DOKTRINISASI MASYARAKAT ADAT BUTON
DALAM KEMENANGAN PILKADES TAHUN 2004
(Studi Kasus di Desa Waeura Kec. Waplau Kab. Buru Prov. Maluku)SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Oleh:
ABDUL BASARI BUTON 08230008
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
Judul Skripsi : Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004 (Studi Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku).
Nama : Abdul Basari Buton
NIM : 08230008
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S -1)
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si) ( Dr. Vina Salviana, M.Si) Ketua Jurusan
Ilmu Pemerintahan
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Nama : Abdul Basari Buton
NIM : 08230008
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal: 07-04- 2012 Dihadapan Dewan Penguji
1. Drs. Jaenuri. M.Si (...)
2. Dr. Asep Nurjaman. M.Si (...)
3. Dr. Tri Sulistyaningsih. M.Si (...)
4. Dr. Vina Salviana, M.Si (...)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Abdul Basari Buton
NIM : 08230008
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: “ Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004” adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar -benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 03-04- 2012 Yang menyatakan
ABSTRAKSI
Abdul Basari Buton, 08230008. Universitas Muhammadiyah Malang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan. “Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004 ”. ( Studi Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku), Pembimbing I: Dr Tri Sultyaningsih, M.Si; Pembimbing II: Dr. Vina Salviana. M.Si.
Dalam pilkades Waeura tahun 2004 yang memenangkan pilkades adalah Bapak Latumu Papalia dari Marga Buton, kalau dipersentasekan sekitar 65% suara dari akumulasi suara yang ada, sisanya 35% itu diperoleh Bapak Hasan Lesbata. Kalau dilihat memang mayoritas Di Waeura adalah Marga Buton makanya jangan heran kalau yang memenangkan pilkades itu Marga Buton, akan tetapi Marga Buton juga sangat menghargai marga lain untuk menyatakan pendapatnya atau menyatakan sikap. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa bahwa BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala desa. Kepala desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat pemilihan kepala desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihan kepala desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.
dan Jawa) mengadakan perlawanan isu yang dimainkan oleh kaum dominan (Marga Buton) tetapi bentuknya tidak tampak, tampaknya didalam kamar, atau dalam rumah saja didepan publik tidak tampak, step kelima: menuju kemenangan oleh Marga Buton.
Merupakan suatu keunikan disebuah desa yang jauh dari Ibu Kota NKRI, ufuk timur Negri Seribu Pulau, masih tersimpan fenomena adat dan fenomena politik yang memang menjadi budaya warga setempat. Tetapi itulah sebuah realitas yang terjadi Di Waeura yang sudah turun temurun dari dulu hingga sekarang, harapan dengan adanya ilmu pengetahuan yang berkembang paradigma masyarakatpun ikut berkembang agar siapa saja boleh di nobatkan menjadi pemimpin asalkan mempunyai potongan pemimpin, kualitas dan mampu menyatukan warga Desa Waeura.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ABSTRACT
Abdul Basri Buton, 08230008. Muhammadiyah university of Malang. Faculty of social science and politic, major of governance science. “ Custom society doctrines of Buton in win of election of countryside head in 2004”. (Case study of Waeura countryside, sub district of Waplau sub-province of Buru, province of Maluku). Counselor of I: Dr. Tri Sultyaningsih, M.Si.; Counselor of II: Dr. Vina Salviana, M.Si.
In election of countryside head of Waeura in 2004 that winning election of countryside head is your Mr Latumu Papalia from is clan of Buton, if percentage about 65% vote of existing vote accumulation, the rest 35% that obtained by Mr Hasan Lesbata. Indeed, if seen majority in Waeura is clan of Buton, hence don't surprise if winning election of countryside head is from clan of Buton. But then clans of Buton also very respect other clan to express its opinion or express its attitude. Pursuant to government regulation of republic of Indonesia of number 72 in 2005 about countryside that BPD process election of countryside head, at longest 4 month (four) before ending its tenure of countryside head. Countryside head selected direct by resident of countryside of eligible candidate of election of countryside head have the character of directly, public, free, secret, honest and fair. Election of countryside head executed to through nomination phase and election phase.
