• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Positioning terhadap Keputusan Pembelian Produk Jasa Asuransi pada PT. Jiwasraya Medan Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Strategi Positioning terhadap Keputusan Pembelian Produk Jasa Asuransi pada PT. Jiwasraya Medan Utara"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK JASA ASURANSI PADA

PT. JIWASRAYA MEDAN UTARA

OLEH :

Riswan Hakim Dalimunthe 110502054

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK JASA ASURANSI PADA

PT. JIWASRAYA MEDAN UTARA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi positioning yang terdiri dari produk, harga, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian produk jasa asuransi pada PT. Jiwasraya Medan Utara. Populasi adalah nasabah PT. Jiwasraya Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan berada di tempat penelitian yaitu di PT. Jiwasraya Medan Utara. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan tingkat = 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, dan pelayanan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah pada PT. Jiwasraya Medan Utara. Hasil uji parsial harga (X2) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah pada PT. Jiwasraya Medan Utara. Sedangkan variabel produk (X1) dan pelayanan (X3) berpengaruh secara

positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah pada PT. Jiwasraya Medan Utara.. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,629, berarti 62,9% keputusan pembelian sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh produk, harga, dan pelayanan sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 37,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini .

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT IMPLEMENTATION OF POSITIONING STRATEGY ON DECISION PURCHASE INSURANCE SERVICE AT

PT. JIWASRAYA IN NORTH MEDAN

The purpose of this research is to identify and analize the effect of positioning strategy to product, price and service on the decision purchase costumer at PT. Jiwasraya in North Medan. Population is customer of PT. Jiwasraya North Medan. The sampling technique used purposive sampling method that is sampled because someone happened to be in this research at PT. Jiwasraya North Medan. This research used multiple linier regression analysis with sigifikan alpha 5%.

The result showed that product, price and service have significant effect to the decision purchase customer at PT. Jiwasraya in North Medan. The partial test showed that price have positive and significant to the decision purchase costumer at PT. Jiwasraya in North Medan. Product and service have positive and not significant to the decision purchase costumer at PT. Jiwasraya in North Medan. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) obtained a value of 0,629 or 62,9% the decision purchase customer decision as the dependent variable can be explained by the product, price, and service as independent variables. While the remaining 37,1% can be explained by other variables not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya yang

berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara dengan judul “Pengaruh Strategi Positioning terhadap Keputusan

Pembelian Produk Jasa Asuransi pada PT. Jiwasraya Medan Utara”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan, motivasi, saran, kritik dan doa dari berbagai pihak. Skripsi ini peneliti

persembahkan untuk ayahanda Abdul Hakim Dalimunthe dan ibunda tercinta

Warna Siregar yang tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat, motivasi, nasehat, doa dan mencukupi segala kebutuhan materi dan non materi

dalam proses pembuatan skripsi ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof . Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univesitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si.,

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

(5)

4. Bapak Liasta Ginting, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan,

dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, S.E, MBA selaku Dosen Pembanding yang

telah banyak memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Terima kasih kepada pimpinan dan seluruh karyawan PT. JIWASRAYA di

Medan Utara yang telah banyak membantu saya dalam proses penelitian ini.

8. Terima kasih untuk seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa,

dukungan, semangat, dan perhatian bagi peneliti.

9. Terima kasih untuk Winda Winata dan sahabat-sahabat yang saya cinta

Rasella, Althea, Nabila, Risa, Rona, Rezky, Hafiz, Riki, Adit, Mompak, dan

Yogi seluruh teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi

bagi peneliti.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, Juni 2015

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4.Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Strategi Pemasaran ... 9

2.2 Strategi Positioning ... 11

2.2.1.Tujuan Positioning ... 16

2.2.2. Pendekatan dalam Positioning ... 17

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Positioning... 18

2.2.4. Penentuan Positioning ... 19

2.2.5 Dimensi Strategi Positioning ... 20

2.3. Keputusan Pembelian ... 21

2.3.1. Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian ... 22

2.3.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen 23 2.3.3. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian ... 30

2.4. Hubungan antara Strategi Positioning dengan Keputusan Pembelian ... 32

2.5. Penelitian Terdahulu ... 33

2.6. Kerangka Konseptual ... 35

2.7. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Jenis Penelitian ... 37

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.3. Batasan Operasional ... 37

3.4. Defenisi Operasional Variabel ... 38

3.5. Skala Pengukuran Varibel ... 39

3.6. Populasi dan Sampel ... 40

(7)

3.6.2 Sampel ... 40

3.7. Jenis Data ... 41

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 41

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

3.9.1 Uji Validitas ... 42

3.9.2.Uji Reliabilitas ... 43

3.10. Uji Asumsi Klasik ... 44

3.10.1. Uji Normalitas ... 44

3.10.2. Uji Heteroskedastisitas ... 45

3.10.3. Uji Multikolinearitas ... 45

3.11. Teknik Analisis Data ... 45

3.11.1. Metode Analisis Statistik Deskriptif ... 45

3.11.2. Analisis Linear Berganda ... 46

3.11.3. Pengujian Hipotesis... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 48

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 49

4.1.3 Struktur Organisasi ... 51

4.1.4. Produk dan Jasa yang Ditawarkan oleh PT. Jiwasraya ... 52

4.2 Analisis Deskriptif ... 53

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 53

4.2.2.Analisis Deskriptif Variabel ... 56

4.3Uji Asumsi Klasik ... 61

4.3.1 Uji Normalitas ... 61

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 64

4.3.3. Uji Multikoloniearitas ... 66

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 67

4.5. Uji Hipotesis ... 69

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 69

4.5.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 70

4.5.3. Koefisien Determinasi (R2) ... 72

4.6. Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 79

(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Data Nasabah PT. Jiwasraya ... 6

2.1 Keterkaitan Strategi Pemasaran ... 11

2.2 Definisi Positioning menurut Para Ahli ... 12

2.3 Penelitian Terdahulu ... 33

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 38

3.2 Skala Pengukuran Variabel ... 40

3.3 Hasil Uji Validitas... 44

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 45

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 56

4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Produk ... 57

4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Harga ... 59

4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Pelayanan ... 60

4.7 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 61

4.8 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ... 65

4.9 Hasil Uji Glejser ... 67

4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 68

4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 69

4.12 Hasil Uji F ... 71

4.13 Hasil Uji t ... 72

(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 36

4.1 Struktur Organisasi ... 53

4.2 Grafik Histogram ... 63

4.3 Grafik Normal Plot ... 64

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 83

2 Data Butir Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 87

4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 91

(11)

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI POSITIONING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK JASA ASURANSI PADA

PT. JIWASRAYA MEDAN UTARA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi positioning yang terdiri dari produk, harga, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian produk jasa asuransi pada PT. Jiwasraya Medan Utara. Populasi adalah nasabah PT. Jiwasraya Medan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling yaitu seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan berada di tempat penelitian yaitu di PT. Jiwasraya Medan Utara. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan tingkat = 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, dan pelayanan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah pada PT. Jiwasraya Medan Utara. Hasil uji parsial harga (X2) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah pada PT. Jiwasraya Medan Utara. Sedangkan variabel produk (X1) dan pelayanan (X3) berpengaruh secara

positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah pada PT. Jiwasraya Medan Utara.. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,629, berarti 62,9% keputusan pembelian sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh produk, harga, dan pelayanan sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 37,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini .

(12)

ABSTRACT

THE EFFECT IMPLEMENTATION OF POSITIONING STRATEGY ON DECISION PURCHASE INSURANCE SERVICE AT

PT. JIWASRAYA IN NORTH MEDAN

The purpose of this research is to identify and analize the effect of positioning strategy to product, price and service on the decision purchase costumer at PT. Jiwasraya in North Medan. Population is customer of PT. Jiwasraya North Medan. The sampling technique used purposive sampling method that is sampled because someone happened to be in this research at PT. Jiwasraya North Medan. This research used multiple linier regression analysis with sigifikan alpha 5%.

The result showed that product, price and service have significant effect to the decision purchase customer at PT. Jiwasraya in North Medan. The partial test showed that price have positive and significant to the decision purchase costumer at PT. Jiwasraya in North Medan. Product and service have positive and not significant to the decision purchase costumer at PT. Jiwasraya in North Medan. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square) obtained a value of 0,629 or 62,9% the decision purchase customer decision as the dependent variable can be explained by the product, price, and service as independent variables. While the remaining 37,1% can be explained by other variables not examined in this study.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks.

Dunia usaha dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, telah memicu suatu

persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang

jasa, perdagangan maupun industri. Dalam menghadapi persaingan tersebut,

manajemen perusahaan harus memiliki keahlian yang baik dan peka terhadap

persaingan yang terjadi agar mampu mengantisipasi dan memenangkan

persaingan usaha sehingga dapat menjalankan perusahaan dengan efektif dan

efisien (Handoko, 2008 : 65).

Saat ini setiap perusahaan berkonsentrasi untuk mendapatkan posisi

terbaik dipasar dari pada hanya sekedar bertahan hidup. Oleh karena itu,

perusahaan tidak hanya berusaha mendapatkan konsumen yang baru tetapi juga

berusaha keras untuk mempertahankan pelanggan yang telah mereka dapatkan

(Handoko, 2008 : 78).

Harapan konsumen merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh

perusahaan, karena ekspektasi konsumen terhadap mutu suatu produk terus

meningkat. Sekarang ini produk yang ditawarkan sudah sangat banyak dan

bervariatif, maka perusahaan harus mengerti bahwa pelanggan cenderung akan

memilih penawaran yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan, yang selanjutnya

konsumen akan membeli produk dengan berdasarkan pandangan nilai akan

(14)

Pemasaran merupakan kegiatan yang paling utama dalam sebuah

perusahaan, oleh karena itu setiap perusahaan dituntut untuk membuat strategi

untuk merebut peluang pasar yang ada dengan melakukan bauran pemasaran.

Dengan demikian bauran pemasaran sebagai alat pemasar dalam melakukan

aktivitas pemasaran dapat digunakan untuk membantu perusahaan dalam

mengenalkan produknya kepada masyarakat, sehingga mereka mengenal dan mau

mencobanya (Handoko, 2008 : 85).

Keberhasilan di bidang pemasaran secara otomatis berarti berhasilnya

perusahaan dalam menjual dan memasarkan produknya pada konsumen.

Konsep-konsep utama yang digunakan dalam pemasaran adalah segmentasi, targeting,

positioning, kebutuhan, keinginan, permintaan, penawaran, brand, nilai dan

keputusan, pertukaran, transaksi, hubungan dan jejaring, jalur pemasaran, rantai

distribusi (supply chain), lingkungan pemasaran serta program pemasaran (Kotler,

2005 : 35).

Posisi (positioning) adalah proses membangun dan mempertahankan

tempat (image) tertentu di pasar (benak konsumen) tentang apa-apa yang

ditawarkan organisasi dan/ atau individu. Menggambarkan proses ini dimana

perusahaan yang paling sukses adalah mereka yang mampu mempertahan image

untuk mencapai posisi tertentu yang berbeda dari posisi pesaingnya. Mereka

membedakan dirinya dengan mengubah karakterstik umum (mempunyai

karakteristik tertentu yang berbeda atau unik) sehingga perbedaan itu menjadi

(15)

Perusahaan di dalam upaya memasarkan produknya selain dengan

promosi masih perlu strategi pemasaran lain yang baik dan tepat. Seluruh strategi

pemasaran dibangun diatas STP yaitu segmenting (segmentasi), targeting

(pembidikan) dan positioning (penetapan posisi). Perusahaan mencari sejumlah

kebutuhan dan kelompok yang berbeda dipasar, membidik kebutuhan dan

kelompok yang dapat dipuaskannya dengan cara yang unggul dan selanjutnya

memposisikan tawarannya sedemikian rupa sehingga pasar sasaran mengenal

tawaran dan citra khas perusahaan tersebut. Pengertian penempatan posisi

(positioning) adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga

menempati posisi yang khas diantara pesaing di dalam benak pelanggan

sasarannya (Kotler, 2005 : 95).

Pendekatan manfaat memang agak unik dan arena itulah sering digunakan

sebagai basis untuk merumuskan pernyataan positioning. Dalam strategi

positioning itu, manfaat yang sangat istimewa menurut konsumen dapat

ditonjolkan atau dijadikan jendela untuk membangun citra produk secara

keseluruhan (Kasali, 2005 : 55).

Untuk mengetahui nilai atau manfaat yang dianggap penting oleh

konsumen bukanlah hal yang mudah, mengingat produk atau jasa yang beredar di

pasar sangat beragam. Konsumen menyikapi informasi mengenai produk atau

jasa tersebut sesuai dengan persepsi masing-masing. Persepsi itulah yang akan

mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan pembelian. Pengambilan

(16)

oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang kemudian

diikuti dengan pencarian informasi (Nurdiana, 2007 : 106).

