan tempat lain, di samping lauknya yang juga beragam.

Di Medan, Ayam Penyet Jakarta telah memiliki tujuh cabang dengan pusatnya di Jalan Letda Sujono. Ayam Penyet Jakarta selalu ramai oleh pengunjung. Untuk hari biasa saja, Ayam Penyet Surabaya bisa dikunjungi sekitar 500 pengunjung, belum lagi kalau hari weekand, bisa didatangi sekitar 1000 pengunjung. Peluang bisnis Ayam Penyet Jakarta akan selalu menjadi peluang bisnis yang bagus jika digeluti dengan serius. Pasalnya, produk ayam mau dibuat apa saja laku, karena orang Indonesia sangat menyukai ayam, mau ayam goreng, ayam bakar atau apa saja. 4.1.2 Menu Ayam penyet Jakarta

Menu yang ditawarkan oleh Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya di golongkan ke dalam dua jenis yaitu makanan dan minuman. Adapun menu yang di tawarkan oleh Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya adalah sebagai berikut:

Menu Makanan :

(48)

16. Mie Ayam Jamur Bakso 17. Mie Sop

18. Mie Sop Daging Sapi 19. Mie Sop

20. Gado-Gado 21. Ketoprak 22. Capcay 23. Sate Jengkol 24. Bihun Goreng Menu Minuman : 1. Juice Sirsak 2. Juice Alpukat 3. Juice Mangga 4. Juice Belimbing 5. Juice Melon 6. Juice Jeruk 7. Juice Martabe

8. Lemon Tea

9. Es Teh Manis 10. Teh Manis Panas 11. Fanta Float 12. Avocado Float 13. Orange Float

14. Juice Wartel Jeruk + Susu&Cream

4.1.3 Struktur Organisasi Ayam Penyet Jakarta

(49)

atasan sesuai dengan tugas yang dilimpahkan. Bagan organisasinya adalah sebagai

berikut:

[image:49.612.118.530.162.485.2]

Sumber : Ayam Penyet Jakarta (2014)

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Ayam Penyet Jakarta

Pembagian tugas dideskripsikan sebagai berikut: 1. Pemilik

Pemilik usaha ini adalah Bapak Hengky Irawan sebagai pemimpin dalam menjalankan usahanya dan memiliki wewenang penuh dalam menentukan peraturan dan pengambil keputusan.

Pemilik Usaha Bapak Hengky Irawan

Karyawan General Manager

Nelson Gultom

Ibu Dameria Ibu Asima

Supervisor

Wirahadi

(50)

2. General Manager

General Manager sebagai orang yang dipercayakan pemilik untuk membantu dalam menjalankan usahanya. Posisis General Manager di percayakan kepada Bapak Nelson Gultom yaitu saudara kandung dari Bapak Hengky Irawan.

3. Ibu Dameria dan Ibu Asima

Ibu Dameria dan Ibu Asima sebagai orangyang dipercaya membuat pembukuan atau laporan keuangan juga penyedia bahan baku makanan. Ibu Dameria dan Ibu Asima merupakan saudara kandung dari bapak Hengky Irawan

4. Supervisor

Supervisor sebagai orang yang dipercaya untuk mengelola cabang Ayam Penyet yang berada di Jalan Dr. Mansyur No.45. Supervisor dipercayakan kepada Bapak Wirahadi yang telah bekerja selama 4 tahun di rumah makan Ayam Penyet Jakarta.

5. Karyawan

Karyawan sebagai Pramusaji yang bertugas untuk melayani pelanggan yang akan membeli dan tugas-tugas lainnya untuk membantu pemilik mengelola usaha. 4.2 Paparan Data

(51)

4.2.1 Business Plan

Peneliti menggunakan empat indikator dalam sebelas pertanyaan untuk mengetahui apakah pengelola Ayam Penyet Jakarta yang diwawancarai berpendapat bahwa faktor Business Plan seperti faktor pemasaran, faktor produksi, faktor keuangan dan faktor sumber daya manusia merupakan beberapa elemen dari faktor

Business Plan yang merupakan keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarganya. 1. Apakah Bapak menilai letak usaha dekat dengan bahan mentah?