This research is conducted by using qualitative approach with method of descriptive. Technique of data collecting through: interview and observation and also documentation. After done by inspection of its authenticity, data analyzed by presentation of data is at the same time analyzed and withdrawal of
conclusion.
doctrine, latent resistance (clan of Sula, Jawa, Bugis), performing a resistance of issue played by dominant clan (clan of Buton) but its for do not see, in room, just or within doors in front of public do not see. Sixth step; going to victory by is clan of Buton.
Representing a unique countryside, which far from state's capital unity of republic of Indonesia. Country east horizon a thousand islands still are on file of custom phenomenon and political phenomenon, which is true, become local citizen culture. But that's a reality that happened in Waeura which have is hereditary of old until now, expectation with existence of science expanding society paradigm follow to expand whosoever to may inauguration become leader so long as having leader figure, quality of and can unite countryside citizen of Waeura.
Approval,
Counselor of I, Counselor of II,
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“ Gerak, Gerak, & Gerak Menuju Sebuah Restorasi Yang Nyata ” “ Lampaui sejarah menuju sebuah peradaban yang lebih baik ”
(A.Basari Buton)
“ Ketika orang tidak lagi di beri ruang kecuali untuk melawan, maka intelektual pun menjadi pemberontak ”
(Corneles Lay)
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada :
v Ibunda dan Ayahanda yang telah membimbing jalan masa depanku. v Keluarga yang di kampung halaman (Namsina & Waeura) Bapa Jamin,
Kakak Wamondo, Kakak Yana, Kakak Wati, Kakak Endang, Kakak Sari, Kakak Alim, Kaka Udin, Kaka Utam, Kaka Johan, Adik Tuti, Adik Juri, Adik Rini, yang tiada hentimya memberikan dorongan, motivasi dan doanya, sehingga keberhasilan dan kesuksesan selalu datang padaku.
v Bpk La Tumu, Bpk Landoa, Bpk La Wua, Bpk Aldo Galela, dan Bpk Marjan yang telah banyak memberikan pengetahuan dan sumbangsih data tentang penulisan karya ilmiah ( Skripsi ).
v Kawan-kawan Liga Mahasiswa Nasdem “ Perubahan Restotasi Indonesia Belajar, Berpatai & Berbakti ”.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Doktrinisasi Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004 ( Studi Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku
dengan lancar. Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasisw i Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam
meneliti fenomena-fenomena terkini, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini.
Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh
karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat berarti bagi peneliti.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini. 2. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima
3. Ibu Dr. Vina Salviana, M.Si kepada beliau juga kami sampaikan banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam proses
bimbingan skripsi
4. Bapak Drs. Imam Hidajat, M.Si, selaku penguji terimakasi atas masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini
5. Bapak Drs. Krisno Hadi, MA, selaku penguji terimakasi atas masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini
6. Bapak Aldo Galela, Bapak La tumu Papalia, Bapak Nurdin Buton, Bapak
Lawua, dan Bapak Alim, terima kasih atas kerja samanya dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.
Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan
kalangan yang tertarik dengan kajian politik. Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Malang, 04-04- 2012
DAFTAR ISI
2.1.1 Teori Kekuasaan dalam Menyoroti Persoalan Doktrinisasi ... 16
2.1.2 Teori Hegemoni ... 20
2.1.3 Teori Resistensi ... 24
2.2 Masyarakat dan Politik ... 26
2.3.1 Definisi Masyarakat Adat ... 28
2.3.2 Dinamika politik ... 31
2.4 Pilkades Waeura Dengan Relasi Normatif PP NO 72 2005 ... 32
BAB IV ANALISA DATA
4.I Pilihan Kepala Desa dalam Kemenangan Marga Buton ... 56
4.2 Makna Pilkades ... 57
4.3 Doktrinisasi Masyarakat Adat Dalam Pemilihan Kepala Desa ... 60
4.3.I Bentuk Doktrinisasi ... 60
4.3.2 Mekanisme Doktrinisasi ... 63
4.3.3 Media Doktrinisasi ... 66
4.3.4 Sasaran Doktrinisasi ... 67
4.4 Faktor Doktrinisasi Masyarkat Adat Buton kepada Marga Lain ... 70
4.4.1 Sisi Historis ... 70
4.4.2 Budaya Politik ... 72
4.4.3 Mayoritas Marga Buton ... 73
4.5 Pilkades Waeura dengan Menggunakan Teori Dominan ... 75
4.5. 1 Hegemoni ... 75
4.5.2 Resistensi ... 78
4.5.3 Skema Proses Doktrinisasi Di Waeura ... 80
BAB V PENUTUP ... 82
5.1 Kesimpulan ... 82
DAFTAR PUSTAKA
Bocock, Robert. 2007. Pengantar Komprehensif Untuk Memahami Hegemoni. Penerjrmah Ikramullah Mahyudin. Yogyakarta: CV Jalasutra.
Budiardjo , Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Giddens, Anthoni. 2009. Masa Depan Politik Radikal. Penerjemah Dariyatno. Yogyakarta: CV Pustaka Pelajar.
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research, jilid 1,2 UGM.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualititatifaplikasi praktis pembuatan proposal dan laporan penelitian. UMM Pres.
Hidajat, Imam. 2009. Teori -Teori Politik. Malang: Penerbit Setara Press.
Iqbal, Hasan. 2004. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. Jakarta : PT Bumi Aksara.
M Mahi, Hikmah. 2010. Komunikasi politik . Bandung: PT Simbiosa Rekatama Media.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2003.Metodologi Penelitianmemberi bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta
diharapkan dapat melaksanakan penelitian dengan langkah -langkah
yang benar.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nasution. 2004. Metode Research (Penelitian Ilmiah)“usul, tesis, desain penelitian, hipotesis, validitas, sampling, populasi, observasi,
wawancara, dan angket”. PT. Bumi Aksara.
Sugiono. 2010. Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D). Bandung: CV Alfabeta
Yap, Leman 2009. The Best of ChineseHeroic leaders. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Undang-undang Otonomi Daerah No 32 Thn 2004. Surabaya: PT Serba Jaya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Kepala_Desa. di up-date tgl 20 oktober 2011.
http://utchanovsky.com/2008/08/teori-hegemoni. di up-date 1 desember 2011.
http://www.artikata.com/arti-371709-kemenangan.htm. Di up-date tgl 24 oktober 2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan kepala desa atau seringkali disingkat pilkades, adalah suatu
pemilihan kepala desa secara langsung oleh warga desa setempat yang memang
betul-betul berdomisili ditempat tersebut. Berbeda dengan lurah yang merupakan
pegawai Negri Sipil, kepala desa merupakan jabatan yang dapat diduduki oleh
warga biasa yaitu warga yang terpilih dalam pemilihan pilkades maka dia berhak
menduduki jabatan kades karena sudah mendapat legitimasi dari masyarakat
masa jabatan kepala desa 6 tahun ( PP No 72. 2005 ).
Pilkades dilakukan dengan mencoblos tanda gambar calon kepala desa.
Pilkades telah dilakukan diberbagai daerah diindonesia demi mewujudkan sistem
demokrasi yang dipandang baik untuk menata pemerintahan kedepan agar
melahirkan kesehjahteraan untuk rakyat karena defenisi demokrasi yaitu dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.1
Pilkades telah ada jauh sebelum era pilkada langsung. Akhir-akhir ini ada
kecenderungan pilkades dilakukan secara serentak dalam satu kabupaten yang
difasilitasi oleh pemerintah daerah sesuai dengan amanat konstitusi No 32 Thn
20042. Hal ini dilakukan agar pelaksanaannya lebih efektif, efisien, dan lebih
terkoordinasi dari sisi keamanan.