Konsumen memutuskan membeli dan mengkonsumsi produk bukan

sekedar karena nilai fungsi awalnya, tetapi juga karena nilai sosialnya. Keputusan

pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu-individu yang

berbeda. Individu adalah konsumen yang potensial untuk membeli suatu produk

tertentu yang ditawarkan oleh perusahaan atau ditemukan di pasar (Durianto,

2006 : 95).

Minat membeli merupakan suatu yang berhubungan dengan konsumen

untuk membeli produk tertentu.Dalam melakukan rencana pembelian, konsumen

dihadapkan kepada berbagai alternative pilihan produk, tempat, harga, pelayanan

dan pilihan lainnya. Oleh karena itu, konsumen sering menghadapi kebingungan

untuk memilih produk, sehingga sebelum melakukan pembelian konsumen harus

benar-benar memilih produk apayang akan dibeli (Durianto, 2006 : 97).

Setiap perusahaan dituntut untuk mendayagunakan seluruh tingkat sumber

daya yang secara maksimal agar dapat memenangkan pesaing dan mampu tetap

bertahan. Dengan demikian tingginya tingkat persaingan bisnis yang ada, maka

perusahaan harus semakin mengetahui apa yang diinginkan oleh pasar. Harga

merupakan salah satu faktor yang paling menentukan bagi terjualnya suatu produk

atau jasa pada perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus tetap menjaga kestabilan

harga yang ada agar konsumen tetap berminat untuk membeli produk yang

(17)

PT Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang

bergerak di sektor asuransi. Anggaran Dasar PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan Akta Notaris Netty

Maria Machdar, SH. Nomor 74 tanggal 18 Nopember 2009 sebagaimana surat

Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Departemen Hukum dan

Hal Azasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-AH.01.10.01078 tanggal 15

Januari 2010, dan Akta Nomor 155 tanggal 29 Agustus 2008 yang telah

mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik

Indonesia sesuai Surat Keputusan Nomor AHU-96890.AH.01.02 tahun 2008

tanggal 16 Desember 2008.

PT. Jiwasraya melakukan penjualan baik secara perseorangan atau

kelompok. Namun, di dalam melakukan penjualan tersebut dirasakan kurang

efektif apalagi penjualan dilakukan secara perseorangan tentu hal tersebut dapat

menjalankan penjualan secara lambat dimana jumlah pemakai jasa sedikit. Dalam

hal ini penjualan perseorangan yang dilakukan perusahaan sering mengalami

kendala dimana sering mengalami pembayaran iuran yang terlambat bahkan

konsumen tidak lagi membayar iuran.

Jasa pelayanan asuransi jiwa semakin banyak ditawarkan kepada

konsumen mengakibatkan calon pembeli jasa akan bingung memilih asuransi jasa

yang ditawarkan. Calon pembeli cenderung akan memilih asuransi jiwa yang

telah diketahui lebih berkualitas dan bermanfaat, lebih murah iurannya dan cepat

(18)

memberikan informasi kepada konsumen tentang keberadaan suata jasa asuransi.

Informasi tersebut berupa keunggulan, harga, garansi dan lain-lain.

PT. Jiwasraya berjuang keras untuk mempertahankan image asuransi jiwa

khususnya dalam memberikan klaim kepada nasabah yang mengeklaim

asuransinya. Dengan adanya kerjasama yang diperoleh pada saat awal konsumen

memutuskan untuk memilih asuransi PT. Jiwasraya maka haruslah sesuai

kesepakatan tersebut dengan apa yang diterimanya saat pengklaiman asuransi

tersebut.

Untuk mengetahui berapa banyak nasabah PT. Jiwasraya yang sekaligus

akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, berikut disajikan data penggunaan

atau pembelian polis PT. Jiwasraya Jl. Gatot Soebroto KM 6,3 No. 171 Medan

Utara :

Tabel 1.1

Data Nasabah PT. Jiwasraya di Jl. Gatot Soebroto KM 6,3 No. 171

Medan Utara Tahun 2014 Bulan Jumlah

Januari 416

Februari 354

Maret 383

April 403

Mei 350

Juni 418

Juli 423

Agustus 387

September 363

Oktober 395

November 415

Desember 379

Total 4686

(19)

Dari Tabel 1.1 diketahui bahwa pada bulan Januari 2014 berjumlah 416

orang nasabah, sedangkan pada Desember 2014 jumlah nasabah sebanyak 379

orang. Sehingga berdasarkan hal tersebut didapati penurunan peserta. Dan

membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Strategi Positioning terhadap Keputusan Pembelian Produk Jasa Asuransi pada PT. Jiwasraya Medan Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada

PT. Jiwasraya Medan Utara?

2. Apakah harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada PT.

Jiwasraya Medan Utara?

3. Apakah pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada

PT. Jiwasraya Medan Utara?

4. Apakah produk, harga dan pelayanan berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian pada PT. Jiwasraya Medan Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh dari produk terhadap keputusan pembelian pada PT.

Jiwasraya Medan Utara.

2. Mengetahui pengaruh dari harga terhadap keputusan pembelian pada PT.

Jiwasraya Medan Utara.

3. Mengetahui pengaruh dari pelayanan terhadap keputusan pembelian pada

(20)

4. Mengetahui pengaruh dari produk, harga dan pelayanan terhadap

keputusan pembelian pada PT. Jiwasraya Medan Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi PT. Jiwasraya Medan Utara

Dapat digunakan sebagai masukan bagi PT Jiwasraya Medan Utara

terhadap keputusan pembelian produk jasa asuransi jiwa.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi Instansi Pendidikan, meningkatkan

pengetahuan tentang Pengaruh strategi positioning terhadap keputusan

pembelian produk jasa asuransi jiwa PT. Jiwasraya Medan Utara dan

dapat juga dijadikan dasar penelitian selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat, meningkatkan pengetahuan

tentang pengaruh strategi positioning terhadap keputusan pembelian

produk jasa asuransi jiwa PT. Jiwasraya Medan Utara.

4. Bagi Peneliti

Sebagai dasar dan acuan untuk melaksanakan penelitian-penelitian

lebih lanjut, khususnya tentang pengaruh strategi positioning terhadap

keputusan pembelian produk jasa asuransi jiwa PT. Jiwasraya Medan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler (2009 : 45) ”Marketing is societal process by

which individual and group obtain that they need and want through creating,

offering, and freely exchanging product and services of value and other ”.

Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan pelanggan serta

kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh

profit. Pemasaran memberi perhatian pada hubungan timbal balik yang dinamis

antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta

kegiatan-kegiatan pesaing.

Strategi pemasaran merupakan langkah-langkah yang dilakukan sebuah

perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa dalam upaya

memenangkan persaingan dalam situasi yang kompetitif seperti sekarang ini.