Jawaban dari informan adalah tidak. Bahan baku letaknya tidak dekat dengan lokasi Ayam Penyet Jakarta. Setiap cabang Ayam Penyet Jakarta memiliki bahan baku yang sama, gunanya untuk menyelaraskan cita rasa pada setiap cabang. Persediaan bahan baku makanan itu ditangani oleh ibu Asima dan Ibu Dameria yaitu kakak kandung dari pemilik usaha Ayam Penyet Jakarta itu sendiri.

2. Apakah Bapak memperhitungankan dan menganalisis kebutuhan modal kerja? Jawaban dari informan adalah ya, informan selalu memperhitungkan dan menganalisis kebutuhan modal kerja Ayam Penyet Jakarta untuk setiap harinya. Setiap harinya informan menghitung semua pengeluaran-pengeluaran untuk modal kerja Ayam Penyet Jakarta, sehingga informan dapat mengetahui perkiraan untuk pengeluaran hari selanjutnya.

(52)

4. Apakah Bapak menilai lokasi usaha sudah tepat sasaran?

Jawaban dai informan adalah ya. Informan merasa lokasi usaha yang dikelolanya tersebut telah sesuai dengan target pasar dari Ayam Penyet Jakarta, target pasar mereka adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara

5. Apakah Bapak menilai promosi merupakan upaya untuk meningkatkan penjualan? Jawaban dari informan adalah ya. Informan merasa promosi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan mereka. Dengan adanya promosi masyarakat akan merasa tertarik untuk menikmati menu yang ditawarkan oleh Ayam Penyet Jakarta.

6. Apakah Bapak menilai produk yang berkualitas akan mudah diingat konsumen? Jawaban dari informan adalah ya. Informan setuju dengan pernyataan bahwa produk yang berkualitas akan memudahkan konsumen untuk mengingat Ayam Penyet Jakarta. Dari itu informan selalu berusaha untuk tetap setia menjaga kualitas produknya.

7. Apakah Bapak membuat rincian pengeluaran dan pendapatan usaha?

(53)

8. Apakah Bapak menganalisis kemampuan proyek untuk mendapatkan laba yang diinginkan?

Jawaban dari informan adalah ya. Informan menganalisis kemampuan proyek Ayam Penyet Jakarta untuk mendapatkan laba yang diinginkan.

9. Apakah Bapak menilai karyawan memiliki keahlian sesuai dengan pekerjaannya? Jawaban dari informan adalah tidak. Informan mengatakan semua karyawannya tidak memiliki keahlian khusus untuk setiap pekerjaannya, yang dibutuhkan hanyalah orang-orang yang mau bekerja dan mau belajar untuk mengerjakan dari setiap job desk yang diberikan.

10.Apakah Bapak melakukan penyeleksian terhadap penerimaaan karyawan?

Jawaban dari informan adalah tidak. Informan tidak melakukan penyeleksian khusus untuk penerimaan karyawan di Ayam Penyet Jakarta. Persyaratannya hanya minimal tamat SMA dan tidak bekerja pada perusahaan lain.

11.Apakah terdapat pembagian kerja di dalam usaha?

Jawaban dari responden adalah ya. Informan mengatakan terdapat pembagian kerja yang jelas untuk karyawannya. Jadi, masing-masing karyawan telah memiliki tugasnya masing-masing tetapi tidak ada kemungkinan untuk karyawan mengerjakan tugas karyawan lain jikalau dibutuhkan.

(54)

4.2.2 Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga

Dalam faktor peran yang jelas antara anggota keluarga peneliti menggunakan empat indikator dan sembilan pertanyaan yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui apakah Responden yang akan diwawancarai beranggapan bahwa faktor peran yang jelas antara anggota keluarga seperti menciptakan suatu hubungan yang memungkinkan adanya pertukaran informasi, mendiagnosis permasalahan, menumbuhkan motivasi untuk berubah antara anggota keluarga dan merencanakan aksi pembaharuan merupakan faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga pada Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan.

