• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Sosial dan Citra Diri ( Studi Korelasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Media Sosial dan Citra Diri ( Studi Korelasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 )"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

( Studi Korelasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP

USU Angkatan 2012 dan 2013 )

Diajukan Oleh : Irend Eka Andhika

110904038

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Irend Eka Andhika

NIM : 110904038 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Media Sosial dan Citra Diri

( Studi Korelasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 )

Medan, November 2015

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Safrin, M.Si Dra. Fatma Wardy Lubis, MA NIP.196110011987011001 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP

(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Irend Eka Andhika

Nim : 110904038

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : MEDIA SOSIAL DAN CITRA DIRI

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji :

Penguji :

Penguji Utama :

(4)

maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Irend Eka Andhika NIM : 110904038

(5)

Kasih atas segala nikmat, karunia, dan petunjuk. Terima Kasih untuk selalu menjaga, melindungi, dan memberikan berkat di segala keputusan yang saya ambil. Terima Kasih untuk selalu membuat saya percaya pada keajaibanMu, Allahuakbar.

Terima Kasih sebanyak dan sedalam-dalamnya kepada Mangire Pasaribu & Endang Widji Astuti atas segala doa, cinta, kasih sayang, dukungan materil maupun moril. Terima Kasih untuk tidak pernah berhenti percaya pada saya dan mimpi-mimpi saya, kalian orang tua yang hebat. Terima Kasih untuk segala pengertian dan perhatian. Kepada adik – adik saya Maharani Dinanti dan IGK Kenzi Tristan. Terima Kasih atas segala pengalaman yang telah dan akan kita bagi. Masa-masa kecil yang bahagia, maupun masa depan yang kita terka-terka Keluarga bagi saya adalah salah satu alasan untuk terus mengejar mimpi dan mewujudkan cita-cita. Terima Kasih, keluarga kecilku.

Dalam penulisan skripsi ini pun, saya menyadari banyak dukungan serta bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk segala pengalaman membahagiakan yang takkan terbalas itu pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan Terima Kasih kepada:

1. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Dra. Fatma Wardy Lubis, MA. Terima Kasih atas segala ilmu yang Ibu berikan. Semoga Ibu bahagia dan sehat selalu.

2. Dosen Pembimbing Akademik saya Prof. Dr. Drs Suwardi Lubis, M.S. Terima Kasih atas perspektif yang Bapak bagi. Semoga Bapak bahagia dan sehat selalu.

(6)

ucapkan terima kasih.

4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi USU yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan berlangsung. Terima Kasih atas segalanya.

5. Kepada Kak Maya yang selalu bersikap manis, baik dan santun. Terima Kasih atas segala bantuan yang Kakak Berikan.

6. Pak Tangkas, Terima Kasih atas pengalaman-pengalaman menarik yang saya rasakan.

7. Kepada teman-teman Ilmu Komunikasi USU mulai dari stambuk 2009 hingga 2015 kalian keluarga besar yang luar biasa..

8. Kepada teman-teman geng melati Tomy, Boy Manalu, Rizaldi, Yohan, Kevin, Khaidir, Sandy Akhindra, dan Gofar Adam, terima kasih telah memberikan semangat dan motivasi dalam menjalani skripsi ini.

9. Kepada seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara stambuk 2011, bangga menjadi bagian dari kalian dan semoga sukses menyertai kita semua.

(7)

mengharapkan kritik dan saran guna membangun penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya saya ucapkan selamat membaca dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, November 2015

Peneliti

(8)

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Irend Eka Andhika NIM : 110904038

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive Royalty – Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Media Sosial dan Citra Diri (Studi Korelasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 )”. Dengan Hak Bebas Royalty Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di: Medan, November 2015

(9)

Diri Elit Politik) Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013”. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana hubungan media sosial Twitter dalam pembentukan citra diri elit politik di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, media sosial, komunikasi bermedia, Twitter, dan Elit politik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 yang berjumlah 75 orang. Teknik penarikan sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data melalui kuisioner. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis tabel tunggal dan tabel silang dengan menggunakan IBM Statistics 20. Berdasarkan analisis IBM Statistics 20, maka diperoleh koefisien korelasi rs sebesar 0,269. Sesuai kaidah dalam Spearman rs

koefisien bahwa jika rhasil > rtabel maka hipotesis diterima, artinya hipotesis

yang diterima dalam penelitian ini adalah Ho, yaitu terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013. Sekaligus juga menolak hipotesis yang tidak terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013.

(10)

effect of the utilization social media Twitter to self image of political elite ) in Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013 . The aim of this study is to draw how the relation of social media Twitter to self image of political elite in Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013 . Theories that relevant to this study are; Communication, Mass communication, Social Media, mediated communication, Twitter, and Political Elite. This study using corelational method in quantitative. The sample in this study Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013 amount 75 people. Using Purposive Sampling. Using Field Research as the collecting data thecnique and using questionaire as the tools of collecting data. Therefore the Data Analysis thecnique using singular table and cross table with IBM Statistics 20. Based on the analysis of IBM Statistics 20, the correlation coefficient of 0.269 rs. According to the rules in Spearman rs coefficients that if rhasil> rtabel then the hypothesis is accepted, it means accepted hypothesis in this study is Ho, that there is a relationship between utilization social media Twitter to self image of political elite in Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013. At the same time reject the hypothesis that there is no relationship between utilization social media Twitter to self image of political elite in Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013.

.

(11)

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

ABSTRAK ... ix 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Batasan Masalah... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Manfaat Penelitian ... 12

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori... 13

2.1.1 Komunikasi ... 13

2.1.2 Komunikasi Massa ... 14

2.1.3 Internet ... 16

2.1.4 Komunikasi Bermedia ... 19

2.1.5 Media Sosial ... 21

2.1.5.1 Pengertian Media Sosial ... 21

2.1.5.2 Sejarah Media Sosial... 21

2.1.5.3 Ciri-ciri dan Jenis-jenis Media Sosial ... 22

2.1.6 Twitter ... 24

2.1.7 Elit Politik ... 26

2.1.8 Citra Diri ... 28

2.1.9 Teori Media Baru atau New Media ... 30

2.2 Kerangka Konsep ... 33

2.3 Variabel Penelitian ... 34

2.4 Operasional Variabel ... 35

(12)

3.1 Metode Penelitian ... 39

3.2 Lokasi Penelitian ... 39

3.3 Populasi dan Sampel ... 39

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 41

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data... 44

4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data ... 44

4.1.1.1 Penelitian Lapangan ... 44

4.1.2Tahapan Pengolahan Data ... 45

4.2 Analisis Tabel Tunggal ... 46

4.3 Analisis Tabel Silang ... 65

4.4 Uji Hipotesis ... 70

4.5 Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

5.2.1 Saran responden penelitian ... 80

5.2.2 Saran dalam kaitan akademis ... 81

5.2.3 Saran dalam kaitan praktisi ... 81

(13)