1
Hidajat, Imam. 2009. Teori-teori Politik. Hlm 86. 2
2 Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa
bahwa BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan
sebelum berakhirnya masa jabatan kepala desa3. Kepala desa dipilih langsung
oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat pemilihan kepala desa
bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihan kepala desa
dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan.
Kepala desa menjabat maksimal dua kali untuk pencalonan dan pemilihan
kepala desa, BPD membentuk panitia pemilihan yang terdiri dari unsur perangkat
desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat. Panitia
pemilihan melakukan pemeriksaan identitas bakal calon berdasarkan persyaratan
yang ditentukan, melaksanakan pemungutan suara, dan melaporkan pelaksanaan
pemilihan kepala desa kepada BPD. Panitia pemilihan melaksanakan penjaringan
dan penyaringan bakal calon kepala desa sesuai persyaratan bakal calon kepala
desa yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai calon kepala desa oleh
panitia pemilihan. Calon kepala desa yang berhak dipilih diumumkan kepada
masyarakat ditempat-tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat. Calon kepala desa dapat melakukan kampanye sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Calon kepala desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang
mendapatkan dukungan suara terbanyak panitia pemilihan kepala desa
melaporkan hasil pemilihan kepala desa kepada BPD, calon kepala desa terpilih
sebagaimana ditetapkan dengan keputusan BPD berdasarkan laporan dan berita
3
3 acara pemilihan dari panitia pemilihan. Calon kepala desa terpilih disampaikan
oleh BPD kepada Bupati/Walikota melalui Camat untuk disahkan menjadi kepala
desa terpilih. Bupati/Walikota menerbitkan keputusan Bupati/ Walikota tentang
pengesahan pengangkatan kepala desa terpilih paling lama 15 (lima belas) hari
terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD. Kepala
desa terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari
terhitung tanggal penerbitan keputusan Bupati/Walikota.
Dalam pilkades di Desa Waeura merupakan ajang paling esensial yang
dinantikan oleh masyarakat Desa Waeura karena dengan adanya pilkades maka
terjadilah pergantian kepemimpinan dari yang lama diganti dengan yang baru
tetapi harusnya pemimpin yang baik. Menurut R.Wayne Pace,4 pemimpin yang
baik harus dapat membantu menegakan, mempertahankan, dan meningkatkan
motivasi para anggotanya.
Tetapi pilkades Di Waeura masyarakat tidak melihat dari calon pemimpin
yang baik tetapi mereka melihat dari perspektif marga, ada segelintar orang yang
tidak melihat dari marga tetapi pada pemimpin yang baik, tapi sebagian besar
melihat dari marga inilah yang menjadi sesuatu yang harus direstorasikan.
Pilkades di Desa Waeura yang paling urgen adalah masaalah strateginya yaitu
permainan isu secara horisontal yang selalu membuat masyarakat sebagian
merasa didiskriminasikan dengan adanya isu bahwa yang berhak menjadi kades
adalah Marga Buton dengan adanya propaganda yang semakin hangat dimainkan
oleh Marga Buton bahwa desa ini yang paling cocok atau yang paling ideal
4
4 dipimpin oleh Marga Buton karena dilihat Marga Buton mempunyai potongan
pemimpin dan kapasitas.
Doktrinasasi yang di lakukan dalam pilkades di Desa Waeura sangat
elegan kalau dihubungkan dengan teori hegemoninya Gramsci yaitu agar yang
dikuasai mematuhi penguasa, yang dikuasai tidak hanya harus merasa
mempunyai dan menginternalisasi nilai-nilai serta norma penguasa, lebih dari itu
mereka juga harus memberi persetujuan atas subordinasi mereka5. Inilah yang
dimaksud Gramsci dengan “hegemoni” atau menguasai dengan “kepemimpinan
moral dan intelektual” secara konsensual.