1. Apakah Bapak menciptakan suatu hubungan agar tercipta suatu pertukaran informasi yang baik?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan berusaha untuk menciptakan dan memelihara suatu hubungan yang baik agar tercipta suatu pertukaran informasi yang baik untuk meningkatkan keberhasilan usaha Ayam Penyet Jakarta.

2. Apakah Bapak mendiagnosis setiap permasalahan yang timbul pada usaha Ayam Penyet Jakarta?

(55)

3. Apakah Bapak menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi di usaha Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan senantiasa mencari solusi dari setiap permasalahan yang timbul pada usaha Ayam Penyet Jakarta. Secepat mungkin informan akan menyelesaikan dari setiap permasalahan yang ada agar tidak memberikan pengaruh yang buruk terhadap usaha Ayam Penyet Jakarta. 4. Apakah Bapak meningkatkan motivasi sesama antar rekan kerja pada usaha

Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Tugas dari informan sendiri selaku pengelola Ayam Penyet Jakarta yang terletak di Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan adalah memberikan motivasi kepada karyawannya untuk bekerja lebih baik lagi. 5. Apakah Bapak menciptakan suatu pembaharuan di usaha Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan selalu berusaha untuk menciptakan suatu pembaharuan demi kemajuan dari usaha Ayam Penyet Jakarta agar menjadi lebih baik lagi.

6. Apakah Bapak memberikan perhatian penuh terhadap keberlangsungan usaha Ayam Penyet Jakarta?

(56)

7. Apakah Bapak menciptakan hubungan yang harmonis antara sesama rekan kerja? Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan berusaha menciptakan dan menjaga hubungan berjalan harmonis antara sesama rekan kerja agar terjalin sebuah kerja sama yang baik pada usaha Ayam Penyet Jakarta.

8. Apakah Bapak menyediakan informasi yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan berusaha menyediakan informasi yang tepat untuk setiap permasalahan yang dihadapi serta mencari jalan keluar atas permasalahan yang timbul pada usaha Ayam Penyet Jakarta.

Di lihat dari seluruh pertanyaan yang menyangkut faktor peran yang jelas antara anggota keluarga dalam usaha Ayam Penyet Jakarta, jawaban untuk “ya” adalah tujuh sedangkan untuk jawaban “tidak” atas pertanyaan yang menyangkut faktor peran yang jelas antara anggota keluarga dalam usaha Ayam Penyet Jakarta adalah satu.

4.2.3 Kerja Sama

(57)

1. Apakah Bapak melakukan kerja sama yang baik terhadap karyawan?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan merasa kerja sama yang dilakukannya selama ini terhadap karyawan sudah baik. Menurut informan kerja sama yang baik mampu meningkatkan keberhasilan suatu usaha.

2. Apakah Bapak saling tolong menolong antar sesama rekan kerja?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan merasa rasa saling tolong menolong sangat dibutuhkan antar sesama rekan kerja agar terjalin kerja sama yang baik demi kemajuan usaha Ayam Penyet Jakarta yang dikelolanya.

3. Apakah Bapak menciptakan solidaritas yang tinggi sesama rekan kerja?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Menurut informan dengan adanya solidaritas yang tinggi sesama rekan kerja akan menimbulkan rasa saling tolong menolong sehingga terciptalah sebuah kerja sama yang baik.

4. Apakah Bapak menanamkan sikap tanggung jawab sebagai pemimpin Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan selalu mengajarkan kepada karyawan agar bersikap tanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan. Orang baik itu adalah orang yang bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya.

(58)

Jawaban dari informan adalah “ya”. Setiap bulannya pemilik usaha melakukan kegiatan kumpul seluruh pengelola cabang Ayam Penyet Jakarta untuk membahas perkembangan usaha Ayam Penyet Jakarta.