2.1 Operasional Variabel ... 36

3.1 Jumlah Mahasiswa ... 40

4.1 Mengambil Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi ... 46

4.2 Mengambil Mata Kuliah Psikologi Sosial ... 47

4.3 Menggunakan Twitter ... 47

4.4 Melihat Akun Politisi ... 48

4.5 Mengikuti Akun Politisi ... 48

4.6 Mengikuti Perkembangan Akun Politisi ... 49

4.7 Mengikuti Akun Twitter @ridwankamil ... 50

4.8 Intensitas Menggunakan Twitter ... 50

4.9 Membantu Mendapatkan Informasi ... 51

4.10 Mempermudah Mendapatkan Informasi ... 52

4.11 Media Primer ... 52

4.12 Teruji Kebenarannya ... 53

4.13 Tidak Teruji Kebenarannya... 53

4.14 Edukasi ... 54

4.15 Membuat Keputusan ... 55

4.16 Mempengaruhi Dalam Hal Tertentu ... 55

4.17 Menghibur ... 56

4.18 Memenuhi Kebutuhan Hiburan ... 56

4.19 Membantu Tetap Update... 57

4.20 Mengemukakan Pendapat ... 58

4.21 Mengkritisi Hal yang Sedang Terjadi ... 58

4.22 Membentuk Citra Diri ... 59

4.23 Menimbulkan Rasa Tertarik ... 60

4.24 Menunjukkan Kemampuan ... 60

4.25 Keterbatasan Diri ... 61

4.26 Pandangan Baik Akan Diri... 62

(14)

4.30 CitraDiri @ridwankamil...………..64 4.31 Twitter Mempengaruhi Hal Tertentu dengan Menimbulkan

Rasa Tertarik………...66 4.32 Mengemukakan Pendapat dengan Menunjukkan Kemampuan ....67 4.33 Pandangan Baik Pada Orang Lain dengan Mengkritisi Hal yang

(15)

Nomor Judul Halaman

(16)

1. Tabel Fortran Cobol

2. Kuesioner

3. Biodata

(17)

Diri Elit Politik) Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013”. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana hubungan media sosial Twitter dalam pembentukan citra diri elit politik di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi, komunikasi massa, media sosial, komunikasi bermedia, Twitter, dan Elit politik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 yang berjumlah 75 orang. Teknik penarikan sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data melalui kuisioner. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis tabel tunggal dan tabel silang dengan menggunakan IBM Statistics 20. Berdasarkan analisis IBM Statistics 20, maka diperoleh koefisien korelasi rs sebesar 0,269. Sesuai kaidah dalam Spearman rs

koefisien bahwa jika rhasil > rtabel maka hipotesis diterima, artinya hipotesis

yang diterima dalam penelitian ini adalah Ho, yaitu terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013. Sekaligus juga menolak hipotesis yang tidak terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013.

(18)

effect of the utilization social media Twitter to self image of political elite ) in Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013 . The aim of this study is to draw how the relation of social media Twitter to self image of political elite in Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013 . Theories that relevant to this study are; Communication, Mass communication, Social Media, mediated communication, Twitter, and Political Elite. This study using corelational method in quantitative. The sample in this study Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013 amount 75 people. Using Purposive Sampling. Using Field Research as the collecting data thecnique and using questionaire as the tools of collecting data. Therefore the Data Analysis thecnique using singular table and cross table with IBM Statistics 20. Based on the analysis of IBM Statistics 20, the correlation coefficient of 0.269 rs. According to the rules in Spearman rs coefficients that if rhasil> rtabel then the hypothesis is accepted, it means accepted hypothesis in this study is Ho, that there is a relationship between utilization social media Twitter to self image of political elite in Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013. At the same time reject the hypothesis that there is no relationship between utilization social media Twitter to self image of political elite in Communication Science student in Faculty of Social Science and Political Science University of Sumatera Utara generation 2012 and 2013.

.

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia, adalah salah satu spesies makhluk hidup yang lahir, berkembang, dan mati di planet ketiga dari tata surya bernama bumi. Manusia merupakan suatu individu, dan juga makhluk sosial yang memiliki kebutuhan beragam tidak hanya sekedar bertahan hidup, namun berkomunikasi.

Manusia memiliki kemampuan untuk menyampaikan keinginan dan hasrat diri kepada orang lain di sekitarnya. Hal tersebut merupakan awal dari keterampilan manusia dalam berkomunikasi secara otomatis dan alamiah melalui lambang – lambang, isyarat (non-verbal), kemudian disusun dengan kemampuan untuk memberi arti dari lambang tersebut kedalam bentuk verbal. Sementara itu sifat dasar manusia adalah “keingintahuan” yang kuat dalam diri manusia untuk terus menerus mengumpulkan, saling bertukar dan mengendalikan infirmasi juga menjadi tonggak penting manusia untuk melakukan komunikasi (Amir Purba,dkk,2006:1)

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. (Effendy, 2007: 9)

(20)

Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2007: 10) , ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas – asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Defenisi Hovland diatas menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.

Di dalam ruang lingkup ilmu komunikasi, terdapat berbagai macam bentuk dan tatanan ilmu komunikasi. Beberapa bentuk komunikasi tersebut seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Salah satu bagian dalam ruang lingkup komunikasi tersebut yang sedang berkembang pesat adalah komunikasi massa.

Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu sosial yang relatif muda jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi. (Nurudin, 2007 : 1)

Dalam buku Teori Komunikasi Massa (Mc Quails, 2011 : 27) komunikasi massa merupakan satu topik diantara banyak ilmu sosial dan hanya satu bagian lingkup penelitian dari komunikasi manusia. Di bawah istilah “ilmu komunikasi” (communication science), menurut Berger dan Chaffee (Dalam Mc Quails : 2011) adalah ilmu yang mencoba memahami produksi, pengolahan, dan efek dari sistem simbol dan sinyal dengan membangun teori yang dapat diuji, mengandung generalisasi yang sah yang menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, pengolahan, dan efek.

(21)

lain. Perubahan dalam cara berkomunikasi yang dilakukan untuk umat manusia yang jelas telah membawa perubahan penting dalam hidup mereka. Apalagi saat ini, telah muncul komunikasi dengan memakai satelit.acara yang disiarkan oleh media elektronik misalnya, tidak lagi direkam tetapi banyak yang disiarkan secara langsung. Dan tentunya, dampak yang ditimbulkan pun semakin terasa. Anak – anak misalnya,punya peluang untuk menghabiskan waktunya berjam - jam di depan televisi daripada untuk belajar. Bahkan bisa dikatakan, mereka sedang belajar dari televisi itu sendiri, dan lagi, munculnya internet sebagau bentuk komunikasi massa yang paling baru membawa pengaruh yang tidak sedikit pula. Internet telah mengambil peran revolusi komunikasi yang kian kompleks. Orang tidak perlu susah – susah untuk mengirim surat dengan memakai jasa pos, tetapi cukup memakai surat elektronik (e-mail) dengan perantaraan internet akan cepat sampai di alamat tujuan. Inilah abad komunikasi massa. Semua dipercepat, dipermudah, disederhanakan, tetapi dampak negatif yang ditimbulkan akan lebih nyata dan besar. Munculnya era komunikasi massa adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Komunikasi massa adalah keniscayaan sejarah perkembangan manusia dalam melakukan komunikasi. Semakin cerdas manusia, semakin kompleks dan rumit komunikasi yang digunakan. (Nurudin, 2007: 58-59)

Berbagai definisi dikemukakan oleh para ahli dan teknisi yang terlibat di dalam dunia internet, beberapa definisi harus berkembang sejalan dengan perubahan jaman dan berbagai aspek kehidupan. Tetapi untuk mempermudah Anda mengenai gambaran apa itu internet, maka saya memilih definisi sebagai berikut.