Kristalisasi teori Gramsci dalam Pilkades Waeura yaitu penguasa dalam
hal ini Marga Buton melakukan proses hegemoni dengan cara mendekati
kepala-kepala adat atau kepala-kepala-kepala-kepala kaomu langsung ke rumahnya atau house to house
(dari rumah ke rumah), dan mendekati warga satu demi satu dan juga melalui
musyawarah desa proses hegemoninya dengan menggunakan kepemimpinan
moral dan intelektualan yang mereka miliki, memainkan isu kepada seluruh
warga bahwa yang cocok untuk menjadi Kepala Desa adalah Marga Buton agar
yang dikuasai mematuhi penguasa (Marga Buton).
Kalau dilihat dari perspektif demokrasi pilkades tidak berjalan sesuai
dengan asas demokrasi yaitu egaliter, positivistik, memberikan ruang kepada
orang lain untuk menjadi pemimipin. Pilkades dilakukan dengan dengan cara
demokrasi tetapi cuma formalitas untuk melegitimasi pemimpin yang terpilih.
5
5 berarti hukum adat mengkeberi demokrasi yang memang sudah di terapkan di
Indonesia sejak paska kemerdekaan.
Dampak positif dari sistem demokrasi adalah memberikan peluang atau
kesempatan bagi orang lain untuk menjadi pemimpin, lebih mengarah pada
rakyat tanpa membedakan suku atau marga dalam pelayanan untuk menuju
kesehjahteraan. Tetapi dampak negatifnya yaitu suara mayoritas menindas suara
minoritas itulah yang menjadi problematika di negri ini.
Kalau dampak negatif dari sistem adat yaitu tidak memberikan peluang
bagi orang lain untuk menjadi pemimpin, sifatnya turun temurun dari marga
tersebut kalau di Desa Waeura yaitu Marga Buton memberikan peluang untuk
marga lain untuk memimpin karena pernah terjadi marga sula menjadi kepala
desa. Di lihat dari dampak positifnya yaitu menjaga nilai-nilai kebudayaan yang
memang sudah tumbuh ratusan tahun, diantaranya nilai kekeluargaan, sopan
santun, masohi ( bekerja bersama-bersama untuk melakukan sesuatu).
Pencalonan diri menjadi kepala desa sebanyak dua orang yaitu : Latumu
Buton dan Hasan Lesbata. Pilkades berjalan secara aman dan damai itu secara
yang tampak, tetapi yang tidak tampak didalam hati sanubari Warga Waeura
sebagian merasa tidak aman dengan adanya propaganda yang semakin hangat
dimainkan oleh Marga Buton bahwa desa ini yang paling cocok atau yang paling
ideal dipimpin oleh Marga Buton karena mempunyai potongan pemimpin dan
mempunyai kapasitas. Marga yang lain terabaikan seperti Sula, Bugis,dan Jawa,
6 Menurut pendapat seorang warga setempat bahwa awal berdirinya Desa
Waeura itu diprakarsai oleh Marga Buton, seperti yang disampaikan sala satu
warga sebagai berikut6 : ” bahwa dulu pada awal berdirinya Desa Waeura sekitar
tahun 1927 itu diprakarsai oleh Marga Buton tetapi dibantu juga oleh Marga Sula
yang sealau hidup berdampingan dengan Marga Buton”. berdasarkan latar
belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat Permasalahan “ Doktrinisasi
Masyarakat Adat Buton Dalam Kemenangan Pilkades Tahun 2004 ”. ( Studi
Kasus Desa Waeura Kec Waplau Kab buru Prov Maluku).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang akan coba
kemukakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah doktrinisasi masyarakat Adat Buton dalam kemenangan
Pilkades thn 2004 ?