Strategi pemasaran merupakan pernyataan baik secara implisit maupun eksplisit

mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Menurut

Tjiptono (2008 : 6).

Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang

(22)

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya

dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,

penetapan posisi, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran.

Menurut Kotler (2009 : 292) Semua strategi pemasaran dibuat berdasarkan

STP. Segmentation (Segmentasi), Targeting (Pembidikan), dan Positioning

(Penetapan posisi).

a. Segmenting

Segmentasi pasar adalah proses mengelompokan pasar keseluruhan yang

heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki

kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, prilaku dan respon terhadap

program-program pemasaran spesifik menurut Tjiptono (2008 : 211). Segmentasi pasar

adalah merupakan konsep yang mendasari strategi pemasaran perusahaan dan

pengalikasian sumber daya yang harus dilakukan dalam rangka

mengimplementasikan program pemasaran. Variabel yang digunakan diantaranya

demografis, psikolografis, prilaku, pengambilan keputusan dan pola media.

b. Targeting

Targeting diartikan sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran, yaitu

tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani, Analisis targeting adalah

kegiatan mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dan memilih

segmen-segmen sasaran. Penentuan pasar sasaran (targeting) Menurut Tjiptono (2008 :

232) Merupakan proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa segmen

pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran

(23)

potensi perubahan segmen, karakteristik struktual segmen dan kesesuaian antara

produk dan pasar.

c. Positioning

Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra

(image) produk yang lebih unggul dibandingkan pesaing. (Hasan:2008 : 204)

Langkah dalam strategi pemasaran harus memperhatikan keterkaitan

antara Segmenting, Targeting, Positioning, berikut adalah keterkaitan strategi

pemasaran:

Tabel 2.1

Keterkaitan Strategi Pemasaran

Sumber: Tjiptono (2008)

2.2 Strategi Positioning

Strategi positioning merupakan salah satu dari tiga strategi pemasaran

yang terdiri dari segmenting, targeting dan positioning. Strategi positioning

adalah sebuah strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak

konsumen sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul

Segmenting pasar Targeting Positioning

Mengidentifikasi variabel segmentasi dan

segmentasi pasar.

Mengembangkan bentuk segmen yang

menguntungkan.

Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen.

Memilih segmen-segmen sasaran.

Mengidentifikasi konsep positioning yang mungkin bagi masing-masing segmen sasaran.

(24)

dibandingkan merek atau produk pesaing. Elemen pokok yang terdapat pada

positioning mencakup what you stand for, what you are, dan how you would like

customers to evaluate you. Definisi Positioning menurut Para Ahli sebagai berikut:

Tabel 2.2

Definisi Positioning menurut Para Ahli

No. Sumber Pengertian

1. Kotler & Keller (2009:308)

Positioning is the act of designing the company’s offering and image to coccupy a distinctive place in the minds of target market. The goal is to locate the brand in the minds of consumers to maximize the potential benefit to the firm. A good brand positioning helps guide marketing strategy by clarifying the brand’s essence, what goals it helps the consumer achieve, and how it does so in a unique way. Everyone in the organization should understand the brand positioning and use it as context for making decisions. 2. Craven

(2009:193)

The Positioning strategy is the combination of marketing program (mix) strategies used to portray the positioning desired by management to the targeted buyers. This strategy includes the product supporting service, distribution channel, price, and promotion action taken by organization.

3. Karadeniz (2009:102)

Positioning is a process that tries to identify consumers’ perceptions, attitudes and product use patterns in order to determine the best place for product or organization from the point of competitive conditions and company opportunities.

4. Charles W. Lamb et. al.. (2009:225)

Positioning is the act to developing a specific marketing mix to influence potential customers` overall perception of a product, brand, or organization in general. Position is the place of a product or group of product occupies in customer minds relative to competing offering.

5. Alan Weinkrantz Journal “ the value of positioning” (2008:1)

(25)

6. Krishna K. Havaldar (2005:109)

Positioning is defined as the distinct place a product (or service) occupies in the mind of the target customers relative to competing products (or service), in other words, positioning is how the firm wants its products to be perceived by the target customers on important attributes or benefits.

7. Charles Blankson

(2004:22) dalam journal of product & brand management.

Positioning strategy is that many advertisements today, have, as their explicit objective, the establishment, reinforcement or modification of the positioning of an offering in the consumer’s mind. (Strategi positioning).

Sumber: Berdasarkan Berbagai Literatur

Berdasarkan definisi pada Tabel 2.2 maka dapat disimpulkan bahwa

Positioning merupakan:

1. Tindakan merancang, menawarkan perusahaan dan gambaran untuk

menduduki suatu tempat yang membedakan di benak dari target

pasar atau suatu cara untuk menempatkan suatu produk sehingga

tertanam di dalam benak konsumen.

2. Positioning adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

mendiferensiasikan dirinya efektif dibandingkan para pesaingnya.

3. Positioning berhubungan dengan atribut produk dimana atribut

produk itu harus memberikan arti yang penting bagi konsumen.

4. Positioning adalah strategi berkomunikasi untuk memasuki jendela

konsumen agar produk memiliki arti tertentu.

Kunci utama keberhasilan positioning terletak pada kemapuan perusahaan

dalam menciptakan persepsi yang diinginkan perusahaan, persepsi pelanggan dan

persepsi pesaing, serta jaringan itu sendiri (perusahaan, pesaing, dan pelanggan).

(26)

ditampilkan produk atau perusahaan lalu menciptakan slogan atau slogan

kampanye. Positioning haruslah dilakukan bertahap.

Product positioning adalah upaya untuk meraih posisi yang tepat dalam

benak konsumen dipasar yang dituju. Positioning menjadi sangat penting karena

berbagai alasan yaitu:

1. Produk dan perusahaan yang baru tidak dapat bersaing langsung

dengan perusahaan yang sudah memiliki posisi yang terbentuk kuat,

mereka memiliki tempat tertinggi, posisi paling atas dalam pikiran

calon pelanggan. Positioning memberi jalan agar dapat bersaing di

sekelilingnya, di bawahnya atau di atasnya, tetapi tidak secara

langsung.

2. Dalam penempatan, nama perusahaan atau produk adalah sesuatu yang

penting, apabila nama perusahaan kurang sesuai bagi produk baru yang

ingin di jual, ciptakan nama perusahaan baru, dan posisi yang baru.