6. Apakah bapak bekerja sama untuk meningkatkan keberhasilan usaha Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan merasa kerja sama adalah salah satu cara untuk meningkatkan keberhasilan usaha. Dari itu informan senantiasa menciptakan dan menjaga sebuah kerja sama yang baik pada karyawannya.

7. Apakah Bapak saling berkontribusi satu sama lain untuk meningkatkan keberhasilan usaha Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan mengatakan, jika antara karyawan saling berkontribusi satu sama lain akan menciptakan sebuah kerja sama yang baik.

8. Apakah Bapak mengutamakan kerja sama dibandingkan kerja perorangan? Jawaban dari informan adalah “ya”. Menurut informan hasil suatu pekerjaan jauh lebih baik jika dilakukan secara kerja sama daripada dilakukan secara perorangan.

9. Apakah Bapak mengambil keputusan berdasarkan keputusan bersama?

(59)

10. Apakah Bapak mampu mengarahkana di dalam team work?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan merasa beliau telah mampu mengarahkan dari kerja team yang dipimpinya. Beliau mampu mengarahkan karyawan untuk dapat bekerja sama untuk meningkatkan keberhasilan usaha Ayam Penyet Jakarta.

Di lihat dari seluruh pertanyaan yang menyangkut faktor kerja sama dalam usaha Ayam Penyet Jakarta, jawaban untuk “ya” adalah sepuluh sedangkan untuk jawaban “tidak” atas pertanyaan yang menyangkut faktor kerja sama dalam usaha Ayam Penyet Jakarta tidak ada. keseluruhan pertanyaan disetujui oleh responden. 4.2.4 Komitmen

Dalam faktor komitmen peneliti menggunakan empat indikator dan delapan pertanyaan yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui apakah responden yang akan diwawancarai beranggapan bahwa faktor komitmen seperti melakukan upaya penyesuaian, meneladani kesetiaan, mendukung secara aktif dan melakukan pengorbanan pribadi merupakan faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga pada rumah makan Ayam Penyet Jakarta Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan

(60)

2. Apakah Bapak mendukung penuh atas keputusan yang telah ditetapkan oleh Ayam Penyet Jakarata?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Setiap keputusan yang dipilih adalah keputusan yang di ambil secara bersama. Sehingga keputusan apapun yang diambil akan saya dukung penuh.

3. Apakah Bapak mendukung misi dan visi dari Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan setia mendukung misi dan visi dari usaha Ayam Penyet Jakarta. Salah satu visi dari usaha Ayam Penyet Jakarta adalah dapat membuka cabangnya di luar negeri.

4. Apakah Bapak melakukan pengorbanan pribadi untuk kemajuan usaha Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Menurut informan banyak yang sudah beliau korbankan demi kemajuan usaha Ayam Penyet Jakarta. Salah satu contohnya, beliau telah berkorban waktu tenaga bahkan nyawa.

5. Apakah Bapak setia untuk terus bekerja pada usaha Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan mengatakan beliau akan setia mengabdi untuk memajukan usaha Ayam Penyet Jakarata.

6. Apakah Bapak menjalankan setiap keputusan yang diambil oleh Ayam Penyet Jakarta?

(61)

7. Apakah Bapak melakukan penyesuaian diri terhadap peraturan yang berlaku pada usaha Ayam Penyet Jakarta?

Jawaban dari responden adalah “ya”. Informan merasa harus menyesuaikan diri terhadap peraturan yang berlaku di Ayam Penyet Jakarta tetapi informan juga harus memiliki inisiatif atas peraturan apa yang sesuai dengan cabang Ayam Penyet Jakarta yang dikelolanya.

8. Apakah Bapak mengutamakan kepentingan usaha Ayam Penyet Jakarta dibandingkan kepentingan pribadi?

Jawaban dari informan adalah “tidak”. Menurut informan kepentingan pribadi masih nomor satu dibandingkan kepentingan kerja yaitu mengelola usaha Ayam Penyet Jakarta.