2. Mengapa doktrinisasi masyarakat Adat Buton di Lakukan dalam Pilkades
thn 2004 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan konsistensi penulis sebagai pertimbangan
rasional upaya memberikan kontribusi. Tujuanmerupakan unsur yang diharapkan
sebagai faktor penentu agar orang lain bisa mengetahui apa yang menjadi
keinginan dari peneliti. Tujuan merupakan usaha mendasar atas kegiatan dari
penelitian. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengeksplorasi secara mendasar
6
7 dan mendalam terhadap bahan yang akan dikaji untuk mendapat teori dan
gagasan konsep. Adapun hasil yang ingin dicapai dari penilitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana doktrinisasi masyarakat adat dalam
pemilihan kepala desa.
2. Untuk mengetahui alasan doktrinisasi masyarakat adat itu masih
dilakukan oleh masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Secara akedemis penelitian ini bisa bermanfaat sebagai bahan refensi
dosen sekaligus untuk memperkuat konsep-konsep tentang perpolitikan diaras
lokal. Dengan adanya penelitian ini juga mahasiswa ilmu pemerintahan
diharapkan bisa mengetahui tentang perpoltikan di setiap daerah yang ada
Indonesia karena Indonesia adalah negri seribu pulau yang terkenal dengan
beragam budaya dan beragam politik dimasing-masing lokal. Penelitian ini juga
berharap menjadi bahan pegangan dosen pada mata kuliah Analisis Politik Lokal.
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis, merupakan bagian terpenting dari sebuah
penelitian lapangan, minimal memberi kontribusi kepada objek yang diteili.
Objek penelitian yang dimaksud ialah masyarakat, pemerintah desa namsina,
lembaga teknis di desa dan organisasi yang ditunjuk sebagai perangkat pembantu
berjalannya pemerintahan desa. Input dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan rekomendasi positif kepada para pejabat pemerintahan desa dalam
8 setiap Warga Negara dalam hal ini seluruh masyarakat desa agar terlihat
demokrasinya lebih Inklusif.
E. Definisi Konseptual
Pengertian definisi konsep menurut J. Vrendeberg, adalah suatu istilah
yang secara generalisasi mempersoalkan observasi yang konkrit. Jelaslah bahwa
suatu konsep adalah abstraksi dari observasi tersebut. Selanjutnya penulis akan
mengurakan definisi variabel-variabelnya saja, yaitu :
1. Doktrinisasi adalah suatu proses pengajaran kepada orang lain untuk
meyakinkan bahwa itu layak dan benar
2. Masyarakat7 adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan
3. Adat adalah aturan (perbuatan dsb) yang lazim dituruti atau dilakukan
sejak dahulu
4. Buton adalah suku atau marga yang terdapat di Desa Waeura
5. Kemenangan adalah keunggulan proses untuk mencapai tujuan
6. Pilkades adalah pemelihan kepala desa berdasarkan PP No 72
Berdasarkan urain diatas dapat di tarik benang merah sebagai berikut :
bahwa doktrinisasi masyarakat Adat Buton dalam kemenangan pilkades
tahun 2004 dapat diartikan sebagai sebuah strategi hegemoni untuk mencapi
kemenangan dalam kompetisi pilkades.
7
9
F. Definisi Operasional
Doktrinisasi masyarakat Adat Buton dalam kemenangan pilkades adalah
proses pendoktrian masyarakat adat kepada marga-marga Non Buton untuk
memilih Marga Buton sebagai kepala Desa Waeura, adapun variabel atau
indikatornya sebagai berikut :
a.) Mendekati kepala-kepala adat atau kepala-kepala kaomu langsung ke
rumahnya atau house to house ( dari rumah ke rumah).
b). Melakukan propaganda kepada seluruh warga bahwa yang cocok untuk
menjadi kepala desa adalah Marga Buton.
c). Mendekati warga satu demi satu adan juga melalui musyawarah desa
d). Menjanjikan jabatan kepada Marga lain kalau dia terpilih nanti, seperti
menjadi kaur ( kepala urusan) di masa kepemimpinannya.