Menurut Kotler (2008 : 250): Positioning merupakan aktivitas yang akan

membedakan produk dan merek dari pesaing dibenak konsumen berdasarkan atribut

atau manfaat yang ditawarkan merek atau produk tersebut. Adapun positioning

menurut Kotler (2008 : 250) didasarkan pada:

1. Atribut dan manfaat. Strategi Positioning ini adalah yang paling sering

digunakan oleh berbagai perusahaan di dunia. Atribut manfaat yang

paling sering digunakan adalah daya tahan, kehandalan, kenyamanan.

2. Kualitas dan harga. Strategi kualitas dan harga sering juga dikatakan

(27)

tinggi untuk nilai yang bagus) yang dikaitkan sebagai harga yang

beralasan (reasonable price.)

3. Kegunaan dan pengguna. Positioning ini merepsentasikan bagaimana produk

digunakan atau asosiasi merek dengan orang - orang yang menggunakannya.

4. Kompetiror Referensi yang jelas dengan competitor baik secara eksplisit

maupun secara implit dapat digunakan sebagai strategi positioning yang

sangat efektif hal ini karena dapat memperlihatkan perbedaan yang

menjadi keunggulan produk atau jasa yang ditawarkan dibandingkan

dengan yang mampu ditawarkan oleh competitor.

5. Budaya konsumen global. Positioning berdasarkan budaya konsumen global

(global consumer culture positioning) adalah strategi positioning yang

menjadikan produk atau jasa sebagai symbol dari bagian budaya global.

Positioning ini merupakan positioning yang efektif untuk produk remaja

global, elit perkotaan dan mereka yang menjadi bagian dari budaya

komersial transnasional.

Kasali (2008 : 527-533) menyatakan ada beberapa hal yang

berkaitan dengan positioning antara lain:

a. Positioning adalah strategi komunikasi. Komunikasi dilakukan

untuk menjembatani merek dengan calon konsumen, yang

berhubungan dengan atribut-atribut yang secara fisik melekat pada

jasa artau merek. Jadi hal ini berkaitan dengan promosi yang

dilakukan, dimana didalamnya mencakup iklan di media masa dan

(28)

b. Positioning bersifat dinamis. Persepsi konsumen terhadap jasa atau

merek bersifat relatife terhadap struktur persaingan. Begitu

keadaan pasar berubah, begitu perusahaan pemimpin pasar jatuh,

atau begitu pendatang baru berhasil menguasai pasar tempat

tertentu, maka positioning merupakan strategi yang harus terus

dievaluasi, dikembangkan dan dipelihara.

c. Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk. Hal ini

disebabkan oleh konsumen yang pada dasarnya tidak membeli

produk, tetapi mengkombinasikan atribut-atribut yang ada.

Atribut-atribut inilah yang harus ditonjolkan oleh produsen dalam

positioning.

2.2.1. Tujuan Positioning

Adapun tujuan positioning menurut Hasan (2008 : 201) adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menempatkan atau memosisikan produk di pasar sehingga produk

tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek pesaing.

2. Untuk memosisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal

pokok kepada pelanggan.

3. Untuk mencapai hasil yang diharapkan seperti, pemenuhan sejauh

mungkin kebutuhan segmen-segmen pasar yang spesifik, meminimumkan

atau membatasi terjadinya perubahan yang mendadak dalam penjualan dan

menciptakan keyakinan pelanggan atau konsumen terhadap merek yang ditawarkan.

(29)

2.2.2. Pendekatan dalam Positioning

Penempatan produk atau merek dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai pendekatan. Hasan (2008 : 203) sepuluh pendekatan yang dapat

digunakan dalam melakukan positioning yaitu :

1. Function concept yaitu menonjolkan functional needs (bersih dan

ekonomis).

2. Symbolic concept yaitu menonjolkan symbolic needs (berkelas, modis).

3. Experimental concept yaitu menonjolkan experimental needs (ramah,

nyaman).

4. Health concept atau ekologi (sehat atau tidak sehat, ramah atau tidak

ramah lingkungan).

5. Price quality concept yaitu menggunakan skala paling rendah sampai

paling tinggi.

6. User concept yaitu menunjukkan gaya hidup.

7. Attribute positioning concept yaitu menonjolkan satu atau beberapa

atribut, fitur, customer benefit yang dihubungkan dengan merek, manfaat

bagi pelanggan.

8. Positioning berdasarkan manfaat.

9. Competitor positioning yaitu positioning yang dikaitkan dengan posisi

persaingan terhadap pesaing utama.

Sedangkan menurut Kotler (2009 : 253) pendekatan positioning atau

(30)

1. Lebih banyak untuk lebih banyak. Dalam positioning ini memerlukan

penyediaan produk atau jasa paling berkelas dan menetapkan harga yang

mahal untuk menutupi biaya yang lebih tinggi.

2. Lebih banyak untuk sama. Memperkenalkan merek yang menawarkan

kualitas sebanding dengan produk atau merek yang telah ada di pasar

tetapi harganya lebih murah.

3. Sama untuk lebih sedikit. Perusahaan tidak mengklaim bahwa mereka

menawarkan produk yang berbeda atau lebih baik tetapi menawarkan

banyak merek yang sama berdasarkan keunggulan daya beli dan biaya

operasi yang lebih rendah.

4. Lebih banyak untuk lebih sedikit. Menawarkan produk terbaik, pelayanan

terbaik dengan harga murah. Hal ini dilakukan untuk menarik minat

konsumen dan biasanya dilakukan diawal peluncuran produk.

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi Positioning

Efektifitas strategi positioning dipengaruhi oleh empat faktor yaitu target

pasar, daur hidup produk, strategi unti bisnis dan bauran pemasaran Menurut

Hasan (2008:205):

1. Target Pasar, strategi positioning akan diawali dari target pasar

(mengestimilasi respon pasar, merumuskan alternatif strategi),

memperhitungkan persaingan, kinerja (penjualan, pangsa pasar, profit)

serta tersediannya sumber daya.

2. Daur Hidup Produk: masing-masing tahapan memiliki kondisi berbeda,

(31)

3. Strategi Unit Bisnis : Strategi Positioning akan terikat dengan strategi unit

bisnis.

4. Program pemasaran: Persepsi yang dibentuk melalui program marketing

mix, terutama program komunikasi pemasaran program dan perbedaan

produk.

a) Produk : Melalui keunikan atribut, jasa pengiring, merek, kemasan.

b) Distribusi : Melalui keunikan jelas, intensitas dan pola saluran.

c) Harga : Melalui metode posisi relatif dan manajemen harga.

d) Periklanan : Melalui keunikan pesan, format, desain, strategi kreatif,

sasaran audiens.