Internet merupakan jaringan global yang terdiri dari berbagai komputer yang saling berhubungan dan bekerjasama dengan cara berbagi informasi dan data menggunakan protocol TCP/IP.

(22)

Komputer yang terhubung dengan Internet dapat menggunakan satah satu atau seluruh layanan internet berikut:

1.Electronic Mail (e-mail); memungkinkan kita untuk dapat mengirimkan dan menerima surat elektronik. Dengan fasilitas ini kita bisa berhubungan dengan siapapun di dunia ini asalkan memiliki e-mail. Contoh alamat e-mail adalah: xyz@yahoo.com, tony@lin.go.id, sarah@itb.ac.id, dan lain-lain. Alamat e-mailini bersifat unik, artinya tidak akan ada dua alamat yang sama untuk dua pengguna yang berbeda. Selain surat, dengan e-mailkita juga dapat bertukar file atau gambar.

2.Telnet: memungkinkan kita untuk masuk ke komputer lain dan menggunakannya seolah-olah kita berada pada komputer tersebut.

3.File Transfer Protocol (FTP); memungkinkan kita untuk dapat mengambil file (download) dari komputer lain atau menyimpan file (upload) pada komputer lain.

4.Gopher; suatu metoda untuk mencari atau mengakses informasi yang terdapat di internet tetapi hanya berbasiskan teks. Saat ini, gopher telah dimasukkan ke dalam World Wide Web (WWW), kita dapat menemukan link dokumen gopher padahalaman web.

Jadi pada dasarnya internet merupakan suatu jaringan yang menghubungkan PC–PC di seluruh dunia dengan menggunakan protokol TCP/IP sebagai standar jaringan mereka (PC atau jaringan yang tidak menggunakan TCP/IP sebagai standar tidak bisa melakukan koneksi ke Internet).

(sumber: kalamkata.org/ebook)

Berdasarkan pesatnya perkembangan internet diatas, timbulah sebuah jaringan informasi berbasiss internet yang menjadi alat atau media komunikasi bagi satu orang, ke orang banyak yang disebut dengan media sosial atau jerjaring sosial.

(23)

berbasis masyarakat”. Situs web dan aplikasi yang didedikasikan untuk forum, microblogging, jaringan sosial, bookmark sosial, kurasi sosial, dan wiki adalah salah satu jenis media sosial (Laksono, dkk, 2014).

Definisi yang hampir sama dilansir dalam Merriam-Webster Encyclopedia, yang mendefinisikan media sosial sebagai “bentuk komunikasi elektronik (seperti situs web untuk jaringan sosial dan micro blogging) di mana pengguna membuat komunitas online untuk berbagi informasi, ide, pesan pribadi, dan konten lainnya (seperti video)”. Sedang menurut Kaplan & Haenlein (2010), definisi media sosial adalah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun ideologi berbasis teknologi Web 2.0, yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten yang bisa digunakan semua orang (Agung Dwi Laksono, dkk, 2014).

Seperti yang dijelaskan pada penjelsan diatas, perkembangan akan media sosial sebagai saluran dalam penyampaian pesan pada komunikasi massa sudah berkembang sangat pesat. Terdapat banyak hal baru yang berubah, termasuk lahirnya sebuah teori yg disebut dengan teori media baru atau new media

Teori media baru atau new media merupakan istilah yang yang digunakan untuk semua komunikasi yang berlatar belakang teknologi komunikasi dan informasi. Istilah media baru telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencakup seperangkat teknologi komunikasi terpaan yang semakin berkembang dan beragam (McQuail,2011)

(24)

Percobaan untuk mencirikan media baru, terutama sebagaimana yang dilambangkan oleh internet, telah dihambat oleh keragaman penggunaan dan pengawasan sebagaimana juga ketidakpastian masa depan mereka. Komputer yang diterapkan pada komunikasi telah memproduksi banyak kemungkinan varian, tidak ada satupun yang dominan (McQuail, 2011:150).

Segala bentuk perubahan dan perkembangan yang terjadi pada media massa secara langsung ataupun tidak langsung memiliki sisi positif dan negatif. Tidak sedikit juga sekelompok orang atau lembaga memanfaatkan pesatnya perkembangan media massa sebagai saluran pada masyarakat demi kepentingan pribadi ataupun kelompoknya.

Dalam suatu masyarakat baik pada masyarakat modern maupun pada masyarakat primitif selalu terdapat sekelompok kecil yang berkuasa. Kelompok kecil ini biasanya dianggap sebagai pemberi legitimasi dan menjadi panutan sikap dan acuan tindakan , mereka ini biasanya disebut kelompok elit (Keller,1984).

Elit adalah mereka yang menduduki posisi puncak di masyarakat baik dalamkekuasaan maupun dalam kekayaan. Mereka adalah orang-orang yangmenjalankan otoritas, pengaruh, kekuasaan dan pengawasan terhadap sumbersumberdaya yang sangat penting. Mereka dapat merumuskan kebijaksanaan, memimpin kegiatan, dan memutuskan masalah-masalah pemerintahan yangpenting, pendidikan, hukum, politik dan sebagainya. Dari batasan kelompok elit yang paling berpengaruh saat ini adalah elit politik. Para elit politik dalam sistem pemerintahan dan pembangunan dapat diperhitungkan sebagai pembuat kebijakan, penentu kebijakan, mengambil keputusan serta sebagai pengontrol di dalam sistempemerintahan.(Sumber: Portalgaruda.org)

Setiap individu memiliki gambaran dan pandangan akan dirinya. Pandangan ini dapat berasal dari pemikiran individu itu sendiri, maupun orang lain yang memandangnya, hal ini disebut dengan Citra Diri (self – image). Setiap individu pasti sedikit banyak memiliki kepedulian akan citra dirinya di mata orang lain, apalagi seorang elit politik. Publik figur yang menjadi sorotan banyak orang.

(25)

karakteristik-karakteristik fisik termasuk didalamnya penampilan seseorangsecara umum, Citra diri sepertiyang dijelaskan Hadiwibowo (2003, h.47) yang memberikandefinisi citra diri sebagai gambaran seseorang terhadap diri sendiri atau pikiran seseorang tentang pandangan orang lainterhadap dirinya, terkait denganbagaimana cara seseorang memandang dirinya dan bagaimana berpikir tentang penilaian orang lain terhadapnya.Begitu juga dengan pendapat dari Prakoso (2003, h.35) yang menjelaskan bahwa citra diri meliputi perangkat penampilan ,tingkah laku, pola berpikir dan emosi, dan kepribadian secara keseluruhan.Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa citra diriadalah gambaran tentang diriyang dibuat individu mengenai penampilan diri dan perasaan yang menyertainya berdasarkan penilaian dari diri sendiri maupun pandangan orang lain terhadap dirinya.

Di Indonesia, terdapat banyak sekali publik figur atau Elit politik yang menjadi sorotan media, baik media massa seperti televisi maupun media sosial. Namun, terdapat Elit Politik yang memiliki peran aktif dalam media sosial terutama Twitter. Elit politik ini memiliki follower tidak hanya ratusan ribu orang, namun juga mencapai angka jutaan follower.