Di lihat dari seluruh pertanyaan yang menyangkut faktor komitmen dalam usaha Ayam Penyet Jakarta, jawaban untuk “ya” adalah enam sedangkan untuk jawaban “tidak” atas pertanyaan yang menyangkut faktor komitmen dalam usaha Ayam Penyet Jakarta adalah dua.

4.2.5 Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan hasil pencapaian tujuan dari bisnis yang dijalankan. Dalam faktor-faktor keberhasilan usaha seperti faktor business plan,

(62)

petunjuk untuk mengetahui apakah responden yang akan diwawancarai beranggapan bahwa dari faktor-faktor keberhasilan usaha keluarga tersebut dapat meningkatkan keberhasilan usaha pada rumah makan Ayam Penyet Jakarta Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan

1. Apakah menurut Bapak pertumbuhan usaha rumah makan Ayam Penyet Jakarta mengalami peningkatan pada setiap periodenya?

Jawaban dari informan adalaha “ya”. Informan mengatakan pertumbuhan usaha Ayam Penyet Jakarta setiap periodenya mengalami pertumbuhan yang cukup baik dan informan optimis usaha Ayam Penyet Jakarta adalah peluang usaha yang baik untuk kedepannya.

2. Apakah menurut Bapak Ayam Penyet Jakarta memperoleh keuntungan setiap periodenya?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Pada setiap periodenya Ayam Penyet Jakarta terus mendapatkan keuntungan walaupun jumlah keuntungan tersebut tidak terus meningkat pada setiap periodenya.

3. Apakah menurut Bapak Ayam Penyet Jakarta terus membuka cabangnya di setiap kota di Indonesia?

(63)

4. Apakah menurut Bapak keuntungan mengalami peningkatan setiap periodenya? Jawaban dari responden adalah “tidak”. Keuntungan yang diperoleh tidak terus meningkat pada setiap periodenya. Ada kalanya Ayam Penyet Jakarta merasakan sepi pengunjung.

5. Apakah menurut Bapak jumlah penjualan mengalami peningkatan setiap periodenya?

Jawaban dari responden adalah “tidak”. Jumlah penjualan tidak terus meningkat pada setiap periodenya. Jika digambarkan dalam sebuah grafik garisnya akan tergambar naik turun.

6. Apakah Bapak menilai karyawan merasakan kesejahteraan?

Jawaban dari informan adalah “ya”. Informan merasa dirinya beserta karyawannya merasakan kesejahteraan. Upah yang mereka dapatkan dari usaha Ayam Penyet Jakarta mampu memenuhi kebutuhan kehidupan mereka.

(64)

4.3 Temuan Penelitian

4.3.1 Business Plan

Informan yaitu pemilik Rumah Makan Ayam Penyet Jakarta Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan memiliki business plan yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari pengusaha atau entrepreneur dan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran kesuksesan dalam suatu usaha. Responden menggunakan beberapa poin untuk membuat business plan, seperti faktor pemasaran, faktor produksi, faktor keuangan dan faktor sumber daya manusia.

Informan menyatakan bahwa harga produk yang mereka tawarkan telah sesuai dengan cita rasa masakan mereka. Sesuai dengan tempat lokasi tempat Ayam Penyet Jakarta berdiri dekat dengan lokasi kampus yang target pasarnya adalah mahasiswa, sehingga harga yang ditawarkan oleh Ayam Penyet Jakarta disesuaikan oleh kantong mahasiswa tetapi tetap tidak mengurangi cita rasa dari makanannya sendiri. Menurut responden produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah akan mudah diingat oleh konsumen.

(65)

rumah makan Ayam Penyet Jakarta yang terletak di Jl. Dr. Mansyur No. 45 Medan, ia harus menunggu lama untuk menyantap makanan di rumah makan Ayam Penyet Jakarta, pelayanannya pun tidak cukup ramah sehingga ia tidak berminat untuk kembali.

Setiap harinya Informan mencatat seluruh pengeluaran dan pendapatan dari rumah makan Ayam Penyet Jakarta, setiap harinya rumah makan Ayam Penyet Jakarta cabang Dr. Mansyur No. 45 Medan mampu meraih keuntungan berkisar lima juta rupiah. Walaupun sampai saat ini belum mencapai break event point, Informan menargetkan dua tahun ke depan Ayam Penyet Jakarta akan meraih break event point. Lambatnya usaha Ayam Penyet Jakarta mencapai break event point dikarenakan Ayam Penyet Jakarta terus memutar modalnya untuk mengembangkan usahanya untuk lebih besar lagi. Oleh karena itu Informan merasa harus benar-benar memperhitungkan dan menganalisis kebutuhan modalnya bagi usaha Ayam Penyet Jakarta.

4.3.2 Peran Yang Jelas Antara Anggota Keluarga

(66)

Informan menyatakan bahwa setiap bulannya pemilik berkumpul dengan anggota keluarga yang ikut peran dalam mengembangkan usaha rumah makan Ayam Penyet Jakarta beserta para supervisor untuk menciptakan pertukaran informasi atas perkembangan usaha Ayam Penyet Jakarta pada setiap cabangnya.

Pada setiap menjalankan sebuah usaha pasti terdapat sebuah permasalahan, ini adalah tugasnya Informan untuk mendiagnosis setiap permasalahan yang terjadi pada usaha Ayam Penyet Jakarta. Setiap timbulnya permasalahan responden diharuskan menyelesaikan permasalahan tersebut sesegera mungkin agar tidak berdampak pada usaha Ayam Penyet Jakarta. Informan memiliki peran untuk memberikan perhatian penuh terhadap keberlangsungan usaha tersebut untuk meminimalisir timbulnya permasalahan. Informan menyadari, kurangnya perhatian darinya menyebabkan terkadang timbul beberapa masalah, seperti ketidakakuran beberapa karyawan, pelayanan karyawan yang tidak maksimal dan kegiatan operasional yang tidak berjalan baik.

(67)

Informan juga berperan untuk menciptakan pembaharuan pada usaha Ayam Penyet Jakarta.

Pembaharuan pada setiap cabang Ayam Penyet Jakarta memiliki perbedaan tergantung dari tempat dan segmentasi pasarnya. Pada usaha Ayam Penyet Jakarta di Jl. Dr. Mansyur No. 45, Informan melakukan pembaharuan dalam hal promosi seperti memberikan hiburan band Medan untuk penikmat Ayam Penyet Jakarta. Terbukti dengan adanya band Medan, usaha Ayam Penyet Jakarta mengalami peningkatan. Disamping itu, Informan juga menambah menu baru untuk menambah pilihan menu kepada konsumen seperti ice cream. Kedepannya juga Informan meinginkan pembaharuan menciptakan ruangan privasi untuk konsumennya, seperti ruangan seminar, rapat, ulang tahun maupun arisan keluarga.

4.3.3 Kerja Sama

Faktor kerja sama merupakan sebuah sistem pekerjaan yang di kerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Terdapat empat bentuk kerja sama pada usaha Ayam Penyet Jakarta yaitu, tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, saling berkontribuusi, pengerahan kemampuan secara maksimal dan tentang pengambilan keputusan secara bersama

(68)

menunggu lama untuk menyantap hidangan yang di pesannya. Bahkan seorang

supervisor juga tidak sungkan untuk langsung melayani konsumen bahkan ikut turut menyiapkan menu yang diinginkan konsumen. Kerja sama yang baik mampu memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen bersedia untuk datang kembali.

Kegiatan kumpul bareng itu sangat baik untuk meningkatkan komunikasi yang baik sesama rekan kerja, menurut Informan seringnya diadakan pertemuan antar

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Wirausaha Keluarga Dengan Non Wirausaha Keluarga
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Ayam Penyet Jakarta

Referensi

Dokumen terkait