2.2.4. Penentuan Positioning

Segmentasi pasar mempunyai kaitan erat dengan posisioning produk

bilamana penjual berusaha mendesain suatu produk yang dapat memenuhi

keinginan segmen pasar tertentu. Menurut Hasan (2008 : 206) menganjurkan agar

perusahaan mempertimbangkan apakah positioning di segmen pasar tersebut perlu

diubah atau tidak. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Kemungkinan bahwa pesaing telah menempatkan mereknya disamping

merek perusahaan yang kemungkinan dapat mengurangi pangsa pasar

perusahaan di dalam segmen tersebut.

2. Kemungkinan bahwa kesukaan konsumen yang ada sudah mengalami perubahan.

3. Kesukaan pembeli yang baru, kemungkinan merupakan peluang yang menarik.

Agar strategi positioning dapat seperti yang diinginkan oleh perusahaan, maka

(32)

a. Analisa atribut produk yang dianggap penting bagi pelanggan.

b. Uji penyebaran atribut-atribut tersebut di antara segmen-segmen

pasar yang berbeda.

c. Tentukan posisi yang optimal bagi produk tersebut menurut

masing-masing atribut tanpa mengabaikan posisi merek-merek

yang ada.

d. Pilih posisi keseluruhan bagi produk yang didasarkan pada

kesepadanan yang menyeluruh antara atribut produk dan

penyebarannya ke segmen-segmen pasar dengan posisi merek yang ada.

Strategi positioning harus dapat menunjukkan bagaimana bauran produk

akan ditempatkan di pasar sasaran, strategi positioning berisi kombinasi kegiatan

bauran pemasaran, maka pengembangan positioning sebagaimana direkomendasikan oleh

Hasan (2008 : 205) harus sejalan dengan inti program pemasaran.

2.2.5 Dimensi Strategi Positioning

Positioning as a perceived high quality (kualitas yang dipersepsikan

melebihi harapan konsumen atas manfaat produk yang diperoleh konsumen lebih

tinggi). Hasan (2008 : 200) menjelaskan bahwa positioning merupakan

penempatan sebuah merek dibagian pasar dimana akan mendapatkan sambutan

positif dibanding produk-produk saingan. Dengan demikian, istilah

Positioning dapat dimaknai sebagai:

1. Pernyataan tentang apa arti produk, dan bagaimana pelanggan dapat

(33)

2. Upaya menempatkan produk atau merek di pasar tertentu ke dalam

persepsi konsumen.

3. Usaha mencitrakan merek di pasar tertentu, dengan cara membangun

persepsi konsumen tentang keunikan atribut produk yang ditawarkan

melalui program komunikasi dan marketing mix lainnya.

Menurut Lovelock (2009 : 185) dimensi Positioning adalah Product,

Price, Services, sebagai berikut :

1. Positioning menurut produk: Produk ini terjadi apabila suatu perusahaan

memposisikan diri menurut atribut, seperti ukuran dan lama keberadaannya.

2. Positioning menurut harga : merupakan positioning yang berusaha

menciptakan kesan atau citra berkualitas tinggi lewat harga tinggi atau

sebaliknya menekankan harga murah sebagai indikator nilai. Disini

produk diposisikan untuk memberikan nilai yang terbaik.

3. Positioning menurut pelayanan: positioning yang meliputi unsur-unsur

lingkungan fisik, yang meliputi fasilitas, kenyamanan, serta pelayanan

personal karyawan.

2.3. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2006 ; 181), keputusan pembelian adalah tindakan dari

konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor

yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau

jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk

(34)

Pengertian lain tentang Keputusan pembelian menurut Schiffman (2007 :

437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Dapat

diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia

memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian

adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah

produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen

merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian

masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan

evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil

selanjutnya.

2.3.1. Peranan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Menurut Handoko (2011 : 77) berpendapat bahwa lima peran individu

dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

1. Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif

pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan

tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi

keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

3. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan

membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan

(35)

4. Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa

yang dibeli.

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua

peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang

sesuai dengan pembeli.

2.3.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler (2008 : 202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi

oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor budaya

Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak

yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi,

dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contonhya

pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan

nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan

materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.

Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih

menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti

kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis. Pada dasaranya

(36)

tingkatan (strata) sosial. Tingkatan sosial tersebut dapat berbentuk sebuah

sistem kasta yang mencerminkan sebuah kelas sosial yang relatif homogen dan

permanen yang tersusun secara hirarkis dan para anggotanya menganut nilai,

minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan

penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku

dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh

faktor sosial diantarannya sebagai berikut:

1) Kelompok acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan

sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung

atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut.

Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu

sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung

terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan

anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan

kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam

keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok

sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan

asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.

(37)

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan

menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg

orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung

seseorang yang dapat memberikan orientasi agama, politik dan ekonomi

serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri

dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini

biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

3) Peran dan status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat

mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status

mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam

sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam

organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku

pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya

memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor,

begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur

perusahaan akan melakukan pembelian terhadap merek-merek yang

berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.

3. Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi

diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

(38)

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya

yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup

keluarga

2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola

konsumsinya. Contohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian

yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub

khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk

juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti

besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap

terhadap belanja atau menabung.

3) Gaya hidup

Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang

terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui

sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang

sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama. Melihat

hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar

yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang.

Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai merek berlomba-lomba

menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja yang

modern dan dinamis seperti munculnya telepon selular dengan fitur

multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang kegiatan tidak

(39)

video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan

telepon selular yang dapat menujang berbagai kegiatan bisnis mereka.

4) Kepribadian

Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang

bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya.

Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda

yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama

terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel

yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal

ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek

yang cocok dengan kepribadiannya.

4. Psikologis

Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama

diantaranya sebagai berikut:

1) Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu.

Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis

seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan. Sedangkan beberapa

kebutuhan yang lainnya dapat bersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang

berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,

(40)

mengamati sebuah merek, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan

nyata yang terlihat pada merek tersebut, melainkan juga melihat petunjuk

lain yang samar seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna dan nama

merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu.

2) Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan.

Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh

persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai

sebuah proses yang digunkan individu untuk memilih, mengorganisasi,

dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah

gambaran.

3) Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Banyak ahli pemasaran yang yakin bahwa pembelajaran

dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong, rangsangan, isyarat

bertindak, tanggapan dan penguatan. Teori pembelajaran mengajarkan

kepada para pemasar bahwa mereka dapat membangung permintaan atas

suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat,

menggunakan isyarat yang memberikan motivasi, dan memberikan

penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan

generalisasi terhadap suatu merek. Contohnya, konsumen yang pernah

membeli komputer merek IBM yang mendapatkan pengalaman

(41)

merek IBM merupakan merek komputer yang terbaik, ketika konsumen

akan membeli printer merek IBM mungkin konsumen juga berasumsi hal

yang sama bahwa IBM menghasilkan printer yang baik.

4) Keyakinan dan Sikap

Melalui betindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen .

Keyakinan dapat diartikan sebgai gambaran pemikiran seseorang tentang

gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan

mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Contohnya studi tentang

keyakinan merek yang menemukan bahwa konsumen sama-sama

menyukai Diet Coke dan Diet Pepsi ketika mencicipi keduanya dalam

tanpa merek. Tetapi, ketika mencicipi Diet yang diberi tahu mereknya,

konsumen memilih diet Coke 65% dan Diet Pepsi 23%. Dalam contoh

tersebut dapat disimpulkan bahwa keyakinan akan merek dapat

(42)

2.3.3. Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian

Tahap-tahap proses keputusan pembelian (Kotler, 2008 : 204)

1. Pengenalan Masalah

Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan.

Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang

diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri

pembeli atau dari luar. Para pemasar perlu mengenal berbagai hal yang dapat

menggerakkan kebutuhan atau minat tertentu dalam konsumen. Para pemasar

perlu meneliti konsumen untuk memperoleh jawaban, apakah kebutuhan yang

dirasakan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul,

dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari

produk tertentu ini.

1. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai tertugah minatnya mungkin akan atau

mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan

konsumen adalah kuat, dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia,

konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal

mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha untuk

memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi

(43)

2. Penilaian Alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak

hal, selanjutnya konsumen harus melakukan penilaian tentang beberapa alternatif

yang ada dan menentukan langkah selanjutnya Penilaian ini tidak dapat

dipisahkan dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki oleh konsumen (waktu,

uang dan informasi) maupun risiko keliru dalam penilaian.

4. Keputusan Membeli

Setelah tahap-tahap awal tadi dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi

pembeli untuk menentukan pengambilan keputusan apakah jadi membeli atau

tidak. Jika keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk, penjual,

kualitas dan sebagainya. Untuk setiap pembelian ini, perusahaan atau pemasar

perlu mengetahui jawaban atas pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen,

misalnya: berapa banyak usaha yang harus dilakukan oleh konsumen dalam

pemilihan penjualan (motif langganan / patronage motive), faktor-faktor apakah

yang menentukan kesan terhadap sebuah toko, dan motif langganan yang sering

menjadi latar belakang pembelian konsumen.

5. Perilaku setelah pembelian

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa

tingkat kepuasan atau tidak ada kepuasan. Ada kemungkinan bahwa pembeli

memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian, karena mungkin harga

barang dianggap terlalu mahal, atau mungkin karena tidak sesuai dengan keingin

an atau gambaran sebelumnya dan sebagainya. Untuk mencapai keharmonisan

(44)

keinginan-keinginan lain sesudah pembelian, atau juga pembeli harus mengeluarkan waktu

lebih banyak lagi untuk melakukan evaluasi sebelum membeli.

2.4. Hubungan antara Strategi Positioning dengan Keputusan Pembelian Satu hal pokok yang perlu dilakukan dalam usaha memaku mati “pesan di

dalam pikiran seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan dengan

pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri” (Prihartini, 2008 : 33). Pikiran yang

bersih adalah pikiran yang belum dipoles oleh merek lain. Sehingga peranan

positioning merupakan sistem yang terorganisir dalam upaya menemukan suatu

hal yang tepat, pada waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang. Strategi

positioning yang dilakukan suatu perusahaan dengan baik dapat menciptakan citra

produk yang baik dalam benak konsumen. Hal tersebut pada akhirnya akan

mampu mendorong seorang konsumen memutuskan untuk membeli dan

menggunakan produk perusahaan tersebut. Dengan demikian maka dapat

(45)
[image:45.595.110.536.173.760.2]

2.5. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis Hasil Devy Praty Ariani (2010) Pengaruh Strategi Positioning terhadap Keputusan Pembelian Konsumen dalam Membeli produk Air Minum dalam Kemasan Merek Aqua di Desa Randuagung Gressik

1. Atribut produk 2. Manfaat 3. Harga 4. Keputusan pembelian Analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji normalitas, uji multikolineari tas, uji heteroskedasti sitas, uji-t, uji-f, dan koefisien determinasi (R2) Variabel atribut, manfaat, harga mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen dalam Membeli produk Air Minum dalam Kemasan Merek Aqua di Desa Randuagung Gressik. Akbarsyah S. Anwar (2009) Analisis Pengaruh Strategi Positioning terhadap Keputusan Pembelian Konsumen dalam Melakukan Pembelian pada Coffee Toffee Urip Sumaharjo Di Makassar

1. Atribut Produk 2. Manfaat 3. Pemakai 4. Pesaing

5. Kategori Produk 6. Harga 7. Keputusan Pembelian Analisis kuantitatif, yaitu uji realibilitas, uji validitas, dan analisis regresi linear berganda yang terdiri uji-t,uji-f, dan koefisien determinasi (R2)

(46)

Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis Hasil Hasma Laely Mustain (2008) Analisis Pengaruh Strategi Positioning terhadap Keputusan Pembelian pada Konsumen Starbuck Coffee di Makassar

1. Atribut Produk 2. Manfaat Produk 3. Pemakai Produk 4. Pesaing Produk 5. Kategori Produk 6. Harga 7.Keputusan Pembelian Analisis kuantitatif, yaitu uji realibilitas, uji validitas, dan analisis regresi linear berganda yang terdiri uji-t,uji-f, dan koefisien determinasi (R2)

Semua variabel tak terikat yakni atribut produk, manfaat produk, pesaing produk, kategori produk, dan harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian kecuali pemakai produk berpengaruh negatif terhadap keputusan pembelian. Pretty (2006) Pengaruh Stategi Positioning terhadap Keputusan Pembelian pada PT RODARODA Global Motorindo Cabang Binjai Kualitas, Harga, Pelayanan, Lokasi, dan Keputusan Pembelian Analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji normalitas, uji multikolineari tas, uji heteroskedasti sitas, uji-t, uji-f, dan koefisien determinasi (R2)

(47)

2.6. Kerangka Konseptual

Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan

diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra

(image) produk yang lebih unggul dibandingkan pesaing (Hasan, 2008 : 204).

Menurut Lovelock (2009 : 185) dimensi Positioning adalah: Product,

Price, Services.

1. Positioning menurut product (produk) : Produk ini terjadi apabila suatu

perusahaan memposisikan diri menurut atribut, seperti ukuran dan lama

keberadaannya

2. Positioning menurut price (harga) : Produk diposisikan sebagai produk yang

menawarkan produk terbaik.

3. Positioning menurut service (pelayanan) : Positioning yang meliputi unsur

unsur lingkungan fisik, yang meliputi fasilitas, kenyamanan, serta pelayanan

personal karyawan.

Menurut Kotler (2009 : 181), keputusan pembelian adalah tindakan dari

konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor

yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau

jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan harga, pelayanan dan produk

sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat sebelum konsumen memutuskan untuk

membeli.

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konsep penelitian yang

(48)
[image:48.595.120.523.114.258.2]

VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.7. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2012 : 96), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka hipotesis

dalam penelitian ini yaitu:

1. Terdapat pengaruh positif antara produk terhadap keputusan pembelian pada

PT. Jiwasraya Medan Utara.

2. Terdapat pengaruh positif antara harga terhadap keputusan pembelian pada

PT. Jiwasraya Medan Utara.

3. Terdapat pengaruh positif antara pelayanan terhadap keputusan pembelian

pada PT. Jiwasraya Medan Utara.

4. Terdapat pengaruh positif antara produk, harga dan pelayanan terhadap

keputusan pembelian pada PT. Jiwasraya Medan Utara

Keputusan Pembelian (Y) STRATEGI POSITIONING:

Produk (X1)

Harga (X2)

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelititan asosiatif.

Menurut Sugiyono (2012 : 11) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel

atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan

diskriptif dan komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori

yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu

gejala. Oleh karena itu penelitian ini akan menganalisis pengaruh strategi

positioning terhadap keputusan pembelian produk jasa asuransi jiwa PT.

Jiwasraya Medan Utara Tahun 2014.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Jiwasraya Jl. Gatot Soebroto KM 6,3 No. 171

Medan Utara Tahun 2014. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2015

sampai dengan Juni 2015.

3.3. Batasan Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel yang didefenisikan

secara operasional, dan penelitian ini dibatasi pada pengaruh strategi positioning

terhadap keputusan pembelian.

Adapun variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen ( Independent Variable) atau Variabel Bebas. Variabel

(50)

1. Product (X1)

2. Price (X2)

3. Service (X3)

2. Variabel Dependen (Dependent Variable) atau Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah keputusan

pembelian (Y)

3.4. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan memberikan arti dan membenarkan kegiatan atau suatu

operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut untuk

mempermudah pengukuran variabel penelitian. Definisi operasional dari

penelitian ini adalah strategi positioning yang terdiri dari produk, harga dan

pelayanan, serta keputusan pembelian yang diukur dengan indikator-indikator

[image:50.595.108.533.503.751.2]

yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Ukur Produk (X1) mengacu pada atribut

produk yang

dipertimbangkan dari segi manfaat fisiknya.

1. Spesifikasi produk 2. Variasi produk 3. Manfaat produk

4. Kemudahan mengakses produk

Likert

Harga (X2) merupakan strategi

positioning yang berusaha menciptakan kesan atau citra melalui harga. Disini produk diposisikan untuk memberikan nilai yang terbaik.

1. Harga yang kompetitif 2. Harga yang terjangkau 3. Harga sesuai kualitas

(51)

Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Ukur Pelayanan (X3) Merupakan positioning

yang meliputi fasilitas, kenyamanan, serta pelayanan personal karyawan.

1. Kecepatan pelayanan 2. Kecepatan transaksi 3. Tanggapan terhadap

konsumen

4. Keramahan karyawan

Likert

Keputusan Pembelian (Y)

merupakan tindakan berfikir, merasa, mebedakan, dan memilih antara beberapa alternatif merek yang ada, kemudian melaakukan evaluasi

1. Kebutuhan 2. Rekomendasi 3. Keyakinan membeli

Likert

Sumber: Data Diolah Peneliti (2015)

3.5. Skala Pengukuran Varibel

Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala likert. Skala likert

ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Situmorang, 2014 : 6). Skala likert

terdiri dari 5 skala poin yang nantinya responden diminta untuk memilih salah

satu alternatif pilihan.

Tabel 3.2

Pengukuran Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Ragu-Ragu 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

(52)

3.6. Populasi dan Sampel

3.6.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012 : 115), “Populasi adalah wilayah generalisasi

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas tertentu. ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pemakai produk jasa asuransi jiwa pada PT.

Jiwasraya Medan Utara yaitu sebanyak 4686 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012:149). Untuk menghitung besarnya sampel

penelitian digunakan rumus Slovin yaitu:

n = N

1 + N (e)²

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

e : Tingkat Kesalahan

dengan demikian, jumlah sampel yang diperoleh adalah :

n = 4686 = 82,41

1 + 4686 (0,1)²

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 82,41 responden atau dapat

dibulatkan menjadi 83 orang responden. Dalam penelitian ini, sampel di ambil

(53)

tertentu. Kriteria yang di tetapkan dalam pengambilan sampel ini adalah nasabah

PT. Jiwasraya yang telah minimal 2 (dua) kali melakukan pembelian polis.

3.7. Jenis Data

Jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti

dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa

interview atau observasi. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara melakukan observasi melalui penyebaran kuesioner

kepada nasabah PT. Jiwasraya sebanyak 83 (delapan puluh tiga) orang

yang telah minimal 2 (dua) kali melakukan pembelian polis.

2. Data sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh atau

dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang

diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung

berupa

Gambar

Tabel 1.1  Data Nasabah PT. Jiwasraya
Tabel 2.1 Keterkaitan Strategi Pemasaran
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

When furrows were alternately irrigated maize plants showed high numbers of primary root initiation and more root biomass build-up in the soilS. Table 2 presents data showing that

Hasil rapat Direksi bersama Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah rapat, ditandatangani oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang hadir dan

[r]

Sehubungan dengan proses Seleksi Umum Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu pada STAIN Kudus Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

[r]

Skala Fahrenheit kemudian didefinisikan kembali untuk membuat interval beku mendidih tepatnya 180 derajat, nilai nyaman seperti 180 adalah angka yang sangat komposit, yang

Reis (2008) explained that LULC alterations (based especially on human activities), negatively effect the patterns of.. climate, the patterns of natural hazard and

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat Website SMUN 02 TINGGIMONCONG yang dapat digunakan sebagai sarana informasi tentang aktifitas sekolah tersebut. Dalam penulisan ilmiah