Untuk mempermudah penelitian, peneliti memilih salah satu figur elit politik yang sedang banyak disorot oleh masyarakat dan media sosial yaitu Walikota Bandung, Bapak Ridwan Kamil. Beliau memiliki jumlah follower sekitar 1,2 juta orang. Jumlah yang sangat besar bagi seorang elit politik yang basisnya merupakan Walikota salah satu kota di Indonesia. Nyatanya, Indonesia Memiliki sekitar 98 kota yang tersebar dari sabang sampai marauke. Namun, jarang peneliti melihat seorang Walikota dikenal tidak hanya oleh masyarakat kota yang dipimpin, namun juga masyarakat Kota bahkan Provinsi lain.

Selain alasan diatas, peneliti memilih sosok tersebut karena beliau sangat aktif dalam media sosial twitter yang menjadi media terpilih oleh peneliti dan memiliki biografi yang menarik bagi peneliti. Berikut sedikit ulasan mengenai biografi beliau :

(26)

Tanggal Lahir : Senin, 4 Oktober 1971 Zodiac : Balance

Kebangsaan : Indonesia Istri : Atalia Praratya Kamil Profesi : Arsitek

Agama : Islam

Situs web : www.ridwankamil.net Akun Twitter : @ridwankamil

Pendidikan Ridwan Kamil

• Tahun 1990-1995: Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung

• Tahun 1999-2001: Master of Urban Design University of California, Berkeley

Karir Ridwan Kamil

• Arsitek

• Dosen ITB

• Walikota Bandung periode 2013-2018 Penghargaan Ridwan Kamil

• 2012 : Pikiran Rakyat Award 2012 untuk Tokoh Muda Kreatif

• 2012 : Winner International Young Design Entrepreneur of the Year from British Council Indonesia

• 2012 : Google Chrome l Web Heroes for Indonesia Berkebun

• 2012 : Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”, Penggagas Indonesia Berkebun

• 2012 : Indonesia Green Awards “Penghargaan Penginspirasi Bumi”, Green Building Rasuna Epicentrum

• 2011 : Green Leadership Award for Al-Irsyad Mosque from BCI Asia

(27)

• 2010 : BCI Asia Top Ten Architecture Business Award

• 2010 : Winner third prize : Design Competition Suramadu Mosque

• 2010 : The 6th Winner of The Best Design Architecture Consultant, Citradata Award

• 2009 : Architect of the Year from Elle Décor Magazine.

• 2009 : BCI Asia Top Ten Architecture Business Award

• 2009 : Winner first prize : Design Competition University of Indonesia Cultural Center

• 2008 : Winner first prize : Design competition for Tangerang Gateway, 2008

• 2008 : BCI Asia Top Ten Architecture Business Award 2007

• 2008 : Winner first prize : International Design competition for Aceh Tsunami Museum

• 2008 : Winner first prize : Design competition Bintaro CBD Master Plan, Jakarta

• 2008 : Winner first prize : Design competition Jakarta Stock Exchange, Jakarta

• 2007 : Winner first prize : International Design competition for Aceh Tsunami Museum

• 2007 : Winner first prize : Design competition Bintaro CBD Master Plan, Jakarta

• 2007 : Winner first prize : Design competition Jakarta Stock Exchange, Jakarta

• 2006 : Winner International Young Design Entrepreneur of the Year from British Council Indonesia

• 2006 : Winner Best Commercial/Superblock Project for Rasuna Epicentrum by Property&Bank Magazine

• 2006 : Winner Mowilex Design Awards (Al-Azhar International School)

• 2006 : Winner first prize : Design competition Kemayoran Urban Gateway

(28)

• 2005 : Winner first prize : International Design competition Waterfront Retail Masterplan, Suzhou, RRC

• 2005 : Winner first prize : International Design competition Kunming Tech Park, Kunming, RRC

• 2005 : Winner first prize : Design competition - IT-Center Pupuk Kaltim, Balikpapan

• 2005 : Winner first prize : National design competition – University of Tarumanagara

• 2005 : Winner second prize : National design competition - Agung Sedayu Club House, Jakarta

• 2005 : Winner third prize : National design competition Jatinegara District Revitalization, Jakarta

• 2004 : Winner first prize : International Design competition - Islamic Center, Beijing, RRC,

• 2004 : Winner second prize : Design competition Senen District Revitalization

• 2004 : Urban Architecture di Universitas Tarumanegara, Rasuna Epicentrum, dan Area Expo Surabaya.

• 2004 : JSX Tower.

• 2004 : Gan and Oil Tower, Jakarta.

• 2004 : Sahid Twin Tower, Jakarta.

• 2004 : Beijing Finance Street superblock.

• 2004 : Masjid Al Irsyad Kota Baru parahyangan, Jawa barat.

• 2004 : Urban Design di Jedah Town, dan Al Noor Ecopolis di Syria. (Sumber: Profilpedia.com)

(29)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian Latar Belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti lebih lanjut yaitu : “bagaimanakah pengaruh penggunaan media sosial pada terhadap pembentukan citra diri elit politik”

1.3 Batasan Masalah

Untuk mengihndari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti merasa perlu untuk membatasi masalah yang diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut, yaitu :

1. Penelitian ini bersifat korelasional yang menguji hubungan antara Penggunaan Media Sosial Terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik 2. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada Mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi Angkatan 2012 dan 2013 FISIP USU Medan, Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penilitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media sosial pada elit politik

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui citra diri elit politik di kalangan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 dan 2013 FISIP USU Medan, Sumatera Utara

(30)

1.5 Manfaat Penelian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memperluas atau menambah wawasan khasanah penelitian komunikasi dan mampu memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan mahasiswa khususnya bagi mahasiswa ilmu komunikasi FISIP USU

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat selama menjadi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU serta diharapkan mampu menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai Komunikasi Massa dan Citra Diri

3. Manfaat Praktis

(31)

BAB II

URAIAN TEORITTIS

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu kumpulan teori dan model dari literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu. Dalam kerangka teoritis, secara logis dikembangkan, digambarkan dan dielaborasi jaringan–jaringan dari asosiasi antara variabel–variabel yang diidentifikasi melalui survei atau telah literatur (Silalahi, 2009:92).

Dalam melakukan penelitian ilmiah, peneliti harus menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir dan sudut pandang peneliti untuk mendukung pemecahan masalah yang jelas dan tepat. Berikut teori – teori yang digunakan oleh peneliti :

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin : communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini adalah maksudnya kesamaan makna (dalam Effendy, 2002:9)

Rumusan komunikasi yang sangat dikenal adalah rumusan yang dibuat Harold Laswell. Menurut Laswell (dalam Mulyana, 2008:69) komunikasi adalah : “ who says what in which chanell to whom with what effect”. Yang jika dijabarkan, akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu :

• Siapa yang mengatakan Komunikator

• Kepada siapa disampaikan Komunikan

• Apa yang dikatakan Pesan

(32)

• Akibat apa yang terjadi Efek

2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (Mass Communication) ialah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio, dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukan di gedung – gedung bioskop.Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada sementara pakar di antarannya Everett M. Rogers, yang menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain – lain. (Effendy. 2003:79)

Lazimnya media massa modern menunjukkan seluruh sistem di mana pesan – pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan diterima dan ditanggapi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