e). Memberikan uang kepada pihak-pihak tertentu untuk memenangkan bakal
calon, masing-masing tokoh-tokoh adat itu berkumpul berbicara untuk
memenangkan calon yang diusungnya.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Masngi singarimbun dan Sofyan effendi8
bahwa : “Pengertian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran terhadap
fenomena sosial tertentu. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat
deskripsi , gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta
hubungan antar fenomena”. Penggunaan metode ini dipandang lebih mendukung
8
10 dalam memberi arti dan makna yang berguna dalam menyerap permasalahan
yang berkaitan dengan fokus penelitian penggunaan penelitian deskriptif
bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta
dan sifat populasi9.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan cakupan wilayah yang menjadi tempat
peneliti (penulis) sebagai objek lapangan dimana peneliti mendapatkan informasi,
gambaran, data-data yang diteliti dari tempat tersebut. Tempat penelitian yang
dimaksud adalah Desa Waeura. Menurut Hamidi penjelasan lokasi penelitian
pertama, menyebut tempat penelitian misalnya desa, komunitas atau lembaga
tertentu. Kedua, yang lebih penting adalah mengemukakan alasan adanya
fenomena sosial atau peristiwa yang dimaksud oleh kata kunci penelitian, terjadi
di lokasi tersebut (yakni tidakan kontroversi). Terakhir, adanya kekhasan lokasi
itu yang tidak dimiliki oleh lokasi lain sehubungan dengan atau yang terkait
dengan penelitian10.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan subyek yang dapat secara valid
memberikan data atau informasi sekaligus bahan sesuai dengan objek yang
diteliti. Pengertian subyek yang dimaksud disini adalah para prangkat desa, tokoh
adat, dan tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai aktor dalam pilkades.
9
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitianmemberi bekal teoritis pada mahasiswa tentang metodologi penelitian serta diharapkan dapat melaksanakan penelitian
dengan langkah-langkah yang benar. Bumi Aksara Jakarta, 2003. Hlm. 82
10
11 Sebagaimana judul yang dikemukakan disini yaitu: doktrinisasi masyarakat Adat
Buton dalam kemenangan pilkades thn 2004. Hal ini sebagai unsur atau variabel
penentu agar secara mudah untuk mendapatkan beberapa sumber data dari
subyek yang diteliti.
Di bawah ini merupakan subyek yang diteliti sebagai nara sumber :
No Subyek Penelitian Jabatan
1 Latumu Papalia Kepala Desa
2 Nurdin Buton Ketua BPD
3 La Wua Tokoh Agama
4 Aldo Galela Tokoh Masyarakat
5 Alim Masiri Tokoh Masyarakat
6 Marjan Papalia Tokoh Pemuda
Sumber: Ibu Sari informan Desa Waeura.
Subyek yang dipilih untuk diteliti adalah orang yang faham betul tentang
proses pilkades di Desa Waeura, di tambah lagi orang-orang ini mudah di
jangkau karena mereka kerjanya di kampung kalau dipilih subyek lain
kebanyakan mereka kerjanya di gunung jadi, sulit untuk temui mereka. Makanya
untuk memudahkan dan memperlancar penulis untuk meneliti penulis memilih
subyek yang sudah ditulis di atas agar penelitian bisa berjalan efektif dan efesien.
4. Sumber Data
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
12 yang memerlukakannya. Data primer disebut juga data asli11. Data primer
dipakai untuk memperoleh data yang diperlukan oleh penulis, penulis
melakukan penelitian langsung dilapangan, yaitu melakukan penelitian
untuk memperoleh data maupun informasi dan permasalahan yang ada
dilokasi penelitian. Dalam hal ini untuk mengetahui secara langsung
permasalahan yang dihadapi, dengan demikian diharapkan dapat
memperoleh gambaran yang sebenarnya pada lokasi yang menjadi objek
studi. Sehingga data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan
akan mendekati kebenaran
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data pembantu untuk peneliti
mengintepretasikan sekaligus menguatkan sumber informasi yang di
dapatkan dari sumber primer. Banyak macamnya mengenai data-data
sekunder menurut Nasution sember-seumber sekunder dapat terdiri atas
berbagai macam, dari surat menyurat pribadi, kitab harian, notula rapat
perkumpulan sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi
pemerintah12.