Melakukan kegiatan komunkasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antarpribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa merenggangkan kelompok lainnya. Seorang komunikator melalui media massa yang mahi adalah seorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina emphaty dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya. Meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang, benak komunikator harus mengenai setiap benak komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah kontak-pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan kali secara serentak.(Effendy, 2003 :80)

(33)

melalui media, yaitu perasaan yang ia nyatakan melalui keremah – tamahan dan perilaku menyenangkan.(Effendy, 2003:80)

Jadi ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa, yaitu : mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan, dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan. Sebuah pesan yang isinya lemah dan dengan lemah pula disampaikan kepada jutaan orang. Bisa menimbulkan pengaruh yang kurang efektif sama sekali dibandingkan dengan pesan yang disampaikan dengan baik kepada komunikan yang jumlahnya kecil (Effendy, 2003 :80)

Komunikasi massa biasanya menghendaki organisasi resmi dan rumit untuk melakukan operasinya. Produksi surat kabar atau siaran televisi meliputi sumber pembiayaan dan karenanya juga pengawasan keuangan, ini memerlukan pekerjaan yang benar - benar mempunyai keahlian, jadi memerlukan manajemen yang baik, memerlukan juga pengawasan yang normatif yang erat hubungannya dengan orang luar yang mempunyai wewenang dan erat hubungannya dengan masyarakat. Dengan demikian maka harus ada orang yang bergerak dalam struktur yang menjamin kontuinitas dan kerja sama (Effendy, 2003 : 81)

Dengan demikian, menurut Nurudin (2009:19), Komunikasi massa memiliki empat karakteristik, yaitu :

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga, bukan berarti salah satu orang tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam lembaga pada sebuah sistem yang mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, dan simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusanuntuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain.

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen , berarti audience beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula.

(34)

Dengan kata lain, pesan yang disampaikan kepada khalayak harus umum, tidak di sengaja untuk golongan tertentu

4. Komunikasinya berlangsung satu arah, berarti komunikasi memberi konsekuensi umpan balik (feedback)yang sifatnya tertunda ( delayed feedback )

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan , berarti dalam proses penyebaran pesan, khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampit bersamaan meskipun wilayah jangkauan berbeda tetapi komunikator dalam media massa berupaya menyiarkan informasi secara serentak.

Menurut Hiebert dalam Pengantar Komunikasi Massa (Nurudin, 2009: 105), khalayak dalam komunikasi massa mempunyai lima karakteristik, antara lain :

1. Khalayak cenderung berisi individu – individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka.

2. Khalayak cenderung besar tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa yang mencapai ribuan bahkan jutaan orang.

3. Khalayak cenderung heterogen berasal dari berbagai lapisan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi hegeronitasnya juga tetap ada.

4. Khalayak cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu dengan yang lain. 5. Khalayak secara fisik dipisahkan oleh komunikator

2.1.3 Internet

(35)

University of California di Los Angeles, SRI (di Stanford), University of California di Santa Barbara, and University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya. (Sumber: kalamkata.org/ebook)

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet. (sumber: kalamkata.org)

Di Indonesia sendiri, teknologi internet mulai dikembangkan pada awal tahun 1990-an. Beberapa institusi yang menjadi perintis keberadaan internet di Indonesia adalah: ITB, UI, BPPT, LAPAN dan PUSDATA DEPRIN. Pada saat itu jaringan Internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network. (Sumber: kalamkata.org/ebook)

Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet. Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. Beberapa manfaat yang diperoleh dari penggunaan internet adalah:

1. Informasi yang murah, cepat dan terkini. Dengan adanya internet kita akan selalu bisa mendapatkan informasi dengan murah, cepat dan terkini, misalnya berita politik, olahraga (Piala Dunia, Liga Sepakbola, Formula 1 dan lain-lain), ekonomi (pergerakan nilai mata uang asing, pergerakan nilai saham dan lain-lain), sosial dan lain-lain.

(36)

(Internet Relay Chat, ICQ, Yahoo! Mesengger, Skype dll), video conference dan lain-lain.

3. Perpustakaan Raksasa. Internet dapat diibaratkan perpustakaan raksasa. Kita dapat mencari berbagai literatur tentang bermacam topik di sini. Dalam website ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara online maupun offline (setelah di download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut mulai dari ensiklopedia, novel, iptek, dan sebagainya. Tentunya tidak semua buku yang diinginkan tersedia secara gratis, ada beberapa yang harus dibeli secara online.

4, Media Promosi dan publikasi. Melalui media internet, perusahaan dapat mempromosikan produknya dengan lebih lengkap dan murah. Perlu diingat bahwa media ini bisa diakses 24 jam sehari. Selain itu institusi non-profit pun dapat memanfaatkan media internet untuk mempublikasikan, misalnya hasil riset, paper ilmiah, dan lain-lain.

5. Reduksi biaya kertas dan distribusi. Sekarang sudah banyak media cetak yang menggunakan media internet untuk menyimpan berita atau artikel yang mereka miliki. Sebut saja: kompas.com, kontan-online.com, detik.com, gatra.co.id, dan lain-lain.

6. Pertukaran data. Pertukaran data juga akan jauh lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah dengan menggunakan media internet. Yang perlu diperhatikan adalah keamanan jika data yang dipertukarkan bersifat rahasia

(37)

Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sudah waktunya para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan internet dan menjadi bagian dari masyarakat informasi dunia. (Sumber: kalamkata.org/ebook)

2.1.4 Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia (Public Media and Mass Media) pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informatif, karena tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku, lebih lebih media massa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa kurang sekali keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan. Walaupun demikian, tetap ada untung ruginya. Kelemahan komunikasi bermedia ialah tidak persuasif, namun dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar. (Effendy, 2003:303)

Komunikasi bermedia adalah komunikasi yang dilakukan komunikan dan komnikator dengan menggunakan media, seperti telepon, email, dan lain-lain. Komunikasi dengan menggunakan internet secara teknis dan fisik merupakan fenomena baru proses komunikasi yang dilakukan manusia pada akhir abad 20 dan telah menjadi bagian integral dari masyarakat, pendidikan, industri dan pemerintahan.

Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komnikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Dalam komunikasi bermedia, seorang komunikator harus memperhitungkan berbagai faktor dan harus mengetahui sifat komunikan yang akan dituju dan memahami sifat-sifat media yang akan digunakan.

Komunikan yang dituju dengan menggunakan media bisa hanya seorang saja, sekelompok kecil orang, dan bisa juga sejumlah orang yang sangat banyak. Berdasarkan banyaknya komunikan yang dijadikan sasaran komunikasi, maka Onong Effendy dalam bukunya berjudul dinamika komunikasi mengklasifikasikan komunikasi bermedia menjadi dua (Dalam Effendy, 2004:275), yaitu :

(38)

Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi dan film bioskop. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa ialah bahwa media massa menimbulkan keserempakkan (simultaneity), artinya suatu pesan dapat diterima oleh komnikan yang jumlahnya relatif amat banyak, ratusan ribu, jutaan, bahkan ratus jutaan pada saat yang bersamaan.

2. Komunikasi Bermedia Nirmassa

Media Nirmassa umumnya digunakan dalam komunikasi untuk orang-orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Surat, telepon, telegram, telex, poster, papan pengumuman, spandk, pamflet, brosur, folder, radio, CB atau radio amatir, CCTV, film dokumenter, kaset video, kaset audio, adalah termasuk kedalam media nirmassa, karena tidak memiliki daya keserempakkan dan komunikannya tidak bersifat massal. Meskioun intensitas media nirmassa kurang bila dibandingkan dengan media massa, namun untuk kepentingan tertentu media nirmassa tetap efektif karena itu banyak digunakan

Fungsi media komunikasi yang berteknologi tinggi ialah sebagai berikut (Burgon & Huffner,2002) :

1. Efesiensi penyebaran informasi 2. Memperkuat eksistensi informasi 3. Mendidik/mengarahkan/persuasi 4. Menghibur/entertain/

(39)

2.1.5 Media Sosial

2.1.5.1 Pengertian Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan dan membangun sebuahkomunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding. Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang (Zarrella, 2010: 2).

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".

2.1.5.2 Sejarah Media Sosial

(40)

aplikasi untuk membuat profil, menambah teman dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000 muncul situs sosial Lunarstorm, Live Journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul Friendster sebagai situs anak muda untuk saling berkenalan dengan pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan Friendster, Flick R, Youtube, Myspace. Hingga akhir tahun 2005, Friendster dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati. Lalu para pengguna sosial media beralih ke facebook yang sebenarnya telah dibuat pada tahun 2004, tetapi baru saja booming pada tahun 2006. Tahun 2006, kemunculan twitter ternyata menambah jumlah pemakai media sosial, Twitter merupakan microblog yang memiliki batasan karakter tulisan bagi penggunanya, yaitu 140 karakter. Lalu setelah lahirnya Twitter muncul jejaring sosial lain seperti Path, Instagram yang hanya bisa diakses melalui perangkat iOs atau Android.

2.1.5.3 Ciri-ciri dan Jenis-jenis Media Sosial 1.Ciri-ciri Media Sosial.

Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:

a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.

b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper. c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.

d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi. 2.Jenis-jenis Media Sosial

(41)

proses sosial (self-presentasi, self-disclosure) Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam artikel Horizons Bisnis mereka diterbitkan dalam 2010.

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial: 1. Proyek Kolaborasi

Website mengizinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di website ini.Contohnya wikipedia.

2. Blog dan microblog

User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya Twitter, Blogspot, Tumblr, Path dan lain-lain.

3. Konten

Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten – konten media, baik seperti video, ebook, gambar dan lain-lain. Contohnya Youtube.

4.Situs jejaring sosial

Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh Facebook, Path,Instagram dan lain-lain.

5. Virtual game world

Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D, di mana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata, contohnya game online.

(42)

Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih kearah kehidupan, contohnya second life.

2.1.6 Twitter

Twitter adalah sebuah micro-blogging atau blog mikro atau dapat dikatakan sebuah jejaring sosial seperti halnya Facebook . Di Indonesia memang Twitter kalah populer dibandingkan dengan Facebook yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia. Twitter juga merupakan sebuah jejaring sosial yang berguna apabila dimanfaatkan untuk mencari, mendapatkan teman serta memasarkan bisnis online , dan mengembangkan brand awareness . (Aditito, 2015)

(43)

1. Home

Halaman utama, dimana kita dapat melihat tweets yang dikirimkan oleh orang-orang yang menjadi teman kita, selain itu dihalaman utama ini kita dapat melihattrending topic baik diindonesia maupun di dunia.

2. Profile

Profile, merupakan halaman yang menampilkan data diri seluruh orang yang menggunakan twitter. Selain data diri, kita juga dapat melihat tweets yang sudah pernah di posting, mention, dan jumlah followers pengguna twitter.

3. Follower

Follower merupakan pengguna lain yang ingin menjadi teman kita. Follower itu berarti pengikut, bila kita mem-follow, maka tweets orang yang difollow akan masuk kehalaman utama.

4. Following

Following merupakan kebalikan follower, following adalah account seseorang yang mengikuti account orang lain, agar tweets yang dikirim oleh account tersebut masuk kedalam halaman utama yang mem-follow.

5. Mention

Mention yang lebih dikenal dengan komentar, yang merupakan balasan dari percakapan atau bisa juga seorang yang ingin menyapa orang lain lewat twitter. Mention biasanya digunakan untuk berkomunikasi dan mengharapkan balasan dari orang yang dimaksud.

6. Favorite

Favorite adalah tweets yang ditandai agar tidak hilang dari halaman utama. Setelah di favorit (biasanya dengan diberikan lambang bintang) tweets tersebut akan masuk kehalaman khusus dan tersimpan di account pengguna.

(44)

DM (Direct Message) lebih sering disebut dengan kotak pesan, sama halnya dengan chatting. Pesan ini dikirim langsung sesama pengguna twitter, tanpa ada pengguna lain yang mengetahui pesan tersebut. Setelah mengirim pesan, pesan akan masuk ke halaman Direct massage, dan tersimpan juga di account pengguna.

8. Trending Topic

Trending Topic merupakan topik yang sedang ramai di bicarakan sesama pengguna twitter dalam waktu yang bersamaan. Biasanya trending topic menggunakan hastag (#), hastag ini yang akan memancing pengguna lain untuk memasukkannya kedalam tweets agar bisa menjadi trending pada saat itu.

Selain sarana untuk berinteraksi, twitter juga sebagai tempat untuk berbagi informasi. Popularitas twitter naik bukan saja karena karakter yang terbatas, tetapi juga dengan mudahnya akses untuk masuk ke twitter. Sekarang banyak account-account (sebutan bagi pengguna twitter) dari media cetak dan media televisi yang mulai berbagi informasi dengan menggunakan twitter, dan berbagai macam jenis account bermunculan sesuai dengan informasi yang diberikan, mulai dari politik, sosial, sampai pada entertaiment.

2.1.7 Elit Politik

Garis besar perkembangan elit politik di Indonesia adalah dari yangbersifat tradisional yang berorientasi kosmologis dan berdasarkan keturunankepada elit modern yang berorientasi kepada negara kemakmuran , berdasarkanpendidikan. Elit modern ini jauh lebih beraneka ragam daripada elit tradisional.(Robert van Niel, 1984).

(45)

yang terlibatdalam aktivitas politik untuk berbagai tujuan tapi biasanya bertalian dengan sekedar perubahan politik. Kelompok pertama berlainan dengan yang biasa ditafsirkan, menjalankan fungsi sosial yang lebih besar dengan bertindak sebagaipembawa perubahan, sedangkan golongan kedua lebih mempunyai arti simbolisdaripada praktis. (Sumber : Portalgaruda.org)

Elit politik yang dimaksud adalah individu atau kelompok elit yangmemiliki pengaruh dalam proses pengambilan keputusan politik. Suzane Kellermengelompokkan ahli yang mengkaji elit politik kedalam dua golongan.Pertama, ahli yang beranggapan bahwa golongan elit itu adalah tunggal yangbiasa di sebut elit politik.

Kedua, ahli yang beranggapan bahwa ada sejumlah kaum elit yang berkoeksistensi, berbagi kekuasaan, tanggung jawab, dan hak-hak atau imbalan. Menurut Arisoteles, elit adalah sejumlah kecil individu yang memikulsemua atau hampir semua tanggung jawab kemasyarakatan. (Sumber : Portalgaruda.org)

Definisi elit yang dikemukakan oleh Aristoteles merupakan penegasan lebih lanjutdari pernyataan Plato dan Aristoteles kemudian diperluas kajiannya oleh duasosiolog politik Italia, yakni Vilfredo Pareto dan Gaetano Mosca.

Pareto menyatakan bahwa setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecilorang yang mempunyai kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial danpolitik. Kelompok kecil ini disebut dengan elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan(Sumber : Portalgaruda.org).

(46)

Menurut Mosca dalam semua masyarakat, mulai dari yang paling giatmengembangkan diri serta mencapai fajar peradaban, hingga pada masyarakatyang paling maju dan kuat selalu muncul dua kelas, yakni kelas yang memerintahdan kelas yang diperintah. Kelas yang memerintah, biasanya jumlahnya lebih sedikit, memegang semua fungsi politik, monopoli kekuasaan dan menikmatikeuntungan-keuntungan yang didapatnya dari kekuasaan. Kelas yang diperintah jumlahnya lebih besar, diatur dan dikontrol oleh kelas yang memerintah.Pareto dan Mosca mendefinisikan elit sebagai kelas penguasa yang secaraefektif memonopoli pos-pos kunci dalam masyarakat. Definisi ini kemudiandidukung olehRobert Michel yang berkeyakinan bahwa “hukum besi oligargi” takterelakan. Dalam organisasi apapun , selalu ada kelompok kecil yang kuat,dominant dan mampu mendiktekan kepentingannya sendiri. Sebaliknya Lasswellberpendapat bahwa elit sebenarnya bersifat pluralistic. Sosoknya tersebar (tidakberupa sosok tunggal), orangnya sendiri berganti-ganti pada setiap tahapanfungsional dalam proses pembuatan keputusan, dan perannyapun bisa naik turuntergantung situasinya. Bagi Lasswelll, situasi itu yang lebih penting, dalam situasiperan elit tidak terlalu menonjol dan status elit bisa melekat kepada siapa sajayangf kebetulan punya peran penting.

(Sumber : Portalgaruda.org)

2.1.8 Citra Diri

(47)

gambaran tentang diriyang dibuat individu mengenai penampilan diri dan perasaan yang menyertainya berdasarkan penilaian dari diri sendiri maupun pandangan orang lain terhadap dirinya.

Self Image (citra diri) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.Self Image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Citra Diri dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).

Citra diri menurut Centi (1993) merupakan hasil dari pengalaman yang berakar pada masa kanak-kanak dan berkembang, terutama sebagai akibat dari hubungan individu dengan orang lain. Citra diri juga dapat diartikan sebagai pantulan tentang diri yang membentuk gagasan dalam diri seseorang. Peran orangtua, saudara sekandung dan sekolah memegang peranan penting dalam membantu pembentukan citra diri seseorang.

Komponen-komponen Citra Diri

Menurut Jersild (1961), terdapat tiga komponen dalam citra diri yaitu: a. Perceptual Component

Komponen ini merupakan image yang dimiliki seseorang mengenai penampilan dirinya, terutama tubuh dan ekspresi yang diberikan pada orang lain. Tercakup didalamnya adalah attractiviness, appropriatiness yang berhubungan dengan daya tarik seseorang bagi orang lain. Hal ini dapat dicontohkan oleh seseorang yang memiliki wajah cantik atau tampan, sehingga seseorang tersebut disukai oleh orang lain. Komponen ini disebut sebagai Physical Self Image.

b. Conceptual Component

(48)

c. Attitudional Component

Merupakan pikiran dan perasaan seseorang mengenai dirinya, status dan pandangan terhadap orang lain. Komponen ini disebut sebagai Social Self Image.

2.1.9 Teori Media Baru atau New Media

Tanpa diragukan, produksi media merespons terhadap perkembangan sosial dan budaya dan selanjutnya mempengaruhi perkembangan tersebut. Adanya jenis media tertentu seperti televisi dan internet mempengaruhi bagaimana kita berfikir tentang merespon pada dunia. Sementara media bekerja dalam berbagai cara untuk segmen – segmen masyarakat yang berbeda, audiens tidak semuanya terpengaruh, tetapi berinteraksi dalam cara yang khusus dengan media.

Pada tahun 1990, mark poster meluncurkan buku besarnya, The Second Media Age, yang menandai periode baru di mana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia mayaakan mengubah masyarakat. Gagasan tentang era media kedua yang sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 1980-an hingga saat ini men1980-andai perubah1980-an penting dalam teori media. Bagi seseorang, hal ini melanggar konsep “media” dari komunikasi “massa” hingga berbagai media yang berkisar dari jangkauan yang sangat luas hingga yang sangat pribadi. Konsep tersebut menarik perhatian kita pada bentuk – bentuk penggunaan media yang baru yang dapat berkisar dari informasi individu dan kepemilikan pengetahuan hingga interaksi. Era media kedua membawa teori media dari kesamaran yang relatif pada tahun 1960-an pada popularitas yang baru pada tahun 1990-an dan seterusnya. Kekuatan media itu sendiri kembali menjadi fokus, termasuk sebuah minat baru dalam karakteristik penyebaran dan penyiaran media.

Menurut Little John & Foss (2009 : 413), era media pertama digambarkan oleh :

1. Sentralisasi produksi (Satu menjadi banyak) 2. Komunikasi satu arah

3. Kendali situasi, untuk sebagian besar

4. Reproduksi stratifikasi sosial dan perbedaan melalui media. 5. Audiens massa yang terpecah, dan

(49)

Sedangkan pada era media kedua, sebaliknya, dapat digambarkan oleh : 1. Desentralisasi

2. Dua arah

3. Di luar kendali situasi 4. Demokratisasi

5. Mengangkat kesadaran individu 6. Orientasi individu

Mungkin ada dua pandangan yang dominan tentang perbedaan antara era media pertama, dengan penekanannya pada penyiaran, dan era media kedua, dengan penekanannya pada jaringan. Menurut Holmes dalam buku Teori Komunikasi ( Little John & Foss, 2009 : 413) menyebutkan bahwa kedua pandangan tersebut adalah pendekatan interaksi sosial( social interaction ) dan pendekatan intergrasi sosial ( social integration ).

Pendekatan interaksi sosial membedakan media menurut seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Bentuk media penyiaran yang lebih lama dikatakan lebih menekankan pada penyebaran informasi yang mengurangi peluang adanya interaksi. Media tersebut dianggap sebagai media informasional dan karenanya menjadi mediasi realitas bagi konsumen. Sebaliknya, media baru lebih interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi. ( Little John & Foss, 2009)

Pierre Levydalam bukunya cyberculture (2001) memandang bahwa World Wide Web sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat. Dunia maya memberikan tempat pertemuan semu yang memperluas dunia sosial, menciptakan peluang pengetahuan bariu, dan menyediakan tempat untuk berbagi pandangan secara luas.

(50)

pribadi dalam cara yang tidak bisa dilakukan oleh media sebelumnya. Ada beberapa masalah dalam membuat perbandingan ini, dan beberapa orang yakin bahwa media baru lebih “termediasi” daripada yang akan diyakini oleh para pendukungnya. Media baru juga mengandung kekuasan dan batasan, kerugian dan keuntungan, dan kebimbangan. Sebagai contoh, media baru mungkin memberikan penggunaan yang terbuka dan fleksibel, tetapi juga dapat menyebabkan terjadinya kebingungan dan kekacauan. Media yang baru memang pilihan yang sangat luas, tetapi pilihan tidak selalu tepat ketika kita membutuhkan panduan dan susunan. Perbedaan adalah salah satu nilai besar dalam media baru, tetapi perbedaan juga dapat menyebabkan adanya perpecahan dan pemisahan. Media baru mungkin memberikan keluwesan dalam waktu penggunaan, tetapi juga menciptakan tuntutan waktu yang baru. ( Little John & Foss, 2009)

Cara kedua yang membedakan media adalah dengan integrasi sosial. Pendekatan ini menggambarkan media bukan hanya dalam bentuk informasi , interaksi atau penyebarannya, tetapi juga dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya sebuah instrumen informasi atau cara untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita rasa saling memiliki. ( Little John & Foss, 2009)

Menurut pandangan integrasi sosial, interaksi bahkan bukanlah sebuah komponen penting dalam integrasi sosial melalui ritual, Maka, interaksi tatap muka bukan lagi standar utama atau dasar bagi perbandingan media komunikasi. Kita tidak terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain, tetapi dengan media itu sendiri. Kita tidak menggunakan media untuk memberitahu kita tentang sesuatu, tetapi karena menggunakan media adalah ritual diri yang memiliki makna dalam dan dari ritual itu sendiri.

(51)

mana yang harus dibaca atau yang tidak harus dibaca. Anda mendengarkan dan melihat, tetapi media tidak berbicara atau berinteraksi dengan anda. ( Little John & Foss, 2009)

Sebaliknya, kita menggunakan media sebagai semacam ritual bersama yang membuat kita merasa sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri kita. Media diritualkan karena media menjadi kebiasaan, sesuatu yang formal dan memiliki nilai yang lebih besar dari penggunaan media itu sendiri. Media yang lebih baru menciptakan sesuatru yang terlihat seperti interaksi, tetapi tidak mirip dengan interaksi tatap muka sebenarnya. Malahan, media yang lebih baru menciptakan menciptakan interaksi dengan simulasi komputer. Ada tingkat interaksi yang tinggi, tetapi dengan komputer tidak dengan individu tertentu. Gagasan ini didukung oleh teori persamaan media (media-equation theory), yang menyatakan bahwa kita memperlakukan kita memperlakukan media seperti manusia dan berinteraksi dengan media seolah – olah mereka nyata. ( Little John & Foss, 2009)

2.2 Kerangka Konsep

Suatu konsep adalah suatu ide yang diekspresikan sebagai satu simbol atau dalam kata-kata. Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi. Konsep diciptakan dengan mengelompokan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Ini berarti konsep adalah sejumlah karakteristik yang menjelaskan suatu objek, kejadian, gejala, kondisi, atau situasi yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol yang memiliki ciri yang sama.

Konsep dibentuk melalui proses abstraksi, yaitu proses menarik intisari dari ide-ide dan gambar tentang fenomena social. Konsep dapat diciptakan dari pengalaman pribadi, pemikiran kreatif atau obeservasi. Konsep bukanlah ide yang rumit, melainkan satu istilah tunggal yang dapat menggambarkan suatu fenomena sosial (Silalahi, 2009: 111-113)

(52)

1. Variabel bebas atau Independent Variable (x)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi/ yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya veriabel dependen (terikat)(Sugiyono, 2009:39). Sering disebut juga variabel ini adalah variabel yang mendahului variabel dependen (variabel Y) (Silalahi, 2009:132) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penggunaan media sosial twitter.

2. Variabel terikat atau Dependent Variable (y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pembentukan citra diri elit politik.

2.3 Variabel Penelitian

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu obyek dengan obyelk yang lain (Hatch dan Faradhy, 1981) (Sugiyono, 2009 : 38) Variabel adalah konstruk-konstruk yang dipelajari dalam penelitian. Satu variabel adalah satu konsep atau satu konstruk yang memilki variasi (dua atau lebih) nilai. Nilai yang melekat pada variabel dapat berupa angka atau kategori (Silalahi, 2009: 115). Singkatnya, variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri.(Sevilla, 1993 : 21)

(53)

Gambar 2.1 2.4 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuat operasional variabel sebagai berikut :

Variabel Bebas Penggunaan Media Sosial

Twitter sebagai media komunikasi

Variabel Terikat Pembentukan Citra Diri

(54)

Tabel 2.1

1) Efisiensi penyebaran komunikasi 2) Memperkuat eksistensi informasi 3) Mendidik/mengarahkan/persuasi 4) Menghibur/entertain

5) Kontrol Sosial

Variabel Terikat (Y)

Pembentukan Citra Diri Elit Politik

1) Komponen perseptual 2) Komponen konseptual

3) Komponen attidusional (sikap)

Karakteristik Responden 1) Jenis Kelamin

2) Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 yang menggunakan Twitter

3) Sudah atau Sedang mengambil mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi dan Psikologi Sosial

4) Mengikuti Akun Twitter

@ridwankamil

2.5 Defenisi Operasional

(55)

1.Penggunaan Media Sosial Twitter sebagai Media Komunikasi a. Efisiensi Penyebaran Informasi

Dengan adanya media komunikasi terlebih yang sudah canggih akan lebih membuat penyebaran informasi menjadi efisien dan lebih efektif

b. Memperkuat Eksistensi Informasi

Dengan adanya media komunikasi, kita dapatb membuat informasi atau pesan lebih kuat berkesan terhadap audiens

c. Mendidik/mengarahkan/persuasi

Dengan adanya media komunikasi dapat lebih menarik audiens. Makal hal yag menarik tentunya mempermudah komunikator dalam mempersuasi, mendidik, dan mengarahkan karena adanya efek emosi positif.

d. Menghibur/entertain

Adanya media komunikai tentunya akan lebih menyenangkan dan dapat memberikan hiburan tersendiri bagi audiens.

e. Kontrol sosial

Media komunikasi yang berteknologi tinggi akan mempunyai fungsi pengawasan lebih terhadap kebijakan sosial dan tokoh publik

2. Pembentukan Citra Diri Elit Politik a. Perceptual Component

Komponen ini merupakan image yang dimiliki seseorang mengenai penampilan dirinya, terutama tubuh dan ekspresi yang diberikan pada orang lain

b. Conceptual Component

Merupakan konsepsi seseorang mengenai karakteristik dirinya, misalnya kemampuan, kekurangan dan keterbatasan dirinya.

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 4.1
Tabel 4.3 Menggunakan Twitter
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca intensif menemukan ide pokok paragraf dengan menggunakan metode inkuiri pada

Data hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sengkang yang mengikuti pembelajaran Biologi melalui model

Konawe Selatan mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran. 2012, seperti tersebut dibawah

(1) Dalam hal Pemerintah Daerah belum dapat menyediakan rumah negara dan perlengkapannya serta kendaraan dinas jabatan bagi Pimpinan DPRD sebagaimana

Secara umum hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kompetensi profesional dengan kinerja guru TK di Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak. Secara khusus

Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki keteguhan, tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat kuat, serta teguh dalam menjalankan tugasnya, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Allah

Pengguna aplikasi sebagai aplikasi server dapat mengelola data yang menunjang proses persewaan pada rental, dapat melakukan pengaksesan data pada rental cabang

[r]