5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
11
Iqbal Hasan.. Analisis Data Peenlitian Dengan Statistik. Bumi Aksara jakarta, 2004. Hlm. 19
12
Nasution. Metode Research (Penelitian Ilmiah) “usul, tesis, desain penelitian, hipotesis,
13 Sugiyono13. metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberpa cara
diantaranya :
a). Observasi (pengamatan langsung)
yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti di lapangan sehingga peneliti dapat
mengetahui secara langsung dan nyata keadaan di lapangan.
b). Wawancara (interview)
hal ini dengan tujuan untuk menambah informasi dari jawaban-jawaban
yang telah diberikan responden sehingga dapat diperoleh data yang
secukupnya dari responden sehingga dapat mendekati kebenaran. Sutrisno
Hadi ( 1986 ) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan metode interview adalah bahwa subyek (
responden ) yang paling tahu tentang dirinya, bahwa apa yang dinyatakan
oleh subyek kepada peneliti harus benar dan dapat dioercaya, bahwa
intrepretasi subyek tentang pertnyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Dalam hal
ini yang menjadi sumber informan adalah Warga Desa Namsina.
c). Tehnik Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya adalah dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Iqbal
13
14 Hasan menjelaskan bahwa pedoman dokumentasi adalah daftar yang
berisikan patokan-patokan atau panduan dalam menelusuri sebuah
dokumentasi.
6) Teknik Analisa Data
Menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam bukunya Iqbal Hasan data
adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha
untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis. Bentuk analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa kualitatif artinya analisis yang tidak
menggunakan model matematika, model statistic, dan ekonometrik atau
model-model tertentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada tehnik
pengelolaan datanya, seperti pada pengecekan data dan tabulasi. Dalam hal ini
sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia ,
kemudian melakukan uraian dan penafsiran14. Penafsiran atas data temuan
lapangan inilah yang paling penting untuk menghasilkan atas beberapa proposisi
terhadap pembahasan secara komprehensif dan memperinci dan atau
mempertegas dari daa-data untuk menjelaskan temuan yang di dapat dilapangan.
Analisis data dilakukan untuk mendapatkan proposisi, kategori dan
memberikan asumsi terhadap data-data. Analisa data merupakan metode untuk
mengambil atau menarik benang penghubung antara data yang di dapat dengan
meracik sedemikian rupa upaya menghasilkan suatu konsep, proposisi, variabel,
hipotesa dan grand teori yang akhirnya dapat memberi suatu
14
15 kesimpulan. Analisis data merupakan tehnik penulis untuk memberikan
penafsiran-penafsiran atas data untuk memperinci pada bagian-bagian subsistem
dalam suatu pembahasan agar sistematika pembahasan dalam penulisan itu lebih
tersistematis. Menurut Iqbal Hasan analisis data memiliki emapat (4) tujuan
sebgai berikut :
a). Memecahkan masalah-masalah penelitian
b). Memperlihatkan hubungan antara fenomena yang terdapat dalam
penelitian
c). Memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian
d). Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi dan saran-saran yang
berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya15
Dari empat tujuan analisis data di atas merupakan upaya untuk memberi
titik penjelasan dalam penelitian ini. Peneliti harus secara cermat, teliti dalam
menarik hipotesis dan kesimpulan secara hati-hati karena, bagian terpenting dari
penelitian ini adalah mampu mengetahui dialektika apa yang terjadi dikalangan
masyarakat dalam doktrinisasi masyarakat adat dalam kemenangan Bapak
Latumu pilkades tahun 2004. Tentu warga Desa Waeura harus dapat melihat
bahwa hal ini disesuaikan denga kondisi yang ada di Desa Waeura, warga
menginterpretasikan kemenangan yang diraih oleh marga buton penuh
perjuangan yang cukup panjang. Maka Desa Waeura sangat dimungkinkan
memